Penggunaan Policy Brief berbasis Web untuk pengambilan kebijakan
Overview • Policy brief adalah sebuah dokumen yang menekankan dan meringkas alasan untuk memilih alternatif kebijakan tertentu atau tindakan tertentu. • Tujuannya adalah untuk meyakinkan stakeholder yang ditargetkan betapa mendesaknya masalah saat ini dan adanya kebutuhan untuk mengambil berbagai alternatif pilihan program atau tindakan dan karena itu, menjadi suatu dorongan untuk segera bertindak.
• Kunci suksesnya adalah bagaimana menargetkan audiens tertentu untuk pesan anda. • Yang perlu diperhatikan dalam membuat policy brief adalah: – – – – – – – – –
Terfokus Professional, tidak terlalu akademik Evidence-based Terbatas Ringkas Mudah dimengerti Mudah diakses Promotional Praktis dan feasible
Terfokus • Semua aspek Policy brief (dari pesan ke tata letak) perlu strategis dan fokus pada pencapaian tujuan yang dimaksud meyakinkan untuk kelompok sasaran. • Misalnya, argumen yang diberikan harus dibangun berdasarkan apa yang mereka tahu tentang masalah ini, memberikan pemahaman tentang apa yang mereka tidak tahu tentang masalah dan disajikan dalam bahasa yang mencerminkan nilai-nilai mereka, yaitu dengan menggunakan ide-ide, bukti dan bahasa yang akan meyakinkan mereka
Professional, tidak (terlalu) akademik • Audiens untuk sebuah policy brief tidak tertarik pada penelitian, prosedur analisis / dilakukan untuk menghasilkan bukti, tetapi sangat tertarik untuk mengetahui perspektif penulis pada masalah dan solusi potensial berdasarkan bukti baru.
Evidence-based • Policy Brief adalah alat komunikasi yang dihasilkan oleh para analis kebijakan dan karena itu semua khalayak potensial tidak hanya mengharapkan argumen yang rasional. • Stakeholders baru dapat diyakinkan oleh argumentasi yang didukung oleh bukti bahwa masalah tersebut ada serta ada konsekuensi penerapan alternatif tertentu.
Limited • Karena pilicy brief harus memberikan argumen yang cukup komprehensif namun ditargetkan dalam ruang terbatas, maka fokus policy brief itu harus terbatas pada suatu masalah tertentu atau bidang masalah tertentu.
Ringkas • Jenis stakeholders yang ditargetkan umumnya tidak memiliki waktu atau keinginan untuk membaca sebuah argumen 20 halaman secara mendalam mengenai masalah kebijakan. Oleh karena itu, policy brief tidak melebihi 6-8 halaman (yaitu biasanya tidak lebih dari 3.000 kata).
Mudah dimengerti • Hal ini tidak hanya berarti bahwa bahasa yang digunakan harus jelas dan sederhana (yaitu bukan jargon dan konsep disiplin akademis), tetapi argumen yang ditampilkan juga harus logis dan mudah diikuti oleh stakeholders yang berpengetahuan luas. .
Accessible • The writer of the policy brief should facilitate the ease of use of the document by the target audience and therefore, should subdivide the text using clear descriptive titles to guide the reader.
Promotional • Brief kebijakan harus menarik perhatian stakeholders untuk menciptakan kesan yang baik (misalnya profesional, inovatif dll). • Beberapa penulis policy brief menggunakan cara yang digunakan oleh penulis iklan (penggunaan warna, penggunaan logo, foto, slogan, ilustrasi kutipan dll).
Praktis dan feasible • Policy brief berorientasi aksi/tindakan. Dengan demikian harus memberikan argumen berdasarkan apa yang sebenarnya terjadi dalam praktek kebijakan tertentu dan mengusulkan rekomendasi yang harus realistis untuk target audience
Penutup • Dengan munculnya teknologi internet dan semakin mudahnya akses wesite, maka penggunaan internet sebagai metode sosialisasi policy brief semakin potensial. • Saat ini telah tersedia website www.kebijakankesehatanindonesia.net yang didalamnya dapat diakses policy brief untuk berbagai kebijakan kesehatan.