PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
(Artikel)
Oleh ERFINA TRIUTAMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014
MENGESAHKAN KELAYAKAN ARTIKEL
Judul
: Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa
Nama
: Erfina Triutami
Npm
: 0853024013
MENGESAHKAN
Pembimbing 1
: Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed.
……………
Pembimbing 2
: Drs. Arwin Achmad, M.Si
.…..………
Pembahas
: Dr. Tri Jalmo, M.Si
……………
Ketua Penyunting Jurnal : Dina Maulina, S.Pd., M.Si.
……………
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA Erfina Triutami1, Darlen Sikumbang2, Arwin Achmad2 email:
[email protected] HP: 082337714247
ABSTRAK
This study was aimed to determine the effect of media using Group Investigation (GI) model learning of Keterampilan Proses Sains (KPS). This study design was pretest-posttest non-equivalent group. Samples were VIIC and VIID, chosen by Purposive Sampling. Quantitative data of which obtained from the average value of test were analyzed by using t-test and U-test. The qualitative data which obtained from the observation sheet of learning activities and questionnaire responses of students were analyzed descriptively. The results showed that the use of GI learning model was able to improve KPS of student, it shown that the experimental class higher value of N-gain 66,38 and significantly different from the control class N-gain 51,43. Learning activities of the students also improve with average 72,30 of the experimental class and 50,23 of the control class. Most students gave positive respond to GI learning model. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran GI terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS). Desain penelitian pretest-posttest kelompok non-equivalent. Sampel penelitian siswa kelas VIIC dan VIID, dipilih secara Purposive Sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif yang diperoleh dari rata-rata nilai tes yang dianalisis menggunakan uji-t dan uji-U. Data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar dan angket tanggapan siswa yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model pembelajaran GI dapat meningkatkan KPS siswa, terlihat pada nilai N-gain 66,38 kelas eksperimen lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan kelas control N-gain 51,43. Aktivitas belajar siswa juga meningkat dengan ratarata 72,30 kelas eksperimen dan 50,23 pada kelas kontrol. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model pembelajaran GI. Kata kunci : aktivitas siswa, keterampilan proses sains, model pembelajaran GI
1 2
Mahasiswa Pendidikan Biologi Dosen Pembimbing
negara peserta.
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil
studi diperoleh berbagai temuan Sumber daya manusia yang bermutu
tentang perkiraan faktor penyebab
merupakan faktor penting dalam
kelemahan siswa yaitu
pembangunan di era globalisasi saat
memahami
ini.
yang mendasar dan mengetahui fakta
Pengalaman di banyak negara
kurang
konsep-konsep
sains
menunjukkan, sumber daya manusia
sains dasar.
yang bermutu lebih penting dari pada
Indonesia tidak mampu dalam hal
sumber daya alam yang melimpah.
antara
Sumber daya manusia yang bermutu
beberapa konsep yang abstrak dan
hanya dapat diwujudkan dengan
kompleks
pendidikan
Oleh
fisika dan ilmu bumi, (2) memahami
karena itu, upaya peningkatan mutu
kompleksitas makhluk hidup dan
pendidikan
hubungan
yang
bermutu.
merupakan
tidak dapat ditawar
hal
yang
lain:
Selain itu anak-anak
(1)
dalam
menunjukkan
biologi,
mereka
kimia,
dengan
lagi dalam
lingkungannya, (3) memahami sifat
rangka meningkatkan mutu sumber
magnet, suara, dan cahaya serta
daya
perubahannya,
manusia
bangsa
Indonesia
(Tjalla, 2011: i).
(4)
menerapkan
pengetahuannya tentang tata surya, ciri-ciri bumi dan prosesnya, serta
Dari
berbagai
menunjukkan pendidikan
hasil bahwa
di
Indonesia
survei
menerapkan pengetahuannya pada
kualitas
masalah lingkungan, (5) memahami
masih
dasar-dasar penyelidikan ilmiah dan
tergolong rendah, sejalan dengan
menerapkan
pendapat
untuk
Tola (Tjalla, 2011: i)
memecahkan
gambaran hasil studi Internasional
masalah
The
memberikan
Trends
Mathematics
in and
International Science
Study
tertulis
prinsip-prinsip
kuantitatif,
beberapa dan
penjelasan
untuk
fisika
(6) secara
menyampaikan
(TIMSS) yang dilaksanakan pada
pengetahuan ilmiah (Martin dkk.,
bulan Mei 2007 secara bersamaan di
2008 dalam Tjalla 2011: i).
seluruh Indonesia.
Dalam bidang
sains, kemampuan anak Indonesia
Dari uraian di atas diketahui bahwa
berada pada posisi ke 35 dari 49
kemampuan
siswa-siswi Indonesia
di bidang IPA masih berada pada
kepada siswa. Sehingga diperlukan
kualitas
suatu pembelajaran yang berpusat
yang
tergolong
rendah.
Secara umum IPA dipahami sebagai
pada
ilmu
melalui
mengarahkan peserta didik untuk
perumusan
dapat terlibat secara langsung dan
yang
berkembang
langkah
observasi,
masalah,
penyusunan
hipotesis,
pengujian
hipotesis
melalui
eksperimen,
penarikan
simpulan
peserta
aktif
dalam
mengajar.
didik
dan
kegiatan
dapat
belajar
Kegiatan pembelajaran
dimaksudkan agar tercipta kondisi
serta penemuan teori dan konsep
yang
(Trianto, 2010: 141). Dalam kegiatan
belajar pada diri siswa (Semiawan
belajar mengajar IPA dibutuhkan
dkk, 1984: 14).
malatih
memungkinkan
terjadinya
keterampilan ilmiah yang
terarah yang dapat digunakan untuk
Tujuan
menemukan konsep atau prinsip atau
kegiatan pembelajaran di sekolah
teori
pengembangan
secara
memproseskan.
membelajarkan siswa agar mampu
dalam
keterampilan
pokok
penyelenggaraan
operasional
adalah
Melatih keterampilan proses dalam
memproseskan
IPA, Dahar (dalam Trianto 2010:
memperoleh
148)
bahwa
keterampilan, dan sikap bagi dirinya
proses
sendiri. Timbul pertanyaan “apakah
yang diajarkan dalam pendidikan
bisa dilakukan untuk mengidealkan
IPA memberikan penekanan pada
kegiatan pembelajaran di sekolah? ”
keterampilan-keterampilan berpikir.
Salah satu jawaban atas pertanyaan
Dengan keterampilan ini, anak-anak
tersebut
adalah
dapat mempelajari IPA sebanyak
Pendekatan
Keterampilan
mereka dapat mempelajarinya dan
(Dimyati dan Mujiono, 2009: 136).
mengemukakan
keterampilan-keterampilan
dan
mampu
pengetahuan,
penerapan Proses
ingin mengetahuinya. Strategi
keterampilan proses sains
Sejalan dengan Perkembangan ilmu
dapat
direalisasikan
pengetahuan dan teknologi terjadi
menggunakan model pembelajaran
sangat
tidak
pembelajaran kooperatif.
guru
Slavin (dalam Rusman, 2010: 221)
mengajarkan semua fakta dan konsep
model pembelajaran tipe GI sangat
cepat,
memungkinkan
sehingga lagi
para
dengan
Menurut
cocok untuk bidang kajian yang
berlangsungnya
penyelidikan
memerlukan kegiatan studi proyek
(Sharan dalam Taniredja, Faridli dan
terintegrasi yang mengarah pada
Harmianto, 2012: 75).
kegiatana perolehan, analisis, dan sistesis
informasi
dalam
upaya
memecahkan suatu masalah. Dengan topik materi yang mengarah kepada kegiatan metode ilmiah, diharapkan siswa
dalam
kelompknya
dapat
saling memberi kontribusi dalam pengalaman sehari-harinya. Dalam tahapan pelaksanaan investigasi para siswa
mencari
informasi
dari
berbagai sumber, baik di dalam
Dari wawancara dengan guru biologi SMP N 19 Bandar Lampung pada Oktober 2012, model pembelajaran GI belum pernah diterapkan dalam proses pembelajaran.
guru menggunakan metode ceramah dan
demonstrasi.
Kendala
pembelajaran yang sering ditemukan adalah siswa kelas VII masih kurang terampil dalam memprediksi dan menyimpulkan hasil dari materi yang
maupun di luar kelas/sekolah.
telah dipelajari. Proses
investigasi
menekankan
inisiatif siswa, dibuktikan dengan pertanyaan yang mereka ajukan, dengan
sumber
yang
mereka
temukan, dan jawaban yang mereka rumuskan.
Interaksi antara siwa
penting bagi investigasi kelompok, yang dapat meberikan dorongan, mengembangkan gagasan satu sama lain. interaksi
Menurut sosial
Thelen dan
bahwa
intelektual
merupakan cara yang digunakan siswa
untuk
mengolah
lagi
pengetahuan personal mereka di hadapan pengetahuan baru didapat
oleh
kelompok,
Selama ini
yang selama
Metode-metode
yang telah digunakan diduga kurang memfasilitasi
siswa
untuk
mengembangkanketerampilan proses sains
yang
pengalaman
dapat
memberikan
belajar
siswa
melibatkanketerampilan keterampilan
yang
kognitif,
psikomotor,
keterampilan afektif.
dan
Pada materi
ciri-ciri makhluk hidup kelas VII memiliki banyak sub topik yang mengarahkan perolehan,
pada analis,
kegiatan
dan
sintesis
informasi yang merupakan bahan belajar
untuk
mengembangkan proses
sains
membantu keterampilan siswa
dalam
pembelajaran kooperatif tipe GI.
Salah satu penelitian yang menguji
purposive sampling yaitu kelas VIIc
efektivitas model pembelajaran GI
terpilih sebagai kelas eksperimen dan
adalah Primarinda (2011: 1) dalam
kelas VIID sebagai kelas kontrol.
penelitiannya kelas
X
bahwa
SMAN
menyimpulkan
siswa-siswi 4
Surakarta
bahwa
model
pembelajaran kooperatif kelompok investigasi
GI
berpengaruh
signifikan
terhadap
keterampilan
Desain
186).
berpengaruh terhadap hasil belajar
akan
dilakukan
berjudul
penelitian
“Pengaruh
Model
yang
Penggunaan
Pembelajaran
Tipe
GI
Struktur desain penelitian
yaitu :
kooperatif kelompok investigasi GI
Berdasarkan uraian di atas, maka
dalam
postes tak ekuivalen (Sukardi 2007:
kelas
dan afektif siswa.
digunakan
penelitian ini adalah desain pretes
proses sains dan model pembelajaran
biologi ranah kognitif, psikomotor,
yang
Pretes
Perlakuan
Postes
I
O1
X1
O2
II
O1
X2
O2
Keterangan : I = Kelas eksperimen (Kelas VII c) II = Kelas kontrol (Kelas VIID ) O1 = tes awal O2 = tes akhir X1 = Pembelajaran menggunakan model GI X2 = Pembelajaran dengan metode diskusi. Gambar 1. Desain penelitien pretes-postes kelompok.
Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pokok Ciri-Ciri
Data penelitian ini adalah data
Makhluk Hidup (Studi Eksperimen
kuantitatif berupa hasil belajar oleh
pada Siswa Kelas VII SMP N 19
siswa yang diperoleh dari nilai
Bandar
selisih antara pretes dengan postes
Lampung
Tahun
Ajaran
2012/2013)”
dalam bentuk N-gain dan dianalisis secara statistik dengan uji t dan uji
METODE PENELITIAN
Penelitian ini
Mann Withney U (uji U), serta data
dilaksanakan pada
kualitatif
berupa
data
deskripsi
diperoleh
dari
lembar
observasi
bulan Mei, 2013 di SMP N 19
aktivitas siswa dan angket tanggapan
Bandar Lampung, semester genap
siswa
tahun pelajaran 2012/2013. Sampel
deskriptif.
penelitian
dipilih
dengan
cara
yang
dianalisis
secara
HASIL PENELITIAN DAN
Berdasarkan uji statistik penggunaan
PEMBAHASAN
model pembelajaran GI berpengaruh signifikan terhadap peningkatan KPS
Hasil penelitian ini berupa data
pada indikikator mengidentifikasi,
keterampilan proses sains siswa,
mengkomunikasikan dan interpretasi
aktivitas
data.
tanggapan
siswa,
siswa
dan
terhadap
penggunaan model pembelajaran GI.
Rata-rata nilai
Eksperimen
66.4 51.4 3
22 20.5 B TS Pretes
pada ketiga indikator
tersebut
adalah sebagai berikut:
Kontrol
74 62
Peningkatan nilai rata-rata
kelas eksperimen dan kelas kontrol
BS
BS
Postes
N-gain
Keterangan : BS = Berbeda Signifikan BTS = Berbeda Tidak Signifikan Gambar 2. Hasil uji statistik terhadap hasil belajar siswa
Rata-rata N-gain
belajar
79.7
70.7
61.7 42.1
BS
43.5
45.8 BS
BS
Eksperimen
Kontrol
Keterangan : BS = Berbeda Signifikan BTS = Berbeda Tidak Signifikan. Gambar 3. Hasil uji statistik terhadap peningkatan KPS
Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa nilai pretes kedua kelas
Model pembelajaran GI berpengaruh
berbeda
signifikan
tidak
signifikan
artinya
terhadap
peningkatan
kedua kelas memiliki kemampuan
KPS, dalam proses belajar siswa
awal yang sama. Untuk nilai postes
turut aktif terlibat karena langkah
dan N-gain siswa pada kedua kelas
model GI pada LKK menuntun siswa
berbeda signifikan
untuk
terlihat dari
memberikan
pendapat/ide,
perbedaan nilai rata-rata postes dan
menyusun perencanaan penyelidikan,
N-gain siswa pada kelas eksperimen
melakukan
lebih tinggi dari kelas kontrol.
mencari
penyelidikan informasi
dengan
pengetahuan
untuk
menyampaikan
fakta
angket. Pada gambar di bawah ini
pengetahuansesuai ilmu pengetahuan
dipaparkan tentang tanggapan siswa
yang
terhadap penggunaan model GI.
didapat
untuk
untuk
menyelesaikan masalah. Aspek diskusi dan bertanya terlihat pada langkah model belajar GI yaitu:
senang mempelajari materi ciri-ciri… mudah mengerjakan soal
melaksanakan
mengembangkan keterampilan proses
investigasi dan mempresentasikan
sulit mengerjakan soal
perencanaan tugas,
laporan akhir.
Sedangkan untuk
aspek membuat kesimpulan terlihat
0
100 18,9 13,5
TS
86,5
29,3 24,3
mengarahkan sendiri cara belajar
pada langkah GI yaitu langkah
81,1
70,3 75,7
S
evaluasi. Data hasil aktivitas siswa pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil observasi aktivitas belajar Siswa kelas eksperimen dan kontrol Aktivitas
Kelas
Siswa
Eksperimen %
A
B
C
± Sd
Kelas Kontrol
kriteria
77.71 ± 0.54 78.38 ± 0.56 60.81 ± 0.62 72.30 ± 0.57
T
T
S
T
Gambar 4. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran GI.
Berdasarkan gambar 4 diketahui bahwa semua siswa (100%) merasa senang
%
Kriteria
54.17 ± 0.58 52.09 ± 0.55 44.45 ± 0.62 50.23 ± 0.58
belajar
R
pembelajaran GI. Sebagian besar
sendiri cara belajarnya dan merasa sulit teman
R
tidak
berinteraksi dengan
dalam
kelompok
belajar
sehingga sebagian besar siswa tidak merasa sulit mengerjakan soal LKK
R
Data tanggapan siswa terhadap kelas
yg diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian
penyebaran
besar
siswa
memberikan tanggapan yang positif terhadap
penggunaan
pembelajaran GI.
eksperimen penerapan model GI melalui
model
siswa merasa dapat mengarahkan R
Keterangan: A = diskusi kelompok; B = Mengajukan pertanyaan; C = Membuat kesimpulan;
dilakukan
dengan
PEMBAHASAN
model
Berdasarkan hasil penelitian dan
mempresentasikan
analisis
GI
Sedangkan untuk aspek membuat
terhadap
kesimpulan terlihat pada langkah GI
model
berpengaruh
pembelajaran
signifikan
peningkatan
KPS,
dalam
belajar siswa turut aktif
laporan
proses
yaitu langkah evaluasi.
terlibat
Pada
indikator
mengidentifikasi
karena langkah model GI pada LKK
didapat
menuntun siswa untuk memberikan
signifikan antara kelas eksperimen
pendapat/ide, menyusun perencanaan
dan
penyelidikan,
dikarenakan sebagian besar siswa
melakukan
penyelidikan
dengan
informasi
mencari
pengetahuan
untuk
nilai
akhir.
kelas
pada
rata-rata
kontrol.
kelas
mencapai
berbeda
Hal
ini
eksperimen
sudah
rata-rata
sebesar
nilai
menyampaikan fakta sesuai ilmu
61.71 (Gambar 3) berkriteria tinggi.
pengetahuan yang didapat untuk
Data tersebut
menyelesaikan masalah. Aktivitas
siswa yang diberi perlakuan denga
diskusi dan bertannya oleh siswa
model
mengalami
mengenali,
peningkatan
sejalan
GI
menunjukkan bahwa
telatih
untuk
dapat
mengelompokkan dan
dalam proses pembelajaran model GI
mengenal perbedaan/persamaan pada
(Tabel 1).
objek dalam mempelajari keragaman
Gambar
Selain itu, berdasarkan 2
diketahui
bahwa
ciri makhluk hidup, sehingga dapat
penggunaan model pembelajaran GI
menyelesaikan masalah dengan baik.
berpengaruh
Dalam pembelajaran LKK model GI
signifikan
terhadap
peningkatan KPS pada indikator
melatih
KPS
mengidentifikasi,
mengembangkan
mengkomunikasikan dan interpretasi
mengidentifikasi
data. Pada kelas eksperimen ketiga
pengetahuan dan hasil invertigasi
indikator tersebut memiliki nilai rata-
pada
rata berkriteria tinggi.
Terjadi
memudahkan siswa untuk menjawab
peningkatan aktivitas siswa (Tabel 1)
pertanyaan pada soal LKK dan soal
untuk aspek diskusi dan bertanya
pretest-postest.
terlihat pada langkah model belajar
merupakan contoh LKS
GI
yang mendukung peningkatan KPS
yaitu:
melaksanakan
perencanaan investigasi
tugas, dan
siswa
untuk
dapat
keterampilan sesuai
kelompok
informasi
sehingga
Berikut
ini
model GI
pada indikator mengidentifikasi :
materi gerak sebagai ciri makhluk hidup. Dalam proses pembelajaran terjadi peningkatan diskusi siswa meliputi keragaman ciri makhluk hidup
dan
mampu
memberikan
contoh makhluk hidup sekitar yang telah dikenali, selain itu kelompok belajar menjawab pertanyaan pada LKK yang pada akhir tugas masingmasing siswa dapat menyimpulkan Gambar 5. Contoh jawaban siswa pada indikator observasi, identifikasi, Prediksi dan mengkomunikasikan (LKK pertemuan ke-1). Komentar LKK: Jawaban yang diberikan oleh siswa dapat memberikan informasi rincian penyelidikan terhadap jenis makhluk hidup, habitat makhluk hidup, jumlah alat gerak(pada hewan) dan cara gerak makhluk hidup. (skor 3 untuk setiap soal)
Pada
soal
LKK
mengembangkan
bahwa adanya keragaman alat gerak, cara gerak dan jumlah alat gerak (pada
hewan)
yang
dimiliki
makkhluk hidup. Berikut contoh LKK pada indikator mengidentifikasi dan memprediksi :
siswa
kemampuan
mengidentifikasi (mengenali) objek pada gambar dan memprediksikan jenis
gerak
keragaman
untuk
mengetahui
alat gerak
dan cara
gerak sebagai ciri makhluk hidup. LKK di rancang menyediakan tabel
Gambar 6. Contoh jawaban pada pertanyaan esay pada LKK pertemuan ke-2.
bergambar dan kolom pertannyaan yang dapat menutun siswa untuk menginvestigasi objek pada gambar sehingga
mendapatkan
pengetahuan
yang
informasi
rinci
untuk
menjelaskan keragaman pada sub
Komentar LKK: Jawaban siswa mendapat nilai tinggi (skor 3) pada LKK pertemuan ke-2 mengalami peningkatan keterampilan mengobservasi,mengidentifikasi dan memprediksi.
Pada
soal
LKK
menyediakan
pertanyaan esay disertai gambar
untuk lebih mengetahui kemampuan
Siswa mendapatkan nilai tinggi (skor 3)
mengobservasi
karena jawaban yang tepat dan terlihat jelas
kemampuan ekskresi
siswa
pada
mengenali
organ
pada
tumbuhan
mampu ngenali 3 jenis adaptasi.
dan
mamalia, dalam menjawab soal esay
Pada
siswa
menginferensi
diberi
kesempatan
untuk
LKK
dengan
indikator
berguna
sebagai
berdiskusi untuk mencari informasi
stimulus untuk memahami kembali
tentang tugas tersebut.
dan
siswa
Pada saat
mempresentasikan
belajarnya,
hasil
siswa mengembangkan
keterampilan
mengidentifikasi
meringkas
pengetahuan
terhadap semua materi yang telah dipelajari.
Termasuk pada contoh
LKK diatas pada sub materi
mengenal keragaman organ dan hasil
adapatasi,
eksresi
yang
menyimpulkan dan mengenali 3 jenis
dapat
adaptasi pada makhluk hidup sebagai
tepat
dasar keragaman adaptasi makhluk
makhluk
kemudian
siswa
menyimpulkan keragaman makhluk
hidup,
dengan
ekskresi hidup.
sebagai ciri Keterampilan
menginferensi bisa dikatakan sebagai hasil pemahan siswa setelah proses belajar, berikut contoh LKK dengan yang
menunjukkan
keterampilan
siswa
peningkatan pada
aspek
menginferensi: Contoh jawaban siswa pada indikator
siswa
mampu
hidup. Peningkatan juga
keterampilan
terlihat
pada
proses indikator
mengkomunikasikan, yang memiliki nilai rata-rata
70.72
berkriteria
tinggi (Gambar 3). Peningkatan ini juga
didukung
oleh
aktivitas
bertanya dan menyimpulkan oleh siswa pada langkah pelaksanaan penyelidikan
dan
menyampaikan
laporan akhir dalam model GI, (Tabel 1). menginferensi LKK pertemuan ke-2 Gambar 7. Jawaban siswa pada indikator menginferensi Komentar LKK:
Terlihat bahwa kelas
dengan perlakuan model GI mampu mengembangkan
keterampilan
proses mengkomunikasikan, hal ini dikarenakan siswa terlatih untuk menyampaikan
hasil
dari
penyelidikannya sabagai rangkaian
kelompok
dari
pembelajaran siswa aktif.
laporan
akhir
yang
berisi
belajar
sebagi
upaya
informasi pengetahuan pada sub materi yang diselidiki. siswa tidak
Sehingga
merasa sulit
memahami
materi,
Peningkatan
KPS
dikarenakan
eksperimen
dapat
keterampilan dalam menyelesaikan tugas
dan
mudah
maksud
mengerjakan soal-soal yng diberikan
spesifik
(Gambar 4).
mengembangkan
lebih
kelas
untuk
mengarahkan sendiri cara belajarnya merasa
pada
dengan
lebih
dari
adanya
memahami
pertanyaan
dikerenakan
(memprediksi,
secara dilatih
keterampilan identifikasi,
dan
Keterampilan menginterpretasi data
menginferensi) dalam penyelidikan
merupakan
masalah pada proses pembelajaran
keterampilan
yang
memiliki nilai rata-rata paling tinggi
dengan model GI.
Hal ini sejalan
yaitu 79.73 (Gambar 3) berkriteria
dengan
(Semiawan.dkk,
tinngi.
Keterampilan
1984: 18), seluruh irama gerak atau
melibatkan
tindakan proses belajar mengajar
menginterpretasi
data
pendapat
beberapa keterampilan dasar yaitu:
dengan
keterampilan
keterampilan-keterampilan
mengobservasi,
mengidentifikasi,
memproseskan
mengkomunikasikan menginferensi. keterampilan
mengembangkan
dan Serangkaian
tersebut
untuk
mendukung
ketepatan interpretasi
data dalam
menyelesaikan tugas
oleh siswa.
Hal ini menunjukkan
perolehan
akan
menciptakan kondisi belajar siswa aktif.
Selain itu peningkatan KPS
didukung oleh angket tanggapan siswa dengan
yang
menyatakan
menggunakan
pembelajaran
GI
seluruh
bahwa model siswa
model GI sesuai sebagai alternatif
(100%) tidak merasa sulit dalam
yang
mengerjakan soal-soal (Gambar 4).
diguunakan
untuk
meningkatkan keterampilan preoses sains siswa. Langkah pembelajaran
Berdasarkan uraian di atas dapat
pada model GI berpengaruh penting
dilihat bahwa penggunaan GI dapat
untuk membuat siswa terlibat dengan
meningkatkan
KPS
siswa
dan
aktivitas belajar siswa. Peningkatan
keterampilan
proses
sains
siswa
aktivitas
siswa
SIMPULAN DAN SARAN
disebabkan
oleh
berkriteria
tinggi
pada
kelas
Berdasarkan hasil analisis data dan
eksperimen
(Tabel
1)
yang
pembahasan,
eksperimen
disimpulkan
menunjukkan
kelas
maka bahwa
dapat Penggunaan
berbeda signifikan dengan kelas
model pembelajaran GI berpengaruh
kontrol. Peningkatan aktivitas secara
signifikan
bersamaan
sejalan
keterampilan proses sains siswa pada
dengan proses pembelajaran dalam
Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk
langkah-langkah model GI. Hal ini
Hidup.
akan
muncul
dalam
meningkatkan
didukung oleh Sharan dan Sharan (dalam
Slavin,
menyediakan anggota
2008:
218)
kesempatan kelompok
memberikan
GI bagi
untuk
berbagai
macam
kontribusi dan kerja dalam kelompok dan
berbagai
tanggung
pengetahuan
jawab
merupakan
kunci
individu
serta tetap
keberhasilan
belajar. Penugasan dalam kelompok menjadi tanggung jawab individu untuk menyelesaikan tugas LKK yang diberikan, sehingga siswa akan berdiskusi
dan
mengajukan
pertanyaan sebagai proses untuk mengetahui
informasi
dan
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis
menyarankan
bahwa
Pembelajaran menggunakan model GI
dapat digunakan oleh guru
biologi sebagai salah satu alternatif yang
dapat
meningkatkan
keterampilan proses sains siswa pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup.
Selain
itu,
sebaiknya
menyiapkan informasi pengetahuan (materi
belajar)
dari
beberapa
sumber seperti: artikel atau buku teks untuk menambah dan memudahkan siswa dalam penyelidikan masalah (sub materi) yang diberikan.
menghasilakan pengetahuan untuk melengkapi tugas bersama sebagai
DAFTAR PUSTAKA
produk belajar. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Primarinda, I. 2011.” Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif group investigation (GI) Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran2011/2012”. Skripsi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Semiawan, C., A.F. Tangyong, S. Belen, Y. Matahelemual, dan W. Suseloandjo. 1984. Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan siswa dalam belajar. Jakarta: PT Gramedia Slavin, R. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik (Edisi Terjemah). Bandung: Nusa Media Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara Taniredja, T., M.E .Faridli, dan S. Harmianto. 2012. Model-Model Pembeljaran Inovatif. Bandung: Alfabeta Tjalla, A. 2011. Potret Mutu Pendidikan Indonesia Ditinjau dari Hasil-hasil Studi Internasional.(online). (http://pustaka.ut.ac.id/pdfartikel /TIG601.pdf, di akses pada 15 Juli 2014, 9:19:08 WIB)
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara