Cha ra cters (2) Vari ab l e cha racters (1 00 ) Cha ra cters (1)
<M> <M>
ka su s me no nj o l i d kss tgl ke j a di a n1 tgl ke j a di a n2 ke t o prtran s tuj ua n ke teran ga n j ns kss
List Of Entities In Diagram Name Code Parent
i de nti fi e r_1
Generate Number
Seri al (8) Date Date Vari abl e ch aracte rs (50 0) Vari abl e ch aracte rs (10 0) Vari abl e ch aracte rs (20 0) Cha racte rs (1 )
bkt n arkob a
<M >
re l ati on sh i p_ 12
rel ati o nshi p_ 13
re l ati on sh i p _46
tsk narko ba
rel a ti o nshi p_ 45
wi l a yah i ntern asi o nal kd ne ga ra nm ne ga ra i de nti fi e r_1
Ch aracte rs (4) Va ri a bl e ch ara cters (10 0)
<M > <M >
de ti l tkp no tkp al a ma t cp i de nti fi e r_1
In teg er Vari ab l e characte rs (1 00 )
<M >
Physical Data Model :
List Of Diagram & Normalization :
Data Dictionary :
Diagram Referensi Diagram Pendukung Transaksi Database Name Tables name Fields
barang bukti i d brgbukti SERIAL
FK_T_BRGBUK_RELATIONS_TR_BRGBU FK_T_BRGBUK_RELATIONS_TR_BRGBU FK_T_REKAP__RELATIONS_TR_BRGBU
bkt rekap id_wilayah kd peran rek_id brgbukti periode no_brg kd satuan id brgbukti narkoba yn jumlah keterangan brg
INT 4 CHAR(1) INT 4 CHAR(6) INT 4 CHAR(5) INT 4 BOOL FLOAT8 VARCHAR(100)
bkt hukum mati
id hukmati INT4
bkt narkoba i d kss no_brg kd satuan i d brgbukti narkoba yn j umlah keterangan brg
INT4
No Name
Data Type/Size
Primary Foreign Key Mandatory
FK_T_BRGBUK_RELAT IONS_T FK_T_BRGBUK_RELATIONS_TR_SATUA R_SAT UA FK_T_REKAP__RELATIONS_TR_SATUA
satuan kd satuan CHAR(5)
List Of Tables in Diagram Code
Gambar 2. Pengembangan Data Model
Dengan selesainya rancangan fisik ini maka pihak pemilik pekerjaan sudah dapat memperoleh gambaran secara real bagaimana struktur data yang dibuat dalam sistem serta sudah dapat memperkirakan ukuran hardisk yang harus disediakan baik untuk kebutuhan sekarang maupun kebutuhan yang akan datang, karena rancangan data
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
26
yang baik akan bisa memperkirakan secara tepat perkembangan ukuran database sesuai dengan perkembangan transaksi yang terjadi. Fase terakhir dari rancangan fisik adalah fase testing. Struktur data yang sudah diimplementasikan kedalam RDMS target (Oracle BI) perlu diuji untuk mengetahui apakah entitas beserta atribut-atributnya, keterhubungan (relationship) antar entitas, dan konsrain-konstrain integratitasnya sudah memenuhi harapan atau belum.
Dengan melalui pentahapan perancangan database yang bisa dipertanggung jawabkan baik secara teoritis maupun pengalaman praktis maka diharapkan akan menjadi solusi terhadap perbaikan pangkalan Data Poltek Pos sebagaimana disebutkan dalam Kerangka Acuan Kerja.
2.3 METODOLOGI PENDEKATAN IMPLEMENTASI BUSINESS INTELLIGENCE [BI] Dalam membangun dan mengimplementasikan BI di lingkungan Ditjen DIKTI, terdapat 3 (tiga) pendekatan yang bisa digunakan. Masing-masing dari pendekatan tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan, dimana pilihan dari strategi tersebut berdasarkan kondisi dan kebutuhan organisasi yang akan membangun BI. Pendekatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Top-down Approach Pendekatan top-down sangat tepat bagi suatu organisasi yang akan membangun BI dimana pada waktu yang bersamaan organisasi tersebut juga sedang melakukan perubahan proses kerja (Business Process re-engineering) secara menyeluruh di seluruh aspek organisasi. Pada pendekatan ini, kerangka data
warehouse secara menyeluruh (enterprise data warehouse) harus disusun terlebih, baru kemudian diikuti oleh data warehouse departemental (data mart). Kelebihan dari pendekatan ini adalah : -
Pembangunan BI langsung mencakup data seluruh organisasi.
-
Kerangka BI akan lebih terstruktur, bukan gabungan dari berbagai data
mart (data parsial). -
Penyimpanan data menjadi terpusat.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
27
-
Kontrol informasi dapat dilakukan secara tersentralisasi
Adapun kelemahan pendekatan ini yang harus diantisiapasi adalah : -
Waktu implementasi lebih lama
-
Risiko kegagalan relatif tinggi karena kerumitannya
-
Membutuhkan biaya yang relatif besar
b. Bottom-up Approach Kebalikan dengan pendekatan sebelumnya, dalam pendekatan bottom-up BI yang disusun justru dari tingkat departemental (departemental data
warehouse), baru Kemudian diintegrasikan menjadi data warehouse organisasi secara keseluruhan. Pendekatan ini sangat tepat bagi kebutuhan suatu
organisasi
yang
memprioritaskan
pembangunan
BI
di
suatu
departemen terlebih dahulu. Kemudian setelah sukses di departemen tersebut akan dilanjutkan ke departemen lainnya.
Kelebihan dari pendekatan ini adalah : -
Implementasi
lebih
mudah
untuk
dikelola
dan
lebih
cepat
memperhatikan hasil. -
Resiko kegagalan relatif lebih kecil.
-
Bersifat
incremental, dimana data mart yang penting dapat
dijadwalkan lebih awal. -
Memungkinkan anggota tim proyek untuk belajar dengan baik.
Adapun kelemahan pendekatan ini yang harus diantisipasi adalah : -
Tiap data mart merupakan departemental view.
-
Memungkinkan terjadinya duplikasi data di setiap data mart di masing-masing departemen.
-
Data tidak konsisten dan data sulit direkonsiliasi.
-
Terdapat banyak interface yang sulit dikelola.
c. Practical Approoch Pendekatan ini mengkombinasikan ke dua pendekatan sebelumnya untuk mendapat kelebihannya. Dalam pendekatan ini, pengembang BI di suatu
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
28
organisasi akan dimulai dengan perencanaan dan pendefenisian arsitektur kebutuhan data warehouse organisasi (Ditjen DIKTI) secara keseluruhan (standarisasi). Baru kemudian akan dilakukan serangkaian pembuatan BI pada tiap departemen yang menbutuhkan.
2.4 METODOLOGI PERANCANGAN SISTEM 1.
Metodologi Jaringan (Komunikasi data)
Jaringan komputer dengan basis TCP/IP yang digunakan dalam jaringan Internal Ditjen DIKTI membutuhkan pengelolaan yang ketat mengingat terbatasnya resource (nomor IP) dan kompleksitas pertukaran data antar lembaga/Unit pelayanan. Selain itu untuk mendukung kelancaran Pengelolaan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi [Aplikasi Manajemen Pendidkan Tinggi] Terpadu dengan memberikan bantuan teknis pada masing-masing perangkat Lembaga/Unit Pelayanan perlu dibangun suatu unit pelaksana di bawah Unit Kerja Pengolahan Data dan Sistem Informasi. Tolak ukur keberhasilan dari unit teknis ini diukur dalam “Service Level Guarantee” atau tingkat kualitas penggunaan jaringan terjamin. Unit teknis tersebut akan bertanggung jawab atas 4 hal yakni :
A. Network Management B. Sistem Security C. Audit dan Kontrol teknologi D. Topologi A. Network manajemen akan meliputi pekerjaan-pekerjaan seperti tercantum di bawah ini. Pada pelaksanaannya, network manajemen akan berkaitan erat dengan masalah sistem security.
1. Pendistribusian IP bagi setiap komputer di masing-masing kantor 2. Pendaftaran subnet baru 3. Konfigurasi gateway-router di setiap kantor 4. Pengembangan untuk peningkatan kualitas jaringan.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
29
B. Sistem security akan meliputi pekerjaan-pekerjaan seperti :
1. Konfigurasi firewall di setiap gateway-router terutama untuk subnet yang mempunyai server-server
2. Konfigurasi firewall di Unit Kerja Pengolahan Data dan Sistem Informasi yang membatasi jaringan Internal dan jaringan luar
3. Mensosialisasikan virus-virus baru yang timbul dan perbaikan yang diperlukan untuk masing-masing program antivirus
4. Mengisolasi komputer atau server yang terkena virus agar tidak mengganggu dan merusak komputer lain C. Aspek Audit dan Kontrol meliputi pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan :
1. Membuat dan mensosialisasikan juklak-juklak yang berhubungan dengan Aplikasi Sistem Informasi Terpadu
2. Melakukan audit dalam jangka waktu tertentu pada setiap subnet yang ada
3. Mengkoordinasikan pembakuan nama data yang akan digunakan oleh seluruh perangkat terpasang D. Topologi jaringan komputer terlihat bahwa terdapat 2 tipe jaringan yakni:
1. Jaringan sekunder yang menghubungkan komputer-komputer dalam subnet kelas C dalam masing-masing kantor.
2. Jaringan utama (Backbone) yang menghubungkan antar kantor / Direktorat / Lembaga lainnya. Jaringan sekunder biasanya digunakan sharing printer, file dan pertukaran data internal kantor. Sedangkan jaringan utama digunakan pada saat seorang pengguna komputer ingin memperoleh data dari luar kantornya seperti dari kantor lain atau dari luar kalangan Aplikasi melalui internet.
Dengan adanya gateway-router di antara jaringan utama dan jaringan sekunder maka kepadatan pertukaran data sudah terisolasi di masingmasing jaringan. Dengan demikian kecepatan jaringan utama (bandwidth) tidak perlu bertambah secara proporsional dengan jumlah subnet.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
30
Kecepatan jaringan yang paling populer saat ini adalah 100 Mbps (Ethernet 100baseT) yang dapat digunakan pada masing-masing subnet. Untuk jaringan utama yang komunikasi antar-kantor dapat digunakan kecepatan 1000 Mbps (Ethernet1000baseFX).
Kabel yang digunakan untuk jaringan sekunder adalah kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) category 5 yang dapat dibeli secara mudah. Jaringan utama menggunakan kabel UTP category 5e atau fiber-optic bila jarak antara 2 gateway router lebih dari 100 m.
2.
Metodologi “Business Process Re-enginering”.
Berdasarkan acuan informasi yang dimiliki saat ini dan kebutuhan lebih lanjut perlu dirancang ulang struktur data yang dimiliki saat ini. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda ‘Entity Relationship Model’, yaitu pembentukan suatu model informasi yang berdasarkan fungsi dan proses bisnis yang akan dijalankan oleh aplikasi tersebut. Hal ini dilakukan dengan mengelompokan informasi yang ada dan dibutuhkan pada kumpulan informasi yang memiliki arti sendiri atau biasa disebut
Entiti. Setelah dibentukan pengelompokan tersebut, dibentuk hubungan yang terjadi antar kelompok tersebut dengan memetakan hubungan antara satu kelompok informasi dengan kelompok informasi lainnya dalam ruang lingkup yang berhubungan dengan aplikasi yang dirancang. Berdasarkan model tersebut akan diperoleh gambaran suatu struktur data yang diperlukan untuk menunjang ruang lingkup proses dari aplikasi tersebut.
Adapun struktur data yang terbentuk tersebut akan menjadi Basis Data (Database) bagi semua proses yang dimiliki aplikasi, sehingga semua pemakai akan menggunakan informasi yang sama sesuai dengan proses yang dilakukannya.
3.
Metodologi ‘Open System’
Untuk meningkatkan fleksibilitas implementasi aplikasi rancangan yang akan dibentuk, baik untuk kebutuhan saat ini ataupun disaat mendatang, pada dasarnya aplikasi ini dirancang dengan menggunakan produk atau alat bantu yang mengacu pada standar terbuka, baik dari segi basis data dan juga pemrogramannya. Hal ini
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
31
dilakukan untuk bukan hanya untuk meningkatkan fleksibilitas implementasi, tapi juga untuk meningkatkan kemampuan konektivitas sistem ini dengan sistem informasi lainnya yang dimiliki oleh IT Ditjen DIKTI. Dengan mengacu pada metodologi ini, diharapkan akan memudahkan integrasi informasi dan aplikasi lainnya dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional.
4.
Metodologi ‘Client/Server’
Sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kemudahan penggunaan informasi, dan juga untuk lebih mengoptimumkan implementasi aplikasi yang tersebar, harus digunakan metoda rancangan yang berbasis Client/Server. Hal ini untuk memungkinkan pemakai menggunakan dan mengeksploitasikan perangkat keras atau peralatan proses yang standar, yaitu Personal Komputer yang sudah umum dan banyak digunakan saat ini. Sehingga pemakai hanya melihat atau berhubungan dengan Personal Komputernya, tanpa harus dipusingkan perangkat apa yang ada dibelakang proses yang dilakukan dan bagaimana bila terjadi perubahan pada perangkat tersebut
sesuai
dengan
kebutuhan
bisnis.
Hal
ini
memungkinkan
untuk
menggunakan bermacam jenis Pemroses Utama atau Server yang bervariasi tanpa harus merubah cara pemakaian atau kerja pemakai yang telah dilakukannya selama ini. Disamping itu teknologi ini akan dapat menunjang implementasi Web Based
Application bila dikembangkan kemudian. 5.
Metodologi ‘Relational Database Management System (RDBMS)’
Sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dibidang basis data, rancangan dan implementasi aplikasi yang direncanakan harus menggunakan basis data dengan arsitektur relational data. Hal ini dilakukan karena banyak keuntungan yang ditawarkan oleh arsitektur data ini, mulai dari pendekatan pembangunan sistemnya sampai dengan kemudahan pemakaiannya dan alat bantu untuk mengeksploitasi basis data RDBMS tersebut. Disamping itu basis data ini sudah menggunakan pendekatan proses yang terbuka dan memenuhi banyak kriteria kemudahan pemrosesan yang sangat membantu dan diharapkan dalam operasi sistem informasi yang terbaru, seperti :
Referensi data terintegritas, yaitu membentuk relasi antar informasi, sehingga tidak terjadi lagi suatu informasi bisa terbentuk tanpa memenuhi persyaratan pembentukannya.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
32
Standar bahasa (SQL), bahasa komputer non prosedural yang memudahkan pemrosesan informasi baik bagi pemrogram dan juga pemakai akhir.
Penggunaan data domain, sehingga menghindari dan mengurangi kesalahan dalam pembentukan data.
Implementasi Trigger, dimana digunakan untuk memudahkan pemrograman dan pemeliharaan komplektisitas pemrosesan untuk menjadi terlihat lebih mudah dilakukan.
Mendukung implementasi data terdistribusi, dimana data dapat berada dimana saja sesuai dengan kebutuhan pemrosesan dari data tersebut, sehingga tidak perlu data harus berada secara terpusat.
6.
Metode Penyusunan algoritma
Algoritma
adalah
sekumpulan
aturan
dan/atau
sederetan
langkah
untuk
menyelesaikan satu tugas. Penyusunan algoritma bertujuan sebagai langkah persiapan dalam pembuatan program aplikasi. Beberapa alat bantu akan digunakan untuk mempermudah penyusunan algoritma seperti Data Flow Diagram (DFD), Flow Chart, Input Proses Output Chart (IPO).
7.
Metode Penyusunan Aplkasi berbasis Web
Pemilihan system tools untuk membangun web disesuaikan dengan database dan system development tool program aplikasi supaya terdapat kompatibilitas diantara sub sistem. Penyusunan web terdiri atas pembuatan template halaman web, pembuatan script, pembuatan sistem keamanan dan content management. Rancangan halaman muka harus dapat mencerminkan nilai-nilai dari Ditjen DIKTI. Selain itu juga harus dibuat semenarik mungkin agar pengunjung web tidak bosan. Faktor kecepatan download mesti ditekan seminimum mungkin sehingga waktu akses menjadi kecil. Kemampuan infrastruktur yang ada juga mesti dipertimbangkan dalam merancang halaman web. Bandwidth yang kecil tentu berbeda rancangan dengan bandwidth yang besar. Seluruh faktor-faktor tersebut menjadi bahan untuk dikaji dalam perancangan web.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
33
2.5 METODOLOGI PENGEMBANGAN Untuk memastikan bahwa kemajuan pengembangan berjalan dengan lancar, penyedia barang / jasa mengusulkan sebuah metodologi pengembangan yang sudah teruji. Metodologi tersebut menggambarkan pekerjaan-pekerjaan pengembangan, orang yang terlibat, sumber daya yang dibutuhkan, serta hasil pekerjaan yang ingin dicapai. Yakni Rational Unified Process (RUP) dengan tool Rasional Rose dan Power
Builder.. Tahap-tahap yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Metodologi Pengembangan
1.
Inception Phase Pada fase pertama ini, dibentuk sebuah tim yang terdiri dari para key user
dan developer. Keterlibatan pengguna sangat penting untuk memastikan sistem akan dapat memberikan solusi pada masalah/kebutuhan. Tugas utama dari tim ini adalah mendefinisikan serta mengidentifikasi ruang lingkup pada high-level requirements, proses bisnis, konfirmasi cakupan dari proyek dan indikator keberhasilan pekerjaan. Selain itu juga dilakukan koordinasi jadwal kerja tim dan menyiapkan sarana pengembangan.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
34
Hasil Pekerjaan: dokumen definisi proyek 2.
Elaboration Phase Pada tahap ini akan dilakukan analisa lebih mendalam dari setiap
requirement yang didapat, sehingga dapat dicari suatu solusi untuk mengatasi suatu problem yang ada. Kemudian tim dapat mendefinisikan bisnis proses yang baru dan mengidentifikasi batasan-batasan teknis. Selain itu, pada tahap ini akan dilakukan identifikasi lebih detil pada setiap
requirement. Pekerjaan tim adalah membuat spesifikasi teknis dan alur data dari requirement yang ada. Aktifitas ini akan dilakukan beberapa kali dengan sistem design prototyping.
Hasi Pekerjaan : dokumen system design dan dokumen perencanaan 3.
Construction Phase Pada tahap ini akan dilakukan pembangunan sistem berdasarkan dokumen
design yang dihasilkan pada tahap Design, dan mengintegrasikannya dengan sistem yang sudah berjalan. Konstruksi aplikasi akan dilakukan mengikuti standar pengembangan yang sudah dibuat
Hasil Pekerjaan : Application Alpha Version 4.
Transition Phase Pada tahap ini akan dilakukan pengujian sistem untuk memastikan bahwa fungsionalitas yang dibuat sudah memenuhi requirement dan design.
Integration Test dilakukan untuk keseluruhan fungsionalitas pada sistem agar memenuhi standar kualitas yang sudah ditentukan. Tim bertanggung jawab untuk membuat metodologi pengujian dan melaksanakan beta-test. Aplikasi yang teruji dengan baik diikuti dengan User Acceptance Test yang menyatakan penyerahan aplikasi. Pada tahap ini akan berfokus pada bug
fixing, training ke user pengguna, dan migrasi data dari aplikasi lama ke aplikasi yang baru.
Hasil Pekerjaan: metodologi pengujian, surat serah terimapekerjaan
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
35
2.6 METODOLOGI PENGUJIAN INTERNAL SISTEM Pengujian didefinisikan sebagai suatu proses menjalan program aplikasi dengan maksud untuk menemukan kesalahan dari program atau struktur basis data. Pengujian merupakan Proses formal yang ditentukan oleh tim pengujian, yang meliputi pengujian unit, pengujian terintegrasi, dan pengujian seluruh sistem (package) yang ditentukan oleh program yang berjalan di komputer. Seluruh pengujian saling terkait dan ada prosedur pengujian serta kasus pengujian dalam melakukan pengujian.
Pengujian memiliki 2 tujuan, yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung. Tujuan langsung adalah untuk mengidentifikasi dan menemukan beberapa kesalahan yang mungkin ada dalam Pengujian Langsung yang diuji. Sedangkan tujuan tidak langsung adalah Mengumpulkan daftar kesalahan untuk digunakan dalam daftar pencegahan kesalahan (tindakan corrective dan preventive).
Konsep pengujian dibedakan dalam 2 kelompok. Dalam pelaksanaannya ke dua konsep pengujian tersebut akan digunakan. Konsep pengujian tersebut adalah:
1. Pengujian 'white box' Pengujian white box merupakan pengujian detil secara prosedural, dengan mengamati jalur-jalur logikal yang dibentuk oleh struktur pengendalian program (loop, percabangan). Pengujian ini dapat mengungkap 100% kesalahan logika yang mungkin muncul, bersifat exhaustive : ledakan kombinatorial untuk modul/program yang besar dan kompleks. Pengujian white box ini dilakukan pada awal tahap pengujian, dan digunakan untuk pengujian unit (unitary testing). Aktivitas dari pengujian ini diantaranya adalah : a. Menguji tiap jalur paling sedikit satu kali. b. Menguji tiap kondisi percabangan untuk nilai 'benar' dan 'salah'. c. Menguji loop pada batas-batas loop dan pada daerah operasionalnya. d. Menguji struktur data internal untuk memastikan Kebenarannya.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
36
2. Pengujian 'black box' Pengujian ini berfokus pada persyaratan fungsional dari perangkat lunak. Pengujian ini dilakukan tidak pada awal tahap pengujian, tetapi dipertengahan yaitu pada pengujian integrasi (integration testing), dan diakhir pengujian, yaitu pada pengujian system (system testing). Pengujian ini mengungkap kesalahankesalahan pada fungsi-fungsi yang salah/hilang, antarmuka, akses ke basis data eksternal, kinerja, serta inisialisasi dan terminasi program.
Pelaksanaan pengujian dikelompokkan dalam 4 phase pengujian, sesuai dengan tahapan pekerjaan. Kelompok pengujian tersebut adalah :
No
Jenis Pengujian
Metode Pengujian White box
1.
Pengujian Unit
2.
Pengujian Modul
Black box White box
3.
Pengujian connectivity
White box
4.
Pengujian Sistem (aplikasi dan infrastruktur)
Black box
Waktu Pengujian
Setelah unit program (prosedur, fungsi, class, dsb) selesai dibuat. Pengujian ini dilakukan sendiri oleh Programmer dan Setelah dilakukan integrasi pada modul yang lain. Pengujian ini dilakukan oleh tester dan QA. Pengujian yang dilakukan oleh tester dan QA dengan parameter terukur berupa tingkat kebocoran suatu node (baik power dan jaringan data) Setelah seluruh sistem diselesaikan dan diintegrasikan. Pengujian ini dilakukan oleh Konsultan dengan Pemiliki Pekerjaan dalm UAT.
2.7 METODOLOGI IMPLEMENTASI SISTEM Adapun yang diusulkan dari metoda implementasi sistem adalah bagaimana meningkatkan efisien dan juga efektivitas serta kemudahan operasional yang dijalankan oleh pemakai yang akan mengoperasikan aplikasi tersebut. Adapun pendekatan yang dilakukan adalah sebagai yang diuraikan dibawah ini.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
37
A. Persiapan Data Master dan Data Awal : Data master dan data awal merupakan referensi data yang akan digunakan sebagai data valid pada saat testing dan pelatihan. Agar Data yang ada (Data Legacy) baik yang berbentuk paper dan paperless dapat dimanfaatkan dalam sistem aplikasi yang baru maka akan dilakukan pembuatan sistem aplikasi pendukung untuk melakukan migrasi data dari format yang lama ke Database format baru dengan tujuan :
1. Memiliki data yang terbaharui dan terpusat. 2. Memliki sekuritas / keamanan data yang dirancang dengan sistem clustering database
3. Mengikuti format RDBMS (Relation Data Based Management System) 4. Dapat digunakan (retreave) pada aplikasi lain (SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI). Pematangan dan migrasi data merupakan proses terbentuknya data hasil dari survei (raw data) menjadi informasi (datamart) yang dapat dimanfaatkan oleh sistem yang akan dibangun. Terdapat dua kriteria raw data yang dapat dimatangkan dan migrasi, yaitu data yang sudah berbentuk struktur tabel dan data dalam bentuk non-struktur tabel.
B. Penyusunan SOP (Standard Operating Prosedure) dan SLA (Service Level aggreement) Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam bab diatas, agar sistem ini berjalan sesuai dengan kaidah-kaidah prosedur yang baku. C. Persiapan Unit Organisasi Pendukung Teknologi Informasi Agar Aplikasi Manajemen Pendidikan Tinggi yang ber Pangkalan Data yang akan diimplementasikan dengan baik, maka dibuat suatu unit organisasi yang menjalankan fungsi : -
Pusat konsultasi Help Desk : Melayani pengguna/operator secara online dari tempatnya bekerja didalam Ditjen DikTI.
-
Pendukung komputasi untuk eksekutif : membantu eksekutif untuk mengoperasikan komputernya serta penunjanggnya.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
38
-
Pengamanan Jaringan : Mengelola keamanan jaringan Depdiknas.
-
Pusat pelayanan operasional jaringan : Membantu staf Badan yang membutuhkan pertolongan di bidang jaringan dan mengelola Backbone.
-
Administrasi server : mengelola server yang ada seperti web server, mail server, aplication server, database server, dll didalam lingkungan Ditjen DIKTI.
-
Manajemen data : mengelola data secara sistimatis serta mebuat back up data, tuning data, dll didalam lingkungan Ditjen DIKTI.
D. Aplikasi :
1. Free text Query Pada prinsipnya fungsi ini adalah untuk memberikan kemudahan kepada para pemakai dalam mengakses dan mendapatkan informasi yang ada didalam “Data Bank”. Dengan pendekatan ini pemakai diibaratkan akan mempunyai jangkauan langsung kepada informasi tanpa harus melalui pihak ketiga. Dalam hal ini pemakai akan memutuskan sendiri kriteria informasi apa yang dibutuhkan secara interaktif dengan
memilih
kriteria
informasi
yang
tersedia
dilayar
komputer
dan
mengkombinasikan kriteria tersebut untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang diinginkannya.
2. Grafikal Sesuai dengan kelebihan dari Personal Komputer, tampilan yang akan dihadapi pemakai dibentuk dengan menggunakan tampilan grafis yang atraktif, baik bagi fasilitas pemasukan dan penyajian data, harus tersedia dalam bentuk grafik, sehingga lebih intuitif dan mudah bagi pemakai dalam mengoperasikan aplikasi. Hal ini diharapkan akan mendorong pemakai untuk lebih senang menggunakan aplikasi lebih lanjut.
3. Pull Down Menu Sesuai dengan pendekatan kemudahan pengenalan informasi, manusia lebih mudah mengingat nama dibandingkan dengan kode. Untuk hal tersebut, sistem ini harus dilengkapi dengan fasilitas untuk menampilkan informasi dengan bentuk tekstual, dibandingkan dengan sistem kode, sehingga pemakai aplikasi, khususnya pemakai
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
39
entri data, dalam memasukan dan melengkapi informasi yang dibentuk, akan dengan mudah memilih informasi tersebut dengan daftar nama atau uraian yang ditampilkan dilayar, tanpa harus mengetahui kode apa yang digunakan berhubungan dengan data tersebut. Diharapkan dengan fasilitas dan pendekatan ini kesalahan pemasukan data akan dapat dikurangi sampai tingkat yang minimum.
4. Drill Down Facility Untuk memahami permasalahan atau menganalisa informasi, dibutuhkan ketajaman informasi yang diketahui. Berdasarkan itu, aplikasi ini harus dilengkapi dengan fasilitas yang memungkinkan pemakai untuk mengeksplorasi informasi dengan lebih rinci.
Dari kumpulan informasi yang dimiliki, pemakai dapat menyaring kriteria yang dipilihnya. Setelah itu pemakai dapat menampilkan informasi tersebut dilayar dengan menggunakan fasilitas ‘Display’. Berdasarkan informasi yang telah ditampilkan, pemakai bisa mengeksplorasi informasi lebih lanjut untuk melihat hal yang lebih rinci dari suatu jenis informasi. Contohnya adalah bila pemakai menampilkan informasi rangkuman dari suatu program, maka dengan menyentuh kolom nama program tersebut bisa melihat rincian atau uraian kegiatan dari program tersebut. Bila ingin dirinci lebih lanjut, dapat diberi batasan kriteria tambahan, seperti tanggal kegiatan, penanggung jawab, dan juga referensi lainnya. Seberapa rinci informasi yang ingin ditampilkan, tergantung seberapa rinci informasi tersebut dibentuk, jadi tidak dibatasi lagi oleh keberadaan pemrogram komputer.
5. Text Image Dalam mengolah informasi berdasarkan kebutuhan, diperlukan tampilan gambar yang dapat membantu merepresentasikan informasi tersebut dengan lebih baik. Dengan fasilitas ini pemakai dimungkinkan untuk menggabungkan text dan image sekaligus.
6. Informasi Yang Proaktif Dengan fasilitas ini, pemakai dapat memiliki fasilitas untuk mengkombinasikan kriteria informasi yang dimiliki. Hal ini memungkinkan pemakai memperoleh informasi yang diharapkan dapat memenuhi suatu kriteria tertentu, dimana dapat membantu pemakai dalam melakukan analisa kemungkinan yang mungkin
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
40
terjadi dengan proses yang dihadapinya. Sebagai contoh pemakai dapat memonitor realisasi anggaran pelaksanaan suatu program dan juga rencana aktifitas kegiatannya. Berdasarkan hal tersebut akan dapat diperkirakan apakah akan tersedia anggaran yang cukup untuk melaksanakan kegiatan kedepan lebih lanjut.
2.8 METODOLOGI PELATIHAN DAN PEMBEKALAN Untuk mencapai hasil yang optimal dalam rangka penguasaan Sistem Informasi Pangkalan Data Pendidkan Tinggi (Manajemen Pendidkan Tinggi), baik secara sistem dan prosedur maupun dalam pengoperasiannya dan teori-teori didalamnya, maka diperlukan metodologi pelatihan agar apa yang telah dilakukan dapat dengan mudah diimplementasikan oleh peserta pelatihan.
Adapun Metoda dan Media Pembekalan adalah sebagai berikut : 1. Ceramah / perkuliahan Merupakan penyampaian materi yang menjelaskan masalah : A.
Sistem
Konsep Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen beserta environment-nya.
Kebutuhan data dan informasi, pengelolahan data (struktur database) dan tampilan (penyebaran) data dan informasi.
B.
Kandungan Sistem (Knowledge)
Konsep-Konsep Informasi SIM
Data Warehouse, Executif Informastion System [EIS] Business Intelligence (OLAP)
Global Kemampuan Sistem Aplikasi
Analisis dan interprestasi terhadap hasil simulasi dan aliran Informasi
Konsep Data masukan dan Hasil keluran dengan berbagai variable-variablenya
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
41
Praktek
praktek
(best
practice)
pemanfatan
aplikasi
berpangkalan pengetahuan.
2. Diskusi dan tanya jawab Hal ini dengan tujuan :
Untuk mencari solusi dari materi yang sedang dibahas.
Mengevaluasi kendala-kendala dilapangan dari pengelolaan sistem yang berjalan saat ini. Untuk mendapatkan masukan bagi sistem informasi aplikasi yang
telah dikembangkan agar sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini. Pemahaman bersama konsep Aplikasi atas penerapannya pada Ditjen
DIKTI dan Instansi lain.
3. Praktek (Workshop) Dengan melakukan praktek secara langsung Modul-modul / Fitur Aplikasi untuk mendapatkan :
Menjalankan fitur-fitur yang terdapat pada perangkat lunak.
Simulasi model terhadap data dan informasi yang telah disiapkan.
Untuk mempermudah pelaksanaan dalam pelatihan ini penyedia barang / jasa menyiapkan:
1. Tenaga Ahli yang handal dan berpengalamam yang memiliki sertifikat dan dapat menyampaikan baik untuk traning of trainer (TOT), pengguna (dari tingkat
operator
sampai
tingkat
eksekutif),
Administrator
System,
Infrastructure System dan Aplication developer. 2. Bahan Materi Pelatihan (Handout Training) yang dipersiapkan secara baik (Silabus dan Materi Modul). 3. Ruang Kelas yang terbatas dengan sistem 1 komputer untuk 2 orang dan 1 pendamping. (selain instruktur yang telah ditunjuk, penyedia barang / jasa juga
melibatkan
tenaga
ahli
pengembangan
sistem
dalam
rangka
pendampingan selama pelatihan)
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
42
2.9 METODOLOGI PEMELIHARAAN DAN SUPPORT SYSTEM Pemeliharaan dan support system merupakan kegiatan yang dilakukan setelah sistem diselesaikan dan diinstalasi. Kegiatan pemeliharaan dan support system ini difokuskan pada perubahan yang berkaitan dengan adanya koreksi kesalahan, adaptasi, dan pengembangan yang dikehendaki user.
1. Dukungan Teknis (Onsite dan Offsite) Project tim harus memastikan bahwa sistem yang terpasang harus berjalan dengan
baik
sesuai
dengan
system
requirement.
Guna
mendukung
terlaksanananya berjalannya sistem (aplikasi dan infrastruktur), maka konsultan melakukan penjadwalan pendampingan dengan tenaga operator terlatih dengan waktu berkunjung sesuai waktu kerja Setempet (Ditjen DIKTI) dan on-call 24 jam dengan jumlah tenaga ahli yang akan disesuaikan dengan kebutuhan hasil survey diatas.
Selama masa pendampingan tim konsultan Mitra dapat melakukan :
Pemeliharaan langsung sistem infrastruktur dan Data Warehouse Hal yang dilakukan tim pendamping infrastrukur adalah menjaga agar sistem jaringan dan perangkat komputer berjalan sesuai dengan prosedur kerja, hal dilakukan adalah mempersiapkan kebutuhan dengan backup sistem sehingga jika terjadi down production (kritis) waktu perbaikan tidak lebih dari 1 jam dan waktu tanggap saat itu juga, jika on call waktu tanggap tidak lebih dari 5 jam.
Pendampingan Sistem Aplikasi dan Database Selama masa pendampingan tim pendamping melakukan koreksi-koreksi dan menerima keluhan jika terjadi bug dan error system saat itu juga, hal
ini
dilakukan
sebagai
garansi
sistem
aplikasi
yang
telah
dikembangkan. selama masa pendampingan tim pendamping juga ikut dalam membantu terlaksananya pengoperasian NSW Airport.
Pengembangan sistem aplikasi berkelanjutan
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
43
Guna pemanfaatan sistem secara optimal tim pendamping juga melakukan
penambahan-penambahan
kemampuan
sistem
aplikasi,
dalam rangka kebutuhan aplikasi yang berkelanjutan. Selain itu juga melakukan transfer knowledge pada staf operator dan administrator.
Verifikasi dan pemeliharaan Data Tim
pendamping
secara
berkala
melakukan
verifikasi
data
dan
pemeliharan data, agar data-data yang tersimpan benar-benar data yang benar dengan melihat hubungan antara masukan dan bentuk keluaran aplikasi.
Manajemen kendali mutu dan Pelaporan Selama
masa
pelaporan
pendampingan,
berkala
maintenance
sehubungan
sistem.
Dan
tim
pendamping
dengan
masa
melakukan
akan
melakukan
pemeliharaan
koreksi-koreksi
penyempurnaan yang menyangkut penyusunan
dan atau
Standar Operating
Prosedure (SOP) dan tingakt pelayanan (SLA).
2. Penanganan Flexibilitas Perubahan Ada 4 tipe perubahan yang dilakukan pada tahap pemeliharaan dan support system, yaitu :
Correction, yaitu : mengubah perangkat sistem untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada.
Adaption, yaitu : modifikasi yang dilakukan terhadap perangkat sistem dikarenakan adanya perubahan lingkungan eksternal (misal: CPU, sistem operasi, aturan bisnis, karakter produk eksternal).
Enhancement, yaitu : saat perangkat sistem dipakai, user meminta tambahan-tambahan fungsi, sehingga sistem perlu dikembangkan dari kebutuhan semula.
Prevention / sering disebut software re-enginering, yaitu: harus dilakukan untuk memungkinkan perangkat sistem supaya menjadi sesuai dengan keinginan end user.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
44
Dengan
4
tipe
perubahan
tersebut.
Kami
sebagai
konsultan
memiliki
kemampuan menampung perubahan minor (User Requirement) selama 3 bulan tanpa penambahan biaya.
3. Waktu Tanggap Perbaikan / Penanganan Adapun waktu tanggap dalam menanyani permasalahan Down time Recovery (DTR) selama masa pemeliharaan dan support sistem adalah sebagai berikut : a.
Setiap permasalahan akan ditanggapi dengan batas waktu (Respontime Down Time Recovery) sebagai berikut: Kategori Masalah Kritis
Kategori Masalah 30 menit setelah menerima pemberitahuan dari pengguna.
Waktu Penyelesaian 1 jam berikutnya
Tinggi
60 menit setelah menerima pemberitahuan dari pengguna. 4 jam setelah menerima pemberitahuan dari pengguna.
5 jam berikutnya
1 hari setelah menerima pemberitahuan dari pengguna.
2 hari berikutnya
Medium Rendah
b.
1 hari berikutnya
Kategori permasalahan dikelompokkan sebagai berikut:
Kritis: Suatu kegagalan perangkat lunak atau perangkat keras yang tampak dengan penghentian sistem secara abnormal;
Tinggi: Suatu kegagalan perangkat lunak atau perangkat keras yang tampak dengan kesalahan hasil berkenaan dengan data kritikal dan di mana tidak ada informasi sama sekali dari sistem;
Medium: Suatu kegagalan perangkat lunak atau perangkat keras yang tampak dengan kesalahan hasil berkenaan dengan hal kritikal dan di mana masih ada informasi dari sistem;
Rendah: Suatu kekurangan fasilitas tambahan atau variasi yang ditemukan pada perangkat lunak atau perangkat keras yang menyangkut hal yang tidak kritikal dan di mana masih ada informasi dari sistem.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
45
3 Gambaran Umum Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Pada bab ini memberikan gambaran umum hasil priliminary Business Proses dan Keluaran Dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
3.1 Arsitektur Pengembangan Business Intelligence [BI] Dalam mengimplementasikan BI di Ditjen DIKTI, hal utama yang harus diperhatikan adalah bahwa BI harus mendukung pencapaian visi, misi, dan strategi organisasi dalam
mencapai
tingkat
kinerja
organisasi
(organization
performance) yang
diinginkannya. BI harus sepenuhnya membantu organisasi dalam melaksanakan tugas yang diembannya. BI harus menyatu dengan proses pekerjaan itu sendiri dan menghasilkan informasi-informasi yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan. Secara garis besar, implementasi BI pada Ditjen DIKTI dapat dilihat pada garfik di bawah ini :
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
46
Performance Management Analytical Flow
KONTEKS ORGANISASI Ditjen DIKTI Regulasi, Visi & Misi, Peningkatan, Pelayanan, Kendala, beban Kerja dll
STRATEGI ORGANISASI Ditjen DIKTI Tujuan dan Sasaran TIK
RANCANGAN PELAYANAN Ditjen DIKTI SIKLUS MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI MANAGEMEN KEPRIMAAN
Dikelola pada DATA WAREHOUSE PROSES MANAJEMEN
Data Mart KPI
PROSES HASIL PELAYANAN
Pengambilan Keputusan
Gambar 4. Arsitektur Pengembangan Business Intelegence
3.2 ELEMEN-ELEMEN PENGEMBANGAN PANGKALAN DATA DALAM BUSINESS INTELLIGENCE 3.2.1 Data Warehouse Data warehouse merupakan tempat penyimpanan untuk ringkasan dari data historis yang diambil dari basis data-basis data yang tersebar di suatu organisasi. Data
warehouse mengumpulkan semua data Ditjen DIKTI dalam satu tempat agar dapat diperoleh pandangan yang lebih baik dari suatu proses bisnis/kerja dan meningkatkan kinerja organisasi. Data warehouse mendukung proses pembuatan keputusan manajemen. Tujuan utama dari pembuatan data warehouse adalah untuk menyatukan data yang beragam ke dalam sebuah tempat penyimpanan dimana pengguna dapat dengan mudah menjalankan query (pencarian data), menghasilkan laporan, dan melakukan analisis. Salah satu keuntungan yang diperoleh dari keberadaan data warehouse adalah dapat meningkatkan efektifitas pembuatan keputusan.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
47
Secara garis besar, kedudukan data warehouse di implementasi BI dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Nampak bahwa penyusunan suatu data warehouse yang lengkap, integratif serta terhubung dengan semua data operasional merupakan modal pokok dikembangkannya BI di Ditjen DIKTI.
Gambar 5. Implementasi Data Warehouse
Beberapa bagian penting dalam data warehouse dapat dijelaskan sebagaimana di bawah ini:
Data mart, yang merupakan bagian dari data warehouse yang mendukung kebutuhan dari suatu fungsi bisnis atau departemen tertentu. Data mart dapat berdiri sendiri atau terhubung ke data warehouse yang telah ada. Ada beberapa karakteristik dari data mart yang membedakannya dengan data
warehouse, yaitu : -
Data mart hanya berfokus pada satu kebutuhan pengguna dengan satu departemen atau fungsi bisnis
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
48
-
Data mart tidak secara normal berisi data operasional terperinci
-
Data mart berisi lebih sedikit data dari yang ada dalam data warehouse, lebih mudah dimengerti dan dipahami.
Kubus data (cube), adalah unit pemrosesan data yang terdiri dari tabel fakta dan dimensi dalam suatu data warehouse.
Aggregation, adalah hitungan awal dari data numerik. Dengan menghitung dan menyimpan jawaban dari query yang sebelumnya telah dibuat, waktu proses query dapat lebih cepat. Dengan adanya agregasi, data yang jumlahnya ribuan atau bahkan ratusan ribu dalam suatu basis data multidimensi dapat dicari dengan mudah dan tidak memakan banyak waktu. Agregasi ini merupakan pondasi dari pembentukan kubus data, karena mengorganisir kumpulan data kedalam struktur data basis data multidimensi sehingga menghasilkan respon time yang cepat.
3.2.2 Data Mining Data Mining seringkali diartikan dengan “menulis banyak laporan dan query”. Namun pada kenyataannya kegiatan data mining tidak melakukan pembuatan laporan dan
query sama sekali. Data mining dilakukan dengan tool khusus, yang mengeksekusi operasi data yang telah didefinisikan berdasarkan model analisis. Data mining adalah ekstraksi informasi atau pola yang penting atau menarik dari data yang berada pada basis data yang besar yang selama ini tidak diketahui tetapi mempunyai potensi informasi yang bermanfaat.
Hasil dari operasi data mining berupa tabel-tabel dan file-file yang berisi data analisis yang dapat diakses dengan query dan reporting tools. Terdapat empat operasi umum
data mining yaitu : a. Predictive and Classification Modeling, yang biasa digunakan untuk memperkirakan suatu kejadian khusus. Diasumsikan bahwa seorang analis mempunyai pertanyaan khusus untuk ditanyakan. b. Link Analysis, yang digunakan untuk mencari hubungan antara record-
record pada basis data.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
49
c. Database Segmentation, yang digunakan untuk mengelompokkan record-
record yang berhubungan ke dalam segmen-segmen. Pengelompokkan ini merupakan langkah pertama dari pemilihan data, sebelum operasi data mining lainnya dilakukan. d. Deviation Detection, yang digunakan untuk mencari record-record yang dipandang tidak normal dan memberikan alasan untuk anomali tersebut.
3.2.3 OLAP (Online Analytical Processing) OLAP merupakan kunci dari BI, yang digunakan untuk menganalisisis data dan informasi yang pada akhirnya akan menjadi dasar basis Decision Support System (DSS) dan Expert Infotmation System (EIS). Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan melalui OLAP antara lain seperti : melakukan query, meminta laporan yang ad hoc, mendukung analisis statistik, analisis interaktif, serta membangun aplikasi multimedia.
Berdasarkan struktur basis datanya OLAP dibedakan menjadi 3 kategori utama : a.
Multidimensional Online Analytical Processing (MOLAP) Multidimensional Online Analytical Processing (MOLAP) adalah OLAP yang secara langsung mengarah pada basis data multidimensi. MOLAP memproses data yang telah disimpan dalam array multidimensional di mana semua kombinasi data yang mungkin dicerminkan, masing-masing di dalam suatu sel yang dapat diakses secara langsung.
b.
Relational Online Analytical Processing (ROLAP) Relational Online Analytical Processing (ROLAP) adalah suatu format pengolahan OLAP yang melakukan analisis data secara dinamis yang disimpan dalam basis data relasioanal bukan pada basis data multidimensi. ROLAP merupakan bentuk teknologi dari OLAP yang paling berkembang.
c.
Hybrid Online Analytical Processing (HOLAP) Hybrid Online Analytical Processing (HOLAP) merupakan kombinasi antara ROLAP dengan MOLAP. HOLAP dikembangkan untuk mengkombinasikan antara kapasitas data pada ROLAP yang besar dengan kemampuan proses pada MOLAP.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
50
Sedangkan yang dimaksud dengan Decision Support Systems (DSS) merupakan sistem informasi yang menggunakan model keputusan dan basis data untuk membantu proses pengambilan keputusan pada level manajerial. Adapun Executive Information
Systems (EIS) adalah sistem informasi strategis bagi manajemen atas (eksekutif) yang menyediakan akses yang cepat untuk informasi selektif faktor-faktor kunci terkait implementasi strategi organisasi.
Secara garis besar, kedudukan OLAP dalam implementasi BI dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 6. OLAP Dalam Business Intelligence
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
51
3.3 Arsitektur Sistem Aplikasi Platform dasar dari aplikasi adalah Web Based System. Tujuan penggunaan web based system ini adalah untuk meningkatkan efisiensi kerja & integritas data, karena seluruh klien dapat di-maintain pada satu titik, yaitu Web Server. Selain itu, sistem ini memungkinkan penggunaan yang luas, tanpa ada kebutuhan setting aplikasi di sisi klien dan sistem yang dibangun memenuhi tingkat otoritas pengguna (previlage Access) .
A.
Pengembangan Dengan Aplikasi Web Based, Three Tier, Berbasis Centralize Aplikasi menggunakan multitier distribution application model. Hal ini berarti application logic terbagi menjadi beberapa komponen tergantung fungsinya dan terpasang dalam beberapa mesin yang berbeda tergantung pada tier mana pada Web Services Environment komponen tersebut diperlukan.
B.
Pengembangan dengan User Interaction Analysis Satu hal penting yang sering terlupakan dalam pembangunan suatu aplikasi adalah adanya user interaction analysis. Kita menyadari bahwa interaksi user merupakan hal yang sangat diperlukan untuk mewujudkan aplikasi yang mudah digunakan dan tepat guna.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
52
Berikut adalah arsitektur aplikasi & database :
Arsitektur Aplikasi & Database Ditjen DIKTI
Internal & Eksternal User
Executive
Access Control, Level Access & Security Management System
Application Layer Logic Executive Information System Analitical & Statistical Model Sistem Informasi Key Performance Indicator (KPI)
OLAP [Online Analytical Processing] Database 75 % Scripting SQL Application Logic 25 % Scripting Application
PLATFORM (OS : Linux Server & DB : Oracle BI))
Data Warehouse Multidimension Database
Konsolidasi
Buckup Database
Gambar 7 7. Arsitektur Aplikasi & Database Ditjen DIKTI
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
53
3.4 SITE MAP FUNGSI PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI Adapun Gambaran Site Map Fungsi tersebut, adalah sebagai berikut :
PORTAL GATEWAY Dasboard : Key Performance Indicator DIKTI Distribusi Informasi DIKTI
Login
Pendaftaran
APLIKASI MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI
Kelola Fungsi Admin User Mgnt.
Master Data
Form Content
LOG Sistem
Kelola Fungsi Sistem Entri Data
Seleksi Data
Edit Data
Validasi Data
Hapus
Alret
EIS = Executive Information System Laporan Tabular Mgt. Pendidikan. Tinggi
Laporan Tabular Mgt. Pendidikan Tinggi
SI KPI = Key Performance Indicator Indikator Keprimaan Akademik
Indikator Keprimaan Riset
Indikator Keprimaan Pengab. Masyarakat
Rekap Indikator Keprimaan
Gambar 8. Site Map konfigurasi Fungsi Sistem Informasi Pangkalan Data Pendidkan Tinggi Ditjen DIKTI Departemen Pindidikan Nasional
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
54
Penjelasan Pendekatan modul pada gambar Diatas : o
Portal Gateway (Dasboard) Merupaka gateway / Pembuka Sistem Informasi yang berisikan fungsi Login dan display terhadap rekapitulasi KPI dalam bentuk Grafik dan penyebaran informasi / laporan yang bersifat kesimpulan.
o
Executive Informastion System (EIS) Merupakan Sistem Informasi Eksekutif yang menyajikan laporan-laporan hasil pembentukan hasil analytical & Statistic dari data mart siklus manajemen pendidikan tinggi yang penyajian pelaporan yang dapat berupa grafik dan tabulasi sesuai kebutuhan.
o
Sistem Informasi Indikator Keprimaan (Key Performance Indicator – KPI) Merupakan modul indikator keprimaan yang terdiri dari : 1. Indikator Keprimaan Akademik Indikator Keprimaaa Mahasiswa Indikator Keprimaan Alumni Indikator Keprimaan Dosen (tetap dan tidak tetap) Indikator Keprimaan Program Studi Indikatir Keprimaan Staf Administrasi Indikator Keprimaan Institusi 2. Indikator Keprimaan Riset Indikator Keprimaan Bahan Penelitian Indikator keprimaan Sarana dan Prasaran Indikator keprimaan Angka Riset (Mahasiswa dan Dosen) Indikator Keprimaan Sumber Dana (Bantuan Dalam & Luar Negeri) 3. Indikator Keprimaan Pengabdian masyarakat Indikator keprimaan Perpustakaan Indikator Keprimaan Data Aktifitas dan Lokasi Indikator Keprimaan Perusahaan Indikator Keprimaan Sumber Dana (Bantuan Dalam & Luar Negeri) Indikator Keprimaan Publikasi
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
55
o
Modul Kelola Fungsi Adminitrator dan Fungsi Sistem Merupakan Aplikasi yang mendukung berjalannya Front-end Proses yang mengelola fungsi-fungsi proses berjalannya Sistem Aplikasi yang dijalankan oleh Administrator dalam rangka mengelola pengguna (User Management), Otoritas Pengguna (User Id & Pasword), pengaturan jalannya aplikasi (Data Master / referemsi), pencatatan pengguna (log System), Setup Struktur Organisasi dan lain-lain. Sistem ini juga mengatur pengguna dari kelola fungsi dan modul yang diperbolehkan untuk diolah dan dimanfaatkan (aktif penuh, sebagian atau read only). Dan juga yang menangani fungsifungsi query, update, entry, approval, reject, delete, Alret dan help online
Fungsi-fungsi atau fitur-fitur yang berjalan pada Sistem Informasi telah dijelaskan pada bab 1 subbab Ruang Lingkup pekerjaan, Demikian juga pada gambar site map fungsi aplikasi yang akan dibangan dimana modul-modul diatas masih bersifat hipotesa awal, dengan melakukan survei dan diskusi dapat dikembangkan sesuai dengan arahan pihak IT Ditjen DIKTI.
3.5 PLATFORM APLIKASI
Gambar 9. Solusi Platform Sistem
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
56
Server Site Perangkat lunak yang akan digunakan adalah sebagai berikut: o
Linux sebagai Operating System.
o
Oracle Database 11g Sebagai RDBMS Server.
o
Oracle Werehouse Builder sebagai pendukung Business Intelligence.
o
Oracle Descovery sebagai reporting service
o
Apache Web Server
o
WSASWSO2 Sebagai Web Service.
o
WSASWSO2 adalah software open source yang cukup handal sebagai antarmuka antar legacy sistem dengan DB-PDPT.
o
Loader engine akan dibangun dengan menggunakan teknologi sqlloader yang sudah tersedia di dalam oracle database.
Client Site Perangkat lunak yang diusulkan adalah sebagai berikut: 1.
Windows / Linux sebagai Operating System.
2.
Microsoft Internet Explorer, Firefox atau yang lainnya sebagai Web Browser.
Development Tools Perangkat lunak yang akan digunakan adalah sebagai berikut : 1. Oracle Werehouse Builder 2. Oracle Descovery 3. Oracle Form 4. Oracle Report 5. Java Server Pages (bila diperlukan).
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
57
3.6 SIKLUS MANAJEMEN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TINGGI Berdasarkan Laporan Blueprint Tahun Anggaran 2007 Dikti Departemen Pendidikan Nasional dalam Pengembangan Informasi Pendidikan Tinggi (SIM Terpadu) 2008 – 2011, maka Siklus Manajemen Pembangunan Pendidikan Tinggi di gambarkan sebagai berikut :
Gambar 10. Siklus Manajemen Pembangunan Pendidikan Tinggi Nasional
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
58
4 Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan pelaksanan pekerjaan merupakan kesiapan konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini , dalam rangka mempersiapan survei pendahuluan setelah dilakukan kickoff meeting dan kesepahaman bersama.
4.1 RENCANA KERJA Rencana Program Kerja sebagai tahapan pelaksanaana pekerjaan secara keseluruhan meliputi beberapa tahapan yaitu : PERSIAPAN (Kickoff)
Tahap Persiapan dan Perancangan
BUSINESS REQUIREMENT ANALYST (BRA)
BUSINESS SOLUTION DESIGN (BSD)
Tahap Pengembangan
DEVELOPMENT
TESTING (Configuration & Setup , Data Migration) INTEGRATION TEST (UAT) Tahap Implementasi dan Evaluasi Capacity Building (Training)
Deploy to Production Tahap Pendampingan (IT Support)
Pendampingan, Pemeliharaan dan Garansi
Gambar 11. Tahapan Pelaksanaan pekerjaan
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
59
Adapun Hasil Tahapan secara singkat dijelaskan sebagai berikut : Tahap PERSIAPAN & PERANCANGAN
Tahap Detail Persiapan [Kickoff]
Hasil • • •
Analisa Kebutuhan Sistem (Business Requirement Analist – BRA )
•
• •
• Rancangan Sistem (Business Solution Design – BSD)
• • •
PENGEMBANGAN Development, Build System & Configuration
• • • • •
EVALUASI
Testing [UAT]
• • •
•
Capacity Building (Training)
•
•
Project Management and Organization, Definisi masalah. Maksud dan tujuan Kerangka kerja, Perkiraan waktu dan biaya Project Management Report Analisa sumber daya dan kebutuhan sistem (software, hardware, infrastruktur dan pendukung) Analisa Kebutuhan Business Intelligence Dokumen Spesifikasi Kebutuhan Sistem (User Requirement Document) Laporan Pendahuluan (Inception Report) Menyusun logika kerja system Disain data (data dictionary), system dan pendukung. Dokumen Rancangan Perangkat Lunak (Design System Document) Pembuatan pangkalan data (database) Pembuatan program aplikasi. Pembangunan sistem, instalasi software dan jaringan Partial test Laporan Tengah (Interim Report & Technical Guide) Tes sistem keseluruhan Evaluasi, perbaikan, UAT Dokumen Pengujian dan Materi Hasil Uji (Testing and Implementation Document) Dokumen Petunjuk Pengunan Aplikasi (User manual & SOP Document) Sosialisasi & Pelatihan : TOT, operator, teknisi, administrator dan developer. Handout Training Document
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
60
Tahap
Tahap Detail
Hasil • •
Deploy & Operational
• • • • • • • •
Operational and maintenance System Document Laporam Akhir (Final Report Document) Pendampingan dan Pemeliharaan Bantuan teknis (Call Center) Garansi Aplikasi Down Time Recovery First Line Support (onsite – offsite) Second Line Support (onsite – offsite) Pengembangan berkelanjutan Laporan berkala pendampingan dan maintenance.
4.2 ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini Konsultan membentuk Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan yang berupa Tim Pelaksana Pekerjaan. Tim Pelaksana ini mempunyai mekanisme kerja sendiri dan mempunyai kewenangan untuk melakukan hubungan dengan instansi lain (Nara Sumber). Pembentukan Tim Pelaksana ini dilatarbelakangi oleh pengalaman perusahaan dalam menangani berbagai pekerjaan jasa konsultansi.
Organisasi Tim Pelaksana Pekerjaan Tim Pelaksana Pekerjaan akan terdiri dari beberapa tenaga ahli handal dari berbagai latar belakang pendidikan sesuai dengan yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja serta ditunjang oleh beberapa orang Tenaga pendukung.
Tim akan bekerja dengan sebaik-baiknya dan akan berhubungan dengan Tim Internal Ditjen DIKTI dan nara sumber lain yang telah ditunjuk oleh Ditjen DIKTI dalam bentuk koordinasi dan konsultasi secara rutin. Selain itu Tim juga akan membina hubungan dengan instansi lain yang terkait dengan pekerjaan ini. Secara struktural, Tim Pelaksana Pekerjaan merupakan organisasi fungsional dari
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
61
perusahaan. Oleh karena itu, Ketua Tim (Project Manager) bertanggungjawab langsung kepada Direktur Perusahaan. Ketua Tim Pelaksana pekerjaan akan memimpin suatu organisasi yang khusus dibentuk untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Internal Tim Ahli Pembangunan Sistem sebagai Ketua Tim bertanggungjawab langsung kepada Direktur
Perusahaan.
Ketua
Tim
akan
memimpin,
mengarahkan
dan
mengkoordinasikan kerja anggota Timnya untuk mencapai tujuan dan sasaran pekerjaan sebagaimana yang telah ditetapkan didalam Kerangka Acuan. Untuk maksud tersebut, Ketua Tim mengatur jadwal kerja tim, jadwal diskusi rutin anggota tim dan berkonsultasi dengan Tim Internal Ditjen DIKTI dan nara sumber lain. Ketua Tim juga merekomendasikan penggunaan model/metoda analisis tertentu yang akan digunakan.
Eksternal Tim Perusahaan menyelesaikan urusan administrasi proyek dengan Pemimpin Proyek/Bagian Proyek melalui Ketua Tim. Dalam hal masalah teknis, Ketua Tim beserta Anggota berhubungan dengan Tim Internal/Supervisi Teknis (Counterpart) yang dibentuk oleh Pemberi Pekerjaan, dan dengan pihak-pihak lain yang dinilai penting untuk dihubungi. Kepentingan hubungan eksternal dengan berbagai pihak tersebut adalah sebagai berikut :
1)
Dengan Tim Internal Teknis (Counterpart), hubungan Tim Pelaksana Pekerjaan bersifat pembinaan teknis untuk menjamin kualitas teknis hasil pekerjaan konsultan.
2)
Dengan Instansi sektoral di lingkungan Ditjen DIKTI dan program Assessment IT Environment.
3)
Tim Pelaksana Pekerjaan juga akan melakukan konsultasi dengan pihak-pihak lainnya yang dinilai penting untuk dimintai pendapatnya.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
62
Ditjen DIKTI Steering Communitee Narasumber TI
DIREKSI KONSULTAN
Tim Supervisi Teknis
Team Pelaksana Konsultan
Mgr. Proyek / Ahli SIM Admijstrasi Proyek / Sektretaris
Data Warehouse & Application Engineer
TA BPE
TA Business Analyst
TA Database Architect
TA QA
Database, Application Developer & Implementor
TA Database Adm & Eng.
TA Database Programmer & Web Design
TA Adm System, Network & Data Communication
TA Doc
TA Trainer
TENAGA PENDUKUNG / ASISTEN
Garis Garis Garis Garis
Komando Konsultasi Hubungan Kontraktual Hubungan Nara Sumber
Gambar 12. Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
63
Pelaksanaan pekerjaan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Ditjen DIKTI, akan dilaksanakan dalam waktu 4 (empat) bulan kalender dengan kebutuhan jasa tenaga ahli sebagai berikut:
Tenaga Ahli : No
Tenaga Ahli
Jumlah
1.
Tenaga Ahli Project Manager
1
2. 3.
Tenaga Ahli Business Process Engineer Tenaga Ahli Business Analyst
1 2
4.
Tenaga Ahli Quality Assurance [QA]
1
5. 6.
Tenaga Ahli Database Architect Tenaga Ahli Programmer Database
3 3
7. 8. 9.
Tenaga Ahli Tenaga Ahli Tenaga Ahli Network Tenaga Ahli Tenaga Ahli Tenaga Ahli Tenaga Ahli
Database Administrator Database Engineer Data Communication &
2 1 1
Administrator System Dokumentasi Pengajar / Instruktur (Trainer) Web Designer
1 2 5 1
10. 11. 12. 13.
TOTAL
25
4.3 MANAJEMEN PELAKSANAAN PEKERJAAN 4.3.1 Mekanisme Komunikasi Rencana koordinasi dan komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam proses pelaksanaan kegiatan. Rencana koordinasi dan komunikasi ini melibatkan baik pihak Konsultan maupun pihak Ditjen Dikti secara bersama-sama. Beberapa hal yang diperlukan dalam koordinasi dan komunikasi pada proses pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
(1). Point of Contact Adanya kejelasan tempat koordinasi yang diketahui oleh semua personil yang terlibat akan mempermudah dan memperlancar proses pelaksanaan kegiatan.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
64
Untuk itu mungkin diperlukan suatu sekretariat kecil yang menjadi fasilitas pendukung tersebut. Pihak Ditjen Dikti maupun Pihak Konsultan memiliki tempat pertemuan bersama yang dapat dipergunakan setiap kali dibutuhkan.
(2). Person in Charge Person in charge atau orang yang bertanggung jawab pada masing-masing Pihak harus definitif dan memiliki kewenangan jelas. Person in charge dari Pihak Konsultan adalah Direksi pada tingkat kebijakan (steering committee) dan Ketua Tim (team leader) pada tingkat teknis. Pihak Ditjen Dikti, pada tingkat kebijakan dapat diwakili oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Kuasa Pengguna Anggaran atau yang dikuasakan dan pada tingkat teknis dapat diwakili oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau yang dikuasakan
(3). Media Komunikasi Selama proses pelaksanaan kegiatan berbagai media komunikasi dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan. Media komunikasi yang umum seperti telepon, text messaging, email, maupun messenger dapat dipergunakan secara intensif. Namun demikian, rapat koordinasi masih diperlukan sebagai media yang dapat dijadualkan sesuai kesepakatan. Untuk keperluan koordinasi dan sosialisasi yang lebih bersifat substantif,
focus group discussion dan workshop dapat diselenggarakan.
Media ini
diharapkan dapat menjadi salah satu sumber penting dalam mencapai sasaran yang tepat.
4.3.2 Manajemen Risiko Risiko dalam pelaksanaan suatu kegiatan selalu ada, untuk itu diperlukan pengelolaan risiko sehingga dapat diminimalkan kejadian dan dampaknya. Identifikasi awal risiko pelaksanaan kegiatan ini diantaranya: (1). Keterlambatan Penyelesaian Kegiatan (a).
Kemungkinan terjadinya risiko
(b).
Dampak risiko
(c).
Mitigasi
: sedang
: tinggi :
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
65
i. Disiplin dan pengendalian pelaksanaan jadual pelaksanaan kegiatan; ii. Tim yang ditunjuk pada Pihak Ditjen Dikti harus mampu meluangkan waktu sesuai kebutuhan; iii. Koordinasi dan komunikasi yang intensif dan terdokumentasi dengan baik. (2). Lingkup Kegiatan Yang Melebar (a).
Kemungkinan terjadinya risiko
(b).
Dampak risiko
(c).
Mitigasi
: rendah
: tinggi :
i. Kesepakatan lingkup kegiatan melalui pelaksanaan kick off
meeting disepakati kedua belah pihak; ii. Penerapan manajemen perubahan; iii. Dokumentasi pada setiap rapat dilakukan dengan baik. (3). Hasil Yang Tidak Sesuai Harapan (a).
Kemungkinan terjadinya risiko
: rendah s.d.sedang
(b).
Dampak risiko
: tinggi
(c).
Mitigasi
:
i. Pemahaman terhadap lingkup, bentuk, kedalaman, dan substansi luaran dipahami dan disepakati kedua belah pihak; ii. Komunikasi lebih intensif dan terdokumentasi; iii. Analisis kebutuhan harus dilakukan secara cermat. (4). Data/Informasi Yang Diperoleh Tidak Akurat/Tidak Lengkap (a).
Kemungkinan terjadinya risiko
(b).
Dampak risiko
(c).
Mitigasi i.
: sedang s.d. tinggi
: tinggi :
Adanya tim pendamping yang kompeten dan memiliki akses yang baik terhadap sumber data;
ii.
Komitmen dari Pimpinan harus dapat dibangun;
4.3.3 Manajemen Perubahan Perubahan terhadap berbagai aspek kegiatan mungkin dapat terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan. Jika terjadi perubahan, maka harus dapat dikelola secara baik
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
66
agar dapat diketahui, dipahami, dan disepakati bersama sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman atau misinformed. Beberapa hal dasar berikut dapat dipergunakan dalam pengelolaan perubahan, misalnya: (1).
Setiap perubahan harus dilakukan melalui mekanisme change request, yaitu
permintaan
perubahan
secara
tertulis
dari
Pihak
yang
mengusulkan perubahan. Hal ini dapat dilakukan melalui media komunikasi yang tersedia (rapat, workshop, dsb.); (2).
Setiap
permintaan
perubahan
harus
didokumentasikan,
baik
perubahan yang disepakati maupun perubahan yang tidak dapat disepakati bersama; (3).
Setiap permintaan perubahan dievaluasi dampaknya secara bersamasama oleh kedua belah Pihak sebelum disepakati untuk disetujui atau ditolak;
(4).
Hanya perubahan yang disetujui yang dapat dilaksanakan;
(5).
Dokumentasi terhadap permintaan perubahan sebaiknya ada pada Pihak Konsultan maupun Pihak Pemberi Kerja.
4.4 MOBILISASI TIM SURVEY Sesuai dengan rencana kerja dan struktur organisasi pelaksana pekerjaan diatas, maka konsultan melakukan persiapan survei dengan menyiapkan tim aplikasi yang bertugas melakukan wawancara dan studi literatur guna mendapatkan data dan informasi dalam rangka pembangunan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Ditejen Dikti.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
67
5 Pelaksanaan Survey dan Rencana Tindak Lanjut Bagian ini menguraikan kegiatan survei dan hasil survey yang dilakukan oleh tim konsultan dan rencana tindak lanjut (action plan) sebagai bahan kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
5.1 TAHAPAN DAN RUANG LINGKUP SURVEY PENDAHULUAN 5.1.1 PERSIAPAN – KICKOFF MEETING (Project Planning & Organization) Pada tahap ini akan dilakukan suatu pertemuan antara PT. Pradipta Intimedia Selaras (sebagai Pengembang) dan TIM Internal Ditjen DIKTI (sebagai Supervisi Teknis), di mana kedua pihak akan memastikan bahwa project akan dijalankan sesuai dengan tujuan dan harapan dari kedua belah pihak.
Di dalam tahap ini aktivitas yang dilakukan adalah : −
Scope Of Work & Project Cost Definition.
−
Menunjuk project team
−
Mengadakan pertemuan internal untuk mengkonfirmasikan project schedule, project team, dan system definition
−
Mengadakan kick-off meeting untuk mengkonfirmasikan project schedule dan project team.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
68
Tools yang digunakan adalah :
MS Project
Deliverables:
Project Management Document
Hasil :
Tersedia ruang workshop untuk pengembangan Sistem Pangkalan Data
Telah terinstall pada lingkungan pengembangan -
OS server : Linux Redhat 5.3 32 bit
-
Database server : oracle 10 R2 32 bit
-
BI Publisher 10.1.3.3.3
5.1.2 ANALISA KEBUTUHAN BISNIS (Business Requirement Analysis – Define System)
Analisa kebutuhan bisnis dari sistem yang akan dibangun meliputi analisa sebagai berikut :
1. Analisa Pendahuluan Sistem Tujuan yang hendak dicapai dalam tahap ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada tentang Data dan Infromasi Ditjen DIKTI, Aplikasi Pendukungnya dan Infrastrukturnya dan keinginan-keinginan terhadap sistem yang akan diimplementasikan, dan kemudian merumuskannya. Di dalam tahap ini aktivitas yang dilakukan adalah: −
Mengumpulkan data dan fakta di lapangan melalui wawancara, kuisoner dan survey.
−
Identifikasi Permasalahan
−
Menyusun Laporan Hasil Survey.
2. Analisa Sistem yang sedang berjalan
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
69
Tujuan yang hendak dicapai dalam tahap ini adalah untuk mendapatkan rumusan masalah secara lebih rinci, mengetahui unjuk kerja sistem yang sedang berjalan, serta usulan pemecahan terhadap masalah-masalah yang timbul. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan tinjauan terhadap struktur organisasi, kegiatan unit-unit kerja, serta peraturan-peraturan yang berkaitan dengan aktifitas unit-unit kerja sehingga didapat potret dari Kebutuhan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, beserta penerapan siklus manajemen pendidikan tinggi yang mencakup kebutuhan pada :
Masing-masing Direktorat di Ditjen DIKTI
Pusat Statistik Pendidikan (PSP) Balitbang
BAN-PT
Kopertis
Minimal 2 (dua) Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS)
Di dalam tahap ini aktivitas yang dilakukan adalah: −
Mengumpulkan fakta di lapangan melalui wawancara, survey/audit dan review terhadap data detail, existing system dan operation work flow.
−
Analisa Data dengan implementasi Business Intelligence
−
Analisa Resiko
−
Analisa Prosedur
−
Analisa Informasi yang tersusun
−
Analisa sistem yang sedang berjalan (legacy system).
3. Analisa Kebutuhan Sistem (System Requirenment Analysis) Berdasarkan hasil analisis terhadap sistem yang sedang berjalan selanjutnya dapat diuraikan perkiraan global kebutuhan Implementasi Pangkalan data Pendidkan Tinnggi (Sistem Informasi Manajemen Pendidkan Tinggi) , identifikasi kebutuhan pendukung perangkat keras, perangkat lunak komputer, dan jaringan komunikasi data. Tujuan dari phase ini adalah untuk mendapatkan daftar detail requirement untuk kebutuhan implementasi.
Aktivitas-aktivitas pada phase ini adalah : −
Melakukan audit terhadap existing system dan operation work flow
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
70
−
Melakukan Business Process Analysis Pengelolaan Pendidkan Tinggi (DIKTI)
−
Penyusunan rancangan aplikasi untuk diselaraskan dengan Konsep Teknologi Informasi Terkini dan proses bisnis yang meliputi : 1.
Aplikasi SIM PDPT & KPI (Use Case Diagram)
2.
Struktur Basis Data, Normalisasi data dan Metadata.
3.
Analisa Penyempurnaan Data Dictionary
4.
Infrastruktur
5.
Penyelarasan dan Integrasi Sistem dari Aplikasi yang pernah dikembangkan (seperti pada Padati Web dan Dapodik).
−
Mendefinisikan kebutuhan detail hardware (komputer, jaringan, dll).
−
Mendefinisikan spesifikasi detail software aplikasi pendukung.
−
Penyusunan program strategis dan prioritas pengembangan aplikasi sesuai kebutuhan internal & eksternal
−
Rancangan Detail Level 3 (tiga) Aplikasi SIM KPI (Sistem Informasi Manajemen Key Performance Indecator)
Metode & Tool yang digunakan adalah :
Unified Modeling Language [UML]
Rational Rose & Power Designer
Oracle SQL Manager (Cube Data Model)
Deliverables dari 3 aktifitas diatas adalah :
User Requirenment (Specification Requirement Syatem Document) dan Inception Report (Laopran Pendahuluan)
5.2 Hasil Survey Dari survey yang dilakukan, diperoleh beberapa fitur kebutuhan pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.
5.2.1 Dokumen Literatur Adapun Dokumen Literatur yang di dapat adalah sebagai berikut :
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
71
-
Laporan Blueprint Tahun Anggaran 2007 Pengembangan Sistem Informasi Pendidikan Tinggi (SIM Terpadu) 2008 – 2011, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
-
Laporan Assessment Tahun Anggaran 2007 Pengembangan Sistem Informasi Pendidikan Tinggi (SIM Terpadu), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
-
User Requirement PDPT
-
Dokumen Spesifikasi Database EPSBED
-
Sample data EPSBED
-
Data awal KPI Pengelolaan Perguruan Tinggi
-
Dokumen Data Dictionary eksisting, sistem dan pendukung.
5.2.2 Analisis Awal Kebutuhan Sistem Penyusunan Analisa kebutuhan Sistem secara detail akan dilakukan dan disajikan secara dokumen tersendiri (Software Requirement Spesification & Software Design Document)
5.2.2.1
USER REQUIREMENT
Sesuai dengan tahapan pengembangan sistem Software Development Life Cycle (SDLC) maka sebagai tahap pertama untuk mengembangkan sistem ini adalah melakukan analisis kebutuhan sistem. Dimulai dengan melakukan asesmen kebutuhan user. Hasil sementara kebutuhan user yang teridentifikasi hasil dari pemahaman dokumen Perencanaan TI Dikti yang telah ada dan dokumen dan survey s`ementara terhadap counter part Dikti. Hasil sementara dapat dilihat pada lampiran 1. User Requirement . 5.2.2.2
D O K UME N SP E SI FI K AS I D AT AB AS E E P S BE D
Spesifikasi database EPSBED hasil investigasi awal yang telah dilakukan. Database EPSBED ini yang akan ditarik dengan ETL kedalam datawarehouse untuk keperluan penyusunan report BI. Saat ini database ini tersimpan dalam Database System MySql. Lampiran 2 Spesifikasi database EPSBED
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
72
5.2.2.3
D AT A D I C TI O N AR Y
Data dictionary baru yang telah dinormalisasi. Data dictionary ini masih dalam proses untuk mendapat bentuk yang paling sesuai untuk kepentingan pengelolaan perguruan tinggi. Lampiran 3 Data Dictionary
5.2.2.4
D AT A AW AL K PI PE NG ELO L AAN P ER G U R U AN TI NG G I
Sebagai acuan awal penyusunan BI report, berikut adalah data awal KPI Pengelolaan Perguruan Tinggi yang berhasil diperoleh. KPI ini masih dimungkinkan berkembang seiring dengan masih dilakukannya asesmen yang lebih mendalam. Lampiran 4. KPI PT.
5.3 Rencana Tindak Lanjut Rencana tindak lanjut untuk tahap berikutnya adalah : 1.
Asesmen lanjut untuk : o
Penyempurnaan Data Dictionary
o
Indikator Keprimaan
o
User Requirement dan ketersediaan data
2.
Menyusun detil arsitektur Sistem Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT)
3.
Menyusun logika detil sistem PDPT
4.
Persiapan administrasi pengambilan data EPSBED
5.
Merancang star schema
6.
Merancang report BI PDPT.
7.
Melakukan koordinasi dan review rutin terhadap kemajuan pembangunan aplikasi.
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
73
LAMPIRAN
1.
Lampiran 1. User Requirement
2.
Lampiran 2 Spesifikasi database EPSBED
3.
Lampiran 3 Data Dictionary
4.
Lampiran 4. KPI Perguruan Tinggi
Laporan Pendahuluan Pengembangan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - DIKTI
74