PENGERTIAN Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam pelaksanaan penelitian adalah teori. Menurut Kerlinger (1973:9), teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar variabel. Cooper an Schindler dalam Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa teori adalah seprangkat konsep, efenisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Berdasarkan data tersebut diatas, secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak dia bukan suatu teori. Definisi teori mengandung tiga hal. Pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling berhubungan. Kedua, teori menerangkan secara sistematis atau fenomena sosial dengan sosial dengan cara menentukan hubungan antar konsep. Ketiga, teori menerangkan fenomena-fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya. Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction) dan pengendalian (control) suatu gejala. Selanjutnya Hoy & Miskel dalam Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa komponen teori itu meliputi konsep dan asumsi. A concept is a term that has been given an abstract, generalized meaning. Konsep merupakan istilah yang bersifat abstrak dan bermakna generalisasi. Sedangkan asumsi merupakan pernyataan diterima kebenarannya tanpa pembuktian. An assumption, accepted without proof, are not necesserally self-evident. MACAM – MACAM TEORI Mark (1963) membedakan adanya tiga macam teori: 1. Teori deduktif: memberi keterangan dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
2. Teori induktif: cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist 3. Teori fungsional: disini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data. Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai berikut. 1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum ini biasanya memiliki sifat hubungan yang deduktif. 2. Suaut teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok hokum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. 3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi.
KEGUNAAN TEORI DALAM PENELITIAN Cooper and Schindler dalam Sugiyono (2010) menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah: 1. Theory narrows the range of fact we need to study. 2. Theory suggest which research approach are likely to yield the greatest meaning . 3. Theory suggest a system for the research to impose on data in order to classify them in the most meaningful way 4. Theory summarizes what is known about object of study and states the uniformities that lie beyond immediate observation 5. Theory can be used to predict further fact that should be found. Gawin dalam Sugiyono (2010) menyatakan bahwa fungsi teori sebagai berikut …the theory help the researcher to analyze data to make shorthand summarization or synopsis of data and relations, and to suggest new things to try out. Selanjutnya dinyatakan bahwa ciri-ciri teori yang baik menurut Mouly dalam Sugiyono adalah: 1. A theoretical system must permit deduction which be tested empirically 2. A theory must be compatible both with observation and with previously validated theory 3. Theories must be stated in simple terms, that theory is best which explain the most in the simplest form
4. Scientific theories must be based on empirical facts and relationship.
TINGKATAN TEORI DAN FOKUS TEORI Numan (2003) mengemukakan tingkatan teori (level of theory) menjadi tiga yaitu: micro, meso dan macro. a. Micro level theory yaitu potongan-potongan atau sampel kecil dari waktu, ruang atau orang-orang yang ada. Konsep yang digunakan biasanya tidak abstrak. b. Macro level theory yaitumenyangkut operasi agregat yang lebih besar seperti lembagalembaga sosial, seluruh budaya dan seluruh masyarakat. menggunakan lebih konsep yang abstrak. c. Meso level theory yaitumencoba untuk menghubungkan tingkat makro dan mikro atau untuk beroperasi pada tingkat menengah Sedangkan focus theory dibedakan menjadi tiga yaitu: teori subtantif, teori formal dan middle range theory. Teori subtantif merupakan teori yang dikembangkan untuk kawasan tertentu terhadap aksi kepedulian sosial, seperti permasalahan antar gang, aksi mogok kerja, masalah agama, hingga mengenai ras. Teori formal merupakan dikembangkan untuk area konseptual yang luas dalam teori umum, seperti penyimpangan, sosialisasi, atau kekuasaan. Middle range theory dapat menjadi teori formal ataupun subtantif.
DESKRIPSI TEORI Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan hanya sekedar pendapat para pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang diteliti menjadi lebih jelas. Teori-teori yang didiskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat digunakan sebagai indicator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar variabel yang diteliti, menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut: 1) Tetapkan nama variabel yang diteliti dan jumlah variabelnya. 2) Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti. 3) Lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan) 4) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan peneltian yang akan dilakukan. 5) Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca. 6) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber kedalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendiskripsikan teori yang harus dicantumkan.
KERANGKA BERFIKIR Uma Sekaran dalam bukunya Business research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori hubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Langkah-langkah penyusunan Kerangka Berpikir untuk merumuskan Hipotesis yaitu: 1) Menetapkan Variabel yang diteliti 2) Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP) 3) Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP)
Pendeskripsian suatu Kajian Teori
4) Analsis Kritis terhadap teori dan hasil penelitian 5) AnalisisKomparatifterhadapteoridanhasilpenelitian 6) SintesaKesimpulan 7) KerangkaBerfikir 8) Hipotesis
HIPOTESIS Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2010:110). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian yang menggunakan sampel untuk mengetahui keadaan populasi akan muncul hipotesis statistic. Hipotesis statistic adalah dugaan apakah data sampel itu dapat diberlakukan ke populasi (Sugiyono, 2010). Dalam pembuktian dugaan tersebut akan muncul istilah signifikasi, atau taraf kesalahan atau kepercayaan dari pengujian. Signifikan artinya hipotesis penelitian yang telah terbukti pada sampel itu dapat diberlakukan ke populasi. 1. Bentuk-bentuk Hipotesis Jika dilihat dari eksplanasinya menurut Sugiyono (2010:100-106), maka bentuk rumusan masalah penelitian dibedakan menjadi tiga. Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga dibedakan menjadi tiga, yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif hubungan. a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dituliskan. Contoh: 1) Hipotesis penelitian Kemampuan bahasa asing murid-murid SMA masih rendah 2) Hipotesis yang mengandung hipotesis statistik Ada perbedaan signifikan antara prestasi belajar dalam sampel dan populasi. Prestasi belajar dengan nilai paling tinggi 6,5. b. Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. Contoh: 1) Hipotesis penelitian Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara sekolah Negeri dan Swasta 2) Hipotesis yang mengandung hipotesis statistik Terdapat perbedaan yang signifikan antara semangat belajar anak dari keluarga petani dan nelayan. c. Hipotesis Asosiatif Hubungan Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan antara dua variabel atau lebih. Contoh: 1) Hipotesis penelitian Ada hubungan positif antara penghasilan orang tua dengan ketersediaan fasilitas belajar anak. 2) Hipotesis yang mengandung hipotesis statistik Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kerajinan belajar dengan prestasi belajar anak pada Sekolah AAA. 2. Karakteristik Hipotesis yang Baik
a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas c. Dapat diuji.