PENGHANCURAN GEDUNG SECARA MELAWAN HUKUM (Makalah ini untuk melengkapi kriteria penilaian mata kuliah Hukum Pidana)
NAMA DOSEN
: HOLLYONE, S.H.
NAMA MAHASISWA
: OCI PIRAWATI
NPM
: 09411733000102
MATA KULIAH
: HUKUM PIDANA
SMT/TA
: 2 (DUA) PAGI
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2009/2010
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Saya panjatkan Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayahnya Saya dapat menyelesaikan paper ini. Paper ini dibuat untuk memenuhi kriteria penilaian Mata kuliah Hukum Pidana yang ada di Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang.
Terima kasih Saya sampaikan kepada Bapak Hollyone, S.H. Selaku dosen mata kuliah Hukum Pidana yang telah membimbing Saya dan kepada pihak – pihak terkait yang telah membantu dalam proses pembuatan Paper ini.
Saya menyadari bahwa Paper ini jauh dari kesempurnaan baik dalam sistematika maupun dalam pembahasan materinya. Maka dari itu Saya akan selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran guna menjadi perbaikan dikemudian hari.
Akhirnya dengan kerendahan hati, semoga Paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Karawang, Juni 2010
Oci Pirawati
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusakan pada dasarnya merupakan tindakan yang wajar dan dapat dikatakan tidak dapat dimasukkan ke dalam suatu delik yang dapat diberikan sanksi bagi para pelakunya, kecuali tindakan perusakan tersebut mengandung unsur kesengajaan dengan cara melawan hukum.
Dalam modus kejahatan pada pasal 200 KUHP sangat melekat pada niat pelaku. Sebagai contoh: di suatu saat, A melihat rumah B kebakaran sedangkan si B sedang tertidur pulas di kamarnya. Semua pintu keluar terkunci dari dalam bangunan yang terbakar tersebut. Maka satu-satunya jalan bagi si A untuk menyelamatkan nyawa si B maka si A terpaksa membobol bagian dari dinding atau kaca jendelanya sehingga A dapat masuk dan menyelamatkan si B.
Maka pada konteks kejadian tersebut, tindakan si A yang telah membobol dinding dan memecahkan kaca untuk jalan menolong si B keluar dari jebakan kobaran api yang membakar rumah si B. Tidak merupakan tindakan pidana.
2
B. Pokok Permasalahan Adapun pokok permasalahan yang saya bahas dalam uraian materi dalam paper yang saya susun ini adalah tentang kajian suatu pasal dalam Kitab Undanng-Undang Hukum Pidana (KUHP), bab VII pasal 200 tentang Kejahatan yang membahayakan keamanan umum bagi orang atau barang.
3
BAB II PEMBAHASAN PENGHANCURAN GEDUNG SECARA MELAWAN HUKUM
A. Penghancuran Gedung Kejahatan yang dimaksudkan ini adalah sebagaimana yang diatur dalam pasal 200 KUHP, yang rumusannya sebagai , berikut: “Barangsiapa
dengan
sengaja menghancurkan atau merusak gedung atau bangunan diancam: 1. Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika karena perbuatan itu timbul bahaya umum bagi barang. 2. Dengan pidana penjara paling lama belas tahun, jika karena perbuatan timbul bahaya bagi nyawa orang lain. 3. Dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jik karena perbuatan itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati. Tindak pidana dalam pasal 200 KUHP merupakan tindak pidana yang disertai tiga syarat. Artinya Suatu perusakan gedung disini adalah baru dipandang sebagai tindak pidana apa bila memenuhi salah satu dari 3 syarat. 1. Perbuatan perusakkan gedung itu mengakibatkan kebahayaan terhadap barang. 2. Perbuatan perusakkan gedung itu mengakibatkan kebahayaan bagi nyawa seseorang.
4
3. Perbuatan perusakkan gedung itu mengakibatkan kebahayaan bagi nyawa orang lain sehingga orang teresebut mati.
B. Unsure-unsur yang terdapat pada pasal 200 KUHP Pasal 200 KUHP berbunyi: Barangsiapa dengan sengaja menghancurkan atau merusak gedung atau bangunan diancam: 1. Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika karena perbuatan itu timbul bahaya umum bagi barang. 2. Dengan pidana penjara paling lama belas tahun, jika karena perbuatan timbul bahaya bagi nyawa orang lain. 3. Dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jik karena perbuatan itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan orang mati.
Jika kita telaah pasal di atas maka kita dapat menguraikan unsure-unsur yang terkandung dalam pasal tersebut, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Unsur-unsur objektif: a. Perbuatan: menghancurkan,
5
tindakan menghancurkan disini adalah penghancuran gedung yang disertai akibat yang membahayakan terhadap keselamatan barang-barang ataupun terhadap nyawa seseorang. Sehingga dalam pasal ini sanksi pun bergantung pada akibat yang terjadi dari perusakan gedung. b. Objeknya: gedung, objek dari tindak perusakan gedung adalah gedung. 2. Unsur subjektif: a. dengan sengaja, perbuatan atau tindakan penghancuran gedung yang dilakukan oleh si pelaku disertai niat dari hati. Dari unsur ini kita dapat mengetahui bahwa tindakan pidana penghancuran gedung merupakan delik dolus. Karena dari unsur subjektifnya mengandung unsur kesengajaan dari dalam hari si pelaku. b. Secara melawan hukum. Perbuatan yang dilakukan si pelaku dalam menghancurkan gedung disertai dengan tindakan yang melawan hukum.
6
BAB III PENUTUP Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tindak pidana yang terdapat dalam pasal 200 KUHP merupakan tindak pidana yang termasuk ke dalam delik dolus. Hal ini dikarenakan tindak pidana yang dilakukan oleh si pelaku mengandung unsur subjektif, yaitu dengan kesengajaan.
Tapi tindak pidana penghancuran yang ada dalam pasal 200 KUHP ini disertai dengan akibat yang membahayakan terhadap keselamatan barang-barang ataupun terhadap nyawa seseorang. Sehingga dalam pasal ini sanksi pun bergantung pada akibat yang terjadi dari perusakan gedung.
7