PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD
ARTIKEL untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana
oleh Puput Ambaryuni 292012143
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016
ii
iii
iv
v
vi
PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD
Puput Ambaryuni Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Email :
[email protected]
ABSTRAK Bahan ajar yang digunakan siswa adalah buku paket yang diperoleh dari sekolah. Banyak sekolah yang hanya menggunakan buku paket tanpa ada buku penunjang lainnya. Buku paket dirasa kurang efektif karena didalam buku ini hanya disajikan materi yang mendasar dan kurang lengkap serta tampilan buku kurang menarik. Selain itu belum terdapat juga bahan belajar siswa untuk belajar secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan modul IPA berbasis eksperimen materi peristiwa alam di Indonesia untuk siswa kelas V SD dan (2) mengetahui keefektifan modul IPA Berbasis Eksperimen Materi Peristiwa Alam di Indonesia Untuk Siswa Kelas V SD. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan R&D (Research and Development). Desain pengembangan dalam penelitian ini adalah desain model pengembangan Borg and Gall yang telah disederhanakan menjadi empat tahap, yaitu: studi pendahuluan, pengembangan, uji coba dan produk akhir. Pada tahap studi pendahuluan dilakukan studi kepustakaan dan studi lapangan untuk memperoleh data. Setelah data diperoleh, dilakukan pengembangan modul yang dimulai dari penyusunan draft awal yang kemudian divalidasi oleh pakar materi dan pakar kegrafikan. Hasil validasi pakar digunakan untuk merevisi modul sesuai dengan masukan pakar materi dan pakar kegrafikan. Setelah dilakukan revisi, modul diujicobakan secara terbatas. Guru dan siswa diminta untuk memberikan pendapat setelah melakukan pembelajaran dengan modul. Pendapat dari guru dan siswa digunakan untuk revisi akhir modul. Hasil penelitian yang pertama yaitu berhasil dikembangkan Modul IPA Berbasis Eksperimen Materi Peristiwa Alam di Indonesia Untuk Siswa Kelas V SD. Kedua yaitu modul IPA Berbasis Eksperimen Materi Peristiwa Alam di Indonesia Untuk Siswa Kelas V SD efektif digunakan dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata hasil belajar siswa meningkat dari nilai rata-rata 65,60 menjadi 76,28. Kata kunci : Modul IPA, Berbasis Eksperimen, Materi Peristiwa Alam di Indonesia
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia, seperti yang telah kita ketahui bahwa mutu pendidikan sangat berpengaruh dalam membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Mengingat pentingnya pendidikan dasar di SD/MI, 1
diperlukan upaya peningkatan pendidikan dengan mengembangkan potensi siswa yang tidak terlepas dari peran guru sebagai tenaga pendidik. Guru dapat menggunakan bahan ajar yang berfungsi membantu mempermudah penyampaian suatu informasi terkait dengan materi yang disampaikan. Sehingga siswa lebih termotivasi belajar dan dapat menerima informasi yang disampaikan guru dengan baik, benar dan sistematis.
Menurut Ahmad Sudrajad (dalam Prastowo, 2011) bahan ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar yang saat ini digunakan siswa adalah buku paket yang didapatkan dari sekolah tanpa ada buku penunjang lainnya, buku paket kurang mencukupi kebutuhan belajar siswa karena materi yang kurang lengkap, kurangnya soal-soal latihan serta tampilan buku kurang menarik. Buku paket kurang efektif karena masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM pada mata pelajaran IPA. Modul pembelajaran IPA untuk siswa kelas V SD ini akan membuat siswa termotivasi belajar dan mudah memahami materi karena modul akan disajikan dengan tampilan menarik beserta gambar dan latihan-latihan soal. Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengembangakan bahan ajar untuk membantu siswa dalam mengingat dan memahami materi, salah satunya dengan Pengembangan Modul IPA Berbasis Eksperimen Materi Peristiwa Alam di Indonesia Untuk Siswa Kelas V SD. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan modul IPA Berbasis Eksperimen Materi Peristiwa Alam di Indonesia Untuk Siswa Kelas V SD? dan apakah modul IPA Berbasis Eksperimen Materi Peristiwa Alam di Indonesia efektif diterapkan pada siswa kelas V SD? Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan modul IPA Berbasis Eksperimen Materi Peristiwa Alam di Indonesia Untuk Siswa Kelas V SD serta mengetahui keefektifan modul IPA Berbasis Eksperimen Materi Peristiwa Alam di Indonesia Untuk Siswa Kelas V SD. Modul ini diharapkan dapat membantu siswa belajar secara mandiri maupun kelompok dan dapat digunakan oleh guru sebagai bahan ajar alternatif di kelas. Selain itu, model penyajian modul ini diupayakan memberi kemudahan fasilitas kepada siswa dalam memahami dan memperdalam materi yang dipelajari.
2
KAJIAN PUSTAKA Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan pengertian modul adalah program belajar mengajar yang dipelajari siswa dengan bantuan minimal dari guru yang meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai, materi pelajaran, alat untuk penilai, serta pengukur keberhasilan siswa dalam penyelesaian pelajaran. Prastowo (2011) juga berpendapat bahwa modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar secara mandiri dengan bimbingan minimal dari pendidik. Kesimpulan dari pengertian modul adalah suatu bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami sebagai sarana belajar yang berisi tujuan, materi latihan soal yang dapat digunakan siswa untuk belajar secara mandiri. Fungsi Modul menurut Prastowo (2011) adalah sebagai berikut: (1) sebagai bahan ajar mandiri; (2) pengganti fungsi pendidik; (3) sebagai alat evaluasi; (4) dan sebagai bahan rujukan bagi siswa. Tujuan dari penyusunan modul adalah sebagai berikut: (1) agar siswa dapat belajar secara mandiri dengan atau tanpa bimbingan pendidik; (2) agar peran pendidik tidak terlalu dominan dalam kegiatan pembelajaran; (3) melatih kejujuran siswa; (4) mengakomodasi tingkat kecepatan belajar siswa; (5) agar siswa mampu mengukur sendiri tingkat pengausaan materi yang telah dipelajari. Kegunaan modul dalam pembelajaran menurut Andriani (dalam Prastowo, 2011) adalah sebagai penyedia informasi dasar; sebagai bahan petunjuk bagi siswa; serta sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang komunikatif. Karakteristik modul menurut Nur Mohammad (dalam Prastowo, 2011) adalah modul dirancang dengan sistem pembelajaran mandiri; pembelajaran disusun secara urut dan sistematis; mengandung tujuan, kegiatan dan evaluasi; diupayakan dapat mengganti beberapa peran pendidik; cakupan bahasan terfokus dan terukur. Unsur modul menurut Surahman adalah sebagai berikut: Judul; petunjuk umum (kompetensi dasar, pokok bahasan, indikator pencapaian, referensi, lembar kegiatan siswa, petunjuk penggunaan, evaluasi); materi modul; dan evaluasi. Langkah-langkah penyusunan modul menurut Prastowo (2011), terdapat empat tahapan yang harus dilakukan. Adapun tahapannya meliputi: (1) Analisis Kurikulum, tahap analisis kurikulum bertujuan untuk menentukan materi apa saja yang membutuhkan bahan ajar. (2) Menentukan judul modul, judul yang akan digunakan dalam modul harus mengacu pada kompetensi dasar atau materi pokok yang ada di dalam kurikulum; (3) Penulisan Modul, 3
dalam penulisan modul ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya: (a) perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai, rumusan kompetensi dasar pada suatu modul adalah spesifikasi kualitas yang harus dimiliki oleh siswa setelah mereka berhasil menyelesaikan modul tersebut; (2) Penentuan alat evaluasi, evaluasi dapat langsung disusun setelah ditentukan kompetensi dasar yang akan dicapai; (3) Penyusunan materi, materi atau isi modul sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Materi dalam penyusunan modul dapat berasal dari sumber buku, internet, majalah atau jurnal penelitian; (4) Urutan pengajaran, urutan pengajaran diberikan dalam petunjuk menggunakan modul. Dengan adanya petunjuk tersebut, maka siswa tidak perlu banyak bertanya dan pendidik tidak terlalu banyak menjelaskan; (5) Struktur modul, struktur modul tergantung pada karakter materi yang disajikan, ketersediaan sumber daya dan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. Kelebihan modul bagi siswa menurut Hamdani (2011) diantaranya: siswa mendapat kesempatan untuk belajar secara mandiri; proses belajar menjadi lebih menarik; siswa memiliki kesempatan untuk mengekspresikan cara belajarnya. Sedangkan manfaat modul bagi guru diantaranya: Mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan buku, dapat memperluas wawasan, membantu membangun komunikasi yang efektif antara guru dan siswa. Modul juga memiliki beberapa kelemahan, seperti yang diungkapkan oleh Nasution (2010). Kesulitan dari siswa adalah siswa belum terbiasa belajar dengan menggunakan modul, siswa sudah terbiasa belajar dengan guru sebagai pusat pengetahuan. Sedangkan kesulitan bagi guru adalah saat menyiapkan modul, modul yang baik membutuhkan banyak waktu, guru membutuhkan keahlian dan keterampilan yang cukup, guru harus mampu menjawab semua pertanyaan dari siswa karena siswa mempelajari materi yang berbeda-beda. Metode pembelajaran eksperimen menurut Roestiyah N.K. (2008) adalah suatu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya, menuliskan hasil percobaan kemudian hasil pengamatan yang diperoleh disampaikan didepan kelas kemudian dilakukan evaluasi oleh guru. Bahri (2006) juga berpendapat bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Kesimpulan dari beberapa pendapat diatas, metode eksperimen merupakan suatu metode dimana siswa dilibatkan langsung untuk mengamati suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi pada suatu obyek dibawah bimbingan guru. Langkah-langkah pembelajaran eksperimen menurut Moedjiono (dalam Ernawati, 2007) langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran eksperimen adalah sebagai berikut: (1) Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen yang meliputi: menetapkan 4
kesesuaian metode terhadap tujuan yang akan dicapai, mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, mengadakan uji eksperimen untuk mengetahui proses dan hasilnya sebelum memberi tugas kepada siswa, menyediakan lembar kerja. (2) Melaksanakan pemakaian metode eksperimen yang meliputi: berdiskusi bersama tentang prosedur, peralatan dan bahan untuk melakukan eksperimen serta mencatat hal-hal yang perlu dicatat selama eksperimen, guru membantu, membimbing dan mengawasi eksperimen yang dilakukan oleh siswa. Siswa membuat kesimpulan dan menuliskan hasil eksperimen pada lembar kerja. (3) Tindak lanjut terhadap pemakaian metode eksperimen yang meliputi: mendiskusikan hambatan selama eksperimen berlangsung, membersihkan alat dan bahan setelah kegiatan eksperimen berakhir, dan evaluasi oleh guru terhadap eksperimen yang telah dilakukan Kelebihan metode pembelajaran eksperimen menurut Syaiful Sagala (2012) berpendapat kelebihan dari metode pembelajaran eksperimen diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Metode ini membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan hasil percobaannya sendiri; (2) Dapat mengembangkan sikap tentang sains dan teknologi; (3) Metode ini didukung oleh asas didaktik modern. Kekurangan metode pembelajaran eksperimen menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2010) adalah sebagai berikut: (1) metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi; (2) metode ini memerlukan banyak peralatan; (3) metode ini menuntut siswa untuk memiliki ketelitian dan keuletan; (4) setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada beberapa faktor yang berada diluar jangkauan kemampuan. Adapun karakteristik modul pembelajaran yang akan dikembangkan: Modul dikemas dengan gambar yang menarik perhatian siswa, menggunakan bahasa yang komunikatif, sehingga mudah dipahami siswa, materi mudah dipahami, pembelajaran disajikan dengan percobaan sederhana yang dibimbing oleh guru, sehingga siswa lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran sebagai tolok ukur kefektifan pembelajaran tersebut dapat diukur dari keberhasilan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2012) bahwa untuk mengetahui keefektifan pembelajaran harus dilaksanakan evaluasi. Keefektifan pembelajaran merupakan ukuran keberhasilan dari proses pembelajaran yang dilakukan, apakah tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai atau tidak. Keberhasilan
pencapaian
tujuan
belajar
dapat
diketahui
melalui
pelaksanaan
evaluasi/penilaian hasil belajar. Oleh karena itu, dalam penelitian ini keefektifan pembelajaran diukur dari hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan modul yang dikembangkan. 5
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau sering disebut juga dengan Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2009) penelitian R & D merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Subjek Penelitian ini adalah guru kelas V SD Negeri 03 Tunjungan dan siswa kelas V SD Negeri 03 Tunjungan Kabupaten Blora. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain model pengembangan menurut Borg and Gall yang telah disederhanakan oleh Sukmadinata (2012). Desain pengembangan ini meliputi: Studi pendahuluan, pengembangan, uji coba dan produk akhir. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang berorientasi pada pengembangan modul IPA berbasis eksperimen materi Peristiwa Alam di Indonesia untuk kelas V SD semester II. Keberhasilan penggunaan modul yang dikembangkan dapat dilihat dari keefektifan pembelajarannya. Keefektifan pembelajaran dilihat dari perolehan skor hasil belajar siswa dalam ranah kognitif yang dapat dilihat berdasarkan KKM yang telah ditentukan. Desain model pengembangan menurut Borg and Gall yang telah disederhanakan oleh Sukmadinata dalam bukunya metode penelitian pendidikan (2012), secara garis besar langkah dari penelitian pengembangan meliputi: (1) Tahap studi pendahuluan, dimana tahap studi pendahuluan merupakan tahapan awal dalam penelitian pengembangan. Tahap ini terdiri dari dari dua langkah diantaranya adalah studi kepustakaan dan studi lapangan; (2) tahap pengembangan, tahap pengembangan dimulai dari membuat draft produk awal yang meliputi penentuan judul modul sampai tahap penulisan modul. draf produk awal modul pembelajaran dibuat sesuai dengan konsep pembelajaran IPA dengan metode eksperimen berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan. Draf produk yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh pakar, yakni pakar materi dan pakar kegrafikan. Hasil dari validasi akan digunakan sebagai masukan untuk merevisi draft produk awal; (3) tahap uji coba, setelah draft modul direvisi maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba terbatas yang melibatkan satu SD, yakni siswa kelas V SD Negeri 03 Tunjungan dengan jumlah 25 siswa. Dalam uji coba ini, guru beserta siswa menilai kualitas dari modul yang telah dikembangkan. Hasil penilaian guru dan siswa dijadikan sebagai dasar untuk merevisi produk; (4) produk akhir, produk akhir dari pengembangan modul merupakan hasil akhir revisi produk setelah diuji cobakan secara terbatas di SD negeri 03 Tunjungan. 6
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Teknik tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda. Tes tertulis dilakukan untuk melihat keefektifan modul yang telah dikembangkan. Sedangkan teknik non tes yang digunakan adalah wawancara, angket dan observasi. Wawancara dilakukan untuk melihat bagaimana tanggapan guru terhadap buku yang telah disediakan oleh pemerintah. Angket digunakan untuk mengetahui kualitas modul pembelajaran yang telah dibuat. Angket diberikan kepada pakar materi dan pakar kegrafikan sebelum dilakukan uji coba. Angket juga diberikan kepada guru dan siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan modul. Sedangkan observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana guru dan siswa melakukan pembelajaran menggunakan modul yang telah dikembangkan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di SD Negeri 03 Tunjungan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2015/2016. Modul yang telah dibuat merupakan modul yang dikembangkan dari satu Kompetensi Dasar sehingga uji coba terbatas dilakukan selama 2 kali pertemuan dimana 1 kali pertemuan untuk pembelajaran 1 dan 1 kali pertemuan untuk melakukan pembelajaran 2 dan evaluasi. Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 22 April 2016, sedangkan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 April 2016. Data Hasil Penelitian diperoleh dari: (1) Data hasil validasi pakar, tahap validasi pakar diminta untuk memberikan saran perbaikan, pakar juga diminta untuk mengisi angket. Angket yang diberikan kepada pakar berisi tentang butir-butir penilaian yang dirangkum menjadi beberapa indikator penilaian. Hasil validasi pakar materi dapat dilihat pada tabel berikut.
No.
Indikator
Rata-rata
Kategori
1.
Kesesuaian Materi dengan SK dan KD
3,00
Cukup sesuai
2.
Keakuratan Materi
3,40
Sesuai
3.
Kemuktahiran Materi
4,00
Sesuai
4.
Mendorong Keingintahuan
4,00
Sesuai
3,60
Sesuai
Rata-rata Keseluruhan
Tahap validasi selain dari materinya, divalidasi pula dari segi kegrafikannya. Hasil validasi oleh pakar kegrafikan dapat dilihat pada tabel berikut.
7
Indikator
No.
Rata-rata
Kategori
1.
Ukuran atau format buku
4,00
Sesuai
2.
Desain sampul modul (cover)
4,00
Sesuai
3.
Desain isi modul
4,00
Sesuai
4,00
Sesuai
Rata-rata Keseluruhan
(2)
Data Hasil Respon Guru dan Siswa, setelah pembelajaran dilaksanakan, guru dan
siswa memberikan respon terhadap modul yang telah dikembangkan. Hasil dari angket respon guru terhadap modul pembelajaran yang telah dikembangkan dapat dilihat dalam tabel berikut. No. 1.
Indikator
Skor
Kategori
Pembelajaran dengan menggunakan modul
5,00
Sangat setuju
lebih mudah 2.
Modul sangat membantu dalam pembelajaran
4,00
Setuju
3.
Pembelajaran dengan menggunakan modul
4,00
Setuju
5,00
Sangat setuju
5,00
Sangat setuju
3,00
Cukup setuju
4,00
Setuju
4,00
Setuju
4,25
Sangat setuju
membantu siswa untuk belajar secara mandiri 4.
Pembelajaran dengan menggunakan modul membantu siswa dalam memahami materi yang disajikan
5.
Pembelajaran dengan menggunakan modul membantu siswa menjadi lebih aktif dan kreatif
6.
Pembelajaran dengan menggunakan modul meningkatkan tanggung jawab siswa
7.
Pembelajaran dengan menggunakan modul dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa
8.
Pembelajaran dengan menggunakan modul membuat evaluasi lebih mudah Rata-rata Keseluruhan
Siswa juga memberikan respon terhadap modul yang telah dikembangkan. Modul ini telah direspon oleh 25 siswa. Rata-rata hasil dari respon siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
8
No.
Indikator
Skor
Kategori
1.
Modul ini membuatku lebih semangat belajar
5,00
Sangat setuju
2.
Isi
4,76
Sangat setuju
4,76
Sangat setuju
5,00
Sangat setuju
mudah
5,00
Sangat setuju
6.
Kalimat-kalimat dalam modul mudah dipahami
4,72
Sangat setuju
7.
Soal-soal dalam modul membantuku menguasi
4,68
Sangat setuju
4,84
Sangat setuju
modul
sesuai
lingkungan
sekitarku,
membuatku lebih mudah memahami materi 3.
Gambar-gambar di dalam modul membuatku lebih mudah memahami materi
4.
Kegiatan belajar dalam modul membuatku semakin aktif dalam belajar
5.
Petunjuk-petunjuk
dalam
modul
dipahami
materi yang telah dibahas Rata-rata Keseluruhan
(3) Data hasil belajar, data hasil belajar terdiri dari data hasil pretest dan posttest. Data dari hasil tes tersebut disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dengan tujuan untuk mempermudah dalam membuat interval kelas. Sturges dalam Sugiyono (2013) menunjukkan cara menghitung jumlah kelas interval adalah sebagai berikut. K
= 1+ 3,3 log n
Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1 Panjang kelas = rentang : jumlah kelas Keterangan K
= Jumlah kelas interval
n
= banyaknya data Data hasil pretest diolah berdasarkan rumus yang telah disajikan, sehingga didapatkan
hasil perhitungan sebagai berikut. K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 25 = 1 + 3,3 x 1,397 = 1 + 4,61 = 5,61 = 5 atau 6 9
Sedangkan rentang data dihitung dengan rumus sebagai berikut. Rentang data = data terbesar – data terkecil + 1 = 87 – 47 + 1 = 41 Panjang kelas = rentang : jumlah kelas = 41 : 5 = 8,2 = 8 atau 9 Hasil dari perhitungan tersebut kemudian data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi menggunakan 6 kelas dengan panjang kelas 9. Tabel distribusi frekuensi hasil pretest dapat dilihat pada tabel berikut ini. Kelas Interval
Frekuensi (f)
Persentase
41 – 50
3
12%
51 – 60
7
24%
61 – 70
5
20%
71 – 80
8
32%
81 – 90
2
8%
91 – 100
0
0%
Data hasil posttest juga diolah berdasarkan rumus yang telah disajikan, sehingga didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut. K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 25 = 1 + 3,3 x 1,397 = 1 + 4,61 = 5,61 = 5 atau 6
Sedangkan rentang data dihitung dengan rumus sebagai berikut. Rentang data = data terbesar – data terkecil + 1 = 100 – 47 + 1 = 54 Panjang kelas = rentang : jumlah kelas = 54 : 6 =9
10
Hasil dari perhitungan tersebut, data dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi menggunakan 6 kelas dengan panjang kelas 9. Tabel distribusi frekuensi hasil pretest dapat dilihat pada tabel berikut ini. Kelas Interval
Frekuensi (f)
Persentase
41 – 50
0
0%
51 – 60
4
16%
61 – 70
3
12%
71 – 80
10
40%
81 – 90
6
24%
91 - 100
2
8%
Data Deskriptif Hasil Pretest dan Posttes menampilkan nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum), rata-rata (mean) skor hasil pretest daan posttest. Data deskriptif ini diolah dengan bantuan SPSS 16,0 for windows yang disajikan dalam tabel berikut ini. Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Pretest
25
47
87
65.60
11.965
Posttest
25
53
100
76.28
12.123
Valid N (listwise)
25
Tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai terendah dari pretest adalah 47 dan nilai tertinggi adalah 87 dengan rata-rata 65,60. Sedangkan nilai terendah dalam posttest adalah 53 dan nilai tertinggi adalah 100 dengan rata-rata 76,28. Data ketuntasan hasil pretest dan posttest dimana nilai KKM yang ditetapkan sebesar 60, data ketuntasan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Ketuntasan
Pretest
Posttest
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
Tuntas
15
60%
21
84%
Tidak Tuntas
10
40%
4
16%
Tabel diatas dapat diketahui bahwa saat dilakukan pretest jumlah siswa memperoleh nilai di atas 60 sebanyak 15 siswa atau 60% dan yang memperoleh nilai di bawah 60 sebanyak 10 siswa atau 40%. Sedangkan saat dilakukan posttest jumlah siswa yang 11
memperoleh nilai di atas 60 sebanyak 21 siswa atau 84% dan yang memperoleh nilai di bawah 60 adalah 4 siswa atau 16%.
SIMPULAN DAN SARAN Hasil
dari penelitian dan pembahasan, dapat ditarik simpulan antara lain: (1)
penyusunan modul IPA menggunakan jenis penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu. Proses penyusunan modul ini menggunakan model pengembangan Borg and Gall (dalam Sukmadinata, 2011). Prosedur penelitiannya meliputi tahap studi pendahuluan, pengembangan, uji coba dan produk akhir. Hasil akhir dari penelitian pengembangan ini adalah Modul IPA Berbasis Eksperimen materi Peristiwa Alam di Indonesia untuk siswa kelas V SD; (2) Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa modul IPA Berbasis Eksperimen Materi Peristiwa Alam di Indonesia Untuk Siswa Kelas V SD efektif digunakan dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata hasil belajar siswa meningkat dari nilai rata-rata 65,60 menjadi 76,28. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan modul IPA berbasis eksperimen materi Peristiwa Alam di Indonesia untuk siswa kelas V SD. Modul yang telah dikembangkan ini digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar. Agar pembelajaran dengan modul lebih efektif, maka perlu adanya perbaikan pada beberapa bagian modul, diantaranya: (1) pada bagian petunjuk penggunaan modul, sebaiknya pada bagian judul materi yang akan dipelajari lebih diperbesar agar terlihat lebih jelas dan mempermudah pemahaman siswa; (2) sebaiknya ditambahkan materi tentang tindakan apa saja yang harus dilakukan pada saat peristiwa alam terjadi, agar siswa dapat mengetahui tindakan yang tepat saat peristiwa alam terjadi didaerah mereka; (3) Pada materi percobaan membuat banjir, sebaiknya percobaan yang dilakukan sesuai dengan penyebab banjir yang ditemui siswa dalam kehidupan seharihari.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. http://winarno.staff.iainsalatiga.ac.id (2 Maret 2016). Bahri, Syaiful D. Dan Azwan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Dahlan, Ahmad. 2014. Pengertian http://eurekapendidikan.com
dan 12
Peranan
Metode
Experimen.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: Diva Press . 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. . 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
13