~Irr.J(
Vol.7 No.1 Maret 2011 : 1- 5
PENGEMBANGANEKONOMIKABUPATENSEMARANG MELALUI WILAYAH ANDALAN Oleh : Sri Widiyati
StafPengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang
J1. Prof. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang 50275
Abstrak Kabupaten Semarang belum mampu memanfaatkan otonomi daerah yang dtberikan untuk stabilitas pertumbuhan ekonomt. Hal int terUhat dari angka pertumbuhan ekonomi yang paling rendah di wi/ayah Kedungsepur. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut maka pemertntah daerah bersama partisipasi masyarakat harus mampu menentukan wi/ayah yang memi/i!d potensi untuk tumbuh dibanding wi/ayah lainnya. Pengembangan ekonomi Kabupaten Semarang melalu; kawasan andalan dengan produk unggulannya. Kecamatan tersebut meliputi kecamatan Getasan dengan sektor Iistrik,gas dan air serta sektor perdagangan, rumah makan,jasa akomodasi sebagai sektor unggulan; kecamatan Ambarawa dengan sektor keuangan,persewaan,jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa merupakan unggulannya; Kecamatan Bancak dengan sektor penggalian dan sektor Ustrik,gas dan air; kecamatan Ungaran dengan sektor lembaga keuangan, persewaan dan jasa serta sektor angkutan dan komunikasi
Kata KUDci : Wilayah Andalan, Sektor Potensial, Pusat Pertumbuhan.
1. Pendahuluan. Pembangunan ekonomi daerah di em otonomi daerah menghadapi berbagai tantangan baik internal maupun ekstemal seperti masalah kesenjangan dan iklim globalisasi. Situasi yang dibadapi menuntut tiap daerah untuk mampu bersaing di dalam dan di luar negeri. Kesenjangan dan globalisasi berimplikasi kepada daerah untuk melaksanakan percepatan pembangunan ekonomi daerah secara terfokus melalui kawasan dan produk andalannya.
penggerak pengembangan wilayah. Kawasan ini diharapkan mampu menjadi pusat dan pendorong pertumbuhan ekonomi kawasan sekitarnya. Berdasarkan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Pengembangan (RTRWP) 2003-2018 Jawa tengah dikelompokan menjadi 8 kawasan kerjasama antar daerah Kabupaten atau Kota. Delapan tersebut meliputi : a
Percepatan pembangunan ini bertujuan agar daerah tidak tertinggal dalam persaingan pasar bebas , seraya tetap memperhatikan pengurangan kesenjangan.Karena itu seluruh pelaku memiliki peran mengisi pembangunan ekonomi daerah dan harus mamapu bekeIjasama melalui bentuk pengelolaan keterkaitan antar sector, antar program, antar pelaku dan antar daerah. Kawasan andalan dalam rencana tata ruang wilayah nasional adalah suatu kawasan yang dikembangkan untuk mengurangi kesenjangan antar daerah melalui kegiatan pengembangan kegiatan ekonomi yang diandalkan sebagai motor
Kawasan Barlingmas mencakup Banjamegara, Purbolingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen. b Kawasan Purwomanggung mencakup Purworejo, Wonosobo, Magelang dan Temanggung. c Kawasan Kedungsepur meliputi Kendal, Demak, Ungaran,Salatiga, Semamng, dan Purwodadi. d Kawasan Tangkallangka meliputi Batang, Pekalongan, Pemalang, dan Kajen. e Kawasan Bregas meliputi Brebes, Tegal, Slawi.
1
Pengembangan Ekonomi Kabupaten Semarang............................................. ....Sri Widivati Pertumbuhan ekonomi di kawasan Kedungsepur tampak pada table di bawah ini : Tabe11 P ertumbuhan EkonOlDl .Kendal Demak
Ungaran Salatiga
Semarang Purwodadi
2005 2,04% 3,86% 3,11 % 4,15 % 5,14% 4.54%
e ungsepur Tahun 2005 2008 awasan Kd
2006 3,67% 4,02% 361 % 4,17% 5,71 % 4.00%
2007 4,31 % 4,15% 4,27% 5,39% 5,59% 4.37%
2008 3,92% 4,11 % 4.26% 4,98% 5,59% 5.27%
Rata-Rata 3,86% 4,04% 3,79% 4,67% 5,51 % 4,55%
Surrlber : Data Diolah Tahun 2010 Jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi maka Kabupaten Semarang mempunyai angka pertmnbuhan yang lebih rendah dibanding kota Semarang dan kabupaten lainnya di wilayah Kedungsepur. Hal ini memperlihatkan bahwa Kabupaten Semarang belum mampu memanfaatkan otonomi daerah yang diberikan untuk stabilitas pertmnbuhan ekonomi. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakat harns mampu menentukan wilayah yang memiliki potensi untuk tumbuh dibanding wilayah lainnya. Wilayah yang diandalkan sebagai penggerak perekonomian adalah wilayah yang memiliki sektor unggulan / potensial dan keterkaitan ekonomi dengan daerah sekitar. Disamping itu wilayah tersebut juga memiliki variabel yang dapat mempengaruhi pertumbuhan wilayabnya yakni akumulasi modal, pertmnbuhan penduduk dan kemajuan teknologi (Todaro: 2000). 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pada Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah, tampak bahwa Kabupaten Semarang berada dalam satu kawasan dengan Kabupaten Kendal, Kabupatena Demak, Kota Salatiga, Kota Semarang dan Kabupaten Purwodadi. Tetapi jika dilihat pertumbuhan
2
konominya, data di BPS menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Semarang masih kalah jika dibandingkan dengan Kota Semarang. Disamping itu Kabupaten Semarang juga belum mampu memanfaatkan otonomi daerah yang diberikan untuk mendorong pengembangan ekonomi. Sesuai dengan Rencana Perrlbangunan Jangka Menengah Kabupaten Semarang Tahun 2005 2010 , salah satu program pembangunan di bidang ekonomi, perdagangan dan industri adalah peningkatan iklim,promosi dan kerja sarna investasi dengan sasaran menjadikan kabupaten Semarang sebagai tempat tujuan investasi yang menarik. Kendala yang dihadapi dalam menarik investor swasta antara lain belum terpadunya sistem pelayanan perijinan investasi sehingga cenderung memperpanjang jalur, prosedur dan waktu penyelesaian yang berimplikasi pada ekonomi biaya tinggi, serta belum adanya data base tentang potensi penanaman modal di Kabupaten Semarang. Penyediaan informasi dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi sektor ataupun produk unggulan daerah pada wilayah andalan yang akan dikembangkan. Cara tersebut merupakan langkah awal untuk menarik investor untuk menanamkan modal di Kabupaten Semarang.
CXR9Jlrr.J( Vol. 7 No.1 Maret 2011 : 1- 5
Paparan di atas mendasari perlunya dilakukan penelitian sebingga masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :sektor..sektor manakah yang akan dijadikan sektor unggulan/potensial pada wilayah andalan di Kabupaten Semarang .
3. Metodologi Pada bagian ini akan diungkap tentang sumber data, analisis shift share, analisis Location Quotient dan analisis tipologi daerah .. a. Sumber Data Data yang diperlukan adalah data sekunder berasal dari BPS yang meliputi Kabupaten Semarang dalam Angka, PDRB, Kecamatan dalam wilayah kabupaten Semarang dalam Angka tahun 2006 sampai 2008. b. Analisis Shift Share Analisis ini dipakai untuk mengetahui sub sector mana yang tumbuh secara cepat di suatu daerah atau wilayah. Adapun fonnulasinya adalah sebagai belikut (Suyatno :2000). Untuk sektor i di wilayah j adalah : Dij = Nij + Mij + Cij Jika analisis ini dihitung menggunakan sektor ekonomi maka : Dij = Eif - Eij Nij =Eij· m Mij = Eij • ( rin - m ) Cij = Eij • ( rij - m ) dimana: rij,rin,dan m mewakili laju pertumbuhan daerah dan laju pertumbuhan nasional yang masing masing diformulasikan sebagai berikut : (En' -En) m =---..--------- En (Ein'- Ein)
rin -----------------Ein
(Eif - Eij)
rij
----------------Eij
Keterangan :
Dij adalah pertumbuhan output sektor i di
wilayahj.
Nij adalah pertumbuhan nasional sektor i di
wilayahj.
Cij adalah keunggulan kompetitip sektor i di
wilayahj.
Eij adalah PBDR sektor i di wilayahj.
Ein adalah PDRB sektor i di wilayah tingkat
nasional.
En adalah PDRB nasional.
Tanda ' melambangkan akhir tahun.
Pertumbuhan perekonomian kecamatan
ditentukan oleh komponen pertumbuhan kota,
komponen pertumbuhan proporsional dan
komponen pertumbuhan pangsa wilayah.Rumusan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : > Bila Dj ( pertumbuhan Kecamatan j ) sebesar rata-rata pertumbuhan daerah yang menjadi acuan maka perannya terhadap wilayah tersebut tetap. > (M + C )j adalah besamya perubahan yang disebabkan oleh kinerja ekonomi daerah yang berasal dari daerahnya sendiri. Jika nilainya positip maka daerah dikatakan tumbuh di atas pertumbuhan rata-rara wilayah yang menjadi acuan dan bila negatip daerah tersebut tumbuh lambat. > Proportional Shift ( Mj ) mengukur besamya pertumbuhan daerah yang diakibatkan oleh komposisi sektor industri di daerah yang bersangkutanJika nilainya positip maka daerah berspesialisasi pada sektor ekonomi yang secara wilayah menjadi acuan tumbuh lebih cepat dan bila negatip maka daerah berspesialisasi pada sektor ekonomi yang secara wilayah menjadi acuan bertumbuh lambat. > Differential Shift ( Cj ) adalah mengukur besamyapertumbuhan daerah yang diakibatkan oleh kemampuan daerah bertumbuh pada sektor -- sektor yang memiliki keunggulan lokasi. Jika nilainya positip maka daerah memiliki keunggulan lokasi yang lebih baik dibanding dengan daerah lainnya sedang jika nilainya negatip maka daerah tersebut tidak memiliki keunggulan lokasi di sektor tersebut. 3
Pengembangan Ekonomi Kabupaten Semarang......................................... ........ Sri Widiyati
c. Analisis Location Quotient (LQ) Analisis Location Quotient ( LQ) adalah teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi potensi internal yang dimiliki suatu daerah yaitu sektor sektor mana yang merupakan sector basis (basic sector) dan sektor mana yang bukan sektor basis (non basic sector) (Suyatno :2000). Pada dasamya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan satu sektor antara daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sarna pada daerah yang lebih luas. Perbandingan relatif ini dapat dinyatakan secara matematika sebagai berikut (Warpani 1984:68): Si IS LQ Ni/N
Keterangan : LQ : Nilai Location Quotient Si : PDRB Sektor i di Kabupaten Semarang S : PDRB total di Kabupaten Semarang Ni: PDRB Sektor i di Propinsi Jawa Tengah N : PDRB total di Propinsi Jawa Tengah. Apabila hasil perhitungannya menunjukkan LQ > 1, berarti merupakan sektor basis dan berpotensi untuk dijadikan unggulan dan jika LQ < 1 maka bukan merupakan sektor basis ..
Analisis Tipologi Daerah adalah analisis 1m untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah masing masing, maka daerah akan dibagi menjadi : ( Sjafrizal dalam Mudrajad Kuncoro : 2000 ) » Daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita lebih tinggi dari daerah acuan. » Daerah maju tapi tertekan adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi rendah dan pendapatan perkapita lebih tinggi dari daerah acuan. » Daerah berkerrlbang cepat adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih rendah dari daerah acuan. » Daerah relatip tertinggal adalah daerah yang memiliki tingkat perttimbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan perkapita lebih rendah dari daerah acuan. Pertumbuhan Ekonomi : (PDRBt PDRBt-l) I PDRBt-l X 100 % Pendapatan Perkapita : PDRB I jumlah penduduk
4. Pembabasan a. Tipologi Daerah
d. Analisis Tipologi Daerah Alat analisis tipologi daerah digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi daerah pada dasamya membagi daerah daerah berdasarkan dua indikator yakni dalam hal ini pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita maka daerah dapat dibagi menjadi empat klasifikasi yaitu : daerah cepat maju dan cepat tumbuh, daerah berkembang cepat, daerah maju tapi tertekan serta daerah relatip tertinggal. Berdasarkan kriteria di atas maka Kecamatan Getasan dan Ambarawa tennasuk tipe III yaitu daerah berkembang cepat. Tipe II yaitu kecamatan maju tapi tertekan yang memiliki pertumbuhan ekonomi dibawah Kabupaten Semarang dan PDRB per kapita di tasa Kabupaten Semarang yaitu Kecamatan Bawen , 4
Pringapus, Ungaran dan Bergas sementara Kecamatan lainnya termasuk kecamatan relatip tertinggal karena pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita di bawah Kabupaten Semarang. b. Identifikasi Sektor Unggulan pada Kecamatan di Kabupaten Semarang. Sektor unggulan di Kabupaten Semarang dengan kriteria LQ>1, Cij dan Mij >0 meliputi sektor listrik,gas dan air; sektor angkutan dan komunikasi; sektor jasa; sektor perdagangan, rumah makanjasa akomodasi; sektor lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; sektor penggalian Sektor listrik, gas dan air memiliki potensi pengembangan pada mayoritas kecamatan di Kabupaten Semarang. Sektor perdagangan, rumah makan, jasa akomodasi serta sektor
CXR.fJjfl!J{ Vol. 7 No.1 Maret 2011 : 1- 5
angkutan dan komwrikasi sangat potensial dikembangkan di kecamatan Getasan. Sementara pada kecamatan Pabelan dan kecamatan Jambu, potensi pengembangan pada sektor angkutan dan komwrikasi serta sektor jasa-jasa. Potensi pengembangan di kecamatan Banyubiru , kecamatan Bawen dan kecamatan Bancak terletak pada sektor penggalian. Kecamatan Ambarawa memiliki potensi pada sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor jasa-jasa memiliki potensi berkembang di kecamatan Bancak Kecamatan Ungaran memiliki sektor angkutan serta sektor lembaga dan komwrikasi keuangan,lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Pengembangan ekonomi Kabupaten Semarang melalui kawasan andalan dengan produk ooggulannya. Kecamatan tersebut meliputi kecamatan Getasan dengan sektor listrik,gas dan air serta sektor perdagangan, rumah makanjasa akomodasi sebagai sektor ooggulan; kecamatan Ambarawa dengan sektor keuangan,persewaanjasa perusahaan serta sektor jasa-jasa merupakan ooggulannya; Kecamatan Bancak dengan sektor penggalian dan sektor listrik,gas dan air; kecamatan Ungaran dengan sektor lembaga keuangan, persewaan dan jasa serta sektor angkutan dan komwrikasi. Kecamatan tersebut di atas merupakan growth centre yang diharapkan dapat mendorong kecamatan-kecamatan lainnya untuk tumbuh dan berkembang DAFTAR PUSTAKA Koocoro, Mudrajad.2002. Otonomi & Pem -
Bangunan Daerah Rejormasi,Perencan an, Strategi dan Peluang. Jakarta. Penerbit Erlangga. Suyatno. 2000. Analisa Econimic Bas terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tingkat II Wonogiri Menghadapi Implementasi UU
5. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Berdasarkan tipologi daerah maka myoritas kecamatan di Kabupaten Semarang termasuk Kecamatan relatip tertinggal karena pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita di bawah Kabupaten Semarang.Kecamatan Getasan, Ambarawa dan Bancak termasuk kecamatan cepat berkembang sedangkan kecamatan Bawen, Pringapus, Bergas dan Ungaran termasuk kecamatan yang maju tapi tertekan karena PDRB per kapita tinggi semenntara pertumbuhan ekonominya rendah. b. Sektor unggulan di Kabupaten Semarang dengan kiteria LQ> 1, Cij dan Mij >1 meliputi sekor listrik, gas dan air; sekor angkutan dan komwrikasi; sekor jasa; sekor perdagangan, rumah makan, jasa akomodasi; sekor lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; sekor penggalian. c. Kecamatan yang dijadikan pusat pertumbuhan meliputi Kecamatan Getasan dengan sekor listrik,gas dan air dan sekor lembaga keuangan,persewaan dan jasa ooggulan. perusahaan sebagai sekor Kecamatan Ambarawa dengan sektor keuangan,persewaan ,jasa perusahaan dan or sector jasa merupakan sector ooggulan.Kecamatan Bancak dengan sekor penggalian dan sekor listrik, gas dan air; Kecamatan Ungaran dengan sektor lembaga keuangan, persewaan, jasa serta sector angkutan dan komwrikasi.
NO.22/1999 dan UU No. 25/1999. Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 1 no.2. Hal. 144-159.Surakarta:UMS.
Todaro,M.P.2000.Economic Development
7th.ed.New York: Additional Wesley
Longman,Inc.
Warpani, Suwardjoko. 1984. Analisis Kota
dan Daerah. Bandoog: Penerbit ITB.
5