917
PENGETAHUAN PASIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI TENTANG PENGOBATAN KEMOTERAPI * Hermin Husaini * Dosen Tetap Akademi Keperawatan Sandi Karsa Makassar
ABSTRAK Tingginya prevalensi penyakit kanker dan banyaknya pasien yang menjalani pengobatan pengobatan sangat perlu mengetahui bagaimana pengetahuan pasien mengenai pengobatan kemoterapi. Karena pengobatan kemoterapi merupakan pengobatan yang banyak menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien dan pengobatan kemoterapi membutuhkan waktu yang lama dalam pengobatannya, sehingga diperlukan suatu motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan pengobatan dengan baik. Pengetahuan yang baik pada pasien kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi dapat mengantisipasi kemungkinan efek samping yang akan timbul sehingga pengobatan dapat berjalan dengan lancer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien kanker yang menjalani kemoterapi tentang pengobatan kemoterapi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross Secsional Study dengan jumlah populasi pada bulan maret sebanyak 83 pasien dan pengambilan data dilakukan pada 45 pasien yang menjalani pengobatan kemoterapi di Rumah Sakit Ibnu Sina Kota Makassar dengan menggunakan teknik Accidebtal Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 orang (80%) dan sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang baik sebanyak 9 orang (20%). tentang pengobatan kemoterapi. Disamping itu pihak Rumah Sakit Ibnu Sina diharapkan lebih mengupayakan untuk meningkatkan komunikasi kepada pasien mengenai pengetahuan kemoterapi. Kata kunci: Pengetahuan, Pasien, Kemoterapi, Kanker.
Pendahuluan Kanker adalah sekumpulan penyakit yang disebabkan adanya perubahan sifat normal sel menjadi lebih agresif, tumbuh dan membelah tanpa terkendali, invasif, menyusup dan merusak jaringan dekatnya, dan menyebar jaringan lainnya melalui system pembuluh darah dan limpa. Penyebab utama kanker adalah karena pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang olahraga, merokok dan pola makan yang tidak sehat (Yulia, 2012). Dari beragam masalah kesehatan, frekuensi keganasan atau kanker (cancer) didunia semakin meningkat, termasuk di Indonesia. Indonesia merupakan wilayah yang luas dengan kompleksitas masalah penyakit yang bervariasi (Soemitro, 2012). Kanker menjadi momok bagi semua orang, JKSHSK/Volume 1/Nomor 1/Juli 2016. 917-921
dikarenakan angka kematian akibat kanker cukup tinggi. Di Indonesia penyakit kanker memiliki prevalensi yang cukup tinggi. Penyakit kanker menempati urutan kedua di dunia penyebab kematian setelah penyakit jantung (Saraswati dkk, 2014). Semua individu baik laki-laki atau perempuan dapat terserang kanker. Demikian juga hampir semua jaringan tubuh dapat terkena kanker, kecuali kuku dan rambut. Menurut Hanggono Ahmad, bahwa dari berbagai jenis kanker yang merupakan masalah global dan isu kesehatan internasional. Dan kanker pun merupakan salah satu ojek investigasi terbesar dalam dunia kedokteran. Pada 2005, Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahwa telah terjadi
918
7,6 juta kematian di seluruh dunia akibat kanker (Soemitro,2012). (Di kutip dalam Saragih 2010) Dan 84 juta akan meninggal dalam setiap tahunnya. Di Amerika Serikat lebih dari 496.000 orang meninggal oleh proses maligna, setiap tahunnya. Penyebab kematian tersebut meliputi kanker paru, payudara, dan area colorectal pada wanita. Di wilayah ASEAN, Indonesia menempati urutan kedua setelah Vietnam dengan kasus penyakit kanker mencapai 135.000 kasus per tahun. Data tersebut hamper sama dengan yang ditemukan pusat data dan informasi Departemen Kesehatan RI tahun 2007 yang menyebutkan prevalensi penyakit kanker mencapai 100 ribu pertahun. Penyakit kanker menjadi penyebab kanker kedua setelah penyakit jantung (Baskoro dkk, 2013). Dari berbagai jenis kanker, yang termasuk keganasan paling sering di Negara maju adalah Kanker payudara ( Ca mammae) pada wanita. Penyakit ini merupakan penyakit tertinggi nomor 2 setelah ca cervix di Negara berkembang dan merupakan 29% dari seluruh carcinoma yang di diagnosis tiap tahun. Didapatkan estimasi insidensi ca mammae di Indonesia sebesar 26 per 100.000 wanita dan ca cervix 16 per 100.000 wanita. Di tahun 2010, menurut World Healt Organization ( WHO) 8-9% wanita akan mengalami ca mammae dalam hidupnya. Diamerika serikat keganasan ini paling sering terjadi pada wanita dewasa (Muliyani, 2013). Data yang dihimpun dari RS. Darmais tahun 2011, kejadian yang paling sering ditemukan adalah kanker payudara sebanyak 41%, kanker serviks sebanyak 17%, kanker paru 7%, kanker ovarium 6%, kanker nasofaring, kanker rekti 5%, kanker colon 5%, hepatoma, 4% dan lymphoma 3% dari 1722 penderita ( Tiya yulia, 2012). Pada penderita yang datang memeriksakan bahwa dirinya terkena kanker biasanya sudah dalam kondisi stadium lanjut (stadium 2-3). Keseriusan dalam menangani penyakit kanker di Indonesia, membuat pengobatan utama pada kankerpun yaitu kemoterapi. Pengobatan kanker tergantung pada jenis atau tipe kanker yang diderita dan dari mana asal kanker tersebut. Secara umum biasanya digunakan lebih dari satu macam pengobatan misalnya pembedahan yang diikuti oleh radioterapi, bahkan pengobatan JKSHSK/Volume 1/Nomor 1/Juli 2016. 917-921
digunakan tiga kombinasi yaitu operasi, radiasi, dan kemoterapi (Yulia, 2012). Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan atau hormone. Kemoterapi dapat digunakan dengan efektif pada penyakit yang diseminata maupun yang masih terlokaliasasi. Kemoterapi adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk membunuh sel-sel tumor dengan mengganggu fungsi dan reproduksi seluler. Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati gangguan sistemik (Yulia, 2012). Pada awal penemuannya kemoterapi dianggap sebagai prosedur paliatif, akan tetapi dapat diketahui bahwa beberapa jenis kanker dapat disembuhkan dengan kemoterapi (Rasjidi, 2007). Pada pasien kanker pengobatan yang paling sering dilakukan adalah kemoterapi. Berbagai permasalahan yang timbul pada pasien kemoterapi seperti mual muntah, berefek pada sumsum tulang belakang, efek paga gastro intestinal, stomatitis, alopesia dan sterilitas (Zulfa atabaki dkk, 2013) Pasien sebelum menggunakan kemoterapi terlebih dahuluh diberikan penyuluhan kesehatah mengenai keuntungan dan efek samping yang dapat ditimbulkan. Ketidakmampuan pasien dalam mengontrol efek samping yang terjadi salah satunya yaitu mual muntah dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien yang dapat memberikan keengganan pasien untuk menyelesaikan pengobatan, atau menjalani pengobatan berikutnya (Hidayati, 2012). Pemberian kemoterapi pada penyakit yang sudah sistemik/metastatic tidak selalu berarti pemberian baru dimulai pada pasienpasien yang sudah mengalami kaheksia atau morbid. Pemberian harus dimulai begitu didapatkan tanda-tanda yang diakibatkan oleh proses penyakit kanker seperti nyeri akibat penekana syaraf atau sesak akibat metastase paru. Pada penderita yang gejalanya tidak simptomatis pun kemoterapi harus diberikan. Pengobatan kemoterapi diberikan dalam beberapa fase atau siklus, yaitu satu siklus permingguan atau satu siklus pertiga minggu. Hal ini tergantung pada jenis kanker yang diderita pasien. Obat-obat kemoterapi merupakan toksik untuk semua sel sehingga selain membunuh sel-sel kanker juga mengganggu ses-sel normal (Yulia, 2012).
919
Data jumlah pasien yang menjalani kemoterapi pengobatan kemoterpi yang didapatkan di Rumah Sakit Ibnu Sina di tahun 2014 dan 2015 ( bulan januari sampai maret) dengan rincian pada tahun 2014 (710 pasien), pada bulan januari 2015 (53 pasien), februari (55 pasien), maret (83 pasien). Melihat dari semakin tingginya prevalensi penyakit kanker dan banyaknya pasien yang menjalani pegobatan kemoterapi, sangat perlu mengetahui bagaimana pengetahuan pasien mengenai pengobatan kemoterapi. Karena pengobatan kemoterapi merupakan pengobatan yang banyak menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien dan pengobatan kemoterapi memerlukan waktu yang lama dalam pengobatannya, sehingga perlu motivasi yang tinggi untuk bisa menyelesaikan pengobatan dengan baik. Pengetahuan yang baik pada pasien kanker yang akan menjalani kemoterapi dapat mengantisipasi kemungkinan efek samping yang akan timbul, sehingga pengobatan dapat berjalan lancar. . Pengertia Kemoterapi Pada kanker terjadi kelainan sel 4 tingkat; kegagalan gen mengatur berganda empat. Pertama, ada pembelahan tidak teratur dan tidak menghambat. Kedua, sel-sel tidak mati tepat pada waktunya, tetapi tetap hidup (apoptosis). Ketiga, sel-sel tidak menjadi dewasa (diferensiasi terganggu) dan keempat, sel-sel tidak tepat tinggal ditempatnya (dorongan migrasi embrional menyebabkan penyebaran). Pada keempat tingkatan ini termasuk bidang penyakit dalam (internis) (Yulia, 2012). Kanker merupakan pertumbuhan ganas yang disebabkan oleh kelainan gen-gen yang mengatur pembelahan sel. Kemoterapi berusaha mengadakan intervensi di dalam berbagai fase pembelahan sel. Kelainan ini dimulai dengan penyimpangan pada tingkat gen, melewati penyimpangan dipembelahannya dan meluas sampai mempengaruhi pertumbuhan pembuluh darah di tumor. Pada setip fase pembelahan sel, kelainan dapat ditangani dengan berbagai kemoterapi. Juga untuk meniadakan pengaturan metabolisme dari sel kanker, dikembangkan berbagai cara yang langsung merusak DNA (Wim de jong, 2005).
JKSHSK/Volume 1/Nomor 1/Juli 2016. 917-921
Kemoterapi adalah pemberian obat yang membunuh sel kanker. Tidak seperti operasi atau radiasi yang besifat local, kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berrti obat menyebar keseluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain. Kemoterapi adalah segolongan obat-obatan yang dapat menghambat pertumbuhan kanker atau bahkan membunuh sel kanker. Obatobatan ini dapat digunakan sebagi terapi tunggal (active single agents), tetapi kebanyakan berupa kombinasi karena dapat lebih lebih meningkat potensi sitotoksik terhadap sel kanker. Selain itu sel sel yang resisten terhadap salah satu obat mugkin sensitive terhadap obat lainnya. Dosis obat sitotatik dapat dikurangi sehingga efek samping menurun (Yulia, 2012). Kemoterapi adalah bagian terpadu dari berbagai pengobatan untuk kanker. Dari berbagai ragam pengobatan kanker, kemoterpi dilakukan untuk membunuh sel kanker yang berkeliaran di dalam darah. Kemoterapi yang selanjutnya disebut kemo yang berarti zat kimia dan terapi, pengobatan. Jadi, kemoterapi adalah pengobatan dengan zat kimia atau obat yang lazim digunakan untuk berbagai penyakit termasuk kanker yang berada di dalam darah. Kemoterapi juga berperang dalam mengobati penyakit di mana sum-sum tulang menekan efek mustrd nitrogen. Pengobatan dengan kanker terus mengalami peningkatan, yang awalnya hanya menghilangkan gejala menjadi penyenbuhan kanker. Keuntungan utama dari kemoterapi adalah kemampuannya untuk mengobati metastase kanker, sedangkan radiasi atau operasi terbatas pada daerah tertentu saja. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui atau kepandaian yang dimiliki melalui pendidikan ataupun pengalaman (Yulia, 2102). Pengetahuan dalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu yang mana pengindraan ini terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dan sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Widiawati, 2012). Taksonomi pendidikan ada salah satu yang paling dominan dari ketiga dominan yaitu
920
dominan kognotif yang menyebutkan bahwa pengetahuan adalah kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, faktafakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar dan sebagainya (Yulia, 2012). Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil tahu setelah manusia mengenali benda atau kejadian melalui proses pembelajaran dan panca indra dari pengetahuan yang belum pernah mereka alami.
Hasil dan Pembahasan Dalam bab ini penulis akan menyajikan interpretasi mengenai hasil penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner dan melakukan wawancara. Dan dalam pembahasan ini penulis juga aka memaprkan keterbatasan dalam penelitian ini. Pengetahuan adalah hasil tahu setelah manusia mengenali benda atau kejadian melalui proses pembelajaran dan panca indra dari pengetahuan yang belum pernah mereka alami. menunjukkan bahwa dari 45 Responden, yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 36 Responden (80,0%), dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 9 Responden (20,0%). Responden yang memiliki pengetahuan yang baik, karena berdasarkan penelitian sebagian besar responden mendapatkan pengetahuan : 1. Melalui media. Dengan adanya media akan menbantu dalam proses pembentukan dan proses sikap. Contoh dari media massa ini adalah telvisi, radio, Koran, dan majalah (Widiawati, 2012). Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian pasien mendapatkan pengetahuan malalui media yaitu dengan melalui internet. 2. Melalui pengalaman dalam menjalani kemoterapi. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Semua pengalaman pribadi dapat merupakan sumber kebenaran pengetahuan. Namun pengalaman pribadi menuntut untuk menarik kesimpulan denagn benar. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar JKSHSK/Volume 1/Nomor 1/Juli 2016. 917-921
responden memiliki penalaman yang cukup lama dalam menjalani kemoterapi, pengalaman yang yang dialami penderita tidak hanya 2 kali atau 3 kali, tetapi bahkan ada beberapa pesien yang mempunyai pengalaman di atas 4 kali dan bahkan ada pasien yang menjalani kemoterapi sudah sampai 9 kali kemoterapi. Dari pengalaman sangat mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengetahuan seseorang. Dan informasi-informasi yang didapat oleh keluarga pasien baik melalui petugas kesehatan maupun orang lain. Lingkungan mempengaruhi terhadap proses masuknya pengetahuan karena adanya interksi timbale balik ataupun tidak, yang akan dicapai sebagai pengetahuan individu (Widiawati, 2012). Berdasarkan hasil penelitian bahwa keluarga yang selalu berinisiatif mencari tahu informasi-informasi tentang bagaimana itu pengobatan kemoterapi, mereka melihat dari pengalaman yang dialami penderita seperti efek samping yang dialami pasien.. Tapi, dalam hal ini responden yang memiliki pengetahuan baik, lebih banyak belajar dari pengalaman yang mereka alami. Responden yang memiliki pengetahuan yang kurang, karena berdasarkan pengamatan,sebagian responden tidak ada inisiatif untuk mengetahui suatu informasi, dan hanya menuruti apa yang telah diinstuksikan oleh dokter. Dalam penelitian ini melalui hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner, sebagian besar responden mengatakan bahwa pada awal menjalani kemoterapi responden banyak mengalami keluhan yaitu banyak efek samping yang timbul. Dari pengalaman yang responden alami, sehingga mempengauhi responden maupun keluarga untuk mencari informasi dan banyak konsultasi ke dokter.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan pasien kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi tentang pengobatan kemoterapi di Rumah Sakit Ibnu Sina Kota Makassar termasuk dalam kriteria pengetahuan yang baik. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan diatas, maka peneliti mangajukan beberapa saran sebagai berikut:
921
DAFTAR PUSTAKA Atabagi
Zulfa, Rjaul H, Baskoro TA. Rusmariana A. 2010. Hubungan Dukungan Keluarga Kualitas Hidup Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi. Jurnal Psikologi Klinis dan Mental Kesehatan. Vol.1, no.2. Azwar, Bahar.2012. Buku Panduan Pasien Kemoterapi. Dian Rakyat. Jakarta. Bahari, Hamid.2013. anda Harus Tahu Makanan-Makanan Pasien Kanker dan Jantung. Biku Biru. Jogjakarta. Hidayati, Sri.2012. Mobile Phone Nursing pada Pasien Kemoterapi. New England Journal, (online). Jong, Wim de. 2005. KANKER, What heet medicine information over dezickle behandeling en de prognosa. Arcan. Jakarta. Muliyani,Nina S dan Rinawati M. 2013. Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan.Nuha Medika.Yogyakarta. Rahayu u, Wahyu. 2010. Mengenali, Mencegah dan Mengobati 35 Jenis Kanker. Victory Inti Cipta. Sugeng. Rasjidi, Imam. 2007. Kemoterapi kanker ginekologo. CV Agung Ceto. Malang. Saragi, Rosita. 2010. Dukungan Keluarga dan Koping Pasien Dengan Penyakit Kanker terhadap Pengobatan Kemoterpi, (online). Soemitro, Monty P.2012. Blak-blakan Kanker Payudara. Qanita.Bandung. Yulia, Tiya.2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Pengobatan Kemoterapi di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Program Studi Sarjana-Universitas Indonesia.
JKSHSK/Volume 1/Nomor 1/Juli 2016. 917-921