PENGGUNAAN MULTITEKS PADA PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA KELAS XI SMA NEGERI 1 KEPANJEN
Amalia Sofie Yuana Pembimbing I: Edy Hidayat, S.Pd., M. Hum. Pembimbing II: Dudy Syafruddin, S.S., M.A. Jurusan Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Email:
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan multiteks pada pembelajaran bahasa Jerman dalam keterampilan membaca. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menggunakan multiteks untuk keterampilan membaca berjalan dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran yang ditentukan. Sebagian besar siswa mampu memahami isi multiteks. Hal tersebut dibuktikan dari sebagian besar siswa mendapat nilai lebih dari 75 yang berarti mendapat predikat tuntas SKM. Sebagian besar siswa berpendapat bahwa penggunaan multiteks lebih efektif karena teks bervariatif sehingga menarik ketika dibaca dan dapat menambah kosakata bahasa Jerman. Kata kunci: multiteks, keterampilan membaca. Abstract: This study aimed to describe the use of multiple sources in the learning of reading comprehension skill of German language. The research method used is qualitative descriptive study. The study implemented when multiple sources in the teaching and learning of reading comprehension of German language were in accordance with the lesson plans that have been determined. The students is indicating that most of them are able to understand the content from multiple sources. This is shown by the how the majority of the students scored over 75 (meet the requirement of the minimum competence standard). Based on the questionnaires, the majority of them agreed that multiple sources facilitate more various ways in providing the interesting materials. They also stated that it was increasing their German vocabularies. Keywords: multiple sources, reading comprehension skill
1
Penguasaan bahasa asing sangat dibutuhkan sebagai alat perantara dalam menjalin hubungan dengan berbagai negara. Penguasaan bahasa asing selain bahasa inggris, dalam hal ini bahasa Jerman merupakan hal yang juga diperlukan. Banyak informasi ilmu pengetahuan baik di bidang teknik, ekonomi, psikologi, seni maupun ilmu-ilmu lain yang bersumber dari buku-buku berbahasa Jerman. Selain itu bahasa Jerman juga merupakan sarana komunikasi dalam pengembangan dunia pariwisata dan bisnis. Pembelajaran bahasa Jerman bertujuan agar para peserta didik memiliki kemampuan dasar dalam keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis untuk berkomunikasi secara sederhana. Dengan demikian mata pelajaran bahasa Jerman diperlukan untuk pengembangan diri peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang cerdas, terampil, berkepribadian indonesia, dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kegiatan membaca sangat diperlukan agar dapat memperoleh informasi, wawasan baru, ilmu, bahkan hiburan, karena belajar bahasa tidak hanya mempelajari kosakata atau struktur bahasa namun secara tidak langsung juga mempelajari budaya asing tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:62) bahwa membaca adalah memahami arti tulisan. Selain itu pengertian membaca juga diungkapkan oleh beberapa ahli, di antaranya menurut Tampubolon (1990:5), membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang merupakan satu bagian dari komunikasi tulisan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan membaca adalah bahan bacaan. Bahan bacaan atau teks bacaan sangat menentukan berhasil atau tidaknya seorang pembaca dalam memahami bacaan. Bahan bacaan yang beragam atau bervariasi dapat meningkatkan pengetahuan awal siswa. Dengan semakin luasnya pengetahuan awal yang dimiliki, maka akan semakin mempermudah pembaca dalam memahami isi bacaan. Dalam hal ini penggunaan bahan bacaan yang beragam atau multiteks dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif dalam kegiatan membaca. Hal ini dikarenakan semakin siswa banyak membaca lebih dari satu bacaan maka pengetahuan atau informasi yang diperoleh akan semakin banyak sehingga dapat membuat siswa menjadi lebih memahami isi bacaan atau topik pelajaran yang sedang dipelajari. METODE Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang dimaksudkan memaparkan suatu hal secara objektif. Suryabrata (2008:75) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk membuat pencitraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Data-data yang terkumpul digambarkan dengan kata-kata dan kalimat yang dipisahkan sesuai kategori untuk memperoleh kesimpulan. Sumber data pada penelitian ini adalah 32 siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Kepanjen tahun ajaran 2011/2012 yang mendapatkan mata pelajaran Bahasa Jerman. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data tentang penggunaan multiteks pada kemampuan membaca kritis siswa melalui 3 instrumen penelitian , yaitu tes, observasi dan angket. Pada penelitian ini peneliti 2
memberikan tes berupa latihan soal yang harus dikerjakan siswa untuk mengukur pemahaman mereka terhadap kegiatan membaca multiteks. Latihan soal yang diberikan oleh peneliti berupa menjawab pertanyaan bacaan dan latihan soal richtig/falsch (menjawab benar/salah). Selain itu peneliti juga melakukan observasi langsung dengan memberikan lembar observasi yang akan diisi oleh para observer saat proses pembelajaran berlangsung. Tujuan dari lembar observasi ini adalah untuk mengetahui penilaian atau respon siswa dari kegiatan pembelajaran mulai awal sampai akhir. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket terbuka yang berupa pertanyaan uraian. Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif dengan memaparkan sejumlah data yang sudah diperoleh secara deskriptif. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan peneliti akan memberi gambaran tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis dan penafsiran data, sampai pada penulisan laporan. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengikuti cara Bogdan (dalam Moleong 2010:126) yang terdiri dari 3 tahapan, yaitu (1) pralapangan, (2) kegiatan lapangan, dan (3) analisis intensif. HASIL Pada proses pembelajaran selama dua kali pertemuan, ada dua hal yang diamati oleh peneliti, yaitu keaktifan siswa dan kemampuan siswa dalam memahami teks bahasa Jerman. Keaktifan siswa dapat dilihat pada saat kegiatan diskusi untuk memahami isi teks. Mereka menjadi aktif karena ada lebih dari satu teks yang memuat lebih banyak informasi sehingga membuat mereka mempunyai banyak kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. Namun mereka kurang disiplin dalam menyampaikan pendapat atau menjawab pertanyaan dari guru, mereka sering menjawab tanpa mengacungkan tangan terlebih dahulu sehingga suasana kelas menjadi kurang kondusif. Penelitian dengan menggunakan multiteks dilakukan dua kali di kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Kepanjen. Secara umum penelitian pada keterampilan membaca dengan menggunakan multiteks berjalan lancar sesuai dengan RPP. Berdasarkan lembar observasi proses pembelajaran berjalan cukup baik dan mendapat respon yang cukup baik pula dari siswa. Para observer menyatakan bahwa ketika proses pembelajaran menggunakan multiteks terlihat siswa cukup aktif dalam mengikuti pelajaran. Selain itu siswa juga memperhatikan dengan baik terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru. Pertemuan pertama yang dihadiri oleh tiga observer menunjukkan bahwa kegiatan awal pembelajaran berjalan cukup baik. Situasi kelas cukup nyaman dan kondusif dan siswa cukup bersemangat mengikuti apersepsi. Selain itu siswa juga cukup baik dalam memperhatikan guru atau peneliti dalam menyampaikan maksud dan tujuan pembelajaran. Pada pertengahan pembelajaran atau kegiatan inti, hasil observasi menunjukkan bahwa siswa cukup aktif dalam menjawab pertanyaan guru dan mengungkapkan pendapat. Pembelajaran keterampilan membaca dengan menggunakan multiteks berjalan cukup lancar sesuai dengan yang direncanakan. Pada kegiatan penutup siswa cukup mampu dan aktif dalam menyimpulkan hasil belajar.
3
Berdasarkan data yang telah dipaparkan diketahui bahwa siswa mampu memahami isi teks dalam kegiatan membaca dengan menggunakan multiteks. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai siswa dalam mengerjakan latihan soal yang menunjukkan keberhasilan. Pada pertemuan pertama dapat diketahui dari 32 siswa terdapat 28 siswa memperoleh nilai lebih dari 75. Hal ini berarti siswa tersebut dinyatakan tuntas SKM (Standar Ketuntasan Minimal). Sedangkan siswanya 4 orang mendapat nilai kurang dari 75. Sedangkan pada pertemuan kedua terdapat 30 siswa mendapat nilai lebih dari SKM. Hal ini menunjukkan bahwa 28 siswa tersebut memahami isi multiteks dengan prosentase 87,5%, sedangkan yang tidak mampu memahami isi multiteks sebanyak 4 orang dengan prosentase 12,5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mampu memahami isi multiteks pada tema kehidupan sehari-hari dengan sub tema Wohnung. Pada pertemuan kedua diketahui bahwa 30 siswa yang mengerjakan latihan soal mendapat predikat tuntas SKM, sehingga dapat disimpulkan bahwa mereka memahami isi multiteks dengan sub tema Kleidung dengan prosentase 100%. Dua siswa yang tidak hadir dianggap tidak ada sehingga jumlah siswa menjadi 30 orang. Hal ini menunjukkan bahwa semua siswa dianggap mampu memahami isi multiteks. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah mampu memahami isi bacaan dengan menggunakan multiteks. Berdasarkan data angket yang diisi oleh siswa menunjukkan bahwa penggunaan multiteks dalam kegiatan membaca mendapat respon yang cukup baik. Siswa berpendapat bahwa dengan multiteks mereka dapat berlatih dalam memahami isi teks serta dapat mempermudah dalam memahami topik materi pelajaran yang sedang dipelajari. Selain itu siswa menyatakan bahwa multiteks cukup efektif karena terdapat berbagai macam teks yang variatif sehingga menarik untuk digunakan dalam kegiatan membaca. Namun dalam hal ini masih diperlukan peran besar dari seorang guru dalam mencari dan memilah teks yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. PEMBAHASAN Proses pembelajaran keterampilan membaca dengan menggunakan multiteks dapat membuat siswa lebih aktif ketika melakukan diskusi untuk membahas isi teks. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya teks yang berisi informasi yang bervariasi sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan pendapat secara bebas atau melakukan tanya jawab. Lembar pedoman observasi menunjukkan bahwa siswa juga cukup aktif dalam menyimpulkan hasil belajar pada saat itu. Hal ini tidak terlepas dari peran peneliti yang berusaha merangsang keaktifan siswa dengan cara meminta siswa untuk berani berpendapat atau dengan memberikan reward ketika pembelajaran selesai dilakukan. Seperti yang diungkapkan oleh Gary Flewelling dan William Higginson (dalam Suyono, 2011:188-189) bahwa peran seorang guru adalah berinteraksi dengan siswa untuk mendorong keberanian, membangkitkan rasa ingin tahu, rasa antusias dan minat dalam belajar serta sebagai penyedia tugas-tugas pembelajaran yang sudah dirancang dengan baik. Merujuk dari pendapat di atas bahwa peran seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas tetapi juga berusaha membangkitkan minat dan keberanian siswa dalam berpendapat atau menjawab pertanyaan ketika berdiskusi.
4
Selain itu dengan membaca menggunakan multiteks diperoleh hasil yang cukup baik terhadap kemampuan membaca siswa. Hal ini dibuktikan melalui instrumen penelitian berupa Kleintest atau latihan soal yang telah dikerjakan oleh siswa. Kleintest ini digunakan sebagai suatu tes atau latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam membaca multiteks. Seperti yang diungkapkan oleh Nurgiantoro (2001:247) bahwa tes kemampuan membaca adalah tes yang dimaksudkan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif siswa untuk memahami wacana tertulis. Kleintest pada pertemuan pertama dan kedua menunjukkan bahwa hampir semua nilai siswa mendapat predikat tuntas SKM (Standar Ketuntasan Minimal), meskipun pada pertemuan pertama terdapat 4 siswa dari 32 jumlah siswa secara keseluruhan yang nilainya belum tuntas SKM. Melalui dua kali pertemuan tersebut dapat diketahui bahwa siswa mampu memahami isi multiteks tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Rahim (2007:8) bahwa bertransaksi dengan berbagai jenis materi akan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan multiteks dapat memudahkan siswa dalam memahami isi teks. Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa menurut pendapat siswa multiteks efektif digunakan untuk kegiatan membaca karena lebih variatif sehingga menarik ketika dibaca. Selain itu dengan multiteks dapat digunakan sebagai latihan dalam memahami bacaan bahasa Jerman karena terdapat lebih dari teks sehingga akan menambah pembendaharaan kosakata para siswa. Semakin banyak kosakata yang diperoleh oleh siswa, maka akan semakin mudah memahami topik atau tema pelajaran yang sedang dipelajari. Pemilihan materi dalam multiteks juga sudah disesuaikan dengan tema yang sedang dipelajari oleh siswa yang dijadikan subjek penelitian. Dari penelitian ini siswa mampu memahami isi multiteks karena materi yang dipilih untuk penelitian ini sudah disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Hal ini didukung oleh pendapat Bimmel (2003:29) bahwa materi pembelajaran dapat disebut sebagai instrumen untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jadi pencapaian tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pemilihan materi pelajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan siswa.
5
SIMPULAN dan SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan multiteks pada pembelajaran bahasa Jerman untuk keterampilan membaca dapat dikatakan berjalan dengan baik. Kegiatan membaca dengan menggunakan multiteks membuat siswa lebih aktif ketika proses diskusi berlangsung. Hal ini dikarenakan siswa merasa mendapat banyak kesempatan untuk berpendapat karena ditunjang dengan adanya tiga teks yang berisi lebih banyak informasi. Guru berperan besar dalam menstimulus siswa agar lebih aktif dalam menyampaikan pendapat atau melakukan tanya jawab. Berdasarkan Kleintest yang digunakan peneliti untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap isi teks, menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Sebagian besar siswa mendapat nilai di atas SKM (Standar Ketuntasan Minimal) yaitu 75. Berdasarkan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa siswa mampu memahami isi dari ketiga teks yang dibaca melalui cara diskusi. Tingkat keberhasilan dari penggunaan multiteks juga dapat dari hasil angket yang telah diisi oleh siswa. Hasil angket terbuka menunjukkan pendapat atau respon siswa terhadap penggunaan multiteks. Melalui tujuh butir pertanyaan uraian pada angket disimpulkan bahwa siswa berpendapat penggunaan multiteks dapat digunakan sebagai latihan dalam memahami bacaan bahasa Jerman. Selain itu mereka berpendapat bahwa multiteks juga dapat menambah pembendaharaan kosakata dalam bahasa Jerman. Sebagian besar siswa menyatakan bahwa penggunaan multiteks efektif untuk kegiatan membaca karena lebih variatif sehingga teks menarik untuk dibaca.
6
DAFTAR RUJUKAN
Bimmel, Peter. 2003. Deutsch Unterricht Plannen. München: Langenscheidt. Moleong, L.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurgiantoro, B. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPEEYogyakarta. Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tampubolon. 1990. Kemampuan Membaca (Teknik Membaca Efektif dan Efisien). Bandung: PT. Angkasa. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
7
Artikel oleh Amalia Sofie Yuana ini telah diperiksa dan disetujui.
Malang, 19 Juli 2010 Pembimbing I
Edy Hidayat, S.Pd., M.Hum. NIP 19710530 200312 1 001
Malang, 19 Juli 2012 Pembimbing II
Dudy Syafruddin, S.S,. M.A. NIP 19750805 200604 1 001
Malang, 19 Juli 2012 Mahasiswa
Amalia Sofie Yuana NIM 108241410638
8