PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO-KWARTET (DOMTET) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 1 TUMPANG Mei Yuanita Heksanti Pembimbing 1: M. Kharis, S.Pd., M.Hum. Pembimbing 2: Duddy Syafruddin, S.S., M.A. E-Mail:
[email protected] Abstract: The purpose of this research is describing the process and result of Domtet media card at students of XI grade of Language Class in Senior High School 1 of Tumpang. This research use descriptive qualitative to drawing the data that coming from observation data, questioner, and the test result of speaking test.These results indicate that the media Domtet card for three consecutive days run well. the use of media cards Domtet create enthusiastic and active student in the German language conversational skills. This media makes the students more interested in learning the German language. Key Word: Speaking Skill, Domino-Quartet (Domtet) Card Media Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan dan hasil penggunaan media kartu Domtet pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Tumpang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari data observasi, data angket dan data hasil tes keterampilan berbicara siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media kartu Domino-Kwartet (Domtet) selama tiga hari berturut-turut berjalan dengan baik. Media tersebut dapat membuat siswa bersemangat dan siswa aktif dalam berbicara bahasa Jerman. Sebagian besar siswa tertarik dengan penggunaan media ini. Kata Kunci: Keterampilan Berbicara, Media Kartu Domino-Kwartet (Domtet)
Keterampilan berbicara merupakan kegiatan produktif yang harus dilakukan secara efektif agar memiliki manfaat dan tujuan yang jelas. Di Malang terdapat beberapa Sekolah Menengah Atas yang mengajarkan bahasa Jerman sebagai salah satu bahasa asing pilihannya, salah satunya adalah SMA Negeri 1 Tumpang. Di SMA tersebut bahasa Jerman diajarkan di kelas XI dan kelas XII sebagai bahasa pilihan yang harus dipelajari oleh siswa. Siswa mendapatkan materi yang meliputi keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan pengalaman peneliti ketika PPL di SMA tersebut diperoleh data bahwa kebanyakan siswa kelas XI Bahasa mengalami kesulitan untuk berbicara dalam bahasa Jerman karena bahasa Jerman merupakan bahasa asing yang baru dipelajari siswa kelas XI. Hal ini dibuktikan dengan nilai berbicara bahasa jerman yang telah mereka peroleh. Standar ketuntasan nilai berbicara bahasa Jerman tersebut yaitu 75. Berdasarkan data nilai yang diperoleh peneliti yaitu terdapat 10% siswa yang memiliki nilai di bawah standar ketuntasan. Namun ada 35% siswa yang nilainya diambang batas nilai standar ketuntasan. Akan tetapi 55% siswa sudah memenuhi standar ketuntasan. Di kelas XI bahasa jam pelajaran bahasa Jerman yaitu 4x45 menit, sedangkan di kelas XI pilihan jam pelajaran bahasa Jerman yaitu 2x45 menit. Oleh karena itu siswa kelas XI bahasa dituntut untuk lebih mampu berbicara bahasa Jerman dari pada kelas XI pilihan. Permasalahan tersebut apabila dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan
1
kurangnya semangat siswa dalam melakukan atau mengikuti pembelajaran dan akan berdampak pada penurunan prestasi belajar siswa. Hal ini sebenarnya dapat dihindari apabila guru memperhatikan kebutuhan belajar, minat dan perhatian belajar para siswa. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan media pembelajaran. Adanya media pembelajaran diharapkan dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran agar lebih efektif. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media kartu Domino-Kwartet (Domtet). Domino-Kwartet (Domtet) merupakan media kartu yang mempunyai dua sisi berbeda. Satu sisi berupa Domino yang berisi beberapa tema yang diacak. Pada sisi yang lain yaitu kwartet yang mempunyai 4 tema dan mempunyai Wortfelder berdasarkan tema tersebut. Melalui Domtet inilah siswa dilatih untuk lebih mudah dalam menguasai kosakata yang pada akhirnya dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada mata pelajaran bahasa Jerman kelas XI bahasa SMA Negeri 1 Tumpang. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana penggunaan dan hasil penggunaan media kartu Domtet dalam pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa Jerman dengan judul “Penggunaan Media Kartu Domino-Kwartet (Domtet) dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Tumpang”. Menurut Djiwandono (2008:118) berbicara berarti mengungkapkan pikiran secara lisan. Dengan mengungkapkan apa yang dipikirkan, seseorang dapat membuat orang lain yang diajak bicara mengerti apa yang ada dalam pikirannya. Hal tersebut berarti bahwa berbicara merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses berkomunikasi dengan orang lain. Dalam proses pembelajaran bahasa, tentu saja seseorang melakukan kegiatan berbicara untuk dapat diukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa mengenai bahasa yang sedang dipelajari. Pembelajaran keterampilan berbicara dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menyebutkan ujaran (kata/frasa), mengajukan dan menjawab pertanyaan serta melakukan percakapan sederhana tentang benda-benda pada tema kehidupan seharihari. Media pembelajaran menurut Latuheru (1988:14) adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru) kepada penerima (peserta didik). Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa. Dengan menggunakan media pembelajaran akan dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi dan minat belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media yang digunakan dalam keterampilan berbicara bahasa Jerman di SMA yaitu media kartu Domino-Kwartet (Domtet). Kartu Domtet merupakan salah satu jenis media sederhana yang digunakan dalam pembelajaran. Selama ini, kartu Domtet digunakan sebagai media pembelajaran akan memiliki nilai lebih. Dengan menggunakan kartu Domtet sebagai media pembelajaran diharapkan pembelajaran lebih variatif dan dapat menarik minat
2
siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran bahasa Jerman. Kartu Domtet ini sebenarnya adalah penggabungan dari dua buah kartu permainan yaitu kartu domino dan kartu kwartet. Kartu Domtet ini sebenarnya adalah penggabungan dari dua buah kartu permainan yaitu kartu domino dan kartu kwartet. Kartu domino adalah sebuah kartu permainan dengan 28 kartu yang bermata (bertitik besar), tiap kartu dibagi menjadi dua bidang, tiap bidang berisi 0-6 titik (kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:273). Tetapi pada media ini kartu domino adalah sebuah kartu permainan yang mempunyai dua bidang dan setiap bidang berisi kata berbahasa Jerman sesuai tema. Bidang yang sesuai diletakkan diatas bidang kartu lainnya. Jumlah kartu domino dalam penelitian ini berjumlah 64 kartu dengan satu tema yag sesuai dengan pembelajaran saat ini yaitu Imperativ Satz. Sedangkan kartu kwartet adalah media pembelajaran yang terdiri atas beberapa jumlah kartu bergambar. Dari kartu tersebut tertera keterangan berupa tulisan yang menerangkan gambar tersebut. Biasanya tulisan judul gambar ditulis paling atas dari kartu dan tulisannya lebih diperbesar atau dipertebal, sedangkan tulisan lainnya ditulis di tengah-tengah antara judul dan gambar. Ukuran dari kartu kwartet ini biasanya beragam, ada yang ukurannya kecil sedang. Jumlah kartu kwartet dalam penelitian ini berjumlah 64 buah kartu, memiliki 16 judul yang memiliki empat buah kartu dan memiliki empat tema yaitu Kleidung, Wohnung, Essen und Trinken, dan Alltagsleben. Permainan kartu Domtet ini dibagi menjadi dua permainan. Permainan pertama yaitu permainan kartu domino. Pada permainan kartu domino ini terlebih dahulu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang, kemudian kartu dikocok oleh satu pemain. Pada kartu tersebut pemain harus meletakkan sebuah kartu umpan yang bertuliskan kalimat “Schreiben Sie bitte…!” yang dibawahnya terdapat tulisan“Sie-Form”. Setelah itu, semua kartu dibagikan ke setiap pemain. Setiap pemain harus bisa menjaga isi kartunya agar tidak diketahui oleh pemain lain. Pemain yang mendapat giliran pertama meletakkan kartu yang ia miliki diatas kartu lain sesuai tema pada umpan tersebut. Apabila pemain tersebut meletakkan kartu sesuai umpan, maka pemain tersebut harus membuat sebuah kalimat yang sesuai dengan kartu yang ia letakkan, begitupun dengan pemain selanjutnya. Permainan kedua yaitu permainan kartu kwartet. Pada permainan kartu kwartet ini terlebih dahulu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang, kemudian kartu dikocok oleh satu pemain. Setelah itu, kartu dibagikan ke setiap pemain, masing-masing pemain mendapatkan empat kartu, dan sisanya diletakkan di tengah-tengah area permainan. Setiap pemain harus bisa menjaga isi kartunya agar tidak diketahui oleh pemain lain. Pemain yang mendapat giliran pertama meminta kartu kepada pemain lainnya dengan menyebutkan gambar yang dimiliki oleh pemain pertama dengan menggunakan bahasa Jerman sesuai dengan Redemittel yang diberikan oleh guru (bebas untuk menentukan gambar apa yang diminta). Apabila dari pemain lain ada yang gambarnya sama dengan gambar yang diminta oleh pemain pertama, maka kartu itu harus diberikan kepada pemain yang meminta gambar itu. Apabila judul kartu yang diminta tidak ada dari pemain yang lain, maka pemain yang meminta gambar itu harus mengambil satu buah kartu dari tumpukan kartu yang ada, begitupun dengan pemain selanjutnya. Apabila dari
3
salah satu pemain sudah ada yang mengumpulkan empat buah kartu dengan judul yang sama, maka kartu itu telah dianggap lengkap (kwartet) dan pemain tersebut berhak mendapatkan nilai. Metode Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan dan hasil penggunaan media kartu Domtet pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Tumpang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari data observasi, data angket dan data hasil tes keterampilan berbicara siswa. Data dalam penelitian ini meliputi data dokumentasi siswa saat menggunakan media kartu Domtet, data hasil observasi oleh guru saat pembelajaran berlangsung, data nilai siswa ketika menggunakan media domino kwartet, dan data angket yang berisi respon siswa mengenai pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media kartu Domtet. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah 23 siswa kelas XI bahasa SMA Negeri 1 Tumpang tahun ajaran 2011/2012. Pada penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama pengumpul data. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengobservasi proses pembelajaran dari awal hingga akhir, melakukan penilaian terhadap keterampilan berbicara siswa dan menyebarkan angket kepada siswa. Data hasil penelitian yang terkumpul terdiri dari data hasil observasi, data hasil nilai tes, dan angket. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah mengumpulkan data, penyajian data dengan cara mendeskripsikan selanjutnya penarikan kesimpulan. Hasil Berdasarkan hasil observasi pada hari pertama penggunaan media kartu Domino, hari kedua penggunaan media kartu Kwartet dan hari ketiga yaitu penggunaan media kartu Domino-Kwartet (Domtet) tersebut diatas, terbukti bahwa media ini dapat membantu siswa dalam keterampilan berbicara dari tema Imperativ Satz, sehingga mereka aktif dalam berbicara bahasa Jerman. Berikut ini merupakan hasil observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Tabel Hasil Observasi Hari Pertama No. Aspek yang diamati Kegiatan Awal 1. Situasi kelas nyaman dan kondusif. 2. Siswa menjawab salam yang diberikan pengajar. 3. Siswa bersemangat mengikuti apersepsi 4. Siswa memperhatikan dengan baik saat mengajar menyampaikan maksud dan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti 5. Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan pengajar tentang langkah-langkah penggunaan media kartu Domtet. 6. Siswa bertanya apabila ada hal yang kurang jelas atau tidak dimengerti. 7. Siswa memahami petunjuk penggunaan media kartu Domtet. 8. Siswa mampu menyesuaikan diri dengan kelompoknya. 9. Siswa aktif berbicara dalam bahasa Jerman dengan menggunakan media kartu Domtet.
4
1
2
3
4 √ √ √ √ √
√
√
√ √
√
10. 11. 12. 13.
Siswa tidak mengalami kesulitan terhadap kosakata dalam media kartu Domtet. Pembelajaran menggunakan media kartu Domtet berjalan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan. Penutup Siswa mampu menyumpulkan hasil belajar. Siswa aktif dalam menyimpulkan hasil belajar.
Tabel Hasil Observasi Hari Kedua No. Aspek yang diamati Kegiatan Awal 1. Situasi kelas nyaman dan kondusif. 2. Siswa menjawab salam yang diberikan pengajar. 3. Siswa bersemangat mengikuti apersepsi 4. Siswa memperhatikan dengan baik saat mengajar menyampaikan maksud dan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti 5. Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan pengajar tentang langkah-langkah penggunaan media kartu Domtet. 6. Siswa bertanya apabila ada hal yang kurang jelas atau tidak 7. dimengerti. 8. Siswa memahami petunjuk penggunaan media kartu Domtet. 9. Siswa mampu menyesuaikan diri dengan kelompoknya. Siswa aktif berbicara dalam bahasa Jerman dengan menggunakan 10. media kartu Domtet. 11. Siswa tidak mengalami kesulitan terhadap kosakata dalam media kartu Domtet. Pembelajaran menggunakan media kartu Domtet berjalan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan. Penutup 12. Siswa mampu menyumpulkan hasil belajar. 13. Siswa aktif dalam menyimpulkan hasil belajar.
Tabel Hasil Observasi Hari Ketiga No. Aspek yang diamati Kegiatan Awal 1. Situasi kelas nyaman dan kondusif. 2. Siswa menjawab salam yang diberikan pengajar. 3. Siswa bersemangat mengikuti apersepsi 4. Siswa memperhatikan dengan baik saat mengajar menyampaikan maksud dan tujuan pembelajaran. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kegiatan Inti Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan pengajar tentang langkah-langkah penggunaan media kartu Domtet. Siswa bertanya apabila ada hal yang kurang jelas atau tidak dimengerti. Siswa memahami petunjuk penggunaan media kartu Domtet. Siswa mampu menyesuaikan diri dengan kelompoknya. Siswa aktif berbicara dalam bahasa Jerman dengan menggunakan media kartu Domtet. Siswa tidak mengalami kesulitan terhadap kosakata dalam media kartu Domtet.
5
√
√ √
1
2
3
4 √
√
√ √ √
√ √
√
√ √ √
√ √
1
2
3
4 √ √ √ √
√ √ √
√
√ √
√
Pembelajaran menggunakan media kartu Domtet berjalan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan.
12. 13.
Penutup Siswa mampu menyumpulkan hasil belajar. Siswa aktif dalam menyimpulkan hasil belajar.
√ √
Peneliti mendapatkan hasil berupa nilai siswa selama tiga hari yaitu pada hari pertama pembelajaran menggunakan media kartu Domino, pada hari kedua menggunakan media kartu Kwartet dan pada hari ketiga menggunakan media kartu Domtet. Penilaian keterampilan berbicara pada permainan ini berdasarkan pada tiga aspek, yaitu (1) kelancaran berbicara, (2) pelafalan, serta (3) penggunaan nada atau irama. Penilaian dilakukan oleh peneliti dan dua observer pada saat siswa berbicara menggunakan media kartu Domtet. Pada saat hari pertama penggunaan media kartu Domino, dari 23 siswa kelas XI Bahasa, 5 siswa tidak mengikuti pembelajaran sehingga hanya 18 siswa yang mendapatkan nilai keterampilan berbicara. Dari hasil nilai yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai siswa yang tetinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah 70. Nilai tertinggi diperoleh 5 siswa. Sebanyak 10 siswa mendapat nilai 80 dan 2 siswa lainnya mendapat nilai 70 dan 1 siswa mendapat nilai 60. Pada saat hari kedua penggunaan media kartu Kwartet, dari 23 siswa kelas XI Bahasa, 2 siswa tidak mengikuti pembelajaran sehingga hanya 21 siswa yang mendapatkan nilai keterampilan berbicara. Dari hasil nilai yang diperoleh, dapat diketahui bahwa nilai siswa yang tetinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 70. Nilai tertinggi diperoleh 6 siswa. Sebanyak 6 siswa mendapat nilai 90,7 siswa mendapat nilai 80 dan 2 siswa lainnya mendapat nilai 70. Pada saat hari ketiga penggunaan media kartu Domino-Kwartet (Domtet), dari 23 siswa kelas XI Bahasa, 1 siswa tidak mengikuti pembelajaran sehingga hanya 22 siswa yang mendapatkan nilai keterampilan berbicara. dari hasil nilai yang diperoleh, dapat diketahui bahwa nilai siswa yang tetinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 60. Nilai tertinggi diperoleh 7 siswa. Sebanyak 8 siswa mendapat nilai 90,5 siswa mendapat nilai 80, 1 siswa mendapat nilai 70 dan 1 siswa lainnya mendapat nilai 60. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa berbicara bahasa Jerman pada saat menggunakan media kartu Domtet dalam kaitannya dengan tema Imperativ Satz yang sekaligus tema Kleidung, Wohnung, Essen und Trinken, dan Alltagsleben adalah baik. Berdasarkan hasil angket yang telah diisi siswa, siswa berpendapat bahwa penggunaan media kartu Domtet dalam pembelajaran menyenangkan. Meskipun beberapa siswa terlihat kesulitan terhadap kosakata, namun hal itu tidak mengurangi keaktifan mereka dalam pelaksanaan pembelajaran. Sebagian besar siswa berpendapat bahwa media kartu Domtet dapat membantu mereka dalam berbicara bahasa Jerman. Selain itu, penggunaan media ini juga dapat membantu siswa untuk berani berbicara bahasa Jerman. Dengan demikian rata-rata siswa berpendapat bahwa penggunaan media kartu Domtet dalam pembelajaran perlu dikembangkan untuk pembelajaran selanjutnya. Berikut ini adalah data hasil angket siswa. Tabel Hasil Angket Siswa
6
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pernyataan Anda merasa senang mengikuti PBM bahasa Jerman dengan menggunakan media kartu domtet. Saya tertarik dengan bahasa Jerman karena pembelajaran menggunakan media kartu domtet. Gambar dan tulisan pada media kartu domtet sudah jelas. Petunjuk penggunaan media kartu domtet sudah jelas. Media kartu domtet mudah digunakan. Pemilihan media kartu domtet sesuai untuk pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman. Media kartu domtet membuat Anda bersemangat dalam belajar bahasa Jerman. Media kartu domtet dapat membantu Anda dalam berbicara bahasa Jerman. Anda lebih berani berbicara bahasa Jerman setelah berlatih menggunakan media kartu domtet. Penggunaan media kartu domtet dalam pembelajaran bahasa Jerman perlu dikembangkan.
Opsi Jawaban KS TS
SS
S
TM
14
7
1
-
-
10
11
1
-
-
18
4
-
-
-
11
6
5
-
-
7
8
4
-
3
12
9
1
-
-
14
7
1
-
-
14
7
1
-
-
8
6
1
-
7
13
9
-
-
-
Pembahasan Secara garis besar, pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media kartu Domtet di kelas XI Bahasa berjalan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh peneliti. Semua langkah-langkah pembelajaran dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, sampai dengan kegiatan akhit terlaksana dengan baik. Lancarnya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media ini tentu saja tidak terlepas dari tiga faktor, yaitu persiapan RPP (termasuk di dalamnya media) yang matang oleh pengajar, minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, serta kondisi kelas yang nyaman dan kondusif. Siswa tertarik dengan media kartu Domtet karena media ini merupakan media permainan yang belum pernah mereka gunakan dalam pembelajaran. Selain itu, pada permainan ini terdapat gambar-gambar yang berhubungan dengan tema. Gambar yang dimuat dalam media ini tidak hanya sebagai dekorasi, namun gambar tersebut juga mempunyai fungsi yang sangat penting untuk pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh pendapat yang dikemukakan Levie & Lenz (dalam Arsyad, 2002:16) tentang empat fungsi media yaitu (1) fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran, (2) fungsi afektif yaitu media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar, (3) fungsi kognitif yaitu media visual dapat terlihat dari temuantemuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar, (4) fungsi kompensatoris yaitu media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan
7
konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Media kartu Domtet memberikan suatu proses pembelajaran yang lebih menarik dan bervariasi sehingga siswa tidak bosan. Hal ini sejalan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa menurut Sudjana dan Rivai (2002:2) yaitu (a) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa, (b) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran, (c) metode pembelajaran akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, (d) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Penggunaan media kartu Domtet dalam pembelajaran dapat membuat siswa terlibat aktif berbicara bahasa Jerman. Dengan demikian, media tersebut memberikan stimulus kepada siswa yang tadinya pasif, takut melakukan kesalahan di depan teman atau guru menjadi aktif dan berani berbicara untuk tanya jawab dan membuat kalimat secara lisan saat ia mendapat giliran bermain. Pembelajaran dengan menggunakan media kartu Domtet juga membuat interaksi antara guru dengan siswa menjadi lebih efektif. Ketertarikan siswa terhadap media permainan membuat siswa menjadi lebih antusias dalam belajar. Siswa menjadi aktif bertanya apabila ada hal yang tidak dimengerti atau belum mereka pahami. Keefektifan interaksi siswa dengan guru, juga antara siswa yang satu dengan yang lain, ditunjukkan pada saat media kartu Domtet digunakan. Hal ini bisa dilihat dari antusias siswa dalam menjawab pertanyaan pengajaran pada saat apersepsi dan refleksi, juga pada saat siswa berbicara bahasa Jerman untuk tanya jawab dan membuat kalimat secara lisan pada saat menggunakan media ini. Penggunaan media kartu Domtet dapat memberikan stimulus kepada siswa untuk berani dan aktif berbicara bahasa Jerman dalam proses pembelajaran. Selain itu, media kartu Domtet juga membuat siswa semangat sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik. Semangat siswa dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman di kelas diperkuat dengan perrnyataan butir 7 yang terdapat dalam angket, yaitu sebanyak 63,3% dari 22 siswa menyatakan sangat setuju, 31,8% siswa menyatakan setuju dan 4,5% siswa menyatakan tidak setuju bahwa media kartu Domtet membuat mereka bersemangat dalam belajar bahasa Jerman. Hasil penelitian ini mampu mendukung penelitian terdahulu yang relevan yang dilakukan oleh Ainun Nisak dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kwartet Terhadap Minat dan keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Malang”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ainun Nisak tersebut menyatakan bahwa media kartu kwartet dapat berpengaruh yang signifikan antara keterampilan berbicara siswa sebelum dan sesudah menggunakan media ini dalam pembelajaran bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Malang. Hasil pada penelitian dengan menggunakan media kartu Domtet ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk belajar bahasa Jerman. Hal ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Hamalik (dalam Arsyad, 2002:15) bahwa pemakaian media
8
pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Secara praktis, kosakata yang ada pada kartu Domtet sesuai dengan kemampuan siswa kelas XI Bahasa yang sedang mempelajari tema Imperativ Satz, Kleidung, Wohnung, Essen und Trinken dan Alltagsleben. Bukan hanya itu, media ini juga membantu siswa terutama siswa yang pasif untuk mendapatkan kesempatan aktif berbicara bahasa Jerman di kelas. Dengan media ini, siswa yang tadinya ragu-ragu dan malu untuk berbicara di depan teman atau pengajarnya menjadi percaya diri dalam berbicara bahasa Jerman. Dengan demikian rata-rata siswa setuju bahwa penggunaan media kartu Domtet dalam pembelajaran perlu dikembangkan untuk pembelajaran selanjutnya. Melalui penelitian ini, peneliti juga mendapatkan nilai keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa. Apabila ditinjau dari lembar penilaian keterampilan berbicara, peneliti menemukan kemampuan siswa dalam kelancaran berbicara, pelafalan dan penggunaan nada/irama siswa dalam berbicara bahasa Jerman sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa yang menggunakan media kartu Domtet selama tiga hari berturut-turut. Pada hari pertama dalam menggunakan kartu Domino, dari 18 siswa yang mengikuti pembelajaran, terdapat 11,1% siswa yang mendapatkan nilai 70, dan 5,5% siswa mendapat nilai 60 sehingga tidak lulus Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMA Negeri 1 Tumpang, yaitu 75. Sementara 83,3% siswa lainnya lulus SKM. Pada hari kedua dalam menggunakan kartu Kwartet, dari 21 siswa yang mengikuti pembelajaran, terdapat 9,5% siswa yang mendapatkan nilai 70, sehingga tidak lulus Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMA Negeri 1 Tumpang, yaitu 75. Sementara 90,4% siswa lainnya lulus SKM. Pada hari ketiga dalam menggunakan kartu Domtet, dari 22 siswa yang mengikuti pembelajaran, terdapat 4,5% siswa yang mendapatkan nilai 70, dan terdapat 4,5% siswa yang mendapatkan nilai 60 sehingga tidak lulus Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMA Negeri 1 Tumpang, yaitu 75. Sementara 90,9% siswa lainnya lulus SKM. Dengan demikian dapaat disimpulkan dari nilai yang diperoleh siswa selama 3 hari berturut-turut bahwa kemampuan siswa berbicara bahasa Jerman dalam kaitannya dengan tema Imperativ Satz, Kleidung, Wohnung, Essen und Trinken dan Alltagsleben adalah baik. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kartu Domtet pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Tumpang, khususnya untuk melatih kemampuan berbicara berjalan dengan baik. Siswa belajar bahasa Jerman dengan semangat. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan kartu Domtet berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang telah peneliti rencanakan. Keberhasilan penggunaan media kartu Domtet tersebut tidak lepas dari perencanaan pembelajaran yang baik, suasana kelas yang nyaman dan kondusif dan peranan guru saat menggunakan media kartu Domtet. Hal tersebut didukung dengan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas. Penggunaan media kartu Domtet mampu menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap keterampilan berbicara bahasa Jerman. Selain itu media kartu ini juga membuat siswa bersemangat dalam belajar bahasa Jerman khususnya pada
9
keterampilan berbicara. Hal ini didukung dengan hasil analisis angket siswa yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berpendapat bahwa siswa tertarik dengan bahasa Jerman karena pembelajaran menggunakan kartu domtet dan media kartu Domtet membuat siswa bersemangat dalam belajar bahasa Jerman. Hasil dari penggunaan media kartu Domtet dalam pembelajaran bahasa Jerman pada keterampilan berbicara siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Tumpang secara nilai adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian tes siswa selama tiga hari berturut-turut yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mendapatkan nilai lebih dari 75 dan melampaui standar kelulusan minimum yang ditetapkan di SMA Negeri 1 Tumpang. Berkaitan dengan hasil penelitian, dapat diajukan saran kepada pengajar, peneliti selanjutnya dan instansi pendidikan. Kepada para dosen bahasa Jerman, khususnya dosen mata kuliah media pembelajaran bahasa Jerman, guru bahasa Jerman dan mahasiswa bahasa Jerman yang mengikuti mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), sebaiknya bisa memilih media pembelajaran yang dapat memotivasi dan melibatkan seluruh siswa untuk aktif selama proses pembelajaran. Kepada peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan media pembelajaran. Di samping itu, diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat menerapkan atau mengaplikasikan teori yang telah diperoleh dengan melakukan penelitian langsung di sekolah yakni berkolaborasi dengan pengajar untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam pembelajaran di kelas, sekaligus memberikan solusi bagi peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Daftar Rujukan Arsyad, Azhar.2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Djiwandono, M. Soenardi. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Macana Jaya Cemerlang. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Latuheru, D. John. 1988. Media Pembelajaran dan Proses Hasil Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud Dikti P2LPTK. Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
10