PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP PADA BILANGAN PECAHAN DENGAN TEORI BRUNER Del’an, Yulis Jamiah, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email :
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas danketuntasan hasil belajar belajar siswa pada materi bilangan pecahan di kelas VII SMP Negeri 1 Sebawi Kab.Sambas Provinsi Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dua siklus yang setiap siklusnya dua pertemuan. Sampel penelitian ini adalah 23 siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar siswa hanya mencapai 48,24. Dengan menerapkan teori Bruner dengan bantuan model pecahan padamateri bilangan pecahanpada siklus kedua terjadi peningkatan aktivitas belajar 12 % dan peningkatan ketuntasan 82,61 %. Kata kunci : aktivitas belajar, model pecahan, teori Bruner
Abstract: This studyaims to determine thecompleteness ofincreased activityandstudentlearning outcomesin theclassroommaterialfractionsinSMPNegeri 1SebawiKab.SambasWest Kalimantan Province. The research methodused wasaction researchwithtwocycleswhich every cycle hastwomeetings. The sample was23 students. Results of data analysisshowedthat thelearning outcomes of studentsreached only48.24. Byapplyingthe theory ofBrunerwiththe help offractionalmodelsinmaterialfractionsin thesecondcycle oflearningactivityincreased12% and82.61% increase incompleteness. Keywords: learning activities, fractional models, theories Bruner
M
atematika masih dipandang siswa sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa. Salah satu penyebab proses pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru. Siswa masih belum aktif dengan aktivitas yang dilakukan siswa biasanya hanya mendengar dan mencatat, siswa jarang bertanya atau mengemukakan pendapat. Diskusi antar kelompok jarang dilakukan sehingga interaksi dan komunikasi antar siswa dengan siswa lainnya maupun dengan guru masih belum terjalin selama proses pembelajaran.
2
Pengalaman selama 20 tahun mengajar menunjukkan bahwa siswa tetap tidak dapat menyelesaikan soal pecahan walau sudah diberi contoh yang mirip dengan soal yang diberikan, menunjukkan bahwa siswa belum menguasai konsep tentang pecahan. Peneliti memandang perlu melakukan perbaikan proses perbaikan pembelajaran dengan tujuan agar siswa aktif dalam pembelajaran sehingga menguasai konsep dan mampu menyelesaikan soal yang diberikan. Untuk mengaktifkan siswa salah satunya adalah dengan menerapkan teori Bruner. Untuk melihat hasilnya maka peneliti mengadakan sebuah Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom action Research. Pada tabel berikut disajikan rata – rata hasil ulangan harian pada materi bilangan pecahan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sebawi. Tabel 1.1 Rata-Rata Hasil Ulangan harian pada materi bilangan pecahan dengan pengajaran konvensional dinilai berdasarkan tiga aspek penilaian Kelas
Nilai Eknaktif Persiswa
Nilai Ikonik Persiswa
Nilai Simbolik Persiswa
VII A
51,24
50,24
48,24
VII B
56,60
57,60
55,60
VII C
52,65
56,65
53,65
VII D
54,20
53,20
54,20
Sumber: guru bidang studi matematika kelas VII SMP Negeri 1 Sebawi Berdasarkan data diatas maka penelitiandilakukan pada kelas VII A SMPN 1 Sebawi.Masalah – masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa rendah ditunjukkan dengan keadaan: pada proses pembelajaran tidak ada siswa yang bertanya, jika ditanya siswa enggan menjawab, tidak adanya siswa yang mau menampilkan hasil tugas individu, siswa kaku dalam mengemukakan pendapatnya saat pelajaran berlangsung. Masalah berikutnya adalah hasil belajar siswa rendah ditunjukkan dengan keadaan: ketuntasan dibawah KKM, rendahnya daya ingat siswa. Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini yang pertama apakah dengan pembelajaran menggunakan teori Bruner dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII A SMPN 1 Sebawi ? yang kedua apakah dengan pembelajaran menggunakan teori Bruner dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMPN 1 Sebawi ? Untuk pemecahan masalah yang dihadapi, peneliti menerapkan teori perkembangan kognitif Bruner, pertama dengan lembar observasi keaktifan siswa untuk mengukur aktivitas siswa, kemudian menganalisis hasil pengamatan observasi guru, selanjutnya mengukur peningkatan hasil belajar siswa dengan tes pada siklus I dan II kemudian membandingkannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sebawi dapat ditingkatkan dengan menggunakan teori Bruner. Penelitian ini diharapkan meningkatkan daya ingat dan pemahaman
3
siswa terhadap konsep – konsep matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Kemudian dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sehingga tumbuh rasa percaya diri, mampu menjawab dan menyampaikan pertanyaan, terbiasa dalam menyampaikan ide – ide serta mempunyai kemampuan dalam bekerja sama. Sehingga meningkatkan kinerja guru sehingga lebih kreatif dan inovatif, lebih jeli memilih model pembelajaran yang tepat, dengan mengacu pada teori belajar yang relevan agar suatu konsep matematika mudah dipahami siswa. Selanjutnya terwujud proses pembelajaran yang lebih produktif agar dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah khususnya pada mata pelajaran matematika sehingga prestasi yang lebih baik dapat di capai. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999) “Pembelajaran ialah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap”. Menurut Mouly di dalam buku pelatihan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tahun 2005, belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pegalaman. Menurut S. Nasition(14/11/2012) aktivitas adalah merupakan keaktifan dan rohani harus digabungkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2004:102) “aktivitas merupakan keaktifan jasmani dan rohani kedua-duanya harus dihubungakan”. Selanjutnya Kamus Bahasa Indonesia (2004:122) menyatakan bahwa belajar sebagai suatu peroses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud peribadi, fakta, konsep ataupun teori”. Paul B. Diedrich (dalam Sardiman 2004:101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya membaca, melihat gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities, yang termasuk didalamnya melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7. Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan. 8. Emotional Activitas, seperti menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugub. Dari penjelasan pada kajian teori aktivitas dapat di simpulkan berapa hal yang akan di lakukan dalam penelitian untuk mengukur sejauh mana aktivitas siswa dalam pembelajaran yang di lakukan dengan menggunakan teori Bruner seperti pada tabel berikut ini: Tabel 2.1 Hubungan Aktivitas Dengan Teori Bruner
4
HUBUNGAN DENGAN TEORI BRUNER 1. Siswa dapat memperhatikan apa 1. siswa diharapkan dapat menjelasan yang disampai guru,sehingga sesuai pembelajaran dengan cara dengan apa yang menjadi tujuan menampilkan benda di lingkungan pembelajaran teori Bruner. (Tahap sekitar (Tahap enaktif) dimana Enaktif) siswa dapat mengenal benda itu. INDIKATOR AKTIVITAS
2. Siswa mempunyai kemampuan menjawab, yaitu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau teman(siswa)lain.(Tahap Ikonik) 3. Siswa mampunyai kemapuan bekerjasama dengan teman sehingga daya serap siswa pada materi dapat tercapai dalam pembelajaran. (Tahap enaktif) 4. Siswa dapat bertukar pendapat antar teman yang dilakukan di dalam kelas untuk memahami isi konsep pada materi yang disampaikan (Tahap Enaktif) 5. Siswa aktiv dalam mengerjakan LKS ( Tahap Simbolik)
2. Siswa diharapkan dapat menjelasan pembelajaran dengan cara menampilkan berbentuk sebuah gambar visual (Tahap ikonik) dimana siswa mengenal gambar itu. 3. siswa dapat melakukan interaksi kerja sama yang kuat antar siswa ditunjukkan dengan diskusi di lihat dapat menentukan gambar visual yang dipaparkan oleh seorang guru 4. siswa dapat memberikan penjelasan pertanyaan yang dari gambar visual tersebut dan merespon pertanyaan guru dan jawaban temannya. 5. Setelah siswa tahu apa yang di sampaikan guru berupa pertanyaan dari guru, siswa dapat mengerjakan LKS tahap simbolik dalam bentuk soal yang di siapkan oleh guru untuk mengukur kemampuan pemahaman materi tersebut. 6. Diharapkan dalam pembelajaran aktiv dapat menghasilkan keputusan jawaban yang benar dalam memahami konsep pada materi tersebut.
6. Siswa dapat mengambil keputusan dari semua jawaban yang dianggap paling benar sehingga kemampuan siswa dalam pemahaman konsep yang di sampaikan dapat tercapai. (Tahap Simbolik) 7. Siswa dengan aktiv merespon 7. Diharapkan hasil dari pembelajaran jawaban temannya pada saat Bruner Siswa dapat menjawab pembelajaran berlangsung. dapat merespon jawaban temannya pada saat pembelajaran (Tahap Ikonik dan tahap Simbolik) berlangsung, 8. Siswa yang memahami konsep pada 8. Setelah pembelajaran diberikan materi yang disampaikan dapat respon siswa pada pertanyaan guru merespon pertanyaan guru menghasilkan jawaban yang benar dari jawaban siswa yang memahami
5
materi tesebut. Menurut Sudjiono (dalam Rosmaini,2004) dengan kriteria presentasi aktifitas sebagai berikut: berikut 75%< < keaktivan 100% tergolong sangat aktif 65% < keaktivan 74% tergolong aktif 55%< < keaktivan 64% tergolongcukup aktif 0%< < keaktivan 54% tergolong kurang aktif Skor yang diperoleh % Keaktivan = × 100 % skor maksimum Purwanto (2009:49) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalam perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh pendidik. Kemampuan menyangkut domain kognitif (intelektual), efektif (sikap) dan kemampuan psikomotorik (bertindak). Asep Jihad dan Abdul Haris(2009:14) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Untuk memperoleh oleh hasil belajar dilakukan tes atau penilaian yang merupakan tindakan atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Dari uraian atas yang dimaksud dengan hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa dari test yang diberikan sesudah sesudah pembelajaran dengan pembelajaran teori belajar Bruner dan untuk ketuntasan penilaian apabila 75% dari jumlah siswa yang mencapai skor nilai KKM 65 atau lebih. ketercapaiannya ketuntasan dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa LKS (lembar kerja siswa) dalam bentuk tes uraian (esaay) dan disusun secara terencana. Jerome Bruner (dalam Hudoyo,1990:48) teorinya mengatakan “Belajar matematika adalah mengenai konsep–konsep konsep dan struktur-struktur struktur matematika yang terdapat didalam materi di pelajari, serta mencari hubungan antara konsep konsepkonsep dan struktur-struktur struktur pada matematika itu”. Jadi siswa harus menemukan keteraturan cara menotak-atik menotak bahan-bahan bahan yang berhubungan dengan keteraturan intuitif yang sudah dimiliki siswa.Bruner (dalam Bistari 2012:7) mengungkapkan bahwa dalam proses belajar, anak diberi kesempatan untuk memanipulasi benda benda– benda atau alat peraga. Sebab, melalui benda–benda benda benda atau alat peraga tersebut anak akan melihat langsung bagaimana keteraturan, pola dan struktu struktur yang ada di dalamnya. Keteraturan, pola dan struktur tersebut kemudian oleh anak dihubungkan dengan keterangan intuitif yang telah melekat pada dirinya. Menurut teori Bruner dalam proses belajarnya anak melewati tiga tahap, yakni : 1. Tahap enaktif, yaitu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda kongkrit. t. Dalam tahap ini anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi (mengutak–atik) (mengutak objek. 2. Tahap ikonik konik (gambar), yaitu tahap pembelajaran pembelajaran sesuatu pengetahuan di mana pegetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual ( imagery), ), gambar, atau diagram, yang
6
menggambarkan kegiatan kongkrit atau situasi kongkrit yang terdapat pada tahap enaktif tersebut di atas. 3. Tahap simbolik, yaitu suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak (abstract symbols yaitu simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan kesepakatan orangorang dalam bidang yang bersangkutan), baik simbol-simbol verbal (misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat) lambang-lambang matematika, maupun lambang-lambang abstrak lainnya. Dalam tahap ini, anak sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan pada objek riil. Dalam hal ini peneliti memberikan tiga tahap dalam pemahami pada konsep matematika dengan teori Bruner yaitu siswa di ajak memahami dengan menggunakan benda kongkrit, siswa di ajak memahami pembelajaran dalam bentuk visual, gambar atau diagram yang mengambarkan situasi kongkrit, dan siswa di ajak memahami pembelajaran dalam bentuk simbolik dari hasil pemahaman siswa pada tahap enaktif dan ikonik. a , a dan b b anggota bilangan Bulat N sedangkan b 0, a disebut pembilang dan b disebut 2 penyebut. Misalkan pecahan menyatakan 2 bagian dari keseluruhan 4 bagian 4 yang sama. Menurut Drs. Darwyan Syah, dkk(2009:60), Hipotesis adalah dugaan sementara dari penelitian yang akan di lakukan. Dalam penelitian ini Hipotesis tindakan yang diambil peneliti yaitu: “Melalui pembelajaran teori bruner dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi bilangan pecahan di kelas VII A SMPN 1 Sebawi”.
Bilangan pecahan adalah Bilangan yang di tulis dalam bentuk
METODE Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Sebawi Kabupaten Sambas yang terletak di Jalan Raya Desa Sempalai Sebedang.Subyek penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas adalah siswa kelasVII A SMPN 1 Sebawi tahun pelajaran 2011/2012 dengan 23 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.Pelaksanaan penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan mulai minggu ke-3 bulan september 2012 sampai dengan minggu ke-2 bulan nopember 2012.Kegiatan penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang dilaksanakan yang dilaksanakan sampai pada titik dimana aktivitas dan hasil belajar matematika siswa sesuai dengan yang diharapkan. Langkah-langkah prosedur pelaksaan penelitian tindakan kelas ini direncanakan melalui beberapa siklus sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Tahapan-tahapan persiklus dapat digambarkan melalui tahapan-tahapan dalam setiap siklusnya, yaitu sebagaimana yang akan dijelaskan melalui skema berikut:
7
Gambar 3.1 : Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber : Bambang H, 2011, Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran Matematika
Dalam penelitian tindakan kelas ini alat pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut 1. Lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi guru danlembar observasi aktifitas siswa. 2. Tes tertulis (Tes Siklus I dan Siklus II). Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakankelas ini adalah sebagai berikut :
8
1. Pengamatan langsung yang dilakukanoleh observer dengan mempergunakan lembar observasi guru dan lembar observasi aktivitas siswa. 2. Pengukuran engukuran hasil belajar siswa dengan lembar tes tertulis setelah para siswa mengerjakan soal tes pada setiap akhir siklus. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu lembar observasi guru, lembar obs observasi aktivitas siswa, lembar tes hasil belajar dan gambar foto. Adapun langkah-langkah langkah analisis data meliputi : 1. Reduksi Data Pelaksanaan reduksi data dalam penelitian ini adalah menyeleksi data-data data yang sudah ada serta menitik beratkan data yang belum sempurna menjadi data yang lebih akurat. Selanjutnya data data-data tersebut mencakup data pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran yang berbentuk lembar observasi aktivitas siswa, data hasil pengamatan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan kegiatan pembelajaran yang berbentuk lembar observasi guru serta data pengamatan hasil belajar siswa setelah mengerjakan soal tes disetiap akhir siklus. Untuk perincian reduksi data meliputi : a) Aktivitas itas Siswa 1) Mengukur skor aktivitas akti siswa secara klasikal. 2) Mengubah skor menjadi persentasi aktivitas dengan menggunakan rumus : b) Tes Akhir Siklus 1) Menghitung skor dari setiap soal tes. 2) Mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus : Skor Nilai Siswa = 2. Penyajian Data Penyajian data oleh peneliti peneliti berupa tabel dan narasi. Sedangkan kategori data dalam penelitian ini meliputi : a. Penyajian hasil observasi guru. b. Penyajian hasil observasi aktivitas siswa. c. Penyajian hasil belajar siswa. 3. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan adalah langkah terakhir dalam teknik analisis data. Dalam hal ini data-data data yang sudah terkumpul dapat dievaluasi. Dari data-data data data itu dapat diketahui perkembangan aktivitas siswa, kinerja guru serta hasil belajar siswa selama penelitia penelitian. Dari datadata tersebut itu pulalah peneliti dapat mengambil langkah langkah-langkah selanjutnya. Indikator kinerja ini berfungsi untuk mengukur keberhasilan siswa di dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelasmelalui elasmelalui pembelajaran teori Bruner.Untuk runer.Untuk mengetahui hasil penelitian tindakan kelas ini, Pada evaluasi nilai
9
siswa dengan kategori tuntas secara kalasikal dilihat telah berhasil apabila lebih atau sama dengan 75% ketuntasan seluruh siswa memperoleh nilai tes dan nilai ketuntasan setiap siswa di nilai berdsarkan KKM di skolah yaitu lebih atau sama dengan 65.00. Untuk mengetahui aktivitas siswa diperlukan alat observer yang mengukur hasil aktivitas siswa. Dengan ini peneliti menggunakan alat tes aktivitas yang hasilnya mengunakan persentase keaktivan di saat pembelajaran, Pada aktivitas siswa dengan hasil minimal kategori cukup aktiv secara keseluruhan siswa dilihat telah berhasil apabila lebih atau sama dengan 55%. Penelitian tindakan kelasatau Classroom Action Research (CAR)ini dilaksanakan mulai minggu ke-3 bulan september sampai dengan minggu ke-2 bulan nopember tahun 2012 di kelas VII A SMP Negeri 1 Sebawi. Adapun jadwal penelitian yang akan dijalani adalah seperti tabel berikut: Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) No
Kegiatan
1
Tahap Perencanaan 1.1 Penyusunan RPP 1.2 Pembuatan Instrumen Tahap Pengumpulan Data a. Siklus I b. Siklus II Tahap Pengolahan dan Analisis Data Tahap Penyusunan dan Pelaporan
2 3 4
September 1 2 3 4 x x
1
Oktober 2 3 4
5
Nopember 1 2
x x x
x x x
x
x
x
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil evaluasi siklus I pada pertemuan pertama dapat dilihat nilai ratarata evaluasi penilaian adalah 56,13 dengan persentase ketuntasan sebesar 30,43% lebihi kecil dari persentase yang tidak tuntas sebesar 69,57% maka banyak anak tidak tuntas dibanding anak yang tuntas pada evauasi nilai siklus I pada pertemuan pertama dan dikategorikan tidak tuntas berdasarkan rata-rata persentase klasikal sehingga masih belum mencapai batas ketuntasan rata-rata minimal adalah 65.00. Hasil evaluasi siklus I pada pertemuan kedua dapat dilihat nilai rata-rata evaluasi penilaian adalah 59,61 dengan persentase ketuntasan sebesar 43,48 % lebih besar dari persentase tidak tuntas sebesar 56,52 % maka banyak anak yang tidak tuntas adalah 13 siswa dibanding anak yang tuntas sebanyak 10 siswa pada evauasi nilai siklus I pada pertemuan kedua dan dikategorikan tidak tuntas berdasarkan rata-rata persentase klasikal yang masih belum mencapai batas ketuntasan rata-rata minimal adalah 65.00 KKM di sekolah.
10
Hasil evaluasi siklus II pada pertemuan pertama dapat dilihat nilai rata-rata evaluasi skor penilaian adalah 64,52 dengan persentase ketuntasan sebesar 78,26 % lebih besar dari persentase yang tidak tuntas sebesar 21,74 % maka banyak anak yang tidak tuntas adalah 5 siswa dibanding anak yang tuntas sebanyak 18 siswa pada evauasi nilai siklus II pada pertemuan pertama dikategorikan tuntas berdasarkan rata-rata persentase klasikal yang sudah mencapai batas ketuntasan rata-rata minimal adalah 65.00 KKM di Sekolah. Hasil evaluasi siklus II pada pertemuan kedua dapat dilihat nilai rata-rata evaluasi skor penilaian adalah 66,96 dengan persentase ketuntasan sebesar 86,96 % lebih besar dari persentase yang tidak tuntas sebesar 13,04 % maka banyak anak yang tidak tuntas adalah 3 siswa dibanding anak yang tuntas sebanyak 20 siswa pada evauasi nilai siklus II pada pertemuan kedua dikategorikan tuntas berdasarkan rata-rata persentase klasikal yang melebihi batas ketuntasan rata-rata minimal adalah 65.00 KKM di Sekolah. Untuk lebih jelasnya pada penjelasan diatas kita dapat lihat pada tabel 4.13 rekapitulasi hasil tes siklus 1 dan 2. Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I dan II SIKLUS 1
SIKLUS 2
SELISIH NILAI RATARATA
KET
NO
NAMA SISWA
HASIL NILAI KE- 1
HASIL NILAI KE-2
RATARATA NILAI
HASIL NILAI KE- 1
HASIL NILAI KE-2
RATARATA NILAI
1
AD
56
55
55.5
65
60
62.5
7
NAIK
2
AW
55
57
56
70
70
70
14
NAIK
68
67.5
75
75
75
7.5
NAIK
3
BB
67
4
CP
50
56
53
50
65
57.5
4.5
NAIK
5
DN
70
54
62
70
70
70
8
NAIK
6
FS
54
70
62
70
70
70
8
NAIK
7
IW
68
68
68
70
70
70
2
NAIK
60
55
67
66
66.5
11.5
NAIK
8
JK
50
9
MR
50
65
57.5
50
67
58.5
1
NAIK
10
MN
50
50
50
68
66
67
17
NAIK
11
MR
66
67
66.5
70
70
70
3.5
NAIK
12
MK
40
60
50
40
68
54
4
NAIK
13
ML
50
55
52.5
50
70
60
7.5
NAIK
55
56.5
65
65
65
8.5
NAIK
14
MV
58
15
NH
65
65
65
65
65
65
0
TETAP
16
PM
50
66
58
66
50
58
0
TETAP
17
RS
50
50
50
50
50
50
0
TETAP
18
RK
70
54
62
70
70
70
8
NAIK
66
61.5
70
70
70
8.5
NAIK
19
RD
57
20
SV
65
65
65
65
65
65
0
TETAP
21
SN
50
65
57.5
77
77
77
19.5
NAIK
22
UR
50
50
50
65
65
65
15
NAIK
VN Jumlah Nilai
50
50
50
76
76
76
26
NAIK
1291
1371
1331
1484
1540
1512
Rata-rata Nilai secara Kalasikal
56.13
59.61
57.87
64.52
66.96
65.74
23
11
Jumlah Siswa Yang Tuntas
7
10
18
20
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas
16
13
5
3
Persentase Ketuntasan
30.43%
43.48%
78.26%
86.96%
Persentase yang tidak tuntas
69.57%
56.52%
21.74%
13.04%
Dari tabel rekapitulasi hasil tes pada siklus 1 dan sikus 2 dapat di deskripsikan sebagai berikut dengan melihat selisih nilai yang di peroleh : 1. Sebanyak 4 siswa bisa dikatakan tidak ada perubahan naik atau turun pada hasil tes yang dilakukan pada saat pembelajaran.dikarnakan siswa tersebut kurang aktif dalam pembelajaran dan berdampak pada pengaruh nilainya.. 2. Sebanyak 19 siswa pada tahap tes sikulus pertama terdapat peningkatan kenaikan hasil tes pada siklus ke dua yang lebih baik. Aktivitas belajar mengajar pada siklus I berdasarkan persentase rata-rata pertemuan pertama dan kedua adalah 57% dimana aktivitas siswa dikatakan cukup aktif perlu diperbaiki di siklus kedua. Untuk siklus II berdasarkan persentase rata-rata pertemuan pertama dan kedua adalah 69% dilihat dari kategori penilaian pembelajaran dengan teori Bruner tergolong aktiv. Dengan demikian pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian sehingga berjalan lancar dengan perencanaan di lakukan dengan lebih baik yang dilihat keaktivan melebihi nilai batas minimal 65%. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel 4.14. Tabel 4.14 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus 1 dan Siklus 2 PERSENTASE SIKLUS 2
RATA2 AKTIVITAS
HASIL AKTIVITAS KE-1
HASIL AKTIVITAS KE-2
RATA2 AKTIVITAS
KET
HASIL AKTIVITAS KE-2
SELISIH PERSENTASE RATA-RATA AKTIVITAS
HASIL AKTIVITAS KE-1
PERSENTASE SIKLUS 1
54%
55%
55%
55%
59%
57%
3%
NAIK
Menjawab pertanyaan guru
48%
57%
53%
58%
62%
60%
8%
NAIK
3
Bekerjasama dengan teman
59%
55%
57%
64%
67%
66%
9%
NAIK
4
Bertukar pendapat antar teman
47%
58%
53%
58%
73%
66%
13%
NAIK
5
Mengerjakan LKS
61%
42%
52%
64%
84%
74%
23%
NAIK
6
Mengambil keputusan dari semua jawaban yang dianggap paling benar
52%
52%
52%
59%
77%
68%
16%
NAIK
7
Merespon jawaban teman
52%
63%
58%
62%
71%
67%
9%
NAIK
8
Merespon pertanyaan dari guru
42%
48%
45%
48%
57%
53%
8%
NAIK
415%
430%
423%
468%
550%
509%
NO
ASPEK PENILAIAN
1
Memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru
2
JUMLAH PERSENTASE
12
RATA-RATA PERSENTSE AKTIVITAS
52%
54%
53%
59%
69%
64%
. Dari tabel rekapitulasi aktivitas siswa pada siklus 1 dan sikus 2 dapat di deskripsikan sebagai berikut dengan melihat selisih persentase yang di peroleh : 1. Untuk Aspek Memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru,selesih kenaikan persentase sebesar 3 %. Peningkatan yang kurang baik dikarnakan penjelasan guru seblumnya tidak ada variasi pengajaran lebih baik dari sebelumnya. 2. Untuk Aspek Menjawab pertanyaan guru, selisih kenaikan persentase sebesar 8%, peningkatan yang kurang baik dikarnakan dari penjelsan yang kurang bervariasi dari guru, sehingga ada sebagian siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan guru, dan masih bayak siswa takut untuk menjawab pertanyaan di saat pembelajaran berlangsung. 3. Untuk Aspek berkerja sama dengan teman, selisih kenaikan persentase sebesar 9%,peningkatan yang cukup baik dikarnakan masih banyak siswa yang belum dapat berkerja sama dengan teman-temannya dan sebagian kecil siswa yang dapat berkerja sama dengan temannya. 4. Untuk aspek bertukar pendapat antar teman, selisih kenaikan persentase sebesar 13%, peningkatan yang baik dikarnakan dalam betukar pendapat antar teman semua siswa memberikan respon yang baik sehingga pembelajaran dilaksanakan cukup aktif pada saat interaksi bertanya sesama temannya. 5. Untuk aspek mengerjakan LKS, selisih kenaikan persentase sebesar 23%,peningkatan yang baik dikarnakan hasil pencapaian yang cukup meningkat dari hasil sebelumnya, pada siklus ke dua siswa lebih bayak tuntas dibanding tidak tuntas. 6. Untuk aspek mengambil keputusan dari semua jawaban yang dianggap paling benar, selesih kenaikan persentase sebesar 16%,peningkatan yang baik dikarnakan hampir semua memberikan jawaban yang benar dalam pengambilan keputusan dari pertanyaan yang diberikan guru. 7. Untuk aspek merespon jawaban teman, selisih kenaikan persentase sebesar 9% peningkatan yang sedikit dikarnakan masih bayak siswa yang takut dalam memberikan jawaban kepada temannya. 8. Untuk aspek merespon pertanyaan dari guru, selisih kenaikan persentase sebesar 8%, peningkatan yang sedikit dikarnakan siswa dalam merespon pertanyaan guru masih takut untuk memberikan jawaban. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dilakukan maka disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
13
1. Melalui pembelajaran menggunakan teori Bruner terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Gambaran konkretnya dilihat dari persentase aktivitas pada siklus pertama pertemuan pertama dan kedua dengan rata-rata persentase adalah 55% dan persentase aktivitas siswa kategori cukup aktiv pada siklus II pertemuan pertama dan kedua dengan rata-rata persentase 64% kategori cukup aktiv sehingga terjadi peningkatan hasil persentase dari sikuls I dan siklus II sebesar 9%. Untuk mengukur hasil aktivitas siswa dengan ini peneliti menggunakan alat tes aktivitas yang hasilnya mengunakan persentase keaktivan di saat pembelajaran, Pada aktivitas siswa dengan hasil minimal kategori cukup aktiv secara keseluruhan siswa dilihat telah berhasil apabila lebih atau sama dengan 55%. 2. Melalui pembelajaran menggunakan terori Bruner terjadi peningkatan hasil belajar siswa dan ketuntasan siswa dalam mengikuti pembelajaran di lihat dari siklus pertama pertemuan pertama yang tuntas ada 7 siswa dan 18 siswa tidak tuntas sedangkan untuk siklus pertama pertemuan kedua dilihat dari jumlah siswa yang tuntas ada 10 siswa dan 13 siswa tidak tuntas. Untuk siklus kedua pertemuan pertama dari jumlah siswa keseluruhan yang tuntas ada 18 siswa dan 5 siswa tidak tuntas. Dilihat dari persentase ketuntasan 76,28% dan persentase yang tidak tuntas 21,74%. Sedangkan untuk siklus kedua pertemuan kedua dari jumlah siswa yang tuntas ada 20 siswa dan 3 siswa tidak tuntas. Dilihat dari persentase ketuntasan 86,96% dan persentase yang tidak tuntas 13,04%. Pada evaluasi nilai siswa dengan kategori tuntas secara kalasikal dilihat telah berhasil apabila lebih atau sama dengan 75% ketuntasan seluruh siswa memperoleh nilai tes dan nilai ketuntasan setiap siswa di nilai berdsarkan KKM di skolah yaitu lebih atau sama dengan 65.00 Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan akivitas siswa dalam pembelajaran sebaiknya dapat menyertakan media saat pengenalan dan pendalaman konsep. 2. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran menggunaka teori Bruner. a. Guru hendaknya memperhatikan aktivitas siswa dalam peroses pembelajaran, karena aktivitas belajar menambah pemahaman konsep siswa. b. Petunjuk yang jelas apa yang harus dikerjakan oleh siswa. c. Pengaturan waktu ketika melaksanakan bimbingan peroses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Bumi Aksara. Bistari. (2008). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Pontianak: FKIP Untan Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta. Djamarah Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
14
Hamalik, Oemar. (2006).Proses Belajar Mengajar. Bandung :Bumi Aksara. Mansyuri dan Zainuddin. (2008). Metodologi Penelitian. Malang : Aditama. Nawawi, Hadari. (2005). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM. Sadiman, Arief. S. dkk. (2010). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sari,Novian.2011.akvitas siswa dalam belajar . http://noviansangpendiam.blogspot.com/2011/04/aktivitas-belajarsiswa.html (diakses 14 Januari 2013) Sudjana, Nana. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru. Chandra,Agus.2008.pengertian konsep Matematika.http:www.aguschandra.com/search/pengertian-konsepmatematika/(diakses tanggal 5 januari 2013) Bambang Hudiono. (2010). Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembalajaran, Universitas Tanjung Pura, Pontianak. Suwarna. Dkk. (2006). Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Dzulkifli Effend,2006. Penggunaan Media Visual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Irisan bidang Dengan Bangun Ruang Pada Siswakelas X-5 Sma Negeri 1 Sidoarjo. www.scribd.com /doc/5 6504069/9/ A-Karakteristik-Matematika. (diakses tanggal 25 Januari 2013) Suharsimi, Arikunto, 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Wawan Junaidi,2011. Defenisi aktivitas relajar. http://www.bukuhalus.com/2011/ 74 /definisi-aktivitas-belajar.html. (diakses tanggal 12 Februari 2013) Kustiani,Evi (2012). Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan pemanfaatan media sapura di kelas VII D SMP Negeri 1 Sungai Raya Kabupaten Benkayang.Skripsi (tidak di publikasikan).Pontianak:FKIP UNTAN Asmadi (2012). Upaya Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika dengan pendekatan tutor sebaya berbantuan media KIT di kelas VII
15
SMP Negeri 3 Galing.Skripsi (tidak di publikasikan).Pontianak:FKIP UNTAN