JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS III
JULDIANTY Kepala Sekolah di SDS Penabur Kelapa Gading Jakarta Utara
[email protected]
Abxtract:This study aims to improve writing skills through the use of media narative picture series. This study uses a model of action research methods Kemmis and McTaggart consisting of four phases: planning, action, observation, and reflection. Data collection techniques using field notes, documentation, and observation. Analysis of data using qualitative analysis model of Miles and Huberman covering reduction, display, and verification. The results showed that the Indonesian language learning by using media image series can improve students' writing skills narative. Researchers conducted a comparison between the ability to write a short story in the first cycle and the second cycle. Based on the test results, after first cycle shows that the ability to write narative is not satisfactory, it can be seen from the value of students that scored below the minimum completeness criteria is 75 there were 12 students, meaning that students who achieve a minimum completeness criteria only 53.8% of 26 students. While on the second cycle students' mastery of the subject matter better and satisfying, which is students who scored below 75 there are 4 students, meaning students who achieve a minimum completeness criteria has reached 84.6% of 26 students. Keyword: writing skills narrative, media image series.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui penggunaan media gambar seri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan model Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari empat tahap yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan catatan lapangan, dokumentasi, dan observasi. Analisis data menggunakan analisis kualitatif model Miles & Huberman yang meliputi reduksi, display, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwapembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa. Peneliti melakukan perbandingan antara kemampuan menulis cerita pendek pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil tes tersebut, pasa siklus I memperlihatkan bahwa kemampuan menulis narasi belum memuaskan, hal ini terlihat dari nilai siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Kelulusan Minimal 75 ada 12 siswa. artinya siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal hanya 53,8 % dari 26 siswa. Sedangkan pada siklus II penguasaan siswa terhadap materi pelajaran lebih baik dan memuaskan yaitu siswa yang mendapatkan nilai dibawah 75 ada 4 siswa, artinya siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal telah mencapai 84,6 % dari 26 siswa. Kata kunci: keterampilan menulis narasi, media gambar seri.
387
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
Dalam
bahasa,
Bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar,
satu
keterampilan menulis dikembangkan ke
keterampilan yang harus dimiliki oleh
dalam beberapa tingkatan keterampilan
siswa. Keterampilan menulis akan menjadi
antara
bekal bagi siswa dalam kehidupan sehari-
permulaan, menulis puisi, menulis cerita,
hari
pikiran,
menulis pantun, menulis dialog, menulis
perasaan, data, pesan, ide serta gagasan
prosa,menulis surat, dan menulis laporan
kepada
menulis
pembelajaran
merupakan
untuk
salah
menyampaikan
orang
keterampilan
lain
yang disesuaikan dengan perkembangan
tulis,
seperti
dan kemampuan siswa pada masingmasing tingkatan kelas.
antara pengirim dan penerima pesan yang Mengingat
menulis
bentuk
berbahasa
oleh
keterampilan
dalam
misalnya dalam bentuk surat menyurat terhalang
lain
ruang
dan
pentingnya
Keterampilan
waktu.
menulis
narasipendek yang akan diteliti oleh
keterampilan
peneliti
menulis yang harus dimiliki siswa, maka
dengan
tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia
pengembangan paragraf sederhana. Untuk
dalam aspek menulis harus dirumuskan
maksud tersebut di atas, maka guru perlu
dengan kebutuhan siswa sesuai dengan
merangsang
siswa
perkembangan siswa dan perkembangan
menuangkan
ide,gagasan,pikiran,
zaman, agar keterampilan tersebut dapat
perasaannya menjadi sebuah narasi, dalam
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
kaitan ini guru harus dapat
dengan mudah. Perihal pemilihan metode
metode
media yang tepat merupakan hal yang
ide,pikiran, gagasan, dan perasaan siswa
penting juga untuk dapat mencapai tujuan
dapat dituangkan ke dalam sebuah narasi.
pembelajaran
menulis
Peneliti memilih media gambar karena
narasipendek, karena tidak semua siswa
sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah
dapat menyelesaikan tugas pembelajaran
Dasar kelas III yang sangat menyukai
menulis dengan mudah. Dengan kata lain,
gambar.
sebagian
memiliki
sajikan dalam penelitian tindakan adalah
keterampilan menulis dalam pembelajaran
gambar seri, agar lebih mudah bagi siswa
Bahasa Indonesia pada tingkat sekolah
dalam mengembangkan paragraf. Peneliti
dasar.
akan memilih tema yang menarik bagi
tentang
siswa
Dalam
belum
kurikulum
Kurikulum
siswa
Tingkat Satuan Pendidikan pembelajaran
dikembangkan
di
kelas
menekankan
dan
media
Gambar
untuk
kepada
agar
yang
mampu dan
memilih tepat,agar
yang akan
disajikan
tiga
dalam
peneliti
bentuk
gambar seri. Setiap tema terdiri dari 4 388
Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Penggunaan Media Gambar Seri Siswa Kelas III Juldianty gambar seri, yang masing-masing akan
Peneliti memilih salah satu model
dikembangkan oleh siswa ke dalam sebuah
tindakan yang sesuai dengan kebutuhan
paragraf .
peneliti di lapangan. Model tindakan yang dipilih peneliti adalah model penelitian tindakan yang dikemukakan oleh Mc.
METODE Stringer
bahwa
Taggart dan Kemmis yangmendefinisikan
penelitian tindakan adalah pendekatan
sebagai suatu penelitian tindakan (action
sistematis
yang
research) yang dilakukan oleh guru yang
memungkinkan orang untuk menemukan
sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau
cara efektif untuk masalah yang mereka
bersama-sama dengan orang lain secara
hadapi
kolaboratif.
untuk
dalam
mengatakan penyelidikan
kehidupan
sehari-hari
Penelitian
ini
dilakukan
mereka. Selanjutnya dijelaskan bahwa
dengan jalan merancang, melaksanakan,
penelitian tindakan berfokus pada situasi
dan
tertentu dan solusi lokal. Ernest (2007: 1)
kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan
mengemukakan:
untuk memperbaiki atau meningkatkan
“Action research is a systematic approach to investigation that enables people to find solutions effective to problems they confront in their everyday lives. Unlike traditional experimental research that looks for generalizable explanations that might be applied to all contexts, action research focuses on specific situations and localized solutions.” Sedangkan menurut McMillan (2008: 329) penelitian tindakan: “Action research is a system investigation conducted by practitioners to provide information to immediately improve teaching and learning. The emphasis is on teachers, counselors, and administrators designing, carrying out, and using the results of study in their immediate work environment.”
mutu
merefleksikan
proses
tindakan
pembelajaran
di
secara
kelas.
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
penelitian
tindakan yang dilakukan oleh seorang guru adalah penelitian yang dilakukan
untuk
meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa dan sekaligus untuk meningkatkan profesionalisme. Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart tidak terlalu berbeda dengan model Kurt Lewin. Menurut David
Hopkins (2002:
45) dikatakan demikian karena di dalam satu siklus atau putaran terdiri atas empat komponen Lewin.
seperti
Keempat
yang
dilaksanakan
komponen
tersebut
adalah: (a) perencanaan (planning), (b) 389
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
tindakan
(acting);
(c)
observasi
buku hariannya. Dalam kotak refleksi,
(observation); (d) refleksi (reflection).
ternyata kontrol kelas yang terlalu ketat
Sesudah satu siklus selesai di
menyebabkan tanya jawab kurang lancar
implementasikan, khususnya sesudah ada
dilaksanakan, sehingga tidak mencapai
refleksi,
hasil yang baik dan perlu diperbaiki.
diikuti
dengan
adanya
perencanaan ulang yang dilaksanakan
Pada
siklus
berikutnya,
dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian
perencanaan direvisi dengan memodifikasi
seterusnya atau dengan beberapa kali
dalam bentuk mengurangi pertanyaan-
siklus.
pertanyaan guru yang bersifat mengontrol
Kemmis
melakukan
dan
penelitian
Taggart
telah
tindakan
kelas,
siswa,
agar
strategi
bertanya
dapat
mengenai proses inkuiri pada pelajaran
berlangsung dengan baik. Pada tahap
sains. Ia memfokuskan pada strategi
tindakan siklus, kedua hal itu dilakukan.
bertanya kepada siswa. Keputusannya
Pelaksanaannya dicatat dan direkam untuk
timbul dari pengamatan tahap awal yang
melihat pengaruhnya terhadap perilaku
menunjukkan bahwa siswa belajar sains
siswa. Pada tahap refleksi, ternyata siswa
dengan menghafal bukan dalam proses
sulit dikendalikan. Kemmis merenung,
inkuiri. Dalam diskusi, dipikirkannya cara
apakah
untuk mendorong siswa berinkuiri, apakah
menggunakan
teknik
dengan
permasalahan
lanjutan
mengubah
kurikulum
atau
pelajarandilanjutkan
mengubah cara bertanya kepada siswa.
seterusnya
Akhirnya diputuskan untuk menyusun
perencanaan.
strategi bertanya untuk mendorong siswa
harus
Martini
lain.
dengan Demikian
terjadi, kembali
Jamaris
dan pada
(2009:
219)
menjawab pertanyaan. Semua kegiatan ini
mengemukakan bahwa menulis merupakan
dilakukan pada tahap perencanaan.
suatu bentuk ekspresi ide, dan perasaan
Pada kotak act (tindakan), mulai
yang dilakukan secara tertulis. Menulis
diajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
narasi
siswa
kemampuan
untuk
mendorong
mereka
merupakan
salah
satu
berkomunikasi
melalui
mengatakan apa yang mereka pahami dan
kegiatan
apa yang mereka minati. Pada kotak
merefleksikan tingkat pemahamammnya
observasi,
dan
terhadap berbagai konsep dan berbagai
atau
bentuk
pertanyaan-pertanyaan
jawaban-jawaban
siswa
dicatat
menulis.
bentuk
ebstraksi
Individu
konsep.
dapat
Dengan
direkam untuk melihat apa yang sedang
pengertian ini maka Jamaris memandang
terjadi. Pengamat juga mencatat dalam
bahwa 390
kegiatan
menulis.
merupakan
Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Penggunaan Media Gambar Seri Siswa Kelas III Juldianty pengembangan
konsep
kemampuan
memahami pola-pola kalimat saja, tetapi
mengekspresikan perasaan dan ide atau
siswa perlu juga mengetahui jenis teks
gagasan siswa, sebagai gambaran tentang
yang mereka baca. Meskipun peristiwa
pemahaman
konsep
dituturkan secara kronologis, kadang-
pelajaran atau pengetahuan yang telah
kadang paragraf disusun dengan urutan
mereka peroleh.
kilas balik atau cerita awal dengan tujuan
mereka
Ibunda
terhadap
Aini
126)
untuk memberikan latar belakang cerita
kemampuan
kepada pembaca agar dapat memahami
menulis dapat dibiasakan sejak dini,
kejadian yang dibacanya saat itu. Conny
caranya dengan memberikan stimulus
Semiawan
pertanyaan 5W&1H (why, who, when,
bahwa fungsi intelektual seseorang akan
what, where, dan how). Ketika siswa
tergali sebagai dengan energi sebuah
sedang bercerita atau mengungkapkan
kemampuan. Tanpa kemampuan maka
sebuah peristiwa, maka guru atau orang
siswa tidak akan memiliki energi untuk
tua langsung merespon dengan pertanyaan
menggali fungsi intelektualnya secara
5W & 1H. Pada kelas III baru diajarkan
efektif.
paragraf narasi. Secara sederhana, narasi
Indonesia di SD kelas tinggi juga sudah
dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat
diajarkan tipe-tipe paragraf selain narasi
peristiwa atau kejadian dalam satu urutan
yaitu
waktu. Di dalam kejadian itu ada pula
penjelasan, argumentasi, dan paragraf
tokoh yang menghadapi suatu konflik.
ringkasan serta deskripsi. Pada kelas III
Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan
baru diajarkan paragraf narasi. Secara
konflik merupakan unsur pokok sebuah
sederhana, narasi dikenal sebagai cerita.
narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga
Pada
unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi
kejadian dalam satu urutan waktu. Di
adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan
dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
plot atau alur.
menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur
mengungkapkan
Puji
bahwa
Santosa
(2007:
(2004:
66)
berupa
(1997:6)
Pada
pembelajaran
ekspositori
narasi
mengungkapkan
yang
terdapat
kejadian,
isi
bahasa
utamanya
peristiwa
tokoh,
dan
atau
konflik
mengemukakan bahwa paragraf naratif
merupakan unsur pokok sebuah narasi.
biasanya berisikan unsur alur, tema,
Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur
pemaparan, sifat-sifat tokoh atau karakter.
itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi
Untuk memahami teks siswa tidak hanya 391
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan
Menulis narasi berbentuk fiksi
plot atau alur.
merupakan
bagian
dari
kegiatan
mengarang Zizi Hefni (2012, 102-103) memberikan pengertian bahwa mengarang
HASIL PENELITIAN Narasi dapat berisi fakta atau
adalah menuliskan sesuatu yang berguna
fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut
apapun yang kita mau baik bersifat
narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang
imajinasi maupun realitas. Meskipun ada
berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh
aturan dalam proses penulisannya namun
narasi
kita memiliki kebebasan penuh dalam
ekspositoris
autobiografi,
atau
adalah kisah
biografi,
pengalaman.
menuangkan
suati
ide.
Zizi
juga
Sedangkan contoh narasi sugestif adalah
menyebutkan bagian-bagian yang harus
novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
diperhatikan
Pola narasi secara sederhana berbentuk
adalah: (1) hindari kalimat yang terlalu
susunan dengan urutan: (1) awal narasi
panjang;
biasanya
yaitu
menggunakan kalimat pasif; (3) bahasa
tokoh.
baku hanya digunakan untuk karangan
Bagian awal harus dibuat menarik agar
fiksi dengan dicetak miring; (4) perhatikan
dapat mengikat pembaca; (2) bagian
tanda baca pada tulisan; (5) hindari salah
tengah
yang
tulis atau kurang huruf; (6) jangan ada
memunculkan suatu konflik. Konflik lalu
pengulangan kalimat atau kata dalam
diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah
paragraph.
berisi
memperkenalkan
pengantar suasana
merupakan
dan
bagian
dalam
(2)
tidak
sebuah
karangan
terlalu
banyak
konfik timbul dan mencapai klimaks, secara
berangsur-angsur
cerita
akan
PEMBAHASAN
mereda; (3) akhir cerita yang mereda ini
Dalam penelitian ini, peneliti
memiliki cara pengungkapan bermacam-
menentukan
macam.
menceritakannya
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
dengan panjang, ada yang singkat, ada
metode latihan untuk mencapai tujuan
pula yang berusaha menggantungkan akhir
pembelajaran khususnya tentang menulis
cerita dengan mempersilahkan pembaca
narasipendek di kelas III dengan media
untuk menebaknya sendiri. Sedangkan
yang akan digunakan adalah gambar seri.
Ada
yang
langkah penulisan narasi dapat diawali
langkah-langkah
Pada tahap ini diharapkan siswa
melalui proses 5W & 1H seperti yang
memperoleh
diungkapkan Ibunda Aini di atas.
dipandang sangat penting bagi persiapan 392
pengetahuan
dasar
yang
Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Penggunaan Media Gambar Seri Siswa Kelas III Juldianty dan penyesuaian diri terhadap kehidupan
dan disajikan sesuai dengan persyaratan
di
diharapkan
yang baik, sudah tentu akan menambah
keterampilan-keterampilan
semangat siswa dalam mengikuti proses
masa
dewasa.
mempelajari
Anak
tertentu yang meliputi: (1) keterampilan
pembelajaran.
membantu diri sendiri, (2) keterampilan
Dalam pembelajaran di sekolah,
sosial, (3) keterampilan sekolah, (4)
siswa terdiri dari beragam perbedaan
keterampilan bermain.
(heterogen). Perbedaan yang dimaksud
Menurut Chirag M Patel (2014,
tidak hanya gender tapi latar belakang,
vol. IX: 201) dalam jurnalnya, yang berjudul
tentang
Keuntungan
teaching
menggunakan
kemampuan akademik, kemampuan sosial
aids.
alat
serta bakat dan minatnya. Guru harus
bantu
dapat menerima siswa apa adanya dan
diantaranya: 1). Menambah ketertarikan
mengkomunikasikan norma bahwa semua
dan keterlibatan siswa serta membawa
siswa
siswa pada dunia nyata; 2). Ilmu yang didapat
bertahan
tetap;
mempunyai
3).
efektif;
7).
terlatih
variasi
metode
saling menyayangi.
di dalam kelas, untuk anak-anak yang membutuhkan bantuan karena mereka
Bercerita
“kurang” dibandingkan yang lain. Dalam
Siswa Kelas III Sekolah Dasar”, Ayu diantara
saling
berkomunikasi aktif dengan teman-teman
“Penggunaan Media Gambar Seri Untuk
bahwa
dan
sama,
saat pelajaran bahasa karena siswa harus
ditulis oleh Ayu Prasetyarini yang berjudul
menyatakan
bekerja
kadang-kadang diperlukan, terutama pada
mengajar.
Kemampuan
masing-masing.
Kelompok belajar di dalam kelas ini
Begitu pula halnya dalam jurnal yang
Meningkatkan
untuk
menghormati
Membantu
mengatasi kesulitan berkomunikasi; 8). Menambah
kelebihan
siswa
dalam kelas sangatlah penting agar siswa
pemikiran
berkesinambungan; 6). Membuat aktifitas belajarlebih
semua
heterogen atau tidak membeda-bedakan di
4). Merangsang siswa melakukan aktivitas; Mengembangkan
dan
Pembiasaan belajar belajar kelompok yang
Mengembangkan pemahaman lebih besar; 5).
berharga
kelompok
media
anak
yang
pandai
dapat
membantu sebagai tutor bagi temannya
pembelajaran, media gambar adalah media
yang kurang.
yang paling umum dipakai. Hal ini
Berdasarkan acuan teori yang telah
diakrenakan siswa lebih menyukai gambar
diuraikan
daripada tulisan, apalgi jika gambar dibuat
dirumuskan 393
maka sebagai
hipotesis berikut:
tindakan Dengan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
proses
pembelajaran
pendek
menulis
narasi
melihat apakah tindakan-tindakan tersebut
di Sekolah Dasar kelas III
menggunakan
metode
latihan
sesuai
dengan
dengan
diperoleh
yang
hasil
direncanakan,
pengamatan
berupa
media gambar seri, diduga keterampilan
aktifitas guru 62,5 % dan aktifitas siswa 53
menulis narasi siswa dapat ditingkatkan.
% dengan jumlah siswa yang nilainya
Peneliti memilih salah satu model tindakan
sudah di atas atau sama dengan Kriteria
yang sesuai dengan kebutuhan peneliti di
Ketuntasan Minimal baru mencapai 53,8
lapangan. Model tindakan yang dipilih
%. Berdasarkan tindakan penelitian pada
peneliti adalah model penelitian tindakan
siklus 1, yang sudah peneliti laksanakan
yang dikemukakan oleh Mc. Taggart dan
pada
Kemmis yang mendefinisikan sebagai
pembelajaran kemampuan menulis narasi,
suatu penelitian tindakan (action research)
dengan Kriteria Ketuntasan Minimul yang
yang dilakukan oleh guru yang sekaligus
telah ditetapkan 7,5 diperoleh hasil rata-
sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-
rata nilai menulis narasi siswa belum
sama dengan orang lain secara kolaboratif.
mencapai
Penelitian ini dilakukan
Minimal kelas (74.6) dengan jumlah siswa
merancang,
dengan jalan
melaksanakan,
pertemuan
nilai
1-3
dalam
Kriteria
proses
Ketuntasan
dan
yang nilainya sudah di atas Kriteria
merefleksikan tindakan secara kolaboratif
Ketuntasn Minimal sebanyak 53,8 %.
dan partisipatif yang bertujuan untuk
Pada siklus 1 ini masih ditemukan adanya
memperbaiki atau meningkatkan mutu
siswa yang kurang memperhatikan, karena
proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan
asyik bercanda. Belum menunjukkuan
berbagai
dapat
sikap fokus selama proses pembelajaran,
penelitian tindakan
belum menunjukkan antusias terhadap
pendapat
para
disimpulkan bahwa
ahli,
yang dilakukan oleh seorang guru adalah
pembelajaran
penelitian
untuk
mengerjakan tugas tepat pada waktunya,
meningkatkan kualitas dan hasil belajar
belum aktif menjawab pertanyaan guru
siswa dan sekaligus untuk meningkatkan
atau
profesionalisme.
ide/gagasan untuk menulis narasi dalam
Dari
yang
hasil
dilakukan
observasi
terhadap
teman,
menulis
belum
narasi,
belum
mengembangkan
bahasa Indonesia serta belum memiliki
implementasi tindakan pada siklus I,
sikap
selama
menerjemahkan pesan dalam gambar.
berlangsung, mengamati
kegiatan peneliti jalannya
pembelajaran dan
kolaborator
kegiatan
kreatif
dan
imaginatif
dalam
Refleksi pada tahap ini merupakan
untuk
evaluasi kritis atau pengkajian terhadap 394
Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi melalui Penggunaan Media Gambar Seri Siswa Kelas III Juldianty keberhasilan atau kegagalan yang telah
berbicara dan menulis, untuk itu guru harus dapat memilih media pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk banyak terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
dicapai. Selain itu inti dari tahap ini adalah untuk membahas kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga dalam siklus I. SIMPULAN Program
pembelajaran
DAFTAR RUJUKAN Aini, Ibunda. 2007. Membaca dan menulis Seasyik Bermain,Bandung:Mizan. Ebscho. 2014. The IUP Journal Of English Studies, Vol. IX,no 1. E-Jurnal Dinas Pendidikan. 2015. Penggunaan Media Gambar Seri, Surabaya, Vol. VI. Hopkins, David. 2002. A Teacher’s Guide To Classroom Research, Buckingham: Univ. Press. Jamaris, Martini. 2009. Kesulitan Belajar, Jakarta: Penamas Murni. McMillan, James H. 2008. Educational Research. USA: Pearson Education. Prasetyarini, Ayu. “Penggunaan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Kemampuan Bercerita Siswa Kelas III Sekolah Dasar”. Tersedia di: http://dispendik.surabaya.go.id/sura bayabelajar/jurnal/199/6.1.pdf. diakses ISSN: 2337-3253.
bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar Swasta Kelapa Gading dapat didesain dan dikembangkan dengan melakukan penelitian tindakan (action research). Media gambar seri diperlukan untuk dapat membelajarkan, menyimak,
membaca,
menulis
dan
berbicara kepada siswa, karena proses pembelajaran tidak hanya bersifat teransfer pengetahuan oleh guru kepada siswa tetapi lebih
bersifat
kontruksi
pengetahuan
melalui berbagai aktivitas dan membangun konsep secara alamiah oleh siswa. Disarankan bagi guru bahasa Indonesia khususnya guru Sekolah Dasar, diharapkan hendaknya benar-benar memahami tahapan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang menulis cerita yang mudah dan menyenangkan bagi siswa dengan pemilihan dan penggunaan media yang tepat dan menarik. Guru disarankan agar mengembangkan program pembelajaran bahasa yang memungkinkan siswa dapat belajar bahasa secara utuh sehingga memperoleh kompetensi berbahasa/ kemahiran bahasa secara utuh, yakni terampil dalam membaca, menyimak,
Santosa, Puji. 2004. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta: Universitas Terbuka. Semiawan, Conny. 1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, Jakarta: Gramedia. Stringe, R. Ernest T. 2007. Action Research, London: Sage Publication.
395
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
Zizi
Hefni. 2012. Panduan Mudah Mengarang untuk SD. Jogyakarta: Diva Press.
396