e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN IPS DI SD NO 3 DARMASABA Ni Wayan Desi Darmayanti1, I Dewa Kade Tastra2 , I Kadek Suartama3, 1,2,3
Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id} Abstrak Permasalahan yang ditemukan di SD No 3 Darmasaba adalah minimnya media pembelajaran yang memfasilitasi guru dalam proses pembelajaran IPS pada kelas IV semester Ganjil, sehingga dilaksanakanlah penelitian yang bertujuan menghasilkan produk multimedia interaktif. Secara operasional tujuan tersebut dirinci kedalam tiga tahapan kerja yang berkaitan, yaitu: mendeskripsikan rancang bangun multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPS; mendeskripsikan kualitas hasil pengembangan multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPS; dan mendeskripsikan efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran interaktif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan, dengan menggunakan model pengembangan ADDIE. Subjek uji coba terdiri dari uji ahli isi mata pelajaran, ahli desain, ahli media, uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan diperoleh dengan menggunakan angket/kuisioner. Sedangkan untuk mengetahui keefektivan penggunaan media menggunakan pretest dan postest. Data yang diperoleh tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif, analisis deskriptif kuantitatif dan analisis statistik inferensial. Hasil evaluasi ahli isi sebesar 96% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil evaluasi ahli desain sebesar 88%berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil evaluasi ahli media sebesar 86,67% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji perorangan sebesar 92,6% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji kelompok kecil sebesar 91,11% berada pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji lapangan sebesar 89,22% berada pada kualifikasi sangat baik. Penghitungan hasil belajar secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 25,75. Harga t tabel taraf signifikansi 5% adalah 2,021. Jadi harga t hitung lebih dari harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif. Nilai ratarata sebelum menggunakan media (60) lebih rendah dibandingkan sesudah menggunakan media (80,23). Kata kunci: multimedia interaktif , IPS, hasil belajar.
Abstract The problem found in SD No. 3 Darmasaba was the lack of media facilitating the teacher to teach social subject in odd semester of IV grade. This study, therefore aims to produce interactive-learning multimedia product. This aim was operationally elaborated into three related work stages, namely: 1) Describing the design of interactive-learning multimedia in social subject matter. 2) Describing the quality of interactive-learning multimedia development result in social subject matter. 3) Describing the effectiveness of the use of interactive-learning multimedia on student’s learning outcomes in social subject matter. The type of research applied in this study is development study by using ADDIE model of development. The tested subject consicted of the test of the expert of subject content, the expert of design, expert of media, individual test, small group test, and field test gained through questionnaire. While to figure out the effectiveness of the media use, the researcher used pre-test and post-test. The
1
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014) obtained data then analized by using descriptive qualitative, descrioptive qualitative analysis and inferential stastitical analysis methods. The result of the media expert is 86.67% while the individual test result is 91.11% in the excellent qualification. The result of field test is 89.22% in the excellent qualification. Manual calculation of learning outcomes obtained result of t count 25.75. The price of t table 5% in significance level is 2.02. It showed that the price of t count is more than t table, therefore H0 is rejected and H1 is accepted. Thus, the researcher found that there is a significant difference between the the result of social study before and after using interactive-learning multimedia. The average value before using the media (60) lower than after using the media (80.23). Keywords: interactive multimedia, social studies, learning outcomes..
dan memfasilitasi berkembangnya kemampuan potensial yang dimiliki siswa menjadi kemampuan nyata yang digunakan khususnya untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran (perekayasa pembelajaran). Peristiwa pembelajaran yang dimaksud, hendaknya dirancang dan dilaksanakan secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru wali kelas IV SD No 3 Darmasaba pada hari Selasa, 10 Juni 2014, peneliti menemukan bahwa siswa belum mampu menguasai beberapa kompetensi dasar pada mata pelajaran IPS dengan optimal. Hal ini bisa dilihat dari cara siswa mengikuti pelajaran di kelas yaitu siswa cepat bosan dan tidak aktif dalam mengikuti pelajaran. Disamping itu dapat juga dilihat dari nilai rata-rata nilai IPS yang diperoleh siswa yang masih rendah yaitu 60, sehingga tidak sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran IPS yaitu 70. Berdasarkan uraian di atas, untuk membantu siswa dalam memahami mata pelajaran IPS, maka dipandang sangat perlu dikembangkan sebuah multimedia pembelajaran interaktif. Oleh karena itu diangkatlah sebuah penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Siswa Kelas IV Semester Ganjil Di SD No 3 Darmasaba Tahun Pelajaran 2014/2015.
PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud), dahulu bernama Departemen pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Depdikbud). Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama Sembilan tahun, enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah pertama. Dalam dunia pendidikan dimana tujuan Pendidikan Nasional adalah menciptakan insan indonesia yang cerdas dan kompetitif. Universitas Pendidikan Ganesa yang merupakan lembaga pencetak tenaga kependidikan (guru) mempunyai suatu kewajiban untuk mengembangkan kemampuan siswanya khususnya dalam bidang perekayasa pembelajaran. Dimana ada salah satu jurusan di Universitas Pendidikan Ganesha yang khusus memberikan pemahaman tentang perekayasa pembelajaran yaitu Jurusan Teknologi Pendidikan. Tujuan utama pembelajaran yang dirancang di Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha adalah menghasilkan perekayasa (tenaga ahli yang mampu merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola) pembelajaran dan guru dalam bidang Teknologi Informasi Komunikasi yang cerdas dan berdaya saing tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut, peristiwa pembelajaran yang berlangsung di Jurusan Teknologi Pendidikan diarahkan untuk membantu
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah rancang bangun multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial 2
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
untuk siswa kelas IV semester ganjil di SD No 3 Darmasaba tahun pelajaran 2014/2015? (2) Bagaimanakah kualitas hasil pengembangan multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial untuk siswa kelas IV semester ganjil di SD No 3 Darmasaba tahun pelajaran 2014/2015, menurut review ahli, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan? (3) Bagaimanakah efektivitas multimedia pembelajaran interaktif terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas IV semester ganjil di SD No 3 Darmasaba tahun pelajaran 2014/2015?
masalah belajar yang berkaitan dengan suatu sumber belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar di lapangan yang dalam hal ini adalah peserta didik SD No 3 Darmasaba. Salah satu fungsi ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data untuk menjawab permasalahan mengenai rancangan desain pengembangan multimedia interaktif, kualitas hasil multimedia interaktif serta efektivitas pengembangan produk yaitu metode kuesioner dan tes. Adapun penjabaran dari masing-masing metode adalah sebagai berikut. Metode kuisioner adalah metode yang digunakan untuk mengetahui kualitas produk dengan menguji validitas produk pada pengembangan multimedia interaktif. “Metode kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2009:199). Instrumen yang digunakan untuk metode kuesioner dalam penelitian pengembangan ini adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data hasil review dari ahli isi bidang studi atau ahli mata pelajaran, ahli desain dan ahli media pembelajaran, siswa saat uji coba perorangan, kelompok kecil, dan saat uji lapangan. Metode tes yang digunakan pada penelitian ini ialah tes hasil belajar yaitu tes objektif atau pilihan ganda. Tes objektif atau pilihan ganda ini digunakan pada uji efektifitas produk hasil belajar siswa. Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif kuantitatif dan Metode Analisis Statistik Inferensial/Induktif. Analisis deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui proses rancang bangun multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial untuk siswa kelas IV semester ganjil di SD No 3 Darmasaba tahun pelajaran 2014/2015. (2) Untuk mengetahui kualitas hasil pengembangan multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial untuk siswa kelas IV semester ganjil di SD No 3 Darmasaba tahun pelajaran 2014/2015, menurut review ahli, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. (3) Untuk mengetahui efektifitas penggunaan multimedia pembelajaran interaktif terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas IV semester ganjil di SD No 3 Darmasaba tahun pelajaran 2014/1015. METODE Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pengembangan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation or Delivery and Evaluations). Model ADDIE merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik (Tegeh dan Kirna, 2010). Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoritis suatu pembelajaran. Model ini tersusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan 3
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
merekam sebanyak mungkin aspek situasi menghitung prosentase dari masingyang diteliti pada saat itu sehingga masing subjek adalah sebagai berikut. memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Menurut Agung (2012:67) “analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara analisis atau pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-kategori mengenai suatu subjek (benda, gejala, (Tegeh dan Kirna, 2010:101) variabel tertentu), sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan umum”. Teknik Keterangan: analisis deskriptif kualitatif ini digunakan ∑ = jumlah untuk mengolah data hasil review ahli isi n = jumlah seluruh item angket mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan uji coba Selanjutnya, untuk menghitung prosentase siswa. Teknik analisis data ini dilakukan keseluruhan subjek digunakan rumus: dengan mengelompokkan informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik dan saran perbaikan yang terdapat pada angket. Hasil analisis Presentase = (F : N) x 100% ini kemudian digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan. Keterangan: F = jumlah presentase Analisis deskriptif kuantitatif adalah keseluruhan subyek suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara N = banyak subjek sistematis dalam bentuk angka-angka atau persentase, mengenai suatu objek Untuk dapat memberikan makna yang diteliti, sehingga diperoleh dan pengambilan keputusan digunakan kesimpulan umum” Agung (2012:67). ketetapan terhadap hasil validasi dan uji Dalam penelitian ini, analisis deskriptif coba produk sebagai berikut. kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skor. Rumus yang digunakan untuk Tabel 1.Konversi PAP Tingkat Pencapaian dengan skala 5 Tingkat Pencapaian
Kualifikasi
Keterangan
90%-100% 75%-89% 65%-74% 55%- 64% 0-54%
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Tidak perlu direvisi Tidak perlu direvisi Direvisi Direvisi Direvisi Sumber : Tegeh (2010:101) dengan menggunakan pre-test dan posttest terhadap materi pokok yang diuji cobakan. Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedan antara hasil pre-test dan post-test. Sebelum melakukan uji hipotesis (uji-t berkorelasi) dilakukan uji prasyarat (normalitas dan
Analisis Statistik inferensial. Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas produk terhadap hasil belajar siswa pada siswa SD No 3 Darmasaba di kelas IV A sebelum dan sesudah menggunakan produk pengembangan multimedia pembelajaran interaktif. Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan 4
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
homogenitas). Rumus untuk menghitung uji prasyarat dan uji hipotesis (uji-t berkorelasi) adalah sebagai berikut. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak, untuk itu dapat digunakan rumus Chi-Kuadrat. Adapun rumusnya sebagai berikut.
Keterangan: μA 1 = rata-rata hasil belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan multimedia pembelajaran μA 2 = rata-rata hasil belajar siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan multimedia pembelajaran.
fo fe 2 fe
2
H0 : μA1 μA 2 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan multimedia pembelajaran. H1 : μA1 μA 2 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan multimedia pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, yaitu menggunakan analisis uji-t sampel berkorelasi, dengan rumus sebagai berikut.
(Koyan, 2012:90) Keterangan : x2 = chi – kuadrat fo = frekuensi observasi fe = frekuensi harapan Kriteria pengujian : data berdistribusi normal jika 2 hitung 2 tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan k-1. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua pihak yang diambil dari kelompokkelompok terpisah dari satu populasi yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Untuk menguji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji Fisher (F), sebagai berikut.
(Koyan, 2012:29)
Keterangan: = Rata-rata sampel 1 = Rata-rata sampel 2 = Simpangan baku sampel = Simpangan baku sampel = Varians sampel 1 = Varians sampel 2
(Koyan, 2012:34) Kriteria pengujian H0 diterima jika Fhitung< Ftabel yang berarti sample homogen. Uji dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 – 1. Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Analisis Uji-t, karena penelitian ini merupakan penelitian dengan membandingkan hasil pretest dan hasil posttes. Hipotesis yang diambil yaitu sebagai berikut. H0 : μA1 μA 2
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis uji-t sampel berkorelasi dengan rumus product moment. Semua pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian adalah apabila hasil perhitungan diperoleh nilai thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
H1 : μA1 μA 2 5
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
kinestesis. (3) Analisis lingkungan/fasilitas, Fasilitas yang ada di lingkungan SD No 3 Darmasaba terbilang memadai. Mengingat dalam lingkungan sekolah sudah terdapat ruangan multimedia yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Dalam ruangan multimedia terdapat komputer dan LCD yang dapat digunakan untuk menunjang penggunaan media pembelajaran. 2) Tahap Perancangan (Design). Dalam perancangan hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan materi yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tuntutan kompetensi dasar mata pelajaran IPS kelas IV semester Ganjil. Pada tahap ini juga dikembangakan flowchart. Flowchart berfungsi untuk memvisualisasikan alur kerja produk mulai awal hingga akhir, sehingga nantinya dalam pembuatan produk selalu berpedoman pada flowchart yang telah dibuat. 3) Tahap Pengembangan (Development). Pada tahap ini, hal yang dilakukan dalam pengembangan media adalah pegumpulan bahan atau materi pelajaran seperti materi pokok, aspek pendukung (teks, gambar, audio dan animasi). Kemudian dilanjutkan pada tahap penyusunan storyboard. Setelah selesai dengan penyusunan storyboard, dilanjutkan dengan tahap produksi pengembangan media. Seluruh materi, aspek pendukung (teks, gambar, audio dan animasi) digabungkan dalam satu produk media pembelajaran yang utuh menggunakan Adobe Flash Profesional, Adobe Photoshop CS 3 dan software pendukung lainnya. 4) Tahap Implementasi (Implementation). Pada tahap implementasi dilakukan validasi terhadap multimedia interaktif oleh ahli isi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bernama ibu Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd., Hum., ahli desain pembelajaran bernama Bapak Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd., ahli media pembelajaran bernama Bapak Dr. I Made Tegeh, M.Pd., dan siswa melalui uji coba perorangan yang terdiri dari tiga orang siswa, uji coba kelompok kecil terdiri dari dua belas orang dan uji coba lapangan yang terdiri dari dua puluh orang siswa. Pelaksanaan validasi dilakukan secara bertahap, mulai dari tahap expert
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dibahas lima hal pokok yaitu, yaitu (1) Rancang bangun pengembangan produk multimedia (2) Kualitas hasil pengembangan produk, (3) Revisi produk pengembangan (4) uji prasyarat analisis data dan (5) Uji Hipotesis. Rancang bangun dari multimedia interaktif mata pelajaran IPS ini adalah sebagai berikut. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif. Pengembangan multimedia interaktif mengacu pada model pengembangan ADDIE yang terdiri dari analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Adapun penjelasan tahap desain pengembangan multimedia interaktif dengan model pengembangan ADDIE sebagai berikut. 1) Tahap Analisis. Pada tahap analisis, terdiri dari tiga jenis kegiatan yang dilakukan, yaitu (a) melakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui jenis media yang akan dikembangan, (b) analisis karakteristik siswa dan (c) analisis lingkungan/fasilitas. (1) Analisis Kebutuhan, Melalui analisis yang dilakukan maka mata pelajaran yang dipilih adalah mata pelajaran IPS, dipilihnya IPS karena mata pelajaran ini masih kurang memiliki media pembelajaran yang relevan dan inovatif, selain itu berdasarkan observasi di SD No 3 Darmasaba diketahui hasil belajar siswa kurang memenuhi KKM yaitu rata-rata nilai siswa 60 padahal KKM dari mata pelajaran IPS kelas IV di SD No 3 Darmasaba adalah 70. Data ini didapat berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru Wali kelas IV di SD No 3 Darmasaba. (2) Analisis karakteristik siswa, Analisis karakteristik peserta didik dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa di SD No 3 Darmasaba. Hasil analisis berdasarkan observasi, ditemukan bahwa karakteristik siswa di SD No 3 Darmasaba sangat heterogen bila ditinjau dari berbagai sudut seperti tingkat ekonomi, tingkat elektual, agama, ras dan sebagainya. Disamping itu terdapat juga perbedaan gaya belajar, baik yang berupa gaya belajar visual, audio maupun 6
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
review, hingga tahap uji coba yang dilakukan oleh siswa. Validasi ini ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan multimedia interaktif yang dikembangkan. 5) Tahap Evaluasi (Evaluation). Pada tahap evaluasi dilakukan evaluasi formatif terhadap multimedia interaktif yang dikembangkan. Evaluasi formatif dilakukan secara bertahap, sesuai tahapan validasi yang ada. Jika dalam pelaksanaan validasi terdapat komentar dan saransaran dari masing-masing subjek coba, maka media akan direvisi terlebih dahulu, sebelum diujikan ke tahap selanjutnya. Setelah pelaksanaan evaluasi formatif ini selesai, diharapkan multimedia interaktif yang dikembangkan memiliki kualitas baik dan layak digunakan dalam memfasilitasi belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran IPS di SD No 3 Darmasaba.
nama I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli desain pembelajaran, Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 88% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga dari segi media pembelajaran dalam multimedia interaktif ini tidak perlu direvisi. Uji Ahli Media Pembelajaran. Media pembelajaran diujicobakan kepada seorang ahli media pembelajaran bernama Dr. I Made Tegeh, M.Pd. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli media pembelajaran, Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 86,67 % berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga dari segi isi/substansi materi yang disajikan dalam multimedia interaktif ini tidak perlu direvisi. Uji Coba Perorangan, Sebagai subjek dari uji coba perorangan ini adalah siswa kelas IV B SD No 3 Darmasaba berjumlah 3 (tiga) orang. Ketiga orang tersebut terdiri dari satu orang siswa dengan prestasi belajar tinggi, satu orang siswa dengan prestasi belajar sedang, dan satu orang siswa dengan prestasi belajar rendah. Berdasarkan hasil penilaian Rerata persentase = 277,8: 3 = 92,6 %. Rerata persentase sebesar 92,6% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga media yang dikembangkan tidak perlu direvisi. Uji Coba Kelompok Kecil. Dalam uji coba kelompok kecil, subjek coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV B SD No 3 Darmasaba sebanyak 12 (dua belas orang). Keduabelas orang siswa tersebut terdiri dari empat orang siswa berprestasi belajar tinggi, empat orang siswa berprestasi belajar sedang, dan empat orang siswa berprestasi belajar rendah. Berdasarkan hasil penilaian Rerata Rerata Persentase = 1,093.4 : 12 = 91,11 %. Rerata persentase 91,11% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga media yang dikembangkan tidak perlu direvisi. Uji Coba Lapangan. Sebagai subjek coba dalam uji coba lapangan yaitu kepada kelas IV B dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang siswa SD No 3
Kualitas hasil pengembangan produk. Dalam hal ini akan dipaparkan enam hal pokok, yaitu Uji Ahli Isi Mata Pelajaran, Uji Ahli Desain Pembelajaran, Uji Ahli Media Pembelajaran, Uji Coba Perorangan, Uji Coba Kelompok Kecil dan Uji Coba Lapangan. Keenam data tersebut akan disajikan secara berturut-turut sesuai dengan hasil yang diperoleh dari masingmasing tahapan uji coba. Uji Ahli Isi Mata Pelajaran, Produk akhir dari pengembangan ini berupa multimedia pembelajaran interaktif. Produk ini dinilai oleh seorang ahli isi mata pelajaran yaitu Dosen FIS yang bernama Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd., M.Hum. Instrumen yang digunakan untuk uji coba ahli isi mata pelajaran ini adalah angket/kuisioner. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode kuisioner. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli isi mata pelajaran setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 96% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga dari segi isi/substansi materi yang disajikan dalam multimedia interaktif ini tidak perlu direvisi. Uji Ahli Desain Pembelajaran, Produk media pembelajaran berbasis multimedia ini diujicobakan kepada seorang ahli desain pembelajaran atas 7
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
Darmasaba. Keseluruhan siswa tersebut sudah termasuk siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hasil penilaian Rerata persentase = 1.784.4 : 20 = 89,22 %. Rerata persentase sebesar 89,22 % berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga media yang dikembangkan tidak perlu direvisi.
χ 2 hutung =3,647 < χ 2 tabel =5,591. Dengan demikian semua data skor hasil belajar IPS siswa berdistribusi normal. Uji Homogenitas. Homogenitas data dianalisis dengan uji-F, dengan kriteria data homogen jika Fhit Ftab , dan data tidak homogen jika Fhit Ftab . Berdasarkan hasil pengujian diperoleh Fhitung = 1,17 sedangkan Ftabel= 1,94 dengan taraf signifikansi 5% . Jadi dapat disimpulkan Fhitung < Ftabel sehingga kedua data tersebut memiliki persebaran data yang homogen. Uji Hipotesis. Setelah melakukan perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas didapat data berdistribusi normal dan homogen, kemudian dilanjutkan dengan uji t-test. Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilanjutkan pada pengujian hipotesis penelitian (H1). Dari hasil uji-t diperoleh thitung = 25,75 dan ttabel = 2,021 untuk db = 38 dari taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak dan H1diterima. Berdasarkan Kriteria pengujian, H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum menggunakan multimedia pembelajaran dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran pada siswa kelas IV semester Ganjil mata pelajaran IPS SD No 3 Darmasaba tahun pelajaran 2014/2015.
Revisi pengembangan produk. Dalam pengembangan produk multimedia pembelajaran ini melalui enam tahapan yaitu uji ahli isi mata pelajaran, uji ahli desain pembelajaran, uji ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Dalam tahapan ke enam tersebut tidak ada berarti yang perlu direvisi namun hanya ada beberapa tambahan dan masukan dari para ahli dan subjek uji coba. Prasyarat Analisis Data. Pada sub bab uji prasyarat analisis data penggunaan produk media pembelajaran multimedia interaktif ini melalui dua tahapan sebelum tahap uji hitoptes yaitu, uji normalitas dan homogenitas dari hasil pretest dan posttet yang telah dilakukan. Adapun penjelasan dari hal tersebut adalah sebagai berikut. Uji normalitas dilakukan untuk menguji suatu distribusi empirik mengikuti ciri-ciri distribusi normal atau untuk menyelidiki fo (frekuensi observasi) dari gejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari fe (frekuensi harapan) dalam distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan terhadap data hasil belajar IPS siswa yang terdiri dari dua kelompok yaitu (1) hasil belajar IPS siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan Multimedia Interaktif, dan (2) hasil belajar IPS siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Multimedia Interaktif. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, menunjukkan data pretest 2 normal, yang ditunjukan dari χ hutung
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan rumusan masalah, hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut. Pertama, Rancang bangun media pembelajaran multimedia interaktif dikembangkan dengan model ADDIE, yang terdiri dari lima tahapan yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Adapun pembahasannya sebagai berikut. 1) Tahap Analisis. Berdasarkan analisis kebutuhan, dalam pembelajaran, guru belum dapat memanfaatkan penggunaan media secara optimal. Pada mata pelajaran IPS, guru cenderung mengajar hanya dengan metode konvensional/ceramah dengan berbantuan
=2,210 < χ tabel =5,591. Sedangkan data posttest juga normal, ditunjukan dari 2
8
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
media papan tulis. Sehingga dirasa perlu untuk mengembangkan media pembelajaran CD multimedia pada mata pelajaaran IPS agar dalam pembelajaran lebih menyenangkan bervariatif dan mampu menarik perhatian siswa. Kemudian dilihat dari hasil analisis karakteristik siswa, ditemukan bahwa karakteristik siswa di SD No 3 Darmasaba sangat heterogen bila ditinjau dari berbagai sudut seperti tingkat ekonomi, tingkat intelektual, agama, ras dan sebagainya. Disamping itu terdapat juga perbedaan gaya belajar, baik yang berupa gaya belajar visual, audio maupun kinestesis. Selanjutnya dilihat dari hasil analisis lingkungan/fasilitas, sekolah sudah memiliki ruangan multimedia yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Dalam ruangan multimedia terdapat komputer dan LCD yang dapat digunakan untuk menunjang penggunaan media pembelajaran. 2) Tahap Desain. Pada tahap desain sesuai dengan kompetensi dasar tentang klasifikasi peta dan komponennya maka dibuatlah flowchart. Flowchart merupakan alur media, yang berfungsi untuk memvisualisasikan alur kerja produk mulai awal hingga akhir, sehingga nantinya dalam pembuatan produk selalu berpedoman pada flow chart yang telah dibuat. 3) Tahap Pengembangan. Pada tahap pengembangan, hal yang dilakukan dalam pengembangan media adalah pegumpulan bahan atau materi pelajaran seperti materi pokok, aspek pendukung (teks, gambar, audio dan animasi). Kemudian dilanjutkan pada tahap penyusunan storyboard. Setelah selesai dengan penyusunan storyboard, dilanjutkan dengan tahap produksi pengembangan media. Seluruh materi, aspek pendukung (teks, gambar, audio dan animasi) digabungkan dalam satu produk media pembelajaran yang utuh sehingga menjadi media pembelajaran yang sempurna berupa produk multimedia interaktif. 3) Tahap Implementasi. Pada tahap implementasi, pengembang menyebarkan media kepada ahli isi mata pelajaran IPS, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan siswa kelas
IV B sebagai subyek uji coba perorangan dan kelompok kecil dan sebagai subyek uji coba lapangan di SD No 3 Darmasaba. Validasi ditujukan untuk mengetahui kualitas, dan kelayakan media pembelajaran multimedia interaktif yang dikembangkan melalui kuesioner yang dibagikan. 4) Tahap Evaluasi. Pada tahap evaluasi, dilakukan evaluasi formatif berdasarkan komentar dan saran yang diberikan oleh ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan siswa. Evaluasi dilakukan secara bertahap sesuai dengan validasi yang dilakukan. Pelaksanaan evaluasi formatif ditujukan untuk meningkatkan kualitas media pembelajaran multimedia interaktif yang dikembangkan. Kedua, kualitas pengembangan multimedia. Penelitian ini juga telah menghasilkan produk pengembangan berupa multimedia interaktif pada mata pelajaran IPS di SD No 3 Darmasaba pada kelas IV yang layak pakai, sesuai dengan kebutuhan dan mengikuti aturan yang ada serta mampu memberikan daya tarik agar siswa mampu menyerap isi materi pembelajaran lebih maksimal. Multimedia Interaktif yang telah melalui tahap analisis kebutuhan, desain pembelajaran, produksi multimedia, validasi ahli, revisi, dan uji coba produk. Berdasarkan validasi ahli dan uji coba produk multimedia interaktif ini berada pada kualifikasi sangat baik dari ahli isi mata pelajaran yaitu 96%, kualifikasi sangat baik dari ahli desain pembelajaran yaitu 88%, kualifikasi sangat baik dari ahli media pembelajaran yaitu 86,67%, kualifikasi sangat baik dari uji coba perorangan yaitu 92,6%, kualifikasi sangat baik dari uji coba kelompok kecil yaitu 91,11% dan kualifikasi sangat baik dari uji coba lapangan yaitu 89,22%. Ketiga, efektivitas hasil pengembangan media. Rata-rata nilai pretest adalah 19,55 atau setara dengan nilai real sebesar (60,52) dan rata-rata nilai posttest adalah 24,7 atau setara dengan nilai real sebesar (80,23). Setelah 9
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 25,75. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 20 + 20 – 2 = 38. Harga t tabel untuk db 38 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,021. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia interaktif. Dilihat dari konversi hasil belajar di kelas IV A SD No 3 Darmasaba, nilai ratarata posttest peserta didik 24,7 jika dikonversikan menjadi nilai real (80,23) berada pada kualifikasi Baik, dan berada di atas nilai KKM mata pelajaran IPS sebesar 70. Melihat nilai rerata atau mean posttest yang lebih besar dari nilai rerata atau mean pretest, dapat dikatakan bahwa multimedia interaktif pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa.
menjadi senang mengikuti pembelajaran IPS yang diberikan Ketiga, Kepala Sekolah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang harus diupdate oleh sekolah, khususnya untuk memfasilitasi proses pembelajaran. Salah satunya pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang berbasis multimedia interaktif sehingga dalam proses pembelajaran tidak akan mengenal batas ruang dan waktu. Keempat, Teknolog Pembelajaran. Dari penelitian pengembangan yang sudah dilakukan telah terjadi perkembangan yang bagus. Mulanya hanya sampai uji kualitas pengembangan produk dan kini sudah masuk ke tahap uji efektivitas pengembangan produk. Maka dari itu diharapkan penelitian pengembangan ini menjadi acuan dasar, literatur tambahan oleh teknolog pembelajaran dalam melakukan penelitian pengembangan yang lebih baik untuk selanjutnya.
Saran-saran yang disampaikan berkenaan dengan pengembangan multimedia interaktif ini dikelompokan menjadi empat, yaitu: Pertama, Kepada Siswa. Dalam kegiatan belajar baik di sekolah maupun di rumah agar benar-benar siswa-siswi mengoptimalkan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran sehingga materi yang dipelajari khususnya tentang Ilmu Pengetahuan Sosial akan menjadi lebih optimal tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Kedua, Kepada Guru. Guru disarankan agar lebih intens menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif dalam proses pembelajaran, mengingat fasilitas lingkungan sekolah dan siswa sangat mendukung serta untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dalam penyampaian dan penyerapan materi dalam pembelajaran IPS kepada siswa. Selain itu guru juga harus kreatif dalam mengemas pembelajaran dan mentransfer ilmunya kepada siswa sehingga siswa
UCAPAN TERIMA KASIH Dalam proses pembuatan skripsi ini, sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan setulustulusnya kepada yang terhormat : Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA). Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan. Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan dan sekaligus sebagai pembimbing I. I Kadek Suartama,S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II dan sekaligus sebagai Ahli Desain Pembelajaran. Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd., M.Hum. selaku ahli isi mata pelajaran IPS. Dr. I Made Tegeh, M.Pd., selaku ahli Media Pembelajaran. Ni Wayan Sujati, A.Md., selaku guru mata pelajaran IPS. A.A. Made Anom Redani, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala SD No 3 Darmasaba. Semua siswa kelas IV A, IV B, dan V B SD No 3 Darmasaba yang 10
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
telah menjadi subyek dalam penelitian ini. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A.G.2012. Metodelogi Penelitian; Suatu Pengantar. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. Koyan, I W. 2011. Asesmen Dalam Pendidikan. Singaraja: Undiksha Press. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:ALFABETA. Tegeh, I Made. 2010. Media Pembelajaran. Singaraja: Undiksha. Tegeh, I Made dan I Made Kirna. 2010. Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan. Singaraja: Undiksha.
11
e-Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
12