PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE POINT COUNTER POINT PADA SISWA KELAS IV MI.MATHLA’UL ANWAR BENDA BARU PAMULANG
SKRIPSI
Disusun Oleh : UMIYATI NIM : 1811018300092
PROGRAM PGMI DUAL MODE SISTEM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2014
ABSTRAK UMIYATI
(1811018300092)
"Peningkatan
Hasil
Be1ajar PKN
Melalui
Pembelajaran Kooperatif Metode Point Counter Point pada Siswa Kelas IV MI. Mathla'ul Anwar Benda Baru Pamulang Kota Tangerang Selatan". Skripsi jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah, September 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Penerapan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar PKN siswa pada pokok bahasan globalisasi di kelas IV, 2) Hasil hasil belajar siswa pada pokok bahasan globalisasi di kelas IV akan meningkat melalui penerapan pembelajaran kooperatif metode point counter point. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MI. Mathla'ul Anwar Benda Baru Pamulang Kota Tangerang Selatan pelajaran 2013/2014. Subyeknya adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa 37 orang. Pokok bahasan yang diteliti adalah globalisasi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas siswa, wawancara, dan tes akhir siklus. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan
pembelajaran
kooperatif metode
point
counter point
dapat
meningkatkan hasil belajar PKN siswa yaitu 67,56% pada siklus I menjadi 91,9% pada siklus II. Hal tersebut menunjukan pula adanya peningkatan rata-rata hasil belajar PKN siswa yaitu 68 pada siklus I menjadi 74,16 pada siklus II, dan memberikan respon positifterhadap pembelajaran PKN.
Kata kunci : Peningkatan Hasil Belajar PKN Melalui Pembelajaran Kooperatif Metode Point Counter Point.
KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena rahmat dan hidaya-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kapada baginda Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang Kota Tangerang Selatan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini. Hal ini dikarena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan moril dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Dra. Nurlena Rifa’i MA.Ph. D. Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2.
Dr. Fauzan, MA. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ( PGMI ).
3. Asep Ediana Latip, M.Pd. Sekertaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ( PGMI ) 4.
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. Dosen pembimbing yang dengan kesabaran dan keikhlasannya, telah membimbing, memberikan saran, masukan, serta mengarahkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. ii
5.
Dindin Ridwanudin, M.Pd. Ketua Pengelolah Dual Mode System (DMS).
6.
Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.
7. Teristimewa untuk suamiku Suyadi, dan anak-anakku M. Naufal, M. Alif, M. Halim yang selalu memberikan dorongan agar selalu tetap sabar dan semangat. 8.
H. M. Getong, S.Pd.I kepala sekolah MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan di bangku kulia yang selalu memberikan semangat dan do,a kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis meminta kritik dan saran membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Pamulang, September 2014 Penulis
Umiyati
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Umiyati
Tempat/Tgl Lahir
: Jakarta, 15 Mei 1971
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Status
: Kawin
Alamat
: Jl. H. Rean Rt 01/02 No. 78. Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan.
Hp
: 087784095242 – 087774261396
Riwayat Pendidikan : 1. MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru
1987
2. MTSN Tangerang II
1990
3. MAN 2 Serang
1993
4. IAIN SUNAN GUNUNG DJATI
2001
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK……………………………………………………..i KATA PENGANTAR…………………………………………ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………..iv DAFTAR ISI……………………………………………………v DAFTAR TABEL……………………………………………..viii DAFTAR GAMBAR…………………………………………..ix BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………..1 B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian…………………...5 C. Pembatasan Masalah/ Fokus Penelitian…………………...5 D. Perumusan Masalah Penelitian…………………………....5 E. Tujuan dan kegunaan Hasil Penelitian……………………6 F. Manfaat Penelitian………………………………………..6
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti……………….7 1. Pengertian Pembelajaran……………………………...7 a. Pembelajaran kooperatif…………………………..8 b. Metode Pembelajaran point counter point………..11 2. Hasil Belajar…………………………………………..14
v
a. Pengertian Belajar……………………………………14 b. Pengertian Hasil Belajar……………………………...16 c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar…..19 d. Pengukuran Hasil Belajar…………………………….20 e. Pengertian Kewarganegaraan………………………...22 f. Pembelajaran Kewarganegaraan……………………..24 B. Hasil Penelitian Yang Relevan………………………………24 C. Kerangka Pikir……………………………………………….25 D. Hipotesis……………………………………………………..26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………….27 B. Metode dan Disain Penelitian……………………………….27 C. Subyek Penelitian……………………………………………29 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian…………………..29 E. Tahapan Intervensi Tindakan………………………………..29 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan………………...32 G. Data dan Sumber Data………………………………………32 H. Instrumen Pengumpulan Data……………………………….32 I. Teknik Pengumpulan Data…………………………………..38 J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan………………………..39 K. Analisis Data dan Interpretasi Data…………………………41 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan……………………...41
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Analisis Data………………………………….42 1. Deskripsi Sekolah………………………………………...42 2. Penelitian Pendahuluan…………………………………..43 3. Pelaksanaan Pra Siklus…………………………………...44 4. Deskripsi Data……………………………………………47 vi
B. Analisis Data…………………………………………60 C. Pembahasan…………………………………………..61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan…………………………………………..63 B. Saran – saran…………………………………………63
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL Tabel 3.2 Tahapan Intervensi Tindakan…………………………………… 29 Tabel 3.3 Kisi – kisi Instrumen Lembar Observasi………………………... 32 Tabel 3.4 Kisi – kisi Insteumen Lembar Wawancar………………………. 34 Tabel 3.5 Kisi – kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I………………... 37 Tabel 3.6 Kisi – kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II……………….. 37 Tabel 3.7 Teknik Pengunpulan Data………………………………………. 38 Tabel 4.1 Daftar Perolehan Nilai Prasiklus………………………………... 45 Tabel 4.2 Daftar Nilai Siklus I…………………………………………...... 51 Tabel 4.3 Daftar Nilai Siklus II……………………………………………. 56 Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa……………61
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran……………………….28 Gambar 4.4 Grafik Hasil Evaluasi…………………………………………51
ix
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sesuatu yang bersifat sangat penting dalam kehidupan
manusia,demi
mengangkat
harkat
martabat
manusia
itu
sendiri.Pendidikan adalah hak dan kewajiban,oleh karenanya setiap individu mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan dan berkewajiban untuk menuntut ilmu dan belajar. Didalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia sebagaimana yang dikutip oleh Danasuparta, menjelaskan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang tertera dalam pasal 31 ayat
1
yang
berbunyi
“setiap
warga
negara
berhak
mendapat
1
pendidikan”. Dari pasal tersebut dijelaskan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk dapat merasakan pendidikan di bangku sekolah.Tidak ada satu orang pun yang boleh melarang atau menghalangi seseorang untuk dapat menikmati pendidikan. Dalam arti luas pendidikan berlangsung bagi siapa pun, dan dimana pun. Sedangkan dalam arti sempit, pendidikan hanya berlangsung bagi mereka yang
menjadi
siswa
pada
suatu
sekolah.
Dalam
Dictionary
of
psychologysebagaimana yang dikutip oleh Muhibbin,” pendidikan diartikan sebagai tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya.”2Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal di samping secara formal seperti di sekolah, dan institut-institut lainnya. Pendidikan merupakan proses yang sistematis dalam mengembangkan potensi yang ada pada setiap diri individu. Dalam konteks pendidikan anak usia Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) perlu mendapat 1 2
Danasuparta, Sejarah Pendidikan, (Bandung: CV Ilmu, 1959), h.201 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.11
2
perhatian khusus karena merupakan peletak pendidikan dasar anak pada jejang pendidikan selanjutnya. Permasalaan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia secara umum memang masih membutuhkan perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan oleh semua pelaku pendidikan. Begitu juga dengan permasalahan proses pembelajaran yang dialami oleh MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang khususnya pada kelas IV. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang yang dilakukan pada tanggal 14 April 2014, terdapat masalah dengan kurangnya fasilitas pendukung yang seharusnya dimiliki sekolah.Seperti tidak terdapat perpustakaan, kurangnya media pembelajaran pendukung seperti LCD yang masih terbatas jumlahnya. Kurangnya fasilitas tersebut yang seharusnya dapat digunakan siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran menjadikan kegiatan pembelajaran itu sediri kurang maksimal. Guru memberikan materi ajar dalam proses pembelajaran, masih terbatas pada metode ceramah, tanya jawab dan sesekali menggunakan metode diskusi. Kurangnya kreativitas guru dalam menerapkan berbagai macam strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar, sehingga pembelajaran berpusat pada guru, guru kurang mengoptimalkan kegiatan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran hanya sebatas penggunaan papan tulis. Permasalahan selanjutnya adalah siswa kurang memiliki semangat dalam belajar hal ini dapat dilihat dari keaktifan kelas yang masih dinilai kurang, hanya beberapa orang yang terlihat menjawab pertanyaan guru dan mengajukan pertanyaan. Kurangnya perhatian siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan guru, siswa cenderung melakukan keaktifan lain yang dapat mengganggu proses pembelajaran, selain itu tidak adanya persiapan dari siswa ketika akan memulai pelajaran. Pendidikan yang berlangsung di sekolah banyak memberikan manfaat bagi para siswanya atau pun warga sekolah, namun tidak sedikit masalah yang timbul disekolah dikarenakan oleh warga sekolah itu sendiri,seperti seringnya guru datang
3
terlambat, kurangnya pengawasan kepala sekolah terhadap kinerja guru, kurangnya kebersamaan terhadap sesama guru. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar sehingga pendidikan di sekolah serimg tidak optimal. Dalam kegiatan belajar mengajar, peristiwa yang sering terjadi adalah rendahnya hasil belajar siswa, kurang aktif, kurang berpartisipasi, kurang terlibat dan tidak punya insiatif, pertanyaan, gagasan maupun pendapat sering tidak muncul. Kurang tepatnya metode yang digunakan dalam pembelajaran, guru yang bersifat otoriter, penyampaian ilmu secara searah, menganggap siswa sebagai penerima, pencatat dan pengingat saja.Oleh karena itu semua menjadikan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan(PKn) siswa rendah. Rendahnya hasil belajar siswa masih banyak yang di bawah KKM yaitu rararata 60. Dengan demikian perlunya pemecahan masalah yang dapat dilakukan guru untuk menjadikan hasil belajar siswa meningkat, salah satu caranya adalah dengan meningkatkan mutu proses pembelajaran. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan model-model pembelajaran yang tepat. Ada beberapamodel-model pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran di antaranya adalah: a) model pembelajaran langsung, adalah gaya mengajar di mana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didiknya secara langsung; b) model pembelajaran kooperatif, adalah pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan dan berbasis sosial: c) model pembelajaran berbasis masalah, adalah belajar penemuan atau discovery learning. Dengan menerapkan salah satu dari tiga model pembelajaran tersebut diharapkan siswa dapat diberikan kesempatan untuk menggunakan semua potensi yang dimiliki. Model pembelajaran kooperatif metode point-counter-point diduga dapat diterapkan pada proses pembelajaran sebagai solusi terhadap masalah yang telah dikemukakan sebelumnya. Pembelajaran kooperatif metode pointcounter-point adalah suatu model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
4
mempunyai kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa atau suku yang berbeda. Pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif (cooperative task ) dan komponen struktur insentif kooperatif (cooperative incentive structure).Tugas kooperatifberkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok. Struktur intensif menjadikan setiap anggota kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok. Dengan pembelajaran kooperatif adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) meningkat dan peran aktif siswapun meningkat dalam pembelajaran, selain itu juga mempunyai dampak pengiring seperti relasi sosial, penerimaan peserta didik yang dianggap lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan kepada yang lain. Pembelajaran kooperatif metode point-couter-pointyang tepat dapat mengoptimalkan peningkatan hasil belajar PKn siswa, kemampuan dan keberhasilan siswa, memberikan siswa untuk bertukar pendapat,pemikiran siswa yang lain, dengan menggunakan media yang ada, akan dapat mengingat lebih lama mengenai suatu fakta, prosedur,definisi dalam Pendidikan Kewarganegaraan(PKn), dan memberikan pengalaman belajar yang tidak semata-mata hanya pengalaman belajar PKn. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif metode point-counterpoint.
5
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas,objek penelitian ini mengangkat masalah yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraa (PKn) yang berhubungan dengan pembelajaran kooperatif metode point-counter-point yang digunakan dalam pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) agar lebih meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan aktivitas siswa.Adapun identifikasi masalah yang menjadi permasalahan peneliti yaitu : 1. Banyak siswa kelas IV MI.Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang,yang kurang aktif, kurang berparitisipasi, dan kurang insiatif untuk bertanya dalam pembelajaran PKn. 2. Kurang tepatnya metode yang digunakan dalam pembelajaran PKn. 3. Kurangnya fasilitas, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah, seperti Perpustakaan, dan media pendukung pembelajaran seperti LCD. 4. Banyak siswa kelas IV MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang, yang hasil belajar PKn nya rendah. C. Pembatasan Masalah / Fokus Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasikan di atas, agar penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup dibatasi yaitu: 1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat luas atau banyak bahasannya. 2. Banyaknya siswa kelas IV MI. Mathlaul Anwar Benda Baru pamulang yang kurang aktif, kurang berpartisifasi, dan kurang insiatif untuk bertanya dalam pembelajaran PKn. 3. Peningkatan hasil belajar PKn melalui pembelajaran kooperatif metode point-counter-point diterapkan pada materi globalisasi. D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “bagaimana peningkatan hasil belajar PKn melalui pembelajaran kooperatif metode pointcounter-point kelas IV di MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang?”
6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn siswa dengan pembelajaran kooperatif metode point-counter-point pada materi globalisasi kelas IV. F. Manfaat Penelitian Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan penelitian ini, antara lain: 1. Meningkatkan profesionalisme peneliti sebagai guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. 2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas, khususnya yang berhubungan dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan pembelajaran kooperatif metode point counter point. 3. Bagi pembaca, dapat menjadi reperensi tambahan mengenai PTK khususnya yang berhubungan dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan pembelajaran kooperatif metode point-counter-point. 4. Bagi rekan-rekan guru, dapat dijadikan inspirasi PTK khususnya yang berhubungan dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan pembelajaran kooperatif metode point-conter-point. 5. Bagi sekolah, dapat menambah bahan bacaan di perpustakaan sekolah.
7
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning.Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari, pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Secara makro, pembelajaran yaitu mencakup siapa peserta didik yang kita hadapi, apa sasaran program kita, dan kompetensi apa yang diperlukan pada ujung program tersebut. Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Susanto “pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”3 Di dalam kata pembelajaran diletakan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha yang terencana dalam meliputi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar, yang terpenting adanya komunikasi timbal balik diantara keduanya, baik itu secara langsung maupun tidak langsung atau melalui media.Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi transaksional antara guru dan siswa dimana dalam proses tersebut bersifat timbal balik, proses transaksionl juga terjadi antara siswa dengan siswa.Komunikasi transaksional bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik sebagaimana yang dikutip oleh Asep Herry Hernawan ”pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk
3
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), hal. 19
8
melakukan kegiatan belajar secara aktif dengan rangka mencapai tujuan pembelajaran.”4 Pembelajaran penekanan pada kegiatan belajar siswa yang telah dirancang oleh guru melalui usaha yang terencana melalui prosedur atau metode tertentu agar terjadi proses perubahan secara komperhensif.
a. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu bentuk pembelajaran di mana siswa bekerja secara bersama-sama atau kelompok, pada jam pelajaran tertentu selama beberapa minggu untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama dengan memastikan bahwa siswa dengan siswa satu kelompoknya berhasil menyelesaikan tugas belajar yang diberikan dengan baik. Ada beberapa istilah untuk menyebutkan pembelajaran berbasis sosial atau kelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif,yaitu: (1) adanya peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan kelompok; (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok; dan (4) adanya tujuan yang harus dicapai.5 Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar. Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya pengelompokan yang didasarkan atas minat dan bakat siswa, pengelompokan yang didasarkan atas latar belakang kemampuan, pengelompokan yang didasari atas campuran baik campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan. Pendekatan apapun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama.Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagia peserta didik, maupun siswa
4
Asep Herry Hernawan, Asra, dan Laksmi Dewi, Belajar dan Pembelajaran SD. (Bandung: UPI PRESS, 2007), h. 3 5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 241
9
sebagai anggota kelompok.Misalnya, aturan tentang pembagian tugas setiap anggota kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan, dan lain sebagainya. Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik
kemampuan
dalam
keterampilan.Aspek
tujuan
aspek
pengetahuan,
dimaksudkan
untuk
sikap,
maupun
memberikan
arah
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Menurut Slavin sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya “pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri.Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.”6 Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistim pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orangyang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda.Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward),jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif dan komponen struktur insentif kooperatif.Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok; sedangkan struktur insentif dianggap sebagai keunuikan dari pembelajaran kooperatif.Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya ada empat tahap,yaitu: (1) penjelasan materi; (2) belajar dalam kelompok; (3) penilaian; dan (4) pengakuan tim.7 Penjelasan materi diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok.Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.Setelah 6
Ibid., h. 242 Ibid., h. 243
7
10
guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Penilaian dilakukan dengan tes atau kuis.Tes atau kuis dilakukan secara individual maupun kelompok. Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pembelajaran kooperatif mempunyai keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pembelajaran kooperatif diantaranya adalah: a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guruakan tetapi akan menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. b. Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan dengan kata-kaata secara verbal dan membandingkannya dengan ideide orang lain. c. Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. d. Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. e. Merupakan suatu tsrategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan social, termasuk mengembangkan harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu dan sikap positif terhadap sekolah. f. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. g. Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata. h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Di samping keunggulan pembelajaran kooperatif juga memiliki keterbatasan, diantaranya: a. Untuk memahami pilosofis pembelajaran kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat kooperatif. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kyarang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok. b. Ciri utama pembelajaran kooperatif adalah siswa saling membelajarka. Oleh karena itu, jika tanpa peer teacing yang epektif, maka dibanding-
11
kan dengan pengajaran langsung dari guru, terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa. c. Penilain yang diberikan didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa. d. Keberhasilan dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini. e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan individual. Oleh karena itu idealnya melalui strategi pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juag harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.8 Metode-metode
pembelajaran
kooperatif
beragam
jenisnya,
diantaranya: a) metode jigsaw; b) metode think-pair-share; c) metode point-counter-point, dan lain sebaginya.
b. Metode Pembelajaran Point Caunter Point 1. Pengertian Metode Pembelajaran Dalam proses belajar mengajar diperlukan hubungan yang saling mendukung antara unsur-unsur pendukung agar pencapaian tujuan pembelajaran dapat terwujud secara optimal. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi siswa. Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan guru adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen pendukung yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode yang sesuai dengan karakteristik bahan ajar dan siswa akan efektif dalam pencapaian tujuan. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan
8
Ibid., h. 249-251
12
yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.9 Metode merupakan realisasi kegiatan guru dalam rangka membantu siswa dalam menguasai bahan ajar baik itu pengetahuan sikap, ataupun keterampilan. Menurut Miftahul Huda,” Metode adalah cara kerja yang teratur dan bersistim untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah dan sistimatis”.10 Sedangkan menurut Hamzah B. Uno, “Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran”.11 Berdasarkan uraian di atas ditarik kesimpulan bahwa metode adalah cara-cara efektif yang digunakan guru dalam pembelajaran sebagai upaya membantu siswa dalam mencapai tujuan yaitu berupa penguasaan bahan ajar yang meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Metode pembelajaran point-counter-point dipergunakan untuk mendorong peserta didik berpikir dalam berbagai perspektif. Jika metode ini dikembangkan, maka yang harus diperhatikan adalah materi pembelajaran. Di dalam bahan pelajaran harus terdapat isu-isu kontroversi. Langkah pertama metode pembelajaran point-counter-point adalah membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok. Aturlah posisi mereka sedemikian rupa sehingga mereka berhadap-hadapan. Berikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok merumuskan argumentasiargumentasi sesuai dengan perspektif yang dikembangkannya.”12 Usai tiap-tiap kelompok berdiskusi secara internal, maka mulailah mereka berdebat. Setelah seorang peserta didik suatu kelompok menyampaikan argumentasi sesuai pandangan yang dikembangkan kelompoknya, mintalah tanggapan, bantahan atau koreksi dari kelompok lain perihal isu yang sama. Lanjutkan proses ini sampai waktu yang 9
Syaipul Bahri Djamarah dan Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2006), h. 46 10 Miftahul Huda, Cooperatif Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), h. 111 11 Hamzah B. Uno,Model Pembelajaran : menciptakan Proses Pembelajaran yang kreatif dan efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 2 12 Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 99
13
memungkinkan. Di penghujung waktu pelajaran buatlah evaluasi sehingga peserta didik dapat mencari jawaban sebagai titik temu dari argumentasiargumentasi yang telah mereka munculkan. 2. Kelebihan dan Kelemahan Metode point cauter point Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan begitu juga dengan metode point counter point kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari metode point counter point yaitu : a. Siswa ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar. b. Siswa benar-benar dapat memahami suatu konsep. c. Memungkinkan sikap ilmiah dan menimbulkan semangat ingin tahu dari para siswa. d. Guru tetap mempunyai kontak pribadi dengan siswa. e. Siswa lebih mampuh menstrasfer pengetahuannya keberbagai konteks. f. Siswa dapat termotivasi untuk menganalisis masalah di dalam kelompok. g. Terjadi pembicaraan aktif antara penyanggah maka akan membangkitkan daya tarik untuk siswa berbicara, turut aktif aktif berpartisipasi untuk mengeluarkan pendapat. Selain kelebihan yang dimiliki, metode point counter point juga memiliki kelemahan yaitu : a. Metode ini banyak memakan waktu. b. Setiap siswa tidak dapat diharapkan menjadi penemu. c. Kurang efektif apabila dilakukan di kelas yang berkapasitas besar. d. Diantara anggota kelompok mendapat kesan yang salah tentang berdebat. e. Dengan teknik berdebat membatasi partisipasi kelompok. 3. Langkah-langkah Pembelajaran Metode point counter point Metode point-counter-point ini sangat baik dipakai untuk melibatkan peserta didik dalam mendiskusikan isu-isu komplek secara mendalam. Metode ini mirip dengan debat, hanya saja dikemas dalam
14
suasana yang tidak terlalu formal. Adapun langkah-langkah pembelajaran metode ini adalah: 1. Pilihlah isu-isu yang mempunyai banyak perspektif. 2. Bagi peserta didik kedalam kelompok-kelompok sesuai dengan jumlah perspektip yang sudah ditentukan. 3. Minta masing-masing kelompok untuk menyiapkan argument-argumen sesuai dengan pandangan kelompok yang diwakili. Dalam aktivitas ini, pisahlah tempat duduk masing-masing kelompok. 4. Kumpulkan kembali peserta didik untuk duduk berdekatan dengan teman-teman satu kelompok. 5. Mulai debat dengan mempersilakan kelompok mana saja yang akan memulai. 6. Setelah salah seorang peserta didik menyampaikan satu argumen sesuai dengan pandangan yang diwakili oleh kelompoknya, mintalah tanggapan, bantahan atau koreksi dari kelompok yang lain perihal isu yang sama. 7. Lanjutkan proses ini sampai waktu yang memungkinkan. 8. Rangkum debat yang baru dilaksanakan dengan menggaris bawahi atau mencari titik temu dari argument-argumen yang muncul.13
2. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikanitu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya untuk mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidak lengkapan persepsi terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik.
13
Hisyam Zaini, Bermawy Muntthe dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Insan Madani, 2008), h. 41
15
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan, (knowledge), atau a body of knowledge.”14 Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya proses belajar.Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.Banyak sekali macam kegiatan yang dapat digolongkan kepada belajar seperti mencari sebuah kata dalam kamus, mengingat dan menghapal puisi, berdiskusi dengan teman, membaca buku pelajaran, mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru.Tingkah laku belajar
dilakukan di atas dapat di lihat ada kegiatan
pshikis dan fisis yang saling kerjasama secara terpadu. Menurut Lester D.Crow dan Alice Crow sebagaimana yang dikutip oleh Aminudin Rosyad “Belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap”.15Pengertian belajar di atas senada dengan apa yang diungkapkan oleh Bower and Hilgar dalam Rudi Susilana sebagaimana yang dikutip oleh Asep Herry Hermawan.”Belajar adalah sebagai usaha memperoleh dan mengumpulkan memperoleh
sejumlah pengetahuan
ilmu
pengetahuan.Belajar
melalui
adalah
pengalaman”.16Menurut
usaha Gagne
sebagaimana yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono.“Belajar merupakan kegiatan yang kompleks.Hasil belajar berupa kapabilitas.Setelah belajar orang memiliki keterampilan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari a)stimulus yang berasal dari lingkungan, dan b) proses kognitif 14
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 9 15 Aminudin Rosyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: UHAMKA PRESS, 2003), h. 30 16 Asep Herry Hermawan, Asra dan Laksmi Dewi,Belajar dan Pembelajaran Sekola Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h. 2
16
yang dilakukan oleh pembelajaran”.17Menurut W.S Winkel sebagaimana dikutip oleh Ahmad Susanto.“Belajar adalah suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan,
pemahaman,
keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relative konstan dan berbekas”.18 Dari beberapa paparan teori dan konsep belajar di atas, maka dapat di simpulkan bahwa di dalam belajar terjadi proses perubahan-perubahan dalam tingkah laku dengan serangkaian kegiatan seperti membaca, menganalisis, mendengar, meniru, dan sebagainya. Belajar pada dasarnya adalah perubahan tingkah laku yang relatife menetap, yang dapat diperoleh diantaranya melalui pengalaman. Pengalaman dapat berupa interaksi dengan lingkungan eksternal dan melibatkan proses yang tidak nampak. Belajar merupakan proses untuk memperoleh interaksi hasil belajar, belajar juga merupakan prilaku aktif dalam menghadapi lingkungan untuk mendapatkan pengalaman, pengetahuan, pemahaman dan makna. Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam pelakunya. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan) menetap dalam waktu yang relative lama dan merupakan hasil pengalaman (proses belajar yang mengakibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik).
b. Pengertian Hasil Belajar Berdasarkan urain tentang konsep belajar di atas, dapat dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan pskomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.Pengertian tentang hasil belajar sebagai mana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K. Brahim sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Susanto “hasil belajar dapat diartikan 17
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 10 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: KENCANA, 2013), h. 4 18
17
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang di peroleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu”.19 Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar.Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional. Menurut Gagne sebagaimana yang dikutip oleh Agus Suprijono hasil belajar berupa: a. informasiverbalkapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan sepesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. b. keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis, sintetis fakta, konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampil-an intelektual merupakankemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. c. stategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. d. keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e. sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.”20
19
20
Ibid, h. 5 Agus Suprijono, Cooperative Learning,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 5
18
Sedangkan menurut Bloom sebagaimana yang dikutip oleh Agus Suprijono, hasil belajar mencakup kemampuan: a. Kognitif, domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan) comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). b. Afektif, domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), vauling (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). c. Psikomotorik, domain psikomotorik meliputi initiatory,preroutine dan rountinized . Psikomotorik juga mencakup keterampil-an produktif, teknik, fisik, sosisl, manejerial, dan intelektual.”21 Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah skemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar.Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatife menetap. Dari paparan beberapa teori dan konsep tentang hasil belajar tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perilaku berupa pengetahuan, keterampilan sikap, informasi dan strategi kognitif yang baru diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dalam suasana atau kondisi pembelajaran. Proses pengajaran merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat siswa belajar, proses sadar mengandung implikasi bahwa pengajaran merupakan sebuah proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam kontek demikian maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran menjadi tujuan yang potensial yang akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajar. Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan siswa memiliki penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai adanya tujuan pengajaran yang diharapkan.
21
Ibid., h. 6-7
19
Hasil belajar atau pembelajaran sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode, sedangkan hasil yang diinginkan adalah tujuan-tujuan yang umumnya berpengaruh terhadap pemilihan suatu metode.Ini berarti hasil belajar sangat erat kaitannya dengan metode yang digunakan pada kondisi pembelajaran tertentu.Semakin tepat pemilihan metode pembelajaran pada suatu kondisi, hasil belajar semakin baik.Secara spesifik hasil belajar adalah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurutteori Gestalt sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Susanto, belajar merupakan suatu proses perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya.Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya.Faktor pertama yang mempegaruhi hasil belajar adalah dari siswa itu sendiri yang meliputi kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan
siswa
baik
jasmani
maupun
rohani.Faktor
kedua
yang
mempengaruhi hasil belajar adalah lingkungan, yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan,keluarga dan lingkungan.”22 Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Susanto, “hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antar berbagi factor yang memengaruhi, baik factor internal maupun eksternal.”23 Melihat dari teori dan pendapat di atas faktor-faktor yang mempengarhi hasil belajar diantaranya adalah: 1) Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi hasil belajarnya. Faktor internal 22
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajran di Sekolah Dasar, (Jakarta: KENCANA, 2013), h. 12 23 ibid.,
20
ini meliputi: faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Demikian juga kondisi syaraf pengontrol kesadaran dan kondisi pancaindera dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, serta kognitif serta daya nalar. 2) Faktor eksternal yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajarnya. Faktor eksternal ini meliputi: faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan ini dapat berupa lingkunga fisik atau alam seperti keadaan suhu, kepengapan udara, sosial yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya. Faktor instrument ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, serta guru.
d. Pengukuran Hasil Belajar Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara oprasional dari kompentesi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap: 1) penguasaan materi akademik (kognitif), 2) hasil belajar yang bersifat proses normatif (afektif), 3) aplikasi produktif (psikomotorik). 1.Pengukuran hasil belajar kognitif Dalam proses pembelajaran ada empat langkah utama yang menjadi tugas guru yaitu perumusan tujuan pembelajaran, metode, alat dan evaluasi pembelajaran. Keempat langkah ini saling terkait satu sama lain, dalam hal ini akan dibahas tentang evaluasi khususnya evaluasi formatif yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran. Rana kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual atau penguasaan materi, evaluasi formatif sangat penting peranannya dalam peningkatan proses pembelajaran, pelaksanaan
21
evaluasi yang teratur akan akan mengarahkan guru untuk merumuskan secara jelas tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Ranah kognitif ini ranah yang banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Kemampuan-kemampuan ranah kognitif menurut Benyamin S. Bloom dikategorikan lebih rinci sebagaimana yang dikutif oleh Zainal Arifin yakni:”pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).”24 Dalam prakteknya mengukur hasil belajar siswa yang berdimensi kognitif dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes lisan. Tes tertulis adalah tes yang menuntut
jawaban dari
peserta didik dalam bentuk tulisan, sedangkan tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk jawaban langsung melalui lisan. 2.Pengukuran hasil belajar afektif Hasil belajar afektif berkaitan dengan sikap dan nilai, berorentasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan lain sebagainya. Untuk melakukan pengukuran sikap seseorang terhadap objek tertentu digunakan skala sikap. Dalam skala sikap peserta didik tidak disuruh memilih pernyataan-pernyataan yang positif saja tetapi memili juga pernyataan-pernyataan yang negatif.”25 Pengukuran rana afektif memiliki tujuan sebagai berikut: a) Untuk mendapatkan umpan balik bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan bagi anak didiknya. b) Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai. c) Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.
24
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 23 ibid., h. 160
25
22
d) Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik.26 3. Pengukuran hasil belajar psikomotorik Pengukuran rana psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan. Namun demikian biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus.Instrumen yang digunakan mengukur keterampilan biasanya berupa
matriks.Ke
bawah
menyatakan
perincian
aspek
(bagian
keterampilan) yang akan diukur, ke kanan menunjukkan besarnya skor yang dapat dicapai”.27
e. Pengertian Kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur ini diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk prilaku keidupan siswa sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.Dengan pendidikan
kewarganegaraan
ini
diharapkan
mampu
membina
dan
mengembangkan anak didik agar menjadi warga negara yang baik. Menurut seorang ahli bernama Chresore (1886) sebagaimana yang dikutip oleh Dasmin Budiamansyah”Civics atau ilmu kewarganegaraan, yang isinya mempelajari hubungan antara individu dan antara individu dengan negara. Menurut Gross dan Zeleny “Civics pada dasarnya berkenaan dengan pembahasan mengenai pemerintahan demokrasi dalam teori dan praktek,
26
Suarsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 178 27 ibid., h. 182
23
sedangkan Citizenship education berkenana dengan keterlibatan dan partisi pasi warganegara dalam masyarakat”28 Perkembangan PKn Indonesia sejak kemerdekaan telah melalui satu perjalanan sejarah yang panjang yang pada dasarnya diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebangsaan/nasionalisme yang kuat.Namun perjalanan sejarah bangsa Indonesia telah diwarnai dengan berbagai perubahan dan gejolak politik yang pada dasarnya menuntut satu bentuk pendidikan bagi warganegara atau PKn agar setiap individu dan pribadi dalam masyarakat Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari bangsa yang majemuk yang hanya mungkin terbentuk karena adanya rasa persatuan sebagai bangsa yang berdaulat yang dinamakan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan dalam konteks pendidikan nasional bukanlah hal baru di Indonesia.Beragam model dan nama pendidikan kewarganegaraan yang mengemban pendidikan telah banyak dilakukan pemerintah. Di antara nama-nama tersebut adalah: pelajaran Civics (1957/1962), Pendidikan moral Pancasila atau PMP (1975/1984), dan PPKn. Menurut Aryumardi Azra sebagaimana dikutip oleh Ahmad Susanto “pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengkaji dan membahas tentang pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, HAM, hak dan kewajiban warga negara serta proses demokrasi”.29Menurut Zamroni sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Susanto “pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis”.30 Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif melalui suatu pendidikan yang dialogial.
28
Dasmin Budiansyah dan Karim Suryadi. PKN dan Masyarakat Multikultural, (Bandung: UPI, 2008), h. 2 29 Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: KENCANA, 2013), h. 226 30 Ibid
24
Pendidikan kewarganegaraan adalah usaha sadar dan terencana dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kecerdasan, kecakapan, keterampilan serta kesadaran tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, serta ikut berperan dalam percaturan global. Tujuan pendidikan kewarganegaran pada dasarnya adalah menjadikan warga
negara
yang
cerdas
dan
baik
serta
mampu
mendukung
keberlangsungan bangsa dan negara.Upaya mewarganegarakan individu atau orang-orang yang hidup dalam suatu negara merupakan tugas pokok negara.Konsep warga negara yang cerdas dan baik tentunya amat tergantung dari pandangan hidup dan system politik negara yang bersangkutan.Tetapi, hal yang patut disayangkan di masa lalu adalah pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan tersebut tak perna lepas dari kepentingan pemerintah yang berkuasa.
f. Pembelajaran kewarganegaraan PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu proses belajar mengajar dalam rangka membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karekter bangsa yang diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada Pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat . Pembelajaran Pkn pada anak adalah bahwa secara kodrat maupun social cultural dan yuridis pormal, keberadaan dan kehidupan manusia selalu membutuhkan nilai, moral, dan norma. Dalam kehidupannya, manusia memiliki keinginan, kehendak dan kemauan yang berbeda untuk selalu membina, mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan aneka potensinya berikut segala perangkat spendukungmya, sehingga manusia
25
dapat mengarahkan dan mengendalikan dunia kehidupan ini baik secara fisik maupun nonfisik kearah yang lebih baik dan bermakna.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian merupakan penyelidikan suatu masalah secara sistimatis, kritis, ilmiah dan lebih formal. Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan logika, proses berpikir secara terbuka dan informasinya secara sistimatis dan objektif Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode pointcounter-point, pada kegiatan belajar mengajar di MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang, khususnya pada siswa kelas IV, keaktifannya, dan hasil belajar PKn serta minat belajarnya meningkat dibandingkan dengan sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif metode point counter point. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata hasil tes yang cukup signifikan. Tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif metode point-counter-point cukup baik, siswa merasa mendapatkan sesuatu hal yang baru dari pembelajaran sebelumnya, menurut siswa penerapan pembelajaran kooperatif metode poin-counter-point dapat meningkatkan hasil belajar, sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas, dan lebih insiatif dalam pembelajaran.
C. Kerangka Pikir Kerangka berpikir dalam penelitian ini dimulai dari keadaan awal objek yaitu kurang aktif, kurang berpartisipasi, dan kurang insiatif untuk bertanya dalam pembelajaran, kurang tepatnya metode yang digunakan dalam pembelajaran hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar PKn siswa masih di bawah KKM yaitu 70, pada mata pelajaran PKn khususnya pada materi globalisasi. Selanjutnya peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif metode point counter pointdalam kegiatan pembelajaran PKn materi globalisasi di kelas IV MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang. Dari tindakan peneliti
26
tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam pembelajaran yaitu peningkatan hasil belajar PKn siswa dengan pembelajaran kooperatif metode point caunter point.
D. Hipotesis Dalam pembelajaran PKn materi globalisasi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif metode point-counter-point diharapkan hasil belajar dapat meningkat dan siswa kelas IV MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang akan semakin tertarik dan senang belajajar PKn. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah “ terdapat peningkatan hasil belajar PKn melalui pembelajaran kooperatif metode point counter point pada siswa kelas IV MI. Mathlaul Anwar Benda Baru Pamulang”. Sesuai hipotesis di atas maka hipotesis statistic dalam penelitian ini adalah : Ho =
Tidak terdapat peningkatan hasil belajar PKn melalui pembelajara Kooperatif metode point counter point pada siswa kelas IV MI. Mathlaul
Ha =
Anwar Benda Baru Pamulang.
Terdapat peningkatan hasil belajar PKn melalui pembelajaran Kooperatif metode point counter point pada siswa kelas IV MI.Mathlaul Anwar Benda Baru Pamulang
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang, yang berlokasi di Benda Baru RT 03/01 Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan. Adapun waktu Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013-2014, pada siswa kelas IV (empat) yang berjumlah 37 siswa. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan
untuk
peningkatan
hasil
belajar
PKn
siswa
dengan
pembelajaran kooperatif metode point-counter-point.
B. Metode dan Disain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa penelitan tindakan kelas (Classroom Action Research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dikelas.Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”31 Dengan kata lain penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai penelitian yang dikembangkan berdasarkan permasalahan yang muncul yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas.Penelitian tindakan kelas ini menggunakan siklus. Siklus meliputi empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Apabila kriteria keberhasilan belum tercapai maka proses pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. Siklus akan berhenti apabila criteria keberhasilan telah tercapai.
31
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 2-3
28
2. Disain Penelitian Adapun disain penelitian yang dilakukan dapat digambarkan melalui gambar berikut:
Perencanaan 1
Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS I 2
3 Pengamatan 4
Perencanaan 5
SIKLUS II
Refleksi
Pelaksanaan
6
7
Pengamatan 8
Dan seterusnya Gambar 3.1 Rancangan Pelaksanaan Penelitian32 Rancangan penelitian akan dilaksanakan meliputi 4 tahapan utama dalam tiap siklusnya, yaitu: tahap perencanaan yang merencanakan semua persiapan 32
ibid., h. 16
29
sebelum dilakukan pelaksanaan penelitian, kemudian dilanjutkan pada tahapan pelaksanaan
dimana
proses
penelitian
dilaksanakan
dengan
penerapan
pembelajaran kooperatif metode point-counter-point, kemudian dilakukan pengamatan pada hasil-hasil temuan dari proses pelaksanaan sebelumnya, selanjutnya dilakukan refleksi berdasarkan analisis data untuk menentukan apakah penelitian akan dihentikan pada siklus I atau dilanjutkan pada siklus II begitu seterusnya.
C. Subyek Penelitian Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV (empat) di MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang yang berjumlah tiga puluh tujuh siswa, dengan jumlah laki-laki dua puluh dan perempuan tujuh belas siswa.
D. Peran dan posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru.Selain mengajarkan materi, peneliti juga membuat dan merancang rencana pembelajaran serta mengevaluasi jalannya kegiatan belajar mengajar.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian dilakukan dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.Adapun tahapan intervensi tindakan yang dilakukan, ditunjukan pada table 1.2. Tabel 3.2 Tahapan Intervensi Tindakan Tahapan
Keterangan Penelitian Pendahuluan
Terdapat masalah yang teridentifikasi, antara lain sebagai berikut: Melakukan observasi
Kurangnya fasilitas yang seharusnya dimiliki sekolah
terhadap sekolah
seperti perpustakaan, dan media pendukung pembelajaran seperti LCD.
30
Melakukan observasi
Metode yang diterapkan guru masih terbatas pada
kegiatan pembelajaran
metode ceramah, Tanya jawab sesekali diskusi.
Wawancara dengan guru mata pelajaran
1. Hasil belajar PKn siswa kelas IV MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang rendah, hanya 55% siswa yang mencapai KKM dengan standar KKM 70. 2. Kurangnya perhatian siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Wawancara dengan siswa
1. Keaktifan siswa masih dinilai kurang, hanya beberapa siswa yang terlihat menjawab pertanyaan guru dan mengajukan pertanyaan. 2. Siswa tidak terbiasa melakukan kegiatan eksporasi dalam proses pembelajaran. 3. Siswa belum mampuh mengungkapkan pemahamannya menggunakan kata-kata sendiri sehingga siswa menjadikan guru sebagai satusatunya sumber informasi dalam membangun pengetahuannya. 4. Siswa kesulitan mengkaitkan materi pelajaran dengan aplikasi di kehidupan nyata, sehingga menyebabkan pembelajaran kurang bermakna. 5. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran PKn seperti pada konsep globalisasi.
Diagnosa
Peningkatan hasil belajar Pkn siswa dengan pembelajaran kooperatif metode point-counter-point Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Tahap perencanaan
1. Direncanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam KBM dengan pembelajaran kooperatif metode point-counter-point.
31
2. Ditentukan pokok bahasan 3. Dibuat instrument penelitian 4. Dibuat lembar kerja siswa 5. Dibuat lembat kerja tahap elaborasi 6. Dibuat lembar observasi proses pembelajara 7. Disiapkan sumber belajar Tahap Pelaksanaan
1. Dilakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) diawali dengan pemberian pretest. 2. Disampaikan tujuan pembelajaran khusus. 3. Dilaksanakan KBM dengan menerapkan pembelajarn kooperatif metodepoint-counterpoint.
Pengamatan
1. Melakukan observasi dengan mencatat kegiatan siswa. 2. Mengumpulkan data hasil pretest dan post test
Refleksi 1. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan berupaposttest. 2. Menganalisis temuan-temuan untuk dilakukanperbaikan yang dilaksanakan pada siklus selanjutnya bila tujuan penelitian belum tercapai. 3. Menarik kesimpulan dari apa saja yang telah tercapai dan yang belum tercapai serta kekurangan atau permasalahan yang muncul pada siklus I. Siklus II
32
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Harapan intervensi tindakan adalah pencapaian 80% siswa dengan nilai KKM 70 pada konsep globalisai.Selain itu dengan diterapkan pembelajaran kooperatif metode point-counter-point, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Pkn siswa.Selain nilai hasil pretets siswa yang diberikan tes berupa latihan soal tahap evaluasi untuk setiap pertemuan.
G. Data dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang diperoleh berupa hasil belajar yang mencakup ranahkognitif.Data hasil belajar diperoleh dari pretest dan posttest, dan nilai latihan soal pada tahap evaluasi. Sedangkan data untuk menilai proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran diperoleh melalui lembar observasi.
H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar observasi Lembar obsevasi yang digunakan ada dua jenis, yaitu lembar observasi penelitian pendahuluan, yang bertujuan untuk mengetahui keadaan sekolah secara umum seperti sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran, serta untuk mengetahui kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang biasa dilaksanakan disekolah tersebut. Lembar observasi yang kedua digunakan saat berlangsungnya proses pembelajaran yang menerapkan kooperatif metode point-counterpoint. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan telah mencapai tindakan sasaran, selain itu lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan pembelajaran yang sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Variabel Sarana prasarana
Indikator Fasilitas
Item
penunjang -perpustakaa
kegiatan belajar mengajar
-Ruang Kelas
33
-LCD Pengajar
Persiapan mengajar
-Menyiapkan perangkat pemBelajaran. -Masuk kelas tepat waktu. -Membawa sumber belajar.
Metode pembelajaran
-Metode yang digunakan bervariasi. -Model yang digunakan Sesuai dengan materi
Media pembelajaran
-Media yang digunakan menarik
Sumber ajar
-Buku -LKS
Siswa
Minat siswa dalam belaja Belajar
-Siswa masuk kelas tepat waktu -Siswa antusias dalam belajar -Siswa memiliki buku sumber belajar -Siswa mengikuti pelajaran dengan baik -Siswa mengerjakan tugas
Hasil belajar siswa
-Hasil Ulangan
34
-Kriteria Ketuntasan minimum (KKM) siswa
Kesulitan belajar
-Memahami konsep PKn
Sumber belajar
-Buku paket -Lingkungan
2. Wawancara Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi non-tes yang dilakukan melalui percakapan atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas.”33Wawancara dilakukan
untuk
mengetahui
kondisi
nyata
yang
ada
di
sekolah.Wawancara diajukan kepada guru PKn dan siswa pada penelitian pendahuluan untuk mengetahui permasalahan yang ada di sekolah. Selain itu juga dilakukan untuk mengungkap kebiasaan yang dilakukan oleh guru selama pembelajaran PKn dan hasil belajar yang didapat oleh siswa serta cara guru dalam mengatasi permasalahan yang terjadi dikelas.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Wawancara Guru Variabel Sarana prasarana
Indikator dan Fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar
Item -Terdapat ruang perpustakaan -Terdapat kegiatan ekstrakurikuler
Pengajaran
Penunjang pengajaran
-Pembuatan RPP -Pembuatan silabus
33
Zainal Aripfin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 157-158
35
-Pengalaman mengajar -Pendidikan mengajar
Metode pembelajaran
-Pemilihan metode pembelajaran -Variasi metode yang digunakan -Kesesuaian penerapan metode pembelajaran dalam proses KBM
Media pembelajaran
-Pemilian media -Variasi media yang digunakan -Kesesuaian media dengan materi ajar -Efektifitas penggunaan media pembelajaran
Kendala
-Fasilitas -Siswa -Materi
Siswa
Hasil belajar
-Rata-rata hasil belajar PKn siswa -Pencapaian KKM
Sikap siswa
-Sikap siswa saat guru menjelaskan materi -Respon siswa saat guru memberikan tugas
Kegiatan
Kegiatan awal
-Memberikan motivasi
36
pembelajaran
kepada siswa
siswa
-Mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pembelajaran -Mengajukan pertanyaan tentang prosesfaktual dalam kehidupan seharihari -Mengaitkan topik yang akan dibahas dengan pengalaman siswa -Mengaitkan materi yang dipelajari dengan isu-isu terkini dalam kehidupan
Kegiatan inti
-Siswa menyimak penjelasan guru -Siswa aktif mengajukan pertanyaan -Siswa belajar mempresentasikan pemahamannya
Kegiatan akhir
-Mengevaluasi hasil belajar siswa -Mendorong siswa menarik Kesimpulan
3. Tes Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat
37
perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologi didalam dirinya.Dalam penelitian ini tes yang digunakan berbentuk isian untuk mengukur hasil belajar pada setiap siklus. Soal terdiri dari beberapa tingkatan ranah kognitif, kisi-kisi instrument yang akan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 3.5 Kisi-kisi instrument Tes Hasil Belajar siklus I SK
KD
Menunjukan sikap
Memberikan contoh
terhadap globalisasi
sederhana globalisasi
di lingkungannya
di lingkungannya
Indikator 1. Menjelaskan pengertian
No. Soal 1
globalisasi secara umum 2. Menjelaskan dampak
2
positif dari globalisasi 3. Menjelaskan dampak
3
negatif dari globalisasi 4. Menyebutkan contoh
4
dampak negatif dari globalisasi 5. Menyebutkan contoh
5
dampak positif dari globalisasi
Tabel 3.6 kisi-kisi instrument Tes Hasil Belajar siklus II SK
Indikator
No. Soal
Memberikan contoh
1. Menjelaskan pengertian
1
terhadap globalisasi sederhana pengaruh
globalisasi menurut para
di lingkungannya
ahli
Menunjukan sikap
KD
globalisasidi lingkungannya
2. Menjelaskandampak
2
globalisasi terhadap perkembangan teknologi 3. Menyebutkan contoh
3
38
kebudayaan yang negatif masuk ke Indonesia karena dampak globalisasi 4. Menyebutkan contoh
4
kebudayaan yang positif masuk ke Indonesia karena dampak globalisasi 5. Menjelaskan cara mengatasi pengaruh dari globalisasi
4. Lembar Latihan Soal Latihan soal diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran yakni pada tahap evaluasi, pemberian latihan soal ini bertujuan untuk memberikan evaluasi kepada siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
I. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebelum diberikan tindakan, kemudian pada saat sedang diberikan tindakan dan setelah selesai tindakan.Teknik pengumpulan data ditunjukan pada table 3.2 Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data Instrumen Lembar observasi
Kegiatan Pengumpulan Data 1. Dilaksanakan pada penelitian pendahuluan untuk mengetahui keadaan tempat penelitian. 2. Dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung untuk mengamati kegiatan siswa dan pelaksanaan pembelajaran berlangsung sesuai RPP yang telah disusun.
5
39
Wawancara
Dilaksanakan pada penelitian pendahuluan untuk mengetahui kondisi sekolah dan permasalahan yang ada. Wawancara diberikan kepada guru mata pelajaran dan sebagian siswa.
Latian Soal
Diberkan pada saat siswa melakkan proses pembelajaran, yakni pada tahap evaluasi. Dan dilaksanakan pada awal dan akhir pembelajaran disetiap siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, harus dipastikan bahwa instrument tersebut baik atau tidak.Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitasnya. 1. Validitas Suatu alat evaluasi disebut kata validity dapat diartikan tepat atau sahih, apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya, atau dengan kata lain suatu alat evaluasi disebut valid jika alat tersebut dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi tersebut. Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi Point Biserial,”34 yaitu:
rpbi = Mp – Mt
p
Stq Keterangan: rpbi
= koefisen korelasi biserial
Mp
= rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi Item yang dicari validitasnya
34
Suarsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), h. 79
40
Mt
= rerata skor total
St
= standar deviasi dari skor total
p
= proposi siswa yang menjawab benar
q
= proposi siswa yang menjawab salah
2. Reliabilitas Reabilitas adalah ketepatan alat tersebut dalam mengukur apa yang dinilainya. Analisis reiabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang disusun dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan tetap sama. Instrumen disebut reabili mengandung arti instrumen tersebut cukup baik sehingga mampuh mengungkap data yang dapat dipercaya.Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus K –R 20 dari Kuder dan Richardson.”35
rᵢᵢ =
n
S²∑pq
n-1
S²
Keterangan : rᵢᵢ
= reabilitas tes secara keseluruhan
p
= proposi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= proposi subjek yang menjawab item dengan salah
∑pq
= jumlah hasil perkalian antara p dan q
n
= banyaknya item
S
= standar deviasi atau simpangan baku
Adapun kriteria pengujian :
35
rᵢᵢ
= 0,91 – 1,00 = sangat tinggi
rᵢᵢ
= 0, 71 – 0,90 = tinggi
rᵢᵢ
= 0, 41 – 0, 70 = cukup
rᵢᵢ
= 0,21 – 0, 41 = rendah
ibid., h. 100 - 101
41
rᵢᵢ
= < 0, 21
= sangat rendah
Instrumen yang akan digunakan pada penelitian terlebih dahulu dilakukan uji reliabilitas, untuk instrument pada siklus I memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,53 sedangkan instrument pada siklus II memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,87. Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa instrument siklus I memiliki nilai reliabilitas cukup, sedangkan instrument pada siklus II memiliki nilai reliabilitas tinggi.
K.Analisi Data dan Insterpretasi Data Analisis tes hasil belajar dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu membandingkan hasil belajar siswa dengan kriteria penerapan ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu siswa dinyatakan tuntas jika tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai dibawah 70. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar dapat dihitung menggunakan rumus : Ketuntasan belajar = Banyaknya siswa yang mendapat nilai > 70 X 100% Jumlah keseluruhan siswa
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Seperti yang sudah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki tahapantahapan dalam siklusnya.Tahap tersebut meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan atau pengumpulan data dan repleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan akan dilakukan apabila setelah tindakan siklus I selesai dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindaklanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Analisi Data 1. Deskripsi Sekolah Nama Sekolah
: MI. MATHLA’UL ANWAR
Propinsi
: Banten
Pemerintahan Kota/Kab
: Tangerang Selatan
Kecamatan
: Pamulang
Desa/Kelurahan
: Benda Baru
Alamat
: JL. H. Rean Ciledung Barat Benda Baru RT003/01 No : 28
Telepon
: (021) 7440042
MI Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang adalah lembaga formal di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam AL ISHLAH yang berorentasi pada pendidikan agama dan umum. MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang
berkomitmen
untuk
mengembangkan
Ilmu
Pengetahuan
Teknologi, Budaya dan Seni yang sesuai dengan tuntunan peradaban berdasarkan ajaran agama islam serta mengupayakan pengembangan dan penggunaannya untuk meningkatkan tarap hidup masyarakat yang diridhoi Allah SWT. Adapun visi MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang yaitu: Mencetak siswa yang berwawasan IMTAQ dan IPTEQ sejak dini sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan misi MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang yaitu:
42
a. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal. b. Menumbuhkan dan mendorong keunggulan dalam penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. c. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama islam dan budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang kompeten. d. Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak mulia, dan bertakwa kepada Allah. 2. Penelitian Pendahuluan Penelitian ini dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) di MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang, kegiatan ini dilakukan sebelum peneliti melakukan proses pembelajaran. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalahmasalah yang dihadapi di sekolah serta tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi. MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 70 untuk mata pelajaran PKn kelas IV. Kegiatan belajar mengajar di MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru dilakukan pada pukul 07.30 sampai dengan 13.30 WIB. Kelas yang dijadikan objek penelitian di MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang yaitu kelas IV yang berjumlah 37 siswa, terdiri dari 20 laki-laki dan 17 perempuan. Pada tanggal 14 April 2014 peneliti melakukan wawancara dengan siswa kelas IV, wawancara dilakukan pada saat observasi untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalahmasalah yang dihadapai di kelas. Wawancara berisikan tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas IV MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang, dan hasil observasi diperoleh informasi sebagai berikut:
43
a. Sebagian besar siswa tidak memperhatikan pada proses pembelajaran PKn. b. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan sesekali diskusi. c. Semua siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru, akan tetapi ada 2 sampai 3 siswa yang tidak mengerjakan tugas. d. Banyak siswa yang mendapatkan nilai atau hasil belajar di bawah KKM sekolah yaitu 70. e. Sebagian besar siswa kurang menyukai pelajaran PKn karena mereka menggap pelajaran PKn harus banyak membaca dan membosankan. f. Media yang digunakan guru hanya terbatas pada papan tulis. g. Media yang digunakan guru tidak efektip dan membosankan siswa. h. Siswa menginginkan guru dalam pembelajaran PKn menggunakan metode yang asik dan tidak membosankan. i. Fasilitas kurang memadai untuk kegiatan pembelajaran. j. Siswa mengalami kesulitan belajar karena materi terbatas pada informasi guru dan buku. 3. Pelaksanaan Pra Siklus Data hasil belajar siswa pra siklus diambil dari hasil tes pada pokok bahasan globalisasai di kelas IV MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang, yang dilakukan pada akhir pembelajaran materi globalisasi. Hal ini dilakukan sebagai tindakan awal dan dasar untuk diadakan pembelajaran. Adapun nilai yang diperoleh dari hasil tes pada pokok bahasan globalisasi masih di bawah standar kentutasan minimal, dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam memahami globalisasi belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini terlihat dari seluruh siswa kelas IV MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang yang berjumlah 37 siswa, hanya 7 siswa atau sekitar 19% yang sudah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan belajar yaitu berjumlah 37 siswa atau sekitar 81%.
44
Tabel 4.1 Daftar Perolehan Nilai Pra Siklus No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
Alfikriansyah
60
Tidak tuntas
2
Alfi Rahma Diana
80
Tuntas
3
Andri Gunawan
80
Tuntas
4
Anisatul Wardah
65
Tidak tuntas
5
Audri Maharani
65
Tidak tuntas
6
Desta Syahwai R
55
Tidak tuntas
7
Dinni Dwi Pratiwi
60
Tidak tuntas
8
Faris Fadillah
60
Tidak tuntas
9
Faikul Imam
65
Tidak tuntas
10
Fatmah Nurrahmadanti
60
Tidak tuntas
11
Galih Giandiansyah
55
Tidak tuntas
12
Gea Rena Zakhrafa
55
Tidak tuntas
13
Ghea Aribah
45
Tidak tuntas
14
Khairotunnisa Sudrajat
75
Tuntas
15
Lusiana safitri
65
Tidak tuntas
16
Lutfi Gusti Ramadhan
60
Tidak tuntas
17
M. Alfin Saputra
75
Tuntas
18
Miftahul Fadli
55
Tidak tuntas
19
Mualif Hambia
60
Tidak tuntas
20
M. Kiar Ilham
55
Tidak tuntas
21
M. Naufal
70
Tuntas
22
M. Rizki
55
Tidak tuntas
23
Nisrina Ayu Fadia
75
Tuntas
24
Ramadhan Fitriyadi
60
Tidak tuntas
25
Ramdi Akbar Sidik
55
Tidak tuntas
26
Rayi Roghadatul
60
Tidak tuntas
27
Rizan Pasya
60
Tidak tuntas
28
Rabiatul Adawiyah
65
Tidak tuntas
45
29
Sahid Ar rahma
65
Tidak tuntas
30
Sopiyanti
65
Tidak tuntas
31
Suci Salwa
50
Tidak tuntas
32
Syifah Az Zahra
75
Tuntas
33
Tarisa Bella
55
Tidak tuntas
34
Ibnu Al gifari
55
Tidak tuntas
35
Nilam Wulandari
60
Tidak tuntas
36
M. Farhan
55
Tidak tuntas
37
Rizky Fadillah
60
Tidak tuntas
Jumlah
2230
Rata-rata
60,27
Persentase ketuntasan
19%
Persentase ketidak
81%
tuntasan Nilai rata-rata tes siswa
=
Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa
= 2230 37 = 60,27
Jumlah persentase ketuntasan = 7
X 100%
37 = 19%
Jumlah persentase ketidak tuntasan = 30
X 100%
37 = 81% Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang sudah tuntas dalam pembelajaran pada pra siklus sebesar 19% (7 siswa), dan yang tidak tuntas sebesar 81% (37 siswa). Hal ini menjadi permasalahan yang besar 46
yang harus diselesaiakan dengan tindakan perbaikan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Karena kriteria ketuntasan belajar siswa kelas IV MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang pada materi globalisasi belum mencapai ketuntasan. Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan pra siklus diperoleh repleksi sebagai berikut: a. Kendala 1. Guru masih menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan sesekali diskusi. 2. Siswa kurang aktif dan hasil belajar yang rendah. 3. Kurangnya pasilitas pendukung dalam pembelajaran. 4. Media yang terbatas hanyan menggunakan papan tulis. b. Saran perbaikan Menerapkan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam proses KBM di kelas agar hasil belajar meningkat yaitu dengan pembelajaran kooperatif metode point counter point. 4. Deskripsi Data 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 2x35 menit, menerapkan pembelajaran kooperatif metode point counter point. Materi pembelajaran pada siklus I ini adalah mengenai globalisasi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi dan membuat alat evaluasi berupa soal untuk masing-masing siswa dan kelompok. b. Tahap Tindakan 1. Pertemuan pertama Pada tahap ini peneliti yang bertindak sebagai guru mata pelajaran PKn berusaha menerapkan pembelajaran kooperatif metode point counter point sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada awal pembelajaran pertemuan pertama setelah membaca doa bersama dan
47
mengabsen siswa, peneliti yang bertindak sebagai guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian memberikan soal pretest kepada siswa yang harus mereka kerjakan sebelum penjelasan materi dimulai, hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan atau pengetahuan siswa sebelum proses pembelajaran tentang globalisasi dengan menerapkan pembelajaran kooperatif point counter point. Kegiatan berikutnya guru bertanya kepada siswa tentang globalisasi yang telah mereka ketahui, kemudian guru menjelaskan materi. Kemudian guru membagi siswa kedalam 6 kelompok di mana masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa, kemudian guru memberikan pembahasan materi yang berbeda untuk didiskusikan. Kemudian masing-masing kelompok harus mempresentasikan hasil diskusinya di kelas, dan kelompok lain boleh menanggapin dan saling adu debat dengan kelompok yang sedang mempersentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum dipahami atau belum diketahui. Setelah itu guru bersama siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi. Pada siklus ini peneliti melihat siswa sudah mulai menyukai proses pembelajaran, mereka terlihat aktif, senang dan tidak merasa bosan dalam belajar karena menerapkan pembelajaran kooperatif metode point counter point. Akan tetapi hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan karena siswa tidak berani untuk bertanya. Pada saat itu guru memberikan motivasi kepada siswa
agar berani dalam mengajukan pertanyaan.
Motivasi yang guru lakukan diharapkan dapat memacu siswa untuk menciptakan interaksi positif dalam kegiatan pembelajaran. Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada pertemuan pertama ini siswa sudah mulai menyukai dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran PKn, akan tetapi belum terlaksana dengan baik karena hanya sedikit siswa yang berani mengajukan pertanyaan. Dan guru masih kurang mengkondisikan siswa agar suasana kelas bisa lebih tenang.
48
2. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua guru menyampaikan tujuan pembelajara. Motivasi yang diberikan pada pertemuan kedua ini yaitu berupa pertanyaan untuk mereview materi pada pertemuan sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan deskripsi singkat dari pertemuan sebelumnya. Setelah guru selesai menjelaskan materi dilanjutkan dengan pembentukan kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru mengarahkan siswa untuk melakuakan diskusi kelompok untuk menyelesaikan lembar pertanyaan yang telah dibagikan guru pada masing-masing kelompok. Siswa merespon guru dengan melakukan dan mendiskusikan lembar pertanyaan dikelompoknya. Selesai melakukan diskusi dan pembahasan, kemudian bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi. Pada pertemuan kedua ini siswa mulai mengikuti proses pembelajaran. Siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif metode point counter point. Akan tetapi masih ada siswa yang kebingungan dalam mengikuti metode ini, guru berusaha menjelaskan kembali tugas-tugas yang harus dilakukan pada masing-masing kelompok. Pada pertemuan kedua ini guru memberikan tes hasi belajar atau posttest pada akhir siklus I kepada siswa. Materi tes yaitu meliputi pelajaran yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Tes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar berdasarkan tindakan yang telah diberikan dan untuk mengetahui keberhasilan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. c. Tahap Pengamatan Tahapan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh guru obsever yang mencatat seluruh indicator aktivitas siswa dan semua hal yang terjadi selama prosese pembelajaran berlangsung. Fokus pengamatan aktivitas belajar siswa terdiri dari 11 indikator, asfek pengamatan yang diberi skor nilai dengan skala 0 – 4, skor masing-masing indicator kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai dengan rumus sebagai berikut :
49
Persentase
=
Skor yang diperoleh
X 100
Jumlah Butir X Skor maksimal
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I NO
Aspek yang diamati
Pertemuan 1
2
1
Siswa siap mengikuti pelajaran
1
2
2
Siswa memperhatikan guru yang menjelaskan
1
1
materi pelajaran 3
Siswa tekun da;lam mengerjakan soal
2
2
4
Siswa mengumpulkan tugas dengan tepat waktu
2
3
5
Siswa cepat merespon pertanyaan yang diberikan
1
1
6
Siswa menggunakan cara sendiri dalam
1
1
menyelesaikan soal 7
Siswa mengemukakan pendapat
1
1
8
Siswa aktif bertanya dan mengungkapkan masalah
1
1
yang dihadapi 9
Siswa / kelompok mempersentasekan pekerjaannya
1
1
10
Siswa bekerja sama dalam kelompok
2
2
11
Siswa / kelompok memberikan tanggapan
2
2
Jumlah Skor
14
17
31,8
38,64
Rata-rata persentase
Dari
hasil
pengamatan
tersebut
terlihat
bahwa
aktivitas
pembelajaran siswa dengan metode point counter point sudah menunjukkan peningkatan, meski masih ada beberapa indikator yang masih kurang. Dari table di atas, diperoleh informasi tentang aktivitas belajar siswa, dengan pencapaian skor pada pertemuan pertama 14 dengan persentase 31,8%, sedangkan pada pertemuan kedua pencapaian skor 17 dengan persentase 38,64.
50
Tabel 4.2 Daftar Nilai Siklus I No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
Alfikriansyah
70
Tuntas
2
Alfi Rahma Diana
82
Tuntas
3
Andri Gunawan
82
Tuntas
4
Anisatul Wardah
70
Tuntas
5
Audri Maharani
70
Tuntas
6
Desta Syahwai R
75
Tuntas
7
Dinni Dwi Pratiwi
55
Tidak tuntas
8
Faris Fadillah
70
Tuntas
9
Faikul Imam
60
Tidak tuntas
10
Fatmah Nurrahmadanti
65
Tidak tuntas
11
Galih Giandiansyah
60
Tidak tuntas
12
Gea Rona Zakhrafa
60
Tidak tuntas
13
Ghea Aribah
55
Tidak tuntas
14
Khairotunnisa Sudrajat
75
Tuntas
15
Lusiana safitri
65
Tidak tuntas
16
Lutfi Gusti Ramadhan
60
Tidak tuntas
17
M. Alfin Saputra
75
Tuntas
18
Miftahul Fadli
55
Tidak tuntas
19
Mualif Hambia
55
Tidak tuntas
20
M. Kiar Ilham
60
Tidak tuntas
21
M. Naufal
70
Tuntas
22
M. Rizki
70
Tuntas
23
Nisrina Ayu Fadia
75
Tuntas
24
Ramadhan Fitriyadi
72
Tuntas
25
Ramdi Akbar Sidik
55
Tidak tuntas
26
Rayi Roghadatul
72
Tuntas
27
Rizan Pasya
70
Tuntas
28
Rabiatul Adawiyah
75
Tuntas
51
29
Sahid Ar rahman
70
Tuntas
30
Sopiyanti
70
Tuntas
31
Suci Salwa
70
Tuntas
32
Syifana Az Zahra
75
Tuntas
33
Tarisa Bella
72
Tuntas
34
Ibnu Al gifari
70
Tuntas
35
Nilam Wulandari
71
Tuntas
36
M. Farhan
70
Tuntas
37
Rizky Fadillah
72
Tuntas
Jumlah
2513
Rata-rata
68
Persentase ketuntasan
67,56%
Persentase ketidak tuntasan
32,43%
Nilai rata-rata tes siswa
=
Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa
= 2513 37 = 68
Jumlah persentase ketuntasan = 25 X 100% 37 = 67,56%
Jumlah persentase ketidak tuntasan = 12
X 100%
37 = 32,43%
52
Dari table di atas dapat diketahui ketuntasan belajar siswa pada siklus I baru mencapai 67,56% atau 25 siswa dari 37 siswa, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan 32,43% atau 12 siswa dari 37 siswa. Dari hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus I ada peningkatan walaupun belum memuaskan. Penerapan pembelajaran kooperatif metode point counter point pada proses pembelajaran membawa dampak baik pada prolehan nilai siswa. Hasil belajar siswa pada siklus ini yang mencapai ketuntasan 67,56% atau 25 siswa dari 37 siswa. Sedangkan yang belum mencapai ketuntasan 32,43% atau 12 siswa dari 37 siswa. Namun masih terdapat kendal-kendala pada proses pembelajaran, yaitu masih ada saja siswa yang mondar mandir keluar kelas dengan alasan buang air karena mereka tidak mau mengikuti pembelajaran, masih ada siswa yang belum dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, serta masih terdapat kelompok yang mengandalkan siswa yang pintar saja dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan alokasi waktu dalam proses pembelajaran masih belum optimal. d. Tahap Refleksi Hasil analisis dan evaluasi pada siklus I mendeskripsikan secara garis besar kekurangan yang ada pada siklus I antara lain: 1. Kurang meratanya peneliti dalam membimbing dan mengarahkan siswa pada proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya kekurangan ini peneliti akan berusaha untuk memberikan bimbingan yang merata pada siswa. 2. Masih ada siswa yang tidak mau mengikuti proses pembelajaran. Perbaiakan yang peneliti lakuan dalam hal ini adalah tindakan tegas dal lebih kreatif lagi dalam mengkondisikan kelas sehingga tidak ada lagi siswa yang berpura-pura buang air karena tidak mau mengikuti pelajaran.
53
3. Masih ada siswa yang belum dapat bekerja sama dalam kelompoknya. Perbaiakan yang peneliti lakuakan adalah memberikan arah kepada semuan anggota kelompok agar dapat bekerja sama untuk kelompoknya. 4. Masih terdapat kelompok yang mengandalkan siswa yang pintar saja dalam mengerjakan tugas. Perbaiakan yang peneliti lakuan yaitu lebih berusaha untuk lebih membimbing setiap kelompok untuk saling bekerja sama agar tidak ada lagi yang saling mengandalkan pada siswa yang pintar saja semua anggota kelompok harus saling membantu. 5. Siswa masih belum berani untuk bertanya ataupun mengeluarkan pendapatnya, sehingga dalam pertemuan ini siswa masih kurang berfikir kreatif. Dalam hal ini peneliti memberikan motivasi kepada siswa agar lebih berani untuk bertanya atau mengeluarkan pendapatnya.
1. Siklus II a. Perencanaan Pada perencanaan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Adapun perencanaan yang dilakukan pada siklus II berupa penyusunan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk materi yang akan dibahas pada siklus II dan menyusun tes hasil belajar. b. Tindakan a) Pertemuan pertama Pada awal pembelajaran guru membuka pembelajaran dengan salam
dan
doa.
Sebelum
pembelajaran
dilanjutkan
dengan
menerapkan pembelajarn kooperatif metode point conter point, guru terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Selanjutnya guru memberikan soal pretest kepada siswa
54
untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembahasan materi dilakukan. Setelah pretest dilaksanakan dilanjutkan dengan mengulas materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah guru membahas materi yang akan disampaikan dilanjutkan dengan membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa dan ada yang 7 siswa.Siswa kemudian membuat kelompok sesuai dengan yang diperintahkan oleh guru, kemudian guru memberikan pembahasan dan soal kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan dan persentasikan, setelah masing-masing kelompok selesai berdiskusi guru
mempersilakan
kelompok
yang
sudah
siap
untuk
mempersentasikan hasil diskusinya, kepada kelompok lain guru memerintahkan untuk memperhatikan dan siap untuk menebat atau menyangga ataupun menanggapai apa yang sudah disampaikan oleh kelompok yang mempersentasikan tersebut. Ketika berjalannya diskusi guru mengawasi dan berkunjung kemasing-masing kelompok untuk memberikan arahan. Pada pertemuan ini siswa lebih antusias dan tertib dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pada akhir pembelajaranguru dan siswa bersama-sama membahas hasil diskusi, dan bersama-sama menyimpulkan materi yang sudah dibahas pada pertemuan ini. b) Pertemuan kedua Pada pertemuan ke dua ini guru membuka pembelajaran dengan memberi salam dan doa, kemudian guru memberiakn motivasi kepada siswa. Selanjutnya guru mengulas kembali materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru melanjutkan dengan memnyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini. Setelah proses pembahasan materi selesai dilanjutkan dengan guru membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa dan ada yang 7 siswa untuk membahas
55
atau mendiskusikan soal yang diberikan oleh guru. Kemudian setelah masing-masing kelompok berdiskusi guru tetap memantau jalannya diskusi, proses pembelajaran ini sangat epektif siswa atau semua kelompok terlihat antusias dalam mengerjakan tugas, merekapun saling berdebat dan bertukar informasi satu sama lain. Setelah selesai berdiskusi guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasekan hasil diskusinya, kelompok yang lain menanggapi ataupun mendebatnya. Setelah masing-masing kelompok selesai saling adu debat, kemudian bersama-sama menyimpulkan materi yang sudah dibahas pada pertemuan ini. Pada pertemuan kedua ini merupakan akhir dari siklus II, guru memberikan posttest kepada siswa. Posttest dilakukan untuk mengetahui hasil tindakan yang sudah dilakukan pada siklus II ini. Melalui hasil belajar dapat terlihat indicator keberhasilan yang diharapkan, yang dapat dilihat melalui posttest. Tabel 4.3 Daftar Nilai Siklus II No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
Alfikriansyah
70
Tuntas
2
Alfi Rahma Diana
100
Tuntas
3
Andri Gunawan
95
Tuntas
4
Anisatul Wardah
70
Tuntas
5
Audri Maharani
70
Tuntas
6
Desta Syahwai R
75
Tuntas
7
Dinni Dwi Pratiwi
75
Tuntas
8
Faris Fadillah
70
Tuntas
9
Faikul Imam
75
Tuntas
10
Fatmah Nurrahmadanti
70
Tuntas
11
Galih Giandiansyah
70
Tuntas
12
Gea Rona Zakhrafa
70
Tuntas
13
Ghea Aribah
70
Tuntas
56
14
Khairotunnisa Sudrajat
75
Tuntas
15
Lusiana safitri
65
Tidak tuntas
16
Lutfi Gusti Ramadhan
60
Tidak tuntas
17
M. Alfin Saputra
100
Tuntas
18
Miftahul Fadli
60
Tidak tuntas
19
Mualif Hambia
70
Tuntas
20
M. Kiar Ilham
75
Tuntas
21
M. Naufal
80
Tuntas
22
M. Rizki
70
Tuntas
23
Nisrina Ayu Fadia
80
Tuntas
24
Ramadhan Fitriyadi
72
Tuntas
25
Ramdi Akbar Sidik
70
Tuntas
26
Rayi Roghadatul
72
Tuntas
27
Rizan Pasya
70
Tuntas
28
Rabiatul Adawiyah
75
Tuntas
29
Sahid Ar rahman
70
Tuntas
30
Sopiyanti
70
Tuntas
31
Suci Salwa
70
Tuntas
32
Syifana Az Zahra
85
Tuntas
33
Tarisa Bella
72
Tuntas
34
Ibnu Al gifari
70
Tuntas
35
Nilam Wulandari
71
Tuntas
36
M. Farhan
70
Tuntas
37
Rizky Fadillah
72
Tuntas
Jumlah
2744
Rata-rata
74,16
Persentase ketuntasan
91,9%
Persentase ketidak tuntasan
8,10%
57
Nilai rata-rata tes siswa
=
Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa
= 2744 37 = 74,16
Jumlah persentase ketuntasan = 34 X 100% 37 = 91,9%
Jumlah persentase ketidak tuntasan = 3
X 100%
37 = 8,10%
Dari table di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa adalah 55, sedangkan nilai tertinggi adalah 100. Dari table tersebut menunjukan bahwa hasil belajar siswa meningkat. Dari hasil belajar siklus II diperoleh rata-rata 74,02, sedangkan presentase ketuntasannya 91,9%. Nilai tersebut menunjukan penerapan pembelajaran kooperatif metode point counter point dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian indikator keberhasilan peneliti ini sudah tercapai. c. Tahap Pengamatan Tahap ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan oleh guru kolaborasi yang mencatat seluruh indikator aktivitas siswa dan semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Fokus pengamatan aktivitas belajar siswa terdiri dari 11 indikator asfek yang diberikan skor nilai dengan skala 0 – 4. Skor masing-masing indicator kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai dengan rumus sebagai berikut:
58
Persentase
=
Skor yang diperoleh
X 100
Jumlah butir X Skor maksimum
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II NO
Aspek yang diamati
Pertemuan 1
2
1
Siswa siap mengikuti pelajaran
2
3
2
Siswa memperhatikan guru yang menjelaskan
3
4
materi pelajaran 3
Siswa tekun dalam mengerjakan soal
3
3
4
Siswa mengumpulkan tugas dengan tepat waktu
3
3
5
Siswa cepat merespon pertanyaan yang diberikan
3
4
6
Siswa menggunakan cara sendiri dalam
2
3
menyelesaikan soal 7
Siswa mengemukakan pendapat
2
3
8
Siswa aktif bertanya dan mengungkapkan masalah
3
3
yang dihadapi 9
Siswa / kelompok mempersentasekan pekerjaannya
3
4
10
Siswa bekerja sama dalam kelompok
3
4
11
Siswa / kelompok memberikan tanggapan
3
4
Jumlah Skor
30
38
Rata-rata persentase
Dari
hasil
68.18 86,36
pengamatan
tersebut
terlihat
bahwa
aktivitas
pembelajaran siswa dengan metode point counter point sudah menunjukkan peningkatan. Dari table di atas, diperoleh informasi tentang aktivitas belajar siswa, dengan pencapaian skor pada pertemuan pertama 30 dengan persentase 68,18%, sedangkan pada pertemuan kedua pencapaian skor 38 dengan persentase 86,36. Proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Kondisi ini dapat diamati berdasarkan hasil 59
observasi pada saat proses pembelajaran seperti yang terlihat pada table di atas. Selain yang terlihat di table ada beberapa peningkatan yang lain diantaranya adalah : a) Suasana kelas lebih tertib, siswa menjadi lebih terkendali dan lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran kooperatif metode point caounter point. b) Siswa sudah memahami tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran kooperatif metode point counter point. c) Alokasi waktu pada proses pembelajaran lebih optimal sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. d) Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, pada siklus I hasil belajar siswa sebesar 67,56%, sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 91,9%. d. Tahap Repfleksi Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II, diperoleh deskripsi bahwa pembelajaran kooperatif metode point counter point dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hasil belajar yang dicapai siswa telah mencapai indicator yang ditetapkan pada awal penelitian, dan hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus I sudah terjadi penyempurnaan pada siklus II. Dengan demikian, indicator pada penelitian ini sudah tercapai sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. B. Analisis Data Berdasarkan hasil penelitian siklus II diperoleh bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Dari siklus II ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi globalisasi telah memenuhi indikator yang peneliti harapkan. Hasil rata-rata dan persentase siswa mengalami kenaikan yang sudah memuaskan, ketuntasan belajar siswa sudah mencapai lebih dari kualipikasi yang ditentukan dan respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif metode point counter point mengalami kemajuan yang signifikan.
60
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar siswa Statistik Nila Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Persentase ketuntasan
Pra Sikus 80 55 60,27 19%
Siklus I 82 55 68 67,56%
Siklus II 100 60 74,16 91,9%
Berdasarkan tabeldi atas diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa mencapai hasil rata-rata yang baik. Rata-rata nilai pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari sebelumnya pada pra siklus 60,27, sedangkan rata-rata pada siklus I 68 menjadi 74,16 pada siklus II. Sedangkan persentase pra siklus 19% sedangkan persentase pada siklus I 67,56% menjadi 91,9% pada siklius II. Peningkatan hasil belajar siswa jika disajikan dalam diagaram batang adalah sebagai berikut: Gambar 4.4 Grafik Hasil Evaluasi 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pra siklus
Siklus I
Siklus II
C. Pembahasan Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif point counter point. Proses pembelajaran PKn cenderung menggunakan metode ceramah, guru banyak mendominasi kelas sehingga siswa kurang aktif, serta penggunaan media pembelajaran 61
yang terbatas pada papan tulis saja. Hal tersebut menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa terutama pada materi globalisasi. Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas yaitu dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode poin counter point, hasil belajar siswa mengalami peningkatan serta siswa dapat belajar lebih aktif dan proses pembelajaran lebih menyenangkan. Hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I sudah mencapai kriteria yang diharapkan walaupun belum memuaskan. Jumlah siswa yang sudah mencapai KKM dalam pembelajaran 68% atau 28 siswa dari 37 siswa. Hal ini menunjuk bahwa masih ada siswa yang hasil belajarnya rendah. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode point counter point. Dalam proses pembelajaran masih banyak siswa sibuk bercanda dalam kelas dan siswa. Kemudian penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II ternyata hasil belajar siswa melebihi ketuntasan belajar yang diharapkan, jumlah siswa yang mencapai KKM 91,9% atau 34 siswa dari 37 siswa, sehingga pemberian tindakan pada penelitian ini dihentikan. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif metode point counter point dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Siswa sudah mulai aktif bertanya dan mengemukakan pendapat dan guru hanya mengawasi dan mengarahkan pembelajaran. Pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh pembelajaran kooperatif metode point counter point yang diterapkan selama proses pembelajaran. Hal ini karena pembelajaran kooperatif metode point counter point lebih menarik, lebih aktif, karena siswa dapat saling membantu dan mengajarkan dalam memahami materi yang diajarkan.
62
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif metode point counter point dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai pada siklus I sebesar 68 sedangkan rata-rata nilai pada siklus II meningkat menjadi 74,16. Dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebesar 67,56%, pada siklus II sebesar 91,9%, sedangkan indikator keberhasilan yang ditentukan adalah 80% siswa yang mencapai KKM.
B. Saran - Saran Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Untuk memaksimalkan hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif metode point counter point hendaknya guru lebih menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran. 2. Penerapan pembelajaran kooperatif point counter point dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. 3. Dalam pelaksanaan di kelas, pembelajaran kooperatif metode point counter
point
dapat
dijadikan
sebagai
alternatif
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
63
model
DAFTAR PUSTAKA
Suparta, Dana. Sejarah Pendidikan. Bandung : CV Ilmu. 1976. Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UHAMKA PRESS. 2003. Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2005. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : KENCANA. 2006. Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya. 1995. Arikunto, Suarsimi. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2009. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2010. Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2012. Suyono, dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2012. Hernawan, Herry Asep, dkk. Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung : UPI PRESS. 2007 Dimyati, dan Mudjiyono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. 2012. Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : KENCANA. 2013.
Hufad, Ahmad. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. 2012. Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2013. Arikunto, Suarsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksar. 2014. Zaini, Hisyam dkk. Stategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani. 2008. Johnson, David W, dan Holubec Johnson Edythe. Colaborative Learning. Bandung : Nusa Media. 2012. Semiawan, Conny. Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah dan Sekolah Dasar. Indonesia : PT Macana Jaya Cemerlang. 2008. Syarifudin, Tatang. Landasan Pendidikan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2009. Arikunto, Suarsimi, dan Abdul Jabar Syafrudin. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2009.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Madrasah
: MI. Mathlaul Anwar Benda Baru Pamulang
Mata Pelajaran
: PKn
Kelas / Semester
: IV / II
Pertemuan
: Ke 1
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Standar Kompentensi : Menunjukan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya Kompetenti Dasar
: Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya.
Indikator
: a. Menjelaskan pengertian globalisasi secara umum. b. Menjelaskan dampak positif dari globalisasi. c. Menjelaskan dampak negativ dari globalisasi. d. Menyebutkan contoh dampak negativ dari globalisasi. e. Menyebutkan contoh dampak positif dari globalisasi.
Tujuan pembelajaran : Melalui penjelasan guru, tanya jawab, dan diskusi Kelompok tentang pengertian globalisasi, dampak negativ dan positif dari gelobalisasi. Diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian globalisasi, menjelaskan dampak negativ dan positif dari gelobalisasi, dan dapat menyebutkan contoh dampak negativ dan positif dari globalisasi. Materi Pembelajaran Materi pokok
: Globalisasi
Uraian materi
: Terlampir
Metode Pembelajaran : Ceramah, point-counter-point, Tanya jawab. Langkah-langkah pembelajaran
A.Pendahuluan KEGIATAN GURU 1. Mengucapkan salam,menayakan kabar,berdoa,mengisi daftar hadir. 2. Apersepsi.( menyanyikan lagu naik delman) 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Mendeskripsikan secara singkat materi yang akan diajarkan. B. Inti
NILAI KARAKTER Religius, jujur, perhatian
KEGIATAN GURU A.Ekplorasi 1. Guru memulai pembelajaran dengan bertanya tentang materi “globalisasi”yang peserta didik ketahui. 2. Guru menjelaskan materi “globalisasi”. 3. Guru meminta peserta didik untuk membuat 5 atau 6 kelompok untuk berdiskusi mengenai “globalisasi”. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 atau 7 orang. 4. Guru memberikan pembahasan kepada masing-masing kelompok yang berbeda untuk didiskusikan. 5. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membantu siswa yang mengalami kesulitan selama proses diskusi. 6. Guru menugaskan pada masingmasing kelompok untuk mempersiapkan presentasi hasil diskusinya, menunjuk perwakilan masing-masing kelompok. 7. Guru membantu menjelaskan konsep apabila diidentifikasi terdapat kesalahan pemahaman konsep pada siswa. 8. Guru mengawasi jalannya proses presentasi dan membimbing siswa saat saling menanggapi presentasi dari
WAKTU 10 menit
NILAI KARAKTER
WAKTU
Jujur, tanggung jawab, percaya diri, setia kawan, dan rasa ingin tahu
25 menit
Berfikir logis, kreatif,
15 menit
kelompok lain. B. Elaborasi 1. Peserta didik membentuk 5 atau 6 kelompok untuk mendiskusikan materi “globalisasi” 2. Satu orang dari masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya secara bergantian. kelompok lain memperhatikan dan Menanggapi hasil dari persentasi kelompok tersebut. 3. Guru meminta peserta didik memberikan tepuktangan kepada kelompok yang sudah mempersentasikan hasil kerjanya. C.Konfirmasi 1. Guru memberikan penguatan dan perbaikan-perbaikan hasil kerja siswa yang berupa diskusi. 2. Guru memberikan soal tes uraian sebanyak lima soal. 3. Guru bersama-sama siswa menyimpulka materi yang telah dipelajaran. C.Penutup 1.
2.
3.
4. 5.
KEGIATAN Guru menginformasikan materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Memeriksa hasil tes siswa untuk bahan umpan balik terhadap hasil belajar. Menyampaikan umpan balik terhadap proses belajar dengan memuji siswa yang berani tampil untuk memprestasekan hasil diskusi. Guru menutup pelajaran dengan membaca doa. Guru meninggalkan kelas dengan mengucapkan salam.
kerja sama, dan saling menghargai. Peduli, jujur dan ingin tahu.
NILAI KARAKTER Jujur, percaya diri dan religius
10 menit
WAKTU 10 menit
D. Bahan/ Sumber Pembelajaran Arsyad Umar dan Djuliyarsih, Pendidikan Kewarganegaraan: untuk SD Kelas IV. Jakarta, Erlangga hal 53 E. Penilaian Soal uraian 1) 2) 3) 4) 5)
Jelaskan pengertian globalisasi secara umum ! Jelaskan dampak positif dari globalisasi ! Jelaskan dampak negativ dari globalisasi ! Sebutkan 3 contoh dampak negativ dari globalisasi! Sebutkan 3 contoh dampak positif dari globalisasi !
F. Kriteria Penilaian Rublik penilaian soal uraian Skor Soal Jelaskan pengertian gelobalisasi secara umum
Jelaskan dampak positif dari globalisasi
5 Globalisasi diartikan sebagai suatu proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat
4 Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat untuk menyatu dengan dunia, baik di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, maupun komunikasi Globalisasi Hanya sebagai akibat dari menjelaskan 4 kemajuan iptek bagian dari menimbulkan dampak positif dampak positif globalisasi yang besar bagi kehidupan manusia di dunia. Dampak positif dari globalisasi sebagai berikut : adanya perubahan
3 Globalisasi adalah suatu proses kehidupan yang serba luas.
2 Globe yang artinya bola tiruan atau dunia tiruan
1 Memberikan jawaban tapi kurang tepat
Hanya menjelaskan 3 bagian dari dampak positif globalisasi
Hanya menjelaskan 1 bagian dari dampak positif glo balisasi
Memberikan jawaban tapi tidak tepat
Jelaskan dampak negativ dari globalisasi
Sebutkan 4 contoh dampak negativ dari globalisasi
tata nilai dan sikap, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pola hidup lebih baik, terpenuhinya alat pemuas kebutuhan hidup, menjalin komunikasi secara mudah Globalisasi sebagai akibat dari kemajuan iptek menimbulkan dampak negative yang besar bagi kehidupan manusia di dunia. Dampak negative globalisasi sebagai berikut: Berkembangnya pola hidup konsumtif, berkembangnya sikap individualistis, meningkatnya kesenjangan sosial, munculnya gaya hidup kebarat-baratan, memudarnya nilai-nilai nasionalisme. Contoh dampak negative dari globalisasi adalah: 1. Banyak anak muda yang lebih cinta budaya barat dibanding budaya sendiri 2. Meniru pakaian artis barat
Hanya menjelaskan 4 dampak negative dari globalisasi
Hanya menjelaskan 3 dampak negative dari globalisasi
Hanya menjelaskan 1 dampak negative dari globalisasi
Memberikan jawaban tapi tidak tepat
Hanya menyebutkan 3 contoh dampak negative globalisasi
Hanya menyebutkan 2 contoh dampak negative globalisasi
Hanya Memberikan menyebutkan jawaban tapi 1 dampak tidak tepat negative globalisasi
Sebutkan 4 contoh dampak positif dari globalisasi
menggunakan rok diatas paha, 3. Terhadap orang tua tidak ada sopannya, 4. Rambutnya di pirang/dipang Contoh dampak positif dari globalisasi yaitu: 1. majunyanya alat transportasi. 2. Berkembangnya alat komunikasi, seperti adanya HP. 3. Mudahnya kita mendapatkan imformasi melalui internet . 4. Terjalinnya kerja sama antara Negara di bidang ekonomi Nilai
Hanya menyebutkan 3 contoh dampak positif globalisasi
Hanya menyebutkan 2 contoh dampak positif globalisasi
Hanya Memberikan menyebutkan jawaban tapi 1 contoh tidak tepat dampak positif globalisasi
= Skor perolehan X 100% Skor maksimum
Mengetahui
Kepala MI. Mathla,ul Anwar Benda Baru
H.M. Getong S. Pd. I
Guru
Umiyati
Deskripsi Materi Pokok Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat untuk menyatu dengan dunia, baik di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, maupun komunikasi. Pada hakekatnya globalisasi adalah proses yang timbul karena kegiatan yang dampaknya berkelanjutan hingga melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan. Selain itu, globalisasi juga ditandai dengan suatu peristiwa yang terjadi di belahan dunia secara lintas budaya sekaligus akulturasi budaya. Misalnya masuknya pengaruh budaya barat dalam kehidupan masyarat timur. Ditinjau dari katanya, globalisasi berasal dari kata “globe” yang berarti bola bumi tiruan atau dunia tiruan. Kemudian, kata globe menjadi global yang berarti universal atau keseluruhan yang saling berkaitan. Dengan demikian globalisasi diartikan sebagai suatu proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat. Sementara itu menurut para cendekiawan Barat, globalisasi adalah suatu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas dan merangkum segala aspek kehidupan. Para ahlipun mempunyai pandapat yang berbeda mengenai globalisasi.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Madrasah : MI. Mathlaul Anwar Benda Baru Pamulang Mata Pelajaran : PKn Kelas / Semester : IV / II Alokasi waktu
: 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan
: ke 2
Standar Kompentensi : Menunjukan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya Kompetenti Dasar
: Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya.
Indikator
: a. Menjelaskan pengertian globalisasi secara umum. b. Menjelaskan dampak positif dari globalisasi. c. Menjelaskan dampak negatif dari globalisasi. d. Menyebutkan contoh dampak negatif dari globalisasi. e. Menyebutkan contoh dampak positif dari globalisasi.
Tujuan pembelajaran : Melalui penjelasan guru, tanya jawab, dan diskusi Kelompok tentang pengertian globalisasi, dampak negatif dan positif dari gelobalisasi. Diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian globalisasi, menjelaskan dampak negatif dan positif dari gelobalisasi, dan dapat menyebutkan contoh dampak negatif dan positif dari globalisasi. Materi Pembelajaran Materi pokok
: Globalisasi
Uraian materi
: Terlampir
Model
: Kooperatif
Metode Pembelajaran
: point-counter-point, Tanya jawab, ceramah
Langkah-langkah pembelajaran
A.Pendahuluan KEGIATAN GURU 1. Mengucapkan salam,menayakan kabar,berdoa,mengisi daftar hadir. 2. Apersepsi. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Mendeskripsikan secara singkat materi yang akan diajarkan.
NILAI KARAKTER Religius, jujur, perhatian
WAKTU 10 menit
B. Inti KEGIATAN GURU A.Ekplorasi 1. Guru memulai pembelajaran dengan bertanya tentang materi “contoh dampak negatif dari globalisasi”yang peserta didik ketahui. 2. Guru menjelaskan materi “menjelaskan dampak negatif dari globalisasi”. 3. Guru meminta peserta didik untuk membuat 5 atau 6 kelompok untuk berdiskusi mengenai “dampak negatif dari globalisasi”. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 atau 7 orang. 4. Guru memberikan pembahasan kepada masing-masing kelompok yang berbeda untuk didiskusikan. 5. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membantu siswa yang mengalami kesulitan selama proses diskusi. 6. Guru menugaskan pada masingmasing kelompok untuk mempersiapkan presentasi hasil diskusinya, menunjuk perwakilan masing-masing kelompok. 7. Guru membantu menjelaskan konsep apabila diidentifikasi terdapat kesalahan pemahaman konsep pada siswa. 8. Guru mengawasi jalannya proses presentasi dan membimbing siswa saat saling menanggapi presentasi dari kelompok lain.
NILAI KARAKTER
WAKTU
Jujur, tanggung jawab, percaya diri, setia kawan, dan rasa ingin tahu
25 menit
Berfikir logis, kreatif, kerja sama, dan saling menghargai.
15 menit
B. Elaborasi 1. Peserta didik membentuk 5 atau 6 Peduli, jujur dan kelompok untuk mendiskusikan materi ingin tahu. “dampak negatif dari globalisasi” 2. Satu orang dari masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya secara bergantian. kelompok lain memperhatikan dan Menanggapi hasil dari persentasi kelompok tersebut. 3. Guru meminta peserta didik memberikan tepuktangan kepada kelompok yang sudah mempersentasikan hasil kerjanya. C.Konfirmasi 1. Guru memberikan penguatan dan perbaikan-perbaikan hasil kerja siswa yang berupa diskusi. 2. Guru memberikan soal pilihan ganda sebanyak sepuluh soal. 3. Guru bersama-sama siswa menyimpulka materi yang telah dipelajaran. C.Penutup KEGIATAN 1. Guru menginformasikan materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 2. Memeriksa hasil tes siswa untuk bahan umpan balik terhadap hasil belajar. 3. Menyampaikan umpan balik terhadap proses belajar dengan memuji siswa yang berani tampil untuk memprestasekan hasil diskusi. 4. Guru menutup pelajaran dengan membaca doa. 5. Guru meninggalkan kelas dengan mengucapkan salam.
NILAI KARAKTER Jujur, percaya diri dan religius
10 menit
WAKTU 10 menit
D. Bahan/ Sumber Pembelajaran Arsyad Umar dan Djuliyarsih, Pendidikan Kewarganegaraan: untuk SD Kelas IV. Jakarta, Erlangga hal 53 E. Penilaian Soal pilihan ganda 1. Globalisasi berasal dari kata globe yang berarti… a. Bulan b. Bumi c. Bintang d. Lingkaran 2. Istilah globalisasi muncul akibat majunya… a. Ilmu pengetahuan dan teknologi b. Perdangaan c. Ilmu pengetahuan sosial d. Ilmu pengetahuan budaya 3. Dampak positif globalisasi di bidang tata nilai dan sikap masyarakat adalah… a. Majunya pengetahuan b. Berkembangnya industri c. Perkembangan teknologi industri d. Menjadi lebih rasional 4. Berikut ini yang bukan merupakan dampak positif globalisasi adalah… a. Pola hidup menjadi lebih baik b. Mudahnya menjalin komunikasi c. Meningkatnya kesnjangan sosial d. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi 5. Adanya handphone, email, chatting, dan telepon kabel merupakan dampak positif dari globalisasi di bidang… a. Teknologi komunikasi b. Hukum c. Politik d. Ekonomi 6. Salah satu dampak negatif globalisasi adalah… a. Mengurangi pengangguran b. Memudahkan komunikasi c. Pola hidup konsumtif d. Berkembangnya iptek
7. Globalisasi adalah proses… a. Masuknya budaya asing dalam suatu Negara b. Rasa nasionalisme tiap Negara semakin tinggi c. Kehidupan ekonomi dibatasi oleh batas wilayah d. Bersatunya negara-negara ke dalam system global 8. Globalisasi dapat menyebabkan menjadi lebih konsumtif. Hal ini karena… a. Globalisasi menyuguhkan kemudahan ekonomi b. Daya beli masyarakat makin meningkat c. Masyarakat makin mudah mendapatkan uang d. Di era globalisasi produk yang dihasilkan sangat banyak 9. Berikut ini yang bukan merupakan teknologi di era globalisasi adalah… a. Game online b. Kereta tenaga kuda c. Mobil bertenaga surya d. Teknologi internet 10. Istilah globalisasi berasal dari kata… a. Bumi b. Globalis c. Globe d. Global F. Kriteria Penilaian Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kunci Jawaban B. Bumi A. Ilmu pengetahuan dan teknologi D. Menjadi lebih rasional C. Menungkatnya kesenjangan sosial A. Teknologi komunikasi C.Pola hidup konsumtif D. Bersatunya Negara-negara ke dalam sistim global A. Globalisasi menyuguhkan kemudahan ekonomi B. Kereta tenaga kuda C. Globe Skor
= Jumlah jawaban benar X 100
Jumlah soal
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Madrasah : MI. Mathlaul Anwar Benda Baru Pamulang Mata Pelajaran : PKn Kelas / Semester : IV / II Alokasi waktu
: 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan
: Ke 3
Standar Kompentensi : Menunjukan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya Kompetenti Dasar
: Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya.
Indikator
: a. Menjelaskan pengertian globalisasi menurut para ahli.. b. Menjelaskan dampak globalisasi terhadap perkembangan teknnologi.. c. Menyebutkan 5 contoh kebudayaan negatif masuk ke Indonesia karena dampak globalisasi. d.Menyebutkan 5 contoh kebudayaan positif yang masuk ke Indonesia karena dampak globalisasi. e. Menjelaskan cara mengatasi pengaruh globalisasi.
Tujuan pembelajaran : Melalui penjelasan guru, tanya jawab, dan diskusi Kelompok tentang pengertian globalisasi, dampak negatif dan positif dari gelobalisasi. Diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian globalisasi, menjelaskan dampak negatif dan positif dari gelobalisasi, dan dapat menyebutkan contoh dampak negatif dan positif dari globalisasi. Materi Pembelajaran Materi pokok
: Globalisasi
Uraian materi
: Terlampir
Model
: Kooperatif
Metode Pembelajaran
: point-counter-point, Tanya jawab, ceramah
Langkah-langkah pembelajaran A.Pendahuluan KEGIATAN GURU 1. Mengucapkan salam,menayakan kabar,berdoa,mengisi daftar hadir. 2. Apersepsi.( nama-nama hari ) 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Mendeskripsikan secara singkat materi yang akan diajarkan.
NILAI KARAKTER Religius, jujur, perhatian
WAKTU 10 menit
NILAI KARAKTER
WAKTU
Jujur, tanggung jawab, percaya diri, setia kawan, dan rasa ingin tahu
25 menit
B. Inti KEGIATAN GURU A.Ekploras 9. Guru memulai pembelajaran dengan bertanya jawab tentang materi “pengertian globalisasi menurut para ahli”yang peserta didik ketahui. 10. Guru menjelaskan materi “menjelaskan pengertian globalisasi menurut para ahli” yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. 11. Setelah guru selesai menjelaskan materi, dilanjutkan dengan pembentukan kelompok. 12. Guru meminta peserta didik untuk membuat 5 atau 6 kelompok untuk berdiskusi mengenai “dampak negatif dari globalisasi”. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 atau 7 orang. 13. Guru memberikan soal dan materi diskusi kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan. 14. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membantu siswa yang mengalami kesulitan selama proses diskusi. 15. Guru menugaskan pada masingmasing kelompok untuk
mempersiapkan presentasi hasil diskusinya, menunjuk perwakilan masing-masing kelompok. 16. Guru membantu menjelaskan konsep apabila diidentifikasi terdapat kesalahan pemahaman konsep pada siswa. 17. Guru mengawasi jalannya proses presentasi dan membimbing siswa saat saling menanggapi presentasi dari kelompok lain. B. Elaborasi 4. Peserta didik membentuk 5 atau 6 kelompok untuk mendiskusikan materi “dampak negatif dari globalisasi” 5. Satu orang dari masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya secara bergantian. kelompok lain memperhatikan dan Menanggapi hasil dari persentasi kelompok tersebut. 6. Guru meminta peserta didik memberikan tepuktangan kepada kelompok yang sudah mempersentasikan hasil kerjanya. C.Konfirmasi 4. Guru memberikan penguatan dan perbaikan-perbaikan hasil kerja siswa yang berupa diskusi. 5. Guru memberikan soal pilihan ganda sebanyak sepuluh soal. 6. Guru bersama-sama siswa menyimpulka materi yang telah dipelajaran. C.Penutup KEGIATAN 6. Guru menginformasikan materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 7. Memeriksa hasil tes siswa untuk bahan umpan balik terhadap hasil belajar. 8. Menyampaikan umpan balik terhadap proses belajar dengan memuji siswa yang berani tampil
Berfikir logis, kreatif, kerja sama, dan saling menghargai.
15 menit
Peduli, jujur dan ingin tahu.
10 menit
NILAI KARAKTER Jujur, percaya diri dan religius
WAKTU 10 menit
untuk memprestasekan hasil diskusi. 9. Guru menutup pelajaran dengan membaca doa. 10. Guru meninggalkan kelas dengan mengucapkan salam. D. Bahan/ Sumber Pembelajaran Arsyad Umar dan Djuliyarsih, Pendidikan Kewarganegaraan: untuk SD Kelas IV. Jakarta, Erlangga hal 53 E. Penilaian Soal uraian 1. Jelaskan pengertian globalisasi menurut R. Robertson! 2. Jelaskan dampak globalisasi terhadap perkembangan teknologi! 3. Sebutkan 5 contoh kebudayaan negatif masuk ke Indonesia karena dampak globalisasi! 4. Sebutkan 5 contoh kebudayaan positif yang masuk ke Indonesia karena dampak globalisasi! 5. Jelaskan bagaimana cara mengatasi pengaruh dari globalisasi! F.Kriteria Penilaian Rublik penilaian soal uraian Skor Soal Jelaskan pengertian gelobalisasi menurut R. Robertson
5 Globalisasi adalah proses mengecilnya dunia dan meningkatnya kesadaran akan dunia sebagai satu kesatuan, saling ketergantungan dan kesadaran global akan dunia yang nyata.
4 Globalisasi adalah proses mengecilnya dunia dan meningkatnya kesadaran akan dunia sebagai satu kesatuan saling ketergantungan
3 Globalisasi adalah proses mengecilnya dunia.
2 Globalisasi adalah kesadaran akan dunia yang nyata
1 Memberikan jawaban tapi kurang tepat
Jelaskan dampak globalisasi terhadap perkembanganan teknologi
Sebutkan 5 contoh kebudayaan negatif masuk ke Indonesia karena dampak globalisasi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan masyarakat menjadi lebih mudah melakukan kegiatan, selain itu, masyarakat dunia semakin cenderung untuk berpikir maju dan praktis.
1.berpakaian pang. 2.memakai rok di atas paha. 3.rambut diwarnawarnain. 4.baju buatan luar negeri lebih di cintai. 5.film-film luar lebih diminati. Sebutkan 5 1.alat tranfortasi, contoh pesawat. kebudayaan 2.alat positif yang komunikasi, Hp. masuk ke 3.ilmu Indonesia karena pengetahuan, dampak pertukaran globalisasi pelajar. 4.teknologi, inter, laptop. 5.perekonomian, saling berkerjasama dalam perdagangan. Jelaskan bagai Dengan
Dengan teknologi masyarakat lebih mudah melakukan kegiatan sehari-hari.
Dengan teknologi komunikasi dan trasportasi lebih mudah untuk dilakukan
Dengan teknologi Jarak jauh menjadi lebih dekat
Memberikan jawaban tapi tidak tepat
Hanya Hanya Hanya Memberikan menyebutkan 4 menyebutkan 3 menyebutkan jawaban tapi kebudayaan kebudayaan 1 tidak tepat kebudayaan
Hanya Hanya Hanya Memberikan menyebutkan 3 menyebutkan 2 menyebutkan jawaban tapi kebudayaan kebudayaan 1 tidak tepat kebudayaan
Dengan
Mengendalikan Harus
Memberikan
mana cara mengatasi pengaruh globalisasi
mengendalikan. Dan pemerintah harus menyaring produk luar negeri sekaligus mengembangkan potensi masyarakat.
Nilai
mengendlikan diri. Dan pemerintah harus menyaring produk luar negeri.
diri kita.
menjaga diri agar tidak tergiur.
= Skor perolehan X 100% Skor maksimum
Mengetahui Kepala Sekolah MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru
H. M. Getong. S. Pd.
Guru
Umiyati
jawaban tapi tidak tepat
Mengetahui Kepala Sekolah MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru
H. M. Getong. S. Pd.
Guru
Umiyati
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Madrasah : MI. Mathlaul Anwar Benda Baru Pamulang Mata Pelajaran : PKn Kelas / Semester : IV / II Alokasi waktu
: 2 x 35 menit (1x pertemuan)
Pertemuan
: Ke 4
Standar Kompentensi : Menunjukan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya Kompetenti Dasar
: Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya.
Indikator
: a. Menjelaskan pengertian globalisasi menurut para ahli.. b. Menjelaskan dampak globalisasi terhadap perkembangan teknnologi.. c. Menyebutkan 5 contoh kebudayaan negatif masuk ke Indonesia karena dampak globalisasi. d.Menyebutkan 5 contoh kebudayaan positif yang masuk ke Indonesia karena dampak globalisasi. e. Menjelaskan cara mengatasi pengaruh globalisasi.
Tujuan pembelajaran : Melalui penjelasan guru, tanya jawab, dan diskusi Kelompok tentang pengertian globalisasi, dampak negatif dan positif dari gelobalisasi. Diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian globalisasi, menjelaskan dampak negatif dan positif dari gelobalisasi, dan dapat menyebutkan contoh dampak negatif dan positif dari globalisasi. Materi Pembelajaran Materi pokok
: Globalisasi
Uraian materi
: Terlampir
Model
: Kooperatif
Metode Pembelajaran
: point-counter-point, Tanya jawab, ceramah
Langkah-langkah pembelajaran A.Pendahuluan KEGIATAN GURU 1. Mengucapkan salam,menayakan kabar,berdoa,mengisi daftar hadir. 2. Apersepsi.( nama-nama hari ) 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Mendeskripsikan secara singkat materi yang akan diajarkan.
NILAI KARAKTER Religius, jujur, perhatian
WAKTU 10 menit
NILAI KARAKTER
WAKTU
Jujur, tanggung jawab, percaya diri, setia kawan, dan rasa ingin tahu
25 menit
B. Inti KEGIATAN GURU A.Ekploras 18. Guru memulai pembelajaran dengan bertanya jawab tentang materi “contoh dampak positif dari globalisasi”yang peserta didik ketahui. 19. Guru menjelaskan materi “menjelaskan dampak negatif dari globalisasi” yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. 20. Setelah guru selesai menjelaskan materi, dilanjutkan dengan pembentukan kelompok. 21. Guru meminta peserta didik untuk membuat 5 atau 6 kelompok untuk berdiskusi mengenai “dampak negatif dari globalisasi”. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 atau 7 orang. 22. Guru memberikan soal dan materi diskusi kepada masing-masing kelompok untuk didiskusikan. 23. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membantu siswa yang mengalami kesulitan selama proses diskusi. 24. Guru menugaskan pada masingmasing kelompok untuk mempersiapkan presentasi hasil diskusinya, menunjuk perwakilan
masing-masing kelompok. 25. Guru membantu menjelaskan konsep apabila diidentifikasi terdapat kesalahan pemahaman konsep pada siswa. 26. Guru mengawasi jalannya proses presentasi dan membimbing siswa saat saling menanggapi presentasi dari kelompok lain. B. Elaborasi 7. Peserta didik membentuk 5 atau 6 kelompok untuk mendiskusikan materi “dampak negatif dari globalisasi” 8. Satu orang dari masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya secara bergantian. kelompok lain memperhatikan dan Menanggapi hasil dari persentasi kelompok tersebut. 9. Guru meminta peserta didik memberikan tepuktangan kepada kelompok yang sudah mempersentasikan hasil kerjanya. C.Konfirmasi 7. Guru memberikan penguatan dan perbaikan-perbaikan hasil kerja siswa yang berupa diskusi. 8. Guru memberikan soal pilihan ganda sebanyak sepuluh soal. 9. Guru bersama-sama siswa menyimpulka materi yang telah dipelajaran. C.Penutup KEGIATAN 11. Guru menginformasikan materi ajar yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 12. Memeriksa hasil tes siswa untuk bahan umpan balik terhadap hasil belajar. 13. Menyampaikan umpan balik terhadap proses belajar dengan memuji siswa yang berani tampil untuk memprestasekan hasil diskusi.
Berfikir logis, kreatif, kerja sama, dan saling menghargai.
15 menit
Peduli, jujur dan ingin tahu.
10 menit
NILAI KARAKTER Jujur, percaya diri dan religius
WAKTU 10 menit
14. Guru menutup pelajaran dengan membaca doa. 15. Guru meninggalkan kelas dengan mengucapkan salam. D. Bahan/ Sumber Pembelajaran Arsyad Umar dan Djuliyarsih, Pendidikan Kewarganegaraan: untuk SD Kelas IV. Jakarta, Erlangga hal 53 D. Penilaian Soal pilihan ganda Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tepat! 1. Globalisasi merupakan terbentuknya system organisasi dan komunikasi masyarakat dunia. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh… a. Selo Soemardjan b. Thomas L. Friedman c. Emmanuel Richter d. Martin Albrow 2. Adanya handphon dan email merupakan dampak positif dari globalisasi di bidang… a. Hukum b. Teknologi komunikasi c. Politik d. Ekonomi 3. Berikut ini yang bukan merupakan teknologi di era globalisasi di bidang komunikasi adalah… a. Surat menyurat b. Handphon c. Email d. Chatting 4. Salah satu contoh kebudayaan asing yang negatif masuk ke Indonesia adalah… a. Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan b. Saling bertukar informasi c. Kerjasama dalam pendidikan d. Kerjasama dalam ekonomi 5. Salah satu contoh gaya hidup barat yang bersifat negatif adalah…
a. Hidup mewah b. Orintasi masa depan c. Disiplin dan kerja keras d. Etos kerja yang tinggi 6. Globalisasi selalu ada di sekitar kita, sikapmu menghadapinya adalah… a. Biasa-biasa saja b. Senang karena segalanya mudah c. Mengikuti perkembangan melalui televisi d. Belajar lebih giat 7. Untuk membentengi diri dari pengaruh buruk globalisasi dapat dilakukan melalui… a. Memperdalam agama b. Banyak membaca c. Mengikuti perkembangan d. Mengontrol diri 8. Globalisasi adalah proses mengecilnya dunia dan meningkatnya kesadaran akan dunia sebagai satu kesatuan. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh… a. Selo Soemardjan b. R. Robertson c. Martin Albrow d. A. G. Mcgrew 9. Globalisasi memiliki ideologi dan teknologi. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh… a. Thomas L. Friedman b. Emmanuel Richter c. Malcom Waters d. A. G. Mcgrew 10. Media yang paling cepat memberikan informasi adalah… a. Televisi b. Radio c. Majalah d. Internet
F. Kriteria Penilaian Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kunci Jawaban A. Selo Soemardjan B. Teknologi komunikasi A. Surat menyurat A. Pergaukan bebas antara laki-laki dan perempuan A. Hidup mewah D.Belajar lebih giat D.Mengontrol diri B. R. Robertson A. Thomas L. Friedman D.Internet
Skor
= Jumlah jawaban benar X 100
Jumlah soal
Mengetahui Kepala Sekolah MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru
H. M. Getong. S. Pd.
Guru
Umiyati
Daftar Perolehan Nilai Pra Siklus No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
Alfikriansyah
60
Tidak tuntas
2
Alfi Rahma Diana
80
Tuntas
3
Andri Gunawan
80
Tuntas
4
Anisatul Wardah
65
Tidak tuntas
5
Audri Maharani
65
Tidak tuntas
6
Desta Syahwai R
55
Tidak tuntas
7
Dinni Dwi Pratiwi
60
Tidak tuntas
8
Faris Fadillah
60
Tidak tuntas
9
Faikul Imam
65
Tidak tuntas
10
Fatmah Nurrahmadanti
60
Tidak tuntas
11
Galih Giandiansyah
55
Tidak tuntas
12
Gea Rena Zakhrafa
55
Tidak tuntas
13
Ghea Aribah
45
Tidak tuntas
14
Khairotunnisa Sudrajat
75
Tuntas
15
Lusiana safitri
65
Tidak tuntas
16
Lutfi Gusti Ramadhan
60
Tidak tuntas
17
M. Alfin Saputra
75
Tuntas
18
Miftahul Fadli
55
Tidak tuntas
19
Mualif Hambia
60
Tidak tuntas
20
M. Kiar Ilham
55
Tidak tuntas
21
M. Naufal
70
Tuntas
22
M. Rizki
55
Tidak tuntas
23
Nisrina Ayu Fadia
75
Tuntas
24
Ramadhan Fitriyadi
60
Tidak tuntas
25
Ramdi Akbar Sidik
55
Tidak tuntas
26
Rayi Roghadatul
60
Tidak tuntas
27
Rizan Pasya
60
Tidak tuntas
28
Rabiatul Adawiyah
65
Tidak tuntas
29
Sahid Ar rahma
65
Tidak tuntas
30
Sopiyanti
65
Tidak tuntas
31
Suci Salwa
50
Tidak tuntas
32
Syifah Az Zahra
75
Tuntas
33
Tarisa Bella
55
Tidak tuntas
34
Ibnu Al gifari
55
Tidak tuntas
35
Nilam Wulandari
60
Tidak tuntas
36
M. Farhan
55
Tidak tuntas
37
Rizky Fadillah
60
Tidak tuntas
Jumlah
2230
Rata-rata
60,27
Persentase ketuntasan
19%
Persentase ketidak
81%
tuntasan Nilai rata-rata tes siswa
=
Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa
= 2230 37 = 60,27
Jumlah persentase ketuntasan = 7
X 100%
37 = 19%
Jumlah persentase ketidak tuntasan = 30 37 = 81%
X 100%
Daftar Nilai Siklus I No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
Alfikriansyah
70
Tuntas
2
Alfi Rahma Diana
82
Tuntas
3
Andri Gunawan
82
Tuntas
4
Anisatul Wardah
70
Tuntas
5
Audri Maharani
70
Tuntas
6
Desta Syahwai R
75
Tuntas
7
Dinni Dwi Pratiwi
55
Tidak tuntas
8
Faris Fadillah
70
Tuntas
9
Faikul Imam
60
Tidak tuntas
10
Fatmah Nurrahmadanti
65
Tidak tuntas
11
Galih Giandiansyah
60
Tidak tuntas
12
Gea Rona Zakhrafa
60
Tidak tuntas
13
Ghea Aribah
55
Tidak tuntas
14
Khairotunnisa Sudrajat
75
Tuntas
15
Lusiana safitri
65
Tidak tuntas
16
Lutfi Gusti Ramadhan
60
Tidak tuntas
17
M. Alfin Saputra
75
Tuntas
18
Miftahul Fadli
55
Tidak tuntas
19
Mualif Hambia
55
Tidak tuntas
20
M. Kiar Ilham
60
Tidak tuntas
21
M. Naufal
70
Tuntas
22
M. Rizki
70
Tuntas
23
Nisrina Ayu Fadia
75
Tuntas
24
Ramadhan Fitriyadi
72
Tuntas
25
Ramdi Akbar Sidik
55
Tidak tuntas
26
Rayi Roghadatul
72
Tuntas
27
Rizan Pasya
70
Tuntas
28
Rabiatul Adawiyah
75
Tuntas
29
Sahid Ar rahman
70
Tuntas
30
Sopiyanti
70
Tuntas
31
Suci Salwa
70
Tuntas
32
Syifana Az Zahra
75
Tuntas
33
Tarisa Bella
72
Tuntas
34
Ibnu Al gifari
70
Tuntas
35
Nilam Wulandari
71
Tuntas
36
M. Farhan
70
Tuntas
37
Rizky Fadillah
72
Tuntas
Jumlah
2513
Rata-rata
67,91/dibulatkan=68
Persentase ketuntasan
67,56%
Persentase ketidak tuntasan
32,43%
Nilai rata-rata tes siswa
=
Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa
= 2513 37 = 67,91/dibulatkan=68
Jumlah persentase ketuntasan = 25 X 100% 37 = 67,56%
Jumlah persentase ketidak tuntasan = 12 37 = 32,43%
X 100%
Daftar Nilai Siklus II No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
Alfikriansyah
70
Tuntas
2
Alfi Rahma Diana
100
Tuntas
3
Andri Gunawan
95
Tuntas
4
Anisatul Wardah
70
Tuntas
5
Audri Maharani
70
Tuntas
6
Desta Syahwai R
75
Tuntas
7
Dinni Dwi Pratiwi
75
Tuntas
8
Faris Fadillah
70
Tuntas
9
Faikul Imam
75
Tuntas
10
Fatmah Nurrahmadanti
70
Tuntas
11
Galih Giandiansyah
70
Tuntas
12
Gea Rona Zakhrafa
70
Tuntas
13
Ghea Aribah
70
Tuntas
14
Khairotunnisa Sudrajat
75
Tuntas
15
Lusiana safitri
65
Tidak tuntas
16
Lutfi Gusti Ramadhan
60
Tidak tuntas
17
M. Alfin Saputra
100
Tuntas
18
Miftahul Fadli
60
Tidak tuntas
19
Mualif Hambia
70
Tuntas
20
M. Kiar Ilham
75
Tuntas
21
M. Naufal
80
Tuntas
22
M. Rizki
70
Tuntas
23
Nisrina Ayu Fadia
80
Tuntas
24
Ramadhan Fitriyadi
72
Tuntas
25
Ramdi Akbar Sidik
70
Tuntas
26
Rayi Roghadatul
72
Tuntas
27
Rizan Pasya
70
Tuntas
28
Rabiatul Adawiyah
75
Tuntas
29
Sahid Ar rahman
70
Tuntas
30
Sopiyanti
70
Tuntas
31
Suci Salwa
70
Tuntas
32
Syifana Az Zahra
85
Tuntas
33
Tarisa Bella
72
Tuntas
34
Ibnu Al gifari
70
Tuntas
35
Nilam Wulandari
71
Tuntas
36
M. Farhan
70
Tuntas
37
Rizky Fadillah
72
Tuntas
Jumlah
2744
Rata-rata
74,16
Persentase ketuntasan
91,9%
Persentase ketidak tuntasan
8,10%
Nilai rata-rata tes siswa
=
Jumlah nilai seluruh siswa Jumlah siswa
= 2744 37 = 74,16
Jumlah persentase ketuntasan = 34 X 100% 37 = 91,9%
Jumlah persentase ketidak tuntasan = 3 37 = 8,10%
X 100%
Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar siswa Statistik Nila Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Persentase ketuntasan
Pra Sikus 80 55 60,27 19%
Siklus I 82 55 68 67,56%
Diagram Batang 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pra siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus II 100 60 74,16 91,9%
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrument Tes Hasil Belajar siklus I SK
KD
Menunjukan sikap
Memberikan contoh
terhadap globalisasi
sederhana globalisasi
di lingkungannya
di lingkungannya
Indikator 1. Menjelaskan pengertian
No. Soal 1
globalisasi secara umum 2. Menjelaskan dampak
2
positif dari globalisasi 3. Menjelaskan dampak
3
negatif dari globalisasi 4. Menyebutkan contoh
4
dampak negatif dari globalisasi 5. Menyebutkan contoh dampak positif dari globalisasi
5
Tabel 3.5 kisi-kisi instrument Tes Hasil Belajar siklus II SK
Indikator
No. Soal
Memberikan contoh
1. Menjelaskan pengertian
1
terhadap globalisasi sederhana pengaruh
globalisasi menurut para
di lingkungannya
ahli
Menunjukan sikap
KD
globalisasidi lingkungannya
2. Menjelaskan dampak
2
globalisasi terhadap perkembangan teknologi 3. Menyebutkan contoh
3
kebudayaan yang negatif masuk ke Indonesia karena dampak globalisasi 4. Menyebutkan contoh
4
kebudayaan yang positif masuk ke Indonesia karena dampak globalisasi 5. Menjelaskan cara mengatasi pengaruh dari globalisasi
5
Tabel 3.6 Teknik Pengumpulan Data Instrumen Lembar observasi
Kegiatan Pengumpulan Data 1. Dilaksanakan pada penelitian pendahuluan untuk mengetahui keadaan tempat penelitian. 2. Dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung untuk mengamati kegiatan siswa dan pelaksanaan pembelajaran berlangsung sesuai RPP yang telah disusun.
Wawancara
Dilaksanakan pada penelitian pendahuluan untuk mengetahui kondisi sekolah dan permasalahan yang ada. Wawancara diberikan kepada guru mata pelajaran dan sebagian siswa.
Tes
Dilaksanakan pada awal dan akhir pembelajaran disetiap siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif
Latihan Soal
Diberikan pada saat siswa melakukan proses pembelajaran, yakni pada tahap evaluasi
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Variabel Sarana prasarana
Indikator Fasilitas
Item
penunjang -perpustakaa
kegiatan belajar mengajar
-Ruang Kelas -LCD
Pengajar
Persiapan mengajar
-Menyiapkan perangkat pemBelajaran. -Masuk kelas tepat waktu. -Membawa sumber belajar.
Metode pembelajaran
-Metode yang digunakan bervariasi. -Model yang digunakan Sesuai dengan materi
Media pembelajaran
-Media yang digunakan menarik
Sumber ajar
-Buku -LKS
Siswa
Minat siswa dalam belaja Belajar
-Siswa masuk kelas tepat waktu -Siswa antusias dalam belajar -Siswa memiliki buku sumber belajar -Siswa mengikuti pelajaran
dengan baik -Siswa mengerjakan tugas
Hasil belajar siswa
-Hasil Ulangan -Kriteria Ketuntasan minimum (KKM) siswa
Kesulitan belajar
-Memahami konsep PKn
Sumber belajar
-Buku paket -Lingkungan
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Wawancara Guru Variabel Sarana prasarana
Indikator dan Fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar
Item -Terdapat ruang perpustakaan -Terdapat kegiatan ekstrakurikuler
Pengajaran
Penunjang pengajaran
-Pembuatan RPP -Pembuatan silabus -Pengalaman mengajar -Pendidikan mengajar
Metode pembelajaran
-Pemilihan metode pembelajaran -Variasi metode yang digunakan -Kesesuaian penerapan metode pembelajaran dalam proses KBM
Media pembelajaran
-Pemilian media -Variasi media yang digunakan -Kesesuaian media dengan materi ajar -Efektifitas penggunaan media pembelajaran
Kendala
-Fasilitas -Siswa -Materi
Siswa
Hasil belajar
-Rata-rata hasil belajar
PKn siswa -Pencapaian KKM
Sikap siswa
-Sikap siswa saat guru menjelaskan materi -Respon siswa saat guru memberikan tugas
Kegiatan
Kegiatan awal
pembelajaran
-Memberikan motivasi kepada siswa
siswa
-Mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pembelajaran -Mengajukan pertanyaan tentang prosesfaktual dalam kehidupan seharihari -Mengaitkan topik yang akan dibahas dengan pengalaman siswa -Mengaitkan materi yang dipelajari dengan isu-isu terkini dalam kehidupan
Kegiatan inti
-Siswa menyimak penjelasan guru -Siswa aktif mengajukan pertanyaan -Siswa belajar mempresentasikan pemahamannya
Kegiatan akhir
-Mengevaluasi hasil belajar siswa -Mendorong siswa menarik Kesimpulan
Lembar Observasi Nama sekolah : MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Kelas
: IV
Tanggal
: 14 April 2014
Tujuan
: Mengetahui proses pembelajaran dan fasilitas pendukungnya
Berilah tanda checklist (√) dalam lembar observasi! NO Variabel 1 Sarana dan prasarana
Indikator Fasilitas penunjang kegiatan belajar
Pernyataan 1.Terdapat ruang kelas
Ya √
2.Terdapat perpustakaan
2
Pengajaran
Persiapan mengajar
Metode pembelajran
Tidak
Keterangan Luas ruangan proposional dengan jumlah siswa yaitu 30 siswa
√
Perpustakaan masih dalam proses Ada, dengan jumlah terbatas yaitu 1 buah.
3.Tersedianya LCD
√
4.Menyiapkan perangkat pembelajaran
√
Menyiapkan RPP yang disiapkan sebelum mengajar.
5.Masuk kelas tepat waktu
√
5 menit sebelum bel sudah berada di kelas
6.Membawa buku sumber ajar
√
Membawa buku paket dan LKS yang dijadikan sebagai buku sumber dalam KBM
7.Metode yang digunakan menarik
Ceramah dan tanya jawab sesekali diskusi
8.Metode yang digunakan sesuai dengan materi.
Model 9.Model yang pembelajaran digunakan bervariasi
10.Model yang digunakan sesuai dengan materi
12.Buku sebagai sumber ajar
13.LKS sebagai sumber ajar
14.Internet sebagai sumber ajar
Ceramah dan Tanya jawab sesekali diskusi
√
Tidak menerapkan model pembelajaran tertentu
√
Media 11.Media yang pembelajaran digunakan menarik Sumber belajar
√
√
Tidak menerapkan model pembelajaran tertentu Hanya menggunakan papan tulis sebagai media
√
Guru menggunakan buku paket sebagai sumber ajar
√
Guru menggunakan LKS sebagai penujang latihan-latihan soal √
Guru tidak menggunakan fasilitas internet karena tidak
3
Siswa
Minat siswa dalam belajar
15.Siswa masuk kelas tepat waktu
√
√
16.Siswa antusias dalam belajar
17.Siswa memiliki buku sumber belajar
18.Siswa memiliki LKS sebagai sumber belajar 19.Siswa mengikuti pelajaran dengan baik
20.Siswa mengerjakan tugas
Hasil belajar
21.Terdapat hasil ulangan
22.Tercapainya nilai KKM
tersedianya saran Kadang ada siswa yang terlambat Siswa tidak antusias dalam belajar ada saja yang masih bercanda dan ngobrol
Hanya sebagian siswa yang mempunyai buku paket sebagai sumber belajar
√
Semua siswa memiliki LKS √ Hanya beberapa yang aktif terlibat dalam pembelajaran
√
√
tidak semua siswa mengerjakan tugas dari guru
√
Nilai ulangan di bawah KKM yaitu 70
√
Nilai rata-rata semester genap belum mencapai
ketuntasan KKM yang telah ditetapkan yaitu 70 Kesulitan belajar
Sumber belajar
23.Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi PKn
24.Buku sebagai sumber belajar
√
√
25.Internet sebagai sumber belajar
26.Lingkungan sebagai sumber belajar
Sebagian besar siswa mengalami kesulitan terutama pada materi globalisasi Siswa menggunakan buku paket dan LKS sebagai sumber belajar
√
√
Tidak terdapat fasilitas pendukung untuk belajar menggunakan internet Terkadang guru melibatkan peran lingkungan sebagai sumber pembelajaran
Lembar Wawancara Siswa Nama Sekolah
: MI. Mathla’ul Anwar Benda Baru Pamulang
Kelas
: IV
Tanggal
: 14 April 2014
Tujuan
: Mengetahui Proses Pembelajaran
Subjek yang diwawancarai: - M. Naufal - Fathma Nurrahmadanti - Alfi - Andri Gunawan - Audri Maharani - Desta Syalwa - Faris Fadillah - Faikul Imam - Gea Rona - Ghea Aribah - Lusiana Safitri - Lutfi - Miftahul Fadli - Mualif Hambia - M. Rizki - Nisrina Ayu Fadia - Ramdi Akbar - Rayi Roghadatul - Syifana - Rizky Fadillah 1. Pelajaran apa yang kalian suka? Jawab: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama siswa M. Naufal Alfi Audri Maharani Faris Fadillah Gea Rona Lusian Safitri Miftahul Fadli M. Rizki Ramdi Akbar Syifana Fatma N Rayi Roghatul Rizan Pasya Rabiatul Adawiyah Alfikriansyah Rizky Fadillah
- Alfikriyansyah - Anisatu Wardah - Dinni Dwi Pratiwi - Galih Giandiansyah - Khairotunnisa - Rabiatul A - M. Kiar Ilham - Ramadhan Fitriyadi - Rizan Pasya - M. Alfin Saputra
Pelajaran yang saya suka Matematiaka √
PKn
B. Indonesia √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
IPS
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Andri Gunawan Anisatul Wardah Desta Syawa Dinni Dwi Pratiwi Faikul Imam Galih Giandiansyah Ghea Ariba Khairotunnisa Luthfi M. Alfin Saputra Mualif Hambia M. kiar Ilham Nisrina Ayu Fadia Ramadhan Fitriyadi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan: √ = suka Yang suka matematika = 9 Yang suka Pkn =6 Yang suka bahasa Indonesia = 9 Yang suka IPS =6 2. Fasilitas apa yang ada di sekolah kalian untuk menunjang kalian belajar? Apakah terdapat perpustakaan? Jawab: -
M. Naufal Fathma Nurrahmadanti Alfikriyansyah Alfi Andri Gunawan Anisatu Wardah Audri Maharani Desta Syalwa Dinni Dwi Pratiwi Faris Fadillah Faikul Imam Galih Giandiansyah Gea Rona Ghea Aribah
: Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada
- Khairotunnisa : Tidak ada - Lusiana Safitri : Tidak ada - Lutfi : Tidak ada - Syifana : Tidak ada - Miftahul Fadli : Tidak ada - Mualif Hambia : Tidak ada - M. Kiar Ilham : Tidak ada - M. Rizki : Tidak ada - Nisrina Ayu Fadia : Tidak ada - Ramadhan Fitriyadi : Tidak ada - Ramdi Akbar : Tidak ada - Rayi Roghadatul : Tidak ada - Rizan Pasya : Tidak ada - Rabiatul A : Tidak ada - Rizky Fadillah : Tidak ada - M. Alfin Saputra : Tidak ada 3. Bagaimana tanggapan kalian mengenai pengajaran PKn di kelas? Jawab: - M. Naufal :” Tidak terlalu cepat dalam menjelaskan” - Fathma Nurrahmadanti :” Tidak seru ceramah terus” - Alfikriyansyah :” Membosankan ceramah terus” - Alfi :” Tidak terlalu cepat, tapi membosankan” - Andri Gunawan :” Biasa – biasa aja penjelasannya” - Anisatu Wardah : “Ceramah terus bosen” - Audri Maharani : “Tidak terlalu cepat dalam menjelaskan” - Desta Syalwa :” Membosankan, materinya sih menarik” - Dinni Dwi Pratiwi :” Membosankan ngomong terus” - Faris Fadillah : “Tidak menarik, menjenuhkan” - Faikul Imam : “Tidak menarik, membosankan” - Galih Giandiansyah : “Tidak seru, ceramah sama nulis terus” - Gea Rona : “Tidak terlalu cepat dalam menjelaskan” - Ghea Aribah : “Ceramah terus, jadi ngantuk” - Khairotunnisa : “Biasa-biasa aja dalam menjelaskan” - Lusiana Safitri : “Dalam mengajar kurang menarik” - Lutfi : “Dalam mengajar kurang menarik” - Syifana : “Tidak menarik” - Miftahul Fadli : “Tidak jelas ketikan menerangkan” - Mualif Hambia :” Kurang dapat dimengerti ketika menjelaskan” - M. Kiar Ilham :” Tidak jelas ketika menerangkan”
- M. Rizki : “Membosankan, ceramah terus” - Nisrina Ayu Fadia : “Cape nulisnya selalu banyak” - Ramadhan Fitriyadi : “Tidak terlalu jelas dalam menerangkan” - Ramdi Akbar : “Tidak menarik” - Rayi Roghadatul :” Tidak jelas menerangkannya” - Rizan Pasya : “Tidak menarik, jadi ngantuk” - Rabiatul A : “Bosen cerama, nulis terus” - Rizky Fadillah : “Tidak jelas ketika menerangkan” - M. Alfin Saputra : “Bosan ceramah terus” 4. Metode apa yang biasa digunakan di kelas kalian? Jawab: - M. Naufal :” Cerama, tanya jawab” - Fathma Nurrahmadanti :” Ceramah, diskusi” - Alfikriyansyah :” Ceramah ” - Alfi :” Ceramah, tanya jawab” - Andri Gunawan :” Ceramah, tanya jawab dan diskusi” - Anisatu Wardah : “Ceramah” - Audri Maharani : “Ceramah” - Desta Syalwa :” Ceramah” - Dinni Dwi Pratiwi :” Ceramah” - Faris Fadillah : “Ceramah, tanya jawab dan diskusi” - Faikul Imam : “Ceramah dan tanya jawab” - Galih Giandiansyah : “Ceramah dan tanya jawab” - Gea Rona : “Ceramah dan diskusi” - Ghea Aribah : “Ceramah” - Khairotunnisa : “Ceramah, tanya jawab dan diskusi” - Lusiana Safitri : “Ceramah” - Lutfi : “Ceramah dan tanya jawab” - Syifana : “Ceramah, tanya jawab dan diskusi” - Miftahul Fadli : “Ceramah” - Mualif Hambia : ”Ceramah” - M. Kiar Ilham : ”Ceramah” - M. Rizki : ”Ceramah” - Nisrina Ayu Fadia : “Ceramah” - Ramadhan Fitriyadi : “Ceramah dan tanya jawab” - Ramdi Akbar : “Ceramah dan tanya jawab” - Rayi Roghadatul :” Ceramah dan tanya jawab” - Rizan Pasya : “Ceramah” - Rabiatul A : “Ceramah” - Rizky Fadillah : “Ceramah”
- M. Alfin Saputra : “Ceramah” 5. Media apa yang sering digunakan guru saat mengajar? Jawab: - M. Naufal :” Papan tulis” - Fathma Nurrahmadanti :” Papan tulis” - Alfikriyansyah :” Papan tulis” - Alfi :” Papan tulis” - Andri Gunawan :” Papan tulis” - Anisatu Wardah : “Papan tulis” - Audri Maharani : “Papan tulis” - Desta Syalwa :” Papan tulis” - Dinni Dwi Pratiwi :” Papan tulis” - Faris Fadillah : “Papan tulis” - Faikul Imam : “Papan tulis” - Galih Giandiansyah : “Papan tulis” - Gea Rona : “Papan tulis” - Ghea Aribah : “Papan tulis” - Khairotunnisa : “Papan tulis” - Lusiana Safitri : “Papan tulis” - Lutfi : “Papan tulis” - Syifana : “Papan tulis” - Miftahul Fadli : “Papan tulis” - Mualif Hambia : ”Papan tulis” - M. Kiar Ilham : ”Papan tulis” - M. Rizki : ”Papan tulis” - Nisrina Ayu Fadia : “papan tulis” - Ramadhan Fitriyadi : “Papan tulis” - Ramdi Akbar : “Papan tulis” - Rayi Roghadatul :” Papan tulis” - Rizan Pasya : “Papan tulis” - Rabiatul A : “Papan tulis” - Rizky Fadillah : “Papan tulis” - M. Alfin Saputra : “Papan tulis” 6. Bagaimana sikap kalian saat guru sedang memberikan materi? Jawab: - M. Naufal :” Memperhatikan dan mencatat” - Fathma Nurrahmadanti :” Memperhatikan dan mencatat” - Alfikriyansyah :” Mencatat tapi sambil ngobrol” - Alfi :” Memperhatikan” - Andri Gunawan :” Memperhatikan”
- Anisatu Wardah : “Mencatat saja” - Audri Maharani : “Memperhatikan dan mencatat” - Desta Syalwa :” Ngobrol dengan teman sebangku” - Dinni Dwi Pratiwi :” Hanya mencatat aja” - Faris Fadillah : “Memperhatikan tapi malas mencatat” - Faikul Imam : “Ngobrol dengan teman sebangku” - Galih Giandiansyah : “Ngobrol dan bercanda, tapi nulis bu” - Gea Rona : “Memperhatikan dan menulis” - Ghea Aribah : “Memperhatikan” - Khairotunnisa : “Memperhatikan dan menulis bu” - Lusiana Safitri : “Memperhatikan” - Lutfi : “Ngobrol dengan teman sebangku bu” - Syifana : “Memperhatikan kadang saya bertanya” - Miftahul Fadli : “Ngobrol bu, tapi saya nulis” - Mualif Hambia : ”saya nulis bu” - M. Kiar Ilham : ”Memperhatikan, tapi saya malas nulis” - M. Rizki : ”Ngobrol bu, tapi saya nulis” - Nisrina Ayu Fadia : “Memperhatikan kadang saya bertanya” - Ramadhan Fitriyadi : “Memperhatikan, tapi sambil ngobrol” - Ramdi Akbar : “Ngobrol dengan teman sebangku” - Rayi Roghadatul :” Memperhatikan dan nulis bu” - Rizan Pasya : “Memperhatikan bu” - Rabiatul A : “Memperhatikan bu” - Rizky Fadillah : “Memperhatikan bu” - M. Alfin Saputra : “Memperhatikan kadang saya bertanya bu” 7. Apakah kalian sering bertanya dan menjawab pertanyaan guru? Jawab: - M. Naufal :”Kadang-kadang” - Fathma Nurrahmadanti :”Kadang-kadang” - Alfikriyansyah :”Kadang-kadang” - Alfi :”Kadang-kadang” - Andri Gunawan :”Kadang-kadang” - Anisatu Wardah :”Kadang-kadang” - Audri Maharani : “Kadang-kadang” - Desta Syalwa :”Kadang-kadang” - Dinni Dwi Pratiwi :”Kadang-kadang” - Faris Fadillah :”Kadang-kadang” - Faikul Imam :”Kadang-kadang” - Galih Giandiansyah :”Kadang-kadang” - Gea Rona :”Kadang-kadang”
- Ghea Aribah :”Kadang-kadang” - Khairotunnisa :”Kadang-kadang” - Lusiana Safitri :”Kadang-kadang” - Lutfi :”Kadang-kadang” - Syifana : “Kadang-kadang” - Miftahul Fadli : “Kadang-kadang” - Mualif Hambia : ”Kadang-kadang” - M. Kiar Ilham : ”Kadang-kadang” - M. Rizki : ”Kadang-kadang” - Nisrina Ayu Fadia : “Kadang-kadang” - Ramadhan Fitriyadi : “Kadang-kadang” - Ramdi Akbar : “Kadang-kadang” - Rayi Roghadatul :”Kadang-kadang” - Rizan Pasya : “Kadang-kadang” - Rabiatul A : “Kadang-kadang” - Rizky Fadillah : “Kadang-kadang” - M. Alfin Saputra : “Kadang-kadang” 8. Apakah kalian sering diberikan tugas? Jawab: - M. Naufal :”Sering, biasanya mengerjakan di LKS” - Fathma Nurrahmadanti :”Sering, karena akan masuk nilai” - Alfikriyansyah :”Sering bu, tugasnya banyak” - Alfi :”Sering bu, tugasnya dibuku LKS” - Andri Gunawan :”Sering bu” - Anisatu Wardah :”Sering bu ” - Audri Maharani : “Sering bu” - Desta Syalwa :”Sering” - Dinni Dwi Pratiwi :”Sering, tugasnya selalu banyak” - Faris Fadillah :”Sering, tugasnya dibuku LKS” - Faikul Imam :”Sering” - Galih Giandiansyah :”Sering” - Gea Rona :”Sering” - Ghea Aribah :”Sering” - Khairotunnisa :”Sering” - Lusiana Safitri :”Sering” - Lutfi :”Sering” - Syifana : “Sering sekali bu” - Miftahul Fadli : “Sering sekali bu” - Mualif Hambia : ”Sering, biasanya mengerjakan LKS” - M. Kiar Ilham : ”Sering bu, tugasnya di LKS”
- M. Rizki : ”Sering” - Nisrina Ayu Fadia : “Sering” - Ramadhan Fitriyadi : “Sering, biasanya mengerjakan LKS” - Ramdi Akbar : “Sering” - Rayi Roghadatul :”Sering” - Rizan Pasya : “Sering, tugasnya selalu dibuku LKS” - Rabiatul A : “Sering tugasnya selalu dibuku LKS” - Rizky Fadillah : “Sering” - M. Alfin Saputra : “Sering” 9. Bagaimana dengan nilai kalian? Apakah mencapai KKM? Jawab: - M. Naufal :”Nilai saya mencapai KKM” - Fathma Nurrahmadanti :”Nilai saya mencapai KKM” - Alfikriyansyah :”Nilai saya masih di bawah KKM” - Alfi :”Nilai saya jelek” - Andri Gunawan :”Nilai saya masih di bawah KKM” - Anisatu Wardah : ”Nilai saya mencapai KKM” - Audri Maharani :”Nilai saya belum mencapai KKM” - Desta Syalwa :”Nilai saya masih di bawah KKM” - Dinni Dwi Pratiwi :”Nilai saya jelek di bawah KKM” - Faris Fadillah :”Nilai saya masih di bawah KKM” - Faikul Imam :”Nilai saya belum mencapai KKM” - Galih Giandiansyah :”Nilai saya jelek” - Gea Rona :”Nilai saya masih di bawah KKM” - Ghea Aribah :”Nilai saya belum mencapai KKM” - Khairotunnisa :”Nilai saya sudah mencapai KKM” - Lusiana Safitri :”Nilai saya jelek di bawah KKM” - Lutfi :”Nilai saya lumayan bagus” - Syifana : “Nilai saya sudah mencapai KKM” - Miftahul Fadli : “Nilai saya kecil masih di bawah KKM” - Mualif Hambia : ”Nilai saya masih di bawah KKM” - M. Kiar Ilham : ”Nilai saya belum mencapai KKM” - M. Rizki : ”Nilai saya rendah sekali” - Nisrina Ayu Fadia : “Nilai saya sudah mencapai KKM” - Ramadhan Fitriyadi :”Nilai saya masih di bawah KKM” - Ramdi Akbar : “Nilai saya kecil masih di bawah KKM” - Rayi Roghadatul :”Nilai saya sudah mencapai KKM” - Rizan Pasya : “Nilai saya sudah mencapai KKM” - Rabiatul A : “Nilai saya sudah mencapai KKM” - Rizky Fadillah : “Nilai saya jelek”
- M. Alfin Saputra : “Nilai saya sudah mencapai KKM” 10. Usaha apa yang akan kalian lakukan untuk meningkatkan hasil belajar? Jawab: - M. Naufal :”Rajin belajar dan mengerjakan tugas” - Fathma Nurrahmadanti :”Rajin belajar dan membaca” - Alfikriyansyah :”Saya mau rajin belajar” - Alfi :”Saya mau lebih giat lagi belajar” - Andri Gunawan :”Saya mau rajin belajar” - Anisatu Wardah : ”Rajin belajar dan mengerjakan tuga” - Audri Maharani :”Lebih giat belajar” - Desta Syalwa :”Saya harus rajin belajar” - Dinni Dwi Pratiwi :”Saya harus rajin belajar” - Faris Fadillah :”Saya harus rajin belajar” - Faikul Imam :”Saya harus rajin belajar” - Galih Giandiansyah :”Saya mau belajar yang rajin” - Gea Rona :”Membaca buku pelajaran” - Ghea Aribah :”Membaca buku pelajaran” - Khairotunnisa :”Saya harus lebih rajin belajar” - Lusiana Safitri :”Membaca buku pelajaran” - Lutfi :”Saya harus rajin belajar” - Syifana : “Saya harus banyak membaca buku” - Miftahul Fadli : “Saya mau baca buku pelajaran” - Mualif Hambia : ”Saya harus belajar yang rajin” - M. Kiar Ilham : ”Belajar yang rajin dan mengerjakan tugas” - M. Rizki : ”Belajar yang rajin” - Nisrina Ayu Fadia : “Belajar yang rajin dan membaca buku” - Ramadhan Fitriyadi :”Belajar yang rajin” - Ramdi Akbar : “Belajar yang rajin” - Rayi Roghadatul :”Belajar yang rajin” - Rizan Pasya : “Membaca buku pelajaran” - Rabiatul A : “Belajar yang rajin dan mengerjakan tugas” - Rizky Fadillah : “Belajar yang rajin” - M. Alfin Saputra : “Mengerjakan tugas dari guru” 11. Apakah guru kalian selalu mengkaitkan topik yang akan dibahas dengan pengalaman kalian? Atau dengan isu-isu terkait dalam kehidupan seharihari? Jawab: - M. Naufal :”Kadang-kadang” - Fathma Nurrahmadanti :”Kadang-kadang” - Alfikriyansyah :”Kadang-kadang”
- Alfi :”Kadang-kadang” - Andri Gunawan :”Kadang-kadang” - Anisatu Wardah :”Kadang-kadang” - Audri Maharani : “Kadang-kadang” - Desta Syalwa :”Kadang-kadang” - Dinni Dwi Pratiwi :”Kadang-kadang” - Faris Fadillah :”Kadang-kadang” - Faikul Imam :”Kadang-kadang” - Galih Giandiansyah :”Kadang-kadang” - Gea Rona :”Kadang-kadang” - Ghea Aribah :”Kadang-kadang” - Khairotunnisa :”Kadang-kadang” - Lusiana Safitri :”Kadang-kadang” - Lutfi :”Kadang-kadang” - Syifana : “Kadang-kadang” - Miftahul Fadli : “Kadang-kadang” - Mualif Hambia : ”Kadang-kadang” - M. Kiar Ilham : ”Kadang-kadang” - M. Rizki : ”Kadang-kadang” - Nisrina Ayu Fadia : “Kadang-kadang” - Ramadhan Fitriyadi : “Kadang-kadang” - Ramdi Akbar : “Kadang-kadang” - Rayi Roghadatul :”Kadang-kadang” - Rizan Pasya : “Kadang-kadang” - Rabiatul A : “Kadang-kadang” - Rizky Fadillah : “Kadang-kadang” - M. Alfin Saputra : “Kadang-kadang” 12. Apakah setiap akhir pembelajaran guru kalian selalu melakukan kegiatan evaluasi? Jika iya evaluasi seperti apa? Jawab: - M. Naufal :”Ibu suka menugaskan mengerjakan LKS” - Fathma Nurrahmadanti :”Iya, biasanya mengejakan soal” - Alfikriyansyah :”Iya, saya harus mengerjakan soal” - Alfi :”Ibu suka menugaskan mengerjakan LKS” - Andri Gunawan :”Ibu suka memberikan soal” - Anisatu Wardah :”iya, ibu suka memberikan soal” - Audri Maharani :“Ibu suka menugaskan mengerjakan LKS” - Desta Syalwa :”Ibu suka menugaskan mengerjakan LKS” - Dinni Dwi Pratiwi :”Iya, ibu suka memberikan soal” - Faris Fadillah :”Iya, evaluasinya mengerjakan soal”
-
Faikul Imam Galih Giandiansyah Gea Rona Ghea Aribah Khairotunnisa Lusiana Safitri Lutfi Syifana Miftahul Fadli yang di LKS” Mualif Hambia yang ada di LKS” M. Kiar Ilham M. Rizki Nisrina Ayu Fadia Ramadhan Fitriyadi Ramdi Akbar Rayi Roghadatul Rizan Pasya Rabiatul A Rizky Fadillah M. Alfin Saputra
:”Iya, evaluasinya mengerjakan soal” :”Iya, ibu suka memberikan soal” :”Iya, ibu suka memberikan soal” :”Ibu suka menugaskan mengerjakan LKS” :”Ibu suka menugaskan mengerjakan LKS” :”Iya, soalnya kadang banyak” :”Iya, evaluasinya mengerjakan soal” :”Iya, soalnya kadang banyak” :”Ibu suka menugaskan mengerjakan soal :”Ibu suka menugaskan mengerjakan soal :”Iya ibu suka memberikan soal” :”Iya ibu suka memberikan soal” :”Ibu suka menugaskan mengerjakan LKS” :”Ibu suka menugaskan mengerjakan LKS” :”Ibu suka menugaskan mengerjakan LKS” :”Ibu suka menugaskan mengerjakan LKS” :”iya biasanya mengerjakan soal” :”Iya biasanya mengerjakan soal” ::Iya biasanya mengerjakan soal” :”iya biasanya mengerjakan sola”