DIKLAT TEKNIS UMUM (DTU) PENGELOLAAN DATABASE
MODUL
PENGENALAN KONSEP DATABASE Oleh: Sanyoto Gondodiyoto Khamami Herusantoso Widyaiswara Pusdiklat Keuangan Umum KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT KEUANGAN UMUM
2011
Judul Modul:
Pengenalan Konsep Database Penulis:
Sanyoto Gondodiyoto
Khamami Herusantoso Digunakan untuk Diklat:
Diklat Teknis Umum (DTU) Pengelolaan Database Pusdiklat Keuangan Umum
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Kementerian Keuangan Republik Indionesia Cetakan Pertama: 2011
Modul Pengenalan Konsep Database
ii
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat-
Nya sehingga kita semua masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan tugas-tugas, khususnya terkait kediklatan di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan, hingga saat ini.
Modul Pengenalan Database ini disusun oleh Sdr. Sanyoto Gondodiyoto
dan Sdr. Khamami Heru Santoso berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusdiklat Keuangan Umum (Pusdiklat KU) Nomor KEP-008/PP.7/2011 tanggal 28 Januari 2011 tentang Pembentukan Tim Penyusunan Modul untuk Diklat Teknis Umum
(DTU) Pengelolaan Database di Lingkungan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Umum Tahun 2011 tanggal 28 Januari 2011 tentang Penyusunan Modul DTU Pengelolaan Database.
Modul Pengenalan Database ini merupakan salah satu modul yang
berkaitan dengan pengetahuan, perancangan, dan pengelolaan database pada
DTU Pengelolaan Database yang diselenggarakan oleh Pusdiklat KU bagi peserta, yaitu para pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan yang karena tugasnya memerlukan pengetahuan dan keterampilan di bidang ini.
Akhirnya, semoga Modul Pengenalan Database ini dapat bermanfaat bagi
peserta diklat pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Jakarta,
November 2011
Kepala Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Umum
Tony Rooswiyanto NIP 195104121981081001
Modul Pengenalan Konsep Database
iii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
i
KATA PENGANTAR
iii
IDENTITAS MODUL
iv
DAFTAR GAMBAR
vii
PETA KONSEP MODUL
x
1.
Deskripsi Singkat
1
3.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
2
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL PENDAHULUAN 2.
B.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
A.
Halaman
4.
Prasyarat Kompetensi Relevansi Modul
KEGIATAN BELAJAR 1.
vi
viii 1
2
3
4
Kegiatan Belajar 1 Pemahaman Data/ Informasi dan Sistem File 4 Indikator
4
a. Uraian dan Contoh
4
2) Jenjang Data
7
1) Konsep Data/ Informasi 3) Perkembangan Sistem File 4) Problem Sistem File
b. Latihan/Tugas c. Rangkuman
d. Tes Formatif Kegiatan Belajar 1 f. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Modul Pengenalan Konsep Database
4
15
17 22
23
24
26
iv
2.
Kegiatan Belajar 2: Database dan DBMS Indikator
a. Uraian dan Contoh
27
27
1) Konsep Database
27
3) Pihak Terkait Database
34
2) Struktur Database
4) Kegunaan Sistem Database
5) Perkembangan Sistem Database 6) Aplikasi Database
32 37 44 53
b. Latihan/Tugas
55
e. Tes Formatif Kegiatan Belajar 2
56
c. Rangkuman
f. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
56 58
PENUTUP
59
KUNCI JAWABAN (LATIHAN, TES FORMATIF & TES SUMATIF)
65
TES SUMATIF
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR PUSTAKA
Modul Pengenalan Konsep Database
60
68
70
v
Tabel 1 Konversi Angka dan Huruf ke ASCII ................................................................................. 8 Tabel 2 File Jurnal ..................................................................................................................... 11 Tabel 3 NIM-OR-BIAYA, sistem file (yang mengandung anomali) .............................................. 21 Tabel 4 NIM-OR ......................................................................................................................... 21 Tabel 5 OR-BIAYA ...................................................................................................................... 21
Modul Pengenalan Konsep Database
vi
Gambar 1 Visualisasi Field, Atribut/ Domain ............................................................................... 9 Gambar 2 Hirarki Data .............................................................................................................. 13 Gambar 3 Visualisasi Table........................................................................................................ 12 Gambar 4 Visualisasi Field, Record, dan File .............................................................................. 12 Gambar 5 Contoh Database Relasional ..................................................................................... 12 Gambar 6 Contoh Database dengan entitas Project, Firm, Employee, Product ......................... 14 Gambar 7 Sistem Database ....................................................................................................... 35 Gambar 8 Struktur Sistem Komputer ........................................................................................ 36 Gambar 9 Pemakai, Aplikasi, DBMS, dan Database ................................................................... 37 Gambar 10 Diagram Relasi antar Tabel dalam suatu Database ................................................. 37 Gambar 11 Sistem File Konvensional (Flat File) ......................................................................... 38 Gambar 12 Sistem shared Database yang lebih Terpadu ........................................................... 38 Gambar 13 Problem Konsistensi dan Keterpaduan Data pada Sistem File ................................. 39 Gambar 14 Perkembangan Sistem Database ............................................................................. 52
Modul Pengenalan Konsep Database
vii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Modul Pengenalan Database ini merupakan salah satu bahan ajar yang
diperlukan pada DTU Pengelolaan Database, selain lima modul lain yang saling melengkapi, yang secara keseluruhan terdiri dari: a. Modul Pengenalan Konsep Database; b. Modul Desain Database Relasional; c. Modul Structured Query Language;
d. Modul Pemrograman Structured Query Language; e. Modul Pengelolaan Database.
Keseluruhan modul tersebut merupakan satu paket dan dimaksudkan
sebagai bahan diklat dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran pada Diklat Teknis Umum (DTU) Pengelolaan Database (yang dapat digambarkan seperti pada halaman berikut ini).
Modul ini terdiri dari dua kegiatan belajar yang disusun berdasarkan urutan,
yaitu: Pemahaman Data/ Informasi dan Sistem File, dan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan belajar-2 yaitu Konsep Database. Agar materi modul lebih
mudah dipahami, pengguna modul ini disarankan untuk membaca sesuai dengan urutan kegiatan belajar tersebut.
Pada akhir setiap kegiatan belajar diberikan rangkuman yang berisi intisari
materi yang sudah dibahas pada kegiatan belajar tersebut. Dalam rangka menguji pemahaman atas materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar maka pada setiap akhir materi akan disajikan tes formatif. Untuk pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat tes obyektif (jawaban Benar/ Salah) dan tes sumatif, kunci jawaban atas pertanyaan tersebut ada di halaman belakang modul ini.
Peserta diklat disarankan untuk mengerjakan sendiri test formatif terlebih
dahulu, baru kemudian mencocokkan dengan kunci jawaban. Jika nilai yang
dicapai masuk dalam kriteria kurang atau yang lebih rendah dari itu, maka
disarankan agar membaca kembali materi pada kegiatan belajar tersebut dan mengulangi mengerjakan tes formatif hingga kriteria cukup atau di atasnya.
Modul Pengenalan Konsep Database
viii
Pengenalan Konsep Database Instalasi Joomla
Desain Database Relasional Web dan Desain Page
Structured Query Language XML dan HTML
Pemrograman SQL Dream Weaver
Pengelolaan Database Grafis dan Multimedia
Modul Pengenalan Konsep Database
ix
Dewasa ini perkembangan teknologi, khususnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi, computer networks (TIK) yang sedemikian pesat telah mendorong
berbagai organisasi memanfaatkan TIK sebagai komponen pendukung dalam
kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi (organization objectives). Sistem berbasis TIK diimplementasikan, baik dalam rangka information value added chain (sistem informasi) yang diperlukan dalam rangka penyediaan
informasi sebagai bahan perencanaan (planning) dan pengambilan keputusan (decision making process), maupun sebagai pendukung kegiatan operasional atau proses bisnis (business processes).
Sistem berbasis TIK terdiri dari berbagai komponen, antara lain TIK itu
sendiri (terdiri dari: hardware, software, netware atau networks, infrastructures), people/ brainware (para teknisi TIK, para pelaksana operasional TIK, dan users),
dan data/ informasi. Sistem pengelolaan data yang sekarang dilaksanakan lazimnya menggunakan teknologi database. Karena itu database merupakan
salah satu komponen sistem yang sangat penting. Pada database itulah data disimpan pada suatu sistem berbasis TIK. Data suatu organisasi yang tersimpan
di dalam database, apalagi menyangkut data yang sangat penting (misalnya data tentang wajib pajak, data tentang tabungan/ kredit nasabah bank), boleh dikatakan tidak ternilai lagi harganya (maksudnya biaya pembentukannya atau “harga”nya sangat mahal).
Karena pentingnya database, maka pemahaman kita mengenai data dan
sistem file/ database merupakan suatu kebutuhan atau tuntutan mutlak yang
harus dipenuhi agar sistem informasi berbasis TIK dapat dikelola dengan baik, efektif, efisien, ekonomis, aman (security), terpadu (data integrity), dan dapat
menghasilkan informasi yang reliabel. Pemahaman terhadap sistem database
bukan hanya diperlukan oleh para teknis TIK, para manajer unit TIK, tetapi juga bagi para pengguna (users). dapat digambarkan seperti dalam diagram berikut ini:
Modul Pengenalan Konsep Database
x
Sistem komputer seperti terlihat pada gambar di atas, komponen-
komponennya terdiri dari subsistem masukan (input), central processing unit
(CPU), subsitem keluaran (output), dan subsistem penyimpanan data (storage).
Database disimpan pada storage device tersebut (pada umumnya menggunakan media harddisk).
Pada konfigurasi di atas (konfigurasi adalah susunan atau komponen-
komponen yang ada pada suatu instalasi komputer tertentu, tidak terlihat unsur atau komponen jaringan komunikasi data (netware).
Modul Pengenalan Konsep Database
xi
A. PENDAHULUAN 1.
Deskripsi Singkat
Perkembangan di bidang Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang
sangat pesat telah membawa perubahan terhadap kehidupan sehari-hari, termasuk dunia bisnis. Pada saat ini banyak perusahaan yang menerapkan sistem informasi (SI) berbasis TIK untuk mendukung kegiatan bisnisnya.
Perusahaan melakukan investasi TIK dengan harapan TIK dapat mendukung SI maupun kegiatan operasional perusahaan sehingga perusahaan tersebut dapat
meningkatkan kinerja perusahaan dalam memberikan pelayanan yang baik bagi para konsumen dan persaingan ketat dengan para kompetitor.
TIK ialah kombinasi teknologi komputer dengan teknologi komunikasi yang
menfasilitasi information value added system. Menurut Whitten (2004,p12)
“Information technology a contemporary term that describes the combination of computer technology (hardware and software) with the telecommunications technology (data, image, and voice networks)”.
TIK terdiri dari berbagai komponen, yaitu: hardware, software, netware, dan
infrastruktur (facilities). Hardware ialah peralatan fisik komputer maupun
peralatan lain yang diperlukan oleh sistem. Software ialah peralatan non-fisik,
antara lain sistem operasi komputer (computer operating system: Microsoft
Windows, Linux), dan systems utility maupun program-program pendukung lain,
misalnya database management system (misalnya: Oracle, DB2) dan aplikasiaplikasi yang digunakan. Netware ialah jaringan komunikasi data antarkomputer yang juga terdiri dari peralatan fisik dan non-fisik. Adapun infrastruktur adalah
istilah generik (generic name) bagi semua peralatan pendukung komputerisasi, seperti misalnya peralatan-peralatan di ruang komputer, raised floor, uninterruptable power supply, stabilizer, dan sebagainya.
Perkembangann yang paling dramatis di bidang teknologi selain makin
memasyarakatnya internet, adalah diperkenalkannya sistem database dalam metoda pengelolaan data pada sistem berbasis TIK. Sistem database termasuk
variannya yaitu data mining dan data warehousing, telah memungkinkan terjadinya berbagai perubahan mendasar pada berbagai konsep maupun pelaksanaan praktik pengolahan data.
Modul Pengenalan Konsep Database
1
Modul Pengenalan Database ini akan mengantarkan pembaca (peserta
diklat) pada pengertian awal tentang konsep database secara sederhana.
Pengertian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk mendapatkan pemahaman yang memadai tentang hakekat pengelolaan database yang akan dibahas dalam diklat. 2.
Prasyarat Kompetensi
Untuk dapat memahami isi materi modul ini, peserta perlu terlebih dahulu
memahami konsep dasar pengetahuan komputer/ komputerisasi, atau teknologi informasi dan komunikasi (TIK). 3.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Standar Kompetensi (SK)
Setelah mengikuti mata pelajaran ini para peserta diklat diharapkan mampu
memahami konsep dan mampu menjelaskan tentang pengertian data, informasi, file, sistem file, dan database. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran atau pendidikan dan pelatihan ini, para peserta diklat diharapkan mampu: a. b.
menjelaskan pengertian data, informasi, file, dan sistem file, serta
database;
menjelaskan pengertian-pengertian istilah (terminologi) yang berkaitan
dengan data dan struktur data, seperti: bit, byte, field, atribut, record,
record type, record occurance, record instance, tuple, file, entity, tabel, cardinality, entities relationship, primary key, dan database;
c.
menjelaskan sistem atau organisasi penyimpanan data, metoda akses
d.
menjelaskan pengertian database dan database;
e. f.
g.
data;
menjelaskan tahap-tahap perancangan Database;
menjelaskan berbagai kiat maupun pertimbangan teknis
perancangan Database;
menjelaskan mengenai jenis-jenis database, serta area atau bidang
penerapan database.
Modul Pengenalan Konsep Database
2
4.
Relevansi Modul
Setelah mempelajari modul ini di dalam pembelajaran pada DTU
Pengelolaan Database, maka para peserta diharapkan dapat memahami konsep tentang data/ informasi, sistem file, dan database. Lebih lanjut, setelah mengikuti seluruh materi diklat pada DTU Pengelolaan Database, para peserta dapat mengaplikannya dalam pekerjaan sehari-hari sesuai dengan tugas di tempat
kedinasannya, khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan pengelolaan data dan akses ke database.
Modul Pengenalan Konsep Database
3
B. KEGIATAN BELAJAR 1.
Kegiatan Belajar 1: Pemahaman Data/ Informasi dan Sistem File Indikator
Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat: 1. 2. 3. 4.
a.
menjelaskan data, informasi dan file; menjelaskan pengertian data dan jenjang, struktur atau hirarki data; menjelaskan berbagai perkembangan sistem file; menjelaskan problem sistem file.
Uraian Materi dan Contoh
1) Konsep Data/ Informasi Pemahaman terhadap pengertian tentang data, informasi, file, dan sistem
pengelolaan data merupakan salah satu pengetahuan dasar atau filosofi fundamental untuk dapat mengikuti pembahasan lebih lanjut. Konsep mengenai hal-hal tersebut akan dapat lebih kita pahami bila kita dapat mengetahui batasanbatasan pengertian atau definisinya. Definisi mempunyai peranan penting
sebagai pendekatan untuk mempelajari sesuatu obyek kajian, dan dari definisi
itulah kita dapat mengetahui karakteristik obyek yang kita kaji sehingga kita mempunyai kesamaan persepsi tentang pokok bahasan.
Apakah sebenarnya yang dimaksud data dan informasi, dan mengapa data
atau informasi itu penting? Menurut McLeod dalam bukunya yang berjudul Management Information Systems (2001, p12), “Information is processed data, or meaningful data” Jadi informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang
sudah lebih memiliki arti tertentu bagi kebutuhan penggunanya. Informasi berarti hasil suatu proses yang terorganisasi, sehingga memiliki arti dan berguna bagi orang yang menerimanya.” Adapun menurut James Hall pada bukunya
(diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf, 2001, p 14): “Informasi menyebabkan pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak dilakukan. Informasi ditentukan oleh efeknya pada pemakai, bukan oleh bentuk fisiknya.” Data
Data ialah fakta tentang peristiwa atau kenyataan lain apapun yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) dan kesatuan nyata (fact dan
Modul Pengenalan Konsep Database
4
entity). Dalam representasinya, data ini dinyatakan dengan simbol-simbol,
gambar-gambar, kata-kata, angka-angka, atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, obyek, kondisi atau situasi tertentu. Sebetulnya kata data merupakan
bentuk jamak dari bentuk tunggalnya datum atau data-item. Data yang sudah diolah diperlukan untuk mendukung sesuatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna
penyusunan
keterangan,
pembuatan
kesimpulan
atau
penetapan
keputusan. Contoh data misalnya ialah: Nomor Induk Pegawai (NIP), nama, tanggal lahir, pangkat, jabatan, unit kantor, gender, alamat, dan sebagainya
mengenai pegawai pada file Data Kepegawaian. Data dengan pengolahan tertentu diproses menjadi keterangan yang lebih bermanfaat (informasi) bagi para pemakainya. Informasi
Informasi ialah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna,
lebih bermanfaat dan lebih berarti yang sesuai dengan keinginan si penerima
atau pengguna output/ laporan (user, tepatnya lebih sering disebut end-user).
Data merupakan bahan (“mentah”) yang akan diolah menjadi suatu bentuk baru (misalnya laporan) yang lebih berguna, lebih memiliki arti, dan lebih bermanfaat. Informasi digunakan sebagai penambah pengetahuan (knowledge),
referensi
dan acuan untuk mengetahui kondisi yang dihadapi (mengurangi ketidakpastian,
uncertainty). Pengetahuan tentang kondisi yang dihadapi, standar, referensi, atau acuan, sangat diperlukan untuk umpan balik (feedback) dalam pengelolaan operasional organisasi, perencanaan (planning), dan pengambilan keputusan (decision making). Bagi manajemen suatu organisasi, informasi berguna untuk
membantu dalam pengambilan keputusan yang menentukan keberhasilan atau kesuksesan organisasi pada masa yang akan datang.
Jadi informasi adalah hasil pengolahan data, sehingga bertambah kegunaannya dan dapat dipakai untuk suatu tujuan tertentu, misalnya untuk perencanaan, analisis, dan pengambilan keputusan. Sistem Pengolahan data
Pengolahan data adalah segala kegiatan, baik dengan menggunakan peralatan
(mekanis, elektronik) ataupun hanya secara tangan saja (manual), dengan tujuan untuk mengolah data menjadi informasi.
Adapun sistem pengolahan data terdiri dari kegiatan mendapatkan masukan (input), pengolahan (process), dan menghasilkan keluaran (output).
Modul Pengenalan Konsep Database
5
Tujuan Pengolahan Data
Tujuan pengolahan data ialah mengubah/ menambah/ menyempurnakan data
untuk menghasilkan informasi yang diperlukan untuk menambah pengetahuan (knowledge) tentang kondisi yang dihadapi, atau mengurangi ketidakpastian
yang dihadapi oleh si pemakai data tersebut. Dengan adanya informasi ini
diharapkan perencanaan atau keputusan dapat diambil berdasarkan perhitungan yang cermat, dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat menimbulkan terlalu banyak pilihan dapat dihindarkan. Kegiatan Pengolahan Data
Secara umum pada dasarnya kegiatan pengolahan data sebagai berikut :
1. Pengisian data (data capturing) 2. Pemeriksaan data (veryfying)
3. pengelompokan data (classifying)
4. Penyusunan atau pemilahan (sorting) 5. Penjumlahan (summarizing) 6. Penghitungan (calculating)
7. Penyimpanan data (storing)
8. Pengambilan kembali (retrieving)
Dua dari kegiatan tersebut (nomor 7-8) terkait dengan sistem file/ database
Sumber dari informasi adalah data. Data sebagai input perlu diolah oleh suatu sistem pengolahan data agar dapat menjadi output, yaitu informasi yang lebih berguna bagi pemakainya (user, lebih tepatnya end-user). End-user sebetulnya
perlu dibedakan dengan computer user. End user adalah pengguna informasi
atau pihak yang membutuhkan laporan-laporan, sedang computer user ialah lazimnya para teknisi TIK, operator, dan sebagainya. Media Penyimpanan Data
Tempat penyimpanan data pada sistem komputer yang paling utama tentu
saja ialah di main storage (internal storage/ primary storage/ memory). Hanya
saja memory tersebut dipergunakan untuk menyimpan data yang sedang dalam
proses pengolahan saja (jadi bersifat volatile, artinya pada saat komputer off atau arus elektronis terhenti maka data yang ada di memory “menguap”).
Oleh karena itu tempat penyimpanan data yang bersifat permanen adalah
yang ada di secondary storage ataupun yang offline storage. Bentuk fisik storage ini berkembang: semula berujud punch card dan pita kertas, kemudian
Modul Pengenalan Konsep Database
6
berkembang menjadi pita magnetis, cartridge tape, cassete tape, magnetic disk, mini atau floppy disk, optical disk, magnetic drum, dan sampai saat ini yang paling populer adalah universal serial bus (USB). 2)
Jenjang Data Yang dimaksud dengan jenjang, struktur, atau hirarki data di sini adalah
tingkat satuan atau besaran data dari satuan terkecil sampai kumpulan yang
membentuk satuan yang paling besar. Satuan data paling kecil adalah dalam bentuk satu kondisi “digital”, atau on/off (misalnya kondisi elektronis on/ off pada internal memory), kondisi magnetis atau dot (misalnya pada disket), atau lubang
(misalnya pada punched card atau pita kertas). Karena data tersebut dapat
dinyatakan dalam hanya 2 kondisi (on/ off, atau lubang/ tidak ada lubang, atau
magnetized/ non-magetized, dan sebagainya) yang dapat diberi simbol 0 atau 1. Kebetulan ada sistem bilangan yang hanya mengenal 2 simbol angka 0 dan 1,
yaitu sistem bilangan biner (ingat sistem bilangan yang biasanya kita gunakan adalah sistem desimal yang mengenal sepuluh simbol angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, dan 9). John Van Neumann merupakan salah seorang ahli yang banyak ide-
idenya di bidang perkembangan komputer, antara lain konsep programmable,
dan identifikasi satuan-satuan data dengan simbol binnary digit (satu kondisi disimbolkan dengan angka binnary digit), atau disingkat bit.
Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa angka (0 sampai 9) dan huruf (a
sampai Z) dalam American standards for Information Interchange (ASCII) disimbolkan dalam 8 bits (bilangan biner). Dalam tabel tersebut tidak tercantum
simbol karakter-karakter lain, khususnya special character (seperti + - , : ? dan sebagainya).
Modul Pengenalan Konsep Database
7
Tabel 1 Konversi Angka dan Huruf ke ASCII
Setiap kumpulan 8 bits disebut 1 byte, atau simbol, digit, atau karakter.
Sebelum digunakannya sistem ASCII (dan EBCDIC yang lazimnya digunakan oleh IBM, sama 1 byte terdiri dari 8 bits tetapi berbeda kombinasinya), digunakan Standard Binnary Coded Decimal (SBCD) yang terdiri dari 6 bits. Sebelum itu, atau awalnya, digunakanlah sistem pengkodean yang menggunakan 4 bits, disebut Binnary Coded Decimal (BCD). BCD ini hanya digunakan untuk pengkodean angka-angka!
Jadi tiap angka/ huruf/ simbol, disebut karakter/ digit/ byte terdiri dari 8 bits.
Adapun 1 atau sekelompok digit yang mengandung 1 pengertian (makna
spesifik, unik/ khas) disebut attribute, misalnya kode gender P untuk perempuan, atau L untuk laki-laki), nama pegawai, alamat, pangkat, unit, dan sebagainya.
KODE GENDER (walaupun mungkin hanya 1 digit, tetapi sudah menjelaskan suatu pengertian tersendiri, yaitu mengenai gender: laki-laki atau perempuan). Suatu ALAMAT yang mungkin terdiri dari puluhan huruf/ digit, tetapi hakekatnya
menjelaskan satu makna, yaitu lokasi tertentu. Atribute juga disebut sebagai data elemen, data field, data item. “Nama panggilan” terhadap atribut tersebut yang
dirumuskan pada program aplikasi atau pada rumusan database disebut dataname (misalnya EMPLOYEE-NAME). Isi datanya disebut data value (misalnya
data EMPLOYEE-NAME pada suatu perusahaan berisi nama Ali, Badu, Cicik, Dedi, Eko, dan seterusnya.
Data value (nilai atau isi data) adalah data aktual atau informasi yang
disimpan pada tiap data elemen atau atribute. Misalnya atribute EMPLOYEENAME menunjukkan tempat dimana informasi nama-nama para pegawai di
perusahaan tersebut disimpan. sedangkan data valuenya, seperti contoh di atas
Modul Pengenalan Konsep Database
8
adalah: Ali, Badu, Cicik, Dedi, Eko, dan seterusnya (merupakan isi data nama karyawan tersebut, yang dalam beberapa text-book disebut domain).
Secara visual dapat digambarkan seperti pada Gambar-1 berikut ini.
NIM
NAMA PEGAWAI
ALAMAT
PANGKAT
Sel atau FIELD ini menampung suatu konsep (ATRIBUT) tentang nama atau tentang NAMA PEGAWAI.
Jika pegawai yang ada hanya 3 orang, yaitu: Ali, Badu, dan Cicik, berarti DOMAIN atau data VALUE yang ada: Ali, Badu, dan Cicik. Gambar 1: Visualisasi Field, Atribut/ Domain
Sebetulnya atribut lebih merupakan suatu pengertian “konsep”, bukan aspek
fisik ataupun posisi urutannya terhadap atribut lain dan lokasinya pada media penyimpanan. Yang lebih menunjukkan pengertian fisik adalah field. Pada saat
kita masih menggunakan sistem flat file, apalagi direkam pada media kartu atau
pita magnetis, maka lokasi fisik field harus tepat mengenai tempat maupun urutannya (terletak pada digit ke berapa sampai berapa)..
Secara fisik, angka/ huruf/ simbol yang dinyatakan dalam kombinasi bit
tersebut berujud kondisi elektronis pada media elektronik, atau bintik magnetis pada media yang lain (pada waktu media masih berupa kartu punched atau pita punched, bentuknya kombinasi lubang-lubang pada media kertas tersebut).
Simbol pada media kartu punched atau pita punched dibentuk dari kombinasi 12
lubang, sedangkan pada media pita magnetis dan disk serta sejenisnya dalam bentuk kombinasi berbagai bit yang disebut byte. Seperti telah disinggung di atas, mula-mula 1 byte terdiri dari 4 bit (binnary code decimal), kemudian
berkembang menjadi 6 bit (standard binnary coded decimal), dan selanjutnya
saat ini kita mengenal 1 byte adalah terdiri dari 8 bit (baik menurut ASCII maupun EBCDIC). Setiap byte menyimbolkan angka/ huruf/ simbol (special character).
Sekelompok field yang membentuk 1 unit atau satuan data disebut 1 record.
Yang dimaksud “membentuk 1 unit atau satuan data” misalnya ialah jika data mengenai pegawai yang kita butuhkan mencakup: NAMA, ALAMAT, UNIT,
TEMPAT LAHIR, TANGGAL LAHIR.dan PANGKAT, maka berarti atribut-atribut Nama, Alamat, Unit, Tempat Lahir, Tanggal Lahir, dan Pangkat tersebut telah membentuk 1 unit atau satuan data mengenai pegawai yang kita perlukan.
Modul Pengenalan Konsep Database
9
Sekelompok record sejenis (misalnya data seluruh pegawai pada suatu
organisasi/ perusahaan/ kantor, atau data tentang siswa-siswa pada suatu kelas) disebut file. Sekelompok file yang saling terkait (misalnya file pembayaran biaya
uang sekolah, file nilai ujian siswa, file guru-guru yang terkait, file berisi data peminjaman buku di perpustakaan, dan sebagainya yang terkoordinasi (dan didukung dengan software database) disebut database. Software database yang
merupakan software pendukung untuk pengelolaan data ini disebut database
management system, DBMS. Pada saat ini yang paling populer dipergunakan ialah DBMS relasional, disingkat RDBMS.
Pada metoda analisis dan perancangan sistem berbasis obyek (object
oriented method), dalam pembahasan database seringkali disinggung pula istilah
yang perlu kita pahami, yaitu entitas. Entitas (entity) adalah suatu konsep atau satuan tentang sesuatu (misalnya data tentang orang, tempat, atau kejadian)
yang informasinya perlu kita rekam dan simpan (anything that we have to keeptrack). Pada bidang kegiatan administrasi mahasiswa misalnya, entitas adalah
mahasiswa, buku, pembayaran, nilai test, data dosen, kode ruang kelas, dan sebagainya. Setiap entitas mempunyai atribute atau satuan-satuan data yang secara keseluruhan membentuk suatu entitas. Data satu orang mahasiswa dapat
terdiri dari beberapa atribut, misalnya: nama, nomor induk mahasiswa, alamat, nama orang tua, hobby, dan sebagainya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa angka/ huruf/ simbol (special character)
disimbolkan dari sekelompok bilangan biner (bit) yang disebut byte. Sekelompok
angka/ huruf/ simbol (special character) yang membentuk satuan pengertian tertentu disebut field. Kumpulan field disebut record, dan kumpulan record-record
sejenis merupakan file. Sekelompok file terkait yang dirancang dengan metoda dan dukungan software tertentu disebut database.
Gambar-2 berikut ini akan lebih memberikan gambaran jenjang data.
Modul Pengenalan Konsep Database
10
Catatan:
Gambar 2 Hirarki DataData. Gambar-1.2. Hirarki
1. Pada gambar di atas field dianggap sebagai ukuran (lebih tepat satuan) unit terkecil data. Memang field merupakan satuan unit terkecil data yang
mempunyai makna. Satuan data yang lebih kecil (byte/ simbol/huruf/angka,
atau satuan yang paling kecil bit) dianggap belum mengandung pengertian tertentu.
2. Dalam beberapa text-book sering didefinisikan bahwa file adalah kumpulan
record-record yang berelasi (memiliki relationship). Penulis sendiri cenderung menggunakan rumusan record-record sejenis.
Peragaan: Kita ambil contoh misalnya mengenai transaksi penjualan pada kegiatan
akuntansi. Apabila kita mencatat data transaksi penjualan dalam suatu catatan akuntansi berupa “jurnal”, dapat kita buat seperti berikut ini: Tabel 2 File Jurnal
tiap kolom (Date/ Invoice Number/ Account Debited/ Account Number/ Post Ref./Amount) adalah field.
Modul Pengenalan Konsep Database
11
Tiap transaksi, misalnya transaksi tanggal 12/01/04 dengan invoice nomor 201, Lee Co. Account Number 120-122 senilai 800.00 adalah satu record.
Perlu dicatat bahwa seringkali istilah record diterjemahkan menjadi “catatan”, yang kadang-kadang hal ini dapat membingungkan!
Sekumpulan record sejenis, misalnya seluruh transaksi yang dicatat pada
jurnal disebut file (file Jurnal). Yang dimaksud sejenis ialah format dan
spesifikasinya seragam. Jadi seluruh data pada file tersebut sama: field
pertama berisi data dengan karakteristik date, field kedua berisi data dengan
karakteristik numerik, field ketiga berisi data alphanumerik, field keempat berisi data numerik, field kelima berisi data alphanumerik, dan field keenam berisi data currency. Semua record formatnya sama.
Bagaimana sebetulnya gambaran fisik data tersebut pada suatu media?
Kita ambil contoh misalnya data tentang mahasiswa. Katakanlah file data mahasiswa berisi data item: NIM (4 digit), NAMA (5 digit), ALAMAT (5 digit),
Kode GENDER (1 digit), TANGGAL LAHIR (8 digit), dan IPK (2 digit). Secara visual file di dalam media penyimpanan (computer storage), dapat digambarkan
seperti gambar 3 berikut ini. Perhatikan bahwa data menempati baris dan kolomkolom yang seukuran, dan bentuknya menyerupai suatu tabel, sehingga istilah file sering disebut table, dan tiap baris mencerminkan satu record, yang sering juga disebut tuple. Tiap kolom pada tiap baris disebut field. NIM
0701 0702 0703
NAMA
ALAMAT
AL I BA D U CICIK
CIAW I P URI
G
L
TANGGAL LAHIR IPK
L
BOGOR
W
Gambar 3 Visualisasi Table
100887 120986 200787
3 .2 2 .9 3 .0
Secara lebih teknis, setiap karakter/ angka/ huruf/ digit menempati suatu lokasi/ posisi pada media penyimpan data, dapat digambarkan sebagai berikut: 0 7 0 1 A L I
1 7 0 2 B A D U 0 7 0 3 C I
C I
C i
a w i
p u r
i
L 1 0 0 8 8 7 I L 1 2 0 9 8 6 I
3 2 2 9
K B o g o R W 2 0 0 7 8 7 K 3 0
Gambar 4 Visualisasi Field, Record, dan File
Perhatikan bahwa karena NAMA disediakan 5 digit alphanumerik (boleh
kombinasi angka dan huruf), maka jika isinya hanya ALI (3 digit), maka 2 digit sisanya akan berisi blank (kosong).
Modul Pengenalan Konsep Database
12
File terdiri dari sekelompok “record sejenis” (atau dalam beberapa texbook
sering disebut “record-record yang saling memiliki relasi”). Adapun database
ialah sekumpulan file-file yang terkoordinasi dan dihubungkan dengan primary key (PK). Misalnya file atau tabel mahasiswa primary key-nya adalah Nomor induk Mahasiswa (NIM). Pada file peminjaman buku di perpustakaan primary key
untuk record buku adalah Kode Buku. Pada file peminjaman buku, ada NIM dari mahasiswa yang pinjam bukui. jika dilihat dari file yang dihubungkan disebut foreign key (FK). Pada gambar berikut, file faktur (Sales order, PK-nya Sales
order number), persediaan (inventory, PK-nya Item number), dan master-file pelanggan (PK-nya Customer number).
Gambar 5 Contoh Database Relasional
Contoh database lainnya ialah yang terdiri dari file-file project, employee,
firm, dan product pada halaman berikut.
Garis penghubung antar tabel/entity/file disebut relasi. Notasi 1to-M artinya
1 to many (misalnya 1 firm/ perusahaan mempunyai banyak employee), adapun
M-to-M adalah many to many (1 proyek mempunyai banyak pegawai, sebalik-nya
pegawai bisa bekerja di beberapa proyek). Bentuk relasi tersebut disebut kardinalitas (cardinality).
Modul Pengenalan Konsep Database
13
Gambar 6 Contoh Database dengan entitas Project, Firm, Employee, Product
Dari pembahasan-pembahasan tersebut, dapat kita simpulkan mengenai
beberapa istilah yang perlu dipahami:
Database
Database adalah kumpulan file-file yang saling terkait yang dirancang dengan
metoda tertentu dalam sistem penyimpanan data pada media komputer dan
diatur oleh suatu software manajemen data (database management system,
DBMS). Keterkaitan atau relasi antar satuan data record dihubungkan dengan kunci (record key). Kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file yang lain sehingga membentuk satu bangunan data
terpadu tentang informasi satu perusahaan atau instansi dalam batasan
tertentu. Bila terdapat file yang tidak dapat dipadukan atau dihubungkan dengan file yang lainnya berarti file tersebut bukanlah kelompok dari satu
database.
File (table)
File terdiri dari kumpulan record-record sejenis (merupakan satu kumpulan
entitas yang seragam, sama formatnya, record record sejenis yang mempunyai panjang elemen atau data-name yang sama, atribut yang sama,
namun berbeda beda data valuenya). File adalah merupakan bentuk fisik/
logik dari konsep entitas (something that we want to keep track).
Record
Dalam Bahasa Indonesia sering diterjemahkan “catatan”, atau disebut tuple.
Tiap record terdiri dari field-field atau atribut yang saling berhubungan yang menunjukkan satu satuan pengertian lengkap (yang direkam) tentang satu
Modul Pengenalan Konsep Database
14
data. Misalnya: data 1 orang mahasiswa adalah 1 record dari 1 file seluruh
mahasiswa. Bagian record disebut field (fisik) atau atribute (logik), merupakan judul dari satu data value tertentu, misalnya atribute nama mahasiswa dapat berisi nama: Ali, Badu, Cica, Dedi, dan sebagainya. Selain
itu istilah yang juga sering disinggung adalah record type dan record occurance atau record instance. Record tentang mahasiswa disebut record type mahasiswa. Sedang record tentang Ali, Badu, Cica dan sebagainya
adalah merupakan record occurance atau record instance. Byte
Byte menyimbolkan 1 digit/character/huruf/angka/simbol. Tiap byte terdiri satu set bit (bergantung sistemnya: BCD (1 byte terdiri dari 4 bit), SBCD (6
bit), EBCDIC (8 bit), atau ASCII (8 bit), sekarang pada umumnya terdiri dari 8 delapan bit ASCII tersebut (American Standard Code for Information
Interchange).
Bit (binnary digit)
Tiap bit dikodekan dengan angka 0 atau 1 (yaitu angka yang dikenal dalam sistem bilangan biner, hanya ada angka 0 dan 1). Karena pilihannya hanya 0 atau 1, maka cocok untuk menyimbolkan kondisi digital: on atau off.
3) Perkembangan Sistem File Menurut Mark L. Gillenson (2005, p.3), pemahaman mengenai pentingnya
data sudah dikenal sejak lebih dari 12.000 tahun yang lalu. Dalam bukunya yang berjudul
Fundamentals
of
Database
Management
Systems,
Gillenson
menjelaskan tentang perkembangan pemakaian data secara cukup terinci.
Menurutnya kesadaran mengenai data sudah dapat ditengarai pada cara para penggembala dalam menghitung ternaknya di timur tengah ribuan tahun yang
lalu. Mereka menggunakan batu kerikil yang dimasukkan ke kantong untuk menghitung ternak pada saat ternak keluar kandang di pagi hari, dan sebaliknya,
dalam menghitung ternak yang masuk ke kandang di sore hari. Teknik sesungguhnya adalah merupakan data storage and retrieval yang primitif tetapi cukup dapat diandalkan. Suatu penggalian di daerah Zagros Iran diketemukan
bahwa lebih dari 8.500 sebelum Masehi telah digunakan suatu token yang
berfungsi sebagai “counter”. Demikian pula di Khartoum, Sudan, pada lebih dari 7.000 tahun sebelum Masehi diketmukan token-token yang berfungsi sejenis dan berbagai inskripsi yang berkaitan dengan itu. Pada inskripsi tersebut dikenal
Modul Pengenalan Konsep Database
15
berbagai istilah atau paling tidak konsep yang dapat dimaknai sebagai: deposited, transferred, dan removed.
Kebutuhan dan teknik manajemen data telah dikenal sejak ribuan tahun
yang lalu dan terus berkembang sampai menjadi teknik database mutakhir saat
ini. Data mengenai jumlah ternak merupakan “corporate resource bagi si gembala” yang diujudkan dalam bentuk banyaknya batu kerikil yang disimpan dalam suatu “teknik manajemen data dengan kantong kain” barangkali merupakan sistem manajemen data yang paling awal.
Data diperlukan untuk berbagai kepentingan, seperti misalnya: kalender,
hitungan sensus, catatan kepemilikan, catatan konstribusi di gereja, dan sebagainya. Perkembangan selanjutnya ialah para pedagang memerlukan catatan mengenai perhitungan persediaan, barang yang dikirim, upah para
pekerja, produksi, dan kemudian untuk record keeping. Pada tahun 1494 Luca Pacioli, seorang rahib Franciscan, menyelesaikan bukunya yang berjudul: Summa de Arithmetica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita. Pada buku itulah diperkenalkan konsep double entry book-keeping system, salah satu sendi
sistem akuntansi “modern”. Pada tahun 1673 Code of Commerce di Perancis menyaratkan perlunya disusun neraca (balance sheet) tiap dua tahun.
Pada tahun 1805 Joseph Marie Jacquard dari Perancis membuat perkakas
yang dapat dianggap sebagai very clever data storage dalam bentuk punch-card,
yang juga berpengaruh besar terhadap perkembangan penemuan komputer di
kemudian hari. Charles Babbage (Inggris) kemudian menggunakan konsep punch-card dari Jacquard sebagai komponen data storage pada mesin yang
dibuatnya, yaitu: analytical engine. Mesin ini dapat menyimpan instruksi-instruksi
kalkulasi dan hasil hitungan pada punched-card tersebut. Mesin buatan Charles Babbage ini mendasari konsep sistem komputer.
Mesin komputer itu sendiri mulai dikenal pada awal abad ke-19. Pada
tahun 1880 sensus penduduk di Amerika Serikat diperkirakan membutuhkan
waktu lebih dari 7 tahun untuk dapat menyelesaikan pengolahan data dan tabulasi pelaporannya. Herman Hollerith, seorang insinyur di salah satu kantor/
instansi pemerintah, memanfaatkan temuan punch-card Jacquard sebagai media rekaman data hasil sensus. Hollerith selanjutnya membuat mesin yang dapat
digunakan untuk menyortir dan membaca kartu-kartu punched tersebut sehingga
menghasilkan suatu sistem pengolahan data elektro-mekanis yang pada waktu
Modul Pengenalan Konsep Database
16
itu dianggap sangat cepat. Mesin tersebut dikatagorikan elektro-mekanis, karena menggunakan tenaga listrik (electricity power) untuk memberi tenaga mesin untuk secara mekanis melakukan kegiatan-kegiatan. Dengan mesin tersebut
pengolahan data sensus Amerika tahun 1890 yang semula diperkirakan perlu waktu lebih dari 7 tahun dikerjakan secara manual, ternyata dapat diselesaikan dalam waktu 2 tahun.
Pada tahun 1896 Hollerith membentuk perusahaan the Tabulating Machine
Company, yang kemudian dengan gabungan dari berbagai pihak akhirnya
membentuk International Business Machines (IBM). Penerus Hollerith di Biro Sensus USA, James Powers, membangun mesin yang dapat secara otomatis memasukkan dan membaca kartu dan selanjutnya mencetak hasilnya. Pada tahun 1911 ia mengikuti jejak Hollerith, dan mendirikan Powers Tabulating
Machine Company, yang nantinya menjadi UNIVAC, salah satu divisi Sperry Rand Corporation, yang kemudian menjadi Unisys Corporation.
Dari kurun waktu tersebut sampai tahun 1940-an, berkembang berbagai
mesin berbasis kartu punch yang bekerja secara elektro-mekanis, antara lain dalam bentuk: card-puncher, card reader, sorter, collator, printer. Berbagai peralatan tersebut masih bekerja secara sendiri-sendiri, masing-masing perlu
dioperasikan/ dikendalikan oleh manusia, disebut unit record system. Pada Unit record system belum tersedia mesin yang mempunyai fungsi koordinasi, sebagaimana
halnya
dalam
sistem komputer
yang
mempunyai central
processing unit (CPU), yang melakukan fungsi koordinasi sehingga membentuk sistem secara terpadu.
Komputer itu sendiri diperkenalkan sebagai suatu produk mesin yang
dipasarkan pada tahun 1950-an. Dengan perkembangan ekonomi (khususnya di
Amerika Serikat pada tahun-tahun tersebut), maka perkembangan sistem pengolahan data secara elektronis, electronic data processing (EDP) makin meningkat. Sejalan dengan kebutuhan pengolahan data tersebut, kebutuhan sistem penyimpanan dan akses data juga makin meningkat. Pada tahun 1870-an mulai diperkenalkan pita kertas punched (punched paper tape). Jenis media ini
masih terus digunakan sampai akhir dekade 1960-an. Pada akhir 1930-an, Bell
Laboratories mengembangkan erasable megnetic storage media, terutama dimaksudkan untuk sound storage (audio). Pada tahun 1950-an berbagai
perusahaan (terutama RCA dan Raytheon) mulai memasarkan pita magnetis (magnetic tape) untuk recording data. Mesin-mesin komputer pada waktu itu
Modul Pengenalan Konsep Database
17
mulai menggunakan pita magnetis, khususnya UNIVAC dan Raytheon pada tahun 1952, dan kemudian diikuti oleh IBM (1953).
Konsep piringan magnetis (magnetic disk) dikembangkan di MIT pada akhir
1930-an sampai awal 1940-an. Pada awal 1950-an, UNIVAC, IBM, Control Data
meulai mengembangkan prototipe magnetic drum. Pada tahun 1953 IBM
memperkenalkan RAMAC (random access memory accounting machine), suatu fixed disk storage device, dan mulai tahun 1954 diperkenalkan multi-platter
version-nya. Sejak itu kemudian terjadi konversi besar-besaran dari penggunaan pita magnetis, beralih ke cakram magnetis tersebut.
Teknik dan media penyimpanan data pada piringan magnetis berkembang
terus, antara lain yang semula hanya dikenal adanya fixed disk, kemudian
diperkenalkan removable disk pack. Konsep fixed disk tetap bertahan saat ini dalam bentuk disk drive pada mainframe atau server, dan harddisk drive pada komputer mikro. Sedangkan konsep removable disk dikembangkan dalam bentuk
disket, compact disk (CD), DVD, dan bahkan sekarang flash disk yang lebih dikenal dengan sebutan populernya: USB.
Teknik penyimpanan data, media yang digunakan, dan metoda akses terus
berkembang. Tahun 1805 Jacquard memperkenalkan kartu punch, kemudian
berkembang menjadi pita kertas punched, cakram magnetis, cakram magnetis dengan multi platter, removable disk, floppy disk atau disket, external disk,
compact disk, DVD, flash disk, dan mungkin akan terus berkembang lagi.
Sedangkan metoda akses yang semula dapat melihat, memilah, dan mengambil secara manual terhadap media berbentuk kartu punched, kemudian berubah
tatkala media penyimpanan mengalami perubahan/ perkembangan. Data yang
disimpan dalam bentuk media pita magnetis, disk, disket, dan sebagainya sudah tidak kasat mata lagi, tidak dapat secara visual dilihat langsung oleh manusia.
Pada media pita kertas maupun pita magnetis data harus diakses secara berurutan (sequential), sedangkan data pada media disk, disket, CD, DVD, flashdisk dapat diakses secara langsung (direct).
Organisasi file (file organization) berbeda dengan metoda akses (access
method). File organization (Tomas Connoly dan Carfolyn Begg, 2002, p.1148) adalah “the physical arrangement of data in a file into records and pages on secondary storage”. Adapun access method adalah : “the steps involved in storing and retrieving records from file”. Organisasi file adalah menyangkut teknik
Modul Pengenalan Konsep Database
18
bagaimana menyimpan data dengan struktur tertentu di media, sedang metoda akses adalah teknik pengambilan (retrieve) data yang tersimpan dalam struktur tertentu di storage media. File tradisional sering juga disebut flat file. Sebelum
digunakan disk, media yang dulu paling banyak dipakai adalah pita magnetis (yang sepertinya halnya kaset maupun catridge harus diakses secara sequential, record dibaca secara berurutan).
Menurut Connoly, organisasi file yang utama adalah: heap (unordered,
record ditempatkan sesuai dengan urutan entrynya), sequential (ordered), dan
hash files. Organisasi file juga dapat dibedakan dalam flat-file (sequential, index), dan database. Sedangkan mengenai metoda akses, meskipun ada beberapa
variasi atau istilah, tetapi pada hakekatnya hanya terdapat dua metoda akses (access method, retrieving), yaitu: sequential dan direct access. Metota
sequential dilakukan dengan linear search (membaca data satu-demi-satu sampai ditemukan recordnya). Adapun direct access dilakukan dengan binary search, index dan hashing method. Binary search adalah select record pada
ordered file. Konsepnya hardware mechanism membagi file dalam dua bagian, dan dengan berdasarkan nilai (key) data yang dicari ditentukan data tersebut ada
pada bagian-1 atau bagian ke-2 (proses ini dilakukan sebagai suatu iterasi
sampai ketemu record yang dimaksud). Konsep index adalah jika kita
mengetahui nilai (khususnya key) dari record yang akan diakses, maka the hardware mechanism od the disk device akan merujuk ke file indeks untuk
mengidentifikasi dan selanjutnya akses ke record yang dimaksud pada lokasi fisik media. Sistem hashing method juga tidak harus pada sequential file, untuk dapat akses langsung suatu hash-function menghitung record address dan selanjutnya hardware mechanism mencari record yang dimaksud (karena itu hash-method sering disebut random, direct).
File dapat diibaratkan buku. Dalam akses secara sequential, kita membuka
buku halaman demi halaman sampai ketemu halaman yang diinginkan (atau
seperti pita kaset, kita harus mengakses lagu demi lagu sampai ketemu lagu yang kita inginkan). Dalam sistem indeks, kita mencari materi berdasarkan indeksnya, seperti halnya mencari materi tertentu pada buku dari daftar isi buku. Sedangkan direct access, contohnya adalah menyetel lagu dari piringan hitam (pada alat yang disebut gramaphone tempo dulu), kita meletakkan jarum yang
berisi head pembaca disk langsung pada sektor yang berisi lagu yang ingin kita
putar Perbedaannya dengan mekanisme sekarang adalah, yang “meletakkan”
Modul Pengenalan Konsep Database
19
(karena pada sistem komputer head tidak menyentuh fisik media piringan, tetapi
hanya mengambang tipis di atas permukaan) adalah sistem komputer: hardware, software (operating systems ataupun software yang dipasang untuk manajemen data).
4) Problem Sistem File Konsep sistem file tradisional telah digambarkan secara visual pada
Gambar 1 dan 4. Dengan berkembangnya teknologi dan kebutuhan-kebutuhan pemakai terhadap dukungan sistem informasi, sistem file secara tradisional
sudah tidak memadai lagi. Sistem file tradisional menghadapi berbagai masalah penyimpanan maupun akses data. Ada berbagai faktor penyebab timbulnya
masalah yang berkaitan dengan penyimpanan dan akses data. Yang pertama adalah jumlah (volume) data dan perkembangannya (growing) yang sangat pesat. Perusahan Wal-Mart memperkirakan bahwa besaran data yang
dikelolanya saat ini (Gillenson, 2005, p.11) adalah lebih dari 70 terabytes
(triyulnan digit). Selain besaran atau volume data yang disimpan, banyaknya pihak-pihak yang mengakses juga luar biasa jumlahnya. Bahkan saat ini sudah
menjadi kebutuhan, bahwa tidak hanya kalangan intern saja, melainkan para
pelanggan dan pemasok, mitra dan berbagai pihak terkait melakukan akses. Contohnya ialah perbankan, adalah menjadi kebutuhan para nasabah untuk mengakses status rekening, mengambil uang dari ATM, dan sebagainya.
Sementara itu sasaran kepuasan pelanggan atau nasabah tersebut
menjadikan response time merupakan salah satu indikator mutu layanan. Faktor berikutnya yang sangat penting adalah berkaitan dengan: masalah concurrent
access, data security, data privacy, back-up, dan recovery. Concurrent access
berkaitan dengan adanya kebutuhan akses secara simultan oleh beberapa users
(dan remote, jarak jauh). Data security berkaitan dengan proteksi data dari kerusakan, hilang atau dicuri, serta modifikasi secara tidak berwenang
(unauthorized). Data privacy berkaitan dengan perlunya perlindungan bahwa
hanya orang-orang tertentu (yang berwenang atau sesuai tugasnya) yang dapat mengakses data tertentu (sesuai bidangnya). Data pribadi pegawai (misalnya
gaji), data pelanggan, data pajak, hanya dapat diakses oleh orang atau petugas sesuai
fungsinya.
Sedangkan
back-up
dan
recovery berkaitan dengan
kemampuan untuk merekonstruksi data kembali jika terjadi masalah. Ekstrimnya,
jika terjadi bencana, kebakaran, maupun musibah atau kerusakan lain, maka
Modul Pengenalan Konsep Database
20
sistem atau prosedur memungkinkan konstruksi pemulihan data semaksimal mungkin seperti kondisi sebelum terjadi masalah.
Masalah lain ialah yang disebut dengan istilah modification/insert/delete
anomalies! Perhatikan tabel yang berisi Nomor Induk Mahasiswa, olahraga, biayanya!
Tabel 3 NIM-OR-BIAYA, sistem file (yang mengandung anomali) 0703101 0703102 0703103 0703104
BADMINTON PINGPONG BASKET
SEPAKBOLA
2.500 1.000 2.000 1.500
Jika 0703101 mengundurkan diri, maka data tentang badminton dan taraif
biayanya akan terhapus. Jika tidak ada mahasiswa lain yang ikut jenis olahraga tersebut, maka kita akan kehilangan data tentang BADMINTON dan Biayanya!
Kondisi ini disebut deletion anomaly. Demikian sebaliknya, kita tidak bisa menyimpan data tentang jenis olahraga VOLI yang biayanya 1.500, karena belum ada mahasiswa yang mendaftar olahraga tersebut (ini disebut insert anomaly).
Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu solusinya ialah dengan memecah
tabel tersebut menjadi dua tabel yang saling terkait (relasi) sebagai berikut: 0703101 0703102 0703103 0703104
Tabel 4 NIM-OR BADMINTON PINGPONG
Gambar ini menunjukkan bahwa sistem database dapat merupakan salah satu solusi.
BASKET
SEPAKBOLA
Tabel 5 OR-BIAYA
BADMINTON PINGPONG BASKET
SEPAKBOLA
VOLI
2.500 1.000 2.000 1.500 1.500
Konsep sekumpulan-tabel yang saling terkait (relasi) tersebut merupakan
salah satu konsep sistem database. Pemecahan (tetapi mungkin juga
penggabungan) tabel-tabel atau file-file tersebut bukan hanya dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah anomali, melainkan mempunyai berbagai tujuan lain, misalnya: a) mengurangi terjadinya redundansi data, b) kesulitan akses
data, c) isolasi data untuk standarisasi, d) multiple user (banyak pemakai), e)
Modul Pengenalan Konsep Database
21
masalah keamanan (security), f) masalah integrasi (keterpaduan), g) masalah independensi data (independence, kebebasan data), h) kejelasan tanggung-
jawab analisis/perancangan struktur penyimpanan dan akses serta pengelolaan data, dan sebagainya. Selain dari itu sistem database adalah merupakan hasil
perkembangan teknologi untuk menjawab tantangan kebutuhan, misalnya: makin meningkatnya sistem jaringan antar komputer, sistem on-line/ real-time, sistem aplikasim berbasis web (web-based application), dan sebagainya.
Pola manajemen data pada sistem file konvensional bersifat program
oriented. Artinya, tiap-tiap program harus mendefinisikan format data, sehingga terjadi data dependence terhadap individual program. Sedangkan pada sistem
database sebaliknya, database bersifat data oriented, yang mendefinisikan format data hanya DBA. Tiap-tiap program cukup menyebutkan data-name
sesuai data dictionary dan menggunakan data yang didesain oleh DBA (data independent terhadap program). b.
Latihan/ Tugas 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
Jelaskan bagaimana perkembangan komputer, sistem jaringan, dan
database berpengaruh terhadap sistem informasi, khususnya sistem informasi akuntansi!
Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen suatu sistem berbasis
teknologi informasi dan komuinikasi (TIK)!
Sebutkan problem-problem atau kelemahan-kelemahan yang dihadapi
pada sistem file tradisional?
Sebutkan dan jelaskan hirarki struktur data, mulai dari satuan terkecil
sampai database! Jelaskan
dan
beri
contoh
insert/modification/delete anomlies!
yang
dimaksud
dengan
Jelaskan perkembangan metoda penyimpanan data, mulai dari sejarah
paling awal sampai ke sistem database!
Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis operasi database yang pada
umumnya sering dilakukan oleh para users, sebutkan contoh dalam bidang perbankan!
Jelaskan perbadaan antara data dengan informasi!
Modul Pengenalan Konsep Database
22
9.
Apakah informasi dari sudut pandang lain, atau dari segi pandang
tertentu dapat dianggap sebagai data?
10. Mengapa data/ informasi sangat penting bagi suatu organisasi, khususnya bagi para pengelola atau manajer/ pimpinan organisasi?
c.
Rangkuman
Dalam konsep manajemen modern, sumber daya yang didayagunakan oleh organisasi bukan hanya sumber daya tradisional saja, melainkan juga sumber daya konspsional. Sumber daya tradisional sering juga disebut sumber daya fisik, ialah: manusia (man), dana/ uang (money), peralatan/ mesin (machines), bahan (material). Sedangkan sumber daya konsepsional adalah sumber daya informasi. Sumber daya informasi terdiri dari teknologi informasi dan komunikasi, TIK (hardware, software, net-ware atau networks, dan senua fasilitas pendukung atau infrastructures), sumber daya manusia (khususnya brainware yang berkaitan dengan teknis TIK), dan data atau informasi itu sendiri. Data pada sistem berbasis TIK disimpan pada device dan peralatan atau media sistem pengelolaan data yang didukung oleh software DBMS (database management systems disebut database (sistem yang lebih tradisional disebut sistem file). File adalah atau database adalah sedemikian pentingnya, bahkan apabila data pada suatu organisasi/ perusahaan sudah lengkap tersimpan pada database, maka dapat dikatakan bahwa database tersebut “tidak ternilai lagi harganya”. Maksudnya adalah bahwa database tersebut merupakan suatu asstes yang luar biasa berharga. Karena pentingnya database sebagai salah satu komponen sistem berbasis TIK, maka pemahaman semua pihak yang terkait terhadap database menjadi suatu kebutuhan (bahkan merupakan “tuntutan) mutlak. Pihak yang terkait tidak hanya terbatas pada database administrator dan para teknisi TIK (khususnya para pemrogram) saja, melainkan juga pimpinan organisasi, para operator pelasana operasional sistem, para petugas pelaksana yang dalam tugasnya terkait dengan data, dan sebagainya. Karena itu pemahaman konsep data, berbagai istilah terkait, sistem file, kelemahan sistem file tradisional (non-database), dan sebagainya merupakan isi modul yang penting dipelajari.
Modul Pengenalan Konsep Database
23
d.
Tes Formatif Kegiatan Belajar 1
Pilih (lingkari) B / S jawaban yang benar (15 soal, nilai 15)! 1.
B
S
Data selalu disimpan pada sistem komputer, sedangkan
2.
B
S
Istilah file dengan tabel sebetulnya pengertiannya sama saja.
3.
B
S
Salah satu pencetus sistem pengkodean dengan sistem bilangan
4.
B
S
Padanan istilah field adalah tuple.
5.
B
S
Terjadinya kemungkinan data-disintegrity antara lain adalah
6.
B
S
Angka/ huruf/ simbol disebut 1 bit (binnary digit)
7.
B
S
Dalam sistem BCD, angka disimbolkan dalam 4 bits.
8.
B
S
Format seluruh record pada satu file harus sejenis.
9.
B
S
Format seluruh file pada suatu database harus sejenis.
10.
B
S
Metoda akses data pada media berbentuk pita magnetis harus
11.
B
S
Metoda akses data pada media berbentuk harddisk dapat
12.
B
S
Sistem pengkodean data yang paling banyak digunakan ialah
13.
B
S
Padanan istilah attribute ialah field.
14.
B
S
Kardinalitas ialah karakteristik relationship antar table/ entities.
15.
B
S
Kardinalitas ialah karakteristik relationship antar file pada suatu
informasi ada pada manusia.
biner dalam penyimpanan data adalah Hollerith
karena adanya data redundancy pada sistem file.
dilakukan secara direct access.
dilakukan secara sequentual access. dalam ASCII.
database.
Modul Pengenalan Konsep Database
24
16.
B
S
Isi dari suatu field ialah data-value.
17.
B
S
Field adalah bagian dari suatu record.
18.
B
S
Field lebih menunjukkan aspek fisik, sedangkan attribute lebih
19.
B
S
Data-value pada suatu field diberi sebutan dengan data-name.
20.
B
S
Salah satu keunggulan sistem file tradisional ialah adanya deletion
21.
B
S
Sistem file secara tradisional seringkali juga disebut sistem flat file.
22.
B
S
Sistem file secara tradisional bersifat program oriented karena tiap
bersifat lojik.
anomaly.
program yang dibuat oleh programmer boleh mendefinisikan file pada tiap-tiap program itu sendiri.
23.
B
S
Sistem file secara tradisional disebut program independence,
maksudnya jika terjadi perubahan spesifikasi data, maka tidak perlu dilakukan perubahan terhadap program
24.
B
S
File sama saja dengan entitas, bedanya file adalah konsep
25.
B
S
Dalam sistem SBCD, angka disimbolkan dalam 6 bytes.
sedangkan entitas lebih mencerminkan fisik.
Modul Pengenalan Konsep Database
25
e.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif Kegiatan
Belajar (KB) 1. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai dengan kunci
jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi.
Jumlah jawaban yang benar
Rumus =
Jumlah semua soal
X 100%
Penjelasan tingkat penguasaan
0 – 60,99 %
= Sangat Kurang
71 – 79,99%
= Cukup
61 – 69,99 % 81 – 89,99% 91 – 100%
= Kurang = Baik
= Sangat Baik
Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan paling sedikit 80% dari
seluruh soal yang diberikan, maka Saudara dapat melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya (Kegiatan Belajar 2). Tetapi apabila nilai Saudara kurang dari
80%, maka kami sarankan saudara mengulangi materi pada KB 1, terutama materi yang saudara belum kuasai.
Modul Pengenalan Konsep Database
26
2.
Kegiatan Belajar 2: Database dan DBMS
Indikator
Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat: 1. 2. 3. 4. a.
menjelaskan mengenai konsep Database; menjelaskan bahasa pemrograman (language) yang digunakan; menjelaskan berbagai kiat dan panduan teknis perancangan Database; menjelaskan perkembangan sistem Database.
Uraian dan Contoh 1) Konsep Database Pertanyaan kita paling awal mungkin adalah: “Apa sebetulnya database?”.
Database dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, seperti :
Database adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang
disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam
struktur tertentu pada media penyimpanan elektronis (computer storage).
Database adalah himpunan kelompok data yang saling berhubungan,
yang diorganisasi dalam struktur sedemikian rupa pada penyimpanan di dalam media penyimpanan (storage) komputer agar kelak dapat
dimanfaatkan kembali (diakses, retrieval) dengan cepat dan mudah dengan dukungan software manajemen data. Sistem file konvensional
juga diatur oleh software, tetapi biasanya adalah cukup dengan operating systems. Sedangkan sistem database memerlukan additional software khusus pengelolaan/ manajemen data yang harganya relatif tinggi (kecuali Microsoft Windows yang sudah menyediakan Microsoft Access di dalamnya dalam suatu paket software-nya)
Modul Pengenalan Konsep Database
27
Operasi Dasar Database
Database dirancang dan dikelola oleh database administrator (DBA) dan
digunakan oleh para users: teknisi/ programmer maupun para pemakai akhir (end users). Adapun operasi-operasi dasar atau kegiatan-kegiatan yang dapat kita lakukan berkenaan dengan database dapat meliputi :
Pembuatan database baru (create database) oleh DBA, yang dapat diibaratkan dengan pembuatan lemari arsip baru.
Penghapusan database (drop database) oleh DBA, yang dapat diibaratkan dengan perusakan lemari arsip (sekaligus beserta isinya, jika ada).
Pembuatan file/tabel baru ke suatu database (create table) oleh DBA, yang dapat diibaratkan penambahan map arsip baru ke lemari arsip yang telah ada.
Penghapusan file/tabel dari suatu database (drop table) oleh DBA, yaitu menghapus map arsip yang ada di lemari arsip.
Penambahan/pengisian data baru ke sebuah filel/ tabel di sebuah database (insert) oleh program aplikasi yang dibuat programmer, yang identik dengan penambahan data baru ke map-arsip.
Pengambilan data dari sebuah file/tabel (retrievel search) oleh program yang dibuat programmer atau akses oleh end users, yang identik
dengan pencarian lembaran map atau arsip dari sebuah lemari/maparsip.
Pengubahan data dari sebuah file/tabel (update) oleh program yang
dibuat programmer atau akses oleh end users sesuai dengan
kewenangannya, yang identik dengan pemutakhiran isi data pada arsip yang ada.
Penghapusan data dari sebuah file/tabel (delete) oleh program yang
dibuat programmer atau akses oleh end users sesuai dengan kewenangannya, yang identik dengan penghapusan data pada arsip yang ada.
Pembuatan (create) database merupakan operasi awal yang hanya
dilakukan sekali, sedangkan operasi-operasi lainnya berkaitan dengan isi tabel
(data), merupakan operasi rutin yang berlangsung berulang-ulang dan karena itu operasi-operasi
inilah
yang
lebih
tepat
mewakili
aktivitas
(management) dan pengolahan (processing) data dalam database.
Modul Pengenalan Konsep Database
pengelolaan
28
Teknis operasi-operasi database tersebut sangat tergantung dari DBMS yang
dipakai. Tetapi secara umum, ada dua macam cara untuk menjalankan operasioperasi database, yaitu: a.
Menjalankan program khusus untuk melakukan operasi database secara
interaktif. Program semacam ini umumnya disediakan oleh masing-masing
DBMS untuk mempermudah pemakai (user) dalam melakukan operasioperasi database. Kemudahan tersebut berbentuk penyediaan menu (untuk
DBMS yang berbasis teks) dan bahkan ditambah dengan pemanfaatan perangkat mouse (untuk- DBMS yang berbasis grafis). DBMS seperti MSb.
Access dapat menunjukkan hal itu.
Menggunakan bahasa database (data manipulation language).
Dengan bahasa database tersebut, pemakai harus menuliskan perintahperintah khusus untuk melakukan operasi-operasi database. Bahasa database tersebut ada yang memang berlaku khusus untuk suatu DBMS (seperti bahasa dBase untuk dBase III+ dan Foxbase, Quel untuk CAOpen Ingres), tetapi ada pula bahasa database yang sudah menjadi standar
(seperti SQL untuk berbagai MS-SQL Server, Oracle, CA-Open Ingres, dan sebagainya).
Adapun komponen sistem database secara lengkap terdiri dari: a)
perangkat keras (hardware), b) sistem operasi (operating system), c) database
(database), d) sistem aplikasi (application software), e) pengelola database
(database administrator), f) pemakai (user), dan g) perangkat lunak lain (bersifat opsional).
a) Perangkat Keras (hardware)
Hardaware yang biasanya terdapat dalam suatu sistem database adalah:
Komputer (satu sistem stand-alone atau dalam bentuk sistem jaringan).
Memori sekunder yang off-line (mangnetic tape, atau removable disk)
Memori sekunder yang on-line ke CPU (harddisk). untuk keperluan backup data.
Media/perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan).
b) Sistem operasi (operating system)
Sistem operasi merupakan program yang mengaktifkan/ memfungsikan sistem komputer, mengendalikan seluruh sumberdaya (resource)/komponen-
komponen komputer dan melakukan operasi-operasi dasar pada komputer
(operasi I/0, pengelolaan file, dan lain-lain). Sejumlah sistem operasi yang
Modul Pengenalan Konsep Database
29
banyak digunakan seperti : MS-DOS, MS-VAndows 3. 1, MS-Windows 95 (untuk komputer stand-alone atau untuk komputer client dalam sistem jaringan) atau Novel-Netware, MS-Windows NT Unix dan Sun-Solaris (untuk
komputer server dalam sistem jaringan). Program pengelola database
(database management system, DBMS) hanya dapat aktif (running) jika sesuai sistem operasinya (karena itu sering ada berbagai versi DBMS, misalnya dBase versi DOS, versi Windows, dan lainnya).
c) Database
Setiap database dapat berisi/memiliki sejumlah objek database (seperti file/ tabel, indeks, dan lain-lain). Di samping berisi/menyimpan data, setiap
database juga mengandung/menyimpan definisi struktur (baik untuk database maupun objek-objeknya secara detail). Perlu dicatat, bahwa dalam hal
database relasional, isinya adalah hanya tabel-tabel berisi data (dan relasinya).
d) Sistem Pengelola Database (Database Management system, DBMS)
Pengelolaan database secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara
langsung, melainkan ditangani oleh software khusus (DBMS). DBMS inilah yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan
diakses kembali, menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan keakuratan/ konsistensi data, dan sebagainya.
Software yang termasuk DBMS seperti dBase III+, dBase IV, FoxBase.
Rbase, MS-Access dan Borland-Paradox (untuk kelas sederhana) atau
Borland-Interbase, MS-SQLServer, CA-Open Ingres, Oracle, Informix dan Sybase.
e) Pemakai (user)
Ada beberapa jenis/tipe pemakai terhadap suatu sistem database yang dibedakan berdasarkan cara mereka berinteraksi terhadap sistem:
Programmer aplikasi
Pemakai yang berinteraksi dengan database melalui DML (data manipulation language), yang disertakan (embedded) dalam program
yang ditulis dalam bahasa pemrograman induk (seperti C, Pascal, Cobol,
dan lain-lain).
User mahir (casual user)
Modul Pengenalan Konsep Database
30
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul program.
Mereka menyatakan query (untuk akses data) dengan bahasa query yang
telah disediakan oleh suatu DBMS. User umum (end user/ naive user)
Pemakai berinteraksi dengan sistem database melalui program aplikasi permanen
sebelumnya.
(executable
program)
yang
telah
ditulis/disediakan
User khusus (specialized user)
Pemakai yang menulis aplikasi database non konvensional, tetapi untuk
keperluan-keperluan khusus, seperti untuk aplikasi artificial intelligent,
sistem pakar (expert system), pengolahan citra (image processing), dan lain-lain, yang bisa saja mengakses database dengan/tanpa DBMS yang bersangkutan.
Sistem database stand-alone adalah pada suatu saat hanya ada satu pemakai yang dapat bekerja. Sedang untuk sistem database jaringan, pada suatu saat ada banyak pemakai yang dapat berhubungan
(menggunakan) database yang sama (simultan). Pilihan stand-alone atau jaringan (multiuser) bergantung pada (ditentukan oleh) kebutuhan
pemakai, perangkat keras yang tersedia, sistem operasi yang digunakan, f)
serta DBMS yang dipilih.
Aplikasi (Perangkat Lunak) Lain
Aplikasi (software) lain ini bersifat opsional (boleh ada, boleh tidak). Artinya,
ada/ tidaknya tergantung pada kebutuhan kita. DBMS yang kita gunakan
lebih berperan dalam pengorganisasian data dalam database, sementara bagi pemakai database (khususnya yang menjadi end-user/naive-user) dapat
dibuatkan/disediakan program khusus/lain untuk melakukan pengisian,
pengubahan dan pengambilan data. Program ini ada yang sudah disediakan bersama dengan DBMS-nya, ada juga yang harus dibuat sendiri dengan menggunakan aplikasi lain yang khusus untuk itu (development tools).
g) Bahasa Database (Database Language)
Struktur/skema atau desain database secara keseluruhan dispesifikasikan dengan bahasa khusus yang disebut data definition language (DDL). Dengan bahasa DDL database administrator mendesain database, membuat tabel-
tabel, relasi, membuat indeks, mengubah tabel, menentukan struktur
penyimpanan tabel, dan sebagainya. Selain itu biasanya juga dibuat file
khusus yang disebut data dictionary (kamus data). Kamus data merupakan
Modul Pengenalan Konsep Database
31
suatu metadata (superdata)
yaitu
data yang
mendeskripsikan data
sesungguhnya. Kamus data akan selalu diakses dalam suatu operasi database sebelum suatu file data yang sesungguhnya diakses.
Selain DDL, dikenal pula data manipulation language (DML), merupakan bahasa database perantara (interface) antara bahasa pemrograman yang dibuat programmer dengan database management systems (DBMS) yang
diperlukan untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data dari database. Yang dimaksud manipulasi data ialah antara lain: penyisipan/penambahan
data baru, penghapusan data dari suatu database, pengubahan data di suatu
database. Selain itu DML adalah merupakan bahasa untuk akses database: mengambil informasi yang tersimpan di database, melewati DBMS. DBMS
merupakan perantara bagi pemakai dengan database dalam disk. Selain itu cara berinteraksi/ berkomunikasi antara pemakai dengan database dapat
dilakukan melalui suatu bahasa khusus yang ditetapkan oleh perusahaan
pembuat DBMS. Bahasa itu dapat kita sebut sebagai Bahasa Database terdiri atas sejumlah perintah (statement) yang diformulasikan dan dapat diberikan user dan dikenali/diproses oleh DBMS untuk melakukan suatu aksi/
pekerjaan tertentu. Contoh-contoh bahasa database adalah SQL, dBase, QUEL dan sebagainya.
Adapun query language adalah bahasa singkat (bahasa non-teknis, artinya
“bahasa pemrograman yang digunakan bukan oleh teknisi TIK”, melainkan oleh pemakai, dan karena itu lazimnya user friendly). Query language (sering dianggap bagian DML) dipakai untuk mengambil informasi darai database.
Selain itu, program utility yang sering digunakan oleh DBA ialah antara lain:
loading routines, reorganization routines, journaling routines, recovery routines, statistical analysis routines. 2)
Struktur Database Sistem pengelola database (database management system, DBMS)
terbagi atas modul-modul yang masing-masing memiliki tanggungjawab dalam membentuk struktur sistem keseluruhan. Beberapa fungsi pada DBMS
sesungguhnya telah disediakan oleh sistem operasi, tetapi dalam banyak hal
operating systems hanya menyediakan servis-servis dasar. Kelengkapan fungsi/modul antara DBMS yang satu dengan yang lain bisa berbeda, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. DBMS sederhana seperti dBase III+ atau
Modul Pengenalan Konsep Database
32
MS-Access misalnya, tidak/kurang mengakomodasi pemakaian database oleh banyak pemakai. Tetapi dengan DBMS semacam Oracle atau MS-SQL Server hal itu telah terakomodasi dengan baik.
DBMS pada umumnya memiliki sejumlah komponen fungsional (modul)
seperti:
a) File Manager, yang mengelola alokasi ruang dalam disk dan struktur data yang dipakai untuk merepresentasikan informasi yang tersimpan dalam disk.
Sebenarnya operating systems (di mana DBMS diaktifkan) juga memiliki modul file manager, tetapi file manager DBMS lebih difokuskan pada efisiensi dan efektivitas penyimpanan.
b) Database Manager, menyediakan interface antara data low-level (yang dalam bentuk berorientasi ke mesin) yang ada di database. Database
Manager adalah satu modul program yang menyediakan interface antara penyimpanan data low-level dalam database dengan satu aplikasi program dan query yang diajukan ke sistem. Fungsi Database Manager antara lain:
Interaksi dengan manager file
Security Enforcement (keamanan)
Integrity Enforcement (integritas) Backup dan recovery Concurency Control
Untuk paket program yang ditulis dalam PC pada tahun 1990-an, c)
keistimewaan tersebut belum sepenuhnya tersedia.
Query Processor, menerjemahkan perintah-perintah dalam query language ke perintah low-level yang dapat dimengerti oleh database manager. Di
samping itu, Query Processor akan mentransformasikan permintaan user ke d)
e)
bentuk yang lebih efisien, sehingga query menjadi lebih efektif.
DML Precompiler, yang mengkonversi perintah DML yang ditambahkan
dalam sebuah program aplikasi ke pemanggilan prosedur normal dalam bahasa mesin. Precompiler berinteraksi dengan query processor
DDL Compiler, yang mengkonversi perintah-perintah DDL ke sekumpulan tabel yang mengandung metadata. Tabel-tabel ini kemudian disimpan dalam kamus data.
Modul Pengenalan Konsep Database
33
Berikut adalah diagram yang menunjukkan keterhubungan antar komponen
modul dalam DBMS dan juga bubungannya dengan para pemakai dan databasenya sendiri:
Gambar 1 Sistem Database
3) Pihak Terkait Database a) Database Administrator Database
Administrator
(DBA)
adalah
orang
yang
mempunyai
tanggungjawab sebagai perancang dan pengelola seluruh sistem database, data maupun program yang mengakses. Fungsi database adminsitrator adalah:
Mendefinisi pola struktur database
Mampu memodifikasi pola dan organisasi phisik
Mendefinisikan struktur penyimpanan dan metode akses Memberikan kekuasaan pada user untuk mengakses data Menspesifikasikan keharusan/ paksaan integritas data
b) Database User
Tujuan utama sistem database adalah menyusun sistem penyimpanan dan akses data yang memudahkan bagi para penggunanya, yaitu antara lain: 1. Programmer aplikasi
Adalah teknisi komputer yang berinteraksi dengan database lewat DML
yang dibuat dengan bahasa C, Cobol dan lainnya. Program program yang
dibuat programmer disebut sebagai program aplikasi, misalya program pembuatan laporan kepegawaian, laporan daftar gaji, dan sebagainya.
Syntax (suku-kata susunan kalimat) DML berbeda dengan syntax bahasa komputer umumnya.
2. Casual user
Modul Pengenalan Konsep Database
34
Adalah pemakai yang telah berpengalaman, berinteraksi dengan sistem
tanpa menulis program, tetapi memakai bahasa query (query akan mengajukan ke query processor yang mengambil dari perintah DML).
3. Naive user
Adalah pemakai yang tidak berpengalaman berinteraksi dengan database tanpa menulis program, tinggal menjalankan satu menu dan memilih proses yang telah ada atau telah dibuat sebelumnya oleh programmer.
4. Specialized user
Adalah pemakal khusus yang mengakses database tidak dalam kerangka data processing tradisional. Aplikasi tersebut biasanya mengunakan
computer aided design system, knowledge based, expert system, sistem yang menyimpan data dalam bentuk data yang komplek misalnya data grafik dan data audio.
Database adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri
sendiri dalam satu set/ paket program untuk membaca data, mengisi data,
menghapus data, melaporkan data dari database, yang disebut database
management system (DBMS). DBMS berisi satu set program untuk mengelola
dan mengakses satu koleksi data yang saling terkait (ber-relasi) tersebut. Jadi DBMS terdiri dari satu set program pengelola untuk menambah/ menghapus/
mengambil dan membaca data, merupakan satu paket program yang dibuat agar
memudahkan dan mengefisienkan pengelolaan data dan pengambilan atau pembacaan informasi dalam database.
Sebetulnya salah satu tugas dan fungsi dari operating systems ialah
manajemen data. Jadi sebenarnya jikalau sistem pengelolaan data yang kita butuhkan itu sederhana, kita tidak memerlukan database management system. Tetapi dalam kenyataannya kita mungkin memerlukan suatu sistem pengelolaan
data yang lebih canggih, yang dapat mendorong konsistensi dan keterpaduan data, perlu alat bantu (“tool”) yang lebih ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan
yang lebih khusus/ komprehensif organisasi dalam mengelola datanya. Karena itulah dibutuhkan suatu tambahan (add-on) software baru DBMS yang masuk dalam katagori software system utilities.
Pada sistem database, sistem pengelolaan data dilakukan secara “sentral”
oleh fungsi database administration. Sistem seperti akan mendorong sharing antar sistem aplikasi, mendorong perumusan spesifikasi file secara lebih baik. Struktur sistem komputer dapat digambarkan sebagai berikut:
Modul Pengenalan Konsep Database
35
Aplikation softwares
Systems utilities, termasuk DBMS
Software: Operating system Hardware
Gambar 2 Struktur Sistem Komputer
Dengan
demikian
hubungan
antara
pemakai
(baik
users
teknisi/
programmer maupun end user pemakai akhir yang mengakses informasi dari database) dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3 Pemakai, Aplikasi, DBMS, dan Database
Sumber: David M. Kroenke (2004, p.7)
DBMS mendukung organisasi penyimpanan data pada sistem komputer,
misalnya seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Modul Pengenalan Konsep Database
36
Gambar 4 Diagram Relasi antar Tabel dalam suatu Database
Keterangan:
Diagram ini menunjukkan 1 database, terdiri dari table/entity/file (box-box) yang berisi satuan data-name (field/attribute) dalam relasi hubungan antar entities.
DBMS yang dipergunakan adalah Microsoft Access, berisi data pelanggan,
faktur, persediaan, barang dan pemasok. 4) Kegunaan Sistem Database
Penggunaan sistem database mempunyai berbagai manfaat, antara lain
adalah keterpaduan data (data integrity).
Modul Pengenalan Konsep Database
37
Gambar 5 Sistem File Konvensional (Flat File)
Pada contoh di atas, user Accounting maupun Marketing masing-masing
mempunyai file sales invoice dan customer data (Accounting berdasarkan
account dan Marketing berdasarkan historis/demograif). Sedangkan pada sistem database, shared database merupakan sumber data terpadu.
Gambar 6 Sistem Shared Database yang Lebih Terpadu
Jika suatu data perlu diubah/ dimutakhirkan (di-delete/diupdate), bila salah
satu saja dari file yang mengandung data tersebut terlewat, maka terjadilah
inkonsisten tadi. Database berisi file-file yang saling berkaitan, yang secara teknis dipadukan dengan field kunci (key) yang mengaitkan file-file tersebut.
Keterpaduan (kesatuan dan konsistensi data) dapat lebih terjamin dalam sistem database, seperti ilustrasi berikut:
Modul Pengenalan Konsep Database
38
ALI B A DU CI CA ALI
CI CA
JL. TAMAN ARIES UTAMA JAKBAR
5845312
M-01
10-08-07
17-08-07
2.000
JL PURI INDAH BLOK H JABAR INTERCON JAKBAR
5345567
M-04
10-08-07
17-08-07
3.000
JL TAMAN ARIES JAKBAR
5845699 5845312
G-01
12-08-07
19-08-07
3.000
KOMPLEKS INTERCON
5345566
M-01 G-01
10-08-07 11-08-07
17-08-07 18-08-07
2.500 1.500
Gambar 7 Problem Konsistensi dan Keterpaduan Data pada Sistem File
Kita mempunyai tabel berisi daftar pelanggan rental CD yang berisi nama,
alamat, nomor telpon, kode CD yang disewa, tanggal pinjam/ harus kembali,
serta biaya sewa. Bila karena sesuatu hal (Cica memang punya lebih dari satu
nomor telpon, atau nomor telponnya berubah, atau salah catat) maka kita akan mempunyai data Cica dengan dua alamat dan nomor telpon yang diragukan kebenarannya (mana yang benar di antara keduanya). Sistem file seperti itu
kurang bagus, seharusnya: Cica diberi kode pelanggan (Customer-ID), dan sistem penyimpanan datanya perlu dinormalisasikan lebih dahulu. Pengertian
normalisasi akan dibahas pada bab lain, tetapi inti konsepnya ialah: selain kode pelanggan (yang unik) tidak boleh ada data nama/ alamat/ telpon tercatat beberapa kali (pada tempat yang berbeda-beda). Normalisasi (dan sebaliknya
ialah de-normalisasi) adalah memecah-mecah (atau menggabung) table/ file dengan tujuan diperoleh suatu struktur database yang “normal” (struktur baik, tidak ada data redundancy, terjaga data integrity-nya, dan sebagainya). Independensi Data (Independence)
Independensi data ini terkait erat dengan hal-hal yang sudah dijelaskan di
atas. Pada suatu sistem akuntansi yang menyimpan data mengenai tanggal
(sebelum tahun 2000, lazimnya data tanggal terdiri dari enam digit: HHBBTT, dua digit tanggal, dua digit bulan, dan dua digit tahun). Setelah tahun 2000, timbul kebutuhan perlunya empat digit tahun, akibatnya kita harus melacak satu-demi-
satu setiap file yang ada data tanggal dan melacak setiap program membuat rumusan enam digit tanggal. Bahwa kita harus meng-update tiap program
mengenai digit tahun, hal ini disebut (data dependence) yaitu data bergantung ke
program (data dirumuskan oleh tiap-tiap program). Sedangkan pada sistem database, jika terjadi perubahan struktur file (misalnya elemen-data tanggal
tersebut) yang dirubah cukup databasenya (satu kali saja). Selanjutnya tiap program yang menggunakan elemen-data tanggal (misalnya data-name-nya Invoice-date) tidak perlu merisaukan format tanggalnya: cukup menyebut bahwa data yang dipanggil Invoice-date.
Modul Pengenalan Konsep Database
39
Ini berarti data dirancang tidak berorientasi ke tiap individu program, melainkan pada sistem database: program tidak harus selalu diupdate setiap ada perubahan database.
Data independence dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: fisik dan logika. a) Physical Data Independence
Pengubahan pola fisik database tanpa mengakibatkan aplikasi program di-update/ ditulis kembali. Modifikasi pada level fisik biasanya pada saat meningkatkan daya-guna.
b) Logical data independence
Perubahan konsep struktur database tanpa mengakibatkan aplikasi program di-update/ ditulis kembali. Modifikasi pada level ini misalnya saat struktur logika database berubah, ditambah, atau dikurangi.
Masalah Akses Data
Sistem file konvesional berkembang dari konsep semula bahwa pengguna
utama file-file tersebut adalah para teknisi (khususnya programmer). Setiap
laporan atau data yang akan dilihat harus disiapkan dulu programnya. Karena itu jika pada suatu saat dibutuhkan untuk mencetak data siapa saja pelanggan yang
berada di kode pos 11622 Jakarta, padahal belum tersedia programnya atau
programmer membuat program untuk menghasilkan laporan seperti itu, maka akan timbul kesulitan memperoleh data itu. Sistem database mampu mengambil
data secara langsung dengan bahasa yang familiar dan mudah digunakan (user friendly) oleh pemakai non-teknisi. Isolasi Data untuk standarisasi
Dalam sistem file tradisional, spesifikasi file dideskripsikan oleh masing-
masing program yang dibuat oleh tiap programmer. Akibatnya, penamaan item/elemen-data (data-name) setiap data bisa berbeda-beda bagi tiap-tiap program. Jadi data tersebar pada beberapa file tetapi dengan data-name yang
berbeda-beda (bahkan mungkin dalam bentuk format yang tidak sama). Data
dalam database dibuat dalam satu format/ data-name sehingga standar/seragam dan mudah dibuat program aplikasinya. Dapat dibayangkan betapa sulitnya
membuat program aplikasi bilamana data dibuat dari format text file Pascal, BASIC, C++, dan juga format dari versi Lotus 123 dan lainnya.
Modul Pengenalan Konsep Database
40
Multiple User, Pemakaian bersama (sharability)
Pada umumnya pemakai database bukan terbatas hanya satu pemakai
saja, atau di satu lokasi saja atau oleh satu sistem/aplikasi saja. Data pegawai
dalam database kepegawaian, misalnya, dapat digunakan oleh berbagai users dari sejumlah unit dalam perusahaan atau oleh banyak sistem (sistem penggajian, sistem akuntansi, sistem training, dan sebagainya). Database yang
dikelola oleh sistem yang mendukung lingkungan multiuser, akan dapat
memenuhi kebutuhan ini, tetapi tetap dengan menjaga/menghindari terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diakses atau diubah oleh banyak pemakai pada saat yang bersamaan) atau
kondisi deadlock (karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk
menggunakan data). Dalam rangka mempercepat semua daya guna sistem dan
mendapat response time waktu yang cepat, beberapa sistem mengijinkan banyak users untuk meng-update data secara simultan. Salah satu alasan
mengapa didesain database karena nantinya data tersebut digunakan oleh
banyak pihak pada waktu yang sama, diakses oleh berbagai program atau program yang sama tapi berbeda orang dan waktu. Ketidakbergantungan (data independence terhadap program) yang memungkinkan terjadinya proses, akses
simultan dari berbagai pihak tersebut. Data yang diolah tidak bergantung dan menyatu pada tiap program, tapi terlepas dalam definisi data yang dirancang oleh DBA.
Keamanan (Security)
Tiap pemakai sistem database ada batasan wewenangnya masing-masing:
ada user yang boleh memasukkan data (insert), memutakhirkan data (update), menghapus data (delete), ada yang hanya dapat mengakses, bahkan ada user
yang hanya dapat mengakses bagian data tertentu saja. Misalkan data mengenai pegawai hanya boleh dibuka/ diisi/dimutakhirkan oleh Bagian Personalia, tetapi mengenai penghasilannya hanya dapat dibuka oleh Bagian Keuangan saja.
Mekanisme keamanan ini dapat diatur oleh tiap-tiap program yang dibuat oleh
programmer, atau fasilitas keamanan dari operating systems, misalnya: Novell Netware untuk Local Area Network.
Memang ada sejumlah sistem database yang tidak menerapkan aspek
keamanan, tetapi untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan perlu
diterapkan dengan ketat. Kita perlu menentukan pemakai (user) yang boleh
Modul Pengenalan Konsep Database
41
menggunakan database, beserta jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.
Kecepatan dan Kemudahan (Speed)
Jika rancangan database kita baik, maka sistem database memungkinkan
kita untuk menyimpan data, melakukan perubahan/manipulasi terhadap data, atau menampilkan kembali data tersebut secara lebih cepat dan mudah. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
Jika rancangan database kita baik, telah dinormalisasikan dengan benar,
maka redundansi (pengulangan) data akan dapat diminimalisir. Banyaknya
redundansi data tentu akan memperbesar ruang penyimpanan (baik di memori utama maupun storage sekunder) yang harus disediakan. Dengan database,
efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan, karena kita dapat melakukan penekanan redundansi data. Pengulangan data antara lain
dapat dikurangi dengan menerapkan pengkodean dan relasi-relasi antar tabel data yang saling berhubungan. Keakuratan (Accuracy)
Masalah akurasi ini sesunggunya juga terkait dengan hal-hal di atas. Jika
telah digunakan sistem kode yang baik dan dapat dihindari pengulangan data, maka akurasi data akan relatif baik. Misalnya, jika kita menggunakan Nomor In
duk Mahasiswa, maka kita dapat menghindari kesalahan merekam nama mahasiswa, alamat mahasiswa, dan data mahasiswa lainnya. Jika tiap kali kita
harus mengisikan nama mahasiswa, alamat mahasiswa, disamping kemungkinan salah tulis, mungkin kita juga sering menulis nama dan alamat dengan cara yang
berbeda-beda. Nama mungkin ditulis dengan singkat, kadang-kadang pakai gelar
akademis, dan sebagainya. Selain itu pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan batasan (referential integrity constraint) tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya, yang secara ketat dapat diterapkan
dalam sebuah database, sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan pemasukan/ penyimpanan data. Misalnya, kalau data mengenai seseorang
mahasiswa dihapus, maka seluruh data yang terkait seharusnya tidak tersisa yang di kemudian hari ada masalah (contohnya ada data alamat mahasiswa tetapi NIM dan nama mahasiswanya sudah dihapus).
Modul Pengenalan Konsep Database
42
Ketersediaan (Availability)
Masalah ketersediaan (availability) ini dapat ditinjau dari beberapa sudat
pandang. Pada sistem database penanggungjawab data sudah jelas, yaitu
administrator database, dan segala sesuatunya harus diatur dalam standard operating procedures yang jelas. Pada sistem file biasa, mungkin data disimpan di dalam USB atau CD tertentu yang dibawa seseorang, atau kunci lemarinya
tidak ada. Pada sistem database, data berada pada harddisk yang merupakan bagian integral dari sistem komputer.
Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan
waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar, padahal
tidak semua data selalu digunakan/ dibutuhkan. Kita dapat memilah data utama/master/ referensi/ transaksi/ histori dan data arsip. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan, dapat dilepaskan dari sistem
database yang sedang aktif (menjadi off-line), dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpan off-line (removable disk, CD,
DVD, atau tape). Di sisi lain, karena 'kepentingan pemakaian data, sebuah
database dapat memiliki data yang disebar di banyak lokasi geografis. Data nasabah sebuah bank, misalnya, dipisah-pisah dan disimpan di lokasi yang
sesuai dengan keberadaan nasabah. Dengan pemanfaatan teknologi jaringan komputer, data yang berada di suatu lokasi/cabang, dapat diakses (menjadi tersedia/ available) bagi lokasi/cabang lain. Kelengkapan (Completeness)
Lengkap/tidaknya data yang kita kelola dalam database bersifat relatif (baik
terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Bila satu pihak menganggap bahwa data sudah lengkap, pemakai lain belum tentu berpendapat
sama. Atau, yang sekarang dianggap sudah lengkap, belum tentu di masa yang
akan datang juga demikian. Dalam database, kita harus menyimpan struktur
(baik yang mendefinisikan tabel database maupun definisi detail dari tiap objek, seperti struktur file/tabel atau indeks) secara lengkap. Untuk mengakomodasi kebutuhan data yang semakin berkembang, kita dapat melakukan perubahan
struktur database, baik dalam bentuk penambahan tabel baru atau dengan penambahan field-field baru pada suatu tabel.
Modul Pengenalan Konsep Database
43
5) Perkembangan Sistem Database Seperti halnya teknologi informasi¸ metoda dan teknik manajemen data
juga mengalami perkembangan, misalnya penambahan berbagai kelengkapan
(feature), lingkup penerapannya, dan meningkatnya kompleksitas perancangan seiring
dengan
kompleksitas
sistem
yang
ingin
dimodelkan
dan
diimplementasikan. Namun demikian, sesungguhnya jika ditinjau dari sisi perancangan (design), perkembangan tersebut tidak terlalu signifikan. Artinya,
bentuk perancangan database “zaman dulu” dengan “zaman sekarang” secara umum hampir sama saja. Memang ada perubahan dalam cara memandang
komponen-komponen database: pada saat kita bekerja dengan database
berorientasi objek, misalnya, yang merupakan teknologi/model database terbaru,
tetapi, komponen komponen yang kita gunakan dalam perancangan dengan model database konvensional tetap dapat disetarakan atau diasosiasikan dengan komponen-komponen perancangan dengan model database terbaru. Dengan
kata lain, sekali sebuah perancangan database pernah kita buat dengan cukup baik, maka perancangan tersebut dapat diimplementasikan dengan sama baiknya, di saat diimplementasikan dengan DBMS konvensional maupun di saat diimplementasikan dengan DBMS mutakhir.
Perubahan yang paling terasa pengaruhnya terjadi pada cara mengelola
database tersebut. Berbeda dengan perancangan database, perancangan aplikasi untuk database sangat dipengaruhi oleh lingkungan teknologi yang
digunakan. Aplikasi yang kita buat dengan teknologi perangkat lunak terdahulu jauh berbeda dengan yang dapat kita buat sekarang ini, baik dalam lingkungan pemrograman
berorientasi
pemrograman berbasis web.
objek
maupun
yang
lebih
baru,
lingkungan
Software DBMS yang sangat luas digunakan pada pertengahan 1980-an
hingga awal 1990-an khusus untuk komputer mikro (dengan arsitektur standalone dan sistem operasi DOS) adalah dBase III+ dan Foxbase. Sedang untuk
komputer mini dan mainframe (multi-userdengan sistern operasi IBM-VMS atau Unix) orang justru tidak menggunakan DBMS khusus, tapi membangun aplikasi dengan menggunakan bahasa Cobol yang memang dilengkapi dengan operasi
file yang cukup lengkap dan sangat berorientasi ke database (database-minded). Pada saat itu, sebenarnya pembuatan sejumlah software DBMS besar yang lebih diperuntukkan bagi komputer mini dan mainframe telah dimulai. Namun
Modul Pengenalan Konsep Database
44
demikian, karena DBMS tersebut masih dalam tahapan penelitian dan baru dikenal di dunia akademik, pemakaiannya di dunia komersial belum banyak diterapkan.
Sejak awal 1990-an, perkembangan komputer mikro dan perkembangan
teknologi jaringan komputer lokal yang diperkenalkan oleh Novell, pemanfaatan dBase III+ semakin luas dan diperkaya dengan perangkat lunak pembangun aplikasi (development tools) untuk database, seperti: Clipper dan FoxPro.
Sementara untuk kelas komputer yang lebih tinggi (mini dan mainframe) sudah mulai lahir produk-produk DBMS, seperti IBM-DB2, SDK-Ingres dan Oracle, yang
pemakaiannya tetap dipadukan dengan bahasa pemrograman yang populer saat itu, yaitu COBOL. DBMS-DBMS itu yang selanjutnya menjadi cikal-bakal DBMS yang sekarang banyak digunakan.
Sejalan dengan perkembangan teknologi perangkat keras yang membuat
komputer semakin cepat dan kapasitas memori (baik memori utama maupun
memori sekunder) yang semakin besar, penerapan DBMS dengan kemampuan yang lebih kaya menjadi layak (feasible) untuk diterapkan.
Dengan agresifnya Microsoft dalam pengembangan software komputer
mikro, maka kini teknologi database dan DBMS di antara kelas-kelas komputer (mikro, mini atau midrange dan mainframe) sudah tidak jelas lagi batasnya.
DBMS yang digunakan untuk jaringan komputer mikro sudah sama bagusnya dengan DBMS yang digunakan untuk jaringan komputer mini/mainframe. Dengan semakin kaburnya batas teknologi antara berbagai kelas komputer tersebut,
hampir semua DBMS telah disediakan dalam berbagai platform atau kelas komputer. Kita akan dengan mudah menemukan DBMS Oracle untuk versi HP-
Unix dalam komputer mini atau DBMS Oracle untuk versi MS Windows NT dalam
komputer mikro. Dengan demikian, saat ini sudah tidak beralasan lagi jika kita melakukan pemilahan kelompok DBMS berdasarkan kelas komputer. Yang
masih bisa diterima, barangkali, pengelompokkan DBMS berdasarkan orientasi pemakaiannya dan berdasarkan teknologinya.
Berdasarkan orientasi pemakaiannya, kita dapat mengelompokkan DBMS
dalam 2 katagori, yaitu: a)
DBMS yang berorientasi untuk satu pemakai
MS-Access, dBase/Clipper, FoxBase, Borland-Paradox merupakan contohcontoh DBMS yang lebih diorientasikan untuk satu pemakai (stand-alone)
dan karena itu dapat dengan mudah dipasang di komputer pribadi
Modul Pengenalan Konsep Database
45
(personal
computer/
PC).
Pada
DBMS
kelompok
pengembangannya terjadi pada aspek-aspek :
pertama
ini,
Jika awalnya, struktur tabel hanya mencakup pendefinisian nama-field,
tipe dan ukurannya, DBMS yang lebih baru juga memasukkan feature boleh-tidaknya field dikosongkan, nilai awal (default), deskripsi field dan
bentuk validasi (pendefinisian domain nilai) sebagai bagian dari struktur tabel.
Tipe data yang dapat ditangani oleh DBMS terbaru sudah semakin banyak, seperti untuk mengakomodasi kebutuhan penyimpanan data
teks yang panjang, teks berformat, gambar, data, uang dan data autoincrement (yang nilainya bertambah otomatis).
Bersama dengan komponen utamanya, DBMS kelompok ini juga seringkali
dilengkapi
dengan
berbagai
utilitas
tambahan
untuk
mempermudah pemakai dalam menggunakan DBMS, seperti untuk
pembuatan query, pembuatan laporan, pembuatan screen untuk
berinteraksi dengan data, bahkan hingga pembuatan (men-generate)
perintah/makro database secara otomatis melalui pendefinisian menu dan tampilan layar.
DBMS kelompok ini, karena memang lebih diorientasikan untuk pemakai tunggal, juga sering dimanfaatkan sebagai media pembangun aplikasi
“database" sehingga DBMS dan aplikasi database jadi menyatu bahkan aplikasi database sendiri cenderung dianggap sebagai objek database
sebagaimana tabel-tabel data yang kita gunakan untuk menyimpan data.
Karena orientasi pemakai seperti itu, maka DBMS-DBMS kelompok ini,
lemah dalam beberapa aspek yang justru harus sangat diperhatikan pada kelompok DBMS yang kedua, seperti yang berkaitan dengan masalah
pengamanan database, pemeliharaan database, dan sebagainya. Objek-objek database hasil pengelolaan DBMS kelompok pertama ini akan sangat transparan bagi para pemakai dan sistem operasi yang kita gunakan. Melalui sistem operasi
kita dapat dengan mudah menemukan file-file database sebagaimana file-file
biasa, walaupim tidak sedang bekerja dengan DBMS yang bersangkutan. Karena sifatnya yang; transparan ini, maka file-file tersebut menjadi terbuka untuk
diakses dan dikelola oleh perangkat lunak yang lain asalkan perangkat lunak tersebut dapat mengenali format penyimpanan datanya. b)
DBMS yang berorientasi untuk banyak pemakai
Modul Pengenalan Konsep Database
46
Oracle, Borland-Interbase, MS-SQL Server, CA-OpenIngres, Sybase, Informix,
IBM-DB2
merupakan
contoh-contoh
DBMS
yang
lebih
diorientasikan untuk banyak pomakai (multi-users) dan karena itu lebih
ditujukan untuk pemakaian pada sistem jaringan komputer (LAN ataupun
WAN). Tidak sebagaimana kelompok pertama, DBMS pada kelompok ini sangat tegas memisahkan fungsi pengelolaan database dan fungsi pembangunan aplikasi. lika pada kelornpok pertama, objek-objek database bersifat transparan, maka objek-objek yang dihasilkan oleh DBMS
kelompok kedua bersifat sebaliknya. Transparansi hanya berlaku bagi DBMS
yang
bersangkutan,
sehingga
pemanfaatan
objek-objek
databasenya hanya mungkin dilakukan dengan lebih dulu mengaktifkan DBMS tersebut. Fungsi fungsi pendukung (utilitas) yang umumnya
disatukan pada DBMS kelompok pertama, disediakan terpisah pada DBMS kelompok kedua ini, bukan saja karena fungsi-fungsi pendukung tersebut tidak relevan untuk selalu diaktifkan, tetapi juga karena fungsi pengelolaan
yang ditangani DBMS kelornpok ini memang sudah sedemikian banyak
dan jauh lebih penting. Pada versi-versi terbaru dari DBMS kelompok
kedua ini, seperti juga di kelompok pertama, perluasan definisi struktur data dan pengkayaan tipe-tipe data baru juga diakomodasi. Perbedaan yang sangat mencolok di antara kedua kelompok DBMS terletak pada lingkup fungsi pengelolaan database. Selain memiliki fungsi-fungsi standar
(yangjuga dimiliki DBMS kelompok pertama) seperti pembentukan objekobjek database (tabel dan indeks), manipulasi data (penambahan,
pengubahan dan penghapusan data) dan pencarian data (query), fungsi pengelolaan DBMS kelompok kedua ini juga menangani aspek-aspek
Pengamanan objek database terhadap akses pemakai yang tidak berhak (aspek security) dan bentuk-bentuk operasi yang tidak diperbolehkan (aspek integrity).
Penanganan permilihan data akibat kegagalan operasi database (aspek
recovery), baik yang disebabkan oleh operasi-operasi database yang
salah atau menimbulkan konflik, maupun yang disebabkan oleh faktorfaktor eksternal seperti mesin yang macet (crash), disk yang rusak atau terputusnya koneksi jaringan.
Pembuatan data cadangan (aspek backup) yang dapat dilakukan secara. insidental maupun periodik, yang dapat dilakukan secara statis
(dengan menonaktifkan pemakaian database) ataupun secara dinamis (tanpa menghalangi pemakaian database oleh para pemakai).
Modul Pengenalan Konsep Database
47
Pengendalian persaingan pemakaian objek-objek database oleh banyak
pemakai pada saat yang sama (aspek concurency control) demi terjaminnya konsistensi data dan optimalisasi pemakaian setiap sumber daya mesin.
Optimalisasi pengerjaan query (aspek query processing) yang diberikan
oleh aplikasi pada server DBMS demi peningkatan performansi/ kecepatan pengerjaannya.
Optimalisasi pemanfaatan sumber daya (aspek parallel processing
database) dengan memperhatikan optimalisasi pemakaian sumber daya
mesin seperti prosesor, disk dan memory utama jika tersedia lebih dari satu dalam sebuah mesin.
Di samping fungsi pengelolaan database yang demikian banyak, software-
house pembuat DBMS juga menyiapkan modul-modul khusus (program utilitas,
utility software) yang erat hubungannya dengan pengelolaan database. Program-
program tersebut ada yang dapat diaktifkan di mesin tempat DBMS berada atau dipasang dan dijalankan di lokasi pemakai (di sisi client atau workstation). Program-program utilitas tersebut dapat berupa:
Program penentuan awal untuk pengalokasian sumber daya server/database
(program setup) yang dapat menetapkan jumlah dan processor mana saja (jika ada lebih dari satu) yang akan digunakan dalam pengelolaan database,
berapa besar main memory yang digunakan untuk mengelola data, berapa
banyak batas pemakai konkuren yang boleh terjadi, berapa besar ruang
penyimpanan sekunder (disk) maksimal yang digunakan untuk penyimpanan
data, user mana saja yang boleh mengakses database dan lain-lain.
Program untuk memonitor pelaksanaan pengelolaan database yang dapat
digunakan untuk melihat tingkat pemakaian/ kesibukan DBMS bahkan ada
pula yang dilengkapi dengan fungsi intervensi (misalnya untuk mematikan
proses berat yang sangat menghambat pelaksanaan proses-proses lain).
Program untuk pengaturan dan mengoptimalkan penggunaan berbagai
sumber daya server dan database (program tuning) selama adanya proses pengelolaan database berlangsung.
Berdasarkan perkembangan teknologinya, kita dapat memilah DBMS
dalam beberapa katagori yang jumlahnya bisa bertambah seiring dengan
Modul Pengenalan Konsep Database
48
perkembangan teknologi di masa yang akan datang. Beberapa katagori DBMS itu adalah:
1. DBMS Konvensional (Legacy DBMS)
Sebagian besar DBMS yang ada saat ini masih dapat dikatagorikan sebagai DBMS konvensional yang sudah menjadi standar pada berbagai pemakaian.
DBMS konvensional ini meliputi DBMS untuk pemakai tunggal maupun banyak pemakai tetapi dengan menerapkan model database lama, yaitu
model jaringan, model hirarkis, ataupun model yang lebih populer: model relasional.
a) Database hirarkis (hierarchical)
Jenis database ini sebenarnya justru yang dibakukan oleh CODSYL
(Conference on Data System Language) suatu lembaga perhimpunan profesi teknisi bahasa database. Konsep database ini adalah struktur data dalam kerangka owner-member seperti diagram pohon (tree diagram).
Sebagai contoh, misalnya sistem informasi kampus: di situ perlu ada record-type Universitas (dengan record occurences 1), record type
fakultas (dengan record occurences sebanyak fakultas), record type program studi, dan record type mahasiswa. Bentuk struktur databasenya
dapat digambarkan seperti diagram pohon, dan jalurnya selalu dari owner ke member.
b) Database jaringan (network)
Jika pada sistem hirarki jalurnya adalah linier dari owner ke member,
maka pada struktur jaringan jalurnya lebih kompleks, karena bisa sebaliknya. Jenis database ini memang kurang populer.
c) DBMS- model relasional (RDBMS)
Tipe database yang sangat populer dan sangat banyak digunakan sampai saat ini adalah RDBMS.
2. DBMS Berorientasi Objek (Object-Oriented DBMS/OODBMS)
DBMS Berorientasi Objek merupakan respon terhadap perkembangan yang terjadi dalam dunia pemrograman (pemrograman berorientasi objek).
Pembahasan lebih jauh tentang OODBMS akan dilakukan pada bagian akhir buku ini.
3. DBMS Objek Relasional (Object-Relational DBMS/ ORDBMS)
DBMS Objek Relasional merupakan DBMS yang merupakan kompromi antara. DBMS Relasional dengan yang berorientasi objek yang memang masih dalam tarap pengembangan. Secara objektif, DBMS ini sebenarnya
Modul Pengenalan Konsep Database
49
masih menerapkan model relasional sebagai basis pengelolaan datanya.
Aspek Objek dalam DBMS ini merupakan tambahan feature yang bisa digunakan ataupun tidak digunakan sama sekali. Jika OODBMS sudah menjadi standar dan mulai banyak diterapkan, hampir bisa dipastikan DBMS kompromi ini tidak memadai lagi untuk digunakan.
4. DBMS untuk Web/Internet (InternetDBMS)
DBMS untuk Web/Internet merupakan DBMS yang dibuat untuk keperluan khusus yaitu menangani dokumen-dokumen (halaman-haIaman) Web yang
banyak digunakan di dunia Internet. World Wide Web (www atau Web saja)
merupakan sistem informasi terdistribusi yang berbasis hypertext. Dokumendokumen yang menjadi unsur utama di dalam web dapat dinyatakan dalam beberapa tipe. Tipe yang paling populer adalah dokumen hypertext yang disusun
menurut
bahasa
khusus,
seperti
HTML
(Hypertext
Markup
Language). Dokumen HTML terdiri atas teks, spesifikasi jenis huruf (font) dan instruksi format lainnya. Di dalamnya juga terdapat link ke dokumen lainnya
atau ke halaman lain pada dokumen yang sama. Gambar dan suarajuga
diakses dengan menggunakan link (ke file gambar atau suara tersebut). Para pemakai (user) sistem web akan melihat tampilan teks yang telah terformat
bersama dengan gambar, bukannya teks awal (yang masih polos) bersama sejumlah instruksi format. Secara visual tentu saja teks terformat dan
bergambar akan lebih menarik perhatian para pemakai. Lebih jauh lagi,
dokumen yang terlihat oleh user merupakan dokumen hypertext; yang dengan program browser tertentu, pemakai dapat mengklik (menekan tombol mouse) pada lokasi/daerah teks tertentu dalam dokumen untuk kemudian terhubung
(berpindah) ke lokasi/dokumen lain. Program browser merupakan program khusus
untuk
mengerjakan/
menterjemahkan
instruksi-instruksi
format
terhadap, teks dan gambar yang hasilnya kemudian disajikan pada para pemakai. Program-program browser yang banyak digunakan saat ini ialah
Netscape-Navigator dan Microsoft-Intemet Explorer. Dalam perkembangan
selanjutnya, program browser terbaru juga mampu menjalankan bahasa pemrograman khusus seperti Java (yang dibuat oleh Sun-Microsystem), yang
memungkinkan dokumen-dokumen berisi program dapat dieksekusi di komputer (site) milik pemakai. Dengan begitu, dokumen menjadi aktif, tidak sebagaimana sebelumnya yang lebih bersifat pasif.
Modul Pengenalan Konsep Database
50
5. Database untuk Multimedia
Akhir-akhir ini, database banyak diarahkan untuk juga dapat menampung data multimedia, seperti: gambar, suara, musik dan video (cerita bergambar). Saat
ini, data multimedia kebanyakan disimpan di luar database, yaitu sebagai sistem file biasa yang terpisah dari database. Karena terpisah, pada database disimpan field-field tambahan yang bersifat deskriptif yang menyatakan berbagai sifat (property) dari tiap data multimedia dan lokasi fisik di mana data multimedia tersebut
berada.
Akan
tetapi
cara
ini
tentu saja tidak
memungkinkan terpenuhinya sejumlah kebutuhan seperti melakukan pengindeks-an berdasarkan data multimedia-nya yang selanjutnya dipakai untuk
keperluan query. Karena itu, perlu ada DBMS yang dapat mengelola data multimedia di dalam database. Di dalam database berarti bahwa data
multimedia tersebut sama kedudukannya sebagaimana field-field data sederhana.
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi database dengan karakteristik
sederhana sudah tidak memadai lagi untuk diterapkan pada sejumlah aplikasi terbaru. Aplikasi-aplikasi seperti itu di antaranya adalah:
Computer-Aided Design (CAD)
Database untuk CAD harus dapat menampung data yang berkaitan dengan desain perekayasaan (yang berbentuk grafik), seperti komponen-komponen dengan berbagai properti dan relasi antar komponen serta versi-versi lama
dari desain. Penyimpanan data yang berbentuk grafik, di samping berukuran
besar juga sangat bervariasi ukurannya.
Computer-Aided Software Engineering (CASE)
Database untuk CASE harus dapat menampung data yang dibutuhkan untuk
membantu para pembangun aplikasi, misalnya dukungan kode sumber (bahasa program yang masih dibaca secara awam, belum dikonversi ke bahasa mesin/ absolut program), grafik keterkaitan antar modul-modul
aplikasi, definisi dan pemakaian variabel dan histori pembangunan aplikasi. Database Multimedia
Database multimedia harus dapat mengelola gambar, data spasial (ruang),
audio (suara dan musik), video dan sejenisnya. Database semacam ini dibutuhkan untuk menyimpan foto-foto, data geografis (pemetaan), sistem
voice-mail, aplikasi-aplikasi grafis, sistem video-on-demands dan lain-lain. Office Information System (OIS)
Modul Pengenalan Konsep Database
51
Otomatisasi perkantoran mencakup pemakaian aplikasi yang berbasis workstation untuk pembuatan dan pengambilan dokumen, untuk surat menyurat
elektronik, untuk mengatur jadual pertemuan dan sebagainya. Suatu
database OIS harus dapat mengakomodasi kebutuhan untuk mencari jadual
yang berhubungan atau mencari dokumen tertentu baik berdasarkan judul
maupun isi dokumen. Database Hypertert
Hypertext adalah teks yang diperkaya dengan link (penghubung) yang
menunjuk ke dokumen-dokumen yang lain. Database di dunia internet atau
yang lebih dikenal dengan World-Wide-Web merupakan database hypertext bahkan sekaligus juga termasuk database multimedia (sehingga lebih tepat disebut
hypermedia).
Database
hypertext
harus
mampu
melakukan
pengambilan dokumen berdasarkan link dan melakukan query terhadap dokumen berdasarkan strukturnya.
Trend Ke Depan
Gambar 8 Perkembangan Sistem Database
Pemahaman tentang konsep dan berbagai aspek analisis/ perancangan
database merupakan kebutuhan yang perlu dilaksanakan oleh berbagai pihak
yang berkaitan dengan sistem informasi, yaitu: para pimpinan, para pengguna, teknisi, khususnya sistem analis dan administrator database. Pemahaman yang
benar tentang database menjadi syarat penting untuk dapat mengoptimalkan dan
Modul Pengenalan Konsep Database
52
memanfaatkan database sebagai salah satu sumber daya utama sistem informasi.
Berbagai aspek yang perlu makin dipahami, antara lain: aspek security dan
integrity database, recovery database, mekanisme backup database, mekanisme concurency control, aspek query processing, aspek parallel processing database, database terdistribusi, replikasi data, dan lain-lain. 6) Aplikasi Database Sistem database kini sudah diaplikasikan pada sistem informasi berbasis
teknologi informasi. Pada saat ini sistem database merupakan salah satu komponen utama dalam setiap sistem informasi. Sistem komputerisasi diimplementasikan untuk mendukung peningkatan kinerja pekerjaan perorangan
(personal) maupun untuk mendukung kinerja perusahaan (business entity). Aplikasi komputer yang dilaksanakan untuk mendukung kinerja orang misalnya
ialah office automation (word processing, spreadsheet, presentation) maupun
aplikasi-aplikasi tertentu yang menggunakan sistem database. Sedangkan di
bidang computer based business information systems aplikasi teknologi informasi dimplementasikan di berbagai bidang kegiatan, misalnya: sistem informasi
akuntansi, pendukung operasional perusahaan, sistem pendukung keputusan, dan bahkan sekarang populer enterprise resources planning (ERP).
Sejalan dengan makin tingginya kesadaran pentingnya sistem informasi
sebagai salah satu sumberdaya perusahaan, sistem berbasis teknologi informasi dengan databasenya diimplementasikan di berbagai bidang kegiatan, misalnya:
Sistem informasi akuntansi (revenue cycle, expenditure cycle, payroll, conversion cycle, general ledger and reporting).
Sistem Kepegawaian (personil)
Pengelolaan pergudangan (inventory), untuk perusahaan manufaktur (pabrikan), grosir (reseller), apotik, dan lain-lain.
Layanan
Pelanggan
(customer
care),
untuk
perusahaan
yang
berhubungan dengan banyak pelanggan (bank, konsultan, dan lain-lain).
Sedang
memanfaatkan
dilihat
dari
database
bentuk-bentuk
(sebagai
organisasi/perusahaan) dapat berupa:
organisasi/perusahaan
komponen
sistem
informasi
yang
dalam
Perbankan,
Modul Pengenalan Konsep Database
53
dalam melakukan pen.gelolaan data nasabah/data tabungan/data
pinjaman, pembuatan laporan-laporan akuntansi, pelayanan informasi pada nasabah/ calon nasabah, dan lain-lain.
Asuransi,
dalam melakukan pengelolaan data nasabah/data pembayaran premi, pemrosesan pengajuan klaim asuransi, dan lain-lain.
Rumah Sakit,
dalam melakukan pengelolaan histori penyakit/pengobatan pasien, menangani pembayaran perawatan, dan lain-lain.
Produsen Barang,
dalam melakukan pengelolaan data keluar-masuk barang (inventori), dan lain-lain.
Industri Manufaktur,
dalam membantu pengelolaan pesanan barang, mengelola data karyawan, dan lain-lain.
Bidang perhotelan, pesawat, kereta api, dan lain-lain. Pendidikan/Sekolah/Kampus,
dalam melakukan pengelolaan data siswa, penjadualan kegiatan perkuliahan, dan lain-lain.
Telekomunikasi,
dalam melakukan pengtiolaan data administrasi kabel/data pelanggan, menangani gangauan, dan lain-lain.
dan lain-lain.
Selain itu pada saat ini juga sudah banyak sekali diimplementasikan sistem
bisnis berbasis jaringan teknologi informasi (e-business/ e-commere). Dalam
sistem berbasis jaringan (networking), multiaccess dan remote (akses jarak
jauh), sistem database menjadi salah satu komponen persyaratan yang sangat
penting. Sistem database memungkinkan akses secara simultan, pada sistem jaringan antar komputer, sistem secara on-line/ real-time, serta aplikasi berbasis web-based.
Modul Pengenalan Konsep Database
54
b.
Latihan/ Tugas
1.
Sebutkan dan jelaskan siklus tahapan-tahapan pengembangan suatu
Database!
2.
Sebutkan dan jelaskan pihak-pihak yang terkait dengan sistem database!
3.
Jelaskan perbedaan karakteristik antara sistem database hirarkis, jaringan,
4.
relasional, dan berorientasi obyek!
Jelaskan perbedaan-perbedaan antara operating systems, application
program, data definition language, dan data manipulation language, serta query language!
5.
Sebutkan tipe-tipe users database dan jelaskan karakteristiknya masing-
masing!
6.
Sebutkan dan jelaskan fungsi-fungsi dari database manager!
7.
Sebutkan dan jelaskan tugas-tugas dari database administrator!
8.
Jelaskan arah perkembangan sistem database, dimulai dari diperkenalkan-
9.
nya sistem database hirarkis!
Sebutkan tujuan/ manfaat/ kegunaan sistem database, dan kelemahan-
kelemahan sistem file tradisional yang mana yang relatif dapat diatasi dengan sistem database tersebut?
10.
Sebutkan kiat-kiat yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Database!
Modul Pengenalan Konsep Database
55
c.
Rangkuman
Database merupakan sistem pengelolaan data secara terpadu dengan
dukungan database management system.
Secara fisik database terdiri dari
beberapa file yangh saling terkait, dalam relationship tertentu.
Sistem database mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan
sistem file flat, antara lain: data independence, data integrity, data shared, nodata redundancy, dan sebagainya.
Dalam struktur database, sesungguhnya terdiri dari beberapa modul atau
subsistem yang masing-masing mempunyai fungsinya masing-masing. Modul-
modul tersebut antara lain ialah: database/ file manager, query processor, pre compiler, dan sebagainya.
Adapun pihak-pihak yang terkait dengan sistem database ialah misalnya
database administrator, para programmer yang perlu mengakses ke database,
serta pihak-pihak lain yang juga terkait, misalnya end user dan pimpinan organisasi.
Sistem database diaplikasikan pada hampir seluruh sistem berbasis
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), antara lain misalnya pada: sistem kepegawaian, sistem informasi akuntansi perusahaan, sistem perbankan, asuransi, dan sebagainya.
Sistem database yang sekarang banyak dipergunakan ialah relational
database management system (RDBMS). Sebelum RDBMS tersebut populer,
CODSYL terlebih dahulu memperkenalkan hirarchical database. Karena database hirarkis ini dianggap kurang feksibel, kemudian muncul ide sistem
database yang baru: database jaringan. Ke depan, nampaknya database berorientasi obyek, akan menjadi salah satu pilihan. d.
Tes Formatif Kegiatan Belajar 2
1.
B
S
Data definition language digunakan oleh programmer untuk
2.
B
S
Database relasional berisi tabel-tabel dan relasinya, audio,
Pilih (lingkari) B / S jawaban yang benar. mengambil data dari database.
image/ gambar, dan sebagainya.
Modul Pengenalan Konsep Database
56
3.
B
S
Fungsi database manager adalah sebagai interface antara
4.
B
S
Casual user adalah pemakai laporan dari sistem database yang
5.
B
S
Diperlukan adanya DBMS dalam sistem komputer karena pada
6.
B
S
Fungsi query processor adalah sebagai software yang meng-
7.
B
S
DBMS adalah merupakan software yang berfungsi mengelola
8.
B
S
Yang dimaksud data independence dalam pengertian sistem
program aplikasi dengan DBMS
perlu diberikan perhatian khusus, misalnya pimpinan.
operating systems tidak tersedia fungsi pengelolaan file. konversi high level ke low level computer language. database.
database adalah bahwa data harus tidak bias untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
9.
B
S
Data definition language (DDL) ialah bahasa pemrograman
10.
B
S
Yang menggunakan DDL adalah programmer aplikasi.
11.
B
S
Data manipulation language (DML) adalah bahasa
12.
B
S
Yang menggunakan DML ialah database administrator.
13.
B
S
Programmer aplikasi pada umumnya termasuk specilized user.
14.
B
S
Dalam sistem berbasis jaringan (networking), multiaccess dan
15.
B
S
Sistem komputerisasi online/ realtime sebaiknya menggunakan
16.
B
S
Database manager adalah merupakan komponen database.
untuk mengakses database
pemrogramen unruk membuat database.
remote (akses jarak jauh), sebaiknya pakai sistem flat file. sistem file flat.
Modul Pengenalan Konsep Database
57
17.
B
S
Database manager merupakan jabatan yang memerlukan
18.
B
S
Salah satu fungsi DML precompiler adalah mengkonversi
19.
B
S
DDL compiler terkait dengan meta data dan kamus data.
20.
B
S
21.
B
S
22.
B
S
23.
B
S
24. 25. e.
B B
S S
kepemimpinan tinggi.
perintah-perintah DML.
Naïve user adalah pemakai database yang tinggal menjalankan perintah (menu sistem komputerisasi) yang sudah ada. Sebetulnya salah fungsi dari operating system adalah manajemen data.
Alasan kita menggunakan database management system untuk manajemen data, karena operating system mahal. Sistem database hirarkis relatif kurang fleksibel.
Perkembangan terakhir sistem database ialah database berbasis obyek.
CODASYL adalah salah satu merk software database.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif KB 2.
Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai dengan kunci jawaban,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi. Rumus =
Jumlah jawaban yang benar
Penjelasan tingkat penguasaan
Jumlah semua soal
0 – 60,99 %
= Sangat Kurang
71 – 79,99%
= Cukup
61 – 69,99 % 81 – 89,99% 91 – 100%
X 100%
= Kurang = Baik
= Sangat Baik
Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka
Saudara dapat menlanjutkan ke kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi apabila nilai
Saudara kurang dari 80%, maka kami sarankan saudara mengulangi materi pada KB 1, terutama materi yang saudara belum kuasai.
Modul Pengenalan Konsep Database
58
PENUTUP
Dalam konsep manajemen modern, suatu organisasi tidak hanya mendayagunakan
sumber daya fisik (man, money, machine, dan material), tetapi juga sumber daya informasi (yang disebut sumber daya konsepsional). Informasi sangat dibutuhkan oleh
para pengelola organisasi, khususnya dalam mendapatkan umpan balik (feed back)
dalam manajemen operasional, untuk perencanaan (planning), dan sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan (decision making process).
Mengapa informasi diperlukan? Karena, informasi memberikan gambaran kondisi
yang dihadapi secara lebih lengkap (mengurangi ketidakpastian atau uncertainty),
memberikan pengetahuan (knowledge) agar seseorang yang akan menyusun rencana atau mengambil keputusan memahami pilihan-pihan yang dapat diambil (choices), dapat
menyediakan standar, referensi, atau acuan. Informasi diperoleh dari hasil pengolahan data. Dalam hal ini data (yang pada saat ini lazimnya disimpan di dalam database) adalah merupakan salah satu komponen utama sistem informasi.
Dari uraian tersebut di atas maka dapat dipahami bahwa kesadaran terhadap
pentingnya data (data awareness) sangat penting. Kita perlu memahami konsep database dan dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin dalam pelaksanaan tugas.
Banyak pihak yang terkait dengan data/ database tersebut, dan masing-masing memiliki
kepentingan dan tugasnya sendiri-sendiri. Bagi pihak yang kewajibannya memberikan data masukan untuk database, berkewajiban segera menyampaikan dokumen secara cepat, lengkap, dan akurat (untuk menghindari adanya garbage in garbage out). Unit
tersebut misalnya yang tugas/ fungsinya menerbitkan dokumen sumber pembawa data
masukan (source document). Pimpinan, staf, dan semua pihak yang memerlukan informasi dalam pelaksanaan tugasnya, sebaiknya memanfaatkan database seoptimal mungkin. Para teknisi, atau pihak lain yang mungkin dapat melakukan end user
computing, hendaknya menyusun sistem pengolahan data dan databasenya dengan tetap berkoordinasi dengan unit formal penanggungjawa TIK. End user computing tidak boleh menganggu keterpaduan sistem, dan hindari data dis-integrated.
Modul Pengenalan Konsep Database
59
1.
TES SUMATIF
Software yang melaksanakan pengelolaan data pada sistem database adalah: a. b.
2.
a.
a.
Hollerith
John Van Neuman
4 bits 6 bits
disebut: b.
Database language
c.
Charles Babbage
c.
8 bits
d.
d.
Bill Gate
Semua betul.
Kode Neumann Kode Hollerith
c.
d.
Kode ASCII Kode biner
Dalam file data kepegawaian, EMPLOYEE-NAME lebih tepat disebut:
a. b.
6.
d.
Data manipulation language
Kode lubang untuk menyatakan angka/ huruf/ simbol pada punch card
a.
5.
system
1 byte terdiri dari:
b. 4.
Database management
c.
Konsep kode bilangan biner sebagai simbol kondisi on/off diajukan oleh:
b. 3.
Database system
Field
Attribute
c.
d.
Data-Name
Data-Value.
Dalam file data kepegawaian, EMPLOYEE-NAME berisi nama pegawai
BAMBANG. BAMBANG adalah: a. b.
Data pegawai.
Data occurencese
Modul Pengenalan Konsep Database
c.
d.
Data-Name
Data-Value.
60
7.
Yang bukan padanan atau relatif sama artinya dengan istilah file adalah: a. b.
8.
Tabel
c.
Tuple
Entitas
d.
Class.
Istilah yang paling tepat untuk menyebutkan tempat penyimpanan data
pada sistem database relasional ialah: a. b.
Hirarki
c.
relationship
Table
d.
Obyek.
9. Berikut ini yang merupakan master-file adalah:
a.
Faktur penjualan
b. 10.
Data seluruh pelanggan
b.
Pembayaran utang
Relasi
Atribut
c.
d.
Record Tuple
Jika seorang manajer atau pimpinan unit suatu organisasi mengakses
database, bahasa komputer yang digunakan lazimnya ialah: a. b.
Data manipulation language Data definition language
c.
d.
Database language
Data querry language.
Berikut ini yang cocok digunakan sebagai primary key adalah:
a. b.
13.
d.
tabel yang terdiri dari baris dan kolom. Setiap baris pada tiap tabel disebut a.
12.
Order pembelian
Pada sistem database relasional, setaip file dapat digambarkan seperti
dengan istilah
11.
c.
Nama pegawai
Nomor Induk Pegawai
c.
d.
Kode Pos
Kode RT/RW
File juga disebut table, karena bentuk visualnya seperti tabel yang terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom. Tiap kolom pada tiap baris disebut: a. b.
Field
Tuple
Modul Pengenalan Konsep Database
c.
d.
Attribute Domain.
61
14.
Dalam suatu database, yang dimaksud suatu entitas adalah:
a. b.
15.
a.
a.
Komputer hanya mengenal sistem bilangan biner
c.
d.
Sesuai dengan kondisi on/off Kesepakatan ASCII.
Hirarkis
Jaringan
c.
d.
Relasional
Berorientasi obyek.
Hirarkis
Jaringan
c.
d.
Relasional
Berorientasi obyek.
Sistem database yang dapat meyimpan data audio dan image ialah:
a. b.
Hirarkis
Jaringan
c.
d.
Relasional
Berorientasi obyek.
Di dalam sistem Windows, yang dapat dikatagorikan sebagai database
relasional adalah: a. b.
20.
Menghemat space
Sistem database yang sekarang ini paling populer adalah
b.
19.
Data value
Sistem database yang paling mutakhir adalah:
b.
18.
d.
Data-store
representasi data pada sistem komputer ialah karena: b.
17.
Atribut
c.
Salah satu alasan mengapa sistem bilangan biner digunakan untuk
a.
16.
File
Ms. Excel
Ms. Access
c.
d.
Ms. Outlook
Dreamweaver.
Yang lebih cocok untuk primary key pada file buku di perpustakaan ialah::
a. b.
ISBN
Author
Modul Pengenalan Konsep Database
c.
d.
Book-Code Edisi
62
21.
Yang lebih mungkin merupakan foreign key pada file buku di
perpustakaan ialah:: a. b.
22.
a.
a.
a.
a.
a.
Unique storage Bus
Lembaga konsultan
c.
Universal serial bus
d.
d.
Akuntan publik.
Unique serial bus.
Data redundancy
Data dependence
c.
d.
Data independence Data integrity
Create database
Database maintenance
c.
d.
Data Manipulation
Data Management system
Operating system
Application software
c.
d.
system utility
user softare.
Tujuan dilakukannya normalisasi pada saat perancangan database ialah
berikut ini, kecuali: a. b.
28.
Universal Storage Batch
c.
Relational Database Management System (DBMS) termasuk dalam:
b. 27.
Ikatan profesi
NIM Mahasiswa Peminjam.
Yang tidak termasuk dari tugas utama database administrator adalah: b.
26.
d.
Book-Code
Yang bukan termasuk kelemahan sistem file tradisional adalah: b.
25.
Instansi Pemerintah AS
USB adalah singkatan dari:
b. 24.
Author
c.
Yang dimaksud dengan CODASYL ialah:
b. 23.
ISBN
Menghindari data redundancy Menjaga data integrity
c.
d.
Struktur database optimal
Meningkatkan independensi data
Yang bukan merupakan fungsi komponen DBMS yang disebut Database Manager ialah: a. b.
Interaksi dengan manager file Interaksi dengan programmer
Modul Pengenalan Konsep Database
c.
d.
Integrity Enforcement
Security Enforcement.
63
29.
Program utility yang sering digunakan oleh Database Administrator (DBA) antara lain ialah berikut ini, kecuali:
a. b. 30.
reorganization routines
c.
d.
statistical analysis routines.
berorientasi untuk satu pemakai (stand-alone), kecuali:
b.
dBase
c.
Clipper
d.
FoxBase DB2
Yang bukan merupakan tugas database adminsitrator adalah: a. b.
Merumuskan database
struktur c.
Merumuskan penyimpanan
d.
dan metode akses
32.
Routine activities.
Berikut ini ialah contoh database management system (DBMS) yang a.
31.
loading routines
Mengumpulkan data
Memberikan wewenang ke user untuk mengakses data.
Software DBMS yang sangat luas digunakan pada pertengahan 1980-an hingga awal 1990-an khusus untuk komputer mikro (dengan arsitektur stand-alone dan sistem operasi DOS) antara lain ialah a. b.
33.
Windows-NT Flipper
c.
d.
FoxBase
Dos Professional.
Tiap pemakai database perlu ada batasan wewenangnya masing-masing,
kecuali: a. b.
data insert
memutakhirkan data (update)
Modul Pengenalan Konsep Database
c.
d.
menghapus data (delete) Create database.
64
KUNCI KUNCI JAWABAN
1. Tes Formastif Kegiatan Belajar-1 Nomor
Jawaban
Nomor
Jawaban
2
B
14
B
4
S
1 3
S
13
B
S
15
B
5
B
17
B
7
B
9
S
21
B
B
23
B
25
B
6 8 10 11 12
16
B
S
18
B
B
20
S
S
B
Modul Pengenalan Konsep Database
19
22
24
B
B S
65
2. Tes Formatif Kegiatan Belajar-2 Nomor
Jawaban
Nomor
Jawaban
2
S
14
S
S
16
B
18
B
1 3 4 5
S S S
13
15 17
S S S
6
B
8
S
20
B
S
22
S
7 9
10 11 12
B S S S
Modul Pengenalan Konsep Database
19
21
B
B
23
B
25
S
24
B
66
3. Tes Sumatif Nomor
Jawaban
Nomor
Jawaban
2
B
18
D
1 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
B D B C D B C B
17 19 20 21 22 23 24 25
C B C D B C C C
D
26
C
B
28
B
D A A C D
Modul Pengenalan Konsep Database
27 29 30 31 32
33
D C D C C
D
67
Attribute Merupakan konsep suatu satuan data terkecil yang mempunyai makna tertentu. Pengertiannya terkait dengan field. atribut lebih merupakan suatu pengertian “konsep”, bukan aspek fisik ataupun posisi urutannya terhadap atribut lain dan lokasinya pada media penyimpanan. Cardinality Bentuk atau karakteristi relasi penghubung antar file/ tabel/ entity dalaam suatu database. Class Diagram Suatu teknik dokumentasi yang menggunakan grafik untuk data modeling dalam proses desain atau perancangan database, khususnya database berbasis obyek. Data Fakta tentang peristiwa atau kenyataan lain apapun yang menggambarkan suatu kejadiankejadian (event) dan kesatuan nyata (fact dan entity). Dalam representasinya, data ini dinyatakan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka, atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, obyek, kondisi atau situasi tertentu. Sebetulnya kata data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggalnya datum atau data-item. Database Sekelompok file-file terkait yang terkoordinasi dan dihubungkan dengan primary key yang dirancang dengan metoda dan dukungan software tertentu yang disebut database maanagement systems. Data Value Data aktual atau informasi yang disimpan pada tiap data elemen atau atribute. Data Name Suatu nama, sebutan, atau nama panggilan terhadap suatu field tertentu. Nama field ini lazimnya dibuat atau dirumuskan pada program komputer atau dalam spesifikasi database. Data Independence ketidakterikatan spesifikasi data terhadap tiap individual program komputer. Dalam sistem database spesifikasi data dibuat dalam sistem database. DBMS Database Management Ssystem terdiri dari satu set program pengelola untuk menambah/ menghapus/ mengambil dan membaca data, merupakan satu paket program yang dibuat agar memudahkan dan mengefisienkan pengelolaan data dan pengambilan atau pembacaan informasi dalam database. Entity Suatu konsep atau satuan tentang sesuatu (misalnya data tentang orang, tempat, atau kejadian) yang informasinya perlu kita rekam dan simpan (anything that we have to keep-track). Pada bidang kegiatan administrasi mahasiswa misalnya, entitas adalah mahasiswa, buku, pembayaran, nilai test, data dosen, kode ruang kelas, dan sebagainya. Setiap entitas mempunyai atribute atau satuan-satuan data yang secara keseluruhan membentuk suatu entitas. File Sekelompok Record Sejenis (misalnya data seluruh pegawai pada suatu organisasi/ perusahaan/ kantor, atau data tentang siswa-siswa pada suatu kelas). File merupakan sekelompok “record sejenis” (atau dalam beberapa texbook sering disebut “record-record yang saling memiliki relasi”).Pada saat kita masih menggunakan sistem flat file,
Modul Pengenalan Konsep Database
68
apalagi direkam pada media kartu atau pita magnetis, maka lokasi fisik field harus tepat mengenai tempat maupun urutannya (terletak pada digit ke berapa sampai berapa). Informasi Data yang telah diproses, atau data yang sudah lebih memiliki arti tertentu bagi kebutuhan penggunanya. Informasi berarti hasil suatu proses yang terorganisasi, sehingga memiliki arti dan berguna bagi orang yang menerimanya.” Metadata (Superdata) Data yang menjelaskan atau mendeskripsikan data sesungguhnya. Metoda akses (Access Method) “the steps involved in storing and retrieving records from file”. Contoh metoda akses ialah direct access dan akses secara sequential. Organisasi File (File Organization) “the physical arrangement of data in a file into records and pages on secondary storage”. Organisasi file menyangkut teknik bagaimana menyimpan data dengan struktur tertentu di media, sedang metoda akses adalah teknik pengambilan (retrieve) data yang tersimpan dalam struktur tertentu di storage media. File tradisional sering juga disebut flat file. Sebelum digunakan disk, media yang dulu paling banyak dipakai adalah pita magnetis (yang sepertinya halnya kaset maupun catridge harus diakses secara sequential, record dibaca secara berurutan). Query Language Bahasa singkat (bahasa non-teknis, artinya “bahasa pemrograman yang digunakan bukan oleh teknisi TIK”, melainkan oleh pemakai, dan karena itu lazimnya user friendly). Record Sekelompok Field yang membentuk 1 unit atau satuan data tertentu. Yang dimaksud “membentuk 1 unit atau satuan data” misalnya ialah jika data mengenai pegawai yang kita butuhkan. Redundancy Duplikasi/ replikasi (repeating data) field atau record pada suatu file atau sekelompok file.
Modul Pengenalan Konsep Database
69
Abdul Kadir (2000). Konsep dan tuntunan Praktis Basis Data. Andi Offset. Yogyakarta.
Anahory, Murray, Datawarehousing in The Real World, Addison Wesley. Alex Berson and Stephen J. Smith, Datawarehousing, DataMining and OLAP, McGraw Hill, 1997.
B. Ruth dan F. Joyce, “Oracle 8i Administrator’s Guide”, Oracle Corporation, 1999
Bodnar., George H., dan Hopwood, William S. Yang diterjemahkan oleh A.A.
Jusuf (2000). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Indonesia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Bubpa Auditng Information Systems (India, 2005. Catherine Meadows, Sushil Jajodia, Integrity in Multilevel Secure Database Management Systems
Connolly, Thomas., et.al., 2002. Database System. Wokingham England, Addison- Wesley Publishing Company.
Connoly, Thomas; Begg, Carolyn; Strachan, Anne; Database Systems : A Practical Approach to Design, Implementation and Management, 3rd edition, Addison Wesley, 2003.
Elmasri, Ramez; Navathe, Shamkant B.; Fundamentals of Database Systems, The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc., California, 2001.
Gondodiyoto, S. (2003). Audit Sistem Informasi: pendekatan Konsep. Pengkaji Materi So, I.G. PT.Media Global Edukasi, Jakarta
Hall, J.A.(2001). Sistem Informasi Akuntansi, Buku ke-1, Edisi ke-1. Terjemahan Jusuf,A.A. Salemba Empat, Jakarta.
Modul Pengenalan Konsep Database
70
Horngren, Harrison, Robinson dan Secokusumo. Yang diterjemahkan oleh Salemba Empat. (1997). Akuntansi Di Indonesia. Buku ke-1. Penerbit salemba Empat. Jakarta.
LouAnna Notargiacomo, Architectures for MLS Database Management Systems Indrayani (2009). Sistem Basis Data. Elex Media Komputindo, Jakarta. Inmon , W.H, Building The Data Warehouse, QED Publishing Group, 1992. Korth, H.; Database System Concept, Mc Graw Hill, 4th edition, New York, 2002. Ramakrisnan dan Gehrke (2003). Database Management Systems. 3rd Edition. Mc. Graw Hill Companies Inc.
Subrahmanian, V.S, Principles of Kaufmann. Inc, 1998.
Multimedia Database System, Morgan
Sushil Jajodia, Ravi S. Sandhu, Toward a Multilevel Secure Relational Data Model
Sushil Jajodia, Ravi S. Sandhu, Barbara T. Blaustein, Solusions to the Polyinstantion Problem
Sushil Jajodia, Catherine Meadows, Inference Problems in Multilevel Secure Database Management Systems
T. Marlene dan H. William, “Oracle Security”, O’Reilly, 1998 Vieira, Robert, 2006. Beginning SQL Server2005 Programming. Indianapolis, Wiley Publishing, Inc.
Won Kim, Modern Database System : The Ricardi, Greg, Principles of Database Systems With Internet and Java Applications, Addison Wesley, Boston, 2001.
http://download-
west.oracle.com/docs/cd/B13789_01/network.101/b10774.pdf http://download-west.oracle.com/docs/cd/B13789_01/network.101/b10777.pdf
Modul Pengenalan Konsep Database
71
Jim Czuprynski, Oracle Label Security Part 1: Overview, online at
http://www.databasejournal.com/features/oracle/article.php/3065431 http://download-west.oracle.com/docs/cd/B13789_01/network.101/b10773.pdf http://otn.oracle.com/deploy/security/pdf/ds_security_db_labelsecurity_10r1_ 0104.pdf
http://download-
west.oracle.com/docs/cd/B13789_01/network.101/b10774.pdf http://download-west.oracle.com/docs/cd/B13789_01/network.101/b10777.pdf Jim Czuprynski, Oracle Label Security Part 1: Overview, online at
http://www.databasejournal.com/features/oracle/article.php/3065431 http://download-west.oracle.com/docs/cd/B13789_01/network.101/b10773.pdf http://otn.oracle.com/deploy/security/pdf/ds_security_db_labelsecurity_10r1_ 0104.pdf
Modul Pengenalan Konsep Database
72