PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERNUANSA DIALOG BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM HORMON DI SMAN I LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO JAMBI Irwan Julyal1), Gusmaweti2), Azrita2) 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Bung Hatta 2
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, PMIPA, Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul pembelajaran bernuansa dialog bergambar pada materi sistem hormon di SMAN I Limbur Lubuk Mengkuang yang valid dan praktis Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan tiga tahap dari 4-D Model , yaitu tahap define (pendefinisian), desain (perancangan), dan develop (pengembangan). Modul yang dikembangkan divalidasi oleh 4 (empat) orang validator dan untuk praktikalitas dilakukan oleh 1 (satu) orang guru mata pelajaran biologi dan 33 orang siswa kelas XI IPA SMAN 1 Limbur Lubuk Mengkuang. Data penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari angket validitas dan praktikalitas, kemudian data dianalisis dengan analisis deskriptif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dihasilkan modul dengan uji validitas dari empat orang validator sebesar 97% dengan kriteria sangat valid dan uji praktikalitas modul dari guru sebesar 96% dengan kriteria sangat praktis, sedangkan praktikalitas modul dari siswa 92% dengan kriteria sangat praktis. Kriteria bahan ajar berupa modul bernuansa dialog bergambar pada materi sistem hormon di SMAN I Limbur Lubuk Mengkuang adalah sangat valid dan sangat praktis dalam arti modul yang dikembangkan mudah digunakan, bermanfaat dan waktu pembelajaran menjdi lebih efisien. Guru dan siswa dapat menggunakan modul bernuansa dialog bergambar ini sebagai media pembelajaran pada materi sistem hormon.
Kata Kunci : Modul, dialog, valid dan parktis Oleh karena itu pendidikan menuntut
PENDAHULUAN pada
keterampilan guru agar tercipta proses
hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu
pembelajaran yang dapat mengembangkan
proses penyampaian pesan dari sumber
potensi
pesan melalui saluran atau media tertentu ke
keterampilan yang harus dimiiki guru adalah
penerima pesan, dalam hal ini guru adalah
dapat mengembangkan dan menggunakan
sebagai penyampai pesan dan murid adalah
media pembelajaran, (Lufri, 2010: 73). Salah
penerima pesan. Namun dalam penyampaian
satu bentuk media yang dipakai dalam
pesan ini kerap sekali gagal karena adanya
proses pembelajaran adalah modul. Modul
beberapa hambatan yang mampengaruhinya
berisi uraian materi lebih mendetail atau
sehingga
seringkali
terperinci dan disertai soal tes sehingga
berlangung secara tidak efektif, (Sadiman,
siswa dapat mengevaluasi diri dan mampu
2009: 14).
memotivasi siswa dalam belajar karena
Proses
belajar
komunikasi
mengajar
ini
1
siswa,
salah
satu
bentuk
pembelajaran terpusat pada siswa sehingga
mengetahui
siswa dapat berfikir kritis.
kepraktisan modul pembelajaran bernuansa
guru bidang studi biologi SMAN I Limbur
METODE PENELITIAN
Lubuk Mengkuang didapatkan informasi pembelajaran
dan
yang telah dikembangkan.
penulis pada tanggal 15 Januari 2014 dengan
dalam
kevalidan
dialog bergambar pada materi sistem hormon
Dari hasil observasi dan wawancara
bahwa
persentase
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN
guru
I Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten
menggunakan sudah menggunakan media
Bungo Jambi pada semester genap Tahun
pembelajaran dalam proses pembelajaran,
Ajaran 2014/2015 pada kelas XI IPA yang
salah satu media yang digunakan guru di
berjumlah 33 orang siswa. Jenis penelitian
SMAN I Limbur Lubuk Mengkuang adalah
ini
modul. Namun modul yang digunakan ini
(Research
masih kurang menarik bagi siswa, seperti
pengembangan yang dilakukan adalah model
warna hitam-putih, gambar sedikit, dan
prosedural
siswa sulit memahaminya tanpa bantuan
langkah
guru
kurang
menghasilkan produk baru. Objek penelitian
memotivasi siswa dalam belajar. Oleh
ini adalah modul pembelajaran bernuansa
karena
dialoh
sehingga
itu
modul
tersebut
modul
tersebut
perlu
dikembangkan agar dapat meningkatkan
Development).
Model
yaitu menggariskan langahyang
harus
bergambar
pada
diikuti
materi
untuk
sistem
pembelajaran
bernuansa
menggunakan 3 tahap dari 4-D model yaitu
ditulis dengan rujukan dengan tujuan agar
tahap
peserta didik dapat belajar secara mandiri
define
(perancangan),
tanpa atau dengan bimbingan guru.
(pengembangan),
Hal ini sesuai dengan hasil angket 85%
pengembangan
dialog bergambar ini dikembangkan dengan
(2008: 13) modul adalah sebuah buku yang
bahwa
and
Modul
siswa dalam memahami materi. Depdiknas
awal
penelitian
hormon.
motivasi belajar siswa serta memudahkan
observasi
adalah
(pendefinisian),
design
dan
develop
dan
disseminate
(penyebaran), (Thiagarajan, et.al: 1974)
siswa
dalam Rochmad (2012: 62-63).
menyatakan setuju bahwa bahan ajar akan disajikan dalam bentuk bernuansa dialog.
Penelitian pengembangan modul ini
Artinya siswa setuju bahan ajar yang ada
hanya dilakukan sampai tahap develop
dikembangkan.
karena keterbatasan waktu dan biaya.
Berdasarkan latar belakang masalah
Data diperoleh dari hasil angket
diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk
validitas dan praktikalitas yang diambil dari 2
pelaksanaan uji coba dan dianalisis dengan
dilakukan dengan beberapa langkah
tekniknya masing-masing.
berikut :
1.
a. Memberikan skor jawaban dengan
Analisis validitas modul pembelajaran bernuansa dialog bergambar. Analisis
validitas
kriteria berdasarkan skala Likert
modul
berupa
seperti yang dimodifikasi Riduan
kelayakan isi, kebahasaan, sajian dan
(2012:
27)
sebagai
berikut
:
kegrafikan berdasarkan lembar validasi Tabel 1. Kriteria pemberian skor jawaban validitas Skor 4 3 2 1
Kriteria Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sumber: Skala Likert yang dimodifikasi Riduan (2012) b. Menentukan skor tertinggi
d. Penentuan nilai validitas dengan cara:
Skor tertinggi = jumlah validator x
Nilai validitas =
jumlah indikator x skor maksimum. c. Menentukan
jumlah
masing-masing menjumlahkan diperoleh
skor
validator semua
dari
skor
e. Memberikan
dari
dengan
dengan
x 100 %
penilaian
kriteria
seperti
validitas yang
dikemukakan oleh Purwanto (2009:
yang
82):
masing-masing
indikator. Tabel 2. Kriteria pemberian nilai validitas Nilai Validitas (%) 90 – 100 80 – 89 60 – 79 0 – 59
Kriteria Validitas Sangat Valid Valid Cukup Valid Tidak Valid
Sumber: Purwanto (2009) 2.
Analisis praktikalitas modul bernuansa
Nilai praktikalitas =
dialog bergambar
jumlah semua skor skor maksimum
X 100%
Data uji praktikalitas penggunaan modul
Setelah persentase nilai praktikalitas
bernuansa komik berdialog dianalisis
diperoleh, dilakukan pengelompokkan sesuai
dengan persentase (%), menggunakan
kriteria yang dikemukakan oleh Purwanto
rumus berikut ini:
(2009: 102-103) berikut ini:
3
Tabel 3. Kriteria pemberian nilai praktikalitas Nilai Praktikalitas (%) 86 – 100 76 – 85 60 – 75 55 – 59 54
Kriteria Praktikalitas Sangat Praktis Praktis Cukup Praktis Kurang Praktis Kurang Praktis Sekali
Sumber: Purwanto (2009) HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam pengembangan modul pembelajaran
1. Tahap Pendefinisian (define)
biologi.
Hasil pada tahap define ini
diperoleh dari angket observasi awal.
Pada tahap pendefinisian (define) bertujuan menentukan masalah dasar yang dibutuhkan
Tabel 4. Hasil angket observasi Jumlah siswa yang menyatakan No
Pernyataan
1.
Penggunaaan buku panduan/bahan ajar dalam pelajaran biologi Suka membaca buku biologi Kesulitan dalam memahami materi pada buku panduan/bahan ajar biologi Mudah memahami kata-kata pada buku panduan/bahan ajar biologi Buku panduan/bahan ajar biologi yang digunakan telah menarik Buku panduan/bahan ajar biologi yang digunakan dilengkapi dengan gambar yang relevan Kesulitan dalam memahami materi karena banyak terdapat istilah-istilah biologi Memahami pelajaran dengan gambar dan warna Memiliki bahan ajar biologi dalam bentuk modul pembelajaran Setuju jika buku panduan/bahan ajar yang digunakan disajikan dalam bentuk modul bernuansa dialog bergambar
2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan masalah
yang
mengacu
Ya (%) 100
Tidak (%) 0
65 20
35 80
30
70
40
60
65
35
65
35
25 90
75 10
85
15
lagi dan 85% siswa menyatakan setuju
kepada
bahwa modul akan dikembangkan dengan
pengembangan pembelajaran bahwa 90%
nuansa dialog.
siswa menyatakan memiliki bahan ajar
2.
Tahap rancangan (design)
berupa modul, namun modul yang ada masih
Pada tahap ini menyiapkan prototipe
kurang menarik bagi siswa, 65% siswa
perangkat
menyatakan bahan ajar yang ada kurang
modul
menarik, sehingga bahan ajar/modul yang
pembelajaran bernuansa
pengembangan
dialog
bergambar.
Rancangan modul bermula dengan mencari
ada perlu dikembangkan agar lebih menarik
gambar tokoh, gambar yang relevan dengan 4
materi. modul ini menampilkan gambar
Modul
ini
dibuat
berdasarkan
tokoh karena dalam media/buku pelajaran
kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum
jarang sekali kita lihat dialog menggunakan
KTSP dan syarat-syarat sebuah modul yaitu
gambar tokoh dialognya. Tokoh dialog
kata pengantar, daftar isi, SK, KD, indilator,
peneliti mengambil 2 orang pelawak terkenal
TP, petunjuk penggunaan, kegiatan belajar,
di indonesia yaitu Tukul dan Sule serta
evaluasi, umpan balik, kunci jawaban,
seorang ahli biologi Dokter William Harvey
rangkuman
ia adalah dokter yang mendeskripsikan
dengan modul ini bernuansa dialog, maka
sistem peredaran darah yang dipompakan
dibuat juga pengenalan tokoh dialognya.
sekeliling tubuh manusia oleh jantung,
Modul dibuat dengan aplikasi Microsoft
namun dalam modul ini ia berperan sebagai
Publisher 2007 dengan didominasi tulisan
ahli endokrin. Setelah semua perangkat
Comic San MS (kecuali cover).
disiapkan penulis membuat alur cerita yang
3.
berkaitan dengan materi, lalu memasukkan
referensi.
Berhubungan
Tahap Pengembangan (develop) Setelah
cerita tersebut kedalam kotak-kotak dialog
dan
modul
selesai
dirancang,
selanjutnya modul dilakukan uji divalidasi
beserta materi sistem hormon.
dan
Rancangan awal modul tampilannya
praktikalitas
untuk
mengetahui
keefektifan penggunaan modul tersebut.
belum diberi warna sehingga masih terlihat
a. Validitas modul
polos, tata letak kotak-kotak dialognya
Uji validitas bahan ajar berupa modul
masih terlihat monoton, gambar tokoh
bernuansa dialog bergambar dilakukan
dialognya juga belum tersusun rapi. Maka
oleh 4 orang validator, yaitu tiga orang
dari itu penulis merancang dan mendesain
dosen FKIP Universitas Bung Hatta dan
lagi modul untuk menjadi lebih baik hingga
satu orang guru Biologi SMAN 1 Limbur
selesai dan siap untuk dilakukan uji validitas
Lubuk mengkuang dengan menggunakan
dan praktikalitas.
angket validitas.
5
Tabel 5. Analisis Hasil Validasi No 1. 2. 3. 4.
Aspek penilaian Kelayakan isi Kebahasaan Penyajian Kegrafikan
Berdasarkan
Validator 1 23 23 23 19
2 24
Jumlah
Nilai validitas %
Kriteria
3 23
4 23
93
97
Sangat Valid
23 23 24 23 20 20 Total Rata-rata
22 24 19
91 94 78
95 98 97 387 97
Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid
penilaian
Dari aspek kebahasaan, modul dinilai
validitas yang dianalisis berdasarkan tiga
sangat valid oleh validator dengan nilai rata-
aspek, yaitu yaitu kelayakan isi, kebahasaan
rata 95%. Hal ini menunjukkan bahwa
dan penyajian. Dari hasil validitas, bahan
kalimat
ajar
dialog
sederhana, jelas, dan tidak menimbulkan
bergambar dapat dikategorikan sangat valid
kerancuan agar siswa mudah memahami
dengan nilai rata-rata 97%. Hal ini sesuai
informasi yang disampaikan.
berupa
modul
angket
Sangat Valid
bernuansa
dengan kriteria validitas yang dimodifikasi
yang digunakan
dalam
modul
Dari aspek penyajian, modul dinilai
dari Purwanto (2009:82) bahwa nilai 90%-
sangat valid dengan nilai rata-rata 98%. Hal
100% termasuk kedalam kriteria sangat
ini menunjukkan komposisi modul disajikan
valid. Nilai diperoleh dari nilai rata-rata
jelas dan lengkap sesuai materi. Indikator
ketiga aspek penilaian validitas. Hal ini
dan tujuan pembelajaran disajikan dengan
sesuai dengan hasil penelitian Wijiastuti
jelas. Materi sesuai urutan indikator dan
(2013) dengan judul Pengembangan Modul
lengkap,
Keanekaragaman Tumbuhan Angiospermae
sehingga
dapat
mendukung
pemahaman konsep. Gambar relevan dengan
Tingkat Spesies Berbasis Potensi Lokal
materi yang dicantumkan dan evaluasi dalam
dikebun Buah Mangunan Bantul Untuk
modul
Siswa SMA/MA Kelas X, menunjukkan
dapat
mengukur
ketercapaian
kompetensi. Karakter tokoh dalam modul
bahwa media yang dikembangkan valid
dipilih karakter yang sedikit lucu agar siswa
dengan nilai rata-rata 86,96%.Ditinjau dari
terasa
aspek kelayakan isi, modul memiliki kriteria
rileks
membaca
dan
materi
tersampaikan secara efektif.
sangat valid oleh nilai validator dengan nilai rata-rata 97%. Hal ini menunjukkan bahwa
Selain itu, aspek kegrafikan juga
materi pada modul telah sesuai dengan
berkategori sangat valid dengan nilai rata-
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
rata 97%. Hal ini menunjukkan bahwa warna background, jenis dan ukuran font pada 6
tulisan serta tata letak tampilan telah sesuai
Setelah
dinyatakan
valid
oleh
sehingga memberikan kesan yang menarik
validator, selanjutnya
bagi siswa.
dialog bergambar dilakukan uji praktikalitas.
Modul menimbulkan
yang
menarik
akan
siswa
untuk
motivasi
Uji praktikalitas bahan ajar berupa modul bernuansa
dialog
bergambar
dilakukan
kepada 33 orang siswa kelas XI IPA dan 1
mempelajarinya. Oleh karena itu, dapat
orang guru mata pelajaran biologi SMAN 1
dikatakan bahwa modul yang dikembangkan sangat
modul bernuansa
Limbur
valid dan dapat digunakan dalam
Lubuk
Mengkuang.
Data
praktikalitas oleh guru diperoleh dengan
proses pembelajaran biologi.
menggunakan angket praktikalitas.
b. Praktikalitas Modul Tabel 6. Analisis Hasil Data Praktikalitas Modul Oleh Guru No 1
Aspek Kemudahan penggunaan
Nilai Praktikalitas (%) 100
Kriteria Sangat Praktis
2
Efisiensi waktu pembelajaran
87
Sangat Praktis
3
Manfaat
100
Sangat Praktis
Total
287
Rata – rata
96
Sangat Praktis
Tabel 7. Analisis Hasil Data Praktikalitas Modul Oleh Siswa No 1.
Aspek Kemudahan penggunaan
Nilai Praktikalitas (%) 92
Kriteria Sangat Praktis
2.
Efisiensi waktu pembelajaran
91
Sangat Praktis
3.
Manfaat
92
Sangat Praktis
Total
275
Rata – rata
92
Uji praktikalitas didasarkan pada tiga aspek
yaitu
kemudahan
Sangat Praktis
pelajaran biologi SMAN 1 Limbur Lubuk
penggunaan,
Mengkuang.
efisiensi waktu pembelajaran dan manfaat.
Dari
Menurut Nieven 1999 dalam Rochmad
hasil
analisis
angket
praktikalitas oleh guru dan siswa diperoleh
(2011:13) dalam penelitian pengembangan
nilai rata-rata sebesar 96% dan 92%. Hal ini
perlu melakukan uji kualitas yang meliputi
menunjukkan bahwa penilaian guru dan
uji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.
siswa terhadap modul yang dikembangkan
Uji praktikalitas modul dilakukan kepada 33
termasuk kategori sangat praktis. Ditinjau
siswa kelas XI IPA dan satu orang guru mata
dari aspek kemudahan penggunaan modul 7
yang dikembangkan dikategorikan sangat praktis oleh guru
Selanjutnya
dari
aspek
manfaat,
dengan nilai rata-rata
modul yang dikembangkan dikategorikan
100% dan sangat praktis oleh siswa dengan
sangat praktis oleh guru dengan nilai rata-
nilai rata-rata 92%. Hal ini menunjukkan
rata 100% dan dikategorikan praktis oleh
bahwa modul yang dikembangkan mudah
siswa dengan nilai rata-rata 92%. Hal ini
digunakan oleh guru maupun siswa karena
menunjukkan
modul petunjuk penggunaan yang jelas dan
digunakan dalam proses pembelajaran oleh
dapat digunakan sewaktu-waktu dengan
guru maupun siswa. Bagi guru, modul sangat
mudah. Selain itu, modul menggunakan
membantu guru dalam memantau aktifitas
gambar yang jelas dan juga menggunakan
siswa, dapat mengurangi beban kerja guru
kalimat
untuk menjelaskan materi berulang-ulang
yang
sederhana
dan
mudah
bahwa
dan
Steffen and Peter Ballstaedt (1994) dalam
fasilitator karena dengan modul ini siswa
Depdiknas (2008: 18) yang menyatakan
dapat belajar sendiri. Begitupun bagi siswa,
bahwa bahan ajar cetak harus menggunakan
modul
bahasa yang mudah dimengerti, kalimat
dengan guru saat proses pembelajaran
yang jelas dan tidak terlalu panjang.
berlangsung. Selain itu, gambar tokoh dan
aspek
efisiensi
proses
Hal ini didukung dengan penelitian yang
Hal ini
dilakukan
Modul
dengan
Biologi
judul Dengan
Materi Struktur Fungsi Tumbuhan Kelas XI Semester I, dengan nilai praktikalitas oleh
mengefisienkan waktu pembelajaran karena penjelasan
(2013)
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Pada
modul dalam proses pembelajaran dapat
adanya
Dewi
Pengembangan
pembelajaran
dikategorikan sangat praktis. Penggunaan
menghindar
berinteraksi
dan meningkatkan minat siswa untuk belajar.
menunjukkan bahwa waktu pengguanaan dalam
siswa
sebagai
memudahkan siswa dalam memahami materi
sangat praktis oleh guru dan siswa dengan
modul
memudahkan
guru
karakter yang diperankannya dalam dialog
waktu
pembelajaran, modul yang dikembangkan
nilai rata-rata 87% dan 91%.
peran
bermanfaat
dipahami. Hal ini sesuai dengan pendapat
Dari
mendukung
sangat
guru 77,56% dengan kategori praktis dan
yang
praktikalitas oleh siswa 87,12% dengan
berulang. Selain itu, siswa dapat belajar
kategori sangat praktis.
sendiri melalui materi dan evaluasi. Oleh karena itu, siswa dapat belajar sendiri di
Dari
keseluruhan
hasil
analisis
rumah sehingga waktu pembelajaran yang di
angket validitas dan praktikalitas dinyatakan
butuhkan di sekolah menjadi lebih efisien.
bahwa bahan ajar berupa modul bernuansa dialog bergambar pada pembelajaran biologi 8
Purwanto, N. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
yang telah dikembangkan sudah valid dan praktis dengan kata lain modul yang dikembangkan
mudah
digunakan,
Riduan. 2012. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.
bermanfaat dan waktu pembelajaran menjadi lebih efisien. Hal ini telah menjawab
Rochmad. 2012. Desain Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. Jurnal Kreano, 1 (3): 59-72.
permasalahan yang dibatasi pada batasan masalah. Permasalah tersebut adalah belum tersedianya modul pembelajaran bernuansa
Sadiman, A. S; R. Raharjo; A. Haryono dan Rahardjito. 2009. Media pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfatannya. Jakarta: Rajawali Pers.
dialog bergambar pada materi sistem hormon di SMAN I Limbur Lubuk Mengkuang yang valid dan praktis. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa telah dihasilkan bahan ajar berupa modul pembelajaran bernuansa dialog bergambar pada materi sistem hormon di SMAN I Limbur Lubuk Mengkuang yang valid dan praktis. Yang memiliki kriteria sangat valid dengan nilai 97% dan dikategorikan sangat praktis oleh guru dengan nilai 96% serta sangat praktis oleh siswa dengan nilai 92%. Hal ini menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan bermanfaat
dan
mudah waktu
digunakan, pembelajaran
menjadi lebih efisien. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Lufri. 2010. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press.
9