PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL LEARNING TOGETHER (LT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Ekperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Punduh Pedada Pada Materi Pokok Virus Tahun Ajaran 2015/2016)
(Skripsi)
Oleh Desi Sutantri
PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL LEARNING TOGETHER (LT) TERHADAP AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Ekperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Punduh Pedada Pada Materi Pokok Virus Tahun Ajaran 2015/2016)
Oleh DESI SUTANTRI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media audio-visual melalui model LearningTogether (LT) terhadap aktivitas dan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok virus di SMA Negeri 1 Punduh Pedada. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1 dan X MIA 3 yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa yang diperoleh melalui lembar observasi siswa dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual melalui model Learning Together (LT) yang diperoleh melalui penyebaran angket kemudian dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif berupa kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes, dan Ngain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t dan uji-µ.
Desi Sutantri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual melalui model pembelajaran Learning Together (LT) berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas dan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa terjadi dalam semua aspek yang diamati yaitu aktivitas belajar dalam mengajukan pertanyaan (70,83%) berkriteria sedang, memberikan ide atau pendapat (60,00%) berkriteria sedang, bekerjasama dengan teman (83,33%) berkriteria tinggi, mempresentasikan hasil diskusi (72,50%) berkriteria sedang dan menjawab pertanyaan (68,33%) berkriteria sedang. Selain itu, sebagian besar siswa (95%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media audio visual melalui model pembelajaran LearningTogether (LT). Peningkatan kemampuan berpikir kritis secara signifikan terjadi pada indikator menganalisis dengan rata-rata N-gain (84,95 ± 15,09), menyimpulkan (93,33 ± 21,71), menjelaskan (79,72 ± 29,09) dan pengaturan diri (70,56 ± 36,01). Namun, berbeda tidak signifikan pada indikator menginterpretasi (61,67± 24,43) dan mengevaluasi (50,56 ± 29,84). Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan media audio visual melalui model pembelajaran Learning Together (LT) berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas siswa dan berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok virus.
Kata kunci : aktivitas belajar, Audio-visual, keterampilan berpikir kritis, Learning Together (LT), virus
iii
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO -VISUAL MELALUI MODEL LEARNING TOGETHER (LT) TERHADAP AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Ekperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Punduh Pedada Pada Materi Pokok Virus Tahun Ajaran 2015/2016)
Oleh DESI SUTANTRI Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Trikarya 01 Desember 1991, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Suroto dengan Ibu Rumi. Alamat penulis adalah Desa Trikarya RT 04 RW 04, Belitang III, OKU Timur, Sumatra Selatan. Nomor handphone penulis yaitu 085764301156. Pendidikan formal yang di tempuh penulis adalah Tahun 1998 diterima di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Belitang III yang diselesaikan pada tahun 2004. Tahun 2004 diterima di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Belitang III diselesaikan pada tahun 2007. Tahun 2007 diterima di sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Belitang diselesaikan pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Dalam bidang akademik, penulis pernah menjadi Asisten Dosen pada mata kuliah ICT. Penulis melaksanakan Kegiatan Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) tahun 2013 di desa Waspada Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat dan melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Sekincau Lampung Barat.
MOTTO Dan milik Allah meliputi rahasia langit dan bumi dan kepadaNya segala urusan dikembalikan (Qs. Hud 123)
Majulah tanpa menyingkirkan orang lain, naiklah tinggi tanpa menjatuhkan orang lain, dan berbahagialah tanpa menyakiti orang lain (Anonim) Berbuat baik, saling memaafkan dan tidak menyimpan benci (Desi Sutantri)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga karya ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam selalu dicurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur kepadaMu ya Allah, ku persembahkan karya ini untuk orang-orang tercinta sepanjang hidupku:
Yang tercinta bapakku “Suroto”dan ibuku “Rumi” yang telah tulus, ikhlas dan penuh kesabaran
membesarkanku, mendidikku dan senantiasa terus mendo’akanku serta berjuang untuk kesuksesan
anaknya. Jasa kalian takkan mungkin dapat ananda balas walau sampai akhir hayat. Mudah-mudahan kelak dapat membahagiakan bapak dan ibu tercinta.amin
Keluarga besarku tercinta mbak Biyatmi, S.Pd., mas Saiful Hidayat, S.Pd.I., dan adikku Yudi Suryono yang selalu memberikan kekuatan, motivasi, senantiasa menyayangiku dan membantuku ketika banyak kesulitan yang aku hadapi.
Untuk pamanku dan seluruh sahabatku khususnya Endang, Silfi, Nisa yang telah membantu penyelesaian dari skripsi ini
Para Pendidik dan Dosen tercinta
Almamater tercinta Universitas Lampung.
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL LEARNING TOGETHER (LT) TERHADAP AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. H. Muhammad Fuad, M. Hum., selaku Dekan FKIP Unila; 2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi sekaligus Pembahas terimakasih atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga; 4. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi hingga terselesainya skripsi ini;
5.
Ibu Rini Rita T Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II, terima kasih atas bantuan dan kesabarannya memberikan bimbingan, kritik, dan saran selama ini;
6.
Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan;
7. Bapak kepala sekolah dan guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga; 8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas XMIA 1 dan XMIA 2 SMA Negeri Punduh Pedada atas kerjasamanya selama penelitian berlangsung; 9. Sahabat-sahabatku tercinta Ika Rahmawati, S.Pd., Fiska Aulia Rahmah, S.Pd., Silfi Auliyanti, S.Pd., Annisa Shinta Devi, S.Pd., Endang Lastriana, S.Pd., Ayu Windarwati, S.Pd., Masayu Olba, S.Pd., Novalia Ariska, S.Pd., Rani Fatmaningsih, Lilik Septyaningrum, Novita Dewi Indrianasari, Ika Putri, Yeni Widia, Erma Rustiana, Edo Fernando, Santoso dan Ismawati atas motivasi, doa dan bantuannya, semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin hingga saat ini; 10. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bandar Lampung, 19 Juni 2016 Penulis
Desi Sutantri xii
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii I. PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G.
Latar Belakang Masalah ....................................................................... Rumusan Masalah ................................................................................ Tujuan Penelitian ................................................................................. Manfaat Penelitian ............................................................................... Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... Kerangka Pikir ..................................................................................... Hipotesis ...............................................................................................
1 5 6 6 7 8 9
II. TINJAUAN PUSTAKA A. B. C. D.
Media Audio Visual .............................................................................. Pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT) ......................... Aktivitas Belajar Siswa ......................................................................... Berpikir kritis ........................................................................................
10 13 16 18
III. METODE PENELITIAN A. B. C. D. E. F.
Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. Populasi dan Sampel ............................................................................ Desain Penelitian .................................................................................. Prosedur penelitian................................................................................ Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... Teknik Analisis Data ............................................................................
21 21 21 22 28 31
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................................... B. Pembahasan ..........................................................................................
38 42
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .............................................................................................. B. Saran ...................................................................................................
50 50
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
51
LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Silabus................................................................................................... 55 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 60 Lembar Kerja Kelompok ..................................................................... 71 Soal Pretes dan Postes ........................................................................... 105 Angket Tanggapan Siswa ....................................................................... 122 Data Hasil Penelitian............................................................................... 123 Analisis uji Statistik Data Hasil Penelitian ............................................. 136 Foto- Foto Penelitian............................................................................. 163
xv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Tabulasi hasil observasi aktivitas belajar siswa...................................
30
2. Angket tanggapan siswa ......................................................................
31
3. Klasifikasi Indeks Aktivitas belajar Siswa...........................................
34
4. Kriteria berpikir kritis siswa ................................................................
35
5. Skor per jawaban angket ......................................................................
36
6. Tabulasi Data Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Media Audio-Visual Melalui Model Pembelajaran LT .......................
36
7. Tafsiran Persentase Jawaban Angket...................................................
37
8. Hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ...
38
9. Hasil analisis pretes, postes, dan N-gain .............................................
39
10. Hasil Uji statistik terhadap N- gain Indikator KBK Siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen...............................................................
40
11. Daftar nilai pretes, postes, dan N-Gain kelas eksperimen ................... 123 12. Daftar nilai pretes, postes, dan N-Gain kelas kontrol .......................... 124 13. Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen ............... 125 14. Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol ...................... 127 15. Analisis per-indikator pretes, postes, dan N-Gain kelas eksperimen... 129 16. Analisis per-indikator pretes, postes, dan N-Gain kelas kontrol......... 131 17. Analisis data angket tanggapan siswa.................................................. 133 18. Presentase tanggapan siswa terhadap media audio visual melalui model pembelajaran LT ....................................................................... 134
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ..........................
9
2. Desain penelitian pretes-postes ...........................................................
22
3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio-visual melalui model pembelajaran LT .......................................................................
41
4. Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan I ....................................... 163 5. Siswa mengerjakan postes pada pertemuan II ..................................... 163 6. Pembagian kelompok pada pertemuan I .............................................. 163 7. Penyampaian materi pada pertemuan II............................................... 163 8. Siswa menerima lembar tugas berupa LKK......................................... 164 9. Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan LKK....................................... 164 10. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKK............................ 164 11. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas........ 164 12. Pemberian penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok ................ 164
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Hasbullah, 2008: 4). Sementara itu tujuan pendidikan nasional adalah untuk peningkatan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, serta sehat jasmani dan rohani (Hasbullah, 2008: 143).
BSNP dalam Alisyani (2011: 1), menyebutkan bahwa Pelajaran Biologi termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan teknologi.
2
Melihat pentingnya Biologi dan peranannya tersebut, maka peningkatan mutu pembelajaran harus selalu diupayakan. Salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan adalah kemampuan berpikir (Depdiknas, 2008: 12).
Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Proses tersebut dilakukan setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung pada sasaran. Saat ini keterampilan berpikir kritis dirasakan perlu untuk ditingkatkan dalam kegiatan pembelajaran karena segala informasi global masuk dengan mudah. Hal tersebut menyebabkan selain informasi yang bersifat baik ataupun buruk akan terus mengalir tanpa henti dan dapat mempengaruhi sifat mental anak. Maka dari itu, diperlukan suatu keterampilan berpikir dengan jelas dan imajinatif, menilai bukti, bermain logika,dan mencari alternatif untuk menemukan suatu solusi, memberi anak sebuah rute yang jelas di tengah kekacauan pemikiran pada zaman teknologi dan globalisasi saat ini (Johnson, 2014: 187).
Dewasa ini bidang pembelajaran secara umum sedikit banyaknya terpengaruh oleh adanya perkembangan dan penemuan-penemuan dalam bidang keterampilan, ilmu dan teknologi. Pengaruh perkembangan tersebut tampak jelas dalam upaya-upaya pembaharuan sistem pendidikan dalam pembelajaran. Salah satu bagian integral dari upaya pembaharuan itu adalah
3
media pembelajaran (Arsyad, 2011: vii). Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran (Arsyad, 2011: 2).
Sementaran itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi SMA Negeri1 Punduh Pedada pada Desember 2013, diperoleh informasi bahwa di SMA Negeri 1 Punduh Pedada telah memiliki fasilitas ICT yang memadai namun dalam pemanfaatannya belum berjalan secara optimal. Dalam proses pembelajaran masih menggunakan media dan model pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru dan siswa tidak terlibat aktif sehingga keterampilan berpikir siswa tidak tergali secara optimal. Hal itu terlihat dari nilai rata- rata siswa pada materi pokok virus yang menunjukkan bahwa 50 % siswa masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah.
Salah satu media yang dapat mendorong siswa untuk berperan aktif dan juga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siwa yaitu media audiovisual. Karena media audio-visual ini berupa rekaman dari peristiwa yang ada dalam kehidupan nyata. Sehingga proses pembelajaran tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk mengamati langsung ke lapangan.
4
Dengan media ini seolah-olah siswa sedang berada di tempat peristiwa tersebut terjadi. Media audio-visual juga dapat berupa gambar animasi bergerak yang dapat mendemonstrasikan suatu keadaan, bentuk, ataupun peristiwa sehingga memudahkan siswa dalam memahami sebuah materi. Salah satu hal yang sangat penting dalam pembelajaran adalah komunikasi. Komunikasi itu sendiri bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran atau pesan dari seorang kepada orang lain. Alat-alat audio-visual adalah alat-alat yang “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat sehingga alat-alat audio-visual dapat membuat cara berkomunikasi menjadi efektif (Hamzah, 1988: 2-13).
Aktivitas belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa tidak akan tercapai secara optimal hanya dengan penggunaan media tetapi juga didukung dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa adalah model pembelajaran Learning Together (LT). Pada pembelajaran kooperatif tipe LT, para siswa dikelompokkan kedalam tim dengan empat sampai lima orang pertim dan heterogen. Para siswa bekerja sebagai suatu kelompok untuk menyelesaikan sebuah tugas kelompok, berbagai gagasan, dan membantu satu sama lain dengan jawaban, dan meminta bantuan dari teman yang lain sebelum bertanya kepada guru, kemudian guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan kinerja kelompok (Depdiknas, 2008: 41-42).
5
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herniza (2011: 1) membuktikan bahwa penggunaan media audio-visual pada siswa kelas VIIA dan VIIB di SMPN 3 Bandar Lampung mampu meningkatkan aktivitas dan keterampilan berpikir kritis siswa. Skor rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa dengan menggunakan media audio-visual lebih tinggi dibanding tanpa menggunakan media audio-visual. Selain itu hasil penelitian Yulianingrum (2010: 1) membuktikan bahwa siswa yang menggunakan model pembelajaran LT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Merujuk dari penelitian di atas dan hasil obsevasi di SMA Negeri 1 Punduh Pedada serta diduga bahwa media Audio-Visual melalui model LT dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan berpikir kritis siswa, maka akan dilakukan penelitian dengan judul ‘‘Penggunaan Media Audio-Visual Melalui Model LT terhadap Aktivitas dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa (Studi Ekperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Punduh Pedada pada Materi Pokok Virus Tahun Ajaran 2015/2016)”. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran yang telah ada guna meningkatkan aktivitas dan keterampilan berpikir kritis siswa pada pelajaran IPA khusunya biologi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah penggunaan media audio-visualdan model LT berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi pokok virus?
6
2. Apakah penggunaan media audio-visual dan model LT berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok virus?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Virus di SMA Negeri 1 Punduh Pedada. 2. Mengetahui pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Virus di SMA Negeri 1 Punduh Pedada.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti: memberikan manfaat yang besar berupa pengalaman untuk menjadi calon guru dalam menerapkan strategi pembelajaran. 2. Bagi siswa : media audio-visual melalui model LT dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan berpikir kritis siswa. 3. Bagi Guru: hasil penelitian ini dapat diterapkan untuk pembelajaran biologi dalam meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa. 4. Bagi pihak sekolah:dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan model dan media pembelajaran guna meningkatkan aktivitas dan keterampilan berpikir kritis siswa.
7
5. Bagi peneliti berikutnya dapat dijadikan masukan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa di masa yang akan datang.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan dikemukakan, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu : 1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelasX SMA Negeri 1 Punduh Pedada Bandar Lampung mata pelajaran biologi semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. 2. Media yang digunakan adalah media audio-visual, dan model yang digunakan adalah model pembelajaran LT. 3. Indikator keterampilan berpikir kritis yaitu : (A) menginterpretasi, (B) menganalisis, (C) mengevaluasi, (D) menyimpulkan (E) menjelaskan, dan (F) pengaturan diri (Facione, 2011: 5-7). 4. Indikator aktivitas belajar yang diamati yaitu : A. Aktivitas belajar dalam mengajukan pertanyaan, B. Memberikan ide atau pendapat, C. Bekerjasama dengan teman, D. Mempresentasikan hasil diskusi, E. Menjawab pertanyaan. Belina dalam (Puspita, 2011: 31) 5. Materi pokok pada penelitian ini yaitu virus 6. Subyek penelitian adalah siswa kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 3 sebagai kelas kontrol SMA Negeri 1 Punduh Pedada.
8
F. Kerangka Pikir
Pada pembelajaran IPA di sekolah, siswa umumnya menganggap pelajaran IPA biologi tergolong sulit untuk dipahami karena sering dihadirkan dalam bentuk abstrak. Pembelajaran yang berpusat pada guru dan penggunaan media yang kurang tepat juga dapat menyebabkan rendahnya aktivitas dan keterampilan berpikir kritis siswa. Hal ini disebabkan karena guru hanya menyampaikan sains sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual. Peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya. Fakta di lingkungan menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang cenderung malas berpikir secara mandiri.
Salah satu model yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan berpikir kritis siswa yaitu model pembelajaran LT. Pada model pembelajaran LT siswa terlibat langsung secara aktif dalam proses pembelajaran. Namun penggunaan media juga merupakan salah satu unsur dalam proses pembelajaran yang tidak bisa diabaikan begitu saja terutama dalam meningkatkan aktivitas dan keterampilan berpikir kritis. Media yang diduga dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan berpikir kritis adalah media audio-visual. Media audio-visual merupakan pengganti pengalaman nyata karena media ini merupakan hasil rekaman dari kejadian, benda atau peristiwa dalam kehidupan nyata, sehingga penggunaan media ini akan lebih mudah dimengerti, mudah diingat dan lebih menarik dan membuat siswa akan menjadi lebih aktif dibandingkan hanya belajar materi pelajaran yang disajikan secara verbal.
9
Pada penelitian ini digunakan pengujian untuk aktivitas dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan media audio-visual dengan model pembelajaran LT pada kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol tanpa menggunakan media audio-visual.
Penelitian ini mempunyai dua variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yaitu variabel bebasnya media audio-visual yang dipadukan dengan model pembelajaran LT dan variabel terikatnya adalah aktivitas belajar siswa dan keterampilan berpikir kritis siswa.
Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini :
Keterangan:
X : Kombinasi media audio-visual dengan model pembelajaran LT Y1 : Aktivitas belajar siswa Y2 : Keterampilan berpikir kritis
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. H1 = Penggunaan media Audio-visual melalui model LT berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa . 2. H1 = Penggunaan media audio-visual dan model pembelajaran LT berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Audio-Visual
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,’perantara’ atau ‘pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangka, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2011: 3).
Tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. 2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari
11
dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. 3. Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu (Arsyad, 2011: 1113).
Media dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu media audio (media dengar), media visual (media penglihatan) dan media audio-visual (media pandang dengar). Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang dapat digunakan untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif adalah media audio-visual (Rohani, 1997: 16).
Media audio-visual dapat membuat komunikasi menjadi efektif. Komunikasi itu sendiri bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran atau pesan dari seorang kepada orang lain. Hubungan antar yang menyampaikan dan yang menerima pikiran atau pesan itulah yang disebut komunikasi. Alat-alat audiovisual adalah alat-alat yang “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat sehingga alat-alat audio-visual dapat membuat cara berkomunikasi menjadi efektif. Diantara alat-alat audio-visual itu termasuk gambar, foto, slaid, model, pita kaset tape-recorder, film bersuara dan televisi (Hamzah, 1988: 2-13).
12
Media audio-visual adalah media instruksional modern yang sesuai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, meliputi media yang dapat dilihat dan didengar. Penggunaan media audio-visual dapat memberikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkrit atau lebih nyata dari pada yang dapat disampaikan dengan kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis (Hamzah, 1988: 17).
Video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran massal, individual maupun berkelompok. Video juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung. Disamping itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran, hal ini karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar bergerak pada siswa, disamping suara menyertainya. Sehingga, siswa merasa seperti berada disuatu tempat yang sama dengan program yang ditayangkan video (Arsyad, 2011: 86-87).
Media video memiliki beberapa kelebihan, yaitu: (a) Memberi pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa, (b) sangat bagus untuk menerangkan suatu proses, (c) mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, (d) lebih realistis, dapat diulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan, (e) memberikan kesan yang mendalam, yang dapat memengaruhi sikap siswa (Rusman, Deni dan Cepi, 2012: 220). Selain itu media video juga memiliki beberapa kelemahan antara lain : (a) Jangkauannya terbatas, (b) sifat komunikasinya satu arah, (c) gambarnya relatif kecil, (d) kadangkala terjadi
13
distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik. Selain itu, keterbatasan lain yang dimiliki oleh media video adalah: (a) keterbatasan daya rekam stelah piringan video ini mengalami proses perekaman tidak akan dapat dipakai ulang lagi untuk diganti isinya, (b) biaya pengembangan untuk menyiapkan format piringan video ini relatif memerlukan biaya yang cukup besar, (c) keterbatasan sekuens dari gambar bergerak yang ditampilkan (Rusman, Deni dan Cepi, 2012: 221-222).
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together (LT)
Menurut Slavin (2008: 227) Pembelajran kooperatif merupakan ide lama semenjak abad pertama setelah masehi, para filosofi sudah mengemukakan bahwa agar seseorang belajar, harus memiliki teman belajar. Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya.
Seperti yang diungkapkan oleh Abdurrahman dan Bintoro dalam (Nurhadi, 2004: 60) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling mencerdaskan, saling menyayangi dan saling tenggang rasa antar sesama siswa sebagai latihan untuk hidup dalam masyarakat nyata, sehingga sumber belajar bukan hanya dari guru dan buku ajar juga sesama siswa.
Dalam perkembangannya, pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe. Setiap tipe mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.selain itu
14
tiap tipe juga mempunyai perbedaan dalam hakekat pembelajran, bentuk kerjasama, peranan dan komunikasi antar siswa, serta peranan guru. Salah satu tipe belajar kooperatif adalah LT.
Menurut Slavin (2008: 232) mengungkapkan bahwa David dan Johnson mengembangkan model LT dari pembelajaran kooperatif. Model yang mereka teliti melibatkan siswa yang dibagi dalam kelompok yang terdiri atas empat atau lima siswa dengan latar belakang berbeda mengerjakan lembar tugas. Kelompok-kelompok ini menerima satu lembar tugas, menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok. Model ini menekankan pada empat unsur yakni : 1. Interaksi tatap muka : para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai lima siswa. 2. Interdependensi positif : para siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan kelompok. 3. Tanggung jawab individual : para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka secara individual telah menguasai materinya. 4. Kemampuan-kemampuan interpersonal dan kelompok kecil : para siswa diajari mengenai sarana-sarana yang efektif untuk bekerja sama dan mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka bekerja dalam mencapai tujuan mereka
Dalam hal ini penggunaan kelompok pembelajaran heterogen dan penekanan terhadap interdependensi positif, serta tanggung jawab individual metodemetode Johnson ini sama dengan STAD. Akan tetapi, mereka juga menyoroti
15
perihal pembangunan kelompok dan menilai sendiri kinerja kelompok, dan merekomendasikan penggunaan penilaian tim ketimbang pemberian sertifikat atau bentuk rekognisi lainnya (Slavin, 2008: 233).
Pada pembelajaran kooperatif tipe LT setiap kelompok diharapkan bisa membangun dan menilai sendiri kinerja kelompok mereka. Setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas hasil yang mereka peroleh. Jika hasil tersebut belum maksimal atau lebih rendah dari kelompok lain maka mereka harus mengingatkan kinerja kelompoknya (Slavin, 2008: 233).
Adapun sintaks dari model pembelajaran LT sebagai berikut: a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 siswa secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain). b. Guru menyajikan pelajaran. c. Masing-masing kelompok menerima lembar tugas untuk bahan diskusi dan menyelesaikannya. d. Beberapa kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya. e. Pemberian pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok.
Bentuk penghargaan yang diberikan kepada kelompok didasarkan pada pembelajaran individual semua anggota kelompok sehingga dapat meningkatkan pencapaian siswa dan memiliki pengaruh positif pada hasil yang dikeluarkan (Slavin, 2008: 234).
16
C. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004: 171). Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka akan meningkatkan hasil belajar (Hamalik, 2004: 12).
Dierich dalam Hamalik (2004: 172-173) membagi aktivitas belajar dalam 8 kelompok, yaitu: a. Kegiatan-kegiatan visual membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,
17
wawancara, diskusi dan interupsi. c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. d. Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. e. Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola f. Kegiatan-kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. g. Kegiatan-kegiatan mental Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktorfaktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan h. Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain
Menurut Memes dalam Trisila (2012: 21) menyatakan bahwa untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa, pedoman yang digunakan sebagai berikut: Bila rata-rata nilai
75,6 maka dikategorikan aktif. Bila 59,4 ≤ rata-
rata nilai < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif. Bila rata-rata nilai < 59,4 maka dikategorikan kurang aktif.
18
D. Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti induksi, deduksi, klasifikasi, dan penalaran. Menurut Ennis (2011: 33) berpikir kritis merupakan cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar untuk menentukan apa yang akan dikerjakan dan diyakini. Berpikir menggunakan proses secara simbolik yang menyatakan objek-objek nyata, kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan simbolik untuk menemukan prinsip-prinsip mendasar suatu objek dan kejadian. Keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi pemecahan masalah, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan berpikir kritis, Ruggiero dalam Johnson (2014: 187) . Menurut Norris dan Ennis dalam Costa (1988: 54) berpikir kritis adalah keterampilan berpikir menggunakan proses mendasar untuk menganalisis argumen, memunculkan wawasan dan interpretasi ke dalam pola penalaran logis, memahami asumsi dan bias yang mendasari tiap posisi, memberikan model representasi ringkas dan meyakinkan.
Reason dalam Sanjaya (2007: 228) mengemukakan bahwa berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). “Mengingat”pada dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan, sedangkan “memahami” memerlukan perolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antar-aspek dalam memori. Kemampuan berpikir seseorang menyebabkan seseorang tersebut harus bergerak hingga di luar informasi
19
yang didengarnya.
Selanjutnya, Gunawan (2004: 74) menjelaskan bahwa keahlian berpikir tingkat tinggi (High Order Thingking) meliputi aspek berpikir kritis, berpikir kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir pada level yang kompleks dan menggunakan proses analisis dan evaluasi. Berpikir kritis melibatkan keahlian berpikir induktif seperti mengenali hubungan, menganalisis masalah yang bersifat terbuka (dengan banyak kemungkinan penyelesaian), menentukan sebab dan akibat, membuat kesimpulan dan memperhitungkan data yang relevan. Keahlian berpikir kritis lainnya adalah kemampuan mendeteksi bias, melakukan evaluasi, membandingkan dan mempertentangkan, serta kemampuan untuk membedakan antara fakta dan opini.
Mengukur keterampilan berpikir kritis dapat berupa beberapa indikator yaitu: 1. Interpretasi, adalah memahami dan mengekspresikan makna atau signifikan dari berbagai macam pengalaman, situasi, data, kejadiankejadian, penilaian, kebiasaan atau adat, kepercayaan-kepercayaan, aturanaturan, prosedur atau kriteria-kriteria. 2. Analisis, adalah mengidentifikasi hubungan-hubungan inferensional yang dimaksud dan aktual diantara pernyataan-pernyataan, konsep-konsep, deskripsi-deskripsi. 3. Evaluasi, adalah menaksir kredibilitas pernyataan-pernyataan atau representasi-representasi yang merupakan laporan-laporan atau deskripsideskripsi dari persepsi, pengalaman, penilaian, opini dan menaksir
20
kekuatan logis dari hubungan-hubungan inferensional atau dimaksud diantara pernyataan-pernyataan, deskripsi-deskripsi, pertanyaanpertanyaan atau bentuk-bentuk representasi lainnya. 4. Kesimpulan, mengidentifikasi dan memperoleh unsur-unsur yang masuk akal, membuat dugaan-dugaan dan hipotesis, dan menyimpulkan konsekuensi konsekuensi dari data. 5. Penjelasan, mampu menyatakan hasil-hasil dari penjelasan seseorang, mempresentasikan penalaran seseorang dalam bentuk argumen-argumen yang kuat. 6. Pengaturan diri, berarti secara sadar diri memantau kegiatan-kegiatan kognitif seseorang, unsur-unsur yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan tersebut dan hasil-hasil yang diperoleh, terutama dengan menerapkan kecakapankecakapan di dalam analisis dan evaluasi untuk penelitian penilaian inferensial sendiri dengan memandang pada pertanyaan, konfirmasi, validitas atau mengoreksi baik penalarannya atau hasilhasilnya (Facione, 2011: 5-7).
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Punduh Pedada pada semester ganjil Tahun Ajaran 2015/2016. Waktu penelitian pada bulan September 2015.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA semester ganjil SMA Negeri1 Punduh Pedada tahun pelajaran 2015/2016, Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 3 sebagai kelas kontrol yang telah dipilih secara acak menggunakan teknik purposive sampling.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretest-postest non ekuivalen untuk aspek keterampilan berpikir kritis. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan media audio-visual melalui model LT, sedangkan kelas kontrol menggunakan media gambar dengan metode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Struktur desainnya sebagai berikut:
22
Kelompok
Pretes
Perlakuan
I
O1
II
O1
Postes
X
O2 C
O2
Keterangan :I = Kelompok Eksperimen, II = Kelompok Kontrol, O1 = Pretest, O2 = Postest, X = Perlakuan dengan media audio visual dan model LT, C = Perlakuan tanpa media Audio-visual (Riyanto, 2001: 43) Gambar. 2 Desain pretes-postes non ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut: 1.
Pra penelitian Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian sebagai berikut : a.
Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke fakultas untuk observasi ke sekolah.
b.
Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang kelas yang akan diteliti.
c.
Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen.
d.
Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri atas Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), MediaAudio-visual, Lembar Kerja Kerja (LKK).
e.
Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretest/postest untuk setiap pertemuan.
f.
Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa.
23
g.
Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual dan model LT
h.
Membentuk kelompok diskusi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa, 2 siswa dengan nilai tinggi, 1 siswa dengan nilai sedang, dan 2 siswa dengan nilai yang rendah. Setiap kelompok terdiri atas 5 orang siswa (Lie, 2004: 42). Nilai diperoleh dari dokumentasi pada guru kelas.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa dan hasil belajar siswa dengan menerapkan media audio-visual melalui model LT untuk kelas eksperimen dan tanpa menggunakan media untuk kelas kontrol. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas mengenai ciriciri, bentuk struktur dan replikasi virus. Pertemuan keduamembahas tentang peran dan dampakmewabahnya virus dalam kehidupan. Langkahlangkah pembelajarannya sebagai berikut:
1) Kelas eksperimen dengan menggunakan media audio-visual melalui model LT. a. Pendahuluan 1. Guru memberikan pretest sebagai penilaian kemampuan berpikir kritis siswa melalui tes berupa soal uraian mengenai materi ciriciri, replikasi, peran dan dampak mewabahnya virus dalam kehidupan untuk mendapatkan skor dasar.
24
2. Siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa
3.
Guru memberikan apersepsi : Pertemuan I : guru bertanya kepada siswa, “pernahkah kalian sakit influenza? Apa penyebab dari penyakit tersebut?” Pertemuan II : guru bertanya kepada siswa, “apabila kita minum dengan gelas yang sama dengan orang yang sakit flu kita dapat tertular penyakit tersebut. Mengapa demikian?’’
4. Guru memberi motivasi kepada siswa : Pertemuan I : guru menyampaikan manfaat dari mempelajari tentang ciri-ciri, struktur dan replikasi virus, yaitu : siswa dapat menjaga kesehatan tubuh mereka agar tidak mudah terinfeksi oleh virus. Pertemuan II : guru menyampaikan manfaat dari mempelajari tentang peran dan dampak mewabahnya virus, yaitu: siswa dapat menghindari hal-hal yang dapat menularkan penyakit yang disebabkan oleh virus tanpa harus mengucilkan penderita penyakit yang disebabkan oleh virus. b. Kegiatan inti 1. Siswa duduk dalam kelompok masing-masing. 2. Guru menyajikan materi tentang: Petemuan I: ciri-ciri, struktur dan replikasi virus Pertemuan II : peran dan dampak mewabahnya virus 3. Siswa mengamati video yang ditayangkan tentang: Petemuan I: ciri-ciri, struktur dan replikasi virus
25
Pertemuan II : peran dan dampak mewabahnya virus 4. Guru membagikan LKK kepada setiap kelompok tersebut. 5. Siswa mengerjakan lembar LKK dengan mengumpulkan informasi berdasarkan video dan sumber yang tersedia dan guru mengingatkan siswa agar setiap anggota bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok tersebut 6. Siswa mendiskusikan tentang apa yang telah dipelajarinya dengan pemahaman sebelumnya, dan mendiskusikan apa yang diperolehnya dengan perilaku yang harus dilakukannya 7. Perwakilan beberapa kelompok untuk mengkomunikasikan atau mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan 8. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh nilai terbaik. c. Penutupan 1. Guru bersama siswa menyimpulkan ide-ide pembelajaran dan memberikan umpan balik dari proses dan hasil pembelajaran. 2. Guru meluruskan apabila terdapat konsep yang belum sesuai. 3. Pertemuan I : Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) agar siswa mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya yaitu replikasi dan peran virus dalam kehidupan PertemuanII : Guru memberikan postest kepada siswa sebagai penilaian terhadap kemampuan berpikir kritis siswa melalui tes berupa soal uraian mengenai materi ciri-ciri, replikasi, peran dan dampak mewabahnya virus dalam kehidupan.
26
2) Kelas kontrol dengan menggunakan media gambar melalui model pembelajaran diskusi a. Pendahuluan 1. Guru memberikan pretest sebagai penilaian kemampuan berpikir kritis siswa melalui tes berupa soal uraian mengenai materi ciriciri, replikasi, peran dan dampak mewabahnya virus dalam kehidupan untuk mendapatkan skor dasar. 2. Siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. 3. Guru memberikan apersepsi : Pertemuan I : guru bertanya kepada siswa, “pernahkah kalian sakit influenza? Apa penyebab dari penyakit tersebut?” Pertemuan II : guru bertanya kepada siswa, “apabila kita minum dengan gelas yang sama dengan orang yang sakit flu kita dapat tertular penyakit tersebut. Mengapa demikian?’’ 4. Guru memberi motivasi kepada siswa : Pertemuan I : guru menyampaikan manfaat dari mempelajari tentang ciri-ciri, struktur dan replikasi virus, yaitu: siswa dapat menjaga kesehatan tubuh mereka agar tidak mudah terinfeksi oleh virus. Pertemuan II : guru menyampaikan manfaat dari mempelajari tentang peran dan dampak mewabahnya virus, yaitu: siswa dapat menghindari hal-hal yang dapat menularkan penyakit yang disebabkan oleh virus tanpa harus mengucilkan penderita penyakit yang disebabkan oleh virus.
27
b. Kegiatan inti 1. Siswa duduk dalam kelompok masing-masing. 2. Guru menyajikan pelajaran tentang : Petemuan I: ciri-ciri, struktur dan replikasi virus Pertemuan II : peran dan dampak mewabahnya virus 3. Siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami dari gambar dan materi yang telah disampaikan oleh guru 4. Guru membagikan LKK kepada setiap kelompok tersebut. 5. Siswa mengerjakan lembar LKKsecara berdiskusi dengan mengumpulkan informasi berdasarkan media dan sumber yang tersedia. 6. Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok. 7. Perwakilan beberapa kelompok untuk mengkomunikasikan atau mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan. 8. Guru meluruskan konsep yang kurang tepat dan menambahkan informasi yang belum lengkap. c. Penutupan 1. Guru bersama siswa menyimpulkan ide-ide pembelajaran dan memberikan umpan balik dari proses dan hasil pembelajaran. 2. Pertemuan I : Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) agar siswa mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya yaitu peran dan dampak mewabahnya virus dalam kehidupan
28
PertemuanII : Guru memberikan postest kepada siswa sebagai penilaian terhadap kemampuan berpikir kritis siswa melalui tes berupa soal uraian mengenai materi ciri-ciri, replikasi, peran dan dampak mewabahnya virus dalam kehidupan.
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
Jenis data dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah : 1. Jenis Data Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. a. Data Kuantitatif Data kuantitatif yaitu berupa data keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok virusyang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes. Nilai selisih tersebut disebut sebagai skor N-gain, lalu dianalisis secara statistik.Untuk mendapatkan skor N-gain menggunakan formula Hake (dalam Loranz, 2008: 3) yaitu: N-gain Keterangan : SPre = Skor Pre-tes SPost = Skor Pos-tes SMaks = Skor Maksimum b. Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data angket tanggapan siswa terhadap media Audio-visual dengan model pembelajaran LT.
29
2. Teknik Pengambilan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pretes dan Postes Data keterampilan berpikir kritis berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu : R 100 S= N
Keterangan :S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, A., Erwan dan D.R. Sulistyastuti, 2007: 112).
b. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Lembar observasi aktivitas belajar siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: Mengajukan pertanyaan, memberikan ide/pendapat, bekerja sama dengan teman , mempresentasikan hasil diskusi, menjawab pertanyaan.
30
Tabel 1. Tabulasi hasil observasi aktivitas belajar siswa Aspek yang diamati No
Nama
A
B
C
D
E
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 dst ∑x1 ± Sd Sumber : dimodifikasi dari Belina dalam Puspita (2011: 31). Keterangan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa: A. Mengajukan pertanyaan 0. Tidak mengajukan pertanyaan 1. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan permasalahan materi pokok virus 2. Mengajukan pertanyaan, sesuai dengan permasalahan materi pokok virus B. Memberikan ide/pendapat 0. Tidak memberikan ide/pendapat (diam saja) 1. Mengemukakan ide/pendapat namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok virus 2. Mengemukakan ide/pendapat sesuai dengan pembahasan pada materi pokok virus C. Bekerjasama dengan teman 0. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja). 1. Bekerjasama tetapi hanya dengan satu atau dua anggota kelompok. 2. Bekerjasama secara tertib dengan semua anggota kelompok. D. Mempresentasikan hasil diskusi 0. Tidak mempresentasikan hasil diskusi. 1. Mempresentasikan hasil diskusi namun tidak sesuai dengan materi pokok virus. 2. Mempresentasikan hasil diskusi sesuai dengan materi pokok virus. E. Menjawab pertanyaan 0. Tidak menjawab pertanyaan 1. Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan permasalahan materi pokok virus 2. Menjawab pertanyaan sesuai dengan permasalahan pokok virus
31
c. Angket Tanggapan Siswa Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan media audio-visual dengan model LT dalam pembelajaran di kelas. Angket ini berupa 6 pernyataan,terdiri dari 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju. Tabel 2. Angket tanggapan siswa No 1
Pernyataan Saya senang mempelajari materi tentang virus menggunakan
media audio-visual melalui model Learning Together (LT). 2
Saya lebih mudah memahami materi virus menggunakan media
audio-visual melalui model Learning Together (LT). 3
Media audio-visual melalui model Learning Together (LT) yang diberikan kepada saya membantu saya dalam berpikir kritis.
4
Saya merasa bosan dalam proses belajar mengajar menggunakan
media audio-visual melalui model Learning Together (LT). 5
Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal menggunakan media
audio-visual melalui model Learning Together (LT). 6
Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan media audio-
visual melalui model Learning Together (LT).
F. Teknik Analisis Data
1. Data Kuantitatif Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
Pilihan S TS
32
1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17. a. Hipotesis Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004: 5). 2. Kesamaan Dua Varians Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program SPSS versi 17. a. Hipotesis Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda b. Kriteria Uji - Jika Fhitung< Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima - Jika Fhitung> Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 71). 3. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.
33
1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2) Kriteria Uji - Jika –ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima - Jika thitung< -ttabel atau thitung> ttabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13). 2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol. H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. 2) Kriteria Uji : - Jika –ttabel < thitung< ttabel, maka Ho diterima - Jika thitung< -ttabel atau thitung> ttabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10) 3. Uji Mann-Whitney U Apabila data yang didapatkan tidak berdistribusi normal, maka dilakukan Uji Mann-Whitney U 1. Hipotesis Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
34
H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol 2. Kriteria Uji Jika p-value> 0,05 maka terima Ho Jika p-value< 0,05 maka tolak Ho (Pratisto, 2004: 36)
2. Data Kualitatif
1) Pengolahan Data Aktivitas Belajar Siswa Data aktivitas belajar siswa proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu : 1. Menghitung rata-rata skor aktivitas belajar dengan menggunakan rumus :
x n
i
x 100
Keterangan = Rata-rata skor aktivitas belajar siswa ∑xi = Jumlah skor maksimal yang diperoleh n = Jumlah Siswa (Puspita, 2011: 31). 2. Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Belajar Siswa sesuai klasifikasi tabel 4 Tabel 3. Klasifikasi Indeks Aktivitas belajar Siswa Kategori IAS (%) Interpretasi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi 75,00 – 89,99 Tinggi 55,00 – 74,99 Sedang 30,00 – 54,99 Rendah 0,00 – 29,99 Sangat Rendah Sumber : dimodifikasi dari Belina dalam (Puspita, 2011: 33).
35
2) Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Biologi sebagai berikut: 1. Menjumlahkan skor seluruh siswa. 2. Menentukan skor tiap indikator keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan rumus: P = F 100 N
Keterangan: P = Poin yang dicari; F = Jumlah poin keterampilan berpikir kritis yang diperoleh; N = Jumlah total poin keterampilan berpikir kritis tiap indikator (Sudijono, 2007: 40). 3. Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut: Tabel 4. Kriteria berpikir kritis siswa Persentase Kriteria 80,1-100 Sangat tinggi 60,1-80 Tinggi 40,1-60 Sedang 20,1-40 Rendah 0,0-20 Sangat rendah Sumber : dimodifikasi dari Arikunto, (2010: 245).
3) Data Angket Siswa
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunaan media audio-visual melalui model koopertif tipe LT diambil melalui angket. Angket tanggapan siswa terhadap berisi 6 pertanyaan yang terdiri dari 3 pertanyaan positif dan 3 pernyataan negatif.
36
a. Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada tabel 5. Tabel 5. Skor per jawaban angket Sifat pertanyaan
skor 1 0 Positif S TS Negatif TS S Keterangan : S= Setuju; TS= Tidak setuju (dimodifikasi dari Sukarsih, 2012: 30) b. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 6.Tabulasi Data Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Media Audio-Visual Melalui Model Pembelajaran LT No. pertanyaan Angket
Pilihan Jawaban
Nomor Responden (siswa) 1 2 3 4 5 dst
Persentase
S TS S 2. TS S 3 TS S dst. TS Sumber: dimodifikasi dari Sukarsih (2012: 30). 1.
c. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan: NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor yang diperoleh SM = skor maksimum dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap(Purwanto, 2008: 102).
37
d. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang pembelajarannya menggunakan media audio-visual melalui model pembelajaran LT. Tabel 7. Tafsiran Persentase Jawaban Angket Persentase (%)
Kriteria Tinggi
30
Sedang Rendah
Sumber: dimodifikasi dari Hake (1999: 1).
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan media audio visual melalui model pembelajaran Learning Together (LT) berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok virus. 2. Penerapan media audio visual melalui model pembelajaran Learning Together (LT) berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis oleh siswa pada materi pokok virus.
B. Saran Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Sebaiknya peneliti dapat mengalokasikan waktu sebaik-baiknya agar siswa lebih mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. 2. Peneliti yang hendak menggunakan media audio-visual diharapkan lebih meningkatkan kualitas media audio-visual dan mendesain dengan semenarik mungkin agar dapat menyampaikan informasi secara optimal. 3. Dalam membuat pertanyaan sebaiknya guru menggunakan kata-kata yang lebih mudah dipahami atau menjelaskan apabila terdapat istilah-istilah yang masih terasa asing bagi siswa.
51
DAFTAR PUSTAKA
Alisyani. 2011. Mengungkap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui Metode Diskoveri pada Materi Pokok Fotosintesis. (Skripsi). Bandarlampung: Unila. 112 hlm. Arikunto, S. 2010.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta. 413 hlm. Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 192 hlm. Costa, A.L.1988. Developing Minds A Resource Book For Teaching Thinking. Alexandria. Assosiation For Supervision and Curriculum Development. Online at http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED332166.pdf. [diakses tanggal 19 Januari 2013]. 440 hlm. Depdiknas. 2008. Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Koknitif, Afektif dan Psikomotor. Jakarta: Depdiknas-Dikdasmen. 64 hlm. Ennis, R. H. 2011. The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking Dispositions and Abilities. University of Illinois. On line at http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCritical Thinking_51711_000.pdf [diakses tanggal 19 Januari 2013]. 79 hlm. Facione, P.A. 2011. Critical Thinking :What It Is and Why It Counts. On line at http://www.student.uwa.edu.au/__data/assets/pdf_file/0003/1922502/Criti cal-Thinking-What-it-is-and-why-it-counts.pdf. [diakses tanggal 15 Mei 2014; 11:53]. 27 hlm. Gunawan,W.A. 2004. Genius Learning Strategy. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 373 hlm. Hake, R.R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Article. On line at (http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf, [diakses pada 11 Januari 2015; 22.43 WIB]. 4 hlm Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. . Jakarta: Bumi Aksara. 242 hlm. Hamzah, A. 1988. Media Audio-visual. Jakarta: Gramedia. 227 hlm.
52
Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 368 hlm. Herniza, L. 2011. Pengaruh Media Audio-Visual Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan Manusia. Skripsi. Bandarlampung: Unila. 126 hlm. Johnson, E. 2014. Contextual Teaching and Learning. Bandung: Mizan Media Utama. 352 hlm. Lie, A. 2004. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia. 96 hlm Loranz, D. 2008. Course Assessment Report (Car). http://www.tmcc.edu/media/tmcc/departments/assessment/documents/repo rts/1112/car/ASMTCARPHYS151.pdf#search=%22n%20gain%20score% 20loranz%22. (10 Febuari 2014; 12:00). 33 hlm. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 232 hlm. Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 16. Jakarta: Gramedia. 254 hlm. Purwanto, A., Erwan., dan D.R. Sulistyastuti. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif untuk administrasi publik dan masalah-masalah sosial. Jakarta: Gava Media. 217 hlm. Purwanto, N. M. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya. 169 hlm. Puspita, L. 2011. Pengaruh Penerapan Model Inkuiri Terpimpin terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pokok Sistem Pernapasan Manusia. (skripsi). Bandar lampung: Unila. 119 hlm. Riyanto, Y. 2001. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 121 hlm. Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. 117 hlm. Rusman., K. Deni., dan R. Cepi. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali pers. 477 hlm. Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada. Media. 292 hlm.
53
Slavin, R.E. 2008. Cooperatif Learning Teori Riset dan Praktik. bandung: Nusa media. 348 hlm. Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. 488 hlm. Sukarsih, W.S.2012. Penerapan Model Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Aktivitas Belajar Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Peranan Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem. (Skripsi). Bandar Lampung: Unila. 143 hlm. Trisila, Y. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non Examples Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan. (Skripsi). Bandar Lampung: Unila. 149 hlm. Yulianingrum, 2010. Penggunaan Model Learning Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada siswa kelas X-1 SMAN 1 Gedongtataan Tahun pelajaran 2009/2010. (Skripsi). Bandarlampung: Unila. 120 hlm.