Tipawael, et al. / Pengurangan Waktu Proses Intra Transportasi Menggunakan Value Stream Mapping / Vol. 4, No 2, Juli 2016, pp 65-72
Pengurangan Waktu Proses Intra Transportasi Menggunakan Value Stream Mapping Jeffery Tipawael1, I Gede Agus Widyadana2
Abstract: PT Y is one of the companies in Surabaya engaged in manufacturing cigarattes. PT Y want to identify the waste so that it can be improved continuously. PT Y believed that the process has the potential to improve intra transportation process. Identification of waste to the process intra transportation especially performed on process delivery of PPIC TAC and PMD. The method used to identify the waste is value stream mapping. Value stream mapping that aimed to describe the process as a whole and reduce the lead time of a process. Waste that was found in the process of intra transportation is waiting, transportation and overprocessing. Proposals made reduce the lead time of each process. Lead time delivery of tobacco and clove from PPIC TAC to PMD successfully reduce by 2.56%. Lead time delivery of sliced tobacco from PMD to SKM successfully reduced by 46.73%. Lead time delivery of sliced tobacco from PMD to SKT successfully reduced by 2.59%. Keywords: Value Stream Mapping, Waste, Transportation
Pendahuluan PT Y merupakan salah satu perusahaan di Surabaya yang bergerak dalam Industri rokok. PT Y merasa didalam transportasi perpindahan antar gudang masih dapat dilakukan perbaikan khususnya pada intra transportasi. PT Y merasa adanya proses yang memiliki potensi untuk dilakukan efisiensi di intra transportasi. Intra trasnportasi adalah segala bentuk perpindahan material yang masih dalam lingkup perusahaan. Material yang dilakukan pengiriman adalah tembakau iris, supporting material, tobacco and clove. Proses pengiriman tobacco and clove dilakukan oleh PPIC tobacco and clove sebagai pengirim dan dilakukan pengiriman ke Primary Production untuk dijadikan tembakau iris. Proses pengiriman tembakau iris dilakukan oleh Primary Production sebagai pengirim, dilakukan pengiriman ke Secondary Production yaitu SKT (Secondary Kretek Tangan) dan SKM (Secondary Kretek Mesin). Supporting Material mengirimkan material-material yang dibutuhkan oleh Primary Production dan Secondary Production. PT Y tertarik untuk menerapkan salah satu bagian dari lean manufacturing yaitu metode value stream mapping. Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236. Email:
[email protected],
[email protected] 1,2
Metode Penelitian Lean Concept Lean concept merupakan metode sistematik yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi semua jenis waste atau kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah. Tipe waste menurut Liker [1] terdapat 7+1 tipe, antara lain: overproduction, transportation, inventory, defect, waiting, overprocessing, motion dan underutilized people. Lean Concept membantu perusahaan untuk mengetahui berbagai tipe waste. Perusahaan dapat melakukan perbaikan dengan didasari dari 7+1 waste tersebut. Value Stream Mapping Value Stream Mapping adalah suatu metode pemetaan yang menggambarkan proses secara keseluruhan dari supplier menuju ke konsumen untuk mengetahui lead time, value added dan non value added. Value Stream Mapping digunakan untuk melakukan perbaikan dengan meminimumkan waste dan bahkan menghilangkan waste pada suatu aliran proses menurut Yang dan Van Landeghem [2]. Perusahaan saat ini ingin menerapkan Lean Manufacturing dengan metode VSM. Untuk melakukan perbaikan perlu memahami beberapa pengertian tentang value added dan non value added. Menurut Hines dan Rich [3] menyatakan bahwa proses internal dalam, sebagai berikut:
65
Tipawael, et al. / Pengurangan Waktu Proses Intra Transportasi Menggunakan Value Stream Mapping / Vol. 4, No 2, Juli 2016, pp 65-72
Admin Time = 20.29 menit Queing Time = 0 menit Loading Time = 6.70 menit Travel Time = 57.49 menit Unloading Time = 5.47 menit Checking Time = 0.22 menit
Primary Production
PPIC Raw Material Dept
Lead Time Proses = 90.17 menit NVA Necessary = 40.69 menit (45.13%) NVA Non Necessary = 49.48 menit (54.87%)
Tobacco & Clove Warehouse
Pengiriman Mengambil Forklift
H-1 Pengiriman Mengambil Forklift Operator Forklift
20.6 mnt
Daftar Timbang Tembakau & Cengkeh
Loading
Penimbangan
Unloading
Stampel
Operator Forklift, Tobacco & Clove Ass Spv
Operator Forklift, Foremen, Primary Ass Spv
Operator Forklift, Tobacco & Clove Ass Spv
Foremen
2.23 mnt
0.47 mnt
1.04 mnt
Menempel Label
Mengisi Daftar Timbang Material
Memverifikasi Daftar TImbang
Primary Ass Spv
Tobacco & Clove Ass Spv
Tobacco & Clove Ass Spv
0.16 mnt
0.37 mnt
0.73 mnt
Unloading
Operator Forklift
Operator Forklift
Operator Forklift
Accounting GTS (Good Transfer Slip)
0.22 mnt
Membuat GTS
Otorisasi GTS
Tobacco & Clove Ass Spv
Tobacco & Clove Spv, Tobacco & Clove Mgr , Primary Adm
20.6 mnt
1.48 mnt Non Value Added Non Necessary
Loading
10.43 mnt
4.47 mnt
2.15 mnt
16.29 mnt
4.44 mnt
1.32 mnt
3.16 mnt
Non Value Added Necessary
Gambar 1. Current state value stream mapping proses pengiriman PPIC TAC ke PMD
Value added Value added adalah suatu kegiatan yang dapat merubah suatu bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang tertentu yang memiliki nilai tambah. Contoh kegiatan value added adalah perakitan, penempaan bahan baku.
(TAC) ke primary manufacturing department (PMD), proses pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKM, proses pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKT. Proses Pengiriman PPIC TAC ke PMD Proses pengiriman PPIC TAC ke PMD dilakukan dengan menggunakan forklift. Adapun aktivitasaktivitas yang dilakukan untuk mengirimkan material ke PMD adalah reservasi, loading dan unloading material, penimbangan material, stampel Quality control, mengisi daftar timbang, memverivikasi daftar timbang, pengiriman material dan pembuatan good transfer slip. Waktu proses dan lead time dapat dilihat pada Gambar 1.
Non value added necessary Non value added adalah suatu tindakan yang tidak diperlukan dan tidak memberikan nilai tambah. Contoh kegiatan non value added adalah waiting time, penumpukan produk. Non value added necessary adalah kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah dan tidak dapat dihilangkan, kegiatan yang penting. Contoh: quality control dan proses inspeksi.
Pengiriman PPIC TAC ke PMD memiliki beberapa aktivitas yang berpotensi sebagai waste. Pengiriman PPIC TAC ke PMD terindikasi memiliki beberapa jenis waste, antara lain: transportasi dan overprocessing. Aktivitas tersebut akan dilakukan analisa untuk dapat melakukan perbaikan.
Non value added non necessary Non value added non necessary adalah kegiatan yang seharusnya tidak diperlukan dan tidak berpengaruh terhadap kegiatan lainnya. Kegiatan ini benar-benar harus dihilangkan karena merupakan pemborosan (waste). Contohnya adalah waiting time.
Setelah dilakukan identifikasi waste, untuk mengurangi lead time akan dilakukan perbaikan. Beberapa usulan yang dapat dilakukan pada proses pengiriman PPIC TAC ke PMD adalah sebagai berikut: Proses menyerahkan GTS dilakukan secara manual. Penyerahan GTS dilakukan dengan menggunakan sepeda dari admin tobacco and clove diserahkan ke admin primary untuk dilakukan otorisasi. Perbaikan dilakukan dengan menggunakan work flow approval application. Dengan work flow approval application penyerahan GTS tidak perlu dilakukan.
Waktu Baku Menurut Freivadls [4] Definisi waktu baku adalah waktu standar yang dibutuhkan seorang operator untuk menyelesaikan proses operasinya. Waktu baku sudah memperhitungankan perhitungan performance rating dan allowance untuk masing-masing operator. Perhitungan waktu baku dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut: 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑋
100 100−𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
(1)
Hasil dan Pembahasan
Perbaikan pada proses stampel QC, proses stampel QC tidak dilakukan pada proses penimbangan. Proses sebaiknya dilakukan secara langsung saat quality control
Value stream mapping yang telah dibuat sebanyak tiga proses pengiriman material. VSM yang dibuat adalah Proses pengiriman PPIC tobacco and clove 66
Tipawael, et al. / Pengurangan Waktu Proses Intra Transportasi Menggunakan Value Stream Mapping / Vol. 4, No 2, Juli 2016, pp 65-72
Primary Production
Admin Time = 17.97 menit Queing Time = 0 menit Loading Time = 6.70 menit Travel Time = 57.49 menit Unloading Time = 5.47 menit Checking Time = 0.22 menit
PPIC Raw Material Dept
Lead Time Proses NVA Necessary NVA Non Necessary
Tobacco & Clove Warehouse
= 87.86 menit = 40.69 menit (45.13%) = 47.16 menit (54.87%)
Pengiriman Mengambil Forklift H-1 Pengiriman Mengambil Forklift Operator Forklift
20.6 mnt
Loading
Penimbangan
Unloading
Menempel Label
Operator Forklift, Toba cco & Clove Ass Spv
Operator Forklift, Foremen, Primary Ass Spv
Operator Forklift, Toba cco & Clove Ass Spv
Primary Ass Spv
2.23 mnt
0.47 mnt
1.04 mnt
Daftar Timbang Tembakau & Cengkeh Mengisi Daftar Memverifikasi Timbang Material Daftar TImbang Toba cco & Clove As s Spv
0.16 mnt
0.73 mnt
Operator Forklift
GTS (Good Transfer Slip) Membuat GTS
Otorisasi GTS
Toba cco & Clove As s Spv
Toba cco & Clove Spv, Toba cco & Clove Adm , Primary Adm
4.47 mnt
20.6 mnt
1.48 mnt
Non Value Added Non Necessary
Unloading Operator Forklift
Accounting
Toba cco & Clove Ass Spv
0.22 mnt
Loading Operator Forklift
10.43 mnt
16.29 mnt
1.32 mnt
4.44 mnt
3.16 mnt
Non Value Added Necessary
Gambar 2. Future state value stream mapping proses pengiriman PPIC TAC ke PMD
Analisa dilakukan dengan melakukan perbandingan current state value stream mapping dengan future state value stream mapping. Future state velue stream mapping proses pengiriman PPIC TACke PMD dapat dilihat pada Gambar 2.
Proses Aktivitas Pengiriman Tembakau iris dari PMD ke SKM Proses pengiriman tembakau iris ke SKM diawali dengan adanya reservasi dari SKM. Reservasi dilakukan dengan menggunakan System application and product (SAP).
Aktivitas-aktivitas tersebut dibagi menjadi beberapa item yaitu admin time, queueing time, loading time, unloading time, trave time, dan checking time Perbandingan waktu baku dan aktivitas dari current state value stream mapping dan future state value stream mapping dapat dilihat pada Tabel 1.
Reservasi berisikan permintaan material yang dibutuhkan SKM seperti: jenis tembakau dan jumlah tembakau. Reservasi sangat dibutuhkan karena dapat mempermudah PMD menyiapkan material sesuai yang dibutuhkan secondary SKM.
Perbandingan dari kondisi awal dan kondisi perbaikan dapat dilihat pada Tabel 1. Terjadi penurunan dari 90.17 menit menjadi 87.78 menit. Penurunan lead time terjadi karena adanya perbaikan dengan menggunakan work flow approval application.
Berikut Aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam proses pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKM: mengisi buku ekspedisi, pembuatan good transfers slip (GTS), otorisasi good transfer slip (GTS), menghubungi dan menungu security, loading dan unloading material, prestaging area, menunggu pintu SKM, pengecekkan material dam otorisasi buku ekspedisi.
Terjadi peningkakatan persentase NVA necessary dari menit 45.13% menjadi 46.32% dan penurunan persentase dari NVA non Necessary dari 54.87% menjadi 53.68%. Peningkatan terjadi dikarenakan adanya perbaikan yang dilakukan. No
Item
Current Time
Future Time
1
Admin Time
20.29
17.97
2
Queuing Time
0
0
3
Loading Time
6.7
6.7
4
Travel Time
57.49
57.49
5
Unloading Time
5.47
5.47
6
Checking Time
0.22
0.22
7
Lead Time
90.17
87.86
Penggambaran aktivitas-aktivias diatas dapat lebih jelas dengan membuat current state value stream mapping. Current state value stream mapping proses pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKM dapat dilihat pada Gambar 3. Pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKM terindikasi memiliki beberapa jenis waste, antara lain: Waiting Aktivitas menunggu di dalam proses pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKM sebanyak 2 aktivitas. Terdapat 2 aktivitas menunggu yaitu menunggu security dan menuggu pintu SKM di buka. Kedua aktivitas tersebut terjadi dikarenakan kurangnya koordinasi untuk perencanaan pengiriman. Perencanaan pengiriman yang pasti dan tidak berubah-ubah mengurangi leadi time dari proses tersebut.
8
NVA Necessary 40.69 40.69 NVA Non 9 Necessary 49.48 47.16 Tabel 1. Summary Proses Pengiriman PPIC TAC ke PMD
67
Tipawael, et al. / Pengurangan Waktu Proses Intra Transportasi Menggunakan Value Stream Mapping / Vol. 4, No 2, Juli 2016, pp 65-72
Admin Time Queeing Time Loading Time Travel Time Unloading Time Checking Time
Secondary. SKM
Primary Manufacturing Department
Primary Warehouse
= 22.77 menit =0 menit = 0.70 menit = 2.55 menit = 0.14 menit = 4.59 menit
Lead Time Proses NVA Necessary NVA Non Necessary
Accounting Department
= 30.75 menit = 8.85 menit (28.78%) = 21.90 menit (71.22%)
Good Transfer Slip Pembuatan GTS
Otorisasi GTS
Primary Adm
Primary Adm, Primary Mgr, SKM Spv
Primary Manufacturing Department
Loading Material SKM Admin, Operator Forklift
2.87 mnt
4.68 mnt
0.37 mnt
Pengecekan Material
Otorisasi Buku Ekspedisi
Finish blend substore ass Spv, SKM Adm
Finish blend substore ass Spv, SKM Adm
4.68 mnt
7.82 mnt
Non Value Added Non Necessary
Unloading Material SKM Admin, Operator Forklift
0,23 mnt
3.56 mnt
0.14 mnt
4.59 mnt
0.69 mnt
4.07 mnt
Non Value Added Necessary
Gambar 3. Current VSM Pengiriman Tembakau Iris dari PMD ke SKM
Over Processing Over Processing terjadi dalam aktivitas pemuatan material ke area prestaging. Area prestaging ditempatkan diluar gudang. Hal ini menyebabkan terjadi 2 kali loading-unloading. Transportation Transportation terjadi pada aktivitas penyerahan GTS untuk dilakukan otorisasi. Penyerahan GTS ini dilakukan dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda.
Perbaikan yang dapat dilakukan pada proses
Setelah dilakukan identifikasi waste, untuk mengurangi lead time dilakukan perbaikan. Beberapa usulan yang dapat dilakukan pada proses pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKM adalah sebagai berikut: Perbaikan yang dapat dilakukan pada proses waiting adalah dengan melakukan perencanaan yang tepat untuk jadwal pengiriman. Perbaikan yang dapat dilakukan pada proses over processing dengan melakukan pengubahan letak dari area prestaging. Area prestaging diletakan didalam gudang SKM.
Perbandingan waktu baku antara kondisi awal dan kondisi perbaikan dapat dilihat dari lead time proses yang mengalami pengurangan. Kondisi awal memiliki lead time proses sebesar 52.85 menit dan berkurang menjadi 30.75 menit. NVA Necessary mengalami pengingkatan menjadi 8.85 menit (28.78%). Nva Non Necessary mengalami penurunan menjadi 21.90 menit (71.22%).
No
Item
Current Time
Future Time
1
Admin Time
28.15
22.77
2
Queuing Time
16.22
0
3
Loading Time
0.92
0.7
4
Travel Time
2.55
2.55
5
Unloading Time
0.41
0.14
6
Checking Time
4.59
4.59
7
Lead Time
52.85
30.74
transportasi adalah dengan pembuatan work flow approval application. Pembuatan otorisasi secara online ini dapat menghilankan proses pengiriman GTS ke manager PMD.
Analisa perbandingan dilakukan dengan membandingkan waktu baku dari current state value stream mapping dengan future state value stream mapping dapat dilihat pada Tabel 2.
Proses Aktivitas Pengiriman Tembakau Iris dari PMD ke SKT Proses pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKT dilakukan 3 kali dalam 1 minggu. Secondary SKT merupakan department yang memproduksi finish good dengan mengunakan tangan atau disebut sigaret kretek tangan. Proses pengiriman dilakukan dengan menggunakan truck. Proses pengiriman memerlukan persetujuan dari pihak luar yaitu pihak cukai. Keputusan cukai tersebut yang menjadi bottleneck dari pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKT. Namun, bottleneck ini tidak dapat dihilangkan atau diminimalkan karena berkaitan dengan peraturan pemerintah. Kegiatan transportasi atau perpindahan material merupakan kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah (non value added).
8
NVA Necessary 9.17 8.85 NVA Non 9 Necessary 43.68 21.9 Tabel 2. Summary Proses Pengiriman Bancuran ke SKM
68
Tipawael, et al. / Pengurangan Waktu Proses Intra Transportasi Menggunakan Value Stream Mapping / Vol. 4, No 2, Juli 2016, pp 65-72
Admin Time = 22.77 menit Queeing Time =0 menit Loading Time = 0.70 menit Travel Time = 2.55 menit Unloading Time = 0.14 menit Checking Time = 4.59 menit
Secondary. SKM
Primary Manufacturing Department
Primary Warehouse
Lead Time Proses NVA Necessary NVA Non Necessary
Accounting Department
= 30.75 menit = 8.85 menit (28.78%) = 21.90 menit (71.22%)
Good Transfer Slip Pembuatan GTS
Otorisasi GTS
Primary Adm
Primary Adm, Primary Mgr, SKM Spv
Primary Manufacturing Department
Loading Material SKM Admin, Operator Forklift
2.87 mnt
4.68 mnt
0.37 mnt
Pengecekan Material
Otorisasi Buku Ekspedisi
Finish blend substore ass Spv, SKM Adm
Finish blend substore ass Spv, SKM Adm
4.68 mnt
7.82 mnt
Non Value Added Non Necessary
Unloading Material SKM Admin, Operator Forklift
3.56 mnt
0,23 mnt
0.14 mnt
4.59 mnt
4.07 mnt
0.69 mnt
Non Value Added Necessary
Gambar 4. Future state VSM proses pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKM
Setelah dilakukan identifikasi waste maka selanjutnya melakukan perbaikan. Adapun usulanusulan perbaikan yang dilakukan sebagai berikut: Perbaikan yang dapat dilakukan pada proses overprocessing adalah dengan melakukan penggabungan terhadap Delivery Note dan GIS. Penggabungan kedua komponen ini mempercepat proses pengiriman sehingga tidak terjadi proses yang berlebihan. Perbaikan yang dapat dilakukan pada proses transportasi adalah dengan pembuatan work flow approval application. Pembuatan aplikasi untuk pengesahan ini mengurangi proses pengiriman GIS ke manager PMD. Proses pengiriman tembakau iris semakin efektif dan efisien.
Pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKT terindikasi memiliki beberapa jenis waste, antara lain: Over Processing Over Processing terjadi pada pembuatan GIS dan Delivery note. Pembuatan GIS dan Delivery note dapat dilakukan penggabungan. GIS dan Delivery note memiliki fungsi dan format yang sama. GIS ditujukan kepada admin SKT dan Delivery note digunakan untuk menyatakan material dikirim sesuai tempat tujuan. Delivery note dilakukan pengecekan oleh security ketika truck material keluar dari pabrik. Transportation Transportation terjadi pada aktivitas penyerahan GIS dan Delivery Note untuk dilakukan otorisasi. Penyerahan GTS dan Delivery note dilakukan dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda.
Kegiatan transportasi atau perpindahan material merupakan kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah (non value added)
Usulan perbaikan dilakukan untuk mengurangi lead time dari proses pengiriman dari PMD ke SKT.
Admin Time = 38.46 menit Queeing Time = 249 menit Loading Time = 61.61 menit Travel Time = 1.79 menit Unloading Time = 0.30 menit Checking Time = 3.63 menit
Secondary. SKT
Primary Manufacturing Department
Primary Warehouse
Lead Time Proses Persiapan = 347.65 menit NVA Necessary = 65.47 menit (18.83%) NVA Non Necessary = 282.18 menit (81.17%)
Accounting Departement
Delivery in Day 3
Day 1 Mengisi Buku Ekspedisi Primary Adm
Pembuatan GIS Primary Adm
Pembuatan Delivery Note
Prestagging Area
Otorisasi GIS
Otorisasi Delivery Note
Menunggu Persiapan
Primary Adm, Primary Mgr, Primary Mgr, Inventory Controller, SKT Prod Spv SKT Prod Spv
Primary Adm
Pengiriman Tandes
Day 2 Menghubungi Security
Menunggu Security Datang
Finish blend substore ass spv Finish blend substore ass spv
Loading
Unloading
Pengecekan Material
Finish Blend Substore Ass Security, Finish Blend Substore Ass Spv Spv, Operator Forklift
Finish Blend Substore Ass Spv, Operator Forklift
Loading Material Penyegelan Timah Penyegelan CK 5 Finish Blend Substore Ass Finish Blend Substore Ass Spv Spv
Pihak Cukai
Pengiriman Bojonegoro
Pengiriman Kertosono
Menunggu Keputusan Pemuatan (CK 5)
Sub Stamp PPIC Department
1.36 mnt
1.74 mnt
1.82 mnt
4.76 mnt
0.88 mnt
0.89 mnt
1.54 mnt
Finish Blend Substore Ass Spv, Procurement & Payment Spv
7.11 mnt
180 mnt
0.73 mnt
7.14 mnt 9 mnt
0.94 mnt
1.79 mnt
0.30 mnt
3.63 mnt
60,67 mnt
0.98 mnt
60 mnt Non Value Added Non Necessary
Non Value Added Necessary
Gambar 5. Current state VSM proses pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKT
69
7.17 mnt
267 mnt 420 mnt
2.34 mnt
Tipawael, et al. / Pengurangan Waktu Proses Intra Transportasi Menggunakan Value Stream Mapping / Vol. 4, No 2, Juli 2016, pp 65-72
Admin Time Queeing Time Loading Time Travel Time Unloading Time Checking Time
Secondary. SKT
Primary Manufacturing Department
= 29.44 menit = 249 menit = 61.61 menit = 1.79 menit = 0.30 menit = 3.63 menit
Lead Time Proses Persiapan = 338.64 menit NVA Necessary = 64.58 menit (19.07%) NVA Non Necessary = 274.06 menit (80.93%)
Primary Warehouse
Accounting Departement
Delivery in Day 3 Pengiriman Tandes
Day 2 Day 1 Mengisi Buku Ekspedisi
Pembuatan Delivery Note
Primary Adm
Primary Adm
Prestagging Area Otorisasi Delivery Note
Menunggu Persiapan
Primary Mgr, Inventory Controller, SKT Prod Spv
Menghubungi Security
Menunggu Security Datang
Finish blend substore ass spv Finish blend substore ass spv
Loading
Unloading
Finish Blend Substore Ass Spv, Operator Forklift
Pengecekan Material
Finish Blend Substore Ass Spv, Security, Finish Blend Substore Operator Forklift Ass Spv
Loading Material
Penyegelan Timah
Penyegelan CK 5
Finish Blend Substore Ass Spv
Finish Blend Substore Ass Spv
Pihak Cukai
Pengiriman Bojonegoro
Pengiriman Kertosono
Menunggu Keputusan Pemuatan (CK 5) Sub Stamp PPIC Department
1.36 mnt
0.15 mnt
1.74 mnt
1.54 mnt
Finish Blend Substore Ass Spv, Procurement & Payment Spv
7.11 mnt
180 mnt
0.73 mnt
7.14 mnt 9 mnt
1.79 mnt
0.94 mnt
0.30 mnt
3.63 mnt
60,00 mnt
0.98 mnt
7.17 mnt
2.34 mnt
420 mnt
60 mnt
Non Value Added Non Necessary
267 mnt
Non Value Added Necessary
Gambar 6. Future state VSM proses pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKT
Pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKT terindikasi memiliki beberapa jenis waste, antara lain: Over Processing Over Processing terjadi pada pembuatan GIS dan Delivery note. Pembuatan GIS dan Delivery note dapat dilakukan penggabungan. GIS dan Delivery note memiliki fungsi dan format yang sama. GIS ditujukan kepada admin SKT dan Delivery note digunakan untuk menyatakan material dikirim sesuai tempat tujuan. Delivery note dilakukan pengecekan oleh security ketika truck material keluar dari pabrik. Transportation Transportation terjadi pada aktivitas penyerahan GIS dan Delivery Note untuk dilakukan otorisasi. Penyerahan GTS dan Delivery note dilakukan dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda.
untuk efisiensi pengiriman sehingga tidak terjadi proses yang berlebihan. Perbaikan yang dapat dilakukan pada proses transportasi adalah dengan pembuatan work flow approval application. Pembuatan aplikasi untuk pengesahan ini mengurangi proses pengiriman GIS ke manager PMD. Proses pengiriman tembakau iris semakin efektif dan efisien.
Tabel 3 dapat dilihat perbandingan lead time keadaan awal dan keadaan perbaikkan. Lead time keadaan awal sebesar 347.65 menit berkurang menjadi 338.64 menit. Persentase NVA Necessary meningkat dari 18.83% menjadi 19.07% dan Persentase NVA non Necessary Berkurang dari 81.17% menjadi 20.93%.
Simpulan
Adapun usulan-usulan perbaikan yang dilakukan sebagai berikut: Perbaikan yang dapat dilakukan pada proses overprocessing adalah dengan melakukan penggabungan terhadap Delivery Note dan GIS. Penggabungan kedua komponen ini bertujuan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan didapatkan masing-masing lead time setiap proses dari penggambaran current state value stream mapping. Terdapat 3 proses pengiriman material: pengiriman PPIC TAC ke PMD, pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKM dan SKT. Proses pengiriman PPIC TAC ke PMD memiliki lead time Future Time sebesar 90.17 menit. Proses pengiriman tembakau iris 29.44 dari PMD ke SKM memiliki lead time sebesar 52.85 menit. Proses pengriman tembakau iris dari PMD ke 249 SKT memiliki lead time sebesar 347.65 menit. 61.61
Item
Current Time
1
Admin Time
38.46
2
Queuing Time
249
3
Loading Time
61.61
4
Travel Time
1.79
1.79
5
Unloading Time
0.3
0.3
6 7
Checking Time Lead Time
3.63 347.65
3.63 338.64
8
NVA Necessary
65.47
64.58
9
NVA Non Necessary
282.18
274.06
Penggambaran future state value stream mapping dilakukan berdasarkan usulan yang dibuat dan disetujui oleh proses owner. Usulan yang dibuat dapat mengurangi lead time dari masing-masing proses. Lead time pengiriman PPIC TAC ke PMD mengalami pengurangan sebesar 2.56% menjadi 87.86 menit. Lead time pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKM mengalami pengurangan sebesar 46.73% menjadi 28.15
Tabel 3. Summary Proses Pengiriman Bancuran ke SKT
70
Tipawael, et al. / Pengurangan Waktu Proses Intra Transportasi Menggunakan Value Stream Mapping / Vol. 4, No 2, Juli 2016, pp 65-72
Daftar Pustaka
menit. Lead time pengiriman tembakau iris dari PMD ke SKT mengalami pengurangan sebesar 2.59% menjadi 338.64 menit.
1. Liker, J. K., dan Meier, D., The Toyota Way field Book, Mc Graw Hill, New York, 2006. 2. Yang, H., dan Van Landeghem, H., An application of simulation and value stream mapping in lean manufacturing, Department of Industrial Management Ghent University, Belgium, (2002). 3. Hines, P., dan Rich, N, The seven value stream mapping tools, Lean Enterprise Research Centre, Cardiff Business, Cardiff, UK, (1997). 4. Freivadls, A., dan Niebel, B.. Niebels Methods, Standars and Work Design, McGraw Hil Science, Geneva, (2008).
Saran yang ditujukan bagi pihak perusahaan adalah apabila dilakukan penelitian lebih lanjut, maka sebaiknya dilakukan penelitian pada proses penerimaan material pada secondary proses (SKT) yaitu SKT bojonegoro, SKT Kertosono dan SKT Buntaran. Penelitian dilakukan untuk mengurangi lead time pada setiap proses penerimaan barang di secondary proses (SKT).
71
Tipawael, et al. / Pengurangan Waktu Proses Intra Transportasi Menggunakan Value Stream Mapping / Vol. 4, No 2, Juli 2016, pp 65-72
72