PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI DESA DUKUHAGUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN Amirul Amalia Dosen D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Pemeriksaan Pap Smear sangat penting dilakukan oleh pasangan usia subur, karena melalui pemeriksaan tersebut dapat diketahui apakah ibu menderita kanker serviks atau tidak.Berdasarkan survey awal dari 10 orang wanita didapatkan hasil bahwa 2 (20%) orang yang melakukan Pap Smear hanya sekali. Dan sisanya 8 (80%) responden belum pernah melakukan Pap Smear sama sekali, masalah penelitian adalah rendahnya kesadaran seorang wanita untuk melakukan Pap Smear. Tujuan peneliian adalah untuk mengetahuai pengetahuan dan sikap suami dalam pemeriksaan Pap Smear. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasi adalah 105 suami suami wanita usia subur dengan sampel 105 orang.Tehnik sampling yang digunakan yaitu total sampling, pengumpulan data mengunakan Quesioner. Data yang dikumpulkan dilakukan editing,koding,scoring,tabulating, dan disajikan dalam tabel frekwensi dan prosentasi kemudian dilakukan analisa secara deskriptif.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan kurang yaitu 72 orang atau 68,5% dan yang mempunyai sikap positif yaitu 67 orang atau 63,8%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hampir seluruh responden pengetahuannya kurang dan memiliki sikap yang positif terhadap pemeriksaan Pap Smear. Oleh karena itu tenaga kesehantan atau bidan hendaknya tetap mengoptimalkan dalam memberikan informasi tentang pemeriksaan baik secara langsung maupun melalui kader kesehatan dan responden. Kata Kunci : Pengetahuan,Sikap,Pap Smear,Suami,Wanita Usia Subur
dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop. Pap smear dapat dilakukan pada wanita usia produktif yaitu wanita yang berusia 20 sampai 35 tahun. Pada usia produktif wanita dapat terkena kanker serviks. Kanker serviks mempunyai insiden yang tinggi di Negara yang sedang berkembang yaitu menepati urutan ke sepuluh, atau secara keseluruhan kanker leher rahim menempati urutan kelima (Natalia, 2007). Pap smear digunakan sebagai alat skrining kanker serviks uteri. Metode ini peka terhadap pemantauan derajat perubahan pertumbuhan epitel serviks termasuk diplasia dan karsinoma insitu sehingga pertumbuhan lebih lanjut dapat dicegah. Sedangkan kanker leher rahim itu sendiri merupakan kanker ginekologi yang terbanyak diderita oleh wanita. Dan penyakit kanker ini perlu mendapat perhatian khusus dikarenakan frekwensi kejadian kanker leher rahim sangat tinggi dan sering berakibat kematian pada penderita (Imam Rasjidi,2007).
PENDAHULUAN Kanker serviks merupakan penyakit yang terjadi pada serviks uterus yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina), dibagian inilah tempat terjadi pertumbuhan dan perkembangan atau mutasi sel yang berakibat tumbuhnya sel tubuh yang abnormal. Sel abnormal tersbut dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan pap smear, Kejadian dan kematian akibat kanker serviks menurun ± 70% antara lain terjadi karena program penapisan dengan uji pap smear (Nastuti,2008). Pap smear merupakan salah satu cara deteksi dini kanker serviks, test ini mendeteksi adanya perubahan-perubahan sel leher rahim yang abnormal, yaitu suatu pemeriksaan dengan mengambil cairan pada leher rahim dengan spatula kemudian
SURYA
72
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Pengetahuan Dan Sikap Suami Terhadap Istri Dalam Pemeriksaan Pap Smear Di Desa Dukuhagung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Saat ini Pap smear dianggap paling efektif dalam mendeteksi kanker leher rahim,menurut Kartikaningsih tingkat efektivitasnya bisa mencapai 90–95% dengam tingkat sensitivitas menengah atau cukup baik dan relative murah.Deteksi perubahan premaligna atau Dysplasia memberi peluang bagi keberhasilan pengobatan dan pencegahan dari kanker itu. Pap smear adalah suatu metode pemeriksaan sel–sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat perubahan yang terjadi dari sel tersebut. Perubahan sel – sel yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan beberapa tindakan pengobatan diambil sebelum sel–sel tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker (Imam Rasjidi,2007) Kanker serviks merupakan jenis penyakit terbanyak kedua pada wanita dan menjadi penyebab dari 250.000 kematian pada tahun 2005. Kurang dari 80% kematian tersebut terjadi di negara berkembang (Imam Rasjidi, 2007). Menurut laporan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) di Jawa Tengah bulan mei sampai Juli 2005 pada wanita usia subur dengan jumlah 50 orang terdapat 55,6% responden yang melakukan pap smear (Yayuk Agustin, 2009). Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Desa Dukuhagung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan dengan 10 orang wanita didapatkan hasil bahwa 2 (20%) orang yang melakukan pap smear hanya sekali. Dan sisanya 8 (80%) orang belum pernah melakukan pap smear sama sekali. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa rendahnya kesadaran seorang wanita untuk melakukan pap smear. Beberapa faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur dalam melakukan pap smear antara lain pengetahuan, pendidikan, persepsi, sikap, motivasi (kesadaran) peran keluarga atau suami, sarana prasarana, social ekonomi atau fasilitas kesehatan (Nastuti, 2008). Pengetahuan merupakan berfikir dan memberi rasional termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan mempertahankan. Pengetahuan yang baik tentang kanker leher rahim, dapat mempermudah seseorang pasangan usia subur untuk berusaha mencegahnya dengan melakukan deteksi dini (pap smear) dan apabila seseorang yang terbatas
SURYA
pengetahuannya jika merasakan suatu gejala dan tanda kanker rahim dan dia tidak mengetahui arti tanda dan gejala maka seseorang tersebut beresiko terkena kanker leher rahim.(Notoatmodjo, 2003). Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya baik secara formal maupun informal. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah menerima gambaran pentingnya melakukan pap smear. Sebaliknya, seseorang yang berpendidikan rendah akan sulit menerima informasi sehingga mereka akan berfikir panjang untuk melakukan pap smear (Sunaryo,2004). Persepsi merupakan suatu cara untuk mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil, jika dalam pilihan itu mereka beranggapan bahwa pap smear tidak perlu dilakukan dan tidak ada gunanya maka mereka tidak akan melakukan pap semear akan tetapi jika dalam pilihan itu mereka menganggap pap smear sangat diperlukan dalam menentukan kehidupan jiwa mereka maka seseorang tersebut pasti tidak enggan untuk melakukan pap smear (Notoatmodjo,2003). Sikap merupakan sosialisasi hasil perbuatan atau tingkah laku sebagai reaksi atau respon terhadap suatu rangsangan atau stimuli yang diterima.Dalam arti lain sikap adalah respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003) Motivasi menimbulkan daya penggerak yang telah menjadi aktif atau juga suatu perubahan energy dalam diri seseorang yag ditandai munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi dapat datang dari luar maupun dari dalam diri seseorang itu sendiri. Ibu pasangan usia subur yang memiliki motivasi baik tentang pap smear kemungkinan akan lebih mudah terguguah hatinya untuk melakukan, tetapi sebaliknya apabila otivasinya rendah maka tidak akan melakukan pap smear (Imam Rasjidi, 2007) Peran keluarga sangat dibutuhkan dalam member dukungan untuk melaukan pap smear, Sebagaimana diketahui perilaku atau aktivitas yang ada pada individu tidak timbul dengan sendirinya tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh
73
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Pengetahuan Dan Sikap Suami Terhadap Istri Dalam Pemeriksaan Pap Smear Di Desa Dukuhagung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan organism yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal, sama halnya dengan ibu usia reproduksi yang harus mendapat stimulus dari keluarga atau suami untuk melakukan pap smear dalam mendeteksi dini adanya kanker serviks (Imam Rasjidi,2007) Status ekonomi di masyarakat memberikan pengaruh terhadap pola perilaku sehari-hari. Pada ibu pasangan usia subur dengan status ekonomi rendah bila menderita suatu penyakit kemungkinan cenderung membiarkan saja dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun, sehingga dalam kurun waktu tersebut lesi yang mulanya kelihatan sangat ringan itu tumbuh menjadi kanker yang sangat berbahaya sampai penderita tidak mampu lagi menahan rasa sakit. Setelah gejala timbul dan tumbuh menjadi kanker yang berbahaya penderita baru datang ke petugas kesehatan, sebaliknya pada ibu pasangan usia subur yang berda pada status ekonomi tinggi kemungkinan mempunyai keinginan untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan pap smear secara teratur (Sunaryo,2004). Dampak yang terjadi jika wanita usia produktif tidak melakukan pap smear yaitu tidak bisa terdeteksi adanya kanker serviks sehingga dalam penanganannya sudah pada stadium lanjut dan wanita yang divonis serviks akan memiliki dampak fisik, psikologis serta dampak social karena kanker serviks akan menimbulkan rasa sakit, ketergantungan pada orang lain, ketidakmampuan dan ketidakberdayaan, hilangnya fungsi-fungsi tubuh, dan sebagainya. Oleh karena itu pencegahan dini sangat diperlukan karena semakin tinggi tingkat atau stadium kanker seseoran maka semakin rendah harapan hidupnya (Yayuk Agustin, 2009). Berbagai upaya telah dilakukan guna mencapai cakupan pemeriksaan pap smear terhadap masyarakat yaitu dengan cara penyuluhan tentang pap smear dari tingkat kabupaten sampai tingkat desa melalui PKK. Selain itu juga dilakukan penerimaan pemeriksaan pap smear di puskesmas sesuai jadwal yang ditentukan dan pentingnya peningkatan peran petugas kesehatan untuk memberikan informasi atau penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan reproduksi wanita. Jadi permasalahan dalam penelitian ini adalah
SURYA
kurangnya minat ibu dalam melakukuan pap smear oleh karena itu peneliti melakukan tentang pengetahuan dan sikap suami terhadap pelaksanaan pap smear (Varney, 2006). Berdasarkan uraian latar belakang diatas belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan dan sikap suami terhadap istri dalam pemeriksaan pap smear di Desa Dukuhagung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah “Bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap suami terhadap istri dalam pemeriksaan pap smear di Desa Dukuhagung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan ?“ Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah gambaran pengetahuan suami tentang pemeriksaan pap smear pada istri di desa dukuhagung kecamatan tikung kabupaten Lamongan tahun 2015. Dan untuk mengetahui bagaimanakah gambaran sikap suami terhadap pemeriksaan pap smear pada istri di desa dukuhagung kecamatan tikung kabupaten lamongan tahun 2015. METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2003). Desain penelitian pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan mendiskriptipkan peristiwa yang penting terjadi pada masa kini dan lebih menekankan pada data aktual dari pada penyimpulan. (Nursalam,2003). Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2015. Populasi adalah 105 suami suami wanita usia subur dengan sampel 105 orang.Tehnik sampling yang digunakan yaitu total sampling, pengumpulan data mengunakan Quesioner. Data yang dikumpulkan dilakukan editing, koding, scoring, tabulating, dan disajikan dalam tabel frekwensi dan prosentasi kemudian dilakukan analisa secara deskriptif
74
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Pengetahuan Dan Sikap Suami Terhadap Istri Dalam Pemeriksaan Pap Smear Di Desa Dukuhagung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari sebagian besar suami wanita usia subur berpendidikan SMU yaitu sebanyak 69 orang atau 65,7%, dan hanya sebagian kecil responden yang berpendidikan D3/perguruan tinggi yaitu sebanyak 2 orang atau 2%.
HASIL PENELITIAN 1. Data Umum 1) Gambaran umum lokasi penelitian Desa Dukuhagung merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan. Desa Dukuhagung terletak di Jalan raya Sarirejo kurang lebih 4 km dari kantor Kecamatan Tikung yang terdiri 5 dusun yaitu : kacangan, lenjer, dukuh, tinaro dan mojoranu. Luas desa Dukuhagung yaitu 532 Ha dan termasuk daerah dataran rendah, dengan jumlah penduduk 3882 jiwa, 768 KK, 16 RT, dan 5 RW. Sedangkan batas wilayahDesa Dukuhagung adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Desa Sumberjo Kecamatan Tikung, Sebelah Selatan : Desa Botoputih KecamatanTikung, Sebelah Timur : Desa Dermolemahbang Kecamatan Sarirejo, Sebelah Barat : Desa Bakalan Pule KecamatanTikung. 2) Karakteristik responden (1) Karakteristik responden umur Tabel 1 Distribusi responden umur No Usia Responden 1. < 20 tahun 2. 21 – 35 tahun 3. > 35 tahun Jumlah
(3) Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan. No Pekerjaan Suami F % 1. Tidak bekerja 0 0 2. Buruh tani 14 13,4 3. Petani 34 32,3 4. Swasta/ Wiraswasta 55 52,3 5. Pegawai/ POLRI/ TNI 2 2 Jumlah 105 100 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar suami wanita usia subur bekerja sebagai karyawan swasta yaitu 55 orang atau 52,3% dan sebagian kecil responden bekerja sebagai pegawai/POLRI/TNI yaitu 2 orang atau 2% .
berdasarkan berdasarkan F 6 99 0 105
2. Data Khusus 1) Pengetahuan Tentang Pap smear Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan dalam pemeriksaan pap smear. No Kriteria Pengetahuan F % 1. Baik 2 2 2. Cukup 31 29,5 3. Kurang 72 68,5 Jumlah 105 100
% 5,7 94,3 0 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya suami wanita usia subur berumur 21-35 tahun yaitu sebanyak 99 orang atau 94,3%, dan sebagian kecil responden berumur < 20 tahun yaitu sebanyak 6 orang atau 5,7%. (2) Karakteristik responden pendidikan Tabel 2 Distribusi responden pendidikan No Pendidikan Responden 1. Tidak sekolah 2. SD 3. SLTP 4. SMU 5. D3/ Perguruan Tinggi
berdasarkan
F 0 6 28 69 2
% 0 5,7 26,6 65,7 2
Jumlah
105
100
SURYA
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar suami wanita usia subur mempunyai pengetahuan kurang yaitu 72 orang atau 68,5% dan sebagian kecil responden yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 2 orang atau 2%.
berdasarkan
2) Sikap Tentang Pap Smear Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan sikap dalam pemeriksaan pap smear. No Sikap F % 1. Positif 67 638 2. Negatif 38 36,2 Jumlah 105 100
75
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Pengetahuan Dan Sikap Suami Terhadap Istri Dalam Pemeriksaan Pap Smear Di Desa Dukuhagung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa hampir sebagianbesar responden mempunyai sikap yang positif yaitu 67 orang atau 63,8% dan sebagiam kecil responden mempunyai sikap negative yaitu 38 orang atau 36,2%.
menggunakan penalarannya pada saat memperoleh suatu informasi baru. Sehingga dalam hal ini umur juga dapat mempengaruhi seseorang dalam menerima infomasi tentang pemeriksaan pap smear. Sesuai dengan pendapat Wahid Iqbal Mubarok (2007) bahwa dengan bertambahnya umur seseorang maka akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologi atau mental. Pertumbuhan secara fisik ada empat kategori yaitu perubahan ukuran, proporsi, hilangnya ciri lama serta timbulnya cirri baru. Sedangkan pada aspek psikologi taraf berfikir seseorang akan semakin matang dan dewasa. Dengan demikian seseorang telah mampu menggunakan penalarannya dalam menerima pengetahuan atau informasi baru tentang suatu hal. Selain umur, pendidikan juga dapat mempengaruhi pengetahuan suami tentang pemeriksaan pap smear. Berdasarkanpada tabel 2 didapatkan bahwa pendidikan responden sebagian besar berpendidikan SMU yaitu sebanyak 69 orang. Dimana tingkat pendidikan tersebut dapat mempengaruhi suami dalam menerima suatu informasi baru termasuk informasi tentang pemeriksaan pap smear yang harus dilakukan pada pasangan usia subur. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, suami dapat lebih mudah dalam menerima suatu informasi dari berbagai media, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Dan sebaliknya dengan semakin rendahnya tingkat pendidikan seseorang, maka akan menghambat sikap seseorang terhadap bebagai informasi baru yang diperkenalkan, termasuk pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear. Sesuai dengan pendapat Wahid Iqbal Mubarok (2007) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah pula seseorang tersebut dalam menerima suatu informasi dan semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi baru yang diperkenalkan. Disamping itu, pengetahuan suami tentang pemeriksaan pap smear juga dapat dipengaruhi oleh pekerjaan suami itu sendiri. Berdasarkan pada tabel 3 menunjukkan
PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Tentang Pap Smear Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 4 bahwa dari 105 suami Wanita Usia Subur di Desa Dukuhagung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan pada tahun 2015 didapatkan sebagian besar memiliki pengetahuan kurang tentang pemeriksaan pap smear yaitu sebanyak 72 orang dan sebagian kecil suami pasangan usia subur memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 2 orang atau 2%. Dari data diatas peneliti dapat menggambarkan bahwa keadaan tersebut dapat terjadi karena suami belum cukup mendapat informasi tentang pemeriksaan pap smear. Sehingga pengetahuan suami kurang. Situasi ini benar apabila dihubungkan dengan factor penunjang yang dapat mempengaruhi pengetahuan suami itu sendiri antara lain umur,pendidikan, serta pekerjaan. Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. (Notoatmodjo,2003). Berdasarkan data umum pada tabel 1 didapatkan bahwa hampir seluruhnya responden berumur 21 – 35 tahun. Dimana dengan bertambahnya umur, serta umur suami yang masih tergolong dalam usia produktif sehingga fungsi dari organ tubuh juga masih belum mengalami degenerasi sehingga taraf berfikir suami juga semakin matang dan dewasa. Dengan tingkat kematangan yang cukup seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja sehingga pengetahuan pun akan bertambah. Dengan demikian suami dapat lebih mudah dalam
SURYA
76
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Pengetahuan Dan Sikap Suami Terhadap Istri Dalam Pemeriksaan Pap Smear Di Desa Dukuhagung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 55 orang. Dimana pekerjaan tersebut memungkinkan suami memperoleh pengetahuan yang lebih banyak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan langsung dapat diperoleh dari Tanya jawab langsung dengan bidan atau tenaga kesehatan setempat tentang pemeriksaan pap smear yang harus dilakukan pada pasangan usia subur. Sedangkan pengetahuan secara tidak langsung dapat diperolah dari berbagai media baik media cetak maupun media elektronik. Dengan demikian pekerjaan seseorang juga dapat mempengaruhi dari pengetahuan suami dalam pemeriksaan pap smear pada pasangan usia subur. Sesuai dengan pendapat Wahid Iqbal Mubarok (2007) bahwa lingkungan pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi seseorang tersebut dalam menerima suatu informasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Informasi secara langsung dapat seseorang peroleh dari tanya jawab langsung dengan narasumber yang sesuai, sedangkan informasi secara tidak langsung dapat diperoleh dari berbagai media baik cetak maupun elektronik.
saling menunjang yaitu kognitif,afektif dan konatif. PENUTUP 1. Kesimpulan 1) Sebagian besar suami wanita usia subur di Desa Dukuhagung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan mempunyai pengetahuan yang kurang terhadap pemeriksaan pap smear. 2) Lebih dari sebagian besar suami wanita usia subur di Desa Dukuhagung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan mempunyai sikap yang positif terhadap pemeriksaan pap smear. 2. Saran Dari kesimpulan diatas, peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1) Bagi Suami WanitaUsia Subur Bagi suami-suami wanita usia subur hendaknya berusaha mencari informasi mengenai masalah pemeriksaan pap smear melalui penyuluhan – penyuluhan di posyandu maupun melalui sumber informasi lain baik melalui media cetak maupun media elektronik serta menyadari pentingnya pemeriksaan pap smear. 2) Bagi Tenaga Kesehatan Bagi tenaga kesehatan terutama bidan hendaknya tetap melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat dengan KIE tentang pap smear dan hal-hal yang berkaitan dengan masalah kewanitaan baik secara langsung maupun melalui kader kesehatan. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya Semua ilmu tentang konsep pap smear dan sikapnya, hendaknya dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pengetahuan dan sikap suami, bersama-sama dengan petugas kesehatan yang terkait.
2. Sikap Tentang Pap Smear Berdasarkan hasil penelitian di Desa Dukuhagung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap yang positif yaitu sebanyak 67 orang dan sebagian kecil responden mempunyai sikap yang negatif. Umur suami pasangan usia subur yang berkisar 21-35 tahun, merupakan usia produktif atau kondisi puncak karena belum terjadi proses degenerasi, sehingga kemungkinan daya ingat terhadap informasi yang diterima akan lebih mudah diingat dan dipahami, sehingga kemungkinan mempunyai pengetahuan yang baik. Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Azwar (2003) bahwa sikap adalah bentuk evaluasi atau perasaan seseorang terhadap suatu obyek, yaitu perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada obyek tersebut, dimana dalam hal ini terdiri dari 3 komponen yang
SURYA
DAFTAR PUSTAKA Azwar S. 2003. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Imam Rasjidi. 2007. Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi Berdasarkan Evidence Base. Jakarta :EGC
77
Vol. 07, No. 03, Desember 2015
Pengetahuan Dan Sikap Suami Terhadap Istri Dalam Pemeriksaan Pap Smear Di Desa Dukuhagung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Iqbal Mubarak, Wahid. 2007. Promosi Kesehatan : Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nastuti. 2008. Kanker Leher Rahim, http//:wordpress.com Diakses tanggal 18 Agustus 2015 Natalia D. 2007. Kanker Leher Rahim Bisa Dicegah,http//:sekfile.wordpress.com Diakses tanggal 18 Agustus 2015 Notoatmodjo S. 2003. Pengantar dan Perilaku Pendidikan Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. Sunaryo. 2004. Psikologi Keperawatan. Jakarta: EGC
Untuk
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC Yayuk Agustin H. 2009. Gambaran Karakteristik Wanita Dan Beberapa Faktor Yang Terkait Dengan Praktik Wanita Melakukan Pemeriksaan Papsmear (Studi Di Yayasan Kanker Indonesia Jawa Tengah ,http://www.undip.ac.id Diakses : tanggal 17 Agustus 2015
SURYA
78
Vol. 07, No. 03, Desember 2015