LAPORAN HASIL PENELITJAN RISET PEMBINAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGJ KEDOKTERAN TAHUN ANGGARAN 2012
PENGEMBANGAN PROTOTIPE KIT DIAGNOSTIK LEPTOSPIROSIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELISA BERBASIS PADA PROTEIN REKOMBINAN LIPL32
Tim Peneliti: _
drh. Hevi Wihad_madyatami, M.Sc.
dr. Rizka Humardewayanti Asdie., SpPD-KPTI Etty Widayanti, S.Si., M.Biotech.
Pembimbing: Dr. drh. Aris Haryanto, M.Si
DILAKSANAKAN ATAS BIAYA: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BERDASARKAN PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN Rl DAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSlTAS GADJAH MADA NOM OR: HK.06.01/1/1693/2012 TANGGAL: 1 MARET 2012
LAPORAN HASIL PENELITIAN RISET PEMBINAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN TAHUN ANGGARAN 2012
PENGEMBANGAN PROTOTIPE KIT DIAGNOSTIK LEPTOSPIROSIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELISA BERBASIS PADA PROTEIN REKOMBINAN LIPL32
Tim Peneliti: drh. Hevi Wihadmadyatami, M.Sc. dr. Rizka Humardewayanti Asdie.,
SpPD-KPTI
Etty Widayanti, S.Si., M.Biotech.
Pembimbing: Dr. drh. Aris Haryanto, M.Si
DILAKSANAKAN ATAS BIAYA: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BERDASARKAN PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN Rl DAN FAKUL TAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR: HK.06.01/1/1693/2012 TANGGAL: 1 MARET 2012
� .
.
--- - .... -. --�- -·--- _.,
1
b. Lembar ldentitas dan Pengesahan LEMBAR IDENTIT AS DAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINIPTEKDOK 2012 1.
Judul Penelitian
:
PENGEMBANqAN
DIAGNOSTIK
KIT
PROTOTIPE
lEPTOSPIR OSI S
DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELISA BERBASIS PADA PROTEIN R EKOMBINAN LIPL32
2.
Ketua Peneliti a.
Nama
b.
Jenis Kelamin
c.
3. 4.
Pangkat/Golongan
d.
NIP
e.
Handphone
f.
NPWP
g.
Jabatan Fungsional
h. i.
Alamat Kantor &TelpJFax/E-mail
j.
Alamat Rumah &TelpJFax/E-mail
Fakultas/Pusat Sb.Jdi
Perguruan Tinggi Jangka Waktu (Bulan)
5.
Biayatotalyang disetujui
6.
b. lnstansi lain: Luaran Penelitian
a.
Balitbangkes
.. drh. Hevi Wihadmadyatami, M.Sc. : Perempuan : Penata Muda Tk. 1/ lllb : 198509032010122006 : 08 1329095771 : -
: : Fakultas Kedokteran Hewan : Jalan Fauna No.2 Karangmalang Yogyakarta
: Jalan Yudistira 89 GrogoJ lndah Solo Baru Sektor 7 : Universitas Gadjah Mada : 6 (enam) bulan /180 hari : Rp. 150.000.000,00 : Rp.: 1. Laporan akhir 2. 3.
X-Banner ukuran 60 em x 160 em Manuskrip publikasi
Yogyakarta, 26 Desember 2012
Penetiti
drh. Hevi Wihadmadyatami, M.Sc. NIP. 198503092010122006
2
··.·
SUSUNAN TIM PENELITI 1. Peneliti utama Nama
Gelar
Hevi \Vihadmadyatami Tempat lahir
.
Tanggal lahir
Sukoharjo
. drh; M.Sc
Kelamin
9 Maret 1985
Perempuan
Golongan
Jabatan
CPNS
fib
Bagi an!Divisi
Biokimia dan Biologi Molekuler Institusi asal
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjab Mada, Yogyakarta Telepon
Faksimile
(0274)560860, 560865
(0274)560861
Alamat Korespondeni Pos
JL Fauna No. 2, Karangmalang, Yogyakarta 55281
Alamat E-mail
[email protected] Telepon Rumah
Telepon Genggam
0271-623008
081329095771
(HP)
Kualifikasi Akademik Tahun
2006 Tahun
2007
Tahun
2009
Institusi
Fakultas Kedokteran Dewan, UGM Institusi
Fakultas Kedokteran Hewan, UGM Institusi
Fakultas Kedokteran Dewan, UGM
Gelar
S.K.H. Gelar
drh. Gel ar
M.Sc.
4
2.
Peneliti 1 ·Gelar
Nama Rizka Humardewayanti Asdie Tempat lahir Yogyakarta
dr., SpPD-KPTI
Tanggat lahir 21 Agustus 1971
Jabatan Staf Sub Bagian Penyakit Infeksi
Kelamin Perempuan Golohgan illd
Bagian!Divisi Bagian llmu Penyakit Dalam FK UG:M/RSUP Dr. Sardjito Institusi asal Fakultas Kedokteran UGMIRSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta Telepon (0274) 561616
Faksimile (0274) 583745
Alamat Korespondeni Pos Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito, JI. Kesehatan no. 1, Yogyakarta 55281 ..
Alamat E-mail
[email protected] Telepon Rumah
Telepon Genggam (HP) 08121561383
Kuali:fikasi Akademik Tahun 1998
Institusi Gelar S.Ked Fakultas Kedokteran, UGM
Tahun 2000 Tahun 2004
Institusi Gelar Fakultas Kedokteran, UGM dr. Institusi Gelar Fakultas Kedokteran, UGM Sj!_PD.
5
3.Peneliti 2 Nama
Etty Widayanti Tempat lahir
Jakarta Jabatan
Gelar
I
S.Si., M.Biotech. Tanggallahir
1 Juni 1977
Staf Sub Bagian Biologi Molekuler
Kelamin
Perempuan Golongan
.mb
Bagian!Divisi
Bagian BioJogi Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Institusi asal
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Jakar.ta Telepon
(021) 4244574, 4206674-76 Ext. 3106
Faksimile
J02H4243171
Alamat Korespondeni Pos
Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, 10510 Alamat E-mail etthvw04@vahoo. com Telepon Rumah
Telepon Genggam
(HP) 08174903877
021-78884485 Kualifikasi Akademik Tahun
2000 Tahun
2008
Institusi
Fakultas Biologi Universitas Indonesia Institusi PS Bioteknologi, UGM
Gelar
S.Si. Gelar
M.Biotech.
6
KATAPENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia yang diberikanNya sehingga dapat menyelesaikan laporan hasi1 penelitian yang berjudul
Pengembangan
Prototipe
Kit
Diagnostik
Leptospirosis
dengan
:Menggunakan Metode ELISA Berbasis pada Protein Re kombinan lipl32. . Laporan hasil penelitian
ini disusun sebagai salah satu bentuk pertanggung
jawaban penelitian dari Hibah RISet Pembinaan ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran tahun 2012 yang didanai oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Laporan hasil penelitian ini didasarkan atas basil penelitian yang telah di)akukan di Laboratorium Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan
dari semua pibak yang terkait, laporan basil
ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang telah mendanai hingga dapat terselenggaranya penelitian ini
2.
Dr. drh. Aris Haryanto, M.Si sebagai pembimbing penelitian
3.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada yang telah memfasilitasi penelitian ini hingga dapat terlaksana
4.
Dekan
Fakultas
Kedokteran
Hewan
Universitas
Gadjah
Mada
yang
telah
memfasilitasi penelitian ini hingga dapat terlaksana 5.
Ketua Bagian Biokimia beserta staf
6.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bentuk bantuan baik moral maupun material. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada semua pihak yang
telah membantu pelaksanaan penelitian dan penyelesaian laporan ini. Semoga Laporan
7
dapat bennanfaat bagi ilmu pengetahuan dan bagi siapapun yang membutuhkan informasi tentang leptospirosis. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan sehingga diharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dan penyempurn�n laporan ini.
Yogyakarta, Desember 2012
Penyusun
8
RINGKASAN EKSEKUTIF
PENGEMBANGAN PROTOTIPE KIT DIAGNOSTIK LEPTOSPIROSIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELISA BERBASIS PADA PROTEIN REKOMBINAN LIPL32
Hevi Wihadmadyatami\ Rizka Humardewayanti A2., Etty Widayanti3 1Ba gi�n Anatomi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada 2Ba ian llmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada g 3Ba ian Anatomi, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI g
A. Latar Belakang Leptospirosis atau yang dikenal juga dengan Weil's diseases merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira sp. memiliki antigen yang beragam, imunopatogenesis
dari genus Leptospira sp. Bakteri
namun
yang berkaitan langsung dengan
dan invasi ke dalam sel adalah antigen yang berasal dari protein
permukaan. Lip L32 adalah lipoprotein permukaan yang dominan dan ditemukan dalam jumlah besar terutama pada Leptospira strain patogenik dan tidak ditemukan pacta non patogenik leptospira (Haake et al, 2000; Guerraro et al., 2001) Leptospirosis terdistribusi di seluruh belahan dunia. Manusia
dapat terinfeksi
leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalarn tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau atau makanan yang
terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Leptosp irosi s masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah beriklim tropis dan subtropi s, yang memiliki curah hujan tinggi khususnya di negara berkembang, dimana kesehatan lingkungannya kurang diperhatikan terutama untuk masalah pembuangan sampah
dan
penanganan pasca banjir. Berdasarkan data resmi dari WHO (2010) diketahui bahwa setiap tahun terjadi 500.000 kasus Leptospirosis di seluruh dunia
outbreak
dan apabila terjadi
diperkirakan insidensi leptospirosis mencapai lebih dari 1.00 kasus per 100.000
penduduk. Indonesia berdasarkan data
dari kementerian kesehatan di tahun 20 10 terdapat
delapan propinsi yang melaporkan kasus Leptospirosis yaitu, DIG Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bengkulu, Kepulauan Riau
dan
Sulawesi
9
Selatan, khusus untuk DI Yogyakarta dilaporkan bahwa di kabupaten Sleman sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 terjadi 201 kasus, dengan rincian 1 kasus tahun 2007,35 kasus tahun 2008 (2 meninggal), 85 kasus tahun 2009 (5 meninggal), 67 kasus tahun 2010 (3 meninggal)
dan tahun 2011 sampai dengan bulan maret sudah
ada 23 kasus dari
17 kecamatan, kecarnatan dengan kasus terbanyak adalah Moyudan (4 desa), disusul kecamatan minggir (4 desa),seyegan (2 desa), godean I desa, prambanan 1 desa, kalasan 1 desa, Ngaglik 1 desa, tempel 1 desa, Gamping 1 desa, data tersebut diatas tidaklah mengherankan apabila
dan berbah
1 desa. Berdasarkan
Leptospirosis Society
menyatakan
Indonesia sebagai Negara dengan insiden leptospirosis yang tinggi. Penanganan pada pasien dengan gejala leptospirosis menunjukkan adanya banyak kendala, hal tersebut disebabkan karena gejala klinis infeksi Leptospira sangat sulit dibedakan dengan penyakit yang lain seperti influensa, meningitis, hepatitis, dan demam berdarah dengue sehingga seringkali tidak terdiagnosis. Saat ini ada berbagai macam metode untuk mendiagnosis leptospirosis seperti menggunakan mik:roskop medan gelap,
Polymerase Chain Reaction kelemahan
Microscopic Aglutination Tests (MAT),
dan
(PCR). Teknik yg digunakan tersebut masih memiliki
yaitu pengujian dengan
MAT sangat
membutuhkan fasilitas untuk:
mempertahankan hidup dari leptospirosis, memakan waktu terutama apabila diterapkan pada sarnpel dalam jumlah besar,ada kemungkinan tidak terdeteksi antibodi dikarenakan titer yang rendah, dan MAT tidak dapat di standarisasi, sedangkan untuk
Chain Reaction (PCR),
Polymerase
teknik ini membutuhkan peralatan khusus, teknisi yang terampil,
ada kemungkinan positif palsu diseababkan sarnpel yang terkontaminasi dan nilai umum PCR sebagai teknik diagnosis cepat belum dievalusi karena belum secara
luas
diterapkan
terutama di negara tropis dan sub tropis. Berdasarkan hal tersebut di atas ketersediaan metode deteksi yang spesifik dan sensitif sangat diperlukan terutama bagi leptospirosis yang sangat berpotensi mengancam kesehatan publik, dan untuk pencegahan terjadinya
outbreak
atau kejadian luar biasa.
Dalarn hal ini penelitian tentang protein rekombinan LipL32 sebagai perangkat diagnosis sangat penting dilakukan untuk meningkatkan akurasi, sensitifitas, mudah digunakan, dan dapat digunakan untuk deteksi dini,
10
·
B. Tujuan Tujuan
dari· penelitian ini adalah untuk mengernbangkan alat deteksi dini yang
sederhana, tidak
mahal, cepat dan sensitif dengan berbasis pada rekombinan protein Lip
132 sehingga dapat membantu dalam diagnosis leptospirosis. Tahapan selanjutnya
diharapkan
dapat
digunakan
untuk menentukan prevalensi ieptospirosis
demi
kepentingan rnanajemen pengendalian, pencegahan penyakit baik pada manusia maupun bewan. Deteksi dini juga diharapkan mampu mengurangi kejadian
leptospirosis di
masyarakat.
C. Hasil Utama DNA dari isolat reference Leptospira interogans serovar icterohaernoraghie diisolasi dengan menggunakan genomic DNA mini kit dan basil isolasi digunakan sebagai template untuk proses PCR. Reaksi PCR satu siklus pada suhu 94oc selama 5 menit, diikuti 35 siklus untuk denaturasi 94°C selama 1 menit, elongasi 72°C selama 1
menit
annealing 53°C selama 45 detik,
dan post elongasi 72°C selama 5 menit.Hasil
elektroforesis dari PCR pada penelitian ini menunjukkan pita dengan panjang 819 bp, dapat Agarose gel elek:troferesis
1%.
Hasil PCR · kemudian dipurifi.kasi
dengan
menggunakan purifikasi gel (Biobasic Inc) untuk selanjutnya digunakan dalam proses ligasi
ke
dalam
pET
SUMO.
Proses
selanjutnya
adalah
proses
ligasi,
yaitu
menyarnbungkan gen yang diinginkan ke dalam vektor dengan bantuan enzim ligase. Vektor plasmid yang digunakan dalam penelitian ini adalah pET SUMO, dan dilanjutkan dengan proses transformasi .menggunakan hospes metode
heat shock.
E. coli,
metode yang digunakan adalah
Hasil transformasi pada penelitian ini menunjukkan adanya 3 koloni
pada plat LB padat. Semua koloni yang tumbuh kemudian direkultur ke LB cair untuk selanjutnya diisolasi plasmidnya. Proses selanjutnya setelah transformasi adalah isolasi
11
plasmid dan pengujian gen insert dengan PCR untuk mengetahui apakah gen yang diinginkan ter-insert ke dalam plasmid menggunakan primer forward dan
backward dari
LipL32. Hasil amplifikasi PCR plasmid gen LipL32 pada gel agarose dengan konsentrasi l%.diketahui plasmid menunjukkan basil positif dengan terbentuknya pita DNA dengan panjang 819 bp dan dilanjutkan dengan sekuensin, kemudian gen penyandi LipL32 ditrausfonnasikan kembali pada BL21 (DE3) One Shot' Cells dan diekspresikan proteinnya.
ldentiftkasi protein rekombinan dilakukan dengan Sodium Dodecyl Sulphate-Polyacrylamide
Gel Electrophoresis
dengan konsentrasi 12%. dan imunobloting dan menunjukkan
adanya protein rekombinan LipL32 dengan berat molekul 32 kDa.
D. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa basil penelitian menunjukkan
panjang gen penyandi protein LipL32 telah berhasil diamplifikasi dengan panjang
819
bp dan
berat protein LipL32 yang diekspresikan sebesar 32 kDa, protein berhasil diidentifikasi dengan menggunakan SDS-PAGE akan tetapi untuk basil imunoblotting dengan menggunakan antibodi poliklonal Anti-LipL32 belum berhasil diidentifikasi secarajelas.
12
DAFTARISI
Halaman Halaman Judul .. ... . .. . .. . . . .. . . . . .. . . . . ... . .. . . . . . . . .. .. . . . . .. . ... ... ... .. . .. . . .. ..
1
Lembar Identitas dan lembar Pengesahan .. . . . . . . . . . .. . .. . . . . . .. ... . . . . . . ... .. .
2
Susunan Tim Peneliti... ... .. . .. . .. . . .. . .. .. .. ... .. .. .. . .. . .. . ... .. . ... ... .. . . . . .. ...
3
Kata Pengantar . . . . . .
.. . ... . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . .. . .. . .. . . . . . . . .. . . .. . .. . . . .. . . . . .
6
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
8
Daftar lsi . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . .. . .. . .. . . . . . .. . . . . . . .. . .. . . . . . .. .. . . .. .. . ... .. . . .. ... ..
12
Daftar Gambar
13
.
.
Ringkasan Eksekutif
. . .
.
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . . . .
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang . . . ...... ............ ......... . . ... .... ........... .........
17
B. Tujuan
18
.
. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .
. . .
. . .
. . . . . . . . . . . . . . .
. . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . ..
BAB II. STUDI PUSTAKA A Leptospirosis .
. .
.
.
. . . . . . . . . . . . .
..
.
. . . . . . .
.
. . . .
. . .
..
.
. ..
. .
.. . ..
. . . . . . .
. .. . .
B. Polymerase Chain reaction........................ ... ... .. . ............. C.
Elektroforesis GelAgarose .. .... . .. . .. ... . .. . . .... .. .. . . ...... ... .. .
.
20
.
21
.
21
.
D. Cloning Gen . .. . . . ... ............... ........... ...... ............. ......
20
E. Sekuensing ... ................... ........ ... ... ........ .... ... .... . . . . . . .
.
F. Elektroforesis protein . . . . ........ ............ ...... ..... .......... .... .
.
G. Imunobloting ............ ......... .......... . . ...... ...... ....... ........ BAB III. Materi dan Metode .. . ............. ........ . ........ ...... ..............
.
.
23 24 24 26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............ ... . ........... ...........
.
36
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...... ...... ............ ......... . .....
.
51
DAFTAR PUSTAKA ..... . ... . ..... ...... ... ... ... . . ...... .... ......... . . . . . . ....
.
52
13
DRAFT PUBLIKASI . . . . . . .. . ... . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . .. . . . .. . . .. . . . .. . . . . . . . . . . ..
53
LAlvfPffiAN
69
.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .
14
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Peta vektor plasmid pET SUMO
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
11
Gambar 2. Cloning Site dari produk PCR ke vector plasmid pET SUMO
11
Gambar 3. Hasil arnplifikasi PCR gen LipL32 pada gel agarose dengan konsentrasi 1%. Keterangan: Marker 100 bp (M), basil negatif amplifikasi gen dengan menggunakan DNA tctal Leptospira interogans ser. Bataviae (lajur 1 dan 2, hasil positif amplifikasi gen dengan menggunakan DNA total Leptospira interogans ser. Icterohaemoraghie (lajur 3 dan lajur 4).
37
Gambar 4. Hasil
pertumbuhan bakteri transforman pada media LB padat. Keterangan: Koloni bakteri transforman ditunjukkan dengan penanda Ll, L2 dan L3.
40
Gambar 5. Hasil amplifikasi PCR plasmid gen LipL32 pada gel agarose dengan konsentrasi 1%. Keterangan: Marker 100 bp (M), Plasmid dari koloni Ll menunjukkan basil positif dengan terbentuknya pita DNA (lajur 1), Plasmid dari koloni L2 menunjukkan basil positif dengan terbentuknya pita DNA (lajur 2), Plasmid dari koloni L3 menunjukkan basil negatif tidak terbentuk pita DNA (lajur 3).
42
Gambar 6. Identifikasi protein rekombinan LipL32 pada SDS-PAGE dengan konsentrasi 12%. Keterangan: Marker (M), Protein rekombinan dari koloni Ll dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein rekombinan LipL32 (Lajur 1), Protein rekombinan dari koloni L2 dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein rekombinan LipL32 (Lajur 2), Protein rekombinan dari koloni Ll 1anpa induksi IPTG (Lajur 3), Protein rekombinan dari koloni L2 tanpa induksi IPTG (Lajur 4).
46
Gambar 7. Transfer Blotter dari gel SDS-PAGE menuju membrane nitroselulose. Keterangan: Marker (M), Protein rekombinan dari koloni Ll dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein rekombinan LipL32 (Lajur 1), Protein rekombinan dari koloni L2 dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein rekombinan LipL32 (Lajur 2}, Protein rekombinan dari koloni L 1 tanpa induksi IPTG (Lajur 3) , Protein rekombinan dari koloni L2 tanpa induksi IPTG (Lajur 4).
48
15
8. Hasil imunobloting dengan menggunakan WesternBreeze®Chemiluminescent Western Blot Immunodetection Kit. Keterangan: Marker (M), Protein rekombinan dari koloni L l dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein rekombinan LipL32 (Lajur I), Protein rekombinan dari koloni L2 dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein rekombinan LipL32 (Lajur 2), Protein rekombinan dari koloni L l tanpa induksi IPTG (Lajur 3), Protein rekombinan dari koloni L2 tanpa induksi IPTG (Lajur 4 ).
49
Gambar 9. Hasil imunobloting pada membrane nitocelulose dengan menggunakan antibodi monoklonal anti LipL32. Keterangan: Marker (M), Protein rekombinan dari koloni Ll dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein rekombinan LipL32 (Lajur 1), Protein rekombinan dari koloni L2 dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein rekombinan LipL32 (Lajur 2), Protein rekombinan dari koloni L l tanpa induksi IPTG (Lajur 3), Protein rekombinan dari koloni L2 tanpa induksi IPTG (Lajur 4), Protein rekombinan dari koloni L 1 dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein rekombinan LipL32 (lajur 5)
50
Gambar
16
INTISARI PENGEMBANGAN PROTOTIPE KIT DIAGNOSTIK LEPTOSPIROSIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELISA BERBASIS PADA PROTEIN REKOMBINAN LIPL32 Hevi Wihadmadyatami1, RieskaHumardewayanti A 2 , Etty Wiaayant i3 ..
1 Bagian Anatomi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada 2 Bagian Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada Jsagian Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas YARSJ
Leptospirosis atau yang dikenal juga dengan Wei/'s diseases merupakan penyak it zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri dari genus Leptospira sp. Leptospirosis terdistribusi di selurul1 belahan dunia dan masih menjadi masalali kesehatan masyarakat, terutama di daerali beriklim tropis dan subtropis, yang memiliki curall hujan tinggi khususnya d i negara berkembang, dimana kesehatan lingkungannya kurang diperhatikan terutama untuk
masalall pembuangan sampall dan penanganan pasca banjir. Berdasarkan data resmi dari WHO (2010) diketallui bahwa setiap tallun terjadi 500.000 kasus Leptospirosis di seluruh dtmia Leptospirosis Society menyatakan Indonesia sebagai Negara dengan
insiden leptospirosis yang tinggi. Penanganan pada pasien dengan g�jala leptospirosis menunjukkan adanya banyak kendala, .hal tersebut disebabkan karena gejala klinis infeksi Leptospira sangat sulit dibedakan dengan penyakit yang lain seperti influensa, meningitis, hepatitis, dan demam berdarall dengue sehingga seringkali tidak terdiagnosis. Saat ini ada berbagai macam metode untuk mendiagnosis leptospirosis seperti menggunakan mikroskop medan gelap, Microscopic Aglutination Tests (MAT), dan Polymerase Chain Reaction (PCR). Teknik yg digunakan tersebut masih memiliki kelemallan. Berdasarkan hal tersebut di atas ketersediaan metode deteksi yang spesifik dan sensitif sangat diperlukan terutama bagi leptospirosis yang sangat berpotensi mengancam kesehatan publik, dan untuk pencegallan tetjadinya outbreak atau kejadian luar biasa. Dalam hal ini penelitian tentang protein rekombinan LipL32 sebagai perangkat diagnosis sangat penting dilakukan untuk meningkatkan akurasi, sensitifitas, mudall digunak an, dan dapat digunakan untuk deteksi dini, Rancangan penelitian dimulai dari isolasi DNA dengan menggunaka n isolate reference Leptospira interogans serovar icterohaemorhagie, PCR dengan menggunakan primer spesifJ.k
LipL32, gen yang teramplifikasi kemudian di puri:fikasi dengan menggunakan EZ- Spin Coloumn DNA Gel Extraction Kit, dan dilanjutkan dengan ligasi ke dalam vector pET SUMO dan transformasi pada sel kompeten Mach-1, plasmid basil transformasi kemudian diisolasi dengan GeneJet™ .Plasmid Miniprep Kit, dan disequencing, dilanjutkan dengan transformasi pada sel competent BL-21, basil transformasi kemudian diinokulasikan pada media LB yang mengandung kanamycin dengan diinduksi IPTG, kemud:ian protein diekstraksi dengan enzymatic digestion, Protein rekombinan diperoleh dengan cara mengambil supernatan dan diidentifikasi dengan SDS pAGE dan imunobloting Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang gen penyandi protein LipL32 telah berhasil diamplifikasi dengan panjang 819 bp dan berat protein LipL32 yang diekspresikan sebesar 32 kDa, protein berhasil diidentifikasi dengan menggunakan SDS-P AGE dan imunoblotting dengan menggunakan antibodi monoklonal Anti-LipL32.
Kata kunci: Leptospirosis, Leptospira interogans ser. icterohaeomarghi, protein Lip-L32,
cloning,
ekspresi
17
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Leptospirosis atau yang dikenal juga dengan Weil's diseases merupak:an penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri dari genus Leptospira sp. Bakteri Leptospira sp. memiliki antigen yang beragam, namun yang berkaitan langsung dengan imunopatogenesis dan invasi ke dalam sel adalah antigen yang bcrasal dari protein permukaan. Lip L32 adalah lipoprotein permukaan yang dominan dan ditemukan dalam jumlah besar terutama pada Leptospira strain patogenik dan tidak ditemukan pada non patogenik leptospira (Haake
et al, 2000; Guerraro et al.,
2001)
Leptospirosis terdistribusi di seluruh belahan dunia. Manusia
dapat terinfeksi
leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Leptospirosis masih menjadi masalah kesehatan masyarak:at, terutama di daerah beriklim tropis dan subtropis, yang memiliki curah hujan tinggi khususnya di negara berkembang, dimana kesehatan lingkungannya kurang diperhatikan terutama untuk masalah pembuangan sampah penanganan pasca banjir. Berdasarkan data resmi dari
dan
WHO (2010) diketahui bahwa
setiap tahun terjadi 500.000 kasus Leptospirosis di seluruh dunia dan apabila terjadi
outbreak diperkirak:an
insidensi leptospirosis mencapai lebih dari 100 kasus per 100.000
penduduk. Indonesia berdasarkan data dari kementerian kesehatan di tahun 201 0 terdapat delapan propinsi yang melaporkan kasus Leptospirosis yaitu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyak:arta, Jawa Timur, Bengkulu, Kepulauan Riau dan Sulawesi Selatan, khusus untuk DI Yogyakarta dilaporkan bahwa di kabupaten Sleman sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 20 1 1 teijadi 2 0 1 kasus, dengan rincian 1 kasus tahun 2007, 35 kasus tahun 2008 (2 meninggal), 85 kasus tahun 2009 (5 meninggal), 67 kasus tahun 2010 (3 meninggal) dan tahun 20 1 1 sampai dengan bulan maret sudah ada 23 kasus dari 17 kecamatan, kecamatan dengan kasus terbanyak adalah Moyudan (4 desa), disusul kecamatan minggir (4 des a), seyegan (2 desa), godean 1 desa, prambanan 1 desa, kalasan 1 desa, Ngaglik 1 desa, tempel 1 desa, Gamping 1 desa, dan berbah 1 desa. Berdasarkan 18
data tersebut diatas tidaklah mengherankan apabila
Leptospirosis Society
menyatakan
Indonesia sebagai Negara dengan insiden leptospirosis yang tinggi. Penanganan pada pasien dengan gejala leptospirosis menunjukkan adanya banyak kendala, hal tersebut disebabkan karena gejala ldinis infeksi Leptospira sangat sulit
Polymerase Chain Reaction k.elemahan
Microscopic Aglutination Tests
(MAT), dan
(PCR). Teknik yg digunakan tersebut masih memiliki
yaitu pengujian
dengan
MAT
sangat membutuhkan
fasilitas
untuk
mernpertahankan hidup dari leptospirosis, memakan waktu terutama apabila diterapkan pada sarnpel dalarn jumlah besar, ada kemungkinan tidak terdeteksi antibodi dikarenakan
titer yang rendah, dan MAT tidak dapat di standarisasi, sedangkan untuk
Chain Reaction (PCR), teknik
Polymerase
ini membutuhkan peralatan khusus, teknisi yang terampil,
ada kemungkinan positif palsu diseababkan sampel yang terkontaminasi dan nilai umum PCR sebagai teknik diagnosis cepat belum dievalusi karena belum secara luas diterapkan
rerutama di negara tropis dan sub tropis. Berdasarkan
hal tersebut di atas ketersediaan metode deteksi yang spesifik dan
sensitif sangat diperlukan terutama bagi leptospirosis yang sangat berpotensi mengancam kesehatan publik, dan untuk pencegahan terjadinya Dalam
outbreak
atau kejadian luar biasa.
hal ini penelitian tentang protein rekombinan LipL32 sebagai perangkat diagnosis
sangat penting dilakukan
untuk meningkatkan akurasi, sensitifitas, mudah digunakan, dan
dapat digunakan untuk deteksi dini,
:B.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan alat deteksi dini yang
sederhana, tidak mahal, cepat dan sensitif dengan berbasis pada rekombinan protein Lip L32 sehingga dapat membantu dalam diagnosis leptospirosis. Tahapan selanjutnya diharapkan
dapat
digunakan
untuk
menentukan
prevalensi
leptospirosis
demi
kepentingan manajemen pengendalian, pencegahan penyakit baik pada manusia maupun
19
hewan. Deteksi dini juga diharapkan mampu mengurangi kejadian
leptospirosis
di
masyarakat.
20
BABll STUDI PUSTAK A A. Leptospirosis
Leptospirosis dicirikan dengan gejala klinis yang bervariasi mulai dari ringan hingga flu like illness hingga kondisi akut. Leptospirosis dapat berefek patogenik ataupun saprofitik. Infeksi endemic terutama teljadi pada daerah tropis dan subtropics, baik. manusia ataupun hewan dapat terifeksi secara langsung melalui kontak langsung dengan jaringan terinfeksi atau urin atau secara tidak langsung dengan tanah dan air yang terkontaminasi. Leptospirosis pada manusia timbul dengan menunjukkan 2 gejala klinis yang spesifik yaitu anicteric atau jinak dan icteric yang lebih dikenal dengan weil disease. Kebanyakan kasus leptospirosis didiagnosis secara serologis. Antibodi dapat terdeteksi di darah kira-kira pada
5-7
hari setelah
menunjukkan gejala klinis , microscopic agglutination test hingga saat ini masih merupakan metode yang paling dipercaya hingga saat ini. Pengobatan leptospirosis tergantung pada gejala klinis yang tampak, spesifik antibiotic treatment yang digunakan adalah doxycycline (100 mg dua kali sehari selarna antibiotik secara intravena seperti penicillin ·
G,
7
umwn
hari). Pernberian
amoxicillin, ampicillin atau
erythromycin dapat diberikan pada beberapa kasus yang serius B. Polymerase Chain Reaction (PCR)
Polymerase Chain Reaction (PCR) tetdiiji'��H� il ·g�''i8J1g�iih}ut .a�k>t�g�allGJ.ertania : · ehingga
al! yang adalah deg��asi·dari·:dSpff,A::. pada· ·9s 6���;.:.· ·-�· ·
terpisah �Ptitri� .dap¥) ;m¥n8!lmplifi�F ;Je�bali pada·.:·slibil�-� yang ·1e�11i�--rend� t ; silh,,li P;i¢n�.sfttiJpai .!Pi.�� qap�� dan ni,�iUill�!:J�r;e��i'-� � � ei®t�i::,.;:y�g ; bii.f��-)R�mMii�t suh�·· �¢ali£.�2' ;/y�g·;t 9�P�t;i"Bervaii�s' :,.:(1¢�����:: •' i�a� ' ·.:pf · fiiief:'da�·�::�6.ii$�1J.tr�i yang t iil!bang��!�a .. saaJ rn·�il1I!il:1�§9,hu, optunal : :avnealin_ g · ·· adal3.Jl suhu digunakan�): Pit Ieleh (Tmfa�.:�J?nm�,.�r.;al!�aii terakhir:a�\r3,glplifikasi P�--PNA _adai��elongasi .. Pro ��s. :i· J;li."41:r���· 4�n��ff,,�·epggoo��-:1��·:f?Jii?\:J)oiitn;¢i���.-' ��d#·s\WW7 · �:·�--� 9;; ·, y(l�tu. !#. ·�· e �¢f.j� '9P#.m subti': H]:!1��¢f).ii . t i '. ·
.
.
..•
21
C. Elektroforesis Gel Agarose Elektroforesis merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memisahkan dan atau melakukan karakterisasi dari suatu partie} berdasarkan rnigrasi spesifik partikel tersebut dalam
lir;gkm1gan
memisahk:an
listrik
Elektroforesis
gel
agarose
merupakan
metode
tmtuk
dan memvisualisasikan fragmen DNA, dimana terjagi proses migrasi
dari
fiagmen DNA di dalam gel yang direndam dalam larutan buffer TBE. Fragmen DNA dipisahkan berdasarkan muatan dan ukurannya, dengan melewatkan DNA melalui matriks
gel
agarose yang diletakkan dalam medan listrik (Subagiyo, 2006). Fragmen
DNA yang lebih kecil berat molekulnya
akan bergerak lebih cepat daripada molekul
DNA yang besar. Petjalanan molekul DNA di dalam gel mengikuti arus listrik dari kutub negative menuju kutub positif Semakin besar tegangan
arus
listrik,
perjalanan molekul
DNA akan semakin cepat, demikian pula sebaliknya (Sulandari dan Zein, 2003; Devlin, 2006).
D.
Cloning Gen
:.t
Plasmid pET SUMO Vektor plasmid yang digunakan dalam penelitian ini adalah
The Champion™pET
SUMO Protein Expression System, yang dapat digunakan untuk ekspresi, purifikasi, dan generasi dari native protein pada memfasilitasi kloning
E. coli.
Vektor plasmid pET SUMO dirancang untuk
dari produk PCR untuk ekspresi pada E. coli. Komponen vektor
plasmid pET SUMO dan peta plasmidnya dapat dilihat pada Gambar 10 (Invitrogen, 2010). Plasmid
pET
SUMO menyediakan tempat insersi produk PCR yang langsung ke
dalam plasmid. Enzim
Taq polymerase
menghasilkan tambahan
single deoxyadenosine
(A) ke ujung 3' dari produk PCR. Vektor plasmid pET SUMO memiliki residu
deoxythymidine (T) pada
single
ujung 3' sehingga insert PCR dapat diligasi dengan efisien ke
dalam plasmid (Invitrogen. 2010).
22
pET SUMO 5643 bp Cann,...,. brpf.'f
S$�n"dooS-
$\JMO
'rt prcrn I- tirdng!SIIIIlf�St.bZGSZS:I-:!611 ·�IIJII ·� ATG ,b.l - 2!11·21111 lliiG •li'C9'1· b.>oos ��i9 SUMOORJ': bZaS lSOl!� S,,U,f() ioMord ;nn ngs4o: b3:;u 5l9 ..S/1 TJI CIO��: b- «>1 1 (iS� n-- .,m,ingst.. b.l•�·r�·� CC) T1llO<mn::o:xr;b.>too7�m .I(.Jrumjdn�ti...,..��574 locJ OR!': - 43SS. SQ4 tCl (C)';CO�tt.r/ S'nind
Gambar 1. Peta vektor plasmid pET SUMO (Invitrogen, 2010). 3'
Gambar 2. Cloning site dari produk PCR ke vek:tor plasmid pET SUMO (Invitrogen! 201 0). 3.
Escherichia coli BL21 sebagai inang dalam cloning Escherichia coli strain BL21 sering digunakan dalam penelitian sebagai inang
untuk overproduksi protein dari gen klon. Ada dua strategi yang sering digunakan yaitu gen target yang dioverekspresi (langsung atau tidak langsung) dengan induksi suhu oleh promotor phage
I atau induksi dengan IPTG promotor lac dan variannya (Bhandari
andGowrishankar, 1997). Plasmid rekombinan ditransfer ke strain
E. coli yang
mengandung kopi kromosom gen untuk T7 RNA polimerase {T7 gen 1) untuk memproduksi protein. Inang yang biasanya digunakan adalah bacteriophage DE3
23
lysogens, derivate lambda yang memiliki daerah imunitas phage fragmen DNA
yang mengandung gen
lac
I, promotor
21
lacUV5, dan gen
mengkodeT7 RNA polimerase. Fragmen ini disisipkan ke dalam gen mencegah DE3
dan membawa
inti
yang untuk
dari integrasi ke dalam atau keluar dari kromosom tanpa helper phage.
Sekali DE3 lysogen dibentuk, hanya promotor lacUV5 yang dapat mengenali transkripsi langsung gen T7 RNA polimerase, yang diinduksi oleh IPTG. Penambahan IPTG untuk menumbuhkan k:ultur lysogen menginduksi produksi T7 RNA polimerase yang kembali mentranskripsi DNA target pada plasmid. Strain DE3 lysogen dipilih antara lain untuk wjuan
defisiensi
protease,
amino
acid
auxotrophy,
dan peningkatan solubilitas
(kelarutan). 3. Transformasi Transformasi adalah proses memasukkan DNA ke dalam sel bakteri. Sel bakteri yang memiliki kemampuan untuk memasukkan DNA ke dalam dirinya disebut sebagai sel kompeten.
Escherichia
coli
merupakan sel inang yang umumnya digunakan untuk
penelitian DNA rekombinan. Untuk dapat melakukan transformasi secara efisien, bakteri E. coli hams mengalarni perlakuan fisik atau kimiawi tertentu yang akan meningkatkan kemampuannya untuk memasukkan DNA. Masuk nya DNA dengan cara memperlakukan sel menggunakan larutan
CaCI 2dingin diikuti dengan paparan suhu tingi (42°C) yang
dapat menyebabkan perubahan permeabilitas dinding sel bakteri. Plasmid masuk ke dalam sel melalui dinding sel yang telah terbuka. Probabilitas masuknya plasmid ke dalam sel kompeten yang dapat dicapai, yaitu satu sel tertransformasi di antara 1000 sel dengan metode ini
E.
(Brown, 1990; Glick and Pasternak, 1994).
Sekuensing Selcuensing DNA meliputi beberapa metode dan teknologi yang digunakan
untuk menentukan urutan basa nukleotida berupa adenin, guanin, sitosin dan timin pada suatu molelcul DNA Pengetahuan mengenai sek:uen DNA menjadi sangat penting dalam
penelitian biologi dasar biologi forensik
dan
dan beberapa bidang terapan seperti diagnostik, bioteknologi,
biologi sistematik (Petterson et
at.,
2009). Ada dua metode yang
24
dapat digunakan untuk sekuensing DNA yaitu metode degradasi kimia (Metode Maxam Gilbert)
et
a/.,
dan metode terminasi rantai 1 977).
Dewasa
(metode Sanger) (Maxam dan Gilbert, 1977� Sanger
ini, hampir semua sekuensing DNA dilakukan dengan
menggunakan metode terminasi rantai dimana metode ini melibatkan terminasi atau penghentian
reaksi
sintesis DNA
in vitro
yang
spesifik untuk
sekuen
tertentu
menggunakan substrat nukleotida yang telah dimodifikasi (Pettersen et al., 2009).
F. Elekroforesis Protein Protein dapat dipisahkan dengan metode elektroforesis. Gel yang dipakai poliakrilamid kemudiandiberi pewamaan comassie blueatau untuk memperoleh basil yang lebih sensitif dapat digunakan pewarnaan silver. Protein dielektroforesis pararel dengan standar protein marker. Hasil elektroforesis protein dibandingkan dengan marker protein sesuaidengan berat molekulnya
(Wong, 2006). Polyacrilamide gel electrophoresis(PAGE) berfungsi untuk menganalisa ekspresi gen. Protein rekombinan yang dipoduksi melalui kloning, diidentifikasi dari pita protein yang terbentuk dibandingkan dengan kontrol (transforman tanpa insert gen). Hasil ekstrak sel pasti banyak mengandung protein-protein lainnya, sehingga ketika gel diwarnai diperoleh pita-pita banyak dan smear. Maka dari itu protein perlu dipuriftkasi hila menginginkan basil protein berupa antigen atau antibodi (Wong, 2006).
G.
Imunobloting atau Western Blotting
Imunobloting atau
Western blotting
merupakan metode ide·ntifikasi menggunakan
antibodi untuk mendeteksi keberadaan antigen pada matrik padat seperti kertas filter (Abbas
et a!. , 2007). Imunobloting
digunakan untuk identifikasi keberadaan antigen atau
antibodi. Protein atau antigen yang spesifik terdeteksi dengan pengujian menggunakan antibodi yang mampu bereaksi dengan protein yang telah dipisahkan berdasarkan berat 25
molekul
dan muatan protein melalui elektroforesis dalam gel seperti poliakrilamid.
Protein setelah dielektroforesis menggunakan Sodium Dodecyl Sulphate-Polyacrylamide
Gel Elektrophoresis, kemudian ditransfer pada membran nitroselulosa (blots) dengan cara transverse electrophoresis, dan dideteksi menggunakan antibodi spesifik yang telah dilabel (Roitt, 1993; Janeway
et a/., 200 1).
26
BAB ID MATERI DAN METODE
A. MATERI
Alat Alat utama yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sentrifus, penangas air, mesin thermal cycler (Infinigen), transilluminator ultra violet, elektroforesis horizontal apparatus (Bio-Rad), elektroforesis vertical apparatus (Bio-Rad), mikropipet, Erlenmeyer (Iwaki Pyrex), plate (Iwaki Pyrex), tabung reaksi (Iwaki Pyrex), konikel, inkubator shaker 37°C, inkubator 37°C, dan blotter.
Bahan
Bahan penelitian yang digunakan adalah isolate reference Leptospira interogans serovar icterohaemorhagie yang diperoleh dari dr. Bambang Isbandrio, SpPD. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, kit isolasi DNA (Genomic DNA mini kit Geneaid).
pnmer
spesifik
outer
membrane
protein
LipL32
yaitu:
5'
CTAAGTICATACCGTGAT TI-3 ' (forward), 5'-ATTACTIAGTCGCGTCAGAA-3'
(reverse), Champion™pET SUMO Protein Expression System, One Shot® Machi ™- T1 Chemically Competent E. coli, GeneJel111 Plasmid Miniprep Kit (Fermentas), Kit komersial PCR Mix K.APA 2G Fast readymix with loading dye (Geneaid), agarose (Invitrogen), marker DNA lOObp (invitrogen), Good view (SBS), Broad way prestained protein marker (Intron), IPTG (Sigma), kanamycin sulfat (Invitrogen), LB agar (Sigma), Tryptone (Sigma), Yeast Extract (Sigma), Tris (Nacalai Tesque), NaCl (Nacalai Tesque), TBE (Invitrogen), Glycin (Nacalai Tesque), Metanol, Aquadest steril, nuclease .free water antibody monoclonal anti LipL32 diperoleh dari Kasertsart University Thailand, NBT. 27
BCIP dan WesternBreeze®Chemiluminescent Western Blot Immunodetection Kit.
B.
Metode
Penelitian ini dibagi menjadi tiga betas tahap yaitu (1) Isolasi DNA dari Isolate Reference Leptospira interogans ser icterohaemoraghi (2) Polymerase Chain Reaction (3)Purifikasi Gen (Biobasic Inc) TJR
(4) Ligasi (5) Tahap transformasi One Shot® Machl™
Chemically Competent E. coli.dan (6) Tahap isolasi plasmid (7) Tahap pengujian gen
insert dalarn plasmid dengan Polymerase Chain Reaction (8) Tahap Sequensing (9) Tahap Transformasi BL21 (DE3) One ShotR Cells (10) Ekspresi Protein (11)
Identifikasi protein
rekombinan dengan Sodium Dodecyl Sulphate-Polyacrylamide Gel Electrophoresis (12) produksi antibodi poliklonal (13) Jmunobloting. Alur penelitian secara lengkap dapat diiihat sebagai berikut: Isolasi DNA bakteri Leptospira sp.
t Identifikasi dengan elektroforesis horisontal
t Polymerase Chain Reaction dan Purifikasi gel
�
�
(
Isolasi Plasmid
)-__.� (
Sequencing
+ Identifikasi dng elektroforesis horisontal
Transfonnasi BL21 (DE3)
Ekspresi protein
t Ligasi gen LipL32 ke dalam PET Sumo
+ Transformasi One Shot® Machi™-
Identiflkasi dengan SDSPAGE
�
Imunisasi Mencit (Produksi AB Poliklon�n
+
(.....__�] Imunobloting
28
1.
lsolasi DNA dari Isolate Reference Leptospira interogans ser icterohaemoraghi
Isolasi DNA menggunakan Genomic DNA mini kit (Gene Aid) untuk bakteri gram negatif. Tahap isolasi DNA adalah sebagai berikut kultur isolat reference ditransfer hingga 200 ).ll ke dalam 1,5 ml sentrifuge tube kemudian dilanjutkan sentrifus 1 menit dengan kecepatan 14.000-16.000xg, kemudian supernatant dibuang, tambahkan 200 J..tl GT buffer ke dalam tube kemudian resuspensikan pellet cell dengan shaking secara perlahan atau dengan menggunakan pipet, inkubasikan pada temperature ruang selama 5 menit, tambahkan 250 ).ll GB Buffer ke dalam sampel dan campur secara perlahan selama ° 5 detik, inkubasikan pada 60 C selama 1 0 menit sampai lysate bersih (dibolak-balik tiap ° 3 menit), bersamaan panaskan elution buffer pada 70 C, tambahkan 5)11 RNAse untuk membersihkan lysate dan campur dengan perlahan, inkubasikan pada suhu ruang selama 5 menit, tambahkan 200 J.d etanol absolut dan campur selama 10 detik, tempatkan GD colom ke dalam 2 ml collection tube, kemudian masukkan seluruh campuran ke dalam 2 ml collection tube, sentrifuge 14.000 - 16.000 xg selama 2 menit, dan buang supernatan pada collection tube kemudian tempatkan kernbali collection tube, tambahkan 400 ).ll buffer
ke
W1
dalam GD colom, sentrifuse 14.000 - 16.000 xg selama 30 detik, huang
supematan melalui dinding dan tempatkan GD colom kembali ke dalam 2 ml collection tube, tambahkan wash buffer sebanyak 600 J!l
dan sentrifuse
selama 1 menit, sentrifuse
kembali selama 3 menit dengan kecepatan 14.000 - 16.000 xg untu.k mengeringkan matriks, masuk.kan GD colom kering ke dalam 1.5 ml sentriguge tube bersih, tambahkan 100 J!l preheated elution buffer (TE Buffer) pada permu.kaan tengah dari matriks, diamkan 3 menit,
dan
sentrifuse kembali pada 14.000 - 16.000 xg selama 30 detik dan
hasil elusi berupa DNA. 29
2.
Polymerase Chain Reaction Reaksi PCR disiapkan sebanyak 25 111 sebagai berikut:
mix sebanyak 12,5 111,. primer
template sebanyak 1 111, PCR
forward dan backward masing-masing 1 111, dan
ditambahkan ddH20 sebanyak 9,5 111 agar total reaksi PCR menjadi 25 111. Reaksi PCR dimasukkan dalam
thermal cycler dengan program PCR sebagai berikut: tahap persiapan
(predenaturasi) satu siklus pada suhu 94°C selama 5 menit, diikuti 35 siklus untuk denaturasi 94°C selama 1 menit, menit
annealing 53°C selama 45 detik, elongasi 72°C selama 1
dan post elongasi 72°C selama 5 menit. Gel agarose 1% dibuat dengan cara
mencampurkan 0,25 g agarose dengan 25 ml panaskan dengan mikrowave selama
1
Tris Base EDTA (TBE). Campuran di
menit kemudian didinginkan.
Campuran
ditambahkan Goodview kemudian dibiarkan mengeras dalam sumuran. Elekroforesis dijalankan pada tegangan IOOV selama 30 menit. DNA marker yang digunakan adalah 100 bp. Hasil positif dapat dilihat pada transiluminator ultraviolet yang ditandai dengan terbentuknya pita.
3.
Pu rifikasi Gen (Biobasic Inc) Fragmen gen pada gel elektroforesis di potong kemudian ditimbang dan diletakkan
pada 1.5 ml microcentrifuge tube, tambahkan 400-700 111 binding buffer tiap 100 mg slice gel, tempatkan pada EZ- 10 coloum, diamkan selama 2 menit, sentrifuge 10.000 rpm selama 2 menit, huang melalui dinding tabung kemudian tarnbahkan 500 111 wash solution
dan sentrifuge 10.000 rpm selama
1 menit (tahap ini diulang satu kali ) kemudian
tempatkan coloum pada 1.5 ml microcentrifuge dan tambahkan 30 - 50 111 elution buffer pada permukaan tengah dari coloum, inkubasikan pada suhu ruang selama 2 menit
30
lanjutkan dengan centrifuge 10.000 rpm selama 2 menit DNA yang telah terpurifikasi ° dapat disimpan pada -20 C. 4.
Ligasi
Reaksi ligasi dipersiapkan sebanyak 10 Jll dengan komposisi sebagai berikut: Produk PCR fresh sebanyak 5 J.Ll, 1 OX Ligation
Buffer
sebanyak 1 Jll, 2 Jll vektor plasmid pET
SUMO (25 ng/Jll) dan T4 DNA Ligase sebanyak 1 J.d. Reaksi ligasi kemudian diinkubasi pada suhu 4 ° C selama 24 jam.
5.
Tahap transformasi One Shot® l�achJTM..TJR Chemically Competent E. coli. Proses transfonnasi dilakukan dengan mencampurkan 2 J.Ll produk ligasi dan
dimasukkan dalam vial
One Shot® Machl™-TJR Chemically Competent E. coli.
Campuran tersebut dicampur dengan perlahan dan
tidak boleh dipipetting naik turun,
karena kondisi sel kompeten yang masih rapuh sehingga proses pipetting dapat merusak sel kompeten tersebut. Campuran kemudian diinkubasi pada es selama 20 rnl!nit. Campuran
di-heatshock selama
30 detik pada
waterbath
42°C tanpa
shaking,
kemudian
vial langsung dipindahkan ke es selama kurang lebih 2 menit. Vial kemudian ditambahkan
Super Optimal Broth
(SOC) medium dengan suhu ruangan sebanyak 400
J.LL Vial ditutup dengan rapat kemudian digoyang secara horizontal (200 rpm) pada
inkubator
shaker dengan suhu 37°C selama
1 jam. Hasil transformasi sebanya.k masing
masing 200 J.Ll kemudian dituang pada 2 plat LB yang mengandung kanamycin. Plat selanjutnya diinkubasi pada inkubator dengan suhu 37°C selama 24 jam.
31
6.
Tahap isolasi plasmid Hasil transformasi positif dihmju.kkan dengan adanya pertumbuhan koloni pada
plat LB. Sebelum isolasi plasmid, koloni
dari LB padat direkultur terlebih dahulu ke LB
cair. Proses rekultur koloni bakteri yang tumbuh dari
LB plat ke LB cair yaitu dengan
cara koloni bakteri masing-masing diambil dan dikultur pada
5
mengandung kanamycin. Tiap koloni bakteri dikultur ke tabung
ml media
LB cair yang
LB cair secara terpisah.
Tabung kemudian diinkubasi pada inkubator shaker 37°C selama semalam dengan posisi tabung miring. Proses isolasi plasmid dimulai dengan melakukan sentrifus media LB cair selama
1 0 menit dengan kecepatan 6000 g.
dan pelet diresuspensi dengan
111 Lysis Bzif.fer dan
balikan tube sebanyak
dan
TM
4-6
x,
350
Supernatan kemudian dibuang
f.d Resuspension solution, kemudian ditambahkan 250
dicampur dengan pelan selama
dan tampak cerah, tambahkan
Gene Jet
250
5 ml kultur E. coli dari
Jll
4-6
menit hingga larutan bercampur
neutralization solution, campur dengan membolak
sentrifuse selama
5
menit masukkan supernatan ke dalam
spin colown (hindari pipetting white precipitate), sentrifuse selama 1 menit
huang supernatant, tambahkan
500 111 wash solution
sentrifuse selama 1 menit
(ulangi sebanyak 1 kali), dilanjutkan dengan sentrifuse 1 menit, letakkan spin coloum ke dalam
microcentrifuge tube,
pada suhu ruang selama
tambahkan
50 111 elution buffer
kemudian diinkubasikan
2 menit, sentifuse selama 2 menit, hasil yang didapat berupa
Purified plasmid DNA.
32
7.
Tabap pengujian gen insert dalam plasmid denganPolymerilse Chain Reaction
Reaksi PCR disiapkan sebanyak 25 fll sebagai berikut: template sebanyak 1 )ll, PCR mix sebanyak 12,5 fll, primer forward dan backward masing-masing
1
Ill, dan
ditambahkan ddH20 sebanyak 9,5 fll agar total reaksi PCR menjadi 25 Jll. Reaksi PCR dimasukkan dalam thennal cycler dengan program PCR sebagai berikut: tahap persiapan (predenaturasi) satu siklus pada suhu 94°C selama 5 menit, diikuti 40 siklus
untuk
denaturasi 94°C selama 1 menit, annealing 55°C selama 45 detik, elongasi 72°C selama 1 menit dan postelongasi 72°C selama 1 menit Gel agarose 1 % dibuat dengan cara mencampurkan 0,25 g agarose dengan 25 ml Tris Base EDTA (TBE). Campuran
di
panaskan dengan mikrowave. selama 1 menit kemudian didinginkan. Campuran ditambahkan Goodview kemudian dibiarkan mengeras dalam sumuran. Elekroforesis dijalankan pada tegangan
IOOV
selama 30 menit DNA marker yang digunakan adalah
100 bp. Hasil positif dapat dilihat pada transiluminator ultraviolet yang ditandai dengan terbentuknya pita.
8.
Tahap sekuensing
Sekuensing DNA dilakukan di PT. 1st BASE Sequencing dengan menggunakan metode Sanger (metode terminasi rantai). Sekuensing DNA dilakukan dengan dua kali reaksi menggunakan primer Lip L32 forward dan reverse masing-masing dengan konsentrasi 1 0 pmol. Basil PCR digunakan sebagai cetakan untuk reaksi selruensing. Komposisi reaksi sekuensing DNA terdiri dari produk PCR, enzyme Taq Polymerase, primer, dNTP dan. ddNTP. Kondisi reaksi sekuensing DNA yaitu tahap persiapan (predenaturasi) satu siklus pada suhu 94°C selama 5 menit, diikuti 40 siklus untu.k 33
denaturasi 94°C selama 1 menit, annealng55°C i selama 45 detik, elongasi 72°C selama 1 menit dan postelongasi 72°C selama 1 menit 9.
R Tahap Transformasi BL21 (DE3) One Shot Cells
Masukkan
l-5J.1l plasmid DNA ke dalam tiap vial BL2 l(DE3) One ShorR Cells dan campur
secara perlahan dengan menggunakan tip micropipet tetapi jangan di pipet naik dan turun. Inkubasikan dalam es selama 30 �enit kemudian pindahkan sel dalam incubator 42 °C tanpa shaking, kemudian transfer tube ke dalam es, tambahkan 250 J.ll SOB mediwn , tutup rapat tube kemudian diinkubasikan selama 37°C selama I jam dengan kecepatan shaker 200 rpm, tumbuhkan selama 24 jam pada suhu 37 ° C dengan shaking (pada ta.hap ini digunakan 4 vial
BL21 (D£3) One Shot Cells). 10.
Ekspresi Protein Ino.kulasikan 1000 J.ll overnight kultur basil transformasi dalam 20 ml LB cair media
yang mengandung kanamycin kemudian tumbuhkan selama 24 jam pada inkubator shaker 37°C, kemudian kultur dibagi menjadi 2 masing-masing sebanyak 10 m1 dan tambahkan pada salab satu tabung
IPTG sampai mencapai konsentrasi 1 mM. kemudian dilakukan pengukuran optical
density (OD) protein hingga mencapai nilai 0.600, kemudian sentrifuse untuk m.endapatkan pellet yang digunakan sebagai sampel Pada pellet kemudian ditambahkan 200
J.ll
PBS kemudian
tambabkan 20 J.ll lysosime dan diinkubasikan pada waterbatb selama 30 menit pada suhu 37°C dilanjutkan freeze ke dalam N2 cair selama 30 menit ta.hapan ini diulang sebanyak 3 kali. Sentrfifuse dilakukan pada kecepatan 10.000 rpm dan diambil supernatant sebagai sampel protein Protein diidentifikasi dengan menggunakan elektroforesis protein.
34
11.
ldentifikasi
protein
rekombinan
dengan
Sodium
Dodecyl
Sulphate
Polyacrylamide Gel Electrophoresis Protein rekombinan dipisahkan dengan 12% SDS-P AGE menurut metode Laemmli (1 970) dengan alat elektroforesis. Gel poliakrilamid 12% dituang pada plat dan diratakan pennukaana ny dengan butanol, setelah gel berpolimerisasi, butanol dibuang dan gel dicuci dengan
aquadest. Stacking gel (3%) dituang di
untuk membuat sumuran, setelah
aparatus elektroforesis.
stacking gel
berpolimerisasi, plat dirangkai dengan
Bufer elektroda dituang ke dalam tangki dan sisir diangk:at
Sampel ditambah sampel buffer
(4
:
1 ) direbus
dalam air mendidih selama 2 menit.
Sampel masing-masing sebanyak 20J.Ll dan protein dimasukkan ke dalam sumuran stacking gel. Aparatus
power supply front,
atas gel, selanjutnya sisir dipasang
marker
(intron) sebanyak: 10 J.U
elektroforesis d.ihubungkan dengan
(100 volt selama 2 jam) untuk dielektroforesis. Setelah sampel mencapai
gel diambil
dan
diwarnai dengan
commasie brilliant blue
R.250 0,2 % selama
semalam. Gel yang telah diwamai dibersihkan denga.n larutan
destaining
hingga
transparan dan disimpan dalam asam asetat 10%. 12.
Imunisasi.
Crude
protein LipL32 sebanyak 5 Jlg/Jll dilarutkan dalam akuabides steril dan
diemulsikan dengan
Freund's complete adjuvant
(perbandingan 1 : 1) untuk penyuntikan
pertama, sedangkan untuk penyuntikan kedua dan seterusnya digunakan
adjuvant.
incomplete
Emulsi disuntikk:an pada rongga peritoneum dari menct i Balb/C betina umur
8-10 minggu denganjarum 25
gauge. Penyuntikan
diulang 5 kali dengan interval waktu
14 hari.
35
13.
Imu1wbloting
Holzel blotter dibasahi dengan buffer blotting dan dilapisi dengan kertas whatman sebanyak
4
lembar yang telah dibasahi dengan
yang telah dibasahi dengan
buffer blotting
buffer blotting.
Membran nitroselulose
diletakkan pada tumpukan kertas whatman.
Gel poliakrilamid diletakkan di atas membran dan diberi penanda denganj arum 20 gauge sebagai orientasi letak sampel. Gel kemudian ditutup dengan kertas whatman telah dibasahi dengan
buffer blotting. Blotter
blotter.
ditutup dengan penutup
protein dilakukan pada red current menunjukkan angka
500,
5
2 kali, ink.ubasikan dengan antibody
kali, inkubasikan dengan 10 ml secondary antibody selama
kemudian cuci membrane selama
transparan
ml blocking
24 jam dilanjutkan dengan pencucian dengan antibody wash selama 5
menit sebanyak
sebanyak
10
30 menit dengan menggunakan rotary shaker, cuci
membran dengan 20 ml air selama 5 menit sebanyak primer selama
Transfer
selama 1-2 jam, kemudian
dilanjutkan dengan meletakkan membran pada disc yang telah berisi solution, inkubasikan selama
4 lapis yang
30 menit
5 menit dengan 20 ml antibody wash selama 2 menit
3 kali kemudian membrane yang telah dicuci diletakkapan pada plastic kemudian
chemilluminescent
dengan
substrat
menggunakan
hilangkan
ekses
mikropipet
tambahkan
chemiluminescent
substrat
2�5
ml
dengan
menggunakan paper pada kit, kemudian tutup permukaan membrane dengan transparan plastic,
dan membrane siap untuk proses luminography
36
BAB IV BASIL DAN PEMBABASAN 1.
Isolasi DNA dan Polymerase Chain Reaction DNA dari isolatreference diisolasi dengan menggunakan genomic DNA mini kit dan
hasil isolasi digunakan sebagai template untuk proses PCR. Reaksi PCR disiapkan sebanyak 25 Jll sebagai berikut: template sebanyak 1 Jll, PCR
mix
sebanyak 12,5 �1,
primer forward dan backward masing-masing 1 Jll, dan ditambahk:an dd.H20 sebanyak 9,5 Jll agar total reaksi PCR menjadi 25 Jll. Reaksi PCR dimasukkan dalam thermal
cycler dengan program PCR sebagai berikut: tahap persiapan (predenaturasi) satu siklus pada suhu 94°C selama 5 menit, diikuti 35 siklus untuk denaturasi 94°C selama 1 menit,
annealing 53°C selama 45 detik, elongasi 72°C selama
1
menit dan post elongasi 72°C
selama 5 menit. Gel agarose 1% dibuat dengan cara mencampurkan 0,25 g agarose dengan 25 ml Tris Base EDTA (TBE). Campuran di panaskan dengan mikrowave selama 1
menit kemudian didinginkan. Campuran ditambahk:an Goodview kemudian dibiarkan
mengeras dalam sumuran. Elekroforesis dijalankan pada tegangan
lOOV
selama 30 menit.
DNA marker yang digunakan adalah 100 bp. Hasil positif dapat dilihat pada transilurninator ultraviolet yang ditandai dengan terbentuknya pita. Hasil
elektroforesis
dari PCR pada penelitian ini menunjukkan pita dengan panjang 819 bp, dapat dilihat pada Gambar 3.
37
600
100
Gambar 3. Hasil amplifikasi PCR gen LipL32 pada gel agarose dengan konsentrasi 1%. Keterangan: Marker 1 00 bp (M), hasil negatif ampliftkasi gen dengan menggunakan DNA total Leptospira interogans ser. Bataviae (lajur 1 dan 2, hasil positif ampliftkasi gen dengan menggunakan DNA total interogans ser. Icterohaemoraghie (lajur 3 dan lajur 4).
Leptospira
Hasil PCR kemudian dipuriftkasi dengan menggunakan purifikasi gel (Biobasic Inc)
untuk selanjutnya digunakan dalam proses ligasi ke dalam pET SUMO. 2.
Ligasi
Proses selanjutnya ada1ah proses ligasi, yaitu menyambungkan gen yang diinginkan ke dalam vektor dengan bantuan enzim ligase. Vektor yang digunakan dalam kloning ada beberapa macam antara lain vektor plasmid,
Chromosomes
(BAC), dan
bacteriophage,
Yeast Artificial Chromosomes
kosmid,
Bacterial Artificial
(YAC). Pemilihan vektor
didasarkan pada ukuran gen yang akan di.klon (Russell dan Sambrook, 2001). Pada penelitian ini vektor yang digunakan adalah vektor plasmid.. Vektor plasmid yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pET SUMO. Salah satu aspek yang penting dalam
melakukan proses ligasi adalah mengatur temperatur yang optimal. Kebanyakan proses 38
ligasi menggunakan T4 DNA Ligase (diisolasi dari
bacteriophage T4),
yang
aktif pada
temperatur 25°C. Namun demikian, temperatur optimal yang efisien untuk ligasi dengan vektor plasmid yang memiliki
cohesive-ended fragment (sticky end)
membutuhkan
keseimbangan antara suhu optimal enzim dan Tm yang juga suhu armealing dari
sticky
end yang diligasi.
Jika suhu yang dipakai melebihi Tllb pasangan homolog dari sticky
tidak akan stabil
karena suhu yang tinggi mengganggu ikatan hidrogen. Reaksi ligasi
paling efisien jika
sticky end telah menempel
ujung yang menempel
overhang,
end
dengan stabil dan adanya gangguan pada
akan menyebabkan efisiensi ligasi yang rendah. Semakin pendek
semakin rendah Tm yang digunakan. Umumnya 4-basa
overhang memiliki
Tm
antara 12-l6°C (Tabor, 2001 ). Reaksi ligasi pada penelitian ini diinkubasi pada temperatur 4oc selama semalam (24 jam) pada refrigerator Produk ligasi ini selanjutnya ditransfonnasi pada plat E.
3.
coli yang kompeten.
Tahap transformasi One Shot® Maclzl™-Tl R Chemically Competent E. coli.
Umumnya penelitian mengenai kloning menggunakan vektor plasmid dan E.coli sebagai sel hospesnya. Plasmid vektor dan
E. coli
banyak digunakan oleh karena mudah
diadaptasikan, mudah didapat, dan organisme rekombinan ini dapat tumbuh secara cepat dengan peralatan minimal .
Origin of replication
membantu plasmid DNA bereplikasi
secara independen tanpa dipengaruhi oleh replikasi kromosom sel bakteri itu sendiri (Hanahan, 1983). Pada penelitian ini sel kompeten yang digunakan adalah
Chemically Competent
E.
coli.
Mach
1
Transformasi memiliki pengertian dimana material
genetik eksogenous dimasukkan ke dalam sel bakteri. Ada beberapa metode dalam proses transfonnasi, antara lain dengan senyawa kalsium klorida, elektrotransformasi (Russel
dan
heat shock,
maupun dengan
Sambrook, 2001 ). Pada penelitian ini metode yang
39
digunakan adalah metode
heat shock karena
vektor plasmid yang digunakan yaitu pET
SUMO merupakan plasmid sirkuler. Transformasi biasanya menghasilkan campuran sel bakteri yang telah mengalami transfonnasi
dan
mengandung plasmid rekombinan serta
sekumpulan sel yang tidak mengalami transformasi. Sebuah rnetode diperlukan untuk menyeleksi sel bakteri yang mengandung plasmid rekombinan. Plasmid membawa marker yang spesifik dimana sel yang tidak mengandung plasmid rekombinan dapat mati atau pertumbuhannya terhambat. Resistensi terhadap antibiotik tertentu merupakan indikator
yang paling
sering
digunakan
untuk
bakteri yang membawa plasmid
rekombinan, karcna plasmid memiliki gen yang resisten terhadap antibiotik tertentu. Selsel bakteri lain yang tidak mengalami transformasi dan tidak membawa plasmid rekombinan akan bersifat sensitif terhadap antibiotik sehingga hanya bakteri yang telah mengalami transfonnasi yang dapat turnbuh pacta media yang mengandung antibiotik tertentu (Russell dan Sambrook, 2001 ). Antibiotik yang digunakan pacta penelitian ini adalah kanamycin dengan dosis 50
Jlg/ml pada media LB. Proses transformasi
menggunakan media LB padat dalam plat untuk menumbuhkan E. merupakan media yang kaya akan nutrisi, dan
coli.
digunakan secara
Media
umum
LB
untuk
menumbuhkan bakteri. Media LB sudah diformulasikan secara standar untuk kultivasi
coli
E.
sejak tahun 1950an. Media ini sudah digunakan secara luas dalam aplikasi
mikrobiologi molekuler sebagai media preparasi plasmid DNA dan protein rekombinan. Media
LB menjadi media yang paling banyak digunakan di laboratorium untuk
pertumbuhan strain
E. coli
rekombinan (Anonim, 2009). Hasil positif dari proses
transformasi adalah adanya koloni bak:t:eri yang tumbuh pada plat positif dapat dilihat pacta Gambar
4. Hasil transformasi
LB. Hasil transfonnasi
pacta penelitian ini menunjukkan
40
adanya 3 koloni pada plat. Semua koloni yang tumbuh kemudian direkultur ke
LB cair
untuk: selanjutnya diisolasi plasmidnya.
Gambar 4. Hasil pertumbuhan bakteri transforman pada media LB padat. Keterangan: Koloni bakteri transforman ditunjukkan dengan penanda Ll, 12 dan L3.
4.
Tahap isolasi plasmid
Proses selanjutnya setelah transformasi adalah isolasi plasmid. Plasmid yang terdapat dalam sel bakteri diisolasi
untuk selanjutnya diuji apakah gen yang diinginkan ter-insert
ke dalam plasmid. Isolasi plasmid pada penelitian
Miniprep Kit
ini menggunakan
GeneJe1111 Plasmid
(Fennentas), dan diawali dengan rekultur terlebih dahulu. Plasmid yang
mengalami transformasi tidak semuanya mengandung gen
yang diinginkan. Beberapa
plasmid mungkin berhasil dalam proses ligasinya dan gen dapat masuk: ke dalam plasmid, namun beberapa plasmid mungkin juga tidak berhasil dalam ligasi sehingga tidak ada gen yang masuk dalam plasmid. Plasmid-plasmid basil isolasi
ini kemudian diuji dengan
teknik PCR untuk mengetahui apakah gen yang diinginkan ter-insert ke dalam plasmid menggunakan primerforward dan
backwcird dari LipL32.
41
5.
Pengujia n gen insert LipL32 dengan Polymerase Chain Reaction Terdapat beberapa cara pengujian
untuk mengetahui apakah target gen yang
diinginkan terdapat dalam plasmid rekombinan antara lain menggunakan teknik PCR, maupun dengan cara pemotongan plasmid rekombinan menggunakan enzim restriksi. Selanjutnya basil pemotongan ini dielektroforesis untuk melihat panjang gennya. Metode lain untuk: menyeleksi
insert
gen pada plasmid adalah dengan metode
blue-white
screening
menggunakan media yang mengandung X-gal. Plasmid yang mengandung
insert gen
yang diingink:an akan menghasilkan koloni yang berwarna putih, sedangkan
plasmid yang tidak mengandung
insert
berwarna biru karena adanya produksi
gen akan ditunjukkan dengan koloni yang
P-galactosidase
yang fungsiona] (Russell dan
Sambrook, 2001). Pengujian gen insert dalam plasmid pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik PCR. Primer yang digunakan adalah
LipL32
dan
template
forward
dan
reverse gen
yang digunakan adalah plasmid yang sudah diisolasi yaitu Ll-L3.
Hasil PCR selanjutnya dielektroforesis untuk melihat panjang pita yang dihasilkan. Hasil positif dapat dilihat pada transiluminator ultraviolet yang ditandai dengan terbentuknya pita. Hasil PCR dari plasmid dapat dilihat pada Gambar 5
42
Gambar 5. Hasil amplifikasi PCR plasmid gen LipL32 pada. gel agarose dengan konsentrasi 1%. Keterangan: Marker 100 bp (M), Plasmid dari koloni L1 menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya pita DNA (lajur 1), Plasmid , dari koloni L2 menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya pita DNA (lajur 2), Plasmid dari koloni L3 menunjukkan hasil negatif tidak terbentuk pita DNA (lajur 3).
6.
Tahap sekuensing Sekuensing DNA dilakukan di PT. 1st BASE Sequencing dengan menggunakan
metode Sanger (metode terminasi rantai). Sekuensing DNA dilakukan dengan dua kali reaksi menggunakan primer canine IFN-r forward dan backward masing-masing dengan konsentrasi 10 pmol Hasil PCR digunakan sebagai cetakan untuk reaksi sekuensing. Komposisi reaksi sekuensing DNA terdiri dari produk PCR; enzyme Taq Polymerase, primer, dNTP dan ddNfP. Kondisi reak:si sekuensing DNA yaitu predenaturasi satu. siklus pada suhu 94°C selama 5 menit, diikuti 40 siklus untuk denaturasi 94°C selama 1 43
-
menit,
annealing 55°C selama 45
detik, elongasi 72°C selama 1 menit dan postelongasi
72°C selama 1 menit 7.
Transformasi BL21
(DE3) One Shof Cells dan Ekspresi Protein
Masukkan 1·5� plasmid DNA ke dalam tiap vial BL21(DE3)
One
secara perlahan dengan menggunakan tip micropipet tetapi jangan Inkubasikan
dalam
Shof Cells dan campur
eli
pipet naik dan
turun.
es selama 30 menit kemudian pindabkan sel dalam incubator 42 °C tanpa
shaking, kemudian transfer tube ke dalam es, tambahkan 250 f..l.l SOB medium , tutup rapat tube kemudian diinkubasikan selama 37°C se]ama 1 jam dengan kecepatan shaker 200 rpm, °
tumbuhkan selama 24 jam pada suhu 3 7
C dengan shaking (pada tahap ini digunakan 4 vial
BL21 (DE3) One Shot Cells). Kemudian dilanjutkan dengan ekspresi protein, langkah pertama yang
dilak:ukan
menumbuhkan
untuk
mengisolasi
bakteri E. coli
protein
rekombinan
LipL
32
dengan
cara
BL21 yang telah disisipi gen LipL32 pada plasmid pET
SUMO ke dalam media LB yang mengandung kanamycin, klon protein rekombinan tersebut ditumbuhkan pada suhu 3'flC, kemudian dilak:ukan induksi dengan
IPTG
kemudian dilak:ukan pengkuran optical density hingga 0,600. Optical Density 0,600 dimak:sudkan karena pada OD tersebut
(logarhytmik phase
atau
bakteri telah mencapai fase pembelahan
exponential phase).
Bakteri berkembang biak: dengan berlipat
dua kalinya pada fase ini, jumlah bak:teri meningkat secara eksponensiaL Fase eksponensial berlangsung selama 1 8-24 jam, pada pertengahan fase ini pertumbuhan bak:teri sangat ideal, pembelahan teijadi secara teratur, semua bahan dalam sel berada dalam keadaan seimbang penyandi
LipL32
(balanced growth)
menggunakan
(Syahrurachman
plasmid
pET-SUMO
et a/.,
1994). Kloning gen
sebagai
vektor
untuk
mengekspresikan gen penyandi LipL32. Vektor pETSUMO merupakan derivat pBR322 yang memiliki sifat
low copy number, dan
overekspresi protein .. Pemilihan E. coli mengandung gen
Nucleic Acid
E.coli
vektor ini lebih menitikberatkan pada
sebagai inang unfuk ekspresi disebabkan karena
chromosomal copy untuk T7 Ribo Nucleid Acid polimerase. Ribo
polimerase
bacteriophage
T7
dapat
mentranskripsi plasmid sirkuler
beberapa kali (Sambrook and Russel, 2001; Wong, 2006), sehingga gen LipL32 pada
multiple
cloning site
dapat
diekspresikan
secara
menggunakan promotor T7, gen LipL32 yang terletak
maksimal.
downstream
Sistem
ekspresi
di bawah kendali
44
promotor tidak akan diekspresikan sampai tersedia IPTG. Pemberian IPTG pada media pertumbuhan akan memacu produksi dari T7 RNA polimerase yang berada di bawah kendali promotor lac. Transforman akan mengekspresikan gen yang dimilikinya, jika IPTG ditambahkan untuk: menginduksi T7 RNA polimerase, kemudian berjalan mengenali promotor T7 pada vektor ekspresi untuk memulai transkripsi (Wong, 2006).
i marker yaitu menyeleksi sel bakteri Pemberian ampisilin bertujuan sebagai selectve basil transfonnasi. Selective marker memanfaatkan
keberadaan gen resistensi terhadap
antibiotik yang dimiliki oleh vektor seperti bla coding sequence untuk P-lactamase. Gen resistensi ampisilin mengekspresikan enzim �laktamase. Enzim ini mengkatalisis reaksi hidrolisis pada cincin �laktam sehingga bakteri transforman menjadi resisten terbadap ampisilin (Sambrook and Russel, 2001). Set yang tidak tertransformasi tidak akan mampu hidup pada media yang mengandung antibiotik (Wong, 2006). Proses sonikasi diperlukan untuk memecah dinding sel bakteri transfomian sehingga gen penyandi LipL32 yang terekspresi dapat diperoleh, akan tetapi pada penelitian ini menggunakan enzymatic digestion untuk memecah dinding sel bakteri, dan dilanjutkan dengan sentrifugasi untuk mendapatkan gen LipL32 yang terlarut pada supernatan Protein rekombinan LipL32 kemudian diidentifikasi dengan Sodium Dodecyl Sulphate
Polyacrylamide Gel Electrophoresis. 8.
ldentifikasi
protein
rekombinan
dengan
Sodium
Dodecyl
Sulphate
Polyacrylamide Gel Electrophoresi s
Ekspresi protein rekombinan dapat diidentifikasi dengan 12% SDS-PAGE menurut metode Laemmli dengan alat elektroforesis. Identifikasi protein dengan menggunakan SDS-PAGE didasarkan pada mobilitas elektroforesis molekul. Polyac1ylamide Gel
Electrophoresis yang akan memisahkan molekul protein berdasarkan berat molekul dan muatan molekul tersebut. Ukuran pori dari PAGE ditentukan oleh total konsentrasi monomer acrylamide-bisacrylamide (% T) dan konsentrasi cross-linker (% C). PAGE terdiri atas resolving gel dan stacking gel. Resolving gel merupakan polyacrylamide gel
45
dengan ukuran pori yang kecil (3% monomer aery/amide). Makromolekul pada resolving
gel
akan terpisah berdasarkan ukurannya.
Stacking gel
dengan ukuran pori yang besar (4% monomer diinisiasi dengan pemberian
(TEMED).
merupakan
aery/amide).
polyacrylamide gel
Proses polimerisasi gel
ammonium persulfate (APS) dan tetramethylethylenediamine
Konsentrasi APS dan TEMED yang umum digunakan adalah antara 1-10
rnM. Peningkatan konsentrasi APS dan 1EMED akan menurunkan elastisitas gel.
Dodecyl Sulfate adalah senyawa yang digunakan untuk mendenaturasi protein, protein akan menjadi
polypeptida
menggunakan
coomasie brilliant blue.
paralel dengan marker protein. Marker protein dengan ukuran molekul
sehingga
yang tunggal. Sampel protein akan bermigrasi dari
kutub negatif ke kutub positif. Sampel protein yang tel.ah terpisah dengan
Sodium
yang telah
divisualisasikan
Sampel protein bermigrasi secara terdiri dari sejumlah protein standar
diketahui,
sehingga dapat digunakan untuk
menentukan berat molekul protein target. Penentuan ukuran molekul dilakukan dengan menganalisis pita-pita protein yang telah terpisah dengan membandingkan jarak migrasi dengan
fragmen yang telah diketahui pada marker. Hasil
elektroforesis
rekombinan LipL32 pada gel poliakrilamid 12 % disajikan pada Gambar
protein
6.
46
45kDa
34kDa
26.SkDa
Gambar 6. Identifikasi protein rekombinan LipL32 pada SDS-P AGE dengan konsentrasi 12%. Keterangan: Marker (M), Protein rekombinan dari koloni L l dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein rekombinan LipL32 (Lajur
1 ),
Protein rekombinan dari koloni L2 dengan induksi IPTG menunjukkan adanya
dari koloni L l dari koloni L2 tanpa
protein rekombinan LipL32 (Lajur 2), Protein rekombinan tanpa induksi IPTG
(Lajur 3), Protein rekombinan
induksi IPTG (Lajur 4) Profil protein pada lajur
.
1, lajur 2, dan lajur 3 menunjukkan pola pita yang sama
dibandingkan lajur 3. Perbedaan tersebut disebabkan adanya gen pET-SUMO yang mengekspresikan protein rekombinan LipL32
insert
pada plasmid
sebesar 32
k.Da,
sehingga mempengaruhi transkripsi dan translasi plasmid yang dibawa sel inang. Transkripsi menyampaikan informasi genetika dari DNA ke dalam molekul RNA, sedangkan translasi mengkode informasi yang ada di RNA menjadi protein (Yuwono, 2005).
9.
Imunobloting
lmWlobloting atau
western
blotting adalah suatu teknik identifikasi dimana antibodi
digunak:an untuk mendeteksi keberadaan antigen pada matriks padat seperti membran
47
nitroselulose (Abbas
et a/.,
2007). Antibodi mempunyai kemampuan untuk berikatan
dengan berbagai macam antigen termasuk makromolekul dan substansi kimia yang sangat kecil (Abbas and Lichtman, 2009). Antibodi poliklonal adalah antibodi yang mengenal beberapa antigen (Janeway
et al.,
2001). Bagian dari antigen yang dapat
dikenali oleh antibodi dikenal sebagai epitop a tau determinan. Determinan antigen yang _
berbeda-beda dapat dikenali berdasarkan
sequence
(epitop linier) atau bentuk epitop
(konformasi epitop). Epitop biasanya terdiri dari 4-5 asam amino dan beberapa dari epitop tersembunyi di dalam molekul antigen perubahan
physicochemical.
dan dapat terekspose apabila terjadi
Kemampuan interaksi untuk terjadinya pengikatan antara
antibodi dengan satu epitop antigen disebut dengan afmitas (Abbas and Lichtman, 2009). Teknik protein
western blotting yang
terpisah
nitroselulosa Gel protein
atau imunobloting diawali dengan proses mentransfer pita pada
Polyacrilamyde Gel Electrophoresis
dan membran disisipkan
ke
membran
di antara kertas filter, direndam dalam
bufer, dan dialiri listrik, setelah pita protein bermigrasi ke membran, pita tersebut digunakan untuk deteksi imunologi (Wong, 2006). Penggunaan teknik
western blotting
sangat berguna untuk mengetahui keberadan antigen, sehingga dapat diketahui protein yang dihasilkan dikenali oleh antibodi poliklonal anti-LipL32. Antibodi polikonal anti ESA diharapkan dapat mengenali protein rekombinan LipL32
saat imunobloting.
Kompleks reaksi antigen-antibodi yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan protein standar (marker) yang telah diketabui berat molekulnya. Antibodi yang spesifik terhadap antigen,
berikatan
hanya
pada
divisualisasikan sebagai pita tunggal
protein
rekombinan
yang
diekspresikan
dan
(Wong, 2006). Hasil transfer membran dari gel
SDS-PAGE ke membran nitroselulose dapat dilihat pada Gambar 7, sedangkan basil
dari
48
visualisasi
® WesternBreeze Chemiluminescent
Western
Blot
Immunodetection
dengan menggunakan antibodi poliklonal anti LipL32 dapat dilihat pada Gambar
Kit
8.
Gambar 7. Transfer Blotter dari gel SDS-PAGE menuju membrane nitroselulose. Keterangan: Marker (M), Protein rekombinan dari koloni Ll dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein rekombinan LipL32 (Lajur I), Protein rekombinan dari koloni L2 dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein rekombinan LipL32 (Lajur 2), Protein rekombinan dari koloni Ll tanpa induksi IPTG
(Lajur 3), Protein rekombinan dari koloni L2 tanpa induksi
IPTG (Lajur 4).
49
® Gambar 8. Hasil imunobloting dengan menggunakan WesternBreeze Chemiluminescent Western Blot Immunodetection Kit. Keterangan: Marker (M),
Protein
rekombinan dari koloni L l dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein rekombinan LipL32 (Lajur 1), Protein rekombinan dari koloni L2 dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein rekombinan LipL32 (Lajur 2), Protein rekombinan dari koloni L1 tanpa induksi IPTG (Lajur 3), Protein rekombinan dari koloni L2 tanpa induksi IPTG (Lajur 4) . . Protein
rekombinan yang dihasilkan
setelah direaksikan dengan antibodi
poliklonal anti LipL32 tidak menunjukkan adanya pita yang bereaksi positif dengan antibodi poliklonal yang digunakan, hal ini kemungkinan besar disebabkan karena pengenceran antibodi poliklonal yang terlalu tinggi yaitu 1 : 1000, ataupun juga karena terlalu
lama
terekspose
dalam
chemiluminecance
substrat,
kemudian
dilakukan
pengulangan kembali proses imunobloting dengan menggunakan antibodi monoklonal anti-LipL32 dengan pengenceran 1 : 10 dan dapat dilihat pada gambar 9, sebehnn proses imunobloting diawali dengan identifikasi menggunakan SDS-PAGE 12 %.
50
Gambar 9. Hasil imunobloting pada membrane nitocelulose dengan menggunakan antibodi
monoklonal
rekombinan
anti
LipL32.
Keterangan:
Marker
(M),
Protein
dari koloni L l dengan induksi IPTG menunjukkan adanya protein
rekombinan LipL32 (Lajur 1), Protein rekombinan dari koloni L2 dengan induksi IPTG menunjukkan . adanya protein rekombinan LipL32 (Lajur 2), Protein rekombinan dari koloni L1 tanpa induksi IPTG (Lajur 3), Protein rekombinan dari koloni L2 tanpa induksi lPTG (Lajur 4), Protein rekombinan dari koloni Ll dengan induksi IPTG menunj ukkan adanya protein rekombinan LipL32 (lajur 5) ·
51
-:
� � -= �
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa
hasil penelitian menunjukkan
panjang gen penyandi protein LipL32 telah berhasil diampliflkasi deng'"an panjang 819 bp dan
berat
protein LipL32
yang diekspresikan sebesar 32 kDa, protein berhasil diidenti:fikasi dengan
menggunakan SDS-PAGE dan imunoblotting dengan menggunakan antibodi monoklonal anti LipL32
B.Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang berbagai protein yang terkait dalam proses patogenesitas dari Leptospira sp., sehingga kedepannya dapat dikembangkan sebagai kandidat kit diagnostik ataupun kandidat vaksin.
52
-
BAB VI DAFTAR PUSTAKA Abbas, A. K., Lichtman, A. H., and Pober, J. S. 2007. Cellular and Molecular Immunology. 4th ed. W.B. Saunders Company, Philadelphia. Anonim0• 2009. Commonly used bacterial E.coli growth media. Expression Technologies · Inc. http://www.exptec.com/Reagents/Common%20Media. htm. Diakses tanggal 1 5 Agustus 2011. Chalayon, P., Chanket, P., Boonchawalit, T., Chattanadee, S., Srimanote, P., Kalambaheti, T. 2011. Leptospirosis Serodiagnosis by ELISA based on Recombinant Outer Membrane Protein. Transactions of The Royal Society of Tropical Medicine and Hygiene. p 289-197. Faine, S., Adler, B., Bolin, C., Perolat, P. 1999. Leptospira and Leptospirosis. Medischi:Melboume Australia. Guerreiro, H., Croda, J., Flannery, B., Mazel, M., Matsunaga, J., Reis, M.G., Levett, P.N., Ko., A.I., and Haake, D.A. 2001. Leptospiral Proteins Recognized during thr humoral Immune Response to Leptospirosis in Humans. Infection and Immunity, 69(8). 4958-4968. Haake, D.A., Chao, G., Zuerner, R.I., Barnett, J.K., Barnett, D., Mazel, M., Matsunaga, J., Levett, P.N., Bolin, C.A 2000. The Leptospiral Major Outer Membrane Protein LipL32 Is a Lipoprotein Expressed during Mammalian Infection. Infection and Immunity. p 2276-2285 Hoke, D.E., Egan, S., Cullen, P.A., Adler, B. 2008. LipL32 Is an Extracelluer Matrix Interacting Protein of Leptospira spp. And Pseudoalteromonas tunicate. Infection and Immunity. p 2063-2069. Invitrogen. 2010. User Manual, Champion™ pET SUMO Protein Expression System. Manual Part No. 25-0709. Lin,
X.,
Sun, A., Ruan, P., Zhang, Z., Yan J. 201 1 . Characterization of Conserved Combined T and B cell Epitopes in Leptospira interrogans Major Outer Membrane Protein OmpLl and LipL4 1. BMC Microbiology.
t Sambrook, J. and Russel, D.W. 2001. Molecular cloning: A laboratory manual. 3 h edition. Cold Spring Harbor Laboratory Press, New York. Syarurachman, Agus., Staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Bina Rupa Aksara. Jakarta.
53
Tabor, S.. DNA ligases. Chapter in:
Current Protocols in Molecular Biology,
Book 1.
2001: Wiley Interscience WHO. 2003 .
Human Leptospirosis:
Guidance for Diagnosis, Surveillance and Control.
ILS. WHO. 2010. Report of The First Meeting of The Leptospirosis Burden Epidemiology
Reference Group. Geneva.
·
54
55
69
,_,__, . ,..,.-. N�
C C't
T
, _ ,
T
10
·· -
·---_: ·--- 1""·-·
f f. ••Gl .; T T C
110
30 20 G Cf.G C G r.1 t. G C l i C. 1
13<J
•\ •· C G :l :; .,G �- TC C T T T C '-C T TC
2JO
240
� GO ,.. T T ;: G GQ :•, 'TC
C T
T T G GCG 350
1 TG
-:_ - - · · · - ·
250
360
iT
� ocv. ·r 1 C
50 60 T T c:. G G .�.i T TO .1 G T G G
140 1� ISO C C i G G T T T -- T , G G f ,;. G "( G � · , Q :..·. t.
; T T C T :.a
.-, T i T G G 7 c:.GQC
iT
.. T .-•
-r:
:·.G ,'1-G
2su .",Q T TG 1' ·, C
210
T TG T T G TO 'T C
f T C i G T -•
'f C
28o r l'C
TC
370 380 390 ·�- T CG C. C G . c .'. l r C T T TC T .. c : C GG .
.-
: T C C.
:. Q
•
70 80 tC�-G CG G G C TC.!.C..:. C C TG G
T T T ·:
400 T .•, T
180
't •
C :.
290
·-G
l
,. · C C .
TC G
iC
300 :,CC •, 1 C
410 ': l G T G G C
'I , / .!
90 TG G
100 lG G G .-. "'1. � G C .\ G A C C.::
19Q 200 210 2; t· G T T l T T TI· G T G T C G ."'. TG T T T T T C ·· G '�- TC G f C :, I· '· t
' G ·-CC T C T l C T .·,:
170
.:..,.:. ·u- C C
---··-
·'
:, T C
1 Q :. r 420
T
:·
TT T
31o T C., 1 C G
1G
T
T C C: J,
_., T T 1 T 1 G ·� 32o
330 :,c T G G t T
TC
4JO 440 T G O G G 1 AGC G G C T T r G
\
T T G(
;. J;,A GC 0 TC 450
:' l \ :.1 1
.. I . ' ' ' !
<70
.ao
G r c '!'CC G TC GCC T G G C T C
•oo
&>a
CC G .'- T T TC G C C i G i T G G G G
. . . !.
510
520
.
. · f =·
-
T .._
C
-·
�
-CCG � TCC GGCGC
·- ,..
-.
100 G � GC 1
ll
T
110 r -- GGC
� GO .-,.-. ::. -"' TC,)C GGT;. 1120
-
1 T G T CC 1' GGC T 1
no
�
830 T GG -'"· '-C T T :...G;:.,,
=
1 ··C G T- ICC G r ·· •·. T -- G T
T TGGC;.G •\CC .,c C G
7311
.: - -O.C .. c c -· C
�50
. l" ,tCG :• -C T C C C ·• T T 1' C -� GC ();. T T -� C G G C ��GG ..-. ., T C C 1 .-. :,c •• T ··· O �0 :\T : G T ··. T G C T T T T T
iC .
•
TG •
100
: .; · .- : .
,
m
T C -· C .' :.G
"'GCGGT -··
�r
.
•
\
·:·
l_
530
s.o
550
e10 fGTT 1
:>�'
TC C G T
�
- G G G :\ '· G T
750 GC T T G C -
� - •
·
760 0 • G T GC
=
-�C G T T
:. -!
� � T T l :.: cQGT T TC G T T T CH C G C 1 G G G •'
no C 00:.0:. T --GC C :,
·
7W
790
fG
T TG
TC C
TC G
800
:•. :.. T r;.G .:.. .S. #' G i i T T T T C .�. 1 ·• G �C T C TC
Jle: 1071297_A_LeptoF
File: E:\ New folder (2)\ 1 st_BASE_1071.? U � _A_Leptot-.ao1
BLAST ®
Basic Local Alignment Search Tool
NCBII ID.A§II blastn suite! Formatting Results - C6CDPYJV016 Formattin go p tions Download
View these resultsin the new enhanced re oo rt Learn -about the enhanced rep ort
Nucleotide Sequence (834 letters) Query ID Description
Molecule type
Query Length
Database Name
1dl17457
Description
None
nudeic acid 834
Program
nr Nudeotide collection (nt)
BLASTN 2.2.27+
Graph ic Summary Distribution of 100 Blast Hits on the Query Sequence Color key for alignment scores
<40
40:00 I 150
:•
� d'i ' � l: -
300
•
450
..
I 600
••
I 750
==--=-=-=====-- ·-----
II
. .
'
.,
II 1
• �1
··.· -
Descrigtions
Legend for links to other resources: [!] UniGene 13 GEO [!3 Gene El Structure IZJ Map Viewer fl PubChem BioAssay Max Total Query Max Links � score score coverage value ident
Accession
Description
gi!3534562 77ICP001221.1
Leptospira lnterrcgans serovar L.ai str. IPAV chromosome 1548 1, complete sequence
1548
97%
0.0
99%
gii2933853961AE010300.2
Leptospira interrogans serovar L.ai str. 56601 chromosome I, complele 10e<�uence
�
1548
97%
0.0
99%
gii2351762IU89708.1
Leptospira interrcgansserovar lai hemolysis-associated protein-1 (hap-1) and hemolytic protein (sphH) genes, complete cds
1548
1548
97%
0.0
99%
gii2890657491GU592525.1
Leptospira lnterrogans serovar Hardjo hemolysisassociated protein I (hapl) gene, complete cds
1546
1546
97%
0.0
99%
1546
1546
97%
0.0
99%
�
1544
97%
0.0
99%
1542
1542
97%
0.0
99%
Leptospira interrcgans serovar Coperhageni str. Fiocruz 1542 L1-130, c:Vomosome I, complete sequence
1542
97%
0.0
99%
JMQ
1540
97%
0.0
99%
1540
1540
97%
0.0
99%
Leptospira interrcgans serovar hardjo outer membrane lipoprotein (lipl..32) gene, complete ods
gii37813208IAY442332.1 ·
Leptospira interrogans serovar lcterohaemorrhagiae gi12703135�1GU183106.1 strain RGAhemolysis associated protein I (hap!) gene, complete cds gii164171431AF366366.1 gi!45602555IAE016823.1 qi11947400271EU871720.1 gi!1947400251EU871719.1
##
Leptospira interrogans strain UPM-R37 major outer membrane protein (lipl..32) gtlne, complete cds Leptospira interrcgans strain UPM-P5 major outer membrane protein (lipl.32) gene, complete cds
g!!485263191AY609332.1
Leptospira interrogans serovar Wolffi major outer membrane protein (lipl32) gene, complete cds
1540
1540
97%
0.0
99%
gi148526309IAY609327.1
Leptospira interrcgans serovar Grippotyphosa iTiajor outer 1540 membrane protein (lipl32) gene, complete cds
1540
97%
0.0
99%
gii48526305IAY609325:1
Leptospira interrogans serovar Austr:alls major outer membrane protein (lipl32) gene, complete cds
1540
1540
97%
0.0
99%
gii485263031AY609324.1
Leptospira n i terrogans serovar Attlrnnalis major outer membrane protein (lipl32) gene, complete cds
1540
1540
97%
0.0
99%
gi!48526297IAY609321.1
Leptospira lnte.rrcgans serovar canlcola major outer membrane protein (lipl32) gene, complete cds
1540
1540
97%
0.0
99%
g i175282VIAF245281. 1
Leptospira interrcgans putatiVe flpoprotein Upl32 (hap1) gene, complete cds
�
1540
97%
0.0
99%
aii485263131AY609329.1
Leptospira lnterrcgans serovar Paid]an major outer membrane protein (Upl32) gene, complete cds
1534
1534
97%
0.0
99%
�
1534
97%
0.0
99%
gi1485263111AY609328.1
1
Leptospira interrogans serovar autumnalis hemolysinassociated protein 1 (hap1) gene, complete cds
Leptospira lnterrcgans serovar Hebdomadis major outer membrane protein (lipl32) gene, complete cds
gi!456451711AY568679.1
Leptospira interrcgans strain L.ai major outer membrane protein (lipL32) gene, complete cds
1534
1534
97%
0.0
99%
gll289065747 iGU592524.1
Leptospira fnterrcgans serovar Grippotyphosa hemolysis1m associated protein l (hapI) gene, complete cds
1529
97%
0.0
99%
qii1 947400191EU871716.1
Leptospira interrcgans serovar Pomona major outer membrane protein (ftpl32) gene, complete cds
1529
1529
97%
0.0
99%
gi148526307IAY609326.1
Leptospira noguchii serovar Pomona major outer membrane protein (lipl32) gene, complete cds
1529
1529
97%
0.0
99%
qi13583572571JN831363.1
Leptospira lnterrogans serovar canicola strain RTCC 2805.outer membrane proieln Qipl32) gene, complete cds 1 523
1523
97%
0.0
99%
gii485263211AY609333.1
Leptospira borgpeterserll serovar Mirl major outer membrane protein (lipl32) gene, complete cds
1523
1523
97%
0.0
99%
qii335891931AJ580493.1
Leptospira lnterrogans serovar canicola lipl32 gene for . 1523 outer membrane protein
1523
97%
0.0
99%
ali2890657451GU59�
Leptospira lnterrcgans serovar Hebdomadis hemolysisassociated protein I (hapI) gene, complete cds
1517
1517
97%
0.0
99%
qii28906574�IGU592522.1
Leptospira lnterrogans serovar Mini hemolysis-associated 1517 protein I (hapl) gene, complete cd s
1517
97%
0.0
99%
1 .
II
. ·· · .
..
,. 'I
J
lr\1
1 " / n l,.. n 1 "
gi!426281541AY461908.1
Leprospira interrogans strain 56601 Upl32 (llpl32) gene, 1515 partial c:ds
1515
95%
0.0
99%
gii42628148! AY 4 61905.1
leptospira interrogans strain HardjoprajKno Upl32 (lipl32) gene, partial c:ds
1515
1515
95%
0.0
99%
ill.1
1511
97%
0.0
99%
�
1509
95%
0.0
99%
95%
0.0
99%
95%
0.0
99%
1506
97%
0.0
99%
gi!485263011AY609323.1 g i! 4262815 6!AY 461909.1
Leptospira interrogans strain RGA Upl32 (llpl.32) gene, partial c:ds
qi!42628.1521AY461907 1
partial c:ds
�
1509
qi!426281421AY461902.1
Leprospira interrogans strain Akiyami Upl32 Olpl32) gene, par'Jal cds
�
1 508
qlj295641 0561HM026175.1
Leprospira interrogans strain L1-130 Lipl32 (lipl32) gene,
Leptospira interrogans serovar Csnicola lmmunodominant outer membrane protein Upl32 (lipl32) gene, complete j§Q§ c:ds
•
gii289065751(GU592526.1
Leptospira interrogans serovar Autumnalis hemolysisassociated protein I (hapl) gene, complete c:ds
1®.2
1506
97%
0.0
99%
g j l1 �47 �00�31j;U871 723.1
leptospira interrogans serovar Grippotyphosa strain Moskva V major outer membrane protein (llpL32) gene, complete c:ds >gii378942580igbiJN886738.1 1 Leptospira interrogans serovar Grippotyphosa strain RTCC2808 Upl32 (lip132) gene, complete c:ds
1§Q§
1506
97%
0.0
99%
q!j378942582 1JN886739.1
Leprospira interrogans serovar Hardjo strain RTCC2821 Upl32 (lipl32) gene, partial eels
l.§!M
1504
96%
0.0
99%
1504
1504
95%
0.0
99%
gi:428281501AY461906.1
Leptospira interrogans strain Kremastos Upl32 (lipl32) gene, partial c:ds
qil7330696jAF121192.1
Leptospira kirschneri major outer membrane protein (lipl32) gene, complete c:ds; and unknown gene
w.z
1502
97%
0.0
99%
glj42628158!AY461910.1
Leptospira lnterrogans strain Pomona RZ11 Upl32 (lipl32} gene, partial c:ds
1498
1498
95%
0.0
99%
Leprospira interrogans strain Hond Utrecht Lipl32 (lipL32) 1498 gene, partial cds
1498
95%
0.0
99%
�
gij42628146I AY461904.1
Leptospira lnterrogans sirain RZ11 Upl32 gene, partial c:ds
�498
95%
0.0
99%
aH3B67784711Jao1351a.1
Leptospira interrogans isolate F7 major outer membrane .J.j@§ lipoprotein Upl32 (lipL3:2) gene, partial cds
1496
94%
0.0
99%
g!I426281401AY461901.1
Leptospira interrogans strair. Jez-Bratislava Lipl32 (lipl32) gene, partial cds
.lli.1
1494
94%
0.0
99%
gl138677847SjJQ013520.1
Leptospira interrogans serovar Balico major outer membrane lipoprotein Upl32 (lipl32) gene, partial cda
.1m
1492
94%
0.0
99%
qii7313074 1 AF181553.1
Leptospira kirscmeri strain 5621 UpL32 (lipl32) gene, partial c:ds
lla§
1486
95%
0.0
99%
gU38677847J!JQ013519.1
Leptospira lnterrogans serovar Manilae major outer membrane Upoprotein LipL32 Oipl32) gene, partial c:ds
�
1485
94%
0.0
99%
gii283105175IGU220823. 1
Leptospira interrogans serovar Hebdomadis Upl32 (llpl32) gene, partial cds
�
1485
95%
0.0
99%
�
1485
97%
0.0
99%
�
1483
97%
0.0
99%
gji426281721AY46191 7.1
qll194740023jEU871 718.1 g!j289065755j GU592528.1
Leptospira lnterrogans strain UPM-ND major outer membrane protein (fipl32) gene, complete cds
Leprospira interrogans serovar Jalna strain SSK1 hemolysi�ssociated protein I (hap!) gene, complete c:ds
qlj289065753jGU592527.1
Leprospira interrogans servvar Jalna strain MP1 hemolysis-associated protein I (hapl} gene, complete c:ds 1483
1483
97%
0.0
99%
61913.1 i! i4 l 26281 64 1 A Y4
Leptospira kirsclvleri strain HS26 Upl32 (lipL32} gene, partial c:ds
�
1481
95%
0.0
99%
qi1426281621AY461912.1
Leprospira kirschneri strain ErinaceusAuritus 670 Upl32 (lipL32} gene, partial c:ds liD
1481
95%
0.0
99%
Leptospira interrogans strain Van Tienen Upl32 (lipl32) 1481 gene, partial c:ds
1 481
93%
0.0
99%
.1ill
1479
95%
0.0
99%
1ill
1477
97%
0.0
98%
.1ill
1475
93%
0.0
99%
qi1426281441 AY461903.1 gH42628160j AY461911.1
11 "
Ulprospira interrogans serovar Pyrogenes major outer membrane protein {lipl32) gene, complete cds
Leptospira kirschneri strain Musa Upl32 (lipL32) gene, partial cds
qi1300250762IHM449749.1
Leptospira interrogans serovar Pyrogenes strain MVC hemolysis-associated protein (hap!) gene, complete cds
.alj170280306iEU526391.1
Leptospira lnterrogans sef'ovar Autumnafis strain N2 outermembrane lipoprotein UpL32 gene, partial cds
II
1 •
BLAST ®
Basic Local Alignment Search Tool
NCBII BLAST/ blastr1 s yitel Formatting Results - C6CNTJ9Z01R tions p go Formattin Download
View these results in the new enhanced report Le arn about the enhanced re port
Nucleotide Sequence (837 letters) Query ID
O"tiilbaH Name nr •
lcll5149
None Molecule type nudeic acid Query Length 837 DeScription
Description Program
Nudeotide collection (nt)
E3l.ASTN 2.2.27+
G raphic Summary Distribution of 100 Blast Hits on the Query Sequence
Qu ..ry
-- " <40 . 1
150
=
Color key for alignment scores
40-60
I 300
_: ,.
= ·
I 450
• •
I 600
• •
750
==
----------------···-----= = - = == =-== -= -== ---= = ---= -= - ··--= = --= = -- = ·= ------= -= ----= -== ------- ·------- - ---------··- ==
1 ��
.
�·. .
II
1 •
1
'1
, 1
' fr\ 1
Descri�tions
Legend for links to other resources:
Max Links Total Query Max 5 score score coverage value ident
Accession
Description
gl!353456277!CP001 221.1
Leptospira interrogans serovar L.ai str. IPAV chromosome 1554 1, complete sequence
1554
96%
0.0
100%
gi12933853961AE010 300.2
Leptospira interrogans serovar L.al str. 56601 chromosome I, complete sequence
1554
1554
96%
0.0
100%
gl!2351762JU89708.1
Leptospira interrogans serovar tai hemolysis-associated protein-1 (hap-1) and hemolytic protein {sphH) genes, complete cds
1554
1554
96%
0.0
100%
gl!456025551AE016823.1
Leptospira interrogans serovar Copenhageni str. Fiocruz 1548 L1-130, chromosome I, complete sequence
1548
96%
0.0
99%
gi!73307411AF181553.1
Leptospira interrogans strain RZ11 UpL32 gene, partial cds
.121.1
1511
94%
0.0
99%
gi!7330696JAF121192.1
Leptospira kirschneri major outer membrane protein (lipL32) gene, complete cds; and unknown gene
1508
1508
96%
0.0
99%
gi11 64171431 Af366366.1
Leptospira interrogans serovar autumnalis hemolysinassociated proteln 1 (hap1) gene, complete cds
1498
1498
93%
0.0
99%
gi!289065749 JGU592525.1
Leptospira interrogans serovar Hardjo hemolysisassociated protein I (hap!) gene, complete cds
1492
1492
92%
0.0
100%
.9i!l[03135341GU183106.1
Leptospira interrogans serovar lcterohaemorrhagiae strain RGA hemolysis associated protein I (hap!) gene, complete cds
1492
1492
92%
0.0
100%
qi!4262B11i41 AY461908.1
Leptospira interrogans strain 56601 UpL32 (lipL32) gene, . 1492 partial cds
1492
92%
0.0
100%
gii37&1 3?081 AY442332.1
Leptospira interrogans serovar hardjo outer membrane lipoprotein (lipL32) gene, complete cds
1492
1492
92%
0.0
100%
1488
1488
92%
0.0
100%
gi!42628148J AY461905.1
Leptospira interrogans strain Hardjoprajitno Up!-32 (lipL32) gene, partial cds
qli194740027!EU871720.1
Leptospira interrogans strain UPM-R37 major outer membrane protein (lipL32) gene, complete cds
1486
1486
92%
0.0
99""'
gii1947400251EU871719.1
Leplt>spira interrogans strain UPM-P5 major outer membrane protein (lipL32) gene, complete cds
1486
1486
92%
0.0
99%
qii485263191AY609332.1
Leptospira interrogans serovar Wolffi major outer membrane protein (lipl32) g�ne. complete cds
1486
1486
92%
0.0
99%
gjl48526309iAY609327.1
Leptospira interrogans serovar Grippotyphosa major outer 1486 membrane protein (llp132) gene, complete cds
1486
92%
0.0
99%
g !4 i 8526305J AY609325.1
Leptospira interrogans serovar Austrafis major outer membrane protein (lipl32) QBne, complete cds
1486
1486
92%
0.0
99%
gll48526303lAY609324.1
Leptospira interrogans serovarAlltumnalis major outer membrane protein (lipl32) gene, complete cds
1486
1486
92%
0.0
99%
gi14&526297A 1 Y609321.1
Leptospira interrogans serovar Canicola major outer membrane protein (lipl32) gene, complete cds
1486
1486
92%
0.0
99%
gii42628156IAY461909.1
Leptospira interrogans strain RGA LipL32 (lipL32) gene, partial cds
1486
1486
92%
0.0
99%
gi!426281521AY461907.1
Leptospira interrogans strain L1-130 UpL32 (lipL32) gene, 1486 partial cds
1486
92%
0.0
99%
qii45645171IAY568679.1
Leptospira interrogans strain Lai major outer membrane protein (lipL32) gene, complete cds
1486
92%
0.0
99%
1486
92%
0.0
99%
gi175282UIAF245281.1
1 4�
[!] UniGene 13 GEO m Gene E1 Structure Ill) Map Viewer fj PubChem BioAssay
1486
Leptospira interrogans putative lipoprotein UpL32 (hap1) 1§.§ gene, complete cds
gti426281441AY461903.1
Leptospira interrogans strain Van Tlenen UpL32 (lipL32) gene, partial cds
1483
1483
92%
0.0
99%
gll42628142lAY461902.1
Leptospira interrogans strain Akiyami LipL32 OipL32) gene, partial cds
1483
1483
92%
0.0
99%
gi!485263131AY609329.1
Leptospira lnterrogans serovar Paidjan major outer membrane protein (lipl32) gene, complete cds
1481
1481
92%
0.0
99%
gi!485263111AY609328.1
Leptospira interrogans serovar Hebdomadis major outer membrane protein (fipl32) gene, complete cds
1481
1481
92%
0.0
99%
II
' .
.,
It 1
1 1"\ /fl / l"'t l'\ 1 "'
4 �1
··.·
Leptospira noguchij serovar Pomona major outer membrane protein (Upl32) gene, complete cds
1481
1481
92%
0.0
99%
Leptospira lnterrogans strain Kremastos Lipl32 (lipL32) gene, partial cds
1477
1477
92%
0.0
99%
gi!42628140!AY4§1901.1
Leptospira interrogans strain Jez-Bratislava Lipt.32 (lipL32) gene, partial cds
1ill
1477
92%
0.0
99%
gii2890657471GU592524.1
Leptospira interroga� serovar Grippotyphosa hemolysis1475 associated protein I (hap!) gene, complete cds
1475
92%
0.0
99%
gii194740019!EU871716.1
Leptospira interrogans serovar Pomona major outer membrane protein (upL32) gene, complete cds
1475
1475
92%
0.0
99%
gi!485263211AY609333.1
Leptospira borgpetersen!i serovar Mini major outer membrane protein (lipl32} gene, complete cds
1475
1475
92%
0.0
99%
Leptospira lnterrogans serovar AI:JtumnaHs strain N2 outermembrane lipoprotein UpL32 gene, partial cds
1473
1473
91%
0.0
99%
Leptospira interrogans :;train Pomona RZ11 LipL32 (lipL32) gene, partial cds
.1.£.1
1471
92%
0.0
99%
1471
92%
0.0
99%
gi!48526307!AY609326.1 gi!42628150!AY461906.1
gi!170280306 !EU526391.1 gil42628158JAY461910.1 qi142628146JAY461904.1
Leptospira interrogans strain Hand Utrecht UpL32 (lipt.32) 1471 gene, partial cds
.
qil378942582IJN886739.1
Leptospira interrogens serovar Hardjo strain RTCC2821 Lip!32 (fip!32) gene, partial cds
1469
1469
92%
0.0
99%
gil358357257!JN831363.1
Leptospira interrogans serovar Canicola strain RTCC 2805 outer membrane protein (lipl32) gene, complete cds 1469
qli289065743!GU592522.1
1469
92%
0.0
99%
Leptospira lnterrogans serovar Mlni hemolysis-assooiated 1469 protein I (hap!) gene, complete cds
1469
92%
0.0
99%
gil33589193IAJ580493.1
Leptospira interrogans serovar canlcola lipL32 gene for outer membrane protein
.1§!1
1469
92%
0.0
99%
qi!386 7784751JQ013520.1
Leptospira interrogans serovar Balico major outer membranE! lipoprotein UpL32 (lipl32) gene, partial cds
1465
1465
91%
0.0
99%
gi!386778471!J0.013518.1
Leptospira interrogans isolate F7 major outer membrane 1.§§ lipoprotein Llpl32 (lipL32) gene, partial cds
1465
91%
0.0
99%
g 1 i 289065745IGU592523.1
Leptospira interrogans serovar Hebdomadis hemolysisassooiated protein I (hapI) gene, complete cds
1463
1463
92%
0.0
99%
g 1 i 283105175 1GU220823.1
Leptospira interrogans serovar Hebdomadis Upt.32 (lipl32) gene, partial cds
1463
1463
92%
0.0
99%
gii426281721AY461917.1
Leptospira kirschneri strain 5621 LipL32 (lipt.32) gene, partial cds
1460
1460
92%
0.0
99%
AY609323.1 g 14 i 8526301J
Leptospira interroga� serovar P)'l'ogenes major outer membrane protein (lip132) gene, complete cds
1458
1458
92%
0.0
99%
gi13867784731JQ013519.1
Leptospira interrogans serovar Manilae major outer membrane Upoprotein LipL32 (lipl32) gene, partial cds
.1.§.1
1454
91%
0.0
99%
g 1i42 628166JAY461914.1
partial cds
Leptospira kirschneri strain LT1014 UpL32 (lipL32) gene,
1454
1454
92%
0.0
99%
ai!42628164 ! AY461913,1
partial cds
1454
1454
92%
0.0
99%
1454
92%
0.0
99%
1454
1454
92%
0.0
99%
1§.6
1452
92%
0.0
99"A.
1452
92%
0.0
99%
qi!426281621 AY461912.1
Leptospira kirschneri strain HS26 UpL32 (lipL32} gene,
Leptospira ldrschneri strain Erinaceus Auritus 670 UpL32 1454 QipL32) gene, partial cds
qi!426281601 AY461911.1
Leptospira kirschneri strain Musa Upl32 (lipL32) gene, partial cds
g i i 295641056 1 H M026 1 Z5.1
Leptospira interrogans serovar Canioola immunodominant outer membrane protein Upl32 (lipl32) gene, complete
cds
Leptospira interrogans serovar Grippotyphosa strain Moskva V major outer membrane protein (lipL32) gene,
gil1947400331EU871723.1
complete cds >gll378942580jgbiJN886738.11 Leptospira .lill interrogans serovar Grippotyphosa strain RTCC2808 Lip!32 (lipl32) gene, complete cds
qii42628168IAY461915.1
Leptospira kirschneri strain RM52 Upt.32 Qipt.32) gene, p
1448
1448
92%
0.0
99%
gli73307471AF181556.1
Leptospira noguchH strain Fort Bragg UpL32 gene, partial 1448 cds
1448
94%
0.0
98%
gi!2890657511GU592526.1
Leptospira lnterrogans serovar Autumnalis hemolysisassociated protein I (hapl) gene, complete cds
1446
1446
92%
0.0
99%
qii3546835561JN210551.1
Leptospira interroga� serovar Aulumnalis strain N2 m
1444
1444
90%
0.0
99%
t '
•t
n 1
4 �1
MINISTRY OF NATIONAL EDUCATION FACULTY OF MEDICINE GADJAH MADA UNIVERSITY ICAL AND HEALTH RESEARCH ETHICS COMMITTEE (MHREC)
ETHICS COMMITTEE APPROVAL Ref: KE/FK/ Title of the Research Protocol
��
Pengembangan dengan
/EC
Prototipe
Menggunakan
Kit
Diagnostik
Metode
ELISA
Leptospirosis
Berbasis
pada
Protein Rekombinan LipL·32 Documents Approved
1. Study Protocol
2.
Information for Subjects
I
3. Informed consent form
..·J I
4. Case report forms (CRF) Principle Investigator
i
Hevi Wihadmadyatami
Name of medically Responsible Physician(s)
0 3 AUG 201Z
Date -of Approval
(Valid for one year beginning from the date of approval)
·=.�....·'
Irfstitution(s)/place(s) of
Laboratorium Biokimia FK Hewan UGM
research
·....
PAU Bioteknologi UGM RSUP Dr Sardjito Yogyaka
The Medical and Health Research Ethics Committee (MHREC) states that the above protocol meets the ethical principle outlined in the Declaration of Helsinki
2008
and therefore can be
carried out. -
The Medical and Health Research Ethics Committee (MHREC) has the right to monitor the research activities at any time. The investigator(s) is/are obliged to submit final report upon the
completion of the study or a progress report in case a �:;:ontinuing review is needed.
d�-
Prof.dr.Mohammad Hakimi, Sp.OG (K),Ph.D
Dr. dr. Eti Nurwening Sholikhah, M.Kes·
Chairman
Secretary
·
··.·
PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TENTANG RISET PEMBINAAN ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KEDOKTERAN (RISBIN IPTEKDOK)
;�� ·· ·· �
Nomor : HK.06 . 0 1 / 1 / 1693/20 12
Pada hari ini Kamis tanggal satu bulan Maret tahun dua ribu dua belas, kami yang bertandatangan di bawah ini : 1 . dr. Trisa Wahyuni Putri, MKes : · Pejabat Pembuat Komitmen Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI berkedudukan dan berkantor di Jalan Percetakan Negara Nomor 29 Jakarta 10560, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama B�dan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, selanjutnya disebut PIHAK KESATU; 2. dr. Rr: Titi Savitri Prihatiningsih, MA, MMed.Ed, PhD : Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada berdasarkan surat pendelegasian dari Rektor Universitas Gadjah Mada nomor : 1235/P/FK/20 1 2 tanggal 22 Februari 2012 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Universitas Gadjah Mada, berkedudukan di Sekip Yogyakarta, selanjutnya disebut PIHAK l<EDUA. PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA selanjutnya bersama-sama disebut PARA PIHAK, telah sepakat untuk mengadakan Peijanjian Keijasama antara Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut: PASAL 1 DASAR DAN TUJUAN ( 1 ) Perjanjian ini dibuat berdasarkan referensi yang merupakan bagian yang terpisahkan dari perjanjian 1m, yaitu tidak
1
a. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002· tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219); b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; c. Undang undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan .Lembaran Negara Nomor 5063; d. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1995 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3609; e. Peraturan Pemerintah Nomor 6 1 Tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Sebagai Badan Hukum. f. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah; g. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 791/Menkes/SK/VII/1999 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 144/MenkesfPerfVIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Keija Kementerian Kesehatan RI; 1. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Perigembangan Kesehatan Nomor : HK.03.05j l / 1273/2012 tentang Penetapan Tim Pelaksana Risbin Iptekdok Tahun 2012; membina (2) Perjanjian ini bertujuan untuk memperbaiki dan pembangunan iptekdok Indonesia dengan menggerakkan, mendayagunakan, dan meningkatkan kemampuan ilmiah yang ada untuk ikut serta memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diprioritaskan dalam bidang riset dan teknologi serta pencapaian sasaran pembangunan bidang kesehatan. PASAL 2 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup perjanjian meliputi pelaksanaan kegiatan penelitian , pembiayaan, jangka waktu pelaksanaan, tata cara pembayaran, hak dan kewajiban, pengadaan barangjjasa, laporan, hak atas kekayaan intelektual, sanksi, keadaan memaksa, dan penyelesaian perse lisihan .
2
f
PASAL 3 KEGIATAN PENELITIAN ( 1 ) Penelitian Riset Pembinaan llmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran diarahkan untuk peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita, perbaikan status gizi masyarakat, pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, diikuti penyehatan lingkungan. (2) Protokol penelitian yang dibiayai oleh PIHAK KESATU merupakan protokol yang telah lulus dalam seleksi panel. (3) Protokol penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran perjanjian ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan. (4) Tim peneliti sebagaimana tercantum dalam lampiran peijanjian ini tidak diperkenankan untuk diganti/ diubah tanpa persetujuan PIHAK KESATU, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini. (5) Penggantian dan atau perubahan tim peneliti sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus diajukan secara tertulis dengan melampirkan persetujuan tertulis dari ketua panel pakar dan amandemen etik. PASAL 4 PEMBIAYAAN ( 1 ) Bantuan dana diberikan dalam bentuk swakelola. (2) Biaya pelaksanaan kegiatan yang diberikan oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dengan rincian sebagaimana tercantum dalarn lampiran perjanjian ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan. (3) Biaya pelaksanaan kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) sebesar Rp. 499.180.000,- (empat ratus sembilan puluh sembilan juta seratus delapan puluh ribu rupiah) sudah termasuk PPh dan PPN, yang dibebankan pada DIPA Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2012.
(4) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi segala pengeluaran dalam pelaksanaan kegiatan penelitian termasuk pajak-pajak, materai dan biaya-biaya lainnya harus dibayar oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3
f.
(5) Peneliti sebagaimana tercantum dalam lampiran pe:rjanjian ini tidak diperkenankan untuk mengajukan pembiayaan kepada pihak lain dalam rangka penelitian yang sama.
(6) PIHAK KEDUA tidak diperkenankan untuk mengalihkan dan atau memindahtangankan
sebagian maupun seluruh
kegiatan
penelitian
sebagaimana te rcantum dalam lampiran peijanjian ini kepada pihak lain tanpa persetujuan PIHAK KESATU. PASAL 5 JANGKA WAKTU
( 1) Pelaksanaan kegiatan penelitian sebagaimana terse but dalam pe:rjanjian ini dilakukan selama 10 (sepuluh) bulan kalender terhitung sejak penandatanganan perjanjian ini .
. (2) Apabila pelaksanaan kegiatan penelitian ini tidak selesai dalam waktu yang telah ditetapkan sebagaimana disebut pada ayat ( 1 } , maka sisa dana dikembalikan ke Kas Negara. PASAL
6 TATA CARA PEMBAYARAN
(1) Penyaluran dana oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dilakukan melalui transfer ke rekening resmi institusi PARA PIHAK yaitu: Nama Rekening Nomor Rekening Bank Cabang
: UGM FKU Penunjang : 179
40 2424
: BNI '46 : Bulaksumur, UGM
(2) Tata cara pencairan dana -penelitian sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan Pedoman Administrasi Keuangan Risbin Iptekdok 2012. (3) Penyaluran dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku ·untuk belanja sewa dan belanja bahan habis pakai yang mekanisme Pengadaan pelaksanaannya melalni Panitia dan/atau Pejabat Barang/ Jasa. (4) Penyaluran dana sebagaimana dimaksud melalui rekening penyedia barangjjasa.
pada
ayat (3)
4
lI l l
dilakukan
I
{5) Penggunaan
dana
penelitian harus disetujuifdiketahui oleh
PIHAK
KEDUA. PASAL 7 HAK DAN KEWAJIBAN
( 1) PIHAK KESATU a. Hak : 1) Memperoleh penelitian
laporan
dari
akhir,
PIHAK
abstrak
KEDUA
dan
dalam
hasil
bentuk
pelaksanaan
hardcopy
dan
softcopy; 2)
Memperoleh raw data (data mentah) basil penelitian dari PIHAK KEDUA;
3) Memperoleh
semua
dokumen
pertanggungjawaban
keuangan
asli
yang
dari PIHAK
berkaitan KEDUA
dengan
selambat
lambatnya awal bulan Desember 2012. b. Kewaj iban: Melakukan
pembayaran
pelaksanaan
kegiatan
penelitian
kepada
PIHAK KEDUA melafui rekening resmi institusi sesuai dengan usulan yang telah diterima oleh PIHAK KESATU. {2) PIHAK KEDUA a.. Hak : Menerima pembayaran atas pelaksanaan kegiatan penelitian dari PIHAK KESATU sesuai dengan usulan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA. b. Kewajiban:
1) Melakukan pemantauan dan evaluasi intemal atas pelaksanaan penelitian di institusinya dan bertanggung jawab penuh atas hasil penelitian; 2) Menyampaikan
laporan
akhir
penelitian
dan
abstrak
kepada
PIHAK KESATU sesuai denganjangka waktu yang disepakati; 3) Menyerahkan raw data (data mentah) hasil penelitian kepada PIHAK KESATU;
4) Menyimpan salinan/copy semua dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian;
5) Menyelesaikanjmenyerahkan semua bentuk pertanggungjawaban keuangan kepada PIHAK KESATU sesuai ketentuan yang berlaku .
5
f
PASAL 8 PENGADAAN BARANG/JASA (1) Proses
pengadaan
barangjjasa dilaksanakan oleh
Panitia danfatau
Pejabat Pengadaan Barang/Jasa yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA. (2) Panitia
danfatau
Pejabat
Pengadaan
BarangjJasa
sebagaimana
dirnaksud pada ayat (1) harus memiliki sertiflkat keahlian pengadaan barangjjasa sesuai ketentuan yang berlaku . PASAL 9 LAPORAN ( 1 ) PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyampaikan laporan kemajuan penelitian kepada PIHAK KESATU (minggu kedua bulan September 2012) sebanyak 3 (tiga) rangkap. (2) PIHAK
KEDUA
wajib
membuat
dart
menyerahkan
laporan
akhir
penelitian kepada PIHAK KESATU selambat-lambatnya minggu ketiga bulan Desember 2012 s.ebanyak
3 (tiga) rangkap.
(3) Penulisan Laporan Akhir harus mengikuti ketentuan dalam Buku Panduan Penyusunan Laporan Akhir Penelitian Badan Litbangke s yang diterbitkan oleh Komisi Ilmiah Penelitian Kesehatan Badan Litbangkes. PASAL
10
KEPEMILIKAN HASIL PENELITIAN Kepemilikan hasil penelitian yang dimaksud adalah: (1)
H ak Kelayakan Intelektual, teknologi tepat guna, temuan lainnya yang diperolah sebagai hasil pelaksanaan kegiatan penelitian ini dan menjadi milik bersama para pihak
(2) Dalam hal terjadi tuntutan dari pihak lain atas penggunaan suatu alat atau
teknologi tertentu
akibat penelitian ini,
PIHAK KEDUA dalam
rangka pekerjaan berdasarkan perjanjian ini akan membebaskan PIHAK KESATU dari segala tuntutan hukum pihak lain tersebut. PASAL 1 1 PERTUKARAN INFORMASI
( 1) PARA PIHAK
sepakat
untuk
saling
bertukar
data
dan
inforrtlasi
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini 6
··.' · · -"i ..a l� w..
:
y
dan semata-mata hanya digunakan untuk kepentingan yang sesuai dengan maksud dan tujuan Peijanjian Keijasama Penelitian ini. (2) PARA PIHAK sepakat untuk menjaga kerahasiaan seluruh data dan informasi
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
dan
tidak
akan
memberikan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari PARA PIHAK. PASAL 12 SANKSI (1) Bilamana PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana tidak sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam pezjanjian ini dan/ atau melanggar ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku, PIHAK KESATU memberikan sanksi berupa peringatan tertulis mulai peringatan pertama sampai dengan peringatan ketiga. (2) Pemberian
sanksi sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 )
dilakukan
apabila PIHAK KEDUA berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi terbukti melakukan kekeliruan; baik dalam melaksanakan kegiatan maupun pengelolaan keuangan yang dapat menimbulkan kerugian Negara.
(3) Apabila PIHAK KEDUA tidak mengindah,kan peringatan tertulis dari PIHAK KESATU sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) , maka PIHAK KESATU dapat memberlakukan sanksi kepada PIHAK KEDUA berupa: a. Menarik kembali danj atau menghentikan bantuan dana danjatau meminta kembali bantuan dana yang telah disalurkan sesuai dengan perjanjian ini; b. Memasukkan PIHAK KEDUA ke dalam daftar sebagai lembaga yang tidak
memenuhi syarat
sebagai penerima
bantuan
dana
Risbin
Iptekdok. c. Melaporkan PIHAK KEDUA kepada lembagaj instansi yang berwenang untuk proses tindak lanjut. PASAL 13 KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) Keterlambatan pelaksanaanj penyelesaian pekerjaan yang diakibatkan oleh keadaan memaksa (force majeure) dapat membebaskan PIHAK KEDUA dari sanksijdenda sebagaimana tersebut dalam pasal 12 Perjanjian Keijasama ini.
( 1 ) Yang dimaksud keadaan memaksa (force majeure) adalah: 7
L
f
a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, banjir) dan keadaan cuaca yang tidak memungkinkan pekeijaan dilaksanakan; b. Adanya perang, huru-hara, pemberontakan, kekacauan, kebakaran dan epidemi; c. Kejadian lain diluar kekuasaanjkemampuan manusia dan kejadian tersebut dapat dipahamijdisetujui oleh PIHAK KESATU. (2) Apabila teijadi keadaan memaksa, maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada PIH1\K KESATU selambat lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak teijadinya keadaan niemaksa disertai bukti yang sah, demikian pula ketika keadaan memaksa berakhir. (3) Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, maka PIHAK KESATU dapat menyetujui atau menolak secara tertulis keadaan memaksa itu dalam waktu 3 X 24 jam sejak terjadinya pemberitahuan keadaan memaksa tersebut dari PIHAK KEDUA . . (4) Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU tentang keadaan memaksa tersebut tidak ada jawaban dari 'PIHAK KESATU, maka PIHAK KESATU dianggap meny�tujui akibat terj adinya keadaan memaksa tersebut. PASAL 14 PERSELISIHAN
PENYELESAIAN
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK, maka pada dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah.
( 1) tidak dapat diselesaikan dengan cara musyawarah, maka perselisihan tersebut akan diselesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia atau akan dibentuk Panitia Penyelesaian Perselisihan yang terdiri dari 3 (tiga) orang, yaitu: a. seorang wakil dari PIHAK KESATU;
(2) Apabila perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3)
b.
seorang wakil dari PIHAK KED UA;
c.
dan seorang wakil yang ditunjuk dan disetujui oleh PARA
PIHAK.
dimaksud (2) tidak diterima oleh PARA PIHAK, maka p enyelesaian masalah tersebut akan diselesaikan secara hukum dengan domisili
Apabila hasil keputusan terhadap perselisihan sebagaimana pada ayat
hukum di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
8
f
PASAL 1 5 PENUTUP akan dilakukan (1) Apabila terdapat perubahan dalam perjanjian uu perubahan (addendum) atas kesepakatan PARA PIHAK.
(2) Ketentuan lain yang belum tercantum dalam pe.Ijanjian ini akan ditetapkan kemudian, dan merupa.kan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini. \
(3) Perjanjian ini ditandatangani oleh PARA PIHAK, dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sam a.
PIHAK KEDUA, Fakultas Kedokteran
PIHAK KESATU, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
dr. Rr. Titi Savitri P, MA, MMed.Ed, PhD NIP. 196607051997022001 Mengetahui,
9
------.--
------···
------�----···--
Lampiran· Perjanjian Keija Sama Nomor : HK.06.01/l/1693/2012 Tanggal
No
1.
: 1
Maret 2012
Judul Penelitian
Peneliti Hevi
Pengembangan prototipt kit diagnosis
Wihadmadyatami,
Leptospirosis dengan menggunakan
drh, MSc
metode ELISA berbasis pada protein
Anggaran (Rp.)
1 50.000,000
rekombinan LipL32
2.
Narendra Yoga
Pengembangan multiplex dipstik untuk
Hendarta, ST,
deteksi dini HIV- 1 dan HBV berbasis
M.Biotech
kombinasi Multiplex Reverse Transcript
1 50.000,000
Loop Mediated Isothermal Amplification (mRT-LAMP} dan Lateral Flow Distick (LFD) 3.'
4.
Retno
Pengembangan senyawa derivat kalkon
Arianingrum, Dra,
sebagai agen ko-kemoterapi bertarget
M.Si
molekuler spesifik pada kanker payudara
Shanti Listyawati,
Potensi Ekstrak Etanol Temu Kunci
S.Si, M.Si
(Boesenbergia pandurata) sebagai Agen Kemoprovensi Kanker Kulit Terinduksi UV-8
10
75.000.000
124. 180.000
UNIVERSITAS GADJAH MADA Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 588688, Fax. (0274) 565223 . Website : www.uqm.ac.ld. E-mail : setre!!ugm.ac.ld
SURAT KUASA Nomor : /�fP/FK/20 12 .
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : : Prof. lr. Sudjarwad i, M.Eng., Ph.D.
Nama NIP
Pangkat I Golongan
: 1 94703 1 3 197603 I 001
: Pembina Utama Madya, Gol. IVId.
Jabatan
: Rektor Universitas Gadjah Mada
Memberikan kuasa kepad� : : dr. Rr. Titi Savitri Prihatiningsih, MA, M.Med.Ed., Ph.D.
Nama NIP
: 19660705 199702 2 00 I
Jabatan
: Dekan Fakultas Kedokteran UGM.
Pangkat I GoIongan
: Penata Tk. I., Go!. IIUd.
Untuk : I.
Bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, menandatangani Kontrak I Surat Perjanj ian Pelaksanaan Penelitian (SP3) Risbin Iptekdok 2012 dengan Badan Litbang Kesehatan.
2.. Bertanggungjawab atas pelaksanaan penel itian Risbin lptekdok 20 1 2 sesuai dengan SP3. Demikian Surat Kuasa ini dibuat untukdigu nakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, Penerima Kuasa
Pemberi Kuasa
..
��
dr. Rr. Titi Savitri Prihatiningsih, MA, M. NIP 1 9660705 1 99702 2 00 I
-Ed., Ph.D.
��
i, M.Eng., Ph.D. 13 1 97603
I 001
/1tL,. �