PENGUJIAN EMPIRIS TERHADAP HUBUNGAN TWIN DEFICITS DI INDONESIA DENGAN ANALISIS STRUCTURAL BREAK (Studi Kasus Tahun 1981 s.d. 2011)
JURNAL ILMIAH Disusun oleh :
Umi Salamah 0910212027
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul : PENGUJIAN EMPIRIS TERHADAP HUBUNGAN TWIN DEFICITS DI INDONESIA DENGAN ANALISIS STRUCTURAL BREAK (Studi Kasus Tahun 1981 s.d. 2011)
Yang disusun oleh : Nama
:
Umi Salamah
NIM
:
0910212027
Fakultas
:
Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
:
S1 Ilmu Ekonomi
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 14 Mei 2013
Malang, Mei 2013 Dosen Pembimbing,
Dr. Ghozali Maski, S.E., M.S. NIP. 19580927 198601 1 002
PENGUJIAN EMPIRIS TERHADAP HUBUNGAN TWIN DEFICITS DI INDONESIA DENGAN ANALISIS STRUCTURAL BREAK (Studi Kasus Tahun 1981 s.d. 2011) Umi Salamah, Ghozali Maski Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email:
[email protected]
ABSTRACT The aim of this study is to examine the existence of twin deficits relationship in Indonesia for the period 1981-2011 and effect of structural break on that relationship. Twin deficits hypothesis states that an increase in the budget deficit will cause a similar increase in current account deficit. The existence of this relationship is believed can disrupt macroeconomic sustainability in the long-run. This study used Vector Error Correction Model (VECM) and budget deficit, current account deficit, interest rate, exchange rate, and inflation data. Empirical results show a negative relationship between budget deficit and current account deficit in the long-run and reject the existence of twin deficits relationship in Indonesia. This finding is also supported by structural break result (dummy coefficient) that affect budget deficit and current account deficit significantly with opposite sign. Keywords: Budget deficit, current account deficit, twin deficits, structural break, VECM
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji keberadaan hubungan twin deficits di Indonesia pada periode 1981-2011 dan pengaruh structural break pada hubungan tersebut. Twin deficits hypothesis menyatakan bahwa peningkatan budget deficit akan menyebabkan peningkatan yang sama pada current account deficit. Keberadaan hubungan ini diyakini dapat membahayakan sustainabilitas makro ekonomi dalam jangka panjang. Penelitian ini menggunakan Vector Error Correction Model (VECM) dan data budget deficit, current account deficit, tingkat bunga, nilai tukar, dan inflasi. Hasil empiris menunjukkan adanya hubungan negatif antara budget deficit dan current account deficit dalam jangka panjang dan menolak dugaan adanya hubungan twin deficits di Indonesia. Hubungan ini diperkuat dengan hasil uji structural break (koefisien dummy) yang berpengaruh signifikan pada budget deficit dan current account deficit dengan tanda koefisien yang berlawanan. Kata Kunci : Budget deficit, current account deficit, twin deficits, structural break, VECM
A. LATAR BELAKANG Sebagian besar negara berkembang melakukan kebijakan fiskal yang bersifat ekspansif untuk menstimulasi perekonomian negaranya dengan menggunakan kebijakan anggaran yang defisit. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas harga/inflasi. Akan tetapi dalam perkembangannya kebijakan fiskal ini juga berpengaruh terhadap variabel ekonomi lainnya seperti menurunnya saldo transaksi berjalan/defisit. Perdebatan pengaruh defisit anggaran (selanjutnya disebut budget deficit) pada defisit transaksi berjalan (selanjutnya disebut current account deficit) telah menjadi isu utama dan perhatian serius para pengambil kebijakan dan akademisi. Perdebatan ini dilandasi pengalaman negara Amerika pada tahun 1980-an yang mengalami current account deficit bersamaan dengan terjadinya budget deficit sebagai dampak kebijakan tax cut pemerintah yang mengakibatkan penerimaan negara turun signifikan diikuti dengan apresiasi nilai dolar yang lebih dikenal dengan โtwin deficitsโ atau defisit kembar.
Keberadaan budget deficit dan current account deficit yang terlalu besar dan persisten diyakini dapat mengganggu sustainabilitas makroekonomi suatu negara dalam jangka panjang (Lau et al., 2010 dan Baharumshah et al., 2009). Peningkatan pada kedua defisit dapat mendorong peningkatan utang sebagai alternatif pembiayaan yang selanjutnya dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat dan menghambat pembangunan ekonomi (Anoruo dan Ramchander, 1998). Budget deficit dan current account deficit juga dianggap sebagai akar penyebab terjadinya Krisis Utang Eropa dan Krisis Asia 1997/1998. Hubungan antara budget deficit dan current account deficit dilatarbelakangi oleh dua teori besar dalam ilmu ekonomi. Pertama, hipotesis konvensional/twin deficits hypothesis yang didasari teori perekonomian terbuka Mundell-Fleming yang menyatakan adanya hubungan positif dari budget deficit ke current account deficit dalam jangka panjang melalui tingkat bunga dan nilai tukar dan Keynesian absorption melalui permintaan agregat. Kedua, Ricardian equivalence yang meyakini bahwa kedua defisit bersifat independen/tidak ada hubungan (Bagheri et al., 2012; Baharumshah et al., 2009; Pahlavani dan Saleh, 2009). Pola hubungan antara budget deficit dan current account deficit memiliki implikasi penting terhadap pengambilan kebijakan ekonomi untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan. Misalnya, jika terbukti hubungan antara kedua defisit mengikuti twin deficits hypothesis maka untuk mengatasi masalah current account deficit, kebijakan ekonomi harus diarahkan untuk menurunkan budget deficit terlebih dahulu, dan sebaliknya (Anoruo dan Ramchander, 1998). Penelitian mengenai hubungan antara budget deficit dan current account deficit telah banyak dilakukan di berbagai negara termasuk Indonesia dengan periode dan pendekatan yang berbeda. Akan tetapi banyak dari penelitian tersebut yang mengabaikan masalah structural break yang terjadi dalam perekonomian dan berpengaruh terhadap variabel penelitian. Holmes (2011) dan Bagnai (2006) menekankan bahwa pengabaian terhadap masalah structural break dalam analisis data dapat mengarahkan kepada hasil penelitian yang bias. Sedangkan Hakro (2009) dan Abell dalam Bagheri et al. (2012) lebih menekankan pada pemilihan variabel mediasi dimana budget deficit tidak memiliki hubungan yang bersifat langsung dengan current account deficit. Penelitian ini selanjutnya dimaksudkan untuk menguji keberadaan twin deficits di Indonesia selama periode penelitian dan pengaruh structural break terhadap hubungan antara budget deficit dan current account deficit. B. TELAAH PUSTAKA Hubungan Twin Deficits dalam Pendapatan Nasional Pemerintah seringkali melakukan kebijakan anggaran yang bersifat ekspansif dan mengakibatkan budget deficit. Budget deficit dapat terjadi jika peningkatan pengeluaran pemerintah di satu sisi tidak diimbangi dengan peningkatan penerimaan pemerintah di sisi lainnya. Berdasarkan literatur mengenai perekonomian terbuka, budget deficit diyakini dapat mengakibatkan terjadinya defisit pada current account. Hubungan ini dapat dijelaskan melalui persamaan identitas pendapatan nasional sebagai berikut: ๐ = ๐ถ + ๐ผ + ๐บ + (๐ฅ โ ๐)
(1)
dimana Y adalah pendapatan nasional, C adalah konsumsi swasta, I adalah investasi, G adalah pengeluaran pemerintah, x adalah ekspor, dan m adalah impor barang dan jasa. Karena Y - C โ G = S dan S = Sg + Sp, sedangkan ๐ ๐ = ๐ โ ๐บ โ ๐๐ dan ๐ ๐ = ๐ โ ๐ถ โ ๐, maka: ๐ถ๐ด = ๐ ๐ โ ๐ผ + (๐ โ ๐บ โ ๐๐)
(2)
Sisi sebelah kiri merupakan keseimbangan eksternal, sedangkan sebelah kanan adalah keseimbangan internal. Jika nilai Sp dan I pada persamaan (2) diatas konstan sepanjang waktu maka fluktuasi yang terjadi pada public saving (budget) akan tercermin pada fluktuasi nilai CA dan terjadi twin deficits. Sebaliknya, jika nilai Sp dan I tidak konstan sepanjang waktu maka penurunan public saving akan direspon dengan peningkatan private saving sehingga CA tidak berubah atau terjadi Ricardian equivalence (Thomas dan Abderrezak dalam Merza et al., 2012).
Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada, hubungan antara budget deficit dengan current account deficit masih kontroversial dan ambigu. Secara teori setidaknya ada empat bentuk kemungkinan hubungan di antara kedua defisit yaitu: hubungan satu arah dari budget deficit ke current account deficit, current account deficit ke budget deficit, hubungan dua arah pada kedua defisit, dan independen/tidak berhubungan. Hubungan tersebut diuraikan sebagai berikut: 1.
Hipotesis Konvensional Twin Deficits
Hipotesis konvensional mengenai hubungan twin deficits dapat dijelaskan melalui dua teori dasar. Pertama, berdasarkan teori Keynesian absorption yang menyatakan bahwa peningkatan budget deficit mendorong peningkatan aggregate demand dan pendapatan nasional yang mengakibatkan terjadinya peningkatan impor dan memperburuk current account. Kedua, berdasarkan Mundell-Fleming framework yang menyatakan bahwa peningkatan budget deficit pemerintah akan mengakibatkan turunnya tabungan nasional yang mendorong naiknya tingkat bunga domestik dan menarik capital inflows. Peningkatan capital inflows mengakibatkan permintaan mata uang domestik meningkat dan mendorong terjadinya apresiasi. Apresiasi mata uang domestik selanjutnya mendorong terjadinya peningkatan impor dan penurunan ekspor sehingga current account memburuk (Bagheri et al., 2012). Model Mundell-Fleming membedakan pengaruh ekspansi fiskal pemerintah berdasarkan sistem nilai tukar yang diterapkan dalam perekonomian sebuah negara dengan asumsi mobilitas modal yang bersifat sempurna. Pada sistem nilai tukar tetap, kebijakan fiskal ekspansif pemerintah menggeser kurva IS ke kanan dan menaikkan tingkat bunga yang kemudian menarik capital inflows. Kenaikan capital inflows meningkatkan permintaan terhadap mata uang domestik dan mengakibatkan terjadinya apresiasi nilai tukar. Untuk mengembalikan nilai tukar pada posisi yang telah ditetapkan, Bank Sentral harus menambah jumlah uang yang beredar. Penambahan jumlah uang beredar selanjutnya akan menggeser kurva LM ke kanan dan mengembalikan tingkat bunga domestik dan nilai tukar ke posisi semula, sementara pendapatan nasional meningkat dari Y1 ke Y 2. Gambar 1: Pengaruh Ekspansi Fiskal terhadap Pendapatan Nasional pada Sistem Nilai Tukar Tetap Interest rate, r
LM*1
IS*1
Y1
Y2
LM*2
BP IS*2
Pendapatan, output, Y
Sumber: Vyshnyak (2000) Walaupun nilai tukar kembali ke posisi semula, peningkatan pendapatan nasional tetap mendorong naiknya aggregate demand dan impor dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang, apresiasi riil mata uang domestik akan menurunkan daya saing ekspor dan meningkatkan impor yang memperburuk current account (Vyshnyak, 2000). Berbeda dengan sistem nilai tukar tetap, ekspansi fiskal yang dilakukan pemerintah pada nilai tukar mengambang tidak dapat mempengaruhi pendapatan nasional. Ekspansi fiskal pemerintah menggeser kurva IS ke kanan dan mendorong naiknya tingkat bunga domestik yang selanjutnya menarik capital inflows. Dengan jumlah uang beredar tetap, peningkatan capital inflows mendorong terjadinya apresiasi nilai tukar domestik yang mengakibatkan mahalnya produk
domestik di luar negeri dan turunnya ekspor, sementara di sisi lain permintaan impor akan meningkat sehingga current account memburuk dan mengembalikan kurva IS dan Y ke posisi semula. Gambar 2: Pengaruh Ekspansi Fiskal terhadap Pendapatan Nasional pada Sistem Nilai Tukar Mengambang Interest rate, r
LM*
r*
r
B A,C IS1*
Y
IS2*
BP
Pendapatan nasional, Y
Sumber: Gartner (1993) dan Vyshnyak (2000) Hasil penelitian yang mendukung teori ini diantaranya adalah Vyshnyak (2000) yang menemukan adanya hubungan twin deficits pada budget deficit dan current accout deficit di negara Ukraina, Salvatore (2006) pada negara anggota G-7, dan Hakro (2009) yang menemukan bahwa budget deficit mempengaruhi current account di negara Pakistan melalui variabel inflasi, tingkat bunga, dan nilai tukar. Selain itu, Bagheri et al. (2012) juga menemukan hubungan yang sama pada perekonomian negara Iran. 2.
Reverse Causation atau Current Account Targeting
Bentuk hubungan yang kedua adalah hubungan satu arah dari current account deficit ke budget deficit, hubungan ini berlawanan dengan asumsi twin deficits sehingga dikenal dengan reverse causation. Posisi current account yang terus memburuk dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan pendapatan nasional karena dapat mengurangi cadangan devisa atau bahkan meningkatkan utang sebagai sumber pembiayaan. Penurunan pendapatan nasional diikuti peningkatan akumulasi utang selanjutnya akan membebani anggaran pemerintah sehingga terjadi budget deficit (Kalou dan Palaelogou, 2012). Sedangkan menurut Anoruo dan Ramchander (1998), hubungan ini biasanya terjadi pada negara berkembang dimana pemerintah akan cenderung memperbesar pengeluarannya untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan perdagangan terutama jika dianggap dapat mengancam industri manufaktur domestik dan market share di luar negeri. Penelitian yang memberikan hasil sama dengan penjelasan di atas antara lain adalah penelitian Ardiyanto (2006) dengan menggunakan metode VAR pada negara Indonesia periode 1981-2004, Bose dan Jha (2011) pada perekonomian negara India, juga Kalou dan Palaelogou (2012) pada negara Yunani. 3.
Ricardian Equivalence
Pemikiran utama dari hipotesis ini adalah tidak adanya hubungan antara budget deficit dengan current account deficit sehingga peningkatan budget deficit tidak akan berpengaruh terhadap tingkat bunga, nilai tukar, dan current account. Dengan menggunakan asumsi bahwa informasi sempurna dan masyarakat berpikir secara rasional, peningkatan budget deficit pemerintah sebagai dampak pemotongan pajak pada waktu sekarang akan mendorong pemerintah untuk menaikkan pajak pada waktu yang akan datang untuk membayar utang atas pengeluaran yang dilakukan pada saat ini sehingga masyarakat akan menyimpan tambahan pendapatan dari kebijakan pemotongan pajak untuk mengantisipasi kenaikan pajak pada masa depan. Akibatnya, penurunan tabungan
nasional karena penurunan tabungan pemerintah akan tertutupi dengan peningkatan tabungan swasta/masyarakat dengan jumlah yang sama. Hipotesis ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Kufmann et al. (1999) di negara Austria dengan menggunakan variabel current account, budget balance, government spending, term of trade, long term interest rate, labor productivity, GDP, dan German industrial production sebagai proksi foreign income. 4.
Feldstein-Horioka Puzzle
Hubungan yang terakhir adalah hubungan dua arah antara budget deficit dan current account deficit. Hubungan ini didasari hasil penelitian dari Feldstein dan Horioka yang menemukan adanya korelasi yang kuat antara tabungan dengan investasi domestik. Padahal, di bawah asumsi mobilitas modal yang sempurna seharusnya investasi domestik berkorelasi lemah dengan tabungan domestik karena investasi domestik dapat dibiayai dari tabungan luar negeri. Menurut Baharumshah dan Lau (2004), jika budget deficit pemerintah dalam sebuah perekonomian yang menganut sistem nilai tukar tetap dibiayai dengan pinjaman luar negeri (pasar internasional) yang terlalu besar maka akan terjadi ekspansi moneter yang mendorong terjadinya ketidakseimbangan pada pasar uang dan berakibat pada memburuknya current account. Sementara jika harga ekspor meningkat karena kenaikan permintaan dunia maka saldo current account akan membaik, peningkatan ini juga dapat mendorong naiknya penerimaan pemerintah dari penerimaan ekspor sehingga budget deficit turun. Hubungan di atas didukung oleh hasil penelitian Pahlavani dan Saleh (2009) pada negara Filipina dengan menggunakan data budget balance dan current account balance, Baharumshah dan Lau (2004) pada negara Malaysia. Taban dan Atlintaแถ (2011) juga menemukan adanya hubungan dua arah pada kedua defisit, dimana di satu sisi budget deficit mempengaruhi current account deficit, dan di sisi lain current account mempengaruhi budget deficit melalui variabel investasi. Sementara itu, penelitian twin deficits yang menggunakan uji formal terhadap masalah structural break dilakukan oleh Bagnai (2006), Baharumshah dan Lau (2009), serta Kalou dan Palaelogou (2012). Bagnai (2006) menemukan bahwa structural break memberikan hasil yang lebih jelas mengenai hubungan jangka panjang mengenai current account deficit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kalou dan Palaelogou (2012) menemukan adanya masalah structural break pada data penelitian yang secara statistik berpengaruh signifikan pada hubungan kedua defisit. Sedangkan Baharumshah dan Lau (2009) menemukan adanya hubungan twin deficits pada negara Indonesia setelah memasukan structural break pada analisis data, hasil ini berbeda dengan penelitian Lau et al. (2010), Ardiyanto (2006), Anoruo dan Ramchander (1998) yang menemukan adanya hubungan positif dari current account ke budget deficit di Indonesia. C. METODE PENELITIAN Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari instansi atau lembaga, antara lain International Financial Statistic (IFS), Asian Development Bank (ADB), Bank Indonesia (BI), dan Kementerian Keuangan. Data dalam bentuk runtut waktu (time series) tahunan dari tahun 1981 sampai dengan 2011. Untuk mengidentifikasi adanya hubungan twin deficits di Indonesia digunakan variabel utama berupa budget deficit dan current account deficit, variabel mediasi berupa interest rate, exchange rate, dan inflasi. Sedangkan metode ekonometrika yang digunakan adalah Vector Auto Regressive (VAR)/ Vector Error Correction Model (VECM). Definisi operasional dari penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: a.
b.
Budget deficit (BD) adalah selisih antara penerimaan dengan pengeluaran pemerintah dalam satu tahun yang dipersentasekan terhadap produk domestik bruto (PDB) (Kalou dan Palaelogou, 2012). Data bersumber dari international Financial Statistic of IMF, Asian Development Bank, dan Kementerian Keuangan. Current account deficit (CAD) adalah selisih antara nilai ekspor dan impor dari barang, jasa, dan transfer dalam satu tahun yang dipersentasekan terhadap PDB (Kalou dan Palaelogou, 2012). Data bersumber dari International Financial Statistic of IMF dan Bank Indonesia.
c. d. e.
Interest rate (IR) adalah tingkat bunga simpanan/deposit interest rate (Ardiyanto, 2006). Data bersumber dari International Financial Statistic of IMF. Exchange rate (ER) adalah nilai tukar nominal rata-rata dalam satu tahun (Ardiyanto, 2006). Data bersumber dari international Financial Statistic of IMF. Inflasi (P) adalah consumer price index rata-rata dalam satu tahun (Hakro, 2009; Anoruo dan Ramchander, 1998). Data bersumber dari International Financial Statistic of IMF. D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan analisa Vector Error Correction Model (VECM), terlebih dahulu dilakukan pengujian akar unit untuk mengetahui stasionaritas data, penentuan lag optimal, dan hubungan kointegrasi untuk mengetahui keberadaan keseimbangan jangka panjang antar variabel. Uji Stasioneritas Pengujian stasioneritas dilakukan dengan dua metode yaitu ADF dan Zivot-Andrews test. Pengujian dengan Zivot-Andrews test dimaksudkan untuk mengakomodir kelemahan dari uji ADF dimana data penelitian mengandung masalah structural break. Dari tabel hasil uji ADFditemukan bahwa beberapa variabel telah stasioner pada tingkat level (P dan BD) dengan nilai t-statistic lebih besar dari critical value-nya, sedangkan variabel lainnya baru stasioner pada tingkat first difference-nya. Tabel 1: Hasil Uji Stasioneritas dengan Uji ADF
Variabel BD CAD IR ER P
Level Critical Value First Difference Critical Value -3.438598 (Level) -4.296729 (1%) -6.825170 (1st-4.309824 (1%) Diff) -3.026544 -3.568379 (5%) -5.698363 -3.574244 (5%) -2.690305 -3.218382 (10%) -5.927049 -3.221728 (10%) -2.433039 -6.539270 -4.547893 -6.468325
Sumber: Data mentah, diolah. Pengujian akar unit dengan menggunakan uji Zivot-Andrews menunjukkan bahwa hampir semua variabel stasioner dengan waktu break pada tahun 1998 kecuali pada variabel interest rate. Hal ini menjadi indikasi awal bahwa masalah structural break memang berpengaruh terhadap data penelitian. Tabel 2: Hasil Uji Stasioneritas dengan Uji Zivot-Andrews
Variabel BD CAD IR ER P
Nilai Chosen Break Point -5.242586 1998 t-statistic -6.792429 1998 -4.365111 2000 -14.66563 1998 -6.677919 1998
Critical Value 1% (-5.57) 5% (-5.08) 10% (-4.82)
Kesimpulan Stasioner Stasioner Non stasioner Stasioner Stasioner
Sumber: Data mentah, diolah. Selanjutnya, untuk memperkuat keberadaan structural break maka hasil uji dari ZivotAndrews dapat dibandingkan dengan hasil uji Chow. Berdasarkan hasil uji Chow diketahui bahwa structural break tahun 1998 secara signifikan (probabilitas Chi-Square kurang dari 5%) terdapat pada seluruh variabel penelitian sehingga pada estimasi selanjutnya digunakan variabel dummy untuk mewakili kondisi tersebut. Variabel dummy bernilai nol untuk periode sebelum structural break (1981-1997) dan bernilai satu untuk periode break dan setelahnya (1998-2011).
Tabel 3: Hasil Uji Break Point dengan Chow Test
Chow Breakpoint Test: 1998 Null Hypothesis: No breaks at specified breakpoints Varying regressors: All equation variables Equation Sample: 1981 2011 F-statistic Log likelihood ratio Wald Statistic
3.556558 19.01708 17.78279
Prob. F(5,21) Prob. Chi-Square(5) Prob. Chi-Square(5)
0.0174 0.0019 0.0032
Sumber: Data mentah, diolah. Penentuan Lag Optimal Penentuan panjang lag digunakan untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh sebuah variabel agar dapat merespon perubahan yang terjadi pada variabel lainnya. Pemilihan lag menjadi sangat penting karena pemilihan lag yang tepat dapat menghasilkan residual yang terbebas dari masalah autokorelasi dan heteroskedastisitas. Tabel 4: Uji Lag Optimal
Lag LogL
LR
0 1 2
NA 659.8444 20.68125 117.1284* 23.42419* 17.31285 33.65695 23.97971 17.16716*
-294.8782 -221.0363 -193.9238
FPE
AIC
SC
HQ
20.91699 18.72729* 19.76031
20.75508 17.75584* 17.97930
Sumber: Data mentah, diolah. Berdasarkan tabel di atas, panjang lag optimal yang disarankan oleh kriteria LR, FPE, SC, dan HQ adalah lag satu, sedangkan untuk kriteria AIC adalah dua. Sehingga lag optimal yang digunakan dalam penelitian ini adalah lag satu. Uji Kointegrasi Pengujian kointegrasi dilakukan untuk mengetahui keberadaan hubungan jangka panjang di antara variabel-variabel yang diteliti. Jika variabel-variabel dalam penelitian ini terbukti terkointegrasi, maka terdapat hubungan yang stabil/keseimbangan dalam jangka panjang. Hasil uji kointegrasi menunjukkan adanya satu vektor kointegrasi karena nilai Trace Statistic dan Max-Eigen Statistic lebih besar dari nilai kritisnya pada tingkat signifikansi 1%. Hal ini menunjukkan adanya keseimbangan jangka panjang antara variabel budget deficit, current account deficit, interest rate, exchange rate, dan inflasi.
Tabel 5: Uji Kointegrasi
Hypothesized No. of CE(s) None * At most 1 At most 2 At most 3 At most 4 Hypothesized No. of CE(s) None * At most 1 At most 2 At most 3 At most 4
Eigenvalue 0.845183 0.599108 0.363805 0.195699 0.056488 Eigenvalue 0.845183 0.599108 0.363805 0.195699 0.056488
Trace Statistic 101.7249 47.62498 21.11718 8.001916 1.686252 MaxEigen Statistic 54.09989 26.50780 13.11526 6.315664 1.686252
0.05 Critical Value 69.81889 47.85613 29.79707 15.49471 3.841466 0.05 Critical Value 33.87687 27.58434 21.13162 14.26460 3.841466
Prob.** 0.0000 0.0525 0.3504 0.4652 0.1941 Prob.** 0.0001 0.0682 0.4417 0.5731 0.1941
Sumber: Data mentah, diolah. Estimasi Vector Error Correction Model Berdasarkan hasil uji stasioneritas dan kointegrasi sebelumnya, diketahui bahwa tidak semua variabel stasioner pada derajat levelnya dan menunjukkan adanya vektor kointegrasi sehingga proses analisis data selanjutnya dilakukan dengan menggunakan prosedur VECM. Analisis data dengan VECM dapat menunjukkan persamaan jangka pendek dan jangka panjang dari variabel penelitian. Hasil persamaan jangka panjang ditunjukkan dalam persamaan kointegrasi pada tabel 6 di bawah ini: Tabel 6: Persamaan Kointegrasi
Normalized Co-integration coefficient t-statistic Co-integration Equation
CAD(-1) 1.00000
BD(-1)
ER(-1)
IR(-1)
P(-1)
3.0999
-0.0001
0.0018
-0.0125
7.08054 ***
-25.9335 ***
1.51873
-12.1666 ***
C 0.6339
CAD = 0.6339 โ 3.0999BD + 0.0001ER โ 0.0018IR + 0.0125P
Sumber: Data mentah, diolah. Keterangan : *** menunjukan signifikan pada tingkat 1% Persamaan kointegrasi di atas menunjukkan bahwa hampir semua variabel secara statistik memiliki hubungan jangka panjang dengan variabel current account deficit kecuali variabel interest rate. Sedangkan dari koefisien budget deficit diketahui bahwa terdapat hubungan negatif di antara kedua defisit. Hasil ini mengarahkan pada ditolaknya keberadaan twin deficits di Indonesia pada periode penelitian. Berdasarkan hasil estimasi persamaan jangka pendek diketahui bahwa nilai error correction term/ECT pada persamaan budget deficit dan current account deficit secara statistik signifikan dan valid karena bernilai antara nol dan satu. Artinya, terdapat mekanisme koreksi terhadap ketidakseimbangan yang terjadi pada jangka pendek dari budget deficit dan current account deficit menuju keseimbangan jangka panjangnya. Selain itu, variabel dummy secara statistik juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel budget deficit dan current account deficit dengan tanda yang berlawanan. Hasil ini semakin memperkuat keberadaan hubungan negatif di antara kedua defisit.
Tabel 7: Hasil Estimasi Persamaan Jangka Pendek
Variabel C D(CAD(-1)) D(BD(-1)) D(ER(-1)) D(IR(-1)) D(P(-1)) D98 ECT R-Square
D(CAD) -0.018 -0.075 -0.145 0.000003 0.0004 0.0002 0.04 0.057 0.18
t-statistic
D(BD)
-1.54488 -0.32955 -0.49689 0.50023 0.32352 0.19406 1.81717** 1.95329**
t-statistic
0.019 -0.021 -0.327 -0.000004 -0.0014 0.0004 -0.036 -0.047 0.44
2.73010*** -0.15178 -1.84935** -1.00223 -1.74010** 0.79094 -2.72042*** -2.64413***
Sumber: Data mentah, diolah. Keterangan : ***, ** secara berurutan menunjukan signifikan pada tingkat 1%, 5% Impulse Response Function Impulse Response Function (IRF) digunakan untuk mengukur perubahan atau goncangan yang terjadi pada salah satu variabel (impulse) pada waktu t dan memprediksi efeknya terhadap variabel lain (response) pada waktu t, t+1, t+2, dst (Merza et al., 2012). Berdasarkan gambar 3 di bawah, variabel CAD baru mulai merespon shock yang terjadi pada hampir seluruh variabel pada pertengahan periode pertama. Variabel CAD merespon positif shock yang terjadi pada variabel BD, IR, dan merespon negatif shock dari variabel ER dan P hingga periode ketiga, sementara pada periode selanjutnya respon CAD cenderung konstan. Gambar 3: Hasil Impulse Response Variabel CAD terhadap Shock CAD dan Variabel Lain Response of CAD to Cholesky One S.D. Innovations .020
.016
.012
.008
.004
.000
-.004 1
2
3
4
5 CAD IR
6 BD P
7
8
9
10
ER
Sumber: Data mentah, diolah. Variance Decomposition Variance Decomposition menjelaskan proporsi dari pergerakan suatu series yang disebabkan oleh kejutan yang berasal dari variabel itu sendiri dibandingkan dengan kejutan dari variabel lain (Enders, 2004). Berdasarkan tabel di bawah tampak bahwa forecast error variance dari current account deficit sejak periode pertama hingga kesepuluh ditentukan oleh variabel current account deficit itu sendiri. Hasil ini sejalan dengan estimasi persamaan jangka pendek dari current account deficit.
Tabel 8: Variance Decomposition Variabel CAD
Period 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
S.E. 0.021773 0.030304 0.037041 0.042572 0.047367 0.051732 0.055788 0.059548 0.063080 0.066434
CAD 100.0000 99.53511 98.83216 98.68752 98.62087 98.52426 98.46801 98.43613 98.40242 98.37544
BD 0.000000 0.004234 0.204442 0.216949 0.220626 0.239852 0.247514 0.250823 0.256479 0.260538
ER 0.000000 0.064220 0.284948 0.426807 0.478670 0.530673 0.573955 0.598752 0.619736 0.638737
IR 0.000000 0.145021 0.248048 0.295818 0.326564 0.341809 0.355814 0.367390 0.374791 0.381111
P 0.000000 0.251415 0.430400 0.372905 0.353271 0.363410 0.354708 0.346905 0.346575 0.344175
Sumber: Data mentah, diolah. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya, seperti Anoruo dan Ramchander (1998), Ardiyanto (2006), Baharumshah dan Lau (2009), Lau et al. (2010), Kalou dan Palaelogou (2012) yang menemukan adanya hubungan positif antara budget deficit dan current account deficit. Menurut Kim dan Roubini (2008) pengaruh dari budget deficit ke current account deficit bergantung pada beberapa faktor seperti sifat dari budget deficit pemerintah (apakah disebabkan oleh shock dan persistensi pada pengeluaran atau penerimaan pajak pemerintah), karakteristik besar dan kecilnya suatu negara, struktur pasar modal internasional (sempurna atau tidak), dan spesifikasi model. Penelitian yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara budget deficit dengan current account deficit seperti penelitian ini antara lain Gurgul dan Lach (2012), Javid et al. (2010), serta Kim dan Roubini (2008). Hubungan negatif antara budget deficit dengan current account deficit dapat terjadi karena kedua defisit memiliki respon yang berbeda terhadap fluktuasi output/produktivitas dalam perekonomian (business cycle). Ketika perekonomian mengalami booming, peningkatan produktivitas akan mendorong peningkatan investasi dan output nasional sehingga penerimaan dan saldo anggaran pemerintah meningkat (pro-cycle). Sedangkan saldo current account justru akan menurun karena peningkatan investasi dapat mengurangi tabungan nasional sebagaimana hasil penelitian Calderon dan Chong (2002) yang menemukan bahwa pertumbuhan produktivitas pada negara berkembang berhubungan positif dengan current account deficit. Percepatan pembangunan nasional dan kinerja perekonomian Indonesia yang baik pada akhir tahun 1980-an hingga awal 1990-an serta resesi yang dialami negara-negara maju mendorong banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia dan mengakibatkan terjadinya booming ekonomi. Keterbatasan modal domestik ditengah tingginya kebutuhan investasi domestik mendorong digunakannya pembiayaan yang bersumber dari luar negeri dan mengakibatkan current account deficit. Sementara dari sisi penerimaan, meningkatnya investasi domestik justru semakin meningkatkan penerimaan pemerintah dari sektor perpajakan khususnya pajak penghasilan. Sebaliknya ketika krisis ekonomi tahun 1997/1998 terjadi dan diikuti oleh krisis sosial dan politik, kegiatan produksi dan investasi di Indonesia menurun tajam dan mengakibatkan perekonomian domestik terpuruk. Krisis ekonomi menjadi pukulan berat bagi anggaran pemerintah. Di satu sisi, peran pemerintah sebagai automatic stabilizer pada saat terjadinya krisis menjadi sangat dominan untuk menstabilkan perekonomian. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya pengeluaran rutin pemerintah pada beberapa pos pembiayaan yang berkaitan dengan melemahnya nilai tukar rupiah seperti pembayaran cicilan dan bunga utang, subsidi BBM, dan subsidi non BBM terutama bahan makanan, serta pos pembiayaan baru yang ditujukan sebagai social insurance untuk meredam dampak krisis pada masyarakat miskin. Sementara di sisi lain, penerimaan pemerintah justru menurun sebagai dampak melemahnya kegiatan ekonomi domestik. Penerimaan dari sektor pajak turun menjadi 9,7% dari PDB pada tahun 1998/1999, sedangkan penerimaan bukan pajak menjadi 1,4%.
Tabel 9: Perkembangan Pengeluaran Rutin Pemerintah Selama Periode Krisis (dalam miliar rupiah)
1996/1997 Realisasi APBN
Uraian
1997/1998 Realisasi APBN
1998/1999 Realisasi APBN
1999/2000 Realisasi APBN
2000 Realisasi APBN
- Pembayaran bunga dan cicilan 22.902,0 29.484,6 54.526,2 20.679 18.830 utang luar negeri - Subsidi BBM 1.416,1 9.814,3 28.606,6 40.923 53.810 - Subsidi non BBM 10.598,7 9.106,9 24.933 8.936 - Pengeluaran rutin 1.732,6 755,7 2.671,8 4.446 10.546 lainnyaNota Keuangan dan Laporan Perekonomian Bank Indonesia, berbagai tahun (diolah) Sumber: Sedangkan dari sisi current account, krisis ekonomi justru mendorong terjadinya surplus. Surplus diakibatkan oleh laju penurunan impor yang lebih besar dari ekspor karena melemahnya nilai tukar rupiah menjadikan harga barang-barang impor baik barang konsumsi maupun modal/bahan baku menjadi lebih mahal. Seperti dikatakan oleh Hill dan Shiraishi (2007) bahwa negara yang perekonomiaannya mengalami krisis pada awalnya akan memiliki current account yang surplus akan tetapi dengan tren menurun yang disebabkan oleh expenditure switching, declining absorption, dan declining capital inflows. Gambar 4: Perkembangan Budget Balance dan Current Account Balance di Indonesia 0.0600 0.0400 0.0200
-0.0400
2011
2009
2007
2005
2003
2001
1999
1997
1995
1993
1991
1989
1987
1985
1983
-0.0200
1981
0.0000
CAB/PDB BB/PDB
-0.0600 -0.0800 -0.1000 Sumber: ADB, IFS, Kementerian Keuangan (2012), diolah. E. KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji keberadaan hubungan twin deficits di Indonesia pada periode 1981 sampai dengan 2011 dan pengaruh structural break pada hubungan tersebut. Hasil uji empiris penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif di antara budget deficit dan current account deficit dan menolak keberadaan twin deficits pada periode penelitian. Hubungan negatif ini menunjukkan bahwa dinamika pergerakan dari kedua defisit sangat berkaitan dengan fluktuasi perekonomian/business cycle yang terjadi dan diperkuat dengan pengaruh structural break yang berlawanan pada kedua defisit. UCAPAN TERIMA KASIH Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga panduan ini dapat terselesaikan.Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA Anoruo, E. & Ramchander, S. 1998. Current Account and Fiscal Deficits: Evidence from Five Developing Economies of Asia. Journal of Asian Economics, Vol. 9, (No.3): 487-501. Ardiyanto, Ferry. 2006. Analysis of Current Account Deficits and Fiscal Deficits in Indonesia: A Var Approach. Jurnal Keuangan Publik, Vol.4, (No.2): 1-18. Bagheri, F., Piraee, K. & Keshtkaran, S. 2012. Testing for Twin Deficits and Ricardian Equivalence Hypothesis: Evidence from Iran. Journal of Social and Development Science, Vol.3, (No.3): 77-84. Bagnai, Alberto. 2006. Structural Breaks and the Twin Deficits Hypothesis. Departement of Land and Economics, University โGabrielle DโAnnunzioโ. Baharumshah, AZ., Ismail, H., & Lau, E. 2009. Twin Deficits Hypothesis and capital Mobility: The ASEAN-5 Perspective. Jurnal Pengurusan, 29 (2009): 15-32. Baharumshah, AZ. & Lau, E. 2009. Structural Breaks and the Twin Deficits Hypothesis: Evidence from East Asian Countries. Economics Bulletin, Vol. 29, (No. 4): 2517-2524. _______________________. 2004. On the Twin Deficits Hypothesis: Is Malaysia Different?. Pertanika J.Soc.Sci. & Hum. 12(2): 87-100 Bose, Suchismita. & Jha, Sudipta. 2011. Indiaโs Twin Deficits: Some Fresh Empirical Evidence. Money & Finance, Icra Bulletin, December: 83-104 Calderon, Cesar A., Chong, Alberto., & Loayza, Norman V. 2002. Determinants of Current Account Deficits in Developing Countries. Contributions to Macroeconomics, Vol. 2, Issue 1, Article 2: 1-31 Enders, Walter. 2004. Applied Econometric Time Series 2nd Edition. United States: John Wiley & Sons. Gartner, Manfred. 1993. Macroeconomics under Flexible Exchange Rates. London : Harvester Wheatsheaf. Gurgul, H. & Lach, L. 2012. Two Deficits and Economic Growth: Case of CEE Countries in Transition. AGH Managerial Economics, 12: 79-108. Hakro, Ahmed Nawaz. 2009. Twin Deficits Causality Link-Evidence from Pakistan. International Research Journal of Finance and Economics, Issue 24: 54-70. Hill, Hal., & Shiraishi, Takashi. 2007. Indonesia After the Asian Crisis. Asian Economic Policy Review, 2: 123-141 Holmes, Mark.J. 2011. Threshold Cointegration and the Short-Run Dynamics of Twin Deficit Behaviour. Research in Economics 65 (2011): 271-277. Javid, Attiya Y., Javid, M., & Arif, U. 2010. Fiscal Policy and Current Account Dynamics in the Case of Pakistan. The Pakistan Development Review, 49:4 Part II: 577-592. Kalou, S., & Palaelogou, S-M. 2012. The Twin Deficits Hypothesis : Revisiting an EMU Country. Journal of Policy Modeling, 34: 230-241. Kaufmann, S., Scharler, J., & Winckler, G. 1999. The Austrian Current Account Deficit: Driven by Twin Deficits or by Intertemporal Expenditure Allocation?. Working Paper No 9903 Departement of Economics, University of Vienna.
Kim, Soyoung., & Roubini, Nouriel. 2008. Twin Deficit or Twin Divergence? Fiscal Policy, Current Account, and Real Exchange Rate in the U.S.. Journal of International Economics, 74: 362-282 Lau, E, Mansor, SA, & Chin, HP. 2010. Revival of the Twin Deficits in Asian Crisis-Affected Countries. Economic Issues, Vol. 15, Part 1: 29-53 Merza, Ebrahim., Alawin, M. & Bashayreh, A. 2012. The Relationship between Current Account and Government Budget Balance: The Case of Kuwait. International Journal of Humanities and Social Science, Vol.2, (No. 7): 168-177. Saleh, A.S. & Pahlavani, M. 2009. Budget Deficits and Current Account Deficits in the Philippines: A Causal Relationship?. American Journal of Applied Sciences, 6(8): 15151520. Salvatore, Dominick. 2006. Twin Deficits in the G-7 Countries and Global Structural Imbalances. Journal of Policy Modeling, 28: 701-712. Taban, Sami. & Atlintaแถ, Halil. 2011. Twin Deficit Problem and Felstein-Horioka Hypothesis in Turkey: ARDL Bound Testing Approach and Investigation of Causality. International Research Journal of Finance and Economics, Issue 74: 32-45. Vyshnyak, Olga. 2000. Twin Deficit Hypothesis: Case of Ukraine. National University โKyiv โ Mohyla Academyโ.