Pengembangan Program.... (Putri Indraningrum) 1
PENGEMBANGAN PROGRAM SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) GUNUNGKIDUL MELALUI MODEL KEMITRAAN ARTIKEL JURNAL
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Putri Indraningrum NIM. 09102241029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2015
Pengembangan Program.... (Putri Indraningrum) 3
PENGEMBANGAN PROGRAM SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) GUNUNGKIDUL MELALUI MODEL KEMITRAAN DEVELOPMENT PROGRAM OF SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) GUNUNGKIDUL THROUGH PARTNERSHIP MODEL Oleh: Putri Indraningrum, pls fip uny
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perencanaan program dan implementasi model kemitraan yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) SKB Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara,observasi dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrument utama penelitian yang dibantu pedoman wawancara,observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan adalah display data, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi yang dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan menggunakan trianggulasi sumber. Hasil penelitian pada perencanaan program dan implementasi model kemitraan UPT SKB Gunungkidul adalah 1) Perencanaan dilatarbelakangi kebutuhan dana, fasilitas dan SDM, untuk mengotimalkan program, adanya komitmen dari lembaga untuk menjaga mutu program, serta menyalurkan lulusan program kecakapan hidup. 2) Partisipasi perencanaan program melibatkan pihak dari dalam lembaga dan luar lembaga, yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul sebagai pembuat kebijakan. 3) Perencanaan program kemitraan diawali dengan kegiatan identifikasi oleh para pamong, mendengarkan masukan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul sebagai pembuat kebijakan, dan selanjutnya penentuan prioritas program melalui rapat koordinasi dengan pembuat kebijakan. 4) Model kemitraaan yang diimplementasikan adalah kemitraan mutualistik dengan prinsip mutual benefit, yaitu kedua belah pihak yang bermitra sama-sama memperoleh manfaat dari kemitraan yang dilakukan. 5) Manfaat yang diperoleh dari kemitraan yang dilaksanakan adalah mendapat dukungan sumber daya, dapat menyalurkan lulusan program dan dapat mengatasi kendala teknis dalam pelaksaan programnya. Kata Kunci :Pengembangan Program, Sanggar Kegiatan Belajar, Kemitraaan Abstract The aims of this research are Illustrated the program planning and the implementation of partnership model performed by Unit Technical Executive SKB Gunungkidul This research used the qualitative approach. The Collection of data using a method of interviews, observation and documentation. The researcher is the main instrument of study helped by the guide of interviews, observation and documentation. The technique of data analysis implemented are data display, data reduction and conclusion with drawl. Trianggulation technique implemented to describe the data validity by using trianggulation of resource. The result of research on program planning and the implementation of partnership model by Unit Technical Executive SKB Gunungkidul are 1) The planning of partnership program based on need for funds, facilities and human resources to optimize the programs, commitment from the institutions to keep the quality of the program and distributing the life skill program graduates. 2) Planning programs involve the participation of the institution and other institutions, namely Agency of Education, Youth and Sport of Gunungkidul Regency as policymakers. 3) The planning of partnership program preceded
Pengembangan Program.... (Putri Indraningrum)
4
with identification by the official tutor, listened to input the Agency of Education, Youth and Sports Gunungkidul Regency as policy maker, and next the determination of priorities program through a coordination with the policymakers. 4) Kemitraaan model to be implemented is a partnership mutualistic to the principle of mutual benefit, that both sides who partnered equally benefit from the partnership done. 5) Benefit gained from partnerships implemented are received a boost resources, able to transfer program graduates and can overcome technical constraints in the implementation of its program. Key words : Program Development, Sanggar Kegiatan Belajar, Partnership (SKB). Sebelumnya SK Mendikbud RI.Nomor
PENDAHULUAN jalur
023/0/1997 menyebutkan bahwa “Tugas pokok
pendidikan di luar jalur formal yang dilaksanakan
SKB : melaksankan pembuatan percontohan dan
sebagai salah satu implementasi dari pendidikan
pengendalian
sepanjang hayat. Dalam amandemen Undang-
pendidikan luar sekolah pemuda dan olahraga
Undang Dasar 1945 pemerintah telah menjamin
berdasarkan kebijakan teknis direktur jenderal
pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia
pendidikan luar sekolah pemuda dan olahraga(SK
seperti yang tertulis dalam pasal 31 ayat 1 yaitu
Mendikbud RI.Nomor 023/0/1997)”. Dari SK
“Setiap warga negara berhak mendapatkan
tersebut dapat diartikan bahwa sebelumnya tugas
pendidikan”. Berbeda dengan pendidikan formal
pokok
yang terbatas pada umur, pendidikan non formal
percontohan dan pengendalian mutu pelaksanaan
tidak terbatas pada umur,artinya siapapun dapat
program pendidikan non formal. Tetapi setelah
mendapatkan
non
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22
formal dapat ditempuh dari mulai 0 tahun sampai
tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan
lansia
formal
diperbaharui dengan Undang-Undang nomor 32
memperluas kesempatan bagi orang-orang yang
tahun 2004 maka peran dan fungsi SKB berubah
tidak terjangkau pendidikan formal untuk dapat
sesuai
mengenyam pendidikan dengan belajar di jalur
pemerintah
pendidikan non formal. Secara garis besar
Sebagai lembaga yang memiliki tugas pokok
Pendidikan non formal dibagai menjadi tujuh
menyelenggarakan pendidikan non formal SKB
ranah yakni meliputi pendidikan kecakapan
diharapkan mampu mengakses banyak program
hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
pendidikan non formal, memiliki tanggung jawab
kepemudaan,
menyelenggarakan
Pendidikan
nonformal
pembelajaran.
sehingga
merupakan
Pendidikan
pendidikan
pendidikan
non
pemberdayaan
mutu
SKB
pelaksanaan
melaksankan
dengan
karakteristik
Kabupaten/kota
program
program-program
dan
kebijakan
masing-masing.
program-program
sesuai
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
dengan kebutuhan masyarakat, tetapi keterbatasan
keterampilan dan pelatihan kerja, dan pendidikan
yang dimiliki SKB menyebabkan lembaga tidak
kesetaraan.
dapat sepenuhnya melaksanakan tugas maupun
Salah satu lembaga pemerintah yang
fungsinya. Beberapa kendala yang umumnya
berperan dalam penyelenggraan pendidikan non
dialami
oleh
SKB
dalam
penyelenggaraan
formal saat ini adalah Sanggar Kegiatan Belajar
programnya seperti kendala tenaga ahli atau
Pengembangan Program.... (Putri Indraningrum) 5
SDM, sarana prasarana maupun dana sehingga
formal
programnya
kursus dan lembaga pelatihan, kelompok belajar,
belum
dapat
berjalan
dengan
optimal.
meliputi
satuan
pendidikan:lembaga
pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim
Otonomi daerah mempengaruhi peran
dan pendidikan anak usia dini jalur nonformal”
SKB dalam penyelenggaraan pendidikaan non
(Fauzi,
formal. Banyak permasalahan yang muncul
pemerintah tidak menyebutkan Sanggar Kegiatan
melemhkan peran dan fungsi SKB sebagai
Belajar (SKB) sebagai salah satu penyelenggara
penyelenggara
formal.
pendidikan
non
Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain :
Pemerintah
tersebut
kurangnya
komiten pemerintah daerah untuk
pendidikan non formal hanya dilaksankan oleh
mengalokasikan anggaran operasional bagi SKB,
masyarakat bukan oleh lembaga pemerintah,
keterbasatasan
yang
bsehingga pemerintah hanya terfokus pada
dimiliki, rendahnya partispasi dan kemitraan
pemberian bantuan kepada satuan atau lembaga
masyarakat.
masyarakat
pendidikan
sarana
non
dan
prasarana
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan
2012)
Dalam
bukan
peraturan
formal. dapat
lagi
Dari
tersebut
Peraturan
diartikan
kepada
bahwa
lembaga
pemerintah. Itulah sebabnya banyak PKBM maju
Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Prof.
pesat dan SKB banyak
Lydia Freyani Hawadi, Psikolog “Selama ini
perannya seperti yang telah diungkapkan oleh
hubungan PKBM dengan SKB seperti air dengan
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
minyak.Sejak
Nonformal, dan Informal.
diberlakukan
otonomi
daerah,
yang kehilanggan
PKBM maju pesat, sementara banyak SKB yang
Banyak Permasalahan yang sebernarnya
kehilangan perannya” (Dina, 2012). Pernyataan
dialami oleh SKB seperti, keterbatsan dana, SDM
diatas dapat menggambarkan SKB dan PKBM
maupun sarana prasarana menyebabkan peran
selama ini belum berjalan dengan sinergis dan
lembaga
menjalin
dalam
penyelenggaraan program di SKB. Lembaga
penyelenggaraan pendidikan non formal. Fakta
mitra baik pemerintah maupun swasta memiliki
lainnya
peran
kemitraan
banyak
dengan
SKB
yang
baik
tidak
dapat
mitra
penting
sangat
dalam
penting
bagi
penyelenggaraan
melaksanakan fungsinya dengan optimal salah
menentukan
keberhasilan
satunya SKB di Kalimantan Tengah, dikarenakan
dilaksanakan
oleh
tidak ada dukungan dari pemerintah daerah
kemitraan dengan lembaga lain SKB diharapkan
setempat dan hanya mengandalkan dukungan dari
dapat mengatasi kelemahan dan tantangan yang
APBN yang tidak mencukupi kebutuhan dana
terjadi dalam penyelenggaraan programnya. Akan
dilapangan (Anonim, 2010).
tetapi meskipun peran lembaga mitra sangat
Dalam peraturan pemerintah nomor 17 Tahun
2010
ketentuan
SKB.
program
dan
Dengan
yang menjalin
penting, tetapi masih banyak SKB belum optimal
mengenai
melaksankanan kemitraan dengan lembaga lain
penyelenggaraan pendidikan nonformal diatur
dan hanya mengandalkan bantuan pemerintah
dalam Bab IV. Pada pasal 100 ayat 1 disebutkan
pusat yang jumlahnya sangat terbatas dan belum
bahwa “Penyelenggaraan satuan pendidikan non
dapat mengatasi permasalahan yang ada.
Pengembangan Program.... (Putri Indraningrum)
6
Sanggar
Kegiatan
(SKB)
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul,
Gunungkidul merupakan lembaga pendidikan non
dan pengelola PKBM Sembada sebagai mitra
formal di bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan
UPT SKB Gunungkidul, hasil observasi dan
Olahraga
SKB
dokumentasi.
Dalam
Gunungkidul menyelenggarakan program seperti
pengumpulan
data
program kecakapan hidup, program peningkatan
wawancara, Oleh karena itu, penelitian ini
mutu tenaga kependidikan, PAUD dan berbagi
dibantu dengan instrumen pedoman wawancara.
program lainnya. Karena berbagai faktor seperti
Teknik Analisis Data
Kabupaten
dana,sarana
Belajar
Gunung
Kidul.
prasrana,geografis,
programyang
tidak
dan
sasaran
yang
analisis
ini,
teknik
digunakan
adalah
data
adalah
untuk
untuk
menyederhanakan sehingga lebih mudah untuk
menyelenggarakan program-programnya secara
dipahami dan diinterpretasikan. Setelah data
mandiri,
terkumpul selanjutya dilakukan analisis data.
maka
memungkinkan
Tujuan
penelitian
dalam
program-programnya
menyelenggarakan
SKB
Gunung
Kidul
Penelitian ini menggunakan analisis yang bersifat
menjalin kemitraan dengan lembaga lain baik
kualitatif,
lembaga
maupun
wawancara yang berkaitan dengan masalah yang
masyarakat. Kerja sama ini dilakukan agar
diteliti. Proses analisis data dimulai dengan
program-program
lebih
menelaah seluruh data yang telah terkumpul dari
optimal dan dapat mencapai tingkat keberhasilan
wawancara dengan responden, hasil observasi
yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian diatas maka
dan dokumentasi kemudian dideskripsikan dan
penulis
mengetahui
interpretasikan dari jawaban yang diperoleh.
Kegiatan
Adapun tahap-tahap teknik analisis data yang
melalui Model
digunakan meliputi Reduksi data, Display dan
pemerintah
lain
yang
dilaksankanan
berencana
Pengembangan
swasta,
untuk
Program
Sanggar
Belajar(SKB) Gunung Kidul Kemitraan.
banyak oleh karena itu perlu dicatat dengan teliti
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan september – oktober 2013 di SKB Gunungkidul. No.
21,
Baleharjo,
Wonosari
Gunungkidul Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Data di ambil dari Kapala UPT SKB Pamong
belajar,
dan
rinci.
Untuk
mempermudah
peneliti
melakukan pengumpulan data, maka data yang diperoleh di lapangan dirangkum, dipilah-pilah
Waktu dan Tempat Penelitian
Gunungkidul,
catatan
data. Data yang diperoleh dilapangan sangat
Jenis Penelitian
Pemuda
menggunakan
penarikan kesimpulan. Pertama yaitu reduksi
METODE PENELITIAN
Jl.
dengan
Staff
Dinas
hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal penting untuk dicari polanya. Kedua display data. Data yang diperoleh di lapangan berupa uraian deskriptif yang panjang dan sukar dipahami disajikan secara sederhana, lengkap, jelas, dan singkat tapi memenuhi kebutuhan data penelitiaan dan memudahkan peneliti dalam memahami gambaran dan hubungannya terhadap aspekaspek yang diteliti. Ketiga Penarikan kesimpulan.
Pengembangan Program.... (Putri Indraningrum) 7
Penarikan
kesimpulan
merupakan
tahapan
terlaksana dengan lebih optimal. Selain itu UPT
dimana peneliti harus memaknai data yang
SKB Gunungkidul
terkumpul
bentuk
menjaga mutu program khususnya mutu output
pernyataan singkat yang mudah dipahami dengan
program, serta menyalurkan lulusan program
mengacu pada masalah yang diteliti. Data
khususnya lulusan program kecakapan hidup.
kemudian
dibuat
dalam
tersebut dibandingkan dan dihubungkan dengan
membutuhkan mitra untuk
Perencanaan
program
UPT
SKB
yang lainnya, sehingga mudah ditarik kesimpulan
Gunungkidul melibatkan pihak dari UPT SKB
sebagai jawaban dari rumusan masalah yang
Gunungkidul maupun dari Dinas Pendidikan
dirumuskan sejak awal.
Pemuda dan Olahraga Gunungkidul. Penentuan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan Program Kemitraan UPT SKB SKB Gunungkidul Menurut hasil penelitian
ada beberapa
alasan yang melatarbelakangi kemitraaan yang dilaksankan UPT SKB Gunungkidul dengan lembaga lain. Pertama, yaitu kebutuhan sumber daya baik dana, fasilitas maupun SDM berupa narasumber
teknis
atau
mengoptimalkan program
tutor
untuk
yang dilaksankan,
kedua untuk menjaga mutu program yang diselenggarakan khususnya mutu output program, ketiga untuk menyalurkan lulusan program kecakapan hidup ke berbagai tempat sesuai bidang yang dibutuhkan. Kemitraan didefinisikan sebagai suatu bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan dalam
rangka
meningkatkan
kapasitas
dan
kapabilitas suatu bidang tertentu sehingga dapat memperolah hasil yang lebih baik (Ambar Teguh, 2004 : 129). UPT SKB Gunungkidul menjalin kemitraan
dengan
pihak
lain
dikarenakan
membutuhkan dukungan sumber daya seperti dana fasilitas maupun Sumber Daya Manusia (SDM) agar program yang direncanakan dapat
prioritas
program
dilakukan
berdasarkan
keputusan bersama antara pihak UPT SKB Gunungkidul dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Gunungkidul.
Teori
perencanaan
pendidikan non formal menyebutkan bahwa perencanaan melibatkan orang-orang ke dalam suatu proses untuk menentukan dan menemukan masa depan yang diinginkan (Sudjana, 2004: 59). Perencanaan program UPT SKB Gunungkidul melibatkan partisipasi Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga
yang
ditunjukkan
berupa
keterlibatan secara langsung dengan memberikan masukan, ide, maupun dalam bentuk dana dan fasilitas. Partisipasi secara langsung merupakan keikutsertaan seseorang secara langsung dalam proses partisipasi, misalnya dalam kegiatan pertemuan, diskusi, untuk mengajukan ide, pandangan atau pendapat (Euis Sunarti, 2012). Tahapan perencanaan program UPT SKB Gunungkudul bersama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul sebagai pembuat kebijakan dan mitra UPT SKB Gunungkidul: 1) Pamong belajar melakukan identifikasi kebutuhan di lapangan. Identifikasi kebutuhan
dilapangan
dilakukan
dengan
mendengarkan masukan masyarakat ataupun dengan mengumpulkan berbagai data misalnya data jumlah buta aksara Kabupaten Gunungkidul,
Pengembangan Program.... (Putri Indraningrum)
8
data
jumlah
Dropout
sekolah
Kabupaten
dalam hal teknis dan lembaga mitra tidak
Gunungkidul, jumlah pengangguran Kabupaten
mengharuskan
Gunungkidul, jumlah dan tingkat pendidikan
Sedangkan
tutor PKBM Kabupaten Gunungkidul jumlah dan
Pendidkan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul
tingkat pendidikan pendidik PAUD
kabupaten
tidak memerlukan perjanjian karena secara
Sebelum
kelembagaan UPT SKB Gunungkidul berada
memustuskan prioritas program, terlebih dahulu
dibawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
mendengarkan masukan dari Dinas Pendidikan
Gunungkidul .
Gunungkidul
Pemuda
dan
dan
sebagainya.
Olahraga
2).
Gunungkidul.
3).
adanya
untuk
perjanjian
kemitraan
dengan
tertulis. Dinas
Tidak adanya perjanjian secara tertulis
Mengadakan rapat koordinasi yang melibatkan
merupakan
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga untuk
kemitraan
memutuskan
akan
lembaga mitra karena secara teori menjalin
dilaksanakan berdasarkan kebutuhan, situasi, dan
kemitraan sangat membutuhkan komitmen yang
sumber daya yang tersedia. Setiap program yang
kuat
direncanakan juga selalu mempertimbangkan
agar pihak yang bermitra dapat mencapai tujuan
pelaksanaan program tahun sebelumnya.
yang diharapkan dan tidak terjadi hal-hal yang
prioritas
program
yang
Implementasi program kemitraan UPT SKB Gunungkidul UPT
SKB
Gunungkidul
memiliki
keterbatasan dan banyak kekurangan yang tidak memungkinkan
untuk
menyelenggarakan
program secara mandiri sehingga membutuhkan mitra-mitra tersebut.
untuk UPT
mengatasi
SKB
keterbatasan
Gunungkidul
sangat
membutuhkan peran mitra untuk mengatasi keterbatasan
yang
dimiliki.
Hampir
semua
program di UPT SKB Gunungkidul memerlukan dukungan dari lembaga mitra, dukungan tersebut dapat dalam bentuk dana, fasilitas, maupun sumber daya manusia. Saling membutuhkan merupakan
syarat
yang
diperlukan
dalam
menjalin kemitraan (Ambar Teguh. 2004 : 130). Hubungan lembaga
lain
kemitraan umumnya
SKB dilakukan
dengan tanpa
perjanjian tertulis dan hanya berdasar kesepakan saja karena sebagian besar kemitraan dilakukan
salah UPT
satu SKB
kelemahan
dalam
Gunungkidul
dengan
dan seimbang antar pihak yang bermitra
merugikan pihak-pihak yang bermitra ( Ambar teguh, 2004: 130). Tetapi meskipun tanpa perjanjian hubungan kemitraan sudah terjalin dengan baik sejak lama dan saling mempercayai satu sama lain. Dalam menjalin sebuah kemitraan ada prinsip yang sangat penting dan tidak dapat ditawar-tawar adalah saling percaya antar institusi atau lembaga yang bermitra (Nana Rukmana, 2006: 63). Dari hasil penelitian, UPT SKB Gunungkidul mendapat manfaat dari kemitraan yang dilakukan seperti mendapat dukungan sumber daya,dapat menyalurkan lulusan program dan dapat mengatasi kendala teknis dalam pelaksaan programnya. UPT SKB Gunungkidul berusaha menjalin hubungan kemitraan sebaik mungkin dengan lembaga mitra dengan saling membantu satu sama lain sehingga diharapkan dengan kemitraan yang terjalin dapat memberikan manfaat
satu
sama
lain
dan
saling
menguntungkan bagi pihak-pihak yang bermitra. Dengan prinsip mutual benefi antara UPT SKB
Pengembangan Program.... (Putri Indraningrum) 9
Gunungkidul
dengan
peneliti
mendukung program, 2) Jaringan yang dimiliki
menyimpulkan, bahwa model yang diterapkan
baik lembaga pemerintah maupun swasta yang
dalam kemitraan UPT SKB dengan lembaga lain
melingkupi tingkat Nasional, Provinsi, maupun
adalah model kemitraan mutualistik. Model
Kabupaten. Sedangkan faktor yang menghambat
kemitraan mutualistik merupakan persekutuan
kemitraan yaitu, dana yang hanya berasal dari
dua pihak atau lebih yang sama-sama menyadari
satu lembaga pemerintah. Meskipun banyak
aspek pentingnya melakukan kemitraan,yaitu
lembaga
untuk
Gunungkidul tetapi sesuai peraturan satu program
saling
lembaga
memberikan
lain
manfaat
dan
mendapatkan manfaat lebih, sehingga akan mencapai tujuan secara lebih optimal (Ambar Teguh, 2004: 131). Mekanisme
kemitraan
UPT
SKB
Gunungkidul dengan lemba mitra dilakukan secara sederhana. 1) Para pamong melakukan diskusi tentang calon lembaga yang akan diajak bermitra sesuai dengan program yang akan dilaksnakan. Calon mitra umumnya merupakan usulan dari pamong UPT SKB Gunungkidul yang telah mengetahui kualitas lembaga mitra ataupun mengenal
secara
personal
pengelola
calon
lembaga mitra. Tujuan memilih calon mitra yang sudah dikenal adalah untuk memudahkan dalam melakukan
proses
kemitraan.
2)
Setelah
memutuskan calon lembaga yang akan diajak bermitra
pihak
UPT
SKB
Gunungkidul
menghubungi atau mendatangai langsung calon lembaga mitra untuk kemudian menyampaikan maksud dan dari kemitraan tersebut.3). Jika calon mitra setuju untuk bekerjasama maka UPT SKB Gunungkidul dan lembaga mitra mengadakan pembicaraan lebih lanjut hal-hal teknis mengenai kemitraan yang akan dilakukan. UPT SKB Gunungkidul memiliki faktor pendukung dan penghambat kemitraan. Faktor pendukung kemitraan UPT SKB Gunungkidul, antara lain :1).Faktor sumber daya baik dana, fasilitas maupun SDM dari lembaga mitra yang
yang
menjadi
mitra
UPT
SKB
hanya bisa dibiayai satu lembaga pemerintah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pembahasan
maka
hasil
penelitian
penelitian
ini
dan dapat
disimpulkan : 1. Perencanaan program kemitraan UPT SKB Gunungkidul dilatarbelakangi kebutuhan dana, fasilitas, dan SDM untuk mengoptimalkan program
yang
dilaksankan,
kebutuhan
lembaga untuk menjaga mutu program, serta menyalurkan
lulusan
program
kecakapan
hidup. 2. Perencanaan program UPT SKB Gunungkidul melibatkan partisipasi dari dalam lembaga, yaitu pihak UPT SKB Gunungkidul dan luar lembaga, yaitu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Gunungkidul
sebagai
pembuat
kebijakan. 3. Perencanaan program kemitraan UPT SKB Gunungkidul
diawali
dengan
kegiatan
identifikasi oleh para pamong, mendengarkan masukan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul sebagai pembuat kebijakan dan penentuan prioritas program melalui rapat koordinasi antara UPT SKB Gunungkidul dan pembuat kebijakan.
Pengembangan Program.... (Putri Indraningrum)
10
4. UPT
SKB
Gunungkidul
mengimplementasikan
model
kemitraaan
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
mutualistik dengan prinsip mutual benefit
diajukan beberapa saran sebagai berikut:
yaitu kedua belah pihak yang bermitra sama-
1. UPT SKB Gunungkidul diharapkan dapat
sama memperoleh manfaat dari kemitraan
lebih aktif melakukan kerjasama dengan
yang dilakukan. UPT SKB Gunungkidul
lembaga swasta maupun lembaga masyarakat
mendapat
untuk memperoleh dana, dukungan fasilitas
manfaat
dari
kemitraan
yang
dilakukan yaitu mendapat dukungan sumber daya, dapat menyalurkan lulusan program dan dapat
mengatasi
kendala
teknis
dalam
pelaksaan programnya.
dilakukan secara sederhana. Para pamong melakukan diskusi menentukan calon mitra sesuai dengan program yang akan dilaksankan, setelah memutuskan calon lembaga yang akan diajak bermitra pihak UPT SKB Gunungkidul atau mendatangai
langsung
calon lembaga mitra, jika calon mitra setuju untuk
bekerjasama
maka
UPT
SKB
Gunungkidul dan lembaga mitra mengadakan pembicaraan
lebih
lanjut
hal-hal
teknis
mengenai kemitraan yang akan dilakukan. 6. Faktor pendukung kemitraaan UPT SKB Gunungkidul antara lain 1) Faktor sumber daya baik dana, fasilitas, dan SDM dari lembaga mitra yang mendukung program UPT SKB Gunungkidul. 2) jaringan atau link yang dimiliki oleh UPT SKB Gunungkidul baik lembaga pemerintah maupun swasta yang melingkupi tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten. kemitraan,
Faktor yaitu
2. Hubungan kemitraan dengan para pemilik usaha lebih ditingkatkan agar para lulusan dapat disalurkan dan memiliki kesempatan
5. Mekanisme kemitraan UPT SKB Gunungkidul
menghubungi
dan SDM.
yang satu
menghambat
program
yang
dilaksanakan UPT SKB Gunungkidul hanya dapat dibiayai satu lembaga pemerintah.
lebih luas untuk dapat bekerja. DAFTAR PUSTAKA Ambar Teguh S. (2004). Kemitraan dan ModelModel Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media. Dina. (2012). Sinergikan PKBM dan SKB. Diakses dari http//www.paudni. Kemdikbud.go.id, pada tanggal 17 April 2013, jam 11.30 Anonim. (2010). Pamong Belajar Masih dipandang Sebelah Mata. Diakses dari http://www.kalimantan –news.com, pada tanggal 17 April 2013, jam 11.50 Euis Sunarti. (2012). Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Masyarakat.Pdf. Diakses dari http://www.euissunarti.staff.ipb.ac.id, pada tanggal 18 Desember 2014, jam 12.30. Fauzi. (2012). Sanggar Kegiatan Belajar dalam Perspektif Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010. Diakses dari http://www.skbwilayahgemolong.blogspot .com, pada tanggal 17 April 2013, jam 11.45 Nana Rukmana. (2006). Strategic Partnering For Education ManagementModel Manajemen Pendidikan Berbasis Kemitraan. Bandung: Alfabeta. Sudjana. (2004). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.
Pengembangan Program.... (Putri Indraningrum) 11