DIKTAT KULIAH PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALATALAT BERAT
BAGIAN IV & V GRADER & COMPACTOR
OLEH
FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP. 19690626 199503 2 002
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN OKTOBER 2009 Filiyanti Teta Ateta Bangun : Pengembangan Tanah Mekanik (PTM) & Alat-Alat Berat : Grader & Compactor, 2009
KATA PENGANTAR Pengembangan Tanah Mekanik dan Alat‐Alat Berat (PTM & AB) merupakan mata kuliah pada Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Mengingat buku mengenai PTM & AB memang sangat jarang, dan yang ada hingga saat ini hanya satu yakni dalam edisi Bahasa Inggris, dan selebihnya, mahasiswa serta dosen mencari bahan‐ bahan pendukung materi kuliah melalui Internet, sehingga untuk itu penulis sebagai dosen mata kuliah PTM & AB mencoba menulis diktat ini. Diktat PTM & AB ini dibuat berseri yakni Bagian I s/d Bagian VII, sementara Bagian IV dan V digabungkan karena cakupan materinya tidak luas. Adapun ke‐7 bagian diktat PTM & AB yang disusun penulis adalah sbb.: Pengenalan Umum (Bagian I), Alat‐Alat Gusur (Bagian II), Alat‐ Alat Gali (Bagian III), Grader dan Compactor (Bagian IV dan V), Truk (Bagian VI), Biaya Alat‐Alat Berat (Bagian VII). Diktat PTM & AB Bagian I s/d VII ini ditulis sesuai dengan kurikulum dan silabus yang ditetapkan pada Departemen Teknik Sipil, oleh karena itu diharapkan diktat PTM & AB Bagian I s/d Bagian VII ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan masalah‐masalah yang dihadapi dalam perkuliahan terkait. Dalam penulisan ke‐7 bagian diktat PTM & AB ini, setiap modul (bagian) dilengkapi dengan contoh‐contoh soal yang telah diselesaikan penulis maupun soal‐soal latihan yang dikerjakan mahasiswa, dengan maksud agar mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan teori yang mereka peroleh di kelas. Semoga ke‐2 seri diktat PTM & AB ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa. Penulis akan dengan senang hati menerima masukan yang bersifat membangun untuk penyempurnaan isi dari ke‐7 seri diktat PTM & AB ini. Terimakasih.
Medan, Oktober 2009
Penulis,
Filiyanti Teta Ateta Bangun, S.T., M.Eng.
Filiyanti Teta Ateta Bangun : Pengembangan Tanah Mekanik (PTM) & Alat-Alat Berat : Grader & Compactor, 2009
DAFTAR ISI Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………..…i Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………………..ii IV. Grader………..............................................................................................................................................1 IV.1. Umum.....................................................................................................................................................1 IV.2. Fungsi Grader.......................................................................................................................................2 IV.2.1. Produksi Motor Grader……………………………………………..…………………………………………2 V. Alat Pampat Tanah (Compactor).…………………………………………………..……................................2 V.1. Umum…………… ……………………….……………………………………..……………………………………….5 V.2. Penggilas Roda Tiga…………………………………………...……………………………………………………5 V.3. Tandem Roller………………………………………………………….……………………………………………..6 V.4. Vibration Roller………….........................................................................................................................6 V.5. Meshgrid Roller…………………………………………………………………...………....................................6 V.6. Segment Roller…………………………......................................................................................................6 V.7. Sheepfoot Roller…………………………....................................................................................................7 V.8. Pneumatic Tired Roller………………….................................................................................................7 V.9. Portable Roller dan Trench Roller ………..........................................................................................8 V.10. Cara Kerja Compactor……………………..............................................................................................8 V.11. Produksi Compactor…………………………..........................................................................................8 V.12. Daftar Pustaka ……...…………………………………………………………………………………………….9
Filiyanti Teta Ateta Bangun : Pengembangan Tanah Mekanik (PTM) & Alat-Alat Berat : Grader & Compactor, 2009
DIKTAT KULIAH PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALATALAT BERAT
BAGIAN IV & V GRADER & COMPACTOR OLEH FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP. 19690626 199503 2 002
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN OKTOBER 2009
Filiyanti Teta Ateta Bangun : Pengembangan Tanah Mekanik (PTM) & Alat-Alat Berat : Grader & Compactor, 2009
IV. G R A D E R IV.1 UMUM Grader adalah alat yang cocok untuk keperluan perataan permukaan, dalam rangka membentuk permukaan secara mekanis. Jenis grader dibedakan dalam dua jenis, yaitu Motor Grader dan Towed Grader (yang perlu ditarik dengan traktor untuk bergeraknya). Nama grader sesuai dengan maksud dari alat tersebut, yaitu untuk membentuk kemiringan (grade) seperti yang direncanakan pada permukaan tanah yang telah selesai diratakan sebagai pekerjaan akhir (finishing). Grader dapat juga digunakan untuk keperluan lain, misalnya untuk penggusuran tanah, mencampur tanah, perataan tanggul, mengurug kembali galian dan sebagainya. Untuk pekerjaan‐pekerjaan yang terakhir ini hasilnya kurang memuaskan dibandingkan dengan alat yang memang khusus dibuat untuk pekerjaan tersebut, kecuali hal ini dilakukan oleh operatoroperator yang sudah berpengalaman. Bagianbagian yang penting pada motor grader ialah : 1. Grader blade yang dipasang pada alat yang disebut circle, 2. Kendali blade, untuk mengontrol pisau, 3. Traktor sebagai mounting dari blade. Untuk memudahkan grading pada tanah yang keras, sering kali digunakan scarifier, ialah semacam ripper pada bulldozer tetapi bentuknya lebih kecil, yang dipasang di depan blade dan dikendalikan tersendiri. Seperti bekerja dengan bulldozer, pekerjaan grading adalah memotong permukaan tanah dengan pisau grader dan mendorong hasil potongan, sehingga pisau grader juga terdiri dari moldboard dan cutting edge yang mempunyai fungsi yang serupa dengan pisau pada bulldozer, karena memang direncanakan untuk pekerjaan‐pekerjaan yang lebih ringan. Grader blade dipasang pada circle, dan semua gerak utama pengendalian blade dilakukan melalui gerakan‐gerakan circle ini, Circle sebagai kedudukan blade ini digantungkan pada drawbar, ialah sebuah frame yang berbentuk segitiga, yang satu ujungnya dapat berputar pada bagian depan overhead frame, dan ujung lainnya digantung pada lift‐arm. Gerakangerakan pokok yang dapat dilakukan oleh grader blade antara lain sebagai berikut: 1. Angling, ialah memberika kedudukan serong pada blade terhadap arah gerak kendaraannya dengan mengendalikan circle. Tujuan memberi kedudukan serong ini ialah untuk side casting, seperti halnya pada bulldozer. 2. Side shift, ialah memberikan kedudukan blade disamping poros kendaraan, sehingga permukaan yang sudah diratakan tidak terinjak oleh roda‐roda kendaraannya. 3. Circle lift, ialah gerakan menaikkan atau menurunkan circle dengan blade‐nya dalam arah vertikal. Gerakan ini dikendalikan oleh lift‐arm (jumlahnya dua buah), yang apabila digerakan ke bawah bersama‐sama, blade akan turun, jika lift‐arm hanya digerakan hanya satu saja memberikan kedudukan blade miring (tilt). Dengan memanipulasikan gerakan‐gerakan diatas maka kedudukan blade dapat dibuat bersudut antara 00 ‐ 900 terhadap arah horisontal. Keterangan : 1. Blade (pisau) 2. Circle 3. Lift‐arm 4. Draw‐bar 5. Overhead Frame Filiyanti Teta Ateta Bangun : Pengembangan Tanah Mekanik (PTM) & Alat-Alat Berat : Grader & Compactor, 2009
IV.2 FUNGSI GRADER
Motor Grader adalah alat yang dapat digunakan dalam berbagai variasi pekerjaan konstruksi. Kemampuan ini akibat dari adanya gerkan‐gerakan luwes yang dimiliki oleh blade dan roda‐roda ban. Berbagai pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan grader antara lain spreading (meratakan tanah), side casting, mixing (mencampur tanah/material), finising (pekerjaan tahap akhir), Crowning, ditching (membuat parit), scarifying dan lain sebagainya. Untuk pekerjaan seperti spreading, side‐casting, ditching dengan menggunakan grader, cara yang digunakan tidak jauh berbeda dengan menggunakan bulldozer, sedang untuk pekerjaan finishing (final grading) dan crowning, kadang‐kadang harus dilaksanaakan untuk tanah yang sudah dipampatkan maksimal, sehingga kalau digunakan blade saja, keausan dan kerusakan blade sangat besar. Untuk menghindari hal ini dapat digunakan scarifier yang dipasang di depan blade, yang akan menggaruk tanah yang keras menjdi lepas dan kemudian dipotong oleh blade. Scarifier ini terdiri dari sejumlah gigi dipasang pada overhead frame didepan blade dan dikendalikan tersendiri dengan gerakan naik turun untuk ditekan masuk dalam permukaan tanah.
IV.3 PRODUKSI MOTOR GRADER Untuk menghitung produksi motor grader pada pekerjaan tahap akhir (finishing) dipengaruhi oleh bahan yang dikerjakan, kecakapan operator dan kondisi medan. Beberapa pabrik pembuat alat mempunyai formula hitungan yang berbeda dalam menentukan produksi, misalnya pabrik KOMATSU memberikan formula seperti berikut : Produksi = V* (Le – Lo)* 1000* JM (m2/jam) Keterangan : V = kecepatan operasi/kerja (km/jam) Le = panjang efektif blade (meter) Lo = lebar overlap (meter), biasanya diambil 0,30 meter JM = kondisi manajemen dan medan kerja Kecepatan operasi/kerja dapat diperkirakan seperti berikut : 1. Perawatan jalan : 2,0 – 6,0 km/jam 2. Membuat parit : 1,6 – 4,0 km/jam 3. Finishing tanah asli : 1,6 – 2,6 km/jam 4. Meratakan tanah : 1,6 – 4,0 km/jam 5. Mengatur ketinggian : 2,0 – 8,0 km/jam Untuk pekerjaan‐pekerjaan yang khusus, seperti meratakan permukaan yang harus dilaksanakan dalam beberapa lintasan (pass) dapat digunakan formula berikut (mahasiswa): Keterangan : T = waktu yang diperlukan (jam) N = jumlah lintasan D = jarak kerja (km) V = kecepatan (km/jam) JM = kondisi manajemen dan medan kerja N dihitung dengan rumus : (mahasiswa) Keterangan : W = lebar total yang harus difinishing (meter) Le = lebar efektif blade (meter) Lo = lebar overlap (meter) n = jumlah lintasan yang diperlukan untuk meratakan permukaan (finishing). Sebagai contoh di bawah ini diberikan spesifikasi motor grader yang dikeluarkan oleh Pabrik KOMATSU. Filiyanti Teta Ateta Bangun : Pengembangan Tanah Mekanik (PTM) & Alat-Alat Berat : Grader & Compactor, 2009
Tabel IV1. Spesifikasi Motor Grader KOMATSU MODEL
Panjang Pisau (mm)
GD 200A‐1 GD 300A‐1 GD 500R‐2 GD 600R‐1 GD 605R‐1 GD 650R‐1 GD 655R‐1 GD 655A‐1
2200 3100 3710 3710 3710 4010 4010 4010
(Le – Lo) Sudut 600 1600 2390 2910 2910 2910 3710 3710 3710
Sudut 450 1240 1890 2320 2320 2320 2540 2540 2540
Tinggi Angkat Pisau (mm) 285 340 375 400 400 400 400 400
Kecepatan Operasi (km/jam) Min. Maks. 3,8 31,1 3,6 28,8 3,7 30,4 4,9 31,0 3,7 18,6 5,1 25,5 4,1 20,1 4,8 23,6 3,5 43,6 4,1 51,6 4,1 20,1 4,8 23,6 3,5 43,6 4,1 51,6 3,5 43,6 4,1 51,6
Keterangan : * Untuk kecepatan operasi * Angka di atas kecepatan berjalan maju * Angka di bawah kecepatan berjalan mundur Contoh 41 : Hitunglah waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki jalan tanah gravel lebar 9 meter, panjang 10 km, jika digunakan Motor Grader Komatsu GD 650R‐1. Pekerjaan cukup dilaksanakan 1 kali lintasan, sudut pisau/blade digunakan 600 dan kondisi manajemen baik serta keadaan medam kerja baik. Jawab : (mahasiswa) N = Kecepatan operasi 5km/jam JM = 0,75 T =
V. ALAT PAMPAT TANAH (COMPACTOR) V.I. UMUM Untuk pekerjaan‐pekerjaan landasan pesawat terbang, jalan raya dan tanggul‐tanggul, stabilitas tanah mutlak diperlukan. Sehingga segala usaha harus dilakukan untuk mendapatkan kestabilan atau kepampatan tanah, ialah secara alami atau dengan alat. Secara alami, misalnya dengan menggenangi dan membiarkan tanah menyusut oleh pengaruh cuaca lambat laun tanah akan pampat dengan sendirinya. Namun cara tersebut memerlukan waktu yang lama dan hasilnya masih kurang sempurna, sehingga untuk memampatkan tanah digunakan alat‐alat yang sesuai dengan keadaan tanah yang harus dipampatkan. Berbagai cara yang dilakukan dalam usaha pemampatan tanah secara mekanis yang umum dilakukan ialah dengan cara penggilasan menggunakan roller (penggilas). Klasifikasi roller yang banyak dikenal antara lain seperti berikut ini: 1. Berdasar cara bergeraknya, ada yang bergerak sendiri (self propelled) dan ada yang ditarik traktor (towed). Filiyanti Teta Ateta Bangun : Pengembangan Tanah Mekanik (PTM) & Alat-Alat Berat : Grader & Compactor, 2009
2. Berdasar bahan rodaroda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (steel wheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic). 3. Dilihat dari bentuk permukaan roda ada yang bentuk permukaannya halus (plain), segment, grid, sheepfoot (kaki domba) dan lain‐lain. 4. Dilihat dari susunan rodaroda gilas ada yang beroda tiga (three wheel), tandem roller (roda dua) dan three axle tandem roller. 5. Alat penggilas khusus, misal vibrating roller bekerja menggunakan getaran sebagai unsur utama dalam usaha pemampatan tanah. Pemampatan adalah usaha penyusunan butir‐butir bahan yang dipampatkan sehingga rongga‐rongga udara dan air yang semula ada diantara butir‐butir dapat dihilangkan atau dibatasi pada propersi dan syarat‐syarat yang ditentukan dalam percobaan‐percobaan laboratorium tanah. Salah satu ukuran yang digunakan di Indonesia adalah seperti yang digunakan di Amerika atas dasar ketentuan AASHO (American Association of State Highway Officials), yang digunakan untuk standar kepampatan tanah sebagai badan jalan.
V.2. PENGGILAS RODA TIGA Penggilas roda tiga (three wheel roller) merupakan alat penggilas tertua dan sampai sekarang masih digunakan dalam pekerjaan‐pekerjaan pemampatan. Three Wheel Roller ini digunakan untuk usaha‐usaha pemampatan lapisan yang terdiri dari bahan‐bahan yang berbutir kasar, misalnya untu pembuatan jalan macadam, sehingga alat ini sering disebut sebagai macadam Roller. Three Wheel Roller mempunyai berat antara 612 ton, apabila diinginkan untuk usaha pemampatan yang besar, roda silindernya dapat diisi dengan zat cair (minyak atau air) atau dapat juga diisi pasir. Usaha penambahan berat dengan zat cair atau pasir dapat meningkatkan berat alat 15% sampai 35%.
V.3. TANDEM ROLLER Alat ini biasanya digunakan untuk penggilasan akhir, misalnya untuk pekerjaan penggilasan aspal beton agar diperoleh hasil akhir permukaan yang rata. Jenis dari Tandem Roller ada dua macam, ialah Two Axle Tandem Roller (dengan dua as) dan Three Axle Tandem Roller (tiga as). Tandem ini memberikan lintasan yang sama pada masing‐masing rodanya, dan berat antara 8‐14 ton, dan bila diinginkan dapat diisi dengan air, sehingga akan menambah berat 25‐60%. Three Axle Tandem Roller digunakan untuk pekerjaan‐pekerjaan yang berat seperti mengerjakan landasan pesawat terbang dan lain‐lainnya. Konstruksi dari three axle tandem dan ditambah satu roda depan (guide roll) yang dipasang pada perpanjangan overhead frame. Perpanjangan ini disebut walking beam yang dapat bergerak bebas naik‐turun mengikuti ketidakrataan permukaan jalan, sehingga satuan tekanan persatuan lebar rol dapat dipertahankan besarnya. Walking beam dapat juga dikunci, sehinggga dapat bergerak ke atas saja apabila permukaan jalan tidak rata. Penguncian walking beam dapat dilakukan penuh, sehingga waking beam tidak dapat bergerak sama sekali ke atas maupun ke bawah.
V.4. VIBRATION ROLLER Vibration Roller adalah termasuk tandem roller, yang cara penempatannya menggunakan efek getaran, dan sangat cocok digunakan pada jenis tanah pasir atau kerikil berpasir. Efisiensi pemampatan yang dihasilkan sangat baik, karena adanya gaya dinamis terhadap tanah. Butir‐ butir tanah cenderung akan mengisi bagian‐bagian yang kosong yang terdapat di antara butir‐ butirnya.
Filiyanti Teta Ateta Bangun : Pengembangan Tanah Mekanik (PTM) & Alat-Alat Berat : Grader & Compactor, 2009
Faktorfaktor yang mempengaruhi proses pemampatan dengan vibration roller ialah frekwensi getaran, amplitudo getaran dan gaya centrifugal.
V.5. MESHGRID ROLLER Pengaruh plain wheel roller, terhadap kepampatan yang dihasilkan adalah dari atas ke bawah, yang artinya bagian atas akan mencapai kepampatan lebih dahulu daripada bagian bawah. Hal ini karena penampang melintang pengaruh tekanan roda gilas ke dalam lapisan tanah berbentuk trapesium, sehingga tekanan persatuan luas di bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah. Jika tebal lapisan yang harus dipampatkan besar, maka tekanan persatuan luas ini untuk bagian bawah sudah tidak cukup besar untuk mencapai kepampatan yang diharapkan. Untuk usaha pemampatan tanah dengan butiran yang banyak mengandung butiran kasar lebih baik digunakan Mesh Grid Roller. Alat ini disamping memperbesar tekanan persatuan luas permukaan,juga bidang‐bidang rodanya dapat masuk ke dalam lapisan tanah, sehingga terjadi pemampatan dari bawah. Mesh Grig Roller adalah mesin gilas yang roda‐ rodanya berbentuk anyam‐anyaman.
V.6. SEGMENT ROLLER Untuk tanah yang banyak mengandung lempung (tanah liat), terutama tanah yang basah, Grid Roller kurang memberi hasil yang baik, karena tanah akan tertinggal diantara batang‐ batang besi anyaman roda. Untuk menghindari hal tersebut dapat digunakan Segment Roller yang rodanya tersusun dari lempenganlempengan baja kecilkecil, yang akan memberi tekanan persatuan luas cukup besar dan dapat masuk ke dalam tanah, sehingga terjadi pemampatan langsung dari bawah.
V.7. SHEEPFOOT ROLLER Sheepfoot Roller ini termasuk dalam alat pampat yang melindas dari bawah. Bagian utama roller ini berupa drum yang sekelilingnya diberi kaki‐kaki, sehingga tekanan roller dapat terpusat pada kepala kaki yang merupakan bidang‐bidang kecil, dan memberikan tekanan persatuan luas yang besar. Sheepfoot Roller ini merupakan alat pampat yang ditarik, dan pada waktu ditarik kaki‐kaki domba akan masuk ke dalam lapisan tanah, dam dinding drum yang ada pada permukaan lapisan akan memberikan kepampatan sementara. Sehingga tebal lapisan yang efektif untuk pemampatan dengan sheepfoot roller ini antara 2025 centimeter, dan bahan tanah yang cocok untuk sheepfoot roller ini adalah tanah yang banyak mengandung lempung.
V.8. PNEUMATIC TIRED ROLLER Roller jenis ini mempunyai roda‐roda dari ban karet (pneumatic) dengan permukaan yang dibuat rata. Susunan rodanya dibuat sedemikian rupa sehingga jalur yang dilewati roda depan jatuh diantara jalur‐jalur roda belakang, dengan demikian gilasan dapat merata pada satu lintasan roller. Jumlah roda‐roda gilas selalu ganjil, misalnya 9 (4 roda depan, 5 roda belakang), 11 (5 roda depan, 6 roda belakang), 13 (6 roda depan, 7 roda belakang). Berat roller jenis ini juga dapat ditambah dengan mengisi air atau pasir dalam bak‐bak yang disediakan dalam dinding mesin, sehingga berat satu roller dinyatakan dalam dua angka, misalnya antara 9 sampai 16 ton. Tekanan roda pada permukaan tanah dapat diatur dengan tekanan udara dalam ban (inflation pressure), makin keras ban dipompa makin besar tekanan persatu satuan luas permukaan tanah. Penggilasan dengan ban‐ban ini mempunyai ciri khusus dengan adanya kneading effect, ialah air dan udara dapat ditekan keluar (pada tepi‐tepi ban) yang segera akan menguap pada keadaan udara yang kering. Kneading effect ini sangat membantu dalam usaha‐ usaha pemampatan bahan‐bahan yang mengandung lempung atau tanah liat. Kneading effect ini juga diperbesar pengaruhnya dengan membuat sumbu roda yang dapat bergoyang mengikuti Filiyanti Teta Ateta Bangun : Pengembangan Tanah Mekanik (PTM) & Alat-Alat Berat : Grader & Compactor, 2009
ketidakrataan permukaan tanah. Roda yang dapat bergoyang demikian ini disebut whole wheel, yang sangat berguna dalam mempertahankan tekanan yang sama dari semua roda roller, karena tidak ada roda‐roda yang menggantung bebas. Bergoyangnya roda ini menyebabkan roller baik sekali untuk digunakan pada penggilasan pasir atau bahan‐bahan dengan butir kasar, karena gerakan ban akan membantu dalam mengatur kedudukan butir untuk mencapai kepampatan yang optimal. Perlu diperhatikan pada penggilasan bahan dengan butir kasar yang tajam, banban penggilas akan cepat rusak, sehingga pneumatic tired roller banyak digunakan dalam pekerjaan pengaspalan jalan, misalnya pada hot mix asphaltconcrete, di samping juga baik untuk penggilasan lapisan lapisan tanah yang tipis.
V.9. PORTABLE ROLLER DAN TRENCH ROLLER Portable roller adalah roller jenis kecil dengan berat hanya 4 sampai 6 ton saja, yang dilengkapi dengan roda karet yang dapat dinaik‐turunkan. Waktu bekerja roda karet digantung, sehingga yang menyentuh permukaan tanah adalah roda‐roda bajanya, apabila ingin dipindahkan (dibawa), roda karet diturunkan kemudian roller ditarik dengan traktor atau truk. Trench roller adalah penggilas khusus untuk parit atau lubang galian, sehingga konstruksinya dibuat khusus sedemikian rupa agar sesuai untuk pekerjaan tersebut. Roda yang sebelah dibuat dari baja halus dengan diameter roda lebih besar, yang digunakan sebagai pemampat, sedang roda yang sebelahnya lagi dan juga roda kemudi (guide roll) dibuat dari ban karet dengan diameter roda lebih kecil. Kemampuan roller ini untuk memampatkan parit sedalam antara 16 sampai 23 inci.
V.10. CARA KERJA COMPACTOR Pada kebanyakan roller susunan roda adalah dengan guide roll berada di depan dan drive roll di belakang, sehingga operator menghadap ke guide roll di depan, tetapi untuk mudahnya di anggap ban roller bergerak maju bila berjalan ke arah guide roll. Untuk menjaga kemiringan pada potongan melintang badan jalan, maka pekerjaan dimulai dengan jalur‐jalur tepi yang terendah. Hal ini karena bahan yang digilas mempunyai kecendrungan untuk menggeser (melorot) ke tepi bawah. Dengan memampatkan lebih dahulu bagian bawah, penggeseran tanah akan tertahan oleh jalur‐jalur yang sudah dipampatkan. Untuk berpindah jalur sangat dianjurkan pada waktu roller berjalan maju, hal ini untuk menghindari agar guide roll tidak tertarik menggeser ke arah jalannya, drive roll dan merusak permukaan lapisan‐lapisan yang sudah dibentuk permukaannya. Seluruh lebar jalan dapat dijalani dalam 8 pass (lintasan), pada pass ke 9 roller kembali menuju ke jalur yang pertama. Pengulangan ini dilakukan terus menerus sampai jumlah pass yang diperlukan untuk mencapai pemampatan yang dikehendaki untuk tiap jalur sudah terpenuhi. Overlap dalam arah memanjang juga perlu diberikan, karena dalam arah belok roller ini jumlah pass yang diberikan lebih sedikit daripada yang di bagian lurus. Pola penggilasan pada tikungan jalan, pass pertama dimulai dari bagian bawah (bagian lintasan yang dalam) menuju ke bagian atas (bagian lintasan luar). Untuk lintasan‐lintasan berikutnya diulang mulai dari lintasan pertama lagi.
V.11. PRODUKSI COMPACTOR Produksi compactor biasanya dinyatakan dalam luasan (m2) yang dapat dipampatkan oleh penggilas sampai kepampatan yang dikehendaki persatuan waktu. Untuk menghitung dapat digunakan rumus berikut. Keterangan : F = luas permukaan lapisan yang dipampatkan (m2) L = lebar efektif roda gilas (meter) Filiyanti Teta Ateta Bangun : Pengembangan Tanah Mekanik (PTM) & Alat-Alat Berat : Grader & Compactor, 2009
JM = kondisi manajemen dan medan kerja N = jumlah lintasan (pass) yang diperlukan untuk mencapai kepampatan yang dikehendaki Yang dimaksud satu pass adalah satu lintasan dengan roda gilas melewati satu jalur tertentu. Agar dicapai hasil penggilasan dengan permukaan yang rata, maka tiap pass dengan pass yang berikutnya harus saling menindig (overlap) antara 15‐30 cm. Contoh 51 : Sebuah compactor threewheel dengan berat 8 ton digunakan untuk memampatkan suatu lapisan makadam tebal 10 cm (sesudah jadi). Jumlah pass yang diperlukan 10 kali, lebar efektif compactor 60 cm, kecepatan operasi 2km/jam. Kondisi manajemen baik dan kondisi medan baik, berapakah produksi compactor perjamnya? F = (mahasiswa) = Karena tebal per‐lapis 10 cm (sesudah jadi), maka Produksi compactor = 0,10 x 90 = 9 m3/jam (CM).
V.12. DAFTAR PUSTAKA 1. Handbook of Caterpillar (the Internet downloaded, 2009); 2. Handbook of Komatsu (the Internet downloaded, 2009); 3. Peurifoy, P.E., Ledbetter, W.B., Schexnayder, C.J., Construction Planning, Equipment, And Methods,The McGraw‐Hill Companies, Inc., NY, 2007.
Filiyanti Teta Ateta Bangun : Pengembangan Tanah Mekanik (PTM) & Alat-Alat Berat : Grader & Compactor, 2009