d ProsidingPertemuandan PresenlasiIImiah P3TM-BATAN,Yogyakarta13-14Juti 1999
Buku II
293
2..
PENGGUNAAN ABU LAYANG SEBAGAI BAHAN URUG LlMBAH RADIAOKTIF YANG MENGANDUNG AKTINIDA (Th & U). M.Eko Budiyono, Djoko S.,Raharjo PusatPene/itianDan Pengembangan Tekn%gi Maju. J/. BabarsariKotak Pas1008 Yogyakarta55010
ABSTRAK PENGGUNAAN ABU LAYANG SEBAGAI BAHAN URUG LlMBAH RADIOAKTIF YANG MENGANDUNG AKTINIDA (TH & V). Telah dilakukan penelitian tentang penggunaan abu layang sebagai bahan altematif bahan urug limbah radioaktif yang mengandung aktinida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa abu layang dapat digunakan sebagai bahan penyerap limbah radioaktit: Pengaruh subtitusi isomorfik pada abu layang dengan GarB menambah berbagai jenis garam dapat memperbaiki sifat serapnya. Pengaruh penambahan bahan penyerap dapat dipelajari dengan memvariasi konsentrasi bahan tersebut yaitu NaOH, NaCI dan Na2CO3. Masing-masing bahan pengaktif dari 100-600 ppm, kemudian abu layang yang telah diaktivasi, dicuci, dikeringkan dengan akuades dan kemudian digunakan untuk menyerap limbah yang mengandung aktinida (Th & V). Efluen hasil dari penyerapan dianalisis menggunakan pengomplek arzenaso III dengan spektrofotometri. Dari beberapa percobaan dapat disimpulkan bahwa hasil yang baik pada aktivasi menggunakan NaOH yaitu pada konsentrasi 200 ppm diperoleh hasil yang baik untuk uranium maupun folium FD sekitar 7,38-20,27, Ep sekitar 86,46-95,06 % dan Kd sekitar 2,60-2,85 ml/g. Sedangkan dengan NaCI hasil yang baik pada konsentrasi 200-300 ppm diperoleh hasil yang baik FD sekitar 7,53-34,04, Ep sekitar 86,73-97,06 % dan Kd sekitar 2,59-2,91 ml/g. Kemudian bila menggunakan Na2CO3 hasil yang baik pada konsentrasi 200 ppm merupakan aktivasi yang baik yaitu diperoleh FD sekitar 6,94-11, 19, Ep sekitar 85,60-91,06 % dan Kd sekitar 2,57-2, 73 ml/g. Dari ketiga aktivan untuk aktivasi abu layang hasil yang relatif baik yaitu aktivasi menggunakan NaCI pada konsentrasi 200-300 ppm diperoleh hasil yang baik FD sekitar 7,53-34,04, Ep sekitar 86,7397,06 % dan Kd sekitar 2,59-2,91 ml/g.
ABSTRACT USAGE OF FL Y ASH AS A BACKFILL MA TERIAL OF THE RADIOACTIVE WASTE CONTAINING ACTINIDES (Th&U). The investigation on the use of fly ash as an alternative backfill material of the radioactive waste containing actinides has been carried out. The purpose of this research is to know that fly ash can be used as a sorption material. The influence of isomorfic subtitution the fly ash, by adding it with various salts, could improve its sorption capacity. The influence of active agents addition with the variation of NaOH, Na CI and Na2CO3 consentration as the active agents. The consentration of active agents was varied from 100-600 ppm resvectively. Then the activated fly ash was cleaned, dried using aquadest, and then it was used for adsorbing of radioactive waste containing actinides (Th &U). The effluents results were analyzed by spectrofotometry using arsenazo 11/as complexing. The experimental results show that if the activation of NaOH at 200 ppm consentration yield the best result for either uranium and thorium with OF of 7.38-20.27, DE of 86.46-95.06 % and DC of 2.60-2.85 m/lg. The activation of NaCI yield the good result at 200-300 ppm with OF of 7.53-34.04, DE of 86. 73-97.06 % and DC of 2.59-2.91 ml/g. If Na2CO3 activation the consentration of 200 ppm the best result obtained were OF of 6.94-11.19, DE of 85.60-91.06 % and DC of 2.57-2.73 ml/g. The better result of fly ash activan obtained by using NaCI activation at the consentration of 200-300 ppm, from which the best result obtained were OF of 7.53-34.04, DE of 86.73-97.06 % and DC of 2.59-2.91 ml/g.
PENDAHULUAN T
elah
banyak
penggunaan
dilakukan abu
layang
penelitian
tentang
('Jiy
sebagai
ash'?
bahan penyerap karena merupakan material halus daTisilika alumina bila ditambah air dan kapUTdapat mengeras seperti semen (semen pozzoland) yang
ISSN 0216-3128
dapat digunakan untuk bahan dasar pembuatan semen portland. Abu laYlDg mengandung mineralmineral silika alumina yaitu mullit (3A12O32SiO2), silika (SiO2), magnetit (Fe304) daD sedikit hematit (Fe203)' Abu layang dapat berasal dari pembakaran batubara antrasit daD bituminus kebanyakan berasal daTiPL TO Paiton daD Suralaya yang masing-masing mempunyai komposisi kimia yang harnpir sarna.
Pengolahan Limbah Radiokatif & Lingkungan
Eko Budiyono. dkk
Dari komposisi ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penyerap radionuklida yang acta di dalam limbah radioaktif yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan urug pacta penyimpanan lirnbah sementara maupun lestari.(1.2) Pacta beberapa mineral aluminasilikat dalam abu layang selalu terjadi ketidak-setirnbangan muatan pacta kisi-kisi kristal yang disebabkan oleh reaksi subtitusi isomorfis Si daD AI oleh Mg (alkali tanah) yang berada lapisan kerangka berfungsi sebagai penyeimbang muatan negatif pacta kisi-kisi kristal tersebut. Karena posisi kation berada di luar kerangka Si-O-AI. Dengan adanya sifat tersebut dapat digunakan sebagai bahan penyerap alami terhadap nuklida di sekitarnya.(3) Perlu diketahui bahwa asal usul lirnbah radioaktif cair yang mengandung unsur aktinida yaitu yang berasal daTi rangkaian pembuatan bahan bakar nuklir. Pembuatan bahan bakar nuklir yang semula berasal daTi pasir monazit pacta umumnya mengandung
bermacam-macam
unsur
aktinida
seperti misaInya torium, protaktinium uranium, neptunium, plutonium daD ameresium. Akan tetapi yang paling banyak mengandung unsur aktinida di dalam pasir monazit adalah torium daD uranium yang mempunyai umur para yang sangat panjang hingga 1010 taboo. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian, sehingga didapatkan informasi bagairnana cara pengelolaan lirnbah ini, agar keselamatan lingkungan dapat terjamin.(4) Pacta penelitian ini bahan yang digunakan sebagai penyerap adalah abu layang. Penggunaan abu layang dapat menyerap nuklida Th/U, karena abu layang terdiri daTi material yang berbentuk bulatan berongga yang homogen. Keadaan ini memungkinkan terjadinya reaksi pembentukan silikat hidrat di sekitar dinding bulatan untuk memperkuat hubungan antar bulatan.(5) Untuk meningkatkan konduktivitas panas daD densitas abu layang, maka perlu dilakukan subtitusi isomorfis. Karena konduktivitas panas daD densitas tinggi adalah merupakan syarat bahan urug pacta penyirnpanan lirnbah radioaktif. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain pH lirnbah, waktu serap daD jenis ion untuk subtitusi isomorfIk (kalium, natrium, magnesium atau kalsium) akan diteliti pacta permasalahan ini. Ketentuan yang dapat digunakan sebagai bahan urug antara lain, dapat mengurangi/ menghambat radionuklida daD menaikkan daya isolasi, dapat menjaga keutuhan bahan pengungkung akibat daTi ~erubahan cuaca benturan atau gempa daD lainnya( ). Dari data pustaka daD teori yang menyangkut tentang bahan urug, maka abu layang diharapkan dapat digunakan untuk menyerap unsur aktinida (torium daD uranium) yang acta di dalam
Eko Budiyono. dkk
limbah radioakti[ cair, yang dikaitkan dengan penurunan konsentrasi, waktu penyerapan, pH limbah clan masih banyak lagi parameter yang berpengaruhterhadap hasil serap. Sehingga abu layang dapat digunakan sebagaibahan urug pada penyimpananlimbah cair yangmengandungtorium clan uranium, yang nantinya untuk mendukung operasionaltentangpenyimpananlimbah radioakti[ baik sementaramaupunlestari.
TAT A KERJA Alat yang digunakan Spektrofotometri (Corning Colorimeter), Kolom penukar ion, Kuvet , pH meter Timbangan elektronik (Sartorius type 2434), Magnetik stirrer danperlalatangelas. Bahan
yang
digunakan
Abu layang berasal dari Paiton, NaOH, NaCI, Na2CO3buatan Merk, Uranil nitrat daD toriurn nitrat,ArsenazoIII, Akuades. Pengaktifan NaOH
Abu Layang
Dengan
I. Abu layang ditimbang sebanyak 250 g, dicuci denganakuadesdikeringkanclandihaluskan.Abu layang diambil 50 g untuk diaktivasi dengan NaOH, 5 g abu layangdiaktivasidengan100ppm NaOH volume 100 ml, diaduk selama30 menit dengan kecepatanpengadukan 300 rpm. Abu layang yang telah diaktitkan dicuci dengan akuades,dikeringkan,dihaluskanuntuk menyerap limbah yang mengandungTh/U. Efluen dianalisis dengan spektrofotmetri dengan pengompleks arsenazoIII. 2. Abu layang ditimbang 5 g dan seterusnyauntuk diaktivasi dengan berbagai variasi konsentrasi NaOH yaitu dari 200-600 ppm volume 100 mI. Abu layang yang telah diaktivasi dicuci dengan akuades, dikeringkan, kemudian dihaluskan, untuk menyerap radionuklida Th/U. Efluen dianalisis seperti di atas. Dari berbagai konsentrasiNaOH diambil datayangpaling baik. Pengaktifan
Abu
Layang
Dengan
NaCl 1. Abu 1ayang yang telah dicuci dengan akuades, dikeringkan, kemudian ditimbang sebanyak 5 g, diaktivasi dengan 100 ppm NaC1 volume 100 ml, diaduk selama 30 menit dengan kecepatan 300 rpm, disaring dan abu layang dikeringkan, kemudian dihaluskan. Abu layang tersebut digunakan untuk menyerap limbah baik Th/U.
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
ISSN 0216-3128
ProsidingPertemuandan PresentasiJlmiah P3TM-BATAN,Yogyakarta13-14Juli 1999
295
Buku II
penyerapanlimbah radioaktif yang mengandung uranium yaitu pada konsentrasi 100 ppm NaOH diperolehFD 6,55, Ep 84,73 % clanKd 2,59 ml/g. Bila dinaikkan menjadi 200 ppm hasilnya dapat lebih baik yaitu FD 7,36, Ep 86,66 % clanKd 2,60 ml/g .Sedangkanhila konsentrasiaktivan dinaikkan yang lebih besar lagi hasilnya relatif lebih kecil. Dengandemikianbasilyangrelatif baik adalahpada 200 ppmNaOH. Bila basil aktivasi abu layang dengan NaOH digunakanuntuk menyeraplimbah radioaktif cair yang mengandungnuklida torium dapat dilihat padatabel2 di bawahini. Dari tabel 2 di bawah perubahan Pengaktifan Abu Layang Dengan konsentrasi aktivanNaOH untuk aktivasiabulayang Na2COa dapat mempengaruhibasil penyerapan. Semakin 1. Abu layang yang telah dicuci dengan akuades, tinggi konsentrasiNaOH dapat menaikkan basil dikeringkan clan kemudian dihaluskan. Abu penyerapanlimbah radioaktif yang mengandung layang masing-masing ditimbang 5 g untuk torium yaitu pada konsentrasi 100 ppm NaOH diaktivasi dengan NazCa) volume 100 mI. volume 100ml diperolehFD 15,63,Ep 93,60 % clan Dengancara yang sarnasepertipercobaandi atas, Kd 2,81 ml/g. Bila dinaikkan menjadi 200 ppm basil aktivasi digunakanuntuk menyerapnuklida hasilnya dapatlebih baik yaitu FD 20,27, Ep 95,06 baik Th/U. Efluen basil penyerapandianalisis % clanKd 2,85 ml/g .Sedangkan bila konsentrasi dengan spektrofotometri dengan pengompleks aktivan dinaikkanhasilnya re1atif lebih kecil, yaitu arsenazoIII. pada aktivan 300 ppm NaOH basil yang diperoleh 2. Denganmenimbangabu layangmasing-masing5 FD 12,60,Ep 92,06 % clanKd 2,76 ml/g. Karena g untuk diaktivasi dengan NazCa). Aktivasi proses terjadinya subtitusi isomorflk sudah divariasi daTi 200-600 ppm. Abu layang basil mengalami kestimbangan pada konsentrasi 200 aktivasi dikeringkan digunakan untuk menyerap ppm. Bila konsentrasi NaOH dinaikkan reaksi masing-masing nuklida Th/U. Efluen basil subtitusi bergeserkekiri, sehinggahasilnya relatif penyerapan dianalisis. Dari berbagai variasi lebih kecil. Dengandemikian basil yang relatif baik aktivan diarnbil basil yangpaling baik. adalahpada200 ppmNaOH.
Efluen dianalisis menggunakanspektrofotometer denganpengompleksarsenazoIII. 2. Abu layang ditimbang sebanyak 5 g daD seterusnyadiaktivasi denganberbagaikonsentrasi aktivan dari 200-600 ppm NaCI volume 100 ml sebagaiaktivan, diaduk selama30 menit dengan kecepatanpengadukan300 rpm. Hasil aktivasi disaringkemudiandikeringkan.Abu layangyang telah diaktivasi masing-masinguntuk menyerap baik nuklida Th/U. Efluen hasil penyerapan dianalisis. Dari beberapa aktivasi diambil data yang paling baik.
HASIL aktivan layang limbah (Th/U)
DAN PEMBAHASAN
Dari data percobaan berbagai variabel NaOH, NaCI dan Na2CO3untuk aktivasi abu yang digunakan sebagai bahan penyerap radioaktif cair yang mengandung aktinida dapat dilihat didalam berbagai tabel di
Tabel2. Pengaktifan abu layang dengan NaOH untuk menyerap limbah radioaktif cair yangmengandungnuklida Torium. I NO
Aktivan IN
FD
Pengaktifan abu layang dengan NaOH untuk menyerap limbah radioaktif cair yang mengandung nuklida Uranium.
ISSN 0216-3128
I~p(%)
I Kd(~o
",)
.opm
, 0,74 1,19 1,30 1,47
bawah ini. Tabell.
.
OH a
1.85
15,63 \20,27 12,60 11,38 \
10,20 08,10
Percobaan berikutnya sebagai aktivan adalah NaCI dengan berbagai perubahan konsentrasi aktivan NaCI dapat mempengaruhi besar kecilnya basil penyerapan. Pacta tabel 3 terlihat jelas bahwa semakin tinggi konsentrasi aktivan NaCI semakin besar basil yang diperoleh. Dari tabel 3 di bawah menunjukkan bahwa perubahan konsentrasi aktivan dapat menaikkan basil penyerapan limbah radiaktif yang mengandung uranium yaitu pacta konsetrasi 100 ppm NaCI, diperoleh FD 6,66, Ep 85,00 % daD Kd 2,55 mVg. Bila konsentrasi dinaikkan menjadi 300 ppm hasilnya dapat lebih baik yaitu FD 7,53, Ep 86,73 % daD Kd 2,61 mVg. Sedangkan bila konsentrasi
Pengolahan Limbah Radiokatif & Lingkungan
Eko Budiyono, dkk
, -6,09
296
Prosiding Pertemuan danPresentasi Ilmiah P3TM-BATAN Yogyakarta 13-14Juli 1999
BukuII
aktivan dinaikkan lebih besar lagi hasilnya relatif lebih kecil, yaitu pada konsentrasi400 ppm NaCI sebagaiaktivan basil yang diperolehFD 7,38, Ep 86,46 % clanKd 2,60 ml/g. Dengandemikian basil yang relatif baik adalahpada konsentrasi300 ppm NaCI. Tabel3. Pengaktifan abu layang dengan NaCI untuk menyerap limbah radioaktif cair yang mengandungnuklida uranium.
menjadi200 ppmhasilnyadapatlebih baik yaitu FD 6,94,Ep 85,60% clanKd 2,57ml/g .Sedangkanhila konsentrasiaktivan dinaikkanyang lebih besar lagi hasilnyarelatif lebihkecil. Karenaprosesterjadinya subtitusi isomorftk sudahmengalamikestimbangan pada konsentrasi200 ppm. Hila konsentrasiNaCI dinaikkanreaksisubtitusibergeserkekiri, yaitu pada 300 ppm Na2CO3basil yang diperolehFD 6,66, Ep 85,00 % clanKd 2,55 ml/g. Dengandemikian basil yang relatifbaik adalahpada200 ppmNa2CO3. TabelS. Pengaktifanabu layang dengan Na2CO3 untuk menyerap limbah radioaktif cair yangmengandung nuklida uranium. NO -Aktivan 1 2
Dari tabel 4 di bawahmenunjukkanbahwa perubahan konsentrasi aktivan dapat menaikkan basil penyerapan limbah radioaktif yang mengandungtorium yaitu pactakonsentrasi100ppm NaCl diperolehFD 12,30,Ep 91,93 % daDKd 2,76 mUg. Bila dinaikkan menjadi 200 ppm hasilnya dapatlebih baik yaitu FD 34,09,Ep 97,06 % daDKd 2,91 mUg. Sedangkanhila konsentrasi aktivan dinaikkanyang lebih besarlagi hasilnyarelatif lebih kecil. Karena prosesterjadinya subtitusiisomorfIk sudah mengalami kestimbanganpacta konsentrasi 200 ppm. Bila konsentrasiNaCI dinaikkan reaksi subtitusibergeserkekiri, yaitu padakonsentrasi300 ppm NaCI basil yang diperolehFD 25,86, Ep 96,13 % daDKd 2,88 mUg. Dengandemikian basil yang relatifbaik adalahpada200 ppmNaCI.
NaO~ 100 200
3
300
4
400 500 600
5 6
i U setel~
diserap,ppm 2,46 2,16 2,25 2,25 2,38 2,46
FD
jEp (%)j Kd (%)
6,94 6,66 6,66 6,36 6,09
83,60 85,60 85,00 85,00 84,13
2,51 2,57 2,55 2,55 2,53l,51
83,60
Tabel 6. Pengaktifanabu layang dengan Nazca3 untuk menyerap limbah radioaktif cair yangmengandung nuklida torium. Nol~T~t~van!hsetelah NaOH, ppm
Idlserap,
ppm
FD
.lEn(%) p
Kd(%)
Dari tabel 6 di atas,perubahankonsentrasi aktivan dapatmenaikkanbasil penyerapanlimbah radioaktif yang mengandungtorium yaitu pada konsetrasi100 ppm Na2CO3diperolehFD 9,38, Ep 89,33% dan Kd 2,68 ml/g. Bila konsentrasiaktivan 'No Aktivan .Th setelah FD t!, (%)Kd (%) dinaikkan menjadi 200 ppm, hasilnya dapat lebih NaOH(ppm) dlserap (ppm I p baik yaitu FD 11,19,Ep 91,06 % dan Kd 2,73 ml/g. 1 100 1,21 12,30 91,93 2,76 Sedangkanbila konsentrasiaktivan dinaikkan yang 2 200 0,44 34,0925,86, 97,06 2,91 lebih besar lagi, hasilnya relatif lebih kecil, yaitu 3 300 0,58 96,13 2,88 pada 300 ppm Na2CO3basil yang diperoleh FD 4 400 0,79 18,98 94,79 2,84 9,93, Ep 89,93 % dan Kd 2,70 ml/g. Dengan 5 500 0,87 17,24 94,20 2,83 demikian basil yang relatif baik adalah pada 200 6 600 0,13 13,27 92,46 2,77 ppmNa2CO3. Bahan abu layang yang telah diaktivasi Percobaan berikutnya sebagai aktivan adalah Na2CO3 dengan berbagai perubahan dengan cara kimia yaitu dengan menambahkan konsentrasiaktivan Na2CO3dapat mempengaruhi NaOH, NaCI dan Na2CO3,dapat digunakan untuk menyerap aktinida. Perubahan konsentrasi dari besar kecilnya basil penyerapan.Pada tabel 5 pengaktif dapat terlihat jelas bahwa semakin tinggi konsentrasi masing-masing bahan mempengaruhi besarkecilnya basilpenyerapan. aktivan Na2CO3semakinbesarbasilyangdiperoleh. Hasil yang baik pada aktivasi Dari tabel 5, perubahankonsentrasiaktivan menggunakanNaOH pada konsentrasi 200 ppm dapatmenaikkanbasilpenyerapanlimbahradioaktif yang mengandunguranium yaitu pada konsetrasi diperoleh basil yang baik untuk uranium maupun torium FD sekitar 7,38 -20,27, Ep sekitar 86,46100 ppm Na2CO3,dipero1ehFD 6,09, Ep 83,60 % 95,06 % dan Kd sekitar2,60-2,85ml/g. Sedangkan dan Kd 2,51 ml/g. Bila konsentrasi dinaikkan Tabel 4. Pengaktifan abu layang dengan NaCl untuk menyerap limbah radioaktif cair yangmengandungnuklidatorium.
Eko Budiyono,
dkk
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
ISSN 0216-3128
Prosiding Pertemuan danPresentasi Ilmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta 13-14Juli 1999 dengan NaCI basil yang baik pada konsentrasi 200300 ppm FD sekitar 7,53-34,04, Ep sekitar 86,7397,06% daD Kd sekitar 2,59-2,91 mVg .Kemudian bila menggunakan Na2CO3 basil yang baik pada konsentrasi 200 ppm merupakan aktivasi yang baik yaitu doperoleh FD sekitar 6,94-11,19, Ep sekitar 85,60-91,06 % daDKd sekitar 2,57-2,73 mVg. Dari ketiga aktivan untuk aktivasi abu layang basil yang relatif baik, karena garam NaCI nilai kelarutannya yang paling tinggi bila dibanding dengan garam yang lainnya sebagai aktivan abu layang yaitu NaOH daD Na2CO3. Garam NaCI paling mudah terionisasi di dalam larutan menjadi Na+ daDCI-. Hasil aktivasi menggunakan NaCI pada konsentrasi 200 -300 ppm volume 100 ml, basil yang baik diperoleb FD sekitar 7,53-34,04, Ep sekitar 86,73-97,06 % daD Kd sekitar 2,59-2,91
Buku II
2.
3. 4. 5.
mVg. 6.
KESIMPULAN
Semen.Prosiding Konperensi Energi, Sumber Daya Alam dan Lingkungan BPPT, Jakarta 1112Maret(1997). SCHNEDEillER K., Site Investigation For RepositoriesFor Solid Radioactive Wastes in Shallow Ground. Technical Report Series No. 216 IAEA, (1972). TASLIMAH, Kajian SubtitusiIsomorfis Fosfor Pada Abu Layang. Tesis PascaSarjanaUGM, (1995). BENEDICT, M., PIGFORD,T.H. AND LEVI, H.W., NuclearChemicalEngineering,Mc GrawHill Book Company,USA (1981). BOKELUND H, PIGFORDT.H. & LEVI H.W., Removal of Actinide Elemants From Intennediate Level Waste Solution by PrecipitationWith Oxalic Acid. Managementof Low andIntennediateLevel RadioactiveWastes, ProceedingSeries,IAEA, VIENNA, (1986). IAEA., Use of Local Mineral in The Treatment of RadioactiveWastes,Tecnical Report Series, No. 136,(1972).
Berdasarkan pennasalahan yang ada, tinjauan pustaka, landasan teori penelitian yang dilakukan daD pembahasan,maka dapat diambil kesimpulansebagaiberikut : I. Bahan abu layang yang telah diaktivasidengan carakimia yaitu denganmenambahNaOH,NaCI daD NazCO3,dapat digunakanuntuk menyerap TANYA JAWAB aktinida. Perubahankonsentrasi dari masingmasing bahan pengaktif dapat mempengaruhi SudradjatI. : besarkecilnya basilpenyerapan. ~ Apakah ada standarnasional atau intemasional 2. Hasil yang baik pada aktivasi menggunakan dalam menentukanapakahbahan urug tersebut NaOHpadakonsentrasi200ppm volume 100ml dapat dipakai sebagai bahan urug untuk diperolehbasil yang baik untuk uraniummaupun pengolahanlimbahradioaktif? Kalau ada mohon torium FD sekitar7,38 -20,27, Ep sekitar86,66 penjelasan. -95,06 % daD Kd sekitar 2,60 -2,85 ml/g. M. Eko Budiyono : SedangkandenganNaCI denganvolume 100ml -<>-Be/um ado standard nasiona/ atau basil yang baik pada konsentrasi200-300 ppm internasiona/ untuk menentukan bahan urug FD sekitar7,53-34,04,Ep sekitar86,73-97,06% untuk penyimpan /imbah radioaktif Namun daDKd sekitar 2,59-2,91 ml/g. Kemudian hila batasan aktinida uranium! torium sebatas menggunakanNazCO3 basil yang baik pada 10-5 jiCi/m/ untuk didisfers ke /ingkungan. konsentrasi200 ppm merupakanaktivasi yang baik yaitu diperolehFD sekitar 6,94-11,19,Ep Aisyah : sekitar 85,60-91,06% daDKd sekitar2,57-2,73 ~ Bagairnana tara pengukuran (metoda) ml/g. pengukuranhargaKd? 3. Dari ketiga aktivan untuk aktivasi abu layang ~ Dari basil percobaan, apakah sudah bisa basil yang relatif baik yaitu aktivasi disirnpulkanbahwaabu layang dapatdigunakan menggunakanNaCI pada konsentrasi200 -300 sebagaibahanurug? ppm diperolehbasil yang baik FD sekitar7,53M. Eko Budiyono : 34,04, Ep sekitar86,73-97,06% daDKd sekitar .(;>-Cora pengukuranKd pada penelitian ini 2,59-2,91ml/g. adalah dengan cora alir setiap volume tertentu.:t 10 mI.
DAFTAR
PUSTAKA
AM KA WIGRAHA DKK., PemanfaatanSifat Pozzoland Abu Batubara Untuk Bahan baku ISSN 0216-3128
.(;>-Kd = ~~~
(mljg)
CoW
Pengolahan Limbah Radiokatif & Lingkungan
Eko Budiyono,
dkk
BukuII
298
~ Sernentara belurn, karena rnasih banyak faktor lain belurnditeliti. Endro Kismolo : » Dalamhal mobilitasabulayangdalamcampuran bahan urug, apakah tidak acta pengaruh keseragaman densitasmaterial? » Apakah keunggulan abu layang sebagai campuranbahan urug ditinjau dari segi tekno ekonomi? M. Eko Budiyono
:
ProsidingPertemuan danPresentasi Ilmiah P3TM-BATAN Yogyakarta 13-14Juli 1999
butir .:t. J50 mili mikron, unsur yang paling banyak <325 nm. Belum ada keseragaman densitasmaterial,yang penting disini adalah ukuran butir dari abu layang, walaupun densitasabu layang adalah sangat penting hila digunakansebagaibahan urug. ~ Keunggulannya belum ada hila dibandingkandenganbahan urug yang lain, penelitian ini hanya memanfaatkan abu layang yang selama ini banyak didapatkan olehPLTU di Paiton atau Suralaya.
~ Abu layang yang digunakan untuk bahan urug yang digunakan adalah pada ukuran
Eko Budiyono. dkk
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
ISSN 0216-3128