PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA
Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis paragraf disebabkan terlalu banyaknya ide yang berkembang pada pikiran siswa sehingga kurang terfokus dan rendahnya kreativitas anak dalam menemukan kalimat utama maupun kalimat penjelas. Menulis paragraf merupakan latihan dasar menulis. Hanya saja, siswa kurang mendapat kesempatan untuk belajar menulis. Untuk maksud tersebut guru dapat menggunakan media gambar yang berfungsi sebagai perantara untuk melatih siswa menemukan ide pokok dan pengembangannya. Media gambar akan bermanfaat bagi pembelajaran apabila gambar itu (1) menarik, (2) sesuai usia anak, (3) tidak menimbulkan penafsiran ganda,dan (4) penggunaan strategi belajar yang tepat. Kata kunci:media gambar, menulis paragraf
Dari pengalaman dan pengamatan penulis terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya cara penulisan paragraf, masih banyak guru yang mengalami kesulitan. Pada umumnya guru kurang memberikan kesempatan siswa untuk berkreasi. Guru selalu membatasi dengan memberikan contoh yang berupa kalimat terbatas. Sangat jarang guru memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan eksplorasi dengan mencoba membuat kalimat sendiri sesuai yang diamati siswa. Bahkan, sering guru menyalahkan apa yang telah dilakukan siswa. Guru sering menganggap bahwa kalimat yang dihasilkan siswa itu kurang umum digunakan. Akibatnya, siswa tidak ada keberanian untuk mencoba menulis. Pada umumnya guru membelajarkan menulis paragraf dengan cara menuliskan beberapa kalimat utama, kemudian siswa diminta untuk mengembangkan menjadi paragraf. Ada juga yang hanya menentukan tema atau judul saja kemudian siswa langsung disuruh menulis beberapa
paragraf yang berbentuk karangan. Bahkan, ditemukan di lapangan di mana siswa hanya diberi tugas untuk membuat sebuah karangan beberapa paragraf dengan judul dan tema yang bebas sebagai pekerjaan rumah. Berbagai cara yang digunakan guru tersebut ternyata tidak memperoleh hasil yang menggembirakan. Siswa tetap saja tidak dapat menulis dengan baik, terutama keruntutan ceritanya sangat kurang. Masih banyak siswa yang tidak tahu apa yang harus ditulisnya. Siswa masih mengalami kebingungan dari mana mereka harus mulai menulis. Bahkan, bagi siswa yang sudah diberi contoh kalimat utama saja tidak tahu harus menulis apa setelah kalimat yang dicontohkan gurunya. Adapun dari hasil pengalaman dan pengamatan penulis, ada beberapa faktor penyebab mengapa siswa kurang memahami materi yang diajarkan dalam pembelajaran menyusun paragraf atau teks. Pertama, siswa kurang terbiasa menulis. Pembelajaran yang terlaksana lebih banyak 82
Nurkhayati, Penggunaan Media Gambar Seri dalam Pembelajaran Menulis Dongeng, 83
didominasi oleh kegiatan mengisi lembaran kegiatan siswa buatan penerbit yang sering tidak relevan dengan kompetensi dasar. Kedua, siswa kurang memahami unsur-unsur dalam paragraf. Kurangnya pem-belajaran yang baik membuat penguasaan teori oleh siswa juga kurang. Ketiga, siswa kurang terbiasa membaca sehingga wawasan siswa kurang. Guru sering tidak membiasakan membaca berbagai buku kepada anak. Akibatnya, anak tidak tertantang untuk membaca buku. Keempat, kurangnya bimbingan guru dalam menulis. Kurangnya kegiatan kreatif dalam pembelajaran menulis membuat tidak adanya ruang bagi guru untuk membimbing siswa menulis. Apalagi, kalau tugas menulis dijadikan pekerjaan rumah. Dapat diprediksi bahwa tugas anak akan dikerjakan oleh orang lain. Kelima, siswa mengalami kesulitan menulis, kesulitan menceritakan dan mengembangkan menjadi sebuah paragraf dari obyek yang diamati karena minimnya perbendaharaan bahasa. Minimnya kebiasaan membaca tentu berpengaruh terhadap minimnya kosakata yang dimiliki siswa. Artikel ini adalah laporan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan penulis ketika membelajarkan menulis paragraf atau teks dengan menggunakan media gambar seri di kelas VI SD YPKP 1 Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Dengan media gambar tersebut penulis berharap siswa dapat menemukan ide-idenya untuk dituangkan ke dalam paragraf.Penulis juga berharap melalui media gambar siswa tidak mengalami kesulitan menuliskan paragraf atau teks dengan susunan bahasa yang runtut. Media ini untuk melatih siswa menulis teks berdasarkan gambar berupa (a) gambar tunggal atau gambar seri (b) obyek langsung sesuai tema yang terkait. Media ini juga sangat berguna untuk melatih siswa untuk membuat teks deskripsi maupun
narasi. Terbukti bahwa dengan menerapkan pembelajaran tersebut hasilnya sangat memuaskan. Dari 32 siswa yang memperoleh nilai B dan A—atau berkategori baik dan sangat baik—sebanyak28. Media yang digunakan harus benar-benar mendukung tercapainya kompetensi dasar yang akan dicapai. Sebelum memilih media guru harus memahami kompetensi dasar dan indikator. Media pembelajaran yang digunakan untuk melatih menulis paragraf atau teks tidak harus yang mahal. Media dapat menggunakan segala sesuatu yang ada di lingkungan siswa. Misalnya menulis tentang taman sekolah, foto keluarga siswa, juga tentang koperasi sekolah. Dengan demikian segala sesuatu yang disekitar sekolah, di sekitar tempat tinggal siswa tempat tinggal guru dapat digunakan sebagai media pembelajaran selama hal itu cocok dengan kompetensi yang akan dicapai. Dengan demikian tidak ada alasan guru dalam proses pembelajaran tidak menggunakan media. Media yang digunakan dimiliki harus sesuai dengan karakteristik siswa, yakni umur, jenis kelamin, jenjang kelas, tingkat kecerdasan, kebudayaan ataupun faktor sosial ekonomi, pengetahuan, kemampuan, serta sikap mengenai materi yang akan disajikan dalam pembelajaran. Ditegaskan oleh Sutarman bahwa media pembelajaran haruslah memiliki kesesuaian antara karakteristik siswa tersebut, yaitu aspek yang terkait dengan isi materi pembelajaran dan aspek di luar isi pembelajaran (Roekhan, 2013). METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Melalui metode ini peneliti berusaha mendeskripsikan sesuatu atau menggambarkan secara sistematis tentang fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti
84, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 1, Mei 2014
secara tepat, yakni pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf, dari persiapan sampai penilaian. Melalui metode ini peneliti mendapatkan informasi apa adanya tentang keadaan serta praktik-praktik yang dilakukan di dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini objek yang diamati adalah pembelajaran secara langsung terhadap KD menulis paragraf atau teks. Dalam hal ini peneliti terlibat secara langsung proses serta situasi yang dialami. Tujuannya untuk memperoleh informasi secara langsung sesuai dengan situasi yang dialami. Objek yang diteliti adalah pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan secara langsung oleh peneliti, yaitu pada siswa kelas VI SD YPKP 1 Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang. Untuk memperoleh data secara akurat, peneliti menggunakan instrumen yaitu tes tertulis dan rubrik penilaian. Tes yang digunakan berbentuk esai. Tes tertulis bentuk esai digunakan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan siswa menulis paragraf. Sementara itu, rubrik penilaian digunakan untuk mengoreksi jawaban siswa dalam bentuk uraian. PAPARAN HASIL PENELITIAN Tiga kegiatan dilaporkan, yakni (1) perencanaan pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran, dan (3) penilaian pembelajaran. Perencanaan Pembelajaran Beberapa kegiatan dilakukan dalam mempersiapkan pembelajaran menulis paragraf. Pertama, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Langkah penting dalam menyusun RPP meliputi (a) menentukan SK dan KD dari kurikulum, (b) menja-barkan KD menjadi indikatorindikator keberhasilan, (c) mengembangkan materi pokok, (d) memilih metode dan
model pembelajaran yang cocok, (e) mengembangkan media belajar, dan (f) mengembangkan alat penilaian. Kedua, mengembangkan lembar observasi terhadap persiapan dan pelaksanaan. Lembar observasi yang pertama digunakan untuk mengamati apakah RPP yang sudah disiapkan sudah baik atau belum. Lembar observasi yang kedua digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran. Kedua lembar observasi tersebut digunakan oleh kolaborator di dalam mengamati perencanaan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Hasil pengamatan dari lembar observasi digunakan sebagai bahan refleksi demi memperbaiki RPP dan pelaksanaan pembelajaran. Adapun langkah-langkah merancang dan mengembangkan media pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, mengidentifikasi kompetensi utama yang dituntut dalam kompetensi dasar yang akan diajarkan. Kedua, mengidentifikasi indikator dari kompetensi dasar tersebut secara rinci dan menatanya dalam urutan yang sistematis. Ketiga, memilih media yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar dan indikator. Keempat, merancang media pembelajaran yang sesuai bahan, bentuk, langkah pembuatan dan cara pemakaiannya. Kelima, membuat media sesuai rancangan. Kelima, menguji media yang dikembangkan untuk melihat efektivitas dan efisiennya. Keenam, melengkapi dan menyempurnakan media atas dasar masukan dari lapangan. Pelaksanaan Pembelajaran Langkah-langkah penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis paragraf, yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan langkah-langkah sesuai prosedur pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Dengan pembagian waktu setiap langkahnya sebagai berikut:
Nurkhayati, Penggunaan Media Gambar Seri dalam Pembelajaran Menulis Dongeng, 85
1. Kegiatan awal 10 menit Padakegiatan awal pembelajaran dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa, mengecek kehadiran dan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran. Apersepsi dengan menanyakan kepada siswa hal-hal yang terkait dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari yaitu sebagai berikut: Guru : “Anak-anak pernahkah kalian menulis karangan ?” Siswa : “Pernah, Bu.” Guru : “Apa judul karangan kalian?” Siswa : “Menonton sepak bola, ke rumah nenek, liburan sekolah“. (siswa menjawab berdasarkan pengalaman siswa masing-masing) Guru : “Bagaimana caranya mengarang?” Siswa : “Tulis judulnya dulu, Bu Guru.” Guru : “Setelah judul ditulis apa yang anak-anak lakukan ? Siswa : ”Terus mengarang, Bu guru” Salinan tanya jawab guru bersama murid tersebut di atas, menunjukkan bahwa anak telah memiliki pengalaman dalam mengarang. Siswa akan termotivasi untuk mau membuat sebuah karangan, karena merasa dirinya pernah mengarang. Selanjutnya guru model menampilkan gambar seri tentang pergi ke sekolah, mulai persiapan di rumah, perjalanan ke sekolah, setelah sampai di kelas dan kegiatan belajar di sekolah. Dari gambar yang ditampilkan, guru model menyuruh siswa untuk menceritakan gambar secara lisan secara bergantian. Hal ini akan dapat
memotivasi siswa agar lebih semangat, dan meyakinkan dirinya bahwa anak-anak dapat mengarang, dengan gambar yang telah diamati. Selanjutnya guru menjelaskan bahwa apa yang anak-anak sampaikan tadi adalah merupakan langkah awal agar anak dapat menulis karangan. 2. Kegiatan inti (45 menit) Dalam kegiatan inti, terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi siswa membagi kelas menjadi 6 kelompok. Yaitu kelompok, matoa, pisang, mangga jeruk dan pepaya. Selanjutnya siswa memperhatikan langkah-langkah menulis karangan yang benar, dan mudah yaitu tentukan topik dan judul sesuai gambar yang diamati siswa, membuat topik dasar, dengan kalimat sederhana dari setiap gambar, menulis paragraf isi dengan topik sederhana, menulis paragraf penutup dengan topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan, tanda baca dan huruf kapital yang benar. Setelah siswa memperhatikan penjelasan guru tentang langkah-langkah tersebut siswa merangkai kalimat-kalimat menjadi sebuah paragraf sederhana. Adapun kegiatan konfirmasi, siswa bersama kelompoknya, membacakan hasil karangannya, secara bergantian dengan bimbingan guru mengamati dan memberikan masukan kepada kelompok lain menanggapi, dan saling menyempurnakan. Guru meluruskan hal-hal yang kurang benar. Siswa yang sudah membacakan langsung memajangkan hasil karangannya. Dalam menulis, penulis dapat menggunakan ilustrasi gambar dengan menggunakan gaya bahasa dan racikan bahasa yang dapat menarik pembaca. Pada umumnya penulis pemula hampir tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman ide-ide yang benar-benar lengkap, siap, dan tersusun secara sistematis dari topik yang ditulisnya. Masalah yang sering
86, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 1, Mei 2014
muncul dalam menentukan topik yang tepat adalah (1) terlalu banyak topik yang menarik, dan cukup disenangi, (2) tidak memiliki ide sama sekali, tentang topik yang menarik hati penulis maupun pembaca, dan (3) terlalu ambisius sehingga banyak jangkauan topik yang dipilih terlalu luas. Untuk mengatasi munculnya permasalahan tersebut, kita harus memberikan batasan-batasan penulisan paragraf tidak terlalu luas, terfokus dan tidak terlalu banyak ide yang muncul. Batasan tersebut adalah berupa media gambar seri yang disesuaikan dengan skemata siswa. Dari media gambar seri tersebut siswa akan terangsang ide-ide yang muncul yang dapat dikembangkan menjadi sebuah paragraf baik. 3. Kegiatan akhir Kegiatan akhir ini guru dan siswa mengadakan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan menanyakan hal-hal yang sudah dipahami dan yang belum dipahami siswa. Selanjutnya siswa memperhatikan penjelasan guru tentang hal-hal yang belum dipahami siswa, yang pada akhirnya siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar mengarang. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pembelajaran menulis paragraf dengan media gambar seri, dibutuhkan strategi yang tepat agar siswa termotivasi untuk selalu ingin menulis karangan. Pada pembelajaran ini untuk mempermudah cara menyusun, menulis paragraf selain menggunakan media gambar, guru model menggunakan metode diskusi dan unjuk hasil kerja. Adapun pembelajaran menulis paragraf ini dikatakan berhasil apabila indikatornya tercapai, yaitu menen-
tukan topik dan judul sesuai gambar, menulis topik dasar untuk tiap-tiap paragraf dari tiap gambar, mengembangkan kalimat dasar menjadi kalimat pengembang dalam tiap paragraf, menyusun kalimat runtut menjadi paragraf yang sesuai dengan gambar. Pada akhirnya siswa dapat menulis paragraf dengan baik dan benar sesuai dengan gambar. Kegiatan ini dapat berhasil karena adanya dengan persiapan yang baik. Yang utama adalah gambar yang disajikan untuk media untuk memperjelas dan mempercepat penyampaian materi. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar media gambar dapat mempermudah siswa dalam menulis paragraf adalah (1) gambar yang disajikan menarik, (2) gambar yang sesuai lingkungan siswa, (3) gambar yang sesuai usia siswa, dan (4) gambar tidak menimbulkan pengertian ganda. Penggunaan media gambar dalam menulis paragraf membuat siswa lebih antusias dibandingkan apabila guru masuk kelas tanpa menggunakan media apapun. Pada dasarnya siswa kesulitan untuk dapat menulis paragraf kalau siswa hanya diminta untuk menulis tanpa rangsangan. Dengan demikian, media gambar dapat (1) mempermudah menemukan ide atau tema karangan, (2) mempermudah menemukan ide kalimat pengembang, dan (3) memfokuskan siswa dalam menemukan ide kalimat dalam setiap paragraf. Pada kegiatan awal guru sudah memotivasi siswanya dengan menggali kemampuan siswadengan menanyakan pengalamannya dalam mengarang. Dengan pertanyaan tersebut tentunya akan banyak siswa yang ingin menunjukkan bahwa dirinya pernah mengarang. Siswa akan merasa bangga apabila apa yang dia pernah lakukan sekecil apa-pun diakui oleh gurunya. Lebih-lebih dalam kegiatan pembelajaran terlihat siswa termotivasi saat guru memasang gambar, di papan tulis,
Nurkhayati, Penggunaan Media Gambar Seri dalam Pembelajaran Menulis Dongeng, 87
untuk mengarahkan siswa dalam menentukan tema yang akan ditulis. Kemudian dalam kegiatan inti guru pun selalu membimbing siswa bagaimana siswa mengamati gambar untuk dapat menemukan ide sesuai gambar. Mulai dari menemukan tema karangan, kalimat utama, pengembangan kalimat utama menjadi kalimat penjelas, guru dapat membimbingnya satu per satu. Hasil akhirnya adalah siswa akan dapat menyusun menjadi sebuah paragraf yang runtut yang akhirnya dapat menulis sebuah karangan yang baik. Dalam kegiatan akhir dari pembelajaran siswa merefleksi hasil tulisannya bersama bimbingan guru. Guru menyimpulkan hasil belajar siswa tentang bagaimana langkah-langkah membuat karangan yang mudah dan benar sehingga menghasilkan karangan yang baik. Guru selanjutnya memberi penguatan kepada siswa. Dengan menulis paragraf ini anak-anak akan dapat menjadi seorang penulis cerita yang terkenal dan dapat menghasilkan uang. Agar hasil karyanya merasa diakui dan dihargai orang lain maka hasil tulisan siswa terus dipajang pada pajangan siswa. dan yang paling bagus dipasang di majalah dinding sekolah. Penilaian pembelajaran menulis paragraf dengan media gambar ini ada penilaian kelompok saat menentukan tema dan pikiran pokok, sedangkan pengembangan kalimat utama menjadi paragraf dilakukan penilaian individu. Untuk melihat karangan siswa, guru menggunakan rubrik penilaian hasil. Media gambar yang digunakan dalam pembelajaran menulis adalah bersifat praktis, tepat dan efektif serta efisien. Dikatakan praktis karena media gambar mudah dibawa kemana-mana dan sudah mendekati benda aslinya. Dikatakan efektif karena tidak memerlukan waktu khusus untuk memanfaatkannya, berbeda kalau kita harus ke obyek yang sebena-
rnya. Dikatakan efisien karena tidak terlalu banyak memerlukan biaya, sehingga siapapun dapat memanfaatkan media gambar. Namun media gambar ini akan dapat membantu siswa dalam menulis paragraf apabila gambar yang digunakan menarik siswa,mudah dipahami tidak menimbulkan penafsiran anak serta sesuai dengan usia anak. Tidak kalah pentingnya, keberhasilan pembelajaran ini adalah pembuatan rencana pembelajaran yang matang serta penggunaan strategi dan metode pembelajaran yang tepat. Berdasarkan hasil keseluruhan dapat disimpulkan bahwa semua siswa dapat memperoleh dengan kriteria tuntas. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran penulisan paragraf dengan media gambar berhasil mencapai sasaran dan tujuan. Indikator pada kompetensi tersebut mampu menghasilkan sebuah karangan dengan runtut, sesuai dengan gambar seri yang diamati. Nilai yang diperoleh telah memenuhi KKM 75. Keberhasilan pembelajaran yang baik tentunya diawali dari perencanaan yang baik pula, mulai kegiatan awal, sampai dengan kegiatan akhir. Dalam kegiatan awal, sangat perlu guru selalu memberikan apersepsi agar terjalin interaksi yang baik antara guru dan siswa. Selain itu, guru juga dapat memberikan lagu-lagu yang terkait dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Hal ini agar membuat suasana kelas menjadi semarak,dan semangat untuk dapat menerima materi dengan situasi jiwa yang tidak membosankan namun menyenangkan. Setelah situasi kelas sudah terlihat siap dan ada motivasi untuk dapat menerima pelajaran, maka pelajaran hendaknya segera dimulai. Apersepsi yang terlalu lama, akan tidak efektif, bahkan sering membuat siswa jenuh. Pada saat penyampaian materi, hendaknya guru model harus peka terhadap kondisi kesiapan siswanya, saat menerima penjelasan dari guru.
88, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 1, Mei 2014
Terutama bagi anak yang mempunyai kemampuan khusus. Baik yang memiliki kemampuan yang lebih maupun yang memiliki kemampuan kurang. Bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan sebagai tutor sebaya, atau diberi tugas yang lebih dari teman yang lain. Bagi siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata perlu diberi perhatian khusus, lebih banyak mendapatkan perhatian khusus. Terutama bagi siswa yang sangat kurang dalam menerima pelajaran kita sebagai guru, harus dapat mencari faktor penyebab mengapa anak tersebut tidak dapat menerima pelajaran dengan baik. dengan mengetahui faktor penyebabnya sehingga akan mudah untuk mencari solusi agar tidak merasa tertekan atau minder bahkan jangan sampai siswa tersebut mencari sensasi yang berlebihan. Pada dasarnya kita sebagai guru tidak hanya sebagai penyaji materi, namun kita harus dapat berperan menjadi seorang pendamping bagi anak didik kita. Guru selalu mempunyai cara bagaimana siswa agar selalu merindukan untuk selalu datang ke sekolah dan belajar. Saat mendapat tugas dari guru siswa benar-benar mempunyai motivasi untuk segera dikerjakan, dengan senang. Cara guru memberikan motivasi siswa akan sangat mempengaruhi semangat siswa dalam cara mengikuti pelajaran. Selain harus memiliki jiwa sabar dan berjiwa besar, guru juga harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang perkembangan psikologi anak. Sedangkan agar materi pembelajaran dapat diterima siswa dengan baik, selain dapat menciptakan suasana kelas yang nyaman serta suasana hati siswa yang
senang, guru harus me-nguasai strategi pembelajaran yang tepat. Penguasaan materi adalah modal utama keberhasilan dalam proses pembelajaran. Penguasaan materi tersebut sangat mendukung kemampuan siswa dalam menerima tugas, khususnya menulis paragraf. PENUTUP Dalam pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf dengan bahasa yang runtut, penentuan judul dan pengembangan topik dilakukan dengan bantuan media gambar. Penggunaan metode gambar seri ini sangat membantu siswa dalam menulis paragraf. Terbukti semua siswa dapat menyelesaikan tugas menulis paragraf dalam waktu 40 menit sesuai jam pelajaran. Penulisan paragraf selain dengan menggunakan media gambar seri juga dapat menggunakan media gambar tunggal. Intinya adalah media gambar dapat merangsang ide-ide siswa sesuai dengan apa yang dilihat, dirasa, dicium, atau secara umum apa yang diindera oleh siswa. Fakta membuktikan bahwa apabila pembelajaran tidak menggunakan media, siswa mengalami kebingungan apa yang harus ditulisnya. Hal ini terbukti pada pembelajaran menulis karangan atau paragraf di kelas VI SD YPKP 1 Sentani, Jayapura, Papua. Pada saat kami memberi tugas menulis karangan tanpa media gambar banyak siswa yang tidak dapat menghasilkan sebuah paragraf yang baik. Namun dengan menggunakan media gambar dalam penulisan paragraf semua siswa dapat menghasilkan nilai memenuhi kriteria KKM.
Nurkhayati, Penggunaan Media Gambar Seri dalam Pembelajaran Menulis Dongeng, 89
DAFTAR RUJUKAN Roekhan. 2013. Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Suparno & Yunus, Muhamad. 2008. Keterampilan Menulis Dasar Edisi1. Bahan Ajar Universitas
Terbuka. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka Suwigyo, Heri& Santoso, Anang. 2013. Pendalaman Materi Bahasa Indonesia. Bahan Pelatihan TEQIP-SD 2013. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang