PENGUNGKAPAN KATA BERMAKNA „ISTRI‟ DI DALAM KONTEKS AL-QUR‟AN (SUATU KAJIAN SEMANTIK)
Oleh: HADINDAH DAENG MAWARA DOENI 180910080036
PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2012
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pengungkapan Kata Bermakna ‘Istri’ di dalam Konteks AlQur’an (Suatu Kajian Semantik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kata apa saja yang digunakan untuk mengungkapkan makna ‘istri’, konteks yang menunjukkan makna ‘istri’ dan tipe serta hubungan sinonim pada kata-kata yang mengungkapkan makna ‘istri’ dalam Al-Qur’an. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu metode yang menguraikan pembahasan data berdasarkan ciri-ciri dan sifat-sifat tertentu, sedangkan metode kajian menggunakan metode distribusional dan teknik kajian menggunakan teknik hubung banding membandingkan. Data yang disertakan pada penelitian ini sebanyak 89 kata yang mengungkakan kata bermakna ‘istri’ yang diambil dari Al-Quran. Data tersebut diklasifikasikan ke dalam 8 padanan ragam kata yang mengungkapkan makna ‘istri’, yaitu kata ‘[ أهلɂahlun]’, ‘[ حالئـلḥaläɂilu]’, ‘[ زوجzawjun]’, ‘[ ازواجɂazwäjun]’, ‘صاحبت [ṣöḥibatun]’, ‘[ عجوزاҁajüzä]’, ‘[ امرأةɂimroɂatun]’ dan ‘[ نساءnisäɂun]’ yang mengungkapkan makna ‘istri’ . Konteks yang ditemukan antara lain: (1) Kekuasaan Allah pada padanan kata ‘[ زوجzawjun]’, ‘[ ازواجɂazwäjun]’, dan ‘[ نساءnisäɂun]’; (2) Hukum nikah pada padanan
kata ‘[ حالئـلḥaläɂilu]’, ‘[ زوجzawjun]’, ‘[ ازواجɂazwäjun]’, dan ‘نساء
[nisäɂun]’; (3) Hukum warits pada padanan kata ‘[ ازواجɂazwäjun]’; (4) Hukum fitnah pada padanan kata ‘[ ازواجɂazwäjun]’; (5) Doa pada padanan kata ‘زوج [zawjun]’, dan ‘[ ازواجɂazwäjun]’; (6) Kemustahilan Allah beristri pada padanan kata ‘[ صاحبتṣöḥibatun]; (7) Istri berumur/tua pada padanan kata ‘[ عجوزاҁajüzä]’; (8) Istri nabi-nabi atau tokoh tertentu pada padanan kata ‘[ أهلɂahlun]’, ‘زوج [zawjun], ‘[ ازواجɂazwäjun]’, ‘[ امرأةɂimroɂatun]’ dan ‘[ نساءnisäɂun]’; (9) Dampak Sihir pada padanan kata ‘[ زوجzawjun]; (10) kabar gembira balasan di surga pada padanan kata ‘[ ازواجɂazwäjun]’; dan (11) Keadaan di hari kiamat pada padanan kata ‘[ صاحبتṣöḥibatun].
Padanan-padanan kata tersebut memiliki tipe kesinoniman
الترادف التقارب الداللي
[ɂat-tarödufu ‘t-taqörub ad-dilälï], dan memiliki hubungan umum-khusus diantaranya. Kata kunci : Padanan Bermakna Istri, Al-Qur’an, Nomina, Semantik,Sinonim, Konteks dan Komponen Makna Konteks.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Al-Qur’an yang berbahasa Arab dapat dijadikan objek linguistik. Hal tersebut karena bahasa merupakan objek pembahasan linguistik. Untuk memudahkan analisis, para linguis membuat tataran-tataran bahasa. Tataran-taran ini bahkan menjadi subdisiplin tersendiri (Chaer, 1994:54). Subdisiplin tersebut diantaranya: Fonologi, Morfologi, Sintaksis, dan Semantik. Semantik yang merupakan salah satu komponen dari tata bahasa (dua komponen lain adalah sintaksis dan fonologi), dan makna kalimat sangat ditentukan oleh komponen makna semantik ini Chomsky dalam Chaer (1994:285).Salah satu kaitan relasi maknanya berupa kesamaan makna (sinonimi / [ الترادفɂat-taröduf]) banyak terdapat dalam Al-Qur’an. Entri-entri kosa katanya banyak menggunakan kata-kata yang bersinonim untuk makna dan maksud yang sama (Nur, 2010:63). Contohnya di dalam Al-Qur’an penulis menemukan berbagai padanan untuk mengungkapkan kata yang bermakna ‘istri’. Hal ini menarik untuk dikaji, oleh karena itu penulis memilih judul “Pengungkapan Kata Bermakna „Istri‟ di dalam Konteks Al-Qur‟an: Suatu Kajian Semantik” sebagai pokok bahasan dari penelitian ini, dengan menggunakan pendekatan sinonimi. Pendekatan sinonimi adalah analisis kata yang menyatakan sameness of meaning (kesamaan arti) (Djajasudarma, 2009:55).
Identifikasi Masalah Merujuk pada pemaparan di atas, masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini antara lain: 1.
Kata apa saja yang digunakan untuk mengungkapkan makna ‘istri’ dalam Al-Qur’an?
2.
Adakah konteks yang mengharuskan kata tertentu untuk menunjukan makna ‘istri’?
3.
Apakah tipe dan hubungan sinonim yang terdapat pada kata-kata yang mengungkapan kata makna ‘istri’ tersebut?
Tujuan Penelitian 1.
Medeskripsikan kata apa saja yang digunakan untuk mengungkapkan makna ‘istri’ dalam Al-Qur’an.
2.
Medeskripsikan konteks yang mengharuskan kata tertentu untuk menunjukan makna ‘istri’.
3.
Medeskripsikan tipe dan hubungan sinonim yang terdapat pada kata-kata yang mengungkapan kata makna ‘istri’ tersebut.
Kegunaan Penelitian 1.
Kegunaan Teoritis, yaitu: a. Membantu ilmu semantik dalam mengetahui kata bermakna ‘istri’ apa saja yang digunakan hanya dalam Al-Qur’an, b. Memberi pengetahuan baru bahwa kata yang mengungkapkan makna ‘istri di
dalam
Al-Qur’an,
memiliki
konteks-konteks
tertentu
dalam
penggunannya. 2.
Kegunaan Praktis, yaitu: a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi peneletian sebelumnya mengenai analisis semantis kata Zawj dan Musytaqnya dalam Al-Qur’an dengan data dan pembahasan yang berbeda. b. Untuk meningkatkan pemahaman makna kata bahasa Arab, khususnya ungkapan makna ‘istri’ dalam bahasa Arab.
Kerangka Pemikiran Penelitian ini membahas tiga hal yakni mengenai pengungkapan kata bermakna ‘istri’, konteks-konteks yang mempengaruhinya dan tipe serta hubungan sinonimnya di dalam Al-Qur’an. Tataran linguistik yang tepat untuk membahas penelitian ini ialah semantik, dengan sinonim sebagai salah satu pembahasan utama yang menjadi pembeda rasa pada tiap padanan kata bermakna ‘istri’ itu sendiri.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif analitik, yaitu
dengan melakukan pengumpulan data dengan studi pustaka
kemudian mengklasifikasikannya. Metode kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kajian distribusional yang menggunakan alat penentu unsur bahasa itu sendiri, kemudian dilanjutkan dengan analisis yang menggunakan metode deduktif, yakni data dianalisis melalui proses yang berlangsung dari teori ke data (Djajasudarma, 1993). Untuk menganalisis data digunakan metode padan intralingual dengan teknik hubung banding membandingkan. Teknik ini digunakan untuk melihat aspek perbedaan kata-kata yang bersinonim (Mahsun, 2005:120). Sumber data Penelitian ini menggunakan data pokok seluruh padanan kata bermakna ‘istri’ di dalam Al-Qur’an. Untuk melihat makna kata yang bersinonimi di balik apa yang tertulis di dalam ayat Al-Qur’an penulis menggunakan rujukan tafsir Al-Qur’an dan kamus.
PEMBAHASAN
Skripsi ini menggunakan pendekatan sinonim yaitu Pendekatan sinonimi adalah analisis kata yang menyatakan sameness of meaning (kesamaan arti) (Djajasudarma, 2009:55).
Frekuensi dan Padanan Kata Bahasa Arab yang Mengungkapkan Makna „Istri‟ di dalam Konteks Al-Qur‟an Di
dalam
Al-Qur`an
penulis
menemukan
banyak
kata
yang
mengungkapkan makna ‘istri’. Lokasi kata ‘[ أهلɂahlun]’, ‘[ حالئـلḥaläɂilu]’, ‘زوج [zawjun]’, ‘[ ازواجɂazwäjun]’, ‘[ صاحبتṣöḥibatun]’, ‘[ عجوزاҁajüzä]’, ‘امرأة [ɂimroɂatun]’ dan ‘[ نساءnisäɂun]’ yang Mengungkapkan Makna ‘Istri’ (Digital Qur’an Versi 3.2 oleh Sony Sugema) dapat dilihat pada tabel 1. Kata ‘[ أهلɂahlun]’, ‘[ حالئـلḥaläɂilu]’,
‘[ زوجzawjun]’
‘[ ازواجɂazwäjun]’
Lokasi di dalam Al-Qur’an QS. Yusuf: 25 QS. An-Nisa’: 23 QS. Al-Baqarah: 35 dan 102 QS. An-Nisa’: 1, 20, dan 20 QS. Al-Ahzab: 37 QS. Al-A’raaf: 19 dan 189 QS. At-Thaaha: 177 QS. Al-Anbiyaa: 90 QS. Az-Zumar: 6 QS. Al-Baqarah: 25, 234, 240, dan 240 QS. Al-Imran: 15 QS. An-Nisa’: 12 dan 57 QS. At-Taubah: 24 QS. Ar-Raad: 23 dan 38 QS. An-Nuur: 6 QS. Al-Ahzab: 4, 6, 28, 37, 50, 52, dan 59 QS. Al-Mumtahanah: 11 dan 11 QS. At-Taghabuun: 14 QS. At-Tahriim: 1, 3 dan 5 QS. An-Nahl: 72 dan 72 QS. Al-Mu’min: 6 dan 8 QS. Al-Furqon: 74 QS. Ar-Ruum: 21 QS. Yaasiin: 56 QS. Az-Zukhruuf: 70 QS. Al-Ma’ariij: 30
Jenis Ayat Makiyyah Makiyyah Madaniyyah
Makiyyah
Madaniyyah
Makiyyah
‘[ صاحبتṣöḥibatun]’ ‘[ عجوزاҁajüzä]’
‘[ امرأةɂimroɂaun]’
‘[ نساءnisäɂun]’,
QS. Al-An’am: 101 QS. Al-Ma’ariij: 70 QS. Al-Jin: 3 QS. Abasa: 36 QS. As-Syuuraa: 171 QS. As-Shaffa: 135 QS. Al-Imran: 35 dan 40 QS. At-Tahriim: 10 dan 10 QS. Al-A’raaf: 83 QS. Huud: 71 dan 81 QS. Yusuf: 21, 30, dan 51 QS. Al-Hijr: 60 QS. Maryam: 5 dan 8 QS. An-Naml: 57 QS. Al-Qashas: 9 QS. Al-Ankabut: 32 dan 33 QS. Ad-Dzariyaat: 29 QS. Al-Lahab: 4 QS. Al-Baqarah: 187, 223, 226, 231, 232 dan 236 QS. Al-Imran: 61 dan 61 QS. An-Nisa’: 4, 23, 23 dan 129 QS. Al-Ahzab: 30, 32 dan 59 QS. Al-Mujadilah: 2 dan 3 QS. At-Thalaq: 1
Makiyyah Makiyyah Madaniyyah
Makiyyah
Madaniyyah
Tabel 1. Frekuensi dan Lokasi Kata Komponen Konteks Pemaknaan „Istri‟ pada Kata „[ أهلɂahlun]‟, „حالئـل [ḥaläɂilu]‟, „[ زوجzawjun]‟, „[ ازواجɂazwäjun]‟, „[ صاحبتṣöḥibatun]‟, „عجوزا [ҁajüzä]‟, „[ امرأةɂimroɂatun]‟ dan „[ نساءnisäɂun]‟ di dalam Konteks AlQur‟an Berdasarkan penggunaan padanan kata yang mengungkapkan makna ‘istri’ di dalam konteks Al-Qur’an, maka ayat-ayat tersebut diklasifikasikan menjadi sebelas konteks. Seluruh padanan kata tersebut banyak memiliki perbedaan dan kesamaan pada komponen maknanya. 1. Hanya padanan kata ‘[ زوجzawjun]’, ‘[ ازواجɂazwäjun]’, dan ‘[ نساءnisäɂun]’ memiliki komponen yang digunakan dalam ayat-ayat yang berkaitan (+ Kekuasaan Allah), sedangkan padanan kata ‘[ أهلɂahlun]’, ‘[ حالئـلḥaläɂilu]’, ‘[ صاحبتṣöḥibatun]’, ‘عجوزا [ҁajüzä]’, dan ‘[ امرأةɂimroɂatun]’ (-Kekuasaan Allah) tidak digunakan. 2. Hanya padanan kata ‘[ حالئـلḥaläɂilu]’, ‘[ زوجzawjun]’, ‘[ ازواجɂazwäjun]’, dan ‘نساء [nisäɂun]’ yang digunakan dalam ayat-ayat yang berkaitan (+ Hukum
Nikah),
sedangkan padanan kata ‘[ أهلɂahlun]’, ‘[ صاحبتṣöḥibatun]’, ‘[ عجوزاҁajüzä]’, ‘امرأة [ɂimroɂatun]’ tidak menggunakannya (- Hukum Nikah).
3 & 4. Hanya padanan kata ‘[ ازواجɂazwäjun]’ yang digunakan dalam ayat-ayat yang memiliki konteks (+ Hukum Waris dan + Hukum Fitnah), sedangkan kata lain seperti ‘[ أهلɂahlun]’, ‘[ حالئـلḥaläɂilu]’, ‘[ زوجzawjun]’, ‘[ صاحبتṣöḥibatun]’, ‘[ عجوزاҁajüzä]’, ‘[ امرأةɂimroɂatun]’ dan ‘[ نساءnisäɂun]’ (- Hukum Waris dan - Hukum Fitnah). 5. Pada ayat yang memiliki konteks hukum doa, hanya kata , ‘[ زوجzawjun]’, dan ‘ازواج [ɂazwäjun]’ (+ Doa), sedangkan kata lain seperti ‘[ أهلɂahlun]’, ‘[ حالئـلḥaläɂilu]’, ‘[ صاحبتṣöḥibatun]’, ‘[ عجوزاҁajüzä]’, ‘[ امرأةɂimroɂatun]’ dan ‘[ نساءnisäɂun]’(- Doa). 6. Pada ayat yang memiliki konteks kemustahilan Allah swt beristri, hanya kata ‘صاحبت [ṣöḥibatun]’ (+Allah swt Beristri dan + Hari Kiamat), sedangkan kata lain seperti ‘أهل [ɂahlun]’, ‘[ حالئـلḥaläɂilu]’, ‘[ زوجzawjun]’, ‘[ ازواجɂazwäjun]’, ‘[ عجوزاҁajüzä]’, ‘امرأة [ɂimroɂatun]’ dan ‘[ نساءnisäɂun]’ (-Allah swt Beristri dan - Hari Kiamat). 7. Pada ayat yang memiliki konteks istri tua, hanya kata ‘[ عجوزاҁajüzä]’ (+Istri Tua), sedangkan kata lain seperti ‘[ أهلɂahlun]’, ‘[ حالئـلḥaläɂilu]’, ‘[ زوجzawjun]’, ‘ازواج [ɂazwäjun]’, ‘[ صاحبتṣöḥibatun]’, ‘[ امرأةɂimroɂatun]’ dan ‘[ نساءnisäɂun]’ (-Istri Tua). 8. Padanan kata ‘[ أهلɂahlun]’, ‘[ زوجzawjun]’, ‘[ ازواجɂazwäjun]’, ‘[ امرأةɂimroɂatun]’ dan ‘[ نساءnisäɂun]’ digunakan dalam konteks (+ istri -istri Nabi atau tokoh lain), sedangkan padanan kata
‘[ حالئـلḥaläɂilu]’, ‘[ صاحبتṣöḥibatun]’, dan ‘عجوزا
[ҁajüzä]’,tidak digunakan (- istri -istri Nabi atau tokoh lain). 9. Hanya padanan kata , ‘[ زوجzawjun]’ saja yang biasanya digunakan untuk ayat-ayat yang berkonteks (+ Dampak Sihir), sedangkan padanan kata ‘[ أهلɂahlun]’, ‘حالئـل [ḥaläɂilu]’,
‘ازواج
[ɂazwäjun]’,
‘صاحبت
[ṣöḥibatun]’,
‘عجوزا
[ҁajüzä]’,
‘امرأة
[ɂimroɂatun]’ dan ‘[ نساءnisäɂun]’ tidak menggunakannya (-Dampak Sihir). 10. Hanya padanan kata ‘[ ازواجɂazwäjun]’ saja yang biasanya digunakan untuk ayatayat yang berkonteks (+ Kabar Gembira Balasan di Surga), sedangkan padanan kata ‘[ أهلɂahlun]’, ‘[ حالئـلḥaläɂilu]’, ‘[ زوجzawjun]’, ‘[ صاحبتṣöḥibatun]’, ‘[ عجوزاҁajüzä]’, ‘[ امرأةɂimroɂatun]’ dan ‘[ نساءnisäɂun]’ tidak menggunakannya (-Kabar Gembira Balasan di Surga). 11. Hanya padanan kata ‘[ صاحبتṣöḥibatun]’ saja yang biasanya digunakan untuk ayatayat yang berkonteks (+ Keadaan Hari Kiamat), sedangkan padanan
kata ‘أهل
[ɂahlun]’, ‘[ حالئـلḥaläɂilu]’, ‘[ زوجzawjun]’, ‘[ ازواجɂazwäjun]’, ‘[ عجوزاҁajüzä]’, ‘امرأة [ɂimroɂatun]’ dan ‘[ نساءnisäɂun]’ tidak menggunakannya (-Keadaan Hari Kiamat).
Gambaran ringkas mengenai komponen konteks makna dapat di lihat pada tabel 2 berikut: أهل
حالئـل
زوج
ازواج
صاحبة
عجوزا
امرأة
نساء
−
+ (5/2)
+ (30/17)
−
−
−
+ (80/8)
+ (6/3)
+ (15/2)
−
−
−
−
−
−
−
+ (82/10) −
−
−
−
−
−
−
−
+
+ (48/1)
−
−
−
−
+ (52/1)
−
−
1
Kekuasaan Allah
−
2
Hukum Nikah
−
3
Hukum Warist
−
+ (2/1) −
4
Hukum Fitnah
−
−
−
5
Doa
−
−
+ (11/9)
+ (19/6) + (27/14) + (39/26)
6
Kemustahilan Allah Beristri
−
−
−
−
7
Istri Tua
−
9 10 11
−
−
+ (1/1)
−
+ (3/1)
+ (32/19)
−
−
Dampak Sihir Kabar Gembira Balasan di Surga
−
−
+ (4/2)
−
−
−
+ (seluruh ayat) −
−
−
−
+ (18/5)
−
−
−
−
Keadaan Hari Kiamat
−
−
−
−
+ (51/4)
−
−
−
Istri Nabi – Nabi Atau Tokoh Tertentu
8
−
+ (85/13) −
Tabel 2. Ciri Komponen Konteks Tipe Sinonimi Ungkapan Makna „Istri‟ di dalam Al-Qur‟an Al-Qur’an yang memiliki gaya bahasa yang istimewa, memiliki karateristik di dalam pengungkapan dan penggunaan pada tiap-tiap katanya. Hal tersebutlah yang menyebabkan padana-padanan kata bermakna ‘istri’ di dalam Al-Qur’an memiliki tipe [ الترادف التقارب الدالليɂat-tarödufu ‘t-taqörub ad-dilälï], yaitu beberapa sinonim yang berbeda penggunaannya. Hubungan Perbedaan Sinonimi Ungkapan Makna „Istri‟ di dalam Al-Qur‟an Padanan kata yang mengungkapkan makna ‘istri’ di dalam Al-Qur’an, terlihat dari hubungan perbedaan sinonim penggunaannya di dalam konteks. Dimana terdapat beberapa kata yang mengungkapkan makna ‘istri’ lebih umum daripada kata lain di dalam suatu konteks ayat Al-Qur’an. Ditemukan gambaran kata apa saja yang bersifat umum dan khusus yang akan digambarkan pada tabel sebagai berikut:
1 2
Khusus Umum
أهل
حالئـل
زوج
ازواج
صاحبة
عجوزا
امرأة
نساء
+ −
+ −
− +
− +
+ −
+ −
+ −
− +
Tabel. 3 Ciri Khusus dan Umum
Berdasarkan kekhususan dan keumuman padanan kata yang mengungkapkan makna ‘istri’ di dalam Al-Qur’an, maka ditemukan hanya kata ‘[ زوجzawjun]’, ‘ازواج [ɂazwäjun]’, dan ‘[ نساءnisäɂun]’ yang memiliki makna umum (+umum) (-khusus), sedangkan sebaliknya kata ‘[ أهلɂahlun]’, ‘[ حالئـلḥaläɂilu]’, ‘[ صاحبتṣöḥibatun]’, ‘عجوزا [ҁajüzä]’, dan ‘[ امرأةɂimroɂatun]’ memiliki makna khusus (+khusus) (-umum).
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada data-data padanan yang mengungkapkan makna ‘istri’ di dalam konteks Al-Qur’an, maka diperoleh simpulan: 1. Pengungkapan kata bermakna ‘istri’ di dalam konteks al-Qur’an terdapat 8 padanan kata, yaitu:
(1)
Menggunakan padanan kata ‘[ أهلɂahlun]’,
(2)
Menggunakan padanan kata ‘[ حالئـلḥaläɂilu]’,
(3)
Menggunakan padanan kata ‘[ زوجzawjun]’,
(4)
Menggunakan padanan kata ‘[ ازواجɂazwäjun]’,
(5)
Menggunakan padanan kata ‘[ صاحبتṣöḥibatun]’,
(6)
Menggunakan padanan kata ‘[ عجوزاҁajuzä]’,
(7)
Menggunakan padanan kata ‘[ امرأةɂimroɂatun]’, dan
(8)
Menggunakan padanan kata ‘[ نساءnisäɂun]’.
2. Keberagaman pengungkapan makna ‘istri’ disebabkan oleh konteks kalimat yang berbeda, yaitu struktur sebelum dan sesudah padanan-padanan kata bermakna ‘istri’ baik yang ada dalam satu ayat maupun antar ayat. 3. Tipe kesinoniman padanan kata yang mengungkapkan makna ‘istri’ adalah tipe التراد ف [ التقارب الدالليɂat-tarädufu ‘t-taqärub ad-dilälï], karena beberapa sinonim yang berbeda penggunaannya sesuai dengan konteks dan qarinahnya dan memiliki hubungan perbedaan umum dan khusus, dimana terdapat beberapa kata yang mengungkapkan makna ‘istri’ lebih umum daripada kata lain di dalam suatu konteks ayat Al-Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir. 2000. Tafsir Ibnu Kasir. Bandung: Sinar Baru Algensindo Al-‘Aliymi, Ahmad ‘Arif Hijaazi ‘Abdu. 1994. al-‘Arabiyyah wa al-Lughot asSamiyyah fiy al-Mujtama’ al-‘Arabiy al-Qadiymi.Daaru al-Hira’: Munsafis Al-Kuli, Muhammad Ali.1982. A Dictionary Of Theoritical Lingusitic. Beirut : Libanon. Al-Qattan, Manna Khalil. 2007. Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an. Jakarta: Lintera Antar Nusa-halim Jaya. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum;. Jakarta: Rineka Cipta Departemen Agama RI. 2000. Al-Qur’an Terjemahannya. Bandung: CV. Dipenogoro. Djajasudarma, Fatimah. 2009. Semantik 1, Makna Leksikal dan Gramatikal. Bandung: Refika Aditama. ___________, Fatimah. 2006. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco. ___________, Fatimah. 2009. Semantik II. Pemaknaan Ilmu Makna. Bandung: Eresco. Harün, ҁabdu ‘s-Saläm Muhammad. 1988. Muҁjamu ‘l-ɂalfäẓu ‘l-Qurɂani ‘l-Karïmi. Mesir: Majmaҁ ‘l-Luġoh ‘l-ҁarabiyyah Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik Edisi Ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Keraf, Gorys.1985.Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia. Lyons, John. 1995. Pengantar Teori Linguistik-Introduction to Theoretical Linguistic. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Manzur, Ibnu. 2003. Lisaanu ’l-ҁarabï. Beirut: Daaru ’l-Hadist
Ma’luf, Luwis. 1994. Al-Munjid fi ’l-Lughoh wa’l-alaam. Beirut: Daaru ’l-Masyriq Munawir, A.W. 2007. Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progresif Nur, Tajudin. 2010. Semantik Bahasa Arab Pengantar Studi Ilmu Makna. Bandung: Sastra Unpad Press. Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia . Jakarta : Balai Pustaka Ratna, N.K. 2004. Teori. Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sibaweih. 1991. Al-Kitaab. Bairut: Daaru al-Uluum Umar, Ahmad Mukhtar. 1993. Ilmu ad-Dilaalah. Mesir: Daaru al-‘Ulum Jaami’ah al-Qahirah. Ullman, Stephen. 2009. Pengantar Semantik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Verhaar,J.W.M.1984. . Pengantar Linguistik. Yogyakarta :Gadjah Mada Press.