Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain
PENGENALAN DASAR FOTOGRAFI DALAM INSTRUMEN PENDIDIKAN PADA ANAK USIA DINI Muhammad Sandy Pirouzi
Bismo Djelantik
Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : desain, eksplorasi, fotografi, pendidikan, sekolah dasar Abstrak Teknologi digital kamera sebagai media komunikasi telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari maraknya pengunggahan foto melalui jejaring sosial. Praktik penggunaan kamera di Indonesia telah dilakukan oleh berbagai lapisan usia yaitu anak usia dini hingga orang dewasa. Pesatnya perkembangan kamera tidak berbanding lurus dengan pesatnya perkembangan informasi edukasi mengenai fotografi terhadap masyarakat. Salah satu contohnya adalah saat ini beberapa sekolah telah mewajibkan siswanya untuk melampirkan foto di dalam laporan tugasnya. Namun, sayangnya belum ada pendidikan dasar mengenai fotografi terhadap anak usia dini. Edukasi mengenai fotografi dasar bagi anak usia dini menjadi penting agar mereka mengetahui secara seksama fungsi dan prinsip kerja kamera. Oleh karena itu, dibutuhkan sarana edukasi pengenalan dasar fotografi terhadap anak usia dini di Indonesia.
Abstract Digital camera technology as a communication medium has been progressing quite rapidly. It can be seen from the rise of uploading photos via social networking. Practical use of cameras in Indonesia has been carried out by various ages from early childhood to adults. The rapid development of the camera is not directly proportional to the rapid development of information about photography education. For example, currently some schools require students to attach a photo in their report books. But, unfortunately, there is no basic education about photography to early childhood. Education about basic photography for young children is important that they thoroughly know the functions and principles of camera work. Therefore, it needed a basic introduction to photography education for early childhood in Indonesia.
Maraknya penggunaan kamera sebagai medium komunikasi pada masyarakat Indonesia tidak diikuti dengan pemahaman yang mendasar dari prinsip kamera itu sendiri. Dengan adanya penanaman pengetahuan dasar fotografi pada anak-anak usia dini diharapkan adanya peningkatan kualitas foto yang dihasilkan masyarakat Indonesia di masa yang akan datang. Pendahuluan Berkembangnya teknologi digital pada kamera memberi dampak semakin maraknya praktik fotografi sebagai media komunikasi masyarakat Indonesia. Namun pesatnya penggunaan foto ini tidak berbanding lurus dengan pemahaman dasar tentang fotografi itu sendiri.
Gambar 1. Grafik kenaikan jumlah individu peminat fotografi di Indonesia Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 1
PENGENALAN DASAR FOTOGRAFI DALAM INSTRUMEN PENDIDIKAN PADA ANAK USIA DINI
Setelah melakukan survey terkait, penulis menemukan bahwa penggunaan foto sebagai medium komunikasi sudah dimulai sejak bangku Sekolah Dasar (9-13 tahun) terbukti dari banyaknya penggunaan foto dalam laporan. Pada praktiknya sekolah tidak mengajarkan pemahaman dasar fotografi mengingat penggunaan medium komunikasi foto sudah semakin setara dengan medium tulisan. UU RI No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem pembelajaran yang dapat menarik minat anak untuk mempelajari dasar-dasar fotografi. Proses Studi Kreatif Proses studi difokuskan pada perancangan sarana edukasi dasar fotografi. Dasar fotografi yang dimaksudkan disini adalah dasar sistem operasional kamera yang terdiri dari lensa, bukaan dan perekam citra. Dalam pengoperasiannya diharapkan anak-anak mendapatkan pengalaman yang baru hingga akhirnya mengerti. Proses studi ini dimulai dengan survey terhadap ketertarikan anak pada sistem belajar yang ada, dimana didapatkan bahwa 98% anak lebih tertarik belajar dengan proses eksplorasi (praktikum). Hal ini dikarenakan pada proses praktikum mereka bisa mendapatkan materi pembelajaran yang lebih konkrit. Di lain sisi proses ekplorasi juga membebaskan anak dari sistem pembelajaran konvensional dimana murid harus duduk ditempat dan sebagian besar komunikasi yang terjadi adalah komunikasi 1 arah. Dalam proses pembelajaran ini penggunaan teknologi yang berlebihan akan menutup pemahaman peserta didik akan hukum-hukum alam mendasar yang sebenarnya ada dan mungkin terjadi. Maka dalam proses perancangan ini segala jenis teknologi yang digunakan diminimalisir agar tercipta pembelajaran yang terbuka dan objektif. Pada proses pembelajaran Sekolah Dasar selain peserta didik mendapatkan materi konkrit atas sebuah mata pelajaran mereka juga harus menerima pelajaran soft skill yang akan terus mereka gunakan dalam bermasyarakat. Pada rancangan produk ini soft skill yang akan diikutsertakan mencakup kerja sama, komunikasi verbal, koordinasi dan ketangkasan. Studi selanjutnya yang dilakukan adalah skema operasional produk agar tepat sasaran dengan tujuan penelitian. Kesulitan terbesar dalam memberikan pemahaman tentang kamera sebagai medium perekam citra adalah prinsip dari kamera itu sendiri yaitu prinsip camera obscura dimana ruangan yang kedap cahaya diberikan sedikit lubang untuk memampatkan cahaya yang lalu menghasilkan proyeksi citra. Karena persyaratan akan kedap cahaya tersebut maka hampir mustahil menunjukkan sistem kerja kamera. Dari permasalahan ini timbul dua alternatif desain yang memungkinkan terlihatnya sistem kerja kamera.
Desain A Pada desain A rancangan produk didasarkan pada kamera lubang dengan modifikasi sisi yang dapat dibuka untuk melihat ke dalam, bagian belakang yang semi transparan agar bisa melihat proyeksi citra dan sistem perbedaan bukaan untuk melihat respon yang terjadi pada proyeksi jika bukaan dirubah.
2 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
M.Sandy Pirouzi
Gambar 2. Sketsa desain A
Desain A mempunyai dimensi ukuran 20 x 20 x 40 cm
Desain B Ide dari desain B adalah membalik sistem pengoperasian kamera yang pada awalnya operator berada di luar mengendalikan kamera menjadi operator berada di dalam kamera dan mengendalikannya. Untuk mengakomodir tujuan tersebut maka desain ini berbetuk ruangan dan dimensi produk disesuaikan dengan antropometri anak-anak Indonesia.
Gambar 3. Sketsa desain B
Setelah membuat sketsa dari kedua desain di atas studi selanjutnya adalah mempelajari sistem, bentuk, dimensi dan ketercapaian tujuan perancangan dengan membuat model skala 1:1. Model pada desain A dibuat dengan bahan karton duplex 2mm sebagai bahan badan dan kertas kalkir sebagai sisi semi transparan. Untuk model desain B menggunakan ruangan kamar kos dengan ukuran 3 x 3m yang dibuat kedap cahaya dengan menutup satu sisinya dengan plastik hitam. Kedua model diberikan sebuah lubang untuk proses pemampatan cahaya.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
PENGENALAN DASAR FOTOGRAFI DALAM INSTRUMEN PENDIDIKAN PADA ANAK USIA DINI
Gambar 4. Eksperimen
Hasil Studi dan Pembahasan Setelah dilakukan uji coba pada model studi A dan B pada anak-anak didapatkan hasil sebagai berikut:
Desain A: Dari segi ukuran lebih mudah untuk dioperasikan (dipindahkan, disimpan, digunakan) namun untuk mencapai hasil yang maksimal produk ini harus dibawa ke tempat yang gelap dan objek yang bisa diproyeksikan hanya objek yang bisa memancarkan cahaya.
Desain B: Ukuran yang besar menyulitkan untuk pengoperasian namun pengalaman yang diberikan sangat maksimal sehingga memicu pertanyaan lebih lanjut. Objek yang dapat diproyeksikan tidak harus memancarkan cahaya namun cukup dengan disinari saja.
Melihat hasil uji coba yang terjadi dan tujuan awal perancangan maka desain yang terpilih adalah desain B dengan pengaplikasian aspek studi lebih lanjut pada beberapa aspek untuk kesesuaian operasional yaitu sistem knock-down untuk mengatasi masalah penyimpanan dan mobilisasi, studi ergonomi, bentuk dan warna yang disesuaikan dengan antropometri anak-anak Indonesia umur 9-13 tahun. Dengan sistem knock-down produk ini terbagi menjadi 3 bagian utama yaitu rangka, penutup dan simulator mekanisme dasar kamera yang terdiri dari lensa dan bukaan.
4 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
M.Sandy Pirouzi
Gambar 5. Tampak Ungkah Produk
Aspek selanjutnya yang diaplikasikan adalah dimensi ergonomi. Dimensi ergonomi didapatkan dengan cara melakukan survey langsung antropometri pada anak-anak umur 9-13 tahun. Data antropometri tersebut diolah dengan uji normal, uji layak, uji seragam dan uji cukup hingga diperoleh data persentil dari bagian tubuh tertentu.
Tabel 1. Data Persentil anak-anak dengan jangakauan 9-13 tahun
Dari data persentil tersebut maka diperoleh dimensi-dimensi yang diperlukan dalam perancangan.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
PENGENALAN DASAR FOTOGRAFI DALAM INSTRUMEN PENDIDIKAN PADA ANAK USIA DINI
Gambar 6. Gambar Teknik Roda Gigi
Gambar 7. Gambar Teknik Rangka Kaki Tiga
6 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
M.Sandy Pirouzi
Gambar 8. Gambar Teknik Rangka dalam Keadaan Terpasang
Penutup Dengan meninjau kembali produk yang telah dihasilkan, beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan kembali adalah permasalahan sirkulasi udara yang dirasa masih tidak berjalan dengan lancar dan menghasilkan suhu yang membuat produk tidak cukup nyaman untuk digunakan terlalu lama. Selain itu, bahan material dirasa masih tidak sesuai dengan harapan karena cahaya masih masuk ke dalam ruang menghasilkan gambar proyeksi yang tidak tajam, sehingga masih harus dilakukan eksplorasi. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7
PENGENALAN DASAR FOTOGRAFI DALAM INSTRUMEN PENDIDIKAN PADA ANAK USIA DINI
Pembimbing Artikel ini merupakan laporan perancangan Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Produk FSRD ITB. Pengerjaan tugas akhir ini disupervisi oleh pembimbing Bismo Djelantik, M.Ds Daftar Pustaka Badger, Gerry. 2007. The Genius Photography. London : Quadrille Publishing. Busselle, Michael. 1983. The Encyclopedia of Photography. London : Octopus Book. Cain, Linda Ruthh. Design Standards for Children’s Environments. New York: McGraw-Hill Dewey, J. (1938/1997). Experience and education. Macmillan. Gustavson, Todd. 2009. Camera. New York : Sterling Publishing. Norman, Donald A. 2004. Emotional Design Why We Love (or Hate) Everyday Things. New York: Basic Book. Panero, Julios. 1979. Human Dimension and Interior Space: A Source Book of Design Reference Standards. New York: Watson-Guptill. UU RI No.20. 2003. Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia.
8 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1