PENGGOLONGAN MEDIA PEMBELAJARAN Disusun Kembali Oleh: Edy Herianto, dan FX Manesa, dan Nurchalis
A. Pendahuluan Media memiliki banyak ragam. Keragaman media dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik yang dimilikinya. Berdasarkan hal itu, media dapat digolongkan secara variatif untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran di kelas. Namun demikian, telah diketahui bersama bahwa implementasi (penggunaan) media itu pada pembelajaran sangat disesuaikan pula dengan karakteristik siswa dan isi pesan pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Pemahaman yang tepat dan komprehensif terhadap penggolongan media ini oleh guru merupakan faktor penentu ketepatan tersampaikannya isi pesan pembelajaran dari sumber ke pengirimanya. Sebagaimana diketahui, bahwa setiap siswa memiliki karakteristik berbeda-beda, maka guru harus memperhatikan karakteristik ini sebagai bagian penting dalam penggunaan media berdasarkan penggolongannya. Faktor penting lain yang tidak kalah membutuhkan perhatian guru adalah pemahamannya secara tepat dan komprehensif terhadap isi pesan pembelajaran yang akan disampaikan kepada penerima pesan (siswa). Guru Sebagai penyampai pesan haruslah secara teliti dan cermat memperhitungkan karakteritik yang dimiliki oleh setiap isi pesan yang ingin disampaikan. Apakah isi pesan itu memiliki sifat yang dapat menghasilkan suara, bentuk, atau suara dan bentuk secara bersama-sama dalam suatu unit. Melalui perhatian yang cermat dan komprehensif terhadap siswa sebagai penerima pesan, isi pesan yang akan disampaikan oleh guru, dan karakteristik media pembelajaran merupakan pokok soal yang hendaknya menjadi bagian penting (utama). Kesalahan dalam memperhatikan ketiga hal itu dapat menimbulkan bias fungsi media yang berujung pada bias konsep yang diterima oleh siswa sebagai penerima pesan. Hal inilah yang menjadi dasar, mengapa penggolongan media pada sesi ini perlu dikaji secara tersendiri sebagai bagian untuk memahami media pembelajaran secara keseluruhan. Terdapat beberapa cara untuk menggolongkan atau mengklasikasikan media pembelajaran dengan dasar pertimbangan tertentu. Penggolongan media ini dapat juga dilakukan dengan berdasarkan pada ruang lingkup pengertian media menurut para ahli yang mengemukakannya. Berturut-turut dibahas klasifikasi media pembelajaran berdasarkan bentuk dan ciri-ciri fisiknya, klasifikasi berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh,
1
klasifikasi berdasarkan persepsi indera yang diperoleh, klasifikasi berdasarkan penggunaannya, dan klasifikasi berdasarkan hirarkhi pemanfaatannya. B. Klasifikasi Media berdasarkan Pengalaman Menurut Thomas (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005) mengkaitkan penggolongan media dengan tiga jenjang pengalaman, meliputi: 1. Pengalaman Langsung (the real life experiences) Pada bagian ini, pengalaman langsung terkait dengan pengalaman langsung melalui keterlibatannya dalam suatu peristiwa (first hands experiences) dan mengamati kejadian atau obyek yang sebenarnya. 2. Pengalaman Tiruan (the substitute of the real experiences) Pengalaman jenis ini meliputi tiruan atau wakil dari obyek atau benda yang benda yang berwujud model tiruan, tiruan dari situasi melaluidramatisasi atau sandiwara dan berbagi rekaman obyek atau kejadian. 3. Pengalaman dari Kata-Kata (words only) Termasuk kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak. ABSTRAK
Simbol Visual
Simbol Visual
Radio, Media Perekam, Gambar Diam Gambar Gerak (TV, Film)
Pameran/Display Karya Wisata/Studi Wisata Demontrasi/Pertunjukan Partisipasi/PeranSerta
Observasi/Pengamatan Pengalaman Langsung
KONKRIT
Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Sells & Richey, 1994)
2
C. Klasifikasi Media berdasarkan Persepsi Indera Media digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Audio Media yang menghasilkan bunyi atau suara. Media ini menyalurkan pesan melalui bunyi atau suara. 2. Visual Media yang menghasilkan bentuk atau rupa (media peraga). Media ini menyalurkan pesan melalui bentuk atau rupa. Jenis ini terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu: Media Visual 2 Dimensi (pada bidang yang bersifat transparan). Media Visual 3 Dimensi (pada bidang yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi). 3. Audio Visual Media yang menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit media. Bretz (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005), menggolongkan media pembelajaran ke dalam tujuan kelas, yaitu: 1. Audio Motion Visual, yakni media yang menghasilan suara, rupa, dan gerak dalam stau unit media. 2. Audio Still Visual, yaitu media yang menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit media. 3. Audio Semi Motion, yaitu media yang menghasilkan suara dan gerak. Namun geraknya tidak ditransimikan secara utuh. 4. Motion Visual, yaitu media yang hasilkan gerak tanpa suara. 5. Still Visual, yaitu menghasilkan visual saja tanpa gerak. 6. Audio, media yang menghasilkan suara semata-mata. 7. Cetak, yaitu media yang menampilkan simbol-simbol tertentu berupa alphanumerik. D. Klasifikasi Media Berdasarkan Penggunaannya Di samping penggolongan media berdasarkan bentuk fisik, media indera, dan pengalaman yang diperoleh penggolongan media pembelajaran dibedakan menurut penggunanya. Berdasarkan sasaran yang menggunakan, media dapat dibedakan menjadi tiga. Ketiga sasaran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual. 2. Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok (baik kecil, maupun kelas). 3. Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal. Di samping itu, media pembelajaran dapat pula dibedakan berdasarkan cara penggunaannya, yaitu: 1. tradisional atau konvensional (sederhana) 2. media pembelajaran modern atau kompleks
3
Atas dasar klasifikasi tersebut di atas, Hamidjojo mengklasifikan media. Penggolongan media dan teknologi pembel ajaran atau pendidikan yang metode penggunaannya secara individual, adalah sebagai berikut: 1. Kelas atau laboratorium elektronik, seperti laboratorium bahasa, laboratorium bahasa dengan media visual, dan laboratorium mobil tanpa atau dengan media visual, laboratorium IPA, laboratorium IPS, serta laboratorium Pusat Sumber Belajar. 2. Media oto instruktif, seperti media periksa dan pendengar invidual, buku pengajaran berprogram dan mesin pengajaran (teaching machine). 3. Kotak unit pengajaran, yaitu suatu unit pengajaran yang dilengkapi dengan buku teks/buku pelajaran, filmstrips, tape recorder, gambar-gambar dan bahan latihan dan evaluasi. 4. Media dan teknologi pendidikan yang metode penggunaannya secara konvensional, yaitu di mana setiap guru secara invidual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Media ini meliputi semua media pembelajaran dan bahan sumber belajar yang bisa digunakan oleh guru dalam mengajar di kelas, laboratorium atau di luar kelas, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Media dan teknologi pendidikan yang penggunaannya secara secara kelompok (kecil maupun kelas) dan massal, sebagai berikut: 1. Televisi: Dapat berupa siaran terbuka (broadcast), siaran tertutup (closed circuit TV) dan stratovision dengan stasion penyiar atau relay dari pesawat terbang yang berkeliling di atas daerah siaran. 2. Film dan Slides: dapat berupa film dan slides "otonom" yaitu yang dipertunjukkan terpisah dari materi atau media lainnya. Dapat pula berupa slides dan film terintegrasi, yaitu yang ditunjukkan secara integral dengan media lain termasuk buku-buku pelajaran. 3. Radio: baik radio melalui pemancar umum maupun melalui pemancar khusus pendidikan (siaran radio sekolah atau siaran radio universitas). Di samping penggolongan media berdasarkan sifat atau ciri kesederhanaan dan bersifat konvensional, media dikelompokkkan berdasarkan sifat modernitasnya. Beberapa media pendidikan modern antara lain sebagai berikut: 1. Ruang kelas otomatis 2. Ruang kelas otomatis yaitu ruang kelas yang dapat diubah ubah fungsinya secara otomatis (guru tinggal menekan tombol tertentu). Perubahan ini misalnya dari kelas besar untuk ceramah menjadi kelas kecil untuk diskusi, untuk ruangan proyeksi, untuk laboratorium atau terserah pada guru untuk merubah fungsi kelasnya sesuai dengan tujuan pengajaran dan keperluan pebelajar.
4
3. Sistem proyeksi berganda (multiprojection system). Suatu sistem ruang proyeksi melengkapi ruang kelas otomatis. Sistem ini diciptakan untuk memungkinkan proyeksi bahan-bahan melalui berbagai proyektor secara terkoordinasi. 4. Sistem interkomunikasi. 5. Sistem ini dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, di mana programnya di -TV-kan. Sistem ini digunakan untuk beberapa kelas dalam suatu sekolah maupun oleh atau untuk beberapa sekolah. Untuk , memelihara interaksi dan partisipasi pebelajar, pada setiap kelas disediakan media interkomunikasi. E. Klasifikasi Berdasarkan Pemafaatannya 1. Duncan (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005) menyusun penggolongan media menurut hirarki pemanfaatannya untuk pembelajaran. Duncan ingin mensejajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam suatu hirarki. Dengan kata lain semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya, dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya semakin sederhana jenis perangkat medianya, semakin murah beayanya, semakin mudah pengadaannya, sifat penggunaannya semakin khusus dan lingkup sasarannya terbatas.
5
Kelompok Realita
Pameran Dinding (termasuk Papan Tulis), Spesimen, Model
Reproduksi (Rekaman)
Epidiaskop, Buku Teks, Buku Kerja, Lembaran Teks Terprogram
Reproduksi (Rekaman)
Pita Audio, Disk Rekaman, Laboratorium Bahasa (Audio)
Kelompok Reproduksi (Rekaman)
Film Bingkai, Film Rangkai, OHP, Tutorial Audio Visual, Laboratorium Bahasa yang Diperkaya, Stereogram dan Sistem Proyeksi dengan Polarisasi
Kelompok Reproduksi (Rekaman)
Film Bisu, Film Gelang, Film dengan Suara Magnetik dan Film dengan Suara Optik
Bersifat Lebih Spesifik
Teks Terprogram dengan Peralatan, Radio Vision, CCTV, Sistem Respon (Sasaran), Program Siaran TV Live, Sistem Pembelajaran dengan Komputer, Siaran Audio dan Siaran TV
Pengadaan Mudah
Penggunaan Mudah
Manuskrip, diktat, bibliografi, referensi, duplikasi gambar
Biaya Murah
Lingkungan Sasaran Luas Bersifat Umum Pengadaan Sukar Biaya Investasi Tinggi
Personal
Hirarki Media Audio Visual (Duncan, 1984)
Bertz (dalam Sardiman et all., 1984) mengidentifikasi ciri utama media menjadi tiga unsur pokok yaitu: suara, visual, dan gerak. Visual dibagi menjadi 3 yaitu: gambar, garis, simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan media penglihatan. Disamping itu, ia juga membedakan antara
6
media siar dan media rekam, sehingga terdapat 8 klasifikasi media, antara lain: (1) media audio visual gerak, (2) media audio visual diam, (3) media audio semigerak, (4) media visual gerak, (5) media visual diam, (6) media semi gerak, (7) media audio, dan (8) media cetak.
Televisi Gambar/Suara Slow-Scan TV Time-Shared TV
Tulisan Jauh
Faximili
Teleautograph Telepon Radio Teletip
gerak
simbol
garis
gambar
MEDIA TRANSMISI
suara
Gambaran jenis media menurut Bretz (dalam Sadiman et.all, 1984) terlihat pada bagan berikut:
MEDIA REKAMAN
AUDIO VISUAL GERAK x x x x x film/suara x x x x x pita video film TV x x x x x holografi x x x x x AUDIO VISUAL DIAM x x x x TV diam x x x x film rangkai suara x x x x film bingkai/suara x x x x halaman/suara x x x x buku dengan audio AUDIO SEMI GERAK x x x rekaman tulisan jauh x x x x audio pointer AUDIO GERAK x x x x film bisu FISUAL DIAM x x x halaman cetak x x x film rangkai x x x seri gambar x x x microform x x x arsip video SEMI GERAK x x x AUDIO x disk audio, pita audio CETAK x pita berlubang
7
F. Klasifikasi Media: Bentuk dan Ciri Fisik Pada dasarnya, penggolongan media bagian ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu media dua dimensi dan media tiga dimensi. Demikian halnya pada bagian penyajiannya, ada media yang penyajiannya menggunakan media proyeksi dan ada pula yang tanpa proyeksi, sehingga penggolongannya sebagai berikut: 1. Media Pembelajaran Dua Dimensi Media pembelajaran dua dimensi adalah media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan berukuran panjang kali lebar saja serta hanya dapat diamati dari satu arah pandangan saja. Media dua dimensi banyak dilihat, misalnya peta, gambar, bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja. 2. Media Pembelajaran Tiga Dimensi Media pembelajaran tiga dimensi yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari arah pandangan mana saja. Media ini baik bentuk maupun ukurannya bias dilihat dari sudut mana saja. Misalnya kursi, mobil, rumah, sepatu, buku, dan sebagianya. 3. Media Pandang Diam Media pandang diam, yaitu media yang menggunakan proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam di layar. Media ini tidak bergerak (statis). Misalnya foto, tulisan, atau gambar binatang yang dapat diproyeksikan. 4. Media Pandang Gerak Media pandang gerak yaitu media yang menggunakan proyeksi dan dapat menampilkan gambar bergerak di layar. Beberapa media yang termasuk di dalamnya, misalnya televise, VCD, DVD, computer, dan lain-lain. Gerlach & Ely (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005) mengklasifikasikan media berdasarkan ciri-ciri fisiknya ke dalam delapan tipe, di antaranya: 1. Benda Sebenarnya (Realita) Benda sebenarnya (realita) yang termasuk kategori media ini adalah orang, kejadian, obyek atau benda tertentu. Semua benda yang terdapat di alam dan dapat disaksikan keadaan sebenarnya, diklasifikasikan ke dalam kelompok ini.
8
2. Presentasi Verbal Presentasi verbal yang termasuk kategori media ini antara lain adalah media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui film bingkai (slides), transparansi, cetakan di papan tulis, majalah, dan papan tempel. Media ini ditampilkan dalam bentuk ungkapan kata atau kalimat yang memiliki makna sebagai media. 3. Presentasi Grafis Presentasi grafis segaja dibuat dalam rangka untuk mengkomunikasikan ide, sikap, dan keterampilan. Media ini ditampilkan dalam bentuk lukisan, gambar, table, atau sejenisnya untuk menyampaikan pesan sehingga mudah diterima. 4. Potret Diam Potret diam yaitu potret dari berbagai macam obyek atau peristiwa yang mungkin dipresentasikan melalui buku, film rangkai, film bingkai, atau majalah/surat kabar. Obyek atau peristiwa ini diambil dari suatu tempat yang kemudia disajikan dlam bentuk gaambar diam. Penerima pesan hanya memperoleh gambaran atau kesan terhadap suatu obyek atau peristiwa. 5. Film Film (gambar gerak) yaitu film atau video dari pemotretan/perekaman benda atau kejadian sebenarnya, maupun film dari pemotretan gambar (animasi). 6. Rekaman Suara Rekaman suara merupakan hasil rekaman suara saja, baik menggunakan bahasa verbal maupun efek suara music. 7. Program Pada umumnya dikenal dengan istilah pengajaran berprogram yaitu sekuen dari informasi, baik verbal, visual, atau audio yang dengan sengaja dirancang untuk merangsang adanya respons dari pebelajar. Disamping itu, terdapat pula yang dipersiapkan dan diprogramkan melalui mesin komputer. 8. Simulasi Simulasi merupakan peniruan situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mendekati/menyerupai kejadian atau keadaan sebenarnya. Beberapa contoh yang terkait, misalnya simulasi bagi calon pengendara mobil, dimana situasi pada layar dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai kondisi nyata di lapangan. Sumber: 1. Setyosari, P.& Sihkabuden (2005). Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas. 2. Sardiman, A.M., et. all (1984). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
9