Jurnal Bio-Natural (Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi) Vol.2, No.1. Maret-Agustus 2015, hlm 45-50
PENGGUNAAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MEMPERTAHANKAN RETENSI MAHASISWA TERHADAP MATERI EMBRIOLOGI PADA PERKULIAHAN PERKEMBANGAN HEWAN Rufa Hera1) 1) Staf Pengajar pada Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Bina Bangsa Meulaboh email:
[email protected]
Abstrak Embriologi merupakan bagian dari materi perkuliahan Perkembangan Hewan. Ruang lingkup materi yang luas, banyaknya penggunaan istilah, serta konsep yang abstrak menjadikan mahasiswa sulit mengingat konsep-konsep penting pada materi embriologi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat retensi mahasiswa terhadap materi embriologi dengan adanya penggunaan handout dalam pembelajaran. Retensi mahasiswa dilihat dari pengukuran daya retensi melalui tes retensi. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat retensi mahasiswa dengan adanya penggunaan handout dalam pembelajaran embriologi mencapai persentase retensi 85% dengan kriteria retensi sangat baik. Kesimpulan penelitian ini adalah handout pembelajaran embriologi berbasis kontekstual mampu mempertahankan retensi mahasiswa terhadap materi embriologi pada Perkuliahan Perkembangan Hewan.
Kata kunci: Retensi, embriologi, perkembangan hewan. dalam
1. PENDAHULUAN Embriologi bagian
dari
merupakan
materi
perkembangan
yang
konsep-konsep
yang dipelajari.
perkuliahan
hewan
mengingat
Berdasarkan pendahuluan
yang
hasil
studi
dilakukan
di
mencakup beberapa sub materi yaitu
Universitas Muhammadiyah Banda
fertilisasi,
gastrulasi,
Aceh, diketahui bahwa hampir 50%
organogenesis, serta selaput embrio
mahasiswa yang telah mengikuti
dan
pembelajaran
blastulasi,
plasenta.
selama
ini
Materi diyakini
embriologi
embriologi
hanya
banyak
memperoleh nilai rata-rata di bawah
mahasiswa sebagai materi yang sulit
60 (grade C). Selain dikarenakan
dipelajari (Harlita, 2010). Ruang
konsepnya yang sulit, rendahnya
lingkup materi yang luas dan bersifat
hasil
abstrak, serta banyaknya penggunaan
disebabkan
istilah membuat mahasiswa kesulitan
keaktifan
belajar
mahasiswa karena mahasiswa
diduga
kurangnya dalam
mengkonstruksi pengetahuan secara
45
Jurnal Bio-Natural (Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi) Vol.2, No.1. Maret-Agustus 2015, hlm 45-50
mandiri. Kegiatan mengkonstruksi
mempertahankan retensi. Bahan ajar
pengetahuan
dilakukan
ini berisi rangkuman konsep-konsep
mahasiswa dengan menelaah sumber
penting dari suatu materi sehingga
belajar. Namun dari analisis studi
dapat
pendahuluan
bahwa
menguasai,
enggan
mengingat
mahasiswa
dapat
diketahui selama
ini
memudahkan
pembaca
memahami konsep-konsep
dan yang
menelaah sumber belajar yang ada
dipelajari (Sanaky, 2011). Jones
karena sumber belajar yang tersedia
(2003) menjelaskan bahwa materi
tidak
ajar dalam bentuk ringkasan akan
sesuai
dengan
minat
mahasiswa.
memudahkan
Rendahnya minat mahasiswa dalam
menelaah
sumber
belajar
mahasiswa
merumuskan konsep-konsep penting dalam memorinya.
berdampak pada penguasaan konsep
Beberapa penelitian tentang
yang rendah dan menurunkan retensi
penggunaan
(daya ingat) mahasiswa terhadap
pembelajaran telah pernah dilakukan
konsep-konsep
diantaranya
yang
dipelajari
handout
Syahza
dan
dalam
Henny
(Probosari, 2009). Oleh karena itu,
(2007)
pembelajaran dengan menggunakan
penelitiannya dengan menyimpulkan
referensi yang menyajikan konsep-
bahwa
konsep secara runut dan fokus,
mahasiswa mengalami peningkatan
penggunaan
dengan adanya penggunaan handout
bahasa
yang
mempublikasikan
penguasaan
pembelajaran.
konsep
komunikatif, serta desain grafis yang
dalam
menarik sangat penting dilakukan.
Fitri (2012) dan Amrullah (2013)
Hal ini bertujuan untuk menarik
menyimpulkan bahwa penggunaan
minat mahasiswa menelaah materi
sumber
embriologi secara mandiri sehingga
meningkatkan pemahaman konsep
dapat
belajar
Selanjutnya
handout
dapat
meningkatkan
retensi
siswa. Selain itu, Mariati (2013) juga
terhadap
materi
menemukan
mahasiswa
bahwa
penggunaan
embriologi. Salah satu bahan ajar
handout sebagai penunjang proses
menarik
menunjang
pembelajaran dapat meningkatkan
pembelajaran adalah handout. Dari
hasil belajar kognitif, afektif dan
segi isi, handout dianggap efektif
psikomotorik siswa.
yang
dapat
46
Jurnal Bio-Natural (Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi) Vol.2, No.1. Maret-Agustus 2015, hlm 45-50
Berkenaan
dengan
Berdasarkan
informasi
pendekatan kontekstual catatan dari
penelitian-penelitian
sebelumnya,
beberapa
tentunya penggunaan handout dan
penelitian
menunjukkan
adanya keberhasilan pembelajaran
pendekatan
dengan
isu-isu
suatu hal yang baru dalam penelitian
kontekstual di dalamnya. Manru
pendidikan. Namun demikian, jika
(2003); Puspandasari (2008); dan
mengikuti fokus penelitian dari tahun
Irwandi (2009) menemukan bahwa
ke tahun secara umum penelitian-
proses
penelitian
mengembangkan
pembelajaran
kontekstual
dapat
berbasis
kontekstual
bukanlah
sebelumnya
masih
memunculkan
terfokus pada hasil belajar berupa
potensi intelektual dan meningkatkan
pemahaman konsep dan aktivitas
pemahaman konsep siswa. Dikmenli
belajar siswa. Belum ada penelitian
(2009) menemukan bahwa adanya
yang
integrasi permasalahan kontekstual
keberhasilan penggunaan handout
dalam
dengan
buku
teks
dapat
memperlihatkan
adanya
tingkat
pendekatan
mengembangkan daya pikir sehingga
kontekstual terhadap retensi (daya
mampu
ingat) peserta didik. Penelitian ini,
meningkatkan
aktivitas
belajar siswa. Selain itu, Ozdilek
mencoba melihat
(2009) dalam The Turkish Journal of
dengan
Educational Technology melaporkan
pada
hasil belajar siswa sekolah menengah
berbasis
atas
diajarkan
mempertahankan retensi mahasiswa
menggunakan rancangan bahan ajar
terhadap materi embriologi pada
berbasis kontekstual jauh lebih baik
perkuliahan Perkembangan Hewan.
di
Turki
yang
aspek tersebut
memfokuskan
penelitian
pengembangan
handout
kontekstual
untuk
dibandingkan hasil belajar siswa di kelas bahan
kontrol ajar
Selanjutnya
tanpa
penggunaan
berbasis
kontekstual.
METODE PENELITIAN Penelitian
dilakukan
di
(2013)
Universitas Muhammadiyah Banda
mempublikasikan hasil penelitiannya
Aceh pada Program Studi Biologi
dengan pendekatan
Sudarisman
2.
menyimpulkan
bahwa
Fakultas Tarbiyah dari Bulan Mei
kontekstual
mampu
sampai Bulan Juli 2013. Populasi
mengefektifkan proses pembelajaran.
yang
digunakan
adalah
semua
47
Jurnal Bio-Natural (Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi) Vol.2, No.1. Maret-Agustus 2015, hlm 45-50
mahasiswa Program Studi Biologi
embriologi yang digunakan dalam
Fakultas
penelitian ini merupakan bahan ajar
Tarbiyah
Universitas
Muhammadiyah sedangkan sampel
yang
penelitian adalah mahasiswa yang
melihat retensi digunakan metode
mengikuti
perkuliahan
pre-experimental dengan One Group
Perkembangan Hewan berjumlah 30
Pretest-Postest and Retest Design
orang.
(Creswell, 2012).
Bahan
ajar
handout
sudah
tervalidasi.
Untuk
Tabel 1. Desain Penelitian Kelompok
Pretest
Treatment
Postest
Retest
One Group
O1
X
O2
O3
Sumber: Prasetyo (2010)
Ket:
O1
=
Tes
berlangsung
sebelum
pembelajaran
menggunakan handout X
Tes Retensi
=
Data uji retensi dianalisis dengan cara membandingkan hasil
Perlakuan
yaitu
ujian retensi (retest) dengan
pembelajaran dengan menggunakan
ujian
handout embriologi
kemampuan
O2
=
Tes
postest.
Retensi
siswa
hasil adalah
menyimpan
sesudah
konsep dalam memorinya. Uji retensi
pembelajaran dengan menggunakan
dilakukan setelah lebih dari dua
handout
minggu O3 = Tes dilakukan ≥2
Minggu
setelah
proses
pengambilan data postest.
pembelajaran
berhenti.
Persentase retensi dihitung dengan cara membagi skor retest dengan skor postest kemudian dikalikan dengan 100%.
R= Ket:
R
: Persentase retensi
Retest : Skor tes yang dilakukan setelah 2 minggu
100 %
(Herlanti, 2005). berlangsungnya postest. Postest: Skor tes yang dilakukan setelah 48
Jurnal Bio-Natural (Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi) Vol.2, No.1. Maret-Agustus 2015, hlm 45-50
berlangsungnya proses belajar
Untuk
mengajar dengan
retensi
menggunakan
patokan
handout berbasis
sesuai Tabel 4.
mengetahui
digunakan nilai
tingkat
acuan
berupa
persentase
retensi
kontekstual. Tabel 4. Kriteria Retensi No
Angka
Kriteria retensi
1.
≥80 %
Sangat baik
2.
70 % - 79 %
Baik
3.
60 % - 69 %
Cukup
4.
50 % - 59 %
Kurang
5.
≤49%
Sangat kurang
Sumber: Syah (2011)
3.
HASIL
DAN
nilai ujian sebesar 11,3. Meskipun
PEMBAHASAN
demikian,
a. Hasil
mahasiswa
Data retensi diperoleh melalui
persentase
persentase
retensi
mencapai
angka
85%
dengan
kriteria
ujian retes yang dilakukan setelah
retensi sangat baik. Hal ini bermakna
lebih
proses
bahwa meskipun rata-rata mahasiswa
pembelajaran berhenti. Hasil ujian
mengalami degradasi konsep sebesar
retensi
15% namun konsep-konsep yang
dari
pemahaman
2
minggu
menunjukkan konsep
bahwa mahasiswa
tetap
bertahan
sebagai
mahasiswa
ingatan
setelah lebih dari 2 minggu proses
konsep
pembelajaran berhenti mengalami
dalam kategori persentase retensi
penurunan. Nilai rata-rata mahasiswa
(daya
pada ujian postes 77,6 mengalami
Perbandingan sebaran nilai postes
penurunan pada hasil ujian retensi
dan retensi secara lebih jelas dapat
menjadi 66,3 dengan rata-rata selisih
dilihat pada Gambar 1.
ingat)
tergolong
yang sangat
ke
baik.
46
Jurnal Bio-Natural (Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi) Vol.2, No.1. Maret-Agustus 2015, hlm 45-50 70%
80%
53.3%
60% 30%
40%
30% 13.3%
20%
0% 0%
0%
(0-20)
0% 3.3% (21-40) Postes
0% (41-60)
(61-80)
(81-100)
Retes (Tes Retensi)
Gambar 1. Perbandingan Sebaran Nilai Postes dan Retensi Berdasarkan
Gambar
1.
pada rentang skor 41-60 mencapai
Diketahui bahwa secara garis besar
30%.
nilai
mahasiswa
mahasiswa memperoleh nilai pada
mengalami penurunan dari nilai tes
rentang skor 61-80 dan 30% lainnya
sebelumnya (ujian postes). Hasil
memperoleh nilai pada rentang skor
ujian postes menunjukkan bahwa
81-100. Namun pada ujian retensi
tidak
yang
53,3% mahasiswa memperoleh nilai
memperoleh nilai pada rentang skor
pada rentang skor 61-80 dan 13,3%
21–40 namun hasil ujian retensi
mahasiswa
terdapat
rentang skor 81-100.
ujian
ada
3,3%
retes
mahasiswa
mahasiswa
yang
memperoleh nilai pada rentang skor
Pada
ujian
mencapai
Perbandingan jika dilihat
postes
nilai
70%
pada
persentase
tersebut. Demikian juga pada rentang
retensi
dari
tingkat
skor 41-60, jika dilihat dari hasil
pemahaman konsep yang ditinjau
ujian postes tidak ada mahasiswa
dari kelompok N-Gain (tinggi dan
yang berada pada rentang skor
sedang) dapat
tersebut namun pada ujian retensi
gambar 2.
digambar melalui
mahasiswa yang memperoleh nilai
46
Jurnal Bio-Natural (Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi) Vol.2, No.1. Maret-Agustus 2015, hlm 45-50 100
89.9
90
81.7
80
73.6
77.4
71.5
70
55.4
60 50 40
31
30
28.9
20 10 0
Tinggi Postes
Pretes
Sedang Persentase Retensi (%)
Retes
Gambar 2 Perbandingan Persentase Retensi Kelompok N-Gain Tinggi dan Kelompok N-Gain Sedang
Berdasarkan Gambar 2 diketahui
konsep
bahwa mahasiswa dengan kategori
sebelumnya sebesar 22,6%.
kemampuan
pemahaman
yang
sudah
diingat
tinggi
Secara spesifik penelitian ini
mencapai persentase retensi sebesar
tidak dapat menunjukkan secara pasti
89,9% dengan kriteria retensi sangat
perbedaan retensi mahasiswa yang
baik sedangkan mahasiswa dengan
menggunakan
kategori
pemahaman
sumber belajar dengan mahasiswa
sedang mencapai persentase retensi
yang tidak menggunakan handout
sebesar 77,4% dengan kriteria retensi
sebagai
baik. Data ini menunjukkan bahwa
perkuliahan perkembangan hewan.
mahasiswa
dengan
kategori
Hal ini dikarenakan jumlah sampel
kemampuan
tinggi
kehilangan
yang tersedia tidak memungkinkan
kemampuan
konsep-konsep
yang
sudah
untuk
handout
sumber
sebagai
belajar
dilakukan
pada
pemisahan
diingatnya hanya sebesar 10,1%,
kelompok antara yang menggunakan
sedangkan
handout
kategori
mahasiswa kemampuan
dengan
pemahaman
konsep sedang kehilangan konsep-
dengan
menggunakan
yang
handout
tidak dalam
perkuliahan. Dalam penelitian ini
45
Jurnal Bio-Natural (Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi) Vol.2, No.1. Maret-Agustus 2015, hlm 45-50
juga tidak ditemukan sampel dengan
ajar yang dirancang sesuai dengan
Gain ternormalisasi rendah sehingga
kebutuhan
tidak
secara
menunjukkan
retensi
belajar yang signifikan. Handout
mahasiswa yang memiliki tingkat
adalah bahan tertulis berisi konsep-
pemahaman konsep yang rendah.
konsep penting dari suatu materi
Meskipun
pembelajaran
dapat
ditampilkan
spesifik
persentase
dan
keadaan
siswa
peningkatan
hasil
berdasarkan
kategori
tingkat
retensi
Pengajaran dengan bahan ajar ini
mahasiswa menunjukkan perbedaan,
merupakan usaha penyelenggaraan
namun jika dilihat dari data kriteria
pengajaran
retensi
secara
memungkinkan mahasiswa secara
bahwa
mandiri
mengkonstruksi
embriologi
konsep
dari
satu
unit
materi
pembelajaran
atau
lebih
sesuai
perkuliahan perkembangan hewan
dengan
rancangan
secara
tersebut (Amri, 2013).
kemampuan
mahasiswa
keseluruhan
menunjukkan
penggunaan
handout
sebagai
sumber
mampu
belajar
pada
mempertahankan
retensi mahasiswa dengan persentase
(Sanaky,
2011).
individual
isi
Teknis
yang
konsep-
handout
penyajian
materi
retensi mencapai 85% dan berada
handout embriologi yang ringkas dan
pada kriteria retensi sangat baik.
mudah
diingat
serta
adanya
pengembangan isu-isu kontekstual di dalamnya menjadikan bahan ajar
b. Pembahasan Bahan peranan
ajar
dalam
mempunyai mengefektifkan
tersebut
menjadi
Pembelajaran
bermakna.
bermakna
tentunya
proses pembelajaran. Bahan ajar
dapat menarik perhatian peserta didik
yang
untuk
tepat
kebutuhan adalah
dan
sesuai
masyarakat media
dengan
belajarnya
terbaik
mengikuti
pengetahuan
dan
secara
menggali mendalam
untuk
karena pembelajar pada umumnya
meningkatkan hasil belajar. Hal ini
lebih tertarik pada pengetahuan yang
telah terbukti dari salah satu laporan
berkorelasi dengan kehidupan. Hal
penelitian
Demircioğlu
(2005)
ini
melaporkan
bahwa
belajar
Depdiknas (2002) yaitu pengetahuan
siswa dengan menggunakan bahan
adalah seperangkat konsep, materi
hasil
relevan
dengan
pernyataan
46
Jurnal Bio-Natural (Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi) Vol.2, No.1. Maret-Agustus 2015, hlm 45-50
dan kaidah-kaidah yang siap diambil,
memungkinkan
tetapi untuk mengingatnya manusia
mengkoneksikan
harus mengkonstruksi pengetahuan
dengan kehidupan dan kegiatan ini
tersebut dengan memberi makna
menjadikan ia memperoleh makna
melalui pengalaman nyata.
dari
Ditinjau
dari
hasil
ujian
sesuatu
akan
penggunaan
handout
pemahaman
berbasis
kontekstual
disimpan
perkuliahan perkembangan hewan
panjang.
mempertahankan
mahasiswa
dengan
retensi rata-rata
yang
dipelajarinya
dikonversikan
pada
mampu
pengetahuannya
sehingga konsep berupa pengetahuan
retensi, secara keseluruhan/rata-rata embriologi
siswa
yang
dalam
kemudian
memori
jangka
(1979)
dalam
Udin
(1997)
Chauham Soekamto
menjadi
dan
persentase retensi mencapai 85%
menyarankan beberapa cara dalam
berada pada kriteria retensi sangat
rangka
baik. Handout embriologi dalam
mahasiswa yaitu mengusahakan agar
bentuk poin-poin dan diiringi dengan
subjek yang dipelajarinya bermakna
latihan-latihan
sederhana
dan disusun dengan baik serta bentuk
memudahkan mahasiswa mengingat
konsep yang diuraikan jelas dan
konsep-konsep penting yang sudah
terfokus.
dipelajarinya. Sebagaimana pendapat
embriologi
Sanaky (2011) bahwa handout yang
disusun dengan mengusahakan cara
berisi
tersebut sehingga dapat membantu
rangkuman
penting
dari
konsep-konsep suatu
materi
meningkatkan
Handout berbasis
pemahaman
konsep
retensi
pembelajaran kontekstual
dan
retensi
pembelajaran memudahkan pembaca
mahasiswa terhadap konsep-konsep
menguasai,
embriologi
memahami
dan
mengingat konsep-konsep tersebut. Adanya
isu
kontekstual
handout
embriologi
pada
perkuliahan
Perkembangan Hewan.
dalam
Ditinjau dari hasil tes retensi,
mendukung
secara spesifik penelitian ini belum
retensi mahasiswa. Irwandi (2009)
mampu
memperlihatkan
retensi
menjelaskan bahwa pengintegrasian
mahasiswa untuk semua kategori
pengetahuan dalam bentuk konsep-
kemampuan yang berbeda (tinggi,
konsep kepada pengalaman nyata
sedang, dan rendah) karena tidak
47
Jurnal Bio-Natural (Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi) Vol.2, No.1. Maret-Agustus 2015, hlm 45-50
ditemukannya sampel dengan Gain
Kurikulum 2013. Jakarta: PT.
ternormalisasi
Prestasi Pustakaraya.
rendah
sehingga
retensi mahasiswa dengan tingkat
Amrullah,
R.
2013.
Penerapan
pemahaman konsep yang rendah
Pembelajaran STM disertai
tidak dapat ditampilkan. Namun
Handout dalam Pembelajaran
demikian,
Biologi
secara
keseluruhan
Siswa
Kelas
VII
penelitian ini memenuhi harapan
SMPN 12 Padang. Program
dalam
Studi
upaya
mempertahankan
Pendidikan
Biologi
retensi mahasiswa terhadap materi
FKIP Universitas Bung Hatta.
embriologi
Artikel Nonpublikasi.
pada
Perkuliahan
Perkembangan Hewan.
Creswell, J. W. 2012. Research Design:
4.
Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif, dan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Mixed. Yogyakarta: Pustaka
disimpulkan
Pelajar.
bahwa
penggunaan
handout berbasis kontekstual dapat meningkatkan
daya
mahasiswa
pada
embriologi
dalam
Perkembangan
Depdiknas.
retensi
pembelajaran perkuliahan
Hewan.
2002.
Kontekstual.
Jakarta:
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Apabila
Pendekatan
Dasar
dan
Menengah Umum.
penelitian ini dirasa cukup menarik
Demircioğlu, H. (2005). Conceptual
untuk dikembangkan, saran peneliti
Change Achieved Through a
supaya pada penelitian selanjutnya
New Teaching Program on
diupayakan
Acids and Bases. Chemistry
dapat
menampilkan
efektitivitas handout untuk kategori
Education
kemampuan
Practice Journal. 6 (1), 36-51
kognitif
mahasiswa
yang berbeda-beda.
Fitri,
R.
A.
Research
2012.
and
Pengaruh
Penerapan Strategi Belajar 5.
REFERENSI
Amri, S. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam
Aktif Tipe Quiz Team yang diiringi Handout
dengan Pemberian terhadap
Hasil
Belajar Biologi Siswa Kelas
48
Jurnal Bio-Natural (Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi) Vol.2, No.1. Maret-Agustus 2015, hlm 45-50
X SMAN 5 Solok Selatan.
Manru, M. 2003. Upaya Peningkatan
Artikel Nonpublikasi.
Hasil Belajar Siswa melalui
Harlita. 2010. Penggunaan Jurnal
Pendekatan Kontekstual pada
Belajar dalam Grup Berbasis
Konsep
LMS
Nonpublikasi. UPI.
Belajar
untuk
Memonitor
Mahasiswa
Meningkatkan
Pemahaman
Mahasiswa Kuliah
dan
pada
Mata
Animal Embryology
Ekologi.
Tesis
Mariati. 2013. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif
Tipe Talking Stick dengan Menggunakan
Handout
(SBI Program) di Pendidikan
dalam Pembelajaran Biologi
Biologi FKIP UNS. Seminar
Siswa Kelas VII SMPN 27
Nasional
Padang.
IX
Pendidikan
Biologi FKIP UNS.
Herlanti,
Y.
2005.
Konstribusi
Wacana Multimedia terhadap Pemahaman
dan
Retensi
Program
Studi
Pendidikan
Biologi
FKIP
Universitas
Bung
Hatta.
Artikel Nonpublikasi. Özdilek.
2009.
The
Applying
Effect
of
Elements
of
Design
On
Siswa. Tesis Nonpublikasi.
Instructional
Fakultas
IPA
Teaching Material For The
Negeri
Subject of Classification of
Tarbiyah
Universitas
Islam
Jakarta.
Matter. The Turkish Online
Irwandi. 2009. Pengaruh Pendekatan Kontekstual
dalam
Pembelajaran Biologi melalui Strategi
Inkuiri
Masyarakat
Belajar
dan pada
Siswa dengan Kemampuan
Journal
of
Educational
Technology. 8(1), 84-96. Prasetyo, B. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Probosari, R. M. 2009. Optimalisasi
Awal Berbeda terhadap hasil
Kualitas
Belajar Kognitif di SMA
melalui
Negeri
Bengkulu.
Pembelajaran
(LP) pada
Jurnal Kependidikan Triadik.
Mata Kuliah
Embriologi
12 (01), 33-43.
dan
Kota
Pembelajaran Penggunaan
Log
Reproduksi Tumbuhan.
49
Jurnal Bio-Natural (Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi) Vol.2, No.1. Maret-Agustus 2015, hlm 45-50
Seminar Lokakarya Nasional
meningkatkan
Pendidikan
Pembelajaran Biologi. Jurnal
Biologi
FKIP
UNS.
Kualitas
Pendidikan IPA Indonesia. 2
Puspandasari. 2008. Meningkatkan Kesadaran
(1), 23-30.
Pelestarian
Syah, M. 2011. Psikologi Pendidikan
Lingkungan Hidup melalui
dengan Pendekatan Terbaru
Pembelajaran PKLH berbasis
Edisi
Kontekstual.
Kencana
Jurnal
Pendidikan dan Inovasi, 4 (1), 28-30. Sanaky,
Revisi.
Bandung:
Prenada
Media
Group. Soekamto, T., dan Udin, S. W. 1997.
H.
2011.
Pembelajaran
Media
Teori Belajar dan Model-
“Buku
model Pembelajaran. Bahan
Pegangan Wajib Guru dan
Ajar
Dosen”.
Keterampilan Dasar Teknik
Yogyakarta:
Kaukaba Dipantara.
Instruksional
Sudarisman. S. 2013. Implementasi pendekatan dengan Berbasis
Kontekstual
Variasi Masalah
Metode
Pengembangan
(PEKERTI)
untuk Dosen Muda. Jakarta: PAU-PPAI
Universitas
Terbuka.
untuk
50