PENGGUNAAN LKS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 08 KEPAHIANG BENGKULU Desi Rusnita Siti Rodiah Abstrak: Artikel ini menyajikan hasil kajian sederhana tentang penggunaan Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran matematika di SDN 08 Kepahiang dengan metode penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas V B SDN 08 Kepahiang. Fokus penelitian tentang perpangkatan dan akar sederhana, yang merupakan realisasi dari standar kompetensi melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah dan kompetensi dasar menghitung perpangkatan dan akar sederhana. Waktu penelitian adalah 19 Juli 2010 sampai dengan 16 Agustus 2010. menunjukkan bahwa melalui penggunaan lembar kerja siswa (LKS) dapat : (1) Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika. Hal ini diperlihatkan dari hasil pengamatan keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa yang mendapat skor A dan B pada tahap studi orientasi hanya 29,7 %, pada siklus I terjadi peningkatan yaitu 67,5 % dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 87 %, (2) Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil evaluasi belajar siswa per siklus, pada tahap studi orientasi rata-rata hasil hanya mencapai 5,4, kemudian pada siklus I terjadi peningkatan yaitu 6,45 dan pada siklus II peningkatannya menjadi 7,9. Kata Kunci: LKS, keaktifan siswa, prestasi belajar.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan mate-matika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta tek-nologi di masa depan diperlukan pengua-saan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Pembelajaran merupakan interaksi belajar antara siswa, guru, dan lingkungan belajar. Suatu pembelajaran yang baik semestinya dapat menumbuhkan minat belajar pada diri siswa yang ditandai dengan perubahan aspek-aspek tingkah laku seperti sikap, pengetahuan dan keterampilan. Begitu juga dalam pembelajaran matematika sangat ditekankan pada perubahan aspekaspek di atas. Soetomo (1993) menyatakan bahwa seorang guru dianggap gagal dalam menjalankan tugasnya karena melupakan salah satu faktor dalam pembelajaran, yaitu motivasi pada peserta didik. Metode pembelajaran yang berpusat pada guru, yaitu ceramah seringkali menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam belajarnya. Hal ini karena tidak ada pelibatan aktif siswa dalam belajar, siswa harus menunggu informasi dari guru dan ini menghilangkan kreativitas
Desi Rusnita dan Siti Rodiah adalah guru SD Kepahiang, Bengkulu. 90
Rusnita dan Rodiah, Penggunaan LKS pada Pembelajaran Matematika, 91
siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Salah satu upaya yang dapat diterapkan guna meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu melalui penggunaan Lembar Kerja Siswa. Dengan menyusun LKS yang baik diharapkan merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Media LKS ini dapat digunakan siswa baik secara keloimpok maupun individual yang diharapkan dapat merangsang keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, menggali informasi lain yang berfungsi untuk memperluas dan memantapkan materi yang telah diberikan guru di dalam kelas. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di SDN O8 Kepahiang Bengkulu diperoleh gambaran bahwa pembelajaran matematika belum berorientasi pada pemaksimalan keaktifan siswa. Pembelajaran yang terjadi lebih banyak didominasi penyampaian informasi dari guru kepada siswa dengan sedikit mengembangkan gagasan kreatif siswa. Secara khusus hasil pengamatan tersebut dideskripsikan sebagai berikut; pembelajaran yang dilakukan hanya menggunakan metode ceramah, penjelasan materi yang disampaikan oleh guru kurang menarik, guru kurang memberikan motivasi belajar, siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Metode ini menyajikan hasil kajian sederhana tentang penggunaan Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran matematika di SDN 08 Kepahiang dengan metode penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian adalah siswa kelas V B SDN 08 Kepahiang. Fokus penelitian tentang tentang perpangkatan dan akar sederhana, yang merupakan realisasi dari standar kompetensi Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah dan kompetensi dasar menghitung perpangkatan dan akar sederhana. Waktu penelitian adalah 19 Juli 2010 sampai dengan 16 Agustus 2010. Menurut Marshall (1993;116) Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan lembaran penugasan yang dibuat dan disusun secara
sistematis dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa. Lembar Kerja Siswa dapat dipandang sebagai media interaksi pembelajaran yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik baik di sekolah ataupun di rumah, secara individu maupun berkelompok. Dalam penugasannya materi dalam lembar kerja siswa perlu disusun sedemikian rupa agar Lembar Kerja Siswa tersebut menjadi suatu kegiatan pembelajaran yang sistematis. Menurut Hamalik (1986) , Lembar Kerja Siswa memiliki keunggulan dan tujuan sebagai berikut: 1. Merangsang anak didik aktif be-lajar, baik ketika dekat dengan guru maupun jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah. 2. Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi. 3. Menbuat peserta didik bergairah belajar karena dapat dilakukan dengan bervariasi.. 4. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar, eksperimen, atau pendidikan yang banyak berhubungan dengan hidup meteka dapat lebih muda dan lama diingat. 5. Mengembangkan strategi kognitif para siswa yaitu dengan pemecahan masalah yang dilakukan. Lebih lanjut, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Lembar Kerja Siswa adalah: 1. Pertimbangkanlah tujuan yang dirumuskan dalam standar isi. 2. Bentuk Lembar Kerja Siswa yang diberikan harus dikomunikasikan kepada siswa sampai mereka benarbenar memahami apa yang harus mereka kerjakan. 3. Sesuaikan kadar kesukaran dengan kemampuan siswa. 4. Tidak ada salahnya bila guru memberitahukan tentang bahan-bahan rujukan yang dapat dijadikan kertangka acuan bagi siswa.
92, J-TEQIP, Tahun 1, Nomor 1, November 2010.
5. Pikirkan waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan tugas, janngan terlalu singkat atau sebaliknya (Hamalik, 1986). HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dijabarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pada siswa kelas V B SDN 08 Kepahiang sebanyak 37 siswa. Penjabaran penelitian ini terdiri dari tiga bagian, bagian pertama tentang studi orientasi sebelum melakukan penelitian, bagian kedua tentang tindakan pertama, dan bagian ketiga tentang tindakan kedua. Studi orientasi dilakukan pada tanggal 19 Juli 2010, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Peneliti mengidentifikasikan masalah yang terjadi, pada kegiatan ini peneliti mempelajari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh guru termasuk capaian prestasi yang diperoleh selama ini. 2. Peneliti mengamati dokumen rencana pembelajaran yang akan digunakan guru dalam mengajar. 3. Peneliti mengamati persiapan pembelajaran, termasuk alat peraga yang mungkin dibuat oleh guru dan serta lembar evaluasi siswa. b. Pelaksanaan 1. Peneliti melakukan observasi kelas pada saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil umum diperoleh bahwa guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, selain itu peneliti juga mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Hasil pengamatan perilaku ke-aktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dari 37 orang siswa kelas V B hanya sebanyak 11 orang siswa (29,7 %) yang termasuk dalam kategori aktif. 3. Setelah pelajaran berakhir peneliti mengadakan wawancara dengan siswa
terkait bagaimana proses pembelajaran, hal-hal yang terkait dengan motivasi belajar siswa. c. Hasil kajian pendahuluan Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang peneliti lakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung pada tahap studi orientasi, diperoleh gambaran sebagai berikut : 1. Penjelasan yang dilakukan guru kurang menarik, guru mendominasi kegiatan kelas. 2. Dalam menjelaskan materi, guru tidak menyertakan contoh-contoh yang konkrit. 3. Guru kurang memberikan motivasi dalam belajar. 4. Anak kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. 5. Setelah dilakukan postes terhadap kegiatan pembelajaran, diperoleh bahwa rata-rata skor kelas adalah rendah yaitu 5,4. d. Refleksi Hal-hal yang sudah dicapai pada tahap studi orientasi, antara lain : 1. Kegiatan membuka dan me-nutup pelajaran sudah dilak-sanakan dengan baik. 2. Guru telah dapat menguasai kelas dengan baik. Hal-hal yang belum dicapai pada studi orientasi antara lain : 1. Penjelasan yang dilakukan guru kurang menarik. 2. Dalam menjelaskan materi, guru tidak menyertakan contoh-contoh yang konkrit. 3. Guru kurang memberikan motivasi dalam belajar. 4. Anak kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. 5. Prestasi belajar siswa rendah yaitu 5,4. Berangkat dari hasil kajian pada tahap orientasi peneliti menyusun strategi untuk melakukan tindakan untuk memperbaiki beberapa hal yang kurang berjalan efektif dalam pembelajaran. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Rusnita dan Rodiah, Penggunaan LKS pada Pembelajaran Matematika, 93
a. Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan siklus I ini dilakukan pada tanggal 21 Juli 2010. Berdasarkan hasil refleksi pada tahap studi orientasi, maka kegiatan yang akan dilakukan peneliti dalam tindakan pada siklus I ini adalah : 1. Mempersiapkan perangkat kegiatan pembelajaran seperti rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) dan alat peraga. 2. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS). 3. Menyiapkan sumber belajar. 4. Menyiapkan kelompok diskusi. 5. Menyiapkan alat evaluasi/ soal. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan I dilakukan dengan menyajikan pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu tentang penarikan akar pangkat dua dari suatu bilangan kuadrat sampai dengan bilangan empat angka. Pada tindakan ini peneliti melakukan kegiatan seperti yang telah direncanakan yaitu : 1. Tanya jawab antara guru dan siswa mengenai materi pelajaran tentang penarikan akar pangkat dua dari suatu bilangan kuadrat sampai dengan bilangan empat angka. 2. Guru memberikan contoh soal dan membahas bersama siswa dipapan tulis. 3. Siswa diberi kesempatan maju kedepan kelas untuk mempraktekkan materi yang telah dijelaskan. 4. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, kemudian membagikan lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan dengan cara berdiskusi dalam kelompok. 5. Siswa melakukan diskusi dan melaporkan hasil kerjanya. 6. Guru memberikan penguatan baik verbal maupun non verbal. 7. Siswa diberi kesempatan ber-tanya apabila masih terdapat hal yang belum dipahami. c. Pengamatan Melalui bantuan guru mata pelajaran Matematika kelas V B sebagai pengamat, peneliti dapat memberikan gambaran pada hasil siklus I, sebagai berikut :
1. Hasil observasi menunjukkan bahwa guru telah memperbaiki cara menjelaskan materi, urutan materi lebih jelas dan mudah dipahami siswa. 2. Guru telah menyertakan contoh-contoh yang konkrit dalam kegiatan pembelajaran. 3. Dalam praktek pembelajaran di kelas, guru memberikan motivasi dalam belajar kepada siswa khususnya siswa yang kurang memahami pelajaran 4. Ada pengaruh positif terhadap siswa, siswa telah berani bertanya, menyatakan pendapatnya dan maju kedepan kelas. 5. Setelah dilakukan postes terhadap kegiatan pembelajaran, diperoleh bahwa rata-rata skor kelas ada peningkatan menjadi 6,45. d. Refleksi Hal-hal yang sudah dicapai pada siklus I, antara lain : 1. Teknik guru dalam menjelaskan materi mulai menarik bagi siswa. 2. Siswa telah menunjukkan tanda peningkatan aktivitas seperti yang diharapkan, walaupun belum maksimal. 3. Motivasi dalam belajar yang diberikan oleh guru, menambah semangat siswa dalam belajar. 4. Siswa telah berani bertanya dan menyatakan pendapatnya. Hal-hal yang belum dicapai pada siklus I antara lain : 1. Keaktifan anak belum optimal dalam mengikuti pembelajaran, hasil observasi terhadap siswa terkait keaktifan siswa untuk sehingga yang memperoleh skor A dan B hanya 25 siswa atau sebanyak 67,5 %. 2. Teknik penjelasan guru yang belum maksimal. 3. Nilai siswa belum seluruhnya meningkat, rata-rata kelas baru mencapai 6,45. Memperhatikan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus tindakan I, peneliti melakukan beberapa perbaikan untuk peningkatan proses pembelajaran, terutama
94, J-TEQIP, Tahun 1, Nomor 1, November 2010.
yang berkaitan dengan teknik penjelasan materi oleh guru. Kegiatan untuk memperbaiki siklus I dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2010. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan II Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka kegiatan yang akan dilakukan peneliti dalam tindakan siklus II ini adalah : 1. Mempersiapkan perangkat kegiatan belajar mengajar seperti rencana pelaksanan pembelajaran (RPP), alat peraga dan lembar kerja siswa (LKS). 2. Menyiapkan sumber belajar. 3. Membuat ringkasan materi tentang pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan disampaikan. 4. Menyiapkan alat evaluasi/ soal. 5. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan II dilakukan dengan menyajikan pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu tentang penarikan akar pangkat dua dari suatu bilangan kuadrat sampai dengan bilangan lima angka. Pada tindakan II ini, peneliti melakukan kegiatan seperti yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu : 1. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai materi pelajaran tentang penarikan akar pangkat dua dari bilangan kuadrat sampai dengan bilangan lima angka. 2. Tanya jawab antara guru dan siswa mengenai cara penarikan akar pangkat dua. 3. Guru memberikan contoh soal dan membahas bersama siswa dipapan tulis. 4. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara individu beserta petunjuk singkat cara pengerjaannya. 5. Siswa melakukan dan melaporkan hasil kerjanya. 6. Guru dan siswa membahas bersama LKS tersebut.
7. Guru memberikan penguatan baik verbal maupun non verbal. 8. Beberapa orang siswa diberi kesempatan maju kedepan kelas untuk mempraktekkan materi yang telah dijelaskan. 9. Siswa diberi kesempatan ber-tanya apabila masih terdapat hal yang belum dipahami. c. Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan guru mata pelajaran Matematika kelas V B dalam kegiatan pembelajaran siklus ke II ini diperoleh gambaran, sebagai berikut : 1. Penjelasan dari guru sudah baik, dan guru telah menyertakan contoh-contoh konkrit dalam pembelajaran matematikanya. 2. Alat peraga telah digunakan secara maksimal. 3. Siswa telah aktif dalam kegiatan pembelajaran, telah dapat menjelaskan apa yang mareka ketahui tentang materi pelajaran didepan kelas. 4. Prestasi belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan. d. Refleksi Pada pelaksanaan siklus II ini pembelajaran berlangsung dengan baik, halhal yang sudah dicapai pada siklus ini antara lain : 1. Guru telah dapat menerapkan berbagai strategis pembelajaran yang baik dan menarik. 2. Contoh-contoh soal yang diberikan menarik dan telah sesuai dengan materi pembelajaran. 3. Penggunaan alat peraga juga telah maksimal. 4. Dalam mengikuti pembelajaran, siswa telah aktif dan mandiri. 5. Prestasi belajar siswa telah dapat meningkat, dengan rata-rata kelas mencapai 7,9. Berdasarkan hasil analisa terhadap data-data yang telah didapat selama melaksanakan penelitian, maka peneliti dapat memberikan kesimpulan terhadap setiap
Rusnita dan Rodiah, Penggunaan LKS pada Pembelajaran Matematika, 95
tahap tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil yang didapat terhadap pelaksanaan studi orientasi dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan belum berhasil, hal itu terlihat dari : 1. Hasil pengamatan perilaku keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dari 37 orang siswa kelas V B hanya sebanyak 11 orang siswa (29,7 %) yang termasuk dalam kategori aktif. 2. Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh 37 orang siswa hanya mencapai 5,4. Ketidakberhasilan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain disebabkan karena penjelasan materi yang disampaikan oleh guru tidak dapat menarik perhatian, minat dan motivasi siswa. Sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran yang pada akhirnya berdampak pada hasil yang dicapai. Hasil pembelajaran pada siklus I pada penelitian ini dapat dikategorikan hampir berhasil, karena : 1. Perilaku keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung mulai menunjukkan adanya kemajuan, dari 37 orang siswa kelas V B siswa yang tergolong aktif mencapai 25 orang siswa (67,5 %). 2. Hasil evaluasi pada siklus ini pun menunjukkan adanya pening-katan, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 6,45. Dilihat dari kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dan berdasarkan hasil pengamatan serta evaluasi siswa, dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini telah terdapat peningkatan akan tetapi belum mencapai tahap atau hasil yang maksimal. Belum optimalnya kegiatan dan hasil pembelajaran pada siklus ini terjadi karena belum maksimalnya penjelasan yang diberikan oleh guru untuk dapat menarik perhatian seluruh siswa, kemudian pengerjaan lembar kerja siswa (LKS) yang dilakukan
secara berkelompok terkadang menyebabkan hanya sebagian siswa saja yang aktif dalam menanggapi penjelasan dari guru maupun partisipasi dalam kelompok. Proses dan hasil pembelajaran siklus II pada penelitian ini dapat dikategorikan berhasil berdasarkan pada hasil yang ingin dicapai pada penelitian ini, berikut alasannya : 1. Prilaku keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung menun-jukkan adanya kemajuan yang pesat, jumlah siswa yang aktif telah mencapai 32 orang siswa dari jumlah keseluruhan 37 orang siswa atau sebanyak 87 %. 2. Hasil evalusi pun telah menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 7,9 dan kategori kurang tidak ditemukan lagi. Guru yang telah optimal dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menjadi syarat utama keberhasilan suatu pembelajaran, terpenuhinya seluruh indikator yang ingin dicapai, adanya kerjasama siswa terhadap tindakan yang diberikan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran pun dapat meningkat. Hal ini juga dipengaruhi oleh teknik pembelajaran yang dirancang guru menarik yaitu melalui penggunaan lembar kerja siswa (LKS), yang dikerjakan secara individu sehingga pembelajaran tidak berkesan monoton. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah peneliti uraikan, menunjukkan bahwa melalui penggunaan lembar kerja siswa (LKS) dapat : 1. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pengamatan keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa yang mendapat skor A dan B pada tahap studi orientasi hanya 29,7 %, pada siklus I terjadi peningkatan yaitu 67,5
96, J-TEQIP, Tahun 1, Nomor 1, November 2010.
% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 87 %. 2. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil evaluasi belajar siswa per siklus, pada
DAFTAR RUJUKAN Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Direktorat Dikti Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Durachman, Budi. 2006. Undang-Undang Guru dan Dosen. Bandung: Focucmedia. Hamzah. 2003. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Badan Peneliti dan Pengembangan Departemen Nasional.
tahap studi orientasi rata-rata hasil hanya mencapai 5,4, kemudian pada siklus I terjadi pe-ningkatan yaitu 6,45 dan pada siklus II peningkatannya menjadi 7,9.
Karso, dkk. 1993. Dasar-dasar Pendidikan MIPA. Jakarta: Universitas Terbuka. Oemar, Hamalik. 1986. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Martiana. Sutomo. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Swara, Engkos. 1982. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.