SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V
“Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter” Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
MAKALAH PENDAMPING
PENDIDIKAN KIMIA (Kode : B-01)
ISBN : 979363167-8
PENGUATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU (CURIOSITY) TERINTEGRASI MELALUI PERKULIAHAN LITERASI INFORMASI KIMIA Asih Widi Wisudawati1,* 1
Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Indonesia
*Keperluan Korespondensi, telp/fax : 081567770808, email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguatan karakter rasa ingin tahu (curiosity) mahasiswa pendidikan kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang terintegrasi melalui perkuliahan literasi informasi kimia. Literasi informasi kimia merupakan salah satu matakuliah yang meningkatkan soft skill mahasiswa dan memperkuat rasa ingin tahu (curiosity) dengan kompetensi dapat mengidentifikasi kebutuhan informasi, mengakses dan menggunakannya dengan etis dan legal. Penelitian ini menggunakan metode survei, dengan subjek mahasiswa pendidikan kimia yang berjumlah 52 mahasiswa. Instrumen pengumpulan data berupa skala sikap dan pedoman wawancara. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian pada indikator menumbuhkan rasa ingin tahu menunjukkan kategori Baik (Baik) dan Baik Sekali (BS), indikator mendorong untuk mencari informasi lebih lanjut menunjukkan kategori Baik (B), dan indikator mengakses dan menggunakan informasi secara etis dan legal menunjukkan kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Kata Kunci: pendidikan karakter, rasa ingin tahu, literasi informasi kimia
menguasai soft skill sebagai penguat
PENDAHULUAN Pendidikan
Tinggi
adalah
pendidikan yang mempersiapkan lulusan
hard skill sehinggga mampu berkerja produktif dan berkualitas. Pendidikan
untuk mengusai ilmu pengetahuan dan
Tinggi
harus
dapat
serta
membekali mahasiswanya sejumlah skill
mampu memenuhi market signal dari
yang diperlukan untuk penunjang career
pengguna lulusan. Lulusan Perguruan
development dan sukses hidup secara
Tinggi tidak cukup hanya menguasai
umum. Tedapat tujuh survival skill yang
kompeten
hard
skill
sesuai
saja,
bidangnya,
namun
harus
juga
memiliki nilai penting pada abad ke -21
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
114
ISBN = 979363167-8
ini.
Bila
dicermati,
tersebut
interpersonal yang baru [1]. Usaha keras
merupakan soft skill, yaitu (1) berpikir
seseorang melalui sikap mental, etika
kritis
dan
dan
skill
pemecahan
masalah;
(2)
keterampilan
interpersonal
dan
harapannya menjadi sebuah karakter
memimpin dengan pengaruh; (3) lincah
yang tertanam dalam diri mahasiswa
dan
pendidikan kimia.
kolaborasi
melalui
mampu
jaringan
menyesuaikan
diri;
(4) (5)
Perkuliahan Literasi Informasi Kimia
komunikasi yang efektif baik tertulis dan
membekali mahasiswa pendidikan kimia
tidak
untuk
inisiatif
dan
kewirausahaan;
tertulis;
(6)
mengakses
dan
dapat
memiliki
menganalisis informasi; dan (7) imajinasi
tersebut,
dan daya khayal [6]. Dengan demikian,
kebutuhan informasi, mengakses, dan
pengusaan soft skill penting agar lulusan
menggunakan secara etis dan legal.
mampu bertahan menghadapi berbagai
Kompetensi tersebut harapannya akan
tantangan kerja.
membekali
Berdasarkan
ketujuh
soft
skill
yaitu
kompetensi
mengidentifikasi
mahasiswa
kuliah dan sukses
untuk
sepanjang
sukse hayat
tersebut terdapat beberapa point penting
dalam
yang harus dimiliki mahasiswa, yaitu
sebagai
kemampuan
dan
sains.Menurut Shen (1975) terdapat tiga
pemecahan masalah, komunikasi yang
tipe literasi sains, yaitu (a) Practical:
efektif baik tertulis dan tidak tertulis dan
possession of the kind of scientific
kemampuan
dan
knowledge that can be used to help solve
informasi.
Kemampuan-
practical problems, (b) civic: to enable
tersebut
merupakan
the citizen to become more aware of
informasi
sciences and science related issues in
yang harus dimiliki dan menjadi karakter
order to participate in the democratis
oleh seorang mahasiswa untuk sukses
processes, and (c) cultural: knowledge
kuliah dan sukses
hayat
and appreciation of science as major
dalam membangun kompetensi global.
human achievement and cultural heritage
Hal
[7].
berpikir
mengakses
menganalisis kemampuan kemampuan
ini
kritis
dasar/
literasi
sepanjang
sangatlah
penting
dalam
menyongsong generasi
era
globalisasi
yang
literat
menyongsong era globalisasi yang mau
Kompetensi yang harus dimiliki oleh
tak mau kita harus menghadapinya. De
mahasiswa tidak terlepas dari karakter
Wilde mengatakan bahwa masyarakat
rasa ingin tahu (curiosity) dalam diri.
global memiliki tatanan nilai yang bersifat
Karakter merupakan pengejawantahan
global
nilai
(global
value
system)
yang
yang
dianut
oleh
seseorang.
pencapaiannya memerlukan usaha keras
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak,
masing-masing individu dengan sikap
atau
mental,
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
etika,
dan
keterampilan
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
kepribadiaan
seseorang
yang
115
ISBN = 979363167-8
kebajikan (virtues) yang diyakini dan
globalisasi
digunakan sebagai landasan untuk cara
terbatas, dapat melewati batas dunia
pandang,
manapun, tanpa dapat dikendalikan oleh
berpikir,
bersikap,
dan
budaya
dunia
yang
tak
bertindak [2]. Karakter rasa ingin tahu
siapapun
(curiosity) sangat berhubungan dengan
struktural, meskipun sampai saat ini multi
kemampuan literat (melek) informasi/
kultur dan multi etnis masih terpelihara
literat sains seseorang. PIRLS (Progress
dengan baik [3]. Dalam pembelajaran,
in International Reading Literacy Study)
kultur ini nampak dalam bentuk konsep
melakukan
survei
bahwa pendidikan itu suatu kewajiban
Indonesia
mengukur
membaca
untuk
pada
siswa
di
kemampuan
suatu
oleh
kekuatan
kebutuhan.
Hal
ini
dan
mengakibatkan kurangnya daya juang
tahun
untuk benar-benar memahami konsep,
2006 Indonesia (407) menempati posisi
konteks, proses, dan aplikasi suatu ilmu.
kelima dari urutan terbawah, atau sedikit
Peserta didik menempuh pendidikan di
lebih tinggi dari Qatar(356), Kuwait (333),
sekolah
Maroko (326), dan Afrika Utara (304) [1].
lingkungan dan berpatokan pada nilai
Jika dilihat tingkat literasi sains siswa di
akhir saja tanpa berpikir kritis terhadap
Indonesia
PISA
apa yang dipelajari dapat dimanfaatkan
2006, dari 57 negara peserta , peserta
dalam proses kehidupan. Dalam hal ini
didik Indonesia berapa pada posisi ke 50
konsep literat belum banyak muncul
dengan skor rata-rata 393 [1]. Melihat
dalam diri peserta didik di Indonesia,
data benchmark Internasional, peserta
mulai dari pendidikan dasar sampai
didik di Indonesia tergolong memiliki
pendidikan tinggi.
menggunakan
memperoleh
bukanlah
termasuk
informasi,
berdasarkan
pada
survey
literasi yang rendah. Hal ini disebabkan
hanya
Pendidikan
memenuhi
Tinggi
tuntutan
mempunyai
berbagai macam faktor, antara lain kultur
konsep yang berbeda dengan pendidikan
yang
dasar,,
terdapat
di
Indonesia
yang
dalam
jenjang
ini
seorang
berdasarkan karakter yang dimiliki oleh
mahasiswa di tuntut untuk mandiri untuk
siswa
yang
mengembangkan ilmu. Konsekuensi dari
mendukung, proses pembelajaran dan
belajar mandiri pada mahasiswa di PT
evaluasi sebagai implementasi kurikulum
adalah
yang berlaku, faktor Guru, Orang tua,
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk
lingkungan sekitar, dan lain sebagainya.
dapat menyelesaikan perkuliahan di PT.
di
Indonesia,
fasilitas
seorang
mahasiswa
harus
Kultur peserta didik yang ada di
Menurut pengamatan pada beberapa
Indonesia yang dewasa ini bergeser ke
mahasiswa tingkat akhir di program studi
arah pada penerapan nilai-nilai budaya
pendidikan kimia UIN Sunan Kalijaga
barat
terdapat
(western)
degradasi
moral
yang
mengakibatkan
sebagai
pengaruh
beberapa
Permasalahan
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
permasalahan.
pertama,
sebagian
116
ISBN = 979363167-8
mahasiswa
kesulitan
dalam
mengidentifikasi
kebutuhan
informasi
menggunakan informasi secara etis dan legal.
yang mereka perlukan dalam menyusun
Permasalahan di atas melandasi
tugas akhir. Kedua, sebagian mahasiswa
peneliti untuk dapat melihat kekuatan
kesulitan dalam mengakses informasi
karakter rasa ingin tahu mahasiswa
yang mereka butuhkan dalam menyusun
dalam
tugas akhir. Ketiga, sebagian besar
perkuliahan
mahasiswa
Dimana
kesulitan
mengunakan
informasi secara etis dan legal. Permasalahan muncul
pada
kesulitan
pertama
mahasiswa
mengidentifikasi
hal
ini
Literasi
dalam
memberikan yang adalah
kebutuhan
dengan
terintegrasi
dalam
Informasi
perkuliahan
bekal
bagi
kompetensi
mengidentifikasi
Kimia. tersebut
mahasiswa soft
kebutuhan
skill,
informas,
mengakses, dan menggunakan informasi
informasi yang mereka butuhkan dalam
secara
menyusun tugas akhir. Hal ini berawal
tersebut
dari konsep softskill yang ada di dalam
menjadi
diri
optimal
mahasiswa untuk suskes kuliah dan
dikembangkan. Softskill dapat di amati
sukses di masyarakat. Karakter rasa
melalui unjuk kerja, seperti kemampuan
ingin tahu memiliki deskripsi suatu sikap
berbicara dalam menyampaikan ide dan
dan tindakan yang selalu berupaya untuk
informasi,
mengetahui lebih mendalam dan meluas
mahasiswa
belum
menjelaskan
suatu
topik
etis
dan
juga
legal.
Matakuliah
menjadikan
literat
dan
mahasiwa mendukung
dengan jelas, mudah dalam memahami
dari
topik yang baru, mampu berinteraksi dan
dilihatnya, dan didengarnya [2]. Melihat
bekerja secara kooperatif [4]. Mahasiswa
deskripsi tersebut karakter rasa ingin
kurang memiliki inovasi-inovasi dalam
tahu sangatlah penting bagi mahasiswa
menentukan tema untuk tugas akhir
untuk sukses kuliah dan sukses di
sehingga menjadikan pengajuan outline
masyarakat serta career development.
tugas akhir terkendala.
optimal
informasi
yang
yang
dipelajarinya,
Tujuan penelitian ini adalah melihat
Permasalahan kedua, mahasiswa belum
sesuatu
penguatan
karakter
rasa
ingin
tahu
dalam
mengakses
mahasiswa prodi pendidikan kimia UIN
telah
disediakan,
Sunan
Kalijaga
Yogyakarta
melalui
sehingga perlunya mengetahui kekuatan
persepsi mereka terhadap perkuliahan
karakter rasa ingin tahu dalam diri
Literasi Informasi Kimia. Manfaat hasil
mahasiswa.
penelitian
Seperti
halnya
pada
ini
adalah
akan
dapat
permasalah kedua, permasalahan ketiga
disusunnya
juga muncul akibat kurangnya kurangnya
pengembangan budaya dan karakter
rasa
bangsa
ingin
tahu
mahasiswa
dalam
best
yang
practice
terintegrasi
dalam
dalam
perkuliahan. Hal ini sesuai dengan core
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
117
ISBN = 979363167-8
bussines UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Tabel 1. Konversi Skor Ideal Menjadi Nilai Skala 5
yaitu paradigma integrasi interkoneksi dalam keislaman dan keilmuan.
Nilai
METODE PENELITIAN
Skor
A
+ 1,80 SBi
<
X
B
+ 0.60 SBi
<
X
+ 1,80
Penelitian ini merupakan penelitian
SBi
deskriptif menggunakan metode survei, dengan subjek mahasiswa pendidikan
C
- 0.60 SBi
<
X
+ 0,60
kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta semester I yang
berjumlah
52
SBi D
- 1,80 SBi
<
X
-
mahasiswa.
0,60
Instrumen pengumpulan data berupa skala sikap dan pedoman wawancara.
SBi E
X
-
Data dianalisis dengan teknik statistik
1,80
deskriptif. Data yang terkumpul dianalisis
SBi
dan
diintepretasikan,
dideskripsikan kondisi
yang
untuk
kemudian
menggambarkan
terjadi
pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
subjek
penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan untuk dapat mengetahui penguatan karakter
Penelitian ini dilaksanakan dengan
rasa ingin tahu pada mahasiswa yang
menyebar angket persepsi mahasiswa
menempuh matakuliah Literasi Informasi
dan melakukan wawancara pada akhir
Kimia
kegiatan perkuliahan Literasi Informasi
penanaman karakter pada mahasiswa
Kimia.
pendidikan kimia yang terintegrasi dalam
Selanjutnya
mengkonversikan
sebagai
best
practice
model
skor menjadi nilai skala 5 yang diperoleh
perkuliahan
mahasiswa dari angket yang diberikan
Penelitian
sesuai dengan Tabel 1 [5]. Kisi-kisi
melakukan evaluasi di akhir perkuliahan
angket yang digunakan berisi tiga aspek
dengan meminta mahasiswa mengisi
yang akan diukur yaitu menumbuhkan
angket persepsi tentang penguasaan
rasa
materi dan metode perkuliahan pada
ingin
merangsang
tahu, berpikir
kemampuan kritis,
literasi ini
informasi
dilaksanakan
kimia. dengan
dan
matakuliah Literasi Informasi Kimia dan
mendorong untuk memncari informasi
wawancara. Di dalam angket tersebut
lebih lanjut.
terdapat aitem-aitem yang digunakan untuk
mengukur
(curiosity)
rasa
mahasiswa.
ingin
tahu
Aitem-aitem
disusun berdasarkan indikator rasa ingin tahu (curiosity), yaitu menumbuhkan rasa
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
118
ISBN = 979363167-8
ingin tahu, mendorong untuk mencari
dapat diaplikasikan dalam kehidupan
informasi lebih lanjut, dan mengakses
bermasyarakat. Dalam hal ini terdapat
dan menggunakan informasi secara etis
perbedaan tujuan antara rasa ingin tahu
dan
sebagai hasil sikap ilmiah IPA dan rasa
legal.
Selain
indikator
tersebut
tercantum dalam angket juga terdapat
ingin
dalam pedoman wawancara.
Perbedaan tujuan ini dideskripsikan pada
Matakuliah Literasi Informasi Kimia
tahu
sebagai
indikator-indikator
suatu
karakter.
pencapaian
yang
di ampu oleh tiga dosen paralel, pada
dirumuskan. Indikator inilah yang akan di
tahap perencanaan dilaksanakan dengan
breakdown menjadi keterampilan/ soft
koordinasi ketiga dosen paralel tersebut
skill yang harus dilaksanakan mahasiswa
untuk
selama perkuliahan berlangsung.
menentukan
akan
dicapai
kompetensi oleh
yang
mahasiswa,
Tahap selanjutnya adalah proses
kompetensi tersebut adalah kemampuan
perkuliahan
mengidentifikasi
Pada
kebutuhan
informasi,
Literasi
Informasi
pelaksanaan
proses
Kimia.
perkuliah
mengakses, dan menggunakan secara
berbasis pada keterampilan/ soft skill
etis dan legal. kompetensi-kompetensi
yang
tersebut
perencanaan.
harapannya
mampu
telah
dirumuskan
pada
tahap
Karena
penelitian
ini
meningkatkan soft skill mahasiswa dalam
bukan penelitian tindakan kelas, maka
meraih sukses di perkuliahan, membekali
tidak
keterampilan
perkuliahan itu sendiri, hal ini disebabkan
kemampuan/ dibutuhkan sepanjang
belajar literasi untuk
informasi sukses
yang belajar
proses
record
pelaksanaan
penelitian ini masih dalam bentuk analisis kebutuhan
untuk
mendapatkan
best
tersebut
practice pengintegrasian karakter dalam
harapannya mampu menunjang career
proses perkuliahan sebagai pemodelan
development dan sukses hidup secara
integrasi dan interkoneksi keislaman dan
umum.
keilmuan
Tahap dirumuskan dalamnya
hayat.
essensial,
di
Soft
skill
perencanaan dengan
teliti
mengintegrasikan
tersebut dan
Sunan
Kalijaga
Yogyakarta.
di
konsep
UIN
Pada
akhir
dilaksanakan
perkuliahan
evaluasi
dengan
pendidikan karakter. Konsep pendidikan
wawancara
karakter yang diintegrasikan adalah rasa
meminta
ingin tahu (curiosity). Karakter rasa ingin
presepsi. Hasil angket presepsi dapat
tahu disini bukanlah sikap ilmiah dari IPA
dilihat pada Tabel 2.
pada
mahasiswa
mahasiswa
mengisi
dan angket
melainkan karakter yang bertujuan untuk
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
119
ISBN = 979363167-8
Tabel 2. Data Angket Presepsi Mahasiswa tentang Penguasaan Materi dan Metode Perkuliahan pada Matakuliah Literasi Informasi Kimia
No.
Indikator
1
Menumbuhkan rasa ingin tahu (curiosity)
2
3
Nomor Butir Pernyataan 1 2 4 6 7 8 9 3 5 11 13 15 10 12 14 16 17 18 19 20
Mendorong untuk mencari informasi lebih lanjut
Mengakses dan menggunakan informasi secara etis dan legal
Pada tabel tersebut dapat dilihat
Nilai
4,33 3,98 4,10 4,27 4,12 3,94 3,96 3,56 3,79 3,96 3,80 4,12 3,73 3,88 3,85 4,30 4,30 4,29 4,13 4,10
Kategori
A B B A B B B B B B B B B B B A A A B B
Kesimpulan pencapaian indikator
Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik
kemampuan
bertanya
MB (Mulai Berkembang)
MT (Mulai Terlihat)
MB (Mulai Berkembang)
lebih
lanjut
bahwa pada indikator pertama yaitu
tentang skill yang harus dimiliki setelah
menumbuhkan
menempuh matakuliah ini. Indikator ini
rasa
ingin
tahu
memperoleh nilai A dan B dengan
terlihat
kategori Sangat Baik dan Baik dan
bahwa mereka merasa sudah mampu
kesimpulan pencapaian indikator adalah
memahami komponen pokok literasi
Mulai Berkembang (MB). Kesimpulan
informasi kimia dan mau untuk menggali
tersebut
lebih
berarti
mahasiswa
sudah
dari
dalam
pernyataan
serta
mengaplikasikan
memperlihatkan berbagai tanda perilaku
dalam
yang dinyatakan dalam indikator dan
keseharian di masyarakat. Kemauan
mulai konsisten. Hal ini terlihat pada
untuk menggali lebih dalam terlihat pada
mahasiswa yang menempuh matakuliah
keaktifan mahasiswa dalam mencari
literasi informasi kimia mulai mengetahui
literatur pendidikan kimia dan informasi-
gambaran umum perkuliahan ini dalam
informasi yang mereka gunakan dalam
hal ini mahasiswa dapat memahami
memahami konten pendidikan kimia
tujuan perkuliahan ini.
mulai aktif
dan memahami sistem perkuliahan yang
bertanya arti penting matakuliah literasi
ada di UIN Sunan Kalijaga. Selain
informasi
memahami materi pendidikan kimia,
kimia,
mulai
mempunyai
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
perkuliahan
mahasiswa,
dan
dalam
120
ISBN = 979363167-8
mahasiswa diminta untuk aktif bertanya
dan legal mempunyai kategori “Baik dan
tentang
Sangat
apa
yang
harus
mereka
Baik”
dengan
kesimpulan
butuhkan dalam proses penyelesaian
pencapaian
studi di PT, dalam hal ini mulai dari
Berkembang)”.
mencari literatur yang digunakan dalam
indicator ini mahasiswa sudah konsisten
memahami konten pendidikan kimia,
dalam mengakses informasi-informasi
pengambilan
yang
matakuliah,
mengenal
indikator
“MB
Dalam
mereka
(Mulai
pencapaian
butuhkan
dalam
semua unit pelayanan, dosen dan staf
perkuliahan
sampai memahami sistem administrasi
menggunakan informasi tersebut secara
akademik.
etis dan legal. Mahasiswa sudah dapat
dan
masyarakat
dan
membedakan sumber-sumber informasi Tabel 3. Konversi skor ideal Menjadi
yang kredibel atau tidak. Hal ini sangat
Skal 5 hasil perhitungan
penting membekali mahasiswa untuk
Nilai
dapat berkarya di masyarakat harus
Skor
A
4,118
<
B
3,396
<
4,118
dapat dipercaya atau tidak untuk dapat
C
2,604
<
3,396
mengambil
D
1,820
<
2,604
Karakter
1,820
pencapaian indikator ini terlihat pada
dapat mengklasifikasikan informasi yang
E
keputusan rasa
kemampuan Indikator kedua, yaitu mendorong untuk mencari informasi lebih lanjut.
yang
ingin
tepat.
tahu
menggali
melalu
lebih
dalam
informasi yang dibutuhkan seseorang untuk dapat survive dalam kehidupan.
pada indikator ini memperoleh kategori “Baik” dengan kesimpulan pencapaian
KESIMPULAN Berdasarkan
kompetensi MT (Mulai Terlihat). Hal ini terlihat pada mahasiswa sudah mulai
dan
memperlihatkan
disimpulkan
adanya
tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam
seluruh
tahapan
rangkaian
penelitian,
beberapa
dapat
hal
sebagai
pada
indikator
berikut:
indikator tetapi belum konsisten. Belum
Hasil
konsistennya
perilaku
mahasiswa
menumbuhkan
ditunjukkan
pada
pernyataan
menunjukkan kategori Baik (Baik)
mahasiswa
masih
merasa
belum
penelitian
rasa
ingin
tahu
dan Baik Sekali (BS), indikator
mampu melaksanakan essensial skill
mendorong
yang ditentukan, yaitu meringkas dan
informasi lebih lanjut menunjukkan
menganalisis informasi.
kategori Baik (B), dan indikator
Indikator ketiga, yaitu mengakses dan menggunakan informasi secara etis
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
mengakses
untuk
dan
mencari
menggunakan
informasi secara etis dan legal
121
ISBN = 979363167-8
menunjukkan kategori Baik (B) dan
[3] Depdiknas.
2011.
Pendidikan
Baik Sekali (BS)
Karakter untuk Bangsa. Jakarta:
Integrasi pendidikan karakter rasa
Dirjen Dikdas Depdiknas.
ingin
tahu
(curiosity)
dilaksanakan
dalam
dapat
[4] Siti
Hamidah
dan
Peningkatan
perkuliahan
Sri
Palupi.
Soft
Skills
dan
Disiplin
literasi informasi kimia sehingga
Tanggungjawab
diperlukan pemodelan yang tepat
Terintegrasi Melalui Pembelajaran
mulai dari perencanaan, proses,
Praktik Patiseri. Jurnal Pendidikan
dan evaluasi perkuliahan.
Karakter, Tahun II, No. 2, Juni 2012, hal 143-152.
UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti terimakasih
menyampaikan kepada
dekan
Fakultas
Saintek yang telah mengijinkan peneliti melaksanakan
[5] Sukarjo & Sari, Lis. P. (2008). Penilaian Hasil Belajar Kimia. Yogyakarta : UNY
perkuliahan
[6] Wagner,
M.Sc
yang
memberikan
riset serta Ibu Liana Aisyah, M.A dan Bapak Irwan Nugraha, M.Sc selaku dosen parelel matakuliah LIK yang
gagasan
ide
Global
[7] Xiufeng Liu. 2009. Beyond Science
dukungan bagi semua dosen aktif dalam
bersama-sama
The
Basic Books.
riset dalam matakuliah Literasi Informasi
Karmanto,
2008.
Achievement Gap. New York:
berbasis
Kimia, Ketua Prodi Pendidikan Kimia,
T.
Literacy: Science and the Public. International Journal of Environmental & Science Education vol 4, No. 3, July 2009, 301-3011.
menyumbangkan dan
kontribusi
dalam
penelitian ini
DAFTAR RUJUKAN [1] Bahrul, H. dan Suhendra, Y. 2010. Benchmark Internasional: Mutu Jakarta:
Pendidikan.
Bumi
Aksara. [2] Depdiknas.
2010.
Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Jakarta:
Puskur-
Balitbang Depdiknas.
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
122