Risalah~rtetnllan IlmiahPeneliliandin Pengembangan Tttnologi,lsolOP din RadiaSl;,,(XX)
PENGEMBANGAN
TEKNIK 32P-PO.Y11..ABELLING UNTUK MENDETEKSI DINI RISIKO KANKER Budiawan
JurusanKimia FMlPA Univ. htdonesia,Depok 16424(
[email protected])
ABSTRAK PENGEMBANGAN TEKNIK J1p-POSTLABELUNG UNTUK MENDETEKSI DINI RISIKO KANKER. Telah diketahui adanya interaksi zat-zatkimia xenobiotik (exogenus)ataupun endogenus(Witz, 1989)di dalam makh\uk hidup pada tingkatan subletalatau letal, dapat menginduksiserangkaianpengaruh biologis yakni interaksi senyawakimia dengan makromolekular biologi (Protein dan DNA) yang dapat menginduksifisiko K811ker (Auerbach,1946,Phillips, 1981),Cara 81\aIisa prakiraanfisiko denganmet\ggunakan biomarker (petanda biD) telah dipilih clan dikembangkansebagaiindikator adanya paparan endogenusdan exogenusterhadapproteinatau DNA, sebagaimana terbentuknyaDNA-Adduct (DNA termodifikasi)yang dapat menginduksi kanker. Teknik 31p-Post/abe//ingmerupakan suatu metode yang cepat dan sensitif, telah dikembangkanuntuk mendeteksiDNA termodifikasi (Randerathet aII,I993, Reddy, 1986). Melalui teknik penandaanini akan diperoleh informasi lebih lengkap baik secara kualitatif ataupun kuantitatif terhadap pembentukanDNA adduct. Sehinggamekanismereaksikimia yang teljadi pada organ sasarandimungkinkan pemah81nan-nya. Adapun prinsip utalna dari teknik 31p-Postlabe//ing adalah berawal dari proses mengisolasi DNA daTi suatu sel organ yang dilanjutkan dengan pemutusansecaraenzimatis DNA dan basa-basanya (nukleotida).Nukleotidayang dihasilk81\denganikataI\fosfat padaposisi 3, merupakanprasyaratdimanaproses penal\daanradioaktif 32P-Fosfat (A TP) padaposisi5 dari senyawagula dapatberlangsungdanmeng-hasilk.an 3, 5 bifosfat d81\diikuti prosespelnisahal1,sertaanalisaadduct dan penentuantingkat radiasinya,Teknik tersebut telah digw\akan untuk mendeteksiterbentuknyaDNA adductdari berbagaigolonganbahankimia'baik senyawa dari tW1lnansiklik dan poliaromatismaupunsenyawagolonganaldehyd dengan cx.j3rantai tak.jenuh seperti k.rotonaldehydyang pada kesempatan ini akandibahaslebih lanjut, Hasil studi yang telah dilakukan baik secara in vitro maupunin vivo pada hewal\mencit(F 344) Yal\gdiberi k.rotonaldehyd,diketahuiadanyaDNA adduct pada beberapaorganyang diteteliti dan bersifatpersistenselamawaktu tertentu(Eder,E dan Budiawan,1997). Kata kunci: Biomarker,31P-Post/abe//ing teknik.,DNA adduct,Krotonaldehyd.
ABSTRACT DEVELOPMENT OF A JZp-POSTLABELLINGTECHNICS FOR DETECTION OF mE INITIATION OF CANCER. It is well known that the interaction between exogenous and also endogenous subs-tanceswith macromolecularbiology (Proteinor DNA) in human with in sublethalor lethal level can lead to the initiation OfCatlCer(Auerbach,1946,Phillips, 1981).In the assessment of carcinogenexposure(exogenus or endogenus),biomarkersare chosenbasedon a kll0wledge of the internal interactions of carcinogenmolecules/metaboliteswith cellular macromoleculessucsas DNA, i.e. formation DNA adduct.The 32P-postlabelling assayis most sensitive,fast and applicability methodsto structurallydiverse classesof chemical. It has beell developedto detect DNA adduct (Randerathet. all, 1993,Reddy, 1986). The 32p-Postlabellingtechnic has emergedas the method of choice for qulitative detectionand quatitationof carcinogen-DNAadductsin human. The result of detec-tionof the Adduct will lead the understandof the mechanismreactionof the substancein humanorgan. The basic assayof the 32P-Postlabellinginvolves a stepwisesequenceof biochemicalreaction entailulg: Isolation DNA and following with cleavageby enzimatichydrolyzedof intac DNA to the Nukleotide with phosphatein 3 position. Attacrunentof a 32plabel to the 5'-hydroxyl end of DNA (Nucleotid)creating a 3', 5'-biphosphate;following by separationatld detectionof adductsby high-resulationTLC and autoradiography respectivelyand quantitation of adductsby measurementof radioactivity. The 32p-Postlabellingwas used to detectionof DNA adductof Polycyclic aromatic and a,~ unstaturatedcarbonylcompoundsuchcrotonaldehyde, which is in this paperto discussed.We have investigatedand developedthe 32p-Postlabellingfor detectionof modified DNA of crotonaldehyde ;/1v;tro and ;/1v;vo as markersfor initiation of cancer.From the result of suldy were found the adductin severalorgansof F-344 ratsafter gavageand persistedto a certain extent(Eder clanBudiawan,1997). Key words: Biomarker,32P.Postlabelling, DNA adduct,Crotonadehyde.
PENDAHULUAN Diperkirakan diseluruh dunia telah dihasilkan lebih dari 80 juta ton pertallunnya bahan-bahan baku kimia alaIni dan sintetik, dimana diperkirakan lebih daTi ratusan ribu daTi senyawa-senyawanya mempunyai nilai kom~rsil yang penting. JUmlall ini tentunya akan terns bertambah dengan cepat sesuai tingkat kebutul1an dan
peranannya. Tentu hill ini menjadikan kita hidup di dalam lingkungan yang tak terlepas dari zat-zat kimia tersebut. Walaupun kebanyakan bahan kimia berguna dan meng-untungkan manusia, tapi perlu dikaji bahwa penggunaan dan pengelolaan bahan kimia secara tidak tepat dan sembarangan dapat menimbulkan dampak negatif (ballaya), bahkan fisiko bagi kesehatan dan lingkungan.
39
~feln
Risalah Peltemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Teknologi Is%p dan Radia~ 20lXJ
Polusi udara, pencemaranair, daD tanall serta residu pestisida khususnya pada padi-padian, buahbuahan, sayur-sayurandan tananlan lain merupakan beberapa contoh yang merugikatl dari bahan kimia terhadapkesehatandan lingkungan. Karenabanyaknyarnanusiayang terpaparbahanbahan kirnia ini, rnaka diperlukan mencari upaya pengendalian yang tepat sebelum teljadi pengaruh biologis yang akut daD kronis. Adanya interaksi zat-zat kirnia xenobiotik (exogenus)ataupunendogenus(Witz 1989) di dalam rnak111uk llidup pada tingkatan subletal atau letal dapat meng-induksi serangkaianpengaruh biologis (Auerbach1946,Philips 1981). Akrolein, Krotonaldehyd, malondialdehyd daD turunan senyawa poliarornatis seperti Benzo (a)pyren, daD Polychlorinate Biphenyl (PCB), serta senyawa golongan organoklor umumnya, merupakansenyawasenyawatoksik yang beradadi lingkunganbaik di udara, perairan maupun terdapat pada zat lnakanan yang di timbulkan melalui pencemaran akibat dari berbagai aktivitas rnanusia.Untuk itu perlu dilakukankajian fisiko yang mungkin teljadi akibat adanya interaksi senyawa makromolekular biologi (DNA) dengan senyawasenyawatoksik tersebut. Sebagaimana tujuan ~nyajian makalall dikembangkan teknik 3 P-Post/abe//ing
ini, telal. untuk
mendeteksidilU adanya DNA yang tennodifikasi oleh senyawa senyawa toksik seperti krotonaldehyd dari golongan senyawa a.,f:3-Aldehyd tak jenul1, sehingga
kemungkulan fisiko dihindari.
kanker dapat diketallui daD
Krotonaldehyd Senyawa a.,f3-Aldehyd tak jenull merupakan ballaDindustri kimia pentingyangjuga memberikanefek polutan pada lingkungan (Eder et al., 1991). Sebagai contoh senyawadari golongan ini adalall Akrolein daD Krotonaldehyd. Produksi Akrolein didunia diperkirakan lebih dari 500.000 ton setiap tahunnya (IARC Monograph, 1979), sedangkan Krotonaldehyd merupakanbasil sampingdari produksiAcetaldehyddaD asam sorbat (ballan pengawet makanan), methoksibutanol (pelarut organik) datl Trimetilludrokinon produk atltara dari Vitamin E) (Budiawan,tIlesis 1997). Lebih lanjut, senyawa-senyawa tersebutterbentuk di alam akibat proses degradasi biologis dari pembentukanasatnhumatataudegradasidari lignin pada prosespembusukankayu, disampingmerupakanproduk pembakaranyang ditemukan dalamjumlah yang cukup besarpadaasapkendaraanbennotor,asaprokok, dan gas huang (Dratninski et all. 1983). Beberapadiantaranya digtlnakanjuga sebagaipestisidaatauterbentukdari basil degradasipestisida(Eder et all. 1991).Senyawaini telall lama dilaporkan bersifat mutagenik daD kanserogenik baik secarain Vitro don in VJ\JO( Eder et all 1997, Marnett et all. 1985, daD Chung et all. 1984). Studi pembentukansenyawasiklik I, N2-deoxyguanosine (basa DNA) telall dilaporkan dan dapatmenyebabkan aktifitas mutagenikdan efek genotoksik(Chung et all. 1984,Eder et all. 1993).Semuadata yang dipublikasikanakhir-aklur
40
ini, konsistendenganasumsibahwa penyebaransenyawa ini di lingkuoganakan menyebabkanfisiko yang buruk bagikesehatanmanusia. SomberKrotonaldehyd di lingkungan Krotonaldehyd (2-butenal) merupakanbasil daTi produk sampingpada pembuatanacetaldehyd,acetaldol dan vinyl asetat.Produkyang dibasilkan sekitar 1000ton (1989) dan tahun kedua 100 ton (1990). Saat ini krotonaldehyd merupakan produk antara pada indutri asam sorbat (bahan pengawet makanan), 3-metoksibutanol (bahan pelarut) dan trimetilhidrokinon yang merupakan bahan antara pada produksi vitamin E (Budiawan,thesis1997). Krotonaldehyddibasilkan secaraalami padabuahbualtan(sepertiappel,jambubiji, anggur,strobery,tornat sekitar 0,01 ppln, sayuran (seperti kol, wortel, daun seledri bervariasiantara0,02 -0,1 ppm), susu, daging, dan ikan (0 -0,04ppm)dan minwnan anggursekitar0,7 1,42 ppm). Krotonaldehyd terdeteksi pada asap kendaraanbermotor(15 mg/m3),asap rokok (tembakau 77 ~g/g), dan basil dari prosesdegradasialami terbadap senyawa lignin (proses pembusukankayu), serta gas buanganpada pembakaransampah(3 mg/m3) (Eder et all., 1991). Krotonaldehyddigunakanpada industri kimia nbutanol daD asam asam sorbat (bahan pengawet makanan),serta sebagaiballaD campuranpada industri parfum. Digunakan pula sebagai bahan antara dalam sintesatrimetilhidrokinonpadapembuatanvitamin E. Efek toksikologi Mutagenik dan karsinogenik Krotonaldehyd bersifat mutageniktanpa melalui aktif metabolit(Marnett et al,. 1985). Pemberiankrotonaldehydsecaraoral pactamencit F344 dan tikus B6C3F dengan dosis 40 mg/kg berat badanselama13 minggu menyebabkanhepatotoksikdan karsinogenik.PembentukanTumor terjadi setelahmencit F344 diberikan krotonaldehyddengandosis 420 mg/kg beratbadanselalna113minggu (Chung et aI., 1984).
Tabel
Sifat-sifat toksis dati senyawa a,l3, karbonil takjenuh (Aldehyd) (Schauenstein, 1977). Toksisitas
Senyawa
LDSOTikus' 0,10 Krotonaldehyd Pentenal Hexenal Sitral
2,9 3,0 2,9
Mikroorga nismeb 0,03 2,3
Hambatan dalam
Sintesa DNAc 0,25 0,26 17,5 8,75
(a)Dalammmol/kg beratbadan,secara intraperitoneal(i.p) (b) Dosisyang menghambat bakteri/mikroorganisme. (c) 10-8 dalam106EATC EATC: Ehrlich-Ascites-sel Tumor
RisalahPeltemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan r eknologi Isotop dan Radiasi, 2(xx)
TEKNIK
32P-POSTLABELLING
Untuk mengkaji lebih lanjut efek biologist kesehatandaTi basil monitoring klasik ter-hadapzat-zat berbahaya yang hanya didasarkan pada parnmeter pengukuran kadar (dosis) senyawa-senyawatoksikan yang ada di dalam lingkungan digunakan teknik "32pPost/abe//ing".Telah dilakukan secarasistematik kajian risiko terhadapbahan-bahankimia berbahayatersebut melalui sistem pengujian denganpenggunaan"petanda bio" (biomarker) yang telah dipilih daDdi kembangkan sebagai indikator adanya paparan endogenus dan exogenus terhadap makromolekular biologis seperti protein daD DNA, yakni seperti terbentuknya DNA/Protein termodifikasi. Dilaporkan oleh Auerbach 1946,Philips 1981bahwaadanyainteraksizat-zatkimia xenobiotik (exogenus)ataupunendogenus(Witz 1989)di dalam makhluk hidup pada tingkatan subletalatau letal dapat.menginduksiserangkaianpengaruhbiologis yakni risiko kanker melalui adanya ikatan kovalen antar senyawatoksik denganmakromolekularbiologi. BAHAN DAN METODE Teknik 32p-Postlabelling mempakan metode yang sensitif dan sesuai untuk analisa berbagai biomarker (DNA adduct) dari bennacmn-macmn jenis senyawa mutagenik dan karsinogenik (RanderatJI dkk.. 1993, Reddy 1986). Sejak penemuannya, teknik ini telah dikembangkan dan dimodifikasi dengan berbagai metode analisa seperti ELISA (Enzym Linked immunosystem assay) dan Kromatografi cair kinereja tinggi (KCKT)kombinasi dengan 32P-detektor. Untuk menentukan kepastian dalam mendeteksi adduct yang terbentuk secara teknik 32p-Postlabelling, analisa dapat dilakukan baik secara internal standar ataupun external standard dari senyawa adduct tertentu yakni dengan cara mensintesa, mengisolasi dan mengkarakterisasi adduct standar. Bahan dan metoda untuk mensintesa standard krotonaldehyd adduct adalah krotonaldehyd diinkubasikan pada SuIIU(37 -70 DC)dan waktu tertentu dengan 2-deoxyguanosin-3-monofosfat dalam bufer fosfat pada pH tertentu (pH 7 -9) dan analisa adduct dilakuka1I secara KCKT, spektro Infra merall dan NMR (Nuclear magnetic resonance). Adduct yang diperoleh kemudian dapat digunakan sebagai standar dalam teknik 32P-Postlabelling. Prinsip ummn dari teknik 32p-Postlabelling adalall: Prosedur awal adaiall mengisolasi DNA secara ekstraksi fenol (Budiawan. thesis 1997) dari suatu organ yang dilanjutkan dengan pemutusan DNA secara enzimatis (campuran micrococal nuclease dan spleen phosphodiesterase) dari basa-basmIya (nukleotida) yang mengllasilkan nukleotida dengan ikatan fosfat pada senyawa gula yang terikat basa DNA terletak pada posisi 3 yang menjadi prasyarat dimana proses labelling dapat berlangsung, kemudian diberikan label radioaktif 32pFosfat (A TP) pada posisi 5, dan diikuti proses pemisahan secara kromatografi lapis tipis "Poly Ethylen lInin" PEl (secara pertukaran ion) lalu penampakan noda (spot) dilakukan melalui negatif Film (penmnpakan Sifu'lrradiasi
Rontgen pada Film) dan terakhir dihitung tingkat radiasinya terhadappotongan kromatogram alau spot (noda) yang diperoleh berdasarkan "Scintilation counter/Cerekov Counting". BASIL DAN PEMBAHASAN Study analisa Krotonaldebyd-DNA adduct dengan 32P-Postlabeling
KrotonaldehyddaD Akrolein merupakan contoh senyawa mutagendan karsinogen(Chung 1984, Eder dkk. 1991)yang terdapatdilingkungan. Studi telah dilakukan terhadap pengembangan teknik 32P-post/abe/ing guna menganalisaDNA yang termodifikasi (DNA adduct) oleh senyawatoksik (krotonaldehyd)secarain vitro dan in vivo (Budiawan, thesis 1997). DilaporkanterbentuknyaDNA adduct baik secara in vitro dengan Deoxyguanosinmaupun in vivo pada mencit (Fisher F334) yang diberi masing-masingzat tersebutsecaraoral (Eder et aI, 1997). Hasil analisadari jumlah total Adduct di dapat 3 adduct per 108 normal basa-basaDNA dari 10 ~g DNA di dalam organ hati, paru-parutigakali lebih rendah, ginjaI serta usus besar daTi hewan percobaan(tikus F-344) setelah diberikan secaraper oral 300 mgikg berat badan krotonaIdehyd (Gambar I). DNA adduct tersebutdi dalam organ hati stabil dalaln waktu tertentu, setelah pemberian dosis berulang 5 hari per minggu (10 mgikg berat badan) selama1 bulan, 4
~ L-
3
Q)
a.
-.(.) ~
-:g co
2
~
ro
""Q) ro L-
.c
ro
"C
".t::i 0 Q)
1
~ E ::1 :3
-, C 0
A
B
c
D
E
Jenis Organ Gambar 1. Pembentukan Crotonaldehyd adduct di berbagaiorgan Mencit jantan F-344 setelah 20 jam diberikan dosis 300 mgikg berat badan secarap.o. (oral). DNA di isolasi secara ekstraksi fenol (Budiawan, thesis, 1997)dan kemudian dilakukan analisa.A. Organ hati, B. ginjal; C.Paru-paru;D Usus besardan E. Batas deteksi Analisa (setiap organ di ambillO ~g DNA). 4\
Risalah Pertemuan Ilmiah Pene/ilian dan Pei1gembangan Teknologi lsalop dan Radias~ 2fXXJ
1 minggu setelahakhir pemberianmasihada 65% DNA adduct stabil (Gambar 2). Dari contoh basil tersebut (Gambar 3) dimungkinkan seberapabesar konsentrasi minimal paparanyang memberikanefek langsungpada organ sasaransecarakuantitatif sebagai indikasi awal kemungkinanditim-bulkannya efek toksik yang kronis (kanker).
00
0 ..~ Q)
Co
-
KESIMPULAN
:0::;
ro
Pencampuran (asimilasi) zat kimia xenobiotik di dalam makhluk hidup pada tingkatan subletal dan letal dapat menginduksi serangkaian pengaruh biologis. lni diakibatkan dari gangguan molekular dengan mekanisme biokimia daD interaksi dengan organel (seperti DNA dan protein), pada tingkatan selular, jaringan, daD organ. Akhirnya, basil ini memberikan suatu fungsi terpadu atau tanggapan perilaku, yang dialami seluruh tingkatan makhluk hidup yang dapat berlangsung bolak-balik atau tidak.
ro '- "'0
"'Q5
.c ~0
ro
..92 ~ E ::3 ~
~
c
Waktu (Minggu) Gambar 2. PersistensiKrotonaldehyd adduct di organ hati daTi Mencit F-344 setelah diberikan dosis 10 mg/kg berat badan. (O):Satuhari setelah pem-berian selmna 4 minggu;1 Minggu setelah akhir pem-berian dosis (Minggu ke 5), daD2 minggu setelahakhir pemberiandosis(Minggu ke 6).
Teknik 32p-Postlabellingmerupakansatu diantara metode yang sensitif, cepat dan sesuai untuk anaiisa berbagai biomarker (DNA adduct) dari bermacammacam jells senyawa mutagenik dan karsinogenik. Tulisan diatas merupakan suatu contoh bagaimana pemahamankajian fisiko suatu zat kimia, yang telah diperluassecarasistematikmelaiui tahapansturn in vitro maupunin vivo yang dilengkapi dengan teknik analisa biomarker dengan 32p-Postlabelling, sehingga memungkinkankita mengevaluasisecarn dini bahaya ataupunfisiko kankeryang mungkinakanterjadi.
Gambar3. Diagram kromatografi lapis tipis dati DNA adduct I,N2-cyclic propanodeoxyguanosin -3'-monophostat (Nukleotid termo-difikasi) secaraprosedurpengkayaan adduk(NuleasePI) dati organ mencit F-344. (A) Kontrol (tanpa perlakuan); (B) DNA termodifikasi oleh krotonaldehyddaD (C) DNA termodifikasi + femtomol Adduct standar."Labelling" dengan 60~Ci(y_32p) ATP. "Autoradiographie"pada "Rontgen film" setelallexposisiselmna6 jam. Arall Dl: pengelusi0,7 AmmoniumformatpH 3,5. Arab D2: 0,3 M Ammoniumsulfatdalam 10InM buferfosfatpH 7,5.
42
RisalahPeltemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Teknologi lsalop dan Radiasi. 2()()o
DAFTARPUSTAKA Auerbach, C., and Robson, J. M. (1946). Chetnical Productionof Mutation. Nature 157,302. Bauer,K.H.: Das Krebsproblem.SpringerVerlag,Berlin, 1986.
Feron,V. J.,Til-HP, D. E., Vrijer, F., Woutersen.R. A., Cassee,F. R., and van-Bladeren.P. J. (1991). Aldehydes: occurrence, carcinogenic potential, mechanismof action and risk assessment.MutatRes.259 (3-4):,363-85. Hemminkj, K., Forsti, A., Lofgren, M., Segerback,D., Vaca, C., and Vodicka, P. (1993). Testing of
Budiawan, (1997) Entwicklung Hochsensitiver 32pPostlabelling-Techniken fur die analyse von DNA-Addukten des Crotonaldehydsund des 3CWor-crotonaldehyds, Disertation. Chung, F. L., Young, R., and Hecht, S. S. (1984). Fonnation of cyclic I,N2-propanodeoxyguanosineadducts in DNA upon reaction with acrolein or croton-aldehyde.Cancer Res. 44, 990-995. Chung, F. L., Tanaka, T., and Hecht, S. S. (1986). Induction of liver tumors in F 344 rats by crotonaldehyde.CancerRes.46, 1285-1289. Dralninski, W., E. Eder, E., and Henschler, D. (1983). A new patllway of acrolein metabolism in rats. Archives of Toxicology 52,243-247.
Eder, E., Hoffman, C., and Deininger, C. (1991). Identification and Charnterization of DeoxyguanosineAdducts of Methyl Vinyl Ketone and Ethyl Vinyl Ketone Genotoxicity of the Ketones in the SOS Chromotest. Chern. Res. Toxicology 4, 50-57. Eder, E., alld Hoffman, C. (1993). Identification and characterizationof deoxy-guanosineadducts of mutagenic beta-alkyl-substituted acrolein congeners.Chern. Res. Toxicology 6 (4), 486-94 Issn: 0893-228x. Eder, E., Budiawan, Schuler, D. and Otteneder, M. (1997) Assessment of the Tumor-Initiating Potential of a.,~-wlsaturated Carbonyl Compounds by 32p-Postlabelling Quantification of DNA Adducts In Vivo, Recent Results in Cancer, vol.143.
QuantitativeParametersin the 32p-Postlabelling method. IARC Scientific Publications (Lyon, International Agency for Researchon Cancer), 52-62.
IARC
Monograph Scientific International Agency for vol. 63 (1979).
Publications (Lyon, Researchon Cancer),
Marnett,L. J., Hurd, H. K., Hollstein, M., Levin, D. E., Esterbauer,H., and Ames,B. N. (1985). Naturally Ocuring Carbonyl Compoundsare Mutagens in SalmonellaTester strain TAIO4,. Mutation Res. 148,25-34. Phillips,D. H., Miller, J. A., Miller, E. C., and Adams,B. (1981). Strocturof the DNA Adducts Fonned in Mouse Liver after Administration of the Proximate Hepatocarcinogen 1'Hydroxyestragole.CancerResearch41, 176-186. Randeratll,K., and Randerath,E. (1993). Postlabelling methods on llistorical review. IARC Sci Publ. 124,3-9. Reddy, Y., and Randernth,K. (1986). Nuclease Plmediated enrichment of sensitivity of 32ppostlabelling test for structurally diverse DNA adducts.Carcino-genesis 9,1543-1551. Schauenstein,E. (1977). Aldehydes with specific biological functions. In: Aldehydes in biological systems.Their natural occurrenceand biological activities. MethuenInc. New York, 172-200. Witz, G. C. (1989). Biological interactions of a.,j3-unsaturatedaldehydes. Free Radical Bioi. Med. 7, 333-349.
Esterbauer, H., Scltaur, R. J., and Zollner, H. (1992). Chelnistry and biochemistry of 4-hydroxynonenal, " malonaldehyde and related aldehydes. Free
RadicalBiololgy & Medicine. 11(1),81-128.
43
belling
Risalah Peltemuan
Ilmiah Penelilian
dan Pengembangan
r eknologi
!SOIOp dan Radias~ 2tXXJ
DISKUSI
WIWIK SOFIARTI
ROSALINA
Bila dalam penelitian pengembanganterbaik labeling telall diadakanpengujiansecarain vitro maupWl in vitro padahewanmencit. Tallap penelitianbagaimana Wltuk mencapai agar teknik 32p-postlabelling dapat menjadisaranaradio fannaka?
Apakah Anda dapat memberikanalasan kenapa konsentrasisenyawa-senyawatoksik tersebut berbedabeda pada organ tubuh ? Apakah hubungannyadengan fungsiorganataupengaruhjenis protein? BUDIAWAN
BUDIAWAN Teknik labeling ini sebagaisaranarndiofarmaka, jika dirnaksud untuk mengkaji resiko bahan-bahan bersifattoksikjangka panjangdapatdimungkinkan. SUDRADJAT ISKANDAR
Dosis yang berbeda dalam tubuh/organ ini tergantungsifat akumulasi zat toksik dan kemampuan interaksizat toksik dan kemampuaninteraksi zat tersebut terhadaporgantubuh. Tentu reaksitersebutactapengaruh juga terhadap fungsi organ tersebut disamping jenis proteinnya.
1. Apakah teknik 32p-postla dapat pula dipakai untuk mendeteksi fungsi lainnya selain DNA daD
WIWIK SOFIARTI
protein? 2. Bagailnana perbedaannya dengaIl biomarker '7
Saran: Teknik post-labelilingjuga sangatcocok untuk mendeteksikanker hati, karena hati adalah salah satuorganmanusiayang dapatberegenerasi.
BUDIAWAN BUDIAWAN I. Sejaull yang sara ketahui metoda/teknik labeling yang sara maksud, hanya dipakai untuk analisa protein daDkhusunyaDNA. 2. Biomarkermerupakanistilah yang digunakansebagai adanya senyawa-senyawamakro molekular biologi (yakni protein atau DNA) yang berinteraksidengan zat-zattoksik, singkatkata : petandabio. RAHAYUCH 1. Mengapa Guanidine pada DNA paling mudah terserang oleh zat kimia sehingga menyebabkan kanker ? 2. Pemah sara membaca artikel, kalau kita mengkonsumsiGuanidinedari susukedele misalnya, maka Guanidine dari susu kedele ini dapat memproteksiGuanidinedari DNA kita dari serangan bahankimia, sehinggakita kemungkinanbesardapat terllindar dari kanker. Bagailnanamenltrut pendapat Saudara?
Benar teknik ill dapat digunakan semuaorgan, prinsip pertamaisolasiDNAnya. Terima kasih sarannya. MADE SUMATRA 1. Untuk mendeteksi dini kanker dengan teknik labelling diperlukanorgan tertentuyang akan disilasi DNAnya ? 2. Dalam pratek deteksidini pakah bagian organ tubuh seseorangperlu diambil ? 3. Apakahhal tersebutdapatdilakukan mengingatorang yang bersangkutan belumltidak menderitakanker? BUDIAWAN 1. Secara prinsip teknik labelling ini memerlukan DNA, namun pada manusia sehat umumnya diambil. 2. DNA dalam darah, dan biopsi tertentu. 3. Dapat dilakukan pada darnh alau biopsi tertentu yang dimaksud seperti usus buntu.
BUDIAWAN 1. Sebab Guanin melnliki struktur NH2 sebagai nukleofil yang lebih bebas uotuk berioteraksi dengan
zat-zatkimia tetentu. 2. Senyawa guanin dengan Guanidine berbeda apa yang saya maksudan sebagaibasa-basaDNA.
Ke Daftar Isi 44