1
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN UMUM DAN SAINS
JURNAL
Oleh
RATNA HANDAYANI FIKRI (1113054044)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015
2
ABSTRAK
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN UMUM DAN SAINS
Ratna Handayani Fikri1), Dr.Een Yayah Haenilah, M.Pd 2), Ari Sofia, S.Psi.,MA.Psi 3)
This research was based on the reality in Dharma Wanita kindergarden school Lampung province that there are children who have not yet reached cognitive growth level in general knowledge and science particularly activities related to explorationand curiosity. The purpose of this research was to understand the applications of experiential Learning method in improving general knowledge and science study result for 5 to 6 years old. The research used quantitative method and pre-experiment and post-experiment research design. Sample in this study consist of 16 children by using purposive sampling technique and data analysis technique used was Wilxocon norm. Based on the results obtained in the study were that the 5 % significance test by using SPSS 17.0 . Values obtained p= 0.000 ; α = 0.05, because p < α ( 0.000 < 0.05 ) . So the result was H1 accepted and H0 rejected .The research result proved that learning by experiment method could improve general knowledge and science study result for 5 to 6 years old.
Key words: experiential, general knowledge and science study result, early childhood Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan yang ada di sekolah TK Dharma Wanita Persatuan Provinsi Lampung yaitu terdapat beberapa anak yang belum mencapai tingkat perkembangan kognitif pada aspek pengetahuan umum dan sains khususnya yang berkenaan dengan aktivitas yang bersikap eksploratif atau penyelidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar pengetahuan umum dan sains anak usia 5-6 tahun. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitaif dengan desain penelitian menggunakan pre- eksperimen dan post-eksperimen. Sampel pada penelitian ini berjumlah 16 anak dengan teknik purposive sampling sedangkan teknik analasis
3
data yang digunakan adalah wilxocon. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian bahwa Uji Signifikansi 5% dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0. Diperoleh nilai p = 0,000; α = 0,05, karena p < α (0,000 < 0,05). Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak. Hasil penelitian membuktikan bahwa metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan umum dan sains anak usia 5-6 tahun. Kata kunci: eksperimen, pengetahuan umum dan sains, anak usia dini 1)
Mahasiswa
2)
Pembimbing I
3)
Pembimbing II
4
PENDAHULUAN Anak usia dini merupakan anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, karena pada masa itu anak sedang mengalami masa keemasan atau atau disebut dengan golden age. Seyogyanya pada masa itu anak mengalami perkembangan yang sesuai dengan tingkat capaian perkembangan pada kelompok usianya. Secara garis besar, terdapat 2 sasaran utama yang harus dicapai oleh Pendidikan Anak Usia Dini yakni: 1. Pembentukan Prilaku dan 2. Pengembangan Kemampuan Dasar. Kedua aspek ini adalah wujud dari hasil belajar anak usia dini. Sesuai dengan kelompok usia 5-6 tahun perkembangan kognitif anak khusunya lingkup perkembangan pengetahuan umum dan sains sudah tercapai seperti yang tertera di dalam Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yakni: 1. Menunjukkan aktivitas yang bersikap eksploratif dan menyelidik, 2. Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi, 3. Mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya, 4. Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan teori konstruktivis dan teori piaget, terdapat adanya kesinambungan antara teori konstruktivis dengan teori piaget. Di mana teori konstruktivis dalam Triharsono (2013:39) mengatakan bahwa pengetahuan anak akan di bangun secara aktif oleh anak melalui persepsi dan pengalaman langsung dengan lingkungannya, pengalaman langsung juga bisa di dapat dari media pembelajaran yang bersifat kongkrit karena seperti yang
dikatakan teori piaget dalam Utami (2012:04) bahwa anak sudah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda kongkrit. Berdasarkan hasil observasi yang terjadi di TK Dharma Wanita Persatuan Provinsi Lampung terdapat sebagian anak yang belum mencapai tingkat perkembangan kognitifnya di pengetahuan umum dan sains khususnya, seperti contoh anak yang belum menunjukkan aktivitas yang bersikap eksploratif dan menyelidik seperti bpelum mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi, mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya, serta memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan seharihari. Selain itu penggunaan media pembelajaran yang belum menarik minat anak dalam melakukan suatu percobaan pengetahuan umum dan sains, dan adapun penggunaaan metode pembelajaran di kelas oleh guru yang masih bersifat konvensional. Seharusnya pada kelompok usia 5-6 tahun perkembangan kognitif anak khusunya pengetahuan umum dan sains sudah tercapai seperti yang tertera di dalam Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul penggunaan metode pembelajaran eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar pengetahuan umum dan sains anak usia 5-6 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran eksperimen
5
dalam meningkatkan hasil belajar pengetahuan umum sains anak usia 5-6 tahun.
c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia menurut Hamdayama (2014:95).
Metode Pembelajaran Eksperimen
Media Pembelajaran
Pengetahuan umum dan sains anak dapat ditingkatkan dengan memberikan sebuah metode pembalajaran eksperimen yang dimana dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan umum dan sains pada anak. Menurut Roestiyah (2008:80) adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Media pembelajaran merupakan suatu penunjang untuk meningkatkan perkembangan pada anak, baik secara rohani maupun jasmani. Banyak sekali macam-macam media pembelajaran yang bisa digunakan oleh seorang pendidik untuk mencapai perkembangan pada anak. Maka dari itu gunakan lah media yang sesuai dengan perkembangan anak.
Metode pembelajaran eksperimen juga merupakan suatu hal yang melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu menurut Djamarah dalam Hamdayama (2014:95). Metode pembelajaran eksperimen mempunyai kelebihan sebagai berikut: a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. b) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali menurut Miarso (2004:459). Tujuan media pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif b. Penggunaan media merupakan bagian internal dalam sistem pembelajaran c. Penggunaan media pembelajaran untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam upaya memahami materi yang disajikan oleh guru dalam kelas d. Penggunaan media pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi mutu pendidikan menurut Rusman (2012:55).
6
METODE Metode ini menggunakan metode Pre-Exsperimental dengan desain One Grup Pretest-Posttest. Populasi penelitian ini adalah 32 anak (19 laki-laki dan 13 perempuan) di kelompok B2 yang berusia 5-6 tahun dan sampel terdiri dari 16 anak di TK Dharma Wanita Persatuan Provinsi Lampung Tahun Pelajaran 20142015.
Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dikarenakan penentuan sampel dengan berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut: anak yang berusia 5-6 tahun, Anak yang belum menunjukkan aktivitas yang bersikap eksploratif dan menyelidik seperti belum mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsi, mengenal sebabakibat tentang lingkungannya serta memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara observasi awal/pendahuluan dan wawancara tidak terstruktur pada guru kelas. Dari kriteria tersebut maka terdapat 16 sampel penelitian yang akan di teliti. Variabel pada penelitian ini adalah Metode Pembelajaran Eksperimen (X) dan Hasil Belajar Pengetahuan Umum dan Sains (Y). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan dokumentasi, instrument penelitian menggunakan lembar observasi atau pedoman observasi. Setelah diberi perlakuan, data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar pengetahuan umum dan sains dalam menggunakan metode
pembelajaran eksperimen. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji analisis data yaitu uji wilcoxon dengan bantuan SPSS 17.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan metode pembelajaran eksperimen dilaksanakan sebanyak 5 kali Pertemuan. Bentuk data yang diperoleh baik sebelum (preeksperimen) maupun setelah (posteksperimen) bersifat kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mendapatkan hasil nilai rata-rata kelas pre-eksperimen sebesar 3,375 dan nilai post-eksperimen sebesar 8,9375. Maka dari itu terdapat gain atau selisih dari nilai rata-rata kelas kelas sebesar 5,5625. Nilai Gain di dapat dari selisih anatara nilai preeksperimen dan nilai posteksperimen. Jika nilai pre dan post eksperimen sudah diketehui maka didapatkan presentasi peningkatan (gain) atau selisih diantara nilai pre dan post eksperimen sebesar 5,5625. Nilai gain didapatkandari dari hasil perhitungan nilai post eksperimen dikurang dengan nilai pre eksperimen. Data yang telah diperoleh kemudian di analisis menggunakan uji non parametrik yaitu wilcoxon. Karena tidak berdistribusi normal atau jumlah sampel sedikit. Dengan menggunakan nilai gain bisa diketehaui apakah hipotesis yang telah diajukan dapat diterima atau ditolak Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian bahwa Uji
7
Signifikansi 5% dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0. Diperoleh nilai p = 0,000; α = 0,05, karena p < α (0,000 < 0,05), maka terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pengetahuan umum dan sains sebelum dan sesudah penggunaan metode pembelajaran ekpserimen. Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya adalah hasil belajar pengetahuan umum dan sains anak usia 5-6 tahun dapat ditingkatkan menggunakan metode pembelajaran eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian di atas, bahwa penggunaan metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan umum dan sains. Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran eksperimen merupakan suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru menurut Roestiyah (2008:80). Terlihat jelas dari hasil presentase gain antara pre-eksperimen dan posteksperimen terdapat adanya peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar pengetahuan umum dan sains dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen. Selain itu pada saat peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen. Anak terlihat terlihat membangun sendiri pengetahuannya dari pengalaman mereka langsung. Karena pengetahuan akan dibangun secara aktif oleh anak melalui
persepsi dan pengalaman langsung dengan lingkungannya menurut teori konstruktivis dalam Triharsono (2013:39). Tidak hanya itu saja, pada saat melakukan penelitian media pembelajaran menggunakan benda konkret di mana anak sudah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasikan dan serasi, mampu memandang suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara objektif. Anak pada tahap ini sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika, tetapi hanya objek fisik yang ada saat ini (karena itu disebut tahap operasional konkrit). Namun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap ini masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika menurut teori piaget dalam Utami (2012:04). Anak belajar dari benda yang konkret atau nyata ke abstrak. Sebab pada saat peneliti melakukan penelitian anak cenderung lebih mudah memahami pembelajaran dengan menggunakan benda kongkrit. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, penggunaan metode pembelajaran ekpserimen dapat meningkatkan hasil belajar
8
pengetahuan umum dan sains anak usia 5-6 tahun. Karena di saat menggunakan metode pembelajaran eksperimen anak diminta untuk melakukan suatu percobaan yang nantinya anak terlibat langsung dalam bereksplorasi untuk melakukan percobaan selama percobaan berlangsung. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut: (1) Kepada Anak: Sebaiknya menggunakan metode pembelajaran ekpserimen agar dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan umum dan sains anak usia 5-6 tahun. (2) Kepada Guru: Sebaiknya guru menerapkan metode pembelajaran eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar pengetahuan umum dan sains anak usia 5-6 tahun. (3) Kepada Sekolah: Seharusnya memfasilitasi anak dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan umum dan sains anak usia 5-6 tahun. (4) Kepada Peneliti Lain: Sebagai acuan bahwa dengan penggunaan metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan
hasil belajar pengetahuan umum dan sains anak usia 5-6 tahun.
DAFTAR RUJUKAN Hamdayama, Jumanta. 2014. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Bekarakter. Bogor: Ghalia Indonesia. Miarso, Yusuhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Roestiyah N.K, 2008. Belajar Mengajar. Rineka Cipta.
Strategi Jakarta:
Rusman, 2012. Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Bandung: Alfabeta. Utami. 2012. Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky. Online (http://utamitamii.blogspot.com/ 2012/04/teori-perkembangankognitif-vygotsky.html. di akses pada tanggal 28 April 2015). Triharsono, Agung. 2013. Permainan Kreatif Dan Edukatif Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: C.V Andi Offset.