PENGEMBANGAN MINI-CHEM BOOK BERORIENTASI SETS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERKAIT KOMPETENSI LARUTAN PENYANGGA skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
oleh Nor Harisah 4301410039
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO 1.
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (Q.S Al-Insyirah : 5-6)
2.
Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan itu adalah untuk dirinya sendiri. (Q.S Al-Ankabut: 6)
3.
Optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar.
PERSEMBAHAN 1. Bapak dan Ibu tercinta, serta keluargaku atas doa yang tak pernah putus, dukungan dan semangat yang selalu tercurah untukku. 2. Sahabat-sahabatku Yan Sandi Nurfitrasari, Deni Ardiyanti, Dwi Anita Sari, Afrilia Mada, Rizqiatun Nikmah dan sahabatku di PGSBI Chemist Education 2010 yang selalu mengajarkan arti persahabatan. 3. Sahabat-sahabat Kost Dinasti dan extraordinary people, serta sahabat Orienka thanks for all happiness moments. 4. Seluruh Civitas Akademica Jurusan Kimia Unnes 5. Dan semuanya yang telah memberikan motivasi dan menemani tiap langkah penelitian ini.
iv
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengembangan Mini-chem Book berorientasi SETS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa terkait Kompetensi Larutan Penyangga.” Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan FMIPA UNNES yang telah memberikan izin penelitian. 2. Ketua Jurusan Kimia yang telah memberikan izin penelitian. 3. Ibu Dra. Woro Sumarni, M.Si, sebagai dosen pembimbing yang telah tulus dan sabar membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Ersanghono Kusuma, M.S. dan Bapak Prof. Drs. Achmad Binadja, Apt., Ph.D, sebagai dosen penguji. 5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia yang telah memberikan bekal kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Kepala SMA N 1 Pati yang telah memberikan ijin penelitian. 7. Ibu Rinsana Dewi, S.Pd dan Ibu Pudji Utami, S.Pd, sebagai guru kimia SMAN 1 Pati yang telah membantu dan memberikan arahan kepada peneliti dalam melakukan penelitian. 8. Ibu Galuh sebagai teknisi laboratorium yang telah membantu jalannya praktikum.
v
9. Siswa-siswa SMA N 1 Pati, khususnya kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 yang telah membantu kesuksesan jalannya penelitian. 10. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan masukan-masukan dalam menyusun skripsi ini. 11. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca demi kebaikan di masa yang akan datang.
Semarang, 4 Juni 2014 Penulis
vi
ABSTRAK Harisah, Nor. 2014. Pengembangan Mini-chem Book Berorientasi SETS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa terkait Kompetensi Larutan Penyangga. Skripsi. Jurusan Kimia., Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Woro Sumarni, M.Si. Kata kunci: hasil belajar; SETS; mini-chem book Buku merupakan bahan ajar yang berisi informasi positif untuk menuntun siswa berpikir, bersikap, dan menjadi bagian penting dalam pembelajaran di sekolah. Pada umumnya isi buku ajar berorientasi pada bahan pelajaran yang formal sehingga menjejali siswa dengan konsep-konsep yang harus dihafal, dan tidak mengajak siswa untuk menemukan makna serta keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan bermasyarakat. Sebagian besar buku ajar juga berukuran besar, memuat sedikit gambar, dan tidak berwarna sehingga bagi siswa buku tersebut tidak menarik. Hal inilah yang membuat minat baca siswa menjadi rendah dan berdampak pada ketuntasan hasil belajar siswa Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kelayakan mini-chem book berorientasi SETS (2) mengetahui pengaruh penggunaannya terhadap peningkatan hasil belajar siswa, (3) mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan mini-chem book. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Validasi desain mini-chem book dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui tingkat kevalidan sebelum produk tersebut ditujukan pada siswa. Uji skala produk skala kecil dilakukan terhadap 10 siswa kelas XI. Uji coba skala besar mengambil XI IPA 2 sebagai kelas uji coba 1 yang menggunakan mini-chem book dalam pembelajaran dan XI IPA 3 sebagai kelas uji coba 2 yang tidak menggunakan mini-chem book dalam pembelajaran. Hasil pengembangan mini-chem book dinyatakan valid dengan kategori sangat baik dan sangat layak diterapkan. Perhitungan N-gain dari kelas uji coba 1 sebesar 0,62, sedangkan kelas uji coba 2 sebesar 0,40. Hasil uji thitung (7,59) lebih dari tkritis (1,67). Hasil tersebut menunjukkan pembelajaran menggunakan mini-chem book memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar. Rata-rata nilai afektif kelas uji coba 1 sebesar 96%, sedangkan kelas uji coba 2 sebesar 89%. Rata-rata nilai psikomotorik kelas uji coba 1 sebesar 92% dan kelas uji coba 2 sebesar 91%. Hasil keseluruhan nilai aspek afektif dan psikomotorik kelas uji coba 1 lebih besar daripada kelas uji coba 2. Hasil angket respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan mini-chem book positif dengan 23 siswa memberi tanggapan baik dari jumlah 31 siswa.
vii
ABSTRACT Harisah, Nor. 2014. Developing SETS-Oriented Mini-chem Book to Improve Student Learning Outcome Related to The Competence of Buffer Solution. Final Project. Chemistry Department. Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University. Advisor Dra. Woro Sumarni, M.Si. Keyword: learning outcome; SETS; Mini-chem book Book is defined as a learning material that contains positive information as student guidance of thinking, behaving, and become an important part of learning at school. Generally, the content of a learning book is concept oriented which tends to force the students to memorize such concepts of science, and the reader cannot find the meaning and relevance with environment, technology, and society. Moreover, since most of learning books have a large size with a few picture, and colorless font and page, they are uninteresting for students. The circumtance leads to a decrease in students’ reading interest which unfortunately impacts to their learning outcomes completeness. This research aims to (1) knowing the feasibility of SETS-oriented mini-chem book (2) knowing the improvement of student’s learning outcomes (3) knowing the students’ response to the learning process using mini-chem book. This research is study of Research and Development (R&D). Mini-chem book design has been validated by the expert to know the level of validity before the product is used by the students. The small-scale test was done using 10 students of XI grade. The large-scale test took XI-Science 2 as 1st experiment group that using mini-chem book on learning and XI-Science 3 as 2nd experiment group that not using mini-chem book on learning. The development result of mini-chem book was declared valid with very good category and very feasible. N-gain calculation from 1st experiment group is 0,62, while 2nd experiment group is 0,40. The tcount (7,59) more than tcritic (1,67). This result show that learning with mini-chem book gives a positive effect to the learning outcome. Affective average value of 1st experiment group is 96%, while 2nd experiment have affective average value 89%. psychomotor average value of 1st experiment group is 92%, while 2nd experiment have psychomotor average value 91%. The total score for both affective and psychomotor aspects of 1st experiment group was greater than 2nd experiment group. The students response is positive with 23 out of 31 students gave a good response for learning with minichem book.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i PERNYATAAN ............................................................................................ ii PENGESAHAN ............................................................................................. iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv PRAKATA ..................................................................................................... v ABSTRAK ..................................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 8 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Kimia.................................................................. 9 2.2 Implementasi Kurikulum 2013 ................................................. 13 2.3 Model Penelitian dan Pengembangan ....................................... 15 2.4 Peran Bahan Ajar dalam Pembelajaran Sains (Kimia) ............. 17 2.5 Pengembangan Bahan Ajar Buku ............................................. 18 2.6 Science, Environment, Technology, and Society (SETS) ......... 21 2.7 Kespesifikan Mini-chem book yang Dikembangkan ................ 24 2.8 Kerangka Berpikir .................................................................... 27 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 28 3.2 Objek Penelitian........................................................................ 28 3.3 Model Penelitian ....................................................................... 28 3.4 Sampel Uji Coba Skala Kesil dan Skala Besar ......................... 29 3.5 Prosedur Penelitian ................................................................... 29 3.6 Tahap Pendefinisian.................................................................. 30 3.7 Tahap Rancangan...................................................................... 34 3.8 Tahap Pengembangan ............................................................... 34 3.9 Metode Pengumpulan Data....................................................... 37 3.10 Instrumen Penelitian ................................................................. 38 3.11 Analisis Data ............................................................................. 39
ix
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 53 4.2 Hasil Pengembangan ............................................................... 55 4.3 Pembahasan ............................................................................. 85 5 PENUTUP 5.1 Simpulan ........................................................................................ 99 5.2 Saran ........................................................................................... 100 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 101 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 106
x
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Kriteria Bahan Ajar Mini-chem Book ...................................................... 39 3.2 Kriteria Penilaian Daya Beda ................................................................... 42 3.3 Kriteria Validasi Penilaian Lembar Observasi Afektif dan Psikomotorik 44 3.4 Kriteria Penilaian Reliabilitas .................................................................. 45 3.5 Kriteria Penilaian Respon Siswa dan guru terhadap Mini-chem Book .... 47 3.6 Kategori Penilaian Tiap Aspek Lembar Respon Siswa dan Guru ........... 47 3.7 Kriteria Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik ..................................... 50 3.8 Kriteria Rata-Rata tiap aspek lembar afektif dan psikomotorik .............. 51 3.9 Kriteria Deskriptif Presentase Kelayaakn Mini-Chem Book................... 52 4.1 Karakter Silabus Hasil Pengembangan .................................................... 58 4.2 Karakter Indikator Kognitif pada RPP ..................................................... 60 4.3 Karakter Indikator Afektif pada RPP ....................................................... 62 4.4 Karakter Kegiatan Pembelajaran pada RPP ............................................. 63 4.5 Karakter keterkaitan Unsur SETS dalam Bahan Ajar .............................. 66 4.6 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penilaian Tes .................................... 72 4.7 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penilaian Non Tes ............................ 72 4.8 Contoh Saran Perbaikan terhadap Mini-chem Book ................................ 73 4.9 Rata-rata Hasil Validasi Aspek Kelayakan Isi, Kebahasaan, dan Penyajian dalam Mini-chem Book ............................................................................. 76 4.10 Perolehan Nilai Pretest dan Postest Kelas Uji Coba 1 dan 2 .................. 77 4.11 Perolehan Hasil N-Gain Kelas Uji Coba 1 dan 2 ..................................... 78 4.12 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Postest kelas uji coba 1 dan 2 .... 78 4.13 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Satu Pihak Kanan Data Postest ............... 79 4.14 Rata-rata Nilai Tiap Aspek Afektif Pada Kelas Uji Coba 1 dan 2 ........... 79 4.15 Rata-rata Nilai Aspek Psikomotorik Pada Kelas Uji Coba 1 dan 2 ......... 81 4.16 Respon Siswa pada Uji Coba Skala Kecil ............................................... 82 4.17 Respon Siswa Kelas XI IPA 2 pada Uji Coba Skala Besar ..................... 83 4.18 Respon Guru pada Uji Coba Skala Besar di Kelas XI IPA 2 .................. 84
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Ranah Belajar pada Kurikulum 2013 ......................................................... 13 2.2 Bagan Kerangka Berpikir .......................................................................... 28 3.1 Diagram Alir Pengembangan Mini-chem Book ......................................... 30 4.1 Halaman Depan Mini-chem Book .............................................................. 53 4.2 Contoh ilustrasi Gambar dalam Mini-chem Book ...................................... 55 4.3 Contoh Penerapan Aspek Karakter Silabus dalam Mini-chem Book ......... 59 4.4 Contoh Penerapan Karakter dari RPP dalam Mini-chem Book.................. 61 4.5 Contoh Penugasan Soal pada Kegiatan Pembelajaran dalam RPP ............ 64 4.6 Keterkaitan unsur SETS ............................................................................. 65 4.7 Keterkaitan SETS dalam Alat Evaluasi Kognitif ....................................... 69 4.8 Fisik dan Karakter Alat Evaluasi Non Tes................................................. 71 4.9 Diagram Batang Nilai Pretest, Posttest, dan N-gain Dua Kelas Uji Coba 88 4.10 Diagram Batang Aspek Afektif Tiap Karakter ........................................ 90 4.11 Diagram Batang Aspek Psikomotorik Tiap Karakter .............................. 92 4.12 Diagram Batang Butir Angket Respon Siswa .......................................... 95
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 Kisi – kisi Soal Uji Coba .......................................................................... 106 2 Instrumen Kognitif (Soal) ......................................................................... 107 3 Analisis Uji Coba Soal ............................................................................... 113 4 Tabulasi Hasil Uji Coba Soal Pilihan ........................................................ 114 5 Soal Pretest ................................................................................................ 115 6 Soal Postest ............................................................................................... 119 7 Uji N-gain .................................................................................................. 124 8 Uji Kesamaan Dua Varians ........................................................................ 126 9 Uji Perbedaan Rata-rata (Uji Satu Pihak Kanan) ....................................... 127 10 Analisis Hasil Belajar Afektif .................................................................... 129 11 Analisis Hasil Belajar Psikomotorik .......................................................... 133 12 Reliabilitas Lembar Observasi Afektif ...................................................... 137 13 Reliabilitas Lembar Observasi Psikomotorik ............................................ 140 14 Hasil Analisis Angket Respon Siswa Kelas Besar, Kecil, dan Guru ......... 143 15 Reliabilitas Angket Respon Siswa ............................................................ 148 16 Silabus ........................................................................................................ 150 17 RPP ........................................................................................................... 153 18 Hasil Validasi Mini-Chem Book ................................................................ 191 19 Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 193
xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu persoalan yang masih banyak terjadi dalam proses belajar mengajar adalah ketika guru hanya menjelaskan dengan metode ceramah pada siswa, sehingga siswa hanya mendengarkan dan cenderung kurang kreatif. Qomar (2012:73) menyatakan bahwa guru yang memerankan dirinya sendiri sebagai aktor tunggal menjadikan ia sendiri yang pintar, sedangkan siswa menjadi pelaku yang pasif. Guru yang awalnya sebagai sumber belajar, pada saat ini seharusnya mengarah sebagai fasilitator yang mampu mengusahakan sumber belajar untuk menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar. Hal ini menuntut kehadiran sebuah bahan ajar agar menjembatani permasalahan keterbatasan kemampuan daya serap siswa dan keterbatasan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Selain itu, kehadiran bahan ajar dapat berguna untuk memahami dan memberikan perlakuan sesuai dengan karakteristik siswa secara individual, menjembatani persoalan rendahnya aktualisasi diri siswa, sehingga materi-materi yang kurang dipahami dapat dieksplorasi kembali melalui bahan ajar (Lestari, 2013). Berdasarkan hasil monitoring, supervisi, dan evaluasi keterlaksanaan KTSP Tahun 2009 yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan SMA, ditemukan bahwa masih banyak guru yang belum mampu mengembangkan bahan ajar secara
1
2
mandiri. Data survei peneliti di sekolah menunjukkan bahwa masih jarang guru yang menulis bahan ajar sendiri. Guru lebih banyak mengandalkan buku paket atau bahan ajar yang disusun oleh guru lain. Sementara itu, dalam realitas pendidikan di lapangan, banyak pendidik yang masih menggunakan bahan ajar yang konvensional, yaitu bahan ajar yang tinggal pakai. Oleh karena itu, bahan ajar menjadi tidak kontekstual, tidak menarik, monoton, dan tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Seorang pendidik dituntut kreativitasnya untuk mampu menyusun bahan ajar yang inovatif, variatif, menarik, kontekstual, dan sesuai dengan tingkat kebutuhan peserta didik . Apabila hal tersebut terpenuhi, maka pembelajaran akan lebih menarik dan mengesankan bagi siswa. Dengan kondisi pembelajaran yang menyenangkan, secara otomatis dapat memicu terjadinya proses pembelajaran yang efektif (Prastowo, 2012). Kondisi lain yang mendukung pentingnya bahan ajar adalah relevansi dengan kebutuhan dan kondisi siswa saat ini. Hal ini juga akan berpengaruh pada proses pembelajaran dan hasil belajar yang ingin dicapai. Selain itu, Usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan bahan ajar yang disesuaikan denagn kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi, yang menyatukan aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan pengamatan sikap (attitude). Untuk pelaksanaan penyusunannya, kurikulum 2013 adalah bagian dari kelanjutan pengembangan Kurikulum berbasis Kompetensi (KBK) dengan
3
mencakup 3 kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) secara terpadu (Kemendikbud, 2013). Bahan
ajar
adalah
sarana
pembelajaran
yang
berisikan
materi
pembelajaran, metode, batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo & Jasmadi, 2008:40). Dalam usaha ketercapaian kompetensi oleh siswa, maka bahan ajar yang dipakai adalah bahan ajar berbasis kompetensi. Oleh karena itu, kurikulum 2013 dipakai dalam penyusunan bahan ajar. Sumber belajar yang paling sering digunakan oleh siswa dan guru adalah buku pelajaran (Adisendjaja dan Romlah, 2007). Buku pelajaran ini biasanya cenderung berukuran besar dan susah untuk dibawa kemanapun, selain itu buku pelajaran kebanyakan berisi bacaan yang terlalu panjang pada setiap halamannya dan gambar yang sedikit sehingga kurang menarik. Maka dari itulah minat baca siswa terhadap buku pelajaran menjadi rendah. Dan nantinya akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Ada banyak faktor yang menyebabkan kemampuan membaca anak-anak Indonesia tergolong rendah. Salah satunya yaitu ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya buku-buku bacaan yang bermutu. Dan banyaknya keluarga di Indonesia yang belum mentradisikan kegiatan membaca. Padahal jika ingin menciptakan anak-anak yang memiliki pikiran luas dan baik akhlaknya, mau tidak mau kegiatan membaca perlu ditanamkan sejak dini (Darlius, 2010: 66-67).
4
Bahan ajar yang dikembangkan melalui penelitian ini bernama mini chemistry book atau disebut mini-chem book. Bahan ajar ini berbeda dari yang biasa dipakai karena berukuran kecil sehingga mudah di bawa kemanapun dan berisi uraian bacaan yang relatif pendek pada setiap halamannya. Selain itu, buku ini dilengkapi dengan tampilan yang menarik dengan berisi banyak gambar dan warna. Siswa cenderung menyukai bacaan yang menarik dengan sedikit uraian dan banyak gambar atau warna (Wardhani, 2012). Gambar dapat meningkatkan minat baca karena gambar dapat membantu pembaca berimajinasi. Imajinasi dapat membantu seseorang meningkatkan kinerja ingatannya (Suharnan, 2005) dan membantu mengingat kata-kata verbal (Slavin, 2012). Penelitian sebelumnya telah dilaksanakan oleh Wahyudi (2009) mengenai pemberian pop quiz dan penggunaan media buku saku yang berorientasi SETS di SMA Negeri 1 Ungaran dan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Selain itu, penelitian juga telah dilakukan oleh Kusnadi (2010) mengenai pembelajaran dengan menggunakan media Chem-mini book berorientasi CEP dalam pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan efektif terhadap hasil belajar siswa. Pada pembelajaran kimia terutama materi larutan penyangga erat kaitannya dengan peristiwa di kehidupan sehari-hari siswa sehingga di harapkan setelah mempelajari materi ini siswa dapat menerapkannya dalam pemecahan masalah secara kontekstual. Berdasarkan observasi awal di SMA Negeri 1 Pati, bahan ajar yang dipakai oleh siswa adalah bahan ajar yang biasa beredar dipasaran. Bahan ajar ini
5
susah dibawa kemana-mana karena isinya yang tebal, cenderung monoton, kurang gambar, dan materi yang kurang ringkas, sehingga siswa susah memahami materi. Serta isi materi lebih terpaku pada toeri-teori dan tidak ada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan keterkaitan dalam bidang yang lain, sehingga siswa sulit untuk memahami konsep kimia yang bersifat abstrak. Mata pelajaran kimia diklasifikasikan sebagai mata pelajaran yang cukup sulit bagi sebagian siswa SMA/MA (Supardi dan Indraspuri, 2010: 574). Selain itu, siswa menganggap penjelasan materi di kelas terlalu cepat, sehingga siswa sulit untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Maka dari itu, bahan ajar seperti mini-chem book di harapkan menjadi salah satu komponen penting dalam pembelajaran siswa. Dengan adanya minichem book siswa dapat mempelajari sendiri materi yang belum di mengerti di dalam maupun di luar kelas. Berdasarkan hasil observasi oleh Binadja (2006:21) terhadap contohcontoh bahan pembelajaran kimia dalam bentuk buku maupun dalam bentuk bahan lain yang layak di kategorikan untuk keperluan pembelajaran kimia, dapat diketahui bahwa belum ada bahan pembelajaran dalam bentuk teks yang sepenuhnya bervisi dan berpendekatan SETS (Science, Environment, Technology and society) yang di gunakan untuk pembelajaran di SMA. Selain siswa dapat menggunakan buku teks kimia SMA, Mini-chem book berorientasi SETS dapat menjadi salah satu bahan ajar dalam pembelajaran kimia di kelas dan di pelajari siswa secara mandiri di luar kelas. Maka dari itu Minichem book berisi materi pokok larutan penyangga dan materi larutan penyangga
6
yang dikaitkan dengen SETS dan dikemas secara menarik dengan gambar atau ilustrasi supaya menarik minat siswa untuk belajar. Dipilih materi larutan penyangga karena pada materi ini banyak sekali penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan dan banyak juga keterkaitannya dalam lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Sedangkan dalam bahan ajar yang dipakai siswa belum ada penjabaran penerapan dan keterkaitannya seperti pada mini-chem book. Visi SETS (Science, Environment, Technology and Society) merupakan cara pandang ke depan yang membawa ke arah pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam kehidupan ini mengandung aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai satu kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik (Binadja, 2006). Mini-chem book digunakan untuk memotivasi siswa dalam belajar dan penggunaan visi SETS dalam buku ini bertujuan untuk memberikan makna dari setiap materi yang diberikan kepada siswa dan merangsang siswa agar siswa aktif mencari sumber-sumber belajar yang baru, baik melalui internet, artikel/koran, majalah atau yang lainnya. Dengan
dasar
pertimbangan
tersebut
sangat
dimungkinkan
“Pengembangan Mini-chem Book berorientasi SETS untuk meningkatkan hasil belajar
siswa
terkait
kompetensi
larutan
permasalahan-permasalahan yang muncul diatas.
penyangga”
untuk
mengatasi
7
1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Seberapa valid mini-chem book berorientasi SETS terkait kompetensi larutan penyangga layak/valid? 2. Apakah mini-chem book berorientasi SETS yang digunakan dalam pembelajaran berpengaruh pada hasil belajar siswa terkait kompetensi larutan penyangga? 3. Bagaimana tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran menggunakan mini-chem book berorientasi SETS yang telah dikembangkan? 4. Apa kelebihan dan kelemahan penggunaan mini-chem book berorientasi SETS dalam pembelajaran larutan penyangga?
1.3 TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini memiliki tujuan antara lain sebagai berikut: 1. Mengetahui kelayakan mini-chem book berorientasi SETS terkait kompetensi larutan penyangga. 2. Mengetahui pengaruh penggunaan mini-chem book berorientasi SETS dalam peningkatan hasil belajar siswa terkait kompetensi larutan penyangga. 3. Mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran menggunakan mini-chem book berorientasi SETS. 4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan yang diperoleh dalam penggunaan minichem book dalam pembelajaran larutan penyangga.
8
1.4 MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat secara teoritis dan praktis yaitu: 1. Secara Teoritis Dengan adanya pengembangan mini-chem book diharapkan menambah variasi bahan ajar yang dapat dipakai siswa dalam pembelajaran dan menambah pengetahuan khususnya tentang keterkaitan unsur SETS (Science, Environment, Technology, and Society) dengan konsep materi dalam ilmu kimia. 2. Secara Praktis 1. Bagi peserta didik Peserta didik dengan mandiri dapat mempelajari mini-chem book berorientasi SETS yang telah dikembangkan dan diharapkan dapat memaksimalkan hasil belajar dan adanya mini-chem book dapat menjadi penunjang dalam pembelajaran peserta didik ketika membahas materi tentang larutan penyangga dan keterkaitannya dalam unsur SETS. 2. Bagi Guru Mini-chem book berorientasi SETS sebagai bahan ajar dapat membantu guru dalam proses pembelajaran kepada peserta didik mengenai materi larutan penyangga dan keterkaitan materi larutan penyangga dalam unsur SETS.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Kimia Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan belajar dilakukan oleh siswa sebagai peserta didik. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Definisi lain dari pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik secara langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar maupun secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan media pembelajaran (Rusman, 2011: 134). Pembelajaran menurut Mulyasa (2006: 255) pada hakekatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran kimia tidak lepas dari pengertian pembelajaran dan pengertian ilmu kimia itu sendiri. Kimia sebagai proses diartikan sebagai kerja ilmiah, sedangkan kimia sebagai produk diartikan sebagai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori (Soekardjo dan Lis, 2009: 2). Mata pelajaran kimia diklasifikasikan sebagai mata pelajaran yang cukup sulit bagi sebagian siswa SMA/MA (Supardi dan Indraspuri, 2010: 574). Kesulitan ilmu kimia ini terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia
9
10
itu sendiri yang disebutkan oleh Kean dan Middlecamp (1985: 5–9), yaitu sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak sehingga diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat lebih mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak tersebut, ilmu kimia yang dipelajari merupakan penyederhanaan dari ilmu yang sebenarnya, ilmu kimia berkembang dengan cepat, ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal, dan beban materi yang harus dipelajari dalam pembelajaran kimia sangat banyak. Menurut Mulyasa (2006: 133–134), mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1.
membentuk sikap positif terhadap kimia dan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
2.
memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain
3.
memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis
4.
meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat
11
5.
memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan hubungan timbal balik antara guru dan siswa dengan langkah yang ditentukan oleh guru. Langkah pembelajaran tersebut mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama seperti perolehan hasil belajar yang maksimal ataupun peningkatan hasil belajar. 2.1.1 Hasil Belajar Slameto (2010:2) menyatakan bahwa ”Hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Definisi lain mengenai hasil belajar yaitu menurut Sudjana (2005:3) merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menempuh proses belajar. Hasil belajar pada hakekatnya merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan psikomotorik (bertindak). Perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kecakapan serta perubahan aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Sudjana 2005:3). Sedangkan menurut Rifa’i dan Anni (2012:69) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung apa yang
12
dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu apabila peserta didik mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Menurut Benyamin S Bloom dalam Anni (2007:70) menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain). 1) Ranah Kognitif dimana ranah ini berkenaan dengan hasil belajar berupa pengetahuan kemampuan dan kemahiran intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan (knowlelge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis),sintesis (synthesis) dan penilaian (evaluation). 2) Ranah Afektif ini berkenaan dengan sikap yang terdiri atas 5 aspek, yaitu penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), organisasi (organization), dan internalisasi. 3) Ranah Psikomotorik, ini berkenaan dengan hasil belajar keterampilan seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Simpson (Gay,1986) dalan Anni (2007:10-12) ada 7 yaitu persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex overt respons), penyesuaian (adaptation), kreativitas (originality). Pengertian - pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar yang mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan adanya hasil belajar pada siswa bisa digunakan sebagai tolak ukur bagi guru untuk
13
mengetahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum dan bagi siswa dapat dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan siswa pada suatu materi.
2.2 Implementasi Kurikulum 2013 Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan SMA atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah pe[Comments]ningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kemendikbud, 2013).
Hasil Belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, invatif, dan afektif di kelas melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi
Gambar 2.1 Ranah belajar pada kurikulum 2013
14
Mulyasa (2013) menyatakan implementasi kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena Kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan. Pertama: Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (konstektual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai
kompetensi
sesuai
dengan
potensinya
masing-masing.
Kedua:
Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Ketiga: ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi,
terutama
yang berkaitan
dengan
keterampilan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah (Kemendikbud, 2013).
15
2.3 Model Penelitian dan Pengembangan Metode penelitian dan pengembangan (research and develpment/ R&D) digunakan apabila peneliti bermaksud menghasilkan produk tertentu, dan sekaligus menguji keefektifan produk tersebut. Dengan metode R&D diharapkan dapat ditemukan dan diuji produk-produk baru yang berguna bagi kehidupan manusia, lembaga, dan masyarakat. Metode penelitian ini bersifat longitudinal, sehingga penelitian dilakukan secara bertahap, dan setiap tahap mungkin digunakan metode yang berbeda (Sugiyono, 2012). Metode pengembangan (development research) dengan menggunakan pendekatan pengembangan model 4D (four-D model) dari Thiagarajan, Semmel
&
Semmel
mempunyai
beberapa
tahapan.
Tahapan
model
pengembangan meliputi tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (disseminate). Menurut Trianto (2007 : 65), secara garis besar keempat tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Tahap Pendefinisian (Define) Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 4 langkah pokok, yaitu: (a) analisis siswa, (b) analisis tugas, (c) analisis konsep, dan (d) perumusan tujuan pembelajaran. 2. Tahap Perencanaan (Design) Tujuan tahap ini adalah menyiapkan bentuk bahan ajar. Tahap ini terdiri
16
dari tiga langkah yaitu, (a) penyusunan tes acuan patokan yang merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran khusus. Tes ini merupakan suatu alat yang mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar, (b) pemilihan bahan ajar yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, dan (c) pemilihan format. 3. Tahap Pengembangan (Develop) Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi bahan ajar oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut pada skala lebih luas dengan siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya. Kemudian dilakukan revisi akhir produk sebelum bahan ajar benar-benar digunakan. 4. Tahap Penyebaran (Disseminate) Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.
Target selesainya penelitian harus melewati langkah-langkah seperti dijelaskan di atas. Pada uji coba skala lebih, peneliti melakukan uji coba di kelas besar mengikuti alokasi waktu yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran materi larutan penyangga yaitu empat pertemuan. Dalam penelitian ini hanya
17
dilakukan sampai pada tahap pengembangan (develop). Penyebaran (Disseminate) hanya dilakukan sebagai bagian dari tingkatan dari sosialisasi hasil penelitian yang sifatnya tidak mengikat.
2.4 Peran Bahan Ajar dalam Pembelajaran Sains (Kimia) Proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian sistem dimana di dalamnya terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Komponen tersebut adalah siswa, guru, lingkungan serta sarana (media) yang mendukung proses pembelajaran tersebut. Guru merupakan fasilitator dalam suatu proses pembelajaran. Akan tetapi, guru tidak mungkin memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Sejalan dengan hal tersebut guru harus menyediakan sumber belajar yang diperlukan siswa. Bentuk sumber belajar adalah bahan ajar yang dapat digunakan siswa dalam pembelajaran. Bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara sistematis yang digunakan siswa didalam pembelajaran, dapat berbentuk buku, modul, handout, LKS, dan dan dalam bentuk lainnya (Arlitasari, Pujiyanto dan Budhiarti, 2013). Sains (Kimia) merupakan ilmu yang didalamnya berisi konsep konsep mengenai gejala alam yang sering ditemui siswa dalam lingkungan sehari hari. Sains (Kimia) kebanyakan memuat konsep mempunyai arti jelas yang sudah disepakati oleh tokoh kimia, namun pada kenyataannya siswa sering mempunyai konsep yang berbeda-beda (Berg,1997:10). Oleh karena itu, dengan adanya bahan ajar siswa mampu memahami konsep kimia dengan benar dan mendorong kemampuan berpikir sebagai ilmuwan. Bahan ajar digunakan untuk membantu memecahkan masalah pendidikan dan memberi informasi positif karena dapat
18
menuntun siswa untuk berpikir, bersikap, dan berkembang lebih lanjut (Yusfiani & Situmarang, 2011). Bahan ajar menjadi bagian penting dalam pembelajaran di sekolah, dengan demikian buku ajar kimia bermutu dan inovatif sangat diperlukan oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) karena berfungsi ganda sebagai media pembelajaran
dan
sekaligus
sebagai
memperbaiki
karakter
baik
siswa
(Situmorang, 2013).
2.5 Pengembangan Bahan Ajar Buku Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar yang mampu membuat siswa untuk belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan dalam proses pembelajaran sebagai berikut: 1.
Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran.
2.
Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan umpan balik atau mengukur penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya.
3.
Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan siswa.
4.
Bahasa yang digunakan cukup sederhana karena siswa hanya berhadapan dengan bahan ajar
ketika belajar secara
mandiri.
(Widodo
&
Jasmadi,2008:50) Sebuah bahan ajar yang baik harus mencakup: (1) petunjuk belajar; (2) kompetensi yang akan dicapai; (3) informasi pendukung; (4) latihan-latihan; (5) petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja (LK); dan (6) evaluasi. Selain itu, bahan
19
ajar layak jika memenuhi kelayakan isi, bahasa, serta penyajian. Sebuah tes keterbacaan dibutuhkan untuk menguji sebuah bahan ajar agar diketahui oleh siswa (Lestari, 2013:3). Menurut Prastowo (2011: 172) bahan ajar berbentuk buku teks pelajaran terdiri atas lima komponen, yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, serta penilaian. Selain itu, isi kandungannya harus mengacu kepada kompetensi dasar yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Serta ada lima langkah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku teks pelajaran, sebagaimana diperinci satu persatu dalam uraian berikut: 1. Memperhatikan kurikulum dengan cara menganalisisnya. Analisis kurikulum ini meliputi analisis terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang mesti dikuasai oleh peserta didik. Dari kompetensi dasar, kemudian dijabarkan ke dalam indikator- indikator pencapaian hasil belajar dan materi pokok. Selanjutnya , dengan menyusun peta bahan ajar, kita dapat menemukan materi-materi yang diperlukan untuk menyusun materi pokok. Dari materi tersebut, baru dimulai proses penulisan. 2.
Menentukan judul buku yang akan ditulis sesuai dengan standar-standar kompetensi yang akan disediakan oleh buku kita. Untuk menentukan judul, pada umumnya berdasarkan materi pokok yang disajikan. Jadi, jika kita sudah menentukan materi pokok, maka itulah yang dijadikan judul masing-masing bab dari buku yang kita susun. Sementara, judul bukunya disesuaikan dengan mata pelajaran.
20
3.
Merancang outline buku agar isi buku lengkap mencakup seluruh aspek yang diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi. Menurut Bobbi DePorter dalam bukunya Quantum Writer, ada dua strategi yang bisa digunakan untuk mengatur curah gagasan yang akan kita tuliskan, yaitu dengan peta pikiran dan strategi kerangka.
4.
Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan Dalam mengumpulkan referensi, sebaiknya menggunakan referensi terkini dan relevan dengan bahan kajiannya. Referensi yang bisa digunakan misalnya buku ilmiah, jurnal penelitian, surat kabar, majalah, laporan-laporan hasil penelitian, internet dan sebagainya.
5.
Menulis buku dilakukan dengan memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya. Sebagai contoh, untuk peserta didik yang duduk di bangku setingkat SMA, upayakan membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 per kalimat dan dalam satu paragraf terdiri atas 3-7 kalimat. Dalam teknik penyusunan bahan ajar cetak, ada beberapa ketentuan yang hendaknya kita jadikan pedoman, di antaranya sebagai berikut:
1. Judul atau materi yang disajikan harus berintikan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dicapai oleh peserta didik. 2. Untuk menyusun bahan ajar cetak, ada enam hal lain yang perlu dimengerti yaitu: 1) susunan tampilannya jelas dan menarik, 2) bahasa yang mudah meliputi mengalirnya kosakata, jelasnya kalimat, dan jelasnya hubungan antarkalimat, serta kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang, 3) mampu
21
menguji pemahaman, 4) adanya stimulan yaitu menyangkut enak tidaknya bahan ajar cetak dilihat, tulisannya mendorong pembaca untuk berpikir, dan menguji stimulan, 5) kemudahan dibaca yaitu terkait keramahan bahan ajar cetak terhadap mata, 6) materi instruksional. Hal ini menyangkut pemilihan teks, bahan kajian, dan lembar kerja (Prastowo 2012:73).
2.6 Science, Environment, Technology, and Society (SETS) Pendidikan SETS mencakup topik dan konsep yang berhubungan dengan sains, lingkungan, teknologi dan hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat. SETS membahas tentang hal- hal bersifat nyata, yang dapat dipahami, dapat dibahas dan dapat dilihat. Membicarakan unsur-unsur SETS secara terpisah yaitu sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, berarti unsur ini selanjutnya dicoba untuk menghubungkan keberadaan konsep sains dalam semua unsur SETS agar bisa didapatkan gambaran umum dari peran konsep tersebut tersebut dalam unsurunsur SETS yang lainnya oleh Binadja (2006). Pendekatan SETS merupakan cara pembelajaran dengan cara mengaaitkan hal yang dipelajari dengan aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang sesuai secara timbal balik sebagai satu bentuk keterkaitan terintegratif (Binadja, Wardhani dan Nugroho, 2008). Titik pusat pembelajaran sains berwawasan SETS ini adalah menghubungkan antara konsep sains yang dipelajari dan implikasinya terhadap lingkungan, teknologi dan masyarakat (Binadja, 2009). Pendekatan SETS juga menyediakan kondisi yang baik untuk penggunaan pembelajaran yang dapat mempengaruhi pelaksanaan akademik, kemajuan sains lingkungan dan pandangan sosial budaya (Rosario, 2009).
22
Menurut Nuray, Morgil dan Secken, (2010) bahwa pembelajaran berdasarkan pendekatan SETS berpengaruh positif terhadap hubungan antara peserta didik dengan dunia nyata, mendorong siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan berfikir kritis dalam memberikan solusi pada suatu pokok permasalahan di lingkungan sekitar. Siswa belajar lebih memahami suatu topik secara mendalam jika dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan metode konvensional. Selain itu, pendekatan SETS mempunyai tujuan untuk menstimulasi siswa agar tertarik pada sains dan untuk membantu mereka mengetahui seberapa besar hubungan sains dengan kehidupan sehari-harinya (Bennett, Hogart, dan Lubben, 2005). Keterkaitan sains terhadap teknologi, lingkungan, dan masyarakat membuat siswa yang awalnya hanya mengetahui, mengenal, dan menerapkan fakta dan rumus untuk menyelesaikan masalah menjadi terbiasa dengan konsep berpikir tingkat tinggi untuk memecahkan masalah (Zoller, 2013). Dalam pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS, kesesuaian bahan ajar perlu dikaitkan dengan keberadaan informasi kemenyeluruhan keterkaitan antar konsep pembelajajaran yang ingin diperkenalkan kepada peserta didik dalam konteks SETS. Sedangkan kecukupan bahan ajar juga harus dikaitkan dengan kecukup luasan serta dalamnya bahan ajar subjek tersebut dibahas serta diperlakukan dalam konteks kesalingterkaitan unsur SETS (Binadja, 2005). Berikut indikator kesesuaian dan kecukupan bahan ajar bervisi dan pendekatan SETS yaitu: 1. Sejalan dengan rencana pembelajarannya 2. Memberi peluang penampilan visi SETS
23
Penampilan Visi SETS ditandai setidaknya dengan keberadaan keempat unsur SETS yang ingin disalingkaitkan dalam proses . 3. Memungkinkan penampilan ciri-ciri pendekatan SETS yaitu: 1) tetap memberi penekanan pada subjek pembelajarannya, 2) peserta didik di bawa ke situasi untuk setidaknya memahami kemanfaatan konsep sains yang terkait dengan konsep yang dibelajarkan dalam subjek pembelajaran ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat, 3) peserta didik diminta untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses pentransferan sains ke bentuk teknologi tersebut, 4) peserta didik diminta untuk menjelaskan keterhubungkaitan antara konsep yang dibelajarkan dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi berbagai keterkaitan antar unsur tersebut, 5) peserta didik dibawa untuk mempertimbangkan manfaat atau kerugian penggunaan konsep sains, terkait dengan konsep yang dibelajarkan tersebut, bila diubah dalam bentuk teknologi berkenaan, 6) Dalam konteks konstruktivisme, memberi peluang peserta didik untuk dapat diajak berbincang tentang SETS dari berbagai macam arah dan dari berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik bersangkutan. 4. Memberi peluang kepada pendidiknya untuk dapat melakukan evaluasi bervisi SETS berdasarkan bahan pembelajaran tersebut. 5. Bahan pembelajarannya tersedia, dan sedapat mungkin mencukupi, untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang direncanakan.
24
2.7 Kespesifikan Mini-chem Book yang Dikembangkan Bahan ajar yang akan dikembangkan pada penelitian ini adalah mini-chem book (mini chemistry book) yang merupakan buku berukuran kecil (14x17 cm) dan ringan sehingga praktis untuk dibawa kemana-mana dan kapan saja dibaca. Mini-chem book ini berisi materi tambahan yang dikemas secara menarik dengan orientasi SETS atau dalam bahasa Indonesia disebut Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, masyarakat). Dalam konteks pendidikan SETS, tujuan pengajaran dan pembelajaran sebagian besar diarahkan untuk memperluas pemahaman peserta didik dengan ilmu pengetahuan. Ruang lingkup pendidikan sains perlu melampaui belajar tentang teori-teori ilmiah, fakta, dan keterampilan teknis. Oleh karena itu, tujuan mendasar pendidikan SETS adalah untuk membekali peserta didik untuk memahami dan menempatkan perkembangan ilmiah, teknologi, lingkungan, dan sosial. Dengan menggunakan mini-chem book berorientasi SETS diharapkan peserta didik lebih termotivasi dalam belajar karena isinya ringkas tetapi berisi point materi penting, sehingga peserta didik diharapkan dapat menerapkan materi dalam kehidupan sehari-hari baik dari tinjauan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Mini-chem book memiliki susunan sebagai berikut : 1. Judul Judul adalah nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat mengisyaratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu. Judul bahan ajar dalam penelitian ini adalah “Mini-chem book Larutan Penyangga SMA kelas XI Semester 2”.
25
2. Kompetensi yang Dicapai Kompetensi disertakan dalam mini-chem book ini bertujuan agar siswa mengetahui kompetensi yang nantinya akan mereka capai, sehingga siswa mempunyai acuan untuk memudahkan dalam belajar. 3. Daftar Isi dan Kata Kunci Daftar isi adalah lembar halaman yang menjadi petunjuk pokok isi buku beserta nomor halaman. Kata kunci adalah istilah penting yang diringkas dalam buku. 4. Peta Konsep Peta konsep merupakan saling keterkaitan antara konsep dan prinsip yang direpresentasikan bagai jaringan konsep yang perlu dikonstruk dan jaringan konsep hasil konstruksi (Hudojo et al, 2002). 5. Pendahuluan Pendahuluan dalam mini-chem book ini berisi penjelasan orientasi SETS dan keterkaitan materi dengan unsur SETS. 6. Bagian Pendukung Materi Sebelum masuk ke masing-masing penjelasan materi, terdapat stimulus berupa percakapan disertai gambar supaya siswa tertarik untuk mempelajari materi selanjutnya. Hal ini dapat juga sebagai apersepsi atau pengetahuan awal siswa agar siswa termotivasi untuk mempelajari materi tersebut. Setelah penjelasan materi selesai, terdapat uji mandiri untuk evaluasi siswa mengenai masingmasing penjelasan materi. Selain itu terdapat bagian telusur pustaka sebagai penugasan siswa, agar siswa terbiasa mencari dan mengumpulkan informasi
26
untuk mendukung penguasaan konsep materi. Pada bagian materi yang berisi perhitungan, terdapat contoh-contoh perhitungan soal untuk mempermudah siswa dalam mengerjakan soal uji mandiri. 7.
Isi Materi Materi yang ada dalam mini-chem book adalah larutan penyangga yang terdiri dari pengerian larutan penyangga, prinsip kerja larutan penyangga, membuat larutan penyangga, menentukan pH larutan penyangga, manfaat larutan penyangga, larutan penyangga dalam konteks SETS. Materi yang terakhir ini di fokuskan pada penjabaran unsur SETS dalam hubungannya dengan materi larutan penyangga.
8.
Rangkuman Teori dan Rumus Berisi ringkasan semua materi larutan penyangga yang dibagi menjadi teori dan rumus.
9.
Daftar pustaka Daftar Pustaka adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang dan penerbit. Adanya daftar pustaka ini bertujuan untuk mencantumkan daftar referensi dalam pembuatan mini-chem book. Dengan susunan mini-chem book tersebut diharapkan mampu menjadi salah satu media yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk menarik perhatian dan minat peserta didik dalam pembelajaran kimia baik di dalam maupun di luar kelas secara mandiri.
27
2.8 Kerangka Berpikir
Gambar 2.2. Bagan kerangka berpikir
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Tempat penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Pati yang beralamat di Jalan Panglima Sudirman 24 Pati, Jawa Tengah.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian sesuai dengan masalah yang diambil yaitu terkait materi larutan penyangga yang dipelajari pada semester genap bulan Febuari-Maret 2014.
3.2. Objek Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan bantuan tim ahli sebagai validator minichem book yang dikembangkan, sedangkan uji coba kelas dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pati dengan objek penelitian adalah siswa kelas XI.
3.3. Model Penelitian Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development / R & D). Menurut Sugiyono (2010: 407) definisi metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu serta menguji keefektifan dari produk yang telah dihasilkan tersebut. Trianto (2010: 206) mengemukakan bahwa penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah proses atau langkah-langkah
28
29
dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut dapat berbentuk benda atau perangkat keras (hardware) seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, dapat pula berbentuk perangkat lunak (software) seperti program komputer, model pembelajaran, dan sebagainya. Penelitian ini mengembangkan bahan ajar mini-chem book berorientasi SETS untuk meningkatkan hasil belajar terkait kompetensi larutan penyangga, kemudian menguji keefektifan produk.
3.4. Sampel Uji Coba Skala Kecil dan Skala Besar Sampel uji coba skala kecil dalam penelitian ini adalah siswa dalam jumlah terbatas yaitu 10 anak dari kelas XI SMA N 1 Pati. Sedangkan untuk sampel uji coba skala besar diambil dua kelas dari populasi yaitu kelas XI-IPA 2 dan XI-IPA3 SMA N 1 Pati. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pemilihan sampel dengan cara pertimbangan dari guru.
3.5. Prosedur Penelitian Pengembangan penelitian ini mengikuti model 4-D (four D-models) yang disarankan oleh Thiagrajan, Semmel dan Semmel (1974). Tetapi pada pelaksanaannya hanya dilaksanakan sampai pada tahap ke 3 pengembangan yaitu 3D yang terdiri dari Define (pendefinisian), Design (perancangan), dan develop (pengembangan), secara ringkas dapat ditampilkan dalam bentuk diagram alir sebagai berikut:
30
Analisis kebutuhan
Studi literatur
Pendefinisian
Membuat Naskah Perbaikan Naskah
Perancangan
Mini-chem book
Validasi pakar/ahli
Revisi I Uji Coba Kelas Kecil
Revisi II
Pengembangan
Uji Coba Kelas Besar Revisi Akhir Produk Produk Jadi Gambar 3.1. Diagram Alir Pengembangan Mini-chem book
3.6. Tahap Pendefinisian Pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mini-chem book dan mengumpulkan informasi yang berkaitan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan penelitian. Dalam proses ini dilaksanakan sebagai berikut :
31
3.5.1. Analisis Kebutuhan Dalam bagian awal ini peneliti melakukan analisis masalah yang diperoleh dengan observasi langsung. Analisis kebutuhan dibagi menjadi dua yaitu: 3.5.1.1. Analisis Kebutuhan Siswa Analisis disini yaitu menelaah karakteristik siswa untuk merancang pengembangan mini-chem book. Dari observasi di SMA N 1 Pati, kebanyakan siswa masih belum tertarik dengan mata pelajaran kimia dan potensi siswa dalam belajar juga masih rendah. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh bahan ajar yang mereka pakai belum menarik minat siswa untuk belajar dan isinya terlalu monoton dengan materi serta rumus-rumus kimia. Salah satu usaha untuk memenuhi hal diatas adalah membuat bahan ajar yang dikemas secara menarik dengan gambar dan memakai orientasi SETS agar siswa tertarik untuk belajar kimia tidak hanya dalam konteks sains saja tetapi juga mempelajari materi dalam konteks lingkungan, teknologi dan masyarakat. Sehingga penelitian ini diharapkan adanya proses pembelajaran yang mampu meningkatkan minat dan potensi siswa dalam belajar kimia dengan bahan ajar yang menarik. 3.5.1.2. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Menurut Prastowo (2012) Ada tiga tahapan dalam analisis bahan ajar, yaitu analisis kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar.
32
1. Menganalisis kurikulum Langkah pertama ini ditunjukkan untuk menentukan kompetensikompetensi yang di butuhkan bahan ajar. Dengan demikian, diharapkan bahan ajar yang dibuat mampu membuat siswa menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, digunakan kurikulum 2013 sebagai acuan membuat perangkat pembelajaran. Pertama membuat silabus dengan menentukan kompetensi inti, dan kompetensi dasar yang ingin dicapai oleh siswa. Hal ini menyangkut kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dalam mata pelajaran kimia. Langkah kedua yaitu membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan merujuk dari kompetensi dasar untuk menyusun indikator kompetensi. Untuk pembuatan bahan ajar, maka dalam hal ini harus diidentifikasi kompetensikompetensi dasar yang diharapkan bisa dikuasai oleh siswa. Selanjutnya, menganalisis indikator yang akan dipakai sebagai acuan untuk menentukan kompeten tidaknya seseorang, sehingga dapat diketahui kompetensi yang spesifik, yang nantinya dijadikan pertimbangan dalam menentukan bahan ajar yang tepat. Langkah ketiga adalah menentukan materi pokok yang disusun sedemikian rupa agar siswa menguasai kompetensi yang ditetapkan. Materi pokok yang akan digunakan dalam bahan ajar ini adalah larutan penyangga karena materi ini cukup sulit bagi siswa dan banyak keterkaitannya dengan unsur SETS.
33
2.
Menganalisis Sumber Belajar Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan bahan ajar perlu dilakukan analisis. Adapun kriteria analisis terhadap sumber belajar tersebut dilakukan berdasarkan ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Sumber belajar yang dipakai dalam penelitian ini antara lain dari buku paket kimia, jurnal, internet, dan lain-lain.
3.
Memilih dan Menentukan Bahan Ajar Langkah ini bertujuan memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi. Maka langkah-langkah untuk menentukan dan membuat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan kompetensi dasar yang dicapai siswa, serta menetapkan jenis dan bentuk bahan ajar berdasarkan analisis kurikulum dan analisis sumber bahan. Dalam penelitian ini dipilih pengembangan mini-chem book karena buku berukuran kecil ini mudah untuk dibawa kemana-mana dan susunan buku lebih praktis untuk dipelajari siswa. 3.5.2. Studi Literatur Selain analisis masalah siswa dan kebutuhan bahan ajar, dilakukan studi literatur untuk mencari informasi pengembangan bahan ajar mini-chem book, penelitian-penelitian sebelumnya dan sumber bahan ajar yang dipakai dalam penyusunan. Sehingga didapatkan data-data yang akan digunakan sebagai dasar dalam membuat desain mini-chem book.
34
3.7. Tahap Rancangan Setelah menganalisis kebutuhan, maka selanjutnya adalah merancang mini-chem book. Tahap ini akan diuraikan dalam beberapa langkah , yaitu : 3.7.1. Membuat Naskah Bahan Ajar Pada bagian ini, peneliti harus menyusun sebuah naskah yang nantinya menjadi pedoman pembuatan mini-chem book. Hal ini meliputi sketsa visual berisi objek gambar, grafik, diagram, objek foto dan isi pesan visual dalam bentuk teks. 3.7.2. Perbaikan Naskah Bahan Ajar Tahap perbaikan naskah bahan ajar digunakan untuk menyempurnakan desain yang sudah dibuat, yang kemudian dilanjutkan pada proses pembuatan produk media mini-chem book. 3.7.3. Mini-chem Book Pada tahap ini desain dari naskah mini-chem book yang sudah disempurnakan mulai dimasukkan dan mulai disusun dengan menggunakan komputer untuk membuat layout dan isinya, sehingga dihasilkan mini-chem book yang diharapkan.
3.8. Tahap Pengembangan Proses pengembangan merupakan bagian utama dari penelitian ini, untuk bisa melakukan pengembangan maka pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 3.8.1. Validasi Ahli/Pakar Pada tahap ini dilakukan proses validasi desain naskah bahan ajar untuk mengetahui kelayakan mini-chem book yang sudah dibuat. Proses ini dilakukan
35
oleh ahli/pakar mengenai aspek kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian bahan ajar. Adapun yang dipilih sebagai ahli/pakar dalam validasi ini yaitu : 1. Dosen Kimia UNNES Ahli/pakar kimia yang diminta untuk melakukan pengujian bahan ajar ini adalah dua dosen kimia yang ahli dalam penyusunan bahan ajar. Sarannya sangat diperlukan untuk dijadikan masukan bahkan rujukan dalam pengembangan penelitian ini. 2. Guru Kimia SMA Pada proses ini dilakukan validasi mini-chem book oleh dua guru kimia SMA N 1 Pati. Saran dari dua guru kimia akan dijadikan masukan dalam penyusunan mini-chem book. 3.8.2. Revisi I Revisi I dilakukan berdasarkan analisis dari hasil validasi para ahli/pakar. Tahap ini dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada mini-chem book dari masukan-masukan ahli/pakar. 3.8.3. Uji coba skala kecil Uji coba skala kecil ini dilaksanakan secara langsung kepada siswa dalam jumlah terbatas, yaitu 10 siswa untuk mengetahui tanggapan dari keterbacaan mini-chem book. 3.8.4. Revisi II Setelah mini-chem book diuji cobakan skala kecil, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis kendala yang muncul kemudian direvisi sebagai bahan ajar yang valid untuk melakukan uji coba skala besar.
36
3.8.5. Uji coba skala besar Tujuan utama dari uji coba skala besar adalah untuk menguji efektivitas penggunaan mini-chem book dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pada penelitian ini dipakai dua kelas uji coba yaitu kelas uji coba 1 (XI-IPA 2) yang menggunakan mini-chem book dalam pembelajaran dan kelas uji coba 2 (XI-IPA 3) yang tidak menggunakan mini-chem book dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran ini siswa pada dua kelas uji coba akan memperoleh pretest (soal-soal mengenai pengetahuan awal siswa) sebelum siswa memperoleh materi yang akan disampaikan. Setelah menerima materi pembelajaran maka siswa pada dua kelas uji coba akan diberi posttest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Kemudian setelah proses pemakaian mini-chem book pada kelas uji coba 1 (XI-IPA 2) selesai, maka siswa dan guru sebagai observer diberi angket sebagai bahan evaluasi dan analisis kekurangan bahan ajar untuk bahan pertimbangan dalam revisi akhir. 3.8.6. Revisi Akhir Produk Revisi akhir produk dilakukan setelah dilakukan analisis hasil uji coba berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa kelas uji coba 1 dan guru observer pada tahap uji coba skala besar. Tujuan dari revisi ini adalah untuk perbaikan akhir sebelum mini-chem book benar-benar siap digunakan.
37
3.9 Metode Pengumpulan Data. 3.9.1. Metode Tes (analisis validitas dan reliabilitas) Metode tes merupakan metode yang digunakan untuk mengukur keterampilan dasar dan pencapaian atau prestasi (Suharsimi, 2009:223). Tes yang dilakukan adalah posttest dan pretest. Tes ini bertujuan untuk memperoleh data hasil belajar kimia larutan penyangga pada aspek kognitif. 3.9.2. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya (Suharsimi, 2009:231). Metode dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan mengambil dokumen atau data-data yang mendukung penelitian berupa nama-nama siswa sebagai sampel penelitian beserta nilai terdahulu. Data ini akan digunakan sebagai analisis tahap awal. 3.9.3. Metode Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui responden (Suharsimi, 2009:225). Angket digunakan untuk mendapatkan data tentang kelayakan mini-chem book ditinjau dari aspek kelayakan isi, aspek bahasa ,aspek penyajian/kegrafisan dalam bahan ajar, respon peserta didik dan guru terhadap pembelajaran menggunakan mini-chem book. Angket yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu:
38
1. Angket I Angket ini diperuntukkan bagi ahli/pakar dari dosen kimia UNNES, dan guru kimia SMA. Instrumen ini digunakan untuk menilai mini-chem book beserta evaluasi, saran, dan masukan dari ahli ,dan guru kimia. Data hasil dari angket ini digunakan untuk merevisi draf mini-chem book I membentuk draf mini-chem book II yang siap untuk dilakukan uji coba ke lapangan. 2. Angket II Angket ini digunakan untuk mengetahui respon peserta didik dan guru setelah pembelajaran menggunakan mini-chem book. Angket yang akan diberikan pada peserta didik dan guru terdiri dari aspek pemahaman, relevansi, dan kepuasan. 3.9.4. Metode Observasi Metode ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar aspek afektif dan psikomotorik saat belajar menggunakan mini-chem book dan meliputi indikatorindikator yang ingin dicapai pada pembelajaran larutan penyangga.
3.10. Instrumen Penelitian Instrumen merupakan alat pengumpulan data secara cermat dan sistematis. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa silabus dan rpp berbasis kurikulum 2013, bahan ajar (mini-chem book beserta lembar diskusi dan LKS praktikum), lembar observasi berupa lembar observasi psikomotorik dan afektif serta angket respon siswa, alat evaluasi berupa soal uji coba, soal pretest dan posttest yang diambil dari soal uji coba yang valid, dan lembar validasi minichem book.
39
3.11 Analisis Data Analisis data dibagi menjadi dua tahap yaitu analisis data tahap awal dan tahap akhir. 3.10.1. Analisis Data Tahap Awal 3.10.1.1. Instrumen penilaian Mini-chem book Kevalidan mini-chem book yang dikembangkan dinilai melalui lembar penilaian dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Validitas media ajar Mini-chem book (komponen kelayakan isi, bahasa, dan penyajian) oleh para ahli. Perhitungan rata-rata respon validator terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan mini-chem book dan aspek-aspek yang diamati melalui lembar validasi. Hasil penilaian akan dibandingkan dengan kriteria kevalidan bahan ajar seperti tertera pada tabel 3.1 : Tabel 3.1 Kriteria Bahan ajar Mini-chem book Berdasarkan Rata-rata Skor Responden Rata-rata skor responden Skor ≤ 1
Kriteria Tidak Baik
1 < Skor ≤ 2
Kurang Baik
2 < Skor ≤ 3 3 < Skor ≤ 4
Baik Sangat Baik
Media pembelajaran mini-chem book yang dikembangkan dikatakan valid atau berhasil apabila rata-rata skor minimal validator terhadap produk pengembangan adalah 3,5 (Sangat Baik atau Sangat layak).
40
3.10.1.2. Instrumen penilaian tes (tes hasil belajar kognitif) 3.10.1.2.1. Analisis instrumen penilaian tes objektif Instrumen penilaian tes objektif dianalisis berdasarkan validitas butir soal. Validitas butir soal tes dianalisis berdasarkan daya beda, tingkat kesukaran, validitas, dan reliabilitas butir soal tersebut. Rumus untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda adalah sebagai berikut : 1. Validitas butir soal Validitas instrumen tes hasil belajar adalah validitas isi artinya tes harus sesuai dengan isi kurikulum yang berlaku (Widodo, 2009). Di samping valid secara keseluruhan, butir tes juga harus valid. Validitas butir dihitung dengan mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Adapun rumus yang digunakan adalah :
ᵞpbi =
Mp − Mt St
p
√q
Keterangan :
ᵞpbi Mp Mt p
= koefisien korelasi biserial = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya. = rerata skor total = proporsi siswa yang menjawab benar (p=
q
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
)
= proporsi siswa yang menjawab salah ( q = 1- p ) (Suharsimi, 2009)
41
kemudian harga ᵞ𝐩𝐛𝐢 diuji dengan uji t, yaitu :
t hitung =
ᵞpbi √(n-2) √(1-ᵞpbi 2 )
Jika t hitung lebih besar dari t tabel 0,95 dan dk = n-2 maka butir tes adalah valid. 2. Reliabilitas Suatu tes yang reliabel adalah selain mempunyai validitas yang tinggi, juga harus mempunyai koefisien reliabilitas yang cukup besar. Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Dalam mencari reliabilitas instrumen tes di pakai rumus KR-21 : ri =
k (k−1)
(1 −
M(k−M) k st 2
)
Dimana: k = jumlah item dalam instrumen M = mean skor total st 2 = varians total (Sugiyono, 2010) Jika harga reliabilitas minimum 0,6 soal sudah dikatakan reliabel. 3. Taraf kesukaran Tingkat kesukaran soal adalah derajat atau tingkat kesulitan yang dimiliki oleh sebuah soal. Soal yang baik yaitu soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Rumus yang digunakan untuk mengetahui taraf kesukaran soal dalam instrument ini adalah :
P=
B JS
42
Keterangan : P : indeks kesukaran soal B : banyaknya siswa yang menjawab benar JS : jumlah peserta tes
Kriteria taraf kesukaran soal adalah sebagai berikut : 0,00 ≥ P < 0,30 adalah soal sukar 0,30 ≥ P < 0,70 adalah soal sedang 0,70 ≥ P ≤ 1,00 adalah soal mudah
(Suharsimi, 2009)
4. Daya beda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Nilai yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut deskriminasi (D). D=
BA JA
−
BB JB
= PA − PB
Dimana : JA JB BA BB PA PB
= banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Suharsimi, 2009)
Dengan kategori daya beda seperti tertera pada tabel 3.2: Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Daya Beda Daya Beda Kriteria Penilaian DB = 0.00 Sangat jelek 0.00 < DB ≤ 0.20 Jelek 0.20 < DB ≤ 0.70 Baik 0.70 < DB ≤ 1.00 Sangat baik
43
Jika daya beda memiliki nilai negatif, maka soal tidak dapat dipakai atau harus direvisi. 3.10.1.3. Instrumen penilaian non tes Instrumen penilaian non-tes digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar pada aspek psikomotorik dan afektif. 3.10.1.3.1 Instrumen penilaian aspek afektif dan aspek psikomotorik Peningkatan hasil belajar siswa pada aspek afektif dan aspek psikomotorik diukur dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi afektif yang dikembangkan yaitu lembar observasi sikap siswa dalam proses pembelajaran di kelas yang memuat indikator peningkatan afektif meliputi kerjasama, teliti, mandiri, rasa ingin tahu, dan komunikatif. Sedangkan lembar observasi psikomotorik yang dikembangkan yaitu lembar observasi aktivitas siswa dalam melakukan percobaan di laboratorium yang memuat indikator peningkatan psikomotorik meliputi menyiapkan alat dan bahan, keterampilan menggunakan alat, melaksanakan percobaan, kerjasama kelompok, kebersihan, hasil praktikum, dan kemampuan deskripsi hasil. Selanjutnya diukur validitas dan reliabilitas lembar observasi menggunakan langkah sebagai berikut : 1. Validitas lembar observasi aspek afektif dan aspek psikomotorik Dalam penelitian ini, validasi instrumen penilaian lembar observasi afektif dan lembar observasi psikomotorik diukur berdasarkan validitas konstruk menggunakan validitas konstruk oleh pakar/ahli (Widodo, 2009).
44
Hasil rata-rata skor penilaian validator terhadap lembar observasi afektif dan psikomotorik pada pembelajaran dengan menggunakan mini-chem book akan dibandingkan dengan kriteria kevalidan bahan ajar seperti tertera pada tabel 3.3 : Tabel 3.3. Kriteria validasi penilaian lembar observasi afektif dan psikomotorik Rata-rata skor penilaian Kriteria 3 < skor ≤ 4 sangat baik, sangat memenuhi kriteria, dan bagus 2 < skor ≤ 3 baik, cukup memenuhi criteria 1< skor ≤ 2
sedang, kurang memenuhi criteria
skor ≤ 1
sangat kurang, tidak memenuhi criteria
Lembar observasi afektif dan psikomotorik dkatakan valid apabila hasil rata-rata skor penilaian berada pada kriteria baik/sangat baik. 2. Reliabilitas lembar observasi aspek afektif dan aspek psikomotorik Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diujikan pada objek yang sama. Reliabilitas lembar observasi afektif dan psikomotorik diukur dengan menggunakan reliabilitas antar penilai (interaters reliability). Dalam penelitian ini, ada dua observer atau penilai untuk menilai aspek afektif dan psikomotorik. Kemudian data yang diperoleh di analisis dengan rumus:
𝑟
11=
𝑉𝑝 −𝑉𝑒 𝑉𝑝 (𝑘−1)𝑉𝑒
Dimana, ∑(𝑋𝑝 2 )
(∑ 𝑋𝑝 )2
2
𝑁2
Vp = (
)−(
)
Ve = jumlah kuadrat total – Vp – jumlah kuadrat antar rater Jumlah kuadrat total = (∑ 𝑎2 + ∑ 𝑏 2 … ) – (
(∑ 𝑋𝑝 )2 𝑁2
)
45
2
Jumlah kuadrat antar rater = (
2
((∑ a) +(∑ b) … )
(∑ 𝑋𝑝 )
𝑁
𝑁2
)–(
2
)
keterangan: r Vp Ve k
: reliabilitas penilaian untuk seorang rater atau tingkat kesepahaman seluruh rater : varians untuk responden (jumlah kuadrat antar subjek) : varians untuk kesalahan (jumlah residu) : jumlah rater (Mardapi, 2012: 88-89)
𝑋𝑝 N a b
: jumlah skor seluruh rater : jumlah siswa : skor rater 1 : skor rater 2 ....dst
Instrumen dikatakan reliabel jika r yang didapatkan dari perhitungan lebih besar dari 0,7. Tabel 3.4. Kriteria Penilaian Reliabilitas Koefisien Reliabilitas r11 Kriteria Penilaian r ≤ 0,20 Sangat Rendah 0,20 ≤ r < 0,40 Rendah 0,40 ≤ r < 0,70 Sedang 0,70 ≤ r < 0,90 Tinggi 0,90 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
3. Reliabilitas Angket Respon Siswa Reliabilitas angket respon siswa diukur dengan menggunakan reliabilitas alfa cronbach. Pengujian reliabilitas dengan teknik ini dilakukan untuk jenis data interval/essay. Rumus koefisien reliabilitas alfa cronbach: ∑ 𝑠𝑖 2 𝑘 𝑟𝑖 = {1 − 2 } (𝑘 − 1) 𝑠𝑡
46
Dimana: K ∑ 𝑠𝑖 2 𝑠𝑡 2
= mean kuadrat antara subyek = mean kuadrat kesalahan = varians total
Rumus untuk varians total dan varians item :
𝑠𝑡 2 = 𝑠𝑖 2 =
∑ 𝑋𝑡 2 𝑛 𝐽𝐾𝑖 𝑛
–
−
(∑ 𝑋𝑡 )2 𝑛2
𝐽𝐾𝑠 𝑛2
Dimana: JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item JKs = jumlah kuadrat subyek (Sugiyono, 2010:365) 3.10.1.3.3. Analisis Deskriptif Respon Siswa dan Guru Terhadap Penggunaan Mini-chem Book Pada analisis tahap akhir ini, digunakan data hasil pengisisan angket respon dari siswa dan guru dalam pembelajaran menggunakan mini-chem book. Terdapat 21 aspek pada angket yang memuat indikator yaitu 1) minat dan motivasi siswa, 2) pemberian informasi yang menarik, 3) mengkaitkan materi dengan unsur SETS, 4) pemahaman siswa terhadap konsep materi larutan penyangga, 5) merangsang siswa untuk aktif mencari informasi tentang materi, 6) kemudahan dalam memahami dan mempelajari mini-chem book, 7) pembelajaran dengan mini-chem book bermanfaat dan menyenangkan, 8) penggunaan minichem book meningkatkan hasil belajar siswa. Masing-masing aspek diberi rentang 1 sampai 4. Jumlah skor dari 31 siswa dibandingkan dengan kriteria penilaian berdasarkan jumlah skor respon seperti tertera pada tabel 3.5.
47
Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Respon Siswa dan Guru terhadap penggunaan Minichem book Jumlah Skor Kriteria 75 – 84 54 – 74 33 – 53 ≤ 32
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Selain itu, tiap aspek angket di analisis untuk mengetahui rata-rata dari tiap aspek angket tersebut. Rumus yang digunakan : Rata-rata tiap aspek =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Dari tiap aspek dalam penilaian dikategorikan seperti pada tabel 3.6: Tabel 3.6. Kategori Penilaian Tiap Aspek Lembar Respon Siswa dan Guru Rata-rata skor tiap aspek Kategori 3<x≤4 Sangat Tinggi 2<x≤3 Tinggi 1< x ≤ 2 Rendah 0<x≤1 Sangat Rendah
Keterangan : x = Rata-rata nilai tiap aspek Pembelajaran sudah baik apabila rata-rata skor respon siswa dan guru terhadap pembelajaran larutan penyangga menggunakan mini-chem book yang diperoleh berada pada kriteria baik/sangat baik. 3.10.2 Analisis Data Tahap Akhir 3.10.2.1 Uji Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Setelah semua data terkumpul, untuk mengetahui signifikasi peningkatan hasil belajar siswa (pretest dan posttest) diolah secara kuantitatif dengan menggunakan rumus Normal-Gain. N-gain adalah selisih antara nilai pretest dan
48
posttest. Uji N-gain digunakan untuk menghindari bias pada penelitian. Rumusnya adalah : 𝑔=
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Dengan kategorisasi : g- tinggi g- sedang g- rendah
: nilai g ≥ 0,70 : nilai 0,30 ≤ g < 0,70 : nilai g < 0,30
3.10.2.2. Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan (Uji Satu Pihak) Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui apakah kelas uji coba 1 dan kelas uji coba 2 mempunyai tingkat varians yang sama (homogen) atau tidak (heterogen). Misalkan dua kelas uji coba dengan varians σ1 dan σ2, akan diuji untuk hipotesis : Ho
: σ1 = σ 2
Ha
: σ1 ≠ σ2
Dengan rumus :
F=
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, dimana Ftabel dengan dk = n-1 dan taraf signifikansi 5%. 3.10.2.3. Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan (Uji Satu Pihak) Dalam penelitian ini, hasil belajar dilihat dari nilai posttest. Hipotesis statistik yang diajukan: Ho : Tidak ada pengaruh pembelajaran menggunaan mini-chem book terhadap hasil belajar siswa terkait larutan penyangga (𝑋̅1 < 𝑋̅2 )
49
Ha : Ada pengaruh pembelajaran menggunaan mini-chem book terhadap hasil belajar siswa terkait larutan penyangga (𝑋̅1 > 𝑋̅2 ) Jika varians kedua kelompok sama, maka rumus uji t yang digunakan :
𝑡=
𝑥̅ 1 − 𝑥̅ 2 1
1
dengan
𝑠2 =
(𝑛1 −1)𝑠1 2 +(𝑛2 −1)𝑠2 2 𝑛1 +𝑛2 − 2
𝑠√𝑛 +𝑛 1 2
(Sudjana, 2005 : 239) Dari 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dikonsultasikan dengan tabel, dk = 𝑛1 + 𝑛2 − 2 dan taraf signifikansi 5% Krietria pengujian hipotesis sebagai berikut: 1) Ho diterima jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡(1−𝛼)(𝑛1 +𝑛2 −2) hal ini berarti tidak ada pengaruh pembelajaran menggunaan mini-chem book terhadap hasil belajar siswa terkait larutan penyangga. 2) Ha diterima jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡(1−𝛼)(𝑛1 +𝑛2 −2) hal ini berarti ada pengaruh pembelajaran menggunaan mini-chem book terhadap hasil belajar siswa terkait larutan penyangga. Namun, jika varians kedua kelompok berbeda, maka rumus uji t yang digunakan:
𝑡′ =
𝑥̅1 − 𝑥̅2 √
1) Ho diterima jika 𝑡′ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <
𝑠1 2
𝑛1
+
𝑤1 𝑡1 +𝑤2 𝑡2 𝑤1 +𝑤2
𝑠2 2
𝑛2 hal ini berarti tidak ada pengaruh
pembelajaran menggunaan mini-chem book terhadap hasil belajar siswa terkait larutan penyangga.
50
2) Ha diterima jika 𝑡′ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >
𝑤1 𝑡1 +𝑤2 𝑡2 𝑤1 +𝑤2
hal ini berarti ada pengaruh
pembelajaran menggunaan mini-chem book terhadap hasil belajar siswa terkait larutan penyangga. 𝑠 2 𝑠 2 Dengan : 𝑤1 = 𝑛1 dan 𝑤2 = 𝑛2 , 𝑡1 = 𝑤(1−1𝑎)(𝑛 −1) dan 𝑡2 = 𝑡(1−1𝑎)(𝑛 −1) 1 2 1 2 2 2
Keterangan: 𝑋̅1 : Rata-rata posttest kelas uji coba 1 𝑋̅2 : Rata-rata posttest kelas uji coba 2 𝑛1 : jumlah siswa kelas uji coba 1 𝑛2 : jumlah siswa kelas uji coba 2 𝑠1 : simpanagan baku kelas uji coba 1 𝑠2 : simpanagan baku kelas uji coba 2 (Sudjana, 2005 : 243) 3.10.2.3. Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik Siswa Peningkatan hasil belajar afektif dan psikomotorik dianalisis secara deskriptif diperoleh dari data observasi sikap dan aktivitas dalam pembelajaran. Analisis deskriptif yang digunakan bertujuan untuk mengetahui nilai afektif dan psikomotorik siswa baik kelas uji coba 1 dan kelas uji coba 2. Analisis skor yang didapat kemudian dirumuskan sebagai berikut : Persentase skor =
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑥 100%
dan disesuaikan dengan kriteria seperti pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Kriteria Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik Range Kriteria 86% – 100 % Sangat Baik 76 % – 85 % Baik 60 % – 75 % Cukup 55% – 59 % Kurang Sumber : Purwanto (2009 : 103)
51
Menghitung hasil rata-rata tiap aspek afektif dan psikomotorik dirumuskan sebagai berikut : Rata-rata nilai tiap aspek =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎
Tabel 3.8 Kriteria rata-rata tiap aspek lembar afektif dan psikomotorik Range Kriteria 3< x ≤4 Sangat tinggi 2< x ≤3 Tinggi 1< x ≤2 Rendah 0< x ≤1 Sangat rendah
Keterangan : x = Rata-rata nilai tiap aspek 3.10.3. Analisis Data Hasil Validasi Mini-chem Book Analisis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif yang memaparkan hasil pengembangan mini-chem book dan menguji kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran kimia. Rumus yang digunakan adalah: Kelayakan =
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%
Hasil perhitungan kelayakan dikategorikan sesuai kriteria deskriptif persentase kelayakan mini-chem book dengan cara membagi ke dalam 4 kriteria dengan interval skor seperti pada tabel 3.9:
52
Tabel 3.9 Kriteria deskriptif persentase kelayakan mini-chem book No. Interval Kriteria 1. 86% – 100 % Sangat layak 2. 76 % – 85 % Layak 3. 60 % – 75 % Tidak layak 4. 55% – 59 % Sangat tidak layak Sumber Purwanto ( 2004:103 ) Media pembelajaran mini-chem book yang dikembangkan dikatakan valid atau berhasil apabila hasil analisis kelayakan berada pada kriteria layak/sangat layak.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini telah mengembangkan dan menyusun mini-chem book terkait materi larutan penyangga dengan mengacu pada kualitas bahan ajar yang layak. Mini-chem book berorientasi SETS yang berisi materi larutan penyangga dan sudah mendapat validasi dari empat validator ahli yang melibatkan dua dosen kimia UNNES dan dua guru SMAN 1 Pati. Dalam penelitian ini Mini-chem book berorientasi SETS merupakan bahan ajar yang baru bagi siswa SMA N 1 Pati dalam proses pembelajaran kimia dikelas maupun diluar kelas. Halaman depan mini-chem book berorientasi SETS ditunjukkan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1. Halaman depan Mini-chem Book
53
54
4.1.1. Hasil Observasi Penelitian pendahuluan dilakukan di SMA N 1 Pati dengan metode observasi dan wawancara terhadap siswa dan guru. Berdasarkan hasil observasi kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di SMA N 1 Pati ini diperoleh beberapa konsep bahan ajar. Karena buku paket yang dipakai siswa kebanyakan isi materinya dikemas secara monoton, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Bahan ajar yang digunakan harus dapat menampilkan tulisan singkat, gambar yang menarik, dan konsep materi yang inovatif agar siswa tertarik untuk mempelajari materi tersebut. Dari hasil observasi tersebut kemudian dibuat bahan ajar mini-chem book yang memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran, mempermudah siswa dalam menemukan konsepnya sendiri, mendorong siswa untuk mencari tahu informasi sebanyak-banyaknya mengenai materi tersebut, serta menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi siswa. Maka dalam mini-chem book yang dikembangkan berisi materi beserta ilustrasi gambar, latihan soal dan tugas kelompok, serta ditambah aplikasi konsep materi dalam keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan keinginan belajar yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Contoh ilustrasi gambar dalam mini-chem book ditunjukkan pada gambar 4.2.
55
Gambar 4.2. Contoh ilustrasi gambar dalam Mini-chem Book 4.1.2. Hasil Pengembangan Hasil observasi yang dilakukan menjadi dasar pertimbangan dalam proses penyusunan produk baru sebagai hasil pengembangan dari produk yang sudah ada. Produk yang dikembangkan memiliki karakter yang baru dibandingkan dengan produk yang sudah ada/produk sebelumnya. Produk pengembangan ini telah melalui tahap pendefinisian dan penyesuaian analisis kebutuhan, sehingga produk
hasil
pengembangan
adalah
produk
baru
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran mini-chem book berorientasi SETS. Alasan mini-chem book yang dikembangkan berorientasi SETS adalah bertujuan untuk memudahkan siswa memahami konsep materi
56
(sains) dengan mengkaitkannya dalam aspek lingkungan, teknologi, dan sosial sehingga siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar dan mengerti manfaat dari mempelajari konsep tersebut. Keunggulan lain pembelajaran menggunakan wawasan SETS ini adalah selalu menghubungkan proses belajar mengajar dengan kejadian nyata yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan komprehensif (terintregasi diantara keempat komponen SETS), sehingga siswa akan lebih mudah belajar memahami konsep dengan mengkaitkannya dengan kehidupan jika dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan metode konvensional. 4.1.2.1. Deskripsi Mini-chem book Sebagai produk pengembangan, Mini-chem book berorientasi SETS memiliki karakter yang berbeda dari produk yang sudah ada. Hal ini terlihat mulai dari silabus, RPP, alat evaluasi, serta jenis bahan ajar itu sendiri yang dikembangkan sesuai karakter dasar unsur SETS. Deskripsi karakter dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan ialah sebagai berikut. 1.
Karakter dalam silabus Silabus yang dibuat merupakan bagian dari kompetensi inti yang berisi Kompetensi Dasar, yaitu : 1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
57
2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2
Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3
Menunjukkan perilaku responsive dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan
3.13 Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. 4.11 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga. 4.12 Memberi contoh penerapan larutan penyangga dalam kaitannya dengan SETS Penjabaran silabus yang dibuat dalam penelitian ini memiliki karakter yang berbeda yaitu dengan menggunakan kurikulum 2013 berorientasi SETS yang didasarkan pada tujuan peningkatan hasil belajar siswa. Karakter yang dibuat sesuai dengan langkah-langkah dalam kurikulum 2013 (pendekatan saintifik) dengan menggunakan kata-kata sebagai ciri- ciri pendekatan saintifik seperti mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
mengkomunikasikan,
mengasosiasi/menalar, dan menarik kesimpulan. Kegiatan pembelajaran yang di deskripsikan dalam silabus yaitu dengan menggunakan kurikulum 2013 (pendekatan saintifik) berorientasi SETS, dimana
58
siswa harus aktif dan mampu meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan. Dalam proses pembelajaran ini siswa mampu mengkontruksikan pengetahuan yang dimiliki untuk mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengkomunikasikan, mengasosiasi/menalar, dan menarik kesimpulan dari informasi yang mereka cari dan mereka peroleh. Pada tabel 4.1 ditunjukkan contoh karakter silabus pada kegiatan pembelajaran menggunakan mini-chem book berorientasi SETS. Tabel 4.1 Karakter Silabus Hasil Pengembangan No Aspek
Pembelajaran
1
Mencari informasi dari berbagai sumber tentang
Mengamati (Observing)
larutan
penyangga,
sifat
dan
pH
larutan
penyangga, peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup, serta peranan larutan penyangga dalam konteks SETS 2
Menanya (Questioning)
Mengapa larutan penyangga pHnya relatif tidak berubah dengan penambahan sedikit asam atau basa
3
Mengumpulkan data (Eksperimenting)
Merancang percobaan untuk mengetahui larutan yang bersifat penyangga atau larutan yang bukan penyangga
dengan
menggunakan
indikator
universal atau pH meter serta mempresentasikan hasil racangan untuk menyamakan persepsi 4
Mengasosiasi (Associating)
5
Mengolah
dan
menganalisis
data
untuk
menyimpulkan larutan yang bersifat penyangga
Mengkomunikasikan Membuat laporan percobaan identifikasi larutan (Communicating) penyangga dan mempresentasikan dengan mengguna-kan tata bahasa yang benar
59
Seperti terlihat pada tabel 4.1 ditunjukkan bahwa silabus yang dibuat yaitu memakai kurikulum 2013 (pendekatan saintifik) dan berorientasi SETS sesuai dengan produk pengembangan mini-chem book. Hal ini ditandai dengan adanya kata-kata
seperti
mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi/data,
mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan. Pada proses pembelajaran langkah-langkahnya akan lebih jelas dijabarkan dalam RPP. Pada gambar 4.3 ditunjukkan contoh penerapan aspek karakter silabus dalam mini-chem book. Hal ini khususnya dalam aspek “mengamati” yaitu mencari informasi dari berbagai sumber tentang peranan larutan penyangga dalam konteks SETS.
Gambar 4.3. Contoh penerapan aspek karakter silabus dalam mini-chem book
60
2.
Karakter dalam RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan penjabaran lengkap dari kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran. Pada pengembangan mini-chem book ini yang dibuat memakai kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dibagi dalam kegiatan pendahuluan, inti dan kegiatan akhir yang disusun secara sistematis sesuai dengan urutan pembelajaran. Indikator produk menyatakan target pencapaian yang harus dimiliki siswa, sedangkan proses menyatakan cara atau langkah untuk menuju tercapainya target pada indikator produk. Contoh karakter dari indikator kognitif yang dibuat ditunjukkan pada tabel 4.2.
Pertemuan Ke3
Tabel 4.2 Karakter Indikator Kognitif pada RPP Keterangan Aspek Kognitif
1. Produk Siswa secara antusias menentukan pH atau pOH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa atau dengan pengenceran. 2. Proses a. Siswa memperhatikan penjelasan singkat dari guru mengenai cara menentukan pH atau pOH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa atau dengan pengenceran. b. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum dimengerti. c. Dari penjelasan singkat, siswa diberi LKS praktikum kemudian melakukan praktikum mengamati pH atau pOH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa atau dengan pengenceran. d. Siswa dalam kelompok berdiskusi mengerjakan laporan hasil praktikum e. Siswa perwakilan dari kelompok dapat menyampaikan hasil praktikum kelompoknya. f. Siswa bersama-sama menyimpulkan cara menentukan pH atau pOH larutan penyangga.
61
Salah satu langkah dalam proses di atas adalah adanya praktikum mengamati pH atau pOH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa atau dengan pengenceran. Lembar praktikum tersebut tertera dalam mini-chem book dengan menggunakan bahan yang mudah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa tertarik melakukan praktikum dan memudahkan mempelajari materi larutan penyangga. Contoh penerapan karakter dari RPP dalam mini-chem book ditunjukkan pada gambar 4.4.
Gambar 4.4. contoh penerapan karakter dari RPP dalam mini-chem book
62
Pada RPP yang dibuat ini ada tiga indikator yang dicantumkan, yaitu indikator kognitif, afektif, dan psikomotorik. Contoh pada indikator afektif ada dua yang menjadi dasar penilaian, yaitu karakter dan keterampilan social ditunjukkan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Karakter Indikator Afektif pada RPP No
Keterangan Aspek Afektif
1
1.
Karakter Terlibat dalam proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa dan siswa dapat menunjukkan karakter kerjasama, teliti, mandiri, rasa ingin tahu, dan komunikatif.
2.
Keterampilan sosial Terlibat dalam proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa dan siswa dapat menunjukkan perilaku keterampilan sosial memperhatikan penjelasan orang lain,bertanya, menjawab pertanyaan, menyumbangkan ide atau berpendapat, berdiskusi, menghargai pendapat teman dan berpartisipasi terhadap pembelajaran.
Selanjutnya adalah kegiatan pembelajaran yang memuat langkah-langkah pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan berisi motivasi dan apersepsi untuk memotivasi siswa dalam belajar dan memberikan pancingan berupa pertanyaan awal untuk menarik perhatian siswa dan konsentrasi siswa terhadap materi yang akan disampaikan. Sedangkan pada kegiatan inti yaitu terdiri tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengkomunikasikan, mengasosiasi/menalar, dan menarik kesimpulan. Pada tabel 4.4 ditunjukkan contoh karakteristik kegiatan
63
pembelajaran dalam RPP kurikulum 2013 yang dipakai dengan produk yang dikembangkan. Tabel 4.4 Karakter Kegiatan Pembelajaran pada RPP Pertemuan Ke-
Pendekatan Saintifik
Kegiatan Inti
2
Mengamati
Siswa menyimak penjelasan guru mengenai uraian singkat pembuatan dan pH larutan penyangga. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum dimengerti. Siswa dalam kelompok diberi penugasan (soal) oleh guru untuk menentukan pH atau pOH larutan penyangga. Siswa dalam kelompok berdiskusi mengerjakan soal pH atau pOH larutan penyangga yang diberikan dengan mempelajari mini-chem book, dan membaca buku pegangan
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengkomunikasi kan
Mengasosiasi/ menalar
Menyimpulkan
Perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil dari diskusi kelompoknya. Kelompok lainnya lainnya dapat menanggapi hasil diskusi tersebut. Siswa berkelompok mengolah informasi yang didapat dari pembelajaran untuk ditarik kesimpulan supaya mendapatkan pengetahuan baru mengenai cara pembuatan dan penentuan pH atau pOH larutan penyangga. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan tentang cara pembuatan dan penentuan pH larutan penyangga.
Contoh soal penentuan pH atau pOH larutan penyangga dalam mini-chem book dapat dikerjakan dengan mempelajari contoh soal dan pembahasan yang
64
tertera di halaman sebelumnya. Pada gambar 4.5 ditunjukkan contoh penugasan soal pada kegiatan pembelajaran dalam RPP.
Gambar 4.5. Contoh penugasan soal pada kegiatan pembelajaran dalam RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat sesuai dengan produk pengembangan mini-chem book berorientasi SETS ini mencakup empat kali pertemuan dengan sebelas indikator yang berbeda, dengan rincian materi pembelajaran yaitu, pertemuan pertama membahas tentang pengertian larutan penyangga, pertemuan kedua mengenai pH larutan penyangga, pertemuan ketiga mengenai pengaruh penambahan asam kuat, basa kuat dan pengenceran larutan
65
penyangga, serta pertemuan keempat mengenai fungsi dan penerapan larutan penyangga. 3.
Karakteristik Mini-chem book Berorientasi SETS Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah mini-chem book berorientasi SETS sebagai bahan ajar. Bahan ajar ini dikembangkan dengan orientasi SETS agar siswa mengetahui informasi materi larutan penyangga terkait lingkungan, teknologi, dan sosial. mini-chem book ini juga dilengkapi dengan contoh-contoh soal dan latihan soal yang mengajak siswa untuk memiliki keinginan
untuk
belajar
siswa
untuk
terus
mencari
informasi
terkait
perkembangan sains ataupun soal-soal latihan yang disampaikan. Susunan isi mini-chem book terdiri dari 1) kompetensi, 2) daftar isi & kata kunci, 3) peta konsep, 4) pendahuluan, 5) bagian pendukung materi, 6) isi materi, 7) rangkuman teori dan rumus, dan 8) daftar pustaka. Produk pengembangan mini-chem book salah satunya terdiri dari keterkaitan dalam SETS dan penjelasannya. Contoh gambaran keterkaitan SETS mini-chem book ditunjukkan pada gambar 4.6 dan tabel 4.5 TEKNOLOGI
SAINS
MASYARAKAT
LINGKUNGAN
Gambar 4.6. Keterkaitan unsur SETS
66
Pembelajaran dengan bahan ajar berorientasi SETS yang dikembangkan mengacu pada keterkaitan konsep materi yang diperoleh dalam kehidupan seharihari, sehingga sehingga siswa lebih mudah dalam memahami dan mempelajari teori yang dikemas. Tabel 4.5 Karakter keterkaitan unsur SETS dalam bahan ajar No. 1.
Gambar Halaman
Keterangan Contoh tampilan pada konteks sains berisi cara membuat larutan penyangga.
67
2.
Contoh tampilan pada hubungan penggunaan larutan penyangga dengan lingkungan
3.
Contoh tampilan pada konteks teknologi berisi teknik pengolahan limbah industri secara anaerob yang menggunakan larutan penyangga dalam prosesnya.
68
Contoh tampilan pada konteks hubungan penggunaan larutan penyangga dengan masyarakat
4.
4.
Karakteristik alat evaluasi Alat evaluasi digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian siswa pada tujuan pembelajaran setelah melaksanakan proses belajar. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik. Alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif adalah dengan menggunakan tes tertulis, sedangkan untuk hasil belajar afektif dan psikomotorik menggunakan lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik penilaian. Soal yang dijadikan sebagai alat evaluasi harus memenuhi indikator pembelajaran materi larutan penyangga. Salah satunya yaitu memenuhi indikator pencapaian keterkaitan unsur SETS sesuai dengan produk yang dikembangkan.
69
Contoh keterkaitan SETS dalam alat evaluasi kognitif ditunjukkan pada gambar 4.7.
Gambar 4.7. keterkaitan SETS dalam alat evaluasi kognitif Lembar observasi dibagi menjadi dua, yaitu lembar afektif dan psikomotorik praktikum. Masing-masing lembar observasi yang akan digunakan tersebut memiliki aspek dan kriteria penilaian yang dirumuskan dengan jelas sehingga memudahkan proses pengamatan oleh pengmat. Pada gambar 4.8 ditunjukkan contoh lembar pengamatan dan rubrik yang dikembangkan.
70
(a)
(b)
71
(c)
(d) Gambar 4.8. Fisik dan Karakter Alat Evaluasi non tes, (a) lembar pengamatan afektif, (b) lembar pengamatan psikomotorik, (c) rubrik pengamatan afektif, (d) rubrik pengamatan psikomotorik
72
4.2.2 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penilaian Hasil analisis seluruh uji coba instrumen menunjukkan bahwa semua instrumen tes maupun non tes sudah reliabel dan siap untuk digunakan di kelas. Pada tabel 4.6 dan 4.7 ditunjukkan hasil analisis instrumen penilaian tes maupun non tes. Tabel 4.6 Hasil Analsis Uji Coba Instrumen Penilaian Tes Instrumen Penilaian
Soal Ranah Kognitif
Daya Beda Kriteria (Jumlah) Sangat baik (1) Baik (18) Jelek (5) Sangat jelek (6)
Pengujian Tingkat Validitas Kesukaran Kriteria Kriteria (Jumlah) (Jumlah) Mudah (12) Valid (19) Sedang (6) Tidak valid (11) Sukar (12)
Reliabilitas Kriteria (Jumlah) 0,63 (baik)
Tabel 4.7 Hasil Analsis Uji Coba Instrumen Penilaian Non Tes Instrumen Penilaian Psikomotorik Afektif Angket Respon
Kelas Uji Coba 1 Uji Coba 2 Uji Coba 1 Uji Coba 2 Uji Coba 1
Statistik uji Inter rater Inter rater Alpha Chronbach
Pengujian Keterangan Hasil Reliabilitas 0,56 Sedang 0,61 Sedang 0,65 Sedang 0,72 Tinggi Tinggi 0,92
Validitas oleh ahli Kategori Baik Kategori Baik Kategori Baik
4.2.3 Hasil Uji Kelayakan/Validasi Produk (Mini-chem Book) Pada tahap uji kelayakan mini-chem book dilakukan dengan review dan validasi yang meliputi aspek kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian. Validator ahli yang melakukan validasi terhadap produk meliputi dua dosen kimia Universitas Negeri Semarang yang kompeten mengenai bahan ajar kimia dan oleh
73
dua guru kimia di sekolah tempat penelitian. Data dan saran yang ada pada instrumen dilakukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan merevisi mini-chem book. Contoh hasil revisi produk pengembangan mini-chem book berorientasi SETS sebelum dan sesudah validator melakukan validasi produk pengembangan ditunjukkan pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Contoh Saran Perbaikan Terhadap mini-chem book Sebelum Perbaikan
Sesudah Perbaikan
Gambar peta konsep dibawah ini disebut Perbaikan peta konsep agar siswa dapat struktur isi karena hal tersebut berisi menghubungkan konsep-konsep materi dalam rangkuman materi dan rumus saja, bukan mini-chem book. konsep-konsepnya.
Sebaiknya bagan larutan penyangga dibagi Perbaikan bagan larutan penyangga menjadi menjadi 2 yaitu larutan penyangga asam dan larutan penyangga asam dan larutan basa. penyangga basa.
74
Sebelumnya tidak ada materi kapasitas Perbaikan dengan adanya materi kapasitas larutan penyangga. larutan penyangga.
Sebaiknya produk yang mengandung larutan Perbaikan dengan menambahkan nama penyangga ditambah komposisi nama senyawa larutan penyangga pada produksenyawa larutan penyangga. produk berbasis larutan penyangga.
75
Dari catatan dan saran yang diberikan oleh validator maka dilakukan perbaikan-perbaikan yang berguna bagi kesempurnaan pengembangan produk mini-chem book berorientasi SETS. Mini-chem book berorientasi SETS yang sudah selesai diperbaiki kemudian dinilai oleh validator. Hasil validasi diperoleh setelah melakukan serangkaian konsultasi dengan validator ahli untuk penyempurnaan produk pengembangan sehingga dapat dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai bahan ajar. Hal ini dinilai dari 3 substansi aspek, meliputi aspek kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian mini-chem book yang dilakukan validator ahli. Tabel 4.9 menunjukkan rata-rata hasil validasi aspek kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian dalam mini-chem book berorientasi SETS yang dikembangkan.
76
Tabel 4.9 Rata-rata Hasil Validasi Aspek Kelayakan isi, Kebahasaan, dan Penyajian dalam mini-chem book Validasi Rata-rata Jumlah Jumlah Skor penilaian Skor Kriteria validator Indikator Maksimal Aspek aspek Kelayakan isi Kebahasaan Penyajian
4
52
14
56
4
Sangat baik
4
48
13
52
4
Sangat baik
4
38
10
40
4
Sangat baik
Selain itu ditinjau dari kriteria deskriptif kelayakannya adalah 92% untuk aspek kelayakan isi, 93% untuk aspek kebahasaan, dan 96% untuk aspek penyajian dengan kriteria semua aspek sangat layak (bisa dilihat dilampiran). 4.2.4 Hasil Keterlaksanaan Penggunaan Mini-chem Book berorientasi SETS Mini-chem
book
berorientasi
SETS
dalam
proses
pembelajaran
dilaksanakan dalam setiap pertemuan sesuai dengan silabus dan RPP yang telah disusun. Aktivitas belajar pada proses pembelajaran dengan menggunakan minichem book berorientasi SETS sudah mencerminkan ciri dari SETS (Science, Environment, Technology and Society) tersebut, yaitu mulai dari mempelajari konsep sains, kemudian diterapkan pada lingkungan, teknologi dan sosial.. Kegiatan ini terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan Mini-chem book, siswa lebih aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mencari informasi mengenai penerapan konsep larutan penyangga. Siswa juga aktif dalam setiap penyelesaian soal yang terdapat dalam mini-chem book. Pada proses pembelajaran, siswa lebih banyak melakukan pengamatan, proses mencari informasi dan kemudian dibahas bersama dalam diskusi
77
kelompok. Siswa menjadi lebih aktif bertanya, menalar, mengkomunikasikan di depan kelas dan mencoba untuk dapat membuat simpulan dari informasi yang mereka peroleh. Penelitian ini memakai dua kelas uji coba untuk mengukur efektivitas mini-chem book.
Kelas XI IPA 2 menggunakan mini-chem book dalam
pembelajaran, sedangkan kelas XI IPA 3 tidak menggunakan mini-chem book dalam pembelajaran. Selain itu, efektivitas produk pengembangan mini-chem book diiukur berdasarkan indikator pencapaian yang telah dirumuskan, jika hasil analisis yang dilakukan mencapai target kompetensi yang diharapkan peneliti, maka produk
pengembangan ini dikatakan efektif. Berikut penjelasan hasil
belajar baik dari kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1. Hasil belajar kognitif Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrumen berupa soal pilihan ganda yang diberikan sebelum dan setelah pembelajaran dilaksanakan. Pemberian pretest dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai konsep larutan penyangga, sedangkan pemberian posttest dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan akhir siswa mengenai konsep larutan penyangga. Perolehan nilai pretest dan posttest kedua kelas uji coba ditunjukkan pada tabel 4.10. Tabel 4.10. Perolehan Nilai Pretest dan Posttest kelas uji coba 1 dan 2 Komponen Jumlah siswa Rata-rata nilai Nilai tertinggi Nilai terendah
Pretest Uji coba 1 31 9 11 4
Uji coba 2 29 9 10 5
Posttest Uji coba 1 31 16 18 11
Uji coba 2 29 13 15 10
78
Dari hasil pretest dan posttest tersebut akan diperoleh N-gain yang menunjukkan nilai peningkatan hasil belajar mengenai konsep larutan penyangga. N-gain merupakan hasil konversi dari selisih antara nilai pretest dan posttest (gain). Pada tabel 4.11 ditunjukkan perolehan hasil N-Gain kedua kelas uji coba. Tabel.4.11. Perolehan hasil N-Gain kelas uji coba 1 dan 2 Uji N-Gain Kriteria
Kelas Uji coba 1 0,62 Sedang
Kelas Uji Coba 2 0,40 Sedang
2. Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan (Uji Satu Pihak) Sebelum masuk uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan terlebih dahulu dilakukan uji kesamaan dua varians. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa data posttest dari kelas uji coba 1 dan uji coba 2 mempunyai varians yang berbeda pada taraf signifikansi 5%, dk = n-1 dimana Fhitung > Ftabel. Hasil uji kesamaan dua varians data posttest kedua kelas uji coba ditunjukkan pada tabel 4.12. Tabel 4.12. Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Posttest Kelas Uji Coba 1 dan 2. Varians (s2) Uji Kesamaan Ftabel Keterangan Kelas Uji Coba Kelas Uji Coba Fhitung Varians 1 2 Posttest
16
13
1,62
1,87
σ1 = σ2
Karena σ1 = σ2, maka digunakan rumus thitung untuk uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan. Uji ini digunakan untuk membuktikan hipotesis yang menyatakan rata-rata hasil belajar kimia kelas uji coba 1 lebih baik daripada kelas uji coba 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan mini-
79
chem book memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar. Hasil uji satu pihak dapat dilihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13. Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan Data Posttest Data thitung ttabel Kriteria Posttest dua kelas uji coba
7,59
1,67
Ho ditolak
3. Hasil belajar afektif Pengukuran hasil belajar afektif dilakukan dengan observasi. Ada lima aspek yang diobservasi meliputi aspek karakter kerjasama, teliti, mandiri, rasa ingi tahu, dan komunikatif. Semua karakter tersebut menyatakan sikap siswa secara individu maupun dalam kelompok selama mengikuti proses pembelajaran pada materi larutan penyangga. Data hasil belajar afektif diperoleh selama pembelajaran pada kelas uji coba 1 (XI IPA 2) dan kelas uji coba 2 (XI IPA3) berlangsung. Tiap aspek di analisis untuk mengetahui aspek mana yang termasuk sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Rata-rata nilai tiap aspek afektif pada kelas uji coba 1 dan 2 diperoleh ditunjukkan pada tabel 4.14. Tabel 4.14. Rata-rata nilai tiap aspek afektif pada kelas uji coba 1 dan 2 Kelas uji coba 1 No
Aspek
Rata-rata nilai tiap aspek 3,81 3,66
Kelas uji coba 2
Sangat tinggi Sangat tinggi
Rata-rata nilai tiap aspek 3,78 3,55
Sangat tinggi Sangat tinggi
Kriteria
Kriteria
1 2
Kerjasama Teliti
3
Mandiri
3,69
Sangat tinggi
3,40
Sangat tinggi
4
Rasa Ingin Tahu
3,69
Sangat tinggi
3,63
Sangat tinggi
5
Komunikatif
3,44
Sangat tinggi
3,36
Sangat tinggi
80
Hasil analisis deskriptif kelas uji coba 1 mempunyai rata-rata nilai afektif siswa mencapai 96%, nilai tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan pada kelas uji coba 2 memperoleh nilai rata-rata afektif siswa sebesar 89%, nilai tersebut juga tergolong dalam kategori sangat baik. 4. Hasil Belajar Psikomotorik Hasil belajar yang diukur peningkatannya selain hasil belajar kognitif dan afektif adalah hasil belajar psikomotorik. Penilaian hasil belajar psikomotorik dilakukan ketika kelas uji coba 1 (XI IPA2) dan kelas uji coba 2 (XI IPA3) melakukan percobaan di laboratorium kimia. Pengukuran hasil belajar psikomotorik dilakukan dengan observasi. Ada tujuh aspek yang diobservasi meliputi aspek menyiapkan alat dan bahan, keterampilan menggunakan alat, melaksanakan percobaan, kerjasama kelompok, kebersihan, hasil praktikum, dan kemampuan deskripsi hasil. Tiap aspek di analisis untuk mengetahui aspek mana yang termasuk sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Rata-rata nilai tiap aspek psikomotorik pada kelas uji coba 1 dan kelas uji coba 2 diperoleh data seperti Tabel 4.15.
81
Tabel 4.15 Rata-rata nilai tiap aspek psikomotorik pada kelas uji coba 1 dan 2
No
Aspek
1
3
Menyiapkan alat dan bahan Keterampilan menggunakan alat Melaksanakan percobaan
4
2
Kelas uji coba 1 Rata-rata nilai tiap Kriteria aspek 3,79 Sangat tinggi
Kelas uji coba 2 Rata-rata nilai tiap Kriteria aspek 3,78 Sangat tinggi
3,65
Sangat tinggi
3,60
Sangat tinggi
3,63
Sangat tinggi
3,57
Sangat tinggi
Kerjasama Kelompok
3,79
Sangat tinggi
3,75
Sangat tinggi
5
Kebersihan
4,00
Sangat tinggi
4,00
Sangat tinggi
6
Hasil Praktikum Kemampuan Deskripsi Hasil
3,53
Sangat tinggi
3,47
Sangat tinggi
3,44
Sangat tinggi
3,26
Sangat tinggi
7
Hasil analisis deskriptif kelas uji coba 1 mempunyai rata-rata nilai psikomotorik siswa mencapai 92%, nilai tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan pada kelas uji coba 2 memperoleh nilai rata-rata psikomotorik siswa mencapai 91% dengan kategori sangat baik. 4.2.5 Hasil Respon Siswa dan Guru terhadap Pembelajaran Menggunakan Mini-chem Book 1. Respon Siswa Saat Melakukan Uji Coba Skala Kecil Respon ini berupa tanggapan siswa terhadap mini-chem book yang dikembangkan,. Uji coba skala kecil dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa tentang penggunaan mini-chem book. Uji coba skala kecil yang dilakukan di kelas XI IPA 2 kepada 10 siswa. Data respon 10 siswa diperoleh dengan memberikan angket respon kepada siswa. Hasil rekapitulasi angket respon siswa kelas kecil ditunjukkan pada tabel 4.16.
82
Butir Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Tabel 4.16. Respon Siswa pada Uji Coba Skala Kecil Aspek Jumlah Rerata Kriteria Skor Skor Minat dan motivasi 30 3 Tinggi 30 3 Tinggi Pemberian informasi menarik 31 3,1 Sangat tinggi 30 3 Tinggi Kaitan materi dengan unsur 30 3 Tinggi SETS 32 3,2 Sangat tinggi 31 3,1 Sangat tinggi Pemahaman siswa terhadap 34 3,4 Sangat tinggi materi 31 3,1 Sangat tinggi 30 3 Tinggi Merangsang keaktifan siswa 27 2,7 Tinggi Kemudahan dalam 30 3 Tinggi memahami dan mempelajari 30 3 Tinggi 32 3,2 Sangat tinggi mini-chem book Pembelajaran dengan mini31 3,1 Sangat tinggi chem book bermanfaat dan 32 3,2 Sangat tinggi menyenangkan 31 3,1 Sangat tinggi 29 2,9 Tinggi 33 3,3 Sangat tinggi 30 3 Tinggi Peningkatan hasil belajar 32 3,2 Sangat tinggi
2. Respon Siswa Saat Melakukan Uji Coba Skala Besar Instrumen non tes lain yang digunakan untuk menilai kevalidan mini-chem book yang dikembangkan adalah angket respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan produk pengembangan. Data respon siswa terhadap pembelajaran diperoleh dengan memberikan angket respon kepada siswa kelas uji coba 1 terhadap pembelajaran mini-chem book berorientasi SETS. Terdapat 21 butir angket dengan skala penilaian 1 sampai 4. Hasil rekapitulasi angket respon siswa ditunjukkan pada tabel 4.17.
83
Tabel 4.17. Respon Siswa Kelas XI IPA 2 pada Uji Coba Skala Besar Butir Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Aspek Minat dan motivasi Pemberian informasi menarik Kaitan materi dengan unsur SETS
Pemahaman siswa terhadap materi
Merangsang keaktifan siswa Kemudahan dalam memahami dan mempelajari mini-chem book Pembelajaran dengan mini-chem book bermanfaat dan menyenangkan
Peningkatan hasil belajar
Jumlah Skor 92 91 97 92 94 88 87 99 89 83 76 89 88 90 92 92 84 77 89 98 87
Rerata Kriteria Skor 2,97 Tinggi 2,94 Tinggi 3,13 Tinggi 2,97 Tinggi 3,03 Tinggi 2,84 Tinggi 2,81 Tinggi 3,19 Tinggi 2,87 Tinggi 2,68 Tinggi 2,45 Tinggi 2,87 Tinggi 2,84 Tinggi 2,90 Tinggi 2,97 Tinggi 2,97 Tinggi 2,71 Tinggi 2,48 Tinggi 2,87 Tinggi 3,16 Tinggi 2,81 Tinggi
Dari analisis hasil respon siswa, diperoleh data rata-rata nilai dari setiap siswa dari kelas uji coba 1 yang menggunakan mini-chem book yaitu 23 siswa memberikan responnya dengan kategori minimal baik dari total 31 siswa. Rerata nilai keseluruhan respon siswa kelas uji coba 1 adalah sebesar 60,45 dengan kategori baik. 3. Respon Guru Saat Melakukan Uji Coba Skala Besar Respon guru merupakan tanggapan dan pendapat guru yang memegang kelas uji coba mengenai pembelajaran menggunakan mini-chem book, sehingga
84
untuk kedepannya dapat menjadi saran yang membangun dengan tujuan memperbaiki mini-chem book menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Hasil rekapitulasi angket respon guru ditunjukkan pada tabel 4.18. Tabel 4.18. Respon Guru pada Uji Coba Skala Besar di Kelas XI IPA 2 Butir Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Aspek Minat dan motivasi Pemberian informasi menarik Kaitan materi dengan unsur SETS
Pemahaman siswa terhadap materi Merangsang keaktifan siswa Kemudahan dalam memahami dan mempelajari mini-chem book
Pembelajaran dengan mini-chem book bermanfaat dan menyenangkan
Peningkatan hasil belajar
Skor 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
Kriteria Tinggi Rendah Tinggi sangat tinggi Tinggi Tinggi sangat tinggi Tinggi Tinggi Tinggi sangat tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
4.2.6 Kendala dalam Penelitian Penelitian pengembangan mini-chem book berorientasi SETS pada materi larutan penyangga yang dilaksanaklan di SMA N 1 Pati selama bulan Februari – Maret merupakan pengalaman yang tidak akan dilupakan oleh peneliti. Karena banyak pengalaman baru yang didapat oleh peneliti. Selain pengalaman baru, kendala selama penelitian juga dialami oleh peneliti. Kendala-kendala tersebut adalah
85
1. SMA N 1 Pati merupakan sekolah yang baru menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X. Sedangkaan dalam penelitian pengembangan ini memakai kurikulum 2013 untuk kelas XI. Jadi siswa masih belum terbiasa dalam proses pembelajarannya dan pada akhirnya peneliti kesulitan menyesuaikan keadaan tersebut. 2. Masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan saat guru menerangkan di depan kelas, sehingga guru harus meminta siswa untuk memperhatikan pembelajaran atau meminta siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas. 3. Suasana kelas menjadi gaduh saat siswa berdiskusi dalam kelompok dengan pertanyaan-pertanyaan terkait penyelesaian masalah. Untuk mengurangi kegaduhan tersebut, guru akan membimbing kelompok yang bertanya dengan mengacungkan tangan. Kendala-kendala di atas dirasa tidak memberatkan peneliti selama mengajar di kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3. Karena kendala-kendala tersebut masih dapat diatasi oleh peneliti untuk tercapaian penelitian yang valid, dan mampu mencapai target yang ditentukan.
4.3 PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilaksanakan proses pembelajaran selama 4 pertemuan pada kelas uji coba 1 (XI IPA 2) dan kelas uji coba 2 (XI IPA3). Pemilihan dua kelas ini didasarkan pada teknik pemilihan sampel yaitu purposive sample yang berarti pengambilan kelas sebagai sampel dengan pertimbangan guru. Hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan adalah nilai karena menggambarkan
86
kemampuan akademik siswa. Kedua kelas tersebut dipandang mempunyai hasil belajar yang hampir sama, sehingga diambil sebagai sampel dalam penelitian ini. 4.3.1 Pengembangan Mini-chem Book Mini-chem book berorientasi SETS telah dikembangkan melalui uji kelayakan. Hasil uji kelayakan ini dapat dilihat dari validasi atau penilaian yang dilakukan oleh para ahli (validator). Tahapan proses validasi untuk pengembangan produk mini-chem book berorientasi SETS meliputi validasi tahap 1 dan tahap 2. Hal tersebut di adaptasi dan dimodifikasi dari lembar validasi instrumen buku teks menurut BSNP. Terlebih dahulu mini-chem book melalui penilaian (validasi) tahap 1, dan telah dikatakan lolos karena semua butir dalam instrumen penilaian mendapat nilai atau respon iya/ada. Kemudian mini-chem book melewati validasi tahap 2 yang meliputi aspek kelayakan isi, kebahasan, dan penyajian. Produk pengembangan mini-chem book yang sudah melalui penilaian (validasi) selanjutnya dilakukan tahapan revisi-revisi sebagai usaha untuk penyempurnaan produk pengembangan. Revisi tersebut telah dilakukan sesuai dengan saran yang diberikan pada lembar penilaian (validasi) dari validator atau tim ahli. Berdasarkan hasil validasi pada tabel 4.9 ditinjau dari tiga aspek yang dilakukan oleh keempat validator ahli diperoleh rata-rata skor diatas 3,5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan tingkat validasi mini-chem book berorientasi SETS secara keseluruhan diinterpretasikan atau dinyatakan sangat baik. Selain itu, analisis deskriptif kelayakan dari data pada tabel 4.9 diperoleh
87
kesimpulan bahwa mini-chem book berorientasi SETS yang dikembangkan siap dan sangat layak untuk diterapkan dalam pembelajaran materi larutan penyangga Mini-chem book yang dikembangkan teruji efektif apabila mampu memenuhi indikator pencapaian yang dirumuskan yaitu mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah dinyatakan valid/layak, maka mini-chem book berorientasi SETS ini artinya siap diterapkan untuk diuji efektivitas dalam skala kecil dan besar. 4.3.2 Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Hasil uji coba soal kognitif diperoleh 18 butir soal yang valid dan reliabel ternyata belum memenuhi semua indikator pembelajaran. Siswa ternyata belum bisa mengerjakan semua soal pada uji coba soal dengan waktu 90 menit. Karena semua pertimbangan di atas, maka akhirnya dipilih 20 soal pilihan ganda yang digunakan sebagai instrumen untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa. Jadi siswa dapat mengerjakan 1 soal dengan waktu 4,5 menit. Hal ini berbeda dari uji coba soal yang menggunakan waktu 3 menit untuk mengerjakan 1 soal. Berdasarkan tabel 4.10 hasil belajar siswa sebelum adanya proses pembelajaran (pretest) pada konsep larutan penyangga tergolong rendah. Setelah mendapatkan pembelajaran, kedua kelas mengalami peningkatan hasil belajar yang ditandai dengan peningkatan rata-rata posttest dari masing-masing kelas uji coba. Selain itu, berdasarkan tabel 4.11 nilai N-gain kedua kelas uji coba samasama berada pada kriteria sedang. Tetapi apabila ditinjau dari rata-rata nilai pretest dan rata-rata nilai posttest, peningkatan pada kelas uji coba 1 lebih tinggi daripada peningkatan pada kelas uji coba 2. Hal ini ditunjukkan pada gambar 4.9
88
yang terlihat jelas adanya perbedaan pretest, postest, dan N-gain antara kelas uji coba 1 dan kelas uji coba 2.
Gambar 4.9 Diagram Batang Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain 2 kelas uji coba Pada kedua kelas tersebut diberikan kegiatan pembelajaran yang sama seperti pembelajaran dengan media power point dan flash, ceramah dari guru, diskusi kelompok, dan praktikum larutan penyangga sehingga nilai rata-rata posttest kedua kelas uji coba sama-sama meningkat. Tetapi peningkatan hasil belajar pada kelas uji coba 1 lebih tinggi daripada kelas uji coba 2. Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan mini-chem book berorientasi SETS dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas uji coba 1 membuat siswa mampu menciptakan hal baru, mengelaborasi suatu gagasan, orisinil dalam berpikir dan mampu memiliki banyak kemungkinan menjawab masalah sains dalam kehidupan sehari-hari (Setiyono, 2011). Siswa mempunyai bahan ajar pegangan yang bisa mereka pelajari dimanapun dan kapanpun. Siswa terbiasa dengan belajar menemukan dan mencari informasi secara mandiri untuk mendukung setiap konsep materi yang diberikan, sehingga siswa aktif dan kreatif dalam pemecahan masalah. Hasil
89
penelitian Binadja (2006:3) menyatakan bahwa ada sejumlah kelebihan ketika pendekatan SETS itu diterapkan dibanding dengan bila tidak menggunakan pendekatan SETS. Kelebihan itu tampak pada kualitas hasil belajar peserta didik, kemampuan menalar, dan minat untuk mempelajari kimia itu sendiri. Hasil uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa thitung (7,59) lebih dari ttabel (1,67) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar kimia siswa dengan pembelajaran menggunakan mini-chem book lebih baik daripada siswa dengan pembelajaran yang tidak menggunakan mini-chem book, sehingga dapat disimpulkan pembelajaran menggunakan mini-chem book memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar. Mutholib (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran dengan buku saku berbasis SETS memberikan pengaruh sangat baik terhadap hasil belajar aspek kognitif. 4.3.3 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Afektif Selain pada hasil belajar, peningkatan dalam ranah afektif juga diamati. Berdasarkan tabel 4.14 hasil pengamatan afektif tiap karakter ditunjukkan dalam diagram batang pada gambar 4.10.
90
Gambar 4.10 Diagram Batang Aspek Afektif Tiap Karakter (A) Kerjasama, (B) Teliti, (C) Mandiri, (D) Rasa ingin tahu, dan (E) Komunikatif pada kelas uji coba 1 dan 2 Berdasarkan pada gambar 4.10, perbedaan rata-rata nilai afektif antara 2 kelas yang paling signifikan adalah pada aspek ketiga yaitu mandiri. Kelas uji coba 1 memiliki nilai aspek mandiri yang lebih tinggi daripada kelas uji coba 2. Hal ini disebabkan oleh proses pembelajaran dengan mini-chem book berorientasi SETS menuntut siswa untuk lebih aktif dan mandiri dengan mengerjakan soalsoal uji mandiri dalam mini-chem book pada setiap materi, sehingga siswa terbiasa dan terlatih mengerjakan soal-soal dengan mandiri. Aspek pertama (kerjasama) dari dua kelas uji coba memperoleh nilai paling tinggi dari semua aspek. Hal ini disebabkan oleh tingkat kerjasama pada dua kelas uji coba yang sangat terlihat saat kegiatan diskusi kelompok dengan lembar diskusi yang diberikan. Kelas uji coba 1 menggunakan mini-chem book yang isinya menekankan pada kerjasama kelompok untuk memecahkan masalah, sehingga nilai aspek kerjasama kelas uji coba 1 lebih tinggi daripada kelas uji coba 2.
91
Hal serupa juga terdapat dalam penelitiannya Nurcahyani (2012) mengenai peningkatan prestasi belajar afektif siswa pada kelas yang menggunakan media berpendekatan SETS dibanding dengan kelas yang tidak menggunakan media berpendekatan SETS memiliki keaktifan berdiskusi untuk saling bertukar pikiran mengemukakan pendapat masing-masing, bekerja sama dan aktif membaca dari buku maupun sumber yang lain agar menemukan jawaban soal lembar diskusi. Masing-masing siswa berusaha untuk menemukan konsep dari materi tersebut sehingga mereka dapat membangun pengetahuan sendiri dan membuat mereka menjadi percaya terhadap kemampuan yang dimiliki. Siswa dihadapkan pada suatu pengetahuan yang baru sehingga muncul rasa ingin tahu dari dalam dirinya untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. Aspek kelima (komunikatif) dari dua kelas uji coba memperoleh nilai yang paling rendah dibanding aspek yang lain karena siswa dianggap masih kurang komunikatif pada saat menyampaikan hasil diskusi didepan kelas. Hasil observasi pada pembelajaran secara keseluruhan kelas uji coba 1 mempunyai rata-rata nilai afektif siswa lebih tinggi daripada nilai rata-rata afektif siswa kelas uji coba 2, maka penggunaan mini-chem book pada pembelajaran materi larutan penyangga efektif meningkatkan hasil belajar afektif. 4.3.4 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Psikomotorik Berdasarkan tabel 4.15 diperoleh data ranah psikomotorik tiap aspek pada kelas uji coba 1 dan kelas uji coba 2 ditunjukkan dalam diagram batang pada gambar 4.11.
92
Gambar 4.11 Diagram Batang Aspek Psikomotorik Tiap Aspek pada kelas uji coba 1 dan 2 Berdasarkan gambar 4.11, nilai aspek pertama (menyiapkan alat dan bahan) mempunyai nilai yang sama pada dua kelas uji coba disebabkan kedua kelas uji coba tersebut sama-sama menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap sebelum praktikum. Selain itu, aspek kelima (kebersihan) mempunyai nilai yang sama pada dua kelas uji coba dan juga menjadi aspek yang paling tinggi diantara ketujuh aspek karena siswa kedua kelas uji coba sama-sama sangat menjaga kebersihan alat dan tempat percobaan. Perbedaan rata-rata nilai psikomotorik antara 2 kelas yang paling signifikan adalah pada aspek ketujuh yaitu kemampuan deskripsi hasil. Rata-rata nilai aspek ketujuh kelas uji coba 1 lebih tinggi daripada kelas uji coba 2. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, kelas uji coba 1 menggunakan bahan ajar mini-chem book berorientasi SETS, sedangkan kelas uji coba 2 tidak menggunakan bahan ajar mini-chem book berorientasi SETS. Mini-chem book berisi informasi-informasi pendukung konsep materi
93
larutan penyangga yang membantu siswa menalar landasan teori percobaan, sehingga akhirnya siswa yang menggunakan mimi-chem book lebih mampu mengerjakan deskripsi hasil dan pembahasan dari percobaan yang dilakukan. Hasil observasi keseluruhan diperoleh bahwa kelas uji coba 1 mempunyai rata-rata nilai aspek psikomotorik seperti keterampilan menggunakan alat, melaksanakan percobaan, kerjasama kelompok, hasil praktikum, dan kemampuan deskripsi hasil siswa lebih tinggi daripada rata-rata nilai aspek psikomotorik siswa kelas uji coba 2, sehingga penggunaan mini-chem book pada pembelajaran materi larutan penyangga efektif meningkatkan hasil belajar psikomotorik. Berdasarkan beberapa penelitian dapat dikemukakan bahwa pendekatan pembelajaran bervisi SETS berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan siswa. Utomo (2007) menyatakan bahwa pembelajaran berwawasan SETS mempengaruhi aktivitas siswa dan hasil belajar sebesar 93,9% sehingga terbukti mampu meningkatkan aktivitas dalam belajar termasuk kegiatan praktikum yang secara langsung mempengaruhi hasil belajar siswa. Saptorini (2009) dalam penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa pendekatan SETS dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik dari siswa. 4.3.5 Uji Coba Produk Skala Kecil Uji coba pada skala kecil dilakukan kepada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Pati sebanyak 10 siswa. Uji coba skala kecil ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala maupun kekurangan-kekurangan yang mungkin akan dihadapi sebelum melakukan uji coba skala besar/uji coba di kelas. Pada uji coba
94
skala kecil yang dilakukan adalah mengetahui proses pembelajaran, keterbacaan dan pemakaian mini-chem book. Pada pelaksanaan uji coba skala kecil ditemukan kendala yaitu siswa kesulitan untuk memahami konsep SETS. Kendala ini diatasi dengan cara memberikan lembar diskusi berisi contoh penjabaran konsep SETS dan agar siswa dengan mudah dapat mengerjakan contoh soal yang lain. Kendala yang muncul berikutnya adalah pada contoh-contoh soal yang ada di mini-chem book, dimana siswa masih bingung ketika mengerjakannya secara langsung. Cara ataupun langkah yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberikan bimbingan dan lembar diskusi berisi teori singkat beserta langkah-langkah mengerjakan soal agar siswa dapat menggunakannya dengan mandiri dan interaktif. Pada proses pembelajaran yang dilakukan pada uji coba skala kecil, alokasi waktu yang digunakan tidak menjadi kendala yang berarti, dimana dalam proses pembelajaran materi larutan penyangga terbagi menjadi empat kali peertemuan. Empat pertemuan ini sudah cukup bagi siswa untuk dapat memahami dan mempelajari materi larutan penyangga secara maksimal dalam tiap langkahlangkah
pembelajarannya
mengumpulkan
informasi,
mulai
dari
menalar,
aktivitas
mengamati,
menyimpulkan,
dan
menanya, kemudian
mempresentasikan hasilnya secara diskusi kelompok di depan teman-temannya. Berdasarkan data pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa dari 21 aspek pada lembar respon siswa, diperoleh data rata-rata tiap aspek berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Selain itu, dari hasil rata-rata nilai respon masing-masing
95
dari 10 siswa memberikan responnya dengan kategori baik (bisa dilihat dilampiran 19). Hal ini menunjukkan bahwa siswa secara keseluruhan memberikan respon baik terhadap pembelajaran dengan menggunakan mini-chem book dan siap untuk uji selanjutnya yaitu uji coba dalam skala besar. 4.3.6 Respon Siswa dan Guru pada Uji Coba Skala Besar Berdasarkan data pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa dari semua aspek pada lembar respon siswa, diperoleh data rata-rata tiap aspek berada pada kisaran 2 – 3 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa mini-chem book yang dikembangkan valid. Berikut diagram batang analisis tiap butir angket ditunjukkan pada gambar 4.13.
Gambar 4.12 Diagram Batang Butir Angket Respon Siswa
Pada gambar 4.12 terlihat aspek yang tinggi diantaranya adalah aspek ke 3 tentang mini-chem book memberikan informasi keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari, aspek ke 8 tentang mini-chem book berisi pengetahuan
96
yang belum diketahui siswa sebelumnya, dan aspek ke 20 tentang pembelajaran menggunakan mini-chem book menyenangkan dan berkesan. Sedangkan aspek yang tergolong rendah diantaranya adalah aspek ke 11 yaitu mini-chem book dapat merangsang siswa untuk aktif mencari sumber baru, dan aspek ke 18 mengenai kalimat dalam mini-chem book yang tidak dipahami oleh siswa. Dengan adanya mini-chem book berorientasi SETS siswa lebih termotivasi untuk lebih aktif dan mandiri dalam belajar karena pembelajaran SETS kontekstual dan siswa lebih mengerti materi larutan penyangga lebih mendalam sehingga pembelajaran menyenangkan dan berkesan (Mutholib, 2011). Hasil analisis deskriptif keseluruhan data respon siswa kelas uji coba 1 yang didapatkan menunjukkan bahwa siswa secara keseluruhan memberikan respon baik terhadap pembelajaran dengan menggunakan mini-chem book berorientasi SETS. Hal ini berarti siswa sudah memahami materi dan peran ilmu kimia dan keterkaitannya dalam lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Pembelajaran dengan menggunakan mini-chem book ini membuat siswa tertarik, termotivasi untuk belajar, dan memberikan banyak pengetahuan yang belum diketahui sebelumnya oleh siswa. Sesuai dengan Binadja (2002) yang menyatakan bahwa pembelajaran bervisi SETS membentuk kesan positif yang timbul akibat pembelajaran bervisi SETS berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa yang dalam hal ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa. Menurut Nugraha (2013) dalam penelitiannya mengenai pengembangan bahan ajar bervisi SETS mendapatkan respon positif dari siswa. Sebagian besar perhatian siswa akan terfokus pada proses pembelajaran karena ketertarikan siswa
97
terhadap bahan ajar dan siswa tidak akan cepat merasa bosan terhadap pembelajaran yang berlangsung. Respon guru dari pengisian angket oleh guru kimia yang bertanggung jawab atas kelas uji coba 1 pada tabel 4.18 diperoleh aspek dengan kriteria sangat tinggi yaitu ke 4 dan 7 tentang pembelajaran dengan mini-chem book membuat siswa dapat mengkaitkan konsep materi dengan lingkungan dan masyarakat, dan aspek ke 10 tentang pembelajaran dengan mini-chem book membuat siswa memaknai setiap materi. Sedangkan kriteria rendah terlihat pada aspek ke 17 dan ke 18 tentang mini-chem book yang isinya masih ada yang tidak jeas dan kurang dipahami. Dari hasil analisis deskriptif respon diperoleh kesimpulan bahwa guru juga memberikan respon baik terhadap pembelajaran dengan menggunakan mini-chem book. 4.3.7 Kelebihan dan Kelemahan Mini-chem book Kelemahan dan kelebihan yang diperoleh dalam penggunaan mini-chem book selama pembelajaran yaitu: 1. Kelebihan : 1. Mini-chem book yang dikembangkan berorientasi SETS, sehingga memberi informasi tambahan terkait unsur SETS agar siswa dapat menerapkan materi dalam kehidupan sehari-hari dan membantu siswa dalam memahami konsep materi. 2. Mini-chem book membuat siswa mengetahui banyak pengetahuan baru yang belum diketahui siswa sebelumnya.
98
3. Pembelajaran dengan mini-chem book menyenangkan dan berkesan karena siswa belajar secara mandiri dan dapat mengembangkan informasi yang ada didalamnya. 2. Kelemahan 1. Dalam mini-chem book terdapat beberapa materi dan kalimat yang tidak jelas dan sulit dipahami. 2. Mini-chem book kurang merangsang siswa untuk aktif mencari sumber baru
(koran/artikel,internet,dll).
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengembangan mini-chem book berorientasi SETS dapat disimpulkan sebagai berikut. 1.
Mini-chem book berorientasi SETS terkait kompetensi larutan penyangga telah teruji valid dan layak dengan tingkat penilaian validator baik dalam aspek kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian dengan skor 4 dan hasil analisis deskriptif minimal 92%.
2.
Mini-chem book berorientasi SETS teruji berpengaruh positifdalam peningkatan hasil belajar siswa baik hasil belajar, ditandai dengan hasil uji thitung (7,59) lebih besar dari ttabel (1,67).
3.
Mini-chem book berorientasi SETS telah mendapatkan respon baik dari siswa dan guru setelah digunakan dalam proses pembelajaran, ditandai dengan 23 siswa memberi tanggapan baik dari jumlah 31 siswa dan rata-rata hasil respon guru memberikan respon tinggi.
4.
Mini-chem book berorientasi SETS dalam pembelajarannya mempunyai kelebihan yaitu memberi informasi tambahan terkait unsur SETS, membuat siswa mengetahui banyak pengetahuan baru, memberikan pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan, serta mempunyai kelemahan yaitu terdapat
99
100
beberapa materi dan kalimat yang tidak jelas dan sulit dipahami dan kurang merangsang siswa untuk aktif mencari sumber baru.
5.2 Saran 1. Mini-chem book selanjutnya dapat diperbaiki menurut kelemahannya yaitu terdapat beberapa materi dan kalimat yang tidak jelas dan sulit dipahami dan kurang merangsang siswa untuk aktif mencari sumber baru dengan memperbaiki kalimat dan materi sehingga mudah dipahami siswa menambah keterkaitan unsur SETS. 2. Penggunaan
Mini-chem
book
berorientasi
SETS
selanjutnya
dapat
mempertahankan atau meningkatkan kelebihannya yang dapat memberi informasi tambahan terkait unsur SETS, membuat siswa mengetahui banyak pengetahuan baru, dan memberikan pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan.
101
DAFTAR PUSTAKA Adisendjaja, Yusuf H., dan Oom R. 2007. Identifikasi kesalahan dan miskonsepsi buku teks biologi SMU. Makalah seminar nasional pendidikan biologi dan biologi. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 25-26 Mei 2007. Anni, C. T. 2007. Psikologi belajar. Semarang : UPT MKK Universitas Negeri Semarang. Arlitasari, O., Pujiyanto, & R. Budhiarti. 2013. Pengembangan bahan ajar ipa terpadu berbasis salingtemas dengan tema biomassa sumber energi alternatif terbarukan. Jurnal Pendidikan Fisika. 1(1):81-89. Bennett, J., Sylvia H., dan Fred L. 2005. A systematic review of the effects of context-based and science-technology-society (STS) approaches in the teaching of secondary science. Research paper on department of educational studies university of York, February 2005. Berg, E.V. 1991. Miskonsepsi fisika dan remediasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Binadja, A. 2002. Pendidikan SETS (science, environment, technology, and society) implikasi kurikulum berbasis kompetensi pada pendidikan dasar dan menengah. Makalah seminar nasional pendidikan berorientasi keterampilan hidup dengan kurikulum berbasis kompetensi. Program Pascasarjana UNNES, 27 Februari. Binadja, A. 2005. Pedoman pengembangan bahan pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS. Semarang: laboratorium SETS Universitas Negeri Semarang. Binadja, A. 2006. Pedoman pengembangan silabus bervisi dan berpendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) atau (Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat) bahan pembelajaran penerbitan khusus media MIPA UNNES. Semarang: Laboratorium SETS. Universitas Negeri Semarang. Binadja, A. 2009. Pedoman Praktis Pengembangan Model Evaluasi Pembelajaran Bervisi dan Berpendekatan SETS. Makalah seminar lokakarya pembelajaran kimia bervisi dan berpendekatan SETS bagi guru-guru sains kimia smp surakarta. Kerjasama antara LPPM UNS dengan MGMP IPA Kota Surakarta, 16 Mei 2009. Binadja, A & S. Wardhani & S. Nugroho 2008. Keberkesanan pembelajaran kimia materi ikatan kimia bervisi SETS pada hasil belajar siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 2 (2): 256-262
102
Darlius. 2010. Perpustakaan digital dan kontribusinya terhadap minat baca di lingkungan akademika. Jurnal Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca. 26 (1). Hudojo, H.,et al. (2002). Peta Konsep. Jakarta: Makalah disajikan dalam Forum Diskusi Pusat Perbukuan Depdiknas. Kemendikbud. 2013. Analisis materi ajar jenjang SD/SMP/SMA tentang konsep pendekatan scientific. Jakarta : Kementrian pendidikan dan kebudayaan. Kean, E. dan Middlecamp C. 1985. A Survival Manual for General Chemistry (Panduan Belajar Kimia Dasar). Terjemahan A. Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Gramedia. Kusnadi. 2010. Efektivitas penggunaan chem-minibook sebagai media pembelajaran berorientasi chemo entrepreneurship (CEP) dalam pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI IPA MAN 1 semarang. Skripsi. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang. Lestari, I. 2013. Pengembangan bahan ajar berbasis kompetensi. Padang: Akademia Permata. Mardapi, J. 2012. Pengukuran penilaian dan evaluasi pendidikan. Yogyakarta : Nuha Merdika. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mutholib, A. 2011. Pengembangan buku saku sebagai media pembelajaran berbasis SETS (science, environment, technology, society) pada materi zat adiktif dan psikotropika di MTs NU 20 Kangkung Kabupaten Kendal kelas VIII tahun ajaran 2010/2011. Tesis. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Nugraha, D. A. 2013. Pengembangan bahan ajar reaksi redoks bervisi sets, berorientasi konstruktivistik. Journal of Innovative Science Education. 2 (1): 27-34 Nuray, Inci M., dan Secken 2010. The effects of science, technology, society, environment (STSEi interactions on teaching chemistry. Journal of Chemistry Education. 2 (12): ISSN 1417-1424. Nurcahyani, N. 2012. Efektivitas metode pembelajaran student teams achievement divisions (STAD) berbasis SETS berbantuan macromedia
103
flash terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok perubahan fisika dan kimia kelas VII semester genap SMP Negeri 14 Surakarta tahun 2010/2011. Jurnal Pendidikan Kimia. 1(1): 19-25. Prastowo, A. 2012. Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Jogjakarta: DIVA Press. Purwanto, N. 2009. Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Qomar, M. 2012. Kesadaran pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Rifa’i, A. dan Catharina T. A.. 2012. Psikologi pendidikan. Semarang : UPT MKK Universitas Negeri Semarang. Rosario, B.I.D. 2009. Science, technology, society and environment (STSE) approach in environmental science for nonscience students in a local culture. Liceo Journal of Higher Education Research Science and Technology Section. 6(1): ISSN 2094-1064. Rusman. 2011. Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Saptorini. 2009. Pembelajaran kimia dengan pendekatan SETS melalui metode eksperimen aplikatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Diunduh di http://script.org/jurnal/paperinformation tanggal 5 Januari 2012. Setiyono, F.P. 2011. Pengembangan perangkat pembelajaran kimia kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp) dengan pendekatan SETS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan. 1(2):150-158. Situmorang, M. 2013. Pengembangan buku ajar kimia sma melalui inovasi pembelajaran dan integrasi pendidikan karakter untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: RINEKA CIPTA. Slavin, Robert E. 2012. Educational psychologgy: theory and practice, tenth edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Soekardjo & Lis P. 2009. Metodologi penelitian pendidikan kimia. Diktat Kuliah.Yogyakarta: UNY Press. Solikan. Perbandingan efektifitas pembelajaran menggunakan buku saku dengan menggunakan buku besar pada materi pokok koloid di SMA N 9
104
Semarang Kelas XI IPA semester II tahun pelajaran 2004/2005. Skripsi. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA UNNES. Sudjana. 2005. Metode statiska. Bandung: Tarsito. Sudjana, N. 2005. Dasar-dasar dalam proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Suharnan. 2005. Psikologi kognitif. Surabaya: Srikandi. Suharsimi, A. 2009. Dasar – dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Sugiyono. (2010). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supardi, K. I. dan Indraspuri R. P. (2010). Pengaruh Penggunaan Artikel Kimia dari Internet pada Model Pembelajran Creative Problem Solving terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 4 (1): 574–581. Thiagarajan, Semmel & Semmel. 1974. Instructional development for training teachers of exceptional children. Minneapolis: Minnesota. Trianto. 2007. Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstrutivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka. Trianto. 2010. Pengantar penelitian pendidikan bagi pengembangan profesi pendidikan & tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana. Utomo, P. 2007. Strategi pembelajaran fisika melalui pendekatan pembelajaran kooperatif berwawasan SETS dan berbasis work management di SMK Negeri 11 Semarang. Tesis. Semarang: Pendidikan IPA pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Wahyudi. 2009. Peningkatan hasil belajar siswa melalui pemberian pop quiz dan penggunaan media buku saku yang berorientasi SETS. Skripsi. Semarang: Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Wardhani, P. 2012. Pengembangan buku cerita bergambar berbasis konservasi lingkungan untuk pemelajaran membaca siswa SD kelas rendah. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Widodo, AT. 2009. Pengembangan assesmen pembelajaran pendidikan kimia. Semarang : LP3 UNNES.
105
Widodo, C. S. & Jasmadi. 2008. Panduan menyusun bahan ajar berbasis kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Yusfiani, M. & M. Situmorang. 2011. Pengembangan dan standarisasi buku ajar kimia SMA/MA kelas XII semester 1 berdasarkan standar isi KTSP. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan. 17(1): 38-48. Zoller, U. 2013. Science, technology, environment, society (STES) literacy for sustainability: what should it take in chem/science education. Journal of Chemistry Education. 24(2): 207-214.
106
Lampiran 1 KISI-KISI SOAL PENILAIAN KOGNITIF No 1
Indikator
2
4
Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan. Menjelaskan sifat larutan penyangga dan bukan penyangga. Menyebutkan komponen larutan penyangga.
5
Menyebutkan contoh larutan penyangga
6
Menjelaskan cara pembuatan larutan penyangga asam dan basa
7
Menentukan pH atau pOH larutan penyangga
8
Menentukan ph atau poh larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa atau dengan pengenceran Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
3
9
10 11
Menjelaskan pengertian larutan penyangga
Memberi contoh penerapan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan penerapan larutan penyangga dan keterhubungkaitan konsep larutan penyangga (sains) dengan unsur SETS yang lain secara timbal balik
No. Soal 1 3 6
Jenjang C2 C2 C2
4 5
C2 C2
2 9 10 7 8 12 13 14 15 11 16 17 18 19 20 21
C3 C2 C2 C4mudah C4mudah C3 C3 C3 C3 C2 C3 C3 C3 C3 C3 C3
22 23 24 25 28
C2 C2 C2 C2 C4tinggi
26 27 29 30
C4sedang C4sedang C4sedang C4sedang
Total 30
C2= 40% C3= 36,67% C4= 23,33%
107
Lampiran 2 INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF MATA PELAJARAN KIMIA Materi Pokok: Larutan Penyangga Kelas : XI Waktu : 60 menit 1. Larutan penyangga adalah campuran... a. asam lemah dan basa lemah d. basa kuat dan garamnya b. asam kuat dan garamnya e. asam lemah dan basa kuat c. basa lemah dan garamnya 2. Campuran berikut ini yang dapat membentuk larutan penyangga adalah... a. 100 ml CH3COOH 0,1 M dan d. 100 ml NH3(aq) 0,5 M dan 100 100 ml NaOH 0,1 M ml HCl 0,1 M b. 100 ml CH3COOH 0,1 M dan e. 100 ml NaOH 0,1 M dan 100 100 ml NaOH 1,0 M ml HCl 0,1 M c. 100 ml CH3COOH 0,1 M dan 100 ml NaOH 0,2 M 3. Pernyataan berikut yang tidak benar mengenai larutan penyangga adalah... a. Memiliki pH yang relatif tetap b. pH-nya tidak berubah dengan penambahan sedikit asam atau basa c. pH-nya tidak dipengaruhi oleh pengenceran d. pH sama dengan pKa atau pKb e. pH-nya tidak dipengaruhi oleh CO2 di udara 4. Campuran asam asetat berlebih dan natrium asetat mempunyai sifat... a. Pada pengenceran harga [H+] d. Penambahan natrium asetat nya relatif tetap akan menimbulkan endapan b. Pada penambahan sedikit e. Akan terbentuk buffer ideal HCl, pH akan turun sedikit mendekati 1 c. Penambahan sedikit NaOH pH akan naik sedikit mendekati 14 5. Apakah yang dapat diamati jika ke dalam 50 ml larutan penyangga dengan pH =5 ditambahkan 50 ml akuades? a. pH akan naik sedikit b. pH akan turun sedikit c. pH tidak berubah d. pH naik drastis e. pH turun drastis
108
6.
Berikut ini merupakan hasil percobaan dari beberapa larutan yang ditetesi dengan larutan asam dan basa: Larutan Perubahan pH pada penambahan Asam Basa 1 2 6 2 0,1 0,01 3 4 0 4 0 4 5 3 3 Yang merupakan larutan penyangga adalah... a. 1 c. 3 e. 5 b. 2 d. 4 7. Campuran larutan-larutan berikut bersifat buffer, kecuali... a. larutan NaH2PO4 dengan d. larutan NH3 dengan larutan larutan Na2HPO4 (NH4)2SO4 b. larutan HCOOH dengan e. larutan H3PO4 dengan larutan larutan (HCOO)2Ba NaH2PO4 c. larutan NaOH dengan larutan (HCOO)2Ba 8. Di bawah ini yang bukan merupakan campuran larutan penyangga adalah.... a. CH3COOH dan CH3COONa d. NaOH dan HCl b. HCN dan NaCN e. HCOOH dan HCOOK c. NH4OH dan NH4Cl 9. Larutan penyangga terdiri dari CH3COOH berlebih dan CH3COONa memiliki pH yang relatif tetap meskipun di dalamnya ditambahkan sedikit HCl, karena.... a. H+ pada HCl akan bereaksi d. H+ pada HCl akan bereaksi dengan OH pada NaOH dengan CH3COO- pada b. Cl pada HCl akan bereaksi CH3COONa + dengan Na pada NaOH e. HCl cenderung tidak bereaksi + c. H pada HCl akan bereaksi dengan CH3COO- pada CH3COOH 10. Larutan penyangga terdiri dari NH4OH berlebih dan HCl memiliki pOH yang relatif tetap jika ditambahkan sedikit NaOH ke dalamnya, karena.... a. OH- pada NaOH akan b. OH- pada NaOH akan bereaksi dengan NH4+ pada bereaksi dengan NH4+ pada NH4OH NH4Cl
109
11.
c. NaOH tidak bereaksi dengan e. OH- pada NaOH akan senyawa apapun bereaksi dengan H+ pada HCl d. NaOH pada NaOH akan bereaksi dengan Cl- pada HCl Konsentrasi OH- suatu larutan penyangga yang berasal dari campuran MOH dan MCl ditentukan dengan rumus... 𝐾𝑏 𝑥 [𝑀+ ] a. [OH − ] = 𝐾𝑏 𝑥[𝑀+ ] d. [OH − ] = b. [OH − ] = c.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
[OH − ]
=
[𝑀𝑂𝐻]
[𝑀𝑂𝐻] [𝑀+ ]
e.
[OH − ]
= 𝐾𝑏 𝑥[𝑀𝑂𝐻]
𝐾𝑏 𝑥 [𝑀𝑂𝐻] [𝑀+ ]
Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 5, maka ke dalam 40 ml larutan CH3COOH 0,1 M ( Ka = 1.10-5) harus ditambahkan NaOH 0,2 M sebanyak... a. 10 ml c. 30 ml e. 50 ml b. 20 ml d. 40 ml Berapa M NH4OH 200ml yang harus ditambahkan kedalam larutan 1M HCl 50ml untuk membuat larutan penyangga, jika pOH 10, dan Kb=1 x 10-10 a. 0,25 M c. 0,75 M e. 1,25 M b. 0,50 M d. 1 M Ke dalam 100 ml larutan asam benzoat (C6H5COOH) 0,1 M dilarutkan 72 gram C6H5COOL padat hingga membentuk larutan penyangga dengan pH= 6. Jika volum larutan di anggap tetap dan Ka asam benzoat= 5 x 10-5, maka Mr C6H5COOL adalah... a. 144 c. 24 e. 12 b. 39 d. 23 100 ml larutan NH3 0,1 M adalah 11. Jumlah mol NH4Cl yang harus ditambahkan ke dalam larutan agar pH menjadi 8 adalah... a. 0,01 mol c. 1 mol e. 100 mol b. 0,1 mol d. 10 mol 25 mL larutan CH3COOH 0,1 M (Ka = 2.10-5) ditetesi NaOH 0,05 M. Pada saat jumlah tetesan mencapai 20 mL maka pH larutan menjadi....(log 3 = 0,5) a. 4,5 c. 5,5 e. 6,5 b. 5 d. 6 Larutan penyangga yang terdiri dari 200 mL NH4OH 0,2 M (Kb = 10-5) dan 100 mL HCl 0,1 M memiliki harga pOH sebesar .... a. 5 – log 3 c. 5 e. 3 b. 2 d. 3 – log 5
110
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
ke dalam 100 ml larutan NH3 0,2 M dimasukan 0,1 mol kristal NH4Cl, jika volume larutan dianggap tetap dan Kb = 1.10-5 , maka harga pH larutan menjadi... a. 6-log 2 c. 8-log 2 e. 10- log 2 b. 6+log 2 d. 8+log 2 Ke dalam larutan penyangga yang terdiri dari 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL NH4Cl 0,1 M (Kb = 10-5) ditambahkan larutan HCl 0,02 M sebanyak 5 mL, maka pH akhir larutan penyangga tersebut adalah .... a. 5 – log 9,9 c. 9 – log 9,9 e. 5 b. 9 d. 5 + log 9,9 Pada larutan penyangga yang terdiri dari 100 mL HCN 0,2 M dan 100 mL NaOH 0,1 M (Ka HCN = 10-5) ditambah dengan 10 mL NaOH 0,01 M memiliki harga pH akhir sebesar.... a. 5 c. 5 – log 2 e. 5 + log 2 b. 2 + log 5 d. 2 Larutan penyangga yang terdiri dari 50 mL basa lemah NH4OH (Kb= 10-5) 0,3 M ditambah dengan 100 mL larutan HBr 0,1 M ditambah dengan 2 mL air. pH akhir larutan tersebut adalah.... a. 9 + log 3 c. 9 – log 5 e. 8 + log 5 b. 9 + log 5 d. 8 – log 2 Diantara pernyataan berikut yang merupakan fungsi larutan penyangga dalam tubuh manusia, yaitu... a. Menjaga kesetimbangan d. Menjaga masuknya cairan ke cairan yang ada di luar dan di dalam sel dalam sel e. Menjaga masuknya pelarut b. Menjaga pecahnya pembuluh melalui selaput semi darah permeabel c. Menjaga pH darah agar tidak banyak berubah Pada kondisi asidosis, laju pernafasan akan meningkat dan ginjal akan mengeluarkan urin dengan... a. Kandungan asam lebih c. Kandungan HCO3- lebih rendah tinggi b. Kandungan fosfat lebih tinggi d. Kandungan basa lebih tinggi e. Kandungan asam lebih tinggi penyangga alami yang terkandung dalam air ludah adalah... a. H2CO3/ HCO32d. NH3/ NH4+ e. MgO b. H2PO4-/ HPO42c. CH3COOH/ CH3COOFungsi penambahan NaHCO3 pada kolam renang adalah...
111
26.
27.
28.
29.
a. Agar air kolam renang tetap d. Agar menjaga kesetimbangan jernih air kolam renang b. Sebagai disinfektan dalam air e. Agar pH air kolam renang c. Agar pH air kolam renang menjadi turun tetap terjaga konstan Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita memerlukan larutan dengan pH tertentu dan tetap walaupun terhadap larutan tersebut ditambahkan sedikit asam, sedikit basa ataupun diencerkan. Larutan yang mampu mempertahankan pH ini disebut larutan penyangga. Di antara beberapa hal di bawah ini, manakah yang memerlukan/menerapkan prinsip larutan penyangga? 1. pembuatan obat kumur non alkohol 2. pembuatan cairan infus 3. pembuatan minyak kelapa 4. budidaya buah melon menggunakan media pasir (hidroponik) a. 1 dan 2 b. 2 dan 4 c. 1, 2 dan 4 d. 1, 2,dan 3 e. Semua benar Dengan ditemukannya berbagai macam larutan penyangga, maka semakin bervariasi pula produk-produk buatan pabrik. Perkembangan produk berjalan sesuai perkembangan teknologinya. Diantara beberapa hal dibawah ini, manakah teknologi yang menerapkan konsep (sains) larutan penyangga asam? 1. teknologi pembuatan sampo bayi 2. teknologi pembuatan sabun mandi/cuci 3. teknologi pembuatan minuman peningkat performa olahraga/minuman karbonasi. a.1 c.1 dan 2 e. 1,2,dan 3 b.2 d. 2 dan 3 Contoh larutan penyangga buatan adalah aspirin. Aspirin merupakan obat penghilang rasa nyeri yang cukup populer. Kandungan utama dalam aspirin yaitu ... a. asam asetat d. asam sitrat b. asam fosfat e. asam formiat c. asam asetilsalisilat Dengan adanya konsep tentang larutan penyangga, masyarakat mendapatkan keuntungan. Salah satunya adalah masyarakat dapat melakukan tindakan yang dapat mencegah/menghentikan keadaan yang dapat menyebabkan gangguan
112
keseimbangan asam-basa darah. Salah satu keadaan yang disebabkan oleh gangguan/kegagalan sistem penyangga dalam tubuh (darah) adalah asidosis. Asidosis merupakan suatu keadaan dimana laju pernapasan meningkat dan pH darah turun dibawah 7,0 (darah terlalu banyak mengandung asam). Di bawah ini adalah beberapa pernyataan tentang hal-hal yang dapat mencegah/ menghentikan serangan asidosis. 1. Setelah berolahraga dalam waktu yang lama, sebaiknya segera minum minuman isotonik yang mengandung asam sitrat-natrium sirat 2. Bagi orang yang dalam keadaan cemas berlebihan, sebaiknya diminta untuk menghembuskan nafasnya dalam kantong plastik kemudian menghirupnya kembali 3. Tidak mengkonsumsi daging sapi secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama 4. Bagi orang yang tinggal di pegunungan sebaiknya selalu mengkonsumsi masakan berbumbu sangat pedas agar tubuhnya dapat berkeringat lebih banyak sehingga tidak kedinginan. Manakah pernyataan yang benar? a. 1 c. 2 dan 3 e. 1,2,3,dan4 b. 1 dan 2 d. 1 dan 3 30. Di alam sekitar kita, banyak hal yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Contohnya untuk pembuatan produk yang berbasis konsep larutan penyangga. Di bawah ini contoh penggunaan sumber daya alam untuk produk yang berbasis larutan penyangga. 1. Pemanfaatan buah kelapa untuk minyak 2. Pemanfaatan daun keben untuk obat tetes mata 3. Pemanfaatan garam dapur sebagai obat kumur 4. Pemanfaatan daun sirih sebagai obat luka Manakah pernyataan yang benar? a. 1 b. 1 dan 2 c. 2 dan 3 d. 1 dan 3 e. 1, 2, 3, dan 4
113
Lampiran 3
ANALISIS UJI COBA SOAL KELAS XI IPA 2
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kode Siswa UC-1 UC-2 UC-3 UC-4 UC-5 UC-6 UC-7 UC-8 UC-9 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17
1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
4 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nomor Soal 7 8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1
9 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
10 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
11 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
14 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0
15 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
114
18 19 20 21 22 23 24 25 26
UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 Daya Beda TK (p) X Q St Xp Xt R t hitung varian total Reliabilitas
1 1 1 0 0 0 0 0 1 9 0,43 0,35 158 0,65 3,90 17,6 15,5 0,38 1,99 15,2 0,63
1 1 1 1 1 1 0 1 0 24 0,29 0,92 386 0,08 3,90 16,1 15,5 0,52 2,97
0 0 0 1 0 1 0 1 1 17 0,14 0,65 268 0,35 3,90 15,8 15,5 0,09 0,46
1 0 1 1 0 1 0 0 0 7 0 0,3 120 0,7 3,90 17 15,5 0,3 1,3
1 1 1 1 1 0 0 1 0 23 0,4 0,9 375 0,1 3,90 16 15,5 0,6 3,4
1 1 1 1 1 1 0 1 0 23 0,1 0,9 364 0,1 3,90 16 15,5 0,2 1,2
0 0 1 1 0 0 0 0 0 7 0,43 0,27 131 0,73 3,90 18,7 15,5 0,5 2,83
0 1 1 0 1 0 1 1 0 21 0,43 0,81 341 0,19 3,90 16,2 15,5 0,39 2,06
0 1 0 1 0 0 0 0 1 8 0 0,3 131 0,7 3,90 16 15,5 0,1 0,7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0,43 0,19 94 0,81 3,90 18,8 15,5 0,41 2,22
1 1 1 1 1 1 0 1 0 20 0,14 0,77 318 0,23 3,90 15,9 15,5 0,19 0,93
0 1 0 1 1 1 0 1 0 21 0,43 0,81 343 0,19 3,90 16,3 15,5 0,44 2,39
1 1 0 1 1 1 0 1 0 22 0,43 0,85 357 0,15 3,90 16,2 15,5 0,44 2,38
0 1 0 0 1 0 1 0 0 16 0,57 0,62 267 0,38 3,90 16,7 15,5 0,39 2,04
0 0 0 0 0 0 1 0 0 5 0,43 0,19 97 0,81 3,90 19,4 15,5 0,49 2,74
114
Lampiran 4 TABULASI HASIL UJI COBA SOAL PILIHAN No. Daya Beda soal 0,43 1 0.29 2 0.14 3 0 4 0.40 5 0,1 6 0,43 7 0.43 8 0 9 0.43 10 0.14 11 0.43 12 0.43 13 0.57 14 0,43 15 0.57 16 0.57 17 0.57 18 0,43 19 0 20 0.86 21 0,29 22 0,14 23 0 24 0.43 25 -0,3 26 0.43 27 0.43 28 0 29 0.1 30
Komentar Baik Baik Jelek Sangat jelek Baik Jelek Baik Baik Sangat jelek Baik Jelek Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat jelek Sangat baik Baik Jelek Sangat jelek Baik Sangat jelek Baik Baik Sangat jelek Jelek
Tingkat kesukaran 0,35 0.92 0.65 0.30 0.90 0.90 0.27 0.81 0.30 0.19 0.77 0.81 0.85 0.62 0.19 0.58 0.19 0.08 0,54 0.85 0.81 0.30 0.81 0.30 0.81 0.23 0.38 0.19 0.23 0.60
Komentar Sedang Mudah Mudah Sukar Mudah Mudah Sukar Mudah Sukar Sukar Mudah Mudah Mudah Sedang Sukar Sedang Sukar Sukar Sedang Mudah Mudah Sukar Mudah Sukar Mudah Sukar Sedang Sukar Sukar Sedang
validitas Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid
115
Lampiran 5 Mata Pelajaran Materi Uji Alokasi Waktu Jumlah soal Bentuk soal
1.
1.
2.
3.
4.
SOAL PRETEST : Kimia : Larutan Penyangga : 90 menit : 20 butir : Pilihan Ganda
PETUNJUK MENGERJAKAN Tulislah identitas anda pada lembar jawab yang telah tersedia
2.
Tuliskan jawaban anda dengan member tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap benar.
3.
Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru / pengawas Larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan... a. asam nitrat dengan Na-asetat d. asam format dengan Na-format b. asam nitrat dengan Na- nitrat e. asam asetat dengan Na-nitrat c. asam fosfat dengan Na-asetat Campuran berikut ini yang dapat membentuk larutan penyangga adalah... a. 100 ml CH3COOH 0,1 M dan d. 100 ml NH3(aq) 0,5 M dan 100 100 ml NaOH 0,1 M ml HCl 0,1 M b. 100 ml CH3COOH 0,1 M dan e. 100 ml NaOH 0,1 M dan 100 100 ml NaOH 1,0 M ml HCl 0,1 M c. 100 ml CH3COOH 0,1 M dan 100 ml NaOH 0,2 M Apakah yang dapat diamati jika ke dalam 50 ml larutan penyangga dengan pH=5 dilakukan pengenceran 10x ? a. pH akan naik sedikit d. pH naik drastis b. pH akan turun sedikit e. pH turun drastis c. pH tidak berubah Berikut ini merupakan hasil percobaan dari beberapa larutan yang ditetesi dengan larutan asam dan basa: Larutan Perubahan pH pada penambahan asam Basa 1 2 6 2 0,1 0,01 3 4 0 4 0 4 5 3 3
116
Yang merupakan larutan penyangga adalah... a. 1 d. 4 b. 2 e. 5 c. 3 5. Campuran larutan-larutan berikut bersifat buffer, kecuali... a. larutan H3PO4 dengan larutan c. larutan NaOH dengan larutan NaH2PO4 (HCOO)2Ba b. larutan HCOOH dengan d. larutan NH3 dengan larutan larutan (HCOO)2Ba (NH4)2SO4 e. larutan HF dengan larutan KF 6. Di bawah ini yang bukan merupakan campuran larutan penyangga adalah.... a. CH3COOH dan CH3COONa d. NaOH dan HCl b. HCN dan NaCN e. HCOOH dan HCOOK c. NH4OH dan NH4Cl 7. Larutan penyangga terdiri dari NH4OH berlebih dan HCl memiliki pOH yang relatif tetap jika ditambahkan sedikit NaOH ke dalamnya, karena.... a. OH- pada NaOH akan c. NaOH tidak bereaksi dengan + bereaksi dengan NH4 pada senyawa apapun NH4OH d. NaOH pada NaOH akan b. OH pada NaOH akan bereaksi dengan Cl- pada HCl bereaksi dengan NH4+ pada e. OH- pada NaOH akan NH4Cl bereaksi dengan H+ pada HCl 8. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 5, maka ke dalam 40 ml larutan CH3COOH 0,1 M ( Ka = 1.10-5) harus ditambahkan NaOH 0,2 M sebanyak... a. 10 ml c. 30 ml e. 50 ml b. 20 ml d. 40 ml 9. Berapa M NH4OH 200ml yang harus ditambahkan kedalam larutan 1M HCl 50ml untuk membuat larutan penyangga, jika pOH 10, dan Kb=1 x 10-10 a. 0,25 M c. 0,75 M e. 1,25 M b. 0,50 M d. 1 M 10. pH dari 100 ml larutan NH3 0,1 M adalah 11. Jumlah mol NH4Cl yang harus ditambahkan ke dalam larutan agar pH menjadi 8 adalah... a. 0,01 mol c. 1 mol e. 100 mol b. 0,1 mol d. 10 mol 11. 25 mL larutan CH3COOH 0,1 M (Ka = 2.10-5) ditetesi NaOH 0,05 M. Pada saat jumlah tetesan mencapai 20 mL maka pH larutan menjadi....(log 3 = 0,5) a. 4,5 c. 5,5 e. 6,5 b. 5 d. 6
117
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Ke dalam larutan basa lemah LOH ditambahkan padatan garam L2SO4 sehingga konsentrasi LOH menjadi 0,1 M dan konsentrasi L2SO4 0,05 M. Bila Kb =10-5 maka pH larutan campuran adalah... a. 11 c. 9 e. 5 – log 2 b. 9 + log 2 d. 5 Ke dalam 100 mL larutan NH3 0,2 M ditambahkan 100 mL larutan H2SO4 0,05 M. Berapakah pH campuran itu? Kb NH3 = 1,8 x 10-5 ? a. 4,44 c. 9,3 e. 5 b. 4,70 d. 9,56 Ke dalam larutan penyangga yang dibuat dari 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL NH4Cl 0,1 M (Kb = 10-5) ditambahkan larutan HCl 0,02 M sebanyak 5 mL, maka pH akhir larutan penyangga tersebut adalah .... a. 5 – log 9,9 c. 9 – log 9,9 e. 5 b. 9 d. 5 + log 9,9 Larutan penyangga yang dibuat dari 50 mL basa lemah NH4OH (Kb= 10-5) 0,3 M ditambah dengan 100 mL larutan HBr 0,1 M ditambah dengan 2 mL air. pH akhir larutan tersebut adalah.... a. 9 + log 3 c. 9 – log 5 e. 8 + log 5 b. 9 + log 5 d. 8 – log 2 Diantara pernyataan berikut yang merupakan fungsi larutan penyangga dalam tubuh manusia, yaitu... a. Menjaga kesetimbangan d. Menjaga masuknya cairan ke cairan yang ada di luar dan di dalam sel dalam sel e. Menjaga masuknya pelarut b. Menjaga pecahnya pembuluh melalui selaput semi darah permeabel c. Menjaga pH darah agar tidak banyak berubah penyangga alami yang terkandung dalam air ludah adalah... a. H2CO3/ HCO32d. NH3/ NH4+ e. MgO b. H2PO4-/ HPO42c. CH3COOH/ CH3COOFungsi penambahan NaHCO3 pada kolam renang adalah... a. Agar air kolam renang tetap d. Agar menjaga kesetimbangan jernih air kolam renang b. Sebagai disinfektan dalam air e. Agar pH air kolam renang c. Agar pH air kolam renang menjadi turun tetap terjaga konstan Dengan ditemukannya berbagai macam larutan penyangga, maka semakin bervariasi pula produk-produk buatan pabrik. Perkembangan produk berjalan
118
20.
sesuai perkembangan teknologinya. Diantara beberapa hal dibawah ini, manakah teknologi yang menerapkan konsep (sains) larutan penyangga? 4. teknologi pembuatan sampo bayi 5. teknologi pembuatan sabun mandi/cuci 6. teknologi pembuatan minuman peningkat performa olahraga/minuman karbonasi. a.1 c.1 dan 2 e.1,2,dan 3 b.2 d. 2 dan 3 Hasil metabolisme CO2 di sel tubuh dibawa oleh darah kembali ke paru-paru dalam bentuk ion bikarbonat HCO3-. HCO3-(aq) + HHbO2(aq) ↔ HbO2-(aq) + H2O(l) + CO2(g) Karena keasaman ion bikarbonat lebih besar dari hemoglobin (pKa ion bikarbonat= 6,1 sementara pKa hemoglobin=7,93), maka reaksi di atas berlangsung ke kanan. Jika pH darah= 7,4 berapa perbandingan CO2 dan HCO3- dalam darah? (CO2 melambangkan asam H2CO3.) a. 10 : 5 d. 5 : 10 b. 1 : 20 e. 2 : 10 c. 20 : 1
119
Lampiran 6 Mata Pelajaran Materi Uji Alokasi Waktu Jumlah soal Bentuk soal
1.
SOAL POSTTEST : Kimia : Larutan Penyangga : 90 menit : 20 butir : Pilihan Ganda
PETUNJUK MENGERJAKAN Tulislah identitas anda pada lembar jawab yang telah tersedia
2.
Tuliskan jawaban anda dengan member tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap benar.
3.
Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru / pengawas
1.
2.
3.
4.
Larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan... a. asam klorida dengan Na-asetat d. asam sulfat dengan Na-sulfat b. asam nitrit dengan Na-nitrit e. asam bromida dengan Nac. asam nitrat dengan Na-nitrat bromida Campuran berikut ini yang dapat membentuk larutan penyangga adalah... a. 50 ml H3PO4 0,3 M dan 100 d. 100 ml NH3(aq) 0,1 M dan 100 ml NaOH 0,3 M ml HCl 0,5 M b. 100 ml CH3COOH 0,1 M dan e. 100 ml CH3COOH 0,1 M dan 100 ml NaOH 1,0 M 100 ml NaOH 0,2 M c. 50 ml H2SO4 0,1 M dan 100 ml NH4OH 0,2 M Apakah yang dapat diamati jika ke dalam 50 ml larutan penyangga dengan pH=5 dilakukan pengenceran 10x ? a. pH akan naik d. pH naik drastis b. pH akan turun e. pH relatif tidak berubah c. pH tidak turun drastis Berikut ini merupakan hasil percobaan dari beberapa larutan yang ditetesi dengan larutan asam dan basa: Larutan Perubahan pH pada penambahan asam Basa 1 2 7 2 1 5 3 4 7 4 3,3 3,9 5 0,2 0,02
120
Yang merupakan larutan penyangga adalah... a. 1 d. 4 b. 2 e. 5 c. 3 5. Campuran larutan-larutan berikut bersifat buffer, kecuali... a. larutan H3PO4 dengan larutan d. larutan HCN dengan larutan NaH2PO4 Ca(CN)2 b. larutan HCOOH dengan e. larutan NH3 dengan larutan larutan (HCOO)2Ba (NH4)2SO4 c. larutan HI dengan larutan BaI2 6. Di bawah ini yang bukan merupakan campuran larutan penyangga adalah.... a. NaH2PO4 dan Na2HPO4 d. H3BO3 dan NaB4O7 b. LiOH dan HBr e. HCOOH dan HCOOK c. NH3(aq) dan NH4Cl 7. Larutan penyangga terdiri dari NaOH berlebih dan H2CO3 memiliki pOH yang relatif tetap jika ditambahkan sedikit HCl ke dalamnya, karena.... a. OH- pada NaOH akan d. H+ pada HCl akan bereaksi bereaksi dengan CO32- pada dengan HCO3- pada NaHCO3 H2CO3 e. OH- pada NaOH akan b. NaOH tidak bereaksi dengan bereaksi dengan H+ pada senyawa apapun H2CO3 + c. H pada HCl akan bereaksi dengan HCO3- pada H2CO3 8. Untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 5 - log 2, maka ke dalam 20 ml larutan CH3COOH 0,3 M ( Ka = 1.10-5) harus ditambahkan Ca(OH)2 0,1 M sebanyak... a. 5 ml c. 15 ml e. 25 ml b. 10 ml d. 20 ml 9. Berapa M NH4OH 200ml yang harus ditambahkan kedalam larutan 1,5 M HCl 100 ml untuk membuat larutan penyangga, jika pH 10, dan Kb=1 x 10-5 a. 1,5 M c. 4,25 M e. 8,25 M b. 2,5 M d. 6,5 M 10.
pH dari 100 ml larutan NH3 0,2 M adalah 11 + log 2. Jumlah mol NH4Cl yang harus ditambahkan ke dalam larutan agar pH menjadi 10 adalah... a. 0,004 mol c. 0,04 mol e. 40 mol b. 0,4 mol d. 4 mol
121
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
50 mL larutan CH3COOH 0,3 M (Ka = 2.10-5) ditetesi Ba(OH)2 0,1 M. Pada saat jumlah tetesan mencapai 50 mL maka pH larutan menjadi... a. 9 c. 5 + log 2 e. 5 b. 9 – log 2 d. 5 – log 2 Ke dalam larutan basa lemah LOH ditambahkan padatan garam L2SO4 sehingga konsentrasi LOH menjadi 1,5 M dan konsentrasi L2SO4 0,15 M. Bila Kb =1,8.10-5 maka pH larutan campuran adalah... a. 5 c. 5 + log 9 e. 9 + log 9 b. 5 - log 9 d. 9 – log 9 Ke dalam 150 mL larutan NH3 5 M ditambahkan 100 mL larutan H2SO4 5 M. Berapakah pH campuran itu? Kb NH3 = 1,8 x 10-5 ? a. 8 + log 9 c. 6 + log 9 e. 6 b. 8 – log 9 d. 6 – log 9 Ke dalam larutan penyangga yang dibuat dari 200 mL CH3COOH 0,05 M dan 200 mL CH3COONa 0,05 M (Ka = 1.10-5) ditambahkan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 1 mL, maka pH akhir larutan penyangga tersebut adalah .... a. 5 – log 3 c. 5 e. 9 b. 9 – log 3 d. 5 + log 2 Larutan penyangga yang dibuat dari 50 mL basa lemah NH4OH (Kb= 10-5) 0,4 M ditambah dengan 50 mL larutan HNO3 0,2 M ditambah dengan 5 mL air. pH akhir larutan tersebut adalah.... a. 5 c. 9 – log 5 e. 8 + log 5 b. 9 + log 5 d. 9 Diantara pernyataan berikut yang benar mengenai larutan penyangga dalam tubuh manusia, kecuali... a. Larutan penyangga dalam d. Larutan penyangga dalam sistem pernapasan darah b. Larutan penyangga dalam e. Larutan penyangga dalam ginjal lambung c. Larutan penyangga dalam air ludah Berikut ini yang merupakan sistem penyangga dalam cairan luar sel adalah... a. H2CO3/ HCO3d. NH3/ NH4+ e. MgO b. H2PO4-/ HPO42c. CH3COOH/CH3COODiantara pernyataan berikut yang benar mengenai fungsi larutan penyangga dalam kehidupan manusia, kecuali... a. Penambahan larutan b. Penambahan larutan penyangga dalam kolam penyangga untuk menjaga pH renang. makanan kaleng.
122
c. Larutan penyangga dalam e. Penambahan larutan metode tanam hidroponik penyangga dalam larutan untuk tanaman. desinfektan pada lensa d. Penambahan larutan kontak. penyangga dalam obat luka. Dengan ditemukannya berbagai macam larutan penyangga, maka semakin bervariasi pula produk-produk buatan pabrik. Perkembangan produk berjalan sesuai perkembangan teknologinya. Diantara beberapa hal dibawah ini, manakah teknologi yang menerapkan konsep (sains) larutan penyangga? 1. teknologi pembuatan obat kumur 2. teknologi pembuatan minyak kelapa 3. teknologi pembuatan tetes mata a.1 c.1 dan 3 e.1,2,dan 3 b.2 d. 2 dan 4
19.
20.
Zat pengatur asam adalah suatu jenis aditif makanan yang bekerja sebagai buffer. Salah satu di antara yang sering digunakan adalah campuran asam sitrat dengan natrium sitrat. Asam sitrat adalah asam lemah yang mengion sebagai berikut : C5H7O4CO2H(aq) → C5H7O4CO2-(aq) + H+(aq) , Ka = 7,4 x 10-4 Berapa perbandingan asam sitrat dan garamnya yang harus dicampurkan untuk membuat larutan buffer dengan pH = 2,22 ? (3 - log 6) a. 2 : 1 b. 8 : 1 c. 1 : 8 d. 2 : 4 e.10 : 1
123
JAWABAN SOAL UJI COBA 1.
C
18.
D
2.
D
19.
B
3.
D
20.
A
4.
A
21.
E
5.
C
22.
C
6.
E
23.
E
7.
C
24.
B
8.
D
25.
C
9.
D
26.
C
10.
B
27.
E
11.
C
28.
C
12.
A
29.
D
13.
A
30.
C
14.
A
15.
B
16.
A
17.
A
JAWABAN SOAL POSTTEST 1.
B
11.
D
2.
C
12.
E
3.
E
13.
A
4.
D
14.
C
5.
C
15.
D
6.
B
16.
E
7.
D
17.
A
8.
C
18.
D
9.
E
19.
C
10.
A
20.
B
124
Lampiran 7 UJI N-GAIN HASIL BELAJAR
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
XI IPA 2 Kode Pretest Posttest No siswa P-1 9 18 1 P-2 8 14 2 P-3 8 15 3 P-4 9 16 4 P-5 4 16 5 P-6 9 14 6 P-7 6 15 7 P-8 10 18 8 P-9 7 17 9 P-10 11 15 10 P-11 9 16 11 P-12 8 15 12 P-13 10 16 13 P-14 10 18 14 P-15 11 14 15 P-16 5 16 16 P-17 9 18 17 P-18 8 14 18 P-19 7 11 19 P-20 8 16 20 P-21 9 13 21 P-22 10 16 22 P-23 11 16 23 P-24 8 16 24 P-25 7 15 25 P-26 10 16 26 P-27 8 16 27 P-28 10 14 28 P-29 10 18 29 P-30 8 16 P-31 10 19 Rata2 9 16
XI IPA 3 Kode Pretest Postest siswa Q-1 9 13 Q-2 10 13 Q-3 10 14 Q-4 10 13 Q-5 10 12 Q-6 9 14 Q-7 10 12 Q-8 9 13 Q-9 9 14 Q-10 9 13 Q-11 9 13 Q-12 7 10 Q-13 7 13 Q-14 10 12 Q-15 5 14 Q-16 9 12 Q-17 8 14 Q-18 10 13 Q-19 9 10 Q-20 8 10 Q-21 7 14 Q-22 8 14 Q-23 6 12 Q-24 10 13 Q-25 10 12 Q-26 10 15 Q-27 9 14 Q-28 8 15 Q-29 8 14 Rata2 9 13
125
Hasil belajar XI IPA 2 Pretest Posttest
Nilai Rata – rata XI IPA 2 9 16
𝑔=
Hasil belajar XI IPA 3 Pretest Posttest
Nilai Rata – rata XI IPA 3 9 11
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Kriteria tingkat gain : g ≤ 0,30 0,30 ˂ g ≤ 0,70 g > 0,70
: rendah : sedang : tinggi
Perhitungan N-Gain XI IPA 2 : 𝑔=
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
g=
16−9 20−9
= 0,62
Kriteria g yang diperoleh adalah sedang
Perhitungan N-Gain XI IPA 3 :
𝑔=
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
g=
13−9 20−9
Kriteria g yang diperoleh adalah sedang
= 0,40
126
Lampiran 8
UJI KESAMAAN DUA VARIANS Postest dua kelas uji coba dengan varians σ1 dan σ2, akan diuji untuk hipotesis : Ho
: σ1 = σ2
Ha
: σ 1 ≠ σ2
Dengan rumus :
Fhitung =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Dari data diperoleh: Sumber variasi
Post-test XI IPA 2
Post-test XI IPA 3
Jumlah
487
375
N
31
29
x̅
16
13
Varians (s2)
2,88
1,78
Fhitung =
2,88 1,78
= 1,62 ,
Ftabel = 1,87
Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, dimana Ftabel dengan dk = n-1 dan taraf signifikansi 5%.
127
Lampiran 9 UJI PERBEDAAN RATA-RATA SATU PIHAK KANAN (UJI SATU PIHAK)
1. Hipotesis : Ho : 𝑋̅1 < 𝑋̅2 Ha : 𝑋̅1 > 𝑋̅2 2. Taraf Signifikasi α =5% = 0,05 3. Uji Statistik Rumus yang digunakan:
𝑠2 =
(𝑛1 −1)𝑠1 2 +(𝑛2 −1)𝑠2 2 𝑛1 +𝑛2 − 2
𝑡=
𝑋̅1 −𝑋̅2 𝑠√
1 1 + 𝑛1 𝑛2
4. Perhitungan Dari data diperoleh: Sumber variasi Jumlah N x̅ Varians (s2) Standart Deviasi (s)
Post-test XI IPA 2 487 31 16 2,88 1,70
Post-test XI IPA 3 375 29 13 1,78 1,33
s = 1,53
t hitung =
16 −13 1
1
1,53√31+29
5. Daerah Kritik thitung > t tabel thitung > 𝑡(0,95)(58)
= 7,59
𝑡(0,95)(58) = 1,67
128
Daerah kritik : thitung > 1,67
Daerah penerimaan Ha
Daerah penerimaan Ho 1,6 777 6. Keputusan Ho ditolak karena thitung berada pada daerah penolakan Ho atau Ha diterima karena thitung berada pada daerah penerimaan Ha thitung > ttabel 7. Kesimpulan
Ada pengaruh pembelajaran menggunaan mini-chem book terhadap hasil belajar siswa terkait larutan penyangga (𝑋̅1 > 𝑋̅2)
129 Lampiran 10 ANALISIS HASIL PENGAMATAN ASPEK AFEKTIF XI IPA 2 aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
no
Kode Siswa
1
2
rata2
1
2
rata2
1
2
1
P-1
4
4
4
4
3
3,5
4
4
20
2
P-2
4
4
4
3
4
3,5
4
4
3
P-3
4
4
4
4
4
4
4
4
P-4
4
3
3,5
3
3
3
5
P-5
4
3
3,5
3
4
3,5
6
P-6
4
3
3,5
4
4
4
7
P-7
4
3
3,5
3
4
8
P-8
4
4
4
4
9
P-9
4
3
3,5
10
P-10
4
4
11
P-11
4
12
P-12
13
aspek 5
Jml P1
Jml P2
jumlah
nilai %
kriteria
3,5
19
95
SB
20
18
3
3,5
18,5
92,5
SB
19
18
4
3
3,5
19,5
97,5
SB
20
19
3
4
3,5
17
85
SB
18
16
4
3
3,5
18
90
SB
19
17
3
3
3
18
90
SB
19
17
3,5
4
3
3,5
17,5
87,5
SB
18
17
3
3,5
4
3
3,5
18
90
SB
19
17
16
4
4
3
3
3
16,5
82,5
SB
17
16
19
17
3
3
4
3
3,5
18
90
SB
19
17
3
17
16
4
4
3
3
3
16,5
82,5
SB
17
16
3
3
17
16
4
4
3
3
3
16,5
82,5
SB
17
16
3
4
3
19
16
4
4
4
3
3,5
17,5
87,5
SB
19
16
4
4
4
3
20
17
3
3,5
4
3
3,5
18,5
92,5
SB
20
17
4
4
4
4
4
20
17
3
3,5
4
3
3,5
18,5
92,5
SB
20
17
3
4
3,5
4
4
19
17
3
3,5
4
3
3,5
18
90
SB
19
17
3,5
4
4
4
3
4
19
17
3
3,5
4
3
3,5
18
90
SB
19
17
4
4
3
4
3,5
4
4
18
19
4
4
3
3
3
18,5
92,5
SB
18
19
4
4
4
3
4
3,5
4
3
19
17
3
3,5
4
3
3,5
18
90
SB
19
17
P-20
4
4
4
4
4
4
4
4
20
18
3
3,5
4
3
3,5
19
95
SB
20
18
P-21
4
3
3,5
4
4
4
4
4
20
19
4
4
4
4
4
19,5
97,5
SB
20
19
2
rata2
1
2
rata2
18
4
4
4
3
19
18
3
3,5
4
4
20
19
4
4
4
3
18
16
3
3,5
4
4
19
17
3
3,5
4
4
19
17
3
3,5
3,5
3
4
18
17
3
4
4
3
3
19
17
3
3
3
3
3
17
4
4
4
4
4
3
3
3,5
3
3
3
3
4
3
3,5
3
3
3
P-13
4
3
3,5
3
3
14
P-14
4
4
4
4
15
P-15
4
3
3,5
16
P-16
4
3
3,5
17
P-17
4
3
18
P-18
4
19
P-19
20 21
130
22
P-22
4
4
4
4
4
4
4
4
20
19
4
4
4
3
3,5
19,5
97,5
SB
20
19
23
P-23
4
4
4
4
4
4
4
4
20
19
4
4
4
3
3,5
19,5
97,5
SB
20
19
24
P-24
4
4
4
4
4
4
3
4
19
18
3
3,5
4
3
3,5
18,5
92,5
SB
19
18
25
P-25
4
4
4
4
4
4
4
3
20
17
3
3,5
4
3
3,5
18,5
92,5
SB
20
17
26
P-26
4
4
4
4
4
4
4
3
19
18
4
4
3
3
3
18,5
92,5
SB
19
18
27
P-27
4
4
4
3
4
3,5
4
3
19
17
3
3,5
4
3
3,5
18
90
SB
19
17
28
P-28
4
4
4
4
3
3,5
4
4
20
18
3
3,5
4
4
4
19
95
SB
20
18
29
P-29
4
4
4
4
4
4
4
4
20
18
3
3,5
4
3
3,5
19
95
SB
20
18
30
P-30
4
4
4
4
4
4
4
4
20
19
4
4
4
3
3,5
19,5
97,5
SB
20
19
31
P-31
4
4
4
3
3
3
4
4
19
18
4
4
4
3
3,5
18,5
92,5
SB
19
18
Jml rata2 tiap aspek Kriteria
118
114
114,5
114,5
107
2835
3,8
3,7
3,7
3,7
3,4
91,5
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
131
ANALISIS HASIL PENGAMATAN ASPEK AFEKTIF XI IPA 3
no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kode Siswa Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-5 Q-6 Q-7 Q-8 Q-9 Q-10 Q-11 Q-12 Q-13 Q-14 Q-15 Q-16 Q-17 Q-18 Q-19 Q-20 Q-21 Q-22
aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
aspek 5
1
2
rata2
1
2
rata2
1
2
rata2
1
2
rata2
1
2
rata2
4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 2,5 3,5 4 3,5 4 3,5 3,5 4 3,5 4 4 4 3,5 4 3 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4
4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
4 4 4 3 3,5 3,5 3 3,5 3 3 3,5 3 3 3 4 3 3,5 3 3,5 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4
3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4
3 3,5 3,5 3 3,5 3 3 3,5 3 3 3 3 3,5 3 3,5 3 4 3 3,5 3,5 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4
3,5 4 4 2,5 3,5 3,5 3 4 3 3,5 3,5 3,5 3,5 4 3,5 3 3,5 3,5 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3,5 3,5 3,5 3 3 3,5 3 3,5 3 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
jumlah
nilai %
kriteria
Jml P1
18 19 19 14 17 17,5 15,5 18,5 15,5 15,5 17,5 16,5 17,5 17,5 18,5 15,5 18,5 16 18,5 19 19,5 19,5
90 95 95 70 85 87,5 77,5 92,5 77,5 77,5 87,5 82,5 87,5 87,5 92,5 77,5 92,5 80 92,5 95 97,5 97,5
SB SB SB C B SB B SB B B SB B SB SB SB B SB B SB SB SB SB
19 19 19 14 18 19 16 20 15 16 19 17 19 18 20 16 20 17 20 20 20 20
Jml P2
17 19 19 14 16 16 15 17 16 15 16 16 16 17 17 15 17 15 17 18 19 19
132
23 24 25 26 27 28 29 30
Q-23 Q-24 Q-25 Q-26 Q-27 Q-28 Q-29 Q-30
Jumlah rata2 tiap aspek Kriteria
4 4 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3,5 3,5
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 3 3
4 4 3,5 4 4 4 3,5 3,5
4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 4 3
4 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 4 3,5
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 3,5 3,5 3,5
4 4 4 3 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3
3,5 3,5 3,5 3 3,5 3,5 3,5 3,5
19,5 19 18,5 18,5 19 18,5 18 17,5
97,5 95 92,5 92,5 95 92,5 90 87,5
113,5
106,5
102
109
101
2660
3,8
3,5
3,4
3,6
3,4
88,7
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
SB SB SB SB SB SB SB SB
20 20 20 19 20 20 19 19
19 18 17 18 18 17 17 16
133
Lampiran 11
ANALISIS HASIL PENGAMATAN ASPEK PSIKOMOTORIK XI IPA 2 aspek A
aspek B
aspek C
aspek D
aspek E
aspek F
aspek G
no
Kode Siswa
1
2
rata2
1
2
rata2
1
2
rata2
1
2
rata2
1
2
rata2
1
2
rata2
1
2
rata2
1
P-1
4
4
4
3
3
3
4
3
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
P-2
4
4
4
3
4
3,5
4
3
3,5
4
3
3,5
4
4
4
3
4
3,5
3
3
P-3
4
4
4
4
3
3,5
3
4
3,5
4
3
3,5
4
4
4
3
4
3,5
4
P-4
4
4
4
4
3
3,5
3
4
3,5
4
3
3,5
4
4
4
4
4
4
5
P-5
4
4
4
3
4
3,5
4
4
4
4
3
3,5
4
4
4
3
3
6
P-6
4
4
4
3
4
3,5
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
7
P-7
3
4
3,5
4
4
4
3
3
3
3
4
3,5
4
4
4
8
P-8
4
4
4
3
4
3,5
4
3
3,5
4
4
4
4
4
9
P-9
4
4
4
3
4
3,5
4
4
4
4
3
3,5
4
10
P-10
3
4
3,5
4
4
4
4
3
3,5
4
4
4
11
P-11
3
4
3,5
4
3
3,5
3
4
3,5
4
4
12
P-12
3
4
3,5
4
3
3,5
3
4
3,5
4
3
13
P-13
3
4
3,5
4
3
3,5
4
4
4
4
3
14
P-14
4
4
4
3
4
3,5
4
4
4
4
15
P-15
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
16
P-16
4
4
4
3
4
3,5
3
3
17
P-17
4
4
4
3
4
3,5
3
18
P-18
4
4
4
3
4
3,5
19
P-19
4
4
4
3
4
20
P-20
3
4
3,5
4
4
21
P-21
4
4
4
3
4
jml
nilai %
kriteria
P1
P2
4
26,5
94,6
SB
27
26
4
3,5
25,5
91,1
SB
25
26
3
4
3,5
25,5
91,1
SB
25
26
4
4
4
26,5
94,6
SB
27
26
3
3
3
3
25
89,3
SB
25
25
3
3
3
3
3
24,5
87,5
SB
24
25
3
3
3
3
3
3
24
85,7
SB
23
25
4
4
4
4
4
4
4
27
96,4
SB
27
27
4
4
3
4
3,5
3
4
3,5
26
92,9
SB
25
27
4
4
4
4
4
4
4
4
4
27
96,4
SB
27
27
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
26,5
94,6
SB
26
27
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
26
92,9
SB
26
26
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
26,5
94,6
SB
27
26
3
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
27
96,4
SB
27
27
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
25,5
91,1
SB
25
26
3
4
3
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
26
92,9
SB
26
26
4
3,5
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
25
89,3
SB
24
26
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
26,5
94,6
SB
26
27
3,5
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
25
89,3
SB
24
26
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
25,5
91,1
SB
25
26
3,5
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
25
89,3
SB
24
26
134
22
P-22
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
25,5
91,1
SB
25
26
23
P-23
3
4
3,5
4
4
4
4
3
3,5
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
26,5
94,6
SB
26
27
24
P-24
3
4
3,5
3
4
3,5
4
3
3,5
4
4
4
4
4
4
4
3
3,5
3
3
3
25
89,3
SB
25
25
25
P-25
3
4
3,5
3
4
3,5
4
3
3,5
4
4
4
4
4
4
4
3
3,5
3
3
3
25
89,3
SB
25
25
26
P-26
4
4
4
3
4
3,5
4
3
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3,5
26,5
94,6
SB
26
27
27
P-27
4
4
4
3
4
3,5
4
4
4
4
3
3,5
4
4
4
4
3
3,5
3
3
3
25,5
91,1
SB
26
25
28
P-28
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3,5
4
4
4
4
3
3,5
3
3
3
26
92,9
SB
27
25
29
P-29
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3,5
27,5
98,2
SB
28
27
30
P-30
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
25,5
91,1
SB
25
26
31
P-31
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
25,5
91,1
SB
25
26
Jumlah rata2 tiap aspek kriteria
117,5
113
113
118
124
110
107
2858,9
3,8
3,7
3,6
3,8
4
3,5
3,4
92,2
T
T
T
T
T
T
T
Ket : T = Tinggi
135
ANALISIS HASIL PENGAMATAN ASPEK PSIKOMOTORIK XI IPA 3 aspek A
Kode Siswa
1
2
1
Q-1
4
4
2
Q-2
4
3
Q-3
4
aspek B 1
2
rata2
1
2
4
4
3
3,5
4
4
4
4
4
3
3,5
4
4
4
4
4
3
3,5
Q-4
3
4
3,5
3
3
5
Q-5
4
4
4
3
6
Q-6
4
4
4
7
Q-7
3
4
8
Q-8
4
9
Q-9
10
aspek D
rata2
aspek E
aspek F
1
2
rata2
1
2
rata2
1
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3,5
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3,5
4
4
4
3,5
4
3
3,5
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
3,5
4
3
3,5
3
3
3
Q-10
3
4
3,5
4
3
3,5
4
3
11
Q-11
4
4
4
4
3
3,5
4
12
Q-12
3
4
3,5
3
3
3
13
Q-13
4
4
4
3
3
14
Q-14
4
4
4
4
15
Q-15
4
4
4
16
Q-16
3
4
17
Q-17
4
18
Q-18
19 20 21
no
rata2
aspek C
aspek G
nilai %
kriteria
1
2
P1
P2
3,5
3
3
3
26
92,9
SB
27
25
4
4
3
3
3
26,5
94,6
SB
27
26
4
4
4
3
3
3
26,5
94,6
SB
27
26
4
4
3
3,5
3
3
3
23
82,1
SB
23
23
4
4
4
4
4
4
3
3,5
26,5
94,6
SB
26
27
4
4
4
4
4
4
3
3
3
26,5
94,6
SB
26
27
3,5
4
4
4
3
3
3
3
3
3
23,5
83,9
SB
24
23
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
25
89,3
SB
25
25
4
3
3,5
4
4
4
3
3
3
3
3
3
23,5
83,9
SB
24
23
3,5
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
23,5
83,9
SB
24
23
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
25,5
91,1
SB
26
25
3
3
3
4
3
3,5
4
4
4
4
3
3,5
4
3
3,5
24
85,7
SB
25
23
3
3
4
3,5
3
4
3,5
4
4
4
4
3
3,5
4
3
3,5
25
89,3
SB
25
25
3
3,5
3
4
3,5
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
4
3
3,5
26
92,9
SB
26
26
4
3
3,5
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3,5
26,5
94,6
SB
27
26
3,5
4
3
3,5
4
4
4
4
3
3,5
4
4
4
3
3
3
3
3
3
24,5
87,5
SB
25
24
4
4
4
3
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
25,5
91,1
SB
26
25
3
4
3,5
3
3
3
3
3
3
4
3
3,5
4
4
4
3
3
3
3
3
3
23
82,1
SB
23
23
Q-19
4
4
4
3
4
3,5
3
4
3,5
3
4
3,5
4
4
4
3
4
3,5
3
3
3
25
89,3
SB
23
27
Q-20
4
4
4
4
4
4
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
25,5
91,1
SB
25
26
Q-21
4
4
4
4
4
4
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3,5
26
92,9
SB
25
27
rata2
rata2
Jml
136
22
Q-22
4
4
4
4
4
4
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3,5
27
96,4
SB
27
27
23
Q-23
4
4
4
4
4
4
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3,5
27
96,4
SB
27
27
24
Q-24
4
4
4
4
4
4
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3,5
27
96,4
SB
27
27
25
Q-25
4
4
4
4
4
4
3
4
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3,5
27
96,4
SB
27
27
26
Q-26
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3,5
26,5
94,6
SB
27
26
27
Q-27
4
3
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3,5
4
3
3,5
26,5
94,6
SB
27
26
28
Q-28
4
3
3,5
4
3
3,5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3,5
4
3
3,5
26
92,9
SB
27
25
29
Q-29
3
3
3
4
3
3,5
4
4
4
3
3
3
4
4
4
3
3
3
4
3
3,5
24
85,7
SB
25
23
30
Q-30
3
3
3
4
3
3,5
4
3
3,5
3
4
3,5
4
4
4
3
4
3,5
4
4
4
25
89,3
SB
25
25
jumlah rata2 Kriteria
T
Ket : T = Tinggi
113,5
108
107
113
120
104
98
2725
3,8
3,6
3,6
3,8
4
3,5
3,3
90,8
T
T
T
T
T
T
137
Lampiran 12 RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI AFEKTIF
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
XI IPA 2 Kode Siswa A P-1 18 P-2 18 P-3 19 P-4 16 P-5 17 P-6 17 P-7 17 P-8 17 P-9 16 P-10 17 P-11 16 P-12 16 P-13 16 P-14 17 P-15 17 P-16 17 P-17 17 P-18 19 P-19 17 P-20 18 P-21 19 P-22 19 P-23 19 P-24 18 P-25 17 P-26 18 P-27 17 P-28 18 P-29 18 P-30 19 P-31 18 Jumlah 542 jumlah kuadrat 293764 jumlah kadrat total jumlah kuadrat antar rater
B 20 19 20 18 19 19 18 19 17 19 17 17 19 18 20 19 19 18 19 20 20 20 20 19 20 19 19 20 20 20 19 590 348100
∑Xp 38 37 39 34 36 36 35 36 33 36 33 33 35 35 37 36 36 37 36 38 39 39 39 37 37 37 36 38 38 39 37 1132
93,8710
A
61
37,1613
B
1
(ƩXp)² 1444 1369 1521 1156 1296 1296 1225 1296 1089 1296 1089 1089 1225 1225 1369 1296 1296 1369 1296 1444 1521 1521 1521 1369 1369 1369 1296 1444 1444 1521 1369 41430
A² 324 324 361 256 289 289 289 289 256 289 256 256 256 289 289 289 289 361 289 324 361 361 361 324 289 324 289 324 324 361 324 9506
B² 400 361 400 324 361 361 324 361 289 361 289 289 361 324 400 361 361 324 361 400 400 400 400 361 400 361 361 400 400 400 361 11256
Ʃ(A²+B²) 724 685 761 580 650 650 613 650 545 650 545 545 617 613 689 650 650 685 650 724 761 761 761 685 689 685 650 724 724 761 685 20762
138
jumlah kuadrat antar subjek (Vp) jumlah residu (Ve) Reliabel
46,8710
C
30
Vp/C = 1,56
9,8387
D
30
Ve/D = 0,327
0,6530
Sedang
Keterangan : A B C D
(Ʃresponden*Ʃrater)-1 Ʃrater-1 Ʃresponden-1 (Ʃresponden-1)*(Ʃrater-1)
RUMUS RELIABILITAS
61 1 30 30
XI IPA 3 No
Kode Siswa
A
B
∑Xp
(ƩXp)²
A²
B²
Ʃ(A²+B²)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-5 Q-6 Q-7 Q-8 Q-9 Q-10 Q-11 Q-12 Q-13 Q-14 Q-15 Q-16 Q-17 Q-18 Q-19 Q-20 Q-21 Q-22 Q-23 Q-24 Q-25 Q-26
17 19 19 14 16 16 15 17 16 15 16 16 16 18 17 15 17 15 17 18 19 19 19 18 17 18
19 19 19 14 18 19 16 20 15 16 19 17 19 18 20 16 20 17 20 20 20 20 20 20 20 19
36 38 38 28 34 35 31 37 31 31 35 33 35 36 37 31 37 32 37 38 39 39 39 38 37 37
1296 1444 1444 784 1156 1225 961 1369 961 961 1225 1089 1225 1296 1369 961 1369 1024 1369 1444 1521 1521 1521 1444 1369 1369
289 361 361 196 256 256 225 289 256 225 256 256 256 324 289 225 289 225 289 324 361 361 361 324 289 324
361 361 361 196 324 361 256 400 225 256 361 289 361 324 400 256 400 289 400 400 400 400 400 400 400 361
650 722 722 392 580 617 481 689 481 481 617 545 617 648 689 481 689 514 689 724 761 761 761 724 689 685
139
27 28 29 30
Q-27 Q-28 Q-29 Q-30
20 20 19 19 558 311364
38 37 36 35 1065
jumlah kuadrat jumlah kadrat total
18 17 17 16 507 257049 185,2500
A
59
jumlah kuadrat antar rater
43,3500
B
1
121,7500
C
29
Vp/C = 4,198
20,1500
D
29
Ve/D = 0,694
Jumlah
jumlah kuadrat antar subjek (Vp) jumlah residu (Ve) Reliabel
0,7160
1444 1369 1296 1225 38051
324 289 289 256 8625
400 400 361 361 10464
RELIABEL
Keterangan : A B C D
(Ʃresponden*Ʃrater)-1 Ʃrater-1 Ʃresponden-1 (Ʃresponden-1)*(Ʃrater-1)
59 1 29 29
RUMUS RELIABILITAS
724 689 650 617 19089
140
Lampiran 13 RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI PSIKOMOTORIK
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
XI IPA 2 Kode Siswa A P-1 27 P-2 25 P-3 25 P-4 27 P-5 25 P-6 24 P-7 23 P-8 27 P-9 25 P-10 27 P-11 26 P-12 26 P-13 27 P-14 27 P-15 25 P-16 26 P-17 24 P-18 26 P-19 24 P-20 25 P-21 24 P-22 25 P-23 26 P-24 25 P-25 25 P-26 26 P-27 26 P-28 27 P-29 28 P-30 25 P-31 25 Jumlah 793 jumlah kuadrat 628849 jumlah kadrat total
67,0484
B 28 26 26 26 25 25 25 27 27 27 27 26 26 27 26 26 26 27 26 25 25 25 27 25 25 26 27 25 27 26 26 808 652864
∑Xp 55 51 51 53 50 49 48 54 52 54 53 52 53 54 51 52 50 53 50 50 49 50 53 50 50 52 53 52 55 51 51 1601
A
61
(ƩXp)² 3025 2601 2601 2809 2500 2401 2304 2916 2704 2916 2809 2704 2809 2916 2601 2704 2500 2809 2500 2500 2401 2500 2809 2500 2500 2704 2809 2704 3025 2601 2601 82783
A² 729 625 625 729 625 576 529 729 625 729 676 676 729 729 625 676 576 676 576 625 576 625 676 625 625 676 676 729 784 625 625 20327
B² 784 676 676 676 625 625 625 729 729 729 729 676 676 729 676 676 676 729 676 625 625 625 729 625 625 676 729 625 729 676 676 21082
Ʃ(A²+B²) 1513 1301 1301 1405 1250 1201 1154 1458 1354 1458 1405 1352 1405 1458 1301 1352 1252 1405 1252 1250 1201 1250 1405 1250 1250 1352 1405 1354 1513 1301 1301 41409
141
jumlah kuadrat antar rater
3,6290
B
1
jumlah kuadrat antar subjek (Vp)
49,5484
C
30
Vp / C = 1,6516
jumlah residu (Ve)
13,8710
D
30
Ve / D = 0,4624
Reliabel
0,56
Sedang
Keterangan : A B C D
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
(Ʃresponden*Ʃrater)-1 Ʃrater-1 Ʃresponden-1 (Ʃresponden-1)*(Ʃrater-1)
XI IPA 3 Kode Siswa Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-5 Q-6 Q-7 Q-8 Q-9 Q-10 Q-11 Q-12 Q-13 Q-14 Q-15 Q-16 Q-17 Q-18 Q-19 Q-20 Q-21 Q-22 Q-23 Q-24 Q-25
A 27 27 27 23 26 26 24 25 24 24 26 25 25 26 27 25 26 23 23 25 25 27 27 27 27
RUMUS RELIABILITAS
61 1 30 30
B 25 26 26 23 27 27 23 25 23 23 25 23 25 26 26 24 25 23 27 26 27 27 27 27 27
∑Xp 52 53 53 46 53 53 47 50 47 47 51 48 50 52 53 49 51 46 50 51 52 54 54 54 54
(ƩXp)² 2704 2809 2809 2116 2809 2809 2209 2500 2209 2209 2601 2304 2500 2704 2809 2401 2601 2116 2500 2601 2704 2916 2916 2916 2916
A² 729 729 729 529 676 676 576 625 576 576 676 625 625 676 729 625 676 529 529 625 625 729 729 729 729
B² 625 676 676 529 729 729 529 625 529 529 625 529 625 676 676 576 625 529 729 676 729 729 729 729 729
Ʃ(A²+B²) 1354 1405 1405 1058 1405 1405 1105 1250 1105 1105 1301 1154 1250 1352 1405 1201 1301 1058 1258 1301 1354 1458 1458 1458 1458
142
26 27 28 29 30
Q-26 Q-27 Q-28 Q-29 Q-30 Jumlah jumlah kuadrat
27 27 27 25 25 768 589824
26 26 25 23 25 758 574564
53 53 52 48 50 1526
jumlah kadrat total
120,7333
A
59
1,6667
B
1
95,7333
C
29
Vp / C = 3,30
jumlah residu (Ve)
23,3333
D
29
Ve / D = 0,80
reliabel
0,61
jumlah kuadrat antar rater jumlah kuadrat antar subjek (Vp)
2809 2809 2704 2304 2500 77814
729 729 729 625 625 19714
676 676 625 529 625 19218
RELIABEL
Keterangan : A B C D
(Ʃresponden*Ʃrater)-1 Ʃrater-1 Ʃresponden-1 (Ʃresponden-1)*(Ʃrater-1)
59 1 29 29
RUMUS RELIABILITAS
1405 1405 1354 1154 1250 38932
143
Lampiran 14 HASIL ANALISIS ANGKET No. 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Butir Angket Pembelajaran materi larutan penyangga dengan menggunakan mini- chem book berorientasi SETS membuat saya memahami konsep yang susah/abstrak. Kegiatan pembelajaran dengan mini- chem book berorientasi SETS membuat saya semangat dalam belajar. Pembelajaran materi larutan penyangga dengan menggunakan mini- chem book berorientasi SETS memberi informasi kepada saya keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran materi larutan penyangga menggunakan mini- chem book berorientasi SETS membuat saya dapat mengkaitkan konsep larutan penyangga dengan lingkungan. Pem belajaran materi larutan penyangga menggunakan mini- chem book berorientasi SETS membuat saya dapat mengkaitkan konsep larutan penyangga dengan kemajuan teknologi. Pembelajaran materi larutan penyangga menggunakan mini- chem book berorientasi SETS membuat saya dapat mengkaitkan konsep larutan penyangga dengan masyarakat. Pembelajaran materi larutan penyangga menggunakan mini- chem book berorientasi SETS membuat saya lebih peka dan peduli terhadap lingkungan sekitar dan masyarakat. Dengan mini- chem book berorientasi SETS membuat saya mengetahui banyak hal yang belum diketahui sebelumnya. Isi dari mini - chem book menarik dan dapat memotivasi saya untuk belajar. Pembelajaran materi larutan penyangga menggunakan mini- chem book berorientasi SETS membuat saya dapat memaknai dari setiap materi yang diberikan. Dengan mini - chem book berorientasi SETS dapat merangsang saya untuk aktif mencari sumber baru (koran/artikel, internet, dll). Materi larutan penyangga dalam mini - chem book berorientasi SETS mudah dipahami. Bahasa yang digunakan dalam mini - chem book berorientasi SETS mudah dipahami. Mini - chem book berorientasi SETS memudahkan saya untuk mempelajari materi larutan penyangga. Pembelajaran materi larutan penyangga menggunakan mini - chem book berorientasi SETS meningkatkan minat saya untuk belajar kimia. Mini - chem book berorientasi SETS sangat bermanfaat dalam membantu saya belajar secara mandiri maupun di kelas. Beberapa materi dalam mini - chem book berorientasi SETS tidak jelas dan sulit dipahami. Ada kata atau kalimat yang tidak saya pahami dalam mini - chem book berorientasi SETS. Saya setuju jika mini - chem book berorientasi SETS digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran materi larutan penyangga menggunakan mini - chem book berorientasi SETS yang diberikan menyenangkan dan berkesan Penggunaan mini - chem book berorientasi SETS dapat meningkatkan hasil belajar saya terhadap materi pembelajaran larutan penyangga
144
ANALISIS HASIL ANGKET RESPON SISWA KELAS BESAR (XI IPA 2) Item No
No
Xt
Kriteria
3
62
baik
3
2
47
cukup
2
2
2
46
cukup
3
3
3
3
62
baik
2
2
2
3
2
51
cukup
3
2
2
2
3
2
50
cukup
3
3
3
3
3
3
3
69
baik
4
4
4
3
2
3
3
3
73
baik
4
3
4
3
3
3
3
3
75
sangat baik
3
3
3
3
3
2
3
3
3
60
cukup
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
63
cukup
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
2
49
cukup
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
66
Baik
4
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
71
Baik
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
65
Baik
4
4
3
4
2
2
1
3
4
1
3
1
2
4
2
55
Baik
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
2
50
Cukup
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
56
Baik
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
61
Baik
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
63
Baik
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
2
3
3
4
3
63
Baik
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
2
3
3
4
3
63
baik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
S-1
4
3
2
3
4
4
3
3
3
2
2
3
2
3
3
4
3
2
3
3
S-2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
S-3
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
S-4
3
3
4
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
S-5
2
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
2
2
3
S-6
2
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
3
2
2
2
S-7
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
S-8
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
S-9
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
S-10
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
S-11
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
S-12
2
2
3
3
2
3
2
3
2
2
S-13
3
3
3
3
3
3
4
4
3
S-14
4
4
3
3
4
3
2
4
S-15
3
3
3
3
3
3
3
S-16
3
2
4
1
3
2
S-17
2
3
3
3
2
3
S-18
3
3
3
2
2
S-19
3
3
3
3
S-20
3
3
3
S-21
3
3
S-22
3
3
145
S-23
4
3
3
3
4
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
64
baik
S-24
3
3
3
4
4
3
4
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
1
3
4
3
65
Baik
S-25
3
3
3
3
2
2
2
3
2
3
2
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
55
Baik
S-26
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
58
Baik
S-27
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
61
Baik
S-28
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
62
Baik
S-29
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
62
Baik
S-30
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
61
Baik
S-31
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
66
Baik
92
91
97
92
94
88
87
99
89
83
76
89
88
90
92
92
84
77
89
98
87
1874
2,97
2,94
3,13
2,97
3,03
2,84
2,81
3,19
2,87
2,68
2,45
2,87
2,84
2,90
2,97
2,97
2,71
2,48
2,87
3,16
2,81
60,45
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
Keterangan : T = Tinggi Cukup Baik sangat baik
8 22 1
Baik
146
ANALISIS HASIL ANGKET RESPON SISWA KELAS KECIL No Siswa Aspek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Xt Kriteria
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml
Rata2
3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 65 Baik
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 66 Baik
3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 63 baik
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 baik
3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 66 Baik
3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 67 baik
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 65 baik
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 65 baik
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 64 baik
4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 64 baik
30 30 31 30 30 32 31 34 31 30 27 30 30 32 31 32 31 29 33 30 32 646
3 3 3,1 3 3 3,2 3,1 3,4 3,1 3 2,7 3 3 3,2 3,1 3,2 3,1 2,9 3,3 3 3,2 64,6
147
ANALISIS HASIL ANGKET RESPON GURU No Aspek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 jml kategori rata2 skor
respon guru 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 64 Baik 3,05
Kriteria Tinggi Rendah Tinggi sangat tinggi Tinggi Tinggi sangat tinggi tinggi tinggi tinggi sangat tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi rendah tinggi tinggi Tinggi Tinggi
148 Lampiran 15 RELIABILITAS ANGKET RESPON SISWA Xt
Item No
No
Xt2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
S-1
4
3
2
3
4
4
3
3
3
2
2
3
2
3
3
4
3
2
3
3
3
62
3844
S-2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
47
2209
S-3
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
46
2116
S-4
3
3
4
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
62
3844
S-5
2
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
2
51
2601
S-6
2
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
50
2500
S-7
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
69
4761
S-8
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
2
3
3
3
73
5329
S-9
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
75
5625
S-10
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
60
3600
S-11
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
63
3969
S-12
2
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
2
49
2401
S-13
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
66
4356
S-14
4
4
3
3
4
3
2
4
4
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
71
5041
S-15
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
65
4225
S-16
3
2
4
1
3
2
4
4
3
4
2
2
1
3
4
1
3
1
2
4
2
55
3025
S-17
2
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
3
2
50
2500
S-18
3
3
3
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
56
3136
S-19
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
61
3721
S-20
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
63
3969
S-21
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
2
3
3
4
3
63
3969
S-22
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
2
3
3
4
3
63
3969
149
S-23
4
3
3
3
4
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
64
4096
S-24
3
3
3
4
4
3
4
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
1
3
4
3
65
4225
S-25
3
3
3
3
2
2
2
3
2
3
2
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
55
3025
S-26
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
58
3364
S-27
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
61
3721
S-28
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
62
3844
S-29
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
62
3844
S-30
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
61
3721
S-31
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
66
4356
92
91
97
92
94
88
87
99
89
83
76
89
88
90
92
92
84
77
89
98
87
1874
114906
0,37
0,26
0,18
0,37
0,43
0,34
0,49
0,16
0,32
0,29
0,26
0,25
0,34
0,29
0,37
0,43
0,28
0,52
0,32
0,21
0,23
Varians tiap butir (𝑠𝑖 2 )
Varians total = 52,2
Reliabilitas= 0,92
∑ Xt 2 / n = 3707
(∑ Xt )2 /n2 = 3654
k/(k-1)
1,05
2
0,13
∑𝑠𝑖 /𝑠𝑡
2
150
Lampiran 16 SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA (Peminatan Bidang MIPA) Satuan Pendidikan : SMA Kelas : XI Alokasi Waktu : 3 minggu x 4 jam pelajaran Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan Kompetensi dasar
Indikator
1.1
Terlibat aktif dalam Sifat larutan pembelajaran larutan penyangga penyangga. pH larutan Bekerjasama dalam penyangga kegiatan kelompok. Peranan Toleran terhadap larutan proses pemecahan penyangga masalah yang berbeda dalam tubuh dan kreatif. makhluk
Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan
Materi Pokok
Pembelajaran Mengamati (Observing) Mencari informasi dari berbagai sumber tentang larutan penyangga, sifat dan pH larutan penyangga, peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup, serta peranan larutan penyangga dalam konteks SETS Mencari informasi tentang darah
Penilaian
Sumber belajar Tugas Sumber: Buku Kimia Merancang (mini-chem percobaan book) yang larutan berisi penyangga informasi tentang Observasi Sikap ilmiah larutan penyangga dalam
Produk Pembelajaran Hasil pengerjaan soal pada buku tugas Kumpulan hasil jawaban berkenaan dengan
151 tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsive dan pro-
hidup Menjelaskan pengertian dan Peranan komponen larutan larutan penyangga. penyangga dalam Menganalisis larutan konteks penyangga dan bukan SETS penyangga melalui percobaan. Menjelaskan sifat larutan penyangga dan bukan penyangga Menjelaskan cara pembuatan larutan penyangga asam dan basa Menentukan pH atau pOH larutan penyangga Menentukan pH atau pOH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa atau dengan pengenceran Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari
yang berhubungan dengan kemampuannya dalam mempertahankan pH terhadap penambahan asam atau basa dan pengenceran Menanya (Questioning) Mengajukan pertanyaan bagaimana terbentuknya larutan penyangga Mengapa larutan penyangga pHnya relatif tidak berubah dengan penambahan sedikit asam atau basa Apa manfaat larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup Apa manfaat larutan penyangga dalam konteks SETS Mengumpulkan data (Eksperimenting) Menganalisis terbentuknya larutan penyangga Menganalisis sifat larutan penyangga Merancang percobaan untuk mengetahui larutan yang bersifat penyangga atau larutan yang bukan penyangga dengan menggunakan indikator universal atau pH meter serta mempresentasikan hasil
melakukan percobaan dan presentasi, misalnya: cara menggunakan kertas lakmus, indikator universal atau pH meter; melihat skala volume dan suhu, cara menggunakan pipet, cara menim-bang, keaktifan, kerja sama, komunikatif, dan peduli lingkungan, dsb) Portofolio Laporan percobaan Tes tertulis uraian Menganalisis data untuk
Prosedur pelaksanaan praktikum Bahan: Chem-mini book Bahan dan alat untuk praktek
penerapan larutan penyangga dalam bidang teknologi, pengaruh kondisi sosial dan lingkungan Peserta didik memahami informasi berkenaan dengan penerapan larutan penyangga dalam bentuk teknologi serta implikasinya pada lingkungan dan masyarakat.
152 aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan 4.11 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga. 4.12 Memberi contoh penerapan larutan penyangga dalam kaitannya dengan SETS
Menjelaskan penerapan larutan penyangga dan keterhubungkaitan konsep larutan penyangga (sains) dengan unsur SETS secara timbal balik
racangan untuk menyamakan menyimpulka persepsi n larutan yang bersifat Merancang percobaan untuk penyangga mengetahui sifat larutan penyangga atau larutan yang Menghitung bukan penyangga dengan pH larutan penambahan sedikit asam atau penyangga basa atau bila diencerkan serta Menganalisis mem-presentasikan hasil grafik rancangan untuk menyamakan hubungan persepsi perubahan Melakukan percobaan harga pH pada titrasi asam Mengamati dan mencatat data basa untuk hasil pengamatan menjelaskan Mengasosiasi (Associating) sifat larutan Mengolah dan menganalisis data penyangga untuk menyimpulkan larutan yang bersifat penyangga Menentukan pH larutan penyangga melalui perhitungan Menentukan grafik hubungan perubahan harga pH pada titrasi asam basa untuk menjelaskan sifat larutan penyangga Mengkomunikasikan (Communicating) Membuat laporan percobaan identifikasi larutan penyangga dan mempresentasikannya dengan mengguna-kan tata
153 bahasa yang benar Mengkomunikasikan sifat larutan penyangga dan manfaat larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. Mengkomunikasikan sifat larutan penyangga dan manfaat larutan penyangga dalam konteks SETS
153
Lampiran 17 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester
: XI/2
Mata Pelajaran
: Kimia
Topik
: Larutan Penyangga
Alokasi Waktu
: 3 minggu x 4 JP
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami
,menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan,
dan
peradaban
terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
154
B. Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif,
demokratis,
komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.13 Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. 4.11 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga. 4.12 Memberi contoh penerapan larutan penyangga dalam kaitannya dengan SETS C. Indikator Pencapaian Kompetensi A. Kognitif 1. Produk a. Terlibat aktif dalam pembelajaran larutan penyangga. b. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok. c. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. d. Menjelaskan pengertian dan komponen larutan penyangga. e. Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan. f. Menjelaskan sifat larutan penyangga dan bukan penyangga
155
g. Menjelaskan cara pembuatan larutan penyangga asam dan basa h. Menentukan pH atau pOH larutan penyangga i. Menentukan pH atau pOH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa atau dengan pengenceran j. Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari k. Menjelaskan
penerapan
larutan
penyangga
dan
keterhubungkaitan konsep larutan penyangga (sains) dengan unsur SETS secara timbal balik 2. Proses a. Mengamati suatu fenomena yang dikemukakan b. Bertanya mengenai apa yang sudah dilihat dan disimak c. Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui membaca,
memperhatikan
fenomena,
atau
melakukan
eksperimen d. Mengolah berbagai informasi yang didapat dan menalar untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan e. Menyimpulkan apa yang didapat dari mengolah informasi f. Mengkomunikasikan apa yang telah dipelajari. D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan diskusi kelompok dalam pembelajaran larutan penyangga ini diharapkan : A. Kognitif Pertemuan Ke 1 1. Produk
Siswa secara mandiri dapat menjelaskan pengertian larutan penyangga.
2. Proses a.
Siswa
memperhatikan
penjelasan
singkat
mengenai pengertian larutan penyangga.
dari
guru
156
b.
Dari penjelasan singkat, Siswa diberi penugasan atau soal untuk membedakan larutan penyangga dan bukan.
c.
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum dimengerti.
d.
Siswa dalam kelompok bekerjasama mengumpulkan informasi/ menelusur pustaka mengenai sifat-sifat dari larutan penyangga.
e.
Siswa perwakilan dari kelompok dapat menyampaikan hasil dari diskusi kelompoknya secara komunikatif.
f.
Siswa bersama-sama menyimpulkan pengertian, komponen, dan sifat larutan penyangga.
Pertemuan Ke 2 1.
Produk a.
Siswa dengan teliti menentukan pH atau pOH larutan penyangga.
2.
Proses a.
Siswa
memperhatikan
penjelasan
singkat
dari
guru
mengenai cara pembuatan larutan penyangga, dan cara menentukan pH atau pOH larutan penyangga. b.
Dari penjelasan singkat, siswa diberi penugasan atau soal untuk menentukan pH atau pOH larutan penyangga.
c.
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum dimengerti.
d.
Siswa dalam kelompok bekerjasama untuk mengerjakan soal pH atau pOH larutan penyangga yang diberikan.
e.
Siswa perwakilan dari kelompok dapat menyampaikan hasil dari diskusi kelompoknya secara komunikatif.
f.
Siswa bersama-sama menyimpulkan cara menentukan pH atau pOH larutan penyangga.
Pertemuan Ke 3 1.
Produk
157
a.
Siswa secara antusias menentukan pH atau pOH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa atau dengan pengenceran.
2.
Proses g.
Siswa
memperhatikan
penjelasan
singkat
dari
guru
mengenai cara menentukan pH atau pOH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa atau dengan pengenceran. h.
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum dimengerti.
i.
Dari penjelasan singkat, siswa diberi LKS praktikum kemudian melakukan praktikum mengamati pH atau pOH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa atau dengan pengenceran.
j.
Siswa dalam kelompok bekerjasama untuk mengerjakan laporan hasil praktikum
k.
Siswa perwakilan dari kelompok dapat menyampaikan hasil praktikum kelompoknya secara komunikatif.
l.
Siswa bersama-sama menyimpulkan cara menentukan pH atau pOH larutan penyangga.
Pertemuan Ke 4 1.
Produk a.
Siswa menjelaskan fungsi larutan penyangga dan penerapan dalam konteks SETS dengan antusias.
2.
Proses a.
Siswa
memperhatikan
penjelasan
singkat
dari
guru
mengenai fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
158
b.
Dari penjelasan singkat, siswa diberi penugasan untuk mencari
penerapan
larutan
penyangga
dan
keterhubungkaitan konsep larutan penyangga (sains) dengan unsur SETS secara timbal balik c.
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum dimengerti.
d.
Siswa dalam kelompok bekerjasama mengumpulkan informasi atau menelusur pustaka mengenai konsep larutan penyangga (sains) dengan unsur SETS secara timbal balik.
e.
Siswa perwakilan dari kelompok dapat menyampaikan hasil secara komunikatif dari diskusi kelompoknya.
f.
Siswa
bersama-sama
menyimpulkan
fungsi
larutan
penyangga dan penerapan dalam konteks SETS dengan antusias. B. Afektif 1. Karakter Terlibat dalam proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa dan siswa dapat menunjukkan karakter kerjasama, teliti, mandiri, rasa ingin tahu, dan komunikatif. 2. Keterampilan sosial Terlibat dalam proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa dan siswa dapat menunjukkan perilaku keterampilan sosial memperhatikan penjelasan orang lain,bertanya, menjawab pertanyaan, menyumbangkan ide atau berpendapat, berdiskusi, menghargai pendapat teman dan berpartisipasi terhadap pembelajaran. C. Psikomotorik Siswa dapat mencari sumber bacaan dari jurnal ilmiah, majalah, artikel ilmiah yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. E. Materi Ajar
Pengertian dan komponen larutan penyangga
Sifat larutan penyangga
159
Membuat larutan penyangga
Menentukan pH larutan penyangga
Prinsip kerja larutan penyangga
Fungsi larutan penyangga
Larutan penyangga dalam konteks SETS
F. Model/Metode Pembelajaran Pendekatan
: Saintifik
Metode
: Diskusi, curah pendapat, praktikum
G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu 15 menit
Kegiatan Awal ( 15 Menit ) -
Siswa dengan penuh ketaqwaan berdoa dan memuji kebesaran Allah dengan keberadaannya ciptaannya tentang kelimpahan unsur disekitar kita
-
Guru mengabsen siswa untuk melatih kedisiplinan siswa
Apersepsi Guru memberi pertanyaan kepada siswa apakah kalian pernah melihat tetes mata, jika pernah tentu kalian Pendahuluan mengetahui bahwa tetes mata mengandung larutan penyangga,
lalu
mengapa
ditambahkan
larutan
penyangga? Apakah fungsi dari larutan penyangga? untuk melihat kegemaran membaca siswa Motivasi Guru memotivasi siswa dengan cara menyampaikan pertanyaan untuk memicu rasa ingin tahu siswa -
Mengapa
larutan
penyangga
dapat
mempertahankan pH ? Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (KD dan
160
indikator) untuk menarik rasa ingin tahu siswa Siswa menyimak penjelasan singkat dari guru berisi 60 menit pengertian larutan penyangga. (mengamati)
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum dimengerti. (menanya)
Siswa dalam kelompok diberi penugasan (soal) oleh guru untuk membedakan larutan penyangga dan bukan.
Siswa menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Seperti mencari informasi tentang pengertian,
komponen,
dan
sifat-sifat
larutan
penyangga dari membaca mini-chem book, dan membaca Inti
buku
pegangan.
(mengumpulkan
informasi)
Perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil dari diskusi kelompoknya. Kelompok lainnya lainnya dapat menanggapi hasil diskusi tersebut. (mengkomunikasikan)
Siswa berkelompok mengolah informasi yang didapat dari pembelajaran untuk ditarik kesimpulan supaya mendapatkan pengetahuan baru mengenai pengertian,
komponen,
dan
sifat-sifat
larutan
penyangga. (mengasosiasi/menalar)
Peserta
didik
bersama-sama
dengan
guru
menyimpulkan tentang pengertian, komponen, dan sifat-sifat larutan penyangga. (menyimpulkan) 1. Guru meminta siswa mengungkapkan hal-hal yang 15 menit Penutup
masih belum mereka pahami. 2. Guru meminta siswa mengumpulkan tugas kelompok pertemuan ini untuk dinilai.
161
3. Guru
memberikan
tugas
kepada
siswa
untuk
mengerjakan soal yang ada pada mini-chem book. 4. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi untuk pertemuan selanjutnya. Pertemuan 2 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Kegiatan Awal ( 15 Menit ) -
Alokasi Waktu 15 menit
Siswa dengan penuh ketaqwaan berdoa dan memuji kebesaran Allah dengan keberadaannya ciptaannya tentang kelimpahan unsur disekitar kita
-
Guru mengabsen siswa untuk melatih kedisiplinan siswa
Apersepsi Guru memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi Pendahuluan
sebelumnya mengenai pengertian, komponen, dan sifatsifat larutan penyangga untuk melihat kegemaran membaca siswa. Motivasi Guru memotivasi siswa dengan cara menyampaikan pertanyaan untuk memicu rasa ingin tahu siswa -
Bagaimana larutan penyangga dibuat?
-
Bagaimana cara menentukan pH nya?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (KD dan indikator) untuk menarik rasa ingin tahu siswa
Siswa menyimak penjelasan guru mengenai uraian 60 menit singkat pembuatan dan pH larutan penyangga.
Inti
(mengamati)
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum dimengerti. (menanya)
Siswa dalam kelompok diberi penugasan (soal) oleh
162
guru untuk menentukan pH atau pOH larutan penyangga. (menanya)
Siswa dalam kelompok berdiskusi mengerjakan soal pH atau pOH larutan penyangga yang diberikan dengan mempelajari mini-chem book, dan membaca buku pegangan. (mengumpulkan informasi)
Perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil dari diskusi kelompoknya. (mengkomunikasikan)
Siswa berkelompok mengolah informasi yang didapat dari pembelajaran untuk ditarik kesimpulan supaya mendapatkan pengetahuan baru mengenai cara pembuatan dan penentuan pH atau pOH larutan penyangga. (mengasosiasi/menalar)
Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan tentang cara pembuatan dan penentuan pH larutan penyangga. (menyimpulkan) 1.
Guru meminta siswa mengungkapkan hal-hal yang 15 menit masih belum mereka pahami.
2. Penutup
Guru
meminta
siswa
mengumpulkan
tugas
kelompok pertemuan ini untuk dinilai 3.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal yang ada pada mini-chem book.
4.
Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi untuk pertemuan selanjutnya. Pertemuan 3
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Kegiatan Awal ( 15 Menit )
Pendahuluan -
Siswa dengan penuh ketaqwaan berdoa dan memuji kebesaran Allah dengan keberadaannya
Alokasi Waktu 15 menit
163
ciptaannya tentang kelimpahan unsur disekitar kita
Guru mengabsen siswa untuk melatih kedisiplinan siswa
Apersepsi Guru memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi sebelumnya mengenai cara pembuatan dan penentuan larutan penyangga untuk melihat kegemaran membaca siswa. Motivasi Guru memotivasi siswa dengan cara menyampaikan pertanyaan untuk memicu rasa ingin tahu siswa -
Bagaimanakah
larutan
penyangga
dapat
mempertahankan pH? Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (KD dan indikator) untuk menarik perhatian siswa Siswa menyimak penjelasan guru mengenai uraian 60 menit singkat pH atau pOH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa atau dengan pengenceran. (mengamati) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum dimengerti. (menanya) Siswa diberi LKS praktikum kemudian melakukan Inti
praktikum
mengamati
pH
atau
pOH
larutan
penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa atau dengan pengenceran. (mengamati) Siswa dalam kelompok bersiskusi mengerjaka laporan hasil praktikum dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Seperti mini-chem book, buku pegangan, dll. (mengumpulkan informasi)
164
Perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil dari diskusi kelompoknya. Kelompok lainnya lainnya dapat menanggapi hasil diskusi tersebut. (mengkomunikasikan) Siswa berkelompok mengolah informasi untuk ditarik
kesimpulan
supaya
mendapatkan
pengetahuan baru mengenai pH atau pOH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa
atau
dengan
pengenceran.
(mengasosiasi/menalar) Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan tentang pH atau pOH larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa atau dengan pengenceran dari pengumpulan informasi dan praktikum. (menyimpulkan) 1.
Guru meminta siswa mengungkapkan hal-hal yang 15 menit masih belum mereka pahami.
2. Penutup
Guru
meminta
siswa
mengumpulkan
tugas
kelompok pertemuan ini untuk dinilai 3.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal yang ada pada mini-chem book.
4.
Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi untuk pertemuan selanjutnya. Pertemuan 4
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan Kegiatan Awal ( 15 Menit ) -
Pendahuluan
Siswa dengan penuh ketaqwaan berdoa dan memuji kebesaran Allah dengan keberadaannya ciptaannya tentang kelimpahan unsur disekitar kita
-
Guru mengabsen siswa untuk melatih kedisiplinan
Alokasi Waktu 15 menit
165
siswa Apersepsi Guru memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi sebelumnya mengenai pH larutan penyangga dengan penambahan asam kuat, basa kuat, dan pengenceran untuk melihat kegemaran membaca siswa. Motivasi Guru memotivasi siswa dengan cara menyampaikan pertanyaan untuk memicu rasa ingin tahu siswa -
Apakah
larutan
penyangga
diperlukan
pada
makhluk hidup? -
Apakah larutan penyangga juga diperlukan dalam kehidupan sehari-hari?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (KD dan indikator) untuk menarik perhatian siswa Siswa menyimak penjelasan guru mengenai uraian 60 menit singkat fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari. (mengamati) Siswa
diberi
penugasan
untuk
menjelaskan
penerapan larutan penyangga dan keterhubungkaitan konsep larutan penyangga (sains) dengan unsur Inti
SETS secara timbal balik. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum dimengerti. (menanya) Siswa dalam kelompok mengumpulkan informasi atau menelusur pustaka dari membaca mini-chem book, membaca buku pegangan, dll mengenai konsep larutan penyangga (sains) dengan unsur SETS
secara
timbal
balik.
(mengumpulkan
166
informasi) Perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil dari diskusi kelompoknya. Kelompok lainnya lainnya dapat menanggapi hasil diskusi tersebut. (mengkomunikasikan) Siswa berkelompok mengolah informasi untuk ditarik kesimpulan supaya mendapatkan pengetahuan baru mengenai tentang fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari serta dalam konteks SETS (mengasosiasi/menalar) Peserta
didik
bersama-sama
dengan
guru
menyimpulkan tentang fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari serta dalam konteks SETS. (menyimpulkan) 1.
Guru meminta siswa mengungkapkan hal-hal yang 15 menit masih belum mereka pahami.
2. Penutup
Guru
meminta
siswa
mengumpulkan
tugas
kelompok pertemuan ini untuk dinilai 3.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal yang ada pada mini-chem book.
4.
Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi untuk pertemuan selanjutnya.
H. Alat/Media/Sumber Belajar Sumber belajar: Mini-chem book, buku kimia yang relevan, LKS, internet Media
: File presentasi
167
I. Penilaian No 1.
2.
3.
Aspek yang dinilai Sikap a. Terlibat aktif dalam pembelajaran larutan penyangga. b. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok. c. Mandiri dalam proses pemecahan masalah Pengetahuan a. Menjelaskan kembali pengertian, komponen, dan sifat-sifat larutan penyangga secara tepat. b. Menentukan kembali cara pembuatan dan pH larutan penyangga secara tepat dan sistematis. c. Menentukan kembali pH larutan penyangga dengan penambahan asam kuat, basa kuat, dan pengenceran secara tepat dan sistematis. d. Menjelaskan kembali fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari serta dalam konteks SETS secara tepat dan kreatif. Keterampilan Terampil melakukan percobaan membedakan larutan penyangga dan menentukan pH larutan penyangga tang ditambah asam kuat, basa kuat, dan pengenceran.
Teknik Penilaian Pengamatan
Waktu Penilaian Selama pembelajaran dan saat diskusi
Tes tertulis, tes lisan, tugas individu serta tugas kelompok.
Menjawab tes tertulis, penyelesaian tugas individu dan kelompok
Pengamatan
Praktikum, penyelesaian tugas praktikum (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi
J. Instrumen Penilaian Hasil Belajar A. Pengertian, komponen, dan sifat-sifat larutan penyangga 1. Jelaskan pengertian larutan penyangga! 2. Berikut ini merupakan hasil percobaan dari beberapa larutan yang ditetesi dengan larutan asam dan basa:
168
Larutan
1.
2.
3.
4.
Perubahan pH pada penambahan Asam Basa 1 2 6 2 0,1 0,01 3 3 4 4 0 4 5 3,2 3,4 Larutan nomor berapakah yang merupakan larutan penyangga? Jelaskan! 3. Jelaskan sifat-sifat larutan penyangga! 4. Sebutkan komponen larutan penyangga dibawah ini! a. CH3COOH + CH3COOK b. NH4OH + NH4Br c. H3PO4 + KH2PO4 5. Sebutkan masing-masing 5 contoh lain dari larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa! Penilaian : Soal nomor 1 skor 20 poin Soal nomor 2 skor 20 poin Soal nomor 3 skor 20 poin Soal nomor 4 skor 20 poin Soal nomor 5 skor 20 poin Skor total = 100 Nilai = jumlah skor total Kunci Jawaban : Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pHnya. Larutan penyangga mengandung asam lemah dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan asam konjugasinya. Larutan yang merupakan larutan penyangga adalah nomor 5. Karena pH nys cenderung tetap. Yaitu jika di tetesi asam pH 3,2 dan jika di tetesi basa pH 3,4. (selisihnya tidak begitu siknifikan) Sifat dari larutan penyangga Larutan penyangga dapat mempertahankan pHnya walaupun adanya penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat dan pengenceran. Komponen larutan penyangga : a. CH3COOH + CH3COOK : CH3COOH (asam lemah) dan CH3COO- (basa konjugasi dari CH3COOK) b. NH4OH + NH4Br : + NH4OH (basa lemah) dan NH4 (asam konjugasi dari NH4Br ) c. H3PO4 + KH2PO4 : H3PO4 (asam lemah) dan H2PO4- (basa konjugasi dari KH2PO4)
169
5. Contoh larutan penyangga asam : HCOOH + HCOOK, HF + KF, HCN + NaCN, H2S+ Na2S, HNO3 + Ba(NO3)2 Contoh larutan penyangga basa : NH4OH + NH4Cl, NH3(aq) + NH4Br, Al(OH)3 + AlBr3, Fe(OH)3 + FeCl3, Fe(OH)2 + FeCl2. B. Cara membuat dan penentuan pH larutan penyangga 1. Suatu larutan penyangga di buat dengan mencampur 60 mL larutan NH3 0,1 M dengan 40 mL larutan NH4Cl 0,1 M. Berapa pH larutan penyangga yang diperoleh jika diketahui Kb NH3 = 1,8 x 10-5?. Jawab: Mol NH3 = 0,1 mmol mL-1 x 60 mL = 6 mmol Mol NH4Cl = NH4+ = 0,1 mmol.mL-1 x 40 mL = 4 mmol [OH − ] = K b [OH − ] = 1,8 x10
[molNH3(aq) ] [molNH4 + ] −5 [6mmol] [4mmol ]
= 2,7 x 10−5
pH = – log OH = -log 2,7 x 10-5 = 4,57 Karena yang ditanyakan pH, maka berlaku rumus pKw = pH + pOH 14 = 4,57 + pOH pOH = 14 – 4,57 = 9,43 jadi pH larutan buffer yang diperoleh 9,43 skor 25 2. Tentukan pH larutan yang dibuat dengan mencampurkan 10 mL CH3COOH 0,1 M dengan 10 mL NaCH3COO 0,1 M (Ka = CH3COOH = 1 X 10-5)! n CH3COOH = 10 ml x 0,1 M = 1 mmol n CH3COOH = 10 ml x 0,1 M = 1 mmol [molCH3 COOH] [H + ] = K a [molCH3 COO− ] [H + ] = 10−5
[1 mmol] [1 mmol ]
= 10−5 ; pH = 5
skor 25 3. Suatu campuran basa lemah MOH (pKb = 4,8) dan garam MCl, masing-masing 0,1 M memiliki pH 10,5. Perbandingan volume basa dan garam yang dicampurkan adalah ... pOH = 14 – pH = 14 – 10,5 = 3,5 𝐩𝐎𝐇 = 𝐩𝐊 𝐛 − 𝐥𝐨𝐠 𝟑, 𝟓 = 𝟒, 𝟖 − 𝐥𝐨𝐠
[𝐦𝐨𝐥 𝐛𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐞𝐦𝐚𝐡 𝐁𝐎𝐇]
[𝐦𝐨𝐥 𝐚𝐬𝐚𝐦 𝐤𝐨𝐧𝐣𝐮𝐠𝐚𝐬𝐢 𝐁+ ] [𝐦𝐨𝐥 𝐛𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐞𝐦𝐚𝐡 𝐁𝐎𝐇] [𝐦𝐨𝐥 𝐚𝐬𝐚𝐦 𝐤𝐨𝐧𝐣𝐮𝐠𝐚𝐬𝐢 𝐁+ ]
170
𝐥𝐨𝐠
[𝐦𝐨𝐥 𝐛𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐞𝐦𝐚𝐡 𝐁𝐎𝐇] [𝐦𝐨𝐥 𝐚𝐬𝐚𝐦 𝐤𝐨𝐧𝐣𝐮𝐠𝐚𝐬𝐢 𝐁+ ]
= 𝟒, 𝟖 − 3,5 = 1,3
[𝐦𝐨𝐥 𝐛𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐞𝐦𝐚𝐡 𝐁𝐎𝐇] = 𝟐𝟎 [𝐦𝐨𝐥 𝐚𝐬𝐚𝐦 𝐤𝐨𝐧𝐣𝐮𝐠𝐚𝐬𝐢 𝐁 + ] a. 20 : 1 b. 1 : 20 e. 13 : 10
c. 1 : 13 d. 13 : 1
skor 25 4. Untuk membuat larutan dengan pH=6 ke dalam 100 mL larutan asam asetat 0,1 M (Ka = 10-5) ditambahkan natrium asetat (Mr = 82) sebanyak … [molCH3 COOH] [H + ] = K a [molCH3 COO− ] [0,01 mol] [10−6 ] = 10−6 [molCH3 COO− ] [molCH3 COO− ] = 0,01 mol ; massa = n x Mr = 0,01 x 82 = 0,82 gram a. 0,41 gram c. 8,2 gram b. 0,82 gram d. 41 gram e. 82 gram C. Menentukan pH larutan penyangga dengan penambahan asam kuat, basa kuat, dan pengenceran 1. Suatu larutan penyangga mengandung 0,1 mol CH3COOH dan 0,1 mol CH3COONa. Ka = 1,8 x 10-5 mol/L. Jika ditambahkan 0,02 mol HCl, pH larutan tersebut adalah ….. a. 2,56 c. 4 b. 3,43 d. 4,56 e. 5,31 2. Suatu larutan penyangga mengandung 0.1 mol CH3COOH dan 0.2 mol NaCH3COO. Ka = 1,8 x 10-5 mol/L a. Tentukan pH larutan tersebut b. Berapakah pH larutan tersebut setelah ditambahkan 50 mL larutan HCl 0.1 M? c. Jika yang ditambahkan larutan NaOH 0.1 M sebanyak 50 mL, berapakah pH nya? Kunci jawaban : 1. H+ + CH3COO- → CH3COOH 0,02 mol 0,1 mol 0,1 mol Sebelum Reaksi Sesudah
0,02 mol -
0,02 mol 0,08 mol
0,02mol + 0,12 mol
171
[H + ] = K a
[𝐂𝐇𝟑𝐂𝐎𝐎𝐇] [𝐂𝐇𝟑𝐂𝐎𝐎 − ]
[H + ] = 1,8.10−5
[𝟎,𝟏𝟐 𝐦𝐨𝐥] [𝟎,𝟎𝟖 𝐦𝐨𝐥]
= 2,7.10−5 ; pH = 4,56 Skor 25
2. [H + ] = K a
[𝐂𝐇𝟑𝐂𝐎𝐎𝐇] [𝐂𝐇𝟑𝐂𝐎𝐎 − ]
a. [H + ] = 1,8.10−5
[𝟎,𝟏 𝐦𝐨𝐥] [𝟎,𝟐 𝐦𝐨𝐥]
= 0,9. 10−5 ; pH = 5,045
b. Sebelum
H+ + 0,005 mol
0,005 mol [𝐂𝐇𝟑𝐂𝐎𝐎𝐇] [H + ] = K a [𝐂𝐇𝟑𝐂𝐎𝐎 − ]
Reaksi Sesudah
[H + ] = 1,8.10−5
[𝟎,𝟏𝟎𝟓 𝐦𝐨𝐥] [𝟎,𝟏𝟗𝟓 𝐦𝐨𝐥]
CH3COO- → 0,2 mol
CH3COOH 0,1 mol
0,005 mol 0,195 mol
0,005mol + 0,105 mol
= 0,969.10−5 ; pH = 5,013
c. Sebelum
CH3COOH + 0,1 mol
0,005 mol 0,095 mol [𝐂𝐇𝟑𝐂𝐎𝐎𝐇] [H + ] = K a [𝐂𝐇𝟑𝐂𝐎𝐎 − ]
Reaksi Sesudah
[H + ] = 1,8.10−5
[𝟎,𝟎𝟗𝟓𝐦𝐨𝐥] [𝟎,𝟐𝟎𝟓 𝐦𝐨𝐥]
OH- → 0,005 mol
CH3COO 0,2 mol
+ H2 O -
0,005 mol -
0,005 mol + 0,205 mol
0,005 mol + 0,005 mol
= 0,83.10−5 ; pH = 5,08
skor 75 D. Fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari serta dalam konteks SETS 1. Pernyataan berikut yang merupakan fungsi larutan dapar dalam tubuh manusia adalah a. menjaga pH darah agar tidak banyak berubah b. menjaga pecahnya pembuluh darah c. menjaga kesetimbangan cairan yang ada di luar dan di dalam sel d. menjaga masuknya cairan ke dalam sel e. menjaga masuknya pelarut melalui selaput semipermiabel 2. Penyangga alami yang terdapat di dalam darah antaranya ….. a. sel darah merah c. Hemoglobin b. sel darah putih d. Trombosit e. fibrinogen
172
3. Berikut ini Peranan Larutan Penyangga Dalam Tubuh Makhluk Hidup, kecuali : a. Larutan Penyangga pada darah b. Larutan Penyangga Pada Sistem pernapasan c. Larutan penyangga pada hati d. Larutan Penyangga pada Ginjal e. Larutan Penyangga Pada Air Ludah 4. Ginjal mengatur konsentrasi H3O+ dalam darah agar tetap konstan, dengan jalan mengeluarkan kelebihan... a. asam laktat b. Asam piruvat c. mengeluarkan kelebihan asam melalui urine d. mengeluarkan kelebihan garam melalui urine e. mengeluarkan kelebihan basa melalui urine 5. pH darah manusia harus di atur karena akan berakibat fatal bagi manusia, berkisar antara : a. 7,0
7,8 c. 7,0>pH<7,8 d. 7,5
173
2. Di dalam rongga mulut terdapat larutan penyangga fosfat (H2PO42— HPO4-) sehingga enzim yang ada didalam rongga mulut dapat bekerja secara optimal dalam mencegah timbulnya bau mulut. 3. Jika kita minum jus jeruk limau dalam jumlah berlebihan, maka HCO3dalam darah akan menetralkan H+ yang berasal dari jus tersebut. 4. Pada saat berada dipegunungan dan tidak mendapatkan oksigen tambahan, maka darah akan menahan keluarnya ion bikarbonat, sehingga pH naik. a. 1 dan 2 b. 3 dan 4 c. 1,2,dan 3 d. 2,3,dan 4 e. Semua benar LEMBAR DISKUSI SISWA Larutan Penyangga
ASAM Asam Lemah + Basa Konjugasi
BASA Basa Lemah + Asam Konjugasi
SOAL 1. Lita membuat larutan penyangga yang mengandung 0,25 mol asam format (HCOOH) dan 0,1 mol natrium format ((HCOO)2Ca).Berapa pH larutan penyangga yang di buat oleh Lita? Ka asam format adalah 1,8 x 10-4 mol/L. HCOOH +(HCOO)2Ca → Jumlah mol basa konjugasi HCOO- dari garam (HCOO)2Ca (HCOO)2Ca 2HCOO+ Ca2+ Mula2 reaksi sisa [H + ] = K a pH =
[HCOOH] [HCOO− ]
174
2. Berapa konsentrasi natrium format (HCOONa) yang harus dilarutkan dengan asam format (HCOOH) 0,1 M agar pH larutan penyangga sama dengan 3,80. (Ka=1,8 x 10-4) pH = 3,8 => [H + ] = 1,58 x 10−4 [HCOOH] [H + ] = K a [HCOO− ] [HCOO− ] = 3. Ke dalam 100 mL larutan NH3 0,1 M ditambahkan 100 mL larutan (NH4)2SO4 0,1 M. Berapakah pH campuran itu?Kb = 1,8x10-5. NH4OH + (NH4)2SO4 Jumlah mol NH4+ dari garam (NH4)2SO4 (NH4)2SO4 → 2 NH4+ + SO42Mula2 reaksi sisa [OH − ] = pOH = 4. Berapakah massa garam ammonium klorida (NH4Cl) yang harus ditambahkan ke dalam 100 ml larutan NH4OH 0,01 M jika dihasilkan larutan dengan pH 8 pada suhu 25oC ? Anggap volume tidak berubah. Kb = 10-5 (Ar H=1,N=14,O=16,dan Cl=35,5) NH4OH + (NH4)2SO4 → [OH − ] =
[NH4Cl] = 𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 M= 𝑉 => n = 𝑀𝑟 => massa = 5. Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50 ml NH3 0,2 M dengan HCl 0,15 M. NH4OH + HCl → 2 Mula reaksi sisa
175
» pH larutan penyangga basa dapat dipertahankan pada kisarannya, bila terjadi penambahan basa kuat, asam kuat, dan pengenceran. Menentukan pH larutan penyangga jika ditambah sedikit asam kuat, basa kuat, dan pengenceran. 1. LARUTAN PENYANGGA ASAM (HA/A-) HA H+ + AAsam lemah basa konjugasi a. Penambahan asam kuat H+(aq) + A-(aq)
→ HA(aq)
H+ dari asam kuat A- dari garam Contoh : HCl + CH3COO- → CH3COOH + ClBisa ditulis H+ + CH3COO- → CH3COOH b. Penambahan basa kuat OH-(aq) + HA(aq) → A-(aq)
+
H2O(l)
OH- dari basa kuat asam lemah Contoh : NaOH + CH3COOH → CH3COONa + H2O Bisa ditulis OH- + CH3COOH → CH3COO- + H2O c. Pengenceran H2O terurai sedikit sekali menjadi H+ dan OH-. Kontribusi ion H+ dan OH- yang diberikan terlalu kecil sehingga dapat diabaikan H2O (l) → H+(aq) + OH-(aq) 10-7 M 10-7 M 2. LARUTAN PENYANGGA BASA (BOH/B+) BOH(aq) OH-(aq) + B+(aq) basa lemah asam konjugasi
176
a. Penambahan asam kuat H+(aq) + BOH(aq)
→
B+(aq)
+
H2O(l)
H+ dari asam kuat basa lemah Contoh : HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O Bisa ditulis H+ + NH4OH → NH4+ + H2O b. Penambahan basa kuat OH-(aq) + B+(aq) → BOHaq) OH- dari basa kuat B+ dari garam Contoh : NaOH + NH4+ → NH4OH + Na+ Bisa ditulis OH- + NH4+ → NH4OH c. Pengenceran H2O terurai sedikit sekali menjadi H+ dan OH-. Kontribusi ion H+ dan OH- yang diberikan terlalu kecil sehingga dapat diabaikan H2O (l) → H+(aq) + OH-(aq) 10-7 M 10-7 M SOAL 1. Ke dalam larutan penyangga yang dibuat dari 200 mL NH4OH 0,1 M dan 200 mL NH4Cl 0,1 M (Kb = 10-5) ditambahkan larutan HCl 0,02 M sebanyak 5 mL, maka pH akhir larutan penyangga tersebut adalah... nNH4 OH = mmol nNH4 Cl = mmol penambahan HCl, nHCl = mmol −5 Kb = 10 pH ? + H dari HCl bereaksi dengan NH4 OH H+ + NH4OH → Sebelum Reaksi Sesudah [OH − ] = pH = 2. Berapa pH akhir suatu larutan penyangga yang dibuat dari 40 mL NH4OH 0,5 M dan 50 mL larutan HCl 0,2 M (Kb NH4OH = 10-5) yang ke dalamnya ditambahkan 2 mL NaOH 0,002 M ?
177
n NH4OH = mmol n HCl = mmol n NaOH yang ditambahkan = NH4OH + HCl → Sebelum
mmol
Reaksi Sesudah OH- dari NaOH bereaksi dengan NH4Cl OH-
+
NH4+
Sebelum Reaksi Sesudah [OH − ] =
pH =
→
178
LEMBAR DISKUSI SISWA LARUTAN PENYANGGA DALAM MAKHLUK HIDUP Lengkapilah kolom dibawah ini ! LARUTAN PENYANGGA Dalam Darah Hemoglobin 1. CO2 dari tubuh membentuk H2CO3
DESKRIPSI Rumus kimia buffer : HHb+ / HbO2 Reaksi : ...
2. H2CO3 (aq) H+ (aq) + HCO3-(aq) 3. HbO2(aq) + H +(aq) HHb+(aq) +O2 (g)
Letak buffer dalam tubuh : ...
pH tubuh dapat dipertahankan Buffer fosfat mempertahankan pH darah sekitar 7,4
Rumus kimia buffer : ... Reaksi : penurunan pH HPO42-(aq) + H+(aq) H2PO4-(aq) Kenaikan pH H2PO4-(aq) + OH-(aq) HPO42-(aq) + H2O(l) Letak buffer dalam tubuh : ...
Buffer karbonat mengontrol pH darah sekitar 7,4
Rumus kimia buffer : ... Reaksi Penurunan pH: ... Kenaikan pH : ... Letak buffer dalam tubuh : dalam cairan luar sel/darah
Asidosis : penurunan pH darah Produksi ion HCO3- (bikarbonat) : ... Faktor penyebab asidosis : ..
179
Alkalosis : ... Produksi ion HCO3- (bikarbonat) : menurun Faktor penyebab alkalosis : ... Dalam Sistem Pernapasan NOTE = *) coret yang tidak perlu Erat kaitannya dengan buffer karbonat
Reaksi
H2CO3/ HCO3-
Penurunan pH (asidosis) : masuknya asam dalam tubuh HCO3-(aq) + H + (aq) H2CO3(aq) , dimana H2CO3 terurai menjadi : .................................................. (pernapasan meningkat/menurun* untuk mengeluarkan kelebihan CO2) Kenaikan pH (alkalosis) : masuknya basa dalam tubuh H2CO3(aq) + OH-(aq) HCO3-(aq) + H2O(l) Untuk mempertahankan perbandingan HCO3-/ H2CO3 tetap 20:1 maka sebagian CO2 yang terdapat dalam paru – paru akan larut ke dalam darah membentuk H2CO3
Dalam Urin Ginjal menolong untuk mengatur Reaksi konsentrasi H+ dalam darah agar tetap konstan, dengan jalan mengeluarkan Penurunan pH (asidosis) : kelebihan asam melalui urine, sehingga Kondisi asidosis mengakibatkan ginjal mengeluarkan urin pH urine dapat berada sekitar 4,8 – 7,0. dengan kandungan asam (rendah/tinggi*)
180
Kenaikan pH (alkalosis) : Kondisi alkalosis mengakibatkan urin mengandung (sedikit/banyak*) asam
Dalam Air Ludah Rumus kimia buffer : ...
Buffer ... mempertahankan pH pada mulut sekitar
Reaksi : ...
6,8.
Fungsi lain dalam mulut : menetralisir asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan
Larutan Penyangga Buatan Metode penanaman hidroponik
Uraian :
Larutan Penyangga dalam Industri penanganan limbah secara anaerob
Uraian :
Buffer dalam Kehidupan Sehari-hari 1.
Obat tetes mata
2.
........................
3. 4.
Gambar 1. pH tubuh pada kondisi tertentu
181
Lembar Kerja Siswa Materi Diskusi Kelompok 1. Ada beberapa penerapan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun beberapa contoh penerapan larutan penyangga tersebut meliputi: a. hidroponik b. obat tetes mata c. minuman berkarbonasi d. larutan desinfektan pada lensa kontak e. cairan infus Petunjuk: Dalam kegiatan diskusi terdapat 5 materi yang digunakan sebagai bahan diskusi. Bagilah materi kepada masing-masing kelompok untuk menganalisis contoh penerapan larutan penyangga dengan keterhubungkaitan unsur SETS. TEKNOLOGI
SAINS
MASYARAKAT
LINGKUNGAN
2. Carilah contoh-contoh penerapan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari (sumber:buku pelajaran kimia) kemudian analisis komponen-komponen dalam larutan penyangga sehingga berfungsi dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan sehari-hari.
182
LKS LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) 1 Tujuan : Mempelajari sifat larutan penyangga dan bukan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran. Teori : Sebagian besar proses metabolisme pada makhluk hidup berlangsung pada pH konstan. Enzim bekerja baik pada pada pH tertentu. Bakteri berkembang biak pada pH tertentu. Harga pH darah relatif konstan, yaitu 7,4. Untuk menjaga pH larutan agar tidak mengalami perubahan yang mencolok, digunakan zat-zat yang bersifat penyangga. Larutan penyangga adalah larutan yang mengandung asam lemah dengan garamnya, atau basa lemah dengan garamnya.
Alat dan Bahan : Tabung reaksi
larutan NaCl 0,1 M
Lar.CH3COONa 0,1M
Pipet tetes 4
larutan HCl 0,1 M
larutan NH3 0,1 M
Gelas ukur 10 ml (1)
larutan NaOH 0,1 M
larutan NH4Cl 0,1 M
Indikator universal
larutan CH3COOH 0,1 M
akuades
Gelas kimia 100 ml (1) Prosedur. a. 1. Masukkan 5 ml H2O ke dalam tabung reaksi. Berilah 1 lembar indicator universal. Catat harga pH nya. Bagilah larutan menjadi 2 lalu masukkan ke dalam tabung reaksi. 2. Ke dalam tabung reaksi I, tambahakan 2 tetes NaOH 0,1 M. Catat harga pH nya. 3. Ke dalam tabung reaksi II, tambahkan 2 tetes HCl 0,1 M. Catat harga pH nya. b. 1. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml CH3COOH 0,1 M + 2 ml CH3COONa 0,1 M 2. Hitung pH nya, kemudian larutan dibagi menjadi 2 buah tabung reaksi
183
3. Ke dalam tabung reaksi I, tambahkan 2 tetes NaOH 0,1 M, hitung harga pH nya 4. Ke dalam tabung reaksi II, tambahkan 2 tetes HCL 0,1 M, hitung harga pH nya c. 1. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml NH4OH 0,1 M + 2 ml NH4Cl 0,1 M 2. Hitung pH nya, kemudian larutan dibagi menjadi 2 buah tabung reaksi 3. Ke dalam tabung reaksi I, tambahkan 2 tetes NaOH 0,1 M, hitung harga pH nya 4. Ke dalam tabung reaksi II, tambahkan 2 tetes HCL 0,1 M, hitung harga pH nya Pengamatan a. pH Mula-mula Campuran
H2O .......... -
+NaOH ...........
pH Mula-mula Campuran
CH3COOH+CH3COONa .......... -
pH Mula-mula Campuran
NH4OH+NH4Cl .......... -
+HCl ..........
b. +NaOH ...........
+HCl ..........
c. +NaOH ...........
+HCl ..........
Pertanyaan. 1. Larutan NH4OH + NH4Cl disebut larutan buffer……. 2. Larutan CH3COOH + CH3COONa disebut larutan buffer ……. 3. Berikan kesimpulan dari percobaan di atas.
184
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 2 LARUTAN PENYANGGA DENGAN PENAMBAHAN ASAM KUAT, BASA KUAT, DAN PENGENCERAN A. Judul Percobaan
: Identifikasi Buffer Phospat pada Minuman
Bersoda B. Tujuan Percobaan
:
Membuktikan bahwa ion phospat pada minuman bersoda berfungsi sebagai buffer. C. Dasar Teori
:
Larutan penyangga atau dapar atau buffer adalah suatu larutan yang mampu mempertahankan pH-nya ketika ditambah sedikit asam, basa maupun pengenceran. Larutan penyangga merupakan campuran asam lemah dengan garamnya (basa konjugasi-nya) atau campuran antara basa lemah dengan garamnya (asam konjugasinya). Contoh larutan penyangga antara lain:
CH3COOH + CH3COONa
(buffer asam)
NH4OH + NH4Cl
(buffer basa)
Dalam minuman bersoda terdapat buffer, yaitu ion phospat yang mempertahankan pH minuman tersebut, sehingga minuman dapat tahan lebih lama dalam penyimpanan.
D. Prinsip Percobaan
:
Jika dalam minuman bersoda ditambah sedikit asam, atau sedikit basa, atau pengenceran sampai 10 kali ternyata tetap memberikan pH dengan pergeseran yang kurang dari 0,5, maka berarti dalam minuman bersoda terbukti mengandung buffer phospat yang berfungsi mempertahankan pH minuman tersebut.
185
E. Alat dan Bahan 1. Alat
:
: beaker glass, labu ukur, gelas ukur, pH meter, pipet tetes, kaca
arloji. 2. Bahan : minuman bersoda, larutan HCl 0,1 M, larutan NaOH 0,1 M, larutan NH4OH 0,1 M, larutan CH3COOH 0,1 M, Akuades F. Cara Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan; 2. Menuangkan minuman bersoda ke dalam gelas kimia sebanyak 25 mL; 3. Mengukur pH minuman bersoda setelah tidak berbusa lagi; 4. Menambahkan 0,5 mL HCl 0,1 M ke dalam minuman bersoda tersebut; 5. Mengamati perubahan pH yang terjadi dengan pH meter; 6. Dengan cara yang sama, menambahkan 1 mL HCl 0,1 M dan mengukur pH-nya. 7. Mengulangi langkah 2 – 6, tetapi larutan HCl diganti dengan larutan NaOH 0,1 M, CH3COOH 0,1 M, dan NH4OH 0,1 M; 8. Mengencerkan minuman bersoda 2, 4, 6, 8, dan 10 kali, dan setiap hasil pengen-ceran diukur pH-nya dengan menggunakan pH meter G. Data Hasil Percobaan
:
Perlakuan
Fanta
Mula-mula HCl 0,1 M CH3COOH 0,1 M Penambahan NaOH 0,1 M NH4OH 0,1 M
Pengenceran
2 kali 4 kali 6 kali 8 kali 10 kali
0,5 mL 1,0 mL 0,5 mL 1,0 mL 0,5 mL 1,0 mL 0,5 mL 1,0 mL
pH Coca Cola
Sprite
186 Lembar Penilaian: PSIKOMOTOR RUBRIK / PANDUAN PENILAIAN DAN GRADASI TINGKAT KETERCAPAIAN PSIKOMOTOR Aspek yang Diamati A. Menyiapkan alat dan bahan Skor 4 : Sebelum praktikum alat dan bahan sudah dipersiapkan dengan lengkap. Skor 3 : Sebelum praktikum alat dan bahan sudah dipersiapkan tetapi belum lengkap. Skor 2 : Baru menyiapkan alat dan bahan ketika praktikum dimulai. Skor 1 : Tidak menyiapkan alat dan bahan sama sekali.
B. Keterampilan Menggunakan Alat Skor 4 : Dapat menggunakan alat dengan hati-hati sesuai dengan aturannya dengan tepat. Skor 3 : Dapat menggunakan alat dengan tepat tetapi kurang hati-hati. Skor 2 : Tidak dapat menggunakan alat dengan tepat tetapi mau mencoba. Skor 1 : Tidak menggunakan alat karena takut salah.
C. Melaksanakan percobaan / penguasaan prosedur kerja Skor 4 : Penguasaan prosedur kerja baik, tanpa melihat prosedur kerja di buku. Skor 3 : Penguasaan prosedur kerja cukup, jarang melihat prosedur kerja di buku. Skor 2 : Penguasaan prosedur kerja kurang, sering melihat prosedur kerja di buku. Skor 1 : Penguasaan prosedur kerja sangat kurang, selalu melihat prosedur kerja di buku.
D. Kerjasama Kelompok Skor 4 : Semua anggota kelompok dapat bekerjasama dengan kompak. Skor 3 : Semua anggota kelompok dapat bekerjasama tetapi kurang kompak. Skor 2 : Hanya beberapa atau sebagian anggota kelompok yang bekerja. Skor 1 : Tidak ada anggota kelompok yang bekerja, semuanya menggantungkan kelompok lain.
E. Kebersihan Skor 4 : Jika tempat praktikum dan alat yang digunakan sebelum dan sesudah praktikum dalam keadaan bersih. Skor 3 : Jika tempat praktikum dan alat yang digunakan sebelum praktikum dalam keadaan kotor akan tetapi setelah praktikum dalam keadaan bersih.
187 Skor 2 : Jika tempat praktikum dan alat yang digunakan sebelum praktikum dalam keadaan bersih akan tetapi setelah praktikum dalam keadaan kotor. Skor 1 : Jika tempat praktikum dan alat yang digunakan sebelum dan sesudah praktikum dalam keadaan kotor.
F. Hasil Praktikum Skor 4 : Semua hasil praktikum benar sesuai teori. Skor 3 : Sebagian besar hasil praktikum benar sesuai dengan teori dan hanya sebagian kecil yang tidak sesuai. Skor 2 : Semua hasil praktikum tidak benar, banyak kesalahan. Skor 1 : Semua hasil praktikum tidak sesuai dengan teori, dikarenakan kesalahan praktikan dalam melakukan percobaan / tidak sesuai dengan prosedur kerja.
G. Kemampuan Deskripsi Hasil Skor 4 : Jika tepat dalam menyimpulkan hasil praktikum dan menghubungkannya dengan teori yang mendasari. Skor 3 : Jika tepat dalam menyimpulkan hasil praktikum akan tetapi tidak dapat menghubungkan dengan teori yang mendasari. Skor 2 : Jika tidak dapat menyimpulkan hasil praktikum akan tetapi tahu teori yang mendasari kegiatan praktikum tersebut. Skor 1 : Jika tidak dapat menyimpulkan hasil praktikum dan juga tidak tahu teori yang mendasari kegiatan praktikum tersebut.
188 LEMBAR PENGAMATAN PSIKOMOTORIK
Nama Siswa
Aspek yang Diamati A 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9
3
B 2
1
4
3
C 2
1
4
3
D 2
1
4
3
E 2
1
4
3
F 2
1
4
3
Total
No
G 2
1
4
3
2
1
skor
Petunjuk : Berilah tanda (√) terhadap aspek yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran pada kolom yang disediakan
189
Lembar Pengamatan : KARAKTER Tabel : Rubrik Penilaian NO
ASPEK
SKOR
A
Kerjasama
4
1
Memunculkan ide untuk kelompok, mendengarkan pendapat sesama teman, menghargai saran teman. Memunculkan ide untuk kelompok, mendengarkan pendapat sesama teman, kurang menghargai saran teman. Memunculkan ide untuk kelompok, kurang mendengarkan pendapat sesama teman, kurang menghargai saran teman. Memunculkan ide untuk kelompok tidak mendengarkan pendapat sesama teman, tidak menghargai saran teman. Teliti dalam melaksanakan tugas, tertib dalam mengerjakan tugas, menaati prosedur tugas yang diberikan, mematuhi waktu belajar yang telah ditentukan. Teliti dalam melaksanakan tugas, tertib dalam mengerjakan tugas, menaati prosedur tugas yang diberikan. Teliti dalam melaksanakan tugas, tertib dalam mengerjakan tugas. Teliti dalam melaksanakan tugas.
4
Selalu mandiri dalam mengerjakan tugas mandiri dari guru.
3
Kadang-kadang meminta bantuan teman apabila kesulitan dalam mengerjakan tugas mandiri dari guru. Sering minta bantuan teman mengerjakan tugas mandiri dari guru. Selalu minta bantuan teman dalam mengerjakan tugas mandiri dari guru.
3 2 1 B
Teliti
4
3 2
C
Mandiri
2 1 D
Rasa ingin tahu
4
Selalu bertanya apabila tidak mengerti materi yang diajarkan, selalu mencari buku referensi untuk menambah pengetahuan.
3
Selalu bertanya apabila tidak mengerti materi yang diajarkan, kadang-kadang mencari buku referensi. Kadang-kadang bertanya apabila tidak mengerti materi yang diajarkan, tidak pernah mencari buku referensi. Tidak pernah bertanya apabila tidak mengerti materi yang diajarkan, tidak pernah mencari buku referensi. Bahasa yang digunakan lugas dan dapat dipahami guru dan temannya. Bahasa yang digunakan kurang dipahami oleh temannya.
2 1 E
Komunika tif
KETERANGAN
4 3 2 1
Bahasa yang digunakan kurang dipahami guru dan temannya. Tidak mampu berkomunikasi dengan baik (tidak bisa memahami yang disampaikan guru dan temannya serta tidak berani mengemukakan pendapat.
Dilakukan pada saat
DISKUSI KELOMPOK PRAKTIKUM
MENGERJAKAN TUGAS MANDIRI MAUPUN KELOMPOK
MENGERJAKAN TUGAS MANDIRI DARI GURU
PROSES PEMBELAJARAN BERLANGSUNG
190
Tabel : Pengamatan Perilaku Berkarakter
No
Nama Siswa
Aspek yang Diamati A 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3
B 2
1
4
3
Total
C 2
1
4
3
D 2
1
4
3
skor
E 2
1
4
3
2
1
191
Lampiran 18 HASIL VALIDASI MINI-CHEM BOOK
1.
Aspek Kelayakan Isi Tabel 4.6 Hasil Validasi Substansi Aspek Kelayakan isi mini-chem book
Penilaian
Validator 1 2 3 4 Rata-rata
Skor penilaian aspek kelayakan isi
Skor maksimal
Jumlah indikator
Skor
Kriteria Perangkat
46 51 56 53 52
56 56 56 56 56
14 14 14 14 14
3 4 4 4 4
Baik/layak Sangat baik/layak Sangat baik/layak Sangat baik/layak Sangat baik/layak
𝐾𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 = 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 = 2.
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 51,5 56
x 100%
x 100% = 92 %
Aspek Kebahasaan Tabel 4.6 Hasil Validasi Substansi Aspek Kebahasaan mini-chem book
Penilaian
Validator 1 2 3 4 Rata-rata
Skor penilaian aspek kebahasaan
Skor maksimal
Jumlah indikator
Skor
Kriteria Perangkat
45 44 52 52
52 52 52 52
13 13 13 13
4 4 4 4
Sangat baik/layak Sangat baik/layak Sangat baik/layak Sangat baik/layak
48
52
13
4
Sangat baik/layak
𝐾𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 = 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 =
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 48,25 52
x 100%
x 100% = 93 %
192
3.
Aspek Penyajian Tabel 4.6 Hasil Validasi Substansi Aspek Kebahasaan mini-chem book
Penilaian
Validator 1 2 3 4 Rata-rata
Skor penilaian aspek penyajian
Skor maksimal
Jumlah indikator
Skor
Kriteria Perangkat
36 38 39 40 38
40 40 40 40 40
10 10 10 10 10
4 4 4 4 4
Sangat baik/layak Sangat baik/layak Sangat baik/layak Sangat baik/layak Sangat baik/layak
𝐾𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 = 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 =
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 38,25 40
x 100%
x 100% = 96 %
193
Lampiran 19 DOKUMENTASI
Gambar 1. Pengisian angket pada uji coba kelas kecil Gambar 2. Pretest pada kelas XI IPA 2
Gambar 3. Proses pembelajaran kelas XI IPA 3
Gambar 5. Praktikum kelas XI IPA 3
Gambar 4. Diskusi kelompok kelas XI IPA 3
Gambar 6. Praktikum kelas XI IPA 2
194