DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 130
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN PKN PADA SISWA KELAS IV SDN JOHO PAMOTAN Hardiyono*) SDN Joho UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah
Abstrak Hasil obserasi nilai di SD Negeri Joho Kec. Pamotan Kab. Rembang. Hipotesis yang diajukan adalah jika metode Diskusi dapat digunakan dengan baik dapat meningkatkan Hasil belajar siswa mata pelajaran PKN pada siswa kelas IV SD Negeri Joho Kec. Pamotan Kab. Rembang Tahun 2015. Indikator keberhasilan 81,74% dengan KKM sebesar 75. Teknik pengumpulan data dengan observasi.teknik analisis data dengan rumus untuk mengetahui nilai rata-rata dan presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil belajar pada siklus I sebesar 48% atau 11 siswa dengan KKM 75, siklus II sebesar 87% atau 20 siswa dengan KKM 75. Dari hasil penelitian tersebut maka dapat dikatakan bahwa dengan metode Diskusi, kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas dapat dioptimalkan hasil belajarnya. Keaktifan siswa juga dapat ditingkatkan. Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Diskusi
1. Pendahuluan PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan aspek nilai dan moral serta untuk membekali siswa dengan kesadaran bela negara serta kemampuan berfikir secara komprehensif integral dalam rangka ketahanan nasional. Sifat materi mata pelajaran PKn membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris. Pendekatan ekspositoris terutama guru menggunakan menggunakan metode ceramah, siswa kurang terlibat atau cenderung pasif. Padahal dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan pendengaran, dan psikomotor. Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan, sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif. Memahami dan mengenal lingkungan hidup bangsa dan cara pandang bangsa kita tentang diri dan lingkungan hidup bangsa Indonesia serta cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya merupakan syarat dasar untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air. Bangsa Indonesia mempunyai konsep kemampuan yang merupakan derivasi dari pancasila yaitu ”Ketahanan Nasional”. Kemampuan/kekuatan diwujudkan melalui pembangunan Nasional.
Cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara dalam rangka Ketahanan Nasional yang diwujudkan dalam pembangunan Nasional sesuai dengan arahan GBHN. Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas dari pada pengertian mengajar, karna di dalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar, yang terjalin dalam bentuk interaksi edukatif. Peran guru dalam pembelajaran PKn mempunyai kaitan yang erat dengan mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan keterampilannya. Menurut Balen (1993:45) Pengembangan keterampilan tersebut yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan berfikir, keterampilan sosial, dan keterampilan praktis. Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. Metode diskusi sering digunakan dalam pembelajaran kelompok, umpamanya kalau menggunakan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif ) dan keterampilan proses dalam pembelajaran metode diskusi cenderung akan digunakan. Pembelajaran secara diskusi merupakan pembelajaran yang dalam proses belajarnya siswa dikelompokkan pada beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar. Belajar kelompok terutama ditujukan untuk mengembangkan konsep pokok/sub pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktivitas sosial, sikap dan nilai (Depdikbud, 1990:39).
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 131 Kesempatan siswa untuk membina rasa tanggung jawab, rasa toleransi mempunyai peluang yang lebih besar untuk dikembangkan melalui kegiatan belajar kelompok (diskusi ). Melalui diskusi lebih jauh siswa akan memahami aspek materi pelajaran yang bersifat problematis berdasarkan pokok bahasan maupun berdasarkan aspek sosial nyata. Secara langsung siswa akan belajar memberikan alternatif pemecahannya melalui kesepakatan kelompok (Winataputra, 2004:3.29). Dengan demikian peneliti memilih metode diskusi pada mata pelajaran PKn dengan materi Pengaruh globalisasi di lingkungansehingga siswa dapat memahami aspek materi pelajaran yang bersifat problematis secara kelompok.
2. Materi dan Metode 2.1. Materi Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Menurut Gagne dan Berliner (1983:312) menyatakan bahwa belajar merupakan proses di mana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman (Chatarina, 2004:2). Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi (Gerlach dan Ely, 1980). PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan aspek nilai dan moral serta untuk membekali siswa dengan kesadaran bela negara serta kemampuan berfikir secara komprehensif integral dalam rangka ketahanan nasional. Sifat materi mata pelajaran PKn membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris. Pendekatan ekspositoris terutama guru menggunakan menggunakan metode ceramah, siswa kurang terlibat atau cenderung pasif. Padahal dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan pendengaran, dan psikomotor. Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan, sehingga
terjadi dialog kreatif yang menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif. Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas, maka kerangka berfikir penelitiannya adalah sebagai berikut. Penggunaan metode yang kurang tepat dalam pembelajaran sehingga siswa tidak tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan guru. Penggunaan metode ceramah yang dominan sehingga pembelajaran terkesan monoton yang menyebabkan siswa merasa bosan dan tidak antusias dalam menerima pelajaran. Akibatnya, ada 17 siswa (74%) dari 23 siswa yang tidak mencapai ketuntasan (mendapat nilai di bawah 75). Dengan demikian, para guru perlu berusaha secara kolaboratif untuk mencari cara pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran. Cara yang dipilih adalah dengan menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam menggunakan metode diskusi adalah sebagai berikut. 1. Membagi siswa ke dalam kelompok diskusi. 2. Memberikan bahan-bahan untuk diskusi dan memberikan penjelasan tentang cara-cara diskusi. 3. Menyimpulkan hasil diskusi. Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir, hipotesis tindakan penelitian yang menerapkan metode Diskusi dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar PKn siswa kelas IV di SDN Joho.
2.2. Metode Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. Metode diskusi sering digunakan dalam pembelajaran kelompok, umpamanya kalau menggunakan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif ) dan keterampilan proses dalam pembelajaran metode diskusi cenderung akan digunakan. Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang keberhasilan diskusi diantaranya sebagai berikut. a. Mampu merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. b. Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi permasalahan serta menarik kesimpulan. c. Mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa. d. Mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi. e. Menguasai permasalahan yang didiskusikan. Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang pelaksanaan diskusi diantaranya sebagai berikut.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 132 a. b. c. d. e.
Memiliki motivasi, perhatian, dan minat dalam beri. Mampu melaksanakan diskusi. Mampu belajar secara bersama. Mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat / ide. Mampu memahami pendapat orang lain.
3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Deskripsi Siklus I
Tabel 2 Indikator Hasil Belajar Siklus I
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tabel 1. Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Agus Eko Saputra A. Muadhom Dwi Purnomo A. Subkan A. Ainur Rifqi A. Jalaludin A. Muhtarom A. Muklisin A. Wafa Ainin Nur Alfiatin Marisa Kumala Dewi M. Eko Ardiansah Rani Lailatul N Riyani Ernawati Rizal Safriadi Sriwati Tiara Hikmah Wati Ulia Ainurrofi Ulfa Fitriana Uswatun Khasanah Widiana Nur Astuti Wahyu Roby Izzati Yuliana Dwi Saputri Jumlah Nilai Nilai Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Tuntas Nilai Belum Tuntas KKM
Ketuntasan Nilai Belum Tuntas Tuntas 55 √ 65 √ 50 √ 70 √ 80 √ 75 √ 75 √ 70 √ 80 √ 80 √ 90 √ 85 √ 50 √ 80 √ 50 √ 75 √ 50 √ 80 √ 80 √ 60 √ 75 √ 60 √ 70 √ 1605 69,78 50 90 48% 11 52% 12 75
Dari tabel 1 terlihat hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus I, bahwa dari 23 siswa tidak seorangpun yang mendapat nilai antara 31 sampai 40, nilai 41 sampai dengan 50 sebanyak 4 siswa, nilai 51 sampai dengan 60 sebanyak 3 siswa, nilai 61 sampai dengan 70 sebanyak 4 siswa, nilai 71 sampai dengan 80 sebanyak 10 siswa, nilai 81 sampai dengan 90 sebanyak 2 siswa, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai lebih dari 91.
7. 8.
INDIKATOR
KETERANGAN
Nilai terendah Nilai tertinggi Jumlah Nilai Nilai rata-rata Banyaknya siswa dengan nilai > 75 Banyaknya siswa dengan nilai < 75 Prosentase siswa dengan nilai > 75 Prosentase siswa dengan nilai < 75
50 90 1605 69,78 11 12 48 % 52 %
Pada tabel 2 menunjukkan ada 11 siswa yang mendapat nilai 75 ke atas dan 12 siswa nilainya di bawah 75. Jika diperinci hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus I seperti pada tabel 3 berikut. Tabel 3 Persentase Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I No
Rentang Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 – 10 11 – 20 21 – 30 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 - 100 Jumlah
Jumlah Siswa Persentase (%) 0 0 0 0 4 3 4 10 2 0 23
0 0 0 0 17 13 17 43 9 0 100
Dari tabel 3 terlihat hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus I, bahwa dari 23 siswa tidak seorangpun yang mendapat nilai antara 31 sampai 40, nilai 41 sampai dengan 50 sebanyak 4 siswa, nilai 51 sampai dengan 60 sebanyak 3 siswa, nilai 61 sampai dengan 70 sebanyak 4 siswa, nilai 71 sampai dengan 80 sebanyak 10 siswa, nilai 81 sampai dengan 90 sebanyak 2 siswa, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai lebih dari 91. Apabila hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran PKn dengan materi Pengaruh globalisasi di lingkungan kelas IV Semester II di SD Negeri Joho Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang jika disajikan dalam bentuk diagram maka akan terlihat seperti diagram 2.1 di bawah ini.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 133 Nilai Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Tuntas Nilai Belum Tuntas KKM
14
Banyak Siswa
12 10 8
Tabel 5 Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II
2 0 31-40
41-50
51-60
61-70
71-80
81-90
91-100
Nilai Siswa
Dari analisis hasil Ulangan Harian siklus I dan gambar grafik di atas dalam pembelajaran PKn tentang Pengaruh globalisasi di lingkungannilai rata-rata kelas 69,78. Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran sebanyak 12 siswa (52 %), dan yang tuntas ada 11 siswa dengan prosentase ketuntasan belajar baru mencapai 48 %. Hal ini menunjukkan bahwa hasil prestasi siswa sudah ada kemajuan atau peningkatan prestasi siswa, akan tetapi masih perlu ditingkatkan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran PKn tentang Pengaruh globalisasi di lingkunganyang diajarkan oleh guru. Maka peneliti masih perlu segera mengambil langkah untuk memperbaiki pembelajaran tersebut, agar siswa dapat memahami materi sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran.
3.2 Deskripsi Siklus II Tabel 4 Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
20 3
6 4
No
79,56 70 95 87% 13% 75
Nama Agus Eko Saputra A. Muadhom Dwi Purnomo A. Subkan A. Ainur Rifqi A. Jalaludin A. Muhtarom A. Muklisin A. Wafa Ainin Nur Alfiatin Marisa Kumala Dewi M. Eko Ardiansah Rani Lailatul N Riyani Ernawati Rizal Safriadi Sriwati Tiara Hikmah Wati Ulia Ainurrofi Ulfa Fitriana Uswatun Khasanah Widiana Nur Astuti Wahyu Roby Izzati Yuliana Dwi Saputri Jumlah Nilai
Nilai 70 70 70 80 80 75 75 80 80 90 85 75 85 85 85 90 75 95 80 75 80 75 75 1830
Ketuntasan Belum Tuntas Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
INDIKATOR Nilai terendah Nilai tertinggi Jumlah Nilai Nilai rata-rata Banyaknya siswa dengan nilai > 75 Banyaknya siswa dengan nilai < 75 Prosentase siswa dengan nilai > 75 Persentase siswa dengan nilai < 75
KETERANGAN 70 95 1830 79,56 20 3 87 % 13 %
Dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II. Pada akhirnya pembelajaran PKn dengan materi Pengaruh globalisasi di lingkungandikelas IV Semester II tahun pelajaran 2014/2015di SD Negeri Joho Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang dapat berhasil dengan cukup memuaskan, hanya terdapat 3 siswa yang mendapat nilai >75 karena ketiga anak tersebut mempunyai keterbatasan dalam menerima pelajaran anak tersebut merupakan anak berkebutuhan khusus(ABK). Setelah melalui kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II maka hasil Ulangan Harian mata pelajaran PKn pada akhir siklus II mengalami peningkatan yang signifikan. Jika diperinci hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus II seperti pada tabel 6 sebagai berikut. Tabel 6 Persentase Hasil Evaluasi PerbaikanPembelajaran Siklus II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rentang Nilai 0 – 10 11 – 20 21 – 30 31 – 40
Jumlah Siswa 0 0 0 0
Persentase 0 0 0 0
41 – 50 51 – 60
0 0
0 0
61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 - 100 Jumlah
3 11 6 3 23
13 48 26 13 100
Dari tabel 6 dapat dilihat hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus II, bahwa dari 23 siswa terdapat 3 siswa yang mendapat nilai <75, kemudian yang mendapat nilai 71 sampai dengan 80 sebanyak 11 Siswa, nilai 81
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 134 sampai dengan 90 sebanyak 6 siswa, nilai 90 sampai dengan 100 sebanyak 3 siswa. Apabila hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus II mata pelajaran PKn dengan materi Pengaruh globalisasi di lingkungankelas IV semeter II di SD Negeri Joho Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang pada akhir kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II jika disajikan dalam bentuk diagram maka akan terlihat seperti diagram 2 di bawah ini.
Apabila ketuntasan hasil belajar disajikan dalam bentuk diagram, maka akan dapat dilihat sebagai berikut di bawah ini.
20 18
Diagram: 3 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari tahapan Prasiklus sampai Siklus II
16 14 12
Belum Tuntas Tuntas
100
10
90
8
80
6
70 Prosentase
Banyak Siswa
sebelum siklus adalah 55,65 ,nilai rata-rata pada siklus I yaitu 69,78 .sedangkan pada siklus II nilai rata-ratanya adalah 81,74 dan pada siklus II tidak diadakan perbaikan atau dilanjutkan ke siklus III karena hampir semua siswa sudah tuntas meskipun terdapat 3 siswa yang belum tuntas hal tersebut dikarenakan memiliki keterbatasan dalam menerima pelaksanaan pembelajaran dan perlu pendampingan khusus untuk membimbing ketiga anak tersebut.
4 2
60 50 40
0 31-40
41-50
51-60
61-70
71-80
81-90
30
91-100
20
Nilai Siswa
10
Tabel 4.10 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dan Nilai Rata-rata Siklus Awal NO
Siklus I
Siklus II
Kriteria Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1
Tuntas
6
13%
11
426 %
20
87%
2
Belum Tuntas
17
87%
12
52%
3
13%
3
Nilai Ratarata
55,65
69,78
81,74
0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Peningkatan nilai rata-rata dari sebelum perbaikan atau prasiklus sampai siklus II, jika disajikan dalam bentuk diagram batang dapat dilihat sebagai berikut. Diagram: 4 Peningkatan nilai rata-rata dari Prasiklus sampai Siklus II 100 90
Nilai Rata-rata
Dari analisis hasil Ulangan Harian siklus II dan gambar diagram di atas dalam pembelajaran PKn tentang Pengaruh globalisasi di lingkungannilai rata-rata kelas 79,56. Siswa yang tuntas 20 siswa dengan prosentase ketuntasan belajar 87% sedangkan siswa yang belum tuntas 3 siswa dengan prosentase 13%. Hal ini menunjukkan bahwa yang dilakukan oleh guru sudah berhasil meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam menguasai materi pembelajaran PKn tentang Pengaruh globalisasi di lingkungan Setelah kedua siklus perbaikan pembelajaran dilaksanakan terdapat kemajuan yang semakin meningkat, tingkat kemajuan tersebut dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.
80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pra siklus
Siklus I
Siklus II
Diagram: 4, menunjukkan peningkatan rata-rata nilai hasil evaluasi dari Siklus Awal, siklus I dan siklus II mata pelajaran PKn kelas IV Semester II SD Negeri Joho, kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang dengan Materi Pengaruh globalisasi di lingkungannya. Sebelum perbaikan pembelajaran (Siklus Awal) nilai rata-ratanya 55,65. Pada siklus I nilai rata-ratanya 69,78 dan siklus II nilai rata-ratanya 81,74. Kenaikan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II yaitu 13,9.
3.3 Pembahasan Dari tabel di atas siswa yang nilainya 75 ke atas pada evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran ada 6 siswa dari 23 siswa atau 13 %. Pada perbaikan pembelajaran siklus I terjadi peningkatan. Siswa yang mendapat nilai 75 ke atas menjadi 11 siswa atau 48 % dan pada perbaikan pembelajaran siklus II yang mendapat nilai 75 ke atas menjadi 20 siswa atau 87 %. Pada nilai rata-rata juga mengalami peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata
a. Pra Siklus Sebelum perbaikan pembelajaran dari 23 siswa yang tuntas belajar hanya 6 siswa atau 26 % dan 17 siswa atau 74 % belum tuntas. Hal ini menunjukkan kegagalan dalam pembelajaran. Setelah peneliti merefleksi ternyata kegagalan itu disebabkan berikut ini.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 135 1) Metode yang digunakan guru kurang tepat. 2) Konsep yang dijelaskan guru kepada siswa bersifat abstrak. 3) Guru tidak memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa. Karena kegagalan dalam pembelajaran tersebut di atas, maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I. b. Pembelajaran Siklus I Pada perbaikan pembelajaran siklus I menggunakan metode diskusi yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Hasil evaluasi yang diperoleh dari 23 siswa ada 11 siswa yang mendapat nilai 75 ke atas atau 48 % siswa tuntas belajar, sedangkan 12 siswa atau 52 % siswa masih belum tuntas belajar. Nilai rata-rata yang diperoleh pada perbaikan pembelajaran siklus I dibanding dengan sebelum perbaikan pembelajaran ada peningkatan, dari 55,65 menjadi 69,78 atau ada kenaikan nilai sebesar 14,13. Peneliti merefleksi sebab-sebab kegagalan dalam perbaikan pembelajaran siklus I, ternyata dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Jumlah kelompok diskusi terlalu banyak. 2) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa. Pada metode diskusi, siswa yang pasif tidak peduli pada pembelajaran, ada siswa yang bermain-main sendiri atau memperhatikan sesuatu di luar kelas sehingga berakibat kegagalan dalam pembelajaran. Dengan masih adanya siswa yang gagal dalam perbaikan pembelajaran siklus I maka peneliti masih perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II. c. Perbaikan Pembelajaran Siklus II Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan (Hamalik, 1994 : 36 ). Pada siklus II peneliti menggunakan metode diskusi dengan jumlah tiap kelompok diskusi adalah 5 siswa. Selain itu peneliti juga menggunakan media seperti makanan cepat saji, soft drink, dll. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli tentang penggunaan media pembelajaran atau alat peraga dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Alat peraga adalah alat bantu untuk menunjukkan kreatifitas guru maupun siswa, sehingga dengan menggunakan alat peraga diharapkan dapat memperlancar serta meningkatkan proses belajar mengajar (Depdikbud, 1997:11). Peneliti memperoleh hasil pada perbaikan pembelajaran siklus II. Dari 23 siswa semua siswa sudah tuntas belajar, dengan nilai 75 ke atas, dan nilai rata-ratanya adalah 81,74. Melihat hasil yang telah diperoleh maka peneliti tidak melakukan perbaikan
pembelajaran siklus III pada mata pelajaran PKn kelas IV dengan materi Pengaruh globalisasi di lingkungannyadi SD Negeri Joho Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang.
4. Simpulan Setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan pembelajaran PKn melalui perbaikan pembelajaran siklus I dan perbaikan pembelajaran siklus II dengan materi Pengaruh globalisasi di lingkungandi kelas IV SD Negeri Joho Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang dapat disimpulkan seperti berikut. a. Metode diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari keantusiasan siswa dalam diskusi. b. Metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terbukti dari siswa yang tuntas belajar dari 26 % pada Siklus Awal menjadi 48 % pada siklus I dan 87 % pada siklus II. c. Penggunaan media pembelajaran akan membuat kegiatan belajar mengajar lebih menarik. Sehingga akan mendorong minat siswa untuk belajar sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran. d. Prosentase ketuntasan belajar siswa menglami peningkatan yang sangat signifikan setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran.
Referensi Asmawi, dkk. 2005. Tes dan Asesment di SD. Jakarta: UT. Chatarina. 2004. Psikologi Belajar dan Pembelajaran. Semarang: UNNES. Depdiknas. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dinn. 2004. Pengantar Pendidikan. Jakarta: UT. Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ibrahim, dkk. 1993. Materi Pokok Pengembangan Inovasi dan Kurikulum. Jakarta: Universitas Terbuka. Populair Sains Group. 2001. Buku Pintar Sekolah Dasar Kelas IV, V, VI. Bandung: Penabur Ilmu. Roosilawati, Erwin. 2006. Workshop Pengembangan Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Semarang: LPMP. Sadiman, Arif, S. 1997. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali dan Pustekom. Suciati. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudjana. 1989. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Grama Widya. Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES. Sumantri, Mulyani, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka. Udin, S, dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Zainal, Aqib. 2004. Karya Tulis Ilmiah Bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Irama Widya.