Penilaian Masyarakat terhadap Corporate Social Responsibility pada PT. Sari Husada Yogyakarta
Sugiono Wirawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Dr. Rofiaty, SE ., MM. Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan CSR ( Corporate Social Responsibility ) dan mengetahui bagaimana penilaian masyarakat akan program CSR pada PT. Sari Husada. CSR merupakan salah satu cara untuk meningkatkan citra perusahaan dimata masyarakat, sehingga dapat menjadi baik dimata masyarakat. Penelitian ini menggunakan Analisis SWOT dalam pengambilan strateginya. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa penilaian masyarakat terhadap Program CSR Sari Husada mendapat respon positif dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari membaiknya kondisi dan keadaan masyarakat yang mendapatkan bantuan dari program CSR PT. Sari Husada. Sehingga citra PT. Sari Husada dimata masyarakat meningkat. Abstract : The purpose from this research is to know how the implementation of Sari Husada’s CSR ( Corporate Social Responsibility ) and to know how the society’s value about CSR ( Corporate Social Responsibility ) from Sari Husada. CSR is one from a lot of way to attratct society or community’s attention so Sari Husada’s image can develop in the society’s view. This research use SWOT Analysis in the way to choose main strategy and alternate strategy. The result from the research, we can see that Society’s valuation to this Sari Husada’s CSR Program have growth, and get the postive interest from the society / community. We can see, that the better situation and condition in society which got assistance from Sari Husada’s CSR. So the Sari Husada’s image increasing. Keywords : Corporate Social Responsibility, Sari Husada, Jogjakarta.
Perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini didukung dengan perilaku belanja dan konsumsi masyarakat yang semakin meningkat. Hal ini menunjukkan semakin banyaknya perusahaan yang mengalami persaingan yang menyebabkan perusahaan harus semakin memikirkan cara untuk
dapat terus bertahan. Salah satunya adalah dengan menerapkan strategi – strategi yang telah disiapkan dengan tepat dan efektif. Suatu penerapan strategi yang efektif dilihat dari ketepatan dalam penerapannya Biasanya penerapan strategi yang sering dijumpai adalah meniru atau mengikuti strategi yang telah sukses dilaksanakan oleh pesaingnya,
misalnya menciptakan produk baru, menggunakan merek yang sama Perusahaan seharusnya tidak memfokuskan diri kepada internal perusahaan semata, melainkan juga kepada eksternal perusahaan. Pembentukan karakter perusahaan , harus meimbulkan sisi yang positif dimata masayarakat. Salah satu kegiatan yang dapat membantu untuk menimbulkan nilai positif dimata masayarakat adalah dengan adanya CSR ( Corporate Social Responsibility ) atau yang biasa disebut tanggung jawab sosial perusahaan.Perusahaan memerlukansuatupencitraan yang baik agar dapatberkembang. Hal inimerupakansuatuhal yang diperlukan, karenajikaperusahaantidakmampume mberikan sesuatu yang dapatmeningkatkancitraperusahaante rsebut, makaperusahaan tersebutakandenganmudahditinggalk anbahkandilupakan orang. Target utama dari perusahaan adalah Konsumen, agar sesuai dalam menjalankan fungsi perusahaan, yaitu memberikan kemudahan serta menyediakan kebutuhan pasar, perusahaan harus mampu mengalihkan perhatian konsumen kepada produk ataupun keunggulan perusahaan tersebut, agar roda bisnis mampu berjalan dengan seimbang. Karakteristik konsumen harus mampu dipahami oleh perusahaan, sehingga dalam pemanfaatannya saling melengkapi dan menguntungkan satu sama lainnya. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan perusahaan atau organisasi dalam berinteraksi dengan konsumen
dengan pesaing. adalah dengan kegiatan CSR ( Corporate Social Responsibility ). CSR merupakan suatu konsep yang telah ada dan berkembang dalam masyarakat dan perusahaan. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah program yang mengimplementasikan tanggung jawab sosial sebuah perusahaan kepada masyarakat luas. CSR merupakan komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik bersama dengan para pihak yang terkait, utamanya masyarakat disekelilingnya dan lingkungan sosial dimana perusahaan tersebut berada, dan yang dilakukan secara terpadu dengan kegiatan usahanya secara berkelanjutan (Budimanta, 2002). Adapun World Business Council for SustainableDevelopment memberikan pengertian terhadap CSR sebagai komitmen berkelanjutan dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya (Wibisono, 2007). The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memberikan pengertianterhadap CSR sebagai kontribusi bisnis bagi keberlanjutan dan perilaku usahayang bukan hanya menjamin keuntungan bagi pemegang saham, menggajipekerja, dan kualitas produk dan layanan bagi
konsumen, tetapi perusahaan jugaharus merespon masalah dan nilai-nilai sosial dan lingkungan. Di Indonesia konsep CSR sebagaimana disebutkan dalam Undang undangNomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 1 ayat (3),“Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untukberperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkankualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri,komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya”. Perusahaan tidak hanya melakukan kegiatan berdasarkan pada pencapaian profit saja akhirakhir ini, tetapi pertimbangan yang dilakukan berdasarkan kepada pembentukan image untuk jangka panjang dan berlanjut secara terus menerus. Oleh sebab itu tak hanya memikirkan usaha pemasaran untuk memperoleh profit saja, tetapi era modern ini juga memikirkan bagaimana upaya yang harus diberikan untuk memperoleh kepercayaan dari publik baik itu publik internal maupun publik eksternal. Penerapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan bergantung dari kesadaran perusahaan dari kesadaran perusahaan tentang apa yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Sehingga proyek yang dijalankan dapat tepat pada sasaran dan berjalan sesuai dengan tujuan yang diberikan. Dengan CSR, perusahaan berharap akan mendapat keuntungan investasi
di masa mendatang.Tren CSR ini semakin lama semakin berkembang dan mendapat respon dari berbagai pihak. CSR bukanlah sedekah atau semacam bantuan yangt diberikan perusahaan atau organisasi, melainkan adalah suatu upaya investasi sosial dalam kebijakan dan rencana strategis perusahaan. Bentuk Program ( Macam ) Corporate Social Responsibility. Ada beberapa bentuk program Corporate Social Responsibility yang dapat dipilih, yaitu :Cause Promotions, Dalam cause promotions ini perusahaan berusaha untuk meningkatkan awareness masyarakat mengenai suatu issue tertentu, dimana issue ini tidak harus berhubungan atau berkaitan dengan lini bisnis perusahaan, dan kemudian perusahaan mengajak masyarakat untuk menyumbangkan waktu, dana atau benda mereka untuk membantu mengatasi atau mencegah permasalahan tersebut. Cause-Related Marketing, Dalam cause related marketing, perusahaan akan mengajak masyarakat untuk membeli atau menggunakan produk nya, baik itu barang atau jasa, dimana sebagian dari keuntungan yang didapat perusahaan akan didonasikan untuk membantu mengatasi atau mencegah masalah tertentu. Corporate Social Marketing, Corporate social marketing ini dilakukan perusahaan dengantujuan untuk mengubah perilaku masyarakat (behavioral changes) dalam suatu issue tertentu. Corporate Philanthrophy, Corporate philanthropy mungkin merupakan
bentuk Corporate Social Responsibility yang paling tua. Corporate philanthrophy ini dilakukan oleh perusahaan dengan memberikan kontribusi/sumbangan secara langsung dalam bentuk dana, jasa atau alat kepada pihak yang membutuhkan baik itu lembaga, perorangan ataupun kelompok tertentu. Corporate Volunteering, Community Volunteering adalah bentuk Corporate Social Responsibility di mana perusahaan mendorong atau mengajak karyawannya ikut terlibat dalam program Corporate Social Responsibility yang sedang dijalankan dengan jalan mengkontribusikan waktu dan tenaganya. Socially Responsible Bussiness , Dalam Socially responsible business, perusahaan melakukan perubahan terhadap salah satu atau keseluruhan sistem kerja nya agar dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat. Sari Husada merupakan salah satu Perusahaan terkemuka di Indonesia, dan juga merupakan salah satu anak perusahaan dari Danone Internasional. PT Sari Husada adalah perusahaan yang memproduksi berbagai jenis produk bernutrisi untuk ibu dan anak-anak Indonesia dengan harga terjangkau dan standar internasional. Misalnya adalah Lactamil, SGM, SGM Eksplor, dll.
Sari Husada menerapkan NilaiNilai Grup Danone yang merupakan prinsip-prinsip dasar yang memberi jalan tentang bagaimana cara bertindak setiap hari, cara bekerja dan berkembang bersama , bagaimana cara berhubungan, bagaimana cara membeli dan menjual produk, serta bagaimana cara merekrut karyawan.Ada empat nilai inti yang terwujud dalam dasar tingkah laku dalam pekerjaan di Sari Husada, yang dikenal dengan 'HOPE' yaitu HUMANISM ( Kemanusiaan ), OPENNESS ( Keterbukaan ), PROXIMITY ( Kedekatan ), ENTHUSIASM ( Antusiasme ). Sejak awal, PT. Sari Husada, bahkan ketika masi bernama NV Saridele di era tahun 1954an, perusahaan yang diprakarsai Pemerintah Indonesia dan Unicef ini memang merindukan semua anak Indonesia yang berkecukupan gizi dan nutrisi, sehingga tampil sosok generasi Indonesia yang unggul.Oleh sebab itulah sampai sekarang, perusahaan ini tetap berupaya agar produk susu nutrisinya itu tetap bisa dijangkau oleh masyarakat Indonesia di semua lapisan. Menurut Budi Isman ( Presiden Direktur Sari Husada ), pangsa pasar produk susu Sari Husada sampai sekarang ini adalah kelas B dan C. Ke depannya, Sari Husada akan menjangkau kelas D yang rata – rata berpenghasilan tidak lebih dari Rp 1,5 juta per bulan.
METODE Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu menyajikan gambaran tentang fenomena yang diamati secara detail dan spesifik, realitas dipandang sebagai suatu yang dinamis, dan peneliti merupakan instrumen pokok penelitian ini. Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2, yaitu data primer dan data sekunder. Jenis – jenis data primer yang diperlukan pada umumnya bersifat kualitatif yang diperoleh di lapangan (secara langsung maupun tidak langsung). Data – data primer ini dapat diperoleh melalui interview, wawancara, diskusi dan pelaksanaan kegiatan. Sedangkan data sekunder diambil melalui data yang diberikan oleh PT. Sari Husada. Teknik Pengumpulan Data. Teknik Pengumpulan Data menggunakan metode sampling. Teknik Analisis Data. Mengumpulkan data-data serta mengklasifikasikannya kedalam kategori-kategori yang dapat diperbandingkan satu dengan yang lain. Mencari hubungan antara data-data tersebut serta menghubungkannya kembali dengan teori yang ada. Tahapan terakhir yaitu membuat kesimpulan dari penelitian ini. Dan hasil akhirnya dapat diaplikasikan
serta menjadi penelitian yang akurat. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis IFAS dan EFAS Analisis IFAS dan EFAS digunakan untuk menentukan strategi apa yang digunakan oleh PT. Sari Husada dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Dari hasil perhitungan didapat nilai, dimana posisi Strength( Kekuatan )lebih kuat daripada Weaknesses ( Kelemahan )dengan nilai 2,69 > 0,59. Dan nilai Opportunity( Peluang ) lebih besar daripada Threat( Ancaman )dengan nilai 2,49 > 0,35. Bila dilihat dari nilai EFAS dan IFAS yang ada atau yang di asumsikan, maka strategi yang dilakukan adalah strategi agresif. Dimana strategi yang bisa dipakai adalah Strategi pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horisontal, dan diversifikasi terkait. ). Ciri-cirinya : perusahaan memiliki banyak kekuatan dan banyak peluang di dalam usahanya. Perusahaan yang demikian harus agresif dengan melakukan perluasan dan pertumbuhan pasar, dengan menghasilkan banyak produk yang baru dan pasar yang baru. Biasanya dengan potensi seperti ini, perusahaan bisa sangat dominan yang kemudian membentuk industri kompetitif yang sesuai dengan mereka. Sama halnya dengan PT. Sari Husada dimana mereka sedang dalam keadaan bertumbuh sehingga memerlukan Pengembangan Pasar
dan Inovasi, salah satu caranya adalah dengan adanya Program CSR ini. Sasaran dari Program CSR ini adalah seluruh masyarakat, tetapi lebih berfokus kepada masyarakat yang kurang mampu secara finansial. Produk yang dihasilkan adalah susu, baik untuk bayi maupun untuk ibu hamil, misalnya saja adalah SGM, dan Lactamil. Dalam menjalankan Strateginya ini, PT. Sari Husada melakukan strategi Pengembangan pasar dan Inovasi, dimana fokus dari strategi ini adalah pada masayarakat, atau juga bisa disebut mereka melakukan CSR kepada masyarakat di Kampung Badran Jogjakarta sebagai salah satu strategi perusahaan Rumah Srikandi Rumah Srikandi adalah program yang berbasis komunitas bertujuan untuk mendorong kemandirian dan kreativitas masyarakat dalam meningkatkan mutu kesehatan anak dan balita. Berbagai aktivitas dan fasilitas telah dijalankan di Rumah Srikandi diantaranya membina dan mendidik ibu setempat menjadi kader gizi dengan memberikan pengetahuan yang komprehensif seputar gizi anak dan balita serta mengelola posyandu. Rumah Srikandi di Jogjakarta, salah satunya adalah di Kampung Badran, kampung ini dipilih karena merupakan salah satu kampung yang dianggap “kampung hitam” karena perilaku masyarakatnya. Melalui adanya Rumah Srikandi ini, nantinya diharapkan akan merubah kebiasaan
hidup masyarakat disana menjadi lebih baik. Waktu pelaksanaan Rumah Srikandi ini adalah 3 tahun, dimana kegiatan Rumah Srikandi ini bermula pada tahun 2009 lalu sampai tahun 2012. Anggaran yang di asumsikan untuk kegiatan ini adalah Rp 5 miliar. Jika dilihat dari hasil yang telah dicapai, maka dapat dilihat hasilnya baik. Dimana Frekuensi kedatangan para ibu ke posyandu semakin membaik dari tahun ke tahun, setiap bulannya ibu yang datang ke posyandu sebesar 77,50%, sedangkan sisanya tidak rutin hadir. Status gizi balita di Posyandu Badran menunjukan pencapaian yang sangat baik. Hingga kini tidak ada kematian anak dan balita selama tiga tahun terakhir di Kampung Badran. Peningkatan kesehatan dan gizi anak juga menunjukan angka yang signifikan serta penurunan gizi kurang dan gizi buruk yang sangat baik. Status Gizi Balita buruk pun berkurang. Persentase ini dapat dilihat dalam grafik yang sudah dibuat selama berlangsungnya program. Misalnya saja pada bulan Desember 2011, presentase gizi balita buruk mencapai 9,9% , tetapi pada Maret 2012, presentase balita gizi buruk berkurang menjadi 7,3% Balita yang menjadi balita binaan di Pondok Gizi adalah balita yang mengalami masalah gizi, sehingga balita yang sudah mengalami perbaikan dan tidak ada masalah gizi dinyatakan lulus atau keluar dari program khusus Pondok Gizi. Hasil dari program ini juga sangat memuaskan, setahun terakhir anak dan balita dengan gizi baik
meningkat stabil serta anak dan balita dengan gizi buruk pun berkurang menjadi 0. bahwa prosentase balita gizi baik meningkat dari 10% di Desember 2011 menjadi 12,5% di Maret 2012. Balita dengan gizi buruk pun menurun dari 12,5% di bulan Februari 2012 menjadi 0% di bulan Maret. Sedangkan untuk balita dengan gizi kurang meningkat dari 75,0% menjadi 87,5%. Kini Kampung Badran dikenal menjadi kampung yang mandiri dan tingginya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Hingga saat ini di RW 11 Kampung Badran terdapat 40 kader kesehatan (umumnya dalam 1 RW Kader Kesehatan hanya 5-10 orang). Kader ini diyakini mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang lebih luas. Sehingga dengan banyaknya kader di Kampung Badran bisa memberikan edukasi kepada warga di kampung lainnya mengenai kesehatan dan gizi.Partisipasi orang tua dalam proses belajar mengajar di PAUD sangat baik. Kini mereka mendukung akan pentingnya pendidikan untuk anak. Bahkan semenjak ada Rumah Srikandi berdampak kepada balita yang ikut dalam PAUD lebih siap masuk ke sekolah yang berjenjang lebih tinggi. Pola asuh orang tua kepada balita di Kampung Badran menunjukan bahwa lebih dari 50% ibu sangat baik. Hal ini dikarenakan sang ibu lebih mengerti mengenai pentingnya nutrisi, sanitasi, pendidikan, dan juga memiliki tingkat ekonomi yang lebih baik lagi. Sehingga berdampak kepada pola
asuh orang tua yang lebih baik kepada sang balita. Kini PAUD yang diasuh oleh Rumah Srikandi masuk menjadi salah satu 14 PAUD Percontohan di Yogyakarta. Setiap Kecamatan di Yogyakarta memberikan 1 PAUD percontohan dan PAUD di Rumah Srikandi mewakili kecamatan Jetis. PAUD di Rumah Srikandi menjadi salah satu PAUD percontohan di DIY karena merupakan satu-satunya PAUD yang menggunakan kurikulum berbasis nutrisi. Koperasi yang dibentuk di dusun Badran merupakan koperasi yang bisa menjadi payung dari koperasi yang ada. Koperasi di Kampung Badran pun dinamakan „Lembaga Amal Srikandi‟ . Di Koperasi ini telah terdapat bagan organisasi dan kelembagaan yang jelas.Dampak yang diberikan semenjak ada koperasi sungguh signifikan. Sebelumnya, di Kampung Badran sudah banyak koperasikoperasi yang berdiri namun tidak ada payung dan kelembagaan yang jelas. Sehingga dengan adanya koperasi ini, kegiatan usaha dan perekonomian di Badran menjadi lebih baik dan mandiri. Evaluasi Rumah Srikandi dilaksanakan setiap 3 bulan sekali antara PKPU dengan pemerintah desa, ibu PKK, dan warga sekitar. Kemudian evaluasi pun dilaksanakan setiap semester bersama PKPU dan Sari Husada berdasarkan tolok ukur yang sudah ada. Keberlanjutan program menjadi penentu keberhasilan program.
Srikandi Award. Pengamat kesehatan masyarakat, dr. Kartono Mohamad, yang pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mengatakan, “Peran penting bidan dalam edukasi masalah gizi dan kesehatan masih relevan dan semakin dibutuhkan mengingat bahwa sebanyak 60% kasus kelahiran di Indonesia ditangani oleh para bidan (Riskesdas 2007). Keberadaan bidan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air membuat mereka memiliki peran khas dan menjadi salah satu sosok kunci untuk membantu peningkatan kesehatan ibu dan anak di Indonesia baik melalui upaya preventif (pencegahan) maupun kuratif (pengobatan)”. Peran bidan sangat dibutuhkan dalam menangani masalah tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, terdapat 228 kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup; serta 31 bayi meninggal dalam setiap 1.000 kelahiran. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki angka kematian ibu dan bayi yang tinggi. Sementara itu, untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, yaitu AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup, membutuhkan upaya yang lebih keras serta partisipasi yang lebih erat dari berbagai pihak, termasuk bidan yang tinggal dan hidup bersama masyarakat di berbagai pelosok tanah air. Apalagi
Indonesia merupakan negara dengan kondisi geografis, sosial, ekonomi dan kultur yang beragam. Project SKA ( Srikandi Award ), yang diadakan pada tahun 2009, ada 150 program yang berada di 14 provinsi di Indonesia. Pada tahun 2010, ada 202 program yang berada di 18 provinsi. Sedangkan pada tahun 2011, ada 251 program yang berada pada 18 provinsi. Jumlah penerima manfaat ( Balita, Ibu Hamil dan Menyusui, dan Masyarakat ), dari tahun ke tahun semakin meningkat, menandakan bahwa program ini merupakan program yang bermanfaat bagi Masyarakat. Misalnya saja pada tahun 2011, dimana Bidan yang dipilih adalah bidan inspirasional, bukan sekadar menolong persalinan, juga inovatif membentuk kelompok yang memberi manfaat bagi ibu dan bayi," kata Prof Dr Nila Moeloek selaku Utusan Khusus Presiden RI untuk MDG's saat membuka malam penganugerahan Srikandi Award 2011, di Balai Kartini, Jakarta. Pemenang Srikandi Award 2011 untuk kategori Pemberdayaan Ekonomi, secara berturut-turut adalah Bidan Sri Kesih (Jawa Barat), Bidan Sri Partiyah (Jawa Timur), dan Bidan Sri Puayah (Sumatera Selatan). Bidan Sri Kasih menginisiasi Koperasi Bunda dengan mengajak perempuan membuat keripik opak yang kemudian hasil penjualannya dipasarkan melalui koperasi sehingga menambah pemasukan keluarga, Bidan Sri Partiyah dengan program bank sampah mengajak warga menjual sampah plastik yang kemudian
hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat, dan Bidan Sri Puayah dengan program Koperasi Barokah yang memproduksi abon dan berbagai hasil olahan lain untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak dan taraf hidup masyarakat. Untuk kategori Promosi Kesehatan, penerima penghargaan secara berurut-turut adalah Bidan Dewi Susila (Sumatera Utara), Bidan Ni Nyoman Rai Sudani (Bali), dan Bidan Ponirah (Banten). Bidan Dewi Susila menggalakkan kampanye pencegahan HIV/AIDS bertajuk "Kesan Pertama" dengan membentuk agen penyebar informasi dari kalangan pemuda, Bidan Ni Nyoman Rai Sudani mempromosikan KB vasektomi sebagai solusi masalah pemakaian KB wanita. Sedangkan Bidan Ponirah mengurangi angka kematian ibu dan bayi di wilayahnya dengan kegiatan senam ibu hamil, pemeriksaan kandungan, serta melakukan kunjungan nifas selama 40 hari untuk mengawasi kesehatan ibu dan anak. Sementara, pemenang kategori Tantangan Budaya secara berturut-turut diraih oleh Bidan Meriyastuti (Jambi), Bidan Sri Ariyati (Sulawesi Barat), dan Bidan Rosalinda Delin (Nusa Tenggara Timur). Bidan Meiriyastuti mengubah adat Nyebur Ayek di mana bayi baru lahir dimandikan air kembang di Sungai Batanghari yang dingin sedangkan selama 40 hari pascamelahirkan ibu mengonsumsi nasi putih dan kecap asin agar jauh dari penyakit, Bidan Sri Ariati melebur tradisi angkat air dari sumur
ke rumah yang harus dilakukan ibu segera usai melahirkan, sedangkan Bidan Rosalinda Delin menghapuskan adat panggang api yang biasa dilakukan ibu dan bayi usai melahirkan. Dapat dilihat bahwa program ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, karena respon dari masyarakat baik, dan terjadi peningkatan daerah yang cukup signifikan. Project Merapi. CSR yang dibuat Sari Husada ini masuk dalam kategori CSR yang diberikan bersamaan dengan adanya bendana alam atau bersifat insidentil. Tidak hanya di Merapi saja, Sari Husada juga mengadakan CSR saat ada Bencana alam sebagai wujud kepedulian sosialnya. Misalnya adalah saat tsunami aceh kemarin.Projek Merapi adalah suatu projek yang dilakukan oleh Sari Husada untuk membantu masyarakat petani yang terrelokasi melalui pengembangan model usaha pertanian terpadu dan berkelanjutan, pemberdayaan petani dan peningkatan kualitas susu segar. Letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 lalu, cukup menyisakan cerita di Indonesia, dimana letusan dari gunung Merapi ini telah mengubur beberapa desa dan telah mematikan kegiatan ekonomi di wilayah tersebut. Sari Husada lalu membantu para warga untuk memulihkan sistem livehood dan sistem sosial yang ada. Project akan diimplementasikan di 5 desa, yakni Umbulharjo (2 daiiry, 1 non dairy ), Kepuharjo (1 dairy, 2 non dairy ) dan
Glagaharjo(2 non dairy) di Kec. Cangkringan. Hargobingangun (2 non dairy) dan Purwobinangun (2 non dairy) di Kec. Pakem. Pada Phase I Communal Barn dan Agricultural Service Center akan dibangun di Desa Umbulharjo Kec. Cangkringan dengan melibatkan peternak dari Kinahrejo, Pangukrejo yang direlokasi ke Karangkendal dan peternak asal Kepuharjo (dukuh Petung dan Kaliadem) yang akan direlokasi di dukuh Pagerjurang. NGO atau Partner yang akan diajak bekerja sama dalam Projek Merapi ini adalah Temali. Temali adalah salah satu NGO yang ada di Jogjakarta. Temali sendiri merupakan NGO yang baru saja didirikan / diresmikan. Anggotanya berasal dari ex HEIFER Indonesia Team. Heifer sendiri adalah NGO yang berasal bukan dari Indonesia, melainkan dari Luar Negeri. Dan HEIFER Internasional kemudian menghentikan pemberian dana ke Indonesia bulan Juli 2011, agar dapat lebih fokus untuk membantu negara – negara lain yang lebih membutuhkan. Project merapi akan diimplementasikan dalam 54 bulan, dan dibagi dalam 3 phase. Phase I berdurasi 18 bulan, Phase II selama 24 bulan dan Phase II selama 12 bulan. Pada Projek Merapi ini, langkah dan cara yang dipakai adalah berdasarkan pada VBHCD ( Values Based Holistic Comunity Development ). Berikut ini akan sedikit dijelaskan mengenai VBHCD ini. Paradigma pembangunan yang ada pada masyarakat saat ini, hanya terpaku pada pembangunan fisik.
Padahal pembangunan tersebut tidak semata hanya berupa pembagian barang secara fisik saja, misalnya saja bangunan dan lapangan. Tetapi bisa lebih mendalam lagi, yaitu proses pengembangan masyarakat ntuk mewujudkan dampak positif yang lebih mendasar ( Proses transformasi sosial di masyarakat. ) Ada 4 tahapan dalam VBHCD, diantaranya adalah : Pembentukan KSM ( Kelompok Swadaya Masyarakat ), Menanamkan Nilai kepada masyarakat, Memberikan Dukungan Fisik, dan Pemberdayaan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan CSR Sari Husada ada pada berbagai aspek perusahaan. Diantaranya adalah CSR pada aspek sosial, CSR pada aspek pendidikan, dan CSR pada aspek kesehatan. Diantaranya pada penelitian ini adalah Rumah Srikandi, Srikandi Award dan Project Merapi. Pada Rumah Srikandi, menurut hasil penelitian dapat dilihat bahwa program yang dibuat oleh Sari Husada sudah mengenai sasaran dan menimbulkan kesan positif pada masyarakat, sehingga dapat disimpulkan bahwa citra Sari Husada meningkat. Begitu pula dengan kegiatan CSR yang lainnya, Paud dan Wahana di Taman Pintar, DIY, Paud Percontohan, Beasiswa dan anak asuh, Rumah Belajar, Ayo Melek Gizi;Learning for All, Rumah Srikandi, Pos Bhakti Bidan , Sri Kandi Award, Nutritalk, Warung Anak Sehat, Progam Peningkatan
Mutu Susu/PMS, Projek Merapi, Kambing Bergulir, Waste Management. Semua kegiatan CSRitu mendapatkan respon yang positif dimata masyarakat. Corporate Social Responsibility dapat menjadi salah satu program utama perusahaan dalam proses pencapaian citra positif dimata masyarakat. PT. Sari Husada merupakan perusahaan di bidang susu yang mengutamakan pelayanan kepada masyarakat, dengan memberikan produk yang terjangkau serta bergizi bagi masayarakat, sehingga dapat dekat denagn masyarakat. Corporate Social Responsibility pada PT. Sari Husada berjalan beriringan dengan aktivitas bisnis PT. Sari Husada. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan pelaksanaan program Corporate Social Responsibility itu sendiri, misalnya dengan mengadakan Rumah Srikandi, dimana didalamnya banyak mengandung unsur yang mendidik dan menyehatkan. Saran Baiknya jika pemilik perusahaan dan manajemen selalu mempertahankan kinerja perusahaan dalam melakukan CSR ( Corporate Social Responsibility ) agar dapat menjaga kepuasan konsumen dan stakeholder perusahaan. Selain itu diharapkan agar mengutamakan masyarakat dalam setiap aspek atau bidang, baik itu perusahaan yang bergerak dibidang barang ataupun jasa. Untuk itu pemanfaatan kegiatan Corporate Social Responsibility perlu menjadi pertimbangan bagi
organisasi atau perusahaan dalam upayanya meningkatkan citra. PT. Sari Husadajugasebaiknyalebihmamaksi malkan program-program Corporate Social Responsibilitysertadapatmenambahka nkegiatan CSR agar dapatmengaplikasikanfungsinyadala mmemberikanpelayananterbaikbagik onsumendanjugamasyarakat DAFTAR RUJUKAN Budi, Untung Hendrik, Dr, S.H, C.N, M.M, Corporate Social Responsibility, 2004. Budimanta, Arif., Prasetijo, Adi., Rudito, bambang. (2004). Corporate Social Responsibility, jawaban bagi model pembangunan Indoneisa masa kini. Jakarta: Indonesia Center for Sustainable Development ( ICSD ). David, Fred R, Strategic Management, manajemen Strategis Konsep. Jakarta, 2009, Salemba Empat. .http://mamrh.wordpress.com/2008/0 7/21/53/ Majalah Bisnis dan CSR, 2007. Pearce, John A, Manajemen Strategis : Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, Jakarta, 2008, Salemba Empat. Drs. Marzuki, Metodologi Riset. Jogjakarta, 2003, BPFE-UI Jogjakarta. Sari Husada, Deskripsi Rumah Srikandi, 2012, Corporate Affairs. Sari Husada, Menyelamatkan Generasi ( 22 tahun Sari
Husada Mengabdi untuk Masa Depan Bangsa ). Jakarta, 2009, Media Indonesia. Wheelen, Thomas L. dan J.David Hunger. (2008). Strategic
Management and Business Policy. Edisi keSebelas. Pearson Education,Inc,Upper Saddle River,New jersey. www. Google.com