Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114
ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) (Studi Kasus SMA Negeri 12 Padang) Indra Wijaya, Harry Pratama Figna Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Email :
[email protected],
[email protected],
ABSTRACT Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul interaktif untuk siswa kelas XI di SMA Negeri 12 Padang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian pengembangan (research and development), dengan desain pengembangan yang dipilih adalah menggunakan model pengembangan ADDIE. Langkah-langkah pengembangannya adalah sebagai berikut. Hasil penilaian oleh para ahli ditinjau dari aspek Kelayakan isi : 87.77%, Komponen kebahasaan : 85.33 %, Komponen penyajian: 80.33 % , Komponen kegrafikan: 90.66 %. Secara keseluruhan penilaian uji validator terhadap Modul Interaktif TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sebesar 86,14%, sehingga tingkat validitas dapat di interprestasikan Valid digunakan. Hasil penilaian uji kepraktisan ditinjaun dari aspek keadaan pengguna 87.66 %; efektifitas waktu pembelajaran 84,79%, manfaat 86,66 %. Secara keseluruhan penilaian kepraktisan terhadap Modul Interaktif TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sebesar 86,37%, sehingga tingkat praktikalitasnya dapat di interprestasikan Sangat Praktis digunakan. Hasil penilaian uji keefektifan ditinjaun dari aspek senang belajar 85,42 %, adanya bahan ajar yang menarik dalam belajar 81.72% . Secara keseluruhan penilaian keefektifan terhadap media pembelajaran sebesar 82,07%, sehingga tingkat efektifitasasnya dapat di interprestasikan Baik Digunakan. Kesimpulannya, berdasarkan penilaian beserta masukan ahli serta hasil dari uji coba lapangan Modul Interaktif sudah teruji kelayakan, keunggulan, dan dapat digunakan pada proses pembelajaran pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kelas XI di SMAN 12 Padang. Kata Kunci : Pengembangan, Modul, Interaktif, TIK
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia, pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatifnya. Sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan. Permasalahan penting pembelajaran dizaman sekarang adalah keterbatasan nya sumber belajar yang ada di sekolah, misalnya kurang lengkapnya buku penunjang pembelajaran di sekolah yang nantinya akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 12 Padang tidak semua siswa dapat memiliki buku paduan TIK sebagai sumber belajar, karena keterbatasan buku yang ada di sekolah. Walaupun sebagian
104
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114
ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
siswa dapat memperoleh buku panduan TIK, namun materi yang ada dalam buku panduan tersebut sangat sedikit, juga tidak semua materi yang ada di dalam kurukulum tercantum di dalam buku tersebut. Di sisi ini guru sangat berperan aktif dalam membantu siswa untuk mendapatkan sumber belajar yang baik. Apalagi di perkembangan zaman sekarang ini guru perlu kreatif dan inovatif dalam memilih sumber belajar yang baik unutuk menciptakan kegiatan proses belajar mengajar, agar kegiatan pembelajaran lebih aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan sehingga tercipta multi interaksi baik antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan media pembelajaran dan sumber belajar, maupun siswa dengan siswa lainnya sehingga memperoleh hasil belajar yang baik. Guru yang biasanya dianggap sebagai satu-satunya sumber pengetahuan, sudah seharusnya dirubah yaitu dengan banyak menggunakan berbagai sumber yang dapat menambah pengetahuan siswa. SMA Negeri 12 Padang sebagai salah satu lembaga pendidikan juga sangat menjunjung keberhasilan pembelajaran, sehingga siswa yang dihasilkan mampu berperan dalam persaingan global. Usaha kearah tersebut sudah banyak dilakukan oleh pihak terkait, seperti pemenuhan sarana prasarana, media pembelajaran, guru yang professional serta komponen lain yang mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang dijalankan, dengan harapan akan mampu menciptakan manajemen pembelajaran dengan baik, yang pada ujungnya akan menjadikan sekolah yang berkualitas. Dari permasalahan tersebut maka dibutuhkan sumber belajar yang inovatif sebagai penunjang keberhasilan siswa, baik dalam bentuk cetak, maupun dalam bentuk media interaktif. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan serta mengembangkan daya pikir manusia. Meskipun demikian, teknologi informasi dan komunikasi termasuk salah satu bidang studi yang sulit difahami oleh sebagian siswa, sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Materi belajar TIK kelas XI meliputi Microsoft Excel, berdasarkan materi tersebut terdapat banyak istilah-istilah dan rumus dalam pembelajaran TIK yang kurang dipahami siswa, serta banyaknya materi yang harus dipelajari menimbulkan kesulitan bagi siswa. Materi Microsoft Excel merupakan materi salah satu materi yang terdapat dalam pembelajaran TIK. Materi ini merupakan materi pembelajaran TIK di SMA kelas XI pada semester genap. Wawancara dengan guru dengan mata pelajaran Tik di SMAN 12 Padang, materi Microsoft Excel merupakan salah satu materi yang dianggap sulit untuk dikuasai siswa kelas XI, hal ini bisa disebabkan media pembelajaran yang kurang bervariasi, semangat belajar siswa yang rendah dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran, serta istilah dan rumus yang belum dipahami dimungkinkan menjadi penyebab, sehingga untuk mengatasi hal tersebut membetuhkan suatu media yang dapat mempermudah membantu memahami materi tersebut. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru TIK kelas XI di SMAN 12 padang, didapat informasi bahwa pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran TIK saat ini adalah RPP dan Silabus, bahan ajar atau media pembelajaran dan instrumen penilaian. Variasi media pembelajaran yang digunakan masih konvensional misalnya menggunakan media cetak seperti buku paket maupun LKS. Media pembelajaran berbasis teknologi yang digunakan berupa slide Microsoft Power Point. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi lain seperti CD interaktif, audio tape, video tape, CD-ROM, atau media pembelajaran lainnya jarang digunakan, padahal sarana dan prasarana seperti laboratorium komputer dan LCD sudah tersedia. Salah satu hal yang menjadi penyebabnya adalah media belajar yang ada jumlahnya terbatas. Media pembelajaran berbasis teknologi yang digunakan adalah slide Microsoft Power Point. Media ini termasuk salah satu media yang disukai siswa, akan tetapi terkadang siswa juga bosan dengan media pembelajaran ini. Hal ini lah yang membuat tujuan pembelajaran tidak tercapai, dan untuk menciptkan pembalajaran yang tidak membosankan perlu dilakukan inovasi terbaru yaitu dengan media pembelajaran interaktif yang dapat digunakan dalam pembelajaran
105
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114
ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
biasanya dalam bentuk CD pembelajaran dan materi pembelajaran TIK kelas XI mengenai Microsoft Excel dikemas dalam satu CD interaktif atau bisa juga kita sebut dengan modul. Penulis melakukan penelitian untuk mengatahui apakah media pembelajaran berbasis multimedia membantu siswa SMAN 12 Padang kelas XI dalam memahami mata pelajaran TIK khususnya materi Microsoft Excel. Berdasarkan uraian tersebut dilakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengembangan Modul Multimedia Interaktif Berbasis Marcomedia Director MX Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kelas XI SMAN 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015”.
2. LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Modul dalam Pendidikan
a.
Model Pengembangan Modul Modul sebagai salah satu bahan ajar berbentuk cetak sangat baik digunakan dalam pembelajaran. Diknas menjelaskan dalam buku Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar (2004) bahwa modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa arahan atau bimbingan guru. Ini menunjukkan bahwa modul dapat digunakan untuk pembelajaran meskipun tidak ada pengajar. Jika demikian, maka modul dapat memiliki banyak fungsi dalam pembelajaran. Prastowo (2012: 107) menyebutkan bahwa modul sebagai salah satu bentuk bahan ajar memiliki 4 fungsi utama, fungsi-fungsi tersebut antara lain: 1) Bahan Ajar Mandiri Keberadaan modul dan penggunaannya mampu membuat peserta didik atau siswa mampu belajar sendiri. Siswa dapat belajar secara mandiri dengan menggunakan modul tanpa bantuan atau keberadaan pendidik yang biasanya ada dalam setiap pembelajaran. Ini membuat siswa memiliki keterampilan untuk menggali informasi maupun materi dan mengembangkannya secara mandiri, tidak selalu harus bergantung kepada guru. 2) Pengganti Fungsi Pendidik Modul sebaiknya mampu menggantikan fungsi-fungsi yang dimiliki pendidik. Fungsi yang utama guru harus digantikan oleh modul adalah sebagai penyampai materi. Modul hendaknya mampu menyampaikan dan memberikan materi pembelajaran secara jelas dan terperinci. Tentu penyampaian materi dengan menggunakan modul ini harus memperhatikan usia dan kemampuan peserta didik dalam menyerap materi melalui bahan cetak. 3) Sebagai alat Evaluasi Didalam modul disertakan juga metode dan cara-cara untuk melakukan evaluasi. Evaluasi ini bukan hanya dilakukan oleh guru atau pengajar, namun peserta didik juga harus mampu melakukan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan modul. Hal ini sangat bermanfaat untuk siswa agar mereka dapat mengetahui sejauh mana kemampuan penguasaan materi dari pembelajaran yang sudah mereka lakukan sendiri. 4) Sebagai bahan rujukan Isi yang ada dalam modul tentu saja dilengkapi dengan informasi dan materi-materi pembelajaran. Ini membuat modul dapat digunakan sebagai salah satu rujukan atau referensi bagi informasi tertentu dan yang berkaitan. Seperti layaknya buku lain, fungsi modul sebagai rujukan dan referensi dapat dibenarkan keakuratan atau keabsahan materi yang terkandung dalam modul tersebut.Melihat dari fungsi-fungsi modul yang telah diuraikan, modul dapat berperan penting jika digunakan dalam pembelajaran bahkan setelah pembelajaran. b. Komponen – Komponen Modul Penggunaan modul dalam pembelajaran sangat dapat diterapkan sebagai bahan ajar yang membantu guru untuk lebih mempermudah membimbing peserta didik dalam
106
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114
ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
1)
2)
3) 4)
5) 6)
1) 2) 3) 4) 5)
1)
2)
3)
4)
melaksanakan pembelajaran. Sudjana (2007: 134) menyebutkan bahwa secara rinci unsurunsur yang harus ada dalam modul antara lain adalah: Pedoman Guru, berisi petunjuk-petunjuk agar guru mengajar secara efisien serta memberikan penjelasan tentang jenis-jenis kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, waktu penyelesaian atau penggunaan modul, alat-alat pelajaran, yang harus dipergunakan, hingga petunjuk untuk evaluasi. Lembaran Kegiatan Siswa, memuat pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Susunan materi sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai, disusun langkah demi langkah sehingga mempermudah siswa belajar. Dalam lembaran kegiatan tercantum kegiatankegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. Lembaran Kerja, menyertai lembaran kegiatan siswa yang dipakai untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas atau masalah-masalah yang harus dipecahkan. Kunci Lembaran Kerja, berfungsi untuk mengevaluasi atau mengoreksi sendiri hasil pekerjaan siswa. Bila terdapat kekeliruan dalam pekerjaannya, siswa dapat meninjau kembali pekerjaannya. Lembaran Tes, merupakan alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan tujuan yang telah dirumuskan dalam modul. Kunci Lembaran Tes, merupakan alat koreksi terhadap penilaian yang dilaksanakan oleh para siswa sendiri. c. Modul Pembelajaran Modul pembelajaran adalah merupakan program pembelajaran yang utuh, disusun secara sistematis, mengacu pada tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur (Amri, 2013). Menurut Vembriarto (1987:20), menyatakan bahwa suatu modul pembelajaran adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran. Tjipto (1991:72), mengungkapkan beberapa keuntungan yang diperoleh jika belajar menggunakan modul, antara lain : Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas pelajaran dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya. Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil. Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya. Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester. Pendidikan lebih berdaya guna. d. Defenisi Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2013). Tingkah laku yang dikategorikan sebagai aktivitas belajar menurut Amri (2003) memiliki sebagai berikut: Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar. Suatu prilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari terjadinya perubahan tersebut atau merasaskan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan bersifat kontiniyu dan fungsional. Perubahan yang terjadi berlansung secara berkesinambunngan dan tidak statis. Suatu perubahan yang selanjutnya yang akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. Perubaghan bersiat positif dan aktif. Dikatakan positif apabila prilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan bersifat permanen.
107
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114
ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
Apa yang didapat tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan terus dimiliki bahakan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh pelaku bekajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya. e. Pembelajaran Berbantu Komputer Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) merupakan suatu cara/metode pembelajaran yang menggunakan aplikasi komputer sebagai media utamanya. Dengan kata lain, komputer sebagai penghubung antara siswa dengan guru. Semua materi berada pada komputer sehingga siswa bisa mengulang materi sesuai dengan tingkat kecepatannya dalam menangkap pelajaran. Pembelajaran Berbantuan Komputer adalah aplikasi komputer sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran terhadap proses belajar dan mengajar yang bertujuan membantu siswa dalam belajarnya bisa melalui pola interaksi dua arah melalui terminal komputer mau pun multi arah yang diperluas melalui jaringan komputer (baik lokal maupun global) dan juga diperluas fungsinya melaluii nterface (antarmuka) multimedia (Emithu,2010). Banyak istilah asing yang menafsirkan diri sebagai PBK, antara lain Computer Assisted Instruction (CAI), Computer Based Instruction (CBI), Computer Assisted Learning (CAL), Computer Managed Instruction (CMI), dan Computer Based Education (CBE) (Alessi, 1991). f. Modul Interaktif Mata Pelajaran TIK Perkembangan dan pemamfaatkan kemajuan teknologi khususnya pada penggunaan teknologi komputer, pembuatan bahan ajar dapat dibuat menjadi program interaktif karena gambar dan pesan dapat ditampilkan melalui tombol komputer (Miarso, 2009 : 490). Modul yang dihasilkan berupa teks, gambar, suara dan bahkan bisa digabungkan dengan video, film dan dilengkapi tombol-tombol interaktif, dan evaluasi interaktif. Modul ini dapat diakses dengan menggunakan komputer, dapat dikopi melalui flash disc, cd dan eksternal memory. Modul interaktif akan membuat pembelajaran menjadi lebih aktif, simpel, mudah, indah dan menyenangkan. Bahkan pembelajaran dapat dilakukan dengan menembus ruang dan waktu. Dengan demikian modul interaktif bisa menjadi ekonomis dan praktis. 2.2
Kerangaka Berfikir
Gambar 1. Kerangka Berfikir
108
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114
ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Jenis Penelitian Perancangan modul interaktif sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran TIK merupakan penelitian dan pengembangan (research and development). Menurut Sugiyono (2006:333) Metode penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang dihasilkan tersebut tidak selalu berbentuk benda seperti buku, alat tulis, dan alat pembelajaran lainnya. Namun dapat pula dalam bentuk perangkat lunak (software). Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Gambar 2. Reasearch Methode, Sugiono 2013 3.2 Subjek Uji Coba
Penelitian Pengembangan Pembuatan Modul Interaktif berbasis Macromedia Director MX ini difokuskan pada mata pelajaran TIK. Modul Interaktif berbasis Macromedia Director MX di uji coba hanya pada siswa kelas XI IPS 1 SMAN 12 Padang yang berjumlah 30 orang. 3.3 Jenis Data
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer. Data pertama berupa hasil validasi Pembuatan Modul Interaktif berbasis Macromedia Director MX yang diberikan oleh validator. Data kedua diperoleh dari pelaksanaan uji coba Pembuatan Modul Interaktif berbasis Macromedia Director MX ini di ambil berupa, (1) hasil observasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan Pembuatan Modul Interaktif berbasis Macromedia Director MX, (2) Respon guru dan siswa terhadap Pembuatan Modul Interaktif berbasis Macromedia Director MX yang telah di uji cobakan. 3.4 Instrumen Pengumpulan Data
a. Instrumen Kevalidan Instrumen kevalidan digunakan untuk mengetahui apakah Modul Interaktif yang telah dirancang valid atau tidak. Dengan kata lain, seluruh instrument yang telah dirancang akan divalidasi instrument tersebut. Lembar validasi pada penelitian ini adalah validasi yang dilakukan oleh validator. b. Instrumen Kepraktisan Setelah instrument dinyatakan valid oleh validator, selanjutnya beberapa instrument tersebut digunakan untuk uji kepraktisan. Adapun instrument yang digunakan pada uji coba kepraktisan berupa angket kepraktisan.
109
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114
ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
c. Instrumen keefektifan Cara pengujian keefektifan Modul Interaktif TIK digunakan angket motivasi belajar. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa, siswa mengisi angket motivasi belajar. Angket motivasi belajar diberikan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan Modul Interaktif TIK. 3.4 Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis meliputi analisis validitas Modul Interaktif, analisis praktikalitas Modul Interaktif dan analisis efektifitas Modul Interaktif. 1) Menentukan skor tertinggi Skor tertinggi = jumlah validator x jumlah item pertanyaan x skor maksimum. 2) Menentukan jumlah skor dari masing-masing validator dengan menjumlahkan semua skor yang di peroleh dari masing-masing indikator. 3) Menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor dari masing-masing validator. 4) Membuat distribusi frekuensi a. Hitung jarak atau terendah R = data tertinggi – data terendah b. Jumlah kelas K = 1+3.3log (responden) c. Panjang kelas interval (P) P = R/K 5) Tingkat pencapaian responden Klasifikasi untuk angket praktikalitas dan efektifitas mengacu kepada klasifikasi sebagai berikut: Tabel 1. Tingkat Pencapaian Responden No Nilai Rerata Aspek Yang Dinilai 1
90%-100%
Sangat Valid
2
80%-89%
Valid
3
65%-79%
Cukup Valid
4
55%-64%
Kurang Valid
5
≤
Tidak Valid
55%
6) Penentuan nilai validitas dimodifikasi dari Purwanto (2010:102) sebagai berikut : ....................................(1) Keterangan : NP = Nilai persen yang dicari atau yang diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa
110
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114
ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
SM 100
= Skor Maksimum ideal dari tes yang bersangkutan = Bilangan Tetap
Memberikan penilaian validitas dengan kriteria yang dimodifikasi dari Purwanto (2010 : 82) berikut ini :
4. HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Uji Coba
Proses pembuatan Modul Interaktif TIK dilakukan sesuai proses pengembangan yang peneliti terapkan, yaitu pengembangan berdasarkan model rancangan Modul Interaktif TIK, deskripsi data.
Gambar3. Tampilan Awal Modul Interaktif
4.2 Analisis Data a. Uji Ahli Validasi Validasi Modul Interaktif TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dari validator dilakukan untuk menilai rancangan Modul Interaktif TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Menentukan skor tinggi : Skor tertinggi = jumlah validator x jumlah item pertanyaan x skor maksimum. Menentukan jumlah skor dari masing-masing validator dengan menjumlah semua skor yang diperoleh dari masing-masing indikator. Menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor dari masing-masing validator. Penentuan nilai validitas dimodifikasi dari Purwanto (2010:102) sebagai berikut : NP= ………………………..(4) Keterangan : NP = Nilai persen yang dicari atau yang diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetep Memberikan penilaian validitas dangan criteria yang dimodifikasi dari Purwanto (2010 : 82) . Dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan Microsoft excel. Penelitian ini tentang angket validasi, secara singkat dapat dinyatakan bahwa deskripsi data ini akan mengungkapkan informasi tentang nilai yang diperoleh dari masing-masing item pernyataan, bobot total, nilai dan criteria.
111
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114
ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
4.3 Revisi Produk a. Revisi Dari Validator Validasi validator dilakukan sebanyak 1 (satu ) kali dengan diikuti revisi. Dari penelitian ahli materi maka diketahui hal-hal yang harus direvisi, adapun revisi dari ahli materi antara lain dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Saran dan Revisi Validator NO Komentar / Saran Tindak Lanjut 1
Tambahkan Terima kasih motivasi dalam untuk modulnya. sarannya, sudah dilakukan revisi.
2
Tambahkan Backgroun/galeri Sman 12 Padang.
3
Sesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran.
4
Tambahkan latihan Terima kasih tentang fungsi untuk Logika dalam sarannya, bentuk tabel Sudah dilakukan perbaikan.
Terima kasih untuk sarannya, Sudah dilakukan perbaikan. Sudah dilakukan revisi.
b. Saran Siswa NO
Tabel 3. Saran Siswa Komentar / Tindak Lanjut Saran
1
Modul Interaktif sangat baik untuk Pembelajaran TIK.
Terima kasih atas komentarmya, semoga Modul Interaktif TIk bermanfaat.
2
Semua sangat Terima kasih atas sempurna dengan saran dan belajar dengan komentarnya, Modul Interaktif
112
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114
ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
Modul Interaktif.
TIk bermanfaat.
3
Saya sangat Terima kasih atas setuju, karena sarannya. dapat membantu dalam pembelajaran TIK.
4
Adanya Modul Interaktif membuat saya dapat pengetahuan yang lebih dalam dan membuat saya lebih mengerti.
Terima kasih atas sarannya, semoga semoga Modul Interaktif TIk bermanfaat.
4.4 Pembahasan Pengembangan Modul Interaktif pada mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang telah dibuat kemudian dilakukan validasi untuk dilakukan kelayakan media tersebut. Setelah modul Interaktif TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di validasi kemudian Modul Interaktif TIK di uji cobakan kepada siswa dalam bentuk uji coba Praktikalitas dan Efektifitas. Untuk Mengetahui keefektifan produk maka dilakukan uji coba penerapan Modul Pembelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Berikut ini Pembahasan Masing-masing Pengujian Kelayakan Modul Interaktif. Tabel 4. Rekapitulasi data Hasil Uji Presentase Keterangan Coba Validasi
86,14%,
Valid
Praktikalitas
86,37 %
Sangat Praktis
Efektifitas
82,07%
Baik
4.5 Keterbatasan penelitian TIK merupakan salah satu mata pelajaran umum yang ada di SMAN 12 Padang. Tujuan mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) ini adalah Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi informasi dan komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat. Untuk menghadapinya diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya
113
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114
ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungannya dan dunia kerja. Mengembangkan Modul TIK berbasis Macromedia Director MX adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan keterampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa yang diharapkan memperoleh hasil belajar yang baik.
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Pengembangan Modul Interaktif TIK mengikuti prosedur dan pengembangan (Research and Development) Sugiyono (2014:298). Berdasarkan diskripsi, analisis data, dan pengembangan Modul Interaktif berbasis Macromedia Director MX TIK dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Pengembangan Modul Interaktif pada mata pelajaran TIK untuk materi Microsoft Excel telah sesuai dengan karasteristik peserta didik. b. Modul Interaktif TIK materi Microsoft Excel telah melewati uji validitas, praktikalitas dan evektifitas. c. Modul Interaktif TIK telah dibuat berdasarkan rancangan d. Penerapan dan uji kelayakan Modul Interaktf telah mencapai kualifikasi yang layak dan baik digunakan. 2. Saran Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: a. Bagi Peneliti. Untuk menambah pengetahuan dan berbagai sarana untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah terhadap pengembangan modul interaktif. b. Bagi pihak sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pihak sekolah, yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memacu belajar siswa dalam meningkatkan hasil prestasi yang lebih baik. c. Bagi Pengembangan Keilmuwan. Sebagai bahan untuk mengembangkan pengetahuan serta bahan perbandingan bagi pembaca yang akan melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA [1]. Muri, Yusuf.2005. Metodologi Penelitian. Padang : UNP Press [2]. Anita, Pitri. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis problem Solving Pada Materi Sistim Ekskresi Manusia Untuk Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), (Skripsi). Padang. STKIP PGRI [3]. Armi, Novi (2013). Pengembangan Media Interaktif Pada Materi Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), (Skripsi). Padang: STKIP PGRI. [4]. Farida, ibu. Pengertian CD Interaktif-CD Interaktif Pembelajaran. http://cdbahanajar.wordpress.com/. Diakses 20 November 2014 [5]. Hidayat, Rudi (2004). Teknologi Informasi Komunikasi Jilid 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga Jakarta. [6]. Indra Wijaya, (2010). Perancangan dan Pembuatan CD Multimedia Interktif Mata Pelajaran Kimia pada mata diklat konsep Materi dan Perubahannya untuk kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), (Skripsi). Padang: Universitas Negri Padang. [7]. Khikmah, Tri Yuniyatul (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Cd Interaktif Materi Struktur dan Fungi Sel Dilengkapi Teka-Teki Silang Berbasis Flash, (Skripsi). Semarang.: UNS.
114