EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan)
Vol.1, No.2, Juli 2016
e-ISSN 2502-4787
PENGEMBANGAN SIKAP KREATIF SISWA PADA PRAKTIKUM PENJERNIHAN AIR Sari1, Ratnasari1, Ida Farida1 1
Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati, Jl. A. H. Nasution No. 105 Cipadung - Cibiru, Kota Bandung *e-mail:
[email protected]
Abstract: A problem can be solved by using creative atittude which includes as creativity framer. The creative attitude can be developed in the process of learning at school. Creative Attitude developmenton colloid roles lab water purificationcan be implemented through the application of CBLmodel in the learning process. This research was purposed to describe the students activity by implementing the CBL model on lab water purification and to obtain the depiction of students’ creative attitude. The research method used in this study was an experimental class. The subject research of this study were the students of XI IPA 1 at SMP Mekar Arum Bandung which amounts to 30 students. The instument used in this study were learning description, observation sheet of learning process, worksheet, assessement worksheet,and the questionnaire of creative attitude. Students learning activity that implement the CBL model was held effectively. In general, the students’ creative attitude develompent was considered good. Based on the observation sheet, the students’ highest score that was described as good was implemented on the inquiring sub-indicator, and the score was 63,4%. While based on the questionnaire, the students’ highest score that was described as strongly good was in the sub-indicator of respecting freedom that require responsibility, and the score was 73,3%. The implementation of CBL model is advisable to be used on the other practical. Keywords: Lab water purification; creative attitude Abstrak: Suatu permasalahan dapat diselesaikan dengan menggunakan sikap kreatif yang merupakan salah satu pembentuk kreativitas. Sikap kreatif dapat dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah. Pengembangan sikap kreatif pada praktikum penjernihan air dapat dilakukan melalui penerapan model Context Based Learning (CBL) pada proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan aktivitas siswa dengan menerapkan model CBL pada praktikum penjernihan air dan memperoleh gambaran sikap kreatif siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kelas. Subjek penelitiannya yaitu siswa kelas XI IPA 1 SMA Mekar Arum Bandung sebanyak 30 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu deskripsi pembelajaran, lembar observasi proses pembelajaran, LKS, lembar penilaian kinerja, lembar observasi dan kuesioner sikap kreatif. Aktivitas pembelajaran siswa menggunakan model CBL berlangsung dengan sangat baik. Secara keseluruhan pengembangan sikap kreatif adalah baik. Berdasarkan lembar observasi jumlah siswa tertinggi yang mendapatkan nilai baik ialah pada sub indikator mempertanyakan segala sesuatu yaitu 63,4%. Berdasarkan kuesioner jumlah siswa tertinggi dengan kategori sangat kuat pada sub indikator menghargai kebebasan tapi tahu bahwa
124
125 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016
Sari, Ratnasari dan Farida
kebebasan menuntut tanggung jawab yaitu 73,3%. Penerapan model CBL sebaiknya digunakan pada konsep yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Kata kunci: Praktikum penjernihan air; sikap kreatif
PENDAHULUAN
di
Ilmu kimia sangat penting dipelajari
SMA
diperoleh
Mekar informasi
Arum
Bandung,
bahwa
kegiatan
di sekolah karena berhubungan dengan
proses pembelajaran kimia lebih terfokus
kejadian alam dan erat kaitannya dalam
untuk
mengingat
kehidupan
kimia
yang
sehari-hari.
Mata
pelajaran
prinsip
dan
hukum
berkontribusi
pada
kehidupan
penguasaan konsep, kurang terfokus pada
sehari-hari, salah satu konsep kimia yang
pengembangan sikap kreatif siswa. Guru
erat kaitannya dengan kehidupan sehari-
lebih
hari
yaitu
atau pendekatan yang tidak memfasilitasi
penjernihan air. Konsep penjernihan air
pengembangan sikap kreatif. Mengingat
ini menuntut siswa untuk berkreativitas.
sikap
kreatif
Sikap
penulis
berpendapat
kimia
sangat
adalah
dengan
aplikasi
kreatif
pembentuk
erat
koloid
merupakan
kreativitas
salah
dan
satu
diperlukan
cenderung
pembelajaran
menggunakan
perlu
metode
dikembangkan, bahwa
kimia
kegiatan
di
sekolah
suatu
seharusnya dibuat lebih bervariasi.Salah
permasalahan yang akan terjadi di masa
satu alternatif model pembelajaran yang
depan. Sikap kreatif perlu dikembangkan
dapat mengembangkan sikap kreatif ialah
dalam pembelajaran, karena
dengan
menggunakan
terdorong untuk rajin mencari informasi
Based
Learning
dan
antara
materi
siswa
untuk
menghadapi
dapat
siswa akan
membantu
dalam
model
karena
Context mengaitkan
pembelajaran
dengan
terhadap
situasi dunia nyata siswa dan mendorong
materi pembelajaran. (Arifin dkk. 2005).
siswa menghubungkan pengetahuan yang
Salah
didapatkan dengan penerapannya dalam
meningkatkan
pemahaman
satu
materi
kimia
yang
memungkinkan untuk memfasilitasi sikap kreatif adalah konsep aplikasi koloid, karena
bersifat
aplikatif.
Contoh
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
maka
penelitian
ini bertujuan
praktikum penjernihan air, sebagai bahan
untuk 1) mendeskripsikan aktivitas siswa
makanan,
dengan
menggunakan
Based
Learning
bahan kosmetik dan bahan
pencuci. Berdasarkan studi pendahuluan
model pada
Context praktikum
penjernihan air Kelas XI IPA 1 SMA
e-ISSN 2502-4787
Pengembangan Sikap Kreatif Siswa 126
Mekar
Arum
Bandung,
dan
2)
mampu meningkatkan hubungan antara
mengembangkan sikap kreatif siswa dan
pertanyaan
dan informasi yang siswa
memperoleh gambaran mengenai sikap
kumpulkan
dari
kreatif siswa Kelas XI IPA 1 SMA
relevan baik dari buku pegangan atau
Mekar Arum Bandung pada praktikum
website. Keempat, tahap applications,
penjernihan
pada tahapinisiswa akan diarahkan oleh
model
air
dengan
pembelajaran
menggunakan
Context
Based
Learning.
guru
untuk
sumber-sumber
menerapkan
yang
pengetahuan
mereka yang sudah dipelajari.
Model
Context
merupakan
proses
Learning
Berdasarkan hasil penelitian Manalu
belajar
secara
(2012) sikap kreatif dapat dikembangkan
proses
belajar
dengan model yang bervariasi. Sikap
dilakukan secara bekerja bersama-sama
kreatif adalah cara seseorang menerima
untuk menciptakan konsep dan membawa
atau menolak sesuatu yang didasarkan
siswa fokus terhadap peristiwa yang telah
pada pandangan kecenderungan mental
ada atau masalah yang ada (Trimmer et
yang
al. 2009). Berdasarkan hasil penelitian
memberikan
Jong (2006) terdapat 4 tahapan pada
melakukan
pembelajaran
sendiri
berkelompok
Based
dimana
kimia
dengan
relatif
yaitu:Pertama questions, pada tahap ini
mengambil
siswa akan diberikan suatu fenomena
sebuah
dalam
Lebih
dimana
untuk
gagasan
yang
baru,
dalam
mepertanyakan
sehari-hari
seperti
hal-hal
menggunakan Context Based Learning
kehidupan
menetap
dengan
caranya
memecahkan
masalah,
segala
resiko
sesuatu,
dalam
keputusan
membuat
(Munandar
lanjut
dan
Munandar
2009). (1999)
berhubungan dengan materi kimia yang
menyatakan bahwa indikator sikap keratif
akan dipelajari. Kedua answers, pada
diantaranya: 1) Rasa ingin tahu dengan
tahap ini guru akan mempersiapkan siswa
sub
untuk menemukan prediksi jawaban dari
sesuatu,senang menjajaki buku-buku dan
pertanyaan
sebagainya
yang
sebelumnya
telah
indikator
mempertanyakan
untuk
mencari
segala
gagasan-
diajukan oleh siswa pada tahap questions,
gagasan baru, menggunakan semua panca
berdasarkan
siswa
indranya untuk mengenal, dan tidak takut
serta mempelajari tentang konsep-konsep
menjajaki bidang-bidang baru. 2) Bersifat
dari
imajinatif
pengetahuan
sumber
yang
awal
relevan
pembelajaran
kimia.
Ketiga
informations,
pada
tahap
e-ISSN 2502-4787
tentang selecting
ini
siswa
dengan
sub
indikator
melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan
orang
lain.
3)
Merasa
127 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016
Sari, Ratnasari dan Farida
tertantang oleh kemajemukan dengan sub
kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini
indikator
tanpa
adalah siswa kelas XI IPA 1 di SMA
bantuan orang lain dan berusaha terus
Mekar Arum Bandung. Jumlah siswa 30
menerus agar berhasil. 4) Sifat berani
orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki
mengambil resiko dengan sub indikator
dan 22 orang perempuan, masing-masing
berani
dibagi
mencari
penyelesaian
mempertahakan
pendapatnya
gagasan
walaupun
atau
mendapat
menjadi
menganalisis
8
kelompok.Untuk
permasalahan yang diteliti
tantangan atau kritik, bersedia mengakui
maka dilaksanakan 3 tahap yaitu tahap
kesalahan-kesalahannya,
berani
persiapan,tahap pelaksanaan serta tahap
atau
pengolahan dan analisis data. Analisi data
tidak
untuk sikap kreatif merujuk pada analisis
dikemukakan orang lain, tidak mudah
data keterampilan berpikir tingkat tinggi
dipengaruhi
dari Crowl (Crowl dkk. 1997). Instrumen
mengajukan
pertanyaan
mengemukakan
mencoba
masalah
orang
lain,
hal-hal
menghargai
yang
dan
berani
5)
Sifat
baru.
dengan
sub
indikator
yang
digunakan
pembelajaran,
LKS,
lembar
observasi
aktivitas
orang
observasi, lembar observasi sikap kreatif,
menghargai makna
lain,menghargai
kebebasan
bahwa
kebebasan
jawab,
dan
tetapi tahu
menuntut
menghargai
orang
tanggung
kesempatan-
kesempatan yang diberikan.
kuesioner sikap
dan
deskripsi
menghargai hak-hak sendiri dan hak-hak lain,
guru
ialah
siswa,
catatan
kreatif, dan penilaian
kinerja siswa. Semua instrumen
yang
digunakan telah diuji oleh tiga dosen yang
ahli
dalam
bidangnya.
Setelah
dinyatakan valid, instrumen penelitian di METODE
uji cobakan dengan melakukan uji coba
Penelitian menggunakan Sedangkan
ini
dilakukan
metode desain
dengan
penelitian kelas. penelitian
terhadap mahasiswa kimia semester VIII kelas B sebanyak 10 orang.
yang
digunakan ialah one shot case study.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari metode ini adalah untuk
Deskripsi Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Model Context Based Learning pada Praktikum Penjernihan air
meneliti permasalahan di dalam kelas, sehingga digunakan
hasil untuk
penelitiannya
dapat
menyempurnakan
kualitas proses pembelajaran. Jenis data yang diperoleh ialah data kualitatif dan
Pembelajaran
dengan
model
pembelajaran Context Based Learning
e-ISSN 2502-4787
Pengembangan Sikap Kreatif Siswa 128
terdiri dari empat tahapan yaitu questions
kelompok
(memberikan fenomena peranan koloid
koloid
dan pertanyaan melalui LKS), answers
pembuatan sabun)s. Pada saat membaca
(menjawab
wacana pada LKS masih terdapat siswa
pertanyaan
sebelumnya),
pada
selecting
tahap
informations
yang
dengan
dalam
wacana
(peranan
penjernihan
kurang
fokus
air
dalam
dan
membaca
(mencari informasi dari buku dan sumber
wacana. Setelah siswa membaca wacana
lain untuk menjawab pertanyaan pada
dalam LKS
LKS)
(melakukan
untuk
pertanyaan
sehingga siswa dapat memahami isi dari
dalam LKS). Pada setiap tahapan Context
wacana dan menuliskan pertanyaan pada
Based Learning dikembangkan indikator
kolom yang disediakan pada LKS. Secara
sikap
keseluruhan
dan
applications
praktikum serta
kreatif
menjawab
yang
berbeda-beda.
guru
membimbing siswa
menganalisis
wacana
keterlaksanaan
tersebut
proses
Tahapan-tahapan tersebut dapat dianalisis
pembelajaran pada tahap ini sebesar 88%
berdasarkan
dan dapat dinyatakan sanga baik. Nilai
mengenai
hasil observasi di kelas proses
pembelajaran
yang
rata-rata LKS untuk tahap questions
terdiri dari aktivitas guru dan siswa.
berdasarkan
Adapun kegiatan yang dilakukan selama
semua
proses pembelajaran berlangsung dengan
kategori sangat baik.
menggunakan
b) Tahap Answers
Learning
model untuk
Context setiap
Based tahapan
mendapatkan nilai rata-rata 86% dan dapat dikategorikan sangat baik. Berikut
kelompok
kelompok
Pada
belajar
untuk
100
dengan
answers
siswa
ialah
tahap
menuliskan prediksi jawaban pada LKS dari pertanyaan
yang sebelumnya pada
ini adalah deskripsi penerapan model
tahap questions dan dikerjakan secara
Context Based Learning dengan empat
bersama-sama
orang observer untuk setiap tahapannya
masing-masing.
ialah sebagai berikut:
observasi
a) Tahap Questions Pada
tahap
berlangsung, questions
guru
dengan
kelompoknya
Berdasarkan
pada
saat
siswa
hasil
pembelajaran
berdiskusi
dengan
baik dalam menjawab pertanyaan pada
merangsang dan menggali pengetahuan
tahapini.
awal siswa dengan memberikan wacana
keterlaksanaan proses pembelajaran pada
pada
tahap
LKS
kehidupan koloid.
berisi
fenomena
sehari-hari tentang
Pada pemberian LKS
e-ISSN 2502-4787
dalam
ini
Secara
yaitu
100%
keseluruhan
dan dapat
peranan
dinyatakan sanga baik. Nilai nilai rata-
ini 4
rata LKS pada tahap ini yaitu 100 untuk
129 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016
Sari, Ratnasari dan Farida
semua kelompok dan dapat dinyatakan
Setelah siswa mengisi pertanyaan LKS
sangat baik.
berupa judul, tujuan, alat, bahan dan prosedur
c) Tahap Selecting Informations Pada
tahap
selecting
kegiatan
siswa
praktikum
yang
ialah akan
praktikum
kemudian
siswa
informations
melaksanakan
praktikum
dengan
merancang
kelompoknya
masing-masing.
Semua
dilaksanakan
meliputi judul, tujuan, alat, bahan, dan prosedur
praktikum,
dengan
cara
anggota
kelompok
melakukan secara
ingin
praktikum
mencoba
sehingga
bergantian
siswa
melaksanakan
berdiskusi dengan kelompoknya masing-
praktikum dan terjadi kegaduhan serta
masing dengan mencari informasi dari
kurang
buku atau sumber lain. Setelah siswa
tertib.
berlangsung
Pada
selain
saat
berdiskusi
praktikum dengan
selesai mengerjakan LKS, hasil diskusi
temannya, siswa bertanya kepada guru
dipresentasikan
kelas
dan
tentang hal yang mereka tidak mengerti.
dari
guru
Banyak siswa yang menyiapkan alat dan
tentang rancangan praktikum yang telah
bahan dari kehidupan sehari-hari. Pada
dibuat.
tahap
mendapatkan
di
depan
konfirmasi
Secara
keseluruhan
keterlaksanaan proses pembelajaran pada tahap ini yaitu 81% dan dapat dinyatakan
ini,
siswa mencoba hasil dari
praktikumnya.
Setelah
selesai
melaksanakan praktikum, siswa mengisi
sangat baik. Sebagian siswa pada saat
pertanyaan yang terdapat pada LKS dan
teman sekelasnya presentasi di depan
mempresentasikan hasil praktikumnya di
kelas tidak semua memperhatikan dengan
depan kelas. Secara keseluruhan aktivitas
baik. Nilai rata-rata LKS pada tahap ini
keterlaksanaan proses pembelajaran pada
yaitu 76 untuk semua kelompok dan
tahap ini yaitu 75% dan dapat dinyatakan
dapat dinyatakan baik.
baik. Nilai rata-rata LKS pada tahap ini yaitu 82 untuk semua kelompok dan
d) Tahap Applications Tahap
dapat dinyatakan baik. Kinerja siswa
applications
dilaksanakan
pada pertemuan kedua. Setiap kelompok melaksanakan
praktikum
dengan
melakukan penjernihan air tetapi cara yang
mereka
lakukan
berbeda-beda.
pada saat melaksanakan praktikum dinilai oleh
observer
dengan
menggunakan
lembar observasi penilaian kinerja, nilai rata-rata kinerja siswa ialah 84 dan dikategorikan sangat baik.
e-ISSN 2502-4787
Pengembangan Sikap Kreatif Siswa 130
Analisis Sikap Kreatif Siswa pada Model Pembelajaran Context Based Learning (CBL)
indikator rasa ingin tahu berdasarkan lembar observasi. mendapatkan
Sikap
kreatif siswa dapat diukur
dengan menggunakan lembar observasi sikap
kreatif yang diisi oleh peneliti
dengan pada
melihat saat
melihat
langsung
proses
sikap
pembelajaran
hasil dokumentasi.
siswa
Jumlah siswa yang
nilai
baik
pada
sub
indikator bersedia mengakui kesalahankesalahannya merupakan
ialah nilai
43,3% tertinggi
dan pada
ini sub
indikator sifat berani mengambil resiko.
dan
Selain itu,
diukur dengan menggunakan kuesioner yang
berisi
tentang sikap sikap
pertanyaan-pertanyaan kreatif siswa. Indikator
kreatif yang diukur ialah lima
indikator
dengan
enam
indikator.
Berikut
analisis
sikap
kreatif
dengan
belas
sub
presentase menggunakan
lembar observasi dan kuesioner. a) Analisis
Sikap
Kreatif
Siswa
Berdasarkan Lembar Observasi dari empat orang boserver
Keterangan: Indikator Rasa Ingin Tahu a = M empertanyakan segala sesuatu b = Senang menjajaki buku-buku dan sebagainya untuk mencari gagasan-gagasan baru c = M enggunakan semua panca indranya untuk mengenal Indikator S ifat Berani Mengambil Resiko d = Berani mempertahankan gagasan atau pendapatnya walaupun mendapat tantangan atau kritik e = Bersedia mengakui kesalahan-kesalahannya f = Tidak mudah dipengaruhi orang lain
Sikap kreatif yang diukur dengan menggunakan lembar observasi terdiri 2 indikator Presentase
dengan
6
jumlah
sub
siswa
indikator. berdasarkan
kategori sikap kreatif yang mendapatkan nilai kurang, sedang, dan baik untuk setiap sub indikator dapat dilihat pada
Berdasarkan gambar 1 jumlah siswa yang mendapatkan nilai baik pada sub indikator mempertanyakan segala sesuatu 63,4%,
presentase
b) Analisis Sikap Kreatif Berdasarkan Kuesioner (Angket) Sikap kreatif yang diukur dengan menggunakan
gambar 1.
ialah
Gambar 1. Diagram Presentase JumlahSiswa Berdasarkan Kategori Sikap Kreatif untuk Tiap Sub Indikator (N=30 Siswa)
dan
tertinggi
e-ISSN 2502-4787
ini dari
merupakan semua
sub
kuesioner
terdapat
lima
indikator dengan sepuluh sub indikator. Presentase kuesioner
jumlah sikap
siswa
berdasarkan
kreatif pada
siswa dapat dilihat pada Tabel 1.
seluruh
131 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016 Tabel 1. Presentase Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Sikap Kreatif untuk Tiap Sub Indikator (N=30 Siswa) S ub Presentase Jumlah S iswa (%) No Indi S angat S angat Kuat Cukup Lemah kator Kuat Lemah 1 A 30 66,7 3,3 0 0 2 B 20 26,7 30 23,3 0 3 C 50 43,3 0 6,7 0 4 D 30 66,7 3,3 0 0 5 E 43,3 56,7 0 0 0 6 F 66,7 3,3 0 0 0 7 G 56,7 36,7 6,6 0 0 8 H 56,7 36,7 3,3 3,3 0 9 I 73,3 20 6,7 0 0 10 J 53,3 36,7 10 0 0 Keterangan: a. Tidak takut menjajaki bidang-bidang baru b. M encari penyelesaian tanpa bantuan orang lain c. Berusaha terus menerus agar berhasil d. M emikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain e. Berani mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang tidak dikemukakan orang lain f. Berani mencoba hal-hal baru g. M enghargai hak-hak sendiri dan hak-hak orang lain h. M enghargai makna orang lain i. M enghargai kebebasan tapi tahu bahwa kebebasan menuntut tanggung jawab j. M enghargai kesempatan-kesempatan yang diberikan
Sari, Ratnasari dan Farida
Indikator
sikap
dikembangkan
kreatif
pada
yang
Context
Based
Learning yaitu rasa ingin tahu, merasa tertantang
oleh
kemajemukan,
bersifat
imajinatif, sifat berani mengambil resiko dan sifat menghargai. Setiap indikator sikap kreatif mempunyai sub indikator masing-masing
diukur
menggunakan
instrumen yang berbeda yaitu lembar observasi
dan
indikator
kuesoiner.
sikap
menggunakan sepuluh instrumen
kreatif
lembar
dengan
Enam
yang
diukur
observasi
kuesioner.
sub
dan
Perbedaan
digunakan
untuk
mengukur sub indikator sikap kreatif, karena enam sub indikator yang diukur menggunakan
lembar
observasi
dinilai
orang
lain.
oleh
dapat
Sedangkan
sepuluh sub indikator sikap kreatif yang Proses
pembelajaran
menggunakan Context empat
model
Based tahapan
dengan
pembelajaran
Learning terdiri dari yaitu
questions,selecting
diukur
answers,
Indikator yang pertama ialah rasa
informationsdan
ingin tahu dengan empat sub indikator.
tahap
selama
bahwa
hanya
diri).
Sub
diamati
kuesioner
dapat dinilai oleh diri sendiri (penilaian
applications.Berdasarkan hasil observasi kegiatan
menggunakan
indikator
pertama
pembelajaran,
dapat
mempertanyakan
keempat
tahap
Berdasarkan gambar 1 jumlah siswa yang mendapatkan
pada praktikum penjernihan air dapat
indikator ini ialah 63,4%, dan merupakan
dilakukan oleh guru dan siswa dengan
presentase tertinggi dari indikator rasa
sangat baik yang mendapatkan nilai rata-
ingin tahu. Dapat dilihat dari siswa yang
rata 86% untuk keterlaksanaan semua
sering
tahapan
proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan
Based
Learning.
mengajukan
baik
sesuatu.
pembelajaran Context Based Learning
Context
nilai
segala
ialah
pada
pertanyaan
sub
selama
e-ISSN 2502-4787
Pengembangan Sikap Kreatif Siswa 132
fenomena kimia tentang peranan koloid
dari hasil kuesioner bahwa siswa tidak
yang diberikan pada awal pembelajaran
takut untuk menerima pengetahuan baru
sangat
yang disampaikan oleh guru pada proses
menarik
bagi
siswa
dan
berhubungan dengan kehidupan sehari-
pembelajaran.
hari. Sub indikator yang kedua dari rasa
Indikator yang kedua ialah merasa
ingin tahu ialah senang menjajaki buku-
tertantang oleh kemajemukan dengan dua
buku
dan
sebagainya
gagasan-gagasan siswa
yang
baru
untuk
mencari
sub indikator yang diukur menggunakan
dengan
jumlah
kuesioner. Sub indikator pertama ialah
mendapatkan
nilai
baik
mencari
penyelesaian
tanpa
bantuan
36,7%. Hal ini dikarenakan siswa hanya
orang lain dengan jumlah siswa yang
menggunakan satu sumber buku kimia
mendapatkan
nilai sangat
dan lebih banyak mencari informasi dari
Berdasarkan
hasil
internet. Peran guru dalam memotivasi
disebabkan karena siswa tidak dapat
siswa untuk membaca buku kimia harus
menyelesaikan tugas tanpa bantuan orang
lebih ditingkatkan. Hal tersebut sejalan
lain.
dengan hasil penelitian Wiana (2014)
pembelajaran, siswa bekerja sama dengan
bahwa
dengan
kelompoknya dalam menyelesaikan tugas
model Context Based Learning peran
yang diberikan oleh guru. Sub indikator
guru
untuk
yang kedua ialah berusaha terus menerus
membaca buku kimia lebih ditingkatkan
agar berhasil dengan jumlah siswa yang
supaya siswa minat dalam membacanya.
mendapatkan nilai sangat kuat 50%. Hal
Sub
ini dapat dilihat pada kinerja siswa ketika
dalam
dalam
memotivasi
indikator
menggunakan untuk
pembelajaran
yang semua
siswa
ketiga panca
ialah indranya
mengenal dengan jumlah siswa
Ini
praktikum
kuesioner,
dikarenakan
melaksanakan
kuat 20%.
pada
praktikum.
yang
hal
proses
Pada
mereka
ini
saat
laksanakan
yang mendapatkan nilai baik 56,6%. Hal
belum berhasil, mereka terus mencoba
ini dikarenakan pada proses pembelajaran
untuk
siswa melaksanakan praktikum sehingga
Sesuai
tertarik
(2009) bahwa seorang yang memiliki
dengan
pembelajaran.
Sub
melakukannya dengan
sampai
pernyataan
indikator yang keempat ialah tidak takut
sikap
menjajaki
dalam tindakan atau kinerja.
bidang-bidang
baru.
Berdasarkan tabel 1 jumlah siswa yang
berhasil. Munandar
kreatif akan lebih terorganisasi
Indikator yang ketiga ialah bersifat
mendapatkan nilai sangat kuat 30% dan
imajinatif,
nilai kuat 66,7%. Hal ini dapat dilihat
memikirkan bagaimana jika melakukan
e-ISSN 2502-4787
dengan
sub
indikator
133 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016
Sari, Ratnasari dan Farida
sesuatu yang belum pernah dilakukan
mempertahankan
orang
lain. Berdasarkan tabel 1 jumlah
mengajukan
siswa
yang mendapatkan nilai sangat
dikemukakan orang lain. Hal ini sesuai
kuat ialah 30%. Berdasarkan
jawaban
dengan
gagasan
pertanyaan
teori
dan
yang
kontruktivisme
tidak
menurut
siswa pada kuesioner, mereka senang
Slavin (2000) bahwa belajar sebagai
dalam memikirkan suatu hal yang belum
proses dimana pembelajaran secara aktif
pernah orang lain lakukan. Pada
mengkontruksi
tahap
atau
membangun
selecting informatios, siswa berimajinasi
gagasan-gagasan baru yang didasarkan
dalam
merancang
praktikum
yang
atas
mereka
laksanakan.
Sedangkan
pada
siswa. Sub indikator yang ketiga ialah
tahap applications, siswa melaksanakan
berani mencoba hal-hal baru yang dan
praktikum dengan kreasi mereka sendiri.
berdasarkan tabel 1 jumlah siswa yang
Hal
mendapatkan
ini yang
menyebabkan
indikator
pengetahuan
yang
nilai
telah
baik
dimiliki
67,7%.
Ini
bersifat imajinatif berkembang. Hal ini
merupakan jumlah tertinggi dari indikator
sejalan
dengan
hasil
Sari
sifat berani mengambil resiko, karena
(2014)
bahwa
pembelajaran
dengan
praktikum peranan koloid yang mereka
dilaksanakan
penelitian
praktikum
dapat
mengembangkan bersifat imajinatif.
laksanakan kehidupan
Indikator yang keempat ialah sifat
berhubungan sehari-hari
dengan
sehingga
siswa
berani mencoba praktikum. Sub indikator
berani mengambil resiko dengan lima sub
keempat
indikator. Sub indikator yang pertama
kesalahan-kesalahannya dan berdasarkan
ialah berani mengajukan pertanyaan atau
Gambar
mengemukakan
tidak
mendapatkan nilai baik adalah 43,3%.
dikemukakan orang lain dan berdasarkan
Sub indikator kelima ialah tidak mudah
tabel 1 jumlah siswa yang mendapatkan
dipengaruhi orang lain dengan jumlah
nilai sangat
kuat
siswa yang mendapatkan nilai baik 30%.
indikator
kedua
masalah
mempertahankan pendapatnya tantangan gambar
yang
ialah
1
Sub
ialah
berani
gagasan
atau
walaupun atau
43,3%.
kritik. jumlah
mendapat Berdasarkan siswa
yang
Tidak
ialah
1
mudah
bersedia
jumlah
mengakui
siswa
dipengaruhi orang
yang
lain
mendapatkan jumlah terendah dari semua sub
indikator
sifat
berani mengambil
resiko, karena pada saat berdiskusi siswa memiliki rasa ragu atau tidak
yakin
mendapatkan nilai baik adalah 36,7%.
dengan pendapat atau jawaban mereka.
Dapat
Hal ini sejalan dengan penelitian (Manalu
dilihat
bahwa
siswa
dapat
e-ISSN 2502-4787
Pengembangan Sikap Kreatif Siswa 134
dkk. 2012) bahwa rasa ragu atau tidak
indikator
yakin pada diri siswa akan menyebabkan
kebebasan tapi tahu bahwa kebebasan
sikap kreatif sulit untuk berkembang.
menuntut
tanggung
presentase
73,3%.
Indikator
yang
kelima
ialah
sifat
ketiga
ialah
menghargai
jawab Sub
dengan
indikator
menghargai dengan empat sub indikator
mendapatkan
dan
indikator sifat menghargai, karena pada
diukur
dengan
menggunakan
jumlah
tertinggi
ini
kuesioner. Sub indikator pertama ialah
proses
menghargai hak-hak sendiri dan orang
kebebasan
lain. Berdasarkan tabel 1 jumlah siswa
merancang dan pada saat pelaksanaan
yang
praktikum.
mendapatkan
nilai
sangat
kuat
56,7%, karena pada pembelajaran banyak
dalam
kegiatan
yang
yang
menuntut
siswa
untuk
pembelajaran
siswa
dari
dalam
berkreasi
Tetapi siswa
fenomena sedang
diberikan
harus fokus
pembelajaran
dipelajari
untuk
yaitu
kimia tentang
dapat menghargai hak-hak sendiri dan
peranan koloid dalam kehidupan sehari-
orang
hari.
lain.
kelompok,
Seperti
indikator
keempat
ialah
harus
yang
diberikan
dengan
menerimanya untuk dapat menyelesaikan
yang
mendapatkan
permasalahan.
Hal ini sejalan dengan
53,3%. Pada proses pembelajaran siswa
penelitian (Muthi 2014) bahwa interaksi
memanfaatkan waktu yang diberikan oleh
dengan
guru
maka
anggota
temannya
Sub
kesempatan-kesempatan
menyanggah
terdapat
diskusi
menghargai
yang
apabila
dalam
siswa
kelompok
pada
untuk
jumlah
nilai
sangat
menyampaikan
kuat
pertanyaan
pembelajaran Context Based Learning
tentang
dapat
dan
banyak memanfaatkan kesempatan untuk
menyanggah pernyataan yang tidak benar
bertanya karena konteks yang diberikan
terhadap
kepada siswa sangat berhubungan dengan
mengidentifikasi
pemahaman
kebenaran
konsep.
Sub
materi
siswa
pembelajaran.
indikator kedua ialah menghargai makna
kehidupan
orang
yang
peranan koloid. Hal ini sesuai dengan
mendapatkan nilai sangat kuat 56,7%.
penelitian (Jong 2006) bahwa konteks
Pada proses pembelajaran masih terdapat
dalam
siswa yang belum memperhatikan dengan
Learning
serius
tidak
lain,
apa
jumlah
yang
siswa
disampaikan
oleh
temannya ketika mempresentasikan hasil diskusi
dan
guru
menyampaikan
konfirmasi pada setiap kelompok. Sub
e-ISSN 2502-4787
sehari-hari
pembelajaran
yaitu
Siswa
Context
tentang
Based
harus terkenal, relevan dan boleh
terlalu
membingungkan bagi siswa.
rumit
serta
135 EduChemia,Vol.1, No.2, Juli 2016
Sari, Ratnasari dan Farida
KESIMPULAN Berdasarkan
63,4%. hasil penelitian dapat
Berdasarkan kuesioner jumlah
siswa tertinggi dengan kategori sangat
aktivitas
kuat ialah pada sub indikator menghargai
pembelajaran siswa menggunakan model
kebebasan tapi tahu bahwa kebebasan
Context Based Learning pada praktikum
menuntut
penjernihan
73,3%.Peneliti
disimpulkan
bahwa
air
berlangsung
dengan
tanggung
jawab
menyarankan
yaitu bahwa
sangat baik sesuai dengan hasil observasi.
penerapan pembelajaran dengan model
Pengembangan sikap kreatif siswa secara
CBL
keseluruhan pada proses pembelajaran
praktikum penjernihan airdan peran guru
Context Based Learning adalah baik.
dalam mengefektifkan waktu pada setiap
Berdasarkan
tahapan CBLlebih ditingkatkan, sehingga
lembar
observasi
jumlah
sebaiknya
siswa tertinggi yang mendapatkan nilai
pembelajaran
sikap kreatif baik ialah pada sub indikator
prosedur
mempertanyakan
direncanakan.
segala
sesuatu
yaitu
digunakan
dapat
serta
sesuai
waktu
yang
pada
dengan telah
DAFTAR RUJUKAN Anonim 2009, Mengembangkan Bakat dan
Kreativitas Anak
Berbakat,
Rineka Cipta, Jakarta.
Mengajar Kimia, UM Press, Malang. Crowl. dkk. 1997, Assesment Higher Order Thingking Skill,
Education
Quarterly. 2006,
Chemical
Sweden
Context-Based
Education: It?.Karlstad Utrecht
Netherlands,
How
to
University,
University,
The
diakses 30 Oktober
2014, (www.old.iupac.org). Manalu,
Meningkatkan Sikap Kreatif Siswa
Kelas XI IPA SMAN 3 Pekanbaru. Riau: Program Studi Pendidikan Kimia
FKIP
diakses
2
Universitas
Riau,
November
2014,
(www.repository.unri.ac.id).
O.D.
Improve
Tipe STAD untuk
pada Pokok Bahasan Termokimia di
Arifin, M. dkk. 2005, Strategi Belajar
Jong,
Pembelajaran
L.F.,
Asmadi,
M.N.,
Munandar, U. 1999, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, PT Gramedia, Jakarta. Muthi,
F.
2014,
Rasmiwetti 2012, Penerapan Model
Model
Context Based Learning (CBL) untuk Mengembangan
&
Penerapan
Keterampilan
Proses Sains pada Materi Garam Terhidrolisis,
Skripsi
tidak
e-ISSN 2502-4787
Pengembangan Sikap Kreatif Siswa 136
diterbitkan, UIN Sunan Gunung Djati
Environments: The Contruction of an
Bandung.
Instrument,
Sari. 2014, Pengembangan Kreativitas Mahasiswa Calon Guru Kimia dalam
Learning
Envion
Res
20133, vol. 16, hh. 437-462. Trimmer, W., Laracy, K., & Love-Gray,
Pembelajaran dengan Metode Inkuiri
M.,
Laboratorium
Polytechnic 2009, Seeing The Bigger
Minuman
melalui
Kemasan.
Tema
Tesis
tidak
diterbitkan, UPI Bandung. Slavin,
R.E.
2000,
Whitireia
Picture
Community
Context-Based
Learning.
Good Pratice Publication Grants, hh. Educational
Psychology: Theory and Practice.
1-6. Wiana,
G.
2014,
Penerapan
Model
Boston: Allyn and Bacon, diakses 15
Context Based Learning (CBL) untuk
Juni
Mengembangkan
2015,
(www.catalogue.pearsoned.co.uk) Smits,
L.G.A.D.P.,
Taconic,
R.,
Generik Sains pada Materi Koloid, dan
Jochems, W.M.G. 2011, Mapping Context-
e-ISSN 2502-4787
Based
Keterampilan
Learning
Skripsi tidak diterbitkan, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.