BAB IV PENGGUNAAN AIR PADA INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT 4.1.
Sumber Air Yang Digunakan Pada Industri Penyamakan Kulit
Air yang digunakan pada industri penyamakan kulit biasanya didapat dari sumber : air sungai, air PAM dan sumur industri. Perbedaan konsumsi air yang digunakan pada industri penyamakan kulit dipengaruhi adanya tingkat kesadaran dari para pemilik dan pekerja dalam penghematan air serta tergantung dari variasi proses produksi yang digunakan pada industri penyamakan kulit. Konsumsi air dibedakan menjadi konsumsi air untuk proses mencapai 80% dari total konsumsi air yang dibutuhkan oleh industri penyamakan kulit, sedangkan sisanya sebesar 20% untuk keperluan air teknis.
4.2.
Fungsi Air Pada Proses Penyamakan Kulit
Air merupakan bahan kimia yang sangat penting fungsinya dalam proses penyamakan kulit, walaupun hanya merupakan bahan kimia
pembantu.
Fungsi
pokok
dari
air
adalah
sebagai
media/perantara untuk mencampur / melarutkan bahan-bahan kimia yang lain agar mudah masuk ke dalam kulit. Air digunakan dalam proses penyamakan kulit yang dimulai dari proses perendaman (soaking), pengapuran (liming), buang kapur (deliming), pengikisan protein (bating), pengasaman (pickling), penyamakan (tanning), 22
netralisasi (netralization), pengecatan (dyeing), sampai dengan proses peminyakan (fat liquoring). Kecuali digunakan dalam proses penyamakan, air juga diperlukan dalam perlakuan mekanis (fleshing, sammying, splitting, trimming, dan shaving) serta diperlukan pula untuk pencucian dan keperluan sanitasi dalam lingkungan industri penyamakan kulit.
Air yang digunakan dalam proses penyamakan kulit harus memperhatikan
persyaratan:
jernih
tidak
mengandung
mikroorganisme, bebas dari garam-garam besi dan kesadahan, sehingga tidak akan bereaksi dengan bahan kimia lain yang dipergunakan dalam tahapan proses penyamakan tersebut. Akibat adanya reaksi dalam air yang mengandung bahan garam besi dan kesadahan akan dapat mempengaruhi pada hasil kulit jadinya (finish leather) yang diuraikan sebagai berikut:
4.2.1. Air Sadah
Air dikatakan sadah, apabila air tersebut mengandung garam Ca/Mg. Ada 2 (dua) macam kesadahan air yaitu :
Sadah sementara, apabila air tersebut mengandung garam Ca/Mg bikarbonat
Sadah tetap, apabila air tersebut mengandung garam Ca/Mg nitrat, klorida, dll
23
Angka kesadahan dinyatakan dalam derajat Jerman, yang dinyatakan sebagai CaO, jika dalam 100 liter air mengandung garam Ca/Mg yang setara dengan 1 gram CaO, maka air tersebut dianggap mempunyai kesadahan 1 derajat Jerman. Dalam persyaratan, air untuk penyamakan mempunyai kesadahan maksimum 10 derajat Jerman. Air untuk proses penyamakan untuk mempunyai kesadahan tinggi (lebih 10 derajat Jerman) akan menghambat proses penyamakan dan menyebabkan rusaknya kulit antara lain :
Pada proses perendaman (soaking) memerlukan waktu yang lebih lama dari waktu yang biasa digunakan dalam proses perendaman.
Pada proses pengapuran (liming) akan terjadi flek-flek CaCO3 yang sulit untuk dihilangkan.
Pada proses pengasaman (pickling) akan terjadi flek-flek CaSO4 yang dapat menurunkan kualitas kulit.
Pada proses penyamakan kulit yang menggunakan bahan penyamak nabati, akan menimbulkan warna yang lebih tua akibat terjadinya Ca – tannat.
Pada proses cat dasar (dyeing), akan menimbulkan perubahan warna.
24
4.2.2 Garam Besi
Air untuk proses penyamakan kulit disyaratkan mengandung garam besi maksimum 0.1 mg/liter. Bila menggunakan air lebih dari 0.1 mg/liter akan menimbulkan kerusakan sebagai berikut :
Pada proses penyamakan kulit yang menggunakan bahan penyamak nabati akan menyebabkan hasil warna pada kulit jadi (finish leather) menjadi coklat tua/hitam karena terjadinya feritannat.
Pada proses pengecatan dasar (dyeing) akan menyebabkan terjadinya perubahan warna pada kulit jadinya (finish leather).
4.3.
Konsumsi
Air
Pada
Stiap
Tahapan
Proses
Secara
Konvensional
Penggunaan air untuk proses penyamakan kulit biasanya dinyatakan dalam liter/kg atau m3/ton berat kulit mentah garaman. Konsumsi air terdiri dari 2 komponen pokok yaitu :
1. Air untuk keperluan proses (soaking–finishing, pencucian– pembersihan, dll.) memerlukan ± 32 m3.
2. Air untuk keperluan energi generator, IPAL dan sanitari memerlukan ± 8 m 3. Biasanya penggunaan konsumsi air sebesar 40 m3/1000 kg (ton) kulit mentah garaman seperti pada Tabel 4.1.
25
Tabel 4.1. Penggunaan Air Pada Setiap Tahapan Proses Penyamakan Kulit Untuk Kulit Atasan Sepatu Secara Konvensional
Tahapan Proses
Penggunaan
Jumlah
Air (%)
Air (m3)
A. Beam House (Basis Weight 1000 Kg, Kulit Sapi Mentah Garam) 1.
Pre Soaking
150%
1.5 m3
2.
Soaking
150%
1.5 m3
3.
Liming
200%
2m3
4.
Washing
300%
3 m3
5.
Fleshing dan Trimming
400%
4 m3
6.
Deliming, Bating (1100kg, unsplit)
200%
2 m3
7.
Washing
300%
3 m3
B. Tanning (Basis Weight 1100kg) 1.
Pickling
50%
0.55 m3
2.
Taning
70%
0.75 m3
3.
Sammying,
-
-
Spliting,
Trimming,
Shaving
26
C. Post Tanning (Basis weight 262 kg) 1.
Washing
400%
1 m3
2.
Neutralization
200%
0.5 m3
3.
Washing
400%
1 m3
4.
Re-tanning, Dyeing, Fat-liquoring
100%
0.5 m3
5.
Washing
600%
0.3 m3
6.
Vaccum Drying
-
1.6 m3
D. Finishing
-
E. General Floor And Plant Washwater Total :
27
15.5 m3 38.20 m3