Jurnal Penelitian Psikologi 2013, Vol. 04, No. 02, 193-206
PENGENALAN KEAGAMAAN ANAK MELALUI PEMBELAJARAN FLORA DAN FAUNA DI SEKOLAH ALAM INSAN MULIA SURABAYA Choiriyatul Inayati, Sjahudi Sirodj Program Studi Psikologi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Abstract: this study was designed with the aim to revel and determine the introduction of religious teaching children through the flora and fauna in the School of Natural Insan Mulia Surabaya by using descriptive qualitative method which refers to the idea of learning applied in good faith. Data collection procedures done by observation, interview and documentation. Then the source of research data obtained from SD SAIMS head and deputy head of the school, and the cleric-ustadah grade one to grade five. Data analysis is the analysis of field data collection and analysis after. Learning method which uses nature is as media of student’study, as suitable as grade of elementary student’s religion development which about the realistic stage. The study which used is by giving introduction about religion from direct experience or let the student follows in learning of flora and fauna study. Serving the study which on realistic and added religion knowledge that will make the student be easier to absorbs the learning which it will create big attention of student and it can change the student in behave. Keywords: introduction of the student’s religion, study of flora and fauna, shool of natural Abstrak: Penelitian ini dirancang dengan tujuan untuk mengungkapkan dan mengetahui pengenalan keagamaan anak melalui pembelajaran flora dan fauna di Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif yang mengacu pada gambaran tentang pembelajaran yang diterapkan dengan sebenarbenarnya. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian sumber data penelitian diperoleh dari kepala SD SAIMS dan wakil kepala sekolah, serta ustad-ustadah kelas satu sampai kelas lima. Analisis data yang digunakan adalah analisis lapangan dan analisis sesudah pengumpulan data. Metode Pembelajaran menggunakan alam sebagai media belajar anak, sesuai dengan tahapan perkembangan keagamaan anak sekolah dasar adalah The Realistic Stage (tingkat kenyataan). Pembelajaran yang digunakan adalah dengan memberikan pengenalan tentang agama melalui pengalaman langsung atau mengikut sertakan anak dalam pembelajaran flora dan fauna. Penyajian pembelajaran secara nyata lalu di sisipkan pengetahuan keagamaan akan membuat anak lebih muda menyerap pelajaran menimbulkan perhatian yang cukup besar oleh anak dan dapat mengubah anak dalam bertingkah laku. Kata Kunci: Pengenalan Keagamaan Anak, pembelajaran flora dan fauna, sekolah Alam.
193
194
Choiriyatul Inayati, Sjahudi Sirodj
Pendahuluan Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Daryanto: 1997), sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku tertentu baik yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati secara langsung sebagai pengalaman (latihan) dalam interaksinya dengan lingkungan. Atau dapat dikatakan bahwa belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, keterampilan serta nilai-nilai dan sikap. (Alex: 2003) Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia pengenalan adalah proses, perbuatan, cara mengenal atau mengenali (Daryanto: 1997). Proses termasuk dalam salah satu pengertian belajar yang berarti melewati suatu proses dan pada tahapan berikutnya akan mendapatkan perubahan dengan tingka laku. Pentingnya pendidikan bagi suatu bangsa tidak dapat dipungkiri karena dapat dikatakan pendidikan berperan besar dalam penciptaan dan perbaikan sumberdaya manusia. Demikian juga salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sebagaimana yang termaktub dalam UU No. 20/2003 Pasal 4 Ayat (3) menyatakan, ‚Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat‛. Di Indonesia sendiri, keresahan terhadap dunia pendidikan Indonesia seperti menemukan salurannya dengan ditetapkannya UU Nomor. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang banyak memberikan peluang bagi munculnya metode-metode pendidikan alternatif seperti homeschooling, sekolah alam dan lain sebagainya. Kerisauan mengenai penyelenggaraan sekolah yang ada sekarang ini, telah memicu beberapa pihak untuk mendirikan sekolah dengan metode pembelajaran yang berbeda dengan sekolah formal atau konvensional. Prof. Dr. Muchlas Samani mendirikan Sekolah Alam Insan Mulia di Surabaya dan Ahmad Bahruddin dengan SMP Alternatif Qaryah Thayyibah-nya di Salatiga. Di Semarang, sejak tahun 2006 juga telah berdiri sebuah sekolah dengan konsep yang sama, yaitu Sekolah Alam Ar-Ridho. Produser film Boy Rifai mendirikan sekolah alam di Tawangmagu, Karanganyar, Jawa Tengah. Budayawan HM. Nasruddin Anshoriy Ch. mendirikan sekolah alam dipesantren ‚Ilmu Giri‛ di Bantul, Yogjakarta. Bahkan ada sekolah yang sudah sekitar 25 tahun yang didirikan oleh Sri Wahyaningsih yaitu Sanggar Salam (Sekolah Anak Alam) di desa Lawen Yogjakarta. Di sekolah tersebut guru disebut sebagai fasilitator, sedangkan kurikulum yang dibentuk sesuai dengan anak-anak dan memanfaatkan alam sebagai media belajar. Salah satu contoh pemanfaatkan alam di sekolah
Pengenalan Keagamaan Anak Melalui Pembelajaran Flora dan Fauna di Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya
195
Wahiyah yaitu ketela dijadikan tepung setelah itu diolah menjadi roti kemudian dapat di jual dan menghasilkan uang. Pesan yang ingin disampaikan adalah sesuatu yang dianggap kecil bisa berubah menjadi sesuatu yang berharga. (Trans 7, Tupperware She Can: 3 Februari 2013) Sekolah Alam adalah sekolah dengan konsep pendidikan berbasis Alam Semesta. Para siswa berinteraksi langsung dengan alam : belajar, bermain, dan bersahabat dengan Alam. Secara ideal, dasar konsep tersebut berangkat dari nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah, yang menyatakan bahwa hakikat penciptaan manusia adalah untuk menjadi pemimpin, khalifah di muka bumi, tak terkecuali untuk menjaga kelestarian alam. Di surabaya, ada salah satu Sekolah Alam yang terletak di jl. Medokan Semampir Indah. Sebagaimana yang diungkapkan Kepala Sekolah SD, SAIMS (Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya) memiliki tiga poin utama yaitu:1. Ingin melakukan proses pembelajaran sesuai dengan dunia anak, dan sesuai dengan proses tahapan anak, 2. Menberikan pengertian bahwa mereka (anak-anak) adalah bagian dari alam masyarakat atau sosial, 3. Alam flora dan fauna banyak memberikam pelajaran bahwa mereka (anak) adalah bagian dari dunia agar dapat memanfaatkan alam sekitar bukan merusaknya. (Wawancara : 22 Maret 2012) SAIMS mendesain sekolah menjadi tempat belajar yang menyenangkan sehingga anak menjadi kerasan. Siswa tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga belajar di ruang terbuka, alam bebas maupun di arena bermain edukatif. Materi pelajaran yang selama ini abstrak dikonkretkan dan disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari. Di SAIMS siswa belajar kecakapan hidup (life skill) secara utuh tidak parsial seperti di sekolah konvensional. (Administrator. Selasa, 20 Maret 2012 - 13:37:34 WIB. Kurikulum SD SAIMS. www.insanmuliasby.sch.id) Setiap individu akan mengalami proses perkembangan yang tidak akan dapat ditolak, terlepas dari kehendak individu yang bersangkutan. Proses tersebut berjalan dengan kodrati dan melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan Allah. Perkembangan individu merupakan suatu proses perubahan individu yang bersifat tetap menuju kearah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Dengan memberikan pembelajaran yang tepat sesuai dengan tahap perkembangan anak usia sekolah dasar diharapkan dapat mempermudah anak untuk menyerap suatu ilmu pengetahuan. Penyampaian materi pelajaran bukan hanya dengan guru menjelaskan lalu murid mendengarkan, tapi mereka diajak langsung dalam kegiatan pembelajaran. Tidak hanya di dalam ruang kelas namun diberikan pembelajaran secara langsung, contohnya ketika ada tema menanam jagung, murid akan diberikan kesempatan untuk langsung menanam jagung dengan diberikan biji dan diberi pengertian berapa biji yang akan di masukkan ke
196
Choiriyatul Inayati, Sjahudi Sirodj
dalam lubang, berapa jarak perlubang merupakan pelajaran matematika dan sains. Pertemuan berikutnya akan diberikan pengertian berasal dari mana biji jagung, secara tidak langsung memberikan pengetahuan agama bahwa siapa yang menciptakan biji adalah Allah. Dengan konsep belajar yang gembira, agar anak menikmati sekolah seharian penuh serta belajar sesuai dengan taraf berfikir anak. Pada kenyataanya manusia adalah makhluk yang beragama. Namun, keberagamaan tersebut memerlukan bimbingan agar dapat tumbuh dan berkembang secara benar. Untuk itu anak-anak memerlukan tuntunan dan bimbingan, sejalan dengan tahap perkembangannya yang mereka alami. Tokoh yang paling menentukan dalam menumbuhkan rasa keberagamaan itu adalah orang tua dan lingkungan sekitar serta tempat anak belajar (sekolah). Pengenalan dan pengembangan tentang spiritual atau agama sejak dini merupakan hal yang sangat baik, diberikan contoh secara langsung dengan mencoba memperkenalkan Flora dan Fauna pada murid. Bisa dengan langsung membawa murid ke kebun binatang atau tempat lainnya yang membuat murid langsung dapat melihat kenyataan yang ada. Supaya dapat memanfaatkan dan menjaga flora dan fauna di sekitarnya karena semua yang diciptakan Allah pasti ada manfaat bagi umat manusia. Al-Qur’an menaruh perhatian yang besar terhadap fenomena flora dan fauna. Hal ini tercermin dengan banyaknya ayat-ayat al-Qur’an yang menyebutkan kedua fenomena tersebut, bahkan terdapat beberapa dari nama surat al-Qur’an yang menggunakan istilah yang terkait dengan flora dan fauna (Imron: 2008). Salah satunya terdapat di surat Al-Fiil yang berarti gajah. Nama al-fiil diambil dari kata al-fiil yang terdapat pada ayat pertama surah ini, artinya gajah. Surat al-fiil mengemukakan cerita pasukan bergajah dari Yaman yang dipimpin oleh Abrahah yang ingin meruntuhkan Ka’bah di Mekkah. Sedangkan nama surat yang berkait dengan flora dalam (QS. Al-Baqarah [2]:61) yang sepenggal artinya ‚Dan ingatlah, ketika kamu berkata: ‘Hai Musa, kami tidak bisa sabar atau tahan dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-sayuran, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dab bawang merahnya.‛ Konsep ini timbul melalui lembaga-lembaga keagamaan dan pengajaran agama dari orang dewasa lainnya. Pada masa ini ide keagamaan anak didasarkan atas dorongan emosional, sehingga mereka dapat melahirkan konsep Tuhan yang formalitas. Berdasarkan hal itu, maka pada masa ini anakanak tertarik dan senang pada lembaga keagamaan yang mereka lihat dikelola oleh orang dewasa dalam lingkungan mereka. Segala bentuk tindak (amal) keagamaan mereka ikuti dan pelajari dengan penuh minat.
Pengenalan Keagamaan Anak Melalui Pembelajaran Flora dan Fauna di Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya
197
Pada tahap ini teradapat satu hal yang perlu digaris bawahi bahwa anak pada usia enam atau tujuh tahun dipandang sebagai permulaan pertumbuhan logis, sehingga wajarlah bila anak harus diberi pelajaran dan dibiasakan melakukan shalat pada usia dini dan mendapatkan hukuman bila melanggarnya. Pada masa ini lah yang dialami oleh anak sekolah dasar, seperti tahapan yang sedang atau telah dilewati murid SD SAIMS. Di sekolah anakanak mendapatkan fasilitas sekolah yang memberikan nilai keagamaan pada setiap pelajaran yang dilewati setiap harinya. Membuat anak tertarik dengan diberikan kesempatan secara langsung sesuai perkembangan anak sekolah dasar yaitu The Realistic Stage, memberikan contoh langsung tentang ciptaan Allah Semesta Alam ini, contohnya bermacam-macam hewan dan tumbuhan yang ada di alam sekitar, agar membuat anak semakin memiliki pegangan agama yang kuat. Karena anak Sekolah Dasar sudah memiliki perkembangan tingkat kenyataan (realistis), maka jika dalam suatu lembaga sekolah mencoba mengenalkan dengan cara yang baik atau menarik, bisa menimbulkan rasa keingintahuan yang besar bagi anak tentang agama yang bersumber dari pengetahuan yang ada di Flora dan Fauna. Perkembangan moral masa anak sekolah menurut L.Kohlberg (dalam Singgih & Ny. S., 2001: 18) sebagai berikut: Tingkat Pra Konvensional 1)Tahap pertama (umur 0 - 6) Orientasi pada hukuman dan kepatuhan, ketaatan. Hukuman fisik terhadap suatu perbuatan dipakai oleh anak untuk menentukan apakah suatu perbuatan baik atau buruk. Perbuatan baik oleh anak dirumuskan sebagai perbuatan yang tidak akan mengakibatkan hukuman baginya. Pada tahap ini, menghindari hukuman dan kepatuhan terhadap otoritas yang berkuasa akan dinilai positif oleh anak. 2) Tahap kedua (umur sekitar 6-10 tahun) Orientasi instrumental yang relatif. Anak hanya mengharap, mencari hadiah yang nyata. Perbuatan yang benar merupakan perbuatan yang memuaskan kebutuhannya. Hubungan timbal balik sangat ditekankan, saya dipukul, saya akan membalas dipukul. Di tinjau dari perkembangan kognitif Jean Piaget (dalam Alfi: 2005), anak sekolah dasar memasuki tahap operasi kongkret dalam berpikir. Suatu masa di mana konsep yang pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas sekarang menjadi kongkrit. Menurut Mc Guire (dalam Djalaludin Ancok, 1994) proses perubahan sikap dari tak menerima menjadi sikap menerima berlangsung melalui tiga tahap perubahan sikap. Proses pertama adalah perhatian; kedua, pemahaman; dan ketiga, penerimaan. Sebagai manusia yang sudah diberikan kenikmatan melalui alam, baik flora dan fauna yang ada, hendaknya dapat memelihara dan menjaga apa yang
198
Choiriyatul Inayati, Sjahudi Sirodj
sudah diciptakan oleh Allah. Karena semua ciptaan Allah di muka bumi ini, tidak ada satu pun yang sia-sia semua bermanfaat. Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat membuat landasan berpikir yang bersumber dari beberapa teori diatas yaitu tingkat perkembangan pada anak Sekolah Dasar adalah kenyataan (realistis), yang sangat memiliki ketertarikan pada suatu keadaan yang benar-benar ada untuk dapat dipahami dan dijelaskan pada anak. Pengaruh pembentukan jiwa keagamaan pada anak di kelembagaan pendidikan, barangkali banyak bergantung pada bagaimana perencanaan pendidikan agama yang diberikan di sekolah. Dalam pembelajaran yang menerapakan metode melalui Flora dan Fauna secara langsung, yang bertujuan agar peserta didik dapat menerima atau menyerap pembelajaran tanpa jenuh. Informasi yang didapat juga bisa membuat anak tidak cepat lupa dan paham dengan pelajaran yang diberikan pada saat pelajaran selesai. Penerimaan akan materi yang diberikan sejalan dengan kehidupan nyata yang memang benar adanya. Ketika materi yang diberikan bersangkutan dengan Flora dan Fauna, maka akan secara tidak langsung memberikan pengertian bahwa siapakah yang menciptakan Alam Semesta ini. Timbullah sebuah pertanyaan bahwa dibalik semua ada suatu Dzat yang berkuasa atas dunia, manusia beserta isinya. Suatu pembelajaran inilah yang memberikan ruang secara langsung terhadap anak untuk mengerti dan membuktikan bahwa ciptaan Allah sekecil apapun adalah nyata dan tidak bisa ditiru oleh manusia biasa. Kesadaran sedikit demi sedikit inilah yang dicoba untuk mengembangkan keagamaan yang ada dalam diri anak melalui pembelajaran yang secara langsung diberikan melalui Flora dan Fuana. Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini, akan mengamati pengenalan keagamaan anak melalui pembelajaran flora dan fauna yang diberikan oleh lembaga pendidikan sekolah Alam Insan Mulia Surabaya. Hasil pengamatan tersebut akan diuraikan pada hasil penelitian yang berupa narasi deskripsi sesuai dengan apa yang terjadi dalam penelitian. Kehadiran peneliti sebagai pengamat penuh yang mengobservasi berbagai kegiatan pembelajaran tentang flora dan fauna yang dilakukan subyek penelitian (kelas satu sampai kelas lima). Namun, untuk memperjelas dan memahami apa yang terjadi dalam penelitian maka dilaksanakan pula wawancara secara mendalam terhadap informan yang dapat mendukung penelitian. Peneliti mengamati, melakukan wawancara dengan informan serta
Pengenalan Keagamaan Anak Melalui Pembelajaran Flora dan Fauna di Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya
199
mengobservasi selama kurang lebih empat bulan, yaitu mulai SeptemberNovember 2012. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Lembaga Pendidikan Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya. Menempati tanah seluas 1,5 Ha Terletak di Jl. Medokan Semampir Indah 99-101 Surabaya. SAIMS adalah salah satu sekolah di Indonesia yang mendekati semua pelajaran dengan menggunakan pendekatan alamiah (alam sebagai sarana). SAIMS adalah sekolah dengan konsep pembelajaran yang jauh berbeda dengan sekolah-sekolah konvensional yang ada selama ini. Pemilihan sekolah alam insan mulia Surabaya sebagai lokasi penelitian juga dikarenakan sekolah ini sudah memiliki akreditasi yang baik dari badan akreditasi nasional tingkat SD, dan menjadi salah satu SD favorit di kota surabaya. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala SD SAIMS sekaligus merangkap menjadi tenaga pendidik dan beberapa guru kelas yang memiliki tanggung jawab untuk mengajar setiap kelas tertentu saja. Hal tersebut dikarenakan guru kelas adalah salah seorang yang mengetahui kondisi nyata baik dari kemampuan murid kelasnya sendiri dan latar bekang keluarga maupun sosialnya, yang kemudian dapat secara obyektif untuk dijadikan subjek penelitian. Peneliti mengambil data dari salah satu perwakilan kelas saja, mulai dari kelas satu sampai kelas lima. Hal tersebut dikarena setiap penyampaian materi atau saat observasi di luar kelas maupun di luar sekolahan tentang flora dan Fauna masing-masing kelas pararel terkadang dikumpulkan menjadi satu kelas. Hasil Penelitian Perkembangan keagamaan anak The Realistic Stage Perkembangan keagamaan anak pada masa ini lah yang dialami oleh anak sekolah dasar, seperti tahapan yang sedang atau telah dilewati murid SD SAIMS. Di sekolah anak-anak mendapatkan fasilitas sekolah yang memberikan nilai keagamaan pada setiap pelajaran yang dilewati setiap harinya. Membuat anak tertarik dengan diberikan kesempatan secara langsung sesuai perkembangan anak sekolah dasar yaitu The Realistic Stage. Salah satu contoh adalah di bawa langsung pada tempat pembelajaran, misalkan hewan, mereka akan di ajak langsung untuk melihat hewan secara dekat atau bahkan memegang hewan secara langsung. Sebagai berikut penjelasannya. 1) Kelas satu, pelajaran tentang flora fauan yang diberikan adalah cenderung masih mengenal alam, bahwa semua ini ciptaan Allah, makhluk hidup juga apapun itu ciptaan Allah. Sebagai manusia harus bisa menjaga dan melestarikan apa yang ada di bumi baik hewan atau tumbuhan. Penyampaiannya dalah dengan
200
Choiriyatul Inayati, Sjahudi Sirodj
anak-anak membawa hewan peliharaannya, kemudian memperesentasikan di kelas. Selain itu juga diberikan materi bahwa hewan juga termasuk ciptaan Allah, jadi bagi manusia juga harus merawat dan tidak membunuh hewan sembarangan serta menyakitinya. Selain pengertian tersebut, juga diberikan contoh ayat Al-Qur’an, bahkan Allah telah menyebut nama hewan di dalam kitabnya untuk di jaga, dilestarikan, dan agar manusia dapat mengambil ilmu dari padanya. 2) Kelas dua, anak di ajak untuk pergi ke Kebun Binatang Surabaya untuk melihat semua macam hewan. Karena masih kelas dua maka pembelajaran sebatas pengenalan beragam macam hewan yang ada di Kebun Binatang. Setelah mengadakan observasi bersama semua teman dan ustad kelas dua, membuat mereka secara langsung mengerti dan melihat beragam hewan yang di ciptakan oleh Allah. Selain itu, dari pelajaran beragam hewan aka nada sisipan pelajaran alinnya seperti menghargai makhluk ciptaan Allah, tidaki menyiksa binatang, menjaga dan merawat serta masih banyak lagi penyisipan keagaan lainya bagi anak. 3) Kelas tiga, pengenalan tentang fauna yang diberikan kepada kelas tigs adalah mencakup tentang jenis-jenis hewan. Memberikan pengertian bahwa hewan adalah ciptaan Allah, bahkan ada Nabi yang bisa berbicara dengan hewan yaitu Nabi Sulaiman. Ketika mereka belajar tentang hewan dan jenisnya, maka mereka dibawa untuk melihatnya secara langsung pergi ke mini zoo yang di miliki sekolah. Hal tersebut menunjukkan pada mereka bahwa ciptaan Allah tidak ada yang tidak berguna, dan beragam bentuknya. 4) Kelas empat, pelajaran berkebun atau menanam jagung adalah hal yang dilakukan oleh kelas empat ini. Mereka berkebun di lading jagung, mulai dari menanam biji, merawat, member pupuk dan mnyirami air setiap hari dilakukan oleh anak-anak sendiri. Setelah jagung tumbuh, panen pun dilakukan dan mereka mendapatkan hasil dari panen tersebut. Di situlah ada pembelajaran tentang agama, bahwa manusia hanya bisa berusaha untuk merawat jagung yang di tanam dan sesudah itu Allah yang berkehendak atas segala ciptaannya. Selain itu, akar jagung atau batang tumbuhan lain memiliki jenis yang beragam, mereka di berikan tugas langsung untuk melihat abgaimana batang dan akar di sekitar lingkungan SAIMS yang banyak tumbuh pepohonan serta tumbuhan. Karena Allah Maha Adil, tidak ada ciptaannya yang tidak seimbang dan memiliki fungsi walaupun sekedar akar dan batang yang dapat menopang kehidupan tumbuhan. 5) Kelas lima, katak adalah termasuk fauna yang banyak di jumpai, bisa di katakana haram karena hidup dalam dua alam, hal tersebut disampaikan saat pelajaran tentang membedah katak akan di mulai. Sebelum memluai pun mereka di berikan pemahaman bahwa jetika membedah katak harus berdasarkan niat supaya tidak menjadi dosa, karena katak adalh termasuk hewan ciptaan Allah, dan berniat untuk mengambil ilmu untuk mengenal organ dalam katak. Hal tersebut terkait dengan kekuasaan Allah yang menciptakan organ yang tidak dapat terlihat dan
Pengenalan Keagamaan Anak Melalui Pembelajaran Flora dan Fauna di Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya
201
memiliki fungsi begitu besarnya. Setelah membedah katak pun, mereka di ajarkan untuk mengubur hewan tersebut seperti pada cerita Khubil dan Khobil yangsaling membunuh, kemudian melihat burung yang bertengkar lalu mengubur burung yang telah meninggal. Bentuk dari menghargai hewan tersebut, maka katak pun juga id kuburkan di halaman belakang sekolah. Pembelajaran Melalui Flora dan Fauna Dapat dikatakan berhasil ketika anak menyerap pengetahuan tersebut lalu dapat memprosesnya hingga kemudian terjadi perubahan tingkah lakunya.Pada kelas satu anak sudah terlihat tidak lagi menyiksa atau menjahili bianatang yang di lihatnya. Sedangkan kelas dua lebih cenderung untuk tidak mencontoh perilaku hewan, dengan berterika-teriak, menjaga sikap dan mencintai hewan. Kelas tiga terlihat sangat menghargai dan tidak mencontoh perbuatan hewan bebek yang dikisahkan sebagai hewan yang banyak omong dan lebih bisa menghargai makhluk hidup di sekelilingnya, karena semua dalah ciptaan Allah. Di kelas empat, lebih terlihat untuk tidak membunuh tumbuhan dengan cara mencabut tumbuhan sembarang tanpa ada tujuan dan dapat bersabar ketika menunggu dan merawat anaman yang di tanam. Sedangkan kelas lima, terlihat lebih menyayangi hewan. Mereka lebih menata hati ketika hewan di jadikan percobaan bukan untuk dimainkan namun untuk dipelajari. Setelah itu juga mereka dapat mengerti tentang hewan yang mati sebaiknay di kubur agar tidak berpenyakit di lingkungan sekitar. Pembahasan Sejumlah ahli membagi masa anak-anak menjadi dua, yaitu masa anakanak awal dan masa anak-anak akhir. Masa anank-anak awal berlangsung dari umur dua tahun sampai enam tahun, dan masa anak-anak akhir dari usia enam tahun sampai anak matang secara seksual (Hurlock, 1990). Anak sekolah dasar termasuk dari masa anak-anak akhir yang di tandai dengan masuknya mereka ke sekolahan. Pendidikan agama di lembaga pendidikan bagaimanapun akan memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun demikian, besar kecilnya pengaruh tersebut sangat bergantung pada berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai agama. Jika ketika berada di lingkungan sekolah dapat menimbulkan nilai keagamaan yang akhirnya akan berpengaruh pada perilaku anak didik. Pengaruh kelembagaan pendidikan dalam membentuk jiwa keagamaan pada anak sangat bergantung pada kemampuan para pendidik untuk menimbulkan rasa keingintahuan pada anak. Agar anak bisa memberikan perhatian secara penuh pada materi yang diberikan oleh guru dengan belajar
202
Choiriyatul Inayati, Sjahudi Sirodj
melalui Flora dan Fauna akan membuat anak tertarik karena dapat secara langsung melihat dan merasakan transefer pembelajaran guru yang menimbulkan kepahaman (mengerti) materi yang disampaikan. Sikap pengajar yang mencerminkan ajaran keagaam yang telah diberikan dan sejalan dengan nilai kehidupan sehingga menimbulkan rasa penerimaan. Karena anak Sekolah Dasar sudah memiliki perkembangan keagamaan tingkat kenyataan (realistis), maka jika dalam suatu lembaga sekolah mencoba mengenalkan dengan cara yang baik atau menarik, bisa menimbulkan rasa keingintahuan yang besar bagi anak tentang agama yang bersumber dari pengetahuan yang ada di Flora dan Fauna. Pengenalan keagamaan anak sesuai dengan tahapan perekembangan keagamaan tingkat the realistic stage. Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara berangsur-angsur. Masa ini daya pikir anak berkembang kearah berpikir kongkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat sehingga anak benar-benar berada dalam suatu stadium belajar. Salah satu pembelajaran yang ada di Sekolah Alam Insan mulia adalah dengan mengintegrasikan seluruh pembelajaran. Kelas satu, dua dan tiga termasuk dalam semi tematik sedangkan pada kelas empat, lima dan enam menggunakan pembelajaran tematik. Dimana setiap pembelajaran yang satu dengan pembelajaran lainnya akan bisa saling terkait, bahkan akan keluar dari tema jika anak mempertanyakan hal yang di luar tema pada saat pembelajaran. Sekolah Alan Insan Mulia Surabaya diambil dengan istilah sekolah alam itu ada tiga hal, alam yang pertama yang dimaksud alam alamiahnya atau alam pikiran anak-anak, menyatu karena pikiranya anak-anak itu holistik, anak-anak berbeda dengan orang dewasa, sehingga harus lebih menyenangkan, kreatifitas diutamakan. Lalu alam yang kedua itu alam yang berupa flora dan fauna jadi atas dasar itulah pembelajaran itu banyak-banyak akan mengeksplorasi sumber daya alam yang ada di alam ini yang merupakan ciptaannya Allah. Kemudian alam yang ketiga ada alam masyarakat, jadi anak-anak disiapkan untuk menghadapi alam masyarakat yang luas ini. Sesuai dengan tiga point yang dimiliki SAIM, salah satunya memberikan pembelajaran yang sesuai dengan anak dan menjadikan alam sekitar seperti flora dan fauna menjadi jembatan pembelajaran mereka. Berdasarkan hasil penelitian yang disesuaikan dengan fokus penelitian yang diajukan, maka pengenalan keagamaan melalui pembelajarn flora fauna adalah dengan mengikut sertakan atau memberikan anak-anak keadaan yang nyata dalam penyampaian pembelajaran. Mereka tidak hanya menerima teori saja di kelas, namun ikut terjun langsung untuk meneliti dan merasan apa yang akan dipelajari.
Pengenalan Keagamaan Anak Melalui Pembelajaran Flora dan Fauna di Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya
203
Anak-anak di berikan pembelajaran yang bersangkutan dengan alam, seperti menanam jagung, membawa hewan peliharaan, membedah katak, mengobservasi hewan di kebun binatang merupakan beberapa media yang ingin di sampaikan oleh pendidik SAIMS. Mengenalkan secara langsung dan nyata tentang pembahasan yang akan dipelajari di kelas. Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi bersifat relative menetap dan tidak hanya terjadi pada perilaku saat ini yang nampak tetapi juga perilaku yang akan mendatang. Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akibat dari pengalaman. Setelah memberikan contoh secara nyata dan langsung pada anak, maka materi akan diberikan dengan menyisipkan pelajaran keagamaan di setiap pembelajaran flora dan fauna. Bahkan, hasil temuan penelitian tidak hanya itu semua pembelajaran bisa selalu dikaitkan dengan keagamaan, karena sebagai sekolah islam SAIMS ingin memberikan pendidikan tentang agama pada anak dengan keadaan yang riil , agar anak bisa menerima dengan baik pembelajaran tersebut. Perubahan sikap pada anak setelah mendapatkan pembelajaran flora dan fauna yang disisipkan di dalamnya tentang keagamaan, lebih efektif karena mereka di berikan situasi yang nyata tentang ciptaan dan kebesaran Allah sebagai pencipta seluruh alam semesta. Kemudian di berikan contoh-contoh tentang menjaga tumbuhan, merawat hewan, tidak merusak ciptana Allah dan mencoba untuk mengkaji apa saja yang telah di ciptakan Allah untuk alam semesta ini. Pengenalan atau proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan keagamaan anak sesuai dengan tingkat perkembangannya (the realistic stage), melalui pembelajaran flora dan fauna sangat efektif dalam proses belajar di sekolah yang mungkin jarang ditemukan model belajar seperti tersebut. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis penelitian ini sesuai dengan fokus penelitian yang diajukan adalah terdapat tiga komponen penting sekolah alam dalam memberikan pembelajaran yaitu sesuai dengan perkembangan usia anak, menjadikan alam flora dan fauna sebagai media untuk belajar, dan mengenalkan alam masyarakat sebagai bekal untuk menghadapi alam masyarakat yang luas ini. Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajaran yang diberikan menggunakan alam yang di dalamnya merupakan flora dan fauna sebagai media pembelajaran yang kemudian disisipkan tentang keagaamaan, sesuai
204
Choiriyatul Inayati, Sjahudi Sirodj
dengan perkembangan keagamaan anak usia sekolah dasar yaitu The Realistic Stage (tingkat kenyataan). Pembelajaran yang digunakan adalah dengan proses memberikan pengalaman langsung atau mengikut sertakan anak dalam pembelajaran flora dan fauna. Penyajian pembelajaran secara nyata lalu di sisipkan pengetahuan keagamaan akan membuat anak lebih muda menyerap pelajaran menimbulkan perhatian yang cukup besar oleh anak dan jika hal itu terjadi proses selanjutnya dapat mengubah anak dalam bertingkah laku. Mereka tidak hanya menerima teori saja di kelas, namun ikut terjun langsung untuk meneliti dan merasakan apa yang akan dipelajari. Seperti, menanam jagung di kebun, membawa hewan peliharaan, membedah katak, mengobservasi hewan di kebun binatang merupakan beberapa media yang ingin di sampaikan oleh pendidik SAIMS. Mengenalkan secara langsung dan nyata tentang pembahasan yang akan dipelajari di kelas. Setelah itu memberikan materi di kelas. Kemudian dari pembelajaran tersebut, di kaitkan dengan agama, seperti mengenal Allah sebagai Pencipta alam semesta, dan bagaimana cara memperlakukan lingkungan sekitar sebagai makhluk Allah dan bertingkah laku, semua hal dapat dikaitkan dengan agama ketika pembelajaran flora dan fauna di berikan. Saran atau rekomendasi yang ditujukan untuk: 1) Ustad-ustadah, Guru menjadi salah satu tolak ukur perkembangan anak dalam kegiatan belajar mengajar, namun ketika terlalu memberikan kebebasan anak di dalam kelas akan membuat anak kurang disiplin dalam setiap mendengarkan materi di kelas. 2) Sekolah Alam Insan Mulia, adalah sekolah yang membutuhkan biaya tidak sedikit, dan sebagain besar merupakan anak dari orang berpenghasilan menengah ke atas, jika memungkinkan mengizinkan atau meringankan biaya anak yang memang orang tuanya berpenghasilan minimum.
Daftar Pustaka Ahyadi, Abdul Aziz. (2005). Psikologi Agama : Kepribadian Muslim Pancasila. Bandung : Sinar Baru Algensindo Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia Ancok, Djamaludin dan Fuad Nashori Suruso. (1994). Psikologi Islam : Solusi Islam atas Problem-Problem Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Arifin, Bambang Samsul. (2008). Psikologi Agama. Bandung : Pustaka Setia Baharudin. (2007). Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
Pengenalan Keagamaan Anak Melalui Pembelajaran Flora dan Fauna di Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya
205
Baharudin dan Mulyono. (2008). Psikologi Agama dalam Perspektif Islam. Malang : UIN Malang Press Daryanto. (1997). Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya : Apolo Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung : Rosdakarya D. Gunarsa Singgih, dan Yulia Singgih. (2001). Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia _________. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia Dwi, Djoko M. (2005). Model Keanekaragaman Hayati Flora dan Fauna di Cagar Alam Jawa Timur. Volumen 4, no. 1, tahun 2005hal : 38 Hurlock, Elizabeth B. (1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Lima. Jakarta : Erlangga Jalaluddin. R. (2010). Psikologi Agama. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada Moleong, Lexy J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mӧnks. F. J. dkk. (2006). Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Jogjakarta : UGM Press Mussen, Paul Henry. dkk. (1988). Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta : Erlangga Nata, Abuddin. (1999). Metodologi Studi Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: PT Ghalia Indonesia Nooryanie, Reyni. (2007). Perbedaan tingkat kreativitas antara siswa kelas IV SD alam insan mulia dan dengan SD negeri klampis ngasem I no.246. Surabaya : UNAIR Poerwandari, E. Kristi. (2005). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta : PERFECTA Ramayulis. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia Rochmah, Elfi Yuliani. (2005). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : TERAS Rossidy, Imron. (2008). Fenomena Flora dan Fauna dalam Perspektif Al-Qur’an. Malang : UIN Malang Press Slavin, Robert E. Cooperative Learning, Theory, Research, and Practice. Needham Heights, Massachusetts: Allyn and Bacon
206
Choiriyatul Inayati, Sjahudi Sirodj
Yuanita, Ismi Utami. (2011). Metode pembelajaran dengan konsep alam di sekolah dasar sekolah alam insan mulia Surabaya. Surabaya : UNAIR Cagar Alam Jawa Timur. Jurnal LITBANG Jawa Timur, 04, 38-55 (http://www.cikeasonline.com/archieve/liputanutama/2008/02/05/8/sekolah-alam.html) (ferrytaryono. (2009, 08 Juni). Pengertian-flora-fauna. http://wordpress. com /) (www.sekolahalamindonesia.org) Administrator. (Selasa, 20 Maret 2012 - 13:37:34 WIB). Kurikulum SD SAIMS. (dalam www.insanmulia-sby.sch.id)