PENGUKURAN BAKAT BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK BAKAT PADA PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING Putriana Marthalita1, Ir. Arie Kismanto, M.Sc.2, Dwi Endah Kusrini, S.Si, M.Si.3 Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS (1306100038)1 Dosen Jurusan Staistika FMIPA-ITS2,3 Abstrak Bakat merupakan suatu potensi atau kemampuan khusus dan lebih dominan yang dimiliki sesorang, yang dapat berkembang melalui proses pelatihan dan pendidikan intensif. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Mengembangkan bakat dan minat bertujuan agar seseorang bisa bekerja dibidang yang diminatinya dan sesuaia dengan kemampuan serta bakat dan minat yang dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk bekerja secara optimal dengan penuh antusias. Gallup Internasional di tahun 2001 memperkenalkan bahasa baru tentang bakat dengan 34 tema bakat, dan Barret (2004) memperkenalkan kepribadian terdiri dari 8 dimensi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian bakat dengan profesi yang dimiliki oleh pekerja. Metode analisis yang digunakan adalah Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk mengkonfirmasi indikator terhadap variabel laten. Dan juga model Structural Equation Modelling (SEM) untuk mengetahui pola hubungan antara faktor pembentuk bakat dengan faktor kepribadian. Dari hasil analisis SEM didapatkan bahwa faktor kepribadian mempengaruhi faktor pembentuk bakat. Dalam makalah ini, didapatkan profesi yang dimiliki oleh pekerja cenderung sesuai dengan profesinya. Kata kunci : SEM, CFA, bakat, kepribadian.
1. Pendahuluan Bakat merupakan suatu potensi atau kemampuan khusus dan lebih dominan yang dimiliki seseorang, yang dapat berkembang melalui proses pelatihan dan pendidikan intensif. Dengan proses ini, bakat akan menjadi sebuah kemampuan dan kecakapan nyata. Mengembangkan bakat dan minat bertujuan agar seseorang bisa bekerja di bidang yang diminatinya dan sesuai dengan kemampuan serta bakat dan minat yang dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk bekerja secara optimal dengan penuh antusias.Terkadang suatu usaha untuk mencari benda yang kasat mata saja terasa sulit apalagi mencari sesuatu yang tidak nampak oleh mata. Untuk mengetahui kesesuaian bakat dengan profesi, maka pada tahun 2001 diperkenalkan bahasa baru tentang bakat dengan 34 tema bakat oleh Gallup Internasional dengan membuat software Talents Mapping dan Job Function. Di dalam negeri telah dilakukan penelitian tentang alat ukur bakat oleh Umami (2007) dengan pendekatan metode analisis faktor konfirmatori dengan 34 tema bakat sebagai variabel-variabel indikatornya. Menurut Heller (2004) keterbakatan dapat ditinjau berdasarkan empat dimensi multifaktor yang saling terkait satu sama lain yaitu faktor talenta yang relatif mandiri, faktor kinerja (performance), faktor kepribadian, dan faktor keluarga. Tetapi dalam penelitian ini, faktor yang diambil untuk alat ukur bakat adalah faktor kepribadian yang terdiri dari 8 dimensi kepribadian dan faktor pembentuk bakat. Dimensi kepribadian menurut Barret(2004) adalah pengkhayal, faktual, penuh pertimbangan, spontan, pasif, percaya diri, penyendiri, dan supel. Sedangkan dimensi pembentuk bakat menurut Gallup Internasional terdiri dari 34 tema bakat. Penelitian ini bermaksud mengetahui pola hubungan antara faktor pembentuk bakat dan faktor kepribadian pada pekerja. Metode yang digunakan adalah metode structural Equation Modelling (SEM) dimana variabelvariabel yang diteliti digunakan untuk mendefinisikan sebuah faktor yang tidak dapat diukur secara langsung (Ferdinand, 2002). 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Pemodelan Persamaan Struktural (SEM) Structural Equation Modelling (SEM) adalah suatu metode statistik multivariate yang digunakan untuk mengkaji hubungan sebab akibat antara konstruk-konstruk yang tidak dapat diukur secara langsung (umumnya berkaitan dengan sikap, perasaan, dan motivasi). Untuk mengkaji hubungan sebab-akibat antara konstruk-konstruk secara simultan, SEM menggunakan dua model yaitu : Measurement Model dan Structural Equation
1
2.2. Model Pengukuran (Measurement Model) Bagian dari permodelan yang ditujukan untuk mengukur dimensi-dimensi yang membentuk sebuah faktor disebut measurement model atau model pengukuran (Ferdinand, 2002). Karena measurement model berhubungan dengan sebuah faktor, maka analisis yang dilakukan sesungguhnya sama dengan analisis faktor, tetapi disini peneliti akan mengkonfirmasi sebuah faktor. Analisis Faktor Konfirmatori Pada analisis faktor konfirmatori, peneliti secara apriori telah dapat membuat atau membangun sebuah hipotesis berdasarkan konsep/teori dengan faktor strukturnya. Pada prinsipnya analisis ini hanya melakukan konfirmasi berdasarkan konsep/teori yang sudah ada terhadap keakuratan (valid dan reliabel) instrumen yang telah dibuat. Pada analisis faktor eksploratori, umumnya menggunakan matriks korelasi untuk mengestimasi faktor strukturnya sebab analisis faktor dikembangkan untuk menjelaskan korelasi antar variabel. Pada analisis faktor konfirmatori banyak menggunakan skala invariant, dan matriks korelasi ataupun matriks kovarians dapat digunakan, akan tetapi secara teori pada umumnya menggunakan prosedur maximum likelihood, maka direkomendasikan model analisis faktor konfirmatori menggunakan matriks kovarians. Berikut ini adalah bentuk analisis faktor konfirmatori dengan menggunakan model satu faktor dengan menggunakan m-indikator (Sharma, 1996), sebagai berikut:
Gambar 1 Model satu faktor
Dari Gambar 1 di atas model satu faktor dengan dua indikator (x1 dan x2), diasumsikan bahwa m=2, maka: (1) x1 = λ1ξ + δ1 ; x2 = λ2ξ + δ 2 . Matriks kovarians, Σ antar variabel yang diberikan adalah : ⎡σ 2 σ 12 ⎤ . (2) Σ(θ ) = 11 ⎢ 2 ⎥ ⎣σ 21 σ 22 ⎦
Diasumsikan bahwa varians dari faktor laten (ξ) adalah satu, error term (δ) dan latent construct tidak berkorelasi, dan error term tidak berkorelasi satu dengan yang lainnya, varians dan kovarians dari indikator adalah : (3) σ 112 = λ12 + V (δ 1 ) ; σ 222 = λ 22 + V (δ 2 ) ; σ 12 = σ 21 = λ1 λ 2 . Sedangkan λ1, λ2, V(δ1), dan V(δ2) adalah parameter model, vektor θ berisi parameter model θ’=[ λ1, λ2, V(δ1), dan V(δ2)] dengan matriks kovarian : ⎡λ2 + V (δ1 ) λ1λ2 ⎤ . Σ=⎢ 1 ⎥ 2 λ λ λ V (δ 2 )⎦ + 1 2 2 ⎣
(4)
merupakan vektor θ. Matriks kovarian dari sampel untuk mengestimasikan parameter dari model faktor yang telah dihipotesiskan dan menentukan model faktor yang paling fit, yaitu dengan estimasi yang dekat dari matriks kovarian Σ ke matriks kovarian sampel. 2.3 Second Order Confirmatory Factor Analysis Persamaan Y = Λ yη + ε merupakan bentuk faktor analisis model Y dengan first order factor η dan measurement error ε. Jika variabel η dapat dihitung oleh beberapa faktor ξ maka persamaan demikian disebut sebagai second order factor analysis (Jorekog dan Sorbom, 1996). Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut: (5) η = Γξ + ς , dimana Г adalah matriks second order factor loadings dan ς adalah vektor variabel tunggal (unique) untuk η.
2
2.4 Composite Reliability Disamping menguji reliabilitas indikator individual, juga dapat dinilai reliabilitas gabungan (composite reliability) untuk masing-masing variabel laten (Ghozali dan Fuad, 2005). Untuk melakukan hal tersebut perlu adanya informasi pada loading indikator dan error variance yang diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ∑ ∑
. ∑
.
,
(6)
dimana Std.Loading tiap indikator diperoleh langsung standardized loading untuk tiap-tiap indikator yaitu nilai lambda yang dihasilkan oleh masing-masing indikator. Dan ε adalah measurement error tiap indikator. 2.5 Uji Kesesuaian Model SEM tidak mempunyai uji statistic terbaik yang dapat menjelaskan kekuatan prediksi model. Untuk itu telah dikembangkan beberapa derajat kecocokan yang dapat digunakan secara saling mendukung. Kriteria Goodness of fit dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Kriteria Goodness of fit Goodness of fit index Cut-off Value
χ 2 -Chi-Square
Diharapkan nilai kecil
Statistic P-Value RMSEA GFI AGFI CFI
≥ 0,05 ≤ 0,08 ≥ 0,9 ≥ 0,9 ≥ 0,9
2.6 Teori bakat menurut Gallup Internasional Bakat dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kombinasi antara bakat alami yang sudah ada sejak lahir, pengetahuan (knowledge), dan kecakapan (skill) yang dapat membentuk kekuatan (strength) pada diri seseorang. Secara umum 34 tema bakat dikelompokkan menjadi 4 kelompok bakat, yaitu Relating Talent (bakat menjalin hubungan), Impacting Talent (bakat mempengaruhi), Striving Talent (bakat untuk motivasi diri), dan Thinking Talent (bakat berpikir). A. Relating Talents Kelompok bakat ini terdiri dari tema-tema yang umumnya secara efektif menciptakan, membangun, dan mempertahan-kan hubungan. Tema-tema bakat yang sesuai dengan kelompok Relating Talent adalah : 1. Communication (komunikasi), mudah sekali mengung-kapkan apa yang dipikirkan dengan katakata atau tulisan yang mudah dimengerti orang lain. Contoh Tema bakat ini : Pengajar, Sales, Marketing, Humas, Juru bicara, Juru kampanye, Presenter, MC, Pengacara, Layanan pelanggan, Penulis. 2. Empathy (empati), dapat merasakan perasaan orang lain dengan cara membayangkan dirinya sebagai orang lain tersebut. Contoh Tema bakat ini: Sales, HRD, Guru TK/SD, Juru rawat, Operator Telepon, Psikiater, Dispatcher, Layanan Pelanggan, dan lain sebagainya. 3. Harmony (penyelaras), dapat bekerja sama secara baik dengan orang lain. Contoh Tema bakat ini: membangun jaringan antara orang-orang dengan cara pandang yang berbeda, Juru Damai, Penasehat. 4. Includer/Inclusiveness (memberi peran pada semua orang), kecenderungan untuk menerima semua orang dan selalu berusaha agar semua orang mempunyai rasa memiliki kelompok. Contoh Tema bakat ini : Motivator kelompok, Wakil suara-suara yang minoritas, Pemimpin di kelompok dengan latar budaya beragam, Mentor bagi mereka yang baru bergabung didalam organisasi. 5. Individualization (mengenal masing-masing orang), melihat keunikan dari masing masing orang secara individual bukan secara kelompok. Contoh Tema bakat ini : Manager, Penasihat, Rekrutmen, Supervisor, Pengajar, Penulis artikel tentang manusia, Sales, Novelis, HRD.
3
6. Relator (bersahabat), menikmati hubungan yang dekat dengan orang lain secara pribadi. Contoh Tema Bakat ini : Account Sales, Katalisator dalam hubungan kepercayaan, bisa menjadi model peran dalam hubungan kepercayaan. 7. Responsibility (mempertaruhkan nama baik), secara psikologi merasa berhutang untuk memenuhi apa yang telah dijanjikannya baik terucapkan maupun tidak. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Account Sales, HSE, Manager, Keuangan, Quality Control, Keamanan. B. Impacting Talents Tema-tema bakat yang terkandung didalamnya dapat memotivasi orang lain orang lain untuk beraksi, bakat-bakat ini mendorong seseorang untuk menyiapkan jalan untuk diikuti oleh seseorang maupun kelompok kemudian membuatnya bergerak sepanjang jalan tersebut. Tema-tema bakat yang sesuai dengan kelompok Impacting Talent adalah : 1. Command (pengendali), ingin menjadi penanggung jawab dan yang lain kadang melihatnya sebagai ”suka mendesak/ memaksa”. Contoh : Sales, Negosiato, Wartawan, Pengacara, Komandan, HRD, Pembelian. 2. Competition (suka bersaing), suka mengukur kemajuannya dengan orang lain dan dalam perlombaan selalu berusaha menjadi nomor satu. Contoh : Sales, Pelatih Olahraga . 3. Developer (pembangun), mendapatkan kepuasan dari melihat setiap kemajuan masing-masing individu. Tema Bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Manajer, Guru, Pelatih, Pembimbing, Petugas sosial. 4. Maximizer (pelatih-pemain), kecenderungan untuk mempelajari yang terbaik dan membuatnya menjadi lebih baik lagi. Tema Bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: peran dimana dia bertugas membantu orang hebat menjadi sukses. Seperti Pelatih tim juara, Manager, Mentor, Guru, Transformational leader. 5. Positivity (ceria), memiliki antusiasme yang menular dan dapat membuat orang lain terbakar semangatnya. Tema Bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Pengajar, Entertainer, Motivator, Sales, Manager, Enterpreuner atau Leader . 6. WOO (Winning Others Over) atau keinginan yang sangat kuat untuk mendapat pengakuan dari orang lain dan bekerja sungguh-sungguh untuk mendapat-kannya. Contoh : Duta organisasi, Sales, SPG, Jurkam, Entertainer, telepon Operator, Resepsionis. C. Striving Talent Bakat-bakat yang terkandung didalamnya digunakan untuk mendorong dirinya menuju hasil, bakat-bakat ini memotivasi dirinya merealisasikan sesuatu kemudian mencari hasil yang lebih baik lagi.Tema-tema bakat yang sesuai dengan kelompok Striving Talent adalah : 1. Achiever (pekerja keras), punya stamina yang tinggi dan selalu bekerja keras, kepuasan hidupnya timbul dari kesibukan dan dari memberikan hasil. Contoh : Sales, Teknisi proyek, Teknisi lapangan, Pekerja lapangan, Relawan, Petugas SAR. 2. Activator (mementingkan tindakan), dapat membuat se-suatunya terjadi dengan mengubah pikiran menjadi tindakan. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: usaha-usaha baru atau yang memerlukan perubahan besar, Entrepreuner, Sales. 3. Adaptability (menyesuaikan diri), melakukan tugas sesuai dengan apa yang diterimanya disaat itu. Peran yang mungkin sesuai: Wartawan, Produksi Live TV, Perawatan gawat darurat, Pelayanan pelanggan, Pemadam kebakaran, Dispatcher. 4. Belief (pengemban tata nilai), memiliki tata nilai inti tertentu yang tidak pernah berubah. Contoh : Pelayanan pelanggan, CRM, Maintenance, Perawat, Pekerja sosial, Relawan. 5. Discipline (disiplin), secara spontan menciptakan organisasi, sistim dan prosedur, mereka beresonansi dengan dunia yang teratur. Contoh : Keuangan, Sekertaris, Administrasi, petugas ISO, Kearsipan, Akunting, MIS, Programmer. 6. Focus (terarah), mengambil arah, mengikutinya, membuat koreksi seperlunya untuk tetap berada dijalur yang benar. Contoh : Project office, Team leader, tugas yang memerlukan fokus. 7. Restorative (pemulih), kemampuan untuk mengembalikan segala sesuatu ke fungsi aslinya. Contoh: Pengobatan, Konsultan perusahaan, Customer service, Teknisi perbaikan, Terapist, Business Process Reengineering. 8. Self Assurance (keyakinan diri), memiliki panduan dari dalam dirinya untuk mengatur dirinya sendiri. Contoh Leader, Sales, Legal atau Entrepreuner.
4
9. Significance (menonjolkan kekuatan diri), memiliki kebutuhan untuk ditonton sebagai orang yang menonjol di mata orang lain. Contoh : Marketing, presenter, MC, Juru kampanye, Sales. D. Thinking Talent Bakat-bakat yang terkandung didalamnya melibatkan cara-cara manusia mengumpulkan, memproses, dan membuat keputusan berdasarkan informasi maupun gambaran mental. Tema-tema bakat yang sesuai dengan kelompok Thinking Talent adalah : 1. Analytical (analitis), mencari alasan dan sebab-sebab. Contoh : Analis, Periset (marketing, keuangan, kesehatan), Manajemen database, Editing, Manajemen risiko, Akunting, Programmer. 2. Arranger (koordinator), dapat mengorganisir akan tetapi juga memiliki kelenturan yang membantu pengaturannya. Contoh : : Supervisor, Manager, Event organizer, programmer. 3. Connectedness (pengemban amanah), memiliki keyakinan dalam menjelaskan gejala secara “batin”. Contoh : Konselor, Leader didalam membangun team yang berbeda kelompok atau membantu orang merasa berguna. 4. Consistency / Fairness (berlaku adil), memiliki bakat untuk melihat “kesamaan” orang. Contoh tema Bakat ini: Hakim, Quantity Surveyor, Petugas Commisioning atau peran yang bisa memiliki kekuatan untuk menyamakan aturan main. 5. Context (kembali ke asal usul), belajar melalui riset dan studi tentang masa lalu. Contoh tema Bakat ini : Guru sejarah, Arkeolog, Penyusun budaya perusahaan, Hakim. 6. Deliberative (waspada), berhati-hati, kadang skeptis, memiliki karakter ”melihat sebelum melompat”. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut : Pilot, Pemberi saran/advis dan nasehat. Khususnya mungkin cocok untuk urusan legal, membuat kontrak bisnis yang baik atau memastikan kesesuaian dengan peraturan/standar/kode atau juga peran yang terkait dengan masalah keuangan dan atau keamanan. 7. Futuristic (melihat masa depan), dapat memberikan inspirasi pada rekan lainnya dengan visinya mengenai masa depan. Contoh tema bakat ini : : Entrepreuner ataupun pada situasi usaha awal, Perencana jangka panjang, Visioner, peran didalam membuat visi organisasi, atau Pengembangan produk baru. 8. Ideation (penggagas), menyukai diskusi kelompok yang bebas dan baik sekali di dalam brainstorming. Contoh tema bakat ini : Marketing, Adpertensi, Wartawan, Perancang atau Pengembang produk baru. 9. Input (kolektor), hasrat untuk mengetahui lebih jauh dan ingin memperbaiki terus menerus. Contoh tema bakat ini: Pengajar, Periset, Wartawan, Estimator, Petugas arsip. 10. Intellection (tafakur), suka meneliti, lebih menyukai diskusi intelektual khususnya filosofi. Orang yang memiliki bakat ini disarankan mempertim-bangkan diri untuk mulai atau meneruskan studi dalam philosophy, literatur atau psychology. 11. Learner (suka belajar), suka ditantang oleh kesempatan belajar. Contoh tema bakat ini : Konsultan (internal atau eksternal), Teknisi TI, programmer, Guru atau Katalisator perubahan. 12. Strategic (cerdik), dapat melihat pola dari pengalaman dan data, isunya timbul dalam berbagai skenario. Contoh tema bakat ini : Perencana Strategis, Manager, Leader. 2.7 Teori Kepribadian Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Kepribadian akan dibagi menjadi 8 dimensi yaitu sebagai berikut. 1. Penghayal, dimensi kepribadian ini mempunyai sifat yang sensitif dan makin paham pada perasaan orang lain. Dia cenderung emosional dan ekspresif. 2. Faktual, dimensi kepribadian ini bersifat cenderung faktual dan melihat sesuatu dengan logika. 3. Penuh pertimbangan, dimensi kepribadian ini bersifat dewasa, stabil, dan dapat dipercaya. Mereka sabar menunggu sesuatu meskipun dalam waktu yang lama, tenang dan tidak mudah panik karena suatu kejadian, berani menghadapi apapun yang terjadi. 4. Spontan, dimensi kepribadian ini bersifat cenderung lincah dan menuruti kata hati. 5. Pasif, dimensi kepribadian ini mempnyai sifat berperasaan halus dan tidak suka bergaul. Cenderung menyimpan masalahnya sendiri dan memilih mengalah daripada bertengkar. 6. Percaya diri, dimensi kepribadian ini bersifat tegas bahkan agresif.
5
7. Penyendiri, dimensi kepribadian ini merasa bahwa hal terbaik yang dapat ia capai merupakan hasil kerjanya sendiri. 8. Supel, dimensi kepribadian ini menikmati jika ada banyak orang berada disekelilingnya. Suka bergaul dan mudah cocok dengan orang lain, tetapi kurang cocok sebagi pemimpin.
3. Metodologi Penelitian Data yang digunakan adalah data primer hasil wawancara terhadap buruh/karyawan/pegawai dengan spesifikasi usia antara 15 tahun hingga 54 tahun dan jenis pekerjaan yang variatif. 3.1 Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan hanya pada individu yang didasarkan pada pertimbangan dan karakteristik tertentu. Jumlah sampel yang diambil adalah 144 sampel. 3.2 Identifikasi Variabel Penelitian Pada penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel-variabel yang menggambarkan tentang: 1. Variabel demografi responden diukur dengan empat variabel usia, jenis kelamin,pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. 2. Variabel dimensi bakat Penelitian ini akan mengamati variabel-variabel yang menggambarkan bakat seseorang. Berdasarkan hasil penelitian Gallup Internasional, dimensi bakat terbagi dalam 4 kelompok bakat dengan indikator 34 tema bakat , dan berdasarkan Barret, kepribadian terdiri dari 8 dimensi . Sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur ke-34 tema bakat dan 8 dimensi kepribadian tersebut maka masing-masing variabel direfleksikan menjadi item pertanyaan dalam kuesioner. Tabel 1 Identifikasi Variabel Variabel Konstruk Indikator Relating Talents (RT) Communication (RT1) Emphaty (RT2) Harmony (RT3) Include / Inclusiveness (RT4) Individualization (RT5) Relator (RT6) Responsibility (RT7) Impacting Talents (IT) Command (IT1) Competition (IT2) Developer (IT3) Maximizer (IT4) Positivity (IT5) Woo (IT6) Striving Talents (ST) Achiever (ST1) Activator (ST2) Adaptibility (ST3) Belief (ST4) Dicipline (ST5) Focus (ST6) Restorative (ST7) Self Assurance (ST8)
Lanjutan Tabel 1 Thinking Talents (TT)
Kepribadian (K)
Significance (ST9) Analytical (TT1) Arranger (TT2) Connectedness (TT3) Consistency / Fairness (TT4) Context (TT5) Deliberative (TT6) Futuristic (TT7) Ideation (TT8) Input (TT9) Intellection (TT10) Learner (TT11) Strategic (TT12) Pengkhayal (K1) Faktual (K2) Penuh Pertimbangan (K3) Spontan (K4) Pasif (K5) Percaya Diri (K6) Penyendiri (K7) Supel (K8)
3.3 Metode Analisis Data Adapun metode analisis data yang digunakan agar dapat mencapai tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui karakteristik responden yang dilakukan menggunakan analisis deskriptif yaitu diagram batang dan diagram pie. 2. Untuk mengkaji pengaruh faktor kepribadian dan faktor pembentuk bakat pada bakat pekerja maka dilakukan analisa sebagai berikut:
6
a. Melaakukan uji unidimensionalitas pada dim mensi variabell laten yaitu 4 kelompok bakatt dan kepribbadian yang mempengaruuhi bakat seeseorang dann indikatorindikkatornya denngan mengggunakan anaalisis faktor konfirmatoori. Namun sebellumnya data harus h memenuuhi asumsi noormalitas dan multikolinierritas. b. Analiisis Structuraal Equation Modelling(SE M EM), dengan langkah-langkah sebagai berikkut: • Menndapatkan mo odel berbasis konsep dan teori. t • Menngkonstruksikkan diagram path (diagram m alur), merrupakan konseptual yang akann diuji. • Mellakukan identtifikasi modell, mengetahuii apakah moddel berada dallam keadaan overr identified dimana d derajjat bebas moodel harus bbernilai positiif, sehingga dapat dianalisis. • Evaaluasi Goodneess of Fit darii model persam maan strukturral yang diperoleh. • Menngestimasi paarameter moddel dan meng gintepretasikann output yangg diperoleh. Kem mudian dapatt dibuat meaasurement mo odel untuk ssetiap variabeel indikator terhhadap variabel laten. 3 Untuk meengetahui kesseuaian antarra bakat denggan pekerjaann maka dilakuukan dengan 3. mengalik kan nilai λ staandardized esstimates dengan skor rata-rrata variabelnnya.
44. Analisiss Data dan Pembahasan P n 4 Statistik 4.1 k Deskriptiff Karakteriistik respondeen dalam pennelitian ini daapat diketahuui berdasarkann data yang ddiperoleh. Adapun A hasil deskrip-tif karakteristik responden dapat disajikkan sebagai b berikut. 1. Pendidikaan Terakhir Jumlaah responden n terbanyak adalah a lulusann SMA dengan jumlah 800 atau 56%. B Berikutnya a adalah lulusann Perguruan Tinggi denggan jumlah responden r 622 atau 43%. T Terendah adaalah lulusan SMP S dengan jjumlah 2 atau u 1%. Namunn untuk lulusan SD tidak a responden ada n. 0 0%
1%
SD
43%
SMP
56%
SMA Perguruan Tinggi
Gambar 2 Diagram pie p pendidikan n terakhir respoonden
2 Jabatan Pekerjaan 2. P Responden terban nyak adalah ppegawai swasta yaitu denggan jumlah 899 responden a atau 62%. Berikutnya B addalah profesioonal sebanyaak 32 atau 22% respondeen, pegawai n negeri 10% atau a 14 respoonden, dan terrendah adalahh koordinatorr/kepala sebaanyak 9 atau s sekitar 6%. 6% 22%
10%
Koordinator/Kepala K Peegawai Negeri Peegawai Swasta
62%
Prrofesional
Gamb bar 3 Diagram m pie jabatan peekerjaan responnden
7
3 Bidang Pekerjaan 3. P Jumlaah terbesar adalah bidaang pelayanaan sebanyak 52 respondden (36%). secara berturut-turut adaalah bidang pendidikan sebanyak S Selanjutnya s 366 responden ( (25%), pemassaran 23 resp ponden (16% %), administrasi 18 respondden (13%), keeuangan dan h hukum/sosial l/-budaya maasing-masing 4 responden (3%), kesehhatan/medis 3 responden ( (2%), dan terrakhir adalah bidang telekoomunikasi daan industri maasing-masingg sebanyak 2 r responden (1% %). 1% 3%
pendidikan
% 3% 1%2%
pemasaran pelayanan
25%
13%
administrasi
% 16%
36%
keuangan telekomunikassi industri kesehatan meddis hukum/sosial/bbud aya
Gambar 4 Diagraam pie bidang pekerjaan respponden
4 Analisiss Faktor Konfirmatori 4.2 Dalam m Confirmattory Factor Analysis A dipeerlukan asum msi data haru us memiliki ddistribusi norrmal dan tidak k terjadi multiikolinearitas. 1. Uji Multiinormal Penguujian multinormalitas dilaakukan dengaan menggunakkan makro minitab. m Data d dikatakan muultivariate norrmal daerah yyang dibawahh kurva χ2 muultivariate < 50% . Hasil d dari pengujiaan multivariaate normal pada 5 variabbel laten dappat dilihat paada Tabel 2 b berkut. Tabel 2 Pengujian M Multivariate Norrmal Variabel Laten L Varriabel Laten Nilai Daerahh dibawah kurvva χ2 K Kesimpulan 63,,1944 %
Multiivariate Normaal
Impaacting Talent
55,5556%
Multiivariate Normaal
Strivving Talent
56,,9444 %
Multiivariate Normaal
Thinkking Talent
60,4167%
Multiivariate Normaal
Keprribadian
59,0278%
Multiivariate Normaal
Relating Talent
Pada Tabel 2 dappat dilihat baahwa nilai daaerah dibawaah kurva χ2 multivariate m u untuk semua variabel lateen lebih bessar dari 50% % sehingga daapat disimpuulkan bahwa a asumsi normaalitas terpenuuhi. 2 Uji Multiikolinearitas 2. Untukk mengetahuii ada atau tidaaknya korelassi sempurna aantar variabel independen m maka perlu dilakukan d uji multikolineaaritas. Dan haasilnya dapatt disajikan paada Tabel 3 b berikut. Tabeel 3 Pengujian M Multikolinearittas Variabel Laaten Variabel V Laten n
X'X
Kesimpu ulan
Reelating Talents Imp mpacting Talentts Strriving Talents Thhinking Talentss Keepribadian
1,222E+ +16 4,6881E+ +13 1,1596E+ +20 2,97988E E+25 8,70496E E+16
Tidak terjadi t kasus multikolinearita m as Tidak terjadi t kasus multikolinearita m as Tidak terjadi t kasus multikolinearita m as Tidak terjadi t kasus multikolinearita m as Tidak terjadi t kasus multikolinearita m as
8
Dari Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa semua variabel laten memiliki nilai
X ' X tidak mendekati nol, sehingga semua variabel laten tersebut tidak terjadi kasus multikolinearitas dan asumsi terpenuhi. 3. Unidimensionalitas Variabel Dari kelima variabel laten yang digunakan dalam penelitian ini, maka akan dilakukan uji unidimensionalitas variabel untuk masing-masing variabel laten. Melalui uji unidimensionalitas ini akan diketahui validitas, reliabilitas, dan kontribusi yang diberikan masing-masing variabel indikator dalam menyusun variabel latennya. Tabel 4 Pengujian validitas dan reliabilitas Faktor Validitas CR Kesimpulan Relating Talents 0,738 Valid dan Reliabel Impacting Talents 0,763 Valid dan Reliabel t >1,645 Striving Talents 0,744 Valid dan Reliabel Thinking Talents 0,820 Valid dan Reliabel Kepribadian 0,809 Valid dan Reliabel
Dari Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa semua indikator valid dan reliabel. Hal ini dapat diketahui dari nilai loading factor ( ) dan measurement error ( ) memiliki bahwa nilai │t-value│ untuk masing-masing indikator lebih besar dari |1,645|. dengan = 10%, dan Construct Reliability (CR) lebih besar dari 0,7. 4. Kesesuaian Model Untuk mengetahui kesesuaian model yang didapatkan dari CFA maka dilihat 5 kriteria model yang diperoleh dari output LISREL. Berdasarkan 5 kriteria tersebut, maka dapat diambil kesimpulan apakah model sesuai atau tidak. Dimana model dikatakan sesuai jika nilai P-value lebih besar dari 0.05, RMSEA < 0.08, dan nilai GFI, AGFI, dan CFI >0.09. Tabel 5 Goodness of Fit variabel laten Variabel Laten
Goodness of fit index
Cut-off Value
χ -Chi-Square Statistic
Sesuai dengan PValue ≥ 0,05 ≤ 0,08 ≥ 0,9 ≥ 0,9 ≥ 0,9
2
P-Value RMSEA GFI AGFI CFI
Relating
Impacting
Striving
Thinking
Kepribadian
11,74
22,15
47,67
14,82
36,55
0,46717 0,00 0,98 0,95 1,00
0,0084 0,10 0,95 0,89 0,94
0,0041 0,08 0,93 0,88 0,90
0,0006 0,056 0,93 0,88 0,95
0,013 0,076 0,94 0,89 0,95
4.3 Second order Confirmatory Dimensi Bakat Berdasarkan teori, bakat terdiri dari 4 kelompok bakat yang terdiri dari 34 indikator. Hasil analisis terhadap 4 kelompok bakat di atas menunjukkan bahwa variabelvariabel laten tersebut memiliki model yang fit, valid, dan reliabel sehingga dapat dilanjutkan pada analisis selanjutnya yaitu second order confirmatory. Tabel 6 Goodness of fit Variabel Dimensi Bakat Goodness of fit Hasil Cut-off Value Keterangan index Model Diharapkan nilai Sesuai dengan Pχ 2 -Chi-Square 952,17 kecil Value Statistic P-Value ≥ 0,05 0,00 Kurang Baik
9
RMSEA GFI AGFI CFI
≤ 0,08 ≥ 0,9 ≥ 0,9 ≥ 0,9
0,078 0,77 0,72 0,67
Baik Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik
4.4 Model Struktural Prosedur selanjutnya adalah melakukan analisis SEM atau model struktural dengan melibatkan semua indikator yang signifikan secara statistik. Dari hasil analisis SEM, didapatkan nilai Goodness of Fit yang disajikan pada Tabel 7 berikut. Tabel 7 Goodness of fit Model Struktural Goodness of fit Hasil Cut-off Value Keterangan index Model Diharapkan nilai Sesuai dengan Pχ 2 -Chi-Square 1828.98 kecil Value Statistic P-Value ≥ 0,05 0,00 Kurang Baik RMSEA ≤ 0,08 0,093 Cukup Baik GFI ≥ 0,9 0,62 Kurang Baik AGFI ≥ 0,9 0,58 Kurang Baik CFI ≥ 0,9 0,67 Kurang Baik
Dari Tabel 7 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai kriteria yang dihasilkan pengujian model tidak fit, sehingga dinyatakan model tidak fit. Dengan demikian disimpulkan bahwa model persamaan struktural belum bisa diterima. Berikut adalah persamaan struktural seluruh model. Relating
Impacting Kepribadian
Bakat Striving Thinking
Gambar 5 Model Persamaan Struktural
RT = 0,66 Bakat + 1 IT = 0,66 Bakat + 2 ST = 0,60 Bakat + 3 TT = 0,76 Bakat + 4 Bakat = 0,79 K + 5 4.5 Pengukuran dan Kesesuaian Bakat Dari hasil analisis second order confirmatory diperoleh nilai yang akan dijadikan pembobot dalam mengukur bakat, kemudian pembobot dikalikan dengan ratarata skor. Dari hasil perhitungan diperoleh peringkat bakat 4 tertinggi dengan tujuan
10
uuntuk mengeetahui bakat dominan yaang dimiliki. Selain itu, juga untuk mengetahui k kesesuaian attau kecocokann profesi respponden terhaddap bakat yangg dimiliki. Dari Gambar 6 daapat dilihat baahwa penguku uran bakat paada penelitiann ini dengan r responden seb banyak 144, bakat yang seesuai dengan profesinya adalah a sebanyyak 100 atau 6 69% respondden. Dan yaang tidak seesuai dengann profesinya sebesar 44 atau 31% r responden. t tidak ssesuai 31% sesuai 69% Gam mbar 6 Diagraam Pie untuk Kesesuaian K Bakkat ddengan Profesi
55. Kesimpu ulan dan Saaran 5 Kesimpu 5.1 ulan Setelah melaakukan analissis data dann pembahasann, maka dalaam penelitiann ini dapat S d diambil kesim mpulan sebagaai berikut : 1. Menuurut pendidik kan akhir, sebbanyak 80 ressponden (56% %) lulusan SM MA, lulusan Perguuruan Tinggii sebanyak 662 res-pondenn (43%), lullusan SMP 2 responden (1%), sedangkan lulusan SD ttidak ada ressponden. Mennurut jabatann pekerjaan, respo onden terbany yak adalah peegawai swastaa yaitu sebanyyak 89 responnden (62%), profeesional 32 reesponden (222%), pegawaai negeri sebanyak 14 (10%), dan terendah adalah ko oordinator/keepala sebanyaak 9 respondeen (6%). Mennurut bidang pekerrjaan, jumlah h terbanyak aadalah bidang g pelayanan sebanyak 522 responden (36% %). Selanjutny ya secara bertturut-turut ad dalah bidang pendidikan sebanyak s 36 respo onden (25%),, pemasaran 23 respondeen (16%), addministrasi 18 8 responden (13% %), keuangan dan hukum//sosial/budayaa masing-maasing 4 respoonden (3%), keseh hatan/medis 3 responden (2%), ( dan terrakhir adalahh bidang telekkomu-nikasi dan in ndustri masin ng-masing sebbanyak 2 respponden (1%). 2. Hasill analisis padaa uji unidimennsionalitas daapat dikonfirm masikan bahw wa: a. Pada P kelompook bakat Relating Talent, ketujuh k indikttatornya adalaah valid dan reeliabel. Tem ma bakat mengenal masing-masing oorang (individualization) m memberikan k kontribusi terbbesar dalam membentuk m kkelompok bak kat menjalin h hubungan (rellating). b. Pada P kelompook bakat Imppacting Talen nt, keenam inndikatornya adalah a valid d reliabel. Tema dan T bakat S Suka bersaingg (competitioon) berperan besar b dalam m membentuk keelompok bakaat Impacting Talent. c. Pada P kelompo ok bakat Strivving Talent, kesembilan iindikatornya sudah valid d reliabel. Tema dan T bakat yaang paling beesar memberikkan kontribussinya adalah p pemulih (restoorative). d. Pada P kelompook bakat Thinnking Talent, keduabelas inndikatornya adalah a valid d reliabel. Tema dan T bakat yang membeerikan kontribbusi paling besar b adalah m melihat masa depan (futurisstic). e. Pada P variabel kepribadian, kedelapan inndikatornya aadalah valid dan d reliabel. V Variabel indik kator yang palling besar meemberikan konntribusi adalaah pasif. 3. Menuurut hasil annalisis model struktural, model cukuup fit , sehiingga dapat disim mpulkan bahw wa model masih bisa diterim ma.
11
4. Setelah dilakukan penerapan alat ukur bakat, diperoleh hasil bahwa bakat yang dimiliki cenderung sesuai dengan profesinya yaitu sebesar 69%, dan yang tidak sesuai dengan profesinya sebesar 31%. 5.2 Saran 1. Untuk penelitian selanjutnya dengan masalah yang sama apabila menggunakan metode analisis konfirmatori sebaiknya menambah ukuran sampel lebih dari 200 responden bahkan lebih, karena untuk ukuran sampel yang kecil < 150 sering terjadi kasus error variance negatif (Heywood Case). 2. Perlu dilakukan penelitian lain untuk mengetahui ukuran yang paling tepat untuk mengukur faktor atau variabel yang mempengaruhi bakat. Agar pemerintah atau instansi tertentu dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam penempatan pekerjaan.
Daftar Pustaka Barret, J. (2004). Tes Karier, Bakat, dan Seleksi. Solo: Tiga Serangkai. Cochran, W.G. (1991). Teknik Penarikan Sampel, edisi ketiga. Jakarta: Universitas Indonesia. Ferdinand, A. (2002). Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro. Ghazali, I. dan Fuad. (2005). Structural Equation Modelling (Teori, Konsep, dan Aplikasi LISREL 8.54). Semarang: Universitas Diponegoro. Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L., dan Black, W.C. (1998). Multivariate Data Analysis (6th etn). New Jersey: Prentice Hall. Kasali, R. (2001). Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, dan Positioning. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sadli, S. (1986). Inteligensi, Bakat, dan Test IQ. Jakarta: Gaya Favorit Press. Sembiring, R. K. (2003). Analisis Regresi. Bandung: ITB. Sharma, S. (1996). Applied Multivariate Statistical Methods. John Wiley & Sons, Inc. Solimun. (2000). Structural Equation Modeling Lisrel dan Amos. Malang: Fakultas MIPA Universitas Brawijaya. Walpole, R.E dan Myers R.H, 1986. Ilmu Peluang dan Ststistika Untuk Insinyur dan Ilmuwan, terbitan ke 2. Bandung : ITB. Waluyo, M. (2009). Panduan dan Aplikasi Structural Equation Modelling(Untuk Aplikasi Model dalam Penelitian Teknik Industri, Psikologi, Sosial, dan Manajemen). Jakarta: Indeks. Widarjono, A. (2010). Analisis Statistika Multivariat Terapan, terbitan pertama. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Umami, K. (2007). ”Analisis Faktor Konfirmatori untuk Membuat Alat Ukur Bakat Pada Pekerja Sektor Formal”. Skripsi, Jurusan Statistika, ITS. Yosep, I. (2007). Hand Out Psikologi: Konsep Kepribadian, Kesadaran, Konsep Emosi, Konsep Stress dan Adaptasi, Depresi, Pengukuran dan Uji Perilaku. Bandung: Universitas Padjajaran.
12