PENDUGAAN BAKAT KARIR MAHASISWA BERDASARKAN PENGARUH FAKTOR ORANG TUA DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING Oleh Dosen Pembimbing
: Resty Riyanuari Putri (1306 100 064) : Ir. Arie Kismanto, M.Sc Dwi Endah Kusrini, S.Si, M.Si (Co.) ABSTRAK
Perkembangan penelitian mengenai bakat dan talenta telah banyak dikembangkan di berbagai belahan dunia. Salah satunya yang berkaitan dengan bakat peran terhadap karir yang dipublikasikan oleh Gallup International. Dalam hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa bakat terbagi kedalam 34 tema bakat yang terbagi dalam 4 dimensi. Pada 2008, penelitian tersebut diuijcobakan pada kalangan pekerja di Surabaya, dengan menggunakan metode CFA. Kedua hasil temuan tersebut menjadi dasar dalam penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa ini. Dengan ditambahkan faktor yang diduga mempengaruhi bakat, maka model yang diduga menjadi model struktural, yang salah satunya, dapat diselesaikan dengan SEM (Structural Equation Modeling). Penelitian mengenai bakat mahasiswa ini menghasilkan model yang tidak sesuai dengan teori yang digunakan. Dalam makalah ini disajikan uraian-uraian singkat metode untuk mendapatkan model, serta penerapan model pada data observasi. Kata Kunci : talent, parental influence, career preference, SEM
I. 1.1
Pendahuluan Latar belakang Penelitian mengenai talenta telah banyak dikembangkan di berbagai belahan dunia, dengan berbagai kepentingan. Urgensi bakat sebagai kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana kesuksesan individu menjadikan topik ini menarik untuk dikembangkan. Bakat memiliki keterkaitan dengan kemampuan individu, baik fisik maupun psikis (As'ad, 2002). Kemampuan dalam menjalankan fungsi peran dalam pekerjaan/tanggung jawab misalnya. Umami pada tahun 2008 pernah melakukan penelitian untuk mendapatkan alat ukur bakat dengan menggunakan konsep tema bakat Gallup. Dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori disimpulkan bahwa kesesuaian model hanya mencapai 60%, atau kurang baik. Berarti masih ada sebanyak 40% variasi variabel yang belum mampu dijelaskan dalam permodelan tersebut. Untuk dapat meningkatkan persen variasi maka perlu dilakukan penambahan variabel.
Pada penelitian ini akan dikaji faktor yang mempengaruhi bakat tersebut. Untuk mendapatkan pendugaan bakat yang lebih sesuai, faktor yang ditambahkan adalah faktor orang tua. Dimana Schaefer dalam Dill (1978) mengemukakan, adalah fakta bahwa aspek kehidupan di keluarga yang mempengaruhi pembentukan personaliti individu adalah atmosfer dalam keluarga. Personaliti ini yang kemudian nampak sebagai sikap dan pilihan hidup seseorang. Pembentukan personaliti dipengaruhi oleh atmosfer dalam keluarga yang terwujud dalam pola asuh dan hubungan individual antara orang tua dan anak. Identifikasi keberbakatan dan peran orang tua dalam pembentukan bakat seseorang bukan merupakan variabel yang dapat diukur secara langsung, atau dapat dikategorikan sebagai variabel laten. Maka untuk mengidentifikasi hubungan antar konstruk dalam penelitian ini, diperlukan teknik analisis yang mampu menggambarkan keterkaitan variabel secara serempak. Untuk itu metode yang paling sesuai adalah dengan menggunakan Structural Equation Modeling. Metode ini mampu menggambarkan hubungan antar variabel laten sekaligus keterkaitan antara variabel laten dengan indikator-indikatornya. 1.2
Rumusan Masalah Berdasar uraian latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana karakteristik responden? 2. Bagaimana pendugaan bakat karir mahasiswa berdasarkan pengaruh faktor orang tua? 3. Bagaimana penerapan dan kesesuaian pengukuran bakat karir mahasiswa?
1
1.3
Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan pada bagian sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Mendeskripsikan karakteristik responden dari penelitian ini. 2. Mengkaji pendugaan bakat karir mahasiswa berdasarkan pengaruh faktor orang tua. 3. Mengetahui kesesuaian pengukuran bakat dengan karir yang diinginkan seorang mahasiswa.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh pada penelitian ini adalah dapat memberikan referensi kepada pihak perusahaan atau manajemen sumber daya manusia untuk mengetahui bakat peran seseorang. Dengan diketahuinya bakat yang dimiliki seseorang maka dapat diketahui pula minat, fungsi, dan peran yang sesuai sehingga bermanfaat dalam penempatan pekerjaan.
1.5
Batasan Penelitian Pembuatan alat ukur bakat pada penelitian ini didasarkan pada 34 tema bakat Gallup International yang dimodifikasi dengan menambahkan variabel peranan orang tua. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa S1 dari 22 program studi perguruan tinggi negeri dan swasta di Surabaya. II.
Tinjauan Pustaka Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa konsep dan konstruksi berpikir yang melandasi penelitian yang akan dilakukan. 2.1
Structural Equation Modeling (SEM) Structural Equation Modeling (SEM) merupakan pengembangan dari beberapa teknik analisis multivariat, khususnya regresi berganda dan analisis faktor. Metode ini menguji serangkaian hubungan dependent secara serempak, akan sangat berguna bila ditemukan kasus dimana suatu variabel dependen menjadi variabel independen untuk mendapatkan hubungan dependen berikutnya. Formulasi SEM dapat dituliskan dalam persamaan dua permodelan. Struktural dan pengukuran. a. Structural model (model struktural), yaitu model yang mencerminkan keterkaitan antar variabel latent. b. Measurement model (model pengukuran), yaitu model yang menggambarkan keterkaitan antara variabel latent dengan variabel obsevasi (variabel indikator).
x = Λ xξ + δ y = Λ yη + ε Penggunaan lambang-lambang yang umum digunakan untuk SEM adalah seperti pada model struktural dan model pengukuran. Berikut ini adalah definisi dari lambang yang digunakan menurut Ghozali dan Fuad (2005) . No
Lambang
Dibaca
Definisi
1
ξ
Ksi
variabel eksogen (variabel latent yang tidak dipengaruhi oleh variabel latent yang lain)
2
η
Eta
variabel endogen (variabel latentt yang dipengaruhi oleh variabel latent yang lain)
3
γ
Gamma
koefisien pengukur hubungan antara variabel endogen dengan variabel eksogen.
4
β
Beta
koefisien yang mengukur hubungan antar variabel endogen.
5
ζ
Zeta
varian peubah latent yg tdk terjelaskan model
6
Xi
Xi
variabel indikator (yang teramati) dari variabel latent eksogen.
7
Yi
Yi
variabel indikator dari peubah latent endogen 2
8
Λx
Lambda-x
koefisien (loading) yang menunjukkan hubungan X dengan variabel eksogen.
9
Λy
Lambda-y
koefisien (loading) yang menunjukkan hubungan Y dengan variabel endogen.
10
δ
Delta
Ragam galat dalam model pengukuran indikator X
11
ε
Epsilon
ragam galat dari model pengukuran indikator Y pada variabel endogen.
Prinsip SEM a. Pendekatan terintegrasi dari Confirmatory Factor Analysis dan Path Analysis (Analisis Jalur) b. Pemodelan SEM merupakan suatu metode statistika yang menggunakan pendekatan hypothesis testing atau dikenal dengan istilah Confirmatory SEM banyak digunakan pada hampir semua bidang studi yang ada, diantaranya pendidikan, marketing, psikologi, sosiologi, manajemen, kesehatan, pengujian dan pengukuran, demografi, perilaku organisasi, biologi, bahkan ilmu genetik. Berbagai bidang berbeda ini dapat dianalisis dengan SEM karena metode ini memiliki dua hal. (1) menyediakan metode yang menggambarkan banyak hubungan yang berkaitan secara serempak dengan ketepatan secara statistik. (2) kemampuan untuk menaksir hubungan secara komprehensif dan memberi transisi dari analisis eksploratori menjadi konfirmatori (Hair, Anderson, Black, & Tatham, 1998). Metode Estimasi Menurut Ghozali & Fuad (2005) untuk mengestimasi parameter dengan metode SEM, khususnya dengan LISREL, terdapat 7 metode, yaitu Instrumental Variables (IV), Two Stages Least Squares (TSLS), Unweighted Least Squares (ULS), Generalized Least Squared (GLS), Generally Weighted Least Squares (GWLS), Diagonally Weighted Least Squares (DWLS), dan Maximum Likelihood (ML). Dalam penelitian ini akan digunakan metode estimasi Maximum Likelihood, dan untuk penjelasan lebih lanjut mengenai metode estimasi dapat dibaca pada Ghozali & Fuad (2005). Metode estimasi yang paling populer pada penelitian SEM, dan secara default digunakan oleh LISREL adalah Maximum Likelihood. Metode estiamsi ini menghasilkan estimasi parameter yang valid, efisien, dan reliabel apabila data yang digunakan multivariate normality dan akan robust terhadappenyimpangan multivariate normality yang sedang. Akan tetapi estiamsi ML akan bias bila pelanggaran terhadap multivariate normality sangat besar. Menurut Ghozali & Fuad (2005) ML memiliki hasil yang cukup valid dengan besaran sampel minimal 50. Menurut Hair et al. (1998) ukuran sampel yang disarankan sebesar 100-200. Kelemahan metode ini adalah menjadi sangat sensitif dan menghasilkan indeks goodness of fit yang buruk bila data yang digunakan besar, antara 400-500 (Ghozali & Fuad, 2005). Asumsi Yang Harus Dipenuhi 1. Normalitas Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariat adalah normalitas, yang merupakan bentuk distribusi data pada suatu variabelmatrik tunggal dalam menghasilkan disribusi normal. Normalitas dibagi menjadi dua, yaitu univariate normality (normalitas univariat) dan multivariate normality (normalitas multivariat). Pengujian multivariate normality hanya dapat dilakukan pada data kontinyu, sedangkan univariate normality dapat diuji dengan data kontinyu maupun ordinal. Bila suatu data memiliki multivariate normality, maka data tersebut pasti juga univariate normality. Tetapi sebaliknya, data yang memiliki univariate normality belum tentu multivariate normality. 2. Multicolinearity Asumsi Multicolinearity mengharuskan tidak adanya korelasi sempurna atau besar diantara variabel-variabel independen. Nilai korelasi antar variabel observed yang tidak diperbolehkan adalah sebesar 0,9 atau lebih (Ghozali & Fuad, 2005). 3
Indikator Untuk Menilai Kesesuaian Model Penilaian derajat kecocokan secara menyeluruh tidak dapat dijalankan secara langsung sebagaimana pada teknik multivariat yang lain. SEM tidak mempunyai uji statistik terbaik yang dapat menjelaskan kekuatan prediksi model. Untuk itu telah dikembangkan beberapa derajat kecocokan yang dapat digunakan secara saling mendukung, diantaranya : Chi-Square ( ) Statistic Chi-Square merupakan alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit, dimana nilai yang dilihat adalah likelihood ratio Chi-Square statistics. Alat uji ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Karena itu bila jumlah sampel cukup besar yaitu lebih dari 200 sampel, maka statistik chi-square ini harus didampingi alat uji lainnya (Anderson et all.,1998). Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-square-nya rendah. Semakin kecil nilai χ 2 maka semakin besar kebenaran model tersebut, dengan p-value > 0,05 atau p > 0,10 (Hulland et all dalam Ferdinand, 2002). Hipotesis pengujiannya adalah : H0 : Σ = Σ (θ) atau matrik varian kovarian populasi sama dengan matrik varian kovarian model yang ditaksir. H1 : Σ ≠ Σ (θ) atau matrik varian kovarian populasi tidak sama dengan matrik varian kovarian model yang ditaksir. Apabila residual Σ - Σ (θ) sama dengan nol maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara matrik varian kovarian model yang ditaksir dengan matrik varian kovarian populasi. 1.
2.
RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) Menurut Baumgartner & Homburg (1996) dalam Ferdinand (2002) RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistics dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness of fit yang diharapkan bila model diestimasi dalam populasi (Anderson et al., 1998). Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degress of freedom. (Browne & Cudeck, 1993 dalam Ferdinand, 2002) 3.
GFI (Goodness of Fit Indices) GFI merupakan suatu ukuran mengenai ketepatan model dalam menghasilkan observed matriks kovarians. Nilai GFI harus berkisar antara 0 dan 1. Meskipun secara teori GFI mungkin memiliki nilai negatif tetapi seharusnya hal tersebut tidak terjadi, karena model yang memiliki nilai GFI negatif adalah model paling buruk dari seluruh model yang ada. Nilai GFI yang lebih besar daripada 0,9 menunjukkan fit suatu model yang baik (Diamantopaulus dan Siguaw, 2000 dalam Ferdinand, 2002). 4.
AGFI (Adjusted Goodness of Fit Indices) AGFI adalah sama seperti GFI, tetapi telah menyesuaikan pengaruh degree of freedom pada suatu model. Sama seperti GFI, nilai GFI sebesar 1 berarti bahwa model memiliki perfect fit. Sedangkan model yang fit adalah model yang memiliki nilai AGFI 0,9 (Diamantopaulus dan Siguaw, 2000 dalam Ferdinand, 2002). 2.2
Desain Sampling Pengambilan sampel adalah proses pemilihan bagian yang merepresentasikan suatu populasi. Banyak cara atau metode pengambilan sampel yang dapat dilakukan, bergantung dari tujuan, keadaan populasi, serta permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini akandigunakan sampling kelompok (cluster) dua tahap.dalam sampling kelompok, populasi sasaran pertama-tama dibagi menjadi sub-sub populasi yang bersifat mutually exclusive dan collectively exhaustive, atau kelompok. Untuk sampling kelompok dua tahap sampel elemen dari masing-masing kelompok tadi diambil berdasarkan sampling acak sederhana atau sampling probabilitas yang proporsional terhadap ukuran (probability proportionste to size atau PPS) (Malhotra, 2009). 2.3
Pengujian Validitas Dan Reliabilitas konstruk Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian, data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan dengan keadaan sesungguhnya pada obyek penelitian.
4
Sedangkan reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dikatakan reliabel jika dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama, menghasilkan data yang sama, atau peneliti yang sama menghasilkan data yang sama dalam waktu berbeda (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapat data yang valid dan reliabel penelitian harus dilakukan dengan instrumen yang valid dan reliabel pula. Disamping instrumen, diperlukan juga sampel yang merepresentasikan populasi serta analisis data yang benar dan tepat. Nilai reliabiitas konstruk didapatkan dari perhitungan berikut.
! !
2.4
Riset Sumber Daya Manusia Riset sumber daya manusia merupakan suatu proses penyelidikan atau pencarian berkaitan dengan perilaku manusia dipandang dari sudut ketenagakerjaan. Riset dilakukan sistematis, hati-hati, kritis, dan dengan sungguh-sungguh (Sumarsono, 2004). Riset ini dilakukan sebagai dasar penyusunan langkah pengembangan SDM secara sistematis. Perilaku atau sikap SDM dalam kaitan dengan ketenagakerjaan, bergantung pada karakter individu yang bersangkutan, dimana perbedaan tersebut disebabkan oleh dua faktor, fisik dan psikis. Faktor fisik meliputi (1) bentuk tubuh dan komposisinya. (2) taraf kesehatan fisik. (3) kemampuan panca indera. Sedangkan perbedaan individu berdasarkan faktor psikis meliputi perbedaan intelegensi, bakat, minat, kepribadian, motivasi, dan edukasi (As'ad, 2002). 2.5
Bakat dan Minat Menurut As’ad (2002) bakat adalah kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana kesuksesan individu untuk memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu dengan latihan. Minat seperti dikemukakan As’ad (2002) merupakan sikap yang membuat orang senang akan obyek, situasi, atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti dengan perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari serta mengulangi obyek yang disenangi tersebut. 2.6
Teori Bakat Menurut Gallup International Gallup Internasional adalah lembaga penelitian yang menciptakan software Talents Mapping dan Job Function untuk mengetahui bakat seseorang yang berkaitan dengan peran pekerjaan yang sesuai. Dasar pembuatan sofware ini adalah hasil penelitian yang diawali dengan ide mengenai psikologi positif seorang Dosen Psikologi di Universitas Nebraska, Prof. Donald O. Clifton sejak tahun 60-an. Dari penelitian atas lebih dari 2 juta pekerja, 80.000 manajer, serta ribuan perusahaan dari berbagai tipe industri ini, akhirnya diperkenalkan bahasa baru tentang bakat dengan 34 tema bakat pada tahun 2001. Bakat dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kombinasi antara bakat alami yang sudah ada sejak lahir, pengetahuan (knowledge), dan kecakapan (skill) yang dapat membentuk kekuatan (strength) pada diri seseorang. Secara umum 34 tema bakat dikelompokkan menjadi 4 kelompok bakat, yaitu Relating Talent (bakat menjalin hubungan), Impacting Talent (bakat mempengaruhi), Striving Talent (bakat untuk motivasi diri), dan Thinking Talent (bakat berpikir). Hubungan antara bakat, kelompok bakat, dan tema bakat ditunjukkan dalam gambar 1.
5
LEARNER
CO NS IST EN CY
IDEATION
INPUT
H
TY VI TI SI PO
TS N LE TA
ST RI VI NG
MAXIMIZER
COMPETITION COMMAND WOO TA LE NT S
ACHIEVER
F LIE BE
ACTIVATOR
IVE AT OR E ST RE NC RA SU AS LF E S
ADAPTABLITY
E NC ICA NIF SIG
E N LI IP C S I D
S CU FO
FUTURISTIC
DE LIB ER AT IVE
ARRANGER STRATEGIC
INT ELL ECT ION
ANALYTICAL
G IN CT PA M I
34 TALENTS
CO NTE XT
ILITY ONSIB S RESP NT LE TA G N KI CONNECTEDNESS IN TH
D EV EL O PE R
ON R TI E D ZA LI LU A C DU HA IN VI Y RM DI IN TH ON PA RE Y EM LA TIN G COMMUNICATION TA LE NT S OR T A L RE
11 12 1 10 2 9 3 8 4 7 6 5
Gambar 1 Tema Bakat versi Gallup International
A. Relating Talents Kelompok bakat ini terdiri dari tema-tema yang umumnya secara efektif menciptakan, membangun, dan mempertahankan hubungan. Tema-tema bakat ini menggambarkan bagaimana seseorang mendekati orang lain dan bagaimana seseorang menanggapi orang lain yang mendekatinya. Bakat ini memberi perbedaan bagaimana seseorang secara alami membentuk hubungan pribadi, atau menunjukkan cara-cara unik bagaimana dia menciptakan hubungan dan pola yang dipilih untuk mempertahankan hubungan tersebut. Tema-tema bakat yang sesuai dengan kelompok Relating Talent adalah : 1. Communication (komunikasi), mudah sekali mengungkapkan apa yang dipikirkan dengan kata-kata atau tulisan yang mudah dimengerti orang lain. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Pengajar, Sales, Marketing, Humas, Juru bicara, Juru kampanye, Presenter, MC, Pengacara, Layanan pelanggan, Penulis. 2. Empathy (empati), dapat merasakan perasaan orang lain dengan cara membayangkan dirinya sebagai orang lain tersebut. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Sales, HRD, Guru TK/SD, Juru rawat, Operator Telepon, Psikiater, Dispatcher, Layanan Pelanggan, dan lain sebagainya. 3. Harmony (penyelaras), dapat bekerja sama secara baik dengan orang lain. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Pembangun jaringan antara orang-orang dengan cara pandang yang berbeda, Juru Damai, Penasehat. 4. Includer/inclusiveness (memberi peran pada semua orang), kecenderungan untuk menerima semua orang dan selalu berusaha agar semua orang mempunyai rasa memiliki kelompok. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut : Motivator kelompok, Wakil suara-suara yang minoritas, Pemimpin di kelompok dengan latar budaya beragam, Mentor bagi mereka yang baru bergabung didalam organisasi. 5. Individualization (mengenal masing-masing orang), melihat keunikan dari masing masing orang secara individual bukan secara kelompok. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Manager, Penasihat, Rekrutmen, Supervisor, Pengajar, Penulis artikel tentang manusia, Sales, Novelis, HRD. 6. Relator (bersahabat), menikmati hubungan yang dekat dengan orang lain secara pribadi. Tema Bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Account Sales, Katalisator dalam hubungan kepercayaan, bisa menjadi model peran dalam hubungan kepercayaan. 7. Responsibility (mempertaruhkan nama baik), secara psikologi merasa berhutang untuk memenuhi apa yang telah dijanjikannya baik terucapkan maupun tidak. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Account Sales, HSE, Manager, Keuangan, Quality Control, Keamanan. 6
B. Impacting Talents Tema-tema bakat yang terkandung didalamnya dapat memotivasi orang lain orang lain untuk beraksi, bakat-bakat ini mendorong seseorang untuk menyiapkan jalan untuk diikuti oleh seseorang maupun kelompok kemudian membuatnya bergerak sepanjang jalan tersebut. Mereka yang memiliki bakat-bakat ini akan merangsang orang lain untuk lebih produktif, untuk menggapai kesempurnaan dan untuk memaksimalkan potensi pribadi. Tema-tema bakat yang sesuai dengan kelompok Impacting Talent adalah : 1. Command (pengendali), ingin menjadi penanggung jawab dan yang lain kadang melihatnya sebagai ”suka mendesak/ memaksa”. Tema Bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Sales, Negosiator, Wartawan, Pengacara, Komandan, HRD, Pembelian. 2. Competition (suka bersaing), suka mengukur kemajuannya dengan orang lain dan dalam perlombaan selalu berusaha menjadi nomor satu. Tema Bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Sales, Pelatih Olahraga . 3. Developer (pembangun), mendapatkan kepuasan dari melihat setiap kemajuan masing-masing individu. Tema Bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Manajer, Guru, Pelatih, Pembimbing, Petugas sosial. 4. Maximizer (pelatih-pemain), kecenderungan untuk mempelajari yang terbaik dan membuatnya menjadi lebih baik lagi. Tema Bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: peran dimana dia bertugas membantu orang hebat menjadi sukses. Seperti Pelatih tim juara, Manager, Mentor, Guru, Transformational leader. 5. Positivity (ceria), memiliki antusiasme yang menular dan dapat membuat orang lain terbakar semangatnya. Tema Bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Pengajar, Entertainer, Motivator, Sales, Manager, Enterpreuner atau Leader . 6. Woo (Winning Others Over) atau keinginan yang sangat kuat untuk mendapat pengakuan dari orang lain dan bekerja sungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Tema Bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Duta organisasi, Sales, SPG, Jurkam, Entertainer, telepon Operator, Resepsionis. C. Striving Talent Bakat-bakat yang terkandung didalamnya digunakan untuk mendorong dirinya menuju hasil, bakat-bakat ini memotivasi dirinya merealisasikan sesuatu kemudian mencari hasil yang lebih baik lagi. Bakat-bakat ini dapat dengan mudah menghasilkan energi yang diperlukan untuk menyelesaikan bahkan sampai pada proyek jangka panjang dan dengan cepat berpindah ke tugas tugas berikutnya. Bakat-bakat ini juga merupakan motivasi yang nyata yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan tugas yang sama dengan cara yang berbeda-beda, disebut juga pemacu, yang mendorong seseorang untuk bangun pagi setiap harinya dan melakukan sesuatu. Bakat Striving ini muncul dalam berbagai kategori, beberapa merupakan self starter, sedang yang lainnya memerlukan kekuatan dari luar untuk memotivasinya. Beberapa hidup di dalam lingkungan yang ”genting penting” yang terdorong untuk melakukannya sesegera mungkin. Sejumlah bakat berkembang di dalam lingkungan yang sangat terorganisir, terstruktur ataupun yang terbatasi oleh waktu. Tema Striving ini merupakan bahan bakar yang mendorong seseorang untuk melakukan yang terbaik, mengambil risiko dan menentukan harapan yang tinggi. Tema-tema bakat yang sesuai dengan kelompok Striving Talent adalah : 1. Achiever (pekerja keras), punya stamina yang tinggi dan selalu bekerja keras, kepuasan hidupnya timbul dari kesibukan dan dari memberikan hasil. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut : Sales, Teknisi proyek, Teknisi lapangan, Pekerja lapangan, Relawan, Petugas SAR. 2. Activator (mementingkan tindakan), dapat membuat sesuatunya terjadi dengan mengubah pikiran menjadi tindakan. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: usaha-usaha baru atau yang memerlukan perubahan besar, Entrepreuner, Sales. 7
3. Adaptability (menyesuaikan diri), melakukan tugas sesuai dengan apa yang diterimanya disaat itu. Peran yang mungkin sesuai: Wartawan, Produksi Live TV, Perawatan gawat darurat, Pelayanan pelanggan, Pemadam kebakaran, Dispatcher. 4. Belief (pengemban tata nilai), memiliki tata nilai inti tertentu yang tidak pernah berubah. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Pelayanan pelanggan, CRM, Maintenance, Perawat, Pekerja sosial, Relawan. 5. Discipline (disiplin), secara spontan menciptakan organisasi, sistim dan prosedur, mereka beresonansi dengan dunia yang teratur. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Keuangan, Sekertaris, Administrasi, petugas ISO, Kearsipan, Akunting, MIS, Programmer. 6. Focus (terarah), mengambil arah, mengikutinya, membuat koreksi seperlunya untuk tetap berada dijalur yang benar. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Project office, Team leader, tugas yang memerlukan fokus. 7. Restorative (pemulih), kemampuan untuk mengembalikan segala sesuatu ke fungsi aslinya. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Pengobatan, Konsultan perusahaan, Customer service, Teknisi perbaikan, Terapist, Business Process Reengineering. 8. Self Assurance (keyakinan diri), memiliki panduan dari dalam dirinya untuk mengatur dirinya sendiri. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: dia akan sangat baik kalau diminta untuk membuat banyak keputusan seperti Leader, Sales, Legal atau Entrepreuner. 9. Significance (menonjolkan kekuatan diri), memiliki kebutuhan untuk ditonton sebagai orang yang menonjol di mata orang lain. Tema Bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Marketing, presenter, MC, Juru kampanye, Sales. D. Thinking Talent Bakat-bakat yang terkandung didalamnya melibatkan cara-cara manusia mengumpulkan, memproses, dan membuat keputusan berdasarkan informasi maupun gambaran mental. Survei menunjukkan bahwa manusia meluangkan sebagian besar waktunya untuk memikirkan baik hal-hal yang lalu, sekarang maupun yang akan datang. Mereka yang tertarik dengan masa lalu menghidupkan kembali pengalaman orang atau situasi, berusaha mengerti mereka dan kemudian membuat rencana terhadap apa yang akan terjadi di masa depan. Pribadi-pribadi yang yang berpikir disaat ini juga hidup didalamnya, mereka menanggapi apa yang dihadapinya saat ini. Dan mereka yang berpikir mengenai masa depan akan menggali kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi, berpikir tentang apa yang mungkin terjadi bukan saja merupakan tantangan akan tetapi juga sangat memberikan semangat. Sebagai tambahan berpikir dalam kerangka waktu, ada juga bakat yang didasari atas bagaimana informasi diproses dengan cara yang berbeda, ada yang berpikir dengan membagi-baginya untuk mengerti bagaimana sesuatu itu bekerja, yang lainnya berfikir seperti seorang detektif, mempelajari data, dan mencari bukti. Tema-tema bakat yang sesuai dengan kelompok Thinking Talent adalah : 1. Analytical (analitis), mencari alasan dan sebab-sebab. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Analis, Periset (marketing, keuangan, kesehatan), Manajemen database, Editing, Manajemen risiko, Akunting, Programmer. 2. Arranger (koordinator), dapat mengorganisir akan tetapi juga memiliki kelenturan yang membantu pengaturannya. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Supervisor, Manager, Event organizer, programmer. 3. Connectedness (pengemban amanah), memiliki keyakinan dalam menjelaskan gejala secara “batin”. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Pendengar dan pemberi saran/ Konselor, Leader didalam membangun team yang berbeda kelompok atau membantu orang merasa berguna. 4. Consistency / Fairness (berlaku adil), memiliki bakat untuk melihat “kesamaan” orang. Tema Bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut : Hakim, Quantity Surveyor, Petugas Commisioning atau peran yang bisa memiliki kekuatan untuk 8
menyamakan aturan main, Petugas kontrol terhadap kesesuaian atas standard seperti kepatuhan, dan sebagainya. 5. Context (kembali ke asal usul), belajar melalui riset dan studi tentang masa lalu. Tema Bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Guru sejarah, Arkeolog, Penyusun budaya perusahaan, Hakim. 6. Deliberative (waspada), berhati-hati, kadang skeptis, memiliki karakter ”melihat sebelum melompat”. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut : Pilot, Pemberi saran/advis dan nasehat. Khususnya mungkin cocok untuk urusan legal, membuat kontrak bisnis yang baik atau memastikan kesesuaian dengan peraturan/standar/kode atau juga peran yang terkait dengan masalah keuangan dan atau keamanan. 7. Futuristic (melihat masa depan), dapat memberikan inspirasi pada rekan lainnya dengan visinya mengenai masa depan. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Entrepreuner ataupun pada situasi usaha awal, Perencana jangka panjang, Visioner, peran didalam membuat visi organisasi, atau Pengembangan produk baru. 8. Ideation (penggagas), menyukai diskusi kelompok yang bebas dan baik sekali di dalam brainstorming. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Marketing, Adpertensi, Wartawan, Perancang atau Pengembang produk baru. 9. Input (kolektor), hasrat untuk mengetahui lebih jauh dan ingin memperbaiki terus menerus. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Pengajar, Periset, Wartawan, Estimator, Petugas arsip. 10. Intellection (tafakur), suka meneliti, lebih menyukai diskusi intelektual khususnya filosofi. Orang yang memiliki bakat ini disarankan mempertimbangkan diri untuk mulai atau meneruskan studi dalam philosophy, literatur atau psychology. 11. Learner (suka belajar), suka ditantang oleh kesempatan belajar. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Konsultan (internal atau eksternal), Teknisi TI, programmer, Guru atau Katalisator perubahan. 12. Strategic (cerdik), dapat melihat pola dari pengalaman dan data, isunya timbul dalam berbagai skenario. Tema bakat ini merupakan salah satu bakat yang sering terdapat pada peran berikut: Perencana Strategis, Manager, Leader. 2.7
Pola Asuh Orang Tua Schaefer dalam Dill (1978) mengemukakan, adalah fakta bahwa aspek kehidupan di keluarga yang mempengaruhi pembentukan personaliti individu adalah atmosfer dalam keluarga. Atmosfer ini terbagi dalam dua dimensi, love-hostility dan autonomy-control. Love-hostility dapat diartikan sebagai perilaku yang diterima anak yang berkaitan dengan kasih sayang dan keadilan perlakuan. Sedangkan autonomy-control merupakan kontrol yang diberikan oleh orang tua terhadap kebebasan, keputusan, dan pilihan anak. Kedua dimensi ini digabungkan sehingga membentuk empat kombinasi yang menggambarkan karakter anak yang muncul. Berikut adalah tabel ringkasannya. Tabel 1 karakter anak berkaitan dengan tingkat kasih sayang dan kontrol orang tua
Love
Hostility
Autonomy Extrovert, mudah bergaul, kreatif, bersahabat, bebas berekspresi
Control Overprotektif, penurut, tidak bebas berekspresi, rendah hati, bersikap sopan santun, tenang,tidak kreatif, mengalah
Agresif, ingin menang sendiri, tidak menggubris peraturan, tidak memiliki perasaan bersalah atas tindakan yg tidak baik ⇒kebanyakan berujung sbg penjahat
Agresif, ingin menang sendiri, susah berinteraksi dengan orang, konsep diri yang lemah, cenderung tidak menunjukkan inisiatif
Sumber: Schaefer, E.S. converging conceptal models or maternal behaviour and child behaviour dalam Dill (1978)
9
2.8
Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini, telah dilakukan beberapa penelitian terkait. Pada sub bagian ini akan dipaparkan beberapa penelitian terhadap bakat karir dan penelitian yang menggunakan metode SEM. 1. Penelitian dengan Metode SEM Penggunaan SEM sebagai metode analisis untuk menyelesaikan masalah penelitian acap kali digunakan. Purnomo (2002) menggunakan permodelan structural ini untuk menggambarkan keterkaitan antar indikator pembangunan berkelanjutan daerah di 294 kabupaten/kota di Indonesia. Ada 3 variabel laten yang ingin diketahui hubungannya, SDM, keadaan ekonomi, dan kualitas hidup. Dengan kualitas hidup sebagai variabel endogen yang dipengaruhi oleh SDM dan keadaan ekonomi. Keadaan ekonomi sendiri juga dipengaruhi oleh SDM. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ketidakberlanjutan pembangunan berkaitan erat dengan kualitas SDM yang rendah, sedangkan keberlanjutan berkaitan erat dengan kualitas SDM yang tinggi. 2. Penelitian Bakat Karir Penelitian Umami mengenai bakat pada tahun 2008 dilakukan dengan pekerja sektor formal sebagai obyek penelitian. Penelitian Umami bertujuan mendapatkan alat ukur bakat dengan menggunakan konsep tema bakat Gallup dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori. Dalam hasil penelitian disimpulkan bahwa model yang dihasilkan belum memenuhi standar, dikarenakan nilai kesesuaian model yang kurang baik. Yakni dengan nilai GFI (Goodness of Fit Indices) 0,6 atau dapat diinterpretasikan, bahwa hanya 60% dari seluruh variasi total empat variabel laten dijelaskan oleh model bakat menurut Gallup dan masih ada 40% variasi variabel laten yang tidak dapat dijelaskan oleh model. Artinya harus ada variabel lain yang perlu ditambahkan agar diperoleh model yang lebih baik. III. 3.1
Metodologi Penelitian Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner. Responden merupakan mahasiswa program sarjana 8 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Surabaya. diantaranyaITS, STIE Perbanas, Universitas Surabaya,UK Petra, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), dan UPN Veteran Jatim. 3.2
Metode Pengambilan Sampel Untuk mendapatkan alat ukur bakat dalam penelitian ini digunakan metode pengambilan sampel probability proportionate to size (PPS) sampling atau sampling kelompok dua tahap dengan PPS. Metode ini memiliki kelebihan dalam hal kecukupan data untuk analisis secara statistik. Jumlah sampel yang akan diambil sebesar 170 responden.
3.3
Identifikasi variabel penelitian Pada penelitian ini ada 2 macam variabel, variabel laten dan variabel indikator. Variabel laten endogen yang diteliti adalah bakat karir mahasiswa dan peran orang tua. Variabel eksogen yang digunakan hanya satu, yakni peran orang tua (parental influence). Variabel endogen terdiri dari 2, talent dan career preference. Dimensi bakat mahasiswa terdiri atas bakat menjalin hubungan (relating talent), bakat mempengaruhi orang (impacting talent), bakat memotivasi diri (striving talent), dan bakat berpikir (thinking talent). Tabel 2. Identifikasi variabel konstruk dan variabel indikatornya
no 1
Variabel konstruk Relating talent (η1)
Variabel indikator 1 communication (mengungkapkan pikiran) 2 empathy (merasakan perasaan orang lain) 3 harmony (bekerja sama dengan orang lain) 4 includer/inclusiveness (memberi peran pada semua orang) 5 individualization (melihat keunikan setiap individu) 6 relator (bersahabat) 7 responsibility (bertanggung jawab)
10
Lanjutan tabel 2. 2 Impacting talent (η2)
3
Striving talent (η3)
4
Thinking talent (η4)
5
Parental influence (ξ1)
8
Career preference (η5)
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Y1 Y2 Y3 Y4
command (ingin menjadi penanggung jawab) competition (suka bersaing) developer (membuat orang untuk beraksi) maximizer (memaksimalkan potensi) positivity (membawa aura positif, keceriaan) wining others over (keinginan untuk diakui) achiever(pekerja keras) activator (mengubah pikiran menjadi tindakan) adaptability(menyesuaikan diri) belief (keyakinan pada sistem nilai tertentu) discipline(disiplin) focus(memiliki arahan yang jelas) restorative(pemulih) self assurance(keyakinan diri) significance(ingin menonjol) analytical (kemampuan analitis) arranger(koordinator) connectedness (mengemban amanah) consistency (berlaku adil) context(melihat sejarah) deliberative (waspada) futuristic (melihat masa depan) ideation (memunculkan ide) input (ingin tahu banyak hal) intellection (pemikir) learner (suka belajar) strategic (cerdik) Respect of Parent’s job (kebanggaan & respek pada karir orang tua) Parent’s job mirroring (keinginan meniru jalan karir orang tua) Authority (kebebasan yang diberi orang tua) Love (kasih sayang orang tua) Suport level (tingkat dukungan yamg diberikan orang tua) Expectation (harapan orang tua pada keberhasilan pada karir) Belief Of Interest (keyakinan pada pilihan) Belief Of Ability (keyakinan pada kemampuan)
3.4 Metode Analisa Data Adapun metode analisis data yang digunakan agar dapat mencapai tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk menjawab tujuan pertama yaitu mengetahui karakte-ristik responden dilakukan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin mahasiswa Surabaya yang menjadi responden, asal perguruan tinggi, dan bakat yang menonjol di mahasiswa Surabaya. 2. Untuk menjawab tujuan kedua yaitu mengkaji pendugaan bakat karir mahasiswa berdasarkan pengaruh faktor orang tua, dengan menggunakan structural equation modelling, maka dilakukan analisa sebagai berikut: a. Mendapatkan model berbasis konsep dan teori. Berdasarkan teori bakat Gallup Internasional, dikemukakan bahwa ada 34 tema bakat yang dapat diidentifikasi pada seseorang. Kemudian dibuat pertanyaan-pertanyaan berdasarkan definisi dan ciri-ciri dari tiap tema bakat tersebut. b. Melakukan uji asumsi untuk dapat melakukan analisis dengan metode SEM. Uji yang dilakukan antara lain uji multinormalitas dan uji multikolinearitas pada setiap variabel laten. c. Melakukan uji unidimensionalitas pada dimensi variabel laten yaitu 4 kelompok bakat yang mempengaruhi bakat seseorang, kecendenrungan bakat karir yang dipilih (career) dan peran orang tua (parent) dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori. Sehingga dapat diketahui 11
d.
e.
f.
g.
h.
kelayakan dari masing-masing masing variabel manifest (indika-tor) tor) dan kelayakan modelnya. Namun sebelumnya data harus memenuhi asumsi normalitas dan multikolinieritas. Apabila model sudah layak maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji signifikansi dengan den melihat t value untuk setiap indikator pada masing-masing masing masing variabel laten. Apabila nilai t-hitung lebih besar dari nilai kritis pada α=5% =5% yaitu sebesar 1,96 maka dapat dikatakan bahwa indikator tersebut signifikan membentuk suatu unidimensi. Melakukan reliabilitas konstruk (construct reliability) dari masing-masing masing uni-dimensionalitas uni untuk mengetahui sejauh mana model tersebut valid dan reliabel untuk pengembangan penelitian selanjutnya. hui hubungan orde kedua Melakukan second order confirmatory factor analysis untuk mengetahui pada tema bakat gallup. Apabila telah layak dan semua variabel telah signifikan, maka seluruh variabel indikator tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur bakat gallup dengan 4 unidimensi. Melakukan analisis dengan menggunakan SEM untuk mengetahui hubungan dan ketepatan model pendugaan. Pada tahap analisis ini, seluruh variabel harus valid, dilihat dari nilai t-hitung. t Prosedur nilai t-hitung hitung untuk SEM sama dengan CFA pada poin d. Menentukan ketepatan model hasil analisis. Untuk menentukan menentukan ketepatan model, digunakan 4 kriteria penilaian, dan p-value,, RMSEA, GFI, dan AGFI. Dimana model dikatakan identik dengan teori jika p-value value lebih besar dari α (sebesar 5%). RMSEA menunjukkan penyimpangan terhadap parameter model, dimana penyimpangan penyimpangan yang masuk akal dibatasi tidak lebih dari 0.08. Ketepatan model juga dilihat dari nilai GFI dan AGFI, dikatakan fit bila nilainya melebihi 0.9.
3. Untuk menjawab tujuan ketiga yaitu menerapkan alat ukur bakat, dilakukan dengan mengalikan nilai λ standardized estimates dengan skor rata-rata rata tema bakat. Kemudian hasil-nya nya dibandingkan dengan skor bakat yang lain dan disusun dari yang terbesar sampai terkecil untuk mempermudah mengetahui bakat dominan yang dimiliki. Setelah diketahui bakat dominan yang yang dimiliki kemudian dicocokan dengan peran/pekerjaan yang sesuai. IV. 4.1
Analisis Data dan Pembahasan Deskripsi Karakteristik Responden Penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi bakat ini dilakukan pada 170 mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Surabaya. Masing-masing masing responden diminta untuk mengisi kuisioner yang telah disiapkan. Karakteristik mahasiswa akan disajikan dalam uraian berikut. 1. Jenis kelamin Jumlah responden perempuan lebih banyak, yakni sebanyak 94 9 responden, atau 55.29% 5 dari total responden. Sisanya sebanyak 76 7 responden, atau 44.71% % berjenis kelamin laki-laki. laki Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam pie-chart pie pada gambar 2.
Jenis Kelamin Laki-laki 45%
Perempuan 55%
Gambar 2 Pie-chart jenis kelamin responden
2. Perguruan Tinggi Pengambilan sampel terhadap 170 responden diambil secara acak dari 22 program studi S1 berbagai jurusan dari 8 PTN dan PTS di Surabaya. Rincian jumlah responden dari masing-masing masing PTN dan PTS dapat dilihat dalam pie-chart pada gambar 3.
12
Perguruan Tinggi Untag 4.71%
UPN 4.71%
Unesa 9.41%
ITS 34.12% Unair 18.82%
Ubaya 14.12%
UK Petra 9.41%
Perbanas 4.71%
Gambar 3 Pie-chart perguruan tinggi responden
Responden sponden terbanyak dalam penelitian ini berasal dari ITS, yakni 34.12% dari keseluruhan atau sebanyak 58 responden. Lainnya, sebanyak 8 responden (4.71%) adalah mahasiswa STIE Perbanas. 24 responden (14.12%) adalah mahasiswa Univ. Surabaya. 16 responden (9.41%) (9.41%) adalah mahasiswa UK Petra. 32 responden (18.82%) adalah mahasiswa Univ. Airlangga. 16 responden (9.41%) adalah mahasiswa Univ. Negeri Surabaya. 8 responden (4.71%) adalah mahasiswa Univ. 17 Agustus. Dan 8 responden (4.71%) adalah mahasiswa UPN Veteran. Veteran 3. Rata-rata bakat Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gallup International, bakat manusia terbagi kedalam 4 tema utama, bakat menjalin hubungan dengan sesama (Relating ( Talent), ), bakat mempengaruhi (Impacting Talent), ), bakat memotivasi diri (Striving ( Talent), ), dan bakat menganalisa (Thinking ( Talent). Dari 170 responden, didapatkan statistik karakter mahasiswa Surabaya. Dari gambar 4 dapat dikatakan bakat yang lebih menonjol pada mahasiswa Perguruan Tinggi di Surabaya adalah bakat menjalin hubungan dengann sesama (Relating ( Talent). ). Masih dari gambar 4.3, dapat disimpulkan bahwa bakat memotivasi diri untuk mencapai tujuan (Striving ( Talent)) merupakan yang paling lemah dibanding 3 tema bakat lain.
Rata-rata skor bakat 5.5
5.42 5.30
5.28
5.4 5.3
5.09
5.2 5.1 5.0 4.9 RELATING
IMPACTING
STRIVING
THINKING
Gambar 4 Rata-rata skor 4 tema bakat
4.2
Pemodelan Bakat Karir Mahasiswa Berdasarkan Pengaruh Faktor Orang Tua Pertama-tama tama sebelum melakukan analisis dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM), terlebih dahulu dibuktikan asumsi-asumsi asumsi yang harus dipenuhi,, yaitu normalitas dan multikolinearitas. Setelah ujii asumsi, dilakukan pengujian unidimensionalitas untuk mengetahui validitas dan reliabilitas variabel. Baru setelah itu dilakukan identifikasi model dengan Structural Equation Modeling. Hasil dari analisis data akan disajikan dalam makalah ini, untuk analisis anali selengkapnya disajikan dalam Putri (2010). 1. Uji Multinormalitas Untuk mendapatkan model yang sesuai, terlebih dahulu diuji multinormalitas atau multivariatenormality pada masing-masing masing variabel independen. independen Pengujian dilakukan dengan bantuan macro 13
Minitab untuk mendapatkan nilai t-hitung. Data dikatakan multivariat normal jika diketahui t-hitung tidak kurang dari 50% ( " 0.5). Hasil dari pengujian pada 6 variabel laten disajikan dalam tabel 3. Tabel 3 Hasil pengujian multinormalitas dengan t hitung
No Variabel Laten 1 Relating 2 Impacting 3 Striving 4 Thinking 5 Parent Influence 6 Career preference
Nilai t hitung 0.6067 0.5867 0.5667 0.5733 0.5067 0.6733
kesimpulan Multinormal Multinormal Multinormal Multinormal Multinormal Multinormal
Dari tabel 3, pada kolom kesimpulan disebutkan 6 variabel laten berdistribusi multivariat normal. Setelah data diketahui multinormal, pengujian asumsi dilanjutkan dengan menguji multikolinearitas dan unidimensionalitas data, agar analisis dapat dilanjutkan. 2. Uji Multikolinearitas Untuk menguji ada atau tidaknya korelasi sempurna antar variabel independen, dilakukan uji multikolinearitas pada seluruh variabel laen dengan menggunakan cara manual dengan Ms. Excel. Nilai hitung |X’X| didapatkan dari hasil inversi perkalian matriks X’ dan X. Matriks X merupakan gugus data variabel indikator dari setiap variabel laten. Suatu variabel laten dikatakan tidak memiliki multikolinearitas jika nilai hitungnya tidak mendekati nol. Hasil pengujian multikolinearitas disajikan dalam tabel 4. Tabel 4 Pengujian multikolinearitas variabel laten
Variabel Laten Relating talent Impacting talent Striving talent Thinking talent Parental influence Career preference
|X’X| 7.03866E+16 6.26424E+14 2.20512E+21 4.89476E+27 19,885,798,553 5,816,975,206
Kesimpulan Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas
Dari hasil pengujian multikolinearitas yang tersaji pada tabel 4, melalui kolom keterangan dapat dilihat bahwa tidak terjadi korelasi sempurna diantara variabel independen. Ini menandakan asumsi non-multicolinearity terpenuhi dan dapat dilanjutkan pada tahap selanjutnya untuk mengetahui validitas, reliabilitas konstruk, dan kesesuaian model pengukuran variabel laten. 3. Model pengukuran variabel laten Tahapan analisis selanjutnya adalah mendapatkan model pengukuran, tujuan langkah ini adalah menggambarkan sebaik apa indikator-indikator dapat digunakan sebagai instrumen pengukuran variabel laten. Untuk itu dilakukan dua langkah pengukuran, validitas dan reliabilitas instrumen pengukuran dan kesesuaian model pengukuran yang membentuk variabel laten. a. Valididitas dan Reliabilitas konstruk Pengujian terhadap Valididitas dan Reliabilitas konstruk dilakukan bantuan LISREL, dengan menguji unidimensionalitas setiap variabel laten dengan menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis). Untuk uji validitas, dilihat dari nilai t-hitung setiap variabel indikator. Indikator dinyatakan valid sehingga dapat disimpulkan mampu mengukur variabel laten jika nilai t-hitung lebih besar dari 1.96 (dengan α=5%). Sedangkan pengujian reliabilitas konstruk atau construct reliability (CR) dihitung manual dengan cara yang telah dituliskan pada bagian 2.3, dan dikatakan reliabel jika nilai hitung CR melebihi 70%. Tabel 5 Pengujian validitas dan CR variabel
Variabel Laten Relating talent Impacting talent Striving talent
Validitas t-hitung Semua var > 1.96
14
CR 0.759 0.764 0.835
Keterangan Valid dan reliabel Valid dan reliabel Valid dan reliabel
Lanjutan tabel 5. Thinking talent Parental influence Career preference
t-hitung Semua var > 1.96
0.868 0.85 0.713
Valid dan reliabel Valid dan reliabel Valid dan reliabel
b. Kesesuaian Model Untuk mengetahui kesesuaian model pengukuran yang didapatkan dengan CFA, dilihat 4 kriteria kesesuaian model yang dihasilkan output LISREL. Dari keempat nilai hitung tersebut akan disimpulkan apakah model sesuai atau tidak. Dari nilai P-value dikatakan identik dengan teori jika nilainya lebih besar dari 0.05. Model dikatakan fit jika RMSEA + 0.08, dan nilai hitung GFI dan AGFI " 0.9. Tabel 6. Goodness of fit 6 variabel laten
Variabel Laten Relating talent Impacting talent Striving talent Thinking talent Parental influence Career preference
P-value 0.094 0.419 0.0519 0.00045 0.0036 0.655
RMSEA 0.059 0.0108 0.057 0.068 0.224 0.00
GFI 0.96 0.98 0.95 0.92 0.97 1.00
AGFI 0.92 0.95 0.91 0.87 0.74 0.99
Keterangan Model fit & identik dengan teori Model fit & identik dengan teori Model fit & identik dengan teori Model fit namun berbeda dengan teori Model tidak sesuai & berbeda dengan teori Model fit & identik dengan teori
4. Pemodelan Dimensi Bakat Secara teori, bakat terdiri atas 4 tema bakat yang terdiri atas 34 indikator, dan 4 tema bakat. Hasil analisis terhadap 4 tema bakat yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel-variabel laten tersebut memiliki model yang fit, valid, dan reliabel sehingga dapat dilanjutkan pada analisis selanjutnya yaitu second order confirmatory factor analysis (2nd order CFA). Analisis lanjutan ini dimaksudkan untuk menguji ketepatan teori bakat untuk diterapkan untuk menilai bakat mahasiswa Surabaya. Tabel 7 Goodness of fit variabel laten talent
Kriteria Ketepatan Model 2nd order 2 χ (chi-squared) P-value RMSEA GFI AGFI
Nilai Kritis " 0.05 + 0.08 " 0.9 " 0.9
Hasil Model 800.51 0.00 0.064 0.76 0.71
Keterangan Data empiris berbeda dengan teori Model fit Model kurang fit Model kurang fit
5. Model struktural Dalam penelitian ini, diduga adanya pengaruh yang diberikan oleh orang tua terhadap bakat karir yang dimiliki mahasiswa Surabaya. Pada analisis sebelumnya, telah dilakukan analisis unidimensionalitas variabel laten dengan CFA dan 2nd order CFA. Dimana seluruh variabel indikator yang digunakan untuk memprediksi besaran variabel telah dinyatakan valid dan reliabel. Untuk mengetahui pemodelan yang diduga, akan dilanjutan dengan Structural Equation Modelling (SEM). Analisis yang dilakukan terhadap rumusan permasalahan penelitian dapat dilihat dari hubungan yang diprediksi antara bakat, dengan peran orang tua dalam mempengaruhi bakat tersebut. Gambar hubungan lengkap penelitian dapat dilihat pada gambar 5. Sedangkan model struktural dari hasil output lisrel disajikan sebagai berikut. . 5 6 0
0.94 0 3.86 . 1.02 0 0.93 0 0.94 0 5 1.1 0 6 0.99 0
15
Tabel 8 Goodness of fit variabel laten talent
Kriteria Ketepatan Model χ2 (chi-squared) P-value RMSEA GFI AGFI
Nilai Kritis
Hasil Model 1866.55 0.00 0.093 0.63 0.58
" 0.05 + 0.08 " 0.9 " 0.9
Keterangan Data empiris berbeda dengan teori Model cukup fit Model kurang fit Model kurang fit
Dari hasil analisis yang dilakukan dengan SEM, didapatkan nilai kriteria ketepatan model seperti pada tabel 8. Empat kriteria yang ditentukan untuk menilai ketepatan model menyatakan model tidak fit dan data berbeda dengan teori yang ada.
relat -10.72
impact -16.80
9.34
4.23 4.15 3.54 3.47 2.41 4.68
3.30 3.06 3.22 3.04 3.46
communic
6.85
empathy
7.02
harmony
7.14
includer
7.74
individu
7.90
relator
8.02
responsi
6.40
command
7.92
competit
7.37
develope
7.86
maximize
6.11
positivi
6.77
wow
6.99
achiever
8.19
activato
9.08
adaptabl
7.56
belief
7.21
discipli
7.84
RPJob talent 3.41
9.27
PJMirror -2.06 3.23
parent 8.19 4.87
Autho
-17.25 9.11 -14.02
3.27
striv
love
-9.53
think 5.95
4.03 5.79 4.98 3.93 5.64 6.17 6.26 4.26
4.98 4.59 3.91 3.54 3.94 4.62 5.40 4.92 5.13 4.96 5.21
focus
7.39
restorat
7.53
self ass
7.19
signific
7.69
analytic
8.72
arranger
7.63
connect
8.06
consiste
8.49
context
8.80
delibera
8.28
futurist
7.29
ideation
6.40
input
8.18
intellec
9.18
learner
8.12
strategi
6.71
support
7.68
career 2.61 3.04 2.90
Gambar 5 diagram jalur model struktural dengan nilai t-hitung
16
expect
9.17
BOIntrst
4.34
BOAbil
4.52
4.3
Penerapan dan Kesesuaian Pengukuran Bakat Karir Mahasiswa Setelah model didapatkan, diperlukan pengujian yang lebih aplikatif, dengan cara menerapkan hasil pemodelan ke data observasi. Pada bagian ini akan dijelaskan secara singkat langkah mendapatkan prediksi dari hasil pengamatan. Penerapan model dilakukan pada 150 data yang digunakan sebagai pembentuk model, ditambah 20 data baru. Dari total 170 pengamatan, masing-masing variabel bakat dikalikan oleh faktor skor yang didapatkan dari hasil pemodelan. Variabel yang telah diboboti faktor skor memiliki nilai baru yang disebut skor. Dari ke-34 skor bakat, diurutkan dan didapatkan 5 variabel bakat dengan skor tertinggi. 5 variabel tersebut dijadikan sebagai hasil observasi terhadap bakat. Pencocokan dilakukan dari bakat karir observasi dengan prediksi bakat-bakat yang dimiliki karir yang bersangkutan dari teori Gallup. Dengan 5 variabel yang digunakan untuk memprediksi, didapatkan 95 dari 170 pengamatan (=55.88%) berhasil diidentifikasi sesuai bakat karirnya. Pada gambar 6, ditunjukkan observasi dengan bakat karir sebagai arsitek. 5 variabel tertinggi adalah bakat ke20,32,34,11, dan 30 (ditunjukkan lewat garis vertikal putus-putus). Menurut teori gallup, bakat yang bersesuaian dengan karir sebagai arsitek adalah bakat ke-19 dan 30. Berarti pada observasi ini disimpulkan bahwa bakat teridentifikasi. S kor Bakat Arsitek iv. 1 1
ii. 3 2
i. 2 0 v. 3 0
5
iii. 3 4
4
ba=3 .6 7 9
skor
3
bb=2 .2 0 5 2
1
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
3
2
3
3
3
4
baris
Gambar 6 Penerapan model pada observasi arsitek
V.
Kesimpulan dan Saran
5.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada tujuan penelitian, didapatkan 3 poin kesimpulan sebagai berikut. 1. Mahasiswa PTN dan PTS di Surabaya yang mengambil program sarjana memiliki bakat yang menonjol dalam memulai dan menjalin hubungan dengan individu lain (relating talent). Terutama kecenderungan untuk menerima dan memberi peran untuk hubungan organisasi atau kelompok, yang juga terwujud dalam sikap yang bersahabat, dan mencoba memahami individu secara unik. Di sisi sebaliknya, mahasiswa Surabaya menyatakan kurang mampu memotivasi diri merealisasikan sesuatu agar menjadi lebih baik (striving talent). Terutama dalam hal kedisiplinan yang memiliki skor rata-rata paling rendah. 2.
Dalam pemodelan bakat mahasiswa, peran orang tua tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini sangat mungkin disebabkan oleh kurangnya jumlah data yang mewakili bakat-bakat yang diidentifikasi. Kemungkinan kedua, adalah mahasiswa Surabaya memiliki banyak bakat, yang belum meruncing pada salah satu diantaranya secara dominan, sehingga menyebabkan variansi yang besar
3.
Pada penerapan hasil pemodelan pada 170 data observasi, didapatkan hasil pengukuran tidak dapat dikatakan akurat. Ada 2 kemungkinan yang menjadi penyebabnya, pertama dikarenakan kurangnya jumlah data yang diuji, sehingga kesalahan maupun ketepatan observasi tidak mutlak. Penyebab yang kedua adalah dikarenakan model yang tidak sesuai, seperti yang telah disimpulkan pada kesimpulan poin 2.
17
5.2.
Saran Berdasarkan teori dan hasil analisis yang telah dilakukan dan tertulis dalam laporan ini, disarankan untuk dilakukan penelitian selanjutnya. Supaya dapat dirumuskan bahasa baru untuk membaca bakat, secara aplikatif pada mahasiswa dengan kondisi serta demografi kota Surabaya, berikut adalah saran yang perlu diperhatikan untuk melanjutkan penelitian. 1. Menambah jumlah sampel (n) serta memproporsionalkan jumlah sampel berdasarkan bakat karir.untuk mendapatkan gambaran populasi secara akurat. 2. Modifikasi teori dan tata bahasa pernyataan dalam kuisioner untuk menghindari keragu-raguan serta ambiguitas responden yang dapat menyebabkan bias. VI.
Daftar Pustaka
As'ad, M. (2002). Psikologi Industri (4 ed.). Yogyakarta: Liberti. Dill, J. (1978). Child Psychology In Contemporary Society. Boston: Holbrook Press Inc. Dunn, G., Everitt, B., & Pickles, A. (1993). Modelling Covariances and Latent Variables Using EQS. London: Chapman & Hall. Ferdinand, A. (2002). Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro. Ghozali, I., & Fuad. (2005). Structural Equation Modeling. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hair, J. F., Anderson, R. E., Black, W. C., & Tatham, R. (1998). Multivariate Data Analysis (5 ed.). New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Malhotra, N. (2009). Riset Pemasaran. Jakarta: Indeks. Putri, R. R. (2010). Pendugaan Bakat Karir Mahasiswa Berdasarkan Pengaruh Faktor Orang Tua dengan Structural Equation Modeling. Surabaya. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumarsono, S. (2004). Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
18