Pengembangan Panduan Penerapan Sustainable Agriculture di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah
Rr. Fitriana S.Putri 2507100156 Dosen Pembimbing : Ir. Janti Gunawan, M.Eng.Sc., Ph.D NIP. 196811271997022004 Dosen Ko-Pembimbing : Dr. Maria Anityasari, ST, M.E NIP. 197011201997032001
Latar Belakang
2
Latar Belakang Revolusi pertanian gelombang pertama (tradisional) • Bersahabat dengan alam • Produktivitas rendah
Revolusi pertanian gelombang kedua (revolusi hijau)
• Pupuk kimia • Pestisida kimia • Varietas unggul • Monokultur
Revolusi pertanian gelombang ketiga (pertanian berkelanjutan) • Sistem pertanian berkelanjutan • Integrasi dengan ekosistem
3
Latar Belakang Go Organik 2010
4
Latar Belakang Usaha Tani
Pertanian skala besar ; Agroindustri & pasar ekspor 20 juta di dunia
Pertanian skala kecil ; Konsumsi rumah tangga & pasar domestik 400 juta di dunia
5
Latar Belakang Dari 107,41 juta orang bekerja 39.88% (42.83 juta orang) Bekerja di sektor pertanian (Badan Pusat Statistik, 2010)
56,5 % (13,7 juta keluarga) Petani gurem (Sensus pertanian, 2003 dikutip Kaleka, 2010)
6
Latar Belakang Komoditas : sayuran, jagung, tembakau, kopi
Petani gurem
Sebagian besar berpendidikan SD
Desa Kledung &Tlahab
Tidak berdaya dalam penentuan harga Sudah mengenal pertanian organik melalui sosialisasi
Kebiasaan & sugesti dalam praktek pertanian
7
Latar Belakang Mengupayakan kemandirian petani
Mencegah degradasi lingkungan
Pertanian organik
Mengusahakan keberlanjutan ekonomi petani
8
Latar Belakang Partisipasi & pemberdayaan masyarakat (Purba, 2008)
Rural development Pertanian konvensional bahan kimia • varietas unggul • monokultur • pengairan intensif •Degradasi lingkungan •Pangan mengandung racun •Petani tidak mandiri
Pertanian organik
Kondisi Karakteristik
•
•
Kebutuhan
•
•
Kesiapan, kemampuan
Model perpindahan sistem pertanian
•
pupuk & pestisida organik pemanfaatan limbah pertanian keamanan pangan kelestarian lingkungan
1. Participatory technology design 2. Participatory technology development 9
Perumusan Masalah Bagaimana mengembangkan skenario penerapan sustainable agriculture yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik desa di kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.
Tujuan Penelitian Mengembangkan skenario penerapan sustainable agriculture yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik desa di kecamatan Kledung, kabupaten Temanggung berdasarkan model perpindahan sistem pertanian yang sesuai.
10
Ruang Lingkup Penelitian Batasan 1. Metode sustainable agricuture yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pertanian organik 2. Pertanian yang menjadi obyek penelitian adalah pertanian skala kecil yang bertujuan memenuhi konsumsi rumah tangga dan pasar domestik 3. Pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah pemangku kepentingan yang berinteraksi langsung dengan petani 4. Lokasi penelitian adalah desa di kecamatan Kledung, kabupaten Temanggung yangmemiliki karakteristik petani siap berubah
Asumsi Selama periode pelaksanaan penelitian, diasumsikan tidak terjadi perubahan kebijakan pemerintah terkait bidang pangan dan pertanian
11
Pengembangan Panduan Penerapan Sustainable Agriculture di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah
Rr. Fitriana S.Putri 2507100156 Dosen Pembimbing : Ir. Janti Gunawan, M.Eng.Sc., Ph.D NIP. 196811271997022004 Dosen Ko-Pembimbing : Dr. Maria Anityasari, ST, M.E NIP. 197011201997032001
Manfaat Penelitian Pemilihan model perpindahan dan pengembangan skenario penerapan sustainable agriculture diharapkan dapat membantu penerapan pertanian organik serta menjadi masukan bagi pemerintah dalam penetapan strategi dan kebijakan
2
Tinjauan Pustaka Konsep Terkait Penelitian Sustainable Development Konsep yang memastikan terpenuhinya kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka. (Rusco et al., 2009)
Sustainable Agriculture Metode Sustainable Agriculture • Sistem pertanian terpadu (integrated farming system) • Pertanian organik (organic farming) • Pertanian alami (natural farming) • Pertanian teori baru (new theory farming) • Agroforestry (Jitsanguan, 2001)
3
Tinjauan Pustaka Pertanian Organik Sistem manajemen produksi holistik yang meningkatkan kesehatan agroekosistem termasuk keanekaragaman, siklus hidup biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik memandang alam secara menyeluruh, komponennya saling bergantung dan menghidupi, dan manusia adalah bagian di dalamnya (FAO Committee on Agriculture, 1999)
Metode Pendekatan Penelitian Rural Development Seluruh usaha untuk meningkatkan mata pencaharian masyarakat pedesaan semisal perubahan pada produktivitas desa, kesempatan kerja, distribusi penghasilan dan kesejahteraan, struktur sosial dan mobilitas masyarakat, pengelolaan sumber daya, akses informasi, kemampuan masyarakat desa, kesehatan dan pendidikan dan aspek lain dalam pembangunan manusia (Muktasam, 2007)
4
Tinjauan Pustaka Metode Pendekatan Penelitian Participatory Rural Appraisal (PRA) Sekelompok pendekatan atau metode yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan nyata (Chamber, 2006 dikutip oleh Gitosaputro, 2006)
Tools dalam PRA • Semi-structured interview (SSI) • Maps (social, resource) • Timeline (historical mapping) • Time chart atau seasonal calendar •Venn diagram
Quality Function Deployment (QFD) Metode pengembangan produk yang digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam aktivitas untuk mengembangkan produk atau jasa (Carnevalli dan Miguel, 2008)
5
Tinjauan Pustaka Model Perpindahan Sistem Pertanian Participatory Technology Design
Memadukan top down kepentingan pemerintah dengan bottom up kebutuhan pemangku kepentingan (Blom-Zandstra dan Keulen, 2008)
6
Tinjauan Pustaka Model Perpindahan Sistem Pertanian Participatory Technology Development 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Training in participatory method Identifying farmer innovator Analyzing innovator and innovations Monitoring and evaluation systems Exchange and study visit Farmer’s evaluation of local innovations Stimulating dan supporting joint exeperimentation 8. Farmer-to-farmer dissemination of innovation 9. Awareness and policy 10. Institutionalizing the Farmer-innovation Approach (Reij dan Water-Bayer, 2001)
Petani menerapkan inovasi pertanian secara mandiri 7
Penelitian Terdahulu Dewi, S (2010)
Pengembangan Kerangka Perumusan dan Evaluasi Strategi Penyelarasan Sistem Pendidikan SMK dengan Dunia Kerja Fase I dengan Menggunakan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) Reij, C. dan WatersBayer, A. (2001)
Blom-Zandstra, M. dan Keulen, H. V. (2008) Innovative Concepts Towards Sustainability in Organic Horticulture:Testing A Participatory Technology Design
Pengembangan Skenario Penerapan Sustainable Agriculture di Desa Tlahab Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah
Farmer Innovation in Africa: A Source of Inspiration for Agricultural Development
Putri, F. S (2011) 8
Pengembangan Panduan Penerapan Sustainable Agriculture di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah
Rr. Fitriana S.Putri 2507100156 Dosen Pembimbing : Ir. Janti Gunawan, M.Eng.Sc., Ph.D NIP. 196811271997022004 Dosen Ko-Pembimbing : Dr. Maria Anityasari, ST, M.E NIP. 197011201997032001
Metodologi Penelitian Mulai
Tahap 1 Identifikasi Masalah Identifikasi Masalah Perumusan Masalah & Tujuan Penelitian Studi Pustaka • Konsep • Model perpindahan sistem pertanian • Penelitian terdahulu
Studi Lapangan • Observasi • Wawancara
Identifikasi Model dan Kriteria Model Untuk Penerapan Sustainable Agriculture (Pertanian Organik) Pengumpulan Data Sekunder 1. Profil Lokasi Penelitian 2. Pertanian Organik 3. Kondisi Saat Ini
A
Tahap 2 Pengumpulan Data
2
Metodologi Penelitian A Pengumpulan Data Primer Participatory Rural Appraisal (PRA) Identifikasi Voice of Stakeholder (VoS) dan kebutuhan dasar (semi structure interview, pair-wise ranking) Identifikasi pemangku kepentingan kunci (venn diagram) Penilaian potensi sumber daya, kelembagaan , teknologi (semi structure interview, mapping) Penilaian potensi sosial masyarakat (semi structure interview) Penyebaran Kuesioner Untuk menentukan tingkat kepentingan kriteria kebutuhan Untuk mengidentifikasi kesediaan petani menerapkan pertanian organik
1. a. b. c. d. 2. a. b.
1. 2.
Pengujian PRA dengan crosscheck Pengujian kuesioner dengan uji validitas dan reliabilitas
Tahap 2 Pengumpulan Data
Tahap 3 Pengolahan Data
Tidak Valid Ya
B
3
Metodologi Penelitian B 1. 2.
Penghitungan nilai rata-rata kepentingan kriteria kebutuhan Analisis faktor masing-masing pemangku kepentingan
1. a. b. c. 2. 3. 4.
Pembuatan House of Quality (HoQ) Pembobotan kriteria kebutuhan Penghitungan rating kriteria Pembobotan pemangku kepentingan (expertchoice) Penghitungan important rating ktiteria Penyusunan Matriks Respon Teknis Penyusunan Matriks Interaksi VOS & Respon Teknis Penghitungan Nilai Kontribusi Setiap Respon Teknis
Tahap 3 Pengolahan Data
Validasi HoQ dengan Brainstorming Tidak Valid Ya Pemilihan Model Perpindahan Sistem Pertanian berdasar PRA dan QFD
C
4
Metodologi Penelitian C
Analisis Model Perpindahan Sistem Pertanian
1. 2. 3. 4. 5.
Tahap 4 Analisis Hasil dan Pengembangan Skenario Penerapan
Penyusunan Skenario Penerapan Sustainable Agriculture Penentuan tujuan Penentuan peran pemangku kepentingan Penyusunan aktivitas Penentuan indikator keberhasilan Penentuan insentif
Kesimpulan dan Saran
Tahap 5 Kesimpulan dan Saran
Selesai
5
Pengumpulan & Pengolahan Data Deskripsi responden Kelompok Pemangku Kepentingan Pemangku kepentingan internal Pemangku kepentingan eksternal
Lokasi penelitian
Jenis Pemangku Kepentingan
Jumlah (orang)
Petani desa Tlahab
35
PPL Aparat desa Pegawai Dintanbunhut
8 6 6
Desa Kledung
Desa Tlahab
Quartil Jumlah Mean Min Max Range Responden (n) 25 50 75 Usia (tahun) 36,57 22 63 41 28 35 40 35 Luas Lahan (ha) 0,87 0 3 3 0,5 0,5 1 Variabel
Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Total
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Frekuensi
Persentase
19 9 7 35
54,3 25,7 20 100
Frekuensi
Persentase
26 9 35
74,3 25,7 100
Persentase Kumulatif 54,3 80 100
Persentase Kumulatif 74,3 100
6
Pengumpulan & Pengolahan Data Aspek
Data participatory rural appraisal
No 1 2 3 Partisipasi 4 5 6 7 Partisipasi
8 9 10
Tujuan Kegiatan Pertanian
11
Kriteria Perencanaan program pemberdayaan pertanian Penyusunan program pemberdayaan pertanian Pelaksanaan program pemberdayaan pertanian Penyebaran pengetahuan pertanian Penggunaan teknologi pertanian baru Partisipasi petani dalam program pemberdayaan pertanian Partisipasi petugas penyuluhan dalam program pemberdayaan pertanian Partisipasi aparat pemerintahan dalam program pemberdayaan pertanian Partisipasi Dinas pertanian, perkebunan dan kehutanan daerah dalam program pemberdayaan pertanian Menjaga kestabilan hasil panen dengan bahan kimia dibanding menjaga kesuburan tanah menggunakan pupuk & pestisida organik Memperoleh harga beli hasil pertanian yang layak dibanding menjaga kestabilan hasil panen dengan bahan kimia
Menggunakan pupuk & pestisida organik untuk menjaga 12 kesuburan tanah dibanding memperoleh harga beli hasil pertanian yang layak 13 Bantuan pupuk, pestisida, bibit , saprodi 14 Bantuan dana hibah atau pinjaman Ekonomi 15 Peningkatan pendapatan petani 16 Kemitraan usaha (pengadaan saprodi dan pemasaran) 17 Teknologi pertanian untuk menurunkan biaya produksi 18 Sertifikasi produk pertanian Lingkungan 19 Kelestarian lingkungan (misal konservasi tanah) 20 Sekolah lapang dan penyuluhan 21 Peningkatan kualitas sumber daya manusia 22 Monitoring dan evaluasi rutin Sosial 23 Pedoman pelaksanaan dan aturan yang jelas serta rinci 24 Target terukur disertai sanksi dan penghargaan 25 Pemahaman mengenai karakteristik petani 26 Waktu pelaksanaan singkat
7
Pengumpulan & Pengolahan Data Validitas kriteria
Variabel Kriteria kebutuhan pemangku kepentingan
N
df
26
24
α
r-tabel
0,05 0,3297
Tingkat kepentingan kriteria Tingkat Kepentingan Kriteria PPL
3 2 1 0
Tingkat Kepentingan
4
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P11 P12 P14 P15 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P25 P26
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kepentingan Kriteria Petani
4 3 2 1 0 P1 P3 P4 P6 P7 P8 P9 P12 P15 P16 P17 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 Kriteria
Tingkat Kepentingan Kriteria Pegawai Dintanbunhut 4 3 2 1 0
P1 P2 P3 P4 P5 P8 P9 P10 P12 P13 P14 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P26 Kriteria
Tingkat Kepentingan Kriteria Aparat Desa Tingkat Kepentingan
Tingkat Kepentingan
Kriteria
4 3 2 1 0 P2 P3 P6 P7 P8 P9 P11 P12 P15 P16 P18 P19 P20 P21 P22 P23 Kriteria
8
Pengumpulan & Pengolahan Data Reliabilitas kriteria
No Pemangku Kepentingan 1 PPL 2 Aparat Desa 3 Pegawai Dintanbunhut 4 Petani No Pemangku Kepentingan 1 2 3 4
PPL Aparat Desa Pegawai Dintanbunhut Petani
N 20 17 19 22
df 18 15 17 20
r-tabel 0,3783 0,4124 0,3687 0,3598
N Kriteria Cronbach's Valid Alpha 20 0,836 17 0,904 19 0,928 22 0,866
9
Pengumpulan & Pengolahan Data House of Quality No
Tingkat kepentingan Kriteria 3,09
Important Rating %
Pelaksanaan program pemberdayaan pertanian Penyebaran pengetahuan pertanian Penggunaan teknologi pertanian baru Partisipasi petani dalam program pemberdayaan pertanian
3,03 3,14 3,20 3,17 3,11
4,34 4,50 4,58 4,54 4,46
Partisipasi petugas penyuluhan dalam program pemberdayaan pertanian
3,14
4,50
Partisipasi aparat pemerintahan dalam program pemberdayaan pertanian
2,74
3,93
3,20
4,58
3,29
4,71
Kriteria
1 Perencanaan program pemberdayaan pertanian 2 Penyusunan program pemberdayaan pertanian
Pembobotan kriteria kebutuhan pemangku kepentingan internal
3 4 5 6 7 8
9 Partisipasi Dinas pertanian, perkebunan dan kehutanan daerah dalam program pemberdayaan pertanian Memperoleh harga beli hasil pertanian yang layak dibanding menjaga 10 kestabilan hasil panen dengan bahan kimia
4,42
11
Menggunakan pupuk & pestisida organik untuk menjaga kesuburan tanah dibanding memperoleh harga beli hasil pertanian yang layak
3,20
4,58
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Bantuan dana hibah atau pinjaman Peningkatan pendapatan petani Teknologi pertanian untuk menurunkan biaya produksi Sertifikasi produk pertanian Kelestarian lingkungan (misal konservasi tanah) Sekolah lapang dan penyuluhan Peningkatan kualitas sumber daya manusi Monitoring dan evaluasi rutin Pedoman pelaksanaan dan aturan yang jelas serta rinci Pemahaman mengenai karakteristik petani Waktu pelaksanaan singkat
3,26 3,40 3,40 3,09 3,57 3,17 3,26 3,11 3,11 3,06 3,06
4,67 4,87 4,87 4,42 5,12 4,54 4,67 4,46 4,46 4,38 4,38
10
Pengembangan Panduan Penerapan Sustainable Agriculture di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah
Rr. Fitriana S.Putri 2507100156 Dosen Pembimbing : Ir. Janti Gunawan, M.Eng.Sc., Ph.D NIP. 196811271997022004 Dosen Ko-Pembimbing : Dr. Maria Anityasari, ST, M.E NIP. 197011201997032001
Pengumpulan & Pengolahan Data House of Quality
Pembobotan kriteria kebutuhan pemangku kepentingan eksternal
No
Kriteria
1 2 3 4 5 6
Perencanaan program pemberdayaan pertanian Penyusunan program pemberdayaan pertanian Pelaksanaan program pemberdayaan pertanian Penyebaran pengetahuan pertanian Penggunaan teknologi pertanian baru Partisipasi petani dalam program pemberdayaan pertanian petugas penyuluhan dalam program Partisipasi pemberdayaan pertanian Partisipasi aparat pemerintahan dalam program pemberdayaan pertanian Partisipasi Dinas pertanian, perkebunan dan kehutanan daerah dalam program pemberdayaan pertanian Menjaga kestabilan hasil panen dengan bahan kimia dibanding menjaga kesuburan tanah menggunakan pupuk & pestisida organik Memperoleh harga beli hasil pertanian yang layak dibanding menjaga kestabilan hasil panen dengan bahan kimia Menggunakan pupuk & pestisida organik untuk menjaga kesuburan tanah dibanding memperoleh harga beli hasil pertanian yang layak Bantuan pupuk, pestisida, bibit , saprodi Bantuan dana hibah atau pinjaman Peningkatan pendapatan petani Kemitraan usaha (pengadaan saprodi dan pemasaran) Teknologi pertanian untuk menurunkan biaya produksi Sertifikasi produk pertanian Kelestarian lingkungan (misal konservasi tanah) Sekolah lapang dan penyuluhan Peningkatan kualitas sumber daya manusi Monitoring dan evaluasi rutin Pedoman pelaksanaan dan aturan yang jelas serta rinci Target terukur disertai sanksi dan penghargaan Pemahaman mengenai karakteristik petani Waktu pelaksanaan singkat
7 8 9 10
11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
P 5,46 0,00 5,65 6,04 0,00 5,85
AD 0,00 5,81 6,40 0,00 0,00 6,40
PD 5,74 5,74 5,74 5,74 5,74 0,00
Bobot Pemangku Important Rating % Kepentingan P AD PD P AD PD 0,90 0,00 0,10 4,91 0,00 0,57 0,00 0,30 0,70 0,00 1,74 4,02 0,180 0,778 0,042 1,02 4,98 0,24 0,90 0,00 0,10 5,44 0,00 0,57 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 5,74 0,10 0,90 0,00 0,58 5,76 0,00
6,04
6,69
0,00
0,90
0,10
0,00
5,44
0,67
0,00
5,46
6,40
5,22
0,333
0,333
0,333
1,82
2,13
1,74
5,65
6,10
5,48
0,042
0,180
0,778
0,24
1,10
4,27
0,00
0,00
4,18
0,00
0,00
1,00
0,00
0,00
4,18
0,00
6,40
0,00
0,00
1,00
0,00
0,00
6,40
0,00
5,26
6,40
4,96
0,643
0,101
0,255
3,38
0,65
1,27
0,00 0,00 5,85 5,26 5,85 0,00 6,04 5,46 6,04 5,07 5,26 4,48 5,26 0,00
0,00 0,00 6,69 6,10 0,00 6,40 6,40 6,10 6,69 6,10 4,94 0,00 0,00 0,00
4,44 3,92 0,00 0,00 6,01 4,96 5,74 5,48 6,01 5,48 5,22 0,00 0,00 4,18
0,00 0,00 0,10 0,90 0,90 0,00 0,778 0,778 0,778 0,042 0,778 1,00 1,00 0,00
0,00 0,00 0,90 0,10 0,00 0,80 0,180 0,042 0,180 0,778 0,042 0,00 0,00 0,00
1,00 1,00 0,00 0,00 0,10 0,20 0,042 0,180 0,042 0,180 0,180 0,00 0,00 1,00
0,00 0,00 0,58 4,74 5,26 0,00 4,70 4,25 4,70 0,21 4,09 4,48 5,26 0,00
0,00 0,00 6,02 0,61 0,00 5,12 1,15 0,26 1,20 4,75 0,21 0,00 0,00 0,00
4,44 3,92 0,00 0,00 0,60 0,99 0,24 0,99 0,25 0,99 0,94 0,00 0,00 4,18
Rating %
2
Pengumpulan & Pengolahan Data
Kelembagaan
Sosial
Lingkungan
Ekonomi
Partisipasi
Aspek
Kelompok 1.Mendorong pemangku kepentingan lebih inovatif
Respon Teknis 1.Pemilihan petani menjadi penyuluh swadaya sebagai motivator 2. Pelatihan kepemimpinan 3. Temu teknologi antara peneliti dengan petani dan penyuluh 2. Share pengetahuan 4. Penyuluhan partisipatif 5. Forum pertanian antar kelompok tani atau pelaku usaha tani 6. Bantuan fisik terpadu antara usaha tani dan ternak berkelanjutan selama masa konversi pertanian organik 3. Bantuan program 7. Bantuan dana hibah bergulir 8. Pemberian insentif untuk kompensasi penurunan produktivitas 9. Bantuan fisik ditentukan petani dengan sistem voucher didampingi penyuluh 10. Adopsi teknologi pertanian yang solutif, disertai petunjuk teknis pelaksanaan 4. Teknologi pertanian 11. Kelembagaan kelompok tani berupa koperasi untuk konsolidasi manajemen 5. Pemasaran produk usaha pertanian 12.Kemitraan usaha melalui kelompok tani 13.Penyaluran kredit modal melalui kelompok tani 6. Kredit modal 14. Kerjasama antara kelompok tani dengan mitra usaha sebagai penjamin 15.Sertifikasi prima (Good Agriculture Practice ) 16. Sistem jaminan partisipasi (Participatory Guarantee System) 7. Sertifikasi 17. Sistem pengawasan internal (Third Party Group Certification / Internal Control System Organic) 18. Pelatihan dan pendampingan membuat pupuk organik 8. Penggunaan teknologi 19. Pelatihan dan pendampingan membuat pengendali hama organik organik 20.Pengadaan sarana dan alat untuk produksi teknologi organik 21. Penyuluhan kesehatan masyarakat (dampak negatif pertanian) 9. Kesehatan manusia, 22. Penyuluhan kelestarian lingkungan lingkungan 23. Visi dan misi program yang mampu dicapai 10. Keberlanjutan program 24. Monitoring dan evaluasi perbaikan terintegrasi antara pihak terkait 25. Koordinasi antara pelaksana program dengan pihak terkait 26. Petunjuk teknis pelaksanaan tahapan program 11. Pelaksanaan program 27. Job description masing-masing pemangku kepentingan 28. Jangka waktu sesuai siklus tanam 29. Fasilitasi penentuan harga jual yang transparan dan adil antara penyuplai dan 12. Kelayakan harga jual pembeli produk 30. Pengaturan harga produk pertanian oleh pemerintah 31. Penjualan produk pertanian melalui kelompok tani 32. Demplot pertanian organik 13. Percontohan pertanian 33. Memasukkan hasil pembelajaran demplot ke dalam kegiatan rutin kelompok organik tani 34. Pendidikan dan pelatihan teknis 14. Peningkatan kualitas 35. Kegiatan belajar berkelompok SDM 36. Pendampingan, pelatihan dan sekolah lapang pertanian organik 37. Pembentukan kelompok tani untuk menghimpun petani 38. Peningkatan kapasitas kelompok tani dalam manajemen usaha tani 39. Peningkatan kapasitas komunitas masyarakat pertanian setempat dalam mendukung usahatani 40. Pemberdayaan BP3K menjadi pusat pelayanan dan konsultasi pertanian 15. Pemberdayaan 41. Pelatihan manajemen usaha dan organisasi kelembagaan 42. Lembaga penelitian menghasilkan teknologi pertanian aplikatif dan solutif 43. Lembaga perbankan menyesuaikan mekanisme penyaluran kredit lebih fleksibel dan terjangkau 44. Lembaga pemerintah memfasilitasi regulasi pendukung dan kelengkapan infrastruktur
House of Quality Respon teknis HOQ
3
Pengumpulan & Pengolahan Data Urutan Kelompok Respon Teknis 1 Share pengetahuan
Respon Teknis Penyuluhan partisipatif Pendidikan dan pelatihan teknis Pendampingan, pelatihan dan sekolah lapang pertanian organik Pelatihan dan pendampingan membuat pupuk organik Pelatihan dan pendampingan membuat pengendali hama organik Adopsi teknologi pertanian yang solutif, disertai petunjuk teknis pelaksanaan
2
Peningkatan kualitas SDM
3
Penggunaan teknologi organik
4
Teknologi pertanian
5
Kesehatan manusia, lingkungan Penyuluhan kelestarian lingkungan
6
Percontohan pertanian organik Mendorong pemangku kepentingan lebih inovatif
7
Demplot pertanian organik Pemilihan petani menjadi penyuluh swadaya sebagai motivator
8
Pelaksanaan program
Koordinasi antara pelaksana program dengan pihak terkait Job description masing-masing pemangku kepentingan
9
Keberlanjutan program
Monitoring dan evaluasi perbaikan terintegrasi antara pihak terkait
10
Sertifikasi
11
Pemberdayaan kelembagaan
12
Kredit modal
13
Bantuan program
14
Pemasaran produk pertanian
15
Kelayakan harga jual produk
House of Quality Kerangka pengembangan skenario
Sistem jaminan partisipasi (Participatory Guarantee System ) Sistem pengawasan internal (Third Party Group Certification / Internal Control System Organic ) Pemberdayaan BP3K menjadi pusat pelayanan dan konsultasi pertanian Lembaga pemerintah memfasilitasi regulasi pendukung dan kelengkapan infrastruktur Pelatihan manajemen usaha dan organisasi Lembaga penelitian menghasilkan teknologi pertanian aplikatif dan solutif Kerjasama antara kelompok tani dengan mitra usaha sebagai penjamin Bantuan fisik terpadu antara usaha tani dan ternak berkelanjutan selama masa konversi pertanian organik Bantuan dana hibah bergulir Kemitraan usaha melalui kelompok tani Fasilitasi penentuan harga jual yang transparan dan adil antara penyuplai dan pembeli
4
Analisis dan Diskusi Participatory Technology Design
Kondisi & karakteristik Dintanbunhut : perencana PMUP
Peranan pemangku kepentingan
Kriteria kebutuhan pemangku kepentingan
Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Temanggung
Petani : sebatas pelaksana PMUP PPL & petani perlu dilibatkan dalam penentuan kualitas bantuan
Petugas Penyuluh Lapang
Kelompok tani ; petani
Aparat Desa
Analisis faktor kriteria kebutuhan petani 1.Variabel peran dan tanggung jawab pemangku kepentingan di dalam lingkup desa: perencanaan program pertanian 2. Variabel insentif untuk menjaga kelestarian lingkungan
5
Analisis dan Diskusi Mekanisme Model Participatory Technology Design 1
2
3
4
Skenario awal top down
Opini & minat pemangku kepentingan
Modifikasi skenario awal
Pengembangan skenario akhir yang mewakili kepentingan pemerintah dan kebutuhan pemangku kepentingan
“Go Organik 2010”
• kondisi & karakteristik pertanian • opini, minat • kriteria kebutuhan
Pemaduan top down dan bottom up
6
Analisis dan Diskusi No
1
Hasil Modifikasi Panduan Awal
Panduan Awal
Peningkatan pengetahuan dan kemampuan sumber daya manusia
Aspirasi Pemangku Kepentingan
Modifikasi Panduan Awal
Pembekalan ketrampilan Perhatian lebih besar terhadap metode dan untuk menularkan pendekatan yang digunakan dalam peningkatan pengetahuan dengan kualitas SDM terhadap pemangku kepentingan pendekatan dan metode internal. Sehingga dapat dipastikan terjadi pembelajaran yang tepat peningkatan pengetahuan dan kompetensi agar dapat menarik minat pemangku kepentingan internal bahkan turut pemangku kepentingan serta dalam proses peningkatan tersebut internal Pertukaran pengetahuan dan informasi
Kelestarian lingkungan sebagai salah satu Insentif untuk menjaga 2 tujuan pengembangan kelestarian lingkungan pertanian organik
Pertukaran pengetahuan dan informasi yang bersifat 2 arah
5
Pemberdayaan kelembagaan
1. Pendidikan dan pelatihan teknis
2. Pendampingan, pelatihan dan sekolah lapang pertanian organik
1. Penyuluhan partisipatif
Sistem penghargaan sebagai motivasi petani 1. Insentif kelompok atau terlibat dalam pengembangan pertanian organik sektoral
Penyusunan regulasi, standar dan pedoman, Kebijakan yang konsisten Penyusunan peraturan tentang pembatasan atau meliputi kebijakan 3 dan penciptaan iklim pengurangan pemakaian pupuk dan pestisida regulasi, standar & yang kondusif kimia secara bertahap pedoman umum, dan panduan teknis
4
Langkah Operasional Panduan Akhir
1. Lembaga pemerintah memfasilitasi regulasi pendukung dan kelengkapan infrastruktur
1. Pemberdayaan BP3K Partisipasi petugas Peningkatan kapasitas lembaga yang menaungi menjadi pusat pelayanan penyuluhan dalam dan konsultasi pertanian PPL sebagai pusat pelayanan informasi program pengembangan pertanian 2. Pelatihan manajemen pertanian organik usaha dan organisasi
Pengembangan sistem verifikasi menjadi participatory guarantee system (sistem Pengembangan sistem penjaminan partisipatoris). Sistem penjaminan pengakuan dan Sertifikasi yang terkesan partisipatoris mensyaratkan partisipasi aktif pengawasan produk rumit dengan biaya tinggi pemangku kepentingan seperti kelompok tani, pertanian organik komunitas pertanian setempat untuk turut memastikan prosedur pertanian organik dijalankan semestinya.
1. Sistem penjaminan partisipatoris (Participatory Guarantee System )
7
Analisis dan Diskusi Tujuan Pengembangan Pertanian Organik 1. Meningkatkan pendapatan petani karena adanya efisiensi pemanfaatan sumberdaya dan nilai tambah produk 2. Menghasilkan pangan yang cukup, aman dan berkualitas sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat dan sekaligus meningkatkan daya saing produk agribisnis 3. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani 4. Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian 5. Meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan pertanian dalam jangka panjang, serta memelihara kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan 6. Menciptakan lapangan kerja baru dan keharmonisan sosial di perdesaan
Sosialisasi Informasi
Share Pengetahuan
Peningkatan pengetahuan dan kemampuan sumber daya
Pendampingan, pelatihan dan sekolah lapang pertanian organik
Pendidikan dan pelatihan teknis
Penyuluhan kelestarian lingkungan Pelatihan dan pendampingan membuat pupuk organik
Rancangan Skenario Penerapan Pertanian Organik
Pelatihan dan pendampingan membuat pengendali hama organik
Pembinaan Teknis
Adopsi teknologi pertanian yang solutif, disertai petunjuk teknis pelaksanaan
Demplot pertanian organik
Koordinasi antara pelaksana program dengan pihak terkait Job description masing-masing pemangku kepentingan Pelaksanaan Pertanian Organik
Pemilihan petani menjadi penyuluh swadaya sebagai motivator Kerjasama pengajuan kredit modal antara kelompok tani dengan mitra usaha sebagai penjamin
Pemberdayaan Kelembagaan
Penyusunan Regulasi, Standar, Pedoman
Sosialisasi Kemanfaatan
Monitoring dan evaluasi perbaikan terintegrasi antara pihak terkait
Pengembangan Sistem Pengakuan dan Pengawasan Produk Pertanian Organik
Sistem jaminan partisipasi (Participatory Guarantee System) Sistem pengakuan melalui lembaga sertifikasi independen dengan kerjasama pihak ketiga
Kemitraan usaha melalui kelompok tani Pengembangan Pemasaran
Fasilitasi penentuan harga jual yang transparan dan adil antara penyuplai dan pembeli
Sistem Penghargaan
Penghargaan atas ketercapaian target
PARTISIPASI AKTIF
Top Down Planning
Bottom Up Planning
Participatory Technology Design
8
Kesimpulan dan Saran 1. 2. 3. 4.
5.
Kesimpulan Model perpindahan sistem pertanian yang paling sesuai adalah participatory technology design Peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah kriteria kebutuhan prioritas pemangku kepentingan eksternal yang menjadi masukan dalam proses modifikasi skenario awal Kelestarian lingkungan merupakan kriteria kebutuhan prioritas pemangku kepentingan internal membutuhkan sistem penghargaan sebagai motivasi mengembangkan pertanian organik Proses modifikasi “Go Organik 2010” sesuai kebutuhan pemangku kepentingan menghasilkan skenario penerapan pertanian organik yang mewakili kepentingan pemerintah dan mewakili kebutuhan pemangku kepentingan Tugas akhir ini pada awalnya akan dilakukan di desa Kledung, tetapi dalam perjalanan ditemukan bahwa kunci keberhasilan pertanian organik adalah kesiapan pemangku kepentingan. Untuk itu, hasil dari studi ini menunjukkan perlunya suatu pilot pertanian organik di tiap daerah, dengan kriteria seleksi pilot lokasi meliputi kesiapan petani untuk berubah, komitmen pemerintah setempat untuk mendukung, keterbukaan dan hubungan yang baik antara PPL - pemerintah dan masyarakat petani. Pilot ini dapat menjadi contoh bagi wilayah sekitar untuk berubah, karena karakteristik masyarakat petani adalah membutuhkan figur contoh. 9
Kesimpulan dan Saran Saran Perancangan skenario pengembangan pertanian organik ini disusun sesuai dengan karakteristik desa Tlahab. Meskipun desa Tlahab dipilih dengan karakteristik umum pertanian di Indonesia, tetapi skenario ini perlu diujicobakan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan kunci seperti Badan Perencana Daerah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
10
Terimakasih
11