214 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN SISWA KELAS III SD NEGERI BENDUNGAN III DENGAN ALAT PERAGA THE IMPROVEMENT OF MATHEMATICS ACHIEVMENT ON FRACTIONS FOR THE THIRD GRADE STUDENT BY GEOMETRIC SHAPE PAPER oleh: irvan setiawan, pendidikan guru sekolah dasar, universitas negeri yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi pecahan siswa kelas III dengan alat peraga kertas berbentuk bangun datar. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan subjek penelitian siswa kelas III SD Negeri Bendungan III yang berjumlah 15. Objek penelitian adalah hasil belajar Matematika pada materi pecahan. Teknik pengumpulan data dengan tes, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga kertas berbentuk bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dapat dilihat dari ketuntasan belajar sebelum tindakan sebesar 26,7%, ketuntasan belajar siklus I sebesar 61,5% dan ketuntasan belajar siklus II sebesar 92,3%. Sedangkan pada aspek afektif dan psikomotor ditunjukkan dengan perubahan kegiatan guru dan siswa ke arah yang lebih baik. Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP dan hasil refleksi siklus I. Siswa mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian, menggunakan alat peraga dengan baik, aktif, bekerjasama dengan baik serta lebih tekun. Kata kunci: kertas lipat bangun datar, hasil belajar matematika
Abstract
This research was aimed to improve the results of Mathematics learning in fraction material of III grade students by a flat-shaped paper instrument. This was a Class Action Research (PTK) with research subject of III grade students of State Elementary School (SDN) of Bendungan III numbered 15. The research object was Mathematics learning result in fraction material. Data gathering technique used test and observation. Data was analyzed qualitatively and quantitatively descriptive. The research results showed that the use of flat-shaped paper instrument could improve student learning results. It could be viewed from learning completion prior to action was 26.7%, cycle I learning completion was 61.5% and cycle II learning completion of 92.3%, while in affective and psychomotor aspects shown by the change of teacher and student activities to a better direction. The teacher performed learning according to RPP and cycle I reflection results. The students attended learning seriously using instrument well, actively, make co-operation well and more diligently. Keywords: flat-shaped folded paper, mathematics learning outcomes
Peningkatan Hasil Belajar .... (Irvan Setiawan) 215
serta
PENDAHULUAN Secara
umum
komponen
menjadi
untuk
pendidikan,
dengan
guru,
isi
yang
memiliki peran memfasilitasi siswa
suatu pendidikan terdiri dari tujuan siswa,
fasilitator
belajar
secara
maksimal
mempergunakan
strategi,
pendidikan, metode pendidikan, alat
metode, media, dan sumber belajar
pendidikan,
(Martinis Yamin, 2011: 10).
pendidikan 2007:
33).
tersebut
dan (Dwi
lingkungan Siswoyo,
Ketujuh
saling
dkk.
komponen
berkaitan
Salah
satu
bentuk
media
pembelajaran yaitu alat peraga. Alat
antara
peraga adalah segala sesuatu yang
komponen satu dengan yang lain.
dapat digunakan untuk menyalurkan
Jika ketujuh komponen pendidikan
pesan dan dapat merangsang pikiran,
berfungsi
akan
perasaan, perhatian, dan kemauan
menghasilkan output yang maksimal
siswa sehingga dapat mendorong
sesuai dengan tujuan pendidikan
terjadinya proses belajar pada diri
nasional.
siswa.
dengan
baik,
Alat
peraga
bertujuan
Dalam sekolah keberadaan
memberikan motivasi, meningkatkan
sangatlah
ini
konsep,
mempermudah
disebabkan bila dalam sekolah tanpa
efisiensi
waktu,
ada guru maka proses pendidikan
suatu topik, dan memberikan variasi
tidak akan dapat berlangsung atau
pengajaran sehingga siswa tidak
terlaksana. Program kelas tidak akan
bosan.
berarti bilamana tidak diwujudkan
pembelajaran
dengan adanya kegiatan. Untuk itu
peraga
peranan guru sangat menentukan
diintegrasikan dengan tujuan, materi
karena
sebagai
pelajaran, strategi belajar mengajar,
pengelola pendidikan diantara siswa-
kondisi lingkungan, dan siswa yang
siswa dalam kelas. Guru yang baik
dimaksudkan untuk mengoptimalkan
adalah guru yang mampu menjadi
pencapaian suatu tujuan pengajaran
komunikator
yang telah ditetapkan. Mata pelajaran
guru
vital.
kedudukannya
Hal
yang
Oleh
mengembangkan
karena
di
sekolah
dalam bentuk verbal dan non-verbal,
membutuhkan
itu
memerlukan
yang
mengkomunikasikan materi pelajaran
abstraksi,
proses alat
penggunaannya
yang alat
seringkali
peraga
yaitu
216 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
Suwarsono
Menurut tahap perkembangan
dalam buku Catur Supatmono (2012)
kognitif Piaget (Rita Eka Izzaty, dkk,
matematika
2008: 35), siswa SD kelas III atau
matematika.
Menurut
adalah
ilmu
yang
memiliki sifat khas yaitu; objek yang
rentang
bersifat
merupakan
abstrak,
menggunakan
usia
6
tahun-12
tahap
tahun
operasional
lambang-lambang yang tidak banyak
konkret. Dalam tahap tersebut, siswa
digunakan dalam kehidupan sehari-
memunculkan
hari,
pemikiran,
dan
proses
berpikir
yang
ide
berdasarkan
masih
membatasi
dibatasi oleh aturan-aturan yang
pemikiran pada benda dan kejadian
ketat.
yang
Pembelajaran
matematika
akrab,
mencari
hubungan
suatu
timbal balik antara beberapa hal,
pembelajaran yang dianggap paling
kurang egosentris dan belum bisa
sulit oleh siswa kelas III SD Negeri
berpikir
Bendungan III yang terletak di
karakteristik tersebut, dalam proses
Kecamatan
Gunung
pembelajaran siswa membutuhkan
proses
hal-hal yang konkret seperti alat
memakai
peraga sehingga diharapkan dapat
metode ceramah sehingga membuat
meningkatkan minat belajar siswa
siswa pasif, mengantuk atau bermain
dan
sendiri. Di samping itu guru dalam
siswa.
selama ini
Kidul.
masih
mejadi
Karangmojo,
Guru
pembelajaran
dalam seringkali
abstrak.
meningkatkan
Sesuai
dengan
hasil
belajar
kurang
Dari hasil wawancara dengan
memanfaatkan alat peraga yang ada
guru matematika di SD Negeri
sehingga membuat siswa kurang
Bendungan III, ditemukan adanya
paham akan materi yang diajarkan.
permasalahan pada materi kelas III
Jadi proses pembelajaran matematika
yaitu pecahan. Guru sulit untuk
selama ini kurang efektif karena
menanamkan
proses belajar yang konvensional
terhadap
serta kurangnya pemanfaatan alat
belajar
peraga sehingga kurang menarik
pecahan masih rendah. Oleh karena
minat
belajar
itu peneliti membuat tes berupa soal
matematika secara sungguh-sungguh.
(pra tindakan) terhadap siswa kelas
menyampaikan
siswa
materi
untuk
konsep
pecahan
siswa,
sehingga
khususnya
pada
hasil materi
Peningkatan Hasil Belajar .... (Irvan Setiawan) 217
III. Dari hasil tes soal yang dilakukan
2014/2015 yang berjumlah 15 siswa.
peneliti sebelum dilakukan penelitian
Sedangkan
pada 15 siswa kelas III SD Negeri
belajar Matematika siswa.
Bendungan
Desain Penelitian
III
didapatkan
hasil
26,667% dari jumlah siswa kelas III
objeknya
Prosedur
yaitu
penelitian
mencapai KKM (65). Melihat realita
mengacu
pada
tersebut
tindakan
Kemmis
dan
Setiap
siklus
terdiri
maka
melakukan
peneliti
tertarik
penelitian
guna
meningkatkan
hasil
matematika
siswa
menggunakan
alat
desain
ini
penelitian Taggart. dari
belajar
perencanaan, tindakan dan observasi,
dengan
serta refleksi.
peraga
pada
Teknik Pengumpulan Data Teknik
materi pecahan. Penelitian tersebut berjudul
hasil
“Meningkatkan
Hasil
pada
pengumpulan
penelitian
ini
data
dengan
Belajar Matematika pada Materi
menggunakan tes, dan observasi.
Pecahan Siswa Kelas III SD Negeri
Teknik analisis data yang digunakan
Bendungan III dengan Alat Peraga”.
adalah
deskriptif
kualitatif
dan
deskriptif kuantitatif. METODE PENELITIAN
Instrumen Penelitian
Jenis Penelitian Penelitian
Instrumen yang digunakan ini
merupakan
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).
untuk mengumpulkan data dalam penelitian
SDN
Bendungan
III.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015.
Bendungan
kelas III
sistem
expert
judgement
atau
pendapat para ahli.
Pada penelitian ini akan
Subjek pada penelitian ini siswa
Validitas dilakukan dengan
Teknik Analisis Data
Subjek dan Objek Penelitian
adalah
lembar
Validitas Instrumen
Penelitian ini dilaksanakan di III
adalah
observasi dan tes hasil belajar.
Tempat dan Waktu Penelitian
kelas
ini
III
tahun
SDN ajaran
digunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk
218 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
menganalisis
hasil
tes
mengikuti pembelajaran Matematika
peningkatan hasil belajar siswa
pada materi pecahan menggunakan
dan
siswa.
alat peraga berupa kertas berbentuk
pada
bangun datar dinyatakan memenuhi
pada
KKM yaitu ≥ 65.
partisipasi
Penentuan penelitian
belajar
kriteria ini
mengacu
rumus yang dikembangkan oleh Saifuddin Azwar (1998: 163). Rentang
skor
masing
untuk
kategori
masingdihitung
sebagaimana rumus pada tabel
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Penelitian Siklus I
Data mengenai hasil belajar
berikut:
Matematika siswa diperoleh dari
Tabel 1. Kriteria Penilaian N o. 1.
Rentang Skor X> (M+1,5 S)
Kategori Sangat baik Baik
2. (M+0,5 S) < X≤ (M+1,5S) 3. (M-0,5S) Cukup < X≤ (M+0,5S) 4. (M-1,5 S) < X ≤(M- Kurang Sangat S) S) 5. X ≤ 0,5 (M-1,5 Kurang Keterangan: M = Mean (rata-rata) Ideal = ½ skor maksimum S = Standar Deviasi / Simpangan Baku = 1/3 x M X = Skor Siswa Analisis data observasi guru untuk mengamati penerapan pembelajaran menggunakan alat peraga berupa kertas berbentuk bangun datar, dan analisis data observasi siswa terdiri dari 4 pernyataan dengan rentang
hasil
evaluasi
Hasil penelitian disajikan persiklus, sehingga dapat diketahui dengan jelas peningkatan yang terjadi pada tiap indikatornya. Pelaksanakan PTK pada siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 25 Mei 2015 dan 27 Mei
2015.
jika
ini
75%
Setiap
pertemuan
berlangsung selama 2 jam pelajaran. Pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dan peneliti sebagai observer yang bertugas mengamati kegiatan pembelajaran. Hasil evaluasi siklus I bahwa
ketuntasan
belajar Matematika siswa kelas III
Kriteria Keberhasilan Penelitian
yang
dilaksanakan pada akhir siklus.
menunjukkan
skor 1-4.
berhasil
DAN
dikatakan siswa
yang
adalah sebesar 61,5%, sehingga hasil tersebut belum mencapai kriteria
Peningkatan Hasil Belajar .... (Irvan Setiawan) 219
keberhasilan tindakan yang telah
kekurangan guru saat pembelajaran:
ditetapkan.
a. Guru tidak memeriksa kesiapan
Hasil observasi guru pada
siswa
dalam
mengikuti
siklus I diketahui adanya beberapa
pembelajaran, dikarenakan guru
kekurangan, di antaranya guru tidak
terbiasa
memeriksa kesiapan siswa, belum
kesiapan siswa dalam menerima
menyampaikan
pembelajaran.
kompetensi
dan
tujuan pembelajaran, alat peraga
tidak
menyiapkan
b. Guru tidak menyampaikan tujuan
yang dibuat oleh guru sederhana
dan
namun dalam penggunaannya masih
karena setelah apersepsi guru
membingungkan
langsung
bagi
beberapa
siswa serta belum melibatkan siswa dalam
membuat
rangkuman
pembelajaran.
kompetensi
menjelaskan
materi
pembelajaran. c. Alat peraga yang dibuat oleh guru masih
Hasil observasi siswa pada
pembelajaran
membingungkan
bagi
beberapa siswa karena terdapat
siklus I dapat diketahui adanya
bangun
beberapa
peragaannya dilipat berkali-kali.
hambatan,
diantaranya
yaitu ada beberapa siswa yang
datar
d. Mengulurnya
yang
waktu
dalam
pelajaran
kesulitan saat proses peragaan alat
karena dalam peragaan alat peraga
peraga pada tahap melipat kertas,
terlalu lama.
kurang dapat bekerjasama, kurang
e. Waktu
pembelajaran
kurang
aktif dalam sesi tanya jawab, serta
efisien sehingga guru tergesa-gesa
masih ada 5 siswa yang nilainya
dalam
belum mencapai KKM.
pembelajaran
Refleksi
melibatkan siswa.
Refleksi untuk yang
ini
memperbaiki
dilakukan tindakan
dilakukan sebelumnya dan
sangat penting untuk memperbaiki
menyusun
Berikut penyebab
rangkuman
dan
adalah
hambatan
tidak
beberapa siswa
saat
pembelajaran: a. Siswa
kesulitan
dalam
tahap
kualitas pembelajaran pada siklus
melipat alat peraga disebabkan
II.
siswa kurang fokus terhadap
Berikut
beberapa
penyebab
220 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
penjelasan guru.
2. Deskripsi Penelitian Siklus II
b. Siswa kurang dapat bekerjasama
Perencanaan Khusus
saat diskusi kelompok karena ada beberapa
siswa
individual
yang
ingin
Perencanaan khusus dibuat
secara
oleh peneliti untuk menindaklanjuti
segera
hasil
menyelesaikan LKS.
refleksi
melakukan
siklus
I.
Dengan
perencanaan
khusus
c. Beberapa siswa kurang dapat
diharapkan agar kekurangan pada
menggunakan waktu dengan baik
siklus I tidak terulang lagi sehingga
saat diskusi dikarenakan kurang
tujuan penelitian akan tercapai dengan
fokus dan membuat kegaduhan
lebih maksimal.
dalam kelompok.
Berikut adalah refleksi terhadap
d. Belum
semua
mencapai
siswa
KKM
nilainya
dikarenakan
masih ada siswa yang kurang
guru pada siklus I serta perencanaan yang akan dilakukan pada siklus II: 1) Refleksi : Guru tidak terbiasa menyiapkan
memahami materi. e. Masih banyak siswa yang kurang
kesiapan
siswa
dalam menerima pembelajaran.
aktif, h a l itu disebabkan karena
Perencanaan : Guru memeriksa
faktor siswa yang pemalu dan
kesiapan siswa dalam menerima
belum terlalu memahami materi
pembelajaran sesuai dengan RPP.
pembelajaran. f. Setelah langsung
2) Refleksi
mengerjakan dilanjutkan
sehingga
LKS
tujuan
tidak dan
kompetensi pembelajaran karena
merasa
setelah apersepsi guru langsung
tidak
menjelaskan materi pembelajaran.
dengan
sungguh-sungguh. Berdasarkan
menyampaikan
Guru
evaluasi,
siswa
mengerjakannya
:
kekurangan
Perencanaan
:
mengingatkan
guru tujuan
Peneliti untuk
tersebut, maka penelitian dilanjutkan
menyampaikan
dan
ke siklus II.
kompetensi pembelajaran sesuai dengan RPP. 3) Refleksi : Alat peraga yang dibuat oleh guru masih membingungkan
Peningkatan Hasil Belajar .... (Irvan Setiawan) 221
karena terdapat bangun datar yang
terhadap penjelasan guru.
dalam
Perencanaan : Guru berkeliling
peragaannya
dilipat
berkali-kali.
kelas
Perencanaan : Guru membuat alat
memeragakan
peraga baru yang sudah disekat
sehingga
menjadi beberapa bagian yang
terhadap penjelasan guru.
sama sehingga siswa tidak perlu melipat-lipat kertas.
secara
aktif alat
siswa
saat peraga
dapat
fokus
2) Refleksi : Siswa kurang dapat bekerjasama
saat
diskusi
4) Refleksi : Mengulurnya waktu
kelompok karena ada beberapa
jam pelajaran dikarenakan dalam
siswa yang secara individual
peragaan alat peraga terlalu lama.
ingin segera menyelesaikan LKS.
Perencanaan
Selain
Perencanaan : Pada LKS diberi
memperbarui alat peraga, peneliti
keterangan untuk mengerjakan
dan guru memberikan
alokasi
secara bekerjasama dan tidak
waktu saat memperagakan alat
bersikap individual serta guru
peraga.
lebih
:
5) Refleksi : Waktu pembelajaran kurang
efisien
tergesa-gesa rangkuman tidak
mengkondisikan
siswa.
guru
3) Refleksi : Beberapa siswa kurang
menyusun
dapat menggunakan waktu dengan
sehingga
dalam
aktif
pembelajaran melibatkan
dan siswa.
baik
saat
diskusi
dikarenakan kurang fokus dan
Perencanaan : Menggunakan dan
membuat kegaduhan.
memanfaatkan
Perencanaan
waktu
dalam
pembelajaran sesuai perencanaan. Berikut
adalah
refleksi
terhadap siswa pada siklus I serta perencanaan yang akan dilakukan
dan benar semua. 4) Refleksi : Belum semua siswa
1) Refleksi : Siswa kesulitan dalam
dikarenakan
alat
peraga
disebabkan siswa kurang fokus
Memberikan
mengerjakan LKS dengan cepat
nilainya
melipat
:
reward bagi kelompok yang dapat
pada siklus II:
tahap
kelompok
mencapai
KKM
masih
siswa
ada
kurang memahami materi. Perencanaan : Guru berkeliling
222 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
secara aktif saat peragaan alat
materi pecahan siswa kelas III
peraga serta membimbing siswa
adalah sebesar 92,3%, artinya 12
yang mengalami kesulitan.
dari 13 siswa (2 siswa tidak masuk)
5) Refleksi : Masih banyak siswa
yang mendapat nilai ≥ 65.
Hasil
yang kurang aktif dalam KBM,
evaluasi siklus II sudah mencapai
karena faktor siswa yang pemalu
kriteria
dan belum terlalu memahami
yang telah ditetapkan
materi pembelajaran.
keberhasilan
penelitian
Berdasarkan hasil observasi,
Perencanaan : Melibatkan siswa
kegiatan guru dalam pembelajaran
secara aktif saat KBM melalui
siklus
tanya jawab tentang materi yang
pembelajaran pada siklus I. Guru
sedang diajarkan.
telah
6) Refleksi : Setelah mengerjakan LKS
langsung
dilanjutkan
II
lebih
melaksanakan
baik
dari
pembelajaran
sesuai dengan perencanaan khusus yang mengacu pada refleksi siklus I.
evaluasi, sehingga siswa merasa
Guru telah melakukan pra
terlalu banyak soal yang diberikan
pembelajaran
dan akhirnya
antaranya memeriksa kesiapan siswa
mengerjakannya
dengan tidak sungguh-sungguh.
dalam
Perencanaan : Memberikan sedikit
memberikan
jeda antara mengerjakan LKS dan
menyampaikan
mengerjakan
tujuan
soal
evaluasi
dengan
menerima
baik
di
pembelajaran,
apersepsi,
serta
kompetensi
pembelajaran
yang
dan akan
dengan bertanya jawab singkat
dicapai. Pada inti pembelajaran guru
dengan siswa.
menyampaikan materi dengan baik, alat peraga yang digunakan sudah
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanakan
PTK
pada
lebih efisien dari sebelumnya.
siklus II terdiri dari 2 pertemuan.
Belajar dari kekurangan pada
Pertemuan pertama tanggal 3 Juni
pembelajaran siklus I, guru telah
2015 pada dan pertemuan kedua
membuat
tanggal 5 Juni 2015. Hasil evaluasi
memperagakan
siklus
dengan
II
menunjukkan
bahwa
ketuntasan belajar Matematika pada
alokasi
alat
waktu
konsep peraga.
saat
pecahan Pada
pelaksanaannya guru telah dapat
Peningkatan Hasil Belajar .... (Irvan Setiawan) 223
menggunakan alokasi waktu dengan
dari 13 siswa (2 siswa tidak masuk)
baik
waktu
yang mendapat nilai ≥ 65.
sesuai
evaluasi siklus II sudah mencapai
dibuktikan
kriteria keberhasilan penelitian yang
dengan tidak mengulurnya waktu
telah ditetapkan, oleh karena itu
jam pembelajaran.
guru
serta
dalam
memanfaatkan pembelajaran
perencanaan,
hal
itu
Berdasarkan peneliti sudah
terhadap baik.
pengamatan aktivitas
Siswa
telah
siswa
dan
penelitian
peneliti
Hasil
memutuskan
sudah cukup dan akan
dihentikan.
dapat
menggunakan alat peraga dengan
Pembahasan
baik sesuai petunjuk guru, serta dapat
Hasil belajar siswa mencakup
bekerjasama saat diskusi kelompok
3 ranah sesuai dengan pernyataan
dan dapat
Benyamin
menggunakan alokasi
Bloom
dalam
Nana
waktu dengan baik. Dalam sesi tanya
Soedjana (2012: 23), yaitu ranah
jawab, sudah semakin banyak siswa
kognitif, afektif, dan psikomotor.
yang
aktif
akhir
Pada aspek kognitif terjadi
pembelajaran pun siswa mengerjakan
peningkatan, ditunjukkan dengan
evaluasi dengan sungguh-sungguh,
hasil belajar pada pra tindakan,
hal itu terbukti dari hasil evaluasi
siklus
siswa yang mengalami peningkatan. .
mengalami
Refleksi
memuaskan. Hasil belajar pada pra Dari
bertanya.
hasil
diperoleh dari siklus sekali
Di
yang
telah
II terlihat
banyak peningkatan. Untuk
I
tindakan
siklus
sampai
peningkatan
adalah
26,7%
II yang
siswa
mencapai KKM, hasil belajar pada siklus
I
adalah
61,5%
siswa
nilai terendah yang diperoleh siswa
mencapai KKM, dan hasil belajar
adalah 60 dan nilai tertinggi yang
pada siklus II adalah 92,3% siswa
diperoleh adalah 100. Hasil evaluasi
mencapai KKM.
siklus
II
menunjukkan
bahwa
Keberhasilan
belajar
ketuntasan belajar Matematika pada
tersebut dipengaruhi oleh 2 faktor
materi pecahan siswa kelas III
yaitu
adalah sebesar 92,3%, artinya 12
(Soedijarto, 1981:61). Faktor internal
internal
dan
eksternal
224 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
yang
dimaksud
2013:4)
dan
melakukan
yaitu
minat,
kecerdasan,
motivasi,
dan
pembelajaran sesuai dengan RPP
kemampuan
kognitif
siswa.
yang telah dibuat. Namun pada
Sedangkan faktor eksternal yaitu
kenyataannya pembelajaran siklus I
guru, alat peraga, cara mengajar dan
masih banyak kekurangan, baik yang
lainnya.
dialami oleh guru maupun siswa
Pada
pratindakan,
sehingga hasilnya belum maksimal.
pembelajaran masih bersifat teacher
Pada pembelajaran siklus I ada
center dan belum menggunakan alat
beberapa siswa yang sering bermain
peraga. Padahal dalam pembelajaran
sendiri,
Matematika, penggunaan alat peraga
penjelasan guru, kurang aktif dalam
itu memiliki fungsi yang penting.
penggunaan alat peraga sehingga
Dengan
dan
belum memahami materi dengan
maka
baik. Guru pun kurang mengamati
pengalaman-
perkembangan pemahaman siswa,
pengalaman nyata dalam kehidupan
dan alat peraga yang digunakan pada
tentang
(Sukayati,
siklus I memerlukan waktu yang
2003:2). Selain itu, siswa kelas III
lama saat peragaannya sehingga guru
sekolah dasar juga masuk ke dalam
tergesa-gesa dalam menyampaikan
tahap operasional konkret yang pada
materi
tahap
dapat
penelitian melebihi waktu yang telah
membuat kesimpulan dari suatu yang
ditentukan. Hal ini kurang sesuai
nyata atau dengan benda konkret
dengan fungsi khusus alat peraga
sesuai dengan Teori Piaget dalam
yang
Fadjar (2011: 43).
Sitanggang
melihat,
memanipulasi siswa
meraba,
alat
peraga
mempunyai
arti
itu
konsep
seorang
anak
tidak
dan
memperhatikan
akhirnya
disebutkan
oleh
(2013:4)
kegiatan
Ahmadin
yang
salah
Lalu pada pembelajaran siklus
satunya yaitu efisiensi waktu dalam
I guru menggunakan alat peraga
mengajar agar siswa lebih mudah
yang salah satu maksudnya untuk
mengerti. Oleh karena itu han ya
memberikan
pengajaran
61,5% siswa mencapai KKM dengan
sehingga siswa tidak bosan dengan
rincian 8 siswa mencapai KKM dan
variasi
teori selalu (Ahmadin Sitanggang,
Peningkatan Hasil Belajar .... (Irvan Setiawan) 225
5 siswa tidak mencapai KKM (2
menggunakan alat peraga sesuai
siswa tidak masuk).
petunjuk guru dan guru pun dengan
Berdasarkan
kekurangan
rutin berkeliling kelas mengecek
merencanakan
kegiatan siswa. Hal ini sesuai dengan
refleksi untuk dilakukan pada siklus
pernyataan Pujiati (2006:4) yang
II. Penyempurnaan yang dilakukan di
menyatakan bahwa alat peraga dapat
antaranya pemberian alokasi waktu
memperjelas
saat kegiatan pembelajaran sehingga
Siswa juga lebih memahami materi
pembelajaran lebih efisien. Peneliti
karena ada proses tanya jawab yang
juga membuat alat peraga baru yang
lebih lama, sehingga siswa dapat
lebih menarik, dapat memperjelas
mengerjakan soal evaluasi dengan
konsep
matematika,
namun
baik dibuktikan dengan ketuntasan
sederhana
dalam
penggunaannya
belajar siswa pada siklus II yang
tersebut
peneliti
(Pujiati, 2006:4). Refleksi pada
matematika.
mencapai 92,3% dengan rincian 12 tersebut
siklus
konsep
II
berhasil,
siswa mencapai KKM dan 1 siswa
hasil observasi
tidak mencapai KKM (2 siswa tidak
kegiatan guru dan kegiatan siswa
masuk).
mengalami
SIMPULAN DAN SARAN
peningkatan.
Guru
melaksanakan penelitian tindakan kelas
sesuai
memeragakan bersama
RPP,
pembahasan,
pecahan
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
menggunakan
dengan konsep
siswa
Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan
baik
maka
dapat penerapan alat
sehingga penggunaan waktu lebih
peraga kertas berbentuk bangun datar
efisien, memberikan motivasi dan
tersebut dapat meningkatkan hasil
menambah pemahaman siswa sesuai
belajar siswa kelas III SD Negeri
pernyataan
Bendungan
Ahmadin
Sitanggang
III.
Adapun
(2013:4). Sedangkan siswa sudah
peningkatan
mengikuti pembelajaran dengan baik
ditunjukkan dengan hasil belajar
dan fokus mendengarkan penjelasan
pada siklus I dengan persentase
guru, berpartisipasi aktif pada saat
ketuntasan 61,5% atau 8 siswa yang
penggunaan
mencapai
alat
peraga.
Siswa
nilai
aspek
hasil kognitif
KKM meningkat
226 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
pada siklus
Peraga Matematika Sederhana Untuk Sekolah Dasar. Medan: LPMP Sumatera Utara.
II dengan persentase
ketuntasan 92,3 % yakni ada 12 siswa yang mencapai nilai KKM. Sedangkan pada aspek afektif dan psikomotor
ditunjukkan
Catur
Supatmono. (2002). Matematika Asyik. Jakarta: Grasindo.
Dwi
Siswoyo. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
dengan
perubahan kegiatan guru dan siswa ke arah yang lebih baik. Berdasarkan tersebut,
saran
kesimpulan yang
dapat
disampaikan dari penelitian yang
Martinis
sudah dilaksanakan adalah: 1. Saran untuk Kepala Sekolah
Yamin. (2011). Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press.
a. Karena pentingnya alat peraga
guru dengan cara menambah atau
Pujiati. (2006). Pembuatan Media Alat Peraga di SD. Yogyakarta: PPPG Matematika.
melengkapi
Rita
dalam pembelajaran Matematika, maka hendaknya memfasilitasi
alat
peraga
buku
referensi
Matematika. b. Menyediakan terkait
alat
peraga
dalam
pembelajaran Matematika. 2. Saran untuk Guru kelas. a. Guru disarankan menggunakan alat
peraga
tersebut
pembelajaran Matematika
dalam
Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Soedijarto. (1981). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Proses Belajar dan Mutu Hasil Belajar Pelajar Kelas Terakhir SD. Bogor: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
pada
materi pecahan yang akan datang. b. Menggunakan alat peraga yang tersedia di sekolah secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Sitanggang. (2013). Alat
Sukayati. (2003). Yogyakarta: Matematika. Nana
Pecahan. PPPG
Sudjana(2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.