204 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR THE DEVELOPMENT OF JAVANESE LANGUAGE UNGGAH-UNGGUH INTERACTIVE MULTIMEDIA FOR 5th GRADE STUDENTS Oleh: Esti Widyhastuti, PGSD/PSD/FIP, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk multimedia interaktif yang layak untuk pembelajaran unggah-ungguh bahasa Jawa di kelas V SD. Penelitian dilaksanakan melalui tiga tahap utama. Tahap pendahuluan meliputi studi pustaka dan studi lapangan. Tahap pengembangan produk meliputi perencanaan, pengembangan produk awal, dan validasi. Tahap uji coba lapangan terdiri dari uji coba lapangan awal, uji coba lapangan utama, dan uji coba lapangan operasional. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket yang ditujukan kepada ahli materi, ahli media, dan subjek uji coba. Subjek uji coba adalah siswa kelas V D SD Negeri Jarakan. Data dianalisis menggunakan teknik teknik analisis deskriptif kuantitatif. Pada tahap validasi, ahli materi memberikan penilaian sebesar 4,74 (kategori sangat baik) dan ahli media memberikan penilaian sebesar 3,67 (kategori baik). Uji coba lapangan awal memperoleh skor sebesar 4,40 (kategori sangat baik), uji coba lapangan utama sebesar 4,54 (kategori sangat baik), dan uji coba lapangan operasional sebesar 4,57 (kategori sangat baik). Kata kunci: multimedia interaktif, unggah-ungguh, SD Abstract This research aimed to produce interactive multimedia product that qualified for Javanese language unggah-ungguh learning in 5th grade of elementary school. The research conducted in three main stages. Research and information collecting includes literature review and observations. Product development includes planning, develop preliminary form of product, and validation. Field test includes preliminary field test, main field test, and operational field test. The research instrument used to collect data were questionnaire for material expert, media expert, and field test subject. Field test subject were students of class V D of Jarakan State elementary school. Data were analyzed in quantitative descriptive. In validation stage, material expert gave score 4,74 (very good category) and media expert gave score 3,67 (good category). Score in preliminary field test was 4,40 (very good category), main field test was 4,54 (very good category), and operational field test was 4,57 (very good category). Keywords: interactive multimedia, unggah-ungguh, elementary school
Kesatuan Republik Indonesia adalah bahasa
PENDAHULUAN Bahasa merupakan salah satu unsur universal manusia
kebudayaan untuk
yang
saling
memungkinkan
persatuan bagi seluruh suku bangsa yang ada di
dan
Indonesia serta sarana komunikasi antar daerah.
berinteraksi dalam pergaulan sehari-hari. Di
Setiap daerah di seluruh penjuru Indonesia juga
Indonesia terdapat tiga kategori bahasa yang
memiliki suatu bahasa yang digunakan secara
digunakan, yakni bahasa negara, bahasa daerah,
turun-temurun oleh warga masyarakatnya atau
dan bahasa asing. Undang-undang Dasar 1945
dikenal dengan nama bahasa daerah. Sedangkan
pasal 36 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun
bahasa asing merupakan bahasa selain bahasa
2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Indonesia dan bahasa daerah, misalnya bahasa
Negara,
Inggris.
serta Lagu
menjelaskan
bahwa
berkomunikasi
Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi bahasa
Kebangsaan pasal bahasa
resmi
25
Negara
Pengembangan Multimedia Interaktif .... (Esti Widyhastuti) 205
Hasil penelitian Summer Institute of
unggah-ungguh basa diajarkan sejak kelas I
Linguistic (Raihan Iskandar, 2013) menunjukkan
hingga kelas VI di tingkat Sekolah Dasar (SD).
bahwa jumlah bahasa daerah di Indonesia
Bahasa Jawa memang memiliki unggah-ungguh
mencapai 742 bahasa atau sekitar 12% dari
atau tingkat tutur sebagai ciri khas yang
seluruh bahasa yang ada di dunia. Indonesia
membedakannya dengan bahasa daerah lain.
berada di posisi kedua sebagai negara yang
Unggah-ungguh
memiliki keanekaragaman bahasa paling banyak
mengatur penggunaan bahasa ngoko atau krama,
di dunia. Oleh karena itu, selain menjadi lambang
tetapi juga meliputi sikap dan tata krama yang
identitas dan kebanggaan daerah, bahasa daerah
ditunjukkan oleh seseorang saat sedang berbicara.
merupakan bagian dari kekayaan budaya nasional
Dalam unggah-ungguh tersebut terkandung nilai-
bangsa
nilai budi pekerti dan sopan santun ketika
Indonesia
yang
harus
dijaga
dan
dilestarikan keberadaannya. Bahasa
daerah
bahasa
Jawa
tidak
hanya
berinteraksi dengan orang lain. Pembelajaran
di
provinsi
Daerah
unggah-ungguh bahasa Jawa dipandang sebagai
Istimewa Yogyakarta adalah bahasa Jawa. Bahasa
salah
Jawa digunakan sebagai alat komunikasi dalam
mengembangkan watak dan kepribadian luhur
keluarga
siswa.
dan
masyarakat,
termasuk
juga
digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah.
satu
sarana
yang
baik
untuk
Penggunaan bahasa Jawa sebagai alat
Hal tersebut selaras dengan Undang-undang
komunikasi
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
mengalami penurunan baik secara kuantitas
Nasional pasal 33 yang menerangkan jika bahasa
maupun kualitas seiring dengan perkembangan
daerah dapat menjadi bahasa pengantar untuk
teknologi dan informasi yang semakin pesat.
mempermudah penyampaian pengetahuan dan
Seperti kata pepatah, kini wong Jawa ilang
keterampilan kepada siswa di tahap awal
Jawane (orang Jawa hilang Jawanya). Hasil
pendidikan.
wawancara dengan guru kelas V SD Negeri
Dalam
Peraturan
Gubernur
Daerah
Jarakan
dalam
kehidupan
menunjukkan
sehari-hari
bahwa
terdapat
Istimewa Yogyakarta Nomor 63 Tahun 2013
permasalahan terkait dengan kemampuan siswa
tentang Mata Pelajaran Bahasa Jawa sebagai
kelas V SD Negeri Jarakan dalam menggunakan
Muatan Lokal Wajib di Sekolah/Madrasah,
bahasa Jawa. Sebagian besar siswa lebih sering
bahasa Jawa tercantum sebagai muatan lokal
menggunakan
wajib di sekolah dan wajib diikuti oleh semua
berkomunikasi
siswa. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa
Bahkan kadang siswa mengetahui terjemahan
Jawa
bahasa Inggris suatu kosakata tertentu tetapi tidak
meliputi
penguasaan
kebahasaan,
bahasa dan
Indonesia
bersosialiasi
untuk
sehari-hari.
dan
tahu apa terjemahan bahasa Jawanya. Bagi siswa
kemampuan menggunakan bahasa Jawa. Materi
yang masih menggunakan bahasa Jawa, siswa
utama yang selalu diajarkan di setiap level
tersebut tidak mampu menggunakan bahasa Jawa
pendidikan adalah unggah-ungguh basa. Materi
dengan baik dan benar.
kemampuan
mengapresiasi
sastra,
206 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
Menggunakan bahasa Jawa dengan baik dan benar artinya bisa menggunakan bahasa Jawa
siswa
belum
mengenal
dan
Alat
dan
media
pembelajaran
yang
mendukung pembelajaran bahasa Jawa di SD
menerapkan unggah-ungguh bahasa Jawa secara
Negeri Jarakan juga masih sangat terbatas. Media
tepat. Sebagai contoh, siswa menggunakan
pembelajaran yang terdapat di sekolah hanya
kalimat “kula gerah” (saya sakit) dan “kula
berupa gamelan. Tidak ada media khusus untuk
kondur” (saya pulang) untuk membicarakan
mengajarkan unggah-ungguh bahasa Jawa. Siswa
dirinya
Penggunaan kedua kalimat
belajar menggunakan buku paket dan Lembar
tersebut tidak tepat karena kata gerah dan kondur
Kerja Siswa (LKS) yang selama ini disiapkan
dipakai untuk membicarakan orang lain yang
oleh
lebih tua atau dihormati. Banyak pula siswa yang
merupakan hal yang penting dalam proses
menggunakan
ketika
pembelajaran agar siswa bisa belajar dengan lebih
berbicara dengan guru dan orang dewasa yang
baik, efektif, dan efisien. Keterbatasan media
lain, seolah sedang berbicara dengan temannya
pembelajaran membuat ceramah dan penugasan
sendiri. Apabila dicocokkan dengan konsep
menjadi metode pembelajaran yang dominan
unggah-ungguh bahasa Jawa yang menjunjung
digunakan oleh guru. Metode pembelajaran yang
tinggi honorifik, tentu saja sikap semacam itu
menarik dan mengaktifkan siswa jarang sekali
dianggap tidak sopan.
dilaksanakan. Hal tersebut membuat siswa sering
bahasa
menggunakan
tidak
dan
sendiri.
mampu
semakin
memahami bahasa Jawa.
sesuai dengan unggah-ungguh. Banyak siswa yang
akan
Jawa
ngoko
Rendahnya kemampuan siswa
dalam
berbahasa Jawa tersebut antara lain dikarenakan
guru.
Padahal
ketersediaan
media
merasa bosan dan mengantuk selama proses pembelajaran berlangsung.
membiasakan
Pemanfaatan fasilitas sekolah sebagai
penggunaan bahasa Jawa di sekolah. Waktu yang
media pembelajaran di SD Negeri Jarakan belum
dialokasikan untuk pelajaran Bahasa Jawa hanya
optimal. SD Negeri Jarakan memiliki dua
2 jam pelajaran per minggu sehingga kurang
laboratorium
untuk membiasakan siswa menggunakan bahasa
laboratorium komputer tersebut hanya digunakan
Jawa
untuk
terbatasnya kesempatan untuk
sesuai
unggah-ungguh.
Program
komputer
kegiatan
namun
ekstrakurikuler
keberadaan
Teknologi
penggunaan bahasa Jawa setiap hari Sabtu di SD
Informasi (TI) saja. Padahal ada peluang untuk
Negeri Jarakan pun tidak berjalan sebagaimana
memanfaatkan laboratorium komputer untuk
mestinya. Berdasarkan informasi dari guru,
kegiatan pembelajaran, misalnya pembelajaran
dukungan
untuk
Bahasa Jawa. Media pembelajaran yang dalam
mengajarkan bahasa Jawa juga sangat minimal.
penggunaannya bisa memanfaatkan komputer
Ketika ada Pekerjaan Rumah (PR) siswa suka
seperti Compact Disk (CD) interaktif juga belum
tidak mengerjakan karena orang tua tidak bisa
tersedia. Pada saat wawancara, beberapa siswa
mengajari.
menyampaikan bahwa siswa sebenarnya suka
dari
pihak
Akibatnya
orang
siswa
tua
jadi
kurang
mengetahui etika dan tata bicara bahasa Jawa
apabila
belajar
menggunakan
media
yang
yang benar. Jika hal tersebut terus dibiarkan maka
berbasis komputer. Banyak siswa yang sudah bisa
Pengembangan Multimedia Interaktif .... (Esti Widyhastuti) 207
dan terbiasa menggunakan komputer dalam
audio-visual, multimedia, dan media realita.
kehidupan sehari-hari.
Komputer sebagai salah satu produk teknologi
Pelestarian bahasa Jawa menjadi agenda
juga turut dimanfaatkan dalam pembelajaran
penting bagi semua pihak, termasuk sekolah
sejalan
sebagai lembaga pendidikan. Menurut Ki Hadjar
pengetahuan dan teknologi. Multimedia interaktif
Dewantara (H.A.R. Tilaar, 2002: 56) tugas
adalah
lembaga pendidikan bukan hanya memunculkan
menggabungkan berbagai jenis media seperti
orang pintar
tetapi menuntun
teks, grafik, suara, animasi, video, dan link
tumbuhnya budi pekerti dalam diri siswa agar
interaktif. Multimedia interaktif dipilih sebagai
kelak menjadi pribadi yang beradab dan bersusila.
media pembelajaran yang dikembangkan untuk
Berdasarkan beberapa uraian permasalahan yang
pembelajaran unggah-ungguh bahasa Jawa di
telah
peneliti
kelas V SD Negeri Jarakan karena memiliki
menyimpulkan bahwa perlu dikembangkan suatu
berbagai keunggulan. Multimedia interaktif yang
media pembelajaran untuk pembelajaran unggah-
dirancang dengan memadukan beragam media
ungguh bahasa Jawa di kelas V SD Negeri
serta
Jarakan. Media pembelajaran yang cocok yaitu
pengoperasiaannya diharapkan dapat membantu
berupa multimedia interaktif.
guru dalam mengajarkan materi unggah-ungguh
dan cerdas,
dikemukakan
sebelumnya,
Penggunaan media dalam pembelajaran
dengan
perkembangan
media
berbasis
menggunakan
masif
komputer
komputer
ilmu
yang
dalam
bahasa Jawa, serta dapat lebih menarik minat dan
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.
perhatian
Media pembelajaran memiliki peran penting
pembelajaran tidak lagi terasa membosankan.
sebagai
salah
pembelajaran.
satu Proses
komponen
sistem
penyampaian
pesan
siswa
untuk
belajar
sehingga
Penyajian contoh penerapan unggah-ungguh bahasa
Jawa
dalam
bentuk
animasi
yang
diharapkan
akan
pembelajaran antara guru dengan siswa akan
dilengkapi
lebih baik dan efisien apabila menggunakan
memudahkan siswa dalam memahami materi.
media. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2010: 2)
Selain itu, siswa dapat terlibat dan memberikan
mengungkapkan
media
respon aktif selama menggunakan multimedia
motivasi
interaktif karena program multimedia dilengkapi
dalam
dengan tombol navigasi yang dapat dioperasikan
membuat
oleh siswa. Multimedia interaktif juga dilengkapi
pembelajaran belajar
dapat
siswa,
memahami
bahwa
penggunaan
menumbuhkan
mempermudah
bahan
siswa
pembelajaran,
dengan
pembelajaran tidak membosankan, serta lebih
dengan
meningkatkan
memungkinkan
aktivitas
belajar
siswa.
narasi
petunjuk siswa
penggunaan untuk
sehingga
belajar
secara
Penggunaan media pembelajaran diharapkan
mandiri di rumah. Hal ini dapat menyiasati waktu
dapat meningkatkan kualitas proses belajar
belajar di sekolah yang terbatas. Siswa dapat
sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
belajar mandiri untuk menambah alokasi waktu
Terdapat
beberapa
jenis
media
pembelajaran, antara lain media visual, audio,
belajar di sekolah yang hanya 2 jam pelajaran setiap
minggu.
Multimedia
interaktif
juga
208 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa
Prosedur Pengembangan
lebih terbiasa menggunakan bahasa Jawa sesuai
multimedia
interaktif
unggah-ungguh setelah mempelajari materi yang
unggah-ungguh bahasa Jawa terdiri dari tiga
ada
tahap utama yaitu: pendahuluan, pengembangan
di
dalam
multimedia.
Penyimpanan
multimedia interaktif pun relatif gampang dan
produk,
dan
uji
coba
lapangan.
Tahap
fleksibel karena dapat disimpan di CD ataupun
pendahuluan meliputi studi pustaka dan studi
flashdisk.
lapangan. Tahap pengembangan produk meliputi
Mengingat bahasa Jawa merupakan salah
perencanaan, pengembangan produk awal, dan
satu warisan kebudayaan yang sangat berharga
validasi. Tahap uji coba lapangan terdiri dari uji
dan pentingnya pembelajaran unggah-ungguh
coba lapangan awal, uji coba lapangan utama, dan
bahasa Jawa sebagai pendidikan budi pekerti bagi
uji coba lapangan operasional.
siswa,
pengembangan
multimedia
interaktif
unggah-ungguh bahasa Jawa perlu dilakukan.
Instrumen Pengumpulan Data
Siswa diharapkan akan lebih termotivasi dan
Instrumen penelitian yang digunakan
terbantu dalam mempelajari dan memahami
untuk mengumpulkan data adalah angket untuk
unggah-ungguh bahasa Jawa melalui multimedia
untuk ahli materi dan ahli media, serta angket
interaktif unggah-ungguh bahasa Jawa.
untuk siswa pada saat pelaksanaan uji coba lapangan.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Teknik analisis data yang digunakan
dan pengembangan model Borg & Gall yang
dalam
dimodifikasi
Anik
deskriptif kuantitatif. Data hasil penilaian dari
Ghufron. Adapun produk yang dikembangkan
ahli materi, ahli media, serta penilaian yang
dalam penelitian ini berupa multimedia interaktif
diberikan oleh siswa sebagai subjek uji coba
unggah-ungguh bahasa Jawa untuk siswa kelas V
dianalisis menggunakan pedoman konversi data
SD.
menurut Eko Putro Widoyoko (2009: 238)
berdasarkan
penjelasan
penelitian
ini
yaitu
teknik
analisis
sebagai berikut. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian
dilaksanakan
pada
bulan
November 2015 di SD Negeri Jarakan.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V D SD Negeri Jarakan yang berjumlah 29 orang siswa.
Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala 5 Rentang Rerata Kategori Skor X > Xi + 1,80 Sbi > 4,2 Sangat baik Xi + 0,60 Sbi < X > 3,4 - 4,2 Baik ≤ Xi + 1,80 Sbi Xi – 0,60 Sbi < X ≤ > 2,6 - 3,4 Cukup Xi + 0,60 Sbi Xi – 1,80 Sbi < X ≤ > 1,8 - 2,6 Kurang Xi – 0,60 Sbi X ≤ Xi – 1,80 Sbi ≤ 1,8 Sangat kurang
Pengembangan Multimedia Interaktif .... (Esti Widyhastuti) 209
krama inggil untuk membicarakan dirinya Kriteria kelayakan produk multimedia interaktif mengacu pada pendapat Sukardjo seperti yang dikutip Estu Miyarso (2009: 69-70) bahwa suatu produk yang dikembangkan dapat dikatakan sudah layak digunakan sebagai media pembelajaran apabila hasil penilaian uji coba lapangan minimal termasuk dalam kategori baik.
sendiri. b. Media
pembelajaran
yang
mendukung
pembelajaran unggah-ungguh bahasa Jawa masih sangat terbatas. c. Metode
pembelajaran
yang
digunakan
untuk mengajarkan unggah-ungguh bahasa Jawa di sekolah masih berpusat pada metode ceramah dan penugasan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Tahap Pendahuluan Tahap
pendahuluan
mengumpulkan
informasi
mengidentifikasi mendasari
bertujuan awal
permasalahan
pentingnya
d. Alokasi waktu pembelajaran yang hanya 2 jam pelajaran setiap minggu tidak cukup
untuk serta yang
pengembangan
multimedia interaktif. Tahap ini ditempuh melalui kegiatan studi pustaka dan studi lapangan di SD.
untuk membiasakan siswa menggunakan bahasa Jawa sesuai unggah-ungguh. e. Ketersediaan fasilitas belajar berupa dua laboratorium komputer belum dimanfaatkan secara optimal. Siswa sendiri sebenarnya sangat
tertarik
untuk
belajar
dengan
menggunakan media komputer.
Kegiatan studi pustaka meliputi studi kurikulum mata pelajaran bahasa Jawa, serta buku-buku referensi yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Jawa di SD, unggah-
Berdasarkan hasil studi pustaka dan studi lapangan, maka pengembang memutuskan untuk membuat multimedia interaktif unggahungguh bahasa Jawa.
ungguh bahasa Jawa, karakteristik siswa SD, media
pembelajaran,
dan
multimedia
interaktif. Pada
saat
studi
lapangan,
dilakukan
beberapa orang siswa kelas V SD Negeri Berdasarkan
hasil
wawancara,
diperoleh beberapa informasi sebagai berikut. a. Siswa
Hasil
Tahap
Pengembangan
Produk
wawancara bersama dengan guru kelas dan
Jarakan.
2. Deskripsi
belum
mampu
mempraktikkan
unggah-ungguh bahasa Jawa dengan baik. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa Jawa ngoko dan krama secara tepat. Siswa menggunakan bahasa Jawa ngoko untuk berbicara kepada guru dan justru menggunakan bahasa Jawa
a. Perencanaan Perencanaan
mencakup
kegiatan-
kegiatan: menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengembangkan materi unggah-ungguh bahasa Jawa, menentukan bahan-bahan dan software yang diperlukan, serta
menentukan
langkah-langkah
pengembangan yang akan ditempuh.. KI dan KD ditentukan berdasarkan Peraturan Gubernur tentang
Muatan
DIY
Nomor
Lokal Wajib
64 Mata
210 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
Pelajaran Bahasa Jawa di SD tahun 2013.
3) Afektif - Siswa dapat menampilkan sikap santun
Tabel 2. KI dan KD Bahasa Jawa Kelas V Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 4. Menyajikan 4.4 Menggun pengetahuan akan unggahfaktual dalam ungguh basa bahasa yang jelas untuk tanya dan logis, dalam jawab dan karya yang estetis, menyampaikan dalam gerakan ajakan kepada yang orang lain. mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
dalam berbahasa dengan baik. - Siswa
dapat
menghargai
unggah-
ungguh bahasa Jawa sebagai salah satu kebudayaan Jawa. - Siswa dapat ikut serta melestarikan bahasa
Jawa
sebagai
salah
satu
kebudayaan Jawa. Secara garis besar, materi yang disajikan dalam
multimedia
interaktif
meliputi
pengertian unggah-ungguh bahasa Jawa, contoh penggunaan unggah-ungguh bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari, serta pengetahuan tentang berbagai kosakata bahasa Jawa ngoko dan krama. Materi dipilih yang bersifat praktis dan dekat
Berdasarkan KI dan KD di atas, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui multimedia
interaktif
unggah-ungguh
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Multimedia interaktif juga dilengkapi dengan dua paket latihan soal serta dua
bahasa Jawa adalah sebagai berikut.
permainan memasangkan tembung ngoko
1) Kognitif
dan tembung krama.
Siswa dapat membedakan penggunaan
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
bahasa Jawa ngoko dan bahasa Jawa
membuat
krama dengan benar.
bahan-bahan grafis seperti gambar, serta
2) Psikomotor - Siswa
multimedia
interaktif
berupa
bahan audio, video, dan animasi. Dalam dapat
mengemukakan
pembuatannya diperlukan software khusus
pertanyaan dalam percakapan sehari-
seperti
hari dengan unggah-ungguh bahasa
Audacity, Windows Movie Maker, dan
Jawa yang benar.
Adobe Flash Professional CS6.
- Siswa dapat
menjawab pertanyaan
PhotoScape,
CorelDRAW
X5,
b. Pengembangan produk awal
dalam percakapan sehari-hari dengan
Kegiatan yang dilakukan pada saat
unggah-ungguh bahasa Jawa yang
pengembangan produk awal multimedia
benar.
interaktif unggah-ungguh
bahasa Jawa
- Siswa dapat menyampaikan ajakan
yaitu: membuat flowchart; storyboard;
dalam percakapan sehari-hari dengan
mengumpulkan bahan-bahan grafis, audio,
unggah-ungguh bahasa yang benar.
video, dan animasi yang dibutuhkan; dan
Pengembangan Multimedia Interaktif .... (Esti Widyhastuti) 211
melakukan pemrograman dengan Adobe
cukup) dan pada tahap kedua memperoleh
Flash Professional CS6.
skor rata-rata sebesar 4,04 (kategori sangat
c. Validasi
baik).
Tahap validasi terdiri dari validasi materi dan validasi media. Hasil validasi akan
3. Deskripsi Hasil Tahap Uji Coba Lapangan Uji coba
menjadi dasar untuk menentukan apakah
terbagi menjadi uji coba
multimedia interaktif yang dikembangkan
lapangan awal (preliminary field test), uji coba
sudah layak untuk diujicobakan di SD atau
lapangan utama (main field test), dan uji coba
belum.
lapangan operasional (operational field test).
5 4 3 2 1 0
4,79
Tahap 1
4,68 9
Tahap 2
Gambar 2. Diagram Batang Penilaian Ahli Materi Tahap Pertama Hingga Tahap Kedua Validasi materi dilaksanakan sebanyak
Siswa yang menjadi subjek uji coba lapangan adalah siswa kelas V D SD Negeri Jarakan. 5 4 3 2 1 0
Uji Coba Lapangan Awal
4,57
4,54
4,40
Uji Coba Uji Coba Lapangan Lapangan Utama Operasional
Gambar 4. Diagram Batang Penilaian Uji Coba Lapangan
dua kali. Validasi materi tahap pertama memperoleh skor rata-rata sebesar 4,79
Uji coba lapangan awal melibatkan 3
(kategori sangat baik), sedangkan validasi
orang siswa. Skor rata-rata yang diperoleh
materi tahap kedua mendapatkan skor rata-
pada saat uji coba lapangan awal sebesar 4,40
rata sebesar 4,68 (kategori sangat baik).
(kategori sangat baik). Uji coba lapangan utama melibatkan 5 orang siswa dengan
5 4
4,04 3,30
perolehan skor rata-rata sebesar 4,54 (kategori
3
sangat baik). Subjek uji coba pada saat uji
2
coba lapangan operasional berjumlah 21 orang
1
siswa. Skor rata-rata yang didapat sebesar 4,57
0
(kategori sangat baik). Tahap 1
Tahap 2
Berdasarkan hasil uji coba lapangan,
Gambar 3. Diagram Batang Penilaian Ahli Media Tahap Pertama Hingga Tahap Kedua
produk multimedia interaktif termasuk dalam
Validasi media juga ditempuh sebanyak
multimedia interaktif unggah-ungguh bahasa
dua kali dengan perolehan skor rata-rata
Jawa yang dihasilkan telah layak untuk untuk
pada tahap pertama sebesar 3,30 (kategori
kategori
sangat
baik.
Oleh
karena
itu
212 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
4) menghargai unggah-ungguh bahasa Jawa
digunakan sebagai media dalam pembelajaran bahasa Jawa di kelas V SD.
sebagai salah satu kebudayaan Jawa, dan 5) ikut serta melestarikan bahasa Jawa
4. Deskripsi
Produk
Akhir
sebagai salah satu kebudayaan Jawa.
Multimedia
Interaktif Setelah melalui serangkaian tahapan mulai dari pendahuluan hingga uji coba lapangan,
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
produk akhir yang dihasilkan dalam penelitian
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
dan pengembangan ini adalah sebagai berikut.
pengembangan diperoleh kesimpulan bahwa
a. Produk yang dihasilkan adalah multimedia
multimedia interaktif unggah-ungguh bahasa
interaktif unggah-ungguh bahasa Jawa yang
Jawa
dikemas dalam bentuk CD dan tersedia
dikembangkan
dalam
pengembangan menurut Borg & Gall yang
format
aplikasi
(.exe)
serta
shockwave flash object (.swf). b. Multimedia
interaktif
untuk
dimodifikasi
kelas
V
sesuai
SD
telah
dengan
berdasarkan
selesai prosedur
penjelasan
Anik
unggah-ungguh
Ghufron. Multimedia interaktif yang dihasilkan
bahasa Jawa ditujukan untuk siswa kelas V
telah layak untuk digunakan sebagai media
SD.
pembelajaran unggah-ungguh bahasa Jawa di V
c. Multimedia interaktif berisi materi tentang unggah-ungguh
bahasa
contoh
materi memberikan penilaian terhadap produk
penggunaan unggah-ungguh bahasa Jawa
multimedia interaktif sebesar 4,74 (kategori
dalam
sangat baik). Pada tahap validasi media, ahli
kehidupan
Jawa,
Sekolah Dasar. Pada tahap validasi materi, ahli
sehari-hari,
serta
kumpulan kosakata tentang anggota tubuh,
media
memberikan
penilaian
sebesar
3,67
bilangan, warna, dan kegiatan sehari-hari
(kategori baik). Produk multimedia interaktif
dalam bahasa Jawa ngoko dan krama.
selanjutnya diujicobakan kepada siswa kelas V D
d. Multimedia interaktif ini dapat digunakan
SD Negeri Jarakan. Pada tahap uji coba lapangan
siswa untuk belajar secara mandiri, baik di
awal, diperoleh hasil penilaian sebesar 4,40
sekolah maupun di rumah.
(kategori sangat baik), uji coba lapangan utama
e. Multimedia interaktif ini bertujuan untuk
sebesar 4,54 (kategori sangat baik), dan uji coba lapangan operasional sebesar 4,57 (kategori).
membantu siswa agar dapat: 1) membedakan penggunaan bahasa Jawa ngoko dan krama dengan benar,
Saran
2) menggunakan unggah-ungguh bahasa Jawa
untuk
tanya
jawab
dan
menyampaikan ajakan kepada orang lain, 3) menampilkan berbahasa,
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian dan pengembangan ini antara lain sebagai berikut. 1. Bagi Guru a. Multimedia
sikap
santun
dalam
interaktif
unggah-ungguh
bahasa Jawa dapat dimanfaatkan dalam
Pengembangan Multimedia Interaktif .... (Esti Widyhastuti) 213
pelajaran Bahasa Jawa di kelas V sebagai salah satu alternatif media pembelajaran.
Mata Pelajaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah/Madrasah. Yogyakarta: Sekretaris Gubernur.
2. Bagi Sekolah a. Multimedia
interaktif
unggah-ungguh
bahasa Jawa dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan
fungsi
laboratorium
komputer serta menambah ketersediaan media pembelajaran di sekolah sehingga bisa
menciptakan
pembelajaran
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Multimedia
interaktif
unggah-ungguh
bahasa Jawa dapat dikembangkan lagi dengan cakupan materi yang lebih luas. b.
Pengembangan
multimedia
unggah-ungguh
bahasa
interaktif
Jawa
dapat
dilakukan untuk jenjang kelas yang lain. c.
Perlu dilaksanakan uji efektifitas untuk mengetahui tingkat efektifitas multimedia interaktif unggah-ungguh bahasa Jawa dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Anik Ghufron. (2011). “Pendekatan Penelitian dan Pengembangan (R&D) di Bidang Pendidikan dan Pembelajaran.” Diambil dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ HAND%20OUT%20MODEL%20%20R% 20&%20D.pdf, pada tanggal 29 Oktober 2014. Eko Putro Widoyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Estu
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2010). Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya). Bandung: Sinar Baru Algesindo.
yang
efektif dan menyenangkan.
a.
H.A.R Tilaar. (2002). Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Miyarso. (2009). “Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran Sinematografi.” Tesis. PPs-UNY.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. (2013). Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 63 Tahun 2013 tentang
Raihan Iskandar. (2013). “Nasib Bahasa Daerah Serambi Indonesia.” Diambil dari http://aceh.tribunnews.com/2013/03/24/nasi b-bahasa-daerah, pada tanggal 20 November 2014.