BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Keadaan Umum Lokasi Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013. Kondisi ril di
Lapangan menunjukkan bahwa saat awal penanaman telah memasuki musim penghujan sehingga mendukung pertumbuhan tanaman. Penyiraman dilakukan intensif tergantung keadaan cuaca. Prosentase perkecambahan benih jagung yang digunakan 80%. Pada umur 1-2 MST dilakukan penyulaman pada benih-benih yang tidak tumbuh, sedangkan penyiangan dilakukan segera saat gulma muncul. Dari segi kondisi, sebagian besar wilayah penelitian yang berkedudukan di Kabupaten Gorontalo berbentuk dataran, perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian 0 – 2000 m di atas permukaan laut. Letak geografi Kabupaten Gorontalo, berada di antara 0º30–0º54’ Lintang Utara dan 122º07’– 123º44’ Bujur Timur. Sementara keadaan topografi didominasi oleh kemiringan 15 – 40º (45 – 46%) dengan jenis tanah Latosol dan Podsolik yang sering disebut dengan tanah kebun karena dapat menyuburkan tanaman. Tanah Latosol merupakan tanah yang cukup subur dan memiliki tekstur yang dipengaruhi oleh kandungan air yang terdapat dalam tanah sedangkan tanah Podsolik memiliki karakteristik kesuburan hingga sedang, karena karakteristik yang dimilikinya memerlukan perawatan dan perlakuan khusus agar bisa ditanami sehingga unsur hara dan keasaman tanah dapat ditingkatkan (Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo, 2010). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan ZPT Pyraclostrobin berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter
batang berpengaruh nyata pada umur 35 HST dan 42 HST, namun berbagai variasi konsentrasi ZPT Pyraclostrobin tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun.Berikut ini diuraikan hasil dan pembahasannya pada parameter tinggi tanaman. 4.2
Tinggi Tanaman Berdasarkan Tabel 1 yang disajikan pada Lampiran 3a sampai 3d
menunjukkan bahwa perlakuan ZPT Pyraclostrobin memberikan pengaruh yang nyata pada pengamatan tinggi tanaman. Berikut ini ditampilkan Tabel 1 tentang rata-rata tinggi Jagung Varietas Bonanza pada berbagai konsentrasi ZPT Pyraclostrobin pada umur 28 HST – 49 HST. Tabel 1. Rata-rata Tinggi Jagung Varietas Bonanza pada Berbagai Konsentrasi Pyraclostrobin Umur 28 HST – 49 HST Perlakuan
28 HST
Tinggi tanaman (cm) 35 HST 42 HST
49 HST
P0 (0 ml/l air ) P1 (0.5 ml/l air )
45.55 a
83.89 a
107.01 a
150.34 a
52.30 ab
89.30 ab
123.42 b
170.03 b
P2 (1 ml/l air )
54.86 ab
91.53 b
124.18 b
175.51 bc
P3 (1.5 ml/l air )
64.71 b
101.37 c
124.37 b
174.70 bc
P4 (2 ml/l air )
64.74 cd
105.07 c
123.75 b
177.09 bc
P5 (2.5 ml/l air )
68.96 d
105.74 c
126.40 b
178.59 c
P6 (3 ml/l air )
65.45 cd
100.68 c
126.25 b
173.97 bc
12.108
7.186
6.699
8.070
BNT 5 %
Ket : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5%.
Berdasarkan uji BNT 5 % menunjukkan bahwa ZPT Pyraclostrobin memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter tinggi tanaman. Tinggi tanaman 49 HST memiliki nilai tertinggi pada perlakuan ZPT Pyraclostrobin pada konsentrasi 2.5 ml/l air yaitu setinggi 178.59 cm. Hal ini diduga, pengaruh dari suatu ZPT tergantung pada spesies tumbuhan, menurut Dewi (2008), satu ZPT
tidak bekerja sendiri dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pada umumnya keseimbangan konsentrasi dari beberapa ZPT yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan, dengan mempengaruhi pembelahan sel, perpanjangan sel, dan differensiasi sel. Setiap hormon, mempunyai efek ganda tergantung pada tempat, konsentrasinya, dan stadia perkembangan tumbuhnya. Selain tinggi tanaman, parameter penting yang diukur dalam penelitian ini adalah diameter batang. Adapun hasil dan pembahasan ditunjukkan berikut ini. 4.3
Diameter Batang Parameter diameter batang merupakan salah satu indikator pertumbuhan
untuk mengukur pengaruh perlakuan yang diterapkan. Pada penelitian ini, perlakuan ZPT Pyraclostrobin memberikan pengaruh yang nyata pada umur 34 HST dan 42 HST terhadap diameter batang selama pengamatan. Nilai rata-rata diameter batang berdasarkan hasil sidik ragam Lampiran 4a sampai 4d dapat ditunjukkan pada Tabel 2 yang . Tabel 2. Rata-rata Diameter Batang Jagung Varietas Bonanza pada Berbagai Konsentrasi Pyraclostrobin Umur 28 HST – 49 HST Perlakuan
28 HST
Diameter Batang (cm) 35 HST 42 HST
49 HST
1.08 a
1.14 a
2.06 tn
0.80 tn
1.16 ab
1.25 b
2.33 tn
P2 (1 ml/l air )
0.98 tn
1.17 ab
1.28 bc
2.33 tn
P3 (1.5 ml/l air )
1.04 tn
1.18 b
1.34 bcd
2.33 tn
P4 (2 ml/l air )
1.08 tn
1.18 b
1.32 bcd
2.34 tn
P5 (2.5 ml/l air )
1.09 tn
1.19 b
1.38 d
2.35 tn
P6 (3 ml/l air )
1.08 tn
1.18 b
1.36 cd
2.43 tn
-
0.094
0.092
-
P0 (0 ml/l air ) P1 (0.5 ml/l air )
0.79
BNT 5 %
tn
Ket : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5%.
Berdasarkan uji BNT 5 % menunjukkan bahwa ZPT Pyraclostrobin memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter diameter batang. Diameter batang 49 HST memiliki nilai tertinggi pada perlakauan ZPT Pyraclostrobin 2.5 ml/l air sebesar 2.43 cm. Hal ini diduga ZPT tumbuhan, diproduksi dalam konsentrasi yang sangat rendah, tetapi sejumlah kecil ZPT dapat membuat efek yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan organ suatu tumbuhan, menurut Dewi (2008), suatu ZPT dapat berperan mengubah ekspresi gen, dengan mempengaruhi aktivitas enzim yang ada, atau dengan mengubah sifat membran. Respon terhadap ZPT biasanya tidak begitu tergantung pada jumlah konsentrasi relatifnya dibandingkan dengan ZPT lainya, keseimbangan hormon dapat mengontrol perkembangan tumbuhan dari peran ZPT secara mandiri. Selain tinggi tinggi tanaman, dan diameter batang, parameter penting yang akan dibahas adalah jumlah daun. Adapun hasil dan pembahasan dideskripsikan berikut ini. 4.4
Jumlah Daun Berbagai
variasi
konsentrasi
ZPT
Pyraclostrobin
ternyata
tidak
berpengaruh terhadap jumlah daun yang terbentuk yang diamati sejak umur 28 HST – 49 HST . Perlakuan ZPT Pyraclostrobin 2.5 ml/l air berpengaruh terhadap jumlah daun yang terbesar, yaitu 12.80 helai. Rata-rata jumlah daun berdasarkan hasil sidik ragam Lampiran 5a sampai 5d dengan aplikasi ZPT Pyraclostrobin disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun Jagung Varietas Bonanza pada Berbagai Konsentrasi Pyraclostrobin Umur 28 HST – 49 HST Perlakuan
28 HST
Jumlah Daun (Helai) 35 HST 42 HST
49 HST
P0 (0 ml/l air ) P1 (0.5 ml/l air )
5.53 tn
7.53 tn
9.53 tn
11.20 tn
6.13 tn
8.13 tn
10.13 tn
12.13 tn
P2 (1 ml/l air )
6.27 tn
8.27 tn
10.27 tn
12.27 tn
P3 (1.5 ml/l air )
6.03 tn
8.03 tn
10.03 tn
12.03 tn
P4 (2 ml/l air )
6.50 tn 6.80 tn 6.73 tn
8.33 tn 8.80 tn 8.73 tn
10.13 tn 10.80 tn 10.73 tn
12.00 tn 12.80 tn 12.40 tn
-
-
-
-
P5 (2.5 ml/l air ) P6 (3 ml/l air )
BNT 5 %
Ket : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5%.
Berdasarkan uji BNT 5 % menunjukkan bahwa ZPT Pyraclostrobin tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter jumlah daun. Jumlah daun 28 HST memiliki nilai tertinggi pada perlakuan ZPT phraclostrobin 2.5 ml/l air sebesar 12.80 helai. Tidak terjadinya pengaruh akibat pemberian ZPT Pyraclostrobin dapat disebabkan karena respon yang terjadi pada tiap aplikasi pyraclostrobin menunjukkan bahwa setiap perlakuan memiliki respon yang berbeda terhadap masukan dari lingkungan dan asupan nutrisi tanaman, Nasir (2002) menambahkan bahwa hasil maksimum dapat dicapai apabila kultivar unggul menerima respon terhadap kombinasi optimum dari air, pupuk dan praktek budidaya lainnya. Semua kombinasi input ini penting dalam mencapai produktivitas yang tinggi.