1 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek (Studi Kasus di Bagian Perencanaan dan Data...
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek (Studi Kasus di Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Oleh: YENI HILMI KHAIRANI LUBIS NIM: 104093002948
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek (Studi Kasus di Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: Yeni Hilmi Khairani Lubis NIM: 104093002948
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H
i
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek (Studi Kasus di Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI) Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: Yeni Hilmi Khairani Lubis 104093002948 Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Ditdit Nugraha Utama, MMSI, M. Com NIP. 1974 1129 200801 1 006
Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008
Mengetahui, Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M. Kom NIP. 150 411 252
ii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta,
Juni 2010
Yeni Hilmi Khairani Lubis 104093002948
iv
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek (Studi Kasus di Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI) telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Rabu, 30 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi. Jakarta, Juni 2010 Tim Penguji, Penguji I
Penguji II
Bayu Waspodo,MM NIP.19740812 200801 1 001
Qurrotul Aini, MT NIP.19730325 200901 2 001
Pembimbing I
Pembimbing II
Ditdit Nugraha Utama, MMSI, M. Com NIP. 1974 1129 200801 1 006
Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008
Mengetahui, Ketua Program Studi Sistem Informasi
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
A’ang Subiyakto, M. Kom NIP.150 411 252
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200212 001
iii
ABSTRAK Yeni Hilmi Khairani Lubis – 104093002948. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek (Studi Kasus Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI). (Di bawah bimbingan Ditdit Nugraha Utama dan Nur Aeni Hidayah). Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga keagamaan Islam dalam bidang pendidikan yang berada dalam pengawasan Kementrian Agama. Jumlah pondok pesantren terus mengalami perkembangan di masing-masing daerah pada setiap tahunnya, oleh karena itu Kementrian Agama memiliki tanggung jawab dalam pendataan kondisi perkembangan pesantren. Dan yang terpenting pendataan pesantren merupakan salah satu kebutuhan dalam strategi pembangunan dan kebijakan pendidikan. Untuk kepentingan mengelola data pondok pesantren tersebut maka dibutuhkan sistem manajemen data yang dapat menampung seluruh data pesantren. Saat ini data yang dikumpulkan dan diolah belum terintegrasi antara kantor wilayah dan kantor pusat dan sebagian besar masih menggunakan proses manual. Selain itu pengolahan data masih menggunakan aplikasi Visual Foxpro 6.0, dimana masih banyak terdapat kelemahan dan keterbatasan dalam penggunaannya. Oleh karena itu perlunya mengembangkan sistem informasi pondok pesantren yang lebih mudah dan dapat memenuhi kebutuhan para penggunanya. Sistem yang dikembangkan ini merupakan aplikasi berbasis web yang menggunakan metode pemodelan objek dengan pendekatan Rapid Application Development (RAD). Secara umum, sistem ini membantu proses penginputan data pesantren dari setiap propinsi dan memudahkan user dalam mendapatkan informasi yang akurat dan relevan. Perangkat yang diperlukan dalam merancang aplikasi ini adalah PHP sebagai bahasa scripting, Apache Web Server dan MySQL sebagai pengolah database dengan menggunakan paket Xampp. Kata kunci: Pemodelan sistem berorientasi objek, SIM (Sistem Informasi Manajemen), Rapid Application Development (RAD), Unified Modelling Language (UML), DBMS (Database Management System) V Bab + xxii Halaman + 180 Halaman + Daftar Pustaka + Lampiran. Pustaka Acuan (28, 1994-2008)
v
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas seluruh rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat melaksanakan penelitian skripsi ini dan menyelesaikan penelitiannya deangan lancar. Shalawat serta salam selalu tersampaikan kepada Rasulullah SAW yang telah menyampaikan ajaran Islam sehingga dapat menyejukkan hati ini dalam menyelesaikan laporan ini. Skripsi ini berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek”, yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1 pada Program Studi Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini. Karena tanpa dukungan dari mereka, peneliti tidak akan mampu menyelesaikan laporan ini dengan baik. Mereka yang telah mendukung peneliti adalah: 1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak A’ang Subiyakto, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
3. Ditdit Nugraha Utama, MMSI, M. Com selaku pembimbing I dan Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI selaku pembimbing II peneliti yang telah memberi banyak pengarahan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen dan staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya Program Studi Sistem Informasi, yang telah membimbing peneliti selama menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 5.
Keluargaku, Ayah, Mama dan Adik-adikku Afni, Heri dan Azhari. Seluruh keluarga besar di Medan dan Pangkalan Berandan. Tanpa doa dan kasih sayang yang diberikan, peneliti tidak akan memiliki semangat untuk menyelesaikan skripsi. Insya Allah, peneliti dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi Islam, Indonesia dan kehidupan ini.
6. Sahabat-sahabatku
yang
sudah
banyak
membantu
khususnya
Sensi
Anggraini, Sinta Isdriani, Sarika, Fitria Nurul Husna, Ulfah, Indri, Dwi, Siti, Maya, Wuri, Dyan, Ajeng, Wardi, Ghozali, Andika, Hamzah, Yudi, Angga, Esa dan seluruh teman-teman Sistem Informasi angkatan 2004. 7. Seluruh staff Kementerian Agama bagian EMIS dan Kepegawaian, Ibu Sakdiyah, Pak Asep, Pak Aziz dan bapak/ ibu yang sudah berbagi pengetahuan dan membantu dalam proses penelitian. 10 Pihak-pihak lain yang tak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah membantu peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung. Terima kasih.
vii
Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan skripsi ini dan peneliti mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk penelitian laporan yang lebih baik lagi. Kritik dan saran dapat disampaikan ke peneliti melalui [email protected]. Semoga skripsi ini dengan izin Allah dapat
Halaman Pengesahan................................................................................................... iii Halaman Pernyataan..................................................................................................... iv Abstraksi........................................................................................................................ v Kata Pengantar............................................................................................................
vi
Daftar Isi....................................................................................................................... ix Daftar Gambar........................................................................................................... xiv Daftar Tabel................................................................................................................ xvii Daftar Simbol............................................................................................................... xix xxiv Daftar Lampiran..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1
1.1
Latar Belakang.................................................................................
67 Pengujian Perangkat Lunak................................................................. 66
2.16
Metode Pengumpulan Data................................................................. 70 2.16.1 Observasi.................................................................................. 70 2.16.2 Wawancara..................................................................................70 2.16.3 Studi Pustaka........................................................................... 71
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................
72
3,1 Metode Penelitian............................................................................
72
3.2 Teknik Pengumpulan Data................................................................... 72 3.3 Metode Pengembangan Sistem.......................................................
74
3.4 Rapid Application Development........................................................... 75 3.5 Kerangka Pemikiran................................................................................ 82 BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................83 4.1
Sekilas Tentang Bagian Perencanaan dan Data.................................. 84
183 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem...............................................................................14 Gambar 2.2 Siklus Informasi..................................................................................... 16 Gambar 2.3 Pilar-pilar Informasi yang Berguna...................................................... 17 Gambar 2.4 Pengembangan Sistem Informasi.......................................................... 31 Gambar 2.5 Strategi Rapid Application Development...............................................39 Gambar 2.6 Contoh Model Use Case Diagram........................................................ 45 Gambar 2.7 Tampilan Dasar dalam Rational Rose.................................................. 56 Gambar 3.1 Logical Frame Work Penelitian............................................................ 83 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekretariat Dirjen Pendidikan Islam......................87 Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan SIMPONTREN...................................... 92 Gambar 4.3 Use case Diagram..................................................................................107 Gambar 4.4 Activity Diagram dari Use case Mendaftar sebagai Pengguna..............126 Gambar 4.5 Activity Diagram dari Use case Menginput Data Pesantren.............. 127 Gambar 4.6 Activity Diagram dari Use case Pengecekan Data Pesantren................ 128 Gambar 4.7 Activity Diagram dari Use case Manajemen Pengguna....................... 130 Gambar 4.8 Activity Diagram dari Use case Monitoring Data Pesantren................ 132 Gambar 4.9 Activity Diagram dari Use case Memanipulasi Data Pendukung......... 133 Gambar 4.10 Activity Diagram dari Use case Melihat Laporan Profil Pesantren.....135 Gambar 4.11 Activity Diagram dari Use case Melihat Laporan Nasional............... 136 Gambar 4.12 Activity Diagram dari Use case Melihat Data Statistik Pesantren...... 137 Gambar 4.13 Class Diagram......................................................................................141 Gambar 4.14 Sequence Diagram Mendaftar sebagai Pengguna................................142 xiv
Gambar 4.15 Sequence Diagram Pengecekan Data Pesantren..................................143 Gambar 4.16 Sequence Diagram Menginput Data Pesantren....................................145 Gambar 4.17 Sequence Diagram Monitoring Data Pesantren................................. 147 Gambar 4.18 Sequence Diagram Manajemen Pengguna..........................................149 Gambar 4.19 Sequence Diagram Manipulasi Data Pendukung................................151 Gambar 4.20 Sequence Diagram Melihat Laporan Profil Pesantren....................... 153 Gambar 4.21 Sequence Diagram Melihat Laporan Nasional Pesantren...................154 Gambar 4.22 Sequence Diagram Melihat Data Statistik Pesantren........................ 155 Gambar 4.23 Statechart Diagram dari Objek Pesantren...........................................156 Gambar 4.24 Statechart Diagram dari Objek Santri................................................ 157 Gambar 4.25 Statechart Diagram dari Objek Pengajar.............................................157 Gambar 4.26 Statechart Diagram dari Objek Fasilitas..............................................158 Gambar 4.27 Statechart Diagram dari Objek Keuangan...........................................158 Gambar 4.28 Statechart Diagram dari Objek Pengguna...........................................159 Gambar 4.29 Database Relational SIMPONTREN............................................... 161 Gambar 4.30 Rancangan Halaman Utama Web Public User....................................170 Gambar 4.31 Rancangan Form Select Laporan Nasional........................................ 170 Gambar 4.32 Rancangan Menu Laporan Nasional Pesantren....................................171 Gambar 4.33 Rancangan Form Select Laporan Profil Pesantren..............................171 Gambar 4.34 Rancangan Menu Laporan Profil Pesantren.........................................172 Gambar 4.35 Rancangan Menu Cek Data Pesantren............................................... 172 Gambar 4.36 Rancangan Menu Input Pesantren..................................................... 173 Gambar 4.37 Rancangan Menu Input Santri............................................................ 173 xv
Gambar 4.38 Rancangan Menu Input Pengajar.........................................................174 Gambar 4.39 Rancangan Menu Input Fasilitas..........................................................174 Gambar 4.40 Implementasi Jaringan SIMPONTREN............................................ 176
xvi
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL USE-CASE MODEL DIAGRAM
Simbol
Keterangan
Actor
Use case
Association
Extends
Uses (includes)
<<depends on>>
Depends on
Inheritance
(Sumber: Whitten, 2004)
xix
SIMBOL CLASS DIAGRAM
Simbol
Keterangan Class 1. class name 1 2 3
2. attributes 3. behaviors Association
Agregation
Generalization
(Sumber: Whitten, 2004)
xx
SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM
Simbol
Keterangan
Object
Lifeline
Messages
Behaviors (operations)
(Sumber: Whitten, 2004)
xxi
SIMBOL STATECHART DIAGRAM
Simbol
Keterangan
State
Transition Paths
Initial State
Final State
(Sumber: Whitten, 2004)
xxii
SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM
Simbol
Keterangan
Activity
Initiate Activities
Start of the Process
Termination of the Process
Synchronization Bar
Decision Activity
(Sumber: Whitten, 2004)
xxiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Studi Literatur…………........……………………….….27 Tabel 4.2 Cause and Effect Analysis………………………………………………..94 Tabel 4.2 System Improvement Objectives............……………………………….... 96 Tabel 4.3 Nonfunctional Requirement …...………………………………………. 99 Tabel 4.4 Requirement Aktor dan Use Case ……………………………….…..... 104 Tabel 4.5 Narasi dari Use Case Mendaftar sebagai Pengguna...……………….….. 108 Tabel 4.6 Narasi dari Use Case Menginput Data Pesantren..………………….….. 109 Tabel 4.7 Narasi dari Use Case Pengecekan Data Pesantren......…………………. 111 Tabel 4.8 Narasi dari Use Case Monitoring Data Pesantren.....…………………... 114 Tabel 4.9 Narasi dari Use Case Manajemen Pengguna....……….........……………115 Tabel 4.10 Narasi dari Use Case Memanipulasi Data Pendukung……....………… 117 Tabel 4.11 Narasi dari Use Case Melihat Laporan Profil Pesantren..……………... 119 Tabel 4.12 Narasi dari Use Case Melihat Laporan Nasional Pesantren …………. 121 Tabel 4.13 Narasi dari Use Case Melihat Data Statistik Pesantren ……………... 123 Tabel 4.14 Kandidat Class Entity......................…………………………………... 139 Tabel 4.15 Spesifikasi Stereotype Class....................……………………………… 139 Tabel 4.16 Tabel Pesantren........................................................................................162 Tabel 4.17 Tabel Santri........................................................................................
Tabel 4.21 Tabel Pengguna........................................................................................167 Tabel 4.22 Tabel Propinsi......................................................................................... 168 Tabel 4.23 Tabel Kabupaten......................................................................................168 Tabel 4.24 Tabel Pendaftar...................................................................................... 169 Tabel 4.25 Tabel Data_has_tahun..............................................................................169 Tabel 4.26 Daftar Tools Pengembangan Sistem Perangkat Lunak.......................... 175 Tabel 4.27 Testing halaman Operator Data Entry.................................................. 178 Tabel 4.28 Testing Halaman Admin..........................................................................179 Tabel 4.29 Testing Halaman Public User.............................................................. 180
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Surat Penelitian........................................................................
A
Lampiran B Wawancara..............................................................................
B
Lampiran C Tampilan Aplikasi....................................................................
C
Lampiran D Source Code.............................................................................
D
xxiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Peranan teknologi informasi dalam menunjang sistem operasional dan
manajerial pada instansi pemerintahan dewasa ini dirasakan semakin penting (Arief, 2005). Adanya perkembangan yang signifikan di bidang teknologi informasi telah menyebabkan perubahan mendasar, di antaranya dampak positif yang besar bagi peningkatan produktivitas dan perumusan kebijakan lembaga pemerintahan. Salah satu kebijakan pemerintah yang perlu selalu ditingkatkan adalah bidang pendidikan karena mencakup ruang lingkup yang luas dalam pelaksanaannya. Termasuk di dalamnya sistem pengembangan pendidikan pada pondok pesantren. Pondok pesantren selain sebagai lembaga keagamaan Islam, juga telah membuktikan dirinya sebagai lembaga pendidikan yang memiliki peranan besar dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa (Departemen Agama, 2001). Bahkan pondok pesantren (madrasah) di dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ditegaskan sebagai subsistem dari sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, pondok pesantren harus dilibatkan dalam proses pembangunan pendidikan. Data merupakan sumber informasi yang berguna bagi penerimanya untuk pengambilan keputusan masa kini dan masa akan datang (Ladjamuddin, 2005). Untuk itu diperlukan suatu sistem proses pengolahan data yang dapat 1
2
menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, efisien, dan dapat dipercaya. Berkenaan dengan hal tersebut maka data dan informasi menduduki peranan penting sebagai row input yang mendasari penyusunan program dan perencanaan pembangunan pendidikan. Untuk mendukung pengolahan data hingga menjadi informasi yang dibutuhkan maka diperlukan suatu sistem manejemen pendataan dan informasi. Departemen Agama yang sejak Januari tahun 2010 mengalami perubahan nomenklatur
menjadi
Kementerian
Agama
berperan
sebagai
instansi
pemerintahan, yang memiliki kewenangan dan tugas dalam pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan keagamaan. Maka dalam melaksanakan proses pembangunan pendidikan Kementerian Agama memiliki bagian Data dan Informasi Pendidikan Sekretariat Direktorat Jendral Pendidikan Islam, merupakan unit organisasi yang bertanggung jawab dalam proses pendataan kegiatan di bidang pendidikan dan kelembagaan agama Islam. Pengumpulan dan pengolahan data, serta analisis data dilakukan untuk memperoleh informasi yang cepat dan akurat, sehingga dapat disajikan sesuai dengan kebutuhan yang sangat diperlukan untuk menunjang dalam pengambilan keputusan. Program pendataan lembaga pendidikan dan keagamaan ini dilakukan setiap tahun yang laporannya digunakan untuk kebutuhan dalam menentukan strategi
pembangunan
dan
kebijakan
pendidikan.
Laporan
tersebut
menggambarkan perkembangan pendidikan agama dan kelembagaan secara kuantitatif, menyoroti kondisi dan tingkat kebutuhan yang berkembang dewasa ini. Karena itulah data tersebut sangat penting, tidak hanya untuk mengetahui
3
perkembangan lembaga-lembaga pendidikan agama, tetapi yang lebih penting adalah untuk dijadikan sebagai bahan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, baik terkait dengan peralatan sistem, sarana dan prasarana, ketenagakerjaan, termasuk kenaikan anggaran pendidikan. Banyaknya data yang dihimpun dan kebutuhan akan informasi yang selalu meningkat, maka diperlukan suatu pengembangan sistem informasi manajemen data pendidikan dan kelembagaan yang sangat berguna dalam mengolah data secara terintegrasi dan memudahkan dalam menyajikan data secara statistik. Sistem usulan ini dirancang berdasarkan hasil analisis dan kebutuhan pengguna. Hal tersebut menjadi latar belakang dalam tugas akhir ini yang berjudul “Pengembangan
Sistem
Informasi
Manajemen
Pondok
Pesantren
Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek (Studi Kasus di Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)”.
1.2
Perumusan Masalah Dengan mengacu pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,
ada tujuh permasalahan yang dapat dirumuskan dalam skripsi ini: a.
Jumlah data yang dihimpun melalui formulir mengalami peningkatan tetapi tidak diimbangi dengan keakuratan proses validasi sistem pendataan sehingga output yang dihasilkan mengalami ketidaklengkapan dan kebenaran informasi tersebut diragukan.
4
b.
Data yang diolah dalam sistem pendataan kadang masih belum relevansi dengan informasi yang dibutuhkan para pengguna, dikarenakan data masih kurang ter-update dengan permasalahan yang ada.
c.
Proses edit dan delete pada aplikasi dilakukan langsung pada basis data sehingga konsistensi data kurang terjamin dan sangat memungkinkan terjadinya kesalahan dalam penginputan data.
d.
Hak akses dan keamanan data masih kurang terjamin karena pengaksesan aplikasi hanya berdasarkan username.
1.3
Batasan Masalah Adapun batasan masalah pada skripsi ini adalah sebagai berikut:
a.
Membangun sistem informasi yang memberikan fasilitas dalam mengakses informasi yang terupdate dan menjamin keakuratan data yang diolah.
b.
Perancangan database yang dapat memperbaiki pengolahan data Pondok Pesantren.
c.
Data yang telah diinput di tingkat kantor wilayah atau propinsi dapat dilakukan proses pengiriman secara langsung dalam sistem aplikasi.
d.
Keamanan data dibuat seunik mungkin yang dirancang berdasarkan NIP dan password untuk setiap pengguna.
1.4
Ruang Lingkup Kegiatan penelitian dilakukan dengan melakukan analisis dan perancangan
sistem informasi manajemen database beserta implementasinya, dengan ruang
5
lingkup seputar sistem pendataan pondok pesantren, yang dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2009 s.d 30 April 2009 dengan bertempat di Bagian Data dan Informasi Pendidikan Sekretariat Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Jl. Lapangan Banteng Barat 3-4 Lt.8 Blok A Jakarta Barat. Sistem ini akan dijalankan pada web browser dengan Apache XAMPP server aplikasinya, bahasa pemrograman PHP 5 dan database MySQL.
1.5
Tujuan Penelitian Tujuan dari diadakannya penelitian dan pengembangan sistem informasi
manajemen database pondok pesantren dalam menunjang skripsi ini adalah: a.
Menganalisis sistem dan mengidentifikasi masalah pada sistem yang berjalan (current system) di Bagian Data dan Informasi Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI
b.
Merancang suatu perangkat lunak yang mampu membantu melaksanakan proses pengolahan data dalam menghasilkan informasi yang sangat dibutuhkan dalam proses perumusan kebijakan.
c.
Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren yang masih berbasis stand alone menjadi sistem yang berbasiskan website.
d.
Membuat suatu perangkat lunak yang sesuai dengan rancangan sistem. Perangkat lunak tersebut dinamai “Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren (SIMPONTREN)”
6
1.6
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang didapat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut: a.
Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya, di bidang pengembangan sistem informasi.
b.
Dapat memahami konsep sistem informasi manajemen database pondok pesantren secara umum.
c.
Dapat memahami rancang bangun Sistem Informasi Manajemen Database Pondok Pesantren secara umum.
1.7
Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan ada dua jenis, yaitu pengumpulan data
dan metode pengembangan sistem. Untuk metode pengumpulan data, ada beberapa cara yang digunakan: 1. Observasi Pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan melakukan pengamatan secara langsung terhadap Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren (SIMPONTREN), pengenalan data yang ada sehingga dapat diadakan evaluasi yang mendukung pengambilan keputusan. 2. Wawancara Mengadakan Tanya Jawab dengan Pembimbing dari bagian Data dan Informasi Sekretariat Dirjen Pendidikan Islam Kementerian RI untuk
7
memperoleh gambaran, keterangan dan penjelasan tentang proses kegiatan yang dilakukan pada SIMPONTREN. 3. Studi Pustaka Melakukan studi kepustakaan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai prosedur sistem yang telah ada, analisis perancangan sistem berorientasi objek dan bahasa pemrogramaan yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini. Pengembangan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren (SIMPONTREN) ini, menggunakan metode pemodelan berorientasi objek, dengan alur pendekatan strategi pengembangan aplikasi cepat atau yang biasa disebut Rapid Application Development (RAD). Pengembangan metode pemodelan objek (object modeling), merupakan suatu teknik yang mencoba untuk menyatukan data dan proses ke dalam konsep tunggal yang disebut objek (Whitten, 2004). Sebagai rute pengembangan aplikasi digunakan RAD (Rapid Application Development), yaitu sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototipe yang bekerja pada sebuah sistem dan pada akhirnya berkembang ke dalam sistem final (Whitten, 2004).
8
1.8
Sistematika Penulisan Untuk mempermudah mengikuti penelitian dan format penulisan skripsi
ini, maka terdiri dari beberapa tahap kegiatan sesuai dengan ruang lingkup yang dijelaskan sebelumnya secara garis besar, yang dibagi menjadi beberapa bab yang secara ringkas dapat dijabarkan sebagai berikut.
BAB I
PENDAHULUAN Berisi latar belakang, permasalahan, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan dasar teori yang diperlukan dalam mendukung skripsi dan pembuatan aplikasi, yaitu Konsep Dasar Sistem, UML dan perangkat lunak pendukung. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dipaparkan tentang metode yang dipakai dalam pencarian data maupun metode untuk pengembangan sistem yang dilakukan pada penelitian ini. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini merupakan inti dari penyusunan pengembangan sistem informasi manajemen database berbasis web pada bagian Data dan Informasi Sekretariat Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, seperti gambaran umum bagian Perencanaan dan Data, analisis sistem yang sedang berjalan dan pengembangan sistem yang baru dengan
9
membuat
pengembangan
aplikasi
sistem
informasi
manajemen
database pondok pesantren berbasis web. BAB V
PENUTUP Berisi simpulan mengenai hasil akhir dari keseluruhan proses yang telah dijalani dan saran-saran untuk perbaikan selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Dasar Sistem Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem). Masing-
masing sub sistem dapat terdiri dari sub sistem-sub sistem yang lebih kecil lagi atau terdiri dari komponen-komponen. Subsistem perangkat keras (hardware) dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat keluaran dan simpanan luar. Sub sistem-sub sistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai (Jogiyanto, 2005). Interaksi dari subsistem-subsitem sedemikian rupa, sehingga dicapai suatu kesatuan yang terpadu atau terintegrasi. Untuk lebih memahami konsep sistem maka akan dibahas lebih lanjut tentang pengertian, karakteristik dan klasifikasi sistem.
2.1.1 Pengertian Sistem Istilah sistem bukanlah hal yang asing bagi kebanyakan orang. Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem. Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau
10
11
elemennya. Menurut Gerald, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2005). Sedangkan terdapat beberapa pendapat tentang pengertian sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemennya, diantaranya sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2004). Pengertian lain mengemukakan bahwa sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan (Kadir, 2003). Sedangkan Jogiyanto (2005) mengemukakan bahwa suatu sistem adalah kumpulan dari komponen atau elemen yang saling berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari komponen atau elemen-elemen merupakan definisi yang lebih luas dibandingkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya. Definisi ini lebih banyak diterima karena pada kenyataannya suatu sistem memang terdiri dari subsistemsubsistem. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen akan lebih mudah dipelajari untuk analisis dan rancangan sistem (Ladjamudin, 2005).
2.1.2 Karakteristik Sistem Sistem terdiri dari struktur dan proses, dimana struktur sistem merupakan komponen-komponen yang membentuk sistem tersebut. Sedangkan proses sistem
12
menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem dalam mencapai tujuan sistem. Sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang rutin atau berulang kali terjadi. Sistem memiliki sifat-sifat atau karakteristik untuk dapat menjalankan suatu fungsi tertentu. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu (Ladjamudin, 2005): a. Komponen Sistem Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifatsifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. b. Batasan Sistem Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut. c. Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang memepngaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan demikian harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
13
d. Penghubung Sistem Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini, sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. e. Masukan Sistem Merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. f. Keluaran Sistem Merupakan hasil dari pemrosesan sistem, yang bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan dan sebagainnya. g. Pengolahan Sistem Merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna. h. Sasaran Sistem Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.
14
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Sumber: Jogiyanto, 2005)
2.2
Konsep Dasar Informasi Informasi memiliki peranan yang sangat penting pada suatu organisasi
ibarat udara yang kita hirup. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pebgolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2005).
2.2.1
Data Versus Informasi Data adalah deskripsi dari sesuatu atau kejadian yang kita hadapi (the
description of things and events that we face). Definisi data yang lain adalah data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan
15
nyata. Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi. Untuk pengambilan keputusan bagi manajemen, maka faktor-faktor tersebut harus diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu informasi (Ladjamudin, 2005). Sedangkan pengertian Informasi yang dijelaskan oleh Kadir (2003), bahwa informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Dan Gordon B. Davis mendefinisikan informasi adalah suatu data yang diolah menjadi bentuk yang berarti bagi si penerima dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau akan dating (Jogiyanto, 2005). Menurut John Burch dan Gary Grudnitski, informasi yang berharga adalah informasi yang memenruhi 3 kriteria, di ataranya: akurat, relevan dan tepat waktu. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut (Ladjamudin, 2005).
2.2.2
Siklus Informasi Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita
banyak, sehingga harus diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi. Data dapat berbentuk simbol-simbol semacam huruf-huruf atau alphabet, angka-angka, bentuk-bentuk suara, sinyal-sinyal, gambar-gambar dan sebagainya (Jogiyanto, 2005). Jadi pada intinya adalah bahwa hasil dari pengolahan data adalah informasi yang sangat diperlukan oleh penerimanya. Ini dapat dilihat dari Gambar 2.2 yang dikemukakan oleh Ladjamudin, berpendapat
16
bahwa untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya, perlu untuk dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam menghasilkan informasi (Ladjamudin, 2005). Siklus informasi atau siklus pengolahan data seperti Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Siklus Informasi (Sumber: Ladjamudin, 2005)
2.2.3
Kualitas Informasi Informasi yang baik adalah informasi yang berkualitas, informasi yang
berkualitas ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut (Kadir, 2003): a. Akurat (accurate) Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan, informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. b. Tepat waktu (timelines) Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat, karena nantinya tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga apabila dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan pengambilan keputusan dan tindakan.
17
c. Relevan (relevance) Informasi harus memberikan manfaat yang baik untuk pemakai informasi tersebut. Sedangkan menurut Ladjamudin kualitas informasi tidak hanya ditentukan oleh 3 hal diatas. Menurutnya selain 3 hal sebelumnya kualitas informasi juga harus bernilai ekonomis (economy), efisien (efficiency) dan dapat dipercaya (reliability) (Ladjamuddin, 2005).
Relevansi
Ketepatan Waktu
Keakurasian
Kualitas Informasi
Gambar 2.3 Pilar-pilar Informasi yang Berguna (Sumber: Jogiyanto, 2005)
2.2.4
Nilai Informasi Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu
manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Lebih lanjut sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektifitasnya. Pengukurannya dapat menggunakan analisis cost effectiveness atau cost benefit (Jogiyanto, 2005).
18
2.3
Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem Informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi,
kualitas, menajemen, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitif yang sangat berguna bagi kegiatan bisnis. Sebuah sistem informasi pada hakekatnya merupakan suatu sistem yang memiliki suatu komponen-komponen atau subsistem-subsistem untuk menghasilkan informasi. Berikut ini akan dijelaskan pengertian-pengertian mendasar tentang pemahaman sistem informasi secara utuh.
2.3.1
Pengertian Sistem Informasi Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam
pengambilan keputusan, permasalahannya adalah dari mana informasi itu didapat. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi. Robert A. Leitch mendefinisikan sistem informasi sebagai berikut (Jogiyanto, 2005): ”Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. Secara umum definisi dari Sistem Informasi adalah sekelompok elemenelemen dalam suatu organisasi yang saling berintegrasi dengan menggunakan masukan, proses dan keluaran dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan dan dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat (Whitten , 2004).
19
2.3.2
Komponen Sistem Informasi Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan
istilah blok bangunan (building block), masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya. Komponen-komponen tersebut adalah hardware, software, prosedur, orang, database, jaringan komputer dan komunikasi data (Kadir, 2003): a. Perangkat keras (hardware) Mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer. b. Perangkat lunak (software) atau program Sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk memproses data. c.
Prosedur Sekumpulan aturan yang diapakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
d.
Orang Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.
e.
Basisdata (database) Sekumpulan
tabel,
hubungan
dan
lain-lain
yang
berkaitan
dengan
penyimpanan data. f. Jaringan komputer dan komunikasi data Sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.
20
Menurut Ladjamudin (2005) ke enam komponen sistem informasi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut: 1.
Hardware (perangkat keras) dan Software (perangkat lunak) yang berfungsi sebagai mesin.
2.
People dan Procedures yang merupakan manusia dan tatacara menggunakan mesin.
3.
Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.
Hardware (Perangkat Keras)
Software (Perangkat Lunak)
DATA
Mesin
Procedures (Prosedur)
People (Manusia)
Manusia Gambar 2.4 Komponen Sistem Informasi (Sumber: Ladjamudin, 2005)
2.3.3
Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang
digunakan untuk menyajikan informasi agar mendukung operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. SIM menghasilkan informasi untuk memantau kinerja, memelihara koordinasi dalam proses operasi organisasi. Selain itu SIM disebut juga jaringan prosedur pengolah data yang dikembangkan dalam suatu sistem terintergrasi dengan maksud memberikan informasi yang
21
bersifat intern ataupun ekstern kepada manajemen, dengan dasar pengambilan keputusan. Secara garis besar SIM dibangun atas komponen: a.
Basisdata (Database) Sebuah Sistem Informasi Manajemen memiliki subsistem manajemen data. Subsistem manajemen data merupakan manajemen yang memasukan data ke suatu database untuk suatu situasi dan dikelola oleh perangkat lunak untuk menjadi sebuah informasi.
b.
Sistem Perangkat Lunak (Software System) Dalam komponen ini terdapat subsistem manajemen pengguna, pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan sistem informasi, sehingga pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Selain itu dalam SIM juga terdapat manajemen laporan, merupakan aspek laporan informasi yang diberikan kepada pengguna.
2.4
Konsep Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan penerapan dari sistem
yang menyediakan semua informasi yang bertujuan untuk mendukung operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. SIM cenderung selalu melakukan pengolahan informasi yang berbasis pada komputer (computer based informasion processing) dengan mempertimbangkan informasi apa, untuk siapa dan kapan harus disajikan (Ladjamudin, 2005).
22
Konsep Sistem Informasi Manajemen yang dikembangkan dalam penelitian
ini
dengan
membandingkan
skripsi
sebelumnya
mengenai
pengembangan sistem informasi manajemen yaitu oleh Rifqi Octaviani dengan judul Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Dalam Monitoring Penjualan Flexi Pada PT. Telkom Kantor Daerah Telekomunikasi Jakarta Selatan. Tujuan pengembangan sistem informasi manajemen dalam penelitian ini memiliki persamaan yaitu mengembangkan sistem informasi sebelumnya dalam hal manajemen atau pengaturan basisdata dan sistem perangkat lunak (software system) yang mengalami perbaikan pada proses penginputan, pengolahan dan pelaporan yang menghasilkan informasi bagi pengguna. Perbedaan yang mendasari dari penelitian pada skripsi sebelumnya adalah metode pengembangan sistem informasi yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya menggunakan metodologi penegembangan terstruktur SDLC, dengan beberapa tools yaitu flowchart, DFD dan ERD pada proses analisis dan desain sistemnya. Sedangkan pada tahapan implementasi menggunakan metode yang sama yaitu berbasis web internet. Selanjutnya akan dibahas konsep Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren (SIMPONTREN) yang menjelaskan pengertian pondok pesantren, fungsi pondok pesantren dan pengertian sistem informasi manajemen pondok pesantren.
23
2.4.1
Pengertian dan Fungsi Pondok Pesantren Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan Islam yang
tumbuh dan berkembang di masyarakat. Pondok pesantren juga dianggap sebagai lembaga tradisional yang secara bahasa teknis berarti suatu tempat yang dihuni oleh para santri, orang yang mencari ilmu. Tujuan utama pondok pesantren adalah menyiapkan santri dalam mendalami dan menguasai ilmu agama Islam yang diharapkan dapat mencetak kader-kader ulama dan turut mencerdaskan masyarakat Indonesia (Departemen Agama, 2001). Seperti yang diperintahkan Allah SWT kepada setiap manusia untuk menuntut ilmu, dalam QS. At-Taubah [9]: 122, yang berbunyi:
☺ ⌧
⌧ ⌧ ⌧
⌧ Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Ketika setiap manusia mendapatkan ilmu dengan baik lalu mau memberikan ilmunya kepada orang lain sehingga bermanfaat bagi dirinya sendiri
24
dan orang lain, maka dengan izin Allah derajatnya akan dinaikkan. Hal ini terdapat dalam Q.S. Al-Hujurat [49]: 11
⌧ ☺ ⌧
☺
Artinya:
☺
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Perkembangan masyarakat dewasa ini menghendaki adanya pembinaan peserta didik yang dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap, pengetahuan, kecerdasan dan keterampilan, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat secara luas, serta meningkatkan kesadaran terhadap alam lingkungannya. Dari waktu ke waktu fungsi pesantren berjalan secara dinamis, berubah dan berkembang mengikuti dinamika sosial masyarakat global. Betapa tidak, pada
25
awalanya lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama (Masyhud, 2006). Sementara, menurut Azyumardi Azra dalam buku Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia (Nata, 2001) menawarkan adanya tiga fungsi pesantren, yaitu: (1) transmisi dan transfer ilmu-ilmu Islam, (2) pemeliharaan tradisi islam dan (3) reproduksi ulama.
2.4.2
Manajemen Pondok Pesantren Keberadaan pondok pesantren yang semakin beragam dalam bentuk,
peranan dan fungsi ini menjadikan adanya fenomena yang cukup berarti dalam upaya membuat suatu pola yang dapat dipahami sebagai acuan untuk pengembangan pondok pesantren masa depan, tanpa independensi pondok pesantren (Departemen Agama, 2001). Kementerian Agama sebagai departemen teknis yang memiliki wewenang dan tugas dalam pembinaan penyelenggaraan pendidikan keagamaan, memiliki tanggung jawab, baik langsung maupun tidak, terhadap
eksitensi pondok
pesantren. Di antara bentuk tanggung jawabnya adalah dengan memberikan perhatiannya secara lebih serius terhadap pengembangan dan peningkatan pondok pesantren dengan memberdayakan eksistensinya di tengah masyarakat. Untuk itu diperlukan suatu sistem manajemen dalam mengontrol perkembangan pondok pesantren, baik itu yang berhubungan dengan masingmasing elemen di dalamnya (santri, kyai dan pengasuh pondok), sistem pendidikan formal dan non formal, sarana dan prasarana, sampai dengan
26
keuangan pondok pesantren. Maka sumber informasi mengenai proses perkembangan tersebut harus disediakan oleh setiap pesantren secara akurat untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam proses controlling dan peningkatan kualitas pondok pesantren. Penyajian informasi tersebut dapat dilakukan dengan mengelompokkan data dari masing-masing kebutuhan akan setiap elemen setiap tahunnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas waktu baik dalam mengumpulkan dan menyajikan data. Pengaturan tingkat kebutuhan data di antaranya adalah: a.
Santri Jumlah santri tiap pesantren dan pembagiannya dalam tingkat pendidikan.
b.
Ketenagaan Pesantren Jumlah kyai, ustadz dan tenaga kerja lainnya yang berada di pondok pesantren.
c.
Sarana dan Prasarana Kondisi bangunan pesantren, ruang belajar, sarana olahraga dan lainnya.
d.
Keuangan Meliputi pemasukan dan pengeluaran keuangan pondok pesantren, serta bantuan yang pernah diterima.
2.4.3
Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Sistem informasi manajemen pondok pesantren merupakan kegiatan
pengolahan data pondok pesantren dengan memanfaatkan dan menerapkan
27
teknologi informasi (Departemen Agama, 2006). Dimana suatu data pondok pesantren tersimpan secara utuh di dalam suatu komputer yang dapat diakses ke semua
penggunanya.
Sistem
Informasi
Manajemen
Pondok
Pesantren
(SIMPONTREN) didefinisikan sebagai sistem informasi terpadu, yang meliputi pendataan pondok pesantren, pengolahan data santri, ketenagakerjaan, sarana prasarana dan keuangan untuk menghasilkan informasi yang cepat, lengkap dan akurat dalam rangka mendukung pengelolaan dan peningkatan mutu pondok pesantren. Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren mempunyai tiga keuntungan di antaranya: 1.
Memungkinkan Direktorat Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Kemeterian Agama berperan aktif dalam perencanaan strategis peningkatan kualitas pesantren.
2.
Mengintegrasikan dan menyimpan semua informasi pesantren dalam suatu database, yang sebelumnya tersimpan di beberapa komputer yang tidak terintegrasi.
3.
Memfasilitasi penyimpanan data dan akses catatan pondok pesantren yang sangat penting bagi Kementerian Agama. Pada Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren ini peniliti
melakukan pengkajian kembali dari Laporan Praktek Kerja Lapangan yang telah peneliti buat sebelumnya dengan judul Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren. Dari pengkajian didapat beberapa kekurangan dan kelebihan dari Sistem Informasi tersebut, seperti pada Tabel 2.1.
28
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Studi Literatur
Kekurangan
Kelebihan
1. Sistem yang dirancang masih bersifat
1.
stand alone. Sistem atau aplikasi hanya
kemampuan
berada pada satu komputer saja sehingga
volume data yang besar. Hal ini sangat
hanya digunakan oleh administrator.
dibutuhkan dalam mengolah data pondok
Pada dasarnya sistem informasi yang
pesantren di Indonesia yang berada
dirancang
bawah naungan Kementerian Agama RI.
dapat
digunakan
oleh
Visual
FoxPro dalam
(VFP)
memeliki
mengolah
record
di
siapapun, kapanpun dan di mana pun 2. Visual FoxPro (VFP) merupakan tanpa adanya batasan tertentu. Oleh remote access data. VFP mendukung karena itu sistem informasi dianjurkan untuk mengakses data diluar dari database berbasis web. native yang dimilikinya, seperti Microsoft 2.
Pengembangan
aplikasi
dengan SQL
Server,
Oracle,
MySQL,
menggunakan Visual Foxpro 6.0 Secara PostGreSQL, Thunderbird. garis besar ada beberapa kekurangan dalam pengolaha data, diantaranya: hanya
3. Desain dan pengembangan aplikasi
menyediakan fasilitas entry data, edit dan
yang user friendly sehingga memudahkan
hapus silakukan langsug di basisdata,
dalam mengelola informasi dan proses
keamanan data dan kontrol validasi
bisnis yang sangat kompleks.
kurang baik. 4. Kemampuan dalam memanipulasi 3. Pengolahan data masih menggunakan
29
Microsoft Excel. Sehingga mengalami
dan menggabungkan data hampir tidak
kesulitan dalam mengolah data dan
terbatas pada jumlah tabel dan record,
membutuhkan waktu yang lebih lama lagi
dengan hal ini Visual FoxPro disebut
dalam menghasilkan suatu informasi.
juga alat pengembangan aplikasi data
4.
driven.
Pembuatan
report
mengimplementasikan
yang OOP
belum (Object
Oriented Programming) 5.
Menu
designer
mengimplementasikan
Fungsi
digunakan
data
untuk
driven
dapat
mengkonfigurasi
aplikasi secara otomatis ke dalam juga OOP.
belum
database
dan
mengkonfigurasi
Sehingga
antarmuka sesuai dengan perubahan
untuk proses perancangan report dan
kondisi data. Sehingga dengan VFP
tabulasi data membutuhkan aplikasi lain,
aplikasi dirancang dengan baik, dimana
seperti Microsoft Excel.
interaksi antara data dan interface yang
6. Aplikasi ini menampung banyaknya
berkesinambungan dan dinamis.
data (overload) sehingga terkesan tidak adanya pembaharuan (update) dari fungsi dan tampilan aplikasi. 2.5
Pengembangan Sistem Informasi Berorientasi Objek
2.5.1
Pengertian Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan sistem (sistem development) dapat berarti menyusun
sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang sudah ada dengan harapan bahwa sistem yang baru dapat mengatasi sistem yang lama (Jogiyanto, 2005). Sistem yang lama perlu
30
diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut (Jogiyanto, 2005): 1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa ketidakberesan dalam sistem yang lama yang menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan
yang
diharapkan.
Dan
juga
pertumbuhan
organisasi,
yang
menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data yang semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi atau pengolahan data yang baru. 2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities), teknologi informasi telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras komputer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang. Organisassi mulai merasakan bahwa teknologi informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan pelayanan informasi sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh pihak manajemen. 3. Adanya instruksi-instruksi (directives), penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi. Karena adanya permasalahan, kesempatan atau instruksi, maka sistem yang baru perlu dikembangkan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul, meraih kesempatan-kesempatan yang ada atau memenuhi instruksi yang diberikan.
31
Gambar 2.4 Pengembangan Sistem Informasi (Sumber: Jogiyanto, 2005)
Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan dan dipelihara. Ketika dalam operasinya sistem mengalami permasalahan, maka perlu dikembangkan kembali suatu cara atau tehnik yang sistematis untuk menyelesaikan
permasalahan
yang
ada,
ini
disebut
juga
metodologi
pengembangan sistem informasi. Dari beberapa metode pengembangan sistem yang digunakan, proses pengembangan sistem yang utama adalah analisis sistem, desain sistem dan implementasi sistem.
32
Metode yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah pengembangan sistem informasi berorientasi objek. Metode orientasi objek menganalogikan sistem aplikasi seperti kehidupan nyata. Sistem yang dibangun dengan teknologi objek memiliki fleksbilitas yang tinggi terhadap perubahan karena menggunakan konsep komponen yang bisa digunakan kembali. Berikut dijelaskan lebih lanjut tentang pengembangan sistem informasi berorientasi objek.
2.5.2
Pengertian Object Oriented Object oriented atau berorientasi objek, merupakan suatu organisasi
perangkat lunak sebagai kumpulan dari objek tertentu yang memiliki struktur data dan perilakunya (Sutopo, 2002). Metode pengembangan berorientasi objek diperkenalkan pada tahun 1980, fokus utama metodologi ini dengan melihat suatu sistem terdiri dari objek yang saling berhubungan. Objek yang digambarkan dalam sebuah model bagian sistem merupakan suatu fokus selama dalam proses analisis dan perancangan dengan menekankan pada state, perilaku (behavior) dan interaksi objek dalam model tersebut. Metode object oriented menganalogikan sistem aplikasi seperti kehidupan nyata yang didominasi oleh objek. Manusia adalah objek, komputer adalah objek. Objek memiliki atribut: manusia memiliki nama, pekerjaan, rumah dan lain-lain. Mobil memiliki warna, merk, sejumlah roda dan lain-lain. Komputer memiliki kecepatan, sistem operasi dan lain-lain. Objek dapat beraksi dan bereaksi. Manusia dapat berjalan, berbicara, makan, minum; mobil dapat berjalan, mengerem; komputer dapat mengolah data, menampilkan gambar dan lain-lain.
33
Keunggulan teknologi objek dengan demikian adalah bahwa model yang dibuat akan sangat mendekati dunia nyata yang masalahnya akan dipecahkan oleh sistem yang dibangun. Sistem yang dibangun dengan teknologi objek memiliki fleksibilitas yang tinggi terhadap perubahan karena menggunakan konsep komponen yang bisa digunakan kembali (Hermawan, 2004). Terdapat beberapa cara untuk menentukan karakteristik dalam pendekatan berorientasi objek, tetapi secara umum mencakup Polimorfisme, Inheritance (Pewarisan) dan Encapsulation (Pembungkusan). a)
Polimorfisme, yaitu konsep yang menyatakan bahwa suatu fungsi yang sama dapat diterapkan dan dapat dimiliki oleh kelas-kelas yang berlainan.
b)
Inheritance, pewarisan ini pada dasarnya adalah berbagi atribut dan operasi antarkelas berdasarkan hierarki kelas. Pewarisan akan sangat mengurangi perulangan penulisan kode dan mungkin merupakan salah satu keunggulan utama rekayasa perangkat lunak, karena memungkinan penulisan kode yang lebih sedikit tanpa mengorbankan esensi perangkat lunak secara keseluruhan.
c)
Encapsulation, Pembungkusan berarti meninggalkan aspek eksternal dari objek yang dapat diakses oleh objek lain dan memfokuskan diri pada implementasi internal suatu objek. Keuntungan pembungkusan adalah memungkinkan seseorang menggunakan (memanfaatkan fungsi-fungsi serta layanan) suatu komponen yang diciptakan dengan konsep pembungkusan tanpa mengetahui rincian implementasinya.
34
Pemahaman dasar konsep pemodelan objek yang akan digunakan akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Objek Sebuah objek memiliki keadaan (state) dan perilaku (behavior). State dari sebuah objek adalah kondisi objek tersebut atau himpunan dari keadaan yang menggambarkan objek tersebut. State dinyatakan dengan nilai dari sebuah atribut objeknya. Atribut adalah nilai internal suatu objek yang mencerminkan antara lain karakteristik objek, kondisi objek, kondisi sesaat, koneksi dengan objek lain dan identitas. Perubahan state dicerminkan oleh perilaku (behavior) objek tersebut. Behavior suatu objek mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak (beraksi) dan memberikan reaksi. Behavior ditentukan oleh himpunan semua atau beberapa operation yang dapat dilakukan dalam objek itu sendiri. Behavior dari sebuah objek dicerminkan oleh interface, service dan methode dari objek tersebut. Interface adalah pintu untuk mengakses service objek. Service adalah fungsi yang bisa diemban objek. Methode adalah mekanisme internal objek yang mencerminkan perilaku (behavior) objek tersebut. Sebagai contoh, jika printer merupakan sebuah objek maka perilaku (behavior) atau servisnya mencetak apapun yang dia terima. 2) Kelas (Class) Kelas (Class) adalah definisi umum (pola, template atau cetak biru) untuk himpunan objek sejenis. Kelas menetapkan spesifikasi perilaku (behaviors) dan atribut objek-objek tersebut. Class adalah absraksi dari entitas dalam dunia nyata. Objek adalah contoh dari sebuah kelas. Sebagai contoh, atribut untuk kelas
35
binatang adalah berkaki empat dan memiliki ekor. Perilakunya adalah makan dan tidur. Contoh yang mungkin dari kelas binatang ini adalah kucing, gajah dan kuda. 3) Association dan Aggegation Association (asosiasi) adalah hubungan antar objek yang saling membutuhkan. Sedangkan aggregation (agregasi) adalah bentuk khusus dari asosiasi yang menggambarkan seluruh bagian suatu objek merupakan bagian dari objek lainnya. Sebagai contoh, objek tanggal dapat disusun dari objek hari, objek bulan dan objek tahun.
2.5.3 Pengembangan Sistem Berorientasi Objek Terdapat beberapa metode strategi alternatif dalam pengembangan sistem, salah satunya adalah pengembangan model-driven (model-driven development). pengembangan model-driven adalah sebuah startegi pengembangan sistem yang menekankan pembuatan gambar model-model sistem untuk membantu visualisasi dan analisis masalah, mendefinisikan persyaratan bisnis dan mendesain sistem informasi (Whitten, 2004). Dalam pengembangan model-driven terdapat beberapa pemodelan, (Whitten, 2004) yaitu: a. Pemodelan proses (process modeling) b. Pemodelan data (data modeling) c. Pemodelan objek (object modeling)
36
Menurut Jeffrey L. Whitten (2004), teknik analisis berorientasi objek merupakan alat terbaik yang dapat digunakan untuk sebuah proyek yang akan mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi objek untuk membangun, mengelola dan merakit objek-objek menjadi aplikasi komputer yang berguna. Pemodelan objek (object modeling) merupakan sebuah teknik yang mencoba untuk menyatukan data dan proses ke dalam konsepsi tunggal yang disebut
objek.
Model-model
objek
adalah
diagram-diagram
yang
mendokumentasikan sebuah sistem dalam artian objek-objek dan interaksiinteraksinya. Pemodelan objek adalah basis atau dasar dari metodologimetodologi analisis dan desain berorientasi objek. Teknik pemodelan objek menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda dengan teknik lainnya (Whitten, 2004). Terdapat beberapa kelebihan dalam penggunaan teknik permodelan berorientasi objek, di antaranya: a. Jika terjadi perubahan pada sistem, maka hanya perlu mengubah objek dan fungsinya yang dikehendaki tanpa akan mempengaruhi objek lain yang tidak dikehendaki terjadinya perubahan. Hal ini dikarenakan setiap objek berdiri secara mandiri (Whitten, 2004). b. Jika terjadi perubahan pada sistem, maka akan lebih mudah mengubahnya, meskipun pada sistem yang besar sekalipun (Whitten, 2004). c. Pendekatan objek menuntun penggunaan ulang (reuse) komponen-komponen program selanjutnya (Hariyanto, 2004).
37
d. Perangkat lunak yang dikembangkan dengan berorientasi objek mempermudah pemeliharaan (Hariyanto, 2004). e. Sistem berorientasi objek lebih mudah diadaptasi dan diskala menjadi sistem lebih besar karena sistem-sistem lebih besar dibuat dengan merakit subsistemsubsistem yang dapat diguna ulang (Hariyanto, 2004). Teknik permodelan objek menyajikan penggunaan metode dan notasi untuk pemodelan data dan pemodelan proses. Pada akhir tahun 80-an dan awal tahun 90-an, digunakan beberapa metode berorientasi objek yang berbeda-beda. Yang paling terkenal adalah Metode Booch dari Grady Booch, Object Modeling Technique (OMT) dari James Rumbaugh dan Object Oriented Software Engineering (OOSE) dari Ivar Jacobson. Banyaknya metode dan teknik berorientasi objek yang ada menjadi industri pengembangan berorientasi objek membatasi kemampuan untuk memakai model-model pada proyek lain dan tim pengembang. Masalah ini dan yang lainnya mendorong dilakukannya usaha untuk mendesain bahasa pemodelan standard (Whitten, 2004). Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh sepakat bergabung untuk menggunakan metode pengembang berorientasi objek dengan tujuan membuat proses standard tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi objek. Ivar Jacobson bergabung pada tahun 1995 dan mereka bertiga fokus membuat bahasa pemodelan objek standard sebagai ganti dari pendekatan atau metode berorientasi objek yang sebelumnya. Berdasarkan hasil kerja mereka dihasilkanlah Unified Modeling Language (UML) versi 1.0 yang dirilis tahun 1997 (Whitten, 2004).
38
2.6
Alur Pengembangan Rapid Application Development (RAD) RAD adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan
kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkain prototype yang bekerja pada sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang ke dalam sistem final (Whitten, 2004). Sebagai respon pada kemajuan ekonomi pada umumnya, rapid application development (RAD) atau pengembangan aplikasi cepat telah menjadi rute yang populer untuk mengakselerasi pengembangan sistem. Gagasan-gagasan RAD adalah (Whitten, 2004): 1.
Lebih aktif melibatkan para pengguna sistem dalam aktifitas analisis, desain, konstruksi.
2.
Mengorganisasikan pengembangan sistem ke dalam rangkaian seminar yang intensif dan berfokus dengan para pemilik, pengguna, analis, desainer, pembangun sistem.
3.
Mengakselerasi fase-fase analisis dan desain persyaratan melalui pendekatan konstruksi berulang.
4.
Memperpendek waktu yang diperlukan sebelum para pengguna mulai melihat sebuah sistem yang bekerja.
39
Gambar 2.5 merupakan diagram yang akan menerangkan rute atau tahapan dalam RAD. Dalam penelitian ini alur tahapan pengembangan RAD menggunakan beberapa tools.
40
ST A R T: Prob lem s , O p purtunities A nd D irectives
Pro blem s statem ent and sco pe & visions
PR O B LEM A N A LYSIS + R EQ U IR EM EN TS A N A L YSIS + D EC ISIO N N A LYSIS
SC O PE D EF IN IT IO N S ystem O w ner an d U ser
Statem en t O f w ork
1
R efind System Im pro vem ent O b jectives and /or B ussin ess R equ irem ent
Initial System Im p rovem en t O bjectives Initial B u ssines R equ irem ent S tatem ent Initial System Prop osal Initial A p plicatio n A rchitecture
7 Som e R edesign B u ssines P rocesses
S O M E D ESIG N (L O G IC A L A N D /O R PH YSIC A L ) FIN ISH : W o rkin g B usin ess So lution s
3 Som e Lo gical an d /or P hysical D esign 2 Sp ecificatio ns
R efind A p plication A rchitecture and /o r D esign C hang es
do cum entation
8
d ocu m entatio n
SO M E M O R E R EQ T S. & D EC ISIO N A N A L YSIS
do cum entation R eposito ry Of System K n ow ledge
SO M E C O N ST R U C T IO N & T EST IN G
9
d ocu m entatio n
4 C urrent SYST EM O PER A T IO N & M A IN TE N A N C E
Som e D esign Prototypes and / or p artial F un ctio nal S ystem
5 Bussiness Feedback
T echnical F eedback
6
Po st-A udit R eview O perational System
C andidate R elease Version of the Fun ction al S ystem
R EV IEW TH E SYST EM
Training M aterials
D E LIVE R Y O f a version
Gambar 2.5 Strategi Rapid Apllication Development (RAD) (Sumber: Whitten, 2004)
40
2.7
Rich Picture Rich Picture digunakan pada waktu penyeleksian sistem untuk
menyatakan secara keseluruhan dalam memahami proses dari tahapan proyek pengembangan sistem. Rich picture secara khusus mendeskripsikan masalah sistem dan sekaligus penguasaan aplikasi. Rich picture tidak didasari pada suatu catatan khusus tetapi seharusnya memberikan penyesuaian mengenai aspek yang dideskripsikan pada proyek (Mathiassen, 2000).
2.8
Matriks Masalah, Kesempatan, Tujuan dan Batasan (Problems, Opportunities, Objectives and Constraints Matrix) Analisis masalah dalam tahapan RAD menggunakan Matriks Masalah,
Kesempatan, Tujuan dan Batasan, yang dijabarkan dalam dua tabel yaitu Analisis Sebab Akibat (Cause and Effect Analysis) dan tabel Tujuan-tujuan Perbaikan Sistem (System Improvement Objectives). Cause and Effect Analysis merupakan sebuah tehnik tempat masalah-masalah dipelajari untuk menentukan penyebabpenyebab dan akibat-akibatnya (Whitten, 2004). Dalam praktiknya, sebuah akibat mungkin sebenarnya adalah gejala dari masalah yang berbeda, yang lebih mendalam atau mendasar. Masalah tersebut juga harus dianalisis untuk mencari penyebab dan akibatnya dan seterusnya sampai penyebab dan akibat tersebut tidak menghasilkan gejala-gejala masalahmasalah lainnya. Oleh sebab itu semua pihak, baik analis sistem, pemilik dan
41
pengguna sistem harus secara aktif berpartisipasi dalam proses analisis sebab akibat. Setelah diberikan pemahaman akan lingkup, masalah dan kesempatan sistem, maka dapat menentukan tujuan-tujuan perbaikan sistem. Tujuan dari tugas ini adalah menentukan kriteria di mana semua perbaikan pada sistem akan diukur dan untuk mengidentifikasi semua batasan yang membatasi fleksibilitas perbaikan tersebut (Whitten, 2004). Dalam tabel ini terdiri dari dua hal yaitu tujuan (objective) sistem, yaitu ukuran keberhasilan, sesuatu yang ingin diraih jika diberikan sumber-sumber daya yang cukup dan batasan (constraint) sistem, yaitu sesuatu yang akan membatasi fleksibilitas dalam mendefinisikan suatu solusi untuk tujuan-tujuan dan pada dasarnya batasan-batasan ini tidak dapat diubah.
2.9
Functional dan Nonfunctional Requirement Tahapan analisis persyaratan yang menentukan persyaratan bisnis bagi
sistem yang baru. Maka dalam tahapan ini digunakan functional dan nonfunctional requirement merupakan teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan persyaratan bagi pengembangan sistem usulan. Tugas dari functional dan nonfunctional requirement ini adalah menerjemahkan sasaransasaran sistem yang telah diidentifikasi pada tahapan analisis masalah ke dalam outline persyaratan sistem yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengembangan sistem (Whitten, 2004).
42
Persyaratan fungsional sering diidentifikasi dalam istilah input, output, proses dan data tersimpan yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran peningkatan sistem. Sedangkan persyaratan nonfungsional yaitu persyaratan sistem yang menetapkan properti atau kualitas yang harus dimiliki oleh sistem. Pada persyaratan nonfungsional akan digunakan kerangka kerja PIECES merupakan alat (tools) untuk menggolongkan persyaratan sistem. PIECES merupakan singkatan untuk memudahkan mengingatnya, terdiri atas (Jogiyanto, 2005): a.
Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan response time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Respon time adalah rata-rata waktu yang tertunda di antara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
b.
Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.
c.
Economy
(ekonomis),
peningkatan
terhadap
manfaat-manfaat
atau
keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi. d.
Control
(pengendalian),
peningkatan
terhadap
pengendalian
untuk
mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangankecurangan yang dan akan terjadi. e.
Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah
43
sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya tersebut digunakan dengan pemborosan yang paling minimum. f.
Services (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.
2.10
UML (Unified Modelling Language) Pada bagian sebelumnya, telah dibahas tentang pengembangan model-
driven yang di dalamnya terdapat pemodelan berorientasi objek. Teknik pemodelan objek menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda dengan teknik lainnya. UML merupakan pemodelan standard berorientasi objek yang telah dikembangkan oleh Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson (Whitten, 2004). Menurut Jeffrey L. Whitten (2004) UML merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek. UML menawarkan diagram yang dikelompokan menjadi beberapa perspektif berbeda untuk memodelkan suatu sistem; seperti satu set cetak biru (blueprint) yang digunakan untuk membangun sebuah rumah (Whitten, 2004). Beberapa diagram UML yang digunakan dalam pengembangan Sistem Informasi Penjadwalan
ini yaitu: usecase diagram, activity diagram; class
diagram, sequence diagram dan state diagram.
44
2.10.1 Use Case Model Diagram Use case adalah teknik untuk merekam persyaratan fungsional sebuah sistem. Use case mendeskripsikan interaksi tipikal antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan memberi sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan (Fowler, 2005). Use case diagram merupakan diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan sistem eksternal dan pengguna Dengan kata lain, secara grafis menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem (Whitten, 2004). Simbol-simbol yang digunakan dalam usecase diagram adalah sebagai berikut: a. Use case Pemodelan usecase mengidentifikasi dan menggambarkan fungsi-fungsi sistem dari sudut pandang pengguna eksternal dan dalam sebuah cara dan terminologi yang mereka pahami. Usecase merupakan urutan langkah-langkah yang secara tindakan saling terkait (scenario), baik otomatis maupun secara manual (Whitten, 2004). b. Actor (Pelaku) Actor merupakan segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi. Actor dapat berupa orang, peralatan atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dibangun (Whitten, 2004).
45
c. Relationship (Hubungan) Pada diagram use case, relationship digambarkan sebagai sebuah garis antara dua simbol. Pemaknaan relationship berbeda-beda tergantung bagaimana garis tersebut digambar dan tipe simbol apa yang digunakan untuk menghubungkan garis tersebut. Berikut adalah perbedaan diantara relationship yang ada pada sebuah diagram use case (Whitten, 2004). d. Extend Extension use case merupakan usecase yang terdiri dari langkah yang terekstraksi dari use case yang lebih kompleks untuk menyederhanakan masalah dan karena itu memperluas fungsinya. e. Include Hubungan include menggambarkan bahwa satu use case seluruhnya meliputi fungsionalitas dari use case lainnya.
Gambar 2.6 Contoh Model Use Case Diagram (Sumber: Fowler, 2005)
46
2.10.2 Activity Diagram Activity diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika prosedural, proses bisnis dan jalur kerja (Fowler, 2005). Activity diagram secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran aktifitas baik proses bisnis atau use case (Whitten, 2004). Diagram ini berbeda dengan flowchart dimana diagram ini menyediakan sebuah mekanisme untuk menggambarkan kegiatan yang tampak secara pararel (Munawar, 2005).
2.10.3 Sequence Diagram Sequence diagram secara grafis menggambarkan bagaimana object berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan pada eksekusi sebuah usecase atau operasi. Sebuah sequence diagram, secara khusus, menjabarkan behaviour (perilaku) sebuah skenario tunggal (Flower, 2004). Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima di antara object dan sequence (ruang waktu) (Whitten, 2004). Pembuatan Sequence diagram untuk desain sistem penelitian ini berdasarkan pada setiap usecase dan menggunakan konsep yang biasanya tersusun dari element Object, Interaction dan Message. Object dapat berupa boundary class, control class dan entity class. Sedangkan Interaction menghubungkan dua objek dengan pesannya. Cara mudah yang bisa diikuti untuk memulai pembuatan sequence diagram adalah sebagai berikut (Hermawan, 2004):
47
1. Menggambarkan aktor dan kelas yang terlibat ke dalam sequence diagram 2. Mengurutkan element yang digunakan, di antaranya: aktor – objek dari boundary class – objek dari control class – objek dari entity class 3. Mengikuti urutan seperti dalam usecase specification dan mulai identifikasi operasi yang diperlukan untuk mengeksekusi suatu baris aktivitas dalam usecase specification. Operasi ini akan bergerak bertahap: dari aktor ke boundary class, dari boundary class ke control class, dari control class ke satu atau beberapa entity class. 4. Dari masing-masing operasi, identifikasi informasi apa saja yang perlu dipindahkan dari aktor ke boundary class ke control class hingga entity class.
2.10.4 Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka (Fowler, 2005). Class diagram merupakan gambar grafis mengenai struktur objek statis dari suatu sistem, menunjukkan kelas-kelas objek yang menyusun sebuah sistem dan juga hubungan antara kelas objek tersebut (Whitten, 2004).
2.10.5 State Diagram State diagram adalah teknik yang umum digunakan untuk menggambarkan behavior sebuah sistem (Fowler, 2005). State diagram mengilustrasikan siklus
48
hidup object dan keadaan yang dapat diasumsikan oleh object dan events yang menyebabkan object beralih dari satu state ke state yang lain (Whitten, 2004). Tidak semua objek yang terdapat pada sistem dibuat state diagram-nya, hanya objek yang memiliki perubahan status yang akan dibuat state-nya dan state diagram digunakan hanya untuk dokumentasi (Fowler, 2005). Seluruh simbol yang terdapat pada diagram-diagram di atas dapat dilihat pada halaman daftar simbol.
2.11
Perancangan Database Database atau basisdata adalah kumpulan data (elementer) yang secara
logik berkaitan dalam mempresentasikan fenomena atau fakta secara terstruktur dalam domain tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu (Hariyanto, 2008). Selain itu basisdata juga merefleksikan fakta-fakta yang terdapat di organisasi. Database dapat dinyatakan sebagai salah suatu sistem yang memiliki karakteristik, antara lain: a.
Merupakan suatu kumpulan interrelated data yang disimpan bersama tanpa menggangu satu sama lain atau membentuk kelengkapan data.
b.
Kumpulan data dalam database dapat digunakan oleh sebuah program aplikasi atau lebuh secara optimal
c.
Penambahan data baru, penghapusan data, modifikasi dan pengambilan kembali data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol.
d.
Data merupakan suatu sumber yang sangat berguna bagi hampir di semua organisasi.
49
2.11.1 Manajemen Database Sejak tahun 1960-an penggunaan basisdata sudah digunakan untuk bidang komersial, dimana pemrosesan file-nya masih berbasis manajemen file tradisional. Perkembangan komputer yang semakin pesat diikuti dengan perkembangan perangkat lunak untuk aplikasi bisnis, sejak tahun 1970-an sampai awal tahun 1980 manajemen berbasis file tradisional berkembang menjadi manajemen basisdata. Sistem Manajemen Database atau disebut juga DBMS (DataBase Management System) merupakan perangkat lunak untuk mendefinisikan, menciptakan, mengelola dan mengendalikan pengaksesan basisdata (Hariyanto, 2004). Dengan tersedianya data yang melimpah, maka masalah pengaturan data secara efektif menjadi suatu hal yang sangat penting dalam pengembangan sistem informasi manajemen. Oleh karena itu, maka tujuan dari diadakannya pengaturan (manajemen) data adalah sebagai berikut: a.
Menyediakan penyimpanan data untuk dapat digunakan oleh organisasi saat sekarang dan masa yang akan datang.
b.
Cara pemasukan data, sehingga memudahkan tugas operator dan menyangkut pula waktu yang diperlukan oleh pemakai untuk mendapatkan data serta hakhak yang dimiliki terhadap data yang ditangani.
c.
Pengendalian data untuk setiap siklus agar data selalu up to date dan dapat mencerminkan perubahan spesifik yang terjadi di setiap sistem.
50
d.
Pengamanan data terhadap kemungkinan penambahan, modifikasi, pencurian dan gangguan-gangguan lain. Manajemen Database memungkinkan banyak user untuk mengakses data
secara bersamaan sehingga fasilitas yang dimiliki oleh manajemen sudah semakin banyak yaitu fasilitas pemanipulasian data, kontrol konkurensi data, recovery data, keamanan data dan didukung dengan fasilitas komunikasi data karena manajemen ini sudah terhubung dengan suatu jaringan.
2.11.2 Model Basisdata (Database Model) Di dalam manajemen basisdata dikenal berbagai model data yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan sebuah data dalam merancang suatu database. Yang dimaksud dengan model data adalah sekumpulan konsep terintegrasi yang dipakai untuk menjabarkan data, hubungan antardata dan kelengkapan terhadap data yang digunakan untuk menjaga konsistensi (Kadir, 2003). Perkembangan
dunia usaha
semakin meningkat ditunjang dengan
perkembangan komunikasi yang mempermudah organisasi atau perusahaan untuk mengakses data, sehingga mengubah manajemen basisdata menjadi manajemen basisdata tingkat lanjut didukung dengan fasilitas data warehousing dan fasilitas basisdata berbasis web sebagai salah satu strategi organisasi dalam meningkatkan kinerja dan keuntungan organisasi. Model data yang dikenal pada saat ini ada 4 macam, yaitu (Kadir, 2003): a. Model data hierarkis b. Model data jaringan
51
c. Model data relasional d. Model data berbasis objek
2.11.3 Relational Data Base Management System (RDBMS) Jeffrey L. Whitten (2004) mendefinisikan RDBMS (Relational Database Management System) sebagai database system yang mengimplementasikan data sebagai serangkaian table dua dimensi yang dihubungkan melalui foreign key. Bahasa SQL (Structured Query Language) digunakan pada RDBMS dalam menyediakan perintah-perintah untuk membuat (create), memperbaharui (update),
memodifikasi
(edit)
dan
menghapus
(delete)
record,
juga
mengkategorikan record dalam database.
2.12
Mengenal Rational Rose Pengguna UML secara manual untuk melakukan analisis masalah dan
perancangan sistem atau perangkat lunak sungguh sudah memadai. Namun, para pengguna merasa pemodelan dengan UML secara manual masih terlalu lambat dan tingkat akurasinya rendah. Selain itu, proses rekayasa balik (reverse engineering), yaitu mengubah kode-kode program kemudian melakukan pemodelan kembali dengan cara iteratif, akan sangat membosankan jika dilakukan dengan cara manual. Sebab itu para pengembang perangkat lunak berorientasi objek membutuhkan perangkat lunak yang dapat mengotomatisasi semua hal itu. Di antaranya adalah Rational Rose, yang dapat mengotomatisasi pemodelan dengan
52
UML, mempermudah rekayasa balik, serta Rational Rose dapat menghasilkan kode-kode program dari beberapa jenis pemograman, diantaranya C++, Java serta Visual Basic.
2.12.1 Dasar-dasar Pemodelan dengan Rational Rose Pemodelan UML dengan menggunakan Rational Rose didasarkan pada beberapa konsep, di antaranya sebagai berikut: a. Visual Modelling Menurut Quatrani visual modelling atau pemodelan visual adalah suatu cara berpikir tentang persoalan menggunakan model-model yang diorganisasikan seputar dunia nyata (Sholiq, 2006). Model tersebut berguna untuk memahami persoalan, mengkomunikasikan dengan orang-orang yang terlibat di dalam proyek, memodelkan perusahaan, menyiapkan dokumentasi, merancang program dan merancang basis data. Visual Modelling dapat membantu kita untuk menampilkan elemenelemen yang penting secara detil dari suatu masalah yang kompleks dan menyaring untuk kemudian membuang elemen-elemen yang tidak penting. Rational Rose menggunakan UML sebagai bahasa pemodelannya. Semua semantik dan notasi dalam UML dibuat untuk digunakan dalam visual modelling. b. Model dalam Rekayasa Software Sebagaimana telah diketahui dalam mendesain sebuah model dalam proses rekayasa software sangat penting sebagaimana pentingnya memiliki cetak biru untuk membangun suatu bangunan yang besar. Untuk melakukan pemodelan
53
sistem atau perangkat lunak maka akan digunakan notasi-notasi UML (Unified Modeling Language) yang akan digambarkan secara elekronik (dengan bantuan komputer) lewat sarana perangkat lunak Rational Rose. Dengan pemodelan menggunakan UML ini, para pengembang sistem dapat melakukan (Nugroho, 2005): 1) Tinjauan umum bagaimana arsitektur sistem secara keseluruhan. 2) Penelaahan bagaimana objek-objek dalam sistem saling mengirimkan pesan (message) dan saling bekerjasama satu sama lain. 3) Menguji apakah sistem atau perangkat lunak sudah berfungsi seperti yang seharusnya. 4) Dokumentasi sistem atau perangkat lunak untuk keperluan-keperluan tertentu di masa yang akan datang.
2.12.2 Konsep dasar Rational Rose Rational Rose adalah kakas (tools) pemodelan visual untuk pengembangan sistem berbasis objek yang sangat handal untuk digunakan sebagai bantuan bagi para pengembang dalam melakukan analisis dan perancangan sistem (Nugroho, 2005). Rational Rose yang dikembangkan oleh tiga pendekar teknologi objek dan pendeklarasi UML Booch, Rumbaugh, Jacobson melalui perusahaan Rational (yang sejak Februari 2003 menjadi anak perusahaan IBM) yang sudah menjadi alat bantu yang digunakan oleh industri pengembang perangkat lunak aplikasi berorientasi objek di seluruh dunia untuk melakukan analisis dan desain visual (Hermawan, 2004).
54
Selain itu, Rational Rose juga memungkinkan pengembang untuk mendokumentasikan
kegiatan-kegiatannya.
Adapun
beberapa
fungsi
dari
dokumentasi adalah sebagai berikut (Nugroho, 2005): 1. Para pengembang dapat menggunakan diagram usecase untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang sistem dan lingkungan luar yang meliputi sistem 2. Para calon pengguna dan manajer proyek dapat menggunakan diagram usecase untuk mendapatkan pandangan peringkat paling atas tentang sistem dan untuk menentukan persetujuan tentang lingkup proyek. 3. Manajer proyek dapat menggunakan diagram usecase untuk membagi sistem secara keseluruhan menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola dengan seksama. 4. Calon pengguna dan analis sistem dapat melihat diagram usecase untuk dapat memahami fungsionalitas sistem yang diharapkan 5. Analis sistem dan pengembang dapat melihat sequence diagram untuk memahami bagaimana logika sistem berjalan, objek-objek yang terlibat dalam sistem, serta pesan-pesan (message) yang dikirimkan suatu objek ke objekobjek lainnya. 6. Para pengembang dapat menggunakan diaram class dan statechart diagram untuk mendapatkan rincian sistem bagaimana objek-objek berhubungan dan bekerja. Elemen-elemen dasar GUI dalam Rational Rose terdiri dari empat jendela (window) utama, yang deskripsinya adalah sebagai berikut (Nugroho, 2005):
55
1) Browser. Jendela ini berfungsi untuk secara cepat bergerak dalam model. 2) Jendela Diagram. Jendela ini berfungsi untuk membuat, menampilkan (display), serta menyunting (edit) satu atau lebih diagram UML. 3) Jendela Dokumentasi. Jendela ini berguna untuk melihat atau memperbaharui (update) dokumentasi unsur-unsur model. 4) Jendela Log. Jendela ini berguna untuk melihat kesalahan (error) dan melaporkan (report) hasil-hasil dari berbagai perintah yang diberikan pada Rational Rose.
Gambar 2.7 Tampilan dasar dalam Rational Rose (Sumber: Nugroho, 2005) Ada tiga edisi Rational Rose, yaitu: a) Rose Modeller, tidak mendukung bahasa pemrograman apapun. b) Rose Profesional, mendukung satu bahasa pemrograman.
56
c) Rose Enterprise, mendukung banyak bahasa pemrograman, yaitu CORBA, VC ++, Visual Basic, Java dan sebagainya. Penulisan skripsi ini akan menggunakan edisi Rational Rose Enterprise.
2.13 Konsep Dasar Internet Internet merupakan contoh jaringan terbesar yang menghubungkan jutaan komputer yang tersebar di seluruh penjuru dunia dan tak terikat pada satu organisasi siapapun. Dengan menggunakan jaringan ini, sebuah organisasi dapat melakukan pertukaran informasi secara eksternal dengan organisasi-organisasi lain (Kadir, 2003). Internet
(Interconnected
Network)
merupakan
jaringan
(Network)
komputer yang terdiri dari ribuan jaringan komputer independen yang dihubungkan satu dangan yang lainnya. Jaringan komputer ini dapat terdiri dari lembaga pendidikan, pemerintah, militer, organisasi bisnis dan organisasiorganisasi lainnya (Jogiyanto, 2004). Beberapa
layanan
popular
di
internet
menggunakan
email/surat_elektronik, Usenet, Newsgroup, perkongsian file (File Sharing), WWW (World Wide Web), Gopher, akses sesi (Session Access), WAIS, finger, IRC, MUD dan MUSH. Di antara semua itu, email atau surat elektronik dan World Wide Web (WWW) lebih banyak digunakan dan lebih banyak layanan yang dibuat seperti Website, Mailing List, Weblog dan lainnya.
57
2.14
Unsur-unsur dalam Perancangan Website Unsur-unsur dalam perancangan website aplikasi SIMPONTREN terdiri
dari HTTP, Web Browser, Web Server, Website, JSP, MySql, Netbeans dan Macromedia Dreamweaver.
2.14.1 HTTP (HyperText Transfer Protocol) HTTP adalah protokol untuk hypertext. Kependekan dari HyperText Transfer Protocol, HTTP adalah protokol untuk mentransfer informasi antara komputer client dan server. Selain itu HTTP merupakan protokol level aplikasi untuk sistem informasi hypermedia tersebar dan juga bahasa komunikasi atara web browser dan web server. Protokol ini generik dan stateless yang dapat dimanfaatkan banyak tugas selain untuk hypertext (Hariyanto, 2008). 2.14.2 Web Browser Web browser adalah perangkat lunak yang berguna untuk mengakses informasi web ataupun untuk melakukan transaksi via web. Beberapa contoh browser yang ada saat ini seperti: Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera, Netscape dan Safari. Cara kerja browser yaitu dengan membaca dokumen HTML yang diambil dari web server melalui ISP sebagai koneksi internet, kemudian ditampilkan melalui browser pada komputer (Kadir, 2003). Web browser ini mengacu pada suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan mengambil hypermedia dengan mengetik parameter pencarian atau mengklik grafik. Kemampuan ini membebaskan dari keharusan untuk mengetahui URL dari webpage yang berisi informasi yang dibutuhkan. Hariyanto
58
juga mendefinisikan bahwa web browser adalah perangkat lunak untuk menampilkan dokumen web (HTML). Selain itu web browser dapat dilengkapi beragam plugin yang dapat menampilkan beragam jenis dokumen lain misalnya PDF, postscript, Macromedia Flash untuk file animasi dan sebaginya (Hariyanto, 2008). 2.14.3 Web Server Web browser berkomunikasi dengan web server lewat jaringan komunikasi mengunakan protokol HTTP. Browser mengirim pesan meminta dokumen atau layanan tertentu web server. Web server kemudian menanggapi dengan mengirim dokumen atau menjalankan layanan tertentu di server dan mengirim hasil menggunakan protokol HTTP. Kemudian browser akan menerima dokumen (HTML) tanggapan dari web server dan menampilkanya di layar (Hariyanto, 2008). Protokol HTML dirancang untuk dapat menggabung semua protokol internet seperti Goper, Telnet, WAIS dan sebagainya dalam satu protokol tunggal. Semua layanan protokol lain dikemas sebagai layanan-layanan yang disediakan lewat interaksi web browser dan web server.
Web server yang terkenal di
antaranya adalah Apache dan Microsoft Internet Information Service (IIS). Apache merupakan web server antar-platform, sedangkan IIS hanya dapat beroperasi di sistem operasi Windows.
59
2.14.4 Website (Web) Website dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu website statis dan website dinamis (Kadir, 2003). a. Website Statis Website statis adalah website yang berisi atau menampilkan informasiinformasi yang sifatnya statis (tetap). Disebut statis karena pengunjung tidak dapat berinteraksi dengan web tersebut. Pada web statis pengunjung hanya dapat melihat isi dokuman pada halaman web. Web statis biasanya menggunakan pemrograman web HTML dan tidak memiliki database. b. Website Dinamis Website dinamis adalah website yang menampilkan informasi serta dapat berinteraksi dengan pengunjung dengan menggunakan form sehingga dapat mengolah informasi yang ditampilkan. Terkadang pengertian web dinamis diartikan sebagai halaman yang dilengkapi dengan animasi gambar, selain dapat berinteraksi dengan basisdata. Dengan menggunakan pendekatan web dinamis, dimungkinkan untuk membentuk sistem informasi berbasis web.
2.14.5 PHP (PHP Hypertext Preprocessor) PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahas script
server-side dalam pengembangan web yang disisipkan pada
dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan web dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien. PHP merupakan
60
Software Open-Source yang disebarkan dan dilisensikan secara gratis serta dapat di download secara bebas dari situs resminya. PHP ditulis menggunakan bahasa C (Peranginangin, 2006). 2.14.5.1 Sejarah PHP Berikut ini adalah ringkasan sejarah perkembangan PHP (Peranginangin, 2006): 1994
Diperkenalkan oleh Rasmus Lerdorf. Beberapa versi awal yang tidak dipublikasikan digunakan pada situs pribadinya.
1995 Versi pertama digunakan oleh pihak lain dan dikenal sebagai Personal Home Page Tools. Implementasi C. Source code PHP/FI disebarkan. 1997
PHP/FI 2.0 digunakan di 50 000 situs web di seluruh dunia. PHP 3.0 diciptakan oleh Andi Gutmans dan Zeev Suraski hampir merupakan versi pertama yang menyerupai PHP seperti yang kita ketahui saat ini.
1998
PHP/FI maupun PHP 3 dikemas bersama dengan produk- produk komersial seperti server web StrongHold buatan C2 dan Linux RedHat.
1999 PHP 4.0 yang didasarkan pada ‘Zend Engine’ mesin baru kembangan Zeev dan Andi diluncurkan yang meningkatkan performa PHP 3.0. 2004 PHP 5.0 diluncurkan.
61
2.14.5.2 Keuntungan Penggunaan PHP PHP memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa script sejenis, sehingga terdapat beberapa keuntungan dari penggunaan PHP sebagai bahasa pemrograman, yaitu (Peranginangin, 2006): a.
PHP adalah teknologi yang paling superior. Teknologi lain yaitu PERL, Phyton, Tcl, VB script, ASP merupakan teknologi yang lebih rendah dan lebih tua. Bahkan Java/Jsp lebih rendah dari PHP.
b.
Open source.
c.
Sintaks-sintaksnya lebih mudah dipelajari, sangat menyerupai C dan Perl.
d.
Integrasi yang sangat luas ke berbagai server database. Menulis web yang terhubung ke database menjadi sangat sederhana. Database yang didukung oleh PHP: Oracle, Sybase, mSQL, MySQL, Solid, ODBC, PostgreSQL, Adabas D, FilePro, Velocis, Informix, dBase, UNIX dbm.
e.
Script (kode program) terintegrasi dengan file HTML, sehingga developer bisa berkonsentrasi langsung pada penampilan dokumen web-nya.
f.
Tidak ada proses compiling dan linking.
2.14.6 MySQL MySQL merupakan software sistem manajemen database (Database Management Systems/DBMS) yang sangat populer di kalangan pemrograman web, terutama di lingkungan Linux dengan menggunakan script PHP dan Perl (Sidik, 2005). MySQL merupakan salah satu jenis database server yang sangat terkenal. Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa
62
dasar untuk mengakses database-nya. Software database ini kini telah tersedia juga pada platform sistem operasi Windows (Prasetyo, 2003). MySQL adalah Relational Database Management Sistem (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial (Prasetyo, 2003). MySQL ideal untuk perangkat lunak database berbasis web berukuran minimal dan menengah, namun telah menjanjikan untuk penggunaan besar (Hariyanto, 2004). 2.14.6.1 Sejarah MySQL Pada tahun 1994 MySQL pertama kali dikembangkan oleh pengembang software dan konsultan database bernama MySQL AB (yang dulunya bernama TcX DataKonsult AB) yang bertempat di Swedia. Awalnya Michael Widenius ”Monty”, pengembang satu-satunya di TCX, memiliki sebuah aplikasi UNIREG dan rutin ISAM buatannya sendiri dan sedang mencari antarmuka SQL yang cocok untuk diimplementasikan ke dalamnya. Mula-mula Monty memakai miniSQL (mSQL) pada eksperimennya itu, namun mSQL dirasa kurang sesuai, karena terlalu lambat dalam pemrosesan query. Akhirnya Monty menghubungi David Hughes, pembuat mSQL yang sedang merilis versi kedua dari mSQL. Kemudian Monty mencoba membuat sendiri mesin SQL yang memiliki antarmuka mirip dengan SQL, tetapi dengan kemampuan yan glebih sesuai dan lahirlah MySQL.
63
Tentang pengambilan nama MySQL, sampai saat ini masih belum jelas asal usulnya. Ada yang berpendapat nama My diambil dari huruf depan dan belakang Monty, tetapi versi lain mengatakan itu diambil dari nama putri Monty yang kebetulan bernama My (Prasetyo, 2003).
2.14.6.2 Keistimewaan MySQL Sebagai database server yang memiliki konsep database modern, MySQL memiliki banyak sekali keistimewaan. Berikut ini beberapa keistimewaan yang dimiliki MySQL (Prasetyo, 2003): a. Portability MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga dan masih banyak lagi. b. Open Source MySQL didistribusikan secara open source, di bawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma. c. Multiuser MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik. d. Performance tuning MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
64
e. Column types MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed/ unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp dan lain-lain. f. Command dan functions MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam query . g. Security MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta password terenkripsi. h. Scalability dan limits MySQL mampu menangani database dalam skala besar, dengan jumlah records lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya. i. Connectivity MySQL dapat melakukan koneksi dengan client
menggunakan protokol
TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT). j. Localisation MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada client dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meskipun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.
65
k. Interface MySQL
memiliki
interface
terhadap
berbagai
aplikasi
dan
bahasa
pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface). l. Clients dan tools MySQL dilengkapi dengan berbagai tool yang dapat digunakan untuk administrasi database dan pada setiap tool yang ada disertakan petunjuk online. m. Struktur tabel MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan database lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.
2.14.7 phpMyAdmin phpMyAdmin adalah sebuah free software yang ditulis dengan PHP yang digunakan untuk menangani administrasi MySQL di World Wide Web seperti yang dituliskan dalam website resminya http://www.phpmyadmin.net/home_page/. Aplikasi
phpMyAdmin
dapat
mengatur
sebuah
server
MySQL
(membutuhkan sebuah super-user) sama sepeti sebuah database tunggal. Untuk menjalankan script MySQL anda perlu mengatur privilege bagi user yang menggunakan aplikasi ini, agar user tersebut dapat membaca/ mengubah hanya database tertentu. Cara pengaturan tersebut terdapat pada manual MySQL. phpMyAdmin
dapat
melakukan
kegiatan
berikut
(http://www.phpmyadmin.net/home_page/):
66
a. Membuat dan menghapus database b. Membuat, mengkopi, menghapus, menganti nama dan mengubah tabel c. Melakukan pemeliharaan tabel d. Menghapus, mengubah dan menambahkan field e. Mengeksekusi berbagai SQL-statement, bahkan batch-queries f. Mengatur key pada field g. Memproses file teks ke dalam tabel h. Membuat dan membaca tabel i. Mengeksport data menjadi format CSV, XML dan Latex j. Memungkinkan penggunaan multipel server k. Mengatur user dan privilege MySQL l. Mengecek referensi penggabungan dalam tabel MyISAM m. Menggunakan Query-by-example (QBE), membuat query yang kompleks secara otomatis terkoneksi dengan table yang diinginkan n. Membuat grafik PDF dari layout database o. Melakukan pencarian secara global dalam sebuah database p. Mentransformasi data yang disimpan ke dalam berbagai format menggunakan seperangkat fungsi, seperti menampilkan BLOB-data sebagai gambar atau download link q. Support tabel InnoDB dan foreign key r. Support mysqli, pengembangan ekstensi MySQL s. Dapat digunakan pada 50 bahasa berbeda
67
2.14.8 Apache Web server Apache berbasiskan Open Source dan mulai populer di Internet sejak tahun 1996 karena open source, Apache bebas didistribusikan oleh siapa saja dan kepada siapa saja. Software ini dapat diunduh pada situs http://www.apache.org dan tersedia untuk berbagai platform (Windows, Linux dan UNIX). Supaya dokumen-dokumen web baik berupa HTML ataupun PHP bisa diakses oleh browser maka dokumen-dokumen tersebut perlu diletakkan dalam direktori khusus yang diatur oleh Apache. Oleh karena itu, semua skrip PHP yang digunakan perlu diletakkan di dalamnya (Kadir, 2008).
2.15
Pengujian Perangkat Lunak Pengujian perangkat lunak adalah proses pemeriksaan atau evaluasi sistem
atau komponen sistem secara manual atau otomatis untuk memverifikasi apakah sistem
memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
yang
dispesifikasikan
atau
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang terjadi (Hariyanto, 2004). Sasaran pengujian adalah penemuan semaksimum mungkin kesalahan dengan usaha yang dapat dikelola pada rentang waktu realistik. Pengujian perangkat lunak merupakan tahap kritis dalam penjaminan kualitas perangkat lunak dan merupakan review menyeluruh terhadap spesifikasi perancangan dan pengkodean (Hariyanto, 2004). Glen Myers menyatakan tiga sasaran pengujian, yaitu (Hariyanto, 2004):
68
a. Pengujian adalah proses mengeksekusi program dengan hasrat menemukan kesalahan. b. Kasus uji yang bagus adalah mempunyai peluang tinggi menemukan kesalahan yang sebelumnya belum ditemukan. c. Pengujian yang berhasil adalah pengujian yang menyingkap kesalahan yang sebelumnya belum ditemukan. Manfaat pengujian (Hariyanto, 2004): a. Pengujian akan menyingkap kesalahan di perangkat lunak. b. Pengujian mendemonstrasikan fungsi-fungsi perangkat lunak bekerja sesuai spesifikasi, kebutuhan serta terpenuhi perilaku dan sejenisnya. Terdapat dua teknik pengujian berdasarkan ketersediaan logik sistem, yaitu black box testing dan white box testing (Hariyanto, 2004). Pengujian white-box adalah sebuah pengujian yang dilakuan lebih dekat lagi untuk menguji prosedur-prosedur yang ada. Lintasan lojik yang dilalui oleh setiap bagian prosedur yang diuji dengan memberikan kondisi/ loop spesifik. Proses yang terjadi pada pengujian white-box yaitu: a. Menjamin pengujian terhadap semua lintasan yang tidak bergantungan minimal satu kali. b. Mencoba semua keputusan lojik dari sisi ‘true’ dan ‘false’. c. Eksekusi semua loop dalam batasan kondisi dan batasan operasionalnya d. Pengujian validasi struktur data internal. Konsep black box testing digunakan untuk merepresentasikan sistem yang cara kerja di dalamnya tidak tersedia untuk diinspeksi. Di dalam kotak hitam,
69
item-item yang diuji dianggap “gelap” karena logiknya tidak diketahui, yang diketahui hanya apa yang masuk dan apa yang keluar. Pada black box testing, kasus-kasus pengujian berdasarkan pada spesifikasi sistem. Pada black box testing, dicobakan beragam masukan dan memeriksa keluaran yang dihasilkan. Teknik black box testing juga dapat digunakan untuk pengujian berbasis skenario di mana isi dalam sistem mungkin tidak tersedia untuk diinspeksi tapi masukan dan keluaran yang didefinisikan dengan usecase dan informasi analisis yang lain (Hariyanto, 2004). Black box testing berusaha menemukan kesalahan dalam kategori, sebagai berikut (Pressman, 2002): a.
Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
b.
Kesalahan antarmuka.
c.
Kesalahan dalam struktur data atau akses database.
d.
Kesalahan kinerja. Pengujian black box testing merupakan pengujian yang dilakukan oleh
pengembang sistem. Karena pengguna akhir sistem memiliki pemahaman tentang sistem informasi dengan tingkatan yang berbeda, maka seberapa jauh pengguna akhir dapat memahami dan menerima sistem harus diuji. Pengujian inilah yang dinamakan dengan user acceptance test. Pengujian ini dilakukan untuk menjamin bahwa sistem telah melayani kebutuhan organisasi.
70
2.16
Metode Pengumpulan Data
2.16.1 Observasi Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu teknik pengumpulan fakta/ data (fact finding technique) yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem (Jogiyanto, 2005). Observasi mempunyai beberapa kebaikan dibandingkan dengan teknik pengumpulan data yang lainnya, yaitu (Jogiyanto, 2005): a.
Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi.
b.
Analis sistem melalui observasi dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan.
c.
Dengan observasi, analis sistem dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan seperti misalnya tata-letak fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain sebagainya.
d.
Dengan observasi, analis sistem dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan (work measurement).
2.16.2 Wawancara Wawancara sebagai teknik pengumpulan data yang memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interviewee). Wawancara (interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data/ fakta (fact finding
71
technique) yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem (Jogiyanto, 2005). Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian. Kebaikan dari wawancara adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2005): a. Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan terbuka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. b. Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang. c. Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerakgerik dan raut wajah orang yang diwawancarai. d. Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.
2.16.3 Studi Pustaka Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku terkait yang dapat dijadikan bahan acuan bagi pengembangan sistem informasi yang sedang dilakukan (Keraf, 1994). Selain itu pengumpulan data dapat dilakukan juga dengan mempelajari hasil-hasil penelitian sejenis sebelumnya, khususnya penelitian yang membahas tentang Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian Tujuan dari metodologi penelitian secara sederhana ialah bagaimanakah
mengetahui sesuatu yang dilakukan melalui cara tertentu dengan prosedur yang sistematis. Proses sistematis ini tidak lain adalah langkah-langkah metode ilmiah yang menggambarkan proses pelaksanaan penelitian secara langsung maupun tidak langsung atau pemahaman tentang cara berpikir dan cara melaksanakan hasil berpikir menurut langkah-langkah ilmiah.
3.2
Teknik Pengumpulan Data Dalam penyusunan skripsi ini, diperlukan data-data serta informasi yang
relatif lengkap sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran materi uraian dan pembahasan. Oleh karena itu, sebelum penyusunan skripsi ini dilakukan, maka perlu dilakukan riset atau penelitian terlebih dahulu untuk menjaring data serta informasi yang terkait. Proses pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknikteknik tertentu. Teknik yang dipilih dan digunakan dalam proses pengumpulan data tergantung pada sifat dan karakteristik penelitian yang dilakukan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Observasi Melakukan observasi agar dapat mengetahui secara langsung kegiatan pendataan pondok pesantren di subbagian Data dan Informasi Sekretariat
72
73
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI yang biasa disebut juga bagian EMIS (Education Management Information System). Saat melakukan observasi, terlibat langsung dengan pegawai di bagian EMIS Kementerian Agama RI. Bagaimana melihat data pondok pesantren yang telah disebar ke beberapa daerah di Indonesia dalam bentuk formulir dan dikumpulkan kembali ke kantor pusat, melihat data-data pondok pesantren seluruh Indonesia mulai dari data umum pesantren, data santri, data ketenagaan di pesantren, sarana dan presarana, hingga data keuangan. Di samping itu melihat contoh data pesantren yang telah dibuat dalam bentuk laporan yang dibukukan dalam buku Statistik Pendidikan Agama dan Keagamaan setiap tahunnya. Observasi ini dilakukan selama menjalani Praktek Kerja Lapangan yaitu pada tanggal 2 Februari 2009 sampai dengan 30 April 2009 yang bertempat di Bagian Data dan Informasi Pendidikan Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Jl. Lapangan Banteng Barat 3-4 Lt.8 Blok A Jakarta Barat.
b. Wawancara Melakukan wawancara secara langsung dengan beberapa pihak pada saat Praktek Kerja Lapangan seperti Ibu Sakdiyah selaku ketua Bagian Data dan Informasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI yang bertanggung jawab atas jalannya proses pendataan lembaga pendidikan dan keagamaan yang berada di bawah naungan Kementerian Agama di seluruh Indonesia. Bapak Asep selaku staff EMIS Kementerian
74
Agama RI yang mengurusi pengolahan data pondok pesantren, menyusun laporan data pondok pesantren dan salah satu tim penyusun buku Statistik Pendidikan Agama dan Keagamaan. Secara garis besar, menanyakan beberapa pertanyaan kepada beberapa pihak EMIS Kementerian Agama yaitu mananyakan mengenai proses pendataan dari mulai penyusunan formulir, penyebaran formulir, pengumpulan, penginputan ke dalam SIMPONTREN dan pengolahannya hingga menjadi buku Statistik Pendidikan Agama dan Keagamaan (Terlampir).
c. Studi pustaka Melakukan studi pustaka dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan analisa dan perancangan sistem, pemrograman web serta buku-buku yang mendukung topik yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini. Selain itu, juga mengunjungi website yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini. Adapun daftar buku dan website yang menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini dapat dilihat pada daftar pustaka.
3.3
Metode Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem diartikan sebagai sekumpulan aktivitas,
metode, best practice, deliverable dan tools-tools otomatis yang digunakan stakeholder untuk mengembangkan sistem informasi dan software secara kontinu, artinya pengembangan yang dilakukan secara bertahap dari hal-hal yang menjadi
75
kendala sistem sampai hal-hal yang menjadi kebutuhan sistem. Untuk mengembangkan sistem, dibutuhkan metode yang tepat agar memenuhi tujuannya. Dalam pengembangan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren (SIMPONTREN) ini, dengan menggunakan metode pemodelan berorientasi objek, dengan alur pendekatan strategi pengembangan aplikasi cepat atau yang biasa disebut Rapid Application Development (RAD). Model RAD merupakan model inkremental (bertingkat) dari proses pengembangan perangkat lunak yang menekankan pada sedikitnya siklus pengembangan. Model ini memecah suatu proyek menjadi bagian-bagian kecil yang mana tiap bagiannya dibangun dengan model yang mirip dengan Waterfall.
Berikut akan dibahas dengan lebih jelas alasan mengapa menggunakan strategi
pengembangan
sistem
RAD
dalam
pengembangan
aplikasi
SIMPONTREN dan tahapan dari alur RAD tersebut.
3.4
Rapid Application Development (RAD) Pada saat RAD diimplementasikan, maka para pemakai bisa menjadi
bagian dari keseluruhan proses pengembangan sistem dengan bertindak sebagai pengambil
keputusan
pada
setiap
tahapan
pengembangan.
RAD
bisa
menghasilkan suatu sistem dengan cepat karena sistem yang dikembangkan dapat memenuhi keinginan dari para pemakai sehingga dapat mengurangi waktu untuk pengembangan ulang setelah tahap implementasi.
76
Berdasarkan penjelasan sebelumnya yang menjadi alasan digunakannya metode RAD karena merupakan metode yang paling cocok dalam pengembangan aplikasi SIMPONTREN dan lebih menekankan pada pembuatan aplikasi atau prototype dengan melakukan pendekatan kepada user atau pengguna sistem ini dalam pencapaian solusi dari permasalahan yang ada. Pada pengembangan aplikasi SIMPONTREN dalam alur proses RAD hanya digunakan beberapa tahapan yaitu dari Scope Definition sampai dengan tahapan Construction & Testing, selebihnya diserahkan pada pihak EMIS Kementerian Agama dalam mengelola aplikasi ini. Adapun penjelasan alur dalam RAD yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
3.4.1
Definisi Lingkup (Scope Definition) Fase pertama pengembangan sistem ini adalah mendefinisikan lingkup
sistem, yang artinya menentukan tingkat atau ukuran dan batas-batas pengembangan sistem. Tahap ini juga menggambarkan dengan jelas dan singkat tentang masalah, kesempatan dan perintah yang memicu pengembangan aplikasi. Lingkup dapat didefinisikan dengan istilah informasi, fungsi dan antarmuka. Lingkup memang dapat dan sering berubah selama proses pelaksanaannya. Tetapi dengan mendokumentasikan lingkup awal, maka dapat dibentuk tahap awal untuk mengontrol scope creep, yaitu persyaratan dan harapan dalam meningkatkan pengembangan sistem informasi.
77
3.4.2
Analisis Sistem (Analysis) Tujuan utama dari analisis berorientasi objek adalah memodelkan sistem
yang nyata dengan penekanan pada apa yang harus dilakukan bukannya bagaimana melakukannya. Hasil utama dari analisis sistem adalah pemahaman sistem seutuhnya sebagai persiapan menuju ke tahap perancangan. Ada tiga fase dalam tahapan analisis sistem pada alur pengembangan sistem RAD, yaitu: a.
Analisis Masalah, mempelajari sistem yang ada atau sistem berjalan dengan pemahaman mendalam akan masalah-masalah pengembangan sistem.
b.
Analisis Persyaratan, mendefinisikan dan memprioritaskan persyaratanpersyaratan bisnis.
c.
Analisis Keputusan, setelah mengetahui permasalahan dan persyaratan sistem yang diinginkan maka fase selanjutnya adalah analisis keputusan yang akan menghasilkan arsitektur aplikasi untuk solusi yang disetujui. Dalam tahapan analisis sistem SIMPONTREN akan diperlihatkan dengan
menggunakan beberapa metode yaitu Rich Picture dan Matriks Masalah, Kesempatan, Tujuan dan Batasan (Problems, Opportunities, Objectives, and Constraints Matrix) pada tahap analisis masalah. Matriks ini akan dijabarkan dalam dua tabel yaitu Analisis Sebab dan Akibat (Cause and Effect Analysis) dan tabel Tujuan-tujuan Perbaikan Sistem (System Improvement Objectives). Dan pada analisis persyaratan dibagi menjadi dua bagian yaitu Functional Requirement yaitu aktivitas dan service yang harus disediakan oleh sistem yang akan
78
dikembangkan. Bagian kedua adalah Nonfunctional Requirement yaitu fitur-fitur lain yang diperlukan oleh sistem agar sistem dapat lebih memuaskan.
3.4.3
Perancangan Sistem (Design) Perancanan sistem termasuk bagaimana mengorganisasi sistem ke dalam
subsistem-subsistem, serta alokasi subsistem-subsistem ke komponen-komponen perangkat keras, perangkat lunak, serta prosedur-prosedur. Perancangan sistem dilakukan setelah tahap analisis telah rampung, Adapun metode yang digunakan adalah Desain Berorientasi Objek atau Object Oriented Design (OOD) dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai tools untuk perancangan dan pengembangan aplikasinya. Namun tidak semua diagram yang disediakan oleh UML akan digunakan dalam perancangan sistem ini. Hanya beberapa diagram UML saja yang digunakan. Adapun diagram tersebut di antaranya: a.
Use Case Diagram: merupakan diagram yang menjelaskan aktifitas apa saja yang dilakukan oleh sistem yang akan dibangun dan siapa yang berinteraksi dengan sistem tersebut.
b.
Activity Diagram: merupakan diagram yang menggambarkan berbagai alir aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir. Activity Diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
79
c.
Class Diagram: merupakan diagram yang selalu ada pada pemodelan sistem yang berorientasi objek. Class diagram menunjukkan hubungan antar class dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan.
d.
Sequence Diagram: merupakan diagram yang menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan oleh sistem untuk mencapai tujuan dari usecase, interaksi yang terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing operasi.
e.
Statechart Diagram: menyediakan cara untuk memodelkan bermacammacam keadaan yang mungkin dialami oleh sebuah objek. Selain diagram di atas, digunakan juga diagram lain yang tentunya di luar
dari diagram yang disediakan oleh UML, namun peranannya yang cukup penting dalam mendukung tahapan perancangan sistem ini, yaitu Database Schema.
3.4.4
Implementasi Sistem (Construction & Testing) Tahap perancangan diikuti oleh tahap implementasi. Pada tahap ini
dilakukan beberapa proses. 3.4.4.1 Pemrograman Menerjemahkan perancangan ke kode program adalah proses yang relatif sederhana dan bersifat mekanis sebab perancangan yang baik sudah mengambarkan dengan baik apa yang harus dilakukan dengan bahasa-bahasa pemrograman. Jika telah melakukan pemodelan dengan baik (misalnya dengan
80
menggunakan
UML
yang
digunakan
dalam
pengembangan
aplikasi
SIMPONTREN) dan mempergunakan banyak perangkat-perangkat lunak berjenis CASE (Computer Aided Software Engineering) yang baik, misalnya Rational Rose yang digunakan, maka akan dengan mudah menerjemahkan model-model yang dibuat ke dalam sintak beberapa bahasa pemrograman. Pada tahapan pemograman aplikasi SIMPONTREN akan digunakan bahasa pemograman PHP 5. Sebagai software yang menunjang database pada aplikasi ini, akan digunakan MySQL karena mendukung untuk infrastruktur jaringan dan juga menggunakan Macromedia Dreamweaver sebagai software editor.
3.4.4.2 Pengujian (Testing) Pada tahap ini dilakukan dengan pengujian masing-masing modul atau unit program apakah sesuai dengan tugasnya. Kemudian dilakukan uji coba terhadap integrasi keseluruhan unit program untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah memenuhi kriteria yang diinginkan. Pengetesan ini dilakukan dengan metode pengujian black box. Pengujian secara black box yang dilakukan dalam sistem ini di antaranya adalah fungsi-fungsi yang tidak benar, baik input maupun output, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database.
81
3.5
Kerangka Pemikiran (Logical Frame Work) Penelitian Pengembangan
Sistem
Informasi
Manajemen
Pondok
Pesantren
(SIMPONTREN) disusun melalui beberapa tahapan yang harus dilakukan dengan tujuan memudahkan dalam penelitian. Adapun alur penelitian yang dilakukan oleh peneliti seperti pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Logical Frame Work Penelitian
82
Penyusunan tahapan penelitian ini dimulai dengan observasi atau pengamatan lapangan yang dilakukan selama tiga bulan di Kantor Pusat Kementerian Agama. Pada bulan Maret dilakukan wawancara dengan Kepala Bagian Perencanaan dan Data. Wawancara dilakukan untuk mengetahui profil dan alur kerja Bagian Perencanaan dan Data terutama subbagian Data dan Informasi yang mengatur pengolahan data pondok pesantren. Setelah dilakukan observasi dan wawancara, tahap selanjutnya adalah studi pustaka dan studi literatur. Studi pustaka dilakukan untuk mencari solusi permasalahan serta landasan teori yang berhubungan dengan penelitian sedangkan studi literatur dilakukan pada penelitian sejenis guna mendukung penelitian tugas akhir. Setelah studi pustaka dan informasi lain dikumpulkan, tahap selanjutnya adalah dengan melakukan tahap pengembangan sistem. Tahap pengembangan sistem dilakukan melalui pendekatan Rapid Application Development. Pendekatan ini dilakukan melalui empat tahapan yaitu tahap definisi lingkup (scope definition), analisis sistem, perancangan sistem dan implementasi (construction dan testing). Pada tahap analisis masalah dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu analisis masalah dengan menggunakan Rich Picture dan Matriks Masalah, Kesempatan, Tujuan dan Batasan. Tahap perancangan dilakukan dengan tools UML dengan menggunakan lima diagram yaitu use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram dan statechart diagram. Tahapan terakhir yaitu membangun sistem. Tahapan ini dilakukan dengan bahasa pemrograman PHP dan MySQL.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini, mambahas secara detail dan terperinci mengenai aplikasi sistem yang akan diimplementasikan dengan menerapkan metode penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Pada bab sebelumnya telah dibahas, bahwa metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini adalah metode pemodelan berorientasi objek dengan alur pendekatan Rapid Application Development (RAD). Di dalam bab empat ini diuraikan tentang tahap pengembangan sistem RAD di antaranya adalah scope definition, analisis sistem terdiri dari analisis masalah, analisis persyaratan dan analisis keputusan, tahap selanjutnya desain atau perancangan dan implementasi (Construction & Testing). Sebelum membahas tahapan pengembangan sistem akan dijelaskan terlebih dahulu profil umum Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama sebagai tempat penelitian yang mengolah data lembaga pendidikan dan keagamaan Islam di Indonesia. Dan dalam rangka mengetahui proses kerja yang ada di Bagian Perencanaan dan Data, yaitu dengan menelaah dokumen-dokumen terkait untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan lembaga pendidikan dan keagaamaan tetapi dalam penelitian ini secara khusus hanya membahas data pondok pesantren di Indonesia.
83
84
4.1
Sekilas Tentang Bagian Perencanaan dan Data Bagian
Perencanaan
dan
Data
mempunyai
tugas
melaksanakan
penyusunan rencana dan program, pelayanan data dan informasi serta penyusunan laporan dan evaluasi program berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang ditetapkan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal. Salah satu program yang dilaksanakan adalah Education Management Information System (EMIS). Program EMIS merupakan unit kerja yang menangani pengumpulan, pengolahan dan penyajian data pendidikan agama Islam dan kelembagaan secara kuantitatif dalam menyediakan informasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang diperlukan. Data yang dikumpulkan dan diolah di EMIS System merupakan data yang dihimpun dari seluruh sekolah, pondok pesantren dan kelembagaan agama Islam yang ada di seluruh Indonesia. Data yang dibutuhkan disebar melalui formulir untuk setiap lembaga keagamaan dan pendidikan yang bernaung di bawah Kementerian Agama. Dalam
menyaksanakan
tugasnya,
Bagian
Perencanaan
dan
Data
menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan rumusan rencana dan program b. Pelaksanaan penyusunan rencana dan program c. Penyiapan data serta pengembangan sistem informasi d. Penyusunan bahan dan pelaksanaan pengendalian dan eveluasi program Bagian Perencanaan dan Data terdiri dari beberapa subbagian yang merupakan unit kerja, yaitu:
85
1. Subbagian Perencanaan Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan rencana, program dan anggaran Direktorat Jenderal serta penyiapan bahan pidato pimpinan 2. Subbagian Data dan Informasi Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan pelayanan data perencanaan serta pengembangan sistem informasi 3. Subbagian Pengendalian dan Evaluasi Program Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengendalian, evaluasi dan monitoring program.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
86
4.2
Mendefinisikan Lingkup (Scope Definition) Perangkat lunak atau suatu aplikasi merupakan bagian dari suatu sistem
yang lebih besar, maka hal pertama yang dilakukan adalah menentukan kebutuhan untuk semua elemen sistem dan kemudian dilanjutkan dengan menentukan kebutuhan perangkat lunak. Penentuan kebutuhan sistem ini sangat perlu ketika perangkat lunak harus berinteraksi dengan elemen-elemen sistem yang lain seperti perangkat keras, manusia dan basis data. Maka hal itu dapat dijelaskan dalam pendefinisian lingkup dan batasan sistem yang dikembangkan. Penelitian pengembangan sistem yang dilakukan lebih difokuskan pada batasan masalah dan ruang lingkup kegiatan di Bagian Perencanaan dan Data Kementerian Agama dengan pengembangan sistem informasi pendataan pondok pesantren yang mendukung teknologi jaringan berbasis web. Pengembangan sistem ini mengatur pengolahan data pondok pesantren dari mulai proses penginputan, cek data¸ pelaporan, hingga statistik pengembangan pondok pesantren. Data pondok pesantren yang diolah dalam sistem ini hanya berada pada ruang lingkup kegiatan pendidikan formal dan informal pondok pesantren, kondisi belajar mengajar dan keterangan penerimaan bantuan. Untuk itu penelitian hanya membatasi visi dan misi dari aplikasi SIMPONTREN (Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren) yang memiliki peran sebagai data sentral perkembangan pondok pesantren di Indonesia setiap tahunnya. Penerapan aplikasi ini dalam lingkup internet karena melibatkan kantor wilayah tingkat propinsi dan penyajian akan informasi ini bersifat umum. Untuk itu seluruh aktivitas yang dilakukan secara online dan data yang terdistribusi
87
secara langsung. Beberapa kegiatan pada sistem informasi ini dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan informasi pondok pesantren dan pengunjung web ini yang merupakan public user, tetapi yang memiliki hak akses penuh akan sistem adalah admin yang berada di kantor pusat Kementerian Agama dan yang melakukan penginputan serta pengeditan data adalah operator data entry yang berada di setiap kantor wilayah Kementerian Agama masing-masing propinsi.
4.3
Analisis Sistem (Analysis) Analisis sistem mempelajari suatu masalah dan mempunyai tujuan utama
untuk melakukan tindakan. Terdapat tiga tahapan analisis sistem dalam metodologi
RAD
yang
akan
digunakan
dalam
menganalisis
sistem
SIMPONTREN yang akan dirancang. Diantaranya adalah Analisis Masalah (Problem Analysis), Analisis Persyaratan (Requirement Analysis) dan Analisis Keputusan (Decision Analysis). 4.3.1 Analisis Masalah (Problem Analysis) Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren (SIMPONTREN) merupakan sistem pengolahan data pondok pesantren yang berjalan saat ini sudah menggunakan sistem terkomputerisasi, yaitu dengan menggunakan program aplikasi Visual FoxPro 6.0. Tetapi sistem tersebut belum terintegrasi sehingga mengalami kendala dalam proses penginputan dan proses pengolahan data lainnya. Proses pendataan pondok pesantren yang dilakukan subbagian Data dan Informasi Direktorat Pendidikan Islam dimulai dari proses penyebaran formulir ke semua pondok pesantren yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.
88
Setelah formulir diisi oleh pihak pondok pesantren maka formulir selanjutnya dikirm kembali ke kantor wilayah Kementerian Agama
baik itu
tingkat kabupaten/ kota maupun tingkat propinsi. Di kantor wilayah data formulir pondok pesantren diinput ke aplikasi SIMPONTREN, karena sistem yang stand alone maka penginputan data memerlukan waktu yang cukup lama. Setelah proses penginputan dilakukan maka selanjutnya data dikirim ke kantor pusat untuk dilakukan proses validasi. Pengiriman data dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya pengiriman data melalui email atau pengiriman data yang sudah berbentuk CD (Compact Disk) yang dikirim melalui jasa pengiriman barang. Ini juga dapat menghambat waktu pengolahan data dan kurang terjaminnya keselamatan dan keamanan data hingga sampai ke subbagian Data dan Informasi. Proses validasi pada aplikasi SIMPONTREN dilakukan untuk memeriksa keakuratan dan kelengkapan data dan proses ini akan menunjukkan kesalahan atau ketidaklengkapan penginputan data. Ada juga beberapa kendala pada saat validasi dilakukan oleh subbagian Data dan Informasi di kantor pusat Kementerian Agama, yaitu ketika terjadi kesalahan yang terekam pada saat proses validasi maka admin atau subbagian Data dan Informasi tidak dapat mengecek kebenaran dan memperbaikinya, karena formulir sebagai bukti kebenaran data dan proses penginputan yang berada dan dilakukan di kantor wilayah di tiap propinsi atau kabupaten/ kota. Sehingga ini sangat menyulitkan dalam proses perbaikan data pondok pesantren. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya tingkat kebenaran dan keakuratan data tersebut.
89
Data yang sudah valid selanjutnya akan dilakukan proses report atau pelaporan. Laporan yang diproses dalam aplikasi SIMPONTREN ditampilkan dalam bentuk standart yaitu berupa tabel yang berisikan data yang diminta. Selama ini pada sistem berjalan proses pembuatan laporan yang dilakukan pada aplikasi SIMPONTREN hanya bisa dijalankan oleh subbagian Data dan Informasi. Sedangkan direktorat atau bagian yang terkait lainnya hanya menerima laporan dalam bentuk booklet sebagai publikasi data yang menyajikan statistik perkembangan pondok pesantren setiap tahunnya dan bisa juga laporan dalam bentuk kertas untuk menyajikan data lebih rinci atau sesuai dengan permintaan data apa yang dibutuhkan. Setelah proses pelaporan data pondok pesantren, selanjutnya dilakukan pengolahan data secara statistik yang dapat mengetahui perkembangan pondok pesantren tiap tahunnya. Data pondok pesantren akan diolah dan ditampilkan dalam bentuk diagram dan grafik. Tetapi proses pengolahan secara statistik ini tidak dapat dilakukan di aplikasi SIMPONTREN yang dirancang dengan menggunakan Visual FoxPro 6.0. Dalam proses pengolahan data statistik saat ini diperlukan aplikasi perangkat lunak lainnya yaitu Microsoft Excel. Setelah dijelaskan dengan rinci permasalahan, maka pada bagian ini dibahas mengenai analisis terhadap problems (masalah-masalah) yang dihadapi dan opportunities (peluang-peluang) yang bisa diambil dari keadaan sistem saat ini. Analisis terhadap problem dan opportunities akan diperlihatkan dengan menggunakan 2 (dua) metode yaitu Rich Picture dan Matriks Masalah, Kesempatan, Tujuan dan Batasan.
90
a.
Rich Picture Analisis masalah dari sistem berjalan divisualisasikan dalam pemodelan
rich picture Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Rich Picture Analisis Sistem Berjalan SIMPONTREN
91
b. Problems, Opportunities, Objectives and Constraints Matrix Selanjutnya hasil analisis permasalahan dan peluang disebutkan secara lengkap pada Matriks Masalah, Kesempatan, Tujuan dan Batasan (Problems, Opportunities, Objectives, and Constraints Matrix). Matriks ini dijabarkan dalam dua tabel yaitu Analisis Sebab dan Akibat (Cause and Effect Analysis) dan tabel Tujuan-tujuan Perbaikan Sistem (System Improvement Objectives). Cause and Effect Analysis merupakan sebuah tehnik tempat masalah-masalah dipelajari untuk menentukan penyebab-penyebab dan akibat-akibatnya, sampai penyebab dan akibat tersebut tidak kembali menghasilkan gejala-gejala masalah yang lainnya. System Improvement Objectives memiliki tujuan yaitu untuk menentukan kriteria di mana semua perbaikan pada sistem akan diukur dan untuk mengidentifikasi semua batasan yang membatasi fleksibilitas semua perbaikan tersebut. Berikut adalah tabel Cause and Effect Analysis dan System Improvement Objectives pada sistem berjalan SIMPONTREN.
92
Tabel 4.1 Cause and Effect Analysis (Analisis Sebab Akibat) Problem (Masalah) 1. Hubungan antara kantor pusat Kementerian Agama dengan kantor wilayah secara offline
Cause and Effects (Sebab dan Akibat) Cause: Sistem informasi saat ini yang ada di kantor pusat dengan kantor wilayah tidak terhubung dalam suatu jaringan tertentu, misal: jaringan LAN ataupun internet. Effect: Penyampaian informasi dari kantor wilayah ke kantor pusat maupun sebaliknya dilakukan secara manual, baik melalui telepon, fax ataupun surat yang disampaikan pegawai Depag. Sehingga penyampaian informasi membutuhkan waktu yang relatif lama.
2. Tingkat keakuratan dan kebenaran data masih minim
Cause: data yang diinputkan oleh kantor wilayah masih banyak yang belum lengkap dan sangat sering mengalami kesalahan, proses validasi yang dilakukan pegawai di kantor pusat pun tidak dapat memberikan solusi untuk memperbaiki karena formulir data pesantren berada di kantor wilayah masing-masing Effect: penyajian informasi tidak bernilai akurat, karena data yang tidak lengkap dan kebenaran masih belum bisa dipastikan. Dan proses validasi yang tidak efektif dan efisien karena data harus dianalisis kembali.
3. Penggunaan sistem manual yang tidak feasible lagi
Cause: Data dari kantor wilayah yang akan dikirim ke pusat, disimpan dalam bentuk CD dan diantar oleh pegawai Depag ataupun lewat jasa pengiriman barang. Selain itu jika fasilitas memadai data dapat juga dikirm melalui email Effect: Rentan akan kehilangan, pencurian maupun redundancy data (data disimpan pada database kantor cabang dan pusat) serta mengakibatkan lambatnya proses
93
pengolahan di kantor pusat. 4. Laporan yang kurang akurat dan tidak terupdate
Cause: keterlambatan proses pengumpulan data hingga ke kantor pusat dan kesalahan atau ketidaklengkapan pada saat penginputan data Effect: data banyak yang berubah tidak lagi sesuai dengan data awal yang dikumpulkan, data menjadi tidak relevan.
5. Pengolahan data pada aplikasi sangat rumit untuk menghasilkan data statistik, yaitu berupa grafik dan diagram
Cause: menggunakan aplikasi lain yaitu Ms.Excel dalam menghasilkan data berupa grafik dan diagram Effect: proses menjadi lebih rumit dan tidak efisien waktu.
Opportunities (Kesempatan) 1. Penggunaan database terpusat yang berada di kantor pusat bukan database yang terdistribusi di masing-masing kantor wilayah.
Cause-Effect (Sebab-Akibat) Cause: Adanya redundancy data (data disimpan di kantor wilayah dan kantor pusat). Selain itu adanya masalah keamanan dan kecepatan dalam pentransferan data (data di kantor cabang yang ditransfer ke kantor pusat disimpan di CD dan dikirim oleh pegawai Depag atau lewat jasa pengiriman). Effect: Mengatasi adanya redundancy data, masalah keamanan (jika CD tersebut hilang atau disalahgunakan oleh karyawan) serta mempercepat pentransferan data dari kantor wilayah ke kantor pusat sehingga mempercepat pengolahan di kantor pusat.
2. Desain form dan pengorganisasian data yang rapih dalam aplikasi
Cause: penyusunan dilakukan berdasarkan kebutuhan dan jenis data Effect: melanjutkan desain form data yang telah ada.
94
Tabel 4.2 System Improvement Objectives (Tujuan-Tujuan Perbaikan Sistem) System Objective (Tujuan sistem) 1. Menghubungkan secara online kantor pusat dengan kantor wilayah
1.1
1.2
System Constraint (Batasan sistem) Keterbatasan infrastruktur baik dari segi PC yang ada sekarang maupun jaringan yang tersedia. Besarnya biaya awal pengimplementasian sistem online dan biaya operasionalnya kemudian, baik untuk maintenance maupun upgrade sistem.
2. Memudahkan proses penginputan dan mengotomasikan proses validasi dan pengiriman data dari kantor wilayah ke kantor pusat
2.1. Belum adanya jaringan yang menghubungkan kantor pusat dengan kantor cabang secara online.
3. Mencegah kehilangan atau kesalahan data baik pada saat penginputan hingga pelaporan.
3.1. Jumlah data yang semakin bertambah dan SDM hanya sedikit yang mengerti dalam menggunakan sistem terutama pegawai di tinggat wilayah
4. Mempercepat dan mempermudah proses pengolahan data sampai menghasilkan data statistik
4.1. Jumlah data yang banyak dan masih ada yang tidak lengkap
Kebutuhan sistem yang dijelaskan pada tabel System Improvement Objectives juga merupakan sebagian besar hasil dari permintaan para pengguna yang sebelumnya telah dilakukan pendekatan terhadap mereka. Sehingga diharapkan tidak ada lagi error dan kelalaian dalam pengembangan sistem informasi manajemen pondok pesantren. Untuk itu diperlukan sistem usulan yang dapat mencakup kebutuhan dari proses pengolahan data pondok pesantren. Sistem
95
usulan ini setidaknya dapat memperbaiki kekuarangan dari sistem sebelumnya dan mengurangi tingkat kesulitan dalam menjalankan proses pada sistem berjalan.
4.3.2
Analisis Persyaratan (Requirement Analysis) Fase ini adalah fase yang sangat penting dalam pengembangan sebuah
sistem informasi. Fase ini bertujuan untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh sistem dan harus memenuhi System Objectives dari sistem tersebut sehingga dapat membangun sebuah sistem informasi baru yang bersifat web based dalam melakukan proses pengolahan data pondok pesantren yang lebih efisien dan efektif. Requirements yang ada akan dibagi menjadi 2 (dua) bagian. Bagian pertama adalah Functional Requirement yaitu aktivitas dan service yang harus disediakan oleh sistem yang akan dikembangkan. Bagian kedua adalah Nonfunctional Requirement yaitu fitur-fitur lain yang diperlukan oleh sistem agar sistem dapat lebih memuaskan. Berikut adalah requirements dari Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren (SIMPONTREN).
4.3.2.1 Functional Requirements Sistem yang dikembangkan harus mempunyai functional requirements sebagai berikut: 1. Membuat sistem informasi untuk bagian perencanaan dan data Kementerian Agama yang lebih baik, antara lain meliputi:
96
a. Pengaturan penyimpanan data pondok pesantren yang berada dibawah naungan Depag di Indonesia, yang terdiri dari data umum pesantren, data santri, pengajar dan ketenagaan, fasilitas dan data penerimaan bantuan. b. Penginputan data pesantren dan proses validasi secara langsung atau otomatis c. Memonitor jumlah data pondok pesantren di seluruh propinsi. d. Mengintegrasikan data-data pesantren sehingga terletak pada database yang sama. e. Pembuatan laporan pendataan pesantren tiap tahunnya. f. Data pesantren terdokumentasi dengan baik dan lengkap. g. Pembuatan statistik perkembangan pesantren dalam bentuk diagram dan grafik yang dilakukan dalam satu aplikasi. 2. Melakukan proses otomasi untuk semua transaksi diatas. 3. Sistem memiliki tingkat keamanan yang tinggi dalam pemprosesan data dan informasi. 4. Aplikasi dapat segera diselesaikan sehingga dapat langsung digunakan.
4.3.2.2 Nonfunctional Requirements Nonfunctional Requirements dari sistem yang dikembangkan akan dijelaskan dalam Tabel 4.3.
97
Tabel 4.3 Nonfunctional Requirement Jenis Kebutuhan
Penjelasan
1. Model Tampilan (Performance)
a) Mengefisienkan waktu proses pengolahan data pesantren dari kantor wilayah dan kantor pusat yaitu penginputan hingga pelaporan b) Membantu peningkatan pemantauan perkembangan pesantren tiap-tiap propinsi. c) Mengurangi tingkat kesalahan dan ketidaklengkapan data d) Tampilan interface yang menarik dan lebih user friendly sehingga lebih mudah dimengerti dan digunakan oleh user.
2. Model Penyimpanan Data (Information)
a) Melakukan penyimpanan data berupa informasi umum pesantren, santri, pengajar dan ketenagaan, fasilitas dan dana bantuan yang dibutuhkan secara terpusat sehingga memudahkan pelaksanaan proses. b) Mencegah terjadinya penyimpanan data yang redundant. c) Mencegah hilangnya data yang selama ini disebabkan karena penyimpanan data dilakukan dengan menggunakan CD. d) Sistem pusat dan cabang terintegrasi sehingga memudahkan untuk mendapatkan data yang paling aktual. e) Format penyajian laporan dibuat sehingga lebih mudah dipahami. f) Meminimalisasi terjadinya kesalahan penginputan data dan informasi. g) Data terdokumentasi dan terstruktur.
98
3. Model Segi Ekonomi (Economic)
a) Mengurangi biaya operasional untuk transfer informasi atau dokumen ke pusat yang selama ini dilakukan secara manual. b) Memperlancar aliran informasi antara kantor Kementerian Agama Pusat, kantor wilayah di seluruh propinsi, pondok pesantren dan masyakarat umum yang membutuhkan informasi.
4. Model Pengontrolan Sistem (Control)
a) Meningkatkan keamanan terhadap pelaksanaan proses penyimpanan data. b) Membatasi akses penggunaan terhadap sistem dengan cara menerapkan priviledge. c) Adanya operator data entry yang bertangungjawab terhadap pelaksanan pemasukan data dan aministrator yang bertanggung jawab atas semua jalannya aktifitas pada aplikasi d) Mencegah akses penuh dari pengguna-pengguna yang tidak berwenang.
5. Model Efisiensi Sistem (Eficiency)
a) Menggunakan sistem penyimpanan data yang terpusat untuk memudahkan proses pendistribusian antara kantor pusat dengan kantor wilayah Kementerian Agama. b) Mengefisienkan waktu untuk pelaksanaan proses validasi penginputan data c) Meminimalisasi biaya dan sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses pelaporan.
6. Model Pelayanan Sistem
a) Menghasilkan informasi yang akurat
99
(Service)
4.3.3
untuk bahan pertimbangan dan evaluasi. b) Memberi kemudahan dalam penggunaan operasional sistem.
Analisis Keputusan (Decision Analysis) Dari tahapan analisis sebelumnya telah diketahui permasalahan dari sistem
berjalan dan persyaratan dan kebutuhan sistem yang diinginkan, maka fase selanjutnya adalah analisis keputusan yaitu menentukan komponen-komponen dari sistem usulan yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan. Berikut merupakan komponen-komponen yang dibutuhkan: 1.
Data Pondok Pesantrean Proses perekaman pengolahan seluruh data pesantren yang ada ke dalam suatu database, yaitu data umum pesantren, santri, pengajar dan ketenagaan, fasilitas dan data penerimaan bantuan.
7.
Monitoring Data Pengawasan jumlah masing-masing data yang telah dihimpun dari setiap propinsi ke dalam database.
8.
Data Wilayah Data-data wilayah yang akan digunakan dalam Sistem Informasi ini menjelaskan gambaran umum keadaan setiap propinsi sebagai faktor pendukung pelaksanaan pendidikan terutama pesantren di wilayahnya.
9.
Pelaporan
100
Data-data pada sistem informasi ini akan dapat mulai dimanfaatkan sebagai bahan laporan profil dan laporan nasional pesantren, untuk itu perlu dibuat fasilitas pelaporan dari informasi-informasi yang penting yaitu data umum pesantren, santri, pengajar dan ketenagaan, fasilitas dan data penerimaan bantuan. 10. Statistik Data Pesantren Penyajian informasi perkembangan pesantren dalam bentuk grafik dan diagram untuk beberapa jenis data. 11. User Maintenance Memverifikasi data pendaftar sebagai operator data entry untuk dapat aktif atau masuk ke dalam sistem. Dan mengatur data-data para pengguna, baik Admin di kantor pusat dan Operator Data Entry dari masing-masing propinsi. Setelah
mengetahui
komponen-komponen
sistem
yang
diusulkan
selanjutnya adalah menentukan jenis perangkat sistem yaitu berupa tools atau alat untuk
merancang
dan
mengimplementasikan
sistem
ususlan
sehingga
menghasilkan arsitektur sistem yang diinginkan. Dalam menentukan arsitektur sistem usulan yang terpenting adalah pemahaman terhadap jenis tools yang akan digunakan karena harus sesuai dengan kebutuhan pengguna dan fungsi-fungsi sistem yang terdapat di dalamnya. Di dalam sistem lama, proses pengolahan dilakukan pada masing-masing komputer yang stand alone, sedangkan pada sistem informasi yang akan dikembangkan adalah sistem informasi berbasis web. Sistem usulan dirancang dengan
menggunakan
UML
(Unified
Modeling
Language)
dan
bahsa
101
pemograman PHP. Sehingga konsep tentang UML dn PHP harus benar-benar dikuasai. Sedangkan pada perancangan sistem database akan menggunakan diagram Database Relational dan mengimplementasikannya pada MySQL. 4.4
Perancangan Sistem (System Design) Desain atau perancangan sistem didefinisikan sebagai tugas yang fokus
pada spesifikasi solusi detail berbasis komputer. Jika analisis sistem menekankan pada masalah bisnis, maka sebaliknya desain sistem fokus pada segi teknis atau implementasi sebuah sistem. Perancangan berorientasi objek merupakan contoh salah satu pendekatan model
driven,
yaitu
menekankan
penggambaran
model
sistem
untuk
mendokumentasikan aspek teknis dan implementasi dari sebuah sistem. Saat ini pendekatan model driven hampir selalu ditingkatkan oleh penggunaan peralatan otomatis, yang disebut juga CASE tools. Peralatan CASE ini menawarkan konsistensi dan kelengkapan seperti pengecekan error berbasis aturan (rule based error checking). Untuk itu dalam perancangan sistem SIMPONTREN ini menggunakan Rational Rose. 4.4.1
Identifikasi Use case dan Aktor Identifikasi aktor dan use case ini didasari pada kebutuhan fungsi-fungsi
sistem. Kebutuhan akan fungsi ini diakomodir di use case. Selanjutnya use case menyediakan nilai hasil kepada aktor. Atas dasar spesifikasi ini paling tidak didapat cara menentukan aktor.
102
Berdasarkan penjelasan bab sebelumnya use case mencakup aliran-aliran kerja (workflow) dalam sistem (bersifat internal) sedangkan aktor-aktor mencakup segala sesuatu yang ada di luar sistem (bersifat eksternal). Pemodelan sistem dilakukan untuk mendeskripsikan use case apa saja dan aktor yang akan terlibat dalam analisis sistem usulan, dapat dilihat dalam Tabel 4.4 requirement aktor dan use case. Tabel 4.4 Requirement Aktor dan Use case Requirement
Aktor
1. Operator Data Entry melakukan pendaftaran
sebagai
pengguna
Use case
Operator Data
Mendaftar sebagai
Entry
Pengguna
terlebih dahulu
2. Operator
Data
melakukan
Entry
proses
input
dapat data
Operator Data Entry
pondok pesantren, yang terdiri dari data
umum
pesantren,
Menginput Data Pesantren
santri,
pengajar dan ketenagaan, fasilitas dan keuangan.
3. Operator mengecek
Data
Entry
dapat
dan
mencari
data
Operator Data
Pengecekan Data
Entry
Pesantren
Admin
Monitoring Data
pesantren yang dibutuhkan dalam aplikasi
ini
untuk
dilakukan
pengeditan dan penghapusan data pesantren.
4. Admin atau
melakukan
pengontrolan
pengawasan jumlah
dan
Pesantren
103
kondisi data pesantren yang telah diinputkan
dari
masing-masing
kanwil di setiap propinsi (Operator Data Entry).
5. Admin melakukan manipulasi data
Admin
Manajemen Pengguna
Admin
Manipulasi Data
pengguna, baik itu sebagai admin atau operator data entry yang berada di masing-masing kanwil dan mengatur hak akses ke dalam menu dan halaman web.
6. Admin melakukan penginputan, edit dan delete data wilayah yang
Wilayah
berupa data propinsi dan data kabupaten.
7. Setelah data yang dimasukkan
Public User
Melihat Laporan Profil
telah lengkap ke dalam database
Pondok Pesantren,
pesantren maka proses selanjutnya
Melihat Laporan
adalah
Nasional Pesantren
menampilkan
laporan
berkala yang diperlukan untuk proses
yang
berlangsung
masing-masing Kementerian Agama.
di
Direktorat
104
8. Laporan
yang
telah
ada
ditampilkan dalam bentuk tabel,
Public User
Melihat Data Statistik Pesatren
untuk mengetahui perkembangan pesantren
lebih
akurat
maka
dibuatkan statistik perkembangan pondok pesantren dalam bentuk diagram dan grafik.
4.4.2
Use Case Diagram Use Case Diagram menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh sistem yang
akan dibangun dan siapa yang berinteraksi dengan sistem. Use Case Diagram dapat dibuat sesuai dengan Tabel 4.4 Requirement Aktor dan Use Case. Sebagai catatan bahwa dalam perancangan sistem ini Admin memiliki hak akses penuh terhadap seluruh proses yang ada dalam aplikasi SIMPONTREN. Sedangkan bagi proses penambahan data pesantren dilakukan pada use case Menginputkan Data Pesantren dan edit data pesantren dapat dilakukan pada use case Pengecekan Data Pesantren, yang kedua use case ini dilakukan oleh Operator Data Entry. Use case Pengecekan Data Pesantren merupakan include atau bagian dari proses Monitoring Data Pesantren, artinya setiap proses Monitoring Data Pesantren dilakukan maka dapat diketahui proses Pengecekan Data Pesantren. Berikut ini merupakan use case diagram dari sistem usulan SIMPONTREN.
105
Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren (SIMPONTREN)
Menginput Data Pesantren
Pengecekan Data Pesantren
Operator Data Entry
Mendaftar sebagai Operator Data Entry
Pendaftar
Manajemen Pengguna Melihat Laporan profil pesantren
Admin
Monitoring Data Pesantren Melihat Laporan Nasional Pesantren Public User Memanipulasi Data Wilayah Melihat Data Statistik Pesantren
Gambar 4.3 Use case Diagram
4.4.3
Deskripsi Use Case Tingkat Perancangan Setiap use case pada Gambar 4.3 harus dideskripsikan dalam dokumen
yang disebut dokumen flow of event. Dokumentasi ini mendefinisikan apa yang harus dilakukan oleh sistem ketika aktor mengaktifkan use case. Struktur dari dokumen use case ini bisa bermacam-macam tetapi umumnya deskripsi ini paling tidak harus mengandung:
106
1.
Brief Description (deskripsi singkat)
2.
Aktor yang terlibat
3.
Precondition yang penting bagi use case untuk memulai
4.
Deskripsi rinci dari aliran kejadian yang mencakup: a. Main flow dari kejadian yang bisa dirinci lagi menjadi sub flow dari kejadian (sub flow bisa dibagi lagi lebih jauh menjadi sub flow yang lebih kecil agar dokumen lebih mudah dibaca dan dimengerti) b. Alternative flow untuk mendefinisikan situasi perkecualian
5.
Postcondition yang menjelaskan state dari sistem setelah use case berakhir Selain beberapa hal yang disebutkan sebelumnya, dapat juga memakai
beberapa deskripsi tambahan lainnya untuk melengkapi pendeskripsian yang dibuat. Setelah menjelaskan use case pada bahasan sebelumnya, maka berikut ini dijelaskan spesifikasi use case yang telah ditentukan.
Tabel 4.5 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Mendaftar sebagai Operator Data Entry Tingkat Perancangan Nama Use Case:
Mendaftar sebagai Operator Data Entry
Actor (s)
Pendaftar
Deskripsi:
Use case ini mendeskripsikan event dari seorang Pendaftar yaitu mendaftar sebagai operator data entry. Form ini berisi data pendaftar
Prakondisi:
Masuk ke dalam web utama.
Basic Flow:
Kegiatan Pelaku
Respons Sistem
Langkah 1: Pendaftar masuk Langkah ke web sebagai public user, menampilkan
3: form
klik [Belum Terdaftar] pada Operator Data Entry
Sistem daftar
107
Langkah
form login Langkah
2:
4:
Selanjutnya menampilkan
Sistem
pesan
data
Pendaftar menginputkan data pengguna telah tersimpan dan pengguna
dan
mengklik akan
tombol [Ok]
diproses
oleh
admin
terlebih dahulu
Langkah
5:
Pendaftar Langkah 6: Sistem merespon
mengklik
keluar
halaman menutup halaman daftar dan
daftar
kembali halaman utama public user
Bidang Alternatif:
-
Postkondisi:
-
Aturan Bisnis:
Pendaftar telah mempunyai data sebagai pengguna yang valid
Tabel 4.6 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Menginput Data Pesantren Tingkat Perancangan Nama Use Case:
Menginput Data Pesantren
Actor (s)
Operator Data Entry
Deskripsi:
Use case ini mendeskripsikan event dari seorang Operator Data Entry yaitu menambah data pesantren. Form ini berisi data umum pesantren, santri, pengajar dan ketenagaan, fasilitas dan data keuangan
Prakondisi:
Masuk ke dalam web utama. Orang tersebut haruslah sudah terdaftar sebagai Operator Data Entry.
Basic Flow:
Kegiatan Pelaku
Respons Sistem
Langkah 1: Operator Data Langkah 3: Sistem merespon Entry
login
dengan dengan
memverifikasi
data
menginputkan username dan username dan password yang password pada form login Langkah
2:
telah diinputkan
Selanjutnya Langkah
4:
Sistem
108
Operator
Data
Entry menampilkan pesan Selamat
mengirimkan data username Datang bagi Oparator Data dan
password
dengan Entry
mengklik tombol [Login]
dan
halaman
menampilkan
web
yang
berisi
Langkah 5: Operator Data kegiatan utama bagi Operator Entry mengklik menu [Input Data Entry Data]
Langkah 6: Sistem merespon
Langkah 7: Operator Data dengan Entry
memasukkan
menampilkan
form
data input data pesantren, yang
pesantren ke dalam field yang diklasifikasikan beberapa jenis telah disediakan dengan benar
data,
yaitu
data
pesantren,
Langkah 8: Operator Data santri, pengajar, fasilitas dan Entry mengecek semua data keuangan,
tombol
[Simpan]
yang telah dimasukkan, bila dan [Reset] tidak ada perubahan maka Langkah 9: Sistem merespon Operator Data Entry mengklik dengan menyimpan data yang tombol [Simpan]
telah diinputkan tersebut ke
Langkah 10: Operaotr Data dalam database sistem. Entry
mengklik
tombol Muncul jendela pesan bahwa
[Keluar] pada toolbar atas data
tersimpan
sebelah kanan bila tidak ada merespon proses input lagi.
dan
sistem dengan
menampilkan form input yang kosong untuk diisikan kembali
Bidang Alternatif:
Alt-Langkah 4: Jika dalam verifikasi username dan password tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan bahwa login tidak sesuai dan harus kembali ke Langkah 1 Alt-Langkah 8: Jika Operator Data Entry mengklik tombol [Reset] maka sistem akan mengosongkan field input data dan kembali ke Langkah 6. Alt-Langkah 9: Jika data yang disimpan tidak lengkap maka akan muncul pesan peringatan data tidak lengkap dan kembali ke
109
Langkah 7 Postkondisi:
Data pesantren telah disimpan dan telah ter-update dan sistem menampilkan kembali form Input Data Operator Data Entry ingin keluar dari sistem harus melakukan logout
Aturan Bisnis:
a. Operator Data Entry harus memiliki username dan password yang valid b. Operator Data Entry sudah menyiapkan data pesantren yang valid
Tabel 4.7 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Pengecekan Data Pesantren Tingkat Perancangan Nama Use case:
Pengecekan Data Pesantren
Actor (s)
Operator Data Entry
Deskripsi:
Use case ini mendeskripsikan event dari seorang Operator Data Entry yaitu mencari data pesantren untuk masing-masing propinsinya yang dibutuhkan dan mengecek detail data tersebut, sehingga dapat dirubah atau dihapus
Prakondisi:
Masuk ke dalam web utama. Orang tersebut haruslah sudah terdaftar sebagai pengguna sistem Operator Data Entry yang dapat melakukan pengecekan data pesantren
Basic Flow:
Kegiatan Pelaku
Respons Sistem
Langkah 1: Operator Data Langkah 3: Sistem merespon Entry
login
dengan dengan
memverifikasi
data
menginputkan username dan username dan password yang password pada form login Langkah
2:
telah diinputkan
Selanjutnya Langkah
Operator
Data
mengirimkan
username
4:
Sistem
Entry menampilkan pesan Selamat dan Datang bagi Oparator Data
110
password
dengan
mengklik Entry
tombol [Login]
dan
halaman
menampilkan
web
yang
berisi
Langkah 5: Operator Data kegiatan utama bagi Operator Entry mengklik menu [Cek Data Entry Data]
Langkah 6: Sistem merespon
Langkah 7: Operator Data dengan menampilkan form cek Entry menginputkan keyword data pesantren yang berisi field data dan menyeleksi kategori input keyword dan seleksi data yang ingin dicari pada kategori pencarian dan terdapat field
input
yang
telah juga tombol navigasi [Cari]
ditentukan dengan benar
Langkah 9: sistem merespon
Langkah 8: Operator Data dengan Entry mengklik tombol [Cari]
mengontrol
apakah
data yang dimasukkan sudah
Langkah 10: Operator Data sesuai dengan ketentuan. Bila Entry memilih tombol [Edit] sudah untuk merubah data pesantren
sesuai
maka
sistem
merespon untuk melanjutkan
Langkah 12: Operator Data mencari data yang dimasukkan Entry melakukan pengeditan dan menampilkan semua data data pada form edit tersebut pesantren yang dicari tersebut dengan teliti dan sesuai dengan dan data
yang
mengaktifkan
tombol
sebenarnya. [Edit] dan [Lihat Detail]
Kemudian
klik
[Simpan]
ketika
merubah data
tombol Langkah 11: Sistem merespon sudah dengan
menampilkan
detail
data tersebut dan mengaktifkan
Langkah 14: Operator Data tombol [Simpan], [Hapus] dan Entry
mengklik
tombol [Keluar]
[Keluar] bila tidak ada proses Langkah cek data lagi
menyimpan
13: perubahan
Sistem data
pesantren tersebut ke dalam database sistem dan kembali menampilkan form cek data
111
Langkah 15: Sistem merespon dengan menutup form cek data dan
menampilkan
halaman
utama bagi Operator Data entry Bidang Alternatif:
Alt-Langkah 4: Jika dalam verifikasi username dan password tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan bahwa Login tidak sesuai dan harus kembali ke Langkah 1 Alt-Langkah 7: Jika keyword yang dimasukkan tidak sesuai atau data tidak terdapat dalam database maka sistem menampilkan pesan data pesantren tidak tersedia dan kembali ke Langkah 6 Alt-Langkah 10: Jika Operator hanya ingin melihat data dan mencetak maka klik tombol [Lihat Detail], kemudian sistem menampilkan data dan tombol [Cetak] Alt-Langkah 12a: Jika Operator Data Entry mengklik tombol [Hapus] maka sistem akan menghapus data yang telah diseleksi atau dicari tersebut dan kembali pada Langkah 6 Alt-Langkah 12b: Jika Operator Data Entry mengklik tombil [Keluar] maka sistem akan keluar dari form edit data tersebut dan kembali ke Langkah 6
Postkondisi:
Perubahan data telah tersimpan dan telah ter-update dan sistem menampilkan halaman utama web Operator Data Entry ingin keluar dari sistem harus melakukan logout
Aturan Bisnis:
a. Operator Data Entry harus memiliki username dan password yang valid b. Operator Data Entry sudah menyiapkan data pesantren yang ingin dicari atau diedit.
112
Tabel 4.8 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Monitoring Data Pesantren Tingkat Perancangan Use case name
Monitoring Data Pesantren
Aktor
Admin
Brief
Use case ini merupakan event dari seorang Admin untuk melihat
Description
atau pengontrolan kondisi seluruh data pesantren yang telah diinputkan dari setiap kanwil tingkat propinsi (Operator Data Entry).
Pre condition
Admin masuk ke halaman utama web bagi Public User Orang tersebut haruslah terdaftar sebagai Admin sistem.
Basic Flow
Kegiatan Pelaku
Respon Sistem
Langkah 1: Admin login Langkah 3: Sistem merespon dengan
menginputkan dengan
memverifikasi
data
username dan password pada username dan password yang telah diinputkan
form login Langkah
2:
Admin username dengan
Selanjutnya Langkah
4:
mengirimkan menampilkan dan
password Datang
mengklik
[Login]
Sistem
pesan
bagi
Selamat
Admin
dan
tombol menampilkan halaman web yang berisi
kegiatan
utama
bagi
Langkah 5: Admin memilih Admin menu Data Pesantren
Langkah
6:
Sistem
Langkah 7: Admin memilih menampilkan form pilihan data dan mengisi data pesantren pesantren dan tombol [Cari] yang akan dilihat, lalu klik Langkah tombol [Cari]
8:
sistem
menampilkan daftar pesantren
Langkah 9: Admin memilih dan tombol [Lihat Detail] data dan mengklik [Lihat Langkah
10:
Detail]
data
menampilkan
Langkah 11: Memeriksa data secara
lengkap
Sistem
dan
pesantren tombol
113
yang telah diinputkan/ diedit [Cetak] dan [Keluar] oleh Operator Data Entry, Langkah klik [Cetak] Langkah
12:
Sistem
menampilkan pengaturan untuk 13:
Admin mencetak data dalam bentuk
mengatur pilihan cetak, Klik dokumen [Print]
Langkah
Langkah 14: Setelah selesai, kembali Admin
ingin
keluar
13: form
Menampilkan pilihan
data
dari pesantren
menu Data Pesantren dengan mengklik tombol [Keluar]. Alternatif flow
Alt-Langkah 4: Jika dalam verifikasi username dan password tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan bahwa login tidak sesuai dan harus kembali ke Langkah 1
Post condition
Tampilan halaman menu bagi Admin. Jika ingin keluar halaman web Admin melakukan logout
Aturan Bisnis
Admin memiliki username dan password yang valid
Tabel 4.9 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Manajemen Pengguna Tingkat Perancangan Nama Use case:
Manajemen Pengguna
Actor (s)
Admin
Deskripsi:
Use ini mendeskripsikan event dari seorang Admin yaitu memvalidasi data pendaftar (calon operator data entry), menginputkan data admin dan mengedit data pengguna SIMPONTREN baik itu data admin atau operator data entry yang berada di setiap propinsi.
Prakondisi:
Admin masuk ke halaman utama web bagi Public User Orang tersebut haruslah terdaftar sebagai Admin sistem.
Basic Flow:
Kegiatan Pelaku
Respons Sistem
114
Langkah 1: Admin Login Langkah 3: Sistem merespon dengan
menginputkan dengan
memverifikasi
username dan password pada username dan password yang telah diinputkan
form login Langkah Admin
2:
mengirimkan
username dengan
Selanjutnya Langkah
dan
Sistem
data menampilkan pesan Selamat
password Datang
mengklik
4:
bagi
tombol menampilkan
[Login]
Admin
dan
halaman
web
yang berisi kegiatan utama
Langkah 5: Admin mengklik bagi Admin menu [Data Pengguna] Langkah
7:
Langkah 6: Sistem merespon Admin dengan menampilkan form data
menginputkan data pengguna pengguna
dan
tombol
yang tersedia pada form lalu [Tambah] dan [Cari] mengklik tombol [Cari]
Langkah 8: Sistem merespon
Langkah 9: Admin mengklik dengan
menampilkan
data
tombol [edit] untuk mengedit pengguna sistem yang cari isi data pengguna
dalam bentuk tabel dan tombol
Langkah 11: Admin mengklik [edit] dan [delete] tombol menyimpan
[Simpan] perubahan
pengguna.
untuk Langkah
10:
data menampilkan
Sistem
form
data
pengguna yang dicari, tombol
Langkah 13: Admin keluar [Simpan] dan [Keluar] dari menu Data Pengguna
Langkah menyimpan tersebut
12:
Sistem
data
pengguna
dan
kembali
menampilkan halaman menu Data Pengguna Bidang Alternatif:
Alt-Langkah 4: Jika dalam verifikasi username dan password tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan bahwa login tidak sesuai dan harus kembali ke Langkah 1
115
Alt-Langkah 7: Jika Admin mengklik tombol [Tambah] maka sistem akan menampilkan form data pengguna untuk diinputkan data lebih lengkap dan akan tersimpan ke dalam database sistem. Alt-Langkah 9: Admin mengklik tombol [delete] untuk menghapus data pengguna yang dicari Alt-Langkah 11: Jika Admin mengklik tombol [Keluar] maka sistem akan keluar dari halaman form data pengguna dan kembali ke Langkah 6 Postkondisi:
Data pengguna telah disimpan dan telah ter-update dan sistem menampilkan kembali halaman utama web Jika ingin keluar halaman web Admin melakukan logout
Aturan Bisnis:
a. Admin harus memiliki username dan password yang valid b. Admin sudah menyiapkan data pengguna yang valid
Tabel 4.10 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Memanipulasi Data Wilayah Tingkat Perancangan Nama Use case:
Memanipulasi Data Wilayah
Actor (s)
Admin
Deskripsi:
Use case ini mendeskripsikan event dari seorang Admin yaitu menginputkan dan mengedit data propinsi yang sangat mendukung dalam pengolahan data pesantren.
Prakondisi:
Admin masuk ke halaman utama web bagi Public user Orang tersebut haruslah terdaftar sebagai Admin sistem.
Basic Flow:
Kegiatan Pelaku Langkah
1:
dengan
Respons Sistem
Admin
login Langkah 3: Sistem merespon
menginputkan dengan
memverifikasi
username dan password pada username dan password yang telah diinputkan
menampilkan halaman menu Data Wilayah Bidang Alternatif:
Alt-Langkah 4: Jika dalam verifikasi username dan password tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan bahwa login tidak sesuai dan harus kembali ke Langkah 1 Alt-Langkah 7: Jika Admin mengklik tombol [Tambah] maka sistem akan menampilkan form data propinsi untuk diinputkan data lebih lengkap dan akan tersimpan ke dalam database sistem. Alt-Langkah 9: Admin mengklik tombol [Delete] untuk menghapus data propinsi yang dicari Alt-Langkah 11: Jika Admin mengklik tombol [Keluar] maka
117
sistem akan keluar dari halaman form data propinsi dan kembali ke Langkah 2 Postkondisi:
Data propinsi telah disimpan dan telah ter-update dan sistem menampilkan kembali halaman utama web Jika ingin keluar halaman web Admin melakukan logout
Aturan Bisnis:
a. Admin harus memiliki username dan password yang valid b. Admin sudah menyiapkan data propinsi dan kabupaten yang valid
Tabel 4.11 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Melihat Laporan Profil Pesantren Tingkat Perancangan Nama Use case:
Melihat Laporan Profil Pesantren
Actor (s)
Public User
Deskripsi:
Use ini mendeskripsikan event dari seorang Public User yaitu melihat setiap profil pesantren yang berbentuk format dokumen, Public User diberikan fasilitas untuk menyimpan laporan profil pesantren dalam format pdf dan juga dapat langsung mencetak laporan dengan printer yang sudah terinstal di komputer
Prakondisi:
Seorang yang melihat, menyimpan dan mencetak laporan data pesantren dapat siapa saja yang merupakan pengunjung halaman web ini.
Basic Flow:
Kegiatan Pelaku Langkah
1:
mengklik
menu
Respons Sistem
Public
[Laporan] dengan
[Profil Pesantren] Langkah
3:
User Langkah 2: Sistem merespon
Public
menampilkan
form
input keyword Laporan Profil User Pesantren dan mengaktifkan
menginputkan keyword data tombol [Lihat] pesantren ditampilkan
yang dalam
akan Langkah
4:
Sistem
laporan menampilkan profil pesantren
profil dengan benar dan lalu sesuai dengan keyword yang
118
klik tombol [Lihat] Langkah melihat pesantren
5:
diinputkan
Public
dengan yang
teliti
User halaman
dalam dokumen
bentuk yang
data berisikan data-data pesantren
ditampilkan dan
sistem
mengaktifkan
sistem, user mengklik tombol [Simpan], [Cetak] dan [Keluar] [Cetak] Langkah
Langkah 6: Sistem merespon 7:
Public
mencocokkan
User dengan menampilkan display
pengaturan print yang berisikan select
printer dan memilih perintah Printer, select Pages Range, yang
sesuai,
kemudian Number of Copies, tombol
mengklik tombol [Print] Langkah
9:
Public
[Print] dan [Close] User Langkah 8: Sistem merespon
mengklik tombol [Keluar] pada dengan toolbar atas kanan
otomatis
akan
terkoneksi pada printer yang sudah terinstal di komputer dan mencetak
laporan
profil
pesantren melalui media kertas Langkah 10: Sistem merespon dengan
menutup
halaman
laporan profil dan kembali menampilkan halaman utama Bidang Alternatif:
Alt-Langkah 5a: Jika Public User tidak ingin mencetak tapi hanya melihat dan keluar dari laporan profil maka klik tombol [Keluar] dan kembali pada Langkah 2. Alt-Langkah 5b: Jika Public User ingin menyimpan laporan profil pesantren maka klik tombol [Simpan], laporan tersebut akan tersimpan dalam bentuk softcopy, tentunya dalam format yang telah disediakan. Sistem merespon dengan menampilkan display export yang berisikan direktori untuk menyimpan laporan, tombol [Save] dan [Cancel]. Public User menyeleksi dan menginput data-data yang diminta dan menyimpan laporan
119
tersebut ke dalam direktori yang dipilih dengan mengklik tombol [Save], kemudian ke Langkah 2 Postkondisi:
Laporan profil pesantren tercetak dalam media kertas Laporan profil pesantren tersimpan dalam format softcopy ke dalam direktori komputer Menampilkan halaman utama web
Aturan Bisnis:
-
Tabel 4.12 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Melihat Laporan Nasional Pesantren Tingkat Perancangan Nama Use case:
Melihat Laporan Nasional Pesantren
Actor (s)
Public User
Deskripsi:
Use ini mendeskripsikan event dari seorang Public User yaitu melihat seluruh data pesantren yang berada di seluruh propinsi di Indonesia yang diklasifikasikan beberapa jenis informasi masingmasing pesantren. Public User diberikan fasilitas untuk menyimpan laporan nasional pesantren dalam format pdf dan juga dapat langsung mencetak laporan dengan printer yang sudah terinstal di komputer.
Prakondisi:
Seorang yang melihat, menyimpan dan mencetak laporan data pesantren dapat siapa saja yang merupakan pengunjung alamat web ini.
Basic Flow:
Kegiatan Pelaku Langkah
1:
mengklik
menu
Respons Sistem
Public
[Laporan] dengan
[Nasional Pesantren] Langkah
3:
User Langkah 2: Sistem merespon
Public
yang
form
input keyword dan pilihan jenis User laporan yang akan ditampilkan
memilih jenis laporan dan data dan lainnya
menampilkan
mengaktifkan
tombol
dibutuhkan [Lihat]
sistem, Public User mengklik Langkah
4:
Sistem
120
tombol [Lihat] Langkah
5:
menyeleksi data yang dipilih Public
User PublicUser
dan
melihat dengan teliti laporan menampilkan nasional
pesantren
kemudian laporan
yang pesantren secara nasional yang
dipilih, kemudian klik tombol berupa page document yang [Cetak] Langkah
berisikan data-data pesantren 7:
memasukkan
Public
User dan
sistem
mengaktifkan
data
yang [Simpan], [Cetak] dan [Keluar]
diminta sistem untuk mencetak Langkah 6: Sistem merespon laporan, kemudian klik tombol dengan menampilkan display [Print] Langkah
print yang berisikan select 9:
Public
User Printer, select Pages Range,
mengklik tombol [Keluar] pada Number of Copies, tombol toolbar atas kanan
[Print] dan [Close] Langkah 8: Sistem merespon dengan
otomatis
akan
terkoneksi pada printer yang sudah terinstal di komputer dan mencetak
laporan
nasional
pesantren melalui media kertas Langkah 10: Sistem merespon dengan
menutup
halaman
laporan nasional pesantren dan kembali menampilkan halaman utama Bidang Alternatif:
Alt-Langkah 5a: Jika Public User tidak ingin mencetak tapi hanya melihat dan keluar dari laporan nasional maka klik tombol [Keluar] dan kembali pada Langkah 2. Alt-Langkah 5b: Jika Public User ingin menyimpan laporan nasional pesantren maka klik tombol [Simpan], laporan tersebut akan tersimpan dalam bentuk softcopy, tentunya dalam format
121
yang telah disediakan. Sistem merespon dengan menampilkan display export yang berisikan direktori untuk menyimpan laporan, tombol [Save] dan [Cancel]. Public User menyeleksi dan menginput data-data yang diminta dan menyimpan laporan tersebut ke dalam direktori yang dipilih dengan mengklik tombol [Save], kemudian ke Langkah 2 Postkondisi:
Laporan nasional pesantren tercetak dalam media kertas Laporan nasional pesantren tersimpan dalam format softcopy ke dalam direktori komputer Menampilkan halaman utama web
Aturan Bisnis:
-
Tabel 4.13 Spesifikasi Naratif untuk Use Case Melihat Data Statistik Pesantren Tingkat Perancangan Nama Use case:
Melihat Data Statistik Pesantren
Actor (s)
Public User
Deskripsi:
Use case ini mendeskripsikan event dari seorang Public user yaitu melihat data pesantren yang diklasifikasikan beberapa jenis informasi dan disajikan dalam bentuk grafik dan diagram. Public User diberikan fasilitas untuk menyimpan data statistik pesantren dalam format pdf dan juga dapat langsung mencetak dengan printer yang sudah terinstal di komputer.
Prakondisi:
Seorang yang melihat, menyimpan dan mencetak data statistik pesantren dapat siapa saja yang merupakan pengunjung alamat web ini.
Basic Flow:
Kegiatan Pelaku Langkah
1:
Public
Respons Sistem User Langkah 2: Sistem merespon
mengklik menu [Statistik Data dengan Pesantren] Langkah
input 3:
Public
menampilkan propinsi,
tahun
form dan
User pilihan jenis data statistik yang
122
memilih jenis informasi dan akan
ditampilkan
dan
data lainnya yang dibutuhkan mengaktifkan tombol [Lihat] sistem, Public User mengklik Langkah tombol [Lihat] Langkah melihat
5:
4:
Sistem
menyeleksi data yang dipilih Public
dengan
teliti
User Public User dan kemudian data menampilkan
data
statistik
statistik pesantren yang dipilih, pesantren yang berupa page kemudian klik tombol [Cetak] Langkah
7:
memasukkan
document yang berisikan data-
Public
User data pesantren dalam bentuk
data
yang grafik dan diagram dan sistem
diminta sistem untuk mencetak mengaktifkan [Save], [Cetak] halaman
data
statistik, dan [Keluar]
kemudian klik tombol [Print] Langkah
9:
Public
Langkah 6: Sistem merespon
User dengan menampilkan display
mengklik tombol [Keluar] pada print yang berisikan select toolbar atas kanan
Printer, select Pages Range, Number of Copies, tombol [Print] dan [Close] Langkah 8: Sistem merespon dengan
otomatis
akan
terkoneksi pada printer yang sudah terinstal di komputer dan mencetak
data
statistik
pesantren melalui media kertas Langkah 10: Sistem merespon dengan menutup halaman data statistik pesantren dan kembali menampilkan halaman utama Bidang Alternatif:
Alt-Langkah 5a: Jika Public User tidak ingin mencetak tapi hanya melihat dan keluar dari statistik pesantren maka klik tombol [Keluar] dan kembali pada Langkah 2.
123
Alt-Langkah 5b: Jika Public User ingin menyimpan data statistik pesantren maka klik tombol [Save], data statistik tersebut akan tersimpan dalam bentuk softcopy, tentunya dalam format yang telah disediakan. Sistem merespon dengan menampilkan display export yang berisikan direktori untuk menyimpan data statistik, tombol [Save] dan [Cancel]. Public User menyeleksi dan menginput data-data yang diminta dan menyimpan laporan tersebut ke dalam direktori yang dipilih dengan mengklik tombol [Save], kemudian ke Langkah 2 Postkondisi:
Data statistik pesantren tercetak dalam media kertas Data statistik pesantren tersimpan dalam format softcopy ke dalam direktori komputer Menampilkan halaman utama web
Aturan Bisnis:
-
4.4.4 Activity Diagram Activity diagram memodelkan alur kerja (work flow) sebuah urutan aktivitas pada suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena kita dapat memodelkan proses logika, proses bisnis dan laur kerja. Perbedaan utamanya adalah flowchart dibuat untuk menggambarkan alur kerja dari sebuah sistem, sedangkan activity diagram dibuat untuk menggambarkan aktivitas aktor. Berikut akan digambarkan satu persatu activity diagram untuk masingmasing use case.
124
1) Diagram aktivitas dari Use case Mendaftar sebagai Operator Data Entry
Pendaftar
Klik Daftar
Sistem
Menampilkan Form Daftar Pengguna
Mengisi Form Daftar Pengguna, Klik OK
Menyimpan data pendaftaran pengguna
Gambar 4.4 Activity Diagram dari Use Case Mendaftar sebagai Pengguna Calon operator data entry akan melakukan daftar sebagai pengguna, sebelum login sebagai operator data entry. Caranya dengan mengklik Belum Terdaftar pada form login yang akan menapilkan form untuk mendaftar sebagai operator data entry. Selanjutnya menginputkan data pengguna dan data akan tersimpan ke dalam database. Untuk dapat mulai masuk ke dalam sistem data pengguna tersebut akan diproses terlebih dahulu oleh admin.
125
2) Diagram aktivitas dari Use Case Menginput Data Pesantren Operator Data Entry
Sistem
Login
Memverifikasi username & password Login invalid
Klik menu Input Data
Login valid
Menampilkan form Input data pesantren
Menginput data pesantren
else
Klik tombol reset
Simpan
Klik tombol Simpan
data tidak lengkap data lengkap
Menampilkan pesan data tersimpan
Keluar menu input
Gambar 4.5 Activity Diagram dari Use Case Menginput Data Pesantren Pertama kali Operator Data Entry akan melakukan login yaitu menginputkan username dan password yang selanjutnya akan diverifikasi oleh sistem. Jika login invalid maka Operator Data Entry dapat memilih menu Input Data. Sistem akan menampilkan form input data pesantren, yang kemudian Operator Data Entry dapat menginputkan data pesantren. Jika ingin mengulang tampilan form input kosong maka Operator Data Entry memilih tombol reset. Jika ingin menyimpan Operator Data Entry memilih tombol Simpan, sistem akan memproses data yang diinput. Jika data tidak lengkap maka Operator Data Entry diminta untuk melengkapi penginputan data. Sedangkan
126
jika data salah diinput dengan lengkap maka akan tampil pesan data tersimpan, selanjutnya Operator Data Entry dapat keluar dari menu Input Data.
3) Diagram aktivitas dari Use case Pengecekan Data Pesantren Admin
Sistem
Login
Memverifikasi username & password Login invalid
Login valid
Memilih Menu Data Pesantren
Memilih dan isi form yang sesuai, klik tombol Cari
Memilih Data Pesantren, Klik Lihat Detail
Menampilkan form Pilihan data Pesantren, dan tombol Cari
Menampilkan Daftar Pesantren, tombol Lihat Detail
Menampilkan Data Pesantren, tombol Cetak, dan Keluar keluar cetak Klik Keluar Klik Cetak
Menampilkan Form Setting Cetak, dan tombol Print
Klik Print
Gambar 4.6 Activity Diagram dari Use Case Pengecekan Data Pesantren
127
Operator Data Entry akan melakukan login yaitu menginputkan username dan password yang selanjutnya akan diverifikasi oleh sistem. Jika login invalid maka Operator Entry diminta untuk melakukan login kembali, sedangkan jika login valid maka Operator Data Entry dapat memilih menu Cek Data. Sistem akan menampilkan form cek data dan mengatifkan tombol Cari. Selanjutnya Operator Data Entry menginputkan keyword dan seleksi data pesantren yang dicari lalu klik tombol Cari. Jika data tidak ditemukan maka sistem akan menampilkan kembali form cek data. Sedangkan jika data ditemukan maka sistem akan menampilkan data pesantren yang dicari dan terdapat tombol Edit dan Lihat Detail. Jika memilih lihat detail maka data akan tampil dan dapat memilih untuk mencetak atau keluar dari tampilan data. Jika memilih tombol edit data maka sistem akan menampilkan form edit data pesantren, terdapat tombol Simpan, Hapus dan Keluar. Jika data telah diedit maka perubahan data tersebut harus disimpan dengan memilih tombol simpan. Jika data ingin dihapus maka klik tombol hapus dan ingin keluar dari form edit klik tombol keluar. Selanjutnya sistem akan menapilkan kembali form cek data dan kemudian klik tombol keluar untuk keluar dari menu Cek Data.
128
4) Diagram aktivitas dari Use case Manajemen Pengguna Admin
Sistem
Login
Memverifikasi username & password Login invalid
Login valid
Memilih menu Data Pengguna
Menampilkan form data pengguna, dan tombol Tambah, Cari Cari data
Menginput data pengguna pada form dan klik tombol Cari
Tambah data
Klik tombol Tambah untuk menambahkan data pengguna
Mengisi form dan Klik tombol Simpan
Menampilkan form data pengguna yang lebih lengkap
Menampilkan pesan data pengguna tersimpan
Menampilkan data pengguna yang dicari, tombol Edit dan tombol Delete
edit data
Klik tombol Edit
delete data Klik tombol Delete
Menampilkan pesan data terhapus
menampilkan form data pengguna, tombol Simpan dan tombol Keluar simpan data
Mengedit data pengguna dan Klik Simpan
keluar
Klik Keluar
Menampilkan pesan data pengguna tersimpan dan kembali ke menu Data Pengguna Keluar menu Data Pengguna
Gambar 4.7 Activity Diagram dari Use Case Manajemen Pengguna
129
Admin akan melakukan login terlebih dahulu, sistem akan merespon dengan memverifikasi username dan password. Jika login invalid maka Admin diminta untuk melakukan login kembali, sedangkan jika login valid maka admin dapat memilih menu Data Pengguna. Sistem akan menampilkan form data pengguna. Jika Admin memilih tambah data untuk menambahkan data pengguna maka sistem akan menampilkan form data untuk diinputkan oleh Admin. Kemudian data diinputkan dan disimpan sehingga akan tampil pesan data pengguna telah tersimpan. Jika memilih tombol cari maka sistem akan menampilkan data pengguna yang dicari dan mengaktifkan fungsi edit dan delete. Untuk menghapus data pengguna maka Admin mengklik Delete, maka sistem akan menghapus data pengguna. Sedangkan untuk mengedit data, Admin mengklik edit. Maka sistem akan menampilkan form edit data pengguna. Jika Admin telah melakukan perubahan data lalu mengklik tombol Simpan, untuk menyimpan data tersebut. Selanjutnya data tersimpan dan Admin dapat keluar dari menu Data Pengguna.
130
5) Diagram aktivitas dari Use case Monitoring Data Pesantren Admin
Memilih dan isi form yang sesuai, klik tombol Cari
Memilih Data Pesantren, Klik Lihat Detail
Menampilkan form Pilihan data Pesantren, dan tombol Cari
Menampilkan Daftar Pesantren, tombol Lihat Detail
Menampilkan Data Pesantren, tombol Cetak, dan Keluar keluar cetak Klik Keluar Klik Cetak
Menampilkan Form Setting Cetak, dan tombol Print
Klik Print
Gambar 4.8 Activity Diagram dari Use Case Monitoring Data Pesantren Admin akan melakukan login terlebih dahulu, sistem akan merespon dengan memverifikasi username dan password. Jika login invalid maka Admin diminta untuk melakukan login kembali, sedangkan jika login valid maka admin dapat memilih menu Data Pesantren. Sistem akan menampilkan form pilihan data pesantren dan tombol Cari. Admin akan memilih dan mengisi form dengan data yang sesuai dan klik tombol cari. Sistem akan menampilkan daftar pesantren dan tombol Lihat Detail. Selanjutnya data pesantren ditampilkan oleh sistem. Jika
131
menekan tombol cetak maka akan tampil pengaturan untuk mencetak data pesantren, lalu klik tombol Print untuk memulai proses cetak data pesantren. Jika klik tombol keluar maka sistem akan keluar dari menu Data Pesantren. 6) Diagram aktivitas dari Use case Manipulasi Data Pendukung Admin
Sistem
Login
Memverifikasi username & password login invalid
Login valid
Memilih menu Data Pendukung
data propinsi data kabupaten Memilih menu Data Kabupaten
Memilih menu Data Propinsi
Menampilkan form pilihan data, tombol Tambah dan tombol Cari
tambah data cari data
Klik tombol Tambah untuk menginputkan data
Menginput data, lalu klik tombol Cari
Mengisi data dan klik tombol Simpan
Menampilkan form data propinsi yang lebih lengkap
Menampilkan pesan data tersimpan
Menampilkan data yang dicari, tombol Edit dan tombol Delete
Klik tombol Edit
edit data delete data Klik tombol Delete
Menampilkan pesan data terhapus
menampilkan form data, tombol Simpan dan tombol Keluar
simpan data
keluar
Mengedit data, dan klik Simpan Klik tombol Keluar Menampilkan data tersimpan dan ke menu awal Data Pendukung Keluar menu Data Pendukung
Gambar 4.9 Activity Diagram dari Use Case Memanipulasi Data Pendukung
132
Admin akan melakukan login terlebih dahulu, sistem akan merespon dengan memverifikasi username dan password. Jika login invalid maka Admin diminta untuk melakukan login kembali, sedangkan jika login valid maka admin dapat memilih menu Data Pendukung. Admin dapat memilih sub menu Data Propinsi atau Data Kabupaten. Untuk kedua sub menu ini sistem akan menampilkan form pilihan data masing-masing, yaitu propinsi atau kabupaten dan tombol pilihan Tambah dan Cari. Jika Admin memilih tambah data untuk menambahkan data propinsi atau kabupaten maka sistem akan menampilkan form data untuk diinputkan oleh Admin. Kemudian data diinputkan dan disimpan sehingga akan tampil pesan data propinsi atau kabupaten telah tersimpan. Jika memilih tombol cari maka sistem akan menampilkan data yang dicari dan mengaktifkan fungsi edit dan delete. Untuk menghapus data maka Admin mengklik Delete, maka sistem akan menghapus data tersebut. Sedangkan untuk mengedit data, Admin mengklik edit. Maka sistem akan menampilkan form edit data propinsi atau kabupaten. Jika Admin telah melakukan perubahan data lalu mengklik tombol Simpan, untuk menyimpan data tersebut. Selanjutnya data tersimpan dan Admin dapat keluar dari menu Data Pendukung.
133
7) Diagram aktivitas dari Use case Melihat Laporan Profil Public User
Sistem
Memilih menu Laporan Profil Pesantren
Menampilkan form pilihan Laporan Profil, dan tombol Lihat
Laporan tidak ditemukan
Menginput dan pilih data profil pesantren, dan klik tombol Lihat
Laporan profil ditemukan menampilkan Laporan Profil Pesantren Keluar
Klik keluar Cetak Simpan Klik Cetak
menampilkan jendela setting printer
Klik Print
Klik Simpan
menyimpan laporan pada direktori yang diinginkan
Klik Keluar
Gambar 4.10 Activity Diagram dari Use Case Melihat Laporan Profil Pesantren
134
Public User memilih menu Laporan Profil Pesantren, maka sistem akan menampilkan form pilihan data pesantren dan tombol Lihat. Public User akan menginputkan dan memilih data profil pesantren dan mengklik tombol Lihat. Jika data profil pesantren tidak ditemukan maka sistem akan menampilkan kembali form pilihan data pesantren. Sedangkan jika data profil ditemukan maka sistem akan menampilkan laporan profil pesantren tersebut. Public User dapat memilih pilihan untuk mencetak, menyimpanatau keluar. Jika Public User mengklik tombol Cetak maka sistem akan menampilkan jendela pengaturan printer, untuk memulai mencetak Public User mengklik Print. Untuk menyimpan laporan profil pesantren Public User mengklik tombol Simpan maka sistem akan menyimpan laporan pada direktori yang diinginkan. Jika ingin keluar Public User mengklik tombol Keluar.
135
8) Diagram aktivitas dari Use case Melihat Laporan Nasional Public User
Sistem
Menampilkan Form Pilihan Laporan Nasional
Memilih Menu Laporan Nasional Pesantren
Memilih jenis Laporan Nasional Pesantren
Menampilkan Laporan Nasional Pesantren
Keluar Simpan Cetak Klik Keluar
Klik Cetak
Menampilkan jendela setting printer
Klik Print
Klik Simpan
Menyimpan laporan pada direktori yang diinginkan
Klik Keluar
Gambar 4.11 Activity Diagram dari Use Case Melihat Laporan Nasional Pesantren
Public User memilih menu Laporan Nasional Pesantren, maka sistem akan menampilkan form pilihan laporan nasional pesantren. Public User akan memilih jenis laporan pesantren yang dicari dan mengklik tombol Lihat. Sistem akan menampilkan laporan nasional pesantren tersebut. Public User dapat memilih pilihan untuk mencetak, menyimpan atau keluar. Jika Public User mengklik tombol Cetak maka sistem akan menampilkan jendela
136
pengaturan printer. Untuk menyimpan laporan nasional pesantren Public User mengklik tombol Simpan maka sistem akan menyimpan laporan pada direktori yang diinginkan. Jika ingin keluar Public User mengklik tombol Keluar. 9) Diagram aktivitas dari Use case Melihat Laporan Nasional Public User
Sistem
Memilih menu Statistik Pesantren
Menampilkan pilihan jenis data statistik pesantren
Memilih jenis data Statistik Pesantren
Menampilkan data Statistik Pesantren yang diinginkan
Keluar Klik Keluar
Cetak Klik Cetak
Simpan
Klik Print
Klik Simpan
Menampilkan jendela setting printer
menyimpan data statistik pada direktori yang diinginkan
Klik Keluar
Gambar 4.12 Activity Diagram dari Use Case Melihat Data Statistik Pesantren Public user memilih menu Statistik Pesantren, maka sistem akan menampilkan form pilihan jenis data statistik pesantren dan tombol Lihat. Public user akan menginputkan dan memilih jenis data statistik pesantren dan mengklik tombol Lihat. pesantren tersebut.
Maka sistem akan menampilkan data statistik
137
Public user dapat memilih pilihan untuk mencetak, menyimpanatau keluar. Jika Public user mengklik tombol Cetak maka sistem akan menampilkan jendela pengaturan printer, untuk memulai mencetak Public User mengklik Print. Untuk menyimpan data statistik pesantren Public User mengklik tombol Simpan maka sistem akan menyimpan data statistik pada direktori yang diinginkan. Jika ingin keluar Public User mengklik tombol Keluar.
4.4.5
Class Diagram Class Diagram merupakan diagram yang menunjukkan hubungan antara
class di dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborsi untuk mencapai suatu tujuan. Class biasanya digunakan untuk mendefinisikan
objek-objek
bisnis.
Class-class
seperti
ini
biasanya
mendefinisikan model database dari suatu aplikasi. Atas dasar itulah class seperti ini sering disebut dengan class entity karena mewakili objek database. Class entity ini menjelaskan esensi sistem informasi apapun. Biasanya analisis kebutuhan digunakan untuk menemukan class entity ini. Akan tetapi, untuk bisa menjalankan sistem secara benar, sistem membutuhkan class-class yang mendefinisikan objek-objek GUI (seperti form layar) yang disebut class boundary. Sistem juga membutuhkan class-class yang mengontrol logika program yang disebut class control. Berikut ini disebutkan ketiga class tersebut dalam mengembangkan aplikasi SIMPONTREN, sebelumnya dijelaskan cara pencarian kandidat class entity pada aplikasi SIMPONTREN.
138
Tabel 4.14 Kandidat Class Entity pada Aplikasi SIMPONTREN Requirement
Class Entity
1. Calon Operator Data Entry pertama kali aktif
Pendaftar
ke dalam SIMPONTREN harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu, username dan password sesuai yang telah diberikan admin 2. Admin dan Operator Data Entry ingin Login
Pengguna
terhadap sistem dengan menginputkan data username dan password, maka sistem akan memvalidasi username dan password tersebut 3. Operator Data Entry menginputkan data pesantren
yang
meliputi
data
umum
Pesantren, Santri, Fasilitas, Pengajar dan Keuangan
pesantren, data santri, data fasilitas, tenaga pengajar dan data keuangan 9. Admin perlu menginputkan data pengguna yang dibedakan berdasarkan tugas dan hak
Pengguna,
Propinsi,
Kabupaten.
akses dan setiap pengguna (Operator Data Entry)
merupakan
perwakilan
tiap-tiap
propinsi
Tabel 4.15 Spesifikasi Stereotype Class Tingkat Perancangan Class Boundary
Class Control
Class Entity
MainPage FormLogin
Proses Login (verifikasi
Pengguna
username dan password) FormInputData
AddData
Pesantren Santri Pengajar Fasilitas Keuangan
139
FormSelectData
Edit_View _Data
Pesantren Santri Pengajar Fasilitas Keuangan
FormPropinsi
AddEditPropinsi
Propinsi
FormKabupaten
AddEditKabupaten
Kabupaten
FormPengguna
AddEditPengguna
Pengguna
FormLaporanProfil
ProsesLaporanProfil
Pesantren Santri Pengajar Fasilitas Keuangan
FormLaporanNasional
ProsesLaporanNasional
Pesantren Santri Pengajar Fasilitas Keuangan
FormDataStatistik
ProsesDataStatistik
Pesantren Santri Pengajar Fasilitas Keuangan
Langkah selanjutnya adalah membuat class diagram. Dengan mengacu pada ilustrasi Tabel 4.15 maka pemodelan class diagram digambarkan seperti pada Gambar 4.13.
140
Pengguna id_user : int username : Strin... fullname : String email : S tring telpon : String Jabat an : String
Pesantren nspp : int nama : String alamat : String t ok oh_pendiri : Strin... jenjang_pdd1 : String jenjang_pdd2 : String t elpon : String thn_berdri : year
Kabupaten id_kabupaten : int kabupaten : string
1 1
t ambah_pesantren() edit_pesantren() delete_pesantren()
Santri id_santri : int s_ra/tk : int s_ra/tk1 : int s_ra/tk2 : int s_mi/sd : int s_mi/sd1 : int s_mi/sd2 : int s_mts/smp : int s_mts/smp1 : i... s_mts/smp2 : i... s_ma/sma : int s_ma/sma1 : int s_ma/sma2 : int s_ptai/ptu : int s_ptai/ptu1 : int s_ptai/ptu2 : int
tambah_prop() edit_prop() delete_prop()
Pengajar id_pengajar : i... s_kyai : int s_kyai1 : int s_kyai2 : int s_tu : int s_tu1 : int s_tu2 : int s_ustadz : int s_ustadz1 : int s_ustadz2 : int s_dosen : int s_dosen1 : int s_dosen2 : int
Fasilitas id_fasilitas : int k_rguru_b : int k_rguru_rr : int k_rguru_rb : int luas_rguru : int k_rbljr_baik : int k_rbljr_rr : int k_rbljr_rb : int luas_rbljr : int k_rolahraga_b : int k_rolahraga_rr : int k_rolahraga_rb : int luas_rolahraga : int k_msjdmshla_b : int k_msjdmshla_rr : int k_msjdmshla_rb : i... luas_msjdmshla : int
tambah_kab() edit_kab() delete_kab()
Keuangan id_keuangan : int biaya_pend : int biaya_hdp : int usaha : int upos : int bntuan_ppus : int bntuan_pd : int sumbgn_ttp : int sumbgn_tdktetp : i...
Gambar 4.13 Class Diagram Diagram Class pada Gambar 4.13 memiliki sembilan class yang saling berhubungan, yaitu User, Abstract Entry, Propinsi, Kabupaten, Pesantren, Santri, Pengajar, Fasilitas dan Keuangan. Masing-masing class memiliki atribut-atribut kecuali class Abstact Entry yang bertindak sebagai Class Absract yang menjadi superclass terhadap class Propinsi, Kabupaten dan Pesantren, karena pada class ini dideklarasikan variabel creator dan last_edited dari class User yang dibutuhkan masing-masing subclass. Selain itu class Pesantren mempunyai
141
asosiasi dengan class Propinsi dan class Kabupaten. Dan class Santri, Pengajar, Fasilitas dan Keuangan merupakan agregasi atau bagian dari class Pesantren.
4.4.6
Sequence Diagram Sequence diagram menunjukkan bagaimana detail operasi dilakukan pesan
apa yang dikirim dan kapan. Sequence diagram didasarkan atas class diagram yang sudah dibuat, dari tabel spesifikasi stereotype class sebelumnya didapat beberapa class entity yang memilki alir aktifitas yang sama. Di antaranya Pesantren, Santri, Fasilitas, Pengajar dan Keuangan. Oleh karena itu pada perancangan sequence diagram ini, akan digambarkan salah satu perwakilan dari class entity yaitu Pesantren.
:MainPage <>
:FormDaftar <>
:AddDaftar <>
:Pendaftaran
: Pendaftar Tampilan Awal Web FormDaftar() Koneks iDatabase InputDaftar() Simpan() close()
Gambar 4.14 Sequence Diagram untuk Use Case Mendaftar sebagai Pengguna
Sequence diagram Gambar 4.14 menjelaskan proses pendaftaran calon user yang mendaftar sebagai operator data entry, dengan menginputkan data pada FormDaftar
Gambar 4.15 Sequence Diagram untuk Use Case Pengecekan Data Pesantren
Cetak()
143
Pada diagram sequence Pengecekan Data Pesantren, tahap ini dimulai dengan proses login, dimana Operator Data Entry menginputkan username dan password pada class boundary atau disebut juga user interface (ui) FormLogin. Selanjutnya proses login diverifikasi pada class controller Proses Login yang langsung terintegrasi dengan database dan melakukan validasi pada objek atau class entity Pengguna. Ketika pengecekan status login, jika status login invalid (No) maka proses untuk masuk ke tampilan halaman web operator data entry tidak dapat dilakukan dan proses login mengirimkan message ke class boundary FormLogin untuk melakukan operation destroy. Jika status login valid (Yes) maka secara otomatis akan masuk ke tampilan awal halaman web Operator Data Entry. Selanjutnya class boundary MainPage akan memanggil FormSelectData untuk melakukan pemilihan data yang dicari. Data yang dipilih disini dapat berupa pesantren, santri, pengajar, fasilitas dan keuangan. Untuk pemodelan sequnce diagram ini akan diambil contoh menggunakan pesantren. Setelah memilih jenis data maka database mulai terkoneksi untuk memeriksa pilihan data tersebut. Selanjutnya pesantren akan tampil dalam daftar tabel dan terdapat dua perintah yaitu perintah Lihat dan Edit. Ketika memilih Lihat, maka database akan menghubungkan dengan class Pesantren, selanjutnya data ditampilkan dan dapat dicetak. Kemudian ketika memilih perintah edit, maka akan dilakukan penyimpanan untuk data data diperbaharui dan akan terupdate dalam database. Selanjutnya halaman web akan kembali pada FormSelectData. Setelah selesai Operator Data Entry dapat keluar dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
144
:From Login <>
:Proses Login <>
: DataUser
:Main Page <>
:FormInputData <>
:AddData <>
: Data Pesantren
: Operator Data Entry FormLogin() VerifikasiUsernamePassword()
Gambar 4.16 Sequence Diagram untuk Use Case Menginput Data Pesantren
145
Pada diagram sequence Menginput Data Pesantren, tahap ini dimulai dengan proses login, dimana Operator Data Entry menginputkan username dan password pada class boundary atau disebut juga user interface (ui) FormLogin. Selanjutnya proses login diverifikasi pada class controller ProsesLogin yang langsung terintegrasi dengan database dan melakukan validasi pada objek atau class entity Pengguna. Ketika pengecekan status login, jika status login invalid (No) maka proses untuk masuk ke tampilan halaman web operator data entry tidak dapat dilakukan dan proses login mengirimkan message ke class boundary FormLogin untuk melakukan operation destroy. Jika status login valid (Yes) maka secara otomatis akan masuk ke tampilan awal halaman web operator data entry. Selanjutnya class boundary MainPage akan memanggil FormInputData untuk memasukkan atau menambahkan data pesantren. Selanjutnya proses penambahan data dilakukan pada class controller AddData dan akan disimpan pada objek atau class entity Pesantren dan akan terupdate dalam database. Selanjutnya halaman web akan kembali pada FormInputData. Setelah proses menginput data selesai Operator Data Entry dapat keluar dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
146
:From Login <>
:Proses Login <>
: DataUser
:Main Page <>
:FormSelectData <>
:ViewData <>
: Data Pesantren
: Admin FormLogin() VerifikasiUsernamePassword()
KoneksiDatabase()
Validasi UsernamePassword
CheckStatus() Status Login
TampilanAwalPage() FormSelectData()
ReleaseRecord() SelectData() KoneksiDatabase()
get_data()
display_data()
Cetak() Cetak() Close() Logout()
Gambar 4.17 Sequence Diagram untuk Use Case Monitoring Data Pesantren
147
Pada diagram sequence Monitoring Data Pesantren, tahap ini dimulai dengan proses login, dimana Admin menginputkan username dan password pada class boundary atau disebut juga user interface (ui) FormLogin. Selanjutnya proses login diverifikasi pada class controller ProsesLogin yang langsung terintegrasi dengan database dan melakukan validasi pada objek atau class entity Pengguna. Ketika pengecekan status login, jika status login invalid (No) maka proses untuk masuk ke tampilan halaman web bagi Admin tidak dapat dilakukan dan proses login mengirimkan message ke class boundary FormLogin untuk melakukan operation destroy. Jika status login valid (Yes) maka secara otomatis akan masuk ke tampilan awal halaman web Admin. Selanjutnya class boundary MainPage akan memanggil FormSelectData untuk melakukan pemilihan data yang dicari. Untuk pemodelan sequnce diagram ini akan diambil contoh menggunakan data pesantren. Setelah memilih jenis data maka database mulai terkoneksi untuk memeriksa pilihan data tersebut. Data pesantren yang dicari telah didapat dan akan selanjutnya data ditampilkan dan dicetak. Setelah selesai Admin dapat keluar dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
Gambar 4.18 Sequence Diagram untuk Use Case Manajemen Pengguna
149
Pada diagram sequence Pengelolaan Data Pengguna, tahap ini dimulai dengan proses login, dimana Admin menginputkan username dan password pada class boundary atau disebut juga user interface (ui) FormLogin. Selanjutnya proses login diverifikasi pada class controller ProsesLogin yang langsung terintegrasi dengan database dan melakukan validasi pada objek atau class entity Pengguna. Ketika pengecekan status login, jika status login invalid (No) maka proses untuk masuk ke tampilan halaman web Admin tidak dapat dilakukan dan proses login mengirimkan message ke class boundary FormLogin untuk melakukan operation destroy. Jika status login valid (Yes) maka secara otomatis akan masuk ke tampilan awal halaman web Admin. Selanjutnya class boundary MainPage akan memanggil FormPengguna untuk melakukan penambahan dan pengeditan data pengguna sistem. Proses Add dan Edit data pengguna dilakukan pada class controller Add_Edit_Data dan terhubung dengan database untuk memanggil data dan menyimpan perubahan data pengguna. Setelah selesai menginputkan dan mengedit data pengguna, Admin dapat keluar dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
Gambar 4.19 Sequence Diagram untuk Use Case Manipulasi Data Pendukung
151
Pada diagram sequence Manipulasi Data Pendukung, tahap ini dimulai dengan proses login, dimana Admin menginputkan username dan password pada class boundary atau disebut juga user interface (ui) FormLogin. Selanjutnya proses login diverifikasi pada class controller ProsesLogin yang langsung terintegrasi dengan database dan melakukan validasi pada objek atau class entity Pengguna. Ketika pengecekan status login, jika status login invalid (No) maka proses untuk masuk ke tampilan halaman web Admin tidak dapat dilakukan dan proses login mengirimkan message ke class boundary FormLogin untuk melakukan operation destroy. Jika status login valid (Yes) maka secara otomatis akan masuk ke tampilan awal halaman web Admin. Selanjutnya class boundary MainPage akan memanggil form data pendukung, yaitu propinsi atau kabupaten. Untuk pemodelan sequence diagram ini dicontohkan dengan propinsi. Setelah FormPropinsi ditampilkan amka database akan terhubung untuk melakukan penambahan dan pengeditan data propinsi. Proses Add dan Edit propinsi dilakukan pada class controller Add_Edit_Data dan terhubung dengan database untuk memanggil data dan menyimpan perubahan data propinsi. Setelah selesai menginputkan dan mengedit data propinsi, Admin dapat keluar dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
Gambar 4.20 Sequence Diagram Melihat Laporan Profil Pesantren Pada diagram sequence Melihat Laporan Profil Pesantren, tahap ini dimulai Public User dengan menampilkan halaman utama web yaitu class boundary MainPage. Kemudian memanggil FormLaporanProfil untuk melakukan pemilihan jenis laporan profil pesantren yang dicari. Dalam class controller ProsesLaporanProfil jenis laporan yang dipilih diinputkan dan database mulai terkoneksi untuk memeriksa pilihan data tersebut. Selanjutnya laporan profil pesantren akan ditampilkan dan dapat dicetak. Setelah selesai Public User dapat keluar dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
Gambar 4.21 Sequence Diagram Melihat Laporan Nasional Pesantren Pada diagram sequence Melihat Laporan Nasional Pesantren, tahap ini dimulai Public User dengan menampilkan halaman utama web yaitu class boundary MainPage. Kemudian memanggil FormLaporanNasional untuk melakukan pemilihan jenis laporan profil pesantren yang dicari. Dalam class controller ProsesLaporanNasional jenis laporan yang dipilih diinputkan dan database mulai terkoneksi untuk memeriksa pilihan data tersebut. Selanjutnya laporan nasional pesantren akan ditampilkan dan dapat dicetak. Setelah selesai Public User dapat keluar dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
Gambar 4.22 Sequence Diagram untuk use case Melihat Data Statistik Pesantren.
Pada diagram sequence Melihat Data Statistik Pesantren, tahap ini dimulai Public User dengan menampilkan halaman utama web yaitu class boundary MainPage. Kemudian memanggil FormDataStatistik untuk melakukan pemilihan jenis data statistik pesantren yang dicari. Dalam class controller ProsesDataStatistik jenis data statistik yang dipilih diinputkan dan database mulai terkoneksi untuk memeriksa pilihan data tersebut. Selanjutnya data statistik pesantren akan ditampilkan dan dapat dicetak. Setelah selesai Public User dapat keluar dari menu dan juga dapat logout dari sistem.
155
4.4.7
Statechart Diagram Statechart Diagram biasanya digunakan untuk memodelkan perilaku
dinamis suatu class atau objek. Selain itu statechart diagram juga digunakan untuk memodelkan objek dari semenjak dibuat sampai selesai. Pada kondisi ini tidak semua class mempunyai state yang menarik untuk dibahas. Untuk itu tingkah laku object yang telah ditemukan digambarkan pada statechart diagram berikut. 1. Statechart Diagram dari objek pesantren membuat laporan input data
Pesantren dibuat
pengecekan data lihat detail Pesantren ditampilkan
hapus
Pesantren diperbarui
siap cetak
edit
lihat
Gambar 4.23 Statechart Diagram Pesantren Statechart Diagram untuk objek pesantren dimulai dengan input data atau membuat laporan, maka pesantren dibuat. Pesantren ditampilkan pada saat melihat detail atau pengecekan dan pesantren diperbarui ketika dilakukan proses edit dan hapus. Selanjutnya state selesai ketika pesantren siap cetak.
156
2. Statechart Diagram dari objek santri membuat laporan input data
Santri dibuat pengecekan
lihat detail
hapus
Santri ditampilkan
edit
Santri diperbarui
siap cetak
lihat
Gambar 4.24 Statechart Diagram Santri Statechart Diagram untuk objek santri dimulai dengan input data atau membuat laporan, maka santri dibuat. Santri ditampilkan pada saat melihat detail atau pengecekan dan santri diperbarui ketika dilakukan proses edit dan hapus. Selanjutnya state selesai ketika santri siap cetak. 3. Statechart Diagram dari objek pengajar membuat laporan input data
Pengajar dibuat
pengecekan lihat detail Pengajar ditampilkan
hapus
siap cetak
edit Pengajar diperbarui
lihat
Gambar 4.25 Statechart Diagram Pengajar
Statechart Diagram untuk objek pengajar dimulai dengan input data atau membuat laporan, maka pengajar dibuat. Pengajar ditampilkan pada saat
157
melihat detail atau pengecekan dan pengajar diperbarui ketika dilakukan proses edit dan hapus. Selanjutnya state selesai ketika pengajar siap cetak. 4. Statechart Diagram dari objek fasilitas membuat laporan input data
Fasilitas dibuat
pengecekan lihat detail Fasilitas ditampilkan
hapus
siap cetak
edit
Fasilitas diperbarui
lihat
Gambar 4.26 Statechart Diagram Fasilitas Statechart Diagram untuk objek fasilitas dimulai dengan input data atau membuat laporan, maka fasilitas dibuat. Fasilitas ditampilkan pada saat melihat detail atau pengecekan dan fasilitas diperbarui ketika dilakukan proses edit dan hapus. Selanjutnya state selesai ketika fasilitas siap cetak. 5. Statechart Diagram dari objek keuangan membuat laporan input data
Keuangan dibuat
pengecekan lihat detail Keuangan ditampilkan
hapus Keuangan diperbarui
edit lihat
Gambar 4.27 Statechart Diagram Keuangan
siap cetak
158
Statechart Diagram untuk objek keuangan dimulai dengan input data atau membuat laporan, maka keuangan dibuat. Keuangan ditampilkan pada saat melihat detail atau pengecekan dan keuangan diperbarui ketika dilakukan proses edit dan hapus. Selanjutnya state selesai ketika keuangan siap cetak. 6. Statechart Diagram dari objek pengguna input username dan password
invalid
username dan password diverifikasi valid User diaktifkan
chek user add user lihat
User ditambahkan
hapus User diperbarui
User ditampilkan
proses selesai
edit lihat
Gambar 4.28 Statechart Diagram Pengguna Statechart Diagram untuk objek pengguna dimulai dengan input username dan password, maka statenya berupa username dan password diverifikasi. Ada dua kemungkinan transisi berikutnnya yaitu invalid maka state akan finish dan valid maka user diaktifkan. User ditampilkan pada saat melihat detail atau check user dan user diperbarui ketika dilakukan proses edit dan hapus.
159
4.4.8
Rancangan Sistem Basis Data Rancangan sistem basis data (database) SIMPONTREN ini merupakan
rancangan sistem informasi berbasis web yang mengintegrasikan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Database ini didapat dari pemetaan (maaping) class entity yang telah digambarkan dalam class diagram sebelumnya. Pemetaan data-data yang berhubungan dalam sistem dijabarkan dalam bentuk tabel. Berikut adalah tabel-tabel database yang dihubungkan oleh foreign key untuk menunjukkan relasi atau disebut juga Relational Database Management System (RDBMS).
160
Gambar 4.29 Database Relational (Physical Database Schema) SIMPONTREN
161
Berdasarkan physical database schema Gambar 4.29, maka spesifikasi database yang akan diimplementasikan adalah sebagai berikut. 1. Tabel pesantren File Name
Pada tahap ini dilakukan perancangan tampilan (antarmuka) halamanhalaman web, dimana dari beberapa menu atau submenu memiliki form, yaitu form tambah data, daftar data dan edit data. Perancangan antarmuka ini diharapkan dapat memudahkan pengguna, admin dan operator data entry serta public user dalam menjalankan sistem informasi manajemen pondok pesantren. Berikut ini adalah gambaran rancangan antarmuka simpontren. 1) Halaman Utama Public User Halaman ini adalah tampilan awal ketika masuk ke dalam web SIMPONTREN, yang juga merupakan main page bagi public user dan terdapat form login bagi admin dan operator data entry.
Gambar 4.30 Rancangan Halaman Utama Web Public user
170
2) Menu Laporan Nasional Pesantren Bagi public user yang ingin melihat laporan nasional maka memilih propinsi, tahun dan kategori laporan.
Gambar 4.31 Rancangan Form Select Laporan Nasional Pesantren
Gambar 4.32 Rancangan Menu Laporan Nasional Pesantren
171
3) Menu Laporan Profil Pesantren Bagi public user yang ingin melihat laporan profil maka menginputkan nspp (nomor statistik pesantren), nama pesantren dan propinsi.
Gambar 4.33 Rancangan Form Select Laporan Profil Pesantren
Gambar 4.34 Rancangan Menu Laporan Profil Pesantren 4) Menu Cek Data Pesantren Halaman ini bagi operator data entry untuk melihat detail dan mengedit data pesantren
172
Gambar 4.35 Rancangan Menu Cek Data Pesantren
5) Menu Input Data Pesantren Halaman Input Data Pesantren digunakan oleh operator data entry menginputkan data pesantren, santri, pengajar, fasilitas dan keuangan.
Gambar 4.36 Rancangan Menu Input Pesantren
173
HEADER Santri
Username
Pengajar
Fasilitas
Keuangan
Logout
Form Input Santri Tahun : HOME
No
Jenjang Pendidikan
1
TK/RA
Input Data Cek Data
Jmlah Santri Lk
2
SD/MI
3
SMP/MTs
Pr
Simpan
Gambar 4.37 Rancangan Menu Input Santri
Gambar 4.38 Rancangan Menu Input Pengajar
Reset
174
Gambar 4.39 Rancangan Menu Input Fasilitas
4.5
Implementasi Sistem (Construction dan Testing) Tahap implementasi sistem dibagi menjadi dua bagian yaitu construction
dan testing sistem. Berikut ini adalah penjelasannya.
4.5.1
Konstruksi Perangkat Lunak Blueprint (cetak biru) sistem yang telah dimodelkan dan dirancang
sebelumnya dieksekusi menjadi sebuah set kode program dengan menggunakan bahasa pemograman PHP 5 guna mengimplementasikan sistem informasi manajemen pondok pesantren. Sejumlah tools digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak sistem informasi manajemen pondok pesantren. Pada tabel berikut ditunjukkan daftar tools yang digunakan dalam pengembangan SIMPONTREN.
175
Tabel 4.26 Daftar Tools Pengembangan Perangkat Lunak Sistem No.
Tools
Kegunaan
1
Rational Rose
Mendesain diagram-diagram UML
2
DBDesigner 4
Menggambarkan database schema aplikasi
3
PHP 5
Bahasa pemograman untuk mengembangkan aplikasi SIMPONTREN
4
MySQL
Database yang digunakan dalam sistem
5
XAMPP Apache HTTP Server
Web Server
6
PHP MyAdmin
Perangkat untuk mengakses database yang terdapat pada XAMPP Apache
7
4.5.2
Mozilla Firefox 3.5
Web Browser
Penyiapan Rencana Implementasi Jaringan SIMPONTREN yang telah dibuat akan diimplementasikan melalui
jaringan internet. Gambaran implementasi jaringan ditetapkan menggunakan jaringan internet dapat dilihat pada Gambar 4.40.
176
Gambar 4.40 Gambaran Implementasi Jaringan untuk SIMPONTREN
4.5.3
Spesifikasi Hardware Perangkat keras yang dibutuhkan aplikasi SIMPONTREN agar dapat
dijalankan adalah sebagai berikut: 1. Sebuah komputer yang digunakan operator data entry dan public user untuk mengakses sistem SIMPONTREN. Spesifikasi minimum komputer yang dibutuhkan adalah: a. Processor dengan kecepatan 133 MHz b. RAM 32 MB c. Monitor Super VGA minimum 15” d. Harddisk 1 GB e. Keyboard
177
f. Mouse g. Modem 2. Sebuah komputer yang digunakan administrator sebagai server aplikasi SIMPONTREN. Spesifikasi minimum komputer yang disarankan adalah: a. Processor dengan kecepatan 1 GHz b. RAM 128 MB c. Monitor Super VGA minimum 15” d. Harddisk 20 GB e. Keyboard f. Mouse g. Modem
4.5.4
Uji Coba (Testing) Setelah melakukan pengkodean dari aplikasi SIMPONTREN, sistem ini
harus diuji, apakah sistem ini sudah bekerja sesuai spesifikasi yang diharapkan atau belum. Tahap uji coba (testing) merupakan tahap meletakkan sistem suapaya dipastikan tidak terjadi kesalahan sebelum sistem tersebut diserahkan kepada end user. Pada tahap ini dilakukan dengan pengujian masing-masing halaman menu para pengguna. Dilakukan uji coba terhadap integrasi keseluruhan unit program untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah memenuhi kriteria yang diinginkan. Pengetesan ini dilakukan dengan menggunakan metode white box dan black box testing. Pengujian white box yaitu pengujian yang dilakuan lebih dekat
178
lagi untuk menguji prosedur-prosedur yang ada yang dilakukan saat menjalankan bahasa pemrograman. Lintasan logika yang dilalui oleh setiap bagian prosedur yang diuji dengan memberikan kondisi dan loop spesifik. Sedangkan pengujian black box yaitu pengetesan menggunakan metode pengujian logika program yaitu contoh per kasus atau masalah yang diajukan. Berikut ini adalah tabel testing aplikasi SIMPONTREN. 1) Testing halaman Operator Data Entry Tabel 4.26 Testing halaman Operator Data Entry No
Fungsi
1 Login menu operator data entry
Keterangan Masukkan username dan password, jika salah tampil pesan login salah
2 Klik menu Input Data 3 klik simpan
setelah mengisi form input pesantren
4 Klik sub menu santri 5 klik simpan
setelah mengisi form input santri
6 Klik sub menu pengajar 7 klik simpan
setelah mengisi form input pengajar
8 Klik sub menu fasilitas 10 klik simpan
setelah mengisi form input fasilitas
11 Klik sub menu keuangan 12 klik simpan
setelah mengisi form input keuangan
Hasil yang diharapkan
Hasil Ujicoba
Masuk Halaman Home operator data entry
OK
Tampil halaman form input data pesantren
OK
Menambah data pesantren yang akan disimpan pada tabel pesantren Tampil halaman form input santri Menambah data santri yang akan disimpan pada tabel santri Tampil halaman form input pengajar
OK
Menambah data pengajar yang akan disimpan pada tabel pengajar Tampil halaman form input fasilitas Menambah data fasilitas yang akan disimpan dalam tabel fasilitas Tampil halaman form input keuangan Menambah data fasilitas yang akan disimpan dalam tabel keuangan
OK OK
OK OK
OK OK
OK OK
179
13 Klik menu Cek Data
Memilih data pesantren yang dicari
Tampil daftar data pesantren
OK
14 Klik Edit
Memilih salah satu data pesantren untuk diedit Memilih salah satu data pesantren untuk dihapus
Tampil form pengeditan data
OK
Data terhapus dari tabel database
OK
15 Klik Delete
2) Testing halaman Admin Tabel 4.27 Testing halaman Admin No
Fungsi
1 Login menu Admin
Keterangan Masukkan username dan password, jika salah tampil pesan login salah
2 Klik menu Data Pesantren
Hasil yang diharapkan
Hasil Ujicoba
Masuk Halaman Home Admin
OK
Tampil halaman form select data pesantren
OK
3 klik cari
setelah mengisi form select data
Mencari data detail pesantren
OK
4 klik lihat detail
Memilih salah satu daftar pesantren
Tampil data pesantren
OK
Tampil halaman form input pengguna
OK
Menambah data pengguna yang akan disimpan pada tabel pengguna Tampil halaman form edit pengguna
OK
Tampil halaman form input propinsi
OK
Menambah data propinsi yang akan disimpan pada tabel propinsi Tampil halaman form edit propinsi
OK
5 klik menu Data Pengguna 6 klik tambah
setelah mengisi form input pengguna
7 klik edit pengguna
Memilih salah satu data pengguna untuk diedit
8 klik sub menu Propinsi 9 klik tambah
10 klik edit propinsi
setelah mengisi form input propinsi Memilih salah satu data propinsi untuk diedit
11 klik sub menu Kabupaten 12 klik tambah
setelah mengisi form input propinsi
OK
OK
Tampil halaman form input kabupaten
OK
Menambah data kabupaten yang akan disimpan pada tabel
OK
180
kabupaten 13 klik edit kabupaten
Memilih salah satu data kabupaten untuk diedit
Tampil halaman form edit kabupaten
OK
3) Testing halaman Public User Tabel 4.28 Testing halaman public user No
Fungsi
Keterangan
Hasil yang diharapkan
Hasil Ujicoba
1 Klik menu Home
Tampil halaman utama bagi public user
OK
2 klik menu Profil
Tampil halaman profil SIMPONTREN
OK
3 klik sub menu Laporan Profil Pesantren
Tampil halaman form select laporan
OK
Tampil laporan profil pesantren
OK
Tampil halaman form select laporan
OK
Tampil laporan nasional pesantren
OK
4 klik Lihat
setelah mengisi form select laporan
5 klik sub menu Laporan Nasional 6 klik Lihat
setelah mengisi form select laporan
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Tujuan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren (SIMPONTREN) ini untuk membantu subbagian Data dan Informasi Sekjen Pendidikan Islam Kementerian Agama dalam pengolahan data pondok pesantren di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis dan perancangan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren dibangun menjadi sebuah sistem berbasis web yang dapat menampung peningkatan jumlah data dan perbaikan proses validasi yang secara otomatis pada saat data dimasukkan, sehingga informasi yang dihasilkan secara lengkap dan tingkat kebenaran terjamin. 2. Data pesantren yang dihimpun dalam SIMPONTREN ini dapat memberikan informasi terbaru mengenai kondisi pesantren, baik itu profil data pesantren, perkembangan jumlah santri dan pengajar serta kondisi terbaru mengenai fasilitas kegiatan belajar mengajar di setiap pesantren. 3. Manajemen basis data pesantren sudah mengalami perbaikan yang didukung oleh sistem dan perangkat yang memadai dan juga pengaturannya disesuaikan dengan jenis dan kebutuhan sistem, sehingga proses pengolahan data pesantren, seperti penambahan dan pengeditan data dapat dilakukan melalui prosedur yang lebih baik.
181
182
4. Pengguna SIMPONTREN yang memiliki akses masuk sebagai admin dan operator entry merupakan pegawai tingkat pusat dan wilayah yang memiliki username dan password yang unik dan rahasia. Baik admin dan operator data entry memiliki tugas dan wewenang tersendiri dalam setiap menu SIMPONTREN.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dari kesimpulan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Data yang diolah dalam Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren tidak hanya data umum pesantren, santri, fasilitas, pengajar dan keuangan, diharapkan lebih luas lagi untuk dapat mengawasi dan mengatur perkembangan pondok pesantren. Data yang disajikan seperti hasil nilai ujian nasional santri, kegiatan pengembangan santri dan usaha mandiri pesantren, sehingga dapat saling berbagi permasalahan dan mendapatkan pertimbangan solusi bagi kemajuan pondok pesantren. 2. Kemajuan
teknologi
komputerisasi
diharapkan
SIMPONTREN
bisa
memanfaatkan teknologi tersebut untuk terus mengembangkan sistemnya. Sebagai
contoh
pengembangan
SIMPONTREN
berbasis
Java
dan
pemanfaatan manajemen database yang lebih meningkat dengan sistem database berbasis objek atau objek relasional.
DAFTAR PUSTAKA
Arief. 2005. Sistem Informasi. Berbagai makalah tentang sistem informasi dari perspektif: manusia dan sistem informasi, organisasi dan sistem informasi, teknologi dan sistem informasi yang disampaikan dalam Konferensi Nasional Sistem Informasi 2005 di Institut Teknologi Bandung. Informatika: Bandung. Departemen Agama. 2001. Pola Pengembangan Pondok Pesantren. Departemen Agama RI: Jakarta. Departemen Agama. 2006. Statistik Pendidikan Agama dan Keagamaan Tahun Pelajaran 2005-2006. Departemen Agama RI : Jakarta. Fowler, Martin. 2005. UML Distilled 3th Ed., Panduan Singkat Bahasa Pemodelan Obyek Standar. Alih Bahasa. Penerbit Andi: Yogyakarta. Hariyanto, Bambang, Ir., MT. 2004. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Informatika: Bandung. Hariyanto, Bambang, Ir., MT. 2004. Sistem Manajemen Basisdata. Informatika: Bandung. Hariyanto, Bambang, Ir., MT. 2008. Dasar Informatika dan Ilmu Komputer Disertai Aksi-aksi Praktis. Informatika: Bandung. Hermawan, Julius. 2004. Analisa Desain dan Pemograman Berorientasi Obyek dengan UML dan Visual Basic.NET. Andi: Yogyakarta. Jogiyanto, HM., MBA., Akt., Ph.D. 2004. Pengenalan Komputer: dasar ilmu komputer, pemrograman, sistem informasi dan inteligensi buatan. Edisi 3. Andi: Yogyakarta. Jogiyanto, HM., MBA., Akt., Ph.D. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi: Yogyakarta. Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Edisi 1. Andi: Yogyakarta. Kadir, Abdul. 2008. Tuntunan Praktis Belajar Database Menggunakan MySQL. Andi: Yogyakarta. Keraf, Gorys, Prof. Dr. 1994. Komposisi. Nusa Indah: NTT.
183
184
Ladjamudin, Al-Bahra bin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu: Yogyakarta. Masyhud, Muhammad Sulthon., dan Moh. Khusnuridlo. 2006. Manajemen Pondok Pesantren. LaksBang Pressindo: Yogyakarta. Mathiassen, Lars. 2000. Object Oriented Analysis and Design. Marko Publishing McLeod, Raymond Jr., dan George Schell. 2004. Sistem Informasi Manajemen Jilid I. PT. Prenhallindo dan Index: Jakarta. Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu: Yogyakarta. Nata, Abuddin. 2001. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembagalembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Gramedia dan IAIN: Jakarta. Nugroho, Adi. 2002. Analisis & Perancangan SIstem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek. Informatika: Bandung. Nugroho, Adi. 2005. Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek. Informatika: Bandung. Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL. Andi: Yogyakarta. Prasetyo, Didik Dwi. 2003. Administrasi Database Server MySQL. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta. Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Buku 1. Alih bahasa. Andi: Yogyakarta. Sholiq. 2006. Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek dengan UML. Graha Ilmu: Yogyakarta. Sutopo, Ariesto Hadi. 2002. Analisis dan Desain Berorientasi Objek. Informatika: Bandung. Whitten, Jeffrey L., Lonnie D. Bentley., Kevin C. Dittman. 2004. Metode Desain & Analisis Sistem. Ed. 6, Andi: Yogyakarta PhpMyAdmin Devel Team. 2003. PhpMyAdmin [Online] http://www.phpmyadmin.net/home_page/. [1 Pebruari 2010]
Tersedia:
LAMPIRAN A SURAT PENELITIAN
LAMPIRAN B WAWANCARA
WAWANCARA
Nama Pegawai
: Dra. Siti Sakdiyah, M.Pd
Jabatan
: Ketua Subbagian Data dan Informasi
1. Apa tugas dan wewenang dari subbagian Data dan Informasi? Data dan Informasi merupakan subbagian dari bagian Perencanaan dan Data dibawah Sekretariat Dirjen Pendidikan Islam yang menangani data lembaga pendidikan agama dan keagamaan mulai dari pelaksanaan pengumpulan data, penyajian, pelayanan serta proses pengolahannya pada sistem informasi, yang biasa disebut EMIS (Education Management Information System). 2. Data apa saja yang diolah di EMIS? Data-data lembaga pendidikan dan keagamaan yang berada di bawah nauangan Departemen Agama se-Indonesia. Meliputi pondok pesantren, madrasah diniyah, masjid, majelis taklim, penyulus agama Islam, taman pendidikan Al-Qur’an dan sebagainya. 3. Bagaimana alur pengumpulan data yang dilakukan sekarang ini? Data dihimpun melalui formulir-formulir yang disebar ke seluruh daerah untuk diisi oleh setiap lembaga pendidikan dan keagamaan. Formulir yang disebar di tiap kantor wilayah dan kabupaten yang bertanggung jawab untuk mengirimkan formulir ke setiap lembaga yang ada di daerahnya. Setelah formulir diisikan, formulir akan dikembalikan lagi kepada kantor wilayah (kanwil). Kanwil yang sudah memiliki fasilitas dan perangkat komputer yang
memadai dan telah terinstal aplikasi EMIS dapat melakukan penginputan data dari formulir-formulir tersebut. Sedangkan kanwil yang tidak memiliki sarana yang memadai akan mengirimkan formulir ke kantor pusat, maka kantor pusat yang akan melakukan penginputan. Selanjutnya kanwil tersebut mengirimkan data yang telah diinput melalui fasilitas pengiriman data EMIS pada web departemenagama/pendis.go.id, atau ada pula yang mengirimkan manual lewat jasa pengiriman yang disimpan pada media CD (Compact Disk). 4.
Setelah pengumpulan data, apa proses selanjutnya? Setelah data masuk ke dalam aplikasi EMIS di kantor pusat selanjutnya admin kantor pusat melakukan validasi data-data tersebut. Validasi dilakukan untuk mengecek
kelengkapan
data
dan
mengetahui
letak
kesalahan
atau
ketidaksesuaian data yang diinputkan. Selanjutnya dilakukan proses report atau pelaporan. 5.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan dari mulai pengumpulan data sampai pelaporan? Pembuatan instrument yang berupa formulir berisikan data apa yang dibutuhkan setiap dirjen, baik dirjen pondok pesantren maupun direktorat pendidikan Islam dan bagian yang membutuhkan lainnya. Pembuatan formulir hingga cetak membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Sedangkan untuk perancangan penginputan pada aplikasi sekitar dua minggu. Penyebaran formulir dan sosialisasi di setiap kanwil se-Indonesia sekitar dua bulan. Pelaksanaan pengisiian formulir setiap lembaga sekitar satu bulan.
Kembali lagi ke kandepag atau kanwil sekitar dua minggu, dan untuk proses penginputan membutuhkan waktu satu sampai dua bulan tergantung banyaknya data. Dan setelah itu barulah data dikirimkan ke kantor pusat. Selanjutnya kantor pusat melaukan validasi, pelaporan, dan dipublikasikan dalam bentuk booklet Statistik Pendidikan Agama dan Keagamaan. Proses pengolahan data ini dilakukan setiap tahun.
Nama Pegawai
: Asep Sjafrudin, S.Si
Jabatan
: Staff Data dan Informasi untuk Pondok Pesantren (admin)
1.
Aplikasi EMIS dirancang menggunakan program apa? EMIS yang digunakan dirancang melalui program Visual Foxpro 6.0.
2.
Proses apa saja yang dilakukan pada aplikasi EMIS? Proses penginputan, validasi, sampai dengan laporan. Ada juga proses atau fasilitas tambahan untuk menyajikan sistem dalam bentuk diagram ataupun grafik. Fasilitas ini tidak dilakukan pada aplikasi EMIS tetapi membutuhkan perangkat lain yaitu Microsoft Excel.
3.
Apakah pelaksanaan proses pada aplikasi EMIS sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna? Aplikasi ini keunggulannya dapat menyimpan data dalam jumlah yang sangat banyak. Tampilan sudah user friendly sehingga memudahkan pengguna awam atau baru dapat menggunakannya. Mungkin kelemahannya teknologi ini sudah tertinggal jauh dengan keunggulan teknologi sekarang.
131
LAMPIRAN C TAMPILAN APLIKASI
132
TAMPILAN APLIKASI
1.
Public User
2. Laporan Nasional Pesantren
133
3.
Operator Data Entry
LAMPIRAN D SOURCE CODE
137
index.php
<strong>Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat datang di situs Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Ini adalah salah satu jalur komunikasi yang bisa diakses publik. Informasi tentang kebijakan, program, dan kegiatan
pengembangan pendidikan Islam, dalam ha ini Pondok Pesantren, dalam pengelolaan Direktorat Pendidikan Islam bisa diperoleh. Sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengalokasikan anggaran 20% dari APBN, pengembangan pendidikan Islam menyentuh sejumlah target strategis, baik dalam konteks peningkatan akses, peningkatan mutu, maupun penguatan tata kelola.
Semua itu diupayakan melalui aneka kegiatan bersekala nasional, seperti kegiatan bantuan operasional sekolah, beasiswa siswa miskin, rehab ruang kelas, kualifikasi guru, sertifikasi guru, kesejahteraan guru, dan pengembangan madrasah bertaraf internasional. Melalui media situs ini, pembaca akan dapat mengikuti perkembangan yang terjadi dalam konteks pembangunan pendidikan Islam sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional.
Selamat membaca, Wassalam.
Login
Jadwal Kegiatan
Seminar Manajemen Pondok Pesantren
11 ‐ 13 Juni 2010 di Hotel Endah Parahyangan Bandung