PENGERTIAN ORGANISASI BISNIS Nama Nim
: panji ahmad : 10.02.7728
1. abstrak Lingkungan bisnis adalah salah satu kegiatan yang berupa perbisnisan yang di lakukan seseoranag dalam suatu usaha, di mana pada usaha tersebut kita di tuntut untuk menjalankan atau mengelola suatu usaha tersebut dengan sebaikbaik nya setiap orang pasti mempunyai dan berkeinginan mendiri kan suatu usaha.dan seseorang itu pasti berkeinginan usaha yang jalani nya menuju sukses .setiap pengusaha harus mempunyai mental - mental yang harus benar – benar baik,disiplin,tepat waktu,di lingkungan bisnis ini kita harus banyak berorganisasi dan harus banyak mencari patner kerja supaya usaha yang kita dirikan bisa lebih maju dan berkembang .jadi selamat mencoba membuka suatu usaha dan jangan pernah takut gagal ,kegggagalan adalah suatu keberhasilan yang tertunda.
2. materi Apa yang dimaksud lingkungan bisnis?? Dalam masyarakat yang makin bergerak maju, organisasi harus dikelola secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu, dalam rangka mencapai tujuan, peran organisasi yang optimal sangat dibutuhkan. Pada dasarnya, organisasi yang mengelola interaksi masyarakat dapat dibedakan menjadi organisasi profit dan non profit. Organisasi nonprofit lebih berorientasi pada tujuan nilai sosial dengan lebih menekankan kegiatan pelayanan pada kelompok masyarakat. Organisasi yang terdiri dari organisasi profesi, keagamaan, politik, kebudayaan yang memiliki visi dan misi yang berbeda-beda. Sedangkan organisasi bisnis lebih menekankan pada tujuan profit atau keuntungan, karena dengan keuntungan itu organisasi bisnis dapat mempertahankan kelangsungan operasinya. Apa yang dimaksud dengan bisnis, Mengapa mempelajari bisnis dan mengapa keberadaan bisnis menjadi begitu penting Secara terminologis, bisnis merupakan sebuah kegiatan atau usaha. Bisnis dapat pula diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi pertukaran barang, jasa, atau uang yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan maksud untuk memperoleh manfaat atau
keuntungan. Dengan demikian, bisnis merupakan proses sosial yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan kegiatan akan suatu produk tertentu yang memiliki nilai atau memperoleh manfaat atau keuntungan. Organisasi bisnis yang dijalankan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar konsumen untuk mendapatkan keuntungan, dikenal dengan istilah perusahaan. Dalam perkembangan selanjutnya, organisasi bisnis tidak hanya menjaga tingkat keuntungan tertentu melainkan juga berkepentingan untuk menjaga kelangsungan hidup sumber daya alam dan lingkungan sosial Tantangan dalam dunia bisnis tidak hanya datang dari persaingan industri, tetapi juga dari kebijakan pemerintah atau organisasi internasional. Organisasi bisnis dalam hal ini sangat terkait dengan perekonomian dan sistem ekonomi. Perkembanngan dan kemajuan ekonomi dipengaruhi oleh cara kerja sistem ekonomi tersebut. BISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM Mengapa kita mempelajari bisnis dan pengelolaannya? Hal ini merupakan sebuah pertanyaan Filosofis yang harus dijawab dengan logis dan empirik. Mempelajari bisnis berarti menelaah sejarah kehidupan manusia dan lingkungannya dalam memenuhi kebutuuhan dan keinginan yang tidak terbatas dengan sumber sumber yang terbatas. Kegiatan bisnis merupakan sebuah sistem ekologis yang sangat terkait dengan lingkunngan disekitarnya. Dalam masyarakat yang semakin terbuka ( globalisasi ), maka kegiatan bisnis harus mampu bersikap fleksibel dan melakukan adaptasi. Bisnis merupakan subsistem dari sebuah sistem ekonomi. Sebagai suatu sistem, Bisnis merupakan proses pengelolaan beberapa subsistem yang berhubungan dengan proses produksi. Subsistem dari suatu organisasi bisnis terdiri dari suatu input, proses dan output. Masing-masing subsistem itu juga merupakan sistem yang mandiri atas beberapa subsistem didalamnya. Pada posisinya, setiap subsistem dapat mempengaruhi aktivitas organisasi kerja secara keseluruhan. Dalam hal ini, bisnis tidak dapat menghindar dari pengaruh yang masuk dari dalam maupun dari luar sistem. Kebijakan-kebijakan dalam skala mikro akan memiliki implikasi secara langsung atau tidak lanngsung atas kelangsungan bisnis. Dalam era globalisasi dan liberalisasi perekonomian, hanya bisnis yang mempunyai kompetensi yang dapat bersaing dipasar. Sebagai suatu sistem, perusahaan juga menjadi subsistem dari sistem yanng lebih luas. Disisi lain, masinng-masing subsistem pada skala tertentu juga
merupakan sistem yang mandiri dan memiliki beberapa subsisttem didalamnya. Tidak dapat dihindari bahwa akan terdapat berbagai macam kepentingan bisnis dalam menngelola segala sumber daya yang teerbatas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas. LINGKUNGAN BISNIS Sebagai suatu sistem, perusahaan sanngat terkait dengan aktivitas publik lainnya. Pengelolaan bisnis menjadi semakin kompleks seiring dengan perkembanngan ekonomi. Perkembangan dalam sistem mekanisme industrial telah memberikan implikasikasi pada organisasi bisnis atau perusahaan. Alternatif-alternatif dan kesempatan lebih banyak terbuka untuk mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan skala penngaruh, maka lingkunngan bisnis dapat dibedakan menjadi lingkunngan mikro dan lingkungan makro. Pengelolaan dengan cara kerja perusahaan-perusahaan modern sangat berbeda setelah pasca depresi besar perekonomian tahun 1930-an. Lingkungan bisnis memiliki ketergantungan yang kuat dengan fenomena kehidupan ekonomi anggota masyarakat yang lainnya. Karena lingkungan itulah, bisnis mempunyai kepentinngan untuk mengelola pihak pihak yang berasal dari berbagai latar belakang (sosial, budaya, dan politik) yang berbeda. Bisnis yang terkait dengan opini publik atau anggota masyarakat banyak dipengaruhi oleh aktivitas bisnis itu sendiri. Pihak yang dipengaruhi oleh lingkungan bisnis disebut dengan stakeholders. Mennnurut Frederick, Post dan Davis, stake-holders adalah semua pihak yang dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Primary stake-holders merupakan pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh kebijakan, produk, dan aktivitas perusahaan. Primary stake-holders sering juga disebut sebagai market driven. Mereka terdiri dari para pelanggan/konsumen, pemasok, karyawan, investor, dan pesaing. Pemilik atau para pemegang saham merupakan pihak yang berkepentingan dalam mempengaruhi penilaian atas perusahaan. Penilaian tersebut menyangkut besarnya harapan memperoleh keuntungan atas keputusan investasi yanng akan dilakukannya pada masa yang akan datang. Perusahaan tidak hanya berhubungan dengan masyarakat melalui berbagai kebijakan yanng dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan misinya. Pada tingkat tertentu, perusahaan juga berhubungan dengan masyarakat melalui “aktivitas lapis kedua”. Aktivitas-aktivitas ini tidak secara langsunng berhubungan dengan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan dan misi, melainkan sebagai
konsekuensi atas aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pencapaian tujuan dan misi tersebut. Pihak-pihak atau kelompok-kelompok yang dipengaruhi oleh “aktivitas lapis kedua” perusahaan disebut secondary stake-holders. Organisasi bisnis yang pedulli akan keadaan lingkungan eksternalnya akan selalu melakukan penyesuaian lingkungan internal sesuai dengan perubahan yang terjadi. Penyesuaian-penyesuaian ini perlu dilakukan agar organisasi bisnis dapat selalu menciptakan keseimbangan dengan lingnkungan eksternalnya. Karena lingkungan eksternal selalu berubah, maka organisasi bisnis atau lingkungan internal juga harus selalu berubah. Perubahan yang harus disesuaikan dengan arah perkembangan lingkungan eksternal, sehingga tercipta keseimbangan yang dinamis. Menurut Kast dan Rosenzweig (1979), suatu organisasi (profit dan nonprofit) dapat dipandang sebagai suatu sistem sosioteknikal. Menurut pandangan ini, organisasi memiliki lima subsistem yaitu subsistem tujuan dan nilai-nilai (goals and values subsistem), subsistem teknikal technical subsistem), subsistem struktural (structural subsistem), subsistem psikososial (psychosocial subsistem), dan subsistem manajerial (managerial subsistem). Subsistem manajerial memiliki fungsi untuk memadukan segenap subsistem yang lainnya. Organisasi atau bisnis dapat juga dipandang sebagai suatu sistem tranformasi. Sebagai suatu sistem transformasi, bisnis memiliki beberapa subsistem, yaitu subsistem input, proses, dan output. Pandangan ini sangat bermanfaat untuk menganalisis problem-problem yang berkaitan dengan output (produk atau jasa) dari organisasi bisnis (perusahaan). Produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan mungkin tidak laku dipasar karena kualitasnya terlalu rendah dibandingkan produk para pesaing. Untuk meningkatkan daya saing, produk atau jasa perlu ditingkatkan kualitasnya. Proses ini dapat ditempuh melalui dua cara utama, yaitu dengan meningkatkan kualitas input dan memperbaiki proses transformasi dari input menjadi output. MODEL PENGELOLAAN BISNIS Dengan cara bagaimana bisnis dapat dikelola, adalah pertanyaan awal yang selalu muncul pada setiap individu atau manusia. Apabila kita cermati lebih lanjut, telah terjadi perkembangan dalam model pengelolaan bisnis pada negara negara maju yang selama ini menganut sistem ekonomi liberalisme-kapitalisme. Sistem dikotomi dalam hubungan bisnis di Amerika Serikat menemui antiklimaks pada tahun 1930-an. Pengelolaan bisnis kemudian dipecahkan melaui
metode penelitian dan pengembangan yang bersifat ilmiah, dimana peran manajer lebih dioptimalkan dan dan peran pemodal diminimalkan. Model-model manajemen mulai muncul dan berkembang pada abad ke-20 seiring modernisasi dalam teknologi produksi bisnis (perusahaan), seperti aliran perilaku, aliran situasional, aliran kooperatif, dll. Dan pada tahun 1985, Komunisme menngalami kehancuran melalui program “Perestrotika” yang disponsori oleh Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev. Terdapat perbedaan yang signifikan antara model pengelolaan bisnis negara-negara berkembang dibenua Asia dan Afrika dengan negara-negara maju. Negara-negara berkembang itu merupakan negara bekas jajahan yang tidak mengalami proses pengelolaan bisnis yanng matang. Hal ini disebabkan oleh perhatian yang besar dalam perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan. Sebab selama masa penjajahan, hak-hak negara telah dirampas oleh negara-negara maju. Pengelolaan bisnis Indonesia telah dikuasai oleh negara kolonial Belanda, termasuk bentuk dan model bisnis yang diterapkan. Model dikotomi pengelolaan bisnis jelas tidak sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia yanng mengutamakan sifat kekeluargaan. Pada pasca kemerdekaan, terdapat dualisme dalam pengelolaan bisnis di Indonesia yang berasal dari peninggalan Belanda. Bisnis dikelola secara kapitalistik dan kapitalistik campuran (mixed capitalistic) dengan melibatkan peran pemerintah yang cukup besar. Penngelolaan bisnis diatur melalui kebijakan yang ketat dan bisnis swasta sangat dibatasi pada industri tertentu. Pilihan model seperti ini merupakan ekses dari dua sistem ekonomi besar dunia, yaitu kapitalisme dan komunisme. Kedua sistem ekonomi itu pada awal pembangunan negara-negara berkembang (pasca kolonialisme) saling memperebutkan eksistensinya. Hal ini tidak dapat dielakkan karena ketergantungan negara berkembang para modal dan teknologi. Akibatnya, pengelolaan bisnis yang berkembang di Indonesia saat ini adalah berbentuk kapitalistik dengan sifat dikotomi.
3. referensi http://pengertian organisasi bisnis.blogspot.com(31 Maret 2011). http://lingkungan
[email protected](1930) http://butuhtips.com/search/mental-yang-harus-ada-dalam-bisnis (28 Maret 2011) http://peluanginvestasimandiri.com/blog/tag/mental-bisnis-pemula/ (29 Maret 2011)