e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015)
PENILAIAN KINERJA BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) BERDASARKAN ASPEK FINANSIAL DAN NON FINANSIAL PADA PT. PLN (PERSERO) AREA BALI UTARA Prasaja Suganda[1], Ni Kadek Sinarwati[1], Dr. Ananta Wikrama T.A.[2] Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak PT. PLN (Persero) Area Bali Utara adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang penyediaan dan pendistribusian energi listrik. PT. PLN (Persero) Area Bali Utara memiliki peran sangat vital dalam penyediaan tenaga listrik di Buleleng dan Jembrana. PT. PLN (Persero) Area Bali Utara secara terus menerus ingin meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan, sehingga secara langsung dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kinerja BUMN berdasarkan analisis rasio untuk menilai kinerja aspek finansial dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) untuk menilai kinerja aspek non finansial. Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN (Persero) Area Bali Utara. Sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan kuesioner. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja aspek finansial perusahaan yang dinilai dengan analisa rasio finansial dari segi rasio likuiditas dan rasio aktivitas menunjukkan kinerja perusahaan kurang baik, sedangkan dari segi rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas kinerja perusahaan cukup baik. Kemudian kinerja aspek non finansial perusahaan adalah baik. Kata kunci : Aspek Finansial, Aspek Non Finansial, BUMN, Kinerja, PT. PLN
Abstract State Power Company or PT. PLN (Persero) north Bali area is a state-owned enterprices which engages in providing and distributing elictrical energy. This company has a very essential or vital role in providing electric energy in Buleleng and Jembrana. It also desires to keep improving the professionalism in providing services, that this company could directly improve the customers’ satisfaction. The purpose of this study was to evaluate the performance of this state-owned enterprices based on ration analysis to evaluate financial aspect and public satisfaction indexes to measure aspect of non financial performance. The study was conducted at the state power company office or PT. PLN (Persero) in the north Bali area. The data were collected from primary and secondary sources by using documentation and questionnaire, which were then finally analyzed based on quantitative method. The results indicated that there was poor company’s performances in the aspect of company’s financial performance which was measured by financial ratio analysis and in terms of liquidity ration and activity ration, while in terms of solvability ratio and profitability ration the company’s performance was found sufficiently good. Then the result of non financial aspect is good.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) Keywords: Financial Aspect, Aspect Nonfinancial, SOE, Performance, PT. PLN
PENDAHULUAN Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Badan Usaha Milik Negara merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi dalam perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu BUMN diharapkan (1) dapat meningkatkan penyelenggaraan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa dalam jumlah dan mutu yang memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; (2) memberikan sumbangan kepada penerimaan negara; (3) meningkatkan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional; (4) menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi; (5) turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. Dari masa ke masa, perjalanan BUMN sebagai sebuah bisnis entitas tidak selalu mulus ada saja faktor ikutan lain yang menjadi penentu maju mundurnya bisnis tersebut. Faktor dominan yang memberikan pengaruh yang signifikan adalah politik. turbulensi politik terus menerus memporakporandakan setiap upaya pembenahan BUMN. Akibatnya, manajemen BUMN kehilangan energi dan kelincahannya di dunia bisnis, sehingga kalah bersaing dengan swasta dan perusahaan asing di negeri sendiri. Kendala yang selama ini dihadapi BUMN adalah birokrasi yang berbelit-belit dan ditambah dengan adanya tekanan dari politisi yang tidak dapat dicegah. BUMN seringkali belum dapat menjalankan fungsi dan perannya dengan baik dalam melayani masyarakat. Pola pengelolaan selama ini masih mengandung berbagai kelemahan dalam menuju good corporate governance (Santosa, 2005).
BUMN pada era globalisasi ini memerlukan sebuah langkah pembuktian yang nyata untuk memperbaiki citra buruk di masyarakat sehingga dituntut untuk bisa lebih mandiri dan diharapkan dapat menggali sumber – sumber daya yang dimiliki guna pencapaian tujuan utama yaitu pelayanan masyarakat dan tentunya laba optimal perusahaan. Pencapaian tujuan tersebut dapat dijadikan indikator penilaian kinerja yang merupakan wujud nyata dari kemampuan BUMN dalam mengurus rumah tangganya sendiri, tidak menggantungkan diri pada bantuan pemerintah atau subsidi. Pengurangan subsidi pada perusahaan milik negara atau BUMN berarti dapat meringankan beban pemerintah sehingga dana tersebut dapat dialokasikan kepada kegiatan lainnya untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Kinerja BUMN akan semakin menurun apabila tidak dikelola dengan profesional, sehingga akan menjadi beban berat bagi pemerintah pusat karena akan selalu mengalami kerugian. Implikasinya secara luas adalah kerugian masyarakat Indonesia secara menyeluruh karena sebagian besar dana bantuannya akan terpusat untuk mensubsidi BUMN yang mengalami kerugian guna menyelamatkan aset negara (Santosa, 2005). Gabungan informasi finansial dan non finansial ini dapat digunakan untuk berbagai tingkatan manajemen. Tidak hanya pada manajemen tingkat atas yang menggunakan informasi finansial dan non finansial, demikian juga manajemen tingkat bawah. Informasi tentang penilaian aspek finansial maupun non finansial dapat digunakan sebagai alat pengkomunikasian guna melaksanakan keputusan (Sasongko, 2004 dalam Andriani, 2013). Penilaian kinerja BUMN sangat penting untuk mengevaluasi aktivitas yang telah dilakukan dan sebagai pedoman perencanaan masa depan. Penilaian kinerja BUMN dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif melalui penilaian aspek finansial berupa laporan keuangan dan non finansial dalam hal ini berupa Indeks Kepuasan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) Masyarakat (IKM). Laporan tersebut diharapkan dapat membantu penjelasan tentang tingkat kepuasan masyarakat atau tentang pelayanan BUMN tersebut. Kinerja (Performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Mohamad Mahsun, 2007 dalam Darmawanto, 2012). Pengukuran/penilaian kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun suatu proses (Larry D. Stout dalam Indra Bastian, 2001). Informasi Keuangan adalah data-data keuangan yang tersaji dalam bentuk deskripsi tentang kondisi keuangan suatu perusahaan (Setiawan, 2010). Penilaian kinerja finansial diukur berdasarkan pada anggaran yang telah dibuat. Penilaian kinerja dilakukan dengan menganalisis varians (selisih atau perbedaan) antara kinerja aktual dengan yang dianggarkan. Analisis varians secara garis besar berfokus pada varians pendapatan dan varians pengeluaran. Setelah analisis varians, maka dilakukan identifikasi sumber penyebab terjadi varians dengan menelusuri varians tersebut hingga level manajemen yang bawah. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui unit spesifik mana yang bertanggungjawab terhadap terjadinya varians sampai tingkat manajemen yang paling bawah. Penggunaan analisis varians saja belum cukup untuk menilai kinerja, karena dalam analisis varians masih mengandung keterbatasan (constrain). Keterbatasan analisis varians diantaranya terkait dengan kesulitan menetapkan signifikan besarnya varians (Mardiasmo, 2009 dalam Parumartha dan Asmara, 2013). Dalam Penelitian ini yang digunakan untuk menganalisis kinerja finansial PT. PLN (Persero) Area Bali Utara adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Informasi non finansial dapat dijadikan tolak ukur lainnya. Informasi non finansial
dapat menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen (Mardiasmo, 2009 dalam Parumartha dan Asmara, 2013). Jenis informasi non finansial dapat dinyatakan dalam variabel kunci (key variable) atau sering dinamakan sebagai key success factor, atau pulse point. Variabel kunci adalah variabel yang mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi sebab kesuksesan organisasi. Jika terjadi perubahan yang tidak diinginkan, maka variabel ini harus segera disesuaikan (Mardiasmo, 2009 Parumartha dan Asmara, 2013). PT. PLN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang penyediaan dan pendistribusian energi listrik bagi masyarakat. Salah satu unitnya yaitu PT. PLN (Persero) Area Bali Utara memiliki peran sangat vital dalam penyediaan tenaga listrik di Buleleng dan Jembrana. PT PLN (Persero) Area Bali Utara secara terus menerus ingin meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan, sehingga secara langsung dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Dipilihnya PT. PLN (Persero) Area Bali Utara sebagai obyek penelitian atas dasar pertimbangan bahwa listrik merupakan infrastruktur yang penting bagi kualitas hidup manusia juga sebagai penunjang berbagai kegiatan perekonomian. Penilaian kinerja PT. PLN (Persero) Area Bali Utara baik itu secara kuantitatif maupun kualitatif dianggap masih belum optimal karena adanya hambatan-hambatan yang belum dapat diatasi sehingga penelitian ini bermaksud menilai kinerja BUMN berdasarkan analisis rasio untuk menilai kinerja aspek finansial dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) untuk menilai kinerja aspek non finansial. Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan sebuah rumusan masalah, yaitu: (1) bagaimanakah kinerja BUMN berdasarkan aspek finansial pada PT. PLN (Persero) Area Bali Utara yang dihitung dengan analisis rasio finansial selama periode 2011-2013, (2) bagaimanakah kinerja BUMN berdasarkan aspek non finansial PT. PLN (Persero) Area Bali Utara yang dinilai dengan tingkat kepuasan masyarakat (pelanggan). Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, maka tujuan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui kinerja BUMN berdasarkan aspek finansial pada PT. PLN (Persero) Area Bali Utara yang dinilai dengan analisis rasio finansial periode 2011-2013, (2) untuk mengetahui kinerja BUMN berdasarkan aspek non finansial pada PT. PLN (Persero) Area Bali Utara yang dinilai dengan tingkat kepuasan masyarakat (pelanggan). Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat teoritis dan praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan pengetahuan tentang kinerja PT. PLN (Persero) Area Bali Utara sehingga dapat digunakan referensi bagi penelitian serupa yang mengangkat topik penelitian kinerja terutama berkaitan dengan BUMN. Secara praktis, bagi PT. PLN (Persero) Area Bali Utara, penelitian ini diharapkan bermanfaat sehingga dapat dijadikan indikator penilaian kinerja yang sesuai dengan diterapkan. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kinerja instansi selama ini, sehingga dapat digunakan untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya. METODE Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN (Persero) Area Bali Utara yang beralamat di Jl. Udayana No. 27. Singaraja 81114. Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Desain deskriptif bertujuan untuk menjelaskan sesuatu, seperti: menjelaskan karakteristik suatu kelompok yang relevan, mengestimasi persentase unit dalam populasi tertentu yang menunjukkan perilaku tertentu, mengetahui persepsi atas karakteristik produk, dan untuk mengetahui prediksi spesifik (Malhotra, 2007 dalam Wilson, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan di Area Bali Utara yang meliputi Rayon Tejakula, Rayon Singaraja, Rayon Seririt, Rayon Negara, dan Rayon Gilimanuk yang berjumlah 112.811 orang. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. KEP/25/M.PAN/2/2004. Responden dipilih secara acak yang ditentukan seuai dengan
cakupan wilayah masing-masing unit pelayanan. Untuk memenuhi akurasi hasil penyusunan indeks, responden terpilih ditetapkan 150 orang dari jumlah populasi, dengan dasar (”jumlah unsur” + 1) x 10 = jumlah responden, (14+1) x 10 = 150 responden. Jadi sampel pada penelitian ini adalah 150 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah accidental sampling. Teknik accidental sampling yaitu teknik yang dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia (Sugiyono, 2004). Sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil penyebaran kuesioner kepada pelanggan PT. PLN (Persero) Area Bali Utara. Sedangkan data sekunder yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan laporan keuangan yang telah disusun oleh PT. PLN (Persero) Area Bali Utara. Selain itu sumber lain berupa literatur-literatur dan internet surfing juga digunakan dalam penelitian ini yang berhubungan dengan objek dan ruang lingkup penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu dengan melakukan penyebaran kuesioner tentang kepuasan pelanggan kepada pelaggan PT. PLN (Persero) Area Bali Utara, dan melalui dokumentasi, dengan mengumpulkan catatan-catatan akuntansi dari PT. PLN (Persero) Area Bali Utara serta dokumen lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Metode yang digunakan untuk mengukur aspek finansial adalah dengan menggunakan analisis rasio finansial (Riyanto, 1998 dalam Yulianti, 2011), sedangkan untuk mengukur aspek non finansial menggunakan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang diatur dalam
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004. HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian kinerja aspek finansial PT. PLN (Persero) Area Bali Utara berdasarkan analisa rasio finansial dengan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) menggunakan rasio-rasio keuangan dapat dilihat pada tabel berikut
2012 tergolong cukup karena masih berada dalam Standar Rasio Historis
Tabel 1 Ikhtisar Rasio Finansial PT. PLN (Persero) Area Bali Utara Untuk Tahun 2011-2013 No 1 2 3 4
Tolak Ukur Keuangan Rasio Likuiditas Rasio Lancar Rasio Solvabilitas Debt to Asset Ratio Rasio Aktivitas Rasio Perputaran Aktiva Rasio Profitabilitas Basic Earning Power
2011
Periode 2012
2013
1.5
0.60
0.94
0.05
0.05
0.06
1.11
0.98
0.81
0.22
0.02
0.10
Sumber: data diolah
1. Rasio Likuiditas Rasio lancar yang dicapai PT. PLN (Persero) Area Bali Utara pada tahun 2011 sebesar 1,50. Ini artinya setiap Rp 1,- utang lancar dijamin oleh Rp 1,50,aktiva lancar. Penilaian rasio lancar pada tahun 2011 adalah cukup karena berada pada Standar Rasio Historis (SRH) 0,15 – 1,87. Kemudian pada tahun 2012, rasio lancar yang dicapai sebesar 0,60 yang berarti setiap Rp 1,- utang lancar dijamin oleh Rp 0,60,- aktiva lancar. Penilaian rasio lancar pada tahun 2012 adalah cukup karena masih berada dalam Standar Rasio Historis. Sedangkan di tahun 2013, rasio lancar yang dicapai sebesar 0,94 yang berarti setiap Rp 1,utang lancar dijamin oleh Rp. 0,94,aktiva lancar. Penilaian rasio lancar pada tahun 2013 adalah cukup karena masih berada dalam Standar Rasio Historis. 2. Rasio Solvabilitas Rasio debt to asset PT. PLN (Persero) Area Bali Utara pada tahun 2011 adalah sebesar 0,05. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,- aktiva dibiayai oleh Rp 0,05 utang. Kinerja PT. PLN (Persero) Area Bali Utara berdasarkan rasio debt to asset adalah cukup karena masih berada dalam Standar Rasio Historis (SRH) yaitu antara 0,05. Kemudian di tahun 2012 debt to asset sebesar 0,05 yang artinya setiap Rp 1,- aktiva dibiayai oleh utang sebesar Rp 0,05. Kinerja finansial tahun
(SRH). Di tahun 2013 debt to asset sebesar 0,06 yang artinya setiap Rp 1,dibiayai oleh utang sebesar Rp. 0,06. Kinerja finansial tahun 2013 tergolong kurang karena nilainya berada di atas Standar Rasio Historis (SRH). 3. Rasio Aktivitas Rasio perputaran total aktiva PT. PLN (Persero) Area Bali Utara Bali pada tahun 2011 adalah 1,11. Ini artinya setiap Rp 1,- aktiva selama tahun 2011 dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 1,11,-. Penilaian perputaran total aktiva pada tahun 2011 adalah cukup yaitu berada pada SRH (0,81-1,13). Pada tahun 2012, perputaran total aktiva yang dicapai adalah 0,98 yang artinya setiap Rp 1,- aktiva selama tahun 2012 dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,98,-. Penilaian perputaran total aktiva pada tahun 2012 tergolong cukup karena berada pada SRH. Kemudian di tahun 2013 perputaran total aktiva adalah sebesar 0,81. ni artinya setiap Rp 1,- aktiva selama tahun 2013 dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,81-. Penilaian perputaran total aktiva pada tahun 2013 tergolong cukup karena masih berada pada Standar Rasio Historis (SRH). 4. Rasio Profitabilitas Rasio basic earning power PT. PLN (Persero) Area Bali Utara pada tahun 2011 adalah sebesar 0,22. Ini artinya
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) setiap Rp. 1,- aktiva dapat menghasilkan laba operasi sebesar Rp. 0,22,-. Penilaian basic earning power pada tahun 2011 tergolong baik karena berada diatas Standar Rasio Historis (SRH) yaitu 0,21. Kemudian di tahun 2012 basic earning power PT. PLN (Persero) Area Bali Utara adalah sebesar 0,02 yang berarti setiap Rp. 1,- aktiva dapat menghasilkan laba operasi sebesar Rp. 0,02. Penilaian basic earning power pada tahun ini tergolong cukup karena masih berada pada Standar Rasio Historis (SRH) yaitu 0,01-.0,21. Dan di tahun 2013 basic earning power yang dicapai adalah sebesar 0,10 yang berarti setiap Rp. 1,- aktiva dapat menghasilkan laba operasi sebesar Rp. 0,10,-. Penilaian basic earning power pada tahun ini juga tergolong cukup karena berada pada Standar Rasio Historis (SRH). Penilaian kinerja aspek non finansial PT. PLN (Persero) Area Bali Utara mengacu pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Unit Pelayanan Instansi Pemerintah dapat dilihat pada tabel berikut.
Bali Utara setelah dikonversi (3,017 x 25) adalah 75,42 dengan mutu pelayanan B, serta kinerja unit pelayanan baik. Rasio Likuiditas Pengukuran kinerja PT. PLN (Persero) Area Bali Utara dari aspek finansial diukur dengan rasio likuiditas menunjukan hasil yang fluktuatif dilihat dari nilai rasio lancar mengalami penurunan pada tahun 2012 dan mengalami peningkatan pada tahun 2013. Penilaian rasio likuiditas dikategorikan cukup karena masih berada pada Standar Rasio Historis (SRH). Namun ditinjau dari jumlah aktiva lancar yang menjamin hutang lancar pada tahun 2012 dan tahun 2013 perusahaan dalam keadaan kurang likuid, karena jumlah hutang lancarnya lebih besar dibandingkan dengan jumlah aktiva lancarnya. Kenaikan jumlah hutang lancar tidak diiringi dengan kenaikan jumlah aktiva lancarnya ini menunjukkan bahwa PT. PLN (Persero) Area Bali Utara dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kurang baik. Rasio Solvabilitas Dari segi rasio solvabilitas kinerja perspektif keuangan menunjukkan bahwa PT. PLN (Persero) Area Bali Utara dalam
Tabel 2 Daftar Nilai Rata-Rata Tertimbang Masing-Masing Unsur No Unsur Pelayanan 1 Prosedur Pelayanan 2 Persyaratan Pelayanan 3 Kejelasan Petugas Pelayanan 4 Kedisiplinan Petugas Pelayanan 5 Tanggung Jawab Petugas Pelayanan 6 Kemampuan Petugas Pelayanan 7 Kecepatan Pelayanan 8 Keadilan Mendapatkan Pelayanan 9 Kesopanan dan Keramahan Petugas 10 Kewajaran Biaya Pelayanan 11 Kepastian Biaya Pelayanan 12 Kepastian Jadwal Pelayanan 13 Kenyamanan Lingkungan 14 Keamanan Pelayanan Nilai Indeks
Nilai Rata-Rata Tertimbang 0.215 0,217 0,217 0,215 0,224 0,222 0,205 0,214 0,222 0,208 0,208 0,204 0,222 0,224 3,017
Sumber: data diolah
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) PT. PLN (Persero) Area
keadaan yang solvabel sesuai dengan Standar Rasio Historis (SRH), walaupun pada tahun 2013 mengalami peningkatan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) sebesar 0,01 dari 0,05 menjadi 0,06. Hal ini berarti PT. PLN (Persero) Area Bali Utara mempunyai dana yang lebih dari cukup untuk menjamin hutang lancarnya dan hutang-hutang lainnya Rasio Aktivitas Dari segi rasio aktivitas kinerja perspektif keuangan menunjukan hasil menurun yang ditunjukkan nilai rasio total assets turnover berturur-turut mengalami penurunan dari tahun 2011 hingga tahun 2013. Pada tahun 2011 nilai rasio perputaran total aktiva sebesar 1,11 menurun menjadi 0,98 pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 menjadi 0,81. Hal ini berarti tingkat efisiensi (efektivitas) penggunaan dan pengelolaan sumber daya/aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan kurang baik meskipun nilai rasio total assets turnover masih berada pada Standar Rasio Historis (SRH). Rasio Profitabilitas Kinerja perspektif keuangan dari segi rasio profitabilitias menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian ini menunjukan hasil yang fluktuatif, yaitu terjadi penurunan dari 0,22 pada tahun 2011 menjadi 0,02 pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 0.10. Hal ini menunjukkan pada tahun 2012 tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktiva untuk memperoleh laba kurang baik, namun pada tahun 2013 mengalami peningkatan. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Penilaian kinerja PT. PLN (Persero) Area Bali Utara melalui aspek non-finansial dilakukan dengan mengukur kepuasan masyarakat dengan menggunakan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor. KEP/25/M.PAN/2/2004 melalui penyebaran kuesioner pada responden penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner yang dinilai dengan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM didapatkan hasil nilai IKM PT. PLN (Persero) Area Bali Utara adalah sebesar 75,42 dengan mutu pelayanan B dan
dikategorikan kinerja unit pelayanan baik. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum masyarakat yang menggunakan fasilitas serta pelayanan yang dikelola oleh PT. PLN (Persero) Area Bali Utara sudah merasa puas. Selain itu, dapat diketahui unsur yang memiliki nilai tertinggi dan unsur yang memiliki nilai terendah. Unsur yang memiliki nilai tertinggi adalah tanggung jawab petugas pelayanan serta keamanan pelayanan. Ini berarti bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai penyedia tenaga listrik PT. PLN (Persero) Area Bali Utara telah bertangung jawab penuh terhadap tugasnya dan terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap risikorisiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan. Unsur yang memiliki nilai terendah adalah kepastian jadwal pelayanan. Ini berarti PT. PLN (Persero) Area Bali Utara harus lebih teliti dalam menginformasikan jadwal pelayanan kepada pelanggan. Saran PT. PLN (Persero) Area Bali Utara hendaknya lebih memperbaiki kinerja aspek finansial dan seoptimal mungkin memberdayakan sumber-sumber yang ada. Terkait dengan kinerja non finansial tentang kepuasan pelanggan, hendaknya lebih banyak memberikan informasi, sehingga dapat diketahui secara lebih jelas kendalakendala yang dihadapi oleh PT. PLN (Persero) Area Bali Utara dalam upaya mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Alfiani, Ayu Putri. 2013. Pengaruh Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Likuiditas dan Ukuran Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan (Perusahaan Non Keuangan yang terdaftar Di BEI Tahun 2008-2011). Skripsi, Universitas Negeri Padang: Padang.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) Almilia, Luciana. 2003. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek. Jakarta: Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia Vol. 2 No. 2. Andriani, Eva. 2013. Penilaian Kinerja PDAM Kabupaten Tabanan Berdasarkan Aspek Keuangan dan Non Keuangan. Jurnal Akuntansi, Universitas Udayana: Vol. 4, No. 1, Juli 2013. Atmadja, Anantawikrama Tungga, Saputra, Komang Adi Kurniawan, Vijaya, Diota Prameswari. 2013. Akuntansi Manajemen Sektor Publik. Singaraja: UNDIKSHA. Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Akuntansi FE UGM. Darmawanto, Agus. 2012. Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja pada PT Sepatu Asia. Skripsi, Universitas Gunadarma: Jakarta. Handayati, P. dan Laksiani, T. 2008. Implementasi Corporate Social Responsibility sebagai Upaya Mengatasi Konflik Saluran Udara Ekstra Tinggi (SUTET) (Studi Kasus pada PLN Kota Malang). Jurnal Penelitian Kependidikan, Tahun 18, Nomor 1. Harahap, Sofyan. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hasyim, Abdul. 2010. Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas Pada PT. Bumi Flora. Jurnal Akuntansi, UNPAB Medan: Vol. 3, No. 2, Desember 2010. Iswari, D A A Ratih. 2011. Penilaian Kinerja Aspek Finansial Dan Non Finansial Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar. Tesis, Universitas Udayana: Bali.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang IKM. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield (Emil Salim, Ahli Bahasa). 2002. Akuntansi Intermediate, ed. 10. Jakarta: Erlangga. Kresnadana, I Putu. 2007. Penilaian Kinerja BUMN Berdasarkan Aspek Finansial dan Non Finansial Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Bali (9 Unit Pelayanan Daerah). Skripsi, Universitas Udayana: Bali. Mahsun, Mohamad. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI. Maryanti, Rina. 2007. Tinjauan atas Struktur Pengendalian Intern Penjualan pada PT. Coca-Cola Distribution Indonesia Sales Center Pasir Koja. Skripsi, Universitas Komputer Indonesia: Bandung. Mentayani, Rusmanto Ida. 2012. Model Pengukuran Kinerja pada Perusahaan Jasa Konstruksi di Kota Banjarmasin. Jurnal Aplikasi Manajemen, STIEN Banjarmasin: Vol. 10, No. 3, September 2012. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Nasution, Efrika Angelia. 2012. Pengaruh Struktur Aktiva dan Struktur Keuangan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Aneka Industri Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Universitas Sumatera Utara: Medan. Nurfianti ,Irma. 2009. Penilaian Kinerja BUMN Berdasarkan Aspek Finansial dan Non Finansial PT. Pelabuhan (Persero) Indonesia III Cabang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) Benoa. Skripsi, Univesitas Udayana: Bali.
dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, USU: Medan.
Octaviani, Endah. 2003. Pengaruh Return on Assets, Debt to Equity Ratio, dan Retention Rate terhadap Economic Value Added dengan Pertumbuhan Modal Sendiri sebagai Variabel Intervening. Skripsi, Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Setiawan, Zeffri. 2010. Kemampuan Informasi Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba dan Perubahan Arus Kas di masa Mendatang pada Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumsi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi, Universitas Diponegoro: Semarang.
Octavianus, Edy. 2011. Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabilitas Terhadap Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan (Kopkar) Ruwa Jurai Ptpn Vii (Persero) Unit Usaha Baturaja. Skripsi, Universitas Bina Darma: Palembang. Parumartha, Pande dan Asmara, Wijana. 2013. Penilaian Kinerja PDAM Kota Denpasar Ditinjau dari Aspek Finansial dan Non Finansial. Jurnal Akuntansi, Universitas Udayana: Vol. 4. No.2, 2013. Reksa, Geza Prima. 2013. Pengaruh Aliran Kas Bebas dan Struktur Aktiva terhadap Rasio Leverage pada PT. BUMI Resource Tbk. Skripsi, Unikom: Bandung. Republik Indonesia. 2003. UU No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Sekretariat Negara. Jakarta. Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen Edisi Pertama. Jakarta: PT Grasindo. Riyanto, Bambang. 1998. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta. Santosa. 2005. Implementasi Privatisasi BUMN dan Pengaruhnya terhadap Nasionalisme. Jurnal Online, http://www.digilib.uinsby.ac.id diakses pada 5 September 2014. Sapriko, Hendra. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas dan Harga Saham terhadap Volume Penjualan Saham pada Perusahaan Makanan
Siamamora, Henry. 2001. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Simorangkir, Arion. 2010. Analisis Hubungan antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Universitas Sumatera Utara: Medan. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis Cetakan Kelima. Bandung: CV Alfabeta. Susrusa, Budi dan Darmawan, Putra. 2013. Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi Serba Usaha di Kabupaten Buleleng. Jurnal Manajemen Agribisnis, Universitas Udayana: Vol. 1, No. 2, Oktober 2013. Tahaka, Yanne C., 2013. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja pada PT. Bank Sulut. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi, UNSRAT: Vol. 1, No. 4, 2013.
Ujiyantho, Arief. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan : SNA X Unhas Makasar. Wilson, 2009. Pengembangan Atribut Jasa dengan Menganalisis Hubungan antara Kualitas Jasa, Kepuasan Pelanggan, dan Niat Membeli Kembali. Studi Kasus: TM Bookstore.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3, No.1 Tahun 2015) Skripsi, Jakarta.
Universitas
Indonesia:
Yulianti, Mira. 2011. Penilaian Kinerja BUMMN Berdasarkan Aspek Finansial dan Non Finansial pada PT. PLN (Persero) AP Prima Bali. Skripsi, Universitas Udayana: Bali.