Jurnal EduMatSains, 1 (1) Juli 2016, 83-94
Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa dengan Menggunakan Metode Numbered Heads Together (NHT) dalam Pelajaran Biologi Kelas VII di SMPK Medan Leticya Sarung Allo*1, Desri Kristina Silalahi2 1,2
FIP Biologi, Universitas Pelita Harapan Jln. Boulevard Mh. Thamrin 1100, Lippo Karawaci *e-mail:
[email protected] Abstract Students grade VII’s cognitive learning outcomes at SMPK Medan were relatively low. It was caused by many factors, one of them was the learning method which was still conventional. Students were needed to improve their learning outcomes, so the researcher made the research with purpose was to know the improvement ofstudents’ learning outcomes by using Numbered Heads Together (NHT) method. The research methodology was used quasi experimental with nonequivalent control group design. The samples of this research were students at grade VII A and VII B. Grade VII B as experimental class and grade VII A as control class. Both of the classes were given treatment, the experimental class with NHT and control class with conventional learning. The improved of learning outcomes can be seen from the mean of N -Gain in experimental class was 0.39 in middle category and the control class was 0.09 in low category. The control class and experiment class had different learning result significantly. Based on the research, it can be concluded that this method can increased students’ learning outcomes at grade VII at SMPK Medan. Keywords: NHT, conventional learning, learning outcomes
PENDAHULUAN Kemajuan ditentukan
oleh
siswa dapat dilihat pada nilai ulangan harian suatu
bangsa
kualitas
sangat
sumber
siswa kelas VII A dan VII B. SMPK Medan
daya
menerapkan kebijakan bahwa sebuah kelas
manusia (SDM), sedangkan SDM tergantung
akan mengikuti remedial klasikal untuk
pada kualitas pendidikannya. Pendidikan
ulangan harian apabila siswa yang lulus
mengambil peran yang sangat penting dalam membentuk pribadi yang berkualitas. Salah
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
satu tolak ukur keberhasilan pendidikan
68. Setiap kali mengikuti ulangan harian,
adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar yang baik
menunjukkan
baiknya
dalam ulangan tersebut kurang dari 60%
kedua
kualitas
kelas
selalu
mengikuti remedial
klasikal yang menunjukkan bahwa hasil
pendidikan di suatu sekolah.
belajar
Kenyataannya pada saat ini di SMP
masih
rendah.
Hal
ini
jelas
menunjukkan bahwa ada kesenjangan dari
Kristen (SMPK) Medan hasil belajar Biologi
yang diharapkan dengan keadaan di lapangan,
siswa masih rendah khususnya pada kelas VII A dan VII B. Rendahnya hasil belajar Biologi 83
Leticya Sarung Allo, et al.
Jurnal EduMatSains, Juli 2016 | Vol. 1 | No. 1
oleh sebab itu hasil belajar siswa perlu
2014) bahwa pembelajaran kooperatif akan
ditingkatkan.
meningkatkan pemahaman siswa sehingga
Sebagai upaya meningkatkan hasil hasil belajar siswa menjadi lebih tinggi. belajar perlu dikembangkan pembelajaran yang
tepat
kesempatan pendapat,
yang bagi
dapat
siswa
bekerjasama
memberikan
untuk
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan Oktober
bertukar
berinteraksi sampai November 2015 di SMPK Medan
dan
dengan teman, dan menggunakan setiap
kelas
VII.
Instrumen
penelitian
yang
konsep yang telah dipelajari di dalam kelas.
digunakan ialah tes pre-test dan post-test
Mengingat pentingnya pembelajaran Biologi yang berupa pilihan ganda dengan masingmaka guru diharapkan mampu memfasilitasi masing 16 nomor soal. Sebelum digunakan siswa
dan
merancangkan
soal tes divalidasi secara kontruk oleh tiga
pembelajaran
sedemikian rupa sehingga siswa menjadi ahli kemudian hasil validasi tersebut diuji lebih tertarik
untuk
dan dapat cobakan, diuji validitas perbutirnya dan
belajar
dihitung reliabilitasnya.
meningkatkan hasil belajar siswa. Terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat
Penelitian ini merupakan penelitian
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
dengan model kuasi eksperimen. Penelitian
Biologi siswa diantaranya sebagai berikut
ini menggunakan nonequivalent control grup
model pembelajaran inkuiri, pembelajaran
design dengan desain sebagai berikut dipilih
berbasis kooperatif.
dan
pembelajaran
dua kelas siswa kelas VII. Selanjutnya salah
Model-model
pembelajaran
satu
masalah,
kelas
diberi
perlakuan
penerapan
tersebut melibatkan seluruh siswa tanpa
pembelajaran dengan NHT sedangkan satu
membeda-bedakan setiap siswa sehingga
kelas yang lain sebagai kontrol menggunakan
setiap siswa dapat terlibat aktif di dalam metode konvensional khususnya ceramah. Rancangan eksperimen dituliskan pada Tabel
kelas. Berdasarkan
uraian
tersebut,
1 berikut.
pada
penelitian ini akan dilakukan eksperimen menggunakan model kooperatif
dalam
pembelajaran Biologi. Model pembelajaran kooperatif termasuk
memiliki
banyak
meningkatkan
hasil
kelebihan belajar.
Tabel 1. Rancangan eksperimen Kelompok
Pretest Eksperimen O1 Kontrol
Ibrahim mengatakan (2000; Hamdayama, 84
O3
Perlakuan X1
Posttest O2
X2
O4
Peningkatan Hasil Belajar Kognitif menguji kenormalan datayang Keterangan :
dengan
O1 = Pemberian pre-test pada kelas NHT
(Kadir, 2015).
langkah-langkah
dilakukan
sebagai
berikut
O2 = Pemberian post-test pada kelas NHT
a) Menentukan taraf signifikansi ( ).
O3 = Pemberian pre-test pada kelas ceramah
b) Menentukan hipotesis yang akan diuji
O4 = Pemberian post-test pada kelas ceramah
H0 : sampel berasal dari populasi yang
X1 = Perlakuan dengan model pembelajaran
berdistribusi normal
kooperatif tipe NHT
H1 : sampel berasal dari populasi yang
X2 = Perlakuan dengan metode ceramah
berdistribusi tidak normal c) Data diurutkan dari yang terkecil ke
Teknik Analisis Data
yang terbesar.
Data yang telah terkumpul selanjutnya
d) Menentukan kumulatif proporsi (kp)
dianalisis secara statistik. Untuk melihat pengaruh pemberian metode terhadap hasil belajar
kognitif
maka
dilakukan
dan data ditransformasi ke skor baku : =
uji
(
perbedaan rata-rata terhadap data yang
e) Menentukan luas kurva
terkumpul dengan menggunakan statistik uji-t
f) Menentukan a1 dan a2 :
)
(z-tabel)
untuk parametrik jika data berdistribusi
a2 : selisih Z-tabel dan kp pada batas
normal dan homogen dan U Mann-Whitney
atas (a2 = absolut (kp-Ztab)
test untuk non parametrik
a1 : selisih Z-tabel dan kp pada batas
jika data tidak
berdistribusi normal atau tidak homogen
atas (a2 = absolut (kp-Ztab)
(Supardi, 2002). Sebelum dilakukan uji perbedaan rata-rata, dilakukan uji normalitas
g) Nilai mutlak maksimum dari a1 dan a2 dinotasikan dengan Do.
dan homogenitas sebagai uji prasyarat.
h) Menentukan harga D-tabel dengan
Selanjutnya dilakukan uji data awal,
rumus :
data akhir dan N-gain. N-gain digunakan
Untuk jumlah respsonden = n dan
untuk melihat peningkatan nilai hasil belajar.
0,05, diperoleh D-tab =
1) Uji Normalitas i) Kriteria pengujian
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang dimiliki berdistribusi
normal
atau
tidak.
,
Uji
Jika Do
D-tabel maka H0 diterima
Jika Do > D-tabel maka H0 ditolak.
2) Uji Homogenitas
Kolmogorov-Smirnov merupakan salah satu metode uji yang dapat digunakan untuk 85
=
Leticya Sarung Allo, et al. Pengujian
Jurnal EduMatSains, Juli 2016 | Vol. 1 | No. 1
homogenitas
Fhitung > Ftabel
dilakukan
: H0 ditolak maka
untuk mengetahui kesamaan varians setiap
sampel berasal dari varian yang tidak
kelompok data.Pengujian homogenitas dapat
homogen. 3) Uji Perbedaan Rata-rata
dilakukan dengan menggunakan uji F (Fisher) apabila data yang diuji terdiri dari dua
Setelah mengetahui normalitas dan
kelompok data yang independen (Kadir,
homogenitas data, untuk menguji hipotesis
2015).
cara
komparatif maka dilakukan uji-t apabila data
membandingkan varian data terbesar dibagi
berdistribusi normal dan homogen. Data diuji
varian data terkecil sebagai berikut (Supardi,
menggunakan U Mann-Whitney test bila data
2012).
tidak berdistribusi normal dan homogen.
.Uji
F
dilakukan
dengan
Langkah-langkah yang dilakukan untuk uji-t
a) Menentukan taraf signifikansi ( )
ialah :
untuk menguji hipotesis. H0 : s = s (varian 1 sama dengan
a) Menyatakan
s
dan
taraf
signifikansi ( ).
varian 2 atau homogen) H1: s
hipotesis
H0 : tidak ada perbedaan nilai yang
(varian 1 tidak sama
signifikan
dengan varian 2 atau tidak homogen)
antara
kelompok
b) Menghitung varian tiap kelompok.
eksperimen dan kontrol.
c) Menentukan
H1 : ada perbedaan nilai yang
nilai
=
Fhitung,
yaitu
signifikan
.
b) Menghitung nilai t dengan rumus :
df1= dfpembilang= na-1
=
df2= dfpenyebut = nb-1 dengan : na= Banyaknya data kelompok varian
dengan :
terbesar (pembilang)
= rerata nilai kelompok kontrol
terkecil (penyebut) dengan
+
= rerata nilai kelompok eksperimen
nb= Banyaknya data kelompok varian pengujian
kelompok
eksperimen dan control.
d) Menentukan nilai Ftabel
e) Lakukan
antara
= varian kelompok eksperimen cara
= varian kelompok kontrol
membandingkan Fhitung dengan Ftabel.
= banyaknya sampel kelompok
Jika Fhitung < Ftabel :
eksperimen.
H0 diterima maka sampel berasal dari varian yang homogen.
= banyaknya sampel kelompok kontrol
86
Peningkatan Hasil Belajar Kognitif c) Menarik kesimpulan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Cara penentuannya didasarkan pada taraf signifikansi ( )=0,05 dan dk=
+
2. (Supardi, 2012).
thitung
+
=
+
dengan :
Kriteria pengujian hipotesis : Jika - ttabel
=
( (
2 2
+ 1) + 1)
K1= jumlah peringkat yang diberikan
ttabel, maka H0
dengan
diterima.
pada
sampel
dengan
jumlah n1
Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel,
K2= jumlah peringkat yang diberikan
maka H0 ditolak (Priyatno 2012). Langkah-langkah
yang
dengan
digunakan
pada
sampel
dengan
jumlah n2
untuk U Mann-Whitney test ialah (Kadir
Kedua
2015) :
kemungkinan akan memberikan hasil
a) Menyatakan
hipotesis
dan
taraf
hasil
perhitungan
yang berbeda bagi U. Nilai yang
signifikansi ( ).
dipilih adalah nilai U yang paling
H0 : tidak ada perbedaan nilai antara
kecil dari kedua nilai U tersebut.
kelompok eksperimen dan kontrol
d) Penarikan
kesimpulan
mengenai
H1 : ada perbedaan nilai antara
hipotesis nol dengan membandingkan
kelompok eksperimen dan kontrol
Uhitung dengan Utabel.
dengan kriteria pengujian : Tolak H0 jika Uhitung
e) Untuk ukuran sampel yang lebih besar
Utabel.
dari 20, maka distribusi sampling U
Terima H0 jika Uhitung> Utabel.
akan mendekati distribusi normal
b) Menyusun peringkat data.
dengan rata-rata dan standar error.
c) Menjumlahkan peringkat tiap kategori
=
sampel daan menghitung statistik U dengan rumus : =
(
+ 12
dan
4) N-gain
+ 1)
Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa maka dilakukan perhitungan N-gain
Sehingga variabel normal standarnya
antara pre-test dan post-test. N-gain dihitung
dirumuskan :
dengan rumus yang dikemukakan oleh Hake Z=
(ditransfomasi ke uji-Z).
sebagai berikut : 87
Leticya Sarung Allo, et al.
Jurnal EduMatSains, Juli 2016 | Vol. 1 | No. 1
Nilai tersebut masih jauh di bawah KKM
=
(Meltzer, 2008).
yang ditetapkan oleh sekolah yakni 68. Data selanjutnya diuji normalitasnya dengan hasil
Data diolah menggunakan program olahan SPSS yang ditampilkan pada tabel 3. SPSS 20.0. SPSS (Statistical Package for the Tabel 3 menunjukkan bahwa kelas Social Sciences) merupakan paket software
ceramah dan NHT memiliki data hasil belajar
untuk analisis statistika dan manajemen data.
pre-test
Tabel 2. Kategori Perolehan Skor N-Gain
Selanjutnya
yang
berdistribusi
normal.
dilakukan
pengujian
Batasan
Kategori
homogenitas
g>0,7
Tinggi
data tersebut, dan diperoleh data seperti pada
0,3
Sedang
tabel 3.
g 0,3
Rendah
Tabel
Sumber : Jumiati dkk, 2011
terhadap
4
menunjukkan
kedua
bahwa
H0
diterima berarti varian nilai pre-test kelas ceramah sama dengan varian nilai kelas NHT
HASIL DAN PEMBAHASAN
atau homogen. Dengan demikian, kelas
Pre-test
ceramah
dan
kelas
NHT
merupakan
Dari hasil pre-test siswa diperoleh rata- kelompok yang homogen. rata kelas VII A (kelas ceramah) dan kelas Setelah diketahui data berdistribusi VII B (kelas NHT) masing-masing sebesar normal dan homogen, maka dilakukan 56,61 dan 57,49. Hal ini menunjukkan bahwa
pengujian perbedaan rata-rata menggunakan
kemampuan awal kedua kelas adalah sama.
uji-t dengan hasil seperti pada tabel 5.
Tabel 3. Rekapitulasi Uji Normalitas Pre-test Kelas
Nilai Do
D-tabel
Keputusan Keterangan
Ceramah
0,138
0,05
0,226
Terima
Normal
NHT
0,151
0,05
0,224
Terima
Normal
Tabel 4. Rekapitulasi hasil uji homogenitas nilai pre-test Jenis Data Pre-test
Nilai F 0,002
df1 1
df2 71
F-tabel 3,976
88
Keputusan Keterangan 0,05
Terima
Homogen
Peningkatan Hasil Belajar Kognitif
Tabel 5. Rekapitulasi hasil uji-t nilai pre-test Jenis Data Pre-test
Nilai t
Df
-0,236
71 1,994
t-tabel
Keputusan 0,05 Terima H o
Keterangan Tidak berbeda signifikan
Dari Tabel 5 diperoleh t hitung = -0,236. Nilai normalitasnya dan diperoleh hasil seperti yang ditampilkan pada tabel 6.
ttabel untuk (df=71, =0,05/2) =1,994. Dengan demikian, -ttabel = -1,994
Dari Tabel 6 hasil uji normalitas
H0 diterima. Hal ini berarti tidak ada
menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki
perbedaan nilai yang signifikan antara kelas
data
dengan metode NHT dan ceramah pada
dilakukan pengujian homogenitas terhadap
probabilitas 0,05. Tidak adanya perbedaan
kedua data tersebut, dan diperoleh data
yang signifikan menunjukkan bahwa kedua
seperti pada tabel 7. Hasil
kelas tersebut memiliki pengetahuan awal yang sama. Keadaan awal yang sama
berdistribusi
analisis
menunjukkan
normal.Selanjutnya
pada
bahwaH0
Tabel
7
diterimaberarti
memungkinkan dilakukannya penelitian ini varian nilai post-test kelas ceramah sama dengan memberikan perlakuan yang berbeda
dengan varian nilai kelas NHT atau homogen. Dengan demikian, kelas ceramah dan
kepada kedua kelas.
kelas NHT merupakan kelompok yang
Post-test Setelah dilakukan post-test diperoleh
homogen. Setelah diketahui data berdistribusi
data sebagai berikut kelas VII A dengan rata- normal dan rata 62,19 sedangkan kelas VII B dengan rata-rata
74,11.
Data
kemudian
homogen,
maka
dilakukan
pengujian perbedaan rata-rata menggunakan
diuji uji-t.
Tabel 6. Rekapitulasi Uji Normalitas Kelas
Nilai Do
D-tabel
Keputusan Keterangan
Ceramah
0,176
0,05
0,226
Terima
Normal
NHT
0,110
0,05
0,224
Terima
Normal
Tabel 7. Rekapitulasi hasil uji homogenitas nilai post-test Jenis Data
Nilai F
Post-test
0,000
df1 df2 F-tabel 1
71
3,976
89
Keputusan Keterangan 0,05
Terima
Homogen
Leticya Sarung Allo, et al.
Jurnal EduMatSains, Juli 2016 | Vol. 1 | No. 1
Tabel 8. Rekapitulasi hasil uji-t nilai post-test Jenis Data
Nilai t
Df
t-tabel
Post-test
-3,073
71
1,994
Keputusan
Keterangan
Tolak Ho
berbeda signifikan
0,05
Dari Tabel 8 diperoleh t hitung = -3,073. Nilai Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa kategori ttabel untuk (df=71, =0,05/2) =1,994. Dengan
peningkatan hasil belajar siswa kelas NHT
demikian, thitung = -3,073 <-ttabel = -1,994 atau ialah sedang dengan rerata N-gain sebesar H0 ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan nilai
0,39 dan ceramah tergolong rendah dengan
yang signifikan antara kelas dengan metode rerata N-gain sebesar 0,09. Selain itu, nilai NNHT dan ceramah pada probabilitas 0,05.
gain minimum kelas NHT lebih tinggi dari
Adanya
bahwa
kelas ceramah. N-gain minimum kelas NHT
perlakuan yang berbeda membawa pengaruh
ialah -0,21 sedangkan kelas ceramah ialah -
yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan
0,95. Maka dapat disimpulkan bahwa N-gain
hasil belajar.
dari kelas NHT lebih tinggi dari N-gain dari
perbedaan
menunjukkan
kelas ceramah. Data
N-gain Peningkatan hasil belajar setiap siswa dihitung
dengan
menggunakan
N-gain.
Rekapitulasi N-gain kelas ceramah dan NHT
N-gain
siswa
selanjutnya
dianalisis normalitas dan homogenitasnya. Hasil pengolahan data seperti ditunjukkan tabel 10.
dapat dilihat dari tabel 9 berikut. Tabel 9. Rekapitulasi data N-gain siswa No
Kelas
N
Nilai N-gain min
N-gain maks
Rerata Kategori
1
Ceramah
36 -0,95
1
0,09
Rendah
2
NHT
37 -0,21
1
0,39
Sedang
Tabel 10. Rekapitulasi uji normalitas data N-gain siswa Kelas
NilaiDo
D-tabel
Keputusan Keterangan
Ceramah
0,093
0,05
0,226
Terima
Normal
NHT
0,087
0,05
0,224
Terima
Normal
90
Peningkatan Hasil Belajar Kognitif
Tabel 11. Rekapitulasi hasil uji homogenitas nilai N-gain siswa Jenis Data
Nilai F
N-gain
4,240
df1 df2 F-tabel 1
71
Keputusan Keterangan
3,976
0,05
Homogen
Tolak
tabel10
dengan metode NHT dan ceramah yang
menunjukkan bahwa data N-gain kedua kelas
menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai
berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan
yang signifikan antara kelas NHT dengan
pengujian homogenitas data dengan hasil
ceramah.
Hasil
analisis
pada
seperti pada tabel 11. Hasil analisis pada
Keadaan awal kelas VII A dan VII B
tabel 11 menunjukkan bahwa H0 ditolak
ialah keduanya tidak memiliki perbedaan
berarti varian N-gain kelas ceramah tidak
hasil belajar yang signifikan (Tabel 5).
sama dengan varian nilai kelas NHT. Dengan
Siswa kelas VII A dan VII B memiliki
demikian, data N-gain kelas ceramah dan
kemampuan
kelas NHT merupakan data
pelajaran Biologi materi plantae. Setelah
yang tidak
dilakukan
homogen.
yang
relatif
proses
sama
dalam
pembelajaran
dengan
data
menggunakan NHT pada kelas VII B dan
diperoleh bahwa data berdistribusi normal
ceramah (konvensional) pada kelas VII A,
dan
hasil pengolahan data dengan uji-t ialah t hitung
Berdasarkan
tidak
hasil
homogen
analisis
sehingga
untuk
-3,073 <-ttabel = -1,994 atau H0 ditolak. Hal
melakukan uji komparatif menggunakan uji
=
Mann-Whitney.
ini
berarti
ada
perbedaan
nilai
yang
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel
signifikan antara kelas dengan metode NHT
12 diperoleh nilai Uhitung sebesar 398, karena
dan ceramah. Hasil perhitungan tersebut
jumlah sampel yang dimiliki > 20, maka
menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar
nilai Uhitung dikonversi ke nilai Z dengan nilai
yang
Z sebesar -2,961 dengan Ztabel(0,05) yaitu 1,64.
Perbedaan hasil belajar tersebut dapat dilihat
Diperoleh |
| = 2,961 > |
| =1,64
dari
signifikan
pada
materi
meningkatnya
nilai
plantae.
N-gain
siswa (tabel 9).
maka H0 ditolak yang berarti ada perbedaan nilai yang signifikan antara N-Gain kelas
Tabel 12. Rekapitulasi hasil uji Mann-Whitney N-gain siswa Jenis Data
Uhitung
N
Zhitung Ztabel
N-gain
398
73
-2,961
1,64
91
0,05
Keputusan
Keterangan
Tolak Ho
berbeda signifikan
Leticya Sarung Allo, et al.
Jurnal EduMatSains, Juli 2016 | Vol. 1 | No. 1
Kelas NHT mengalami peningkatan rerata
perubahan tingkah laku berupa hasil belajar,
N-gain
berarti
terkhususnya meningkatnya hasil belajar
peningkatan yang terjadi tergolong sedang,
kognitif siswa. Hal tersebut menunjukkan
sedangkan untuk kelas ceramah sebesar 0,09
bahwa penggunaan metode NHT mampu
berarti peningkatan yang terjadi tergolong
meningkatkan
rendah. Hasil uji U-Mann Whitney untuk N-
dibandingkan dengan penggunaan metode
gain kelas ceramah dan NHT adalah Z
konvensional seperti ceramah.
sebesar
sebesar -2,961, |
0,39
yang
| = 2,961 > |
hasil
belajar
siswa
jika
| =1,64
berarti ada perbedaan nilai yang signifikan
dialami siswa kelas VII SMPK Medan sesuai
antara N-Gain kelas dengan metode NHT
dengan kelebihan NHT yang diungkapkan
dan ceramah.
oleh Ibrahim (2000; Hamdayama 2014)
Peningkatan hasil belajar kognitif yang
dengan belajar menggunakan NHT hasil
Perbedaan peningkatan hasil belajar pemberian
belajar siswa akan menjadi lebih baik. Dalam
perlakuan. Adanya perbedaan metode belajar
pembelajaran kooperatif khususnya NHT,
menunjukkan adanya perbedaan peningkatan
kerja kelompok sangat ditonjolkan. NHT
hasil belajar siswa yang terbukti dengan
membantu siswa menjadi tutor sebaya.
jauhnya
kelas
Kegiatan tutor sebaya mampu membuat
ceramah yaitu 62,19 dan rerata kelas NHT
siswa semakin mendalami materi, siswa
yaitu 74,11 yang didukung oleh data hasil uji
memiliki kesempatan untuk membagikan
N-gain kelas NHT mengalami peningkatan
materi yang telah dipahami. Kegiatan tutor
kategori sedang sedangkan ceramah ketegori
sebaya juga menyenangkan bagi siswa
rendah (Tabel 9).
Hal ini menunjukkan
karena siswa bisa membagikan materi dan
bahwa terjadi suatu proses yaitu proses
menerima materi dengan bahasa yang mudah
belajar. Menurut Slameto (2010) belajar
mereka
merupakan proses yang dilakukan seseorang
menjadi lebih efektif dan materi lebih mudah
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
dipahami oleh siswa. Pemahaman materi
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
yang baik akan meningkatkan hasil belajar
hasil pengalaman sendiri dalam interaksi
siswa.
disebabkan
oleh
rentang
perbedaan
rerata
dengan
lingkungan.
dengan
metode
post-test
Siswa
pahami
sehingga
pembelajaran
Pembelajaran kooperatif melibatkan
berinteraksi (NHT)
para siswa untuk bekerja dalam kelompok-
mengalami proses belajar dan menghasilkan
kelompok kecil, saling membantu satu sama
belajar
baru
92
Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Pembelajaran
lain dalam mempelajari materi pelajaran
kooperatif
(Slavin 2010). Pembelajaran konvensional
NHT
diartikan
sebagai
dalam
kelompok. Pembelajaran dengan metode
konteks
klasikal yang sudah terbiasa
NHT tidak akan berhasil apabila tidak ada
dilakukan yang berpusat pada guru (Majid
kerja sama yang baik diantara semua siswa
2014). Pada metode ceramah guru menjadi
dan juga siswa dengan guru.
pembelajaran
menonjolkan
kerja
khususnya
sama
dalam
pusat dari pembelajaran hal ini menyebabkan anak didik menjadi pasif (Hamdayama 2014).
Monopoli
pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
yang Agustanti TH. 2012. Implementasi metode
dilakukan oleh guru mengakibatkan siswa tidak
memiliki
mempraktekkan
kesempatan materi
yang
inquiri untuk meningkatkan hasil
untuk
belajar Biologi. Jurnal Pendidikan
diberikan.
IPA Indonesia, 1(1) : 16-20.
Siswa hanya memiliki kesempatan untuk mendengarkan
namun
tidak
Arends RI. 2008. Learning to teach (ketujuh
memiliki
ed.). Jakarta: Pustaka Belajar.
kesempatan untuk melakukan. Setiap yang
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan
materi yang diajarkan oleh guru hendaknya
pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
didengarkan dan dipraktekkan dengan baik
Hamdayama J. 2014. Model dan metode
oleh siswa agar pemahaman materi siswa
pembelajaran
lebih mendalam dan bisa menunjang hasil
kreatif
berkarakter.
belajar kognitif siswa tersebut.
Bogor:
dan Ghalia
Indonesia. Jumiati, Sari M & Akmalia D. 2011.
KESIMPULAN Berdasarkan diketahui
bahwa
hasil ada
analisis
data
perbedaan
yang
Peningkatan dengan
uji
model
VIII SMP sei putih kampar. Lectura,
dengan siswa yang belajar menggunakan Hasil
menggunakan
siswa
pada materi gerak tumbuhan di kelas
yang belajar menggunakan metode NHT
ceramah.
belajar
numbereds heads together (NHT)
signifikan antara hasil belajar kognitif siswa
metode
hasil
02, 161-185.
N-gain
Kadir. 2015. Statistika terapan : konsep,
menunjukkan bahwa ada peningkatan dari
contoh dan analisis data dengan
penggunaan metode NHT terhadap hasil
program
belajar kognitif siswa.
spss/
lisrel
dalam
penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 93
Leticya Sarung Allo, et al.
Jurnal EduMatSains, Juli 2016 | Vol. 1 | No. 1
Majid A. 2014. Strategi pembelajaran.
Surayya L, Subagia I & Tika I. 2014. Pengaruh model pembelajaran think
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
pair share terhadap hasil belajar ipa
Meltzer D. 2008. The relationship between mathematics
preparation
ditinjau dari keterampilan berpikir
and
conceptual learning gains in physics
siswa.
:
Pascasarjana Universitas Pendidikan
posible
"hidden
variabel"
in
e-Journal
Program
Ganesha, 1-11
diagnostic pretest scores. American
Wahyuni
Journal of Physics, 70(7) :1259-1268
T
&
Perbedaan
Priyatno D. 2012. Cara kilat belajar analisis
Sudarisman
S.
pengaruh
2011. model
data dengan spss 20. Yogyakarta:
pembelajaran kooperatif tipe bamboo
CV. ANDI OFFSET.
dancing dan tipe Numbered Heads
Silalahi
H.
2015.
Pengaruh
Together
model
dalam
pembelajaran
pembelajaran kooperatif type NHT
Biologi
(Numbered
Together)
Prosiding dari Seminar Nasional VIII
terhadap hasil belajar siswa pada
Pendidikan Biologi Prodi Pendidikan
bidang studi matematika kelas V SD
Biologi FKIP UNS.Surakarta: 261-
negeri No. 068003 Medan.Tematik,
267
Heads
hasil
belajar.
Yudiastuti GK, Wiarta W & Ardana K.
2(17) : 251-263.
2014. Pengaruh model pembelajaran
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang
terhadap
mempengaruhinya.
tipe
Jakarta:
Numbered
Heads
Together
(NHT) berbantuan benda konkret
Rineka Cipta. Slavin RE. 2010. Cooperative learning :
terhadap hasil belajar matematika
teori, riset dan praktis. Bandung:
siswa kelas V gugus 1 Dalung
Nusa Media.
Kecamatan Mimbar
Sudjana N. 2011. Penilaian hasil proses belajar
mengajar.
Bandung:
Kuta
Utara.Jurnal
PGSD
Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD,
PT
2(1) : 3.
Remaja Rosdakarya. Supardi. 2012. Aplikasi statistika dalam penelitian. Jakarta: UFUK PRESS.
94
Peningkatan Hasil Belajar Kognitif
95